i
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS DI KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS)
Deni Apriadi, M.Kom Email :
[email protected] ABSTRACT Problems in the selection of contraception common in every family planning acceptors. In the election of contraception must consider the factors influencing the type of tool kontrssepsi. The purpose of this study is expected to help family planning acceptors in choosing the right type of contraception for him. The techniques used in this research that uses the Analytical Hierarchy Process (AHP), the method will make the process of ranking the types of contraceptives that is by doing pairwise comparisons between the criteria and the criteria with alternative criteria to produce the type of contraceptives suggested for family planning acceptors. In this study there are some deficiencies that can be learned back in the next study. However, the application of AHP method still felt quite effective in determining contraceptive that has the highest weight based on the results of the calculation are the type of contraceptive injection Keywords: Decision Support Systems, AHP, Contraception yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari setiap individu selalu berbeda. Dalam penelitian ini penulis akan membahas bagaimana memberikan rekomendasi pemilihan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana, karena sering kali para akseptor keluarga berencana merasa bingung dalam memilih alat kotrasepsi yang terbaik bagi dirinya. Hal ini disebabkan karena setiap jenis alat kontrasepsi pasti memiliki efek samping yang berbeda antara akseptor yang satu dengan yang lainnya. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
I.
PENDAHULUAN Keberadaan sistem pendukung keputusan hanya sebagai sistem pendukung untuk suatu proses pengambilan keptusan, termasuk pengambilan keputusan dalam pemilihan rumah bersalin. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan. Salah satu teknik pengambilan keputusan dalam analisis kebijaksanaan adalah pendekatan AHP (Fitriyani, 2012). Memilih metode atau alat kontrasepsi bukan merupakan hal yang mudah karena efek yang berdampak terhadap tubuh tidak akan diketahui selama belum menggunakannya. Selain itu tidak ada metode atau alat kontrasepsi 76
Salah satu metode yang tepat adalah Analitic Hierarchy Proses (AHP) karena metode ini salah satu metode yang dapat melakukan penilaian kriteria majemuk dan detail dengan suatu kerangka berfikir yang komprehensif pertimbangan proses hirarki yang kemudian dilakukan perhitungan bobot untuk masingmasing kriteria (Rochmasari, et al. 2010).
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk memahami metode AHP dalam penentuan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana. 2. Menganalisis kriteria yang tepat dalam penentuan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana. 3. Untuk melakukan analisis alat kontrasepsi yang tepat bagi akseptor keluarga berencana. 4. Melakukan pengujian dengan memanfaatkan software tools Super Decisions
A. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu : 1. Bagaimana menentukan kriteria yang tepat untuk dapat dijadikan acuan dalam membantu pengambilan keputusan ? 2. Bagaimana menerapkan metode AHP untuk penentuan alat kontrasepsi yang tepat dengan kriteria yang telah ditentukan ? 3. Bagaimana mengimplementasikan metode AHP dengan menggunakan Super Decisions?
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mampu membantu akseptor keluarga berencana dalam mengambil keputusan dalam menentukan alat kontrasepsi yang tepat. 2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang penentuan alat kontrasepsi bagi akseptor keluarga berencana. 3. Dapat memberikan informasi keunggulan metode AHP dalam menentukan alat kontrasepsi yang tepat bagi akseptor.
B. Batasan Masalah 1. Penelitian ini hanya penentuan alat kontrasepsi yang tepat bagi akseptor keluarga berencana. 2. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). 3. Perangkat lunak yang digunakan untuk implementasi menggunakan Super Decisions
II. LANDASAN TEORI A. Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970 oleh Michael S.Scott Morton dan G. Anthony Gorry. Menurut Marthin (2010), Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) dibuat untuk
77
meningkatkan proses dan kualitas hasil pengambilan keputusan, dimana DSS dapat memadukan data dan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan tersebut, disamping itu Sistem Pendukung Keputusan juga memberdayakan resources individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan dan berhubungan dengan manajemen pengambilan keputusan, serta berhubungan dengan masalah-masalah yang semi terstruktur.
yang berarti menyediakan antarmuka. d. Knowledge Management yaitu Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Other Computer
Based System Manajeme n Data
Manajeme n Model
Manajeme n Pengetahu an
B. Komponen Sitem Pendukung Keputusan Menurut Arifin (2010), Sistem pendukung keputusan terdiri atas 4 komponen utama atau subsistem yaitu : a. Data Management yaitu data manajemen meliputi database yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut database management system (DBMS). b. Model Management yaitu model manajemen melibatkan model financial, statistical, manajemen science, atau berbagai model kuantitatif lainya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan c. Communication (dialog subsistem) yaitu User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini,
Manajeme n Dialog
Pemakai
Gambar 1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan Sumber : Dyah dan Maulana (2009) C. Metode Ahp AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
78
kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis (Artika, 2010). Prosedur atau langkahlangkah dalam metode AHP meliputi: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level atas. 2. Menentukan prioritas elemen : a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentaikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis Petimbanganpertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalamm langkah ini adalah : a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. 4. Mengukur Konsistensi Dalam pembuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Halhal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua, dan seterusnya b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut maks
79
5. Hitung Consistency Indek (CI) dengan rumus : CI = ( maks – n)/(n1) Di mana n = banyaknya elemen 6. Hitung rasio konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus : CR = CI / IR Di mana CR = Consistensy Ratio CI = Consistency Indek IR = Indeks Random Consistency 7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian. Metodologi penelitian akan sangat membantu penulis dalam proses kerja penyelesaian masalah. penelitian ini memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaan kegiatan yang tertuang pada kerangka kerja penelitian. Yaitu menganalisa dan mengidentifikasi masalah, mempelajari literature, penyusunan proposal, mengumpulkan data, menganalisa data, Perancangan sistem pendukung keputusan, implementasi dengan Super Decisions, dan hasil pengujian IV. ANALISA PERANCANGAN
DAN
Gambar 2 Hirarki AHP Penentuan Alat Kontrasepsi A. Matrik Berpasangan Kriteria Nilai matriks berpasangan kriteria di dapat dari kuisioner yang di berikan kepada dokter spesial kandungan.
80
C. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Efek Samping Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria efek samping, seperti pada tabel 7 dan tabel 8 :
Setelah dilakukan matriks berpasangan maka di dapatlah nilai eigen, nilai CI dan CR seperti pada tabel 4 :
B. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Biaya Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria biaya, seperti pada tabel 5 dan tabel 6 : D. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Efektifitas Alat Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria efektifitas alat, seperti pada tabel 9 dan tabel 10 :
81
F. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Lama Pemakaian Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria lama pemakaian, seperti pada tabel 13 dan tabel 14 :
E. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Kesehatan Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria kesehatan, seperti pada tabel 11 dan tabel 12 :
G. Matrik Berpasangan Alternatif Kriteria Umur Kemudian selanjutnya melakukan matrik berpsangan alternatif kriteria efek samping, seperti pada tabel 15 dan tabel 16 :
82
V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN A. Implementasi Bab tahap membahas mengenai hasil implementasi sistem. Hasil implementasi akan membahas mengenai tahap pengujian, sistem akan diuji dengan menggunakan Software super decisions. H. Bobot Final Dan Rangking Alternatif Dari hasil matrik berpasangan di dapatkan bobot final dan rangking alternatif, seperti pada tabel 17 :
B. Pengujian Sistem Tahap pengujian dilakukan dengan menggunakan Sofware Super Decisions yaitu :
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan dengan metode AHP, yang terdapat pada tabel diatas, maka di dapat nilai yaitu : implant dengan nilai 0.1229 (12%), injeksi dengan nilai 0.1654 (17%), IUD dengan nilai 0.0942 (9%), kondom dengan nilai 0.1197 (12%), pil dengan nilai 0.0821 (8%), MAL dengan nilai 0.1312 (13%), tubektomi dengan nilai 01434 (14%) dan vasektomi dengan nilai 1412 (14%). Dari hasil akhir perhitungan dengan menggunakan metode AHP, maka didapat kesimpulan bahwa alat kontrasepsi Injeksi mendapat nilai yang paling tinggi atau peringkat pertama dalam penentuan alat kontrasepsi, sehingga injeksi merupakan alat kontrasepsi yang disarankan bagi akseptor KB.
Gambar 3 Hirarki AHP Penentuan Alat Kontrasepsi Dengan Super Decisions
Gambar 4 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria
83
Decsions, maka didapat kesimpulan bahwa alat kontrasepsi Injeksi mendapat nilai yang paling tinggi atau peringkat pertama dalam penentuan alat kontrasepsi, sehingga injeksi merupakan alat kontrasepsi yang disarankan bagi akseptor KB Perbandingan Hitungan Manual dan Software Super Dicisions
Gambar 5 Hasil Pembobotan Nilai Matriks Berpasangan Kriteria
Gambar 5 Hasil Proses Pembobotan
Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan antara perhitungan manual dan perhitungan dengan menggunakan Software Super Decisions tidak terlalu jauh, hanya tiga angka di belakang koma, dari hasil tersebut dapat dikatakan konsisten. Berdasarkan proses perhitungan manual dan perhitungan dengan menggunakan Software Super Decisions didapatkan kesimpulan bahwa Injeksi mendapat peringkat pertama sebagai hasil keputusan yang disarankan menjadi alat kontrasepsi bagi akseptor KB.
Gambar 6 Hasil Laporan Alternatif
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Kriteria biaya, efek samping, efektifitas alat, kesehatan, lama
Rangking
dengan
Dari hasil akhir perhitungan menggunakan Super 84
Pegawai Negeri.” Jurnal Informatika Mulawarman. Vol.5. 2 Artika Rini (20013).” Penerrapan Analitycal Hierarchy Process (AHP) Dalam Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Pada SD Negeri 095224.” Jurnal Pelita Informatika Budi Darma. Vol. IV. 3. Dengen Nataniel(2009).”Perancang an Sistem Informasi Terpadu Pemrintah Daerah Kabupaten Paser.” Jurnal Informatika Mulawarman. Vol.4. 48
pemakaian dan umur dapat dijadikan sebagai kriteria untuk penentuan alat kontrasepsi, ke 6 kriteria tersebut memiliki nilai yang dapat diukur. 2. Metode Analitiycal Hierarchy Process (AHP) dapat diterapkan untuk penentuan alat kontarasepsi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 3. Perhitungan metode AHP secara manual sesuai dengan hasil perhitungan dengan menggunakan Super Decisions. B. Saran Adapun saran ataupun masukan dari penulis khususnya untuk peneliti selanjutnya yaitu sebagai berikut: 1. Perlu adanya penelitian yang sejenis dengan menggunakan metode yang berbeda yang berfungsi sebagai pembanding dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 2. Diperlukan pemahaman yang yang lebih mendalam dalam perhitungan dengan metode AHP, apabila terjadi kesalahan maka akan terjadi nilai yang inconsistensi yang sangat besar. 3. Untuk peneliti yang ingin mengembangkan penelitian ini, untuk menambahkan kriteria yang lebih banyak lagi supaya hasil pemilihan alat kontrasepsi lebih akurat.
Dyah Nur Rochmah dan Maulana Armandira (2009).” Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Strategis Kinerja Instansi Pemerintah Menggunakan Metode AHP(Studi Kasus Di Deperindag),” Jurnal Informatika. Vol. 3.2. Eniyati
Sri(2009).”Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW.” Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Vol.16. 172.
Fitriyani (2012). “Penerahan AHP Sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah Bersalin Contoh Kasus Kota Pangkal Pinang.” Jurnal JSM STMIK Mikroskil. Vol. 13. 2.
Daftar Pustaka Arifin Zainal(2010).”Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Menentukan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi
85
Nasibu
Iskandar Z (2009),”Penerapan Metode AHP Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Karyawan Menggunakan Aplikasi Expert Choice.” Jurnal Pelangi Ilmu. Vol. 2. 5.
Multimedia Pada Lembaga Pendidikan Palembang Technology.” Jurnal Teknologi dan Informatika. Vol.1. 113 Tahapary Marthin dan Syukur Abdul(2010).”Sistem Pendukung Keputusan Kelaikan Terbang Pada Helicopter Model Bell 205 A-1 Pusat Penerbangan TNI AD.” Jurnal Teknologi Informasi. Vol.6. 95
Rohcmasari Lis et.al. (2010),”Penentuan Prioriatas Usulan Sertifikasi Guru Dengan Metode AH.” Jurnal Teknologi Informasi. Vol. 6. 1 Sestri Ellya (2013).”Penilaian Kinerja Dosen Dengan Menggunakan Metode AHP Studi Kasus di STIE Ahmad Dahlan Jakarta.” Jurnal Liquidity. Vol.2. 1
Yobioktabera Amran et.al.(2012).”Perancangan E-Learning Cerdas Berbasis DSS Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Pada SMP N 9 Semarang.” Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan. 445
Syachbana(2011).”Sistem Informasi Akademik Berbasis
86