Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(1):57-66
Induksi pematangan gonad ikan koan Ctenopharyngodon idella (Valenciennes, 1844) dengan menggunakan hormon dan pakan Indigofera zollingeriana [Maturational induction of grass carp, Ctenopharyngodon idella (Valenciennes, 1844) using hormone and Indigofera zollingeriana feed]
Dwi Mulyasih1, Agus Oman Sudrajat2, Luki Abdullah3 1Program 2
Studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Budidaya Perairan, Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan IPB 3 Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB Jl. Agatis, Kampus IPB, Dramaga, Bogor 16680
Surel :
[email protected] Diterima: 7 Agustus 2015; Disetujui: 15 Desember 2015
Abstrak Premiks hormon pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) dan anti dopamin dapat mempercepat pematangan gonad pada ikan. Indigofera zollingeriana merupakan tumbuhan leguminosa yang memiliki nutrisi tinggi dan mengandung karotenoid yang berfungsi untuk perkembangan oosit. Tujuan penelitian ini untuk mempercepat pematangan gonad menggunakan premiks hormon serta menggantikan pakan komersial dengan pakan indigofera pada ikan koan (Ctenopharyngodon idella). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan yaitu A (NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial), B (NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera), C (premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial), D (premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera), E (premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh dalam pakan indigofera) dan lima kali ulangan individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estradiol-17β mencapai puncak pada minggu keempat pada perlakuan C yaitu sebesar 1194,8 pg ml-1 sedangkan pada perlakuan E konsentrasi estradiol-17β lebih tinggi daripada perlakuan lain pada minggu kedelapan. Pada akhir penelitian indeks kematangan gonad tertinggi diperoleh pada perlakuan E. Penambahan premiks hormon pada pakan dapat meningkatkan kematangan gonad hingga mencapai fase perinukleus sedangkan pada kontrol tidak berkembang. Hasil ini menunjukkan bahwa premiks hormon dapat menginduksi kematangan gonad, pakan indigofera dapat menggantikan pakan komersial sebagai pakan induk, dan induksi pematangan gonad secara hormonal dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang lebih kompetitif. Kata penting: Estradiol-17β, indeks kematangan gonad, Indigofera zollingeriana, koan, premiks hormon
Abstract Pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) premix hormone and anti dopamine were used to accelerate maturation. Indigofera zollingeriana a legume plant that has high nutrition content and carotenoids whose has function in oocyte development. The aim of this research was to accelerate the maturation of grass carp (Ctenopharyngodon idella) using premix hormone and to replace the commercial feed with indigofera. The research was conducted in couple randomize design (CRD), using five treatments which were A (NaCl 0.5 ml kg-1 body weight + commercial feed), B (NaCl 0.5 ml kg-1 body weight + indigofera feed), C (premix hormone 0.5 ml kg -1 body weight + commercial feed), D (premix hormone 0.5 ml kg-1 body weight + indigofera feed) and E (premix hormone 0.5 ml kg-1 body weight in indigofera feed) and five fishes as individual replication. The result showed that 17β- estradiol concentration reached the highest level at 4-week on C treatment 1194.8 pgmL-1, while in E treatment 17β-estradiol concentrations was higher than the other treatments at 8-week. At the end of research period, the highest gonadosomatic index (GSI) was performed by E treatment. Addition of premix hormone on feed could increase the gonadal maturation up to perinucleus phase, while in control was still immature. These results indicated that premix hormone could induce gonadal maturity, indigofera could replace commercial feed as broodstock diet, and gonadal maturation through hormonal induction could be perform by giving more competitive feed. Keywords: Estradiol-17β, gonadosomatic index, Indigofera zollingeriana, grass carp premix hormone
nyak digunakan sebagai indikator dalam mena-
Pendahuluan Ikan koan (Ctenopharyngodon idella)
ngani blooming alga yang terjadi di perairan
merupakan komoditas perairan tawar yang ba-
tawar (Mitchell & Kelly 2006). Hal ini dikarena-
Penulis korespondensi Surel:
[email protected]
kan ikan koan merupakan ikan herbivora yang
Masyarakat Iktiologi Indonesia
Pematangan gonad ikan koan dengan Indigofera zollingeriana
pakannya berupa makrofita seperti rumput,
kembangan oosit akhir dan ovulasi pada jantan
makroalga, dan mikroalga (Cudmore & Mandrak
dan betina (Dufour et al. 2010).
