KECEMASAN BERKOMUNIKASI PADA INTERAKSI SOSIAL ANAK USIA DINI : STUDI PADA TKK THOMAS AQUINO KELOMPOK B1 TUKA-DALUNG 1)
2)
Ni Wayan Fairya Arnantika , Ni Luh Ramaswati Purnawan , I Dewa Ayu Sugiarica Joni 1,2,3)
23)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana 1
2
Email:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]
3
ABSTRACT Communication Apprehension is one of the obstacles to communicating. People who experience communicate apprehension will as much as possible avoid communication situations. This research aims to know the forms of communication apprehension on early childhood and the impact of the anxiety the child communicate towards social interaction of children in her environment, so that the habit of communication apprehension children can eventually minimized. The design of this research uses qualitative research conducted at TKK Thomas Aquino B1 group with conducting observations at TKK Thomas Aquino particular observations, interview, and documentation. From the results of the study found that other forms of child’s communication apprehension among them, are not active in the activities, over communication, just silent, brooding, not excited, did not want to follow the events, depending on the teacher, did not want to run the command, crying, unwilling to be left to parents, not want to with friends, do not want to convey opinions and didn't want to talk in public. Communication apprehension on early childhood have an impact on the interaction of the child, especially in the social environment, away from the conversation with his friends, does not come into play and rarely get out of class, can‘t socialize with others and sometimes disrupt or interfere with the activities of the people in the vicinity. Keywords: communication apprehension, early childhood, impact, social interaction
1.
PENDAHULUAN
ataunon-verbal. Namun, tidak semua manusia
Komunikasi adalah hal yang sangat
mampu
mengungkapkan individu
berpengaruh dalam kehidupan seseorang,
sehingga
baik di masyarakat, keluarga, bahkan diri
hambatan dalam berkomunikasi. Salah satu
sendiri. Menurut Profesor Wilbur Schramm
hambatan berkomunikasi adalah kecemasan
(dalam Cangara, 2004:1), tanpa komunikasi,
dalam berkomunikasi. Menurut McCroskey
tidak mungkin terbentuk suatu masyarakat.
(dalam
Aswid,
berkomunikasi
Suatu komunikasi dengan ruang lingkup
tersebut
pikirannya,
2012:2), merupakan
mengalami
kecemasan suatu
level
yang lebih luas, dimulai dari komunikasi
ketakutan atau kecemasan seseorang, baik
antarpribadi
dengan
nyata maupun hanya prasangka, berkaitan
(Rastika,
dengan komunikasi dengan orang lain atau
2013:4).Aswid (2012:1) berpendapat bahwa
orang banyak. Menurut Wallechinsky (dalam
dalam berbagai situasi kehidupan, individu
Aswid, 2012:1) meranking sepuluh besar
membutuhkan
ketakutan yang dialami manusia, sebanyak
komunikasi
atau
yang
disebut
interpersonal
komunikasi,
baik
verbal
1
41% menyatakan bahwa berbicara di depan
Pada jenjang pendidikan Taman Kanak-
umum merupakan ketakutan tertinggi.
Kanak, kurangnya keberanian anak dalam
Kecemasan adalah faktor predisposisi
berkomunikasi dan menyampaikan pendapat
bagi munculnya depresi dan berujung pada
akan
usaha
bunuh
dan
dapat
kepribadian anak dalam menghadapi masalah
efektif
akibat
komunikasi serta menjadi kebiasaan saat
kecemasan berkomunikasi, kecemasan lain
beranjak dewasa. Maka diperlukan penelitian
yang seharusnya dapat diringankan dengan
lebih lanjut terhadap kehidupan sosial pada
komunikasi akhirnya tidak dapat teratasi dan
anak usia dini untuk melihat lebih dalam
menyebabkan depresi.
bentuk
sosial
Dalam
Karena
keseharian
tidak
berinteraksi
diri.
memengaruhi
dengan
konteks
kecemasan
kecemasan
berkomunikasi
(communication apprehension) yang terjadi di
berkomunikasi, orang dewasa dapat berusaha
lingkungan
sosial
anak
usia
dini
serta
untuk mengatasi kecemasan berkomunikasi
dampaknya terhadap interaksi yang terjadi di
dalam bersosialisasi. Namun lain halnya
lingkungan anak usia dini.
dengan anak-anak. Pemikiran ini membawa
Dalam hal ini peneliti bermaksud meneliti
kepada objek penelitian yaitu anak usia dini
kehidupan sosial anak usia dini di sekolah
yang diasumsikan masih sangat polos dan
yaitu di jenjang Taman Kanak-Kanak. Di
tidak memiliki kecemasan pada masa-masa
mana peneliti akan melakukan penelitian di
bermainnya.
TKK Thomas Aquino Tuka yang merupakan
Menurut Tahun
2003
Nasional
Undang-Undang
RI
No.20
salah satu Taman Kanak-Kanak Katolik di
tentang
Pendidikan
Provinsi Bali. Berdasarkan observasi awal
Pasal
Sistem 1
(Kemendiknas,2003),
Butir
14
yang dilakukan di TKK Thomas Aquino Tuka,
menyebutkan
bahwa
ditemukan permasalahan seperti disampaikan
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
oleh
pembinaan yang
Mustikawati,
ditujukan kepada anak
wali
kelas
B1
M.Pd, anak
dan
B3,
yaitu
dalam
Wayan
kurangnya
sejak lahirsampai dengan usia enam tahun
keberanian
menyampaikan
yang dilakukan melaluipemberian rangsangan
pendapat di dalam kelas dan hanya beberapa
pendidikan untuk membantu pertumbuhan
anak yang terbiasa aktif di dalam kelas.
dan perkembangan jasmani dan rohani agar
TKK Thomas Aquino merupakan sekolah
anak memiliki kesiapan dalam memasuki
swasta yang berdiri pada tahun 1969 dibawah
pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia
naungan
Yayasan
dini dimulai dari pendidikan non formal yaitu
mengalami
perubahan
pada jenjang Taman Kanak-Kanak. Jenjang
Insan Mandiri pada tahun 2002. Tidak jauh
pendidikan di Taman Kanak-Kanak adalah
berbeda dengan pendidikan anak usia dini
awal dari terjadinya proses komunikasi pada
pada umumnya, aktivitas di TKK Thomas
saat pembelajaran perilaku anak karena anak
Aquino diantaranya adalah pendidikan anak
mulai
usia dini di dalam kelas, di lapangan serta di
belajar
untuk
patuh
pada
aturan
(Pratiwi, 2012:79).
Swastiastu menjadi
yang Yayasan
kolam renang dan beberapa kegiatan ekstra kulikuler
2
seperti
menari,
menggambar,
marching band, dan beleganjur. Namun yang
jumlah siswa paling banyak diantara kelas B
membuat
Thomas
lainnya serta memiliki latar belakang siswa
Aquino yang berada di bawah naungan
yang lebih beragam dari kelas-kelas yang
Yayasan Katolik, di mana pada hari-hari
lainnya. Faktor-faktor ini diharapkan dapat
tertentu mengadakan acara misa bagi yang
lebih memperkaya hasil penelitian. Sehingga
beragama
serta
dengan mengetahui lebih dalam tentang
persembahyangan (doa) bagi yang beragama
bagaimana kecemasan berkomunikasi akan
Hindu, Budha, dan Islam. Kegiatan yang ada
berdampak
di TKK Thomas Aquino diakukan dari hari
kecemasan berkomuikasi dapat diminimalisir
Senin
sejak usia dini.Oleh karena itu, penelitian ini
sedikit
berbeda,
Kristen
sampai
TKK
dan
dengan
Katolik
Sabtu
dengan
buruk
suatu
dilakukan
kelas pada pagi hari dan sebagian kelas lagi
bentuk
pada siang hari.
terjadi di lingkungan sosial anak usia dini dan
berkomunikasi
bagaimana
dengan
jumlah
berkomunikasi (communication apprehension)
keseluruhan 192 anak diantaranya, kelas
terhadap interaksi sosial anak usia dini di
anak usia empat tahun yaitu kelas A yang
lingkungannya.
kelas,
dampak
yang
Dalung
sembilan
Aquino
kecemasan
bagaimana
Tuka
memiliki
Thomas
mengetahui,
individu,
pembagian jam mengajar untuk sebagian
TKK
untuk
bagi
kecemasan
terdiri dari A1(30 anak) dan A2 (30 anak), kelas anak usia 5 tahun yaitu kelas B yang
2. KAJIAN PUSTAKA
terdiri dari B1 (25 anak), B2 (23 anak), B3 (24
Komunikasi Antarpribadi
anak), B4 (23 anak dan B5 (24 anak) serta
Komunikasi antarpribadi (interpersonal)
kelas anak usia tiga tahun yaitu playgroup (13
memegang peran penting dalam kehidupan
anak)di mana pada TKK Thomas Aquino
seorang
terutama pada kelompok B1 memang masih
Supratiknya,
ditemukan
setidaknya
permasalahan
kurangnya
individu.
Johnson
2003:9) ada
4
mengatakan peranan
keberanian anak dalam berkomunikasi dan
antarpribadi diantaranya,
mengungkapkan pendapat saat mengikuti
a. Komunikasi
pendidikan didalam kelas.
berusia
4
tahun,
bahwa
komunikasi
antarpribadi
dapat
membantu perkembangan intelektual
Selain itu, berbeda dengan kelompok A yang
(dalam
kelompok
dan sosial individu
B1
b. Identitas dan jati diri seseorang akan
merupakan kelas anak usia lima tahun di
terbentuk melalui komunikasi
mana pada kelas ini wali kelas masih
c. Memahami realitas
menemukan permasalahan terkait kurangnya
d. Kesehatan mental
keberanian dan kemandirian anak dalam
Namun dalam praktiknya, komunikasi sendiri
menyampaikan pendapat di mana sebagian
memiliki
dari siswa di kelas B1 sebelumnya telah
komunikasi antarpribadi tidak dapat berjalan
mengikuti pendidikan di kelas A namun masih
dengan efektif. Terdapat beberapa hambatan
belum berani ditinggal orangtuanya selama
dalam
awal-awal pembelajaran. Kelas B1 memiliki
2008:408) diantaranya, penyaringan (filtering)
3
hambatan-hambatan
komunikasi
(Stephen
sehingga
P.
Robbin,
informasi, pemilihan persepsi, informasi yang
menyampaikan
berlebihan,emosi,
keheningan
kecemasan berkomunikasi, diantaranya,
kecemasan
1.
(ketiadaan
bahasa,
informasi),
berkomunikasi dan berbohong. Terkait
dengan
penelitian,
hambatan
komunikasi
interpersonal
dalam
(2012:11)
penyebab
disebutkan kecemasan
berkomunikasi diantaranya, a. Kurangnya skill berkomunikasi dan
komunikasi
yaitu
Bajora
beberapa
dalam penelitian ini akan dibahas salah satu
mengenai
Penyebab Kecemasan Berkomunikasi Dalam
bahasan
pendapat
kecemasan
pengalaman. b. Subordinate status (merasa orang
berkomunikasi.
lain lebih tahu atau lebih unggul)
Kecemasan
c.
Berkomunikasi
(Communication Apprehension) McCroskey
menjelaskan
berkomunikasi karena evaluasi). d. Degree of Conspicuousness (Tingkat
kecemasan
menjadi pusat perhatian)
berkomunikasi adalah tingkat ketakutan atau kecemasan dengan
individu
aktivitas
yang
e. Degree of Unpredictability (berada
berhubungan
berkomunikasi
disituasi yang sulit dibayangkan)
dengan f.
seseorang ataupun dengan orang banyak. Individu
yang
mengalami
berkomunikasi
cenderung
Degree of Evaluation (takut untuk
Degree
of
Dissimilarity
(merasa
berbeda dengan orang sekitar)
kecemasan
g. Prior
menghindari
success
and
failures
(pengalaman kegagalan komunikasi)
komunikasi karena akan merasakan reaksi 2.
negatif yang didapatkan dari kecemasannya
Jenis Kecemasan Komunikasi
akibat berinteraksi. Namun bukan berarti
Ada empat jenis kecemasan komunikasi
individu tersebut tidak pernah terlibat di dalam
yang dapat diidentifikasi menurut McCroskey
interaksi, hanya saja lebih memilih untuk
(dalam Muslimin, 2013:106), yaitu:
sedikit
berbicara
dibandingkan
a. Traitlike
dengan
CA,
merupakan
individu yang tidak mengalami kecemasan
kecenderungan
berkomunikasi di dalam situasi dan keadaan
komunikasi yang relatif stabil dan
yang sama.
panjang waktunya ketika seseorang
Powell menyebutkan
(dalam
Ramadhani,
empat
dihadapkan pada berbagai konteks
2012:16)
karakteristik
komunikasi.
individu
b. Context-based CA, yaitu kecemasan
yang mengalami kecemasan berkomunikasi, yaitu,
penghindaran,
ketidaknyamanan
penarikan internal
kecemasan
diri,
komunikasi
yang
muncul
ketika
dan
individu harus berbicara di depan umum (public speaking)
overcommunication. Seiring dengan berkembangnya
c. Audience-based
ilmu
CA,
merupakan
komunikasi semakin banyak penelitian yang
kecemasan komunikasi yang dialami
dilakukan
ketika individu berkomunikasi dengan
mengenai
kecemasan
tipe-tipe
berkomunikasi serta beberapa peneliti juga
orang
tertentu
tanpa
memandang waktu atau konteks.
4
d. Situational
CA,
kecemasan
merupakan
komunikasi
9. Mengekspresikan
yang
kesepian
berhubungan dengan situasi ketika
wajahnya
individu mendapatkan perhatian yang
penolakan
di
Perilaku ini disebabkan karena individu
tidak biasa (unusual) dari orang lain. 3.
dan
perasaan
menilai
dirinya
rendah,
sehingga
timbul
Gejala Menarik Diri dari Lingkungan
perasaan malu untuk berinteraksi dengan
Sosial
orang lain. Bila tidak diperhatikan lebih lanjut,
Kecemasan berkomunikasi yang terjadi
maka
mengarah
pada
isolasi
individu.Kecemasan membawa
individu
untuk
akan
menyebabkan
perubahan
sosial
persepsi sensori: halusinasi dan resiko tinggi
berkomunikasi
menyederai diri sendiri, orang lain bahkan
menghindari
lingkungan.
komunikasi dengan orang lain dan lebih merasa
nyaman
dengan
dirinya
sendiri
Interaksi Sosial
sehingga akan menarik diri dari pergaulan lingkungannya.
Menurut
Gillin and Gillin
Townsend
memamparkan
(1998:152-153) dari menarik diri ditemukan
merupakan
adanya tanda dan gejala sebagai berikut:
orang-orang
a. Data subjektif : 1. Menunjukkan berguna,
kelompok perasaan penolakan
bahwa
interaksi
hubungan-hubungan secara
orang,
antara
individual,
dan
orang
sosial
antar
perorangan
tidak
dengan kelompok. Sedangkan lingkungan
oleh
sosial adalah interaksi antara masyarakat
lingkungan 2. Menunjukkan
(dalam Elly 2007:91)
dengan lingkungannya, atau lingkungan yang keraguan
tentang
terdiri dari mahluk sosial yaitu manusia.
kemampuan yang dimiliki
Menurut
b. Data objektif
Nugraha
(2014:2.15),
lingkungan sosial individu pertama dibentuk
1. Menyendiri dalam ruangan
dalam
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri
keluarga merupakan media pertama yang
3. Tidak melakukan kontak mata
berpengaruh terhadap perilaku seseorang
4. Tampak sedih atau menunjukkan
khusunya
afek datar
lingkungan
keluarga.
anak-anak,
di
Lingkungan
mana
dalam
lingkungan keluarga anak diberikan berbagai
5. Adanya perhatian dan tindakan
pendidikan
agar
menjadi
mandiri,
untuk
yang tidak sesuai atau imatur
mengembangkan kemampuan mental, sosial,
dengan perkembangan usianya
emosional
maupun
sehingga
dapat
6. Kegagalan
untuk
berinterakasi
fisik
yang
ia
miliki,
mengembangkan
suatu
dengan orang lain didekatnya
kehidupan yang sehat dan juga produktif.
7. Kurang aktivitas fisik dan verbal
Setelah itu, anak mulai memasuki fase
8. Tidak mampu membuat keputusan
sosialisasi yang sebenarnya yaitu di sekolah.
dan berkonsentrasi
Pada usia sekolah anak akan mulai bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain diluar anggota keluarga. Anak mulai
5
mempelajari apa hal yang diterima oleh orang
kepribadian
lain, ataupun hal yang tidak diterima oleh
pengalaman anak selanjutnya.
orang lain. Anak bagaimana
yang
akan
menentukan
akan mulai mengenal
berkomunikasi,
Multiple Intelligence (Kecerdasan
bekerjasama
dengan orang lain, menghadapi persaingan,
Jamak)
dan akan mengembangkan kepribadian yang
Awalnya Gardner mencetuskan delapan
lebih mandiri di luar keluarga.
jenis Multiple Intelligence. Namun seiring dengan perkembangan pengetahuan, Multiple
1.
Anak Usia Dini
Intelligence berkembang menjadi sembilan
Pengertian Anak Usia Dini
jenis kecerdasan antara lain,
Anak usia dini merupakan anak berusia 0
a. Inteligensi
Linguistik
(kemampuan
hingga 6 tahun yang sering disebut sebagai
untuk menggunakan dan mengolah
masa
kata-kata secara efektif baik secara
keemasan
mengenal
dunia
di
mana
dan
anak
akan
mulai
menentukan
lisan maupun tulisan)
bagaimana ia akan tumbuh, berkembang, hidup
dan
berkreasi
dalam
b. Inteligensi
menjalani
Matematis
(kemampuan
yang berkaitan dengan penggunaan
kehidupannya, masa ini hanya terjadi sekali
bilangan dan logika),
dalam kehidupan dan berdampak luar biasa
c.
Intelegensi Ruang (kemampuan untuk
ketika anak itu beranjak dewasa (Hasan,
menangkap dunia ruang visual secara
2010:29).
tepat),
2.
Karakteristik Anak Usia Dini
d. Intelegensi Kinestetik (kemampuan
Aspek yang sangat menonjol dalam cara belajar
anak
usia
dini
adalah
tubuh
rentang
atau
gerak
mengekspresikan
tubuh
untuk
gagasan
atau
perhatian yang pendek (short attention span)
perasaan),
dan orientasi perilakunya pada “sini dan kini”
e. Inteligensi
(here and now). Menurut Soegeng (2000:34)
untuk
secara umum karakteristik anak usia dini atau
mengekspresikan
prasekolah diantaranya: suka meniru, ingin
bentuk-bentuk musik dan suara),
mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain,
f.
Musikal
(kemampuan
mengembangkan, dan
menikmati
Inteligensi Interpersonal (kemampuan
selalu ingin tahu (suka bertanya) banyak
untuk mengerti dan peka terhadap
gerak, suka menunjukkan akunya (egois),
perasaan,
unik, dan yang lainnya.
tempramen orang lain),
intensi,
watak
dan
Menurut Aisyah (2007:1.4-1.9) anak usia
g. Inteligensi Intrapersonal (kemampuan
dini memiliki karakteristik yang khas, baik