Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 KONDISI TERMAL BANGUNAN GREENHOUSE DAN SCREENHOUSE PADA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
Muchlis Alahudin
[email protected] Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Musamus
ABSTRAK Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal Greenhouse dengan material atap polycarbonate dan Greenhouse dengan material atap screen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif. Variabel standar kenyaman adalah temperatur, kelembaban dan kecepatan angin, penentuan kasus penelitian berdasarkan kriteria material atap Greenhouse dan kondisi lingkungan di sekitar Greenhouse. Data pengukuran diperoleh dengan menggunakan alat ukur antara lain: ThermoHygrometer dan Anemometer. Hasil perekaman dan pengukuran dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan standar kenyamanan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh orientasi, penggunaan elemen bangunan dan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap tingginya temperatur di dalam maupun di luar Greenhouse karena perancangan Greenhouse tidak sesuai dengan konsep rumah tanaman untuk iklim tropika basah. Kata kunci : Merauke, Greenhouse, Kenyaman termal.
di dalam Greenhouse pada siang hari terlalu
PENDAHULUAN Greenhouse mempermudah sejumlah
dibuat terhadap
faktor
untuk
pengendalian
Penggunaan
Greenhouse
dalam
yang
budidaya tanaman merupakan salah satu
pertumbuhan
cara untuk memberikan lingkungan yang
tanaman, faktor lingkungan tersebut antara
lebih mendekati kondisi optimum bagi
lain adalah suhu udara, cahaya matahari,
pertumbuhan tanaman atau biasa disebut
kelembaban udara, kecepatan angin, dan
dengan metode budidaya tanaman dalam
unsur hara. Greenhouse yang dibangun tidak
lingkungan yang terkendali (Controlled
dengan rancangan yang sesuai untuk iklim
Environment Agriculture).
berpengaruh
tropika
lingkungan
tinggi bagi pertumbuhan tanaman.
terhadap
basah
pemanfaatannya
kurang karena
optimum
tingginya
Permukaan
yang
paling
besar
suhu
menerima panas adalah atap. Sedang bahan
udara didalam rumah tanaman. Suhu udara
atap pada umumnya mempunyai tahanan dan kapasitas panas yang lebih kecil dari 16
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 pada dinding. Untuk memperbesar kapasitas
suhu
udara
didalam
panas dari bahan atap agak sulit karena akan
cenderung lebih tinggi daripada di luar.
memperberat atap. Tahanan panas dari
2. Radiasi matahari gelombang pendek yang
bagian atas bangunan dapat diperbesar
masuk ke dalam Greenhouse melalui atap
dengan beberapa cara. Misalnya dengan
diubah
adanya rongga langit-langit, dan langit-
panjang. Radiasi gelombang panjang ini
langit serta aliran udara di dalam rongga
tidak dapat keluar dari Greenhouse dan
langit-langit. Kondisi lingkungan disekitar
terperangkap
Greenhouse sangat mempengaruhi radiasi
menimbulkan Greenhouse effect yang
matahari dan pergerakan angin yang masuk
menyebabkan meningkatnya suhu udara
ke dalam Greenhouse. Sehingga perlu
didalam Greenhouse (Gambar 1.).
menjadi
Greenhouse
radiasi
gelombang
didalamnya.
