IMPLEMENTASI STRUKTUR DATA DICTIONARY UNTUK SISTEM

Download Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya ... monitoring perangkat IoT yang dikembangkan dari penguku...

0 downloads 669 Views 615KB Size
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3466-3473

e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Struktur Data Dictionary Untuk Sistem Monitoring Perangkat Internet Of Things Galeh Prehandayana1, Widhi Yahya2, Heru Nurwarsito3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Kemajuan internet saat ini telah berkembang secara pesat. Salah satu teknologi yang berkembang yakni Internet of things (IoT). IoT mempunyai potensi guna melakukan transmisi data dari jaringan tanpa perlu memprioritaskan langsung dari manusia ke manusia maupun manusia ke komputer. Dengan ukuran dan jumlah yang meningkat pada lingkungan IoT serta pemanfaatan IoT yang juga semakin kompleks memunculkan terjadinya gangguan pada kondisi jaringan serta perangkatnya. Untuk mengatasi gangguan tersebut, diperlukan manajemen perangkat yang dapat mengamati dan menjaga ketersediaan kondisi jaringan yaitu dengan membuat suatu sistem monitoring perangkat IoT yang bertujuan untuk mengetahui ketika terjadi gangguan pada perangkat. Untuk mendukung pembuatan sistem, perangkat yang dipakai yaitu mikrokomputer dengan Raspberry Pi. Sistem monitoring perangkat IoT bekerja di layer transport memakai protokol UDP. Struktur data yang digunakan berupa dictionary. Sistem monitoring perangkat IoT dapat dikembangkan dengan cara modifikasi pada Management Information Base (MIB) dalam SNMP dengan kategori OID (Object Identifier) supaya informasi serta pengelolahan data lebih terstruktur dan penambahan pada tampilan serta fungsi website yang disesuaikan untuk menampilkan data hasil monitoring perangkat IoT dengan informasi yang sesuai. Hasil kinerja sistem monitoring perangkat IoT yang dikembangkan dari pengukuran packet data dalam satu transaksi yaitu sebesar 402 bytes, memiliki selisih perbandingan nilai yang kecil dengan sistem monitoring penelitian sebelumnya yaitu 326 bytes karena dari sistem yang dikembangkan menggunakan struktur data dictionary dengan fitur key dan value yang lebih mampu memilih data berdasarkan kategori OID. Sistem monitoring perangkat IoT yang di kembangkan jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan protokol SNMP yang melampaui besar yaitu 3916 bytes. Kata kunci: MIB, monitoring, internet of things, struktur data

Abstract Development of internet has been increased in recent years. One of the well developed internet technology is called Internet of things (IoT). IoT is able to transmit data through the network without direct interaction of person-to person or person-to-computer. The increase in size and amount of IoT environments complemented with the complex usage oftenly cause disturbances on networks and devices. Well developed device management is required to observe and availability of networks to prevent disturbances. Microcomputers with Raspberry Pi is required to develop the system. The device monitoring system of IoT works on transport layer using UDP protocol, the system will take only the required data for effective computing. Data structure will be designed with Dictionary Data Structure system, the monitoring system of IoT then developed by modifying the Management Information Base (MIB). The development of agent and manager will be adjusted according to MIB on SNMP with OID categories to create a well structured information and data to create an accurate interface for device monitoring. The result of IoT device monitoring is processed from data package on one transmission with the size of 402 bytes, slighty different with previous research which is 326 bytes, the result is caused by the usage of dictionary data structure which key and value can choose data based on OID category. The IoT device monitoring system is more effective than 3916 bytes SNMP protocol. Keywords: MIB, monitoring, internet of things, data structure