2004). Dengan demikian, ikan koan dapat
Indigofera zollingeriana merupakan tum-
diperhitungkan kemampuannya untuk menangani
buhan yang termasuk dalam kelompok legumi-
salah satu permasalahan perairan dalam kegiatan
nosa yang tumbuh liar di daerah subtropis dan
budi daya.
tropis. Indigofera memiliki kandungan protein
Salah satu kendala dalam budi daya ikan
hingga mencapai 31,31% (Abdullah & Suharlina
koan adalah rendahnya ketersediaan benih yang
2010, Abdullah et al. 2012). Selain itu indigofera
disebabkan oleh lamanya waktu pemijahan. Pe-
juga memiliki kandungan kalsium, fosfor, kali-
mijahan koan masih dipengaruhi oleh musim
um, xanthophyl, dan karotenoid (Akbarillah et al.
(Cudmore & Mandrak 2004). Pemijahan koan
2002, Abdullah et al. 2012). Karotenoid yang ter-
dapat terjadi secara optimal pada musim peng-
dapat pada pakan indigofera memiliki pengaruh
hujan dan sulit terjadi pada musim kemarau. La-
besar terhadap perkembangan telur. Pemberian
manya pemijahan koan dipengaruhi oleh lama-
daun indigofera segar sebanyak 5-10% pada itik
nya proses pematangan gonad. Selain itu, koan
menghasilkan produksi dan kualitas telur itik
merupakan ikan herbivora, namun dalam pemeli-
yang baik dibandingkan dengan yang tidak dibe-
haraannya menggunakan pakan komersial de-
rikan (Akbarillah et al. 2010). Selain itu pembe-
ngan bahan baku terbesar yaitu tepung ikan. Oleh
rian tepung daun indigofera menghasilkan kuali-
karena itu, perlu dilakukan suatu cara untuk me-
tas kuning telur burung puyuh yang lebih baik
nangani pemijahan koan dan mengurangi peng-
(Akbarillah et al. 2008). Karotenoid pada indigo-
gunaan tepung ikan dalam kegiatan budi daya.
fera merupakan antioksidan yang dapat menahan
Induksi pematangan gonad dengan meng-
lemak dan merupakan penyusun fosfolipid agar
gunakan premiks hormon Pregnan Mare Serum
tidak teroksidasi. Selanjutnya, pada proses vite-
Gonadotropin (PMSG) dan anti dopamin meru-
logenesis, folikel akan mensintesis hormon ste-
pakan salah satu cara untuk mempercepat pema-
roid dan dibawa ke dalam gonad untuk menga-
tangan gonad pada ikan koan. Penggunaan pre-
lami perkembangan oosit. Pemberian pakan yang
miks hormon PMSG dan anti dopamin dapat me-
mengandung indigofera belum pernah dilakukan
ningkatkan konsentrasi estradiol-17β dan dapat
pada ikan. Oleh karena itu, pemberian premiks
meningkatkan kematangan gonad pada ikan patin
hormon PMSG dan anti dopamin dengan pakan
(Rachman 2013) dan ikan belut (Putra 2013).
indigofera bertujuan untuk mempercepat pema-
PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin)
tangan gonad ikan koan.
merupakan hormon sintesis glikoprotein yang disekresikan dari sel-sel tropoblas kuda yang di
Bahan dan metode
dalamnya terkandung Follicle Stimulating Hor-
Penelitian dilaksanakan di Balai Besar
mone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH)
Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa
(Moore & Ward 1980). Anti dopamin merupakan
Barat pada bulan Desember 2014 hingga bulan
senyawa kimiawi yang menghambat kerja dopa-
April 2015. Ikan uji yang digunakan adalah in-
min. Pada ikan, dopamin dapat menghambat ta-
duk ikan koan yang berasal dari Balai Besar Pe-
hapan akhir pada regulasi neuroendokrin yang
ngembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi de-
merupakan tahap akhir gametogenesis yaitu per-
58
Jurnal Iktiologi Indonesia
Mulyasih et al.
ngan bobot rata-rata 3,22±0,30 kg berjumlah
dengan dosis 0,5 mL kg-1 bobot tubuh ikan. Pe-
lima ekor setiap ulangan.
nyuntikan hormon pada induk ikan koan dilaku-
Perlakuan yang diberikan meliputi A
kan secara intramuscullar pada otot punggung.