Hal
ini
diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal di dalam Greenhouse. Energi besar
TINJAUAN PUSTAKA Nelson
(1979)
mendefinisikan
Radiasi gelombang pendek
Tidak dapat menembus
Suhu udara naik
Greenhouse sebagai suatu bangunan untuk budidaya tanaman, yang memiliki struktur
Energi berkurang
atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya. Struktur Greenhouse berinteraksi dengan
parameter
iklim
di
sekitar
Greenhouse dan menciptakan iklim mikro di dalamnya yang berbeda dengan parameter iklim di sekitar Greenhouse. Hal ini disebut sebagai peristiwa effect atau efek rumah kaca. Greenhouse effect disebabkan oleh dua hal (Bot, 1983), yaitu: 1. Pergerakan udara didalam Greenhouse yang relatif sangat sedikit atau cenderung stagnan. Karena struktur Greenhouse
Reradiasi gelombang panjang (terperangkap)
Gambar 1. Greenhouse Effect Adaptasi Rancangan Greenhouse Untuk Iklim Tropika Basah. Tingginya suhu udara di dalam rumah tanaman dapat mencapai tingkat yang memicu stress pada tanaman. Selanjutnya, tingginya kelembaban udara juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena merangsang
pertumbuhan
jamur
yang
menimbulkan penyakit pada tanaman
yang tertutup dan laju pertukaran di dalam Greenhouse dengan lingkungan luar sangat kecil. Hal ini menyebabkan 17
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 -
Rumah tanaman dengan rancangan
Konsep Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika Basah
struktur
bangunan
yang
sama
Untuk kawasan yang beriklim tropika
dibangun di dua lokasi yang
tetapi
iklimnya
basah seperti di Indonesia konsep rumah
berbeda akan memiliki perbedaan iklim
tanaman dengan umbrella effect dipandang
mikro didalamnya. Hal ini disebabkan
lebih sesuai. Rumah tanaman lebih ditujukan
adanya
untuk melindungi tanaman dari hujan, angin,
pertukaran
dan tentunya hama. Selain itu, rumah
bangunan rumah tanaman dengan lingkunga
tanaman
mengurangi
disekitarnya, ini artinya rumah tanaman
intensitas radiasi matahari yang berlebihan,
yang cocok dibangun ditempat yang satu
mengurangi penguapan air dari daun dan
belum tentu akan baik dibangun ditempat
media,
yang lain, ini perlu lagi pengamatan kondisi
dibangun
serta
untuk
memudahkan
perawatan
tanaman.
perbedaan panas
laju
dan/atau
yang
terjadi
arah antara
iklim setempat atau iklim makro dari kondisi
Sesuai kawasan yang beriklim tropika
tempat/lokasi dimana rumah tanaman akan
basah tersebut, rancangan rumah tanaman
dibangun.
untuk kawasan yang beriklim tropika basas
mengalami
sering
disebut
Greenhouse,
juga
Bangunan
rumah
tanaman
pertambahan
dan/atau
dengan
adapted
kehilangan panas secara radiasi, konveksi,
Rault
(1988)
maupun konduksi, seperti ditunjukkan dalam
menurut
perancangan rumah tanaman untuk kawasan
gambar 2. perpindahan panas
beriklim
melalui atap, dinding, ventilasi, peralatan,
tropika
perlu
memperhatikan
kriteria sebagai berikut: -
Bukaan
rumah
ini terjadi
lantai dan tanah dibawah rumah tanaman. tanaman
harus
merupakan kombinasi yang baik antara bukaan untuk ventilasi dan perlindungan tanaman terhadap air hujan; -
Kerangka konstruksi harus cukup kuat sebagai
antisipasi
terhadap
kemungkinan angin kencang; -
Biaya pembangunan harus cukup murah dan tata letaknya mempertimbangkan adanya kemungkinan untuk perluasan rumah tanaman.
Radiasi gelombang pendek
Ventilasi alamiah
Radiasi gelombang panjang
Ventilasi Alamiah Reradiasi gelombang panjang (terperangkap)
Konveksi Konveksi
Evaporasi Konduksi
Gambar 2. Perpindahan panas yang terjadi didalam rumah tanaman. Dengan prinsip perpindahan panas tersebut prediksi kondisi lingkungan termal 18
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 didalam rumah tanaman dapat dilakukan, yaitu menggunakan model matematika yang menerangkan keseimbangan panas pada rumah tanaman. Sebuah rumah tanaman dibangun di suatu tempat, hubungan antara kondisi lingkungan termal didalam rumah
a. semi Monitor
b. Modified Arch
b. Modified Standar Peak
tanaman dengan elemen-elemen rancangan rumah tanaman dapat diketahui. Setelah mengetahui
kondisi
lingkungan
termal
Gambar 3. bentuk rumah tanaman yang umum digunakan di kawasan yang beriklim
tertentu yang akan dicapai, perancang dapat
tropika.
