KAJIAN INFERTILITAS PRIA DAN USAHA PENANGANANNYA

Download Masalah kesehatan pria yang paling sering dijumpai adalah kelainan pada sistem reproduksi, disfungsi seksual, infertilitas, penyakit sistem...

0 downloads 309 Views 350KB Size
ISBN No. 978-602-98559-1-3

Prosiding SNSMAIP III-2012

KAJIAN INFERTILITAS PRIA DAN USAHA PENANGANANNYA Eddyman W. Ferial Jurusan Biologi FMIPA UNHAS, Makassar, Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Infertilitas didefenisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk hamil dan melahirkan seorang anak. Secara klinis, suatu pasangan mengalami infertilitas jika tidak terjadi kehamilan setelah koitus yang sering dan tidak menggunakan kontrasepsi selama dua bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kualitas spermatozoid manusia pada 36 pasien infertil sebelum dan sesudah mengonsumsi plasebo 1 x 1, sediaan kapsul gizi kerang darah Anadara granosa L. 800 mg dengan dosis 1 x 1 dan dosis 2 x 1. Pengambilan sampel spermatozoid dilakukan pada pasien infertilitas dan pengambilan Kerang Darah Anadara granosa L. di Pulau Pannikiang Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Desain penelitian dilakukan dengan uji klinik arah terkontrol. Metode analisis uji t dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan kualitas volume, Iikuiaksi, viskositas, pH, konsentrasi, motilitas, jumlah dan viabilitas spermatozoid dan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan kualitas warna, bau, aglutinasi spermatozoid. Sementara itu morfologi spermatozoid dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) plasebo dosis 1 X 1 tidak memberikan perbaikan signifikan positif terhadap volume, likuefaksi, viskositas, pH, konsentrasi, motilitas, jumlah dan viabilitas, warna, bau, aglutinasi dan morfologi spermatozoid (p > 0,05). 2) Gizi Kerang Darah Anadara granosa L. 1 X 1 mampu memberikan perbaikan yang signifikan positif terhadap volume, likuefaksi, viskositas, pH, konsentrasi, motilitas, jumlah dan viabilitas, warna, bau, aglutinasi dan morfologi spermatozoid (p < 0,05). 3) Gizi Kerang Darah Anadara granosa L. 2 X 1 juga mampu memberikan perbaikan yang signifikan positif terhadap volume, likuefaksi, viskositas, pH, konsentrasi, motilitas, jumlah dan viabilitas, warna, bau, aglutinasi dan morfologi sepermatozoid (p < 0,05). Pemberian gizi Kerang Darah Anadara granosa L. dosis 2 x 1 Iebih efektif dari pada dosis 1 x 1 ditunjukkan dengan selisih rerata kualitas spermatozoid. Kata kunci: Gizi, Infertilitas, Reproduksi

1. PENDAHULUAN Infertilitas didefinisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk hamil dan melahirkan seorang anak. Secara klinis, suatu pasangan di duga mengalami infertilitas jika tidak terjadi kehamilan setelah koitus yang sering dan tidak menggunakan kontrasepsi selama dua bulan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi yaitu: faktor endogen, yang meliputi tahap seluler, jaringan dan organ. Yang kedua adalah faktor luar, yang meliputi lingkungan dan pola hidup (lifestyle). Untuk sel, jaringan dan organ agar berfungsi dengan baik diperlukan supan zat gizi makro dan mikro. Penyebab utama infertilitas wanita akibat elainan oosit adalah kegagalan ovulasi secara teratur atau tidak terjadi ovulasi sama sekali. Berbagai gangguan yang

menyebabkan oligoovulasi atau anovulasi juga merupakan penyebab amenorea dan dibagi menjadi 3 kelompok: disfungsi hipotalamus, penyakit pada hipofisis, dan disfungsi ovarium. Masalah kesehatan pria yang paling sering dijumpai adalah kelainan pada sistem reproduksi, disfungsi seksual, infertilitas, penyakit sistemik dan kesehatan mental. Kelainan pada sistem reproduksi adalah tidak tumbuh normalnya korteks dan kelenjar asesorisnya dan pembesaran prostat. Disfungsi seksual dapat berupa gangguan libido, ereksi, ejakulasi dan orgasme. Infertilitas dapat berupa abnormalitas volume semen, kualitas dan kuantitas sperma. Zat nutrient dibagi dalam dua golongan besar yakni makronutrien dan mikronutrien. 131

