INDONESIA

Download Indonesia adalah negara ketiga terbesar dalam jumlah anak yang belum diimunisasi dan ... baik yang dapat meningkatkan hak-hak anak di Indon...

0 downloads 383 Views 2MB Size
INDONESIA

Laporan Tahunan 2012

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

DAFTAR ISI

3

PESAN DARI PERWAKILAN UNICEF

5

TENTANG INDONESIA

6

TUMBUH BESAR DI INDONESIA

8

APA YANG KAMI LAKUKAN

11

HASIL PEKERJAAN KAMI

12

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak

12

Pendidikan dan Perkembangan Remaja

14

Perlindungan Anak

16

Kebijakan Sosial dan Monitoring

17

Komunikasi, Mobilisasi Sumber Daya dan Kemitraan

18

PEMASUKAN

21

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

4

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

5

PESAN DARI PERWAKILAN UNICEF

Perkenankan saya menyampaikan laporan tahunan kami untuk tahun 2012 dan memberitahu Anda bagaimana kami menggunakan dana kami untuk membuat perbedaan yang nyata dalam kehidupan anak-anak di Indonesia. Tahun ini merupakan kelanjutan dari perjalanan kami untuk membantu anak yang paling rentan, bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia, organisasi lain, dan – yang paling penting – dengan Anda, donor kami dan pendukung kami. Indonesia terus menunjukkan kemajuan yang pesat untuk mengangkat populasinya yang besar keluar dari kemiskinan dan menyampaikan hasil kemajuan itu bagi seluruh warga negara. Namun demikian, jutaan anak dan kaum perempuan masih jauh tertinggal di peningkatan status negara menjadi negara berpenghasilan menengah dan masih banyak yang harus dikerjakan. Misalnya, Indonesia masih memiliki jumlah orang tertinggi kedua yang buang air besar di tempat terbuka karena mereka tidak memiliki jamban yang memadai. Indonesia adalah negara ketiga terbesar dalam jumlah anak yang belum diimunisasi dan kelima terbesar dalam jumlah anak yang menderita hambatan pertumbuhan, yang sangat berdampak pada kemampuan mereka untuk mengembangkan potensi fisik dan mental mereka secara penuh. Apakah seorang anak akan hidup atau meninggal, bersekolah atau dilindungi dari penyalahgunaan banyak tergantung dari dimana mereka tinggal, seberapa miskin keluarga mereka dan bahkan apakah ia laki-laki atau perempuan. UNICEF berkomitmen untuk memperkecil kesenjangan antara mereka yang telah menikmati hasil kemajuan dan mereka yang masih terpinggirkan. Kami melakukan ini dengan bekerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak lain untuk lebih memahami situasi anak-anak di Indonesia; melakukan advokasi untuk kebijakan, undang-undang dan program yang lebih baik yang dapat meningkatkan hak-hak anak di Indonesia; memperkenalkan inovasi yang dapat mengatasi tantangantantangan yang mempengaruhi kehidupan anak; membantu meningkatkan kualitas pelayanan sosial bagi anak; bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menjangkau pihak-pihak yang belum terjangkau, dan menciptakan ruang bagi anak-anak dan remaja dimana mereka bisa mengungkapkan keprihatinan mereka dan berpartisipasi dalam menangani isu-isu yang mempengaruhi mereka. Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia, mitra kami dan terutama Anda, donor kami atas pekerjaan dan dukungan tanpa lelah yang kami terima. Anak-anak sangat penting karena mereka adalah masa depan dari dunia yang kita impikan.

Angela Kearney Perwakilan UNICEF di Indonesia

Jika Anda ingin tahu lebih banyak, kunjungi: www.unicef.org/Indonesia atau berteman di Facebook kami: www.facebook.com/UNICEFIndonesia. Anda juga bisa mengikuti kami di Twitter: twitter.com/ UNICEFIndonesia.

Kami akan senang jika Anda menghubungi kami!

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

6

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

TENTANG INDONESIA

Indonesia dalam berbagai hal dianggap sebagai kisah sukses di wilayah Asia dan Pasifik. Indonesia telah mengalami perubahan besar di bidang politik, sosial, dan ekonomi dalam 15 tahun terakhir, yang kemudian muncul sebagai sebuah kekuatan demokrasi yang hidup dan stabil dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Sejak pulih dari krisis ekonomi di tahun 1998, yang menyebabkan jutaan penduduk jatuh miskin, Indonesia telah menjadi negara berpenghasilan menengah dengan penghasilan per kapita sekitar US$ 4.000. Pengentasan kemiskinan di kalangan 237,6 juta penduduk Indonesia juga cukup mengesankan. Proporsi penduduk yang hidup kurang dari US$1 per hari turun dari 20,6% di tahun 1990 menjadi 5,9% di tahun 2008. Namun demikian,