dengan lebih mudah membuat rancangan
- Rancangan Atap dan Orientasi rumah
rumah tanaman. Bukaan ventilasi dibuat
tanaman.
agar udara di dalam rumah tanaman yang
Untuk
sudut
kemiringan
atap
suhunya lebih tinggi dibandingkan dengan
menetukan sudut datang radiasi matahari
udara luar dapar mengalir keluar melalui
yang menjadi komponen penentu proporsi
bukaan tersebut secara lancar (tidak terjadi
radiasi matahari yang diteruskan oleh atap
udara yang stagnan).
rumah tanaman. Kemiringan atap disarankan
Penelitian dilaksanakan pada Kabupaten Toraja Utara, rencana Tongkonan yang diteliti berada di kecamatan Ke’te Ke’su dan kecamatan
Sanggalangi,
Kabupaten Toraja Utara,
kota
Rantepao
Tongkonan itu
antara lain : (1)Tongkonan To’Kala’, (2) Tongkonan
Ne’Gala’,
(3)
Tongkonan
Garampa’, dan (4)Tongkonan Po’pong.
adalah berkisar 27 – 30o penentuan sudut kemiringan
atap
yang
optimal
perlu
mempertimbangkan radiasi matahari dan kecepatan angin diluar rumah tanaman (Sumarni, 2007). Berdasarkan
jumlah
span
atau
bentangannya, rumah tanaman dibedakan menjadi
tiga,
yaitu
rumah
tanaman
berbentang tunggal (Single-span), rumah tanaman yang mempunyai dua bentang (twin-span), dan rumah tanaman dengan jumlah bentang lebih dari dua (multi-span). Sedangkan orientasi sebaik dimana arah angin banyak berhembus untuk daerah Indonesia angin banyak berhebus dari arah Utara dan arah Selatann 19
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 pergerakan udara sama seperti disebutkan
- Bahan Atap Rumah Tanaman Bakan konstruksi dan penutup atap yang
digunakan
sebagai
atap
juga
di atas. Kombinasi temperatur udara, kelembaban,
dan
kecepatan
angin
yang
berpengaruh terhadap iklim mikro dalam
membentuk temperatur nyaman pada saat
rumah tanaman.
tersebut dikatakan sebagai temperatur efektif
Polythylene dengan UV
stabilizer dapat menjadi pilihan karena memiliki
umur
pakai
lebih
(Szokolay, 1994 dan Koenisberger, 1973).
lama
Suhu
nyaman
untuk
pribumi
dibandingkan polyethylene biasa, karena
Indonesia adalah sejuk nyaman suhu antara
tanpa UV stabilizer komponen ultraviolet
20,5°C sampai dengan 22,8°C (TE), nyaman
pada radiasi matahari akan memicu proses
optimal suhu antara 22,8°C sampai dengan
degradasi fotokimia sehingga umur plastic
25,8°C (TE) dan hangat nyaman suhu antara
film
Untuk
25,8°C sampai dengan 27,1°C (TE). Suhu
mengurangi intensitas radiasi matahari dapat
ideal/nyaman untuk tanaman dapat tumbuh
digunakan shading material, antara lain
dan berbuah dengan baik khususnya tanaman
berupa net/screen.
hortikultura yang dibudidayakan di dalam
menjadi
lebih
Variabel
iklim
pendek.
yang
dapat
mempengaruhi kondisi thermal baik dari Szokolay
(1980),
Lippsmeier
(1994),
maupun Rapoport (1969) yaitu:
1.
1.
Temperatur Udara (Air Temperature)
2.