ISBN No. 978-602-98559-1-3

Prosiding SNSMAIP III-2012

Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet seperti hidrat arang, lemak, protein sedangkan mikronutrien meliputi vitamin dan mineral. Untuk hidup sehat dan bugar diperlukan pedoman gizi seimbang.

berusia 16-40 tahun pria dan wanita sebanyak masing-masing 150 responden. Dari 150 orang yang diperiksa terdiagnosis 36 pasien yang memenuhi syarat kriteria inklusi yang terbagi dalam tiga kelompok masing-masing 12 orang.

Pedoman Gizi Seimbang memperhatikan 4 prinsip, yaitu: 1. Variasi makanan. 2. Pentingnya pola hidup bersih. 3. Pentingnya pola hidup aktif dan olahraga. 4. Memantau berat badan ideal.

Untuk menghasilkan produk (daging) kerang darah dengan kualitas yang baik, maka kerang darah harus ditangkap di alam atau dipanen dari usaha budidaya yang lingkungannya sehat. Kerang darah A. granosa L. diambil dari Pulau Pannikiang Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru, karena kualitas air dan habitatnya baik, tidak tercemar, dan tidak terjangkiti penyakit. Pembuatan kapsul kerang dilakukan di Laboratorium Pengembangan Produk, Pusat Penelitian Pangan, Gizi dan Kesehatan, Pusat Kegiatan penelitian Unhas. Sementara itu sampel spermatozoid diambil dari pasien infertilitas dan diuji di Laboratorium Prodia Makassar, sedangkan pemotretan spermatozoid di Pusat Rujukan Nasional (PRN).

Sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan, maka ada 3 kemungkinan yang terjadi sebagai akibat cukup tidaknya masukan zat gizi ke dalam tubuh: 1. Kurang. Tidak mencukupinya zat gizi sesuai kebutuhan akan mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi dari tingkat ringan sampai tingkat membahayakan kesehatan. Selain itu kekurangan zat gizi menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit. 2. Masukan zat gizi sesuai dengan kecukupan. Dengan keadaan ini akan tercapai keseimbangan antara masukan dan kebutuhan yang menghasilkan status gizi yang baik, daya tahan terhadap penyakit, serta produktivitas kerja yang optimal. 3. Masukan zat gizi melebihi kebutuhan. Sebagai akibat kelebihan zat gizi, antara lain kegemukan, rentan terhadap penyakit, serta lebih awal terkena penyakit degeneratif, misalnya aterosklerosis, jantung, diabetes melitus.

Rancangan/disain penelitian ini bersifat studi true-experimental (studi eksperimental sesungguhnya) dengan cara pre-test–posttest control group design yaitu melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest) (Sastroasmoro, 2002 dan Tendean, 2007). Penelitian true-experimental ini dilakukan melalui uji klinis acak terkontrol atau randomized controlled trial (RCT) yang merupakan baku emas suatu uji klinis (Sastroasmoro, 2002 dan Tendean, 2007). 3. HASIL PENELITIAN

Ciri-ciri zat gizi yang menguntungkan, antara lain: 1. Memperpanjang umur harapan hidup. 2. Mencegah penuaan dini. 3. Memperbaiki daya tahan tubuh yang baik. 4. Kebugaran. 5. Penundaan berbagai penyakit degeneratif. 6. Meringankan berbagai penyakit yang terkait dengan gizi. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada pasien terindikasi gangguan infertilitas

3.1 Pemeriksaan Makroskopik Volume, pH, viskositas dan likuifaksi spermatozoid dari kelompok kasus dengan pemberian gizi kerang darah A. granosa L. dosis 1 x 1 kapsul/hari. memberikan hasil yang signifikan, hal ini ditandai dengan semua nilai p untuk masing-masing kualitas tersebut di bawah 0,05. Hasil uji t pada Tabel 1. memperlihatkan ada perbaikan yang signifikan terhadap volume, pH, viskositas dan likuifaksi spermatozoid dengan pemberian kerang darah A. granosa L. dengan dosis 2 x 1 kapsul/hari yang ditandai dengan nilai p untuk masing-masing kualitas adalah di bawah 0,05.

