HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG

Download Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV SD...

0 downloads 391 Views 223KB Size
JLJ 6 (2) (2017)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA Krisda Rofa Sadani , Jaino Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2017 Disetujui Mei 2017 Dipublikasikan Juni 2017 Keywords: parenting style; parent’s education level; student’s learning outcomes. ______________

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Gugus Erlangga. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasi ganda dengan banyaknya sampel adalah 123 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskritif dan inferensial. Dari pengolahan data diperoleh hasil: (1) terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan hasil belajar siswa (rx1y sebesar 0,695 > rtabel 5% sebesar 0,176); (2) terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dan hasil belajar siswa (rx2y sebesar 0,867 > rtabel 5% sebesar 0,176); (3) terdapat hubungan tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,877, koefisien determinansi (R)2 sebesar 0,765 dan Fhitung sebesar 199,487 (Fhitung sebesar 199,487 > Ftabel 5% sebesar 3,09). Bagi orang tua siswa, meskipun tingkat pendidikannya rendah, hendaknya tetap dapat memperhatikan kebutuhan anak, sehingga anak dapat semangat dalam mencapai keberhasilan belajar.

Abstract This research aimed to determine the correlation between parent’s education level and parenting style with the students’ learning outcomes of the 4th graders of Gugus Erlangga State Elementary School of Jepara. In this research, the researcher used the quantitative research. The research design used in this study was double correlation design with a sample of 123 students. The data collection techniques used in this research were questionnaires and documentation. The data analysis used in this research was descriptive and inferential analysis. From the results obtained: (1) there was a significant correlation between parent’s education level and the student’s learning outcomes (rx1y = 0,695 > rt 5% = 0,176); (2) there was a significant correlation between parenting style and the student’s learning outcomes (rx2y = 0,867 > rt 5% = 0,176); (3) there was a significant correlation between parent’s education level and parenting style with the student’s learning outcomes with the coefficient of correlation (R) = 0,877, the coefficient of determination (R)2 = 0,765 and the Fcount = 199,487 (Fcount = 199,487 > Ft 5% = 3,09). For the parents of the students with low level education, they are expected to pay attention to the educational needs of their children, so that their children are getting motivated to gain their learning success.

© 2017 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6366

Alamat korespondensi: Jl. Beringin Raya no. 15 Wonosari Kampus Ngaliyan Email: [email protected]

2

Krisda Rofa Sadani, dkk., Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh

PENDAHULUAN Menurut Wasliman (dalam Ahmad, 2015: 12), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi kecer-dasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal yaitu ke-luarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Fuad (2011: 17), keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga per-tama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidiknya, dan anak sebagai terdidiknya. Dalam hal ini, ayah dan ibu memiliki kedudukan yang sama dalam keluarga yaitu sebagai orang tua. Tingkat pendidikan orang tua akan menentukan cara orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendi-dikan. Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan yang telah ditempuh, baik formal maupun nonformal. Sikap yang terbentuk pada masingmasing individu untuk setiap jenjang pendidikan formal akan berbeda-beda antara lulusan sekolah dasar, lulusan sekolah menengah pertama, lulusan sekolah menengah atas, dan lulusan perguruan tinggi. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Zahara (dalam Herlina, 2014), yang menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan seorang anak terutama yang menyangkut pencapaian prestasi belajar yang baik di-pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bagaimana cara orang tua mengarahkan cara belajar anaknya. Hal inilah yang menjadi latar belakang tingkat pendidikan orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi orang tua dalam mendidik, membimbing, dan mengarahkan anaknya. Dalam mendidik anak, setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Menurut Djamarah (2014: 51), pola asuh orang tua dalam keluarga berarti kebiasaan orang tua, ayah dan atau ibu dalam memimpin, mengasuh, dan membimbing anak dalam keluarga. Pola asuh orang tua sangat berpengaruh ter-hadap sikap dan perilaku anak. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin banyak pendidikan yang telah dia lalui, dan akan semakin banyak ilmu yang dia miliki sebagai bekal untuk menjalankan setiap aktivitasnya. Begitu juga semakin tinggi tingkat pendidikan ayah dan ibu,