Kelembaban Udara (Humidity)
3.
Pergerakan Udara (Air Movement)
Temperatur Udara Kenyamanan
greenhouse, misalnya tanaman cabai adalah 21 – 28oC, suhu dia atas 32oC menyebabkan pembuahan tanamn cabai sangat sedikit, bunga dan buah menjadi terbakar dan hangus (Arif sudarya, 2009) 2. Kelembaban Udara Kelembaban udara dapat mengalami fluktuasi yang tinggi, sangat tergantung terutama pada perubahan temperatur udara.
temperatur
(thermal
Semakin tinggi temperatur semakin tinggi
comfort) merupakan hal penting dalam
pula
menciptakan suatu kenyamanan di dalam
Kelembaban
ruang. Sesungguhnya sangat sukar sekali
perbandingan antara tekanan uap air yang ada
menentukan ukuran-ukuran kenikmatan secara
terhadap tekanan uap air maksimum yang
tepat oleh karena kombinasi dari pergerakan
mungkin dalam kondisi temperatur udara
udara dengan kecepatan 4,57 m – 7,63
tertentu, yang dinyatakan dalam presen.
m/menit, suhu udara 20,4°C dan kelembaban 70%,
kelembaban
20%
dari
kecepatan
kemampuan udara relatif
menyerap air. menunjukan
Kelembaban udara yang nikmat untuk tubuh berkisar 40-70%. Padahal di tempat20
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 tempat seperti di tepi pantai, berkisar 80% -
3) Transpirasi
yang
terjadi
karena
98%. Untuk itu diperlukan pengembangan lain
perbedaan tekanan uap antara daun dan
demi rasa comfort tubuh. Dengan kata lain
udara
proses penguapan harus dipercepat. Jika
rendahnya RH udara. Laju transpirasi
kelembaban udara sudah jenuh, maka tubuh
tanaman
kita tidak bisa menguapkan keringat lagi
stomata, defisit tekanan antara daun dan
(Mangunwijaya, 1994).
udara serta turbulensi udara.
Kelembaban relatif udara (relative humidity, RH) adalah rasio antara tekanan
akan
mempengaruhi
tergantung
pada
tinggi
bukaan
4) Perbedaan tekanan uap yang berlebih akan menyebabkan tanaman layu.
uap air aktual pada temperatur tertentu
5) Pada kondisi normal, RH greenhouse
dengan dengan tekanan uap air jenuh pada
perlu berada dalam kisaran 25-80%.
temperatur tersebut. Pengertian lain dari RH
6) Pengaruh sekunder RH pada tanaman
adalah perbandingan antara jumlah uap air
antara lain adalah tumbuhnya organism
yang terkandung dalam udara pada suatu
pathogen.
saat dan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung
oleh
udara
tersebut
pada
temperatur dan tekanan yang sama.
7) Dalam
greenhouse
diaplikasikan pada proses :
- Kontrol kualitas tanaman
sebagai berikut. pada suatu saat kadar uap
- Lau transpirasi
air dalam udara yang terukur adalah 4 gr/m 3.
3. Pergerakan Udara
maksimal
udara
RH
- Perkecambahan
Sebuah ilustrasi tentang RH ini adalah
Kemampuan
disain
dalam
Pergerakan udara terjadi disebabkan
menampung uap air adalah 5 gr/m3. Maka
oleh pemanasan lapisan-lapisan yang berbeda-
RH udara tersebut adalah ([4/5]*100%) =
beda. Arah angin sangat menentukan orientasi
80%. Dalam konteks budidaya tanaman
bangunan. Di daerah lembab diperlukan
dalam greenhouse, beberapa butir pengertian
sirkulasi udara yang terus menerus.