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

3466

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

1. PENDAHULUAN Kemajuan internet saat ini telah berkembang secara pesat. Salah satu teknologi yang berkembang yakni Internet of things (IoT). Majunya internet berperan besar dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mendistribusikan data menjadi sebuah informasi dan pengetahuan (Evans, 2011). IoT mempunyai potensi guna melakukan transmisi data dari jaringan tanpa perlu memprioritaskan langsung dari manusia ke manusia maupun manusia ke komputer (Rose, 2015). Dengan ukuran dan jumlah yang meningkat pada lingkungan IoT serta pemanfaatan IoT yang juga semakin kompleks memunculkan terjadinya gangguan pada kondisi jaringan serta perangkatnya (Kusuma, 2015). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan manajemen perangkat yang dapat mengamati dan menjaga ketersediaan kondisi jaringan yaitu dengan membuat suatu sistem monitoring perangkat IoT yang bertujuan untuk mengetahui ketika terjadi gangguan pada perangkat. SNMP (Simple Network Management Protocol) ialah protokol yang berkemampuan dengan mengelola serta memonitor kondisi sistem jaringan komputer dengan protokol TCP/IP. Secara keseluruhan komponen pada SNMP digunakan untuk pemantauan dari sistem jaringan komputer. Dengan menggunakan SNMP dapat melakukan proses monitoring dengan mudah dan bisa untuk mengamati perangkat yang terhubung di jaringan (Pradikta, 2013). Dalam penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengembangan Sistem Monitoring Aktivitas Jaringan Pada Mikrokomputer Raspberry Pi” menjelaskan mengenai tata cara untuk memantau kondisi jaringan dengan protokol UDP. Hal ini membuat pengiriman data pada perangkat IoT tidak terbebani. Struktur data yang dipakai berupa list dan pengambilan datanya berdasarkan index list tersebut. Perangkat IoT yang dipakai dalam menunjang sistem monitoring yaitu Raspberry Pi (Frondy, 2017). Berdasarkan penelitian sebelumnya, diharapkan dapat menambahkan kekurangan seperti struktur data yang masih menggunakan list karena dengan menggunakan struktur data list proses pengambilan data mengikuti deklarasi pada index. Dengan begitu, data akan terambil semua maka dilakukan pengembangan sistem Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

3467

monitoring perangkat IoT. Untuk mendukung pembuatan sistem, perangkat yang dipakai yaitu mikrokomputer dengan Raspberry Pi sebab kemampuan Raspberry Pi bisa diandalkan dalam berintegrasi untuk berbagai macam sensor dan perangkat tambahan lain (Zhao, 2015). Sistem monitoring perangkat IoT bekerja di layer transport memakai protokol UDP. Struktur data yang digunakan berupa dictionary. Sistem monitoring perangkat IoT dapat dikembangkan dengan cara modifikasi pada Management Information Base (MIB) dalam SNMP dengan kategori OID (Object Identifier) supaya informasi serta pengelolaan data lebih terstruktur dan penambahan pada tampilan serta fungsi website yang disesuaikan untuk menampilkan data hasil monitoring perangkat IoT dengan informasi yang sesuai. 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN Dalam proses pengembangan untuk sistem monitoring untuk perangkat IoT dikaitkan dengan referensi yang ada, hal ini sebagai acuan awal penyelesaian perancangan serta implementasinya, penelitian ini mengambil acuan awal dari teori seperti monitoring perangkat IoT, RaspberryPi,SNMP,OID, JSON, Psutil, Flask dan Twisted. 2.1 Monitoring Perangkat IoT Monitoring perangkat IoT merupakan sistem yang digunakan untuk memantau, mengontrol dan mengolah kondisi jaringan atau perangkat IoTnya dalam sistem. Dalam proses pengelolahan monitoring ini mempunyai konsep dasar yaitu manager dan agent, manager berjalan untuk memonitor sedangkan agent berjalan untuk diamati (Prasetyo, 2013). 2.2 OID (Object Identifier) OID (Object Identifier) adalah sebutan untuk mengenal numerik yang mengidentifikasikan setiap nilai dalam SNMP. Bentuk masing-masing OID ditentukan oleh nilai identifier elemen induk dan kemudian nilai ini dilengkapi dengan bilangan titik dan arus yang sudah diurutkan. OID, Object Identifier dibuat oleh MIB, Object of Interest dan Instance. Setiap identifier unik untuk perangkat ini disimpan di MIB (Management Information Base) yang berisi nama. Ada 2 jenis OID's: Skalar adalah objek tunggal Instance - misalnya, nama vendor Perangkat hanya ada satu nama vendor tunggal, jadi ini akan menjadi skalar

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

OID. Yang kedua Tabular memiliki banyak hasil untuk OID - misalnya, nilai dari resource dan network. Semua MIB diberi posisi yang sudah disesuaikan di mana masing-masing cabang dan objek didefinisikan(Cisco Systems, 2017). 2.3 Raspberry Pi Raspberry Pi tybe B merupakan sebutan untuk CPU kecil yang dibuat oleh The Raspberry Pi Foundation. Diharapkan utamanya adalah mendorong pendidikan sains komputer agar komputer kecil dan terjangkau ini akan menjadi alat yang memungkinkannya. Papan sirkuit cetak (PCB) menyimpan konektor input dan output serta perangkat keras komputer itu sendiri(Zhao et al., 2015).

3468

2.6 Json JavaScript ObjectkNotation (JSON) ialah bentuk pertukaran data berbasis teks dengan sistem yang mudah diproses. JSON mendefinisikan seperangkat aturan pemformatan untuk representasi portabel terstruktur data. Saat bertukar data antara browser dan server, data hanya bisa berupa teks. JSON adalah teks, dapat mengubah objek JavaScript menjadi JSON dan mengirim JSON ke server. Mengonversi JSON yang diterima dari server menjadi objek JavaScript. Dengan cara ini data sebagai objek JavaScript, tanpa parsing dan terjemahan yang tidak rumit. JSON (JavaScript ObjectkNotation) adalah bentuk data yang interchange ringkas dalam mesin sebagai proses mengurai dan menghasilkan data (Json, 2017).

2.4 SQLite SQLite adalah library dalam proses yang mengimplementasikan database SQL. Source code untuk SQLite ada di domain publik dan gratis untuk tujuan pribadi dan komersial. SQLite telah mengikat pada bahasa pemrograman sebagai berikut C ++, C, java, Delphi, BASIC, C # serta Python sehingga lebih mudah diakses. Kemampuan untuk aplikasi HTML dengan ukurannya yang kecil dan mudah digunakan. SQLite adalah mesin database SQL dan tidak memiliki proses server terpisah seperti kebanyakan SQL lainnya database. SQLite memproses dengan read and write langsung ke file disknya. Format file databases adalah crossplatform (Bhosale et al., 2015). 2.5 Psutil Psutil singkatan dari python system and process utilities merupakan library lintas platform untuk mengambil data dalam menjalankan serta pemanfaatan sistem (CPU, memori, disk, jaringan, sensor) dengan Python. Hal ini sangat bermanfaat untuk pemantauan terkait monitoring, keterbatasan sumber daya dalam memproses dan pengelolaan sistem yang berjalan. Psutil mengimplementasikan beraneka ragam fungsi yang ditawarkan oleh perintah seperti: iostat, lsof, top, netstat, who, ifconfig, kill, free, df, ionice, nice, ps, , pidof tty, uptime taskset, iotop dan pmap. Untuk itulah hal ini dapat diterapkan pada sistem monitoring perangkat IoT yang membutuhkan data yang ingin diamati secara lebih cepat(python, 2017).

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

2.7 Twisted Twisted merupakan framework dengan kemampuan dukungan berbasisi event-based programming. Event-based programming ialah bahasa programan dengan berjalan di tempat event pada trigger melalui efent lain selaku bersama-sama. Proses ini menghasilkan program yang berjalan dengan enteng. Pada prosesnya disini bertugas untuk memberi kepastian dengan tempat event berjalan akan mempunyai nilai kembalian. Disini twisted mendukung banyak protokol transport dan layer aplikasi umum, termasuk SSL / TLS, UDP, SSH, IRC, FTP, TCP, IMAP, dan HTTP. Twisted hadir dengan implementasi klient dan serverr untuk semua protokol, serta utilitas yang memudahkan untuk mengkonfigurasi dan menyebarkan Aplikasi kelas produksi Twisted dari command line (Paykin et al., 2016). 2.8 Flask Flask merupakan microweb framework dengan bahasa pemrograman Python. Aplikasi yang menggunakan Flask framework halaman web yang tidak menggunkan tools detail lain. beberapa ekstensi berupa penambahkan fitur pada aplikasi yang diimplementasikan dengan Flask terkaitan. Flask diterapkan karena dapat berjalan pada program yang berkapasitas energi kecil serta dengan memory yang rendah. Walaupun flask framework ringan akan tetapi fungsinya masih bisa berjalan sesuai yang dibutuhkan. Flask juga dapat berintegrasi dengan SQLALchemy, hal ini akan membuat sistem yang ada berjalan dengan optimal bersamaan dengan database(Flask, 2017).