akan semakin dapat menciptakan anak yang memiliki pribadi yang terbina dan terdidik, termasuk di dalamnya adalah anak yang dapat mendapatkan hasil belajar yang baik di sekolah. Sehingga perbedaan tingkat pendidikan yang dimiliki dan pola asuh yang diberikan oleh masing-masing orang tua siswa berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar siswa. Pola asuh orang tua juga akan mempengaruhi hasil belajar anak. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah merupakan salah satu objek kajian yang selalu menarik untuk diteliti. Begitu juga kemungkinan yang mempengaruhi hasil belajar siswa di SDN Gugus Erlangga Pecangaan Jepara. Berdasar beberapa akar permasalahan teridentifikasi sebagai berikut: perbedaan hasil belajar siswa adalah pengaruh dari berbagai faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu faktor keluarga dalam hal ini adalah orang tua yang berperan penting dalam mendidik anaknya. Berdasarkan hasil observasi awal, orang tua dari siswa SD Negeri Gugus Erlangga terutama siswa kelas IV memiliki latar belakang tingkat pendidikan orang tua yang berbeda-beda, serta ada kemungkinan pola asuh masing-masing orang tua berbeda antara satu orang tua dengan orang tua lainnya. Sehingga hasil belajar siswa satu dengan lainnya berbeda. Permasalahan tersebut di atas adalah permasalahan umum yang terdapat pada dunia pendidikan, khususnya di SDN Gugus Erlangga Pecangaan Jepara. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berasumsi bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang memperkuat peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa tersebut di antaranya adalah penelitian yang dilakukan Dasmo, dkk. (2012), yang menunjukkan bahwa ter-dapat pengaruh yang signifikan antara jenjang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar IPA siswa (0,047 < 0,05); terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar IPA siswa (0,010 < 0,05); tidak terdapat pengaruh interaksi tingkat pen-didikan dan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar IPA siswa (0,438 > 0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Lilis Maghfiroh (2014), menunjukkan bahwa antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar mempunyai hubungan yang sangat kuat, dengan arah korelasi positif. Kemudian, penelitian lain

Joyful Learning Journal 6 (2) 2017

yang dilakukan oleh Rana Muhammad Asad khan (2015), menunjukkan bahwa hasil penelitian terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan prestasi akademik siswa. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mencari tahu hubungan antara tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan pe-nelitian korelasional dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus Erlangga Pecangaan Jepara.” METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain pe-nelitian korelasi. “Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu” (Suharsimi Arikunto, 2010: 313). Alasan menggunakan desain penelitian korelasi dalam penelitian ini adalah sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui hubungan antar variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian korelasi pada penelitian ini termasuk penelitian korelasi ganda (multiple correlation). Menurut Sugiyono (2010: 231), penelitian korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersamasama atau lebih dengan satu variabel dependen. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN Gugus Erlangga Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Gugus Erlangga Kecamatan Pecangaan Kabu-paten Jepara sebanyak 157 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 123 siswa yang diambil menggunakan teknik proportional sampling, yaitu dalam menentukan anggota sampel peneliti mengambil wakil-wakil dari tiaptiap kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam masing-masing kelompok tersebut (Arikunto, 2010: 98). Adapun sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Nomogram Harry King. Besarnya sampel yang dikehendaki memiliki taraf kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%. Pada

3

penelitian ini terdapat tiga variabel. Dua variabel bebas yaitu tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua, dan satu variabel terikat yaitu hasil belajar siswa. Dalam mengumpulkan data yang diteliti, peneliti menggunakan metode angket/kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Uji coba instrumen penelitian dilakukan di luar populasi yaitu di SD Negeri 06 Pecangaan sebanyak 30 responden untuk menjaga kerahasiaan instrumen. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstruk dan vailiditas isi. Pengujian validitas konstruk dengan meminta pendapat para ahli untuk memberi keputusan apakah instrumen tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Uji validitas isi dilakukan menggunakan rumus korelasi dari Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment. Teknik analisis data yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Peneliti menggunakan menu descriptive statistics dan bivariate correlation pada SPSS versi 16.0untuk melakukan analisis data. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010: 29). Satatistik inferensial yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi di mana sampel diambil.Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif berupa penghitungan mean, median, modus, standar deviasi dan persentase. Selain itu, data yang diperoleh juga disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Teknik analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini melalui perhitungan mean, median, modus, dan standar deviasi dengan bantuan SPSS versi 16.0.