RH udara antara lain adalah sebagai berikut :
Kecepatan angin untuk kenyamanan
1) RH dipengaruhi oleh suhu udara di
dalam ruangan terdapat pada batas-batas
dalam greenhouse
kecepatan antara 0,1 m/detik sampai dengan
2) RH udara juga dipengaruhi oleh laju
0,5 m/detik., apabila melebihi batas tersebut
migrasi uap air dari tanaman atau tanah
sudah dirasakan tidak enak terutama bagi
ke udara karena adanya perbedaan
orang yang sudah lanjut usia (Mangunwijaya,
tekanan uap diantara tempat-tempat
2000). Kecepatan udara yang optimum bagi
tersebut. 21
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 pertumbuhan tanaman di bawah kondisi terkendali adalah 0,5 m/s (Krisek, 1978). Kriteria
Perancangan
Kenyamanan
Termal Bangunan Lippsmeier
(1994),
menyatakan
bahwa: Penempatan bangunan yang tepat terhadap matahari dan angin, serta bentuk dan konstruksi serta pemilihan bahan yang sesuai, maka temperatur ruangan dapat diturunkan beberapa derajat tanpa peralatan mekanis. Perbedaan temperatur yang kecil saja terhadap
Gambar 4. Gambaran Umum Lokasi
temperatur luar atau gerakan udara lambat pun
Penelitian Gambar dan Site Greenhouse dan
sudah dapat menciptakan perasaan nyaman
Screenhouse
bagi manusia sedang berada di dalam ruangan. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian
Penentuan Kasus Material/bahan Greenhouse Greenhouse
dan
bangunan
atap
Lingkungan
sekitar
yang menjadi perhatian dalam
penentuan kasus, yaitu material
atap
tanaman
dengan
Greenhouse dengan
Polycarbonat material
dan
rumah
atap
Screen
(Screenhouse). Penentuan Daerah Pengukuran Penentuan daerah pengukuran pada tiap rumah sampel dibagi atas dua titik ukur yaitu: ruang luar dan ruang dalam. Ruang luar yang dimaksud adalah ruang luar
disekitar
Greenhouse
tersinari
matahari kurang lebih 2 – 5m dari Greenhouse. Sedangkan pengukuran untuk direncanakan dengan 3 (tiga) ketinggian, antara lain: (1) lantai, (2) + 50 cm dari lantai (sesuai ketinggian pot tanaman yang 22
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 ada di dalam Greenhouse), (3) + 1 m dari
dan posisi pada meja tanaman (+ 60 m) dan
atap (+ 3 m dari lantai).
di lantai.
Gambar 6. Rencana peletakan alat ukur Gambar 4. Rencana peletakan alat ukur di luar
di dalam Greenhouse dan Screenhouse.
Greenhouse dan Screenhouse. a. Greenhouse,
a. Ruang dalam Greenhouse, b. Ruang
b. Screenhouse
Dalam Sceenhouse
Ruang dalam,
pengukuran dilakukan
pada tiga sisi interior Greenhouse antara lain : sisi kiri, tengah dan sisi karang dari Greenhouse.
Untuk
mempermudah
dan
mempercepat proses pengukuran di lapangan, maka perlu adanya penentuan titik ukur pada daerah
pengukuran
setiap
Greenhouse
sampel dan tabel pengukuran yang memuat : daerah
titik
ukur,
waktu
pengukuran,
temperatur udara, kelembaban, kecepatan angin dan radiasi matahari yang terjadi. Untuk di dalam ruang, diukur dengan titik ketinggian orang posisi berdiri (+ 1.60 m) 23
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 Gambar 7 . Rencana peletakan ketinggian alat
pengkondisian termal dalam ruang, walaupun
ukur di dalam Greenhouse dan Screenhouse.
sebenarnya pemikiran kondisi nyaman lebih
a. Ketinggian pengukuran pada Greenhouse,
banyak merupakan suatu unsur samping yang
b. Ketinggian pengukuran pada Screenhouse
timbul secara tidak sengaja dari konsep penyesuaian diri terhadap wilayah pesisir (waterfront).
