JOB SATISFACTION DAN PERFORMANCE BERDASARKAN BEBAN KERJA

Download Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013. 225 ... kajian ergonomi kognitif. Berdasarkan pengertian ergono...

0 downloads 508 Views 128KB Size
225

JOB SATISFACTION DAN PERFORMANCE BERDASARKAN BEBAN KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG JOB SATISFACTION AND PERFORMANCE OF NURSE BASED ON WORKLOAD IN BHAYANGKARA HOSPITAL LUMAJANG Heln Susianti Tunggareni, Thinni Nurul Rochmah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya Email: [email protected]

ABSTRACT The increasing number of Bed Occupancy Rate (BOR) could be indicates the increasing number of patient. It was also related with the increasing need of nursing labour. If there is no nursing labour addition meanwhile the number of patient always increases, it means that the workload of nurse was also increase. The increasing of workload will affect its job satisfaction and performance. This was descriptive study that aimed to analyze job satisfaction and performance based on workload of nursing labour. This study used cross sectional method. There were 26 nurses as sample. Data was collected through questionnaire and time and motion study.. This study showed that respondents had an ideal objective workload (92,3%) and high objective workload (7,7%). In other hand, there were more respondents had an ideal subjective workload (88,5%) and high subjective workload (11,5%). Most respondents felt satisfy (42,31%) and had an enough extra role performance (73,08%).. This study concluded that both objective and subjective workload was moderate. This tend to make the nurse satisfy with their job and showed a good performance. Keywords :, job satisfation, nursing labor, performance, workload

PENDAHULUAN

berdasarkan beban kerja tenaga keperawatan di

Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan

IRNA Rumkit Bhayangkara Lumajang. Manfaat

aspek penting yang diperhatikan sebagai upaya

penelitian

ini

adalah

mendapatkan

gambaran

retensi pekerja. Mempertahankan tenaga kerja yang

tentang beban kerjadan job

sudah berpengalaman di bidangnya lebih mudah

performance tenaga keperawatan di IRNA Rumkit

dilakukan daripada merekrut tenaga kerja baru.

Bhayangkara Lumajang.

satisfaction serta

Biaya yang dikeluarkan untuk perekrutan dan pengembangan karier tenaga kerja baru jauh lebih

PUSTAKA

besar

Beban Kerja

jika

dibandingkan

dengan

biaya

yang

dikeluarkan untuk mempertahankan tenaga kerja, misalnya dengan pemberian insentif dan reward. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini

Beban kerja merupakan salah satu aspek dalam kajian ergonomi kognitif. Berdasarkan pengertian ergonomi

menurut

pusat

kesehatan

kerja

adalah kekurangan tenaga keperawatan di Instalasi

Departemen Kesehatan Kerja RI, ergonomi adalah

Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara dengan rata-

ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam

rata

kaitannya dengan pekerjaan mereka.

persentase

kekurangan

sebesar

49,75%

apabila dihitung menggunakan formula perhitungan

Pudijiraharjo et al (2003) melihat beban kerja

Rasio DEPKES, Lokakarya Tenaga Keperawatan,

dalam dua sudut pandang, secara subyektif dan

Gillies, dan Nina. Tujuan penelitian ini adalah

obyektif.

menganalisis job satisfaction dan performance

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

226

1. Beban kerja subyektif

berdasarkan

persentase

waktu

efektif

perawat

Beban kerja secara subyektif merupakan beban

dalam bekerja, sehingga dapat diambil kesimpulan

kerja yang dilihat dari sudut pandang atau persepsi

sesuai dengan kategori beban kerja yang diinginkan

dari perawat. Beban kerja subyektif adalah ukurana

(Kisnugraha, 2012).

yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan beban

Job Satisfaction

kerja yang diajukan tentang perasaan kelebihan

Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi

kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan dan kepuasan

tenaga kerja tentang

kerja. Beban kerja subyektif meliputi persepsi beban

dapat

fisik, beban sosial dan beban mental. Beban kerja

dianggap penting oleh pekerja. Pertama, kepuasan

subjektif dapat diukur menggunakan instrumen

kerja merupakan respon emosional yang terhadap

NASA TLX yang terdiri dari dimensi tuntutan mental,

situasi pekerjaan. Kedua, bagaimana hasil dari

tuntutan

pekerjaan mempunyai titik temu dengan harapan

fisik,

tuntutan

waktu,

tingkat

usaha,

memenuhi

bagaimana pekerjaannya

apa

yang

dibutuhkan

dan

performansi, dan tingkat frustasi.

yang diinginkan oleh pekerja. Sebagai contoh, jika

2. Beban Kerja Obyektif

pekerja merasa bahwa mereka bekerja lebih keras

Beban

kerja

secara

obyektif

merupakan

daripada pekerja lain, namun ia mendapatkan

keadaan nyata yang ada di lapangan. Secara

reward yang lebih sedikit, maka mereka akan

obyektif, beban kerja dilihat dari keseleluruhan

berpeluang

waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang

pekerjaannya.Menurut Luthans (2005), faktor yang

dilakukan.

mempengaruhi kepuasan kerja terdiri dari:

Metode pengukuran objektif merupakan

untuk

berperilaku

negatif

terhadap

1. The work it self(pekerjaan)

metode pengukuran yang sifatnya objektif, atau

2. Pay(jumlah uang atau gaji yang diterima)

tidak berdasarkan persepsi individu terhadap beban

3. Promotion Opportunities(kesempatan promosi)

kerjanya. Pengukuran beban kerja fisik dengan

4. Supervision(supervisi atau pengawasan)

pendekatan objektif dapat menggunakan metode

5. Co-worker(rekan kerja)

time and motion study. Time and motion study

Performance

dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain: (1)

Menurut Graen (2006) kinerja individu

dengan cara observational (dengan menggunakan

dalam organisasi dibedakan menjadi dua kategori,

formulir time and motion study yang diisi oleh

yakni kinerja in-role dan kinerja extra-role atau

pengamat), (2) dengan

dikenal dengan istilah Organizational Citizenship

cara

self assessment

(formulir time andmotion study diisi oleh perawat

Behaviors (OCB).

sendiri berdasarkan pekerjaan yang telah dilakukan

1. Kinerja In-Role

berserta waktu untuk melaksanakan pekerjaan

Aktivitas in-role dihargai oleh organisasi

tersebut). Dengan demikian, secara gerak maupun

dalam bentuk penghargaan. Aktivitas ini secara

waktu perawat dapat ditulis dan dilakukan analisis

khusus bertujuan kinerja yang efektif dan memuat

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

227

tugas rutin, tanggung jawab, dan berfokus pada

Bhayangkara Lumajang yaitu sebesar 28 tenaga

tugas masing-masing individu dalam organisasi.

keperawatan.

Perilaku organisasi lain menunjukkan hubungan

menggunakan

dengan kinerja in-role pegawai. Sebagai contoh,

keperawatan fungsional (tidak menjabat jabatan

kepuasan

struktural) sebesar 26 tenaga keperawatan. Teknik

perilaku

kerja

(job

organisasi

mempunyai

satisfaction)

yang

pengaruh

sudah

kecil

merupakan

umum

namun

diteliti bersifat

Sampel kriteria

diambil inklusi

dengan

yaitu

tenaga

analisis menggunakan statistika deskriptif yaitu crosstabs.

signifikan terhadap kinerja in-role. 2. Extra

Role

Performance

(Organizational

Karakteristik Responden

Citizenship Behavior) Setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN

organisasi

dituntut

selalu

Jenis kelamin responden dari 26 tenaga

meningkatkan kinerja dan efektifitas agar mampu

keperawatan,

bertahan didalam globalisasi. Salah satu elemen

kelamin perempuan dan sebesar 15,4% berjenis

penting

kelamin

yang

dipertimbangkan

mampu

sebesar

laki-laki.

84,6%

Sebagian

adalah

besar

berjenis

responden

meningkatkan kinerja dan efektifitas organisasi

memiliki usia antara 25-26 tahun yaitu sebesar

adalah kemauan karyawan melakukan kinerja extra-

42,30%.