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

3. Perancangan

3469

Dari gambar 2 dapat dijelaskan pengambilan data di ambil dari kategori OID, data dari agent sturtuk datanya merupakan dictionary saat akan melakukan pertukaran data di ubah melalui JSON dengan pengiriman memanfaatakan protokol UDP. Saat data masuk pada manager disini langsung diterima lalu dari JSON akan kembali di ubah menjadi struktur data dictionary dan pada program data akan melakukan penyimpanan data.

Gambar 1. Perancangan Sistem

Gambar 1 ada beberapa komponenkomponen yang terkait antara lain Agent, Manager, Database dan Web. Perangkat Manager terdiri dari database, aplikasi web dan script manager. Perangkat ini memilki fungsi untuk memerintah agent dalam pengambilan data monitoring. Perangkat agent terdiri dari script agent dan MIB yang akan diambil pada proses monitoring. Setelah itu, Agent mengirimkan data kepada Manager untuk diproses dan disimpan kedalam database. Kemudian data tersebut nantinya akan ditampilkan untuk memunculkan informasi melalui apilkasi web. Sistem monitoring perangkat IoT ini tujuan akhirnya yaitu untuk dapat digunakan mengumpulkan berbagai data dan dilakukan analisis. Sistem Monitoring untuk Perangkat IoT ini akan melihat kondisi berat pada arus lalu lintas network yang terkait. Sistem harus mampu menampilkan halaman web dengan flask/HTML dalam kategori OID dengan monitoring yang dibuat dengan waktu yang di inginkan.

Gambar 3. Alur pengiriman dan penerimaan data Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 2. Alur proses monitoring

Dari gambar 3 dapat dijelaskan proses monitoring data dan peran masing-masing komponen. Komponen yang terlibat pada diagram adalah pengguna, aplikasi web, database, manager dan agent. Pertama-tama pengguna melakukan proses set perintah monitoring melalui aplikasi web, setelah itu aplikasi web melakukan proses input perintah monitoring pada database. Kemudian manager mengambil data perintah monitoring dari database. Proses berikutnya adalah manager mengirim perintah monitoring yang sudah ada dalam format JSON ke agent. Agent yang menerima perintah monitoring akan mengambil resource sesuai perintah dan mengirim data yang dibutuhkan waktu dan interval yang sudah ditentukan. Setelah itu manager menerima data hasil monitoring dan menyimpan ke dalam database. Pengguna dapat melihat hasil monitoring melalui aplikasi web. Aplikasi web mengambil data hasil monitoring dari database dan akan ditampilkan dalam bentuk grafik. OID, Object Identifier adalah angka yang dibuat oleh MIB, Object of Interest dan Instance. Setiap identifier unik untuk perangkat, dan saat ditanya akan memberikan informasi tentang permintaan OID yang telah diminta.MIB adalah kumpulan pertanyaan yang bisa diajukan oleh Manager kepada agent tersebut. Agent mengumpulkan data ini secara lokal dan menyimpannya, seperti yang didefinisikan di

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

dalam MIB. Jadi, Manager harus menyadari pertanyaan standar dan pribadi ini untuk setiap jenis agen. Agent, seperti dijelaskan di atas, memelihara database parameter, pengaturan, dan lainnya yang terorganisir. Agen dari perangkat yang diberikan, yang kemudian membagikan informasi terorganisir dari database yang dibuatnya dengan manager, yang selanjutnya menerjemahkannya menjadi laporan, grafik dan lainnya. Hal ini dapat di liat dari gambar 4 di bawah ini.