(NaCl 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komer-
Penyuntikan dilakukan setiap dua minggu sekali
-1
sial), B (NaCl 0,5 ml kg bobot tubuh + pakan
selama tiga bulan pemeliharaan.
-1
indigofera), C (premiks hormon 0,5 ml kg bobot tubuh + pakan komersial), D (premiks hor-1
mon 0,5 ml kg bobot tubuh + pakan indigofera), -1
Sampling data Parameter uji yang diukur meliputi per-
dan E (premiks hormon 0,5 ml kg bobot tubuh
tambahan bobot tubuh, konsentrasi estradiol-17β,
dalam pakan indigofera). Ikan koan dipelihara di
indeks kematangan gonad, tingkat kematangan
dalam waring dengan ukuran 2 m x 2 m x 1 m.
gonad, dan histologi gonad.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali
Pengukuran pertambahan bobot tubuh di-
pada pagi, siang, dan sore hari sebanyak 3% dari
lakukan setiap dua minggu sekali. Pengukuran
bobot tubuh ikan koan.
pertambahan bobot tubuh pada indukan menggunakan persamaan sebagai berikut. PB = Bt – B0
Pembuatan pakan indigofera
bagian daun dan ranting dipilih kemudian dilaku-
Keterangan: PB= pertambahan bobot; Bt= bobot ratarata ikan koan pada saat pengamatan; B0= bobot ratarata ikan koan pada awal penelitian
kan pengeringan selama dua hari. Setelah itu di-
Pengukuran konsentrasi estradiol-17β da-
lakukan penepungan dan pencetakan pakan. Pro-
lam darah menggunakan metode Enzyme-linked
ses pencetakan pakan indigofera ditambahkan
Immunosorbent Assay (ELISA) dengan kit DRG
perekat yaitu sagu. Selain itu ditambahkan mi-
Gmbh Jerman. Pengambilan darah dilakukan pa-
nyak ikan sebanyak 30 g per kg pakan indigofera
da bagian pangkal sirip ekor pada minggu ke 0,
(Darwisito et al. 2008).
4, 8, dan 12.
Pakan indigofera yang digunakan adalah
Indeks kematangan gonad (IKG) merupaPencampuran hormon pada pakan indigofera Hormon yang digunakan dalam penelitian adalah premiks hormon PMSG dan anti dopamin.
kan persentase bobot gonad dibandingkan dengan bobot tubuh ikan uji. Penghitungan IKG dilakukan pada awal dan akhir penelitian.
Pemberian premiks hormon dalam pakan indigo-
Pengamatan tingkat kematangan gonad
fera adalah dengan cara disemprotkan ke pakan.
ikan koan dilakukan secara morfologis dari hasil
-1
Premiks hormon sebanyak 0,5 mL kg pakan di-
histologi gonad pada awal dan akhir penelitian.
campurkan dengan NaCl fisiologi dan putih telur.
Histologi gonad dilakukan dengan menggunakan
Selanjutnya premiks hormon baru disemprotkan
pewarnaan hematoksilin dan eosin (H & E).
ke dalam pakan. Pemberian premiks hormon da-
Pengukuran total karotenoid dilakukan pa-
lam pakan ini dilakukan setiap dua minggu sekali
da indigofera yang sudah dibuat menjadi pakan
selama tiga bulan masa pemeliharaan.
dan pakan komersial dengan menggunakan spektrofotometer.
Penyuntikan hormon Hormon yang digunakan dalam penelitian adalah premiks hormon PMSG dan anti dopamin
Volume 16 Nomor 1, Februari 2016
Analisis data Data pertambahan bobot tubuh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan
59
Pematangan gonad ikan koan dengan Indigofera zollingeriana
selang kepercayaan 95% menggunakan program
kandungan protein dan serat kasar yang terdapat
SPSS 20.0. Nilai estradiol-17β dan GSI dianalisis
pada masing-masing pakan (Tabel 2).
menggunakan MS. Excel 2010. Histologi gonad Konsentrasi estradiol-17β
dianalisis secara deskriptif.