Tingkat

role selain kinerja in-role. Organ (2006) menamakan

memiliki

tingkat

kinerja extra-role dengan istilah Organizational

adalah sebesar 53,84% dan DIII Kebidanan sebesar

Citizenship Behaviors (OCB).

46,16%. Sebagian besar responden memiliki masa

pendidikan pendidikan

Perilaku individu ini bersifat fleksible, tidak

kerja antara 1-3 tahun.

secara langsung diketahui atau dihargai oleh sistem

Beban Kerja Objektif

reward yang formal di organisasi, namun secara keseluruhan efektifitas

memberikan

organisasi

kontribusi

Keperawatan

Rata-rata waktu kegiatan produktif pada beban kerja objektif pada shift pagi, shift sore, dan shift malam termasuk dalam kategori sedang. Hal

sekerja yang mengalami masalah terkait pekerjaan,

ini mungkin dikarenakan adanya mahasiswa dari

ikut menjaga kebersihan dan keamanan, atau

Akademi Keperawatan Lumajang yang melakukan

berpartisipasi

magang

dalam

membantu

DIII

yang

teman

aktif

seperti

terhadap

responden

kegiatan-kegiatan

organisasi.

dan

praktik

di

Rumkit

Bhayangkara

Lumajang. Persentase kegiatan terbesar pada shift pagi dan shift sore adalah pada kegiatan tugas

METODE

administrasi yaitu sebesar 29,1% dan 28,4%.

Penelitian

penelitian

Terdapat pasien datang dan pasien pulang pada

observasional deskriptif dengan jenis penelitian

kedua shift tersebut sehingga menambah tugas

cross sectional. Populasi penelitian ini adalah

administrasi dari tenaga keperawatan. Pada shift

semua

malam

tenaga

ini

menggunakan

keperawatan

di

IRNA

Rumkit

persentase

kegiatan

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

terbesar

adalah

228

kegiatan

keperawatan

langsung

yaitu

melihat

kondisi pasien.

aspek psikis yang positif dari tenaga keperawatan yang

mampu

meringankan beban

kerja

yang

Sebagian besar responden baik pada shift

dirasakan. Nursalam (2011) menyatakan bahwa

pagi, shift sore, dan shift malam memiliki beban

psikologis perawat merupakan tambahan beban

kerja objektif dalam kategori sedang. Hal ini juga

kerja yang nantinya akan yang berdampak pada

mungkin disebabkan adanya mahasiswa magang

kinerja.

dan

kekurangan

disebabkan karena kurangnya tenaga keperawatan,

tenaga tidak menimbulkan dampak pada beban

dimana jumlah tenaga keperawatan tidak sebanding

kerja. Terdapat 4 mahasiswa pada masing-masing

dengan jumlah tempat tidur.Hal ini juga mungkin

pos jaga. Sehingga proporsi tenaga keperawatan

disebabkan

dibandingkan dengan TT yang sebelumnya 1

Rumkit

perawat/bidan membebani 8-9 TT, menjadi 5

menjalankan tugas yang menyangkut kelangsungan

tenaga membebani 8-9 TT.

hidup pasien yang dirawatnya. Kondisi ini lah yang

Beban Kerja Subjektif

dapat menimbulkan tambahan beban kerja dan rasa

mahasiswa

praktik

sehingga

Sebagian besar responden merasa bahwa

Tingkat

usaha

karena

yang

adanya

Bhayangkara.

tinggi

mungkin

peningkatan

Seorang

BOR

perawat

harus

tertekan pada perawat, akibatnya kinerja mereka

tuntutan mentalnya dalam kategori sedang yaitu

menjadi

sebesar 73,1%. Pekerjaan mereka membutuhkan

berpengaruh terhadap organisasi dimana mereka

aktivitas

bekerja (Nursalam, 2011).