3470

framework melalui Twisted. Manager sudah berkembang mempunyai peran-peran yang telah didesain pada peranan perancangan manager. Mekanisme transfer data arahan manager dikirim dalam intruksi monitoring atas indikator yang konfigurasi oleh pengguna yang sudah tersimpan pada database. 3) Implementasi Database Melalui penerapan pada pemograman penyimpanan database, peneliti berfokus dengan memakai SQLite sebab dengan keunggulanya yang tidak memiliki titik beban berat dengan perangkat yang terkait serta sangat tepat kegunaannya dalam keterbatasan sumberdaya. 4) Implementasi Aplikasi Web Melalui penerapan pada aplikasi website, berfokus dengan pemakaian framework website yaitu adalah flask dan html sebagai medi untuk tampilan dari sistem monitoring perangkat iot.

Gambar 4. Proses OID

4. Implementasi Implementasi guna menyusun sistem pada monitoring perangkat IoT mencakup implementasi dari database, manager, agent, dan aplikasi web. 1) Implementasi Agent Program agent menerapkan kode-kode dengan Python serta mengaplikasikan framework Twisted. Agent yang sudah berkembang mempunyai peran-peran yang telah didesain pada peranan perancangan agent. Saat pengambilan data oleh agent, peneliti guna pengambilan data diperlukan untuk jalannya monitoring.

Gambar 5. Tampilan halaman Utama

Dari gambar 5 dijelaskan merupakan halaman utama, pada halaman ini mempunyai fungsi tertentu dengan penjabaran sebagai berikut fungsi untuk list device, host, status, monitor, monitoring phase dan hapus device yang tidak ingin diamati.

Tabel 1. Komponen resource pada library psutil

Type Data Resource

Nama Komponen di library psutil

CPU Usage

psutil.cpupercent

Memory Used

psutil.virtualmemory().used

Memory Available

psutil.virtualmemory().available

Swap

psutil.virtuallmemory().free

2) Implementasi Manager Program manager menerapkan kode-kode dengan Python serta mengaplikasikan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 6. halaman add monitoring

Pada gambar 6 dijelaskan dengan halaman ini berguna untuk melakukan eksekusi monitoring di sistem monitoring IoT ialah fungsi menambahkan masukan monitoring perangkat diamati. Pada halaman ini terdiri dari beberapa isian form yaitu host address, monitoring category, monitoring interval, dan durasi dari waktu serta tanggal pengiriman data yang

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

sedang dalam proses monitoring. Setelah pengguna memilih button submit maka parameter perintah yang sudah diset oleh pengguna akan disimpan di dalam database. Perintah tersebut kemudian nanti akan diambil oleh manager untuk dikirimkan ke agent.

3471

pengiriman data hasil monitoring dari agent ke manager, lalu melakukan capture pada besar packet data dan dibandingkan dengan sistem penelitian sebelumnya, protocol SNMP dan sistem monitoring perangkat IoT yang dikembangkan.