132

ISBN No. 978-602-98559-1-3

Prosiding SNSMAIP III-2012

Tabel 1. Perkembangan Kualitas Spermatozoid

Pre-Test

Kerang Darah 1 x 1 Kapsul/hari Volume Viskositas Likuefaksi pH (ml) (cm) (menit) 1,47 8,167 1,30 57,66

Volume (ml) 1,43

Kerang Darah 2 x 1 Kapsul/hari Viskositas Likuefaksi pH (cm) (menit) 8,30 1,39 62,50

Post-Test

1,91

7,73

0,83

52,00

2,22

7,55

1,09

55,83



0,45

-0,4

-0,47

-5,66

0,79

-0,75

-0,30

-6,67

p

0,0

0,0

0,01

0,01

0,00

0,00

0,05

0,00

Rujukan

≥2

7,2-7,8

≤2

≤ 60

≥2

7,2-7,8

≤2

≤ 60

Perkembangan Kualitas Spermatozoid Sebelum dan Sesudah Pemberian Gizi Kerang Darah 1 x 1 kapsul/hari dan Gizi Kerang Darah 2 x 1 kapsul/hari pada Kelompok Perlakuan berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik.

Pada Tabel 2. juga menunjukkan adanya perbaikan konsentrasi dan motilitas spermatozoid pada kelompok kasus setelah pemberian gizi kerang darah A. granosa L. dengan dosis 2 x 1 kapsul/hari, hal ini ditandai dengan nilai p yang lebih kecil dari 0,05.

Secara statistik hasil uji t pada Tabel 2. menunjukkan perkembangan yang signifikan terhadap konsentrasi spermatozoid dari kelompok kasus dengan

Serta setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Wilxocon didapatkan nilai p = 0,008 yang artinya bahwa ada perbedaan aglutinasi Spermatozoid antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi kerang darah A. granosa L. dengan dosis 2x1kapsul/hari.

pemberian kerang darah A. granosa L. dengan dosis 1 x 1 kapsul/hari. Hal ini ditandai dengan semua nilai p untuk konsentrasi dan motilitas spermatozoid menunjukkan nilai di bawah 0,05.

Tabel 2. Perbandingan Hasil Uji Wilcoxon terhadap Konsentrasi, Motilitas dan Viabilitas Spermatozoid berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik pada Kelompok Kontrol (Plasebo dosis 1 x 1 kapsul/hari), Kelompok Perlakuan 1 (Gizi Kerang Darah dosis 1 x 1 kapsul/hari) dan Perlakuan 2 (Gizi Kerang Darah dosis 2 x 1 kapsul/hari). Kerang darah 1x1 kapsul/hari

Kerang darah 2x1 kapsul/hari

Konsentrasi (juta/ml)

Motilitas (%)

Viabilitas (%)

Konsentrasi (juta/ml)

Motilitas (%)

Viabilitas (%)

Pre-Test

57,26

3,08

31,67

56,97

5,41

40,83

Post-Test

59,8

22

68,75

60,49

22,25

79,58



2,54

18,92

37,08

3,52

16,84

38,75

P Rujukan PreTest

0,02

0,00

0,00

0,01

0,00

0,00

≥ 20

≥ 25

≥75

≥ 20

≥ 25

≥75

Perkembangan Kualitas Spermatozoid Sebelum dan Sesudah Pemberian Gizi Kerang Darah 1 x 1 kapsul/hari dan Gizi Kerang Darah 2 x 1 Kapsul/Hari pada Kelompok Perlakuan berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik Lanjut

Hasil uji t pada Tabel 3. memperlihatkan ada perbaikan yang signifikan terhadap jumlah spermatozoid dengan pemberian gizi kerang darah dosis 1 x 1 kapsul/hari yang ditandai dengan nilai p = 0,000. Begitu pula dengan hasil uji t terhadap viabilitas spermatozoid memperlihatkan ada perbaikan yang signifikan dengan pemberian gizi kerang darah dosis 1 x 1 kapsul/hari yang ditandai dengan nilai p = 0,000.