Alat Perekam dan Pengukur
Disamping
itu
kondisi
Alat yang digunakan untuk mengukur
lingkungan sekitar Greenhouse (topografi,
dalam penelitian ini adalah untuk mengukur
vegetasi dan bangunan lain) mempengaruhi
temperatur udara dan kelembaban udara
kondisi
digunakan
alat
dan
Greenhouse. Dalam penelitian ini ditemukan
kecepatan
angin
alat
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
Anemometer.
thermo-higrometer diukur
Untuk
dengan
elemen
bangunan
digunakan rol meter dan meteran.
kenyamanan
Greenhouse
dengan
termal
Screenhouse.
pada
Pada
Greenhouse kondisi temperatur cukup tinggi sementara
Screenhouse
kelembabannya
cukup tinggi.
Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan untuk
Berdasarkan
analisis
dari
hasil
menganalisis hasil observasi dilapangan yaitu
pengukuran, pencatatan dan pengamatan,
untuk mendapatkan indeks kenyamanan di
maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan
dalam ruangan. Data hasil pengukuran yang
Greenhouse beserta lingkungan telah dapat
berupa data kuantitatif, baik pengukuran diluar
merespon terhadap pengaruh variabel iklim
maupun di dalam bangunan diperbandingkan
tropis untuk mencapai kondisi themal dalam
dengan
ruang bangunannya adalah sebagai berikut :
standart
kenyamanan
termal
kemudian melakukan analisis kuantitatif.
Pengaruh Temperatur Udara Dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil
analisis
yang
telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Rangkuman Hasil Penelitian
rentang temperatur dalam bangunan yang
Greenhouse pada dasarnya adalah
terjadi pada rumah Greenhouse rata-rata
merupakan bangunan yang dirancang/tercipta
29,53oC – 35,12oC
melalui proses panjang. Berdasarkan analisis
Panas (untuk lantai bangunan), 29,56oC –
yang
36,77oC atau pada kondisi Panas (untuk
telah
Greenhouse
dilakukan kasus
pada
penelitian
2
(dua) dengan
berlainan material penutup atapnya, maka dapat disimpulkan bahwa material penutup atap
mempengaruhi
dalam
atau pada kondisi
ketinggian 50 cm dari lantai bangunan), 29,50oC – 35,80oC
atau pada kondisi
Panas (untuk ketinggian 175 cm dari
terciptanya 24
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 lantai bangunan) dan suhu/temperatur
(untuk ketinggian 50 cm dari lantai
29,61oC – 37,50oC
atau pada kondisi
bangunan) dan temperature 30,22oC –
Panas (untuk ketinggian 100 cm dari atap
36,36oC atau pada kondisi Panas (untuk
bangunan), sementara untuk temperature
ketinggian 175 cm dari lantai bangunan).
diluar bangunan pada Greenhouse rata-rata
Selisih antara temperature didalam dan
29,61oC – 35,42oC
diluar bangunan adalah antara 0.9oC.
atau pada kondisi
Panas (untuk lantai bangunan), 29,54oC –
Pengaruh Kelembaban
35,40oC atau pada kondisi Panas (untuk
Lokasi bangunan (Topografi) yang
ketinggian 50 cm dari lantai bangunan)
berada di pesisir (waterfront), dapat
dan temperature 30,16oC – 34,24oC atau
memberi
pada kondisi Panas (untuk ketinggian 175
penambahan tingkat kelembaban di dalam
cm dari lantai bangunan). Selisih antara
bangunan/ruang.
temperature didalam dan diluar bangunan
terjadi pada rumah Greenhouse antara
adalah antara 0.1 – 0.2oC, sedangkan
52.93% - 68.38%, sementara untuk
temperature
diluarnya kelembabannya antara 56,45% -
tertinggi
ada
didalam
bangunan.