4

Krisda Rofa Sadani, dkk., Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh

pendidikan terbaik bagi anaknya. Sejalan dengan pendapat Ertugrul (2013), yang menyatakan Ringkasan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan orang tua berpengaruh pada gambar berikut: positif terhadap harga diri remaja. Hal ini tentu HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Ringkasan Hasil Penelitian Keterangan: X1 = Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua X2 = Variabel Pola Asuh Orang Tua Y = Variabel Hasil Belajar Siswa = Hubungan secara individual Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa = Hubungan secara individual Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa = Hubungan secara bersama-sama Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Tingkat pendidikan orang tua adalah suatu tatanan, jenjang pendidikan, yang diselesaikan oleh orang tua semasa menempuh bangku pendidikan. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 8, jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dengan demikian, jenjang pendidikan adalah kepemilikan ijazah/sertifikat pendidikan formal yang dimiliki sese-orang sebagai indikator dalam mengikuti satuan pendidikan yang diselenggarakan. Dari hasil pendidikan yang telah ditempuh tersebut, seseorang akan me-miliki kemampuan yang tidak sama dengan kemampuan orang lain. Kemampuan yang dimiliki masingmasing orang tersebut akan menjadi pedoman untuk bertindak dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan berusaha memberikan

juga berlaku dalam menunjang keberhasilan belajar anaknya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi sederhana, diperoleh koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,695 dan rtabel dengan N = 123 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,176. Hal ini menunjukkan bahwa rhitung positif dan lebih besar dari rtabel (0,695 > 0,176). Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa mempunyai hubungan positif dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika semakin tinggi Tingkat Pendidikan Orang Tua, maka Hasil Belajar Siswa akan semakin tinggi pula. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Reskia, dkk. (2014) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa, dengan nilai rhitung ≥ rtabel (0,627 ≥ 0,404). Juga penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurlailia yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap ratarata prestasi belajar siswa. Sementara itu, terlihat juga dari hasil observasi peneliti, anak yang mendapatkan nilai tinggi juga sangat antusias di kelas, aktif saat diminta berpartisipasi dalam membantu penelitian, dan tidak sungkan bertanya apabila ada hal yang tidak dimengerti. Dengan demikian, selain tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa, juga berpengaruh pada sikap dan keterampilan siswa.

Joyful Learning Journal 6 (2) 2017

Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu (Djamarah, 2014: 51). Pola pe-rilaku yang diterapkan tersebut berupa serangkaian bentuk atau tata cara yang dilakukan oleh orang tua dalam menjaga, merawat, dan mendidik anak yang bersifat tetap yang diwujudkan dalam bentuk interaksi antara orang tua dan anak-anaknya. Tata cara dalam menerapkan pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anaknya secara garis besar terbagi atas tiga tipe yaitu tipe otoriter, demokratis, dan permisif. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugihartono (2007: 31), bahwa terdapat tiga macam pola asuh orang tua, yaitu otoriter, permisif, dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan. Orang tua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekang keinginan anak. Hal ini dapat menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup. Oleh karena anak sering mendapat hukuman, anak menjadi tidak disiplin dan nakal. Pola asuh permisif merupakan bentuk pengasuhan di mana orang tua memberi kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak di-kontrol oleh orang tua. Sedangkan, pola asuh autoritatif/demokratis bercirikan adanya kewajiban orang tua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin. Sementara itu, keberhasilan belajar anak tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor yang datang dari dalam maupun luar diri anak. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi hasil belajar tersebut adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anaknya. Berdasarkan hasil penelitian me-nunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi sederhana, yaitu diperoleh koefisien korelasi (rx2y) sebesar 0,867 dan rtabel dengan N = 123 pada taraf signifikan 5% sebesar 0,176. Hal ini menunjukkan bahwa rhitung positif dan lebih besar dari rtabel (0,867 > 0,176). Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa va-

5

riabel Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa mempunyai hubungan positif dan signifikan. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pramawaty (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan konsep diri anak usia sekolah (10-12 tahun). Penelitian yang dilakukan oleh Teviana (2012) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kreativitas anak dengan pola asuh orang tua. Kemudian penelitian yang dilakukan Benard Litali (2013), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua dengan aktivitas anak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin baik pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak, maka semakin baik pula hasil belajar yang diperoleh anak. Dari hasil penelitian, juga me-nunjukkan bahwa dari 123 responden, lebih dari setengah orang tua yaitu 74 orang tua menerapkan pola asuh demo-kratis (60,2%). Dari 74 orang tua tersebut, diketahui 38 anaknya memperoleh hasil belajar dengan kategori sangat tinggi (30,9%), dan 36 anak memperoleh hasil belajar dengan kategori tinggi (29,3%). Dapat disimpulkan bahwa orang tua paling banyak menerapkan pola asuh demokratis, dan hasil belajar anak dengan kategori sangat tinggi dan tinggi kebanyakan diperoleh oleh anak dengan orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis. Hal ini didukung oleh penelitian Dasmo (2012: 137), yang me-nyatakan bahwa pola asuh demokratis memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kedua jenis pola asuh otoriter dan permisif. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa. Dalam pengamatan peneliti, anak-anak dengan hasil belajar tinggi juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan di kelas. Ter-bukti dengan siswa-siswi menyambut dengan keramahtamahan, menunjukkan semangat dan berpartisipasi aktif saat melakukan kegiatan di kelas. Hal ini menunjukkan juga bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua tidak hanya berpengaruh pada hasil belajar kognitif siswa, melainkan juga berpengaruh pada sikap dan keterampilan siswa. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Menurut Herlina (2014: 363), orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi

6

Krisda Rofa Sadani, dkk., Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh

memungkinkan untuk lebih percaya diri pada kemampuan mereka dalam menerapkan pola asuh mereka untuk membantu anak-anak mereka belajar. Dengan kemampuan tersebut, maka akan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan akademis anak, dalam hal ini yaitu hasil belajar anak yang tinggi. Latar belakang tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pola asuh orang tua tersebut terhadap anaknya. Dengan kata lain, pola asuh orang tua yang berpendidikan rendah berbeda dengan pola asuh orang tua yang berpendidikan tinggi. Ada orang tua yang menerapkan pola asuh yang keras, kasar, dan tidak ber-perasaan. Namun ada pula yang memakai pola lemah lembut dan kasih sayang. Bermacammacam pola asuh yang diterapkan oleh orang tua ini sangat bergantung pada bentuk-bentuk perilaku anak. Dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh orang tua, orang tua dapat menerapkan pola asuh yang tepat dan ideal bagi anaknya. Orang tua yang salah menerapkan pola asuh kepada anaknya akan berakibat buruk pada keberhasilan belajar anak tersebut. Menurut Hermawan (2013), jika orang tua menerapkan pola asuh secara efektif, anak akan tumbuh dengan baik dan mengalami perubahan yang positif pada diri mereka. Tentu saja dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuh orang tua, diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang bijaksana atau menerapkan pola asuh yang setidak-tidaknya tidak membawa ketidakberhasilan anak dalam belajarnya. Berdasarkan hasil analisis dari pengujian hipotesis yang ketiga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa (RY1,2) sebesar 0,877 dan diperoleh Fhitung sebesar 199,487 sedangkan Ftabel pada taraf signifikan 5% sebesar 3,09. Hal ini menunjukkan harga RY1,2 bernilai positif dan Fhitung lebih besar dari pada Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa memang terdapat hubungan positif dan signifikan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1) dan Pola Asuh Orang Tua (X2) secara bersama-sama dengan Hasil Belajar Siswa (Y). Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Tingkat Pendidikan Orang Tua, maka semakin tinggi pula Hasil Belajar Siswa. Begitu pula dengan Pola Asuh Orang Tua, bahwa semakin baik Pola Asuh Orang Tua maka semakin baik pula Hasil Belajar yang diperoleh siswa.

Selain itu dari analisis juga di-peroleh nilai R Square 0,765 yang berarti bahwa 76,5% Hasil Belajar Siswa berhubungan dengan Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua, sedangkan 23,5% berhubungan dengan faktor lain seperti keadaan lingkungan, teman sebaya, suasana belajar, fasilitas belajar, kondisi fisik, kesehatan, dan lain sebagainya yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat pendidikan orang tua yang berbeda-beda, akan mempengaruhi kegiatan orang tua dalam melaksanakan pengasuhan kepada anak-anaknya. Masing-masing orang tua tentu saja memiliki pola asuh tersendiri dalam mengarahkan kegiatan belajar anaknya. Dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuh orang tua, dapat menjadi barometer terhadap kemampuan berpikir maupun kemampuan bertindak orang tua selaku orang yang memberikan pengasuhan kepada anaknya. Bagi orang tua yang tingkat pendidikannya rendah, dalam memberikan pengasuhan pada anaknya ada yang hanya sekadarnya saja, menurut pengetahuan yang dimiliki tanpa memikirkan kebutuhan anak lebih lanjut. Adapun bagi mereka yang berpendidikan lebih tinggi, dalam memberikan pengasuhan pada anaknya sedikit banyak berbeda dengan motivasi yang diberikan oleh orang tua yang berpendidikan rendah. Mereka tidak hanya memberikan pengetahuan secara sederhana tetapi juga memberikan perhatian penuh segala bentuk kebutuhan anak secara khusus sampai pada fasilitas yang dibutuhkan anaknya. Hal ini disebabkan kesadaran mereka bahwa untuk menunjang keberhasilan belajar anaknya secara maksimal, tidak cukup hanya dengan memberikan pengasuhan dengan memenuhi salah satu kebutuhannya saja. Tetapi perlu juga bimbingan dan pengasuhan yang lain. Dengan demikian, perbedaan antara orang tua yang tingkat pendidikannya rendah dan pendidikannya tinggi, baik dalam hal pengetahuan pengasuhan maupun langsung pemberian proses pengasuhan dapat mempengaruhi hasil pengasuhan, meskipun dalam hal ini tidak luput dari faktor lain. Orang tua yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggilah yang lebih dapat memberikan pengasuhan lebih baik secara penguasaan teori dan prakteknya dalam pengasuhan, sehingga mereka diharapkan menjadi anak yang dapat bersosialisasi dengan baik di rumah maupun di lingkungannya di masa