Gambar 8. Grafik Perbandingan besar packet data

Gambar 7. Hasil Monitoring

Pada gambar 7 menampilkan halaman yang menampilkan hasil monitoring yang tersimpan dalam database resource. Pengguna bisa melakukan filter berdasarkan host address dan kategori OID data monitoring yang ada. Data yang ada ditampilkan dalam bentuk grafik. 5. Pengujian dan Analisis Pengujian ini digunakan untuk melakukan pengukuran dari kinerja dari sistem yang dibuat dengan melakukan seperti pengujian besar packet data, pengujian performansi sistem dan pengujian fungsionalitas aplikasi website. 5.1 Pengujian dan Analis besar packet data Pengujian ini dibuat sebagai sarana agar dapat diketahui besaran packet data dengan proses sekali transaksi, dengan begitu akan dilakukan perbandingan pada proses sekali traksaksi dari penelitian sebelumnya, penelitian sistem yang dikembangkan serta pada protokol SNMP. Proses transaksi sekali data adalah dari tiga macam keadaan, keadaan 1 ialah dengan melihat besaran packet saat device melakukan proses hubungan ke manager, keadaan 2 ialah dengan melihat besaran packet data saat manager mengutus untuk melakukan monitor terhadap agent lalu pada keadaan 3 ialah melihat besaran packet pengiriman perolehan data monitor agent. Hasil uji diterapkan dengan memanfaatkan wireshark dengan melakukan capture dari proses yang ada. Hasil pengujian dilakukan dengan cara melakukan proses menghubungkan agent pada manager, setelah itu proses perintah monitoring dari manager ke agent dan proses berikutnya adalah proses Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Pada gambar 8 dapat dijelaskan dengan sistem monitoring perangkat IoT disini selaku berkembang total packet yang ada dalam satu transaksi lebih besar karena penggunakan struktur data yang lebih kompleks tetapi pada proses 1 yaitu Perangkat Agent melakukan hubungan ke Manager menghasilkan packet yang lebih kecil dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, Sedangkan protcol SNMP terlihat total packet yang ada dalam satu transaksi lebih besar lagi dibanding dengan penelitian sebelumnya dan Sistem monitoring perangkat IoT yang dikembangkan. 5.2 Pengujian dan Analisis Performansi Sistem Pengujian performansi dilakukan melalui program Agent dan program Manager yang berjalan, data yang dihimpun berupa kategori OID pada MIB dari perangkat yang diamati sebagai sarana agar dapat menangkap kondisi bersaran resource saat terpakainya manager yang sedang menanggapi jumlah request agent yang meningkat. Uji ini dibuat melalui penerapan keragaman dari jumlah request agent yang diterima manager dari agent yang telah menghubungkan. Keragaman jumlah request agent melalui nilai agentnya sebagai berikut 20 agent kemudian meningkat menjadi 40 agent, 80 agent, 160 agent, 320 agent, 640 agent, 1280 agent dan 2560 agent. Pertambahan jumlah permintaan agent secara eksponensial agar terlihat pada grafik dengan jelas perbedaannya. Melalui proses uji transmisi data diketahui dari kebanyakan packet yang terkirim dari pengujian ini. Mengacu pada pengujian yang telah di lakukan disini sistem monitoring perangkat IoT berhasil mengumpulkan informasi yang diingikan melalui program agent dan program

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

manager yang dijalankan, dengan data yang terkumpul berbentuk kategori OID pada MIB dari perangkat yang diamati, hal ini di jelaskan pada tabel 2 ini.

host yang dimonitor 6

Pengujian penyimpan an perintah monitoring

Tekan button submit

Sistem melakukan simpan perintah ke database dan data masuk

7

Pengujian penyaringa n berdasarka n host terpilih

Memilih host pada host address dan tekan button penyaring an

Sistem menampilkan grafik melalui host yang terpilih

8

Pengujian filter berdasarka n kategori OID yang dimonitori ng

Memilih OID pada monitorin g category

Sistem menampilkan grafik berdasarkan kategori OID

Tabel 2. hasil Preformansi sistem

5.3 Pengujian fungsionalitas aplikasi web Melalui hasil pengujian fungsionalitas dengan aplikasi website, pada perfitur yang telah dibuat mempuyai keluaran yang nantinya dapat dinilai valid, sesuia dengan masukan yang di lakukan dari fungsi perfitur yang ada. Tabel 3. hasil pengujian aplikasi web

N o

Deskripsi

Masukan

Keluaran

1

Pengujian menampilk an list device

Tabel host pada database

Sistem menampilkan list device

2

Pengujian menampilk an status device

Tabel host pada database

Sistem menampilkan status device (up atau down)

3

Pengujian hapus device

Tekan button delete host

Sistem menghapus host dari data yang ada

4

Pengujian pilih device

Tekan button monitor

Sistem menampilkan halaman add monitoring dengan yang host dipilih

5

Pengujian memilih stop/start device

Tekan button stop/start

Sistem memberhenti kan atau menjalankan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