sumbangan
Kelembaban
terhadap
yang
75,22% atau pada kondisi Nyaman,
Sedangkan
rentang
temperatur
sedangkan
kelembaban
untuk
dalam bangunan yang terjadi pada rumah
Screenhouse yaitu antara 50,42% -
Screehouse rata-rata 29,87oC – 35,56oC
62,89% dan kelembaban diluarnya antara
atau pada kondisi Panas (untuk lantai
47,44% - 62,41% dan pada kondisi
bangunan), 29,95oC – 35,45oC atau pada
Nyaman.
kondisi Panas (untuk ketinggian 50 cm dari lantai bangunan), 30,44oC – 35,42oC atau
pada
dalam usaha menciptakan suatu nilai
ketinggian 175 cm dari lantai bangunan)
kenyamanan. Bila dilihat bukaan yang ada
dan suhu/temperatur 29,73oC – 35,46oC
pada tiap Greenhouse kurang memenuhi,
atau
(untuk
untuk Greenhouse kondisi bukaan sangat
ketinggian 100 cm dari atap bangunan),
minim hanya ada bukaan-bukaan kecil
sementara
diluar
(angin-angin) dan bukaan yang ada pada
bangunan pada Screenhouse rata-rata
atap yaitu antara ring balok dan atap.
30,20oC – 36,23oC atau pada kondisi
Sedangkan aliran udara untuk Screenhouse
Panas (untuk lantai bangunan), 30,12oC
jauh lebih baik. Seperti pada kedua
– 36,42oC
Greenhouse
kondisi
untuk
Panas
Kecepatan gerak udara sangat penting
(untuk
pada
kondisi
Pengaruh Pergerakan Udara
Panas
temperature
atau pada kondisi Panas
untuk
kecepatan
angin 25
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 didalam bangunan rata-rata 0,3 m/dtk
lantai seharusnya tidak ada perkerasan,
untuk Screenhouse rata-rata 0,68 m/dtk
bukaan/ventilasi
dengan arah angin tegak lurus dan miring
maksimal
terhadap
memenuhi
bangunan akan tetapi hama dari luar tidak
persyaratan untuk kenyamanan termal.
dapat masuk ke dalam Greenhouse/rumah
Sementara kecepatan udara pada kedua
tanamaan,
Greenhouse rata-rata 1,25 – 2,18 m/dtk.
Greenhouse Unmus menghambat aliran
Orientasi Greenhouse dan Screenhouse tidak
angin dan struktur yang digunakan pada
searah
Greenhouse sudah cukup bagus (baik dari
bukaan
dengan
tidak
pergerakart
angin,
disamping itu bangunan lain yang ada disekitar Greenhouse dan Screenhouse
harus
dapat
secara
memasukan
udara
dalam
ketinggian dinding pada
segi material maupun kekuatan). 5. Kondisi lingkungan sekitar Greenhouse
cukup menghambat aliran udara yang
mempengaruhi
masuk ke
dalam bangunan.
dalam
Greenhouse
dan
Screenhouse.
pengkondisian
termal
- Perkerasan di sekitar Greenhouse justru memantulkan
panas
KESIMPULAN DAN SARAN
Greenhouse,
1. Terdapat perbedaan kondisi thermal pada
kondisi suhu/temperature.
kedua
greenhouse,
dengan
material
baik
sehingga
ke
dalam
mempengaruhi
Greenhouse
- Bangunan lain (Laboratorium Mesin,
polycarbonate
Genzet dan ruang Kelas/Laboratorium
maupun Greenhouse dengan material atap
Perternakan) berpengaruh juga terhadap
screen.
kondisi didalam Greenhouse.
atap
2. Rancangan kedua greenhouse, yakni Greenhouse polycarbonate
dengan
material
maupun
atap
Greenhouse
Terhadap
pengaruh
orientasi,
elemen
bangunan dan kondisi sekitar disarankan:
dengan material atap screen tidak sesuai
Berdasarkan orientasi (arah hadap)
dengan kriteria rancangan greenhouse
Greenhouse dan Screenhouse milik Fakultas
untuk daerah yang beriklim tropika basah.