3.2 Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan viskositas pada spermatozoid, dikerjakan dengan menggunakan jarum khusus atau pipet Eliasson. Dikatakan normal apabila yang keluar dari jarum berupa tetesan, abnormal jika berupa benang dengan panjang > 2cm. Selain itu, dihitung pula waktu jatuhnya tetesan pertama, waktu normal 2 detik. Dari Tabel 1. hasil pemeriksaan spermatozoid kelompok perlakuan mengalami perbaikan. Menurut Hermanto (2000), Semen yang terlalu encer maupun terlalu kental kurang baik bagi sperma.

133

ISBN No. 978-602-98559-1-3

Prosiding SNSMAIP III-2012

Tabel 3. Perbandingan Hasil Uji Wilcoxon terhadap Jumlah dan Viabilitas Spermatozoid berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik Lanjutan pada Kelompok Kontrol (Plasebo dosis 1 x 1 kapsul/hari), Kelompok Perlakuan 1 (Gizi Kerang Darah dosis 1 x 1 kapsul/hari) dan Perlakuan 2 (Gizi Kerang Darah dosis 2 x 1 kapsul/hari) Kerang darah 1 x 1 kapsul/hari

Kerang darah 2 x 1 kapsul/hari

Perkembangan

Jumlah Spermatozoid (juta/ejakulat)

Viabilitas / vitalitas (%)

Perlakuan

Rerata

p

Perlakuan

Rerata

p

Pre-test

91.67

0,00

Pre-test

85.00

0,00

Post-test

106,67

Post-test

128.33

Pre-test

31,67

Pre-test

40.83

Post-test

68,75

Post-test

79.58

Pada semen yang mempunyai viskositas tinggi, kecepatan gerak spermatozoid akan terhambat. Dengan demikian, akan mengurangi kesuburan pria tersebut. Sebaliknya, semen yang terlalu encer biasanya mengandung jumlah spermatozoid yang rendah sehingga kesuburan juga berkurang. Pengukuran pH juga menjadi pengukuran yang penting. pH harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah semen dikeluarkan. Nilai normal: > 7,2 (WHO 1992 : 7,2 – 8,0) (WHO 1987 : 7,2 – 7,8). pH lebih tinggi dari 8,0 patut dicurigai adanya infeksi sedangkan lebih rendah dari 7,0 dengan azoospermia, maka kemungkinan terjadi disgensi dari vas deferens, vesika seminalis, atau epididimis. Hasil pemeriksaan pH spermatozoid pada Tabel 1. kelompok perlakuan dengan pemberian dosis 1 x 1 kapsul/hari dan kelompok perlakuan dengan pemberian dosis 2 x 1 kapsul/hari menunjukkan adanya perbaikan kualitas spermatozoid. Pada Tabel 1. juga dapat dilihat bahwa spermatozoid pada kelompok perlakuan mengalami perbaikan. Menurut Hermanto (2000), dalam keadaan normal semen mencair (liquefaction) dalam 60 menit pada suhu kamar. Dalam beberapa perlakuan pencairan tidak terjadi secara sempurna dalam 60 menit. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada fungsi kelenjar prostat. Untuk itu, semen segera diperiksa setelah pencairan atau dalam waktu satu jam setelah ejakulasi. Dari hasil pemeriksaan makroskopik di atas, dapat dikatakan bahwa konsumsi kerang darah pada kelompok perlakuan dengan dosis 1 x 1 kapsul/hari dan 2 x 1

0,00

0,00

kapsul/hari memberikan perbaikan terhadap kualitas spermatozoid. Pemeriksaan Mikroskopik Pada pemeriksaan mikroskopis, pengukuran konsentrasi secara kasar dapat dihitung dengan memperkirakan/menghitung jumlah rerata spermatozoid pada beberapa lapang pandang (400x) ketika pengamatan. Berdasarkan pemeriksaan konsentrasi, spermatozoid pada kelompok perlakuan mengalami perbaikan kualitas spermatozoid. Pemeriksaan motilitas dilakukan dengan melihat pergerakan spermatozoid. Gerak spermatozoid dapat diklasifikasikan dalam 4 golongan yaitu (Wibisono, 2010): a) Gerak spermatozoid maju ke depan, cepat, dan lurus; b) Gerak spermatozoid maju, lambat, dan berkelok; c) tidak ada gerak maju ke depan, bergetar di tempat, gerak melingkar; d) tidak bergerak sama sekali. Dalam penelitian ini, hasil pemeriksaan motilitas spermatozoid pada kelompok perlakuan (Tabel 3.) mengalami perbaikan kualitas.

