KAJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS OLEH GURU

Download JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |27. KAJIAN PELAKSANAAN ... Penelitian dengan judul Kajian Pelaksanaan PTK oleh Guru-Guru SD di Kecamatan. Jereb...

0 downloads 430 Views 68KB Size
ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

KAJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS OLEH GURU-GURU SD DI KECAMATAN JEREBUU Veronika Ulle Bhoga Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar STKIP Citra Bakti Ngada-NTT [email protected] Abstrak Penelitian dengan judul Kajian Pelaksanaan PTK oleh Guru-Guru SD di Kecamatan Jerebuu ini dilaksanakan untuk mengkaji bagaimana pelaksanaan PTK oleh guru-guru SD yang sudah melaksanakan PTK di Kecamatan Jerebuu. Instrumen penelitiannya adalah Kuesioner, wawancara, dan pengamatan dokumen PTK. Analisis data menggunakan analisis normative yaitu norma prosedur/pelaksanaan PTK. Data-data hasil penelitian adalah guru memperoleh pengetahuan PTK dari Perguruan tinggi. Hanya 8% guru SD di Jerebuu yang telah melaksanakan PTK. Guru-guru yang melaksanakan PTK adalah guru yang berstatus sebagai mahasiswa. Mereka belum melaksanakan PTK untuk tujuan peningkatan mutu pendidikan. Prosedur pelaksanaan PTK menggunakan siklus dengan tahapan: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kesimpulan penelitian ini: sekolah belum responsif mengembangkan PTK demi peningkatan mutu. Animo guru SD terhadap pelaksanaan PTK rendah. Guru masih membutuhkan bimbingan, akibatnya guru belum dapat meningkatkan mutu pendidikan melalui PTK. Kata Kunci: PTK, deskriptif kualitatif, siklus PTK, animo rendah THE IMPLEMENTATION STUDY OF CLASS ACTION RESEARCH CONDUCTED BY ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS IN JEREBUU SUBDISTRICT Abstract This research aimed to study the implemantation of class action research conducted by elementary school teachers who had done the research in Jerebuu subdistrict. The research instruments used were a questionnaire, interviews, and observation on class action research documentation. The data were analyzed using normative analysis. Normative analysis was the norm of the class action research implementation. The data of research result shows that the teachers obtained the knowlegde about class action reseach in the university. The elementary school teachers in Jerebuu that have done the class action research is just 8 %. The class action research conducted by the teachers who have been studying in a university. They have not done the class action research yet for the improvement of educational quality. The procedure on doing the class action research using cycles and stages namely planning, action, observation and reflection. The conclusion of this research is the school has not been responsive to proceed the class action research for the quality improvement. The interest of elementary school teachers to the implementation of class action research is low. The teachers still need a guidance. As the result of that the teachers are not be able to increase educational quality through class action research. Keywords: class action research, descriptive qualitative, class action research cycles, low interest

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |27

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang no 14 th 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal 10 dikemukakan bahwa Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut dijelaskan yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi social adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesame guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Salah satu wujud komitmen guru yang profesional adalah mencermati setiap tindakan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan menyelidik seperti, apakah penggunaan metode, strategi, pemilihan media, sarana, serta pengelolaan kelas efektif mempercepat pencapaian kompetensi? Jawaban jujur atas pertanyaan-pertanyaan di atas dan upaya untuk

memperbaikinya

merupakan

komitmen

seorang

guru

yang

professional.

Pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain, penulisan karya tulis ilmiah, penciptaan alat peraga, pengembangan kurikulum, media, dan karya seni. Berkaitan dengan karya tulis ilmiah, guru dapat menulis karya tulis ilmiah non penelitian seperti bahan ajar, diktat, atau pun karya tulis ilmiah hasil penelitian seperti Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas sangat sesuai bagi guru untuk melakukan penelitian terhadap masalah praktis yang dialami guru dalam tugasnya sehari-hari sebagai pengelola pembelajaran di kelas. Suyanto (dalam Asrori:2007) menegaskan agar guru dapat menerapkan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, guru dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur kepada dirinya sendiri mengenai sisi lemah yang dimiliki dalam proses pembelajaran di kelas. Lebih lanjut dijelaskan bahwa guru harus mampu merefleksi, merenung, berpikir balik terhadap apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Kusumah (2010:14) mengemukakan manfaat PTK bagi guru di antaranya, membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru. Sampai sejauh ini masalah kemampuan menulis para guru masih rendah. Data dari Badan Kepegawaian Nasional, 2005 (dalam Kunandar 2009) menunjukkan bahwa banyak guru yang kenaikan pangkatnya tertahan di golongan IVA karena untuk naik ke golongan IVB para guru harus memenuhi unsure pengembangan profesi, termasuk menyusun karya tulis ilmiah (KTI). JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |28