Pada awal pengamatan sebelum penyunHasil
tikan hormon, konsentrasi estradiol-17β sebesar
Pertambahan bobot tubuh
344,6 pg ml-1. Peningkatan konsentrasi estradiol-
Pertambahan bobot yang memiliki nilai
17β terjadi pada minggu ke-4 dan ke-8. Pada
tertinggi terdapat pada perlakuan pakan komer-
minggu ke-4 perlakuan C (premiks hormon 0,5
sial yang diikuti oleh pakan indigofera. Berdasar-
ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial) memiliki
kan hasil analisis statistik didapatkan bahwa per-
konsentrasi estradiol-17β paling tinggi yaitu
lakuan yang diberikan memengaruhi pertambah-
1194,8 pg ml-1. Pada minggu ke-8, konsentrasi
an bobot ikan koan (p<0,05) (Tabel 1).
estradiol-17β tertinggi terdapat pada perlakuan E (premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh dalam
Tabel 1. Pertambahan bobot ikan koan selama tiga bulan pemeliharaan Perlakuan
Pertambahan bobot (kg)
A
0,69±0,09b
B
0,28±0,03a
C
0,58±0,08b
D
0,24±0,02a
E
0,32±0,04a
Keterangan: Nilai rataan yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (P>0,05). (A: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; B: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; C: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; D: pre-miks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; E: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh dalam pakan indigofera).
pakan indigofera) yaitu sebesar 1180,6 pg ml-1. Pada akhir pengamatan semua perlakuan mengalami penurunan konsentrasi estradiol-17β (Gambar 1). Penurunan konsentrasi tersebut menunjukkan adanya pengaruh penggunaan tanaman indigofera.
Indeks kematangan gonad (IKG) Pada awal penelitian diambil gonad betina ikan koan sebanyak satu ekor mewakili seluruh perlakuan dengan IKG sebesar 0,58%. Pada akhir penelitian diambil gonad betina ikan koan sebanyak satu ekor setiap perlakuan. Nilai IKG secara
Berdasarkan hasil pertambahan bobot ikan
berurutan dari yang terendah hingga tertinggi
koan, didapatkan bahwa penggunaan pakan indi-
adalah perlakuan E (2,49%), perlakuan D
gofera memiliki nilai yang masih di bawah pakan
(2,29%), perlakuan C (2,27%), perlakuan A
komersial. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
(2,13%), dan perlakuan B (1,74%) (Gambar 2).
Tabel 2. Hasil proksimat pakan indigofera dan pakan komersial yang digunakan selama penelitian Kandungan Air Abu Lemak Protein Serat kasar Karbohidrat GE (kkal 100 g-1 pakan)
Pakan indigofera (%) 4,05 13,74 5,46 21,64 10,39 44,72 355,86
Pakan komersial (%) 10,12 9,77 6,53 28,55 2,34 42,69 394,29
Keterangan: GE: gross energy, 1 g protein=5,6 kkal GE, 1 g karbohidrat=4,1 kkal GE, 1 g lemak=9,4 kkal GE
60
Jurnal Iktiologi Indonesia
Mulyasih et al.
Konsentrasi estradiol-17β (pg/ml)
1400 1200 1000 C 800
E
600
B A
400
D 200 0 0
4
8
12
Minggu keGambar 1. Konsentrasi estradiol-17β pada plasma darah ikan koan pada minggu ke 0, 4, 8 dan 12 (A: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; B: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; C: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; D: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; E: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh dalam pakan indigofera).
Indeks kematangan Gonad (%)
3 2.5 2 C E
1.5
B 1
A D
0.5 0 Awal
Akhir
Waktu Gambar 2. Indeks kematangan gonad (IKG) ikan koan pada awal dan akhir penelitian (A: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; B: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; C: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; D: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; E: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh dalam pakan indigofera).