7

kemiskinan dan peminggiran terkonsentrasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dimana terdapat lebih dari separuh penduduk Indonesia. Salah satu bidang pembangunan yang tidak merata adalah kelangsungan hidup anak dan ibu. Angka kematian ibu di Indonesia telah meningkat sejak 1997, meskipun lambat, tapi masih tiga kali lipat dibandingkan Vietnam dan 6 kali lipat China atau Malaysia. separuh dari penduduk Indonesia tidak punya lebih dari US$1,75 per hari untuk bisa hidup. Hidup sangat dekat dengan garis kemiskinan menyebabkan kelompok populasi ini sangat rentan terhadap goncangan eksternal yang bisa dengan mudah mendorong mereka kembali ke dalam jurang kemiskinan. Kemiskinan anak di Indonesia bahkan lebih besar dari kemiskinan orang dewasa, yang dialami oleh 44,4 juta anak atau lebih dari 50% dari seluruh anak. Angka ini menunjukkan bahwa tidak setiap orang bisa memperoleh manfaat dari transformasi yang terjadi di Indonesia, dan anak-anak adalah pihak yang paling banyak terkena dampaknya. Angka kemiskinan tertinggi bisa ditemukan di Indonesia Timur sementara jumlah anak terbesar yang menderita akibat

Kemajuan ke arah pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) cukup signifikan. Menurut laporan pemerintah terakhir, empat dari 35 indikator yang langsung terkait dengan kesejahteraan perempuan dan anak telah dipenuhi dan 20 indikator berada di jalur untuk dicapai.

Di ibukota Jakarta, mayoritas kaum perempuan (97%) melahirkan dengan bantuan tenaga terlatih, dibandingkan dengan hanya sepertiga (33%) di Maluku. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan persalinan perlu ditingkatkan, untuk mencegah timbulnya kematian yang tidak perlu ini. Seorang anak akan sangat beresiko meninggal bila ia mengalami gizi buruk, dan data menunjukkan bahwa tidak banyak peningkatan dalam menangani kondisi ini, terutama di kalangan penduduk miskin. Akses pada air minum yang aman, sanitasi yang memadai dan kebersihan juga penting untuk kelangsungan hidup anak, tapi Indonesia masih perlu menjangkau 56,8 juta orang lain untuk mendapatkan air bersih di tahun 2015.

Investasi yang lebih besar diperlukan di banyak wilayah air dan sektor sanitasi, termasuk koordinasi yang lebih baik antara para mitra, peningkatan kapasitas pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota, dan kesadaran masyarakat yang lebih baik tentang praktekpraktek kebersihan yang dapat melindungi anakanak dari penyakit. Tantangan lain bagi kesehatan anak dan perempuan di Indonesia adalah epidemi HIV, yang merupakan salah satu tercepat perkembangannya di Asia. Hampir 10 orang meninggal karena AIDS setiap hari, dan di tahun 2008 diperkirakan sekitar 200.000 anak dan remaja hidup dengan HIV, dimana tujuh orang anak terinfeksi HIV setiap harinya. Remaja bertanggung jawab atas hampir seperlima kasus HIV baru di tahun 2011, yang menunjukkan perlunya strategi dan program pencegahan untuk kelompok rentan ini. Perkembangan usia dini (PAUD) memberikan kepada anak yang kurang beruntung awal kehidupan yang lebih adil melalui kehamilan yang sehat, persalinan dengan tenaga terlatih, perawatan pasca melahirkan dan stimulasi awal. Oleh sebab itu, ini merupakan sebuah komponen penting dalam fokus UNICEF pada kesetaraan. Program-program PAUD

TAPI: 150.000 anak masih meninggal setiap tahun sebelum mencapai usia lima tahun.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

8

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

TUMBUH BESAR DI INDONESIA FAKTA DAN ANGKA NASIONAL

%

7%

GAMBARAN DISPARITAS

2 dari 10 kelahiran tidak ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih

Di tujuh propinsi Indonesia Timur, 1 dari 3 kelahiran terjadi tanpa bantuan dari tenaga terlatih

1 dari 23 anak meninggal sebelum usia 5 tahun

1 dari 11 anak meninggal sebelum usia 5 tahun di tiga propinsi Indonesia Timur

1 dari 3 anak balita terhambat pertumbuhannya

40% anak balita di daerah pedesaan terhambat pertumbuhannya

rumah tangga tidak memiliki akses pada sanitasi yang memadai

Rumah tangga perkotaan dua kali berkemungkinan untuk mendapatkan akses untuk meningkatkan sanitasi dibandingkan rumah tangga pedesaan

anak terdaftar di sekolah dasar

Anak-anak dari keluarga miskin berkemungkinan empat kali lebih besar untuk putus sekolah dibandingkan anakanak dari keluarga kaya

Indonesia punya hampir sembilan kasus HIV baru untuk setiap 100.000 penduduk

Meski hanya memiliki 1,5% dari populasi Indonesia, 15% kasus HIV baru terjadi di Tanah Papua

anak usia 5-17 tahun terlibat dalam pekerjaan anak

Prevalensi pekerja anak di daerah pedesaan empat kali lebih besar dari anak di daerah perkotaan