Pertanian
3. Orientasi (arah hadap) bangunan tidak
Unmus
standar/kententuan,
tidak sehingga
memenuhi perlu
di
sesuai dengan ketentuan/standar orientasi
bangunan lagi Greenhouse yang mengikuti
bangunan untuk bangunan Greenhouse
orientasi
pada kawasan iklim tropis.
Greenhouse harus maksimal memasukan
yang
benar,
bukaan
pada
4. Penggunaan Elemen bangunan (lantai,
angin, untuk struktur atap perlu ditambah lagi
bukaan/ventilasi, dinding dan struktur),
ketinggiannya (ada space untuk memasukkan 26
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 1, April 2013 ISSN 2089-6697 udara dari atas) baik ketinggian atas dari ring
Fakultas
Pertanian
dan
Peternakan.
balok maupun ketinggian atas yang ada ruang
Universitas Musamus Merauke.
tengah dari Greenhouse. Sementara untuk
3. Boutet, Terry S. 1987. Controlling Air
Screenhouse dindingnya dari ke empat sisi
Movement, Mc. Graw Hill Book Co, New
dengan ketinggian 1 meter dari tanah
York.
dihilangkan saja, ini bertujuan udara yang
4. Lippsmeier,
Bangunan.
bangunan
Yogyakarta.
Greenhouse
(akan
dan
lebih
baik
Screemhouse
kalau
dibangun
Bangunan
5. Manguwijaya Y.B. 1994. Pengantar Fisika
jarak antara Greenhouse, Screenhouse dan lain
1984.
Tropis, Erlangga, Jakarta.
berhembus bisa maksimal masuk pada ruang dalam dari Screenhouse. Perlu pemberian
Georg.
Penerbit
Djambatan.
6. Meiske Widyarti, Herry Suhardiyanto, 2004, lin
tersendiri/terpisah), dimaksudkan juga untuk
Sundani
Ventilasl
menjauhkan efek bangunan lain terhadap
Muliawati,
Alam
Greenhouse.
termal dalam greenhouse dan Screenhouse
Pada
Cikabayan,
Analisis
Laju
Single
Span
Kampus
IPB
Darmaga.
(efek pantulan panas dari atap bangunan di
7.
sebelah greenhouse, screenhouse dan efek panas
pada
genzet
yang
diaktifkan).
bukaan selanjutnya dijadikan Laboratirum Alat-alat
(Bengkel)
Pertanian
dan
peternakan.
Prasasto.
2009.
Fisika
Bangunan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
8.
Disarankan juga Greenhouse yang ada sekarang di ganti jenis atap dan diberi
Saswiko
Sudarya Arif, 2009. Agribisnis Cabai.
Pustaka Grafika. Bandung 9.
Surjamanto,
W.
2000.
Iklim
dan
Arsitektur. Institut Teknologi Bandung. Bandung 10. Szokolay,
SV.
1980.
Environment
DAFTAR PUSTAKA
Science Handbook, Construction Press
1. Alahudin, M. 2012. Kenyamanan Termal
Longman, London.
Pada
Bangunan
Hunian
Tradisional
11. Yuwono
Sabdo Arief, dkk., 2008,
Toraja (Studi kasus Tongkonan dengan
Lingkungan dan Bangunan Pertanian
material atap Seng). Jurnal Mustek Anim
(Farm Structures and Environment),
Ha Volume 1 No. 2. Fakultas Teknik.
Departemen Teknik Pertanian IPB.Herry
Universitas Musamus Merauke.
Suhardiyanto, Yayu Romdhonah, 2007,
2. Alahudin, M. 2013. Evaluasi Kondisi Termal Bangunan Greenhouse Dengan Material Atap Polycarbonat
Universitas
Musasmus
Research On Greenhouse Application In The Tropics. Departemen Teknik Pertanian FATETA IPB
Merauke. Jurnal Agricola Volume 1 No 3
27