Volume 16 Nomor 1, Februari 2016
61
Pematangan gonad ikan koan dengan Indigofera zollingeriana
Histologi gonad
dak berkembang (Gambar 3). Hasil pengu-
Pada akhir penelitian dilakukan uji his
kuran total
karotenoid pada pakan indi-
tologi pada gonad betina ikan koan. Dari ha-
gofera dan pakan komersial yang digunakan
sil histologi didapatkan bahwa perlakuan C,
selama pemeliharaan ditunjukkan dalam
D dan E mengalami perkembangan menuju
Tabel 3.
pematangan gonad, sedangkan perlakuan A dan B tidak mengalami perkembangan gonad lebih lanjut. Secara keseluruhan perlakuan yang diberikan premiks hormon baik secara induksi maupun melalui pakan menga-
Tabel 3. Total karotenoid pada pakan indigofera dan pakan komersial yang digunakan selama pemeliharaan Jenis pakan Pakan indigofera Pakan komersial
Total karotenoid (µg g-1) 456,87 11,43
lami pematangan gonad, sedangkan pada perlakuan tanpa premiks hormon gonad ti-
A
B
C
D
E Gambar 3. Histologi gonad ikan koan (A: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; B: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; C: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan komersial; D: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh + pakan indigofera; E: premiks hormon 0,5 ml kg-1 bobot tubuh dalam pakan indigofera) (N:Nukleus, No:Nukleolus, O:Ooplasma, Oog:Oogonia). Perbesaran mikroskop 40 x 10.
62
Jurnal Iktiologi Indonesia
Mulyasih et al.
Pembahasan
mashita 2008). Peningkatan level plasma estra-
Perbedaan kandungan protein pada pakan
diol-17β menyebabkan hati akan mensintesis
komersial dan pakan indigofera menyebabkan
vitellogenin yang akan dibawa oleh aliran darah
pertambahan bobot tubuh ikan koan mengalami
menuju oosit (Kobayashi et al. 1996). Selanjut-
perbedaan nyata (p<0,05). Protein pakan komer-
nya estradiol-17β disintesis di ovari dibawah
sial berasal dari protein hewani dan nabati, se-
kendali GTH (Senthilkumaran et al. 2004).
dangkan protein pakan indigofera hanya berasal
Anti dopamin yang terdapat pada premiks
dari protein nabati. Perbedaan protein pakan akan
hormon memengaruhi kinerja dopamin yang ter-
menyebabkan perbedaan dalam pertumbuhan
dapat pada ikan koan. Dopamin dapat mengham-
ikan (Ghazala et al. 2011). Hal ini yang menye-
bat GnRH merilis GTH di pituitari (Dufour et al.
babkan perbedaan pertambahan bobot ikan koan.
2010, Isomura et al. 2013). Dopamin merupakan
Selain itu juga perbedaan bobot ikan dikarenakan
salah satu neurontrasmiter katekolamin yang da-
kandungan serat kasar pada pakan indigofera le-
pat menghambat sekresi LH pada famili Cypri-
bih tinggi dibandingkan dengan pakan komersial
nidae (Dufour et al. 2005, Podhorec & Kouril
(Tabel 2), sehingga menyebabkan daya cerna pa-
2009). Peran anti dopamin dalam premiks hor-
da ikan koan menjadi menurun. Rendahnya kan-
mon untuk menahan dopamin agar GnRH dapat
dungan protein pada pakan indigofera dan ting-
merilis GTH (FSH dan LH) di pituitari. Selain
ginya serat kasar ini diduga karena umur indigo-
pengaruh hormon yang digunakan pada peneli-
fera yang terlalu tua pada saat pemanenan. Sema-
tian, faktor lingkungan juga memiliki pengaruh
kin tua umur tanaman indigofera maka akan me-
dalam meningkatkan konsentrasi estradiol-17β.
nyebabkan berkurangnya protein dan meningkat-
Faktor lingkungan seperti fotoperiod dan kualitas
kan serat kasar (Palupi 2015).
air (seperti suhu) juga bisa berpengaruh terhadap
Meningkatnya konsentrasi estradiol-17β
perkembangan gonad ikan (Mylonas et al. 2010).
plasma darah ikan koan pada perlakuan yang di-
Oleh karena itu, diduga terjadi peningkatan kon-
berikan hormon dipengaruhi oleh Pregnant Mare
sentrasi estradiol-17β pada perlakuan tanpa
Serum Gonadotropin (PMSG) dan anti dopamin.
menggunakan hormon.