3472

Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sistem monitoring perangkat IoT berjalan sesuai rancangan struktur data dictionary yang terkirim melalui proses pertukaran data dengan JSON, dengan masuknya data pada manager bentuk JSON yang dikirim tadi dilakukan filter yang masuk ke dictionary lalu akan tersimpan pada database. Data yang disimpan ada di database bisa diakses untuk ditampilkan menjadi informasi dengan grafik serta terbaca dengan mudah oleh pengguna. 6.Kesimpulan Rancangan struktur data dalam bentuk dictionary dengan format Json. Proses pengiriman dan penerimaan mampu berjalan sesuai dengan yang disimpan dalam database untuk diakses untuk ditampilkan hasil monitoring serta penyesuaian MIB dengan kategori OID dari perangkat yang diamati mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan dari hasil pengujian kinerja sistem monitoring perangkat IoT yang dikembangkan dari pengukuran packet data dalam satu transaksi yaitu sebesar 402 bytes, berselisih kecil dengan sistem monitoring penelitian sebelumnya yaitu 326 bytes karena dari sistem yang dikembangkan menggunakan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

struktur data dictionary dengan fitur key dan valuenya yang lebih mampu memilih data berdasarkan katergori OID. Sistem monitoring perangkat IoT yang di kembangkan jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan protokol SNMP yang melampaui besar yaitu 3916 bytes.

3473 Jaringan dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol. Jurnal Teknik ITS, 2(1), A154--A159. Retrieved from http://www.ejurnal.its.ac.id/index.php/tek nik/article/view/2265

Prasetyo, I. (2013). Pengenalan Monitoring Jaringan Komputer, 0–3. DAFTAR PUSTAKA Bhosale, S. T., Patil, T., & Patil, P. (2015). SQLite : Light Database System. Shivaji University, Kolhapur, India, 4(4), 882– 885. Case, J. D., Fedor, M., Schoffstall, M. L., & Davin, C. (2012). Simple Network Management Protocol {(SNMP)}, (1098), 1–8. Retrieved from ftp://ftp.isi.edu/innotes/rfc1098.txt Cisco Systems. (2017). Introduction to SNMP and MIB. CISCO. Flask. (2017). Flask(A Python Microframework). [Online]. In http://www.flask.pocoo.org. http://www.flask.pocoo.org. Frondy. (2017). Pengembangan Sistem Monitoring Aktivitas Jaringan pada Mikrokomputer. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, 2(2), 768–775. Hui-Ping, H., Shi-De, X., & Xiang-Yin, M. (2015). Applying SNMP Technology to Manage the Sensors in Internet of things. The Open Cybernetics & Systemics Journal, 9, 1019–1024. Json.

(2017). Inroducing JSON. In http://www.json.org. http://www.json.org.

Kusuma, F. I. (2015). Perancangan Sistem Monitoring Perangkat Jaringan Berbasis Snmp. Mckellar, J., & Fettig, A. (2013). Twisted Network Programming Essentials. (Meghan Blanchette, Ed.). Gravenstein Highway North, Sebastopol: O’Reilly Media. Paykin, J., Krishnaswami, N. R., & Zdancewic, S. (2016). The Essence of Event-Driven Programming. Philadelphia, USA, 1–16. https://doi.org/10.4230/LIPIcs Pradikta, R., Affandi, A., & Setijadi, E. (2013). Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

python. (2017). psutil 5.2.2:Python Package Index. In http://pypi.python.org/pypi/psutil. http://pypi.python.org/pypi/psutil. Rose, K., Eldridge, S., & Chapin, L. (2015). THE INTERNET OF THINGS: AN OVERVIEW. Understanding the Issues and Challenges of a More Connected World. The Internet Society, (October), 80. https://doi.org/10.5480/1536-5026-34.1.63 Zhao, C., Jegatheesan, J., & Loon, S. C. (2015). Exploring IOT Application Using Raspberry Pi | BibSonomy. International Journal of Computer Networks and Applications, 2(1), 27–34