A

B Gambar 1. Spermatozoid

Keterangan: A. Spermatozoid dengan kepala terato & kelainan ekor (pre-test) (Perbesaran 1000 X). B. Spermatozoid dengan kepala terato dan kelainan leher (post-test) (Perbesaran 1000 X).

134

ISBN No. 978-602-98559-1-3

A

Prosiding SNSMAIP III-2012

B Gambar 2. Spermatozoid.

Keterangan: A. Spermatozoid Dengan Kepala terato & kelainan ekor (Pre-Test) (Perbesaran 1000 X). B. Spermatozoid Normal (Pre-Test) (Perbesaran 1000 X).

A

B Gambar 3. Spermatozoid.

Keterangan: A. Spermatozoid Dengan Kepala makro & kelainan leher (Pre-Test) (Perbesaran 1000 X). B. Spermatozoid Normal (Pre-Test) (Perbesaran 1000 X).

4. SIMPULAN 1. Pemberian gizi kerang darah A. granosa L. dosis 1 X 1 kapsul/hari mampu memberikan efek atau perbaikan yang signifikan terhadap volume, pH, viabilitas/vitalitias spermatozoid pada kelompok perlakuan I. 2. Pemberian gizi kerang darah A. granosa L. dosis 2 X 1 kapsul/hari juga mampu memberikan efek atau perbaikan yang signifikan terhadap volume, pH, viabilitas/vitalitias sepermatozoid pada kelompok perlakuan II. Pemberian gizi kerang darah A. granosa L. dosis 2 X 1 kapsul/hari memiliki efektivitas yang lebih baik daripada dosis 1 x 1 kapsul/hari dalam memperbaiki kualitas spermatozoid.pengobatan penyakit degenaratif kronik dan masalah kesehatan pria dan wanita serta menjaga kesehatan reproduksi dan seksualnya.

Arsyad, KM, 2000. Kuliah Andrologi Dasar, Bagian Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Clayton, P., 2002. Nutraceutical in male health, dalam Textbook of Mens Health, editor: Lunenfeld, B Gooren, L, The Parthenon Publishing Group, New York. Ferial, E.W. 2012. Biologi Reproduksi, tinjauan khusus bagi mahasiswa kebidanan, Inpress. Ferial, E.W., 2010. Kajian Klinik Pemberian Gizi Kerang Darah Anadara granosa L. terhadap Kualitas Spermatozoa Manusia, Disertasi, Program Studi Ilmu Kedokteran UNHAS. Gibney, M.J., 2005. Nutrigenomics in Human Nutrition-An Overview, SAJCN, Vol. 18, No. 2. Heffner, L.J. & Danny, J.S. 2002. At a Glance Sistem Reproduksi, Edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nieschlag, E., Behre, H.M., 2000. Andrology, Male Reproductive Health and Dysfunction, Springer. Berlin. Paat, E. F., Yuyum, R., & Heryati, 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, Penerbit EGC, Jakarta. Rochira, V., et al, 2005. Estrogens in males: what have we learned in the last 10 years, Asian J. Androl. Ross, D.W, 2002. Introduction to Molecular rd Medicine, 3 Edition, Springer, New York. Sastroasmoro, S., dan Sofyan I. 2002. Dasar-dasar Metodologi Klinis. Sagung Seto. Jakarta Tendean, O. S. dkk. 2007. Metodologi Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi: Manado Tjokronegoro, A., 2001. Hubungan jiwa raga: Peranan psikoneuroimunologi (PBI) pada penyakit dan penanggulangannya, Maj. Kedok.Indon. Volum:51, Nomor 8, Agustus. Yuliarti, N. 2009. A to Z Food Supplement, Penerbit Andi, Yogyakarta.

PUSTAKA Anonim, 1999. WHO Laboratory manual for the examination of human semen and th sperm-cervical mucus interaction, 4 edition, WHO Cambridge University Press.

135

ISBN No. 978-602-98559-1-3

Prosiding SNSMAIP III-2012

136