PMSG memiliki kandungan Gonadotropin hor-
Peningkatan indeks kematangan gonad
mon (GTH) yang terdiri atas Folicle Stimulating
berhubungan dengan kalsium, fosfoprotein fos-
Hormone (FSH) yang memiliki peran yang lebih
for dan plasma vitelogenin sebagai pembentuk
banyak dibandingkan dengan Luteinizing Hor-
kuning telur yang disintetis di hati (Rusety et al.
mone (LH). Peningkatan konsentrasi estradiol-
1992). Nilai IKG tertinggi terdapat pada perlaku-
17β tersebut dikarenakan FSH bekerja dalam per-
an yang diberikan premiks hormon dibandingkan
kembangan oosit dan diduga memengaruhi bio-
dengan kontrol. Hal ini dikarenakan peran pre-
sintetis estradiol-17β (Kobayashi et al. 2002,
miks hormon dan karetenoid yang lebih tinggi
Nagahama & Yamashita 2008). FSH memenga-
dalam pakan indigofera yaitu 456,87 ug g-1 di-
ruhi sel teka untuk mengeluarkan substrat andro-
bandingkan dengan pakan komersial yaitu 11,43
gen yaitu testosteron yang akan menyebar ke da-
µg g-1 (Tabel 3) sehingga dapat membantu dalam
lam sel granulosa sehingga membuat cP450 aro-
perkembangan oosit yang mengakibatkan volume
matase mengkonversinya menjadi estradiol-17β
gonad pada ikan koan lebih besar (Lubzens et al.
(Senthilkumaran et al. 2004, Nagahama & Ya-
2010).
Volume 16 Nomor 1, Februari 2016
63
Pematangan gonad ikan koan dengan Indigofera zollingeriana
Pakan indigofera memiliki kandungan ka-
lemak. Menurut Santos et al. (2005), fase
rotenoid dan xanthophyl yang bersifat anti-oksi-
tersebut sudah termasuk fase ketiga yaitu fase
dan (Akbarillah et al. 2002). Pakan yang me-
oosit perinukleus. Pada perlakuan A (NaCl
ngandung antioksidan sangat dibutuhkan ikan se-
fisiologis 0,5 ml kg-1 + pakan komersial) dan B
lama reproduksi (Izquerdo et al. 2001). Pada bu-
(NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 + pakan indigofera),
rung, antioksidan pada karotenoid sangat penting
belum terbentuk nukleus dan masih dalam tahap
dalam perkembangan embrio dan penetasan telur
pembentukan sel awal oogonia. Menurut Reidel
(Biard et al. 2005) dan respon imun (Anbazahan
et al. (2010), tahap tersebut merupakan tahap di
et al. 2010). Pada krustase, karotenoid berasosi-
mana ikan tidak mengalami pematangan gonad.
asi dengan lipoprotein dari vitellin (Sagi et al.
Pematangan
1995). Pada ikan, karotenoid dibawa oleh plasma
diinduksi premiks hormon menggunakan pakan
kilomikron atau serum albumin melalui plasma
komersial tidak jauh berbeda dengan perlakuan
darah untuk menuju ovari. Plasma karotenoid se-
premiks hormon yang diinduksi ataupun yang
perti xanthophyl dapat dipecah oleh sel ovari dan
dicampurkan ke dalam pakan indigofera. Hal ini
dapat membantu retinol yang diduga untuk per-
membuktikan
kembangan oosit bersamaan dengan vitelogenin
campurkan dengan premiks hormon juga mem-
atau lipoprotein (Lubzens et al. 2010).
berikan pengaruh terhadap pematangan gonad
Hasil histologi gonad ikan koan pada akhir
gonad
pada
bahwa
perlakuan
indigofera
yang
yang
di-
ikan koan.