Joyful Learning Journal 6 (2) 2017

yang akan datang dan untuk keberhasilan belajarnya. Setelah memahami betapa pen-tingnya peran orang tua dalam usaha pemberian pengasuhan dalam upaya keberhasilan belajar anak secara maksimal, diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin luas dalam memberikan motivasi dan stimulus, bim-bingan, perhatian, dan pembinaannya, bila dibandingkan dengan orang tua yang berpen-didikan rendah. SIMPULAN Tingkat pendidikan orang tua siswa kelas IV di SDN Gugus Erlangga memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Ditunjukkan dengan koefisien korelasi rx1y sebesar 0,695 (rx1y sebesar 0,695 > rtabel 5% sebesar 0,176). Terdapat juga hubungan positif dan signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Gugus Erlangga Kecamatan Pecangaan. Ditunjukkan dengan koefisien korelasi rx2y sebesar 0,867 (rx2y sebesar 0,867 > rtabel 5% sebesar 0,176). Serta tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua memiliki hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa. Ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,877, koefisien determinansi (R)2 sebesar 0,765 dan Fhitung sebesar 199,487 (Fhitung sebesar 199,487 > Ftabel 5% sebesar 3,09). SARAN Meskipun orang tua berpendidikan rendah, hendaknya memberikan pola asuh yang baik pada anak, membimbing, mendidik, memberikan komunikasi yang baik, memotivasi dan memberi semangat agar anak selalu belajar, memberi kebebasan kepada anak yang bertanggung jawab, serta memberikan arahan tentang pendi-dikan kepada anaknya. Dengan adanya pola asuh orang tua yang demikian ke-pada anak, maka dapat menumbuhkan anak yang mempunyai hasil belajar baik dan juga berpendidikan. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan, Bapak Jaino dan Ibu Sutji Wardhayani, dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, SDN Gugus Erlangga di Kecamatan Pecangaan, serta semua pihak yang

7

telah memberikan dukungan baik dalam bentuk moral, material, maupun spiritual. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Ashiono, Benard Litali, dkk. 2013. Therole of parenting styles in enhancing or hindering children’s performance in preschool activities. Jurnal of Education and Practice. Volume 4 (2013): 22. Dasmo, dkk. 2012. Pengaruh tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar IPA. Jurnal Formatif. Volume 2 (2012): 2. Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola asuh orang tua dan komunikasi dalam keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Ihsan, Fuad. 2011. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Khan, Rana Muhammad Asad, dkk. 2015. The influence of parents educational level on secondary school students academic achievements in district rajanpur. Journal of Education and Practice. Volume 6 (2015): 16. Nurlailia, Siti dan Joko Widodo. 2014. Pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua terhadap rata-rata prestasi belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Banyuwangi Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Volume 8 (April 2014): 2. Maghfiroh, Lilis. 2014. Hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan. Volume 02 (Juni 2014): 18. Pramawaty, Nisha dan Elis Hartati. 2012. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Anak Usia Sekolah (10-12 Tahun). Jurnal Nursing Studies. Volume 1 (2012): 1. Reskia, Sri, Herlina, dkk. 2014. Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa di SDN Inpres 1 Birobuli. Elementary School of Education E-Journal. Volume 2 (Juni 2014): 2. Sahin, Ertugrul, dkk. 2013. Parental education level positively affects self-esteem of Turkish adolescents.Jurnal of Education and Practice. Volume 4 (2013): 20. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2015. Teori belajar & pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Susanto, Akif Hermawan Eko, dkk. 2013. Hubungan antara pola asuh orangbtua dengan motivasi berprestasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sangkapura Gresik. Jurnal Pendidikan

8

Krisda Rofa Sadani, dkk., Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh

Olahraga dan Kesehatan. Volume 01 (2013): 02. Teviana, Fenia dan Maria Anita Yusiana. 2012. Pola asuh orang tua terhadap tingkat kreativitas anak. Jurnal STIKES. Volume 5 (Juli 2012): 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Sisdiknas.