mental

(berpikir,

mencari,

melihat,

mengingat) dan aktivitas perseptual (mendiagnosa, mengenali tersebut

gejala

sebesar

meskipun

tidak

langsung

Job Satisfaction

aktivitas

Berdasarkan

hasil

penelitian,

secara

melakukan asuhan keperawatan. Sebagian besar

puas yaitu 42,31%. Pada aspek people on your

responden merasa bahwa tuntutan fisiknya dalam

present

kategori sedang yaitu sebesar 53,8%, tuntutan

responden

waktunya dalam kategori tinggi yaitu sebesar

76,92%.Pada

57,7%, performansinya dalam kategori sedang yaitu

responden yang merasa cukup puas dan puas

sebesar 65,4%, tingkat usahanya dalam kategori

memiliki proporsi yang sama. Pada aspek pay

tinggi yaitu sebesar 61,6%, dan tingkat frustasinya

sebagian besar responden merasa cukup puas

dalam kategori sedang yaitu sebesar 53,8%.

yaitu sebesar 46,15%.Pada aspek opportunities for

tinggi

BOR,

jumlah

pasien

tiap

fisik

secara

keseluruhan sebagian besar responden merasa

Semakin

aktivitas

dan

dalam

banyak

tidak

pasien)

buruk

maka

semakin

harinya.

Ilyas

work

(rekan

merasa aspek

kerja)

sebagian

puas

yaitu

work

on

besar

sebesar

present

job,

promotion sebagian besar responden merasa tidak puas

yaitu

sebesar

42,31%.

Pada

aspek

responden

memiliki

proporsi

yang

(2004)menyatakan tingginya beban kerja dapat

supervision,

berefek pada penurunan kinerja personel rumah

sama antara responden yang merasa cukup puas

sakit.Keberhasilan

dan puas.

yang

dirasakan

merupakan

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

229

sangat

role

dalam

sebesar 50%.Pada aspek civic virtue sebagian

pekerjaannya. Terdapat ada 2 aspek penting dari

besar responden memiliki extra role performance

pekerjaan yang mempengaruhi kepuasan kerja

dalam kategori cukup yaitu sebesar 65,38%.Pada

yaitu variasi kerja dan kontrol atas metode dan

aspek

langkah-langkah kerja.Aspek penting lain yang

responden memiliki kinerja yang baik yaitu sebesar

mempengaruhi kepuasan adalah pay atau gaji. Hal

65,38%.Pada aspek courtesy

ini sesuai dengan pernyataan Kesempatan promosi

responden

tenaga keperawatan

sebesar

Hubungan mempengaruhi

antara kepuasan

rekan

kerja

individu

sangat terbatas

sehingga

performance

dalam

kategori

conscientioussnes

memiliki 57,69%.

sebagian

kinerja Pada

cukup

yaitu

besar

sebagian besar yang

cukup

aspek

yaitu

sportmanship

sebagian besar dari mereka merasa tidak puas. Di

sebagian besar responden memiliki kinerja dalam

sisi lain, gaya kepemimpinan antara laki-laki sangat

kategori cukup.

berbeda dengan perempuan. Perempuan lebih

Perilaku

membantu

karyawan

lain

cenderung bergaya pengasuh dan mementingkan

(altruism) perlu diterapkan dalam kerja tim untuk

hubungan sosial.

mendapatkan kinerja yang baik. Sebagai pekerja

Performance

yang berpartisipasi pada kegiatan lain di luar tugas

Performance yang diteliti dalam penelitian

pokok akan mampu menjalankan fungsi-fungsi

ini adalah extra role performance atau biasa disebut

organisasi sehingga pencapaian tujuan organisasi

dengan istilah Organizational Citizenship Behavior

dapat terwujud.

(OCB). Perilaku ini diukur menggunakan kuesioner

Job Satisfaction berdasarkan Beban Kerja

dan didapatkan hasil secara keseluruhan bahwa

Analisis job satisfaction berdasarkan beban

sebagian besar extra role performance dalam

kerja tenaga keperawatan disajikan dalam bentuk

kategori cukup yaitu sebesar 73,08%.Pada aspek

crosstab atau tabulasi silang. Analisis ini dapat

altruism sebagian besar responden memiliki extra

dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut.

Tabel 1

Tabulasi Silang antara Beban Kerja Objektif dengan Job Satisfaction

Beban Kerja Objektif Tidak Puas n % 6 25 0 0 6 23,1

Sedang Tinggi Total Tabel 2

Total Puas n 10 1 11

% 41,7 50 42,3

n 24 2 26

% 100,0 100,0 100,0

Tabulasi Silang antara Beban Kerja Subjektif dengan Job Satisfaction

Beban Kerja Subjektif Sedang Tinggi Total

Job Satisfaction Cukup Puas n % 8 33,3 1 50 9 34,6

Tidak Puas n % 5 21,7 1 33,3 6 23,1

Job Satisfaction Cukup Puas n % 7 30,4 2 66,7 9 34,6

Total Puas n 11 0 11

% 47,8 0 42,3

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

n 23 3 26

% 100,0 100,0 100,0

230

Beban kerja objektif sedang sebagian besar

lain

yang

mendukung

pernyataan

ini

adalah

responden merasa puas dan pada beban kerja

penelitian yang dilakukan oleh Amal Altaf dan

objektif tinggi, responden memiliki proporsi yang

Mohammad Atif Awan (2011) yang menemukan

sama antara responden yang merasa cukup puas

bahwa beban kerja yang tinggi memiliki pengaruh

dan merasa puas. Hal ini menunjukkan bahwa

yang negatif terhadap kepuasan kerja.

responden

yang

beban

objektifnya

sedang

Hasibuan (2010) mengemukakan bahwa

cenderung

merasa

puas

dibandingkan

dengan

umur mempengaruhi kepuasan kerja. Karyawan

beban objektif yang tinggi. Hal ini didukung oleh hasil

yang masih muda, tuntutan kepuasan kerjanya

penelitian yang dilakukan oleh Mustapha dan Ghee

tinggi, sedangkan karyawn tua tuntutan kepuasan

(2013) yang memberikan hasil bahwa terdapat

kerjanya relatif rendah. Beliau juga menyatakan

hubungan negatif yang signifikan antara beban kerja

bahwa semakin besar organisasi, kepuasan kerjanya

dengan kepuasan kerja. Artinya bahwa semakin

semakin menurun karena peranan mereka semakin

tinggi beban kerja maka kepuasan kerja akan

kecil dalam mewujudkan tujuan. Di sisi lain, gaya

menurun.

kepemimpinan juga mempengaruhi kepuasan kerja

Beban kerja subjektif sedang sebagian besar responden merasa puas dan pada beban kerja

selain dari proses supervisi yang dilakukan. Performance berdasarkan Beban Kerja

subjektif tinggi sebagian besar responden merasa

Analisis perfprmance berdasarkan beban

cukup puas. Hal ini juga menunjukkan bahwa beban

kerja tenaga keperawatan disajikan dalam bentuk

kerja subjektif yang sedang cenderung memiliki

crosstab atau tabulasi silang. Analisis ini dapat dilihat

kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan

pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut.

dengan beban kerja subjektif yang tinggi. Penelitian Tabel 3 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Objektif dengan Extra Role Performance Beban Kerja Objektif

Extra Role Performance Cukup Baik n % n 18 75 6 1 50 1 19 73,1 7

Sedang Tinggi Total

Total %

n

25 50 26,9

24 2 26

% 100,0 100,0 100,0

Tabel 4 Tabulasi Silang antara Beban Kerja subjektif dengan Extra Role Performance Extra Role Performance Cukup Baik n % n 18 78,3 5 1 33,3 2 19 73,1 7

Beban Kerja Subjektif

Sedang Tinggi Total

Beban kerja objektif sedang sebagian besar

Total % 21,7 66,7 26,9

n 23 3 26

% 100,0 100,0 100,0

responden memiliki proporsi yang sama padaextra

responden memiliki extra role performance yang

role

cukup

performance yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa

dan

pada

beban

kerja

objektif

tinggi

performance

yang

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

cukup

dan

extra

role

231

responden yang memiliki beban kerja objektif tinggi

role performance yang baik daripada beban kerja

memiliki kecenderungan untuk berperilaku lebih baik

subjektif

daripada beban kerja objektif yang sedang. Extra

merupakan beban kerja psikis yang dirasakan oleh

role performance merupakan suatu bentuk keinginan

tenaga keperawatan. Mungkin beban ini mampu

individu untuk berperilaku positif di luar perannya.

diimbangi dengan kepuasan responden sehingga

yang

rendah.

Beban

kerja

subjektif

Hal ini menunjukkan adanya faktor lain

mampu memotivasi mereka untuk berperilaku positif

yang lebih kuat dalam mempengaruhi extra role

di luar perannya.Menurut Ariani (2011) perilaku

performance daripada beban kerja objektif karena

kewargaan

beban

lebih

individu berupa keinginannya memberikan kontribusi

berpengaruh pada in role performance, sedangkan

bagi organisasi. Hal ini disebabkan pada dasarnya

pada penelitian ini in role performance tidak diteliti.

karyawan memiliki komitmen untuk memberikan

Faktor lain yang mampu menjembatani antara beban

yang terbaik bagi organisasi. Keinginan tersebut

kerja dengan extra role performance adalah job

mendorong

satisfaction. Sebagian besar tenaga keperawatan

spontan dalam suatu model kegiatan dan harus

merasa puas, mungkin hal ini yang memotivasi

didukung oleh sistem yang ada, yaitu sistem yang

mereka untuk mampu berperilaku di luar perannya

kooperatif, informal, ada kolaborasi, didukung oleh

meskipun beban kerjanya tinggi.

pemimpinnya, dan ada pertukaran sosial maupun

kerja

objektif

sendiri

cenderung

Beban kerja subjektif sedang sebagian besar responden memiliki extra role performance cukup dan pada beban kerja subjektif tinggi sebagian

organisasional

individu

muncul

untuk

dari

berperilaku

dalam

secara

ekonomi. Performance berdasarkan Job Satisfaction Analisis

Performance

berdasarkan

Job

besar responden memiliki extra role performance

Satisfactiondilakukan dengan menggunakan tabulasi

yang baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa beban

silang. Analisis ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

kerja subjektif yang tinggi cenderung memiliki extra Tabel 5 Tabulasi Silang antara Job Satisfaction dengan Extra Role Performance Job Satisfaction

Extra Role Performance Cukup Baik n % n 5 83,3 1 6 66,7 3 8 72,7 3 19 73,1 7

Tidak Puas Cukup Puas Puas Total

Tenaga keperawatan yang merasa tidak puas,

Total % 16,7 33,3 27,3 26,9

n 6 9 11 26

% 100 100 100 100

keperawatan yang merasa tidak puas. Hal ini

cukup puas, atau puas sebagian besar memiliki

didukung oleh penelitian

extra

ini

Winarti (2011) dengan hasil bahwa job satisfaction

menunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

bahwa tenaga keperawatan yang merasa puas

performance. Namun hal ini berlawanan dengan

akan mampu berperilaku lebih baik daripada tenaga

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Engko

role

performance

yang

cukup.

Hal

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

yang

dilakukan oleh

232

(2008) dengan hasil bahwa terdapat pengaruh yang

tinggi.Tenaga keperawatan yang memiliki beban

positif

terhadap

kerja subjektif sedang cenderung memiliki tingkat

performance.Hal yang membedakan dengan hasil

kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada beban

penelitian lain tersebut adalah pada penelitian ini,

kerja subjektif tinggi.Tenaga keperawatan yang

performance

role

memiliki beban kerja objektif tinggi cenderung

performance, yaitu kinerja individu di luar tugas dan

memiliki extra role performance yang lebih baik

peran mereka.

daripada

antara

job

yang

satisfaction

dinilai

adalah

extra

beban

kerja

objektif

sedang.Tenaga

Extra role performance merupakan suatu

keperawatan yang memiliki beban kerja subjektif

bentuk perilaku positif di luar peran tugas. Tentunya

tinggi cenderung memiliki extra role performance

perilaku ini sangat erat kaitannya dengan niat atau

yang lebih baik daripada beban kerja subjektif

motivasi

dalam

sedang.Tenaga keperawatan yang merasa puas

penelitian ini, faktor yang lebih dominan untuk

cenderung memiliki extra role performance yang

mempengaruhi

adalah

lebih baik daripada tenaga keperawatan yang

motivasi kerja bukan job satisfaction. Pada hasil

merasa tidak puas. Saran yang dapat diberikan

penelitian yang telah dilakukan oleh Engko (2008)

adalah perlu dilakukan pengaturan terhadap beban

menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang

kerja

positif antara self afficacy dan self esteem terhadap

prosedur kerja yang mampu menurunkan beban

performace. Mungkin kedua faktor tersebut juga

kerja mereka, lingkungan kerja perlu dijaga untuk

memiliki pengaruh terhadap extra role performance.

tetap mempertahankan kepuasan kerja, namun

Self

pada aspek promosi harus lebih diperhatikan lagi

dari

esteem

tenaga

extra

kerja.

role

Mungkin

performance

merupakan

bentuk

kepuasan

tenaga

merupakan

terhadap

responden merasa tidak puas, dan perilaku extra

kemampuan yang dimilikinya sendiri untuk mampu

role (extra role performance)harus lebih ditingkatkan

mengerjakan tugas yang diberikan.

lagi dengan meningkatkan motivasi kerja tenaga

individu

tersebut

mengatur

karena

penilaian

aspek

dengan

seseorang terhadap dirinya sendiri dan self afficacy bentuk

pada

keperawatan

sebagian

besar

keperawatan. SIMPULAN Beban kerja objektif tenaga keperawatan di IRNA

Rumkit

Bhayangkara

Lumajang

dalam

kategori sedang. Beban kerja subjektif dalam kategori sedang.Job dalam kategori puas.Extra Role dalam kategori cukup.Tenaga keperawatan yang

memiliki

beban

kerja

objektif

sedang

cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih

tinggi

daripada

beban

kerja

objektif

DAFTAR PUSTAKA Altaf, A., dan Awan, M. (2011). Moderating Affect of Workplace Spirituality on the Relationship of the Job Overload and Job Satisfaction. Journal of Business Ethics, 104(1), 93-94. Ariani, D. W. (2011). Hubungan antara Perilaku Kewargaan Organisasional dan Kinerja Tugas. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan/ Tahun 4, No.1, April 2011. Engko, C. (2008). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual dengan Self Esteem dan Self Afficacy sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan Akintansi, Vol 10, No 1, April 2008, 1-12.

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013

233

Graen, G. B., danGraen, J. A. (2006). Sharing Network Leadership. United State of America : Information Age Publishing. Hasibuan, M. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia ed. Revisi. Jakarta : PT. Bumi Aksara Kisnugraha, R. F. (2012). Analisis Pengaruh Beban Kerja terhadap Motivasi Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo. Skripsi. Universitas Airlangga. Ilyas, Y. (2004). Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.Universitas Gajah Mada. Luthans, F. (2005). Organizational Behavior Tenth Edition Internasional Edition. United States : McGraw-Hill/Irwin Mustapha, N., dan Ghee, W. Y. (2013). Examining Faculty Workload as Antecedent of Job Satisfaction among Academic Staff of Higher Public Education in Kelantan, Malaysia. Journal Business and Management Horizons, ISSN 2326-0297, 2013, Vol 1, No 1.

Organ, D. W., Podsakoff, P. M., danMacKenzie, S. B. (2006).Organozational Citizenship Behavior : Its Nature, Antecedent, and Consequences. London : Sage Publication,inc. Pudjirahardjo. W.J., Rivai, F., dan Hargono, R. (2003). Faktor Dominan yangMempengaruhi Kinerja Perawat dalam Melaksanakan AsuhanKeperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Haji Surabaya. JurnalPenelitian. Surabaya. Universitas Airlangga. Winarti, Y. I. (2011). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Sido Jangkung di Sidoarjo. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013