penelitian menunjukkan bahwa gonad betina ikan koan pada perlakuan premiks hormon baik de-
Simpulan
ngan penyuntikan ataupun yang dicampur dalam
Premiks hormon dapat menginduksi lebih
pakan mengalami perkembangan dibandingkan
cepat pematangan gonad baik dengan pakan ko-
dengan perlakuan yang tidak diberikan premiks
mersial maupun pakan indigofera. Pakan indigo-
hormon. Hal ini terlihat pada Gambar 3 dimana
fera lebih efektif untuk reproduksi daripada un-
pada perlakuan yang diberikan premiks hormon
tuk pertumbuhan somatik. Untuk mempercepat
(perlakuan C: premiks hormon 0,5 ml kg-1 +
kematangan
-1
gonad
ikan
koan,
disarankan
pakan komersial; D: premiks hormon 0,5 ml kg
menggunakan kombinasi antara premiks hormon
+ pakan indigofera; E: premiks hormon 0,5 ml
dengan pakan indigofera.
kg-1 pakan indigofera) terdapat inti sel yang sudah mengalami perkembangan awal vitelogenin
Daftar pustaka
dibandingkan dengan perlakuan tanpa premiks
Abdullah L, Suharlina. 2010. Herbage yield and quality of two vegetative parts of indigofera at different times of first regrowth defoliation. Jurnal Media Peternakan, 33(1): 44-49.
hormon (A: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 + pakan komersial; B: NaCl fisiologis 0,5 ml kg-1 + pakan indigofera). Berdasarkan perbandingan histologi gonad dari Koç et al. (2008) dan Lee et al. (2012), perlakuan C (premiks hormon 0,5 ml kg-1 + pakan komersial), D (premiks hormon 0,5 ml kg-1 + pakan indigofera), dan E (premiks hormon 0,5 ml kg-1 pakan indigofera) pada oosit terdapat
Abdullah L, Tarigan A, Suharlina, Budhi D, Jovintry I, Apdini TA. 2012. Indigofera zollingeriana: A promising forage and shrubby legum crop for Indonesia. In: Astuti DA (editor). Proceeding of the 2nd International Seminar on Animal Industry. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. pp 70-72.
ooplasma basofil dan sudah mengandung butiran
64
Jurnal Iktiologi Indonesia
Mulyasih et al.
Akbarillah T, Kaharuddin, Kususiyah. 2002. Kajian daun tepung indigofera sebagai suplemen pakan produksi dan kualitas telur. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu, Bengkulu. 6 hlm. Akbarillah T, Kususiyah, Kaharuddin, Hidayat. 2008. Kajian tepung daun indigofera sebagai suplemen pakan terhadap produksi dan kualitas telur puyuh. Jurnal Peternakan Indonesia, 3(1): 20-23. Akbarillah T, Kususiyah, Hidayat. 2010. Pengaruh penggunaan daun indigofera segar sebagai suplemen pakan terhadap produksi dan warna yolk itik. Jurnal Sains Peternakan Indonesia, 5(1): 27-33. Anbazahan S M, Mari LSS, Yogeshwari G, Jagruthi C, Thirumurugan R, Arockiaraj J, Velanganni AAJ, Krishnamoorthy P, Balasundaram C, Harikrishnan R. 2014. Immune response and disease resistance of carotenoids supplementation diet in Cyprinus carpio against Aeromonas hydrophila. Fish & Shellfish Immunology, 40(1): 9-13. Biard C, Surai PF, Møller AP. 2005. Effect of carotenoid availability during laying on reproduction in the blue tit. Oecologia, 144(1): 32-44. Cudmore B, Mandrak NE. 2004. Biological synopsis of grass carp (Ctenopharyngodon della). Canadian Manuscript Report of Fisheries and Aquatic Science, 2705: 44 p. Darwisito S, M Zairin Jr, Sjafei DS, Manalu W, Sudrajat AO. 2008. Pemberian pakan mengandung vitamin E dan minyak ikan pada induk memperbaiki kualitas dan larva ikan nila (Orechromis niloticus). Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 1-10. Dufour S, Weltzien FA, Sebert ME, Lebelle N, Vidal B, Verier P, Pasqualini C. 2005. Dopaminergic inhibition of reproduction in teleost fishes ecophysiological and evolutionary implications. New York Academy of Sciences. 1040: 9-21. Dufour S, Sebert ME, Weltzien FA, Rousseau K, Pasqualini C. 2010. Neuroendocrine control by dopamine of teleost reproduction. Journal of Fish Biology, 76: 29-160. Ghazala R, Tabinda AB, Yasar A. 2011. Growth respone of juvenile grass carp (Ctenopharingodon idella) fed isocaloric diets with variable protein levels, The Journal of Animal and Plant Sciences, 21(4): 850856. Isomura N, Yamauchi C, Takeuchi Y, Takemura A. 2013. Does dopamine block the spawn-