9

membantu mengurangi disparitas sosial dan ekonomi dan ketidaksetaraan gender yang memecah masyarakat dan lebih disukai daripada tindakan remedial yang mahal. Di Indonesia, anak-anak terlambat masuk ke dalam pendidikan usia dini (sekitar usia 5-6 tahun), program-program pra-sekolah dan masyarakat menawarkan beragam pelayanan yang tidak sama kualitasnya. Perlu sekali untuk menangani kesenjangan ini dengan melibatkan masyarakat dalam melakukan pemantauan terhadap kehadiran anak di sekolah, dengan memberikan pendidikan ‘kesempatan kedua’ kepada anak yang tidak sempat bersekolah di sekolah formal dan dengan meningkatkan pendanaan dari pemerintah untuk PAUD.

merehabilitasi korban, bukannya melakukan pencegahan terhadap tindak kekerasan. Untuk meningkatkan perlindungan anak, Indonesia perlu meningkatkan usaha-usaha pencegahan, meningkatkan kapasitas pekerja sosial di seluruh tingkatan pemerintahan dan memberikan pelayanan pendampingan kepada anak yang paling beresiko.

Untuk bisa tumbuh dan belajar, anak-anak perlu hidup secara aman dan tenang. Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk membangun lingkungan legal dan kebijakan untuk melindungi anak dari kekerasan, penyalahgunaan, penelantaran, dan eksploitasi. Namun masih ada kecenderungan untuk

Di bidang pendidikan, Indonesia telah mencapai kemajuan luar biasa untuk pencapaian MDG di bidang pendidikan dasar universal dan kesetaraan gender. Namun demikian, masih ada sekitar 2,3 juta anak usia 7-15 tahun yang tidak bersekolah. Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, dimana terdapat sebagian besar penduduk Indonesia, ada 42% anak putus sekolah.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

10

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

11

APA YANG KAMI LAKUKAN BEKERJA UNTUK MEMPERKECIL KESENJANGAN UNTUK ANAKANAK INDONESIA

UNICEF telah mendukung anak-anak dan kaum perempuan di Indonesia sejak tahun 1948, ketika pulau Lombok dilanda kemarau panjang dan UNICEF membantu mencegah kelaparan. Saat ini UNICEF bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan mitranya untuk menangani tantangan utama lainnya bagi anak-anak dan perempuan – yaitu meningkatnya ketidaksetaraan dalam akses pada pelayanan sosial dan luaran dalam kesehatan, gizi, pendidikan dan perlindungan anak dalam konteks negara berpenghasilan menengah. Melalui lima bidang pekerjaannya, program UNICEF untuk tahun 2011-2015 fokus untuk memperkecil ketidaksetaraan untuk anak-anak Indonesia. UNICEF sekarang bekerja dengan para pembuatan keputusan untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan politik, sosial, dan ekonomi yang tepat dibuat dan untuk

melakukan advokasi untuk kebijakan, anggaran dan program yang dilakukan demi anak-anak dan perempuan yang paling tidak beruntung. Strategi utama untuk mencapai ini melibatkan advokasi untuk hak-hak anak, peningkatan kapasitas sistem dan institusi pemerintah, peningkatan praktek-praktek terbaik dan kesiapan dan tanggap darurat. Di samping bekerja di tingkat nasional, dukungan diberikan kepada program-program pemerintah di 14 propinsi yang memiliki statistik anak dan perempuan terburuk (lihat peta di samping). Di propinsi-propinsi ini terdapat 165,5 juta penduduk, yang 52 juta di antaranya adalah anak-anak.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

12

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

HASIL

dan pihak lain untuk melakukan kajian dan penilaian untuk menelaah Program Imunisasi Indonesia, melalui mana anak balita divaksinasi dari penyakit anak yang bisa dicegah seperti campak. Ini antara lain meliputi telaah dan penilaian program campak dari pelayanan vaknisasi yang tengah berlangsung. Temuan dari kajian ini telah membantu mengembangkan strategi yang lebih baik tentang bagaimana memberikan vaksin, Vitamin A dan pelayanan lain di daerah terpencil yang sulit dijangkau.

PEKERJAAN KAMI

KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERKEMBANGAN ANAK • Memprioritaskan gizi anak Gizi buruk, terutama pertumbuhan yang terhambat, merupakan sebuah masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan itu, UNICEF mendukung sejumlah inisiatif di tahun 2012 untuk menciptakan lingkungan nasional yang kondusif untuk gizi. Ini meliputi peluncuran Gerakan Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition – SUN) dan mendukung pengembangan regulasi tentang pemberian ASI eksklusif, rencana nasional untuk mengendalikan gangguan kekurangan iodine, panduan tentang pencegahan dan pengendalian parasit intestinal dan panduan tentang suplementasi multi-nutrient perempuan dan anak di Klaten, Jawa Tengah. Manajemen masyarakat tentang gizi buruk akut dan pemberian makan bayi dan anak menjelma menjadi sebuah paket holistik untuk menangani gizi buruk, sementara pengendalian gizi anak dan malaria ditangani bersama untuk mencegah pertumbuhan yang terhambat (stunting).

13

• Menjangkau anak dan perempuan dengan pelayanan kesehatan berdampak besar Di samping gizi, intervensi kesehatan berdampak besar lainnya didukung secara nasional dan berdasar. Dengan dukungan dari UNICEF, Cluster Island Approach, yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di semua kelompok di pulau-pulau terpencil, dijadikan model di Maluku Tengah Barat. Inisiatif tersebut dikembangkan ke 11 kabupaten di propinsi Maluku. Rumah tunggu ibu untuk ibu hamil yang beresiko juga dimasukkan dalam inisiatif tersebut. Kemajuan juga dilakukan dalam manajemen kasus masyarakat (Community Case Management – CCM) dari penyakit anak yang besar di Papua, dimana CCM direplikasi melalui program Flying Health Care di delapan kabupaten, dan secara nasional melalui pengembangan manajemen terpadu berbasis masyarakat nasional untuk panduan penyakit anak, menggunakan pelajaran yang dipetik di lapangan. Juga penting untuk menyelamatkan jiwa anak adalah dengan memastikan bahwa keluarga memiliki akses pada pelayanan imunisasi yang berkualitas. Di tahun 2012, UNICEF bermitra dengan pemerintah

Pemerintah, dengan dukungan dari UNICEF, terus melakukan penghapusan rintangan untuk pencegahan malaria dan pelayanan kontrol di kabupaten-kabupaten yang tinggi endeminya di Indonesia bagian timur, meskipun ada tantangan akses geografis dan kualitas layanan. Sebaliknya, di Indonesia bagian barat, terutama di Aceh, UNICEF bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menghapuskan bahaya malaria dengan memusnahkan parasit itu sendiri. Dalam hal ini, UNICEF memfasilitasi kerjasama dengan masyarakat, sektor swasta (terutama pariwisata), dan fasilitas kesehatan publik untuk membangun sebuah sistem surveilans yang cepat dan efektif untuk memusnahkan parasit malaria secara menyeluruh.

• Menyediakan dasar-dasar kehidupan Tanpa air bersih, sanitasi dan kebersihan yang layak, seluruh intervensi dukungan UNICEF di bidang kesehatan, gizi, dan pendidikan akan sia-sia. Di tahun 2012, UNICEF membantu 19 dari 25 kabupaten miskin di Indonesia timur, untuk mencapai target MDG untuk air bersih dan sanitasi. Pemerintah daerah telah meningkatkan model air di pedesaan, sanitasi, dan kebersihan (WASH) yang didemonstrasikan oleh UNICEF di bawah program nasional seperti Community Led Total Sanitation (CLTS), sebuah inisiatif yang melibatkan masyarakat untuk mencapai sanitasi yang memadai bagi semua orang di tingkat desa atau kabupaten. Otoritas kabupaten di 25 kabupaten itu mengembangkan rencana strategis WASH dan anggaran setelah mendapatkan advokasi dan bantuan teknis dari UNICEF. Rencana ini disetujui oleh otoritas propinsi dan sedang dilaksanakan. Pekerjaan juga sudah dimulai untuk meningkatkan sebuah model untuk meningkatkan akses pada air bersih dan sanitasi memadai di daerah kumuh di perkotaan. Sebagai akibat dari advokasi intensif yang dilakukan oleh UNICEF dan para

Capaian utama di tahun 2012 adalah penghapusan malaria di Sabang, propinsi Aceh melalui penyaringan darah dan pengobatan massal. Kemajuan penghapusan malaria di Sabang diakui secara nasional dan internasional sebagai model praktek terbaik, dan memenangkan penghargaan MDG 2012 dari Presiden Indonesia.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

14

mitra, pemerintah mencanangkan WASH di sekolah-sekolah sebagai sebuah prioritas. WASH dalam panduan sekolah dikembangkan untuk praktek standard di bidang ini. • Mengubah sikap dan perilaku Sikap dan perilaku dalam kehidupan seharihari barangkali memiliki pengaruh paling besar pada kesehatan manusia, dan dengan demikian pada akhirnya pada kehidupan keluarga dan anak-anak. Di Indonesia, memastikan praktek-praktek penyelamatan hidup seperti pemberian ASI eksklusif dalam enam bulan pertama, mencuci tangan dengan sabun dan segera membawa anak yang sakit berobat medis, tetap merupakan tantangan utama. Mempromosikan perubahan perilaku di bidang-bidang ini di kalangan masyarakat merupakan prioritas utama bagi UNICEF. Di tahun 2012, pemerintah dan pekerja kesehatan NGO dan para bidan dilatih tentang konseling gizi di Klaten (Jawa Tengah) dan Sikka (Nusa Tenggara Timur). Sebuah strategi untuk meningkatkan permintaan publik akan, dan cakupan dari, imunisasi dikembangkan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, di bidang sanitasi, UNICEF juga mendukung pelatihan masyarakat tentang CLTS untuk menghapuskan buang air besar di tempat terbuka. Program-program CLTS

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

diimplementasikan di 161 desa dengan dukungan dari UNICEF, dan 79 desa dinyatakan sebagai ‘daerah bebas buang air terbuka’ di akhir tahun 2012.

PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA • Menangani ketidaksetaraan dalam akses Meskipun secara keseluruhan antara masuk sekolah dasar cukup tinggi, sebuah kajian tentang Anak Putus Sekolah yang dilakukan bersama oleh Kementerian Pendidikan, UNESCO, dan UNICEF di tahun 2011 menunjukkan bahwa 2,5 juta anak usia 7-15 tahun masih tidak bersekolah, dimana kebanyakan dari mereka putus sekolah sewaktu masa transisi dari SD ke SMP. Di tahun 2012, UNICEF bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan mitra lain, memusatkan perhatiannya pada pengembangan kerangka lingkungan kebijakan yang tepat untuk membawa anak-anak itu kembali ke sekolah. Ini dicapai dengan melakukan analisis tentang kesenjangan, hambatan, dan sumbatan dalam akses pendidikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pekerjaan analitis ini membantu otoritas pendidikan setempat untuk mengembangkan kebijakan pendidikan yang fokus pada kesetaraan dan rencana strategis pendidikan kabupaten, serta meningkatkan

Di Papua, Papua Barat, NTT (Nusa Tenggara Timur) dan Sulawesi Selatan, sebuah program WASH yang komprehensif di sekolah-sekolah diujicobakan di 112 sekolah, yang menjangkau lebih dari 40.000 siswa dan guru dengan fasilitas yang meningkat dan praktek kebersihan yang lebih baik.

15

komitmen dari pemerintah pusat untuk mendukung anak-anak putus sekolah. Bekerja sama dengan pemerintah propinsi di Papua dan Papua Barat, staf pendidikan dilatih dalam manajemen data, penganggaran, perencanaan, dan pertanggungjawaban keuangan. Hasil dari proses ini mencakup peningkatan dukungan untuk menghapuskan uang sekolah di daerah pedesaan dan daerah terpencil, revisi kurikulum dan peningkatan pendanaan untuk sekolah di daerah yang kurang terlayani. • Partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam manajemen sekolah UNICEF memberikan bantuan teknis kepada mitra kabupaten untuk melaksanakan manajemen berbasis sekolah, yang memberikan masyarakat, kepala sekolah dan pendidik kepemimpinan yang lebih besar dalam menjalankan sekolah mereka. Pendekatan itu membantu sekolah meningkatkan perencanaan dan penganggaran mereka untuk mengembangkan akses pendidikan dan kualitas untuk anak-anak rentan dan terpinggirkan. Di samping itu, dengan meningkatkan pengumpulan data untuk memonitor anak yang tidak bersekolah, dengan menggunakan Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat, UNICEF mendukung kecamatan-kecamatan untuk memonitor akses dan retensi remaja usia 1315 tahun dalam pendidikan dasar. • Memberikan perkembangan anak usia dini yang komprehensif Kurang dari sepertiga dari 30 juta anak usia 0-6 tahun di Indonesia memiliki akses pada program PAUD, dengan mayoritas dari

mereka yang tidak terlayani tinggal di daerah pedesaan dan berasal dari keluarga miskin. UNICEF bersama dengan pemerintah bekerja untuk mengembangkan sebuah kerangka kebijakan yang komprehensif untuk mengimplementasikan berbagai komponen yang saling terkait dari PAUD. Komponen-komponen tersebut meliputi pengasuhan, stimulasi awal, pembelajaran dini, gizi, kesehatan (termasuk akses pada air bersih dan sanitasi), HIV dan AIDS dan perlindungan dalam seluruh situasi dari kehamilan melalui transisi dari rumah ke sekolah. Di bawah kepemimpinan Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Keputusan Presiden tentang PAUD dibuat rancangannya di tahun 2012 dan diharapkan akan disahkan di tahun 2013. Ini akan menuntun koordinasi dan mobilisasi sumber daya program PAUD berkualitas yang menangani berbagai aspek dari anak usia dini secara terpadu dari seluruh kementerian yang terkait. Untuk mendukung proses ini, UNICEF memberikan bantuan teknis kepada pemerintah di tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten dalam membuat rancangan regulasi dan memperkenalkannya, serta mendukung mereka dalam menyiapkan panduan anggaran nasional untuk menuntun proses implementasinya. • Bekerja dengan orang muda Remaja dan orang muda juga merupakan prioritas bagi pemerintah dan UNICEF, mengingat bahwa mereka merupakan seperempat dari populasi Indonesia. Sebuah analisis situasi tahun 2012 tentang anak usia 10 – 24 tahun menunjukkan bahwa mereka miliki akses yang terbatas pada pelayanan sosial yang ramah anak, tidak tahu akan hak mereka atas bantuan sosial,

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

16

betapa rendah tingkat pengetahuan mereka tentang bagaimana mencegah HIV dan tentang kesehatan seksual, dan berjuang dengan kekerasan dan penyalahgunaan alkohol di sekolah dan masyarakat. Untuk mempromosikan perkembangan remaja, Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan UNICEF, UNFPA, dan WHO, meningkatkan program kesehatan yang ramah remaja (AFHP). Prosedur operasi standar dan perangkat monitoring dan evaluasi dikembangkan, dan AFHP diujicobakan di Aceh. Dampak dari HIV pada remaja juga ditangani di propinsi-propinsi, melalui sebuah kerangka institusional yang baru dikembangkan untuk respon sektor pendidikan pada HIV. Bekerjasama dengan pemerintah propinsi Aceh, UNICEF melakukan sebuah jajak cepat tentang kebijakan dan program yang ada di semua sektor yang menangani isu-isu pemuda, untuk mengumpulkan bukti dan data tentang situasi pemuda Papua

PERLINDUNGAN ANAK • Mengikat simpul bersama Membangun sebuah sistem perlindungan anak yang efektif melibatkan beberapa

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

komponen yang saling terkait seperti undang-undang dan kebijakan yang mendukung, kesejahteraan sosial, keadilan, sistem data, dan promosi perubahan perilaku positif di masyarakat. Untuk membangun sebuah kerangka hukum dan kebijakan, undang-undang daerah, yang sesuai dengan sistem yang membangun perlindungan anak, diadopsi di dua kabupaten (Surakarta dan Klaten) dan rancangan dibuat di tiga propinsi (Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur). Rencana pembangunan jangka menengah kabupaten yang menjadikan perlindungan anak sebuah prioritas diadopsi di Klaten dan Surakarta. • Membangun kapasitas di bidang perlindungan anak Untuk memperkenalkan Undang-undang Peradilan Anak kepada polisi, sebuah panduan pelatihan diselesaikan di tahun 2012 dan sebuah tim pelatihan polisi dibentuk. Program pelatihan akan digulirkan di seluruh negeri di tahun 2013. Prosedur operasi standard dalam menangani anak yang berhadapan dengan hukum dibuat rancangannya dan akan memandu polisi, pekerja sosial, dan petugas rumah tahanan

Di Tanah Papua, UNICEF memulai proses yang dipimpin pemuda untuk membuat sebuah kebijakan remaja dan anak, didukung oleh bukti dan momentum yang dihasilkan melalui analisis situasi anak, dan dengan partisipasi orang muda.

17

dan lapas dalam memberikan pelayanan standar kepada anak-anak yang ditahan atau ditangkap. Sistem kesejahteraan sosial memperoleh manfaat dari sebuah gerakan untuk mengintegrasikan pelatihan tentang perlindungan anak ke dalam program pelatihan jabatan untuk pekerja sosial. Praktek dari pekerjaan sosial yang berkaitan dengan perlindungan anak ditingkatkan dengan bantuan teknis dari Griffich University di Australia, dan sebuah pilot nasional dimulai di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan untuk mengembangkan sebuah model pekerjaan sosial yang khas Indonesia yang mengambil pengasuhan anak berbasis keluarga sebagai titik masuk.

KEBIJAKAN SOSIAL DAN MONITORING • Menghasilkan bukti Dengan 44,3 juta anak Indonesia yang hidup dalam kemiskinan, mengurangi disparitas sosial adalah sebuah keharusan. UNICEF bekerja sama dengan sejumlah mitra di tahun 2012 untuk menangani kemiskinan akan tingkat tinggi. Sebuah kemitraan yang strategis dengan SMERU, sebuah lembaga

riset nasional terkemuka yang bekerja untuk isu-isu kemiskinan, dibangun untuk memfasilitasi pembuatan dan penggunaan bukti dalam mengarusutamakan isu-isu anak ke dalam kebijakan dan program-program pengurangan kemiskinan di Indonesia. Kemitraan itu memperkuat akses UNICEF ke data terakhir tentang anak dan kesetaraan, serta jangkauannya kepada berbagai pemangku kepentingan dan kemampuannya untuk mempengaruhi. Sejumlah kajian dan analisis dirampungkan di tahun 2012 dan disebarluaskan kepada para pembuat kebijakan dan perencana, yang memberikan mereka bukti terakhir yang berkualitas tentang disparitas yang mempengaruhi anak. Multiple Indicator Cluster Survey (MICS) di enam kabupaten di Tanah Papua menghasilkan data mutakhir tentang indikator dan ketidaksetaraan anak dan perempuan. Selanjutnya, UNICEF memulai untuk menghasilkan brief kebijakan tentang isu-isu MDG yang utama yang digunakan untuk intervensi advokasi kepada pemerintah dan mitra lainnya. • Perlindungan sosial Untuk mempromosikan pengurangan ‘stunting’ (pertumbuhan yang terhambat)

Di tahun 2012, UNICEF memberikan advokasi dan dukungan teknis untuk meningkatkan sistem perlindungan anak Indonesia. Salah satu hal yang signifikan adalah pengesahan Undang-undang tentang Peradilan Anak (UU No. 11/2012). UU yang baru ini meningkatkan usia minimum dari tanggung jawab pidana dari 8 tahun menjadi 12 tahun.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

18

sebagai bagian dari program perlindungan sosial, UNICEF mendukung pengenalan komponen gizi tambahan kepada bantuan tunai bersyarat pemerintah Program Keluarga Harapan (PKH Prestasi). Program ini sedang diujicobakan di dua kabupaten – Sikka dan Klaten. Usaha-usaha untuk menggunakan payung dari program PKH untuk mengurangi ‘stunting’ dibuat melalui koordinasi antara kementerian pemerintah dan mitranya, pembangunan kapasitas untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan komunikasi perubahan perilaku untuk keluarga untuk mengadopsi praktek-praktek peningkatan gizi untuk anakanak mereka.

KOMUNIKASI, MOBILISASI SUMBER DAYA, DAN KEMITRAAN Pencapaian UNICEF di bidang kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan anak dan kebijakan sosial didukung oleh kerja keras di bidang komunikasi, mobilisasi sumber daya, dan kemitraan untuk hak-hak anak. • Keterlibatan dengan publik Selama tahun ini, UNICEF Indonesia bisa terlibat secara lebih aktif dengan masyarakat umum tentang hak-hak anak dan perempuan melalui akun Facebook dan Twitter. Untuk meningkatkan pendampingan media, para wartawan dilatih tentang hak-hak, dan briefing regular dilakukan dengan para mitra media utama. Sebuah kajian dilakukan untuk menilai pengetahuan dan sikap dari pemangku kepentingan utama tentang hakhak anak. Ini akan memberikan baseline yang bisa digunakan UNICEF untuk mengukur efektifitas program komunikasinya.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

• Meningkatkan kapasitas untuk perubahan perilaku  Kapasitas mitra pemerintah nasional dan daerah tentang perilaku dan komunikasi perubahan sosial dibangun melalui pembangunan partisipatif tentang strategi komunikasi berbasis bukti tentang kesehatan dan kesejahteraan anak dan perempuan, seperti pemberian makan bayi dan anak, imunisasi rutin dan HIV. UNICEF juga bisa mengendalikan sumber daya dan mendapatkan komitmen organisasi dari mitra pemerintah untuk melakukan kampanye mobilisasi sosial tentang beberapa dari isuisu ini. • Teknologi untuk pembangunan Untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan akses masyarakat kepada pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, UNICEF bekerja sama dengan Pusat Promosi Kesehatan (PROMKES) Kementerian Kesehatan, Nokia, dan XL (sebuah penyedia pelayanan mobile Indonesia), mengujicobakan penggunaan aplikasi berbasis SMS untuk kesehatan, yang melibatkan 200 bidan di dua kabupaten. Pesan-pesan tentang isu-isu penting terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak dikirimkan kepada para bidan ini untuk meningkatkan pengetahuan mereka dan meningkatkan kapasitas konseling mereka. Bukti yang didapatkan dari pilot proyek ini akan memberitahu para pembuat kebijakan kesehatan tentang bagaimana sebaiknya menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan intervensi di tingkat daerah.

19

• Manajemen pengetahuan UNICEF meluncurkan serangkaian aktifitas manajemen pengetahuan di tahun 2012 dan menyebarluaskan produk-produk tentang hak-hak anak di Indonesia melalui media sosial, pelatihan media dan workshop dengan anak-anak. Kegiatan ini meliputi sebuah dokumentasi tentang sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat di Sulawesi; konsolidasi data yang ada tentang sistuasi pemuda di Papua untuk memberitahukan tentang pengembangan kebijakan pemuda propinsi; dokumentasi audio-visual tentang proyek olahraga untuk pembangunan di empat propinsi, untuk digunakan sebagai alat advokasi untuk mempengaruhi pemerintah kabupaten agar mengarusutamakan olahraga dalam kurikulum pendidikan; dan membuat beritaberita isu untuk mempengaruhi mitra pemerintah tentang pembuatan kebijakan bagi anak-anak. • Membangun masyarakat ramah anak Di tahun 2012, UNICEF membantu membangun jejaring ramah anak, yang terdiri dari badan-badan pemerintah utama, parlemen, pemuka masyarakat serta perwakilan usaha dan perwakilan anak, di tujuh kabupaten melalui Inisitatif Kabupaten/Kota Ramah Anak. Program ini membantu otoritas menciptakan masyarakat yang secara aktif mempedulikan dan bekerja bersama anak. Sebagai hasil dari usaha-usaha advokasi oleh jejaring itu dan UNICEF, kesehatan anak, gizi, dan isu-isu pendidikan diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan tahunan dan anggaran di kabupaten-kabupaten ini.