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas berlangsung dengan baik dan bermutu. Salah satu upaya peningkatan mutu proses belajar mengajar di kelas, adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh guru. Melalui PTK guru dapat memperbaiki

proses belajar

mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Proses belajar mengajar yang efektif, efisien mengindikasikan bahwa proses belajar mengajar tersebut bermutu. Dalam kaitan dengan upaya peningkatan mutu melalui PTK, peneliti tertarik

untuk melakukan kajian tentang

pelaksanaan PTK oleh guru- guru sekolah dasar di wilayah Kecamatan Jerebuu. Penelitian merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipetanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama (Sukardi, 2010). Mengenai karakteristik penelitian dikemukakan bahwa karakteristik penelitian adalah: Mempunyai tujuan penelitian, Mencakup kegiatan pengumpulan data baru, Mencakup kegiatan yang terencana dan sistematis, Menggunakan analisis logis, Mempertimbangkan aspek pengembangan teori, Mengandung unsur observasi, Memerlukan pencatatan terhadap gejala yang muncul, Melakukan control, Memerlukan validasi instrumen, Memerlukan keberanian, Dicatat secara tepat kepada instansi yang berkepentingan sebagai laporan. Suharsimi (dalam Asrori:2007) mengemukakan pengertian Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Sukardi (2010) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dalam bidang social, ekonomi, dan pendidikan, untuk menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Dalam penelitian deskriptif, peneliti melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian. Stephen Kemmis (dalam Hopkins 2011) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan refleksi diri yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasi-situasi social (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam (a) praktik-praktik social dan pendidikan mereka sendiri, (b) pemahaman

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |29

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

mereka tentang praktik-praktik ini, dan (c) situasi-siatuasi yang melingkupi pelaksanaan praktik-praktik tersebut. Dalam pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan profesional, program-program pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan dan perencanaan system. Hopkins 1993 (dalam Muslich 2009) mengemukakan bahwa PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran Menurut Kemmis dan Mc.Taggart (1998) (dalam Muslich 2009), PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Suyanto (1997) dalam Muslich (2009) mengemukakan, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat rekletif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan / atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. Kunandar (2008) mengemukakan bahwa PTK berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. Adapun karakteristik PTK sebagai berikut: 1. On-the job problem oriented: Masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti. 2. Problem-solving oriented: PTK yang dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu sebagai upaya menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya. 3. Improvementoriented: Berorientasi pada peningkatan mutu. PTK dilaksanakan dalam kerangka untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu PBM yang dilakukan oleh guru di kelasnya. 4. Ciclic (siklus): Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri atas beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus dalam PTK terdiri atas empat tahapan , yakni Perencanaan tindakan, Melakukan tindakan, Pengamatan atau observasi dan Refleksi atau analisis. 5. Action oriented: PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. 6. Pengkajian terhadap tindakan: Dampak tindakan yang dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberikan dampak positif lain yang tidak diduga sebelumnya, atau bahkan menimbulkan dampak negative yang merugikan peserta didik. 7. Specifics contextual: Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas. Permasalahan dalam PTK adalah permasalahan yang sifatnya spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan karakteristik siswa dalam kelas tersebut. 8. Partisipatory (collaborative): PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. Dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK. 9. Peneliti sekali gus praktisi yang melakukan refleksi. 10. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam satu siklus terdiri atas tahapan perencanaan

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |30

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

(planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) dan selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan, Bagaimana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas oleh GuruGuru Sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan Jerebuu? Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di kalangan guru-guru sekolah dasar di wilayah Kecamatan Jerebuu. METODE PENELITIAN Penelitian

ini

menggunakan

metode

penelitian

deskriptif.