Volume 16 Nomor 1, Februari 2016
ing of the acroporid coral Acropora tenuis? Scientific Reports. 3: 2649. Izquerdo MS, Fernández-Palacios H, Tacon AGJ. 2001. Effect of broodstock nutrition on reproductive performance of fish. Aquaculture, 197(1-4): 25-42. Kobayashi D, Tanaka M, Fukada S, Nagahama Y. 1996. Steroidogenesis in the ovarian follicles of the medaka (Oryzias latipes) during vitellogenesis and oocyte maturation. Zoological Science, 13(6): 921927. Kobayashi M, Sorensen PW, Stacey NE. 2002. Hormonal and pheromonal control of spawning behavior in the goldfish. Fish Physiology and Biochemistry, 26(1): 7184. Koç N D, Yener A, Rikap Y. 2008. Ovary maturatıon stages and histological investigation of ovary of the zebrafish (Danio rerio). Brazilian Archives of Biology Technology, 5(3): 513-522. Lee M-F, Jing-Duan H, Ching-Fong C. 2012. Development of ovarian tissue and female germ cells in the protandrous black porgy, Acanthopagrus schlegeli (Perciformes, Sparidae). Zoological Studies, 47(3): 302316. Lubzens E, Young G, Bobe J, Cerdà J. 2010. Oogenesis in Teleosts: How fish eggs are formed. General and Comparative Endocrinology, 165(3): 367-389. Mitchell AJ, Kelly AM. 2006. The public sector role in the establishment of grass carp in the United States. Fisheries, 31(3): 113121. Moore WT, Ward DN. 1980. Pregnant mare serum gonadotropin rapid chromatographic procedures for the purification of intact hormone and isolation of subunit. Journal of Biological Chemistry, 17(4): 69286929. Mylonas CC, Fostier A, Zanuy S. 2010. Broodstock management and hormonal manipulation of fish reproduction. General and Comparative Endocrinology, 165(3): 516534. Nagahama Y, Yamashita M. 2008. Regulation of oocyte maturation in fish. Development, Growth and Differentiation, 50(Supplement s1): S195-S219. Palupi R. 2015. Subtitusi protein bungkil kedelai dengan protein tepung pucuk Indigofera zollingeriana untuk menghasilkan telur
65
Pematangan gonad ikan koan dengan Indigofera zollingeriana
fungsional tinggi antioksidan. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. 91 hlm. Podhorec P, Kouril J. 2009. Induction of final oocyte maturation in Cyprinidae fish by hypothalamic factor: a review. Veterina Medicana, 54(3): 97-110. Putra WKA. 2013. Induksi belut sawah (Monopterus albus) secara hormonal. Tesis. Institut Pertanian Bogor. 42 hlm. Rachman B. 2013. Manipulasi hormonal pada pematangan gonad ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus. Tesis. Institut Pertanian Bogor. 47 hlm. Reidel A, Boscolo WR, Feiden A, Romagosa E. 2010. The effect of diets with different levels protein of Rhamdia quelen stocked in cages. Aquaculture. 298: 354-359. Rosety M, Miguel B, Luisa GDC, Amalia G, Carmen S. 1992. Biochemical parameters
66
during reproduction of the toad fish, Halobatrachus didactylus (Schneider, 1801). Science Marine, 56 (1): 87-94. Sagi A, Rise M, Isam K, Araf S. 1995. Carotenoids and their derivates in organs of the maturing female crayfish Cherax quadrycarinatus. Biochemistry and Molecular, 112(2): 309-313. Santos IN, Andrade CC, Santos AF, Santos LN, Araujo FG. 2005. Histologycal analysis of ovarian development of the characiform Oligosarcus hepsetus (Cuvier, 1829) in a Brazilian reservoir. Brazilian Biology Journal, 65(1): 77-169. Senthilkumaran B, Yoshikuni M, Nagahama Y. 2004. A shift in steroidegenesis in ovarian follicles prior to oocyte maturation. Molecular and Cellular Endocrinology, 215: 11-18.
Jurnal Iktiologi Indonesia