• Mempromosikan partisipasi anak Partisipasi anak ditingkatkan melalui pembuatan Forum Anak Nasional. Forum ini telah menjadi sebuah mekanisme partisipasi anak nasional yang merepresentasikan dan menyalurkan suara anak dalam proses pembangunan. Selanjutnya, UNICEF mendukung dan memfasilitasi pembuatan forum anak di delapan kabupaten melalui kerangka Kabupaten/Kota Ramah Anak. ‘Indonesia Youth Online’, sebuah sarana untuk memetakan wilayah digital di Indonesia, dirampungkan dan dipublikasikan. Rekomendasi dari kajian ini merupakan dasar bagi kajian yang didukung UNICEF tentang Digital Safety dengan Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi dan The Berkman Center di Harvard University. Begitu nanti selesai di tahun 2013, hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana anak dan remaja menggunakan platform digital di Indonesia – informasi yang bisa digunakan untuk mengarahkan formulasi kebijakan untuk memastikan akses yang aman pada media yang berkembang dengan cepat ini. Di samping itu, UNICEF telah bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan jejaringnya di seluruh Indonesia, untuk memastikan bahwa saluran/publikasi media memberikan kesempatan kepada orang muda untuk menyampaikan pendapatnya. Penghargaan media UNICEF - AJI tentang hak-hak anak diberikan lagi di tahun 2012 untuk fokus pada isu-isu keadilan dan pemberdayaan suara pemuda.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

20

DONOR

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

PEMASUKAN

TOTAL

1. Pemerintah (donor bilateral) Amerika Serikat

4,480,474

Australia

2,327,111

Belanda

1,720,303

Kanada

1,637,770

United Arab Emirates

1,261,793

European Commission (EC)

1,180,144

Norwegia

21

701,059 13,308,654

2. UNICEF Global

9,130,451

3. UNICEF National Committees German Committee for UNICEF

5,602,992

Italian National Committee for UNICEF

500,758

United Kingdom Committee for UNICEF

406,542

Swiss Committee for UNICEF

31,397 6,541,689

UNICEF tidak bisa berbuat apa-apa tanpa dana. Mayoritas penghasilan kami di Indonesia berasal dari donasi, jadi kami sangat berterima kasih kepada setiap mitra kami yang telah memungkinkan kami untuk bekerja. Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada

4. Donor Individu di Indonesia Donasi bulanan (diterima dari lebih 37,000 donor)

4,785,035

RANGKUMAN PEMASUKAN 2012 Pemberian satu kali (diterima dari lebih 3,627 donor)

215,177 5,000,212

5. Global Partnerships University of Notre Dame - Indiana, United States

483,521

World Bank – Washington DC

266,030

United Nations Foundation

251,307

Center for Diseases Control (USA)

195,991

Bill & Melinda Gates Foundation

101,619

UNFPA

83,716

GAVI Alliance

37,670

UNAIDS

6,884 1,426,738

6. Mitra korporasi di Indonesia PT Indomarco Prismatama (Indomaret)

608,281

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

101,764

PT BFI Finance Tbk Mitra Korporasi lainnya

9,389 11,171 730,606

PEMASUKAN TOTAL 2012

36,138,350

pemerintah, perusahaan dan individu-individu yang disebutkan di samping ini yang telah memberikan bantuan mereka. Secara bersama kita benar-benar membuat Indonesia menjadi tempat yang lebih baik bagi anak-anak.

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

22

UNICEF INDONESIA Laporan Tahunan 2012

23

TESTIMONI MITRA PERUSAHAAN

KREDIT FOTO Sampul Depan © UNICEF Indonesia/2006/Estey

Halaman 9 © UNICEF Indonesia/2006/Estey Halaman 13 © UNICEF Indonesia/2013/Hasan

Kemitraan ini dimungkinkan oleh kerjasama dengan UNICEF sebagai sebuah organisasi internasional yang kredibel. Kami sangat menghargai dan berterima kasih atas partisipasi pelanggan Indomaret dan kepada UNICEF karena telah menjadi penyalur donasi kami.

Halaman 4 © UNICEF Indonesia/2011/Estey © UNICEF Indonesia/2006/Estey © UNICEF Indonesia/2013/Hasan © UNICEF Indonesia/2013/Hasan © UNICEF Indonesia/2006/Estey

Semoga kerjasama yang baik ini bisa ditingkatkan untuk kehidupan yang lebih baik bagi anakanak Indonesia.”

Halaman 5 © UNICEF Indonesia/2013/Juanda

“Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, Indomaret bersama dengan pelanggannya terpanggil untuk membantu jutaan anak Indonesia yang masih hidup dengan gizi buruk dan memerlukan pendidikan usia dini.

Halaman 6 © UNICEF Indonesia/2005/Estey Wiwiek Yusuf Marketing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret)

Halaman 7 © UNICEF Indonesia/2013/Estey

Halaman 14 © UNICEF Indonesia/2007/Estey Halaman 16 © UNICEF Indonesia/2011/Estey Halaman 17 © UNICEF Indonesia/2011/Estey Halaman 22 Photo courtesy of Indomaret

UNICEF Wisma Metropolitan II, 10-11th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 31 Jakarta, Indonesia Telp. (021) 2996 8000 Fax. (021) 571 1326 Website www.unicef.or.id