Sukardi

(2010)

mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dalam bidang social, ekonomi, dan pendidikan, untuk menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Dalam penelitian deskriptif, peneliti melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian. Di samping itu penelitian ini juga menggunakan metode survey, artinya data dicari melalui kuesioner, dengan menggunakan sampel untuk mewakili populasi, kemudian mempelajari hubungan antar variabel. Variabel penelitian ini adalah animo guru terhadap PTK, pemahaman guru tentang PTK, serta proses pelaksanaan PTK. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu dimulai pada bulan Oktober 2013 s.d. bulan Desember 2013. Lokasi penelitian: Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Jerebuu. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD di sekolah-sekolah dasar wilayah Kecamatan Jerebuu. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Multi State Random Sampling atau penentuan sampel bertahap Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner yang harus diisi oleh responden, dan wawancara. Sedangkan data sekunder berupa dokumen laporan hasil PTK yang telah disusun oleh guru di sekolah tersebut. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni berdasarkan norma pelaksanaan prosedur/pelaksanaan PTK yang langkah-langkahnya terdiri atas siklus dan setiap siklus terdiri atas tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi/analisis. Data dari hasil kuesioner, dianalisis secara deskriptif, dihitung jumlah per item pertanyaan di dalam kuesioner kemudian dibuat kategorisasi jawabannya, lalu dibuat rata-rata dan porsentasenya. HASIL DAN PEMBAHASAN JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |31

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

Setelah peneliti melaksanakan penelitian selama lebih kurang 3 bulan sesuai dengan prosedur penelitian, maka peneliti dapat melaporkan hasil penelitian. Data hasil kuesioner dapat ditabulasikan sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Kuesioner No

Pernyataan

1

Penjelasan PTK diketahui dari dosen mata kuliah dan

Seminar

Jml Responden

PTK

HUT

PGRI

Ket.

10

100%

7

70%

kecamatan

Jerebuu serta KKG 2

Sekolah belum pernah mendapat sosialisasi PTK Sekolah pernah dapat sosialisasi namun belum

30%

dimengerti betul 3

Tidak ditindaklanjuti melaksanakan PTK

10

100%

4

Jumlah guru yg sudah melaksanakan PTK dari

10

100%

no 3 yaitu hasil sosialisasi tidak ada karena tidak pernah ada sosialisasi kalaupun ada belum paham betul 5

Sudah melaksanakan PTK

10

100%

6

Melaksanakan PTK karena berstatus mahasiswa

10

100%

7

Melaksanakan PTK karena kesadaran, jawaban

10

100%

tidak 8

Bisa memberi penjelasan tentang konsep PTK

10

100%

9

Kendala guru belum melaksanakan PTK: Belum

10

100%

10

100%

10

90%

memahami betul tentang PTK, belum berani, masih menganggap PTK tidak penting, belum ada kemauan, buku sumber kurang 10

Solusi kendala no 9: sosialisasi dan motivasi dari instansi terkait di sekolah, diklat dan bimbingan khusus dari para pakar atau Perguruan Tinggi, serta pengadaan buku sumber atau referensi

11

Upaya sekolah memacu guru melaksanakan PTK: tidak ada Ada upaya sekolah: memberi kesempatan guru

10%

mencoba mengatasi kesulitan belajar 12

Ada kesulitan menyusun instrumen penelitian: ya

10

100%

10

100%

Pengetahuan tentang penelitian penyusunan instrument, metode, kurang 13

Dinas Pendidikan belum memberi perhatian yang

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |32

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

serius tentang PTK 14

Respon teman guru thd pelaksanaan PTK: baik,

10

100%

10

100%

10

70%

positif, antusias berdampak pada terbukanya wawasan tentang PTK 15

Kesulitan menyusun proposal PTK: kajian teori, latar belakang, metode penelitian

16

Ada kesulitan dalam melaksanakan Penelitian di kelas Tidak ada kesulitan

17

30%

Kesulitannya:

penentuan

mengumpul

data,

metode

penelitian,

menganalisis

7

70%

10

100%

data,

menginterpretasi data, kemampuan berbahasa dan intelektual siswa rendah 18

Kolaborator pelaksanaan PTK: Teman sejawat dan kepala sekolah

19

Kolaborator bertugas mengamati dan merefleksi

10

100%

20

Kesulitan no 19 kolaborator belum mengerti

10

50%

tentang PTK Tidak ada kesulitan 21

50%

Jumlah siklus yang dilaksanakan 1 Jumlah siklus lebih dari satu

10

karena siklus 1

10% 90%

belum tuntas secara klasikal 22

Pertemuan setiap siklus lebih dari 1 agar

10

80%

penelitian valid Pertemuan setiap siklus 1

20%

23

Ada kesulitan menemukan sumber referensi

10

100%

24

Ada kesulitan menulis laporan PTK yaitu belum

10

100%

biasa

menulis

deskripsi

langkah-langkah

kegiatan khususnya bab IV, belum paham isi setiap bab

Item no 1 100% responden menyatakan bahwa mereka memperoleh pengetahuan tentang PTK dari dosen matakuliah PTK di Lembaga Perguruan Tinggi tempat mereka belajar / kuliah dan lewat seminar PTK dalam menyongsong HUT PGRI tahun 2012 dan 2013 Item no 2, 70% sekolah belum pernah mendapat informasi atau sosialisasi khusus di sekolahnya tentang PTK, 30% sudah mendapat informasi khusus di sekolahnya namun belum dipahami betul secara baik. Item no 3, 100% guru tidak menindaklanjuti melaksanakan PTK setelah mendapat informasi tentang PTK di sekolahnya. Item no 4, 0% JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |33

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

jumlah guru yang melaksanakan PTK sebagai tindak lanjut item no 2 Item no 5 100% responden sudah melaksanakan PTK.

Item no 6, 100% responden melaksanakan PTK

berkaitan dengan tugas akhir sebagai mahasiswa. Item no 7, 0% responden melaksanakan PTK karena kesadaran sebagai guru untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Item no 8, 100% responden dapat menjelaskan konsep PTK yaitu pengertian, karakteristik, tujuan, manfaat, dan pentingnya PTK bagi guru Item no 9, kendala utama bagi guru-guru di sekolah belum melaksanakan PTK, a.l. pemahaman tentang PTK masih rendah, belum berani melaksanakan PTK, belum ada kemauan, belum menyadari pentingnya PTK, merasa sulit melaksanakan PTK, buku referensi kurang. Item no 10, cara mengatasi kendala no 9: Perlu sosialisasi secara teus menerus dan motivasi baik dari instansi terkait ke sekolah, maupun diklat dan bimbingan khusus dari para pakar atau Perguruan Tinggi, serta pengadaan buku sumber atau referensi. Item no 11, 90% mengatakan bahwa belum ada upaya dari sekolah untuk mendorong atau memacu para guru melaksanakan PTK. Item no 12, 100% responden menyatakan ada kesulitan dalam menyusun instrumen penelitian, karena kurangnya pengetahuan tentang penelitian, penyusunan instrument, dan

metode 100% responden menyatakan Dinas

Pendidikan belum memberi perhatian yang serius tentang PTK untuk sekolah-sekolah. 100% responden menyatakan teman guru lain merespon positif, terhadap pelaksanaan PTK dan antusias karena terbuka wawasan tentang PTK Item no 15, 100% responden menyatakan ada kesulitan dalam penyusunan proposal PTK pada penentuan masalah, latar belakang, penentuan hipotesis, kajian teori, serta meotde penelitian. Item no 16, 70% responden menyatakan ada kesulitan dalam tindakan pelaksanaan PTK di dalam kelas. Item no 17, Kesulitan yang berkaitan dengan item no 16 yaitu penerapan metode penelitian, mengumpul data, menganalisis data, menginterpretasi data, kesulian komunikasi akibat kemampuan berbahasa dan intelektual siswa rendah. Item no 18, 100% responden berkolaborasi dengan teman sejawat dan kepala sekolah. Item no 19, kolaborator bertugas mengamati dan merefleksi. Item no 20, 50% menyatakan bahwa kolaborator sudah berperan sesuai dengan tupoksinya, namun 50% menyatakan kolaborator tidak bertugas secara efektif karena masih rendahnya pemahaman tentang PTK. Item no 21, 90% melaksanakan PTK lebih dari satu siklus. Item no 22, 80% melaksanakan PTK dengan jumlah pertemuan lebih dari satu pada setiap siklus agar lebih valid Item no 23, 100% menyatakan ada kesulitan berkaitan dengan sumber pustaka karena jumlah buku di sekolah sangat sedikit. Item no 24, 100% menyatakan ada kesulitan dalam menulis laporan PTK karena belum terbiasa menulis KTI, belum paham akan isi setiap bab, terlebih dalam menulis hasil dan pembahasan pada bab IV.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |34

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

Sekolah belum responsif dalam mengembangkan kegiatan penelitian khususnya PTK bagi

guru-guru

di

sekolahnya.

Demikian

pun

pemerintah

belum

berperan

bagi

perkembangan PTK di sekolah-sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Rata-rata guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang konsep PTK, namun dalam

praktik melaksanakan PTK di dalam kelas mereka mengakui masih

memerlukan bimbingan yang intensif dari para pakar atau dosen Perguruan Tinggi. Demikian pun dalam menuliskan laporan hasil PTK masih perlu dibimbing secara intensif. Guru masih membutuhkan penguatan-penguatan dalam melaksanakan sendiri PTK di sekolahnya. Para guru mengakui masih ada kelemahan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penelitian pada umumnya, tentang metode penelitian, penyusunan instrument, serta penyusunan laporan hasil pelaksanaan PTK. Hasil pengamatan atas dokumen laporan PTK serta wawancara dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut. Relevansi antara judul, latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian baik. Kajian teori pada bab II masih sederhana dalam arti teori tentang suatu aspek penelitian hanya didasarkan pada satu pendapat saja. Hal ini disebabkan karena sumber pustaka di sekolah sangat terbatas. Rancangan penelitian sudah mengikuti tahapan-tahapan siklus dalam PTK. Pemahaman tentang metode penelitian masih lemah, karena ketika diminta untuk menjelaskan

kembali, guru tidak paham akan apa yang sudah ditulis, seperti tentang

variable, analisis data, validasi data.

Berdasarkan uraian bab IV yaitu Hasil dan

Pembahasan mengindikasikan bahwa 80% guru belum melaksanakan penelitian secara efektif di dalam kelas. Hal ini tergambar dari deskripsi tindakan yang ditulis di dalam laporan belum menggambarkan secara rinci langkah-langkah penerapan hipotesis tindakan yang runut dan sistematis. Deskripsi pelaksanaan tindakan hanya mengemukakan secara umum tentang jalannya proses pembelajaran, sedangkan deskripsi penerapan hipotesis tindakan yang menjadi focus penelitian belum digambarkan secara rinci di dalam laporan. Berdasarkan model analisis normatif maka dapat dikatakan bahwa 100% guru pelaksana PTK telah melaksanakan PTK sesuai dengan prosedur PTK berdasarkan langkah-langkah Kemmis & Mc Taggart yaitu terdiri atas siklus dengan empat tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi/analisis. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah 1) Sekolah sekolah di kecamatan Jerebuu belum responsif dalam mengembangkan kegiatan penelitian khususnya PTK bagi guru-guru di sekolahnya. Demikian pun pemerintah belum berperan secara aktif bagi perkembangan PTK di sekolah-sekolah. 2) Animo guru SD di Jerebuu untuk melaksanakan PTK sangat rendah. 3) Delapan persen guru yang telah melaksanakan PTK memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang PTK serta dapat melaksanakan PTK sesuai dengan prosedur pelaksanaan PTK yang terdiri atas siklus dengan tahapanJURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |35

ISSN: 2355-5106

Vol 1, No 1

tahapan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi/analisis. 4) Pelaksanaan PTK secara procedural baik sekali namun perlu pemahaman lebih dalam lagi tentang metode penelitian dan keterampilan menulis laporan hasil PTK. 5) Guru masih membutuhkan bimbingan yang intensif dari para pakar dalam melaksanakan PTK di sekolahnya. 6) Peningkatan mutu pendidikan di SD Jerebuu belum dapat dikembangkan melalui PTK. Saran yang bisa diberikan adalah 1) Dinas Pendidikan diharapkan lebih gencar melaksanakan sosialisasi atau diklat PTK bagi sekolah-sekolah 2) Sekolah-sekolah diharapkan lebih fokus memotivasi dan mendorong guru-gurunya melaksanakan PTK demi peningkatan mutu pendidikan. 3) Sekolah-sekolah dapat bermitra dengan lembaga pendidikan tinggi setempat untuk melakukan diklat atau bimbingan kepada guru untuk melaksanakan PTK di sekolahnya. DAFTAR PUSTAKA Asrori Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima Hopkins David. 2011. Panduan Guru, Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kunandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Kusumah Wijaya dkk. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Indeks Muslich Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas RI UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN |36