JURNAL AKUNTANSI (JAK) PAGE 37 PENGARUH AUDIT

Download This research aims to examine the effect of management audit on employee performance at PT. Bank Panin Tbk Kendari. The primary data is tak...

0 downloads 457 Views 183KB Size
PENGARUH AUDIT MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANK PANIN TBK CABANG KENDARI Oleh Elisa Septianingrum Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara ABSTRACT This research aims to examine the effect of management audit on employee performance at PT. Bank Panin Tbk Kendari. The primary data is taken from perceptions of Internal Control Unit at PT. Bank Panin Tbk Kendari. The perceptions of respondents are obtained through questionnaire using ordinal measure with 5 points likert scale. The statistical method employed to test each hypothesis is simple regression analysis. The result shows that management audit has a significant effect on the employee performance. Regression result of Adjusted R Square coefficient is 0.763 or 76.3%. The rest is 23.7% explained by other variables which are not examined. This finding has proven that management audit must be done by the entire banking companies, especially by PT. Bank Panin Tbk Kendari, in order to achieve a better employee performance. Keywords: Management Audit and Employee Performance. I. PENDAHULUAN Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis sehingga menuntut bank-bank untuk berusaha lebih efektif dan efisien. Kelangsungan hidup suatu perusahaan atau bank sangat dipengaruhi oleh coerporate governance atau tata kelola perusahaan tersebut. Good corporate governance menurut Tim Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri. Semakin berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan di bidang pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan tidak hanya pemeriksaan keuangan saja tetapi juga pemeriksaan yang menekankan penilaian sistematis dan objektif serta berorientasi pada tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang keefektifan dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Pimpinan perusahaan memerlukan audit operasional yang menyajikan informasi mengenai aktivitas operasional perusahaan dan tidak terbatas pada informasi keuangan dan akuntansi saja. Suatu organisasi yang dikendalikan dengan efektif terletak pada sikap manajemen. Audit manajemen ataupun pengawasan intern merupakan kebijakan dari prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 37

memadai bagi manajemen, bahwa sasaran dan tujuan penting bagi manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Menurut Sukrisno Agoes (2004) Audit manajemen, disebut juga operasional audit, audit fungsional, audit sistem, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.” Audit manajemen pada perusahaan perbankan dapat dilakukan pada semua unit kerja yang ada dalam perusahaan, diantaranya fungsi operasional pada bagian Customer Service, Cash and Deposit Teller, Payment Service, Back Office, dll). Audit manajemen yang dilakukan oleh Panin Bank untuk melihat kinerja karyawan dalam menjalankan tugas pokok masing-masing. Pada pelaksanaanya berdasarkan hasil kertas kerja validasi RSCA Siklus ke 26 KCU Kendari, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan dan mendapatkan grade C artinya bahwa resiko tersebut tidak dilakuakn pemeriksaan, hal inilah yang menjadi permasalahan bahwa tidak semua resiko dalam unit kerja diperiksa. Terkait dengan hal tersebut, pelaksanaan audit manajemen telah berusaha meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan saran serta perbaikan pada seluruh unit kerja yang memiliki penilaian buruk berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya agar kesalahan-kesalahan tersebut tidak akan terjadi lagi. Oleh karena itu pihak bank, perlu melaksanakan tindakan yang mampu meningkatkan kinerja karyawan. Dalam mengontrol kegiatan operasional perusahaan pada berbagai macam bagian dalam perusahaan, perlu ada pelaksanaan audit manajemen sebagai pengawasan kinerja. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan pokok yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah Audit Manajemen berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT Bank Panin Tbk Cabang Kendari? Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh Audit Manajemen secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT Bank Panin Tbk Cabang Kendari. II. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Audit Auditing menurut Boynton et al. (2002:5) adalah:“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. “ a. Klasifikasi Audit Untuk kelangsungan sebuah perusahaan, diperlukan pengendalian dan pengawasan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Oleh karena itu perusahaan melakukan berbagai macam audit sebagai bentuk dari pengendalian dan pengawasan tersebut. Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 38

Klasifikasi audit berdasarkan tujuan dan dilaksanakannya audit menurut Abdul Halim dalam bukunya yang berjudul Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) adalah sebagai berikut: “Klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit terbagi ke dalam tiga kategori: 1) Audit laporan keuangan 2) Audit kepatuhan 3) Audit operasional/manajemen”. Lebih lanjut klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Audit laporan keuangan Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ukuran kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran (fairness). Audit laporan keuangan ini biasanya dilakukan olah auditor eksternal yang ditunjuk oleh perusahaan yang laporan keuangannya tengah diaudit. 2) Audit kepatuhan Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasi tertentu dari sebuah entitas sesuai dengan kondisi, ketentuan, dan peraturan yang telah ditetapkan. Ukuran kesesuaian audit kepatuhan adalah ketepatan (correctness). Auditor yang melakukan audit kepatuhan pada umumnya dianggap independen karena mereka tidak terlibat dalam pelaksanaan aktivitas yang diauditnya, dan mereka melapor kepada otoritas yang lebih tinggi daripada yang diauditnya. 3) Audit operasional/Audit Manajemen Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (ekonomis) operasional. Tujuan audit operasional adalah untuk menilai kinerja, mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan pembenahan, dan memberikan rekomendasi. Audit operasional sering disebut juga dengan audit kinerja (performance audit) atau audit manajemen (management audit). Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah keefisienan, kefektifan, dan kehematan atau keekonomisan. b. Audit Manajemen Menurut Amin Widjaja Tunggal (2011) audit manajemen atau audit operasional adalah tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode operasional organisasi tertentu yang bertujuan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas prosedur serta metode tersebut. Pada saat audit operasional Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 39

dilakasanakan manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Menurut IBK. Bayangkara dalam buku Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi (2014:3):“Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan.” Audit manajemen harus dilakukan secara sistematis sehingga pelaksanaan pemeriksaannya juga melalui tahap demi tahap agar mencapai pemeriksaan yang efektif dan efisien. Menurut IBK. Bayangkara (2014:9) secara umum ada 5 (lima) tahap pemeriksaan manajemen, yaitu: 1) Audit Pendahuluan Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang di audit. Disamping itu pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap banyak peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit sementara (tentative audit objective). Dalam tahap audit ini auditor dapat menentukan beberapa tujuan audit sementara. 2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektifitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalain yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah mengetahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective), atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) buktibukti yang mendukung tujuan audit tersebut. 3) Audit Terinci Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan. 4) Pelaporan Tahap ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihakJurnal Akuntansi (JAk)

Page 40

pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindak lanjuti. 5) Tindak Lanjut Sebagai tahap akhir dalam audit manajemen, bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan manajemen melakukan tindak lanjut sesuai dengan yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindaklanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit. 2. Kinerja Karyawan Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya. Terdapat beberapa pengertian dari kinerja yang diungkapkan oleh beberapa pakar berikut ini. Adapun pengertian kinerja, yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2005), “Kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Hasibuan (2005) juga menjelaskan mengenai kinerja pegawai, “Kinerja pegawai adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”. Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan adalah indikator dari suatu kinerja. Indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja. Sehubungan dengan ukuran penilaian prestasi kerja maka kinerja pegawai, menurut Simamora (2004) kinerja karyawan adalah diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Kuantitas Kerja yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan. 2) Kualitas Kerja yaitu yang meliputi kesesuaian produksi kegiatan dengan acuan ketentuan yang berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan maupun rencana organisasi. 3) Ketetapan Waktu yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang dibutuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan. Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 41

3. Peneliti Terdahulu Penelitian terdahulu oleh Saepulloh (2011), dengan judul “Pengaruh pelaksanaan audit operasional pelayanan terhadap kinerja karyawan dengan kepatuhan karyawan dalam menjalankan standar operasional prosedur layanan sebagai variabel interveningnya (studi kasus pada Divisi layanan Cabang toko buku Gramedia di Jakarta Selatan)”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pelaksanaan audit operasional pelayanan terhadap kinerja karyawan dengan kepatuhan karyawan dalam menjalankan standar operasional prosedur layanan sebagai variabel interveningnya, dimana penelitian tersebut dilakukan di Toko buku Gramedia, Jakarta Selatan. Perbedaan penelitian ini adalah peneliti sebelumnya meneliti pelaksanaan audit operasional pelayanan terhadap kinerja karyawan dengan kepatuhan karyawan dalam menjalankan standar operasional prosedur layanan sebagai variabel interveningnya, maka dalam penelitian ini peneliti menghapus variabel interveningnya. Persamaannya adalah sama-sama menguji pengaruh Audit manajemen atau audit operasional terhadap kinerja karyawan. Anggraini Puspita (2012) dengan judul “Pengaruh peran audit manajemen dan sistem pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan (studi kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Jakarta)”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Pengaruh audit manajemen dan sistem pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan, dimana penelitian tersebut dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk baik secara parsial maupun simultan. Perbedaan penelitian ini adalah peneliti sebelumnya meneliti pengaruh peran audit manajemen dan sistem pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk cabang jakarta, maka dalam penelitan ini peneliti hanya menggunakan satu variabel X yaitu Audit Manajemen dan mengganti variabel Y menjadi kinerja karyawan. Persamaannya adalah sama-sama mengukur audit manajemen. 4. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2001). Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, maka paradigma penelitian ini adalah sebagai berikut:

Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 42

Skema 1.1 : Paradigma Penelitian

Audit Manajemen (X) Keterangan:



Kinerja Karyawan (Y)

(H1)

Pengaruh secara signifikan Epselon



5. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian (Sugiyono). Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis dapat mengambil hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Diduga Audit Manajemen secara signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. III. METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah Audit Manajemen sebagai variabel independen dan Kinerja Karyawan sebagai variabel dependen pada PT Bank Panin Tbk Cabang Kendari yang beralamat di Jl. A. Yani 30 E, Kendari. Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu: (1) Data Kualitatif, data kualitatif dalam penelitian ini berupa uraian penjelasan dari variabel dan objek penelitian dan juga pernyataan atau kalimat-kalimat seperti wawancara dan jawaban kuesioner. (2) Data Kuatitatif, Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang diukur menggunakan skor dari skala Likert, serta umur dan masa kerja responden yang diperoleh dari PT. Bank Panin cabang Kendari. Data dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu sebagai berikut: (1) Data Primer, yaitu data yang diambil langsung dari pusat data atau melalui survey lapangan (Kuncoro, 2003). (2) Data Sekunder, yaitu data yang biasannya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,2003). Data sekunder dalam penelitian ini, yaitu mengambil data-data dokumen pada PT. Bank Panin cabang Kendari yakni profil dan sejarah PT. Bank Panin cabang Kendari. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Interview, yaitu wawancara langsung dengan pegawai. (2) Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang telah didokumentasikan oleh pihak PT. Bank Panin Tbk Cabang Kendari yang relevan dengan penelitian. (3) Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi kuesioner atau seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden berdasarkan indikator, Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 43

melihat dari penelitian terdahulu serta menyesuaikan dengan keadaan objek penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif inferensial. Dengan metode analisis regresi sederhana dengan menggunakan uji hipotesis. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut: Variabel Independent (X): Audit manajemen adalah bentuk pemeriksaan yang dilakukan oleh PT. Panin Bank untuk menilai, menganalisis, meninjau ulang hasil perusahaan, apakah telah berjalan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Indikator-indikator Audit Manajemen (IBK. Bayangkara: 2014) yaitu: a) Audit pendahuluan, b) Review dan pengujian pengendalian manajemen , c) Audit terinci, d) Pelaporan, dan e) Tindak lanjut. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5. Variabel Dependent (Y): Kinerja karyawan adalah prestasi kerja yang dicapai oleh masing-masing karyawan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kinerja Karyawan diukur dengan indikator Simamora (2004) yaitu: 1) Kualitas Kerja, 2) Kuantitas Kerja, dan 3) Ketepatan Waktu. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Deskripsi Variabel Penelitian 1. Audit Manajemen (X) Variabel Audit Manajemen terdiri dari 15 item pertanyaan. Adapun distribusi frekuensi jawaban untuk variabel Audit Manajemen menunjukkan bahwa nilai persepsi responden sebesar 3,99 dengan persentase sebesar (79,8% = kuat). Dimana masing-masing persentasenya yaitu indikator Audit pendahuluan rata-rata skornya 4,01 (80,27%), review dan pengujian pengendalian manajemen ratarata skornya 3,98 (79,58%), Audit terinci rata-rata skornya 3,90 (78%), Pelaporan rata-rata skornya 3,93 (78,67%), dan Tindak lanjut rata-rata skornya 4,13 (82,67%).

Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 44

Tabel 1.1: Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Audit Manajemen Item (Butir) X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.1.4 X1.1.5

Frekuensi Jawaban Responden (f) & Persentase (%) SS(5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F 4 1 7 4 3

% 26,67 6,67 46,67 26,67 20,00

F 8 11 5 8 7

% 53,33 73,33 33,33 53,33 46,67

F 2 3 3 3 5

% 13,33 20,00 20,00 20,00 33,33

F 1 0 0 0 0

% 6,67 0,00 0,00 0,00 0,00

F 0 0 0 0 0

% 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Rata-rata indikator Audit Pendahuluan (X1.1) X1.2.1 4 26,67 9 60,00 2 13,33 0 X1.2.2 4 26,67 8 66,67 3 20,00 0 X1.2.3 2 13,33 10 66,67 1 6,67 1 Rata-rata Indikator Review Dan Pengujian Manajemen (X1.2) X1.3.1 3 20,00 8 53,33 4 26,67 0 X1.3.2 4 26,67 7 46,67 3 20,00 0 Rata-rata indikator Audit Terinci (X1.3) X1.4.1 3 20,00 8 53,33 3 20,00 1 X1.4.2 3 20,00 8 53,33 3 20,00 1 X1.4.3 5 33,33 7 46,67 2 13,33 1 Rata-rata indikator Pelaporan (X1.4) X1.5.1 5 33,33 6 40,00 4 26,67 0 X1.5.2 4 26,67 10 66,67 1 6,67 0 Rata-rata indikator Tindak Lanjut (X1.5) Rata-rata Variabel Audit Manajemen (X1.1 – X1.5) Sumber : Data Primer (Kuesioner) diolah 2015

0,00 0 0,00 0,00 0 0,00 6,67 1 6,67 Pengendalian 0,00 0,00

0 1

0,00 6,67

6,67 6,67 6,67

0 0 0

0,00 0,00 0,00

0,00 0,00

0 0

0,00 0,00

Total Skor

RataRata Skor

60 58 64 61 58

4,00 3,87 4,27 4,07 3,87

301

4,01

62 61 56

4,13 4,07 3,73

179

3,97

59 58 117 58 58 61 177 61 63 124 838

3,93 3,87 3,90 3,87 3,87 4,07 3,93 4,07 4,20 4,13 3,99

2. Kinerja Karyawan (Y) Variabel Kinerja Karyawan terdiri dari 12 item pertanyaan. Adapun distribusi frekuensi jawaban untuk variabel Kinerja Karyawan menunjukkan bahwa nilai persepsi rata-rata responden sebesar 3,96 atau sebesar (79,2% = kuat). Dimana masing-masing persentasenya yaitu indikator ketepatan waktu dengan rata-rata skor 4,10 (82%), kuantitas hasil kerja dengan rata-rata skor 3,95 (79%), dan kualitas haisil kerja dengan rata-rata skor 3,82 (76,4%).

Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 45

Tabel 1.2 : Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Karyawan Frekuensi Jawaban Responden (f) & Persentase (%) Item SS(5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) (Butir) F % F % F % F % F % Y1.1.1 1 6,67 9 60,00 5 33,33 0 0,00 0 0,00 Y1.1.2 1 6,67 11 73,33 3 20,00 0 0,00 0 0,00 Y1.1.3 5 33,33 8 53,33 1 6,67 1 6,67 0 0,00 Y1.1.4 0 00,00 8 53,33 7 46,67 0 0,00 0 0,00 Rata-rata indikator Kualitas Hasil Kerja (Y1.1) Y1.2.1 2 13,33 10 66,67 2 13,33 1 6,67 0 0,00 Y1.2.2 2 13,33 8 53,33 5 33,33 0 0,00 0 0,00 Y1.2.3 6 40,00 7 46,67 2 13,33 0 0,00 0 0,00 Rata-rata indikator Kuantitas Hasil Kerja(Y1.2) Y1.3.1 5 33,33 8 53,33 2 13,33 0 0,00 0 0,00 Y1.3.2 2 13,33 10 13,33 3 20,00 0 0,00 0 0,00 Y1.3.3 6 40,00 6 40,00 2 13,33 1 6,67 0 0,00 Y1.3.4 4 26,67 9 60,00 2 13,33 0 0,00 0 0,00 Rata-rata indikator Ketepatan Waktu (Y1.3) Rata-rata Variabel Kinerja Karyawan (Y1.1 – Y1.3) Sumber : Data Primer (Kuesioner) diolah 2015

Total Skor

RataRata Skor

56 58 62 53 229 58 57 64 237 63 59 62 62 246 715

3,73 3,87 4,13 3,53 3,82 3,87 3,80 4,27 3,95 4,20 3,93 4,13 4,13 4,10 3,96

b. Analisis Regresi Linear Sederhana Dalam analisis Regresi Linear Sederhana, penelitian ini menggunakan kuisioner sehingga terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan. Adapun tahap pengujian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi alat ukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Statistik Product Moment Pearson. Bila dari hasil pengujian lebih besar dari 0,30 (r ≥ 0,30) instrumen dikatakan valid. Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM Statistical SPSS Versi 20. Setelah melakukan pengujian menunjukkan hasil bahwa semua instrumen telah memenuhi syarat (valid). 2. Uji Reabilitas Uji Realibilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Realibilitas instrumen akan diuji dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Bila dari hasil pengujian instrumen diperoleh nilai koefisien lebih besar dari 0,06 maka instrumen yang digunakan adalah reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka seluruh instrumen telah memenuhi syarat (reliabel). c. Pengujian Hipotesis Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 46

1. Uji Parsial (Uji-t) Berdasarkan hasil persamaan analisis regresi sederhana yakni X terhadap Y, diperoleh t-hitung untuk Audit Manajemen yaitu sebesar 6,472 atau dengan tingkat signifikan t sebesar 0,000< pada α = 0,05, maka tolak H0 atau terima H1, yang berarti bahwa objektivitas secara terpisah berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Dimana t-hit 6,472 lebih besar dari t-tabel 2,131 yang diperoleh dari tingat signifikan sebesar 0,05 atau 5 % dari 15 orang Responden. 2. Uji Koefisien Determinasi Hasil analisis regresi sederhana diperoleh hasil Koefisien Determinasi untuk Audit Manajemen (X), terhadap Kinerja Karyawan (Y) sebesar R2= 0,763. Angka ini dapat digunakan untuk melihat besarnya Pengaruh Audit Manajemen terhadap Kinerja Karyawan. Angka tersebut mempunyai makna bahwa Pengaruh Audit Manajemen terhadap Kinerja Karyawan adalah 76,3%, sedangkan sisanya 23,7% diperoleh dari Pengaruh faktor lain. Dengan kata lain kekuatan atau sumbangsih dari Audit Manajemen terhadap Kinerja Karyawan dianggap berarti. 2.

Pembahasan a. Pengaruh Audit Manajemen Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Panin Tbk Cabang Kendari Pembahasan hasil penelitian ini menjelaskan mengenai variabel Audit Manajemen yang mempengaruhi Kinerja Karyawan secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa variabel audit manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hubungan yang kuat antara audit manajemen dan kinerja karyawan, dapat dilihat dengan koefisien korelasi sebesar 0,874. Sedangkan, untuk pengaruh audit manajemen terhadap kinerja karyawan adalah dengan melihat thitung sebesar 6,472 lebih besar dari ttabel 2,131 atau dengan nilai sinifikansi 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Pada koefisien determinasinya sebesar 76,3% artinya audit manajemen memberikan kontribusi sebesar 76,3% dalam menjelaskan variabel kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menandakan bahwa audit manajemen yang dilakukan di Bank Panin Cab. Kendari telah dapat meningkatkan kinerja karyawan bank. Kinerja karyawan yang setiap priodenya dilakukan pemeriksaan untuk dapat dievaluasi kemudian diberikan solusi dan saran terhadap permasalahan yang telah ditemukan. Seluruh aktivitas operasional perusahaan dikontrol oleh pihak manajemen dalam hal ini pihak Satuan Pengawas Intern (SPI) melalui laporan-laporan dan pemeriksaan langsung kepada objek pemeriksaan. Audit pendahuluan yang dilakukan melalui informasi terhadap latar belakang objek pemeriksaan seperti bagian teller, customer service, back office, dll, kemudian telaah terhadap peraturan apa saja yang berlaku dalam unit kerja tersebut sehingga ada acuan saat

Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 47

pemeriksaan. Pada tahap review dan pengujian pengendalian manajemen, pihak pemeriksa melakukan pengujian sejauh mana pengendalian manajemen bekerja dalam suatu unit kerja. Sehingga dapat diidentifikasi pos-pos mana saja yang berpotensi terjadinya permasalahan. Pada audit terinci, dibutuhkan bukti yang kuat untuk mendukung temuan saat pengujian pengendalian manajemen. Setelah dinilai cukup relevan dan kompeten, maka selanjutnya disajikan dalam Kerta Kerja Audit (KKA), sebagaimana yang telah dilampirkan dalam bab 1 (satu), hasil kertas kerja validasi RSCA Siklus ke-26 KCU Kendari, yang memuat temuan-temuan saat pemeriksaan pada siklus ke-26. Hasil temuan tersebut kemudian dilaporkan kepada pihak berkepentingan dalam hal ini kantor pusat Bank Panin, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang ditemukan. Sampai akhirnya dari laporan tersebut harus ditindak lanjuti oleh pihak manajemen, agar dilakukan perbaikan. Tanpa tindak lanjut yang nyata, sebagus apapun rekomendasi atas permasalahan yang ditemukan akanlah sia-sia. Oleh karena itu, audit manajemen dapat berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawaan. Peningkatan kualits kinerja dapat dilihat dengan hasil validasi RSCA siklus 26, dimana terdapat banyak keseusaian antara auditor dan auditee pada setiap risk issue hal tersebut menandakan bahwa pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan standar yang ada. Kuantitas kerja karyawan Bank Panin telah memadai berdasarkan evaluasi rutin yang dilakukan oleh pihak pemeriksa, itu terlihat dari jumlah pekerjaan yang dibebani pada masing-masing unit kerja, yang setiap priode diberikan evaluasi dan perbaikan. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi perhatian karyawan karena evaluasi berkala terus dilakukan, jika terjadi keterlambatan maka ada peringatan dari manajemen. Pekerjaan perbankan yang dimana harus diselesaikan pada saat hari itu juga, tidak dapat dilakukan penundaan pekerjaan mendorong karyawan dalam mengefisienkan waktu. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, kemudian rekomendasi yang diberikan, diikuti dengan tindak lanjut yang nyata dari manajemen agar permasalahan tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari dapat meningkatkan kinerja karyawan yang menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Puspita (2012) yang menyatakan bahwa pelaksanaan audit manajemen signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. V.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa audit manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hubungan yang kuat antara audit manajemen dan kinerja karyawan, dapat dilihat dengan koefisien korelasi sebesar 0,874. Sedangkan, untuk pengaruh audit manaejmen terhadap kinerja karyawan adalah dengan melihat thitung sebesar 6,472 lebih besar dari ttabel 2,131 atau dengan nilai sinifikansi

Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 48

0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Pada koefisien determinasinya sebesar 76,3% artinya audit manajemen memberikan kontribusi sebesar 76,3% dalam menjelaskan variabel kinerja karyawan Bahwa dalam pelaksanaan audit manajemen dapat mengetahui ada atau tidaknya kelemahan dalam setiap unit kerja, sehingga dapat diberikan rekomendasi perbaikan untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan Bank Panin, Cabang Kendari. Adapun saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain sebagai berikut: (1) Temuan-temuan saat melaksanakan audit manajemen, benar-benar dilaporkan apa adanya, tanpa ada perubahan sedikitpun, serta tidak terpengaruh bila ada tekanan dari pimpinan. (2) Bagi pemeriksa rekomendasi perbaikan yang diberikan harus dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh manajemen. (3) Perlu adanya tindak lanjut yang nyata terhadap rekomendasi yang diberikan, agar permasalahan yang ditemukan dapat segera diperbaiki. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing: Pemeriksaaan Akuntan. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Umar, Husein. (2009). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers. Bayangkara, IBK. 2014. Audit Manajemen :Prosedur dan Implementasi. Jakarta. Salemba Empat. Boynton, William C., Johnson, Raymond N., Kell, Walter G. 2002. Moderen Auditing, EdisiKetujuh, JilidSatu, PenerjemahIchsanSetyo Budi, Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga. Hasibuan, SP Malayu. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Henry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-3. STIE YKPN. Yogyakarta Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Erlangga. Fakultas Ekonomi UGM. Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan kedua. Bandung : PT. Refika Aditama. Puspita, Anggraini. 2012. Pengaruh peran audit manajemen dan sistem pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan (studi kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk). Jakarta:UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta. Saepulloh. 2011. Pengaruh pelaksanaan audit operasional pelayanan terhadap kinerja karyawan dengan kepatuhan karyawan dalam menjalankan standar operasional prosedur layanan sebagai variabel interveningnya (studi kasus pada Divisi layanan Cabang toko buku Gramedia di Jakarta Selatan). Jakarta. Sugiono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Widjaja, Amin Tunggal. 2011. Audit Manajemen dan Audit Keuangan Historis. Jakarta: Harvarindo. Jurnal Akuntansi (JAk)

Page 49