JURNAL TESIS PDF.PDF

Download antara tipe bank tersebut. Lebih lanjut perilaku nasabah terhadap produk perbankan (bank konvensional dan bank syariah) dapat dipengaruhi o...

0 downloads 355 Views 239KB Size
PERBANDINGAN PENENTU KEPUTUSAN PEMILIHAN PERBANKAN (STUDI KASUS PADA BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH DAN BANK RAKYAT INDONESIA KONVENSIONAL) Budi Utami Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ([email protected])

ABTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh variabel Profesionalitas, Akses, Popularitas, Fasilitas, Bunga Bank/ Sistem Bagi Hasil dan Produk Bank terhadap keputusan nasabah dalam memilih Jasa Perbankan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Konvensional. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder, yaitu dengan menyebar kuesioner kepada nasabah Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Konvensional juga dengan melakukan studi pustaka melalui buku, artikel, internet, jurnal dan sumber lainnya. Alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu analisis faktor. Indikator aspek perilaku konsumen diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 Poin. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam memilih jasa perbankan mengacu kepada 6 dimensi yaitu Profesionalitas, Akses, Popularitas, Fasilitas, Bunga Bank/ Sistem Bagi Hasil dan Produk Bank. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Konvensional dipengaruhi oleh Profesionalitas, Akses, Popularitas, Fasilitas, Bunga Bank/ Sistem Bagi Hasil, dan Produk Bank. Diperoleh hasil juga bahwa dari perbandingan variabel Profesionalitas, Akses, Popularitas, Fasilitas, Bunga Bank/ Sistem Bagi Hasil, dan Produk Bank terhadap Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Konvensional nasabah lebih cenderung memilih Bank Rakyat Indonesia Syariah. Kata Kunci : Faktor Penentu Keputusan Nasabah, Jasa Perbankan

PENDAHULUAN Pergeseran kebijakan ekonomi nasional yang mengikuti perkembangan ekonomi global telah membuat pemerintah mengambil tindakan untuk membenahi kegiatan-kegiatan ekonominya. Salah satu kegiatan ekonomi yang dibenahi tersebut adalah kegiatan perbankan, karena perbankan merupakan kegiatan yang penting dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional. Perkembangan dunia perbankan telah terlihat kompleks, dengan berbagai macam jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif. Kekomplekan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank tetapi juga antara bank dengan lembaga keuangan. Sebuah fenomena nyata yang telah menuntut manajer keuangan bank untuk lebih antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia perbankan. Secara mikro, tabungan diperlukan untuk menjaga tingkat konsumsi masa datang dan bahkan disepanjang waktu. Sedangkan sisi makro dimanfaatkan untuk investasi dalam rangka roda ekonomi masyarakat untuk mencapai realitas citacita masyarakat yang sejahtera, berkemakmuran dan berkeadilan. Tabungan dapat dijalankan oleh perbankan konvensional dan/atau perbankan syariah. Peran Bank Syariah dalam memacu pertumbuhan perekonomian daerah semakin strategis dalam rangka mewujudkan struktur perekonomian yang semakin berimbang. Dukungan terhadap pengembangan perbankan syariah juga diperlihatkan dengan adanya ”dual banking system”, dimana bank konvensional diperkenankan untuk membuka unit usaha syariah. Sudah cukup lama ummat islam Indonesia dan belahan dunia lainnya menginginkan

perekonomian yang berbasis pada nilainilai dan Prinsip Syariah untuk dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan dalam transaksi antar ummat yang didasarkan pada aturan-aturan Syariah. Keberadaan bank konvensional dan syariah secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank (konvensional dan syariah) dapat mempengaruhi perilaku antara tipe bank tersebut. Lebih lanjut perilaku nasabah terhadap produk perbankan (bank konvensional dan bank syariah) dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan : Bank adalah Lembaga yang mengumpulkan dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman dan bentuk lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perbankan adalah semua yang menyangkut tentang kelembagaan, menyangkut keuangan, kegiatan usaha serta aturan dan proses di dalam melakukan kegiatannya. Selain itu banyak pakar yang memberikan definisi mengenai bank,antara lain sebagai berikut: Menurut Muchdarsyah Sinungan: Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai finansial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

Sebagai lembaga institusi yang penting peranannya dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya mengumpulkan uang, memberikan pinjaman dan jasa didalam aktifitas kegiatan beredarnya uang. Bank mengumpulkan dan menampung simpanan uang dari masyarakat (to receive deposits) bisa berupa tabungan, giro, deposito. Uang tersebut akan dihimpun dan dikembalikan lagi untuk keperluan masyarakat dalam bentuk pinjaman (to make loans). Menurut H. Abdurrachman: Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yangn melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan lain dan lainnya. Menurut F. E. Ferry: Bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan uang, simpanan dari nasabah, menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai dibutuhkan untuk pembayaran kembali. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bank pada umumnya meliputi penghimpunan dana melalui berbagai instrumen dan menyalurkan kembali kepada masyarakat sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat dan dunia usaha serta melakukan jasa-jasa keuangan lainnya seperti transfer, jasa kliring dan lainnya. Ada tiga kegiatan utama yang dilakukan perbankan antara lain : (Kasmir, 2003, hal.12) a. Mengumpulkan dana Maksudnya adalah mengumpulkan dana yang beredar di masyarakat, dikelola untuk dikembalikan lagi untuk keperluan

masyarakat. Kegiatan penghimpunan dana ini disebut dengan istilah Funding. b. Mengelola dana yang terkumpul untuk dikembalikan lagi ke masyarakat. Maksudnya adalah dana yang telah dikumpulkan dan dikelola dikembalikan lagi ke masyarakat bisa berbagai macam bentuknya misalnya untuk bank konvensional bisa berupa pemberian pinjaman atau kredit apabila masyarakat membutuhkan, sedangkan pembiayaan adalah istilah yang ada di bank syariah. Kegiatan yang dilakukan oleh perbankan untuk menyalurkan dana ini disebut dengan istilah lending. c. Memberikan jasa bank lainnya. Selain mengumpulkan dana, mengelola dan mengembalikan lagi ke masyarakat perbankan juga mempunyai kegiatan yang lain misalnya bisa sebagai lembaga yang memberikan pembayaran kompensasi bisa berupa gaji, pensiun, tunjangan hari tua, ataupun hadiah. Melalui bank kita juga bisa melakukan berbagai macam pembayaran mulai dari membayar listrik, kartu kredit, sekolah, telepon, air, sampai membayar rumah. Bank juga bisa sebagai tempat penagihan/ inkaso, pengiriman uang/ transfer, penjualan mata uang asing/ valas, menyimpan dokumen (save deposit box dan masih ada beberapa jasa lainnya yang bisa dilayani oleh bank. BEBERAPA MACAM BANK Dilihat dari jenisnya perbankan bisa dibedakan menjadi beberapa macam: (Kasmir, 2003, hal.20) a. Berdasarkan manfaat Pengertian Bank Umum sesuai dengan UU Nomor 10 tahun 1998 adalah “Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Sedangkan pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut UU Nomor 10 tahun 1998 adalah “Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran’. b. Berdasar Kepemilikannya Dilihat dari segi kepemilikan bank bisa dimiliki oleh perorangan dan pemerintah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan bisa dilihat berdasarkan akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Dari segi kepemilikan bank bisa dibagi lagi sebagai berikut: a. Bank Pemerintah Yaitu bank yang baik akte pendirian maupun modalnya adalah murni milik pemerintah, sehingga seluruh keuntungan yang diperoleh bank ini menjadi milik pemerintah pula. Contoh bank milik Pemerintah yang ada di Indonesia antara lain : Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia’46 (BNI 46), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN). Selain itu adapula bank pemerintah daerah yang beroperasi atau berada di propinsi daerah tingkat I dan tingkat II, misalnya: BPD Jawa Tengah, BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Timur dan BPD Purwokerto, BPD Banten, dan masih banyak BPD yang lain. b. Bank Swasta Nasional Bank ini sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta, bahkan akte pendiriannya juga didirikan oleh swata demikian juga keuntungan seluruhnya untuk pemiliknya yaitu pihak swasta. Contoh Bank milik Swasta Nasional antara lain Bank Niaga, Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Bumi Putra, Bank Bukopin, Bank Lippo, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Muamalat dan Bank Swasta lainnya. c. Bank Milik Asing Bank Milik Asing adalah bank yang pemiliknya orang asing baik

milik pemerintah asing maupun individu yang berasal dari luar negeri. Bisa cabang dari bank asing, jadi mereka membuka cabang di Indonesia. Contoh Bank Asing antara lain: Bank of Amerika, City Bank, ABN AMRO Bank, American Express Bank, Standard Charter Bank, Hongkong Bank, European Asian Bank, dan masih ada beberapa Bank Asing lainnya. d. Bank milik Campuran Adalah merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia, contoh Bank Campuran antara lain: Bank Finconesia, Inter Pacifik Bank, Ing Bank, Mitsubishi Buana Bank dan bank campuran lainnya. c. Berdasar Status Pembagian jenis bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank taersebut. Kedudukan atau status ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari sagi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Dalam kenyataannya jenis bank berdasar dari segi status dibagi kedalam dua macam yaitu : a. Bank Devisa Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan dan menjalankan kegiatan transaksi yang dilakukan tidak hanya di dalam negeri tapi bisa juga melakukan kegiatan dan transaksi keluar negeri, yang masih memiliki kaitan dengan mata uang asing, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travelers cheque, dan transaksi luar negeri lainnya. b. Bank non Devisa

Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Pemahaman Bank non Devisa merupakan kebalikan dari pada bank devisa, yang hanya bisa melakukan kegiatan transaksi masih dalam ruang lingkup batas-batas suatu negara. d. Berdasar Cara Menentukan Harga Bank mempunyai cara sendiri- sendiri didalam menentukan harga dan menetapkan keuntungan. Dilihat dari cara menentukan harga suatu bank dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Bank Konvensional Sebagian besar bank yang berkembang di Indonesia akhirakhir ini adalah bank yang berdasarkan pada prinsip dan cara konvensional. Hal ini disebabkan tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda (Barat). Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu : 1. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjaman atau kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu,. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. 2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional mengunakan berbagai biaya-biaya dalam

nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa, iuran dan biaya-biaya lainnya. System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. b.Bank Syariah Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip ini terhadap produknya sangat berbeda dengan bank konvesional. Bank ini menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah adalah dengan cara : 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). 2. Pembiaan berdasarkan prinsip pernyetaan modal (musharakah). 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah). 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). 5. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah waiqtina). Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan pada prinsip syariah juga sesuai dengan syariah islam. Kemudian sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasarnya adalah AlQuran dan Sunnah Rasul. Pada bank yang berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.

Sistem Syariah Pengertian syariah Pada saat terjadi permasalahan pada bank konvensional serta krisis moneter, kehadiran bank syariah telah memberikan jalan keluar bagi pelaku bisnis. Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Ahmad Gozali, (2004:24). Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiyaan dan jasa – jasa lainnya, dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip Islam(Muhammad, Manajemen syariah, 2002) Bank Syariah adalah bentuk perbankan yang mengikuti suatu ketentuan ketentuan syariah islam (Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta ) Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Meskipun secara sistem, perbankan syariah telah menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik, sistem perbankan syariah sementara ini masih memberikan tingkat return yang lebih rendah kepada nasabah dibandingkan dengan yang dapat diberikan oleh perbankan konvensional. Peningkatan efisiensi operasional yang berdampak pada perbaikan tingkat return bermitra dengan bank syariah yang mana selain mengharapkan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah, juga tentunya mengharapkan tingkat return yang lebih baik. Hal ini perlu dicermati terutama dalam menghadapi era global dimana pesaing usaha bukan hanya datang dari

industri sejenis, akan tetapi juga industri lainnya yang memiliki kemampuan untuk memberikan jasa sejenis.(Cetak biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia,www.bi.go.id) Tapi disatu sisi menurut Anaour hasan,”Secara empirik bahwa bank syariah lebih memberikan keuntungan yang lebih dibanding dengan bank konvensional dengan menggunakan neraca atau pembukuan yang sama.(Hassoune, Islamic bank’s Profotability in an interest rate cycle, International journal of islamic Financial Services, Vol.4, No. 2 ) Ada juga pendapat yang mengatakan “Bank Syariah menjaga prinsip – prinsip yang diterima umum tentang pembagian laba rugi di sisi kewajibannya., setidaknya sebatas prinsip saja. Nasabah bank syariah tidak mendapat bunga di rekening mereka, tapi untuk simpanan atau investasi akan mendapatkan bagi hasil, Bank syariah menggunakan pembukuan khusus agar penyaluran profitnya dapat digunakan secara perlahan -lahan (juga pada penyaluran profit/ nisbahnya) ”.( Mahmoud A. El- Gamal, Interest and The Paradox of Contemporary Islamic Law and Finance.____) Jadi bank syariah suatu bank yang menggunakan system syariah berdasarkan Al – Quran dan Hadist terutama menyangkut tata cara muamalat secara islam yang dapat digunakan secara universal. Peranan Bank Syariah Upaya untuk memperoleh keuntungan sebesar - besarnya merupakan tujuan yang bisa dicanangkan oleh bank komersial. Hal ini berbeda dengan bank syariah yang didirikan untuk mengembangkan jasa serta produk berdasarkan sistem syariah islam. Prinsip utama bank syariah terdiri atas larangan atas riba pada semua jenis transaksi sehingga pelaksanaan aktivitas

bisnis atas dasar kesetaraan (equality), keadilan ( fairness) dan keterbukaan (Transparancy). Bank syariah dalam menjalankan usahanya menyelaraskan antara tujuan profit dengan aspek moralitas islam yang melandasi semua operasionalnya, karena itu bank syariah melakukan pembentukan kemitraan yang saling menguntungkan yang didapat harus dari usaha dengan cara yang halal. Bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiyaan – pembiyaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Melalui pembiayaan ini bank syariah dapat menjadi mitra dengan nasabah sehingga hubungan bank syariah dengan nasabah adalah hubungan kemitraan. Peranan bank syariah secara khusus : 1. Menjadi perekat nasionalime baru 2. Memberdayakan ekonomi umat dengan beroperasi secara transparan 3. Memberikan return yang lebih baik 4. Mendorong penurunan spekulasi dari pasar keuangan 5. Mendorong pemerataan pendapatan 6. Peningkatan efisiensi mobilitas dana Peranan bank syariah menurut AAOIFI (Accounting and Auditng Organization for Islamic Financial Institution ). Fungsi dan peranan bank syariah terbagi atas empat yaitu ( Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI ) : 1. Sebagai manajer investasi 2. Sebagai investor 3. Sebagai penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran 4. Pelaksana kegiatan sosial Sistem perbankan syariah berbeda dengan sistem perbankan konvensional karena

sistem keuangan dan perbankan syariah adalah merupakan subsistem dari suatu sistem ekonomi Islam yang cakupannya lebih luas. Oleh karena itu, perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk menghasilkan profit secara komersial, namun dituntut untuk secara sungguhsungguh menampilkan realisasi nilai-nilai syariah. Tujuan dari pendirian bank-bank Islam ini umumnya adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsipprinsip Islam, syariah, dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait Prinsip utama yang dianut oleh bank syariah adalah: 1. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi 2. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah 3. Menumbuhkembangkan zakat. Sepanjang praktek perbankan konvensional tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, maka bank-bank syariah telah mengadopsi sistem dan prosedur perbankan yang ada. Namun, bila terjadi pertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, maka bank-bank syariah merencanakan dan menerapkan prosedur mereka sendiri guna menyesuaikan aktivitas perbankan mereka dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Untuk itu maka Dewan Syariah berfungsi memberikan masukan kepada perbankan syariah guna memastikan bahwa bank syariah tidak terlibat dalam unsur-unsur yang tidak disetujui oleh Islam. Jenis Bank Syariah Undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/ atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat ( Ps.1, ayat 2). Sedangkan perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan UUS (Unit Usaha Syariah), mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Ps.1, ayat 1). Sedangkan Ps.1, ayat 7 menyebutkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). Keduanya dibedakan dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran untuk bank umum syariah (Ps.1, ayat 8), dan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran untuk BPRS. Sedangkan unit usaha syariah, yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan /atau unit syariah (Ps.1, ayat 10). Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Bank Konvensional dan Bank Syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Kasmir (2002:35). Dari sisi operasionalnya dana yang diamanahkan oleh nasabah kepada bank dapat berupa titipan maupun investasi. Hal ini berbeda dengan deposito pada bank

konvensional dimana dengan jelas deposito pada bank konvensional adalah upaya membungakan uang. Konsep dana titipan pada bank syariah berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank islam harus dapat memenuhinya. Adapun investasi berbeda dengan membungakan uang. Setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya pula terdapat risiko untuk menerima kerugian. Konsep inilah yang menjadi ciri khas bank islam dimana bank dengan nasabah sama-sama saling berbagi baik keuntungan maupun risiko. Dari aspek tanggung jawab sosial, bank islam berkewajiban untuk membayar zakat serta mengelolanya. Dari sisi organisasi, dalam bank islam diharuskan adanya suatu lembaga yang mengawasi baik operasional maupun produk yang dikembangkan agar sesuai dengan ketentuan syariah. Lembaga pengawasan tersebut disebut dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Berdasarkan prinsip utama itu, maka secara operasional, terdapat perbedaanperbedaan yang substantif antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Tabel 1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank Syariah a.Berdasarkan prinsip investasi bagi hasil b.Menggunakan prinsip jual-beli c.Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungankemitraan d.Melakukan investasi-investasi yang halal saja e.Setiap produk dan jasa yang diberikan sesuai

Bank Konvensional a.Berdasarkan tujuan membungakan uang b.Menggunakan prinsip pinjam-meminjam uang. d.Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur d.Investasi yang halal maupun yang haram e.Tidak mengenal Dewan sejenis itu. f.Terkadang terlibat dalam speculative FOREX denganfatwaDewanS dealing yariah g.Berkontribusi dalam

f. Dilarangnya gharar dan maisir g.Menciptakan keserasian diantara keduanya. h.Tidak memberikan dana secara tunai tetapi memberikan barang yang dibutuhkan (finance

terjadinya kesenjangan antara sektor riel dengan sektor moneter. h.Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight streaming (penyalah gunaan dana pinjaman) i. Rentan terhadap negative spread

thegoodsandservices) i. Bagi hasil menyeimbangkan sisi pasiva dan aktiva. Sumber : Muhammad Syafii Antonio (2001), Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek (Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia Cendekia).

Kajian Penelitian Sejenis Hasil penelitian terdahulu mendukung pendapat bahwa perilaku konsumen sebagai nasabah perbankan sangat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka. Hasil survey yang dilakukan Tim Penelitian dan Pengembangan Bank Syariah (Utomo 2001), menunjukkan bahwa persepsi bunga dari sudut pandang agama dapat dibedakan menjadi tiga pendapat: (1) bertentangan dengan ajaran agama, (2) tidak bertentangan dengan ajaran agama, (3) tidak tahu/ ragu-ragu. Survey di Jawa Barat (2001) menunjukkan indikasi bahwa 62% responden menyatakan bertentangan dengan ajaran agama, sementara 22% diantara responden menyatakan tidak bertentangan dan sisanya (16%) menyatakan tidak tahu/ragu-ragu. Sedangkan hasil penelitian Bank Indonesia tahun 2001 di Sumatera Barat menunjukkan bahwa 20% masyarakat menyatakan bunga itu haram, 39% menyatakan tidak tahu/ragu-ragu dan sisanya 41% menyatakan bahwa bunga itu tidak haram. Untuk tingkatan International, penelitian tentang perilaku nasabah Islamic Bank di Bahrain menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank syariah lebih

didorong oleh faktor keagamaan melalui dukungan masyarakat pada ketaatan perbankan terhadap prinsip-prinsip Islam. Di samping itu masyarakat di negara tersebut mereka juga dipengaruhi oleh dorongan keluarga dan teman serta lokasi keberadaan bank. Penelitian yang dilakukan oleh Irbid dan Zarka (2001) memberikan kesimpulan yang berbeda tentang faktor yang mendorong nasabah memilih bank konvensional atau bank syariah. Hasil penelitian tersebut mendukung bahwa motivasi nasabah dalam memilih bank syariah cenderung didasarkan kepada motif keuntungan, bukan kepada motif keagamaan. Dengan kata lain, nasabah lebih mengutamakan economic rationale dalam keputusan memilih bank syariah dibandingkan dengan lembaga perbankan non-syariah atau bank konvensional. McKechnie ( 1992 ) berargumen bahwa meskipun banyak upaya, namun untuk generalisasi konsep tentang dinamika pengambilan keputusan konsumen terhadap bank atau lembaga keuangan, masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Selanjutnya, penelitian Pusat Studi Ekonomi Islam Dan Bisnis Brawijaya Malang (2000) di Jawa Timur mendukung bahwa perbedaan penting dalam memilih bank terletak pada faktor kelompok acuan, peran dan status, kepraktisan dalam menyimpan kekayaan, ukuran produk, jaminan, dan periode pembayaran. Penelitian tentang persepsi konsumen di Malaysia menemukan bahwa konsumen terhadap bank syriah terdiri dari beberapa dimensi; pemanfaatan fasilitas perbankan, pengetahuan terhadap perbankan Islam, peranan konsumen dalam memilih produk perbankan yang telah dilakukan (Nurfifah dan Haron 2001). Pada sebuah studi tentang sikap konsumen Amerika terhadap bank komersial, Kaynak(2004) menemukan tiga atribut penting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih bank, ketersediaan ATM, pelayanan yang cepat dan efisien, serta

respon petugas yang cepat. Selanjutnya, penelitian Almossawi (1991) di Bahrain mengidentifikasi lima atribut penting yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih bank; (a) lokasi ATM yang mudah dijangkau, (b) ketersediaan ATM dibeberapa lokasi, (c) reputasi bank, (d) layanan ATM 24 jam, dan (e) ketersediaan tempat parkir yang memadai. Survey yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (2004) di Kalimantan Selatan tentang persepsi bank konvensional, menunjukkan bahwa 94,5% responden setuju dengan peranan perbankan dalam kehidupan sehari-hari, dengan alasan utama menguntungkan masyarakat dan permodalan. Berdasarkan kelompok responden, sebesar 79,3% responden bank konvensional menyatakan bunga bank bertentangan dengan ajaran agama, cenderung menyatakan penolakan pada sistem perbankan konvensional. Namun disisi lain, mereka adalah nasabah bank konvensional, sehingga hal ini dapat mengindikasikan tidak konsistennya perilaku konsumen. Implikasi hasil penelitian di atas memperlihatkan bahwa pemahaman tentang perilaku konsumen, dalam hal ini nasabah perbankan menjadi semakin krusial dan perlu untuk diteliti. Penelitian yang dilakukan Rani Widya Lestari (2006) di Yogyakarta tentang preferensi dan permintaan masyarakat terhadap produk-produk bank syariah, menunjukkan secara simultan variabel popularitas, kemudahan mengakses bank syariah dan pelayanannya, persepsi masyarakat tentang bunga mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih bank syariah, sedangkan variabel fasilitas, variasi atau pilihan produk dan pelayanan bank syariah juga mempengaruhi preferensi masyarakat terhadap produk bank syariah. Berdasarkan Implikasi hasil penelitian diatas untuk pihak bank syariah hendaknya melakukan pendekatan yang dapat mempengaruhi keyakinan nasabah bahwa operasional bank syariah di

Yogyakarta sudah sesuai dengan syariat Islam. Bank Syariah harus lebih gencar melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang manfaat menggunakan produkproduk Bank Syariah dibanding menggunakan produk-produk Bank Konvensional. Bank Syariah harus menambah fasilitas ATM yang terletak di daerah-daerah strategis, aman dan nyaman bagi nasabah, Bank Syariah juga harus melakukan proses percepatan implementasi ekonomi syariah di masyarakat dengan melibatkan para ahli perbankan syariah. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhlis di Jawa Tengah pada tahun 2010 yang menghasilkan bahwa nasabah perbankan syariah terbagi menjadi 3 kelompok: (a) nasabah muslim yang hanya menabung di bank syariah (b) nasabah muslim yang menabung bersama-sama di bank syariah dan bank kovensional dan (c) nasabah non muslim. Di penelitian ini juga ditemukan bahwa bagi hasil berpengaruh positif bagi semua kelompok nasabah dan bunga bank berpengaruh negatif terhadap perilaku menabung nasabah di bank syariah bagi nasabah kelompok b dan c. Terbukanya perbedaan paham tentang bunga bank adalah bukan riba yang masih didukung oleh sebagian organisasi sosial keagamaan seperti NU dan Muhamadiyah menjadikan kelompok nasabah b dan nasabah potensial masih melanggengkan hubungannya dengan perbankan konvensional dan menjadi faktor penting melambatnya pertumbuhan perbankan syariah. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Dalam Penelitian ini objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Bank Rakyat Indonesia Konvensional dan Bank Rakyat Indonesia Syariah. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini tempat yang diambil oleh peneliti adalah Bank Rakyat Indonesia Konvensional dan Bank Rakyat

Indonesia Syariah yang berada di Kota Purwokerto Jawa Tengah, penelitian dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu, yaitu tanggal 18 – 30 Juli 2011. Metode Penelitian Metode Analisis Data Dalam melakukan analisis data secara kuantitatif perlu dilakukan uji validitas dan Reliabilitas kuesioner. Untuk menghitung validitas suatu kuesioner, digunakan teknik korelasi pearson yaitu dengan cara mengorelasikan skor item, kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung  r tabel, maka item dapat dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel, maka item dinyatakan tidak valid. Untuk menghitung reliabilitas suatu kuesioner kriteria menyebutkan jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0,7 pada kolom Cronbach’s Alpha maka butir-butir pertanyaan reliabel. Jonathan Sarwono. (2006:219). Pengolahan data dalam penelitian yang akan dilakukan ini akan menggunakan Metode Deskriptif yaitu data yang berasal dari opini responden yang bersifat kuantitatif diubah menjadi angka-angka, sehingga dapat dilakukan analisis secara kuantitatif. Adapun metode analisis kuantitatif yang digunakan adalah metode analisis faktor yaitu mencari hubungan interdependensi antar variabel agar dapat mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya. Untuk melakukan analisis faktor, persyaratan pokok yang harus dipenuhi ialah angka KMO Measure Of Sampling Adequacy (MSA) harus diatas 0,5 dan signifikansi harus kurang dari 0,05. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut:  Jika probabilitas (sig) < 0,05 maka variabel dapat dianalisis lebih lanjut.

 Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka variabel tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Besarnya angka Measure Of Sampling Adequacy (MSA) ialah 0-1. Jika digunakan dalam menentukan penggabungan variable maka ketentuannya sebagai berikut:  Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.  Jika MSA  0,05 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.  Jika MSA < 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan atau dibuang. Jonathan Sarwono. (2006:208).

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sesuai dengan tujuan penelitian dan dasar teori yang digunakan, maka subyek penelitian ini dikhususkan pada masyarakat disekitar kota Purwokerto yang menjadi nasabah Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Konvensional. Dari jumlah responden sebanyak 200 orang yang tersebar disekitar Kota Purwokerto ada lima (5) kategori responden yang menjadi subyek penelitian, yaitu Pelajar/ Mahasiswa, Pegawai Negeri/ TNI/ POLRI, Pegawai Swasta, Wiraswasta. Tetapi dari data yang diperoleh ada juga beberapa responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan pensiunan. Penilaian Proses Pemilihan Jasa Perbankan Merujuk pada Rani Widya Lestari (2006:110), variabel dalam penelitian ini dilihat dari 6 dimensi yang terdiri dari: Profesionalitas, Akses, Popularitas, Fasilitas, Bunga Bank dan Produk Bank. Variabel ini untuk mengukur hal-hal yang

mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih jasa perbankan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Konvensional dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang memberikan skor 1-5 untuk mengetahui derajat responden terhadap serangkaian pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dimana skala tersebut mempunyai susunan sebagai berikut:

Tabel 2 Besar Bobot dan Kategori Penilaian Bobot 1 2 3 4 5

Kategori Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Cukup Setuju (CS) Setuju (S) Sangat Setuju (SS)

Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini menggunakan gambar yang menyajikan sesuatu yang terjadi yang dinyatakan dalam prosentase. Dari 100 responden yang memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian dapat diketahui perbedaan karakteristik antara responden yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini meliputi Jenis Kelamin, Agama, Pekerjaan dan Tingkat Penghasilan/ bulan. Uji Validitas Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment yaitu dengan membandingkan antara nilai korelasi total untuk setiap butir pertanyaan dengan nilai korelasi product moment tabel yang nilainya ditentukan berdasarkan taraf signifikansi serta banyaknya responden. Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 5% dengan

banyak responden dalam pengisian kuesioner (N) adalah 100 sehingga diperoleh nilai korelasi product moment tabel sebesar 0,195. Berdasarkan teknik yang digunakan, maka nilai korelasi total untuk setiap butir pertanyaan yang dihasilkan melalui pengolaan software SPSS 16.0 akan dibandingkan dengan nilai korelasi product moment tabel sebesar 0,195. Jika nilai total korelasi pada butir pertanyaan lebih besar dari 0,195 (total korelasi > 0,195) maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, namun sebaliknya apabila lebih kecil (total korelasi < 0,195) maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid. A. Bank Rakyat Indonesia Syariah Tabel 3 menunjukkan nilai korelasi total untuk setiap butir pertanyaan dengan objek pengamatan Bank Rakyat Indonsia (BRI) Syariah yang dihasilkan dari pengolahan software SPSS 16.0. Tabel 3 Nilai Korelasi Total (BRI Syariah) Corrected Item-Total Correlation PROFESIONALITAS .493 AKSES .715 POPULARITAS .563 FASILITAS .800 BUNGA_BANK .756 PRODUK_BANK .682 Berdasarkan hasil pengolahan software SPSS 16.0 pada tabel 3 diperoleh nilai korelasi total untuk aspek profesionalitas, akses, popularitas, fasilitas, bunga bank dan produk bank secara berturut-turut adalah 0,493; 0,715; 0,563; 0,800; 0,756; dan 0,682. Semua butir pertanyaan tersebut adalah valid karena nilai total korelasinya lebih besar dari nilai korelasi product moment tabel sebesar 0,195.

Tabel 4 Nilai Korelasi Total (BRI Konvensional)

PROFESIONALITAS AKSES POPULARITAS FASILITAS BUNGA_BANK PRODUK_BANK

Corrected Item-Total Correlation .518 .559 .368 .629 .278 .505

Berdasarkan hasil pengolahan software SPSS 16.0 pada tabel 4 diperoleh nilai korelasi total untuk aspek profesionalitas, akses, popularitas, fasilitas, bunga bank dan produk bank secara berturut-turut adalah 0,518; 0,559; 0,368; 0,629; 0,278; dan 0,505. Semua butir pertanyaan tersebut adalah valid karena nilai total korelasinya lebih besar dari nilai korelasi product moment tabel sebesar 0,195. Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas dilakukan untuk menentukaan konsistensi alat pengukur (dalam hal ini kuesioner) dalam identifikasi faktor penentu keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Konvensional di kota Purwokerto. Uji reliabilitas, dilakukan dengan membandingkan nilai Cronbach's Alpha total dengan 0,7. Jika nilai Cronbach's Alpha keseluruhan lebih besar atau sama dengan 0,7 (Cronbach's Alpha total ≥ 0,7), maka butir pernyataan dianggap reliabel (Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya menggunakan AMOS 5. Bandung : Pustaka). A. Bank Rakyat Indonesia Syariah Tabel 5 menunjukkan nilai Cronbach's Alpha total dengan objek pengamatan Bank Rakyat Indonsia (BRI) Syariah yang

B. Bank Rakyat Indonesia Konvensional Tabel 4 menunjukkan nilai korelasi total untuk setiap butir pertanyaan dengan objek pengamatan Bank Rakyat Indonsia (BRI) Konvensional yang dihasilkan dari pengolahan software SPSS 16.0.

dihasilkan dari pengolahan software SPSS 16.0.

Tabel 5 Nilai Cronbach's Alpha (BRI Syariah) Cronbach's Alpha N of Items .865

6

Berdasarkan hasil pengolahan software SPSS 16.0 pada tabel 5 diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,865. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan adalah reliabel, ini dikarenakan nilai Cronbach's Alpha total lebih besar dari 0,7 (0,865 > 0,7). B. Bank Rakyat Indonesia Konvensional Tabel 6 menunjukkan nilai Cronbach's Alpha total dengan objek pengamatan Bank Rakyat Indonsia (BRI) Konvensional yang dihasilkan dari pengolahan software SPSS 16.0. Tabel 6 Nilai Cronbach's Alpha (BRI Konvensional) Cronbach's Alpha N of Items .719

6

Berdasarkan hasil pengolahan software SPSS 16.0 pada tabel 6 diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,719. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan adalah reliabel, ini dikarenakan nilai Cronbach's Alpha total lebih besar dari 0,7 (0,719 >0,7).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Bank Rakyat Indonesia Syariah Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan serta mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan dari jawaban responden bahwa sebagian responden yang tersebar di kota Purwokerto dengan berbagai karakteristik responden menyatakan Faktor Profesionalitas , Faktor Akses, Faktor Popularitas, Faktor Fasilitas, Faktor sistem Bagi Hasil dan Faktor Produk Bank Rakyat Indonesia Syariah mempengaruhi perilaku mereka dalam menentukan pilihannya atas jasa perbankan dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia Syariah. Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa faktor profesionalitas nasabah sangat puas dengan pelayanan yang diberikan Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah melayani dengan sangat cepat, dan informasi yang diberikan tersedia dengan mudah dan cepat. Kesimpulan Bank Rakyat Indonesia Konvensional Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian dari responden yang tersebar di wilayah Kota Purwokerto dengan berbagai karakteristik responden menyatakan Faktor Profesionalitas , Faktor Akses, Faktor Popularitas, Faktor Fasilitas, Faktor Bunga Bank dan Faktor Produk Bank Rakyat Indonesia Konvensional mempengaruhi perilaku mereka dalam menentukan pilihannya atas jasa perbankan dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia Konvensional. Studi yang dilakukan juga menunjukkan bahwa faktor fasilitas lebih dominan dibandingkan faktor-faktor lain. Dalam Faktor Profesionalitas nasabah puas dengan pelayanan yang diberikan Bank Rakyat Indonesia Konvensional, Bank Rakyat Indonesia Konvensional melayani dengan cepat, dan informasi yang diberikan tersedia dengan mudah dan cepat. Dalam Faktor Akses nasabah

merasa menjadi nasabah Bank Rakyat Indonesia Konvensional dilakukan dengan mudah, Layanan Bank Rakyat Indonesia Konvensional membuat nasabah dengan mudah dapat mengakses Bank Rakyat Indonesia Konvensional kapan saja dan dimana saja serta nasabah merasa kemudahan akses pelayanan Bank Rakyat Indonesia Konvensional memadai. Dalam faktor popularitas nasabah sudah mengenal Bank Rakyat Indonesia Konvensional dan nasabah juga tahu bahwa Bank Rakyat Indonesia Konvensional memiliki reputasi yang baik. Dalam faktor produk bank nasabah merasa Bank Rakyat Indonesia Konvensional memberikan layanan phone banking kepada nasabah dengan baik. Saran Bank Rakyat Indonesia Syariah juga harus lebih gencar melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang manfaat menggunakan produk-produk Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan menambah dan memperbanyak produk-produk yang ditawarkan sehingga akan mempermudah nasabah didalam memilih produk yang akan mereka ambil, sehingga akan meningkatkan preferensi nasabah terhadap produk Bank Rakyat Indonesia Syariah. Begitu juga dengan Bank Rakyat Indonesia Konvensional harus memperhatikan faktor-faktor yang dirasa sudah baik untuk terus bertambah agar menjadi lebih baik lagi.Bank Rakyat Indonesia Konvensional juga harus melakukan penambahan ATM yang mudah dijangkau sehingga membuat nasabah lebih efisien, mudah dan dekat dalam bertransaksi. Bank Rakyat Indonesia Konvensional harus melakukan sistem keamanan ATM dengan lebih ketat guna menghindari pembobolan rekening nasabah seperti yang akhir-akhir ini sering terjadi sehingga akan dapat meningkatkan kepercayaan para nasabah terhadap keamanan dan kesehatan Bank Rakyat Indonesia Konvensional.

DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta. Bank Indonesia, 2001. “Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Jawa Barat”. Jurnal Bank Indonesia. Jakarta. Bank Indonesia, 2001. “Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Sumatra Barat”. Jurnal Bank Indonesia. Jakarta. Gozali, Ahmad. 2004. Halal Berkah Bertambah, Mengenal dan Memilih Produk Investasi Syariah. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kasmir. 2003. Bank Lembaga Keuangan Lainnya : Edisi Keenam. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. ______, 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Marthon, Said Sa’ad. 2004. Ekonomi Islam. Zirul Hakim, Jakarta. Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Rani Widya Lestari. 2006. “Preferensi dan Permintaan Masyarakat terhadap Produk-Produk Bank Syariah”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Syariah. Vol.3 No.4, pp 115 Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Andi, Yogyakarta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis : Cetakan Kelima. CV Alfabeta, Bandung. Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya menggunakan AMOS 5. Bandung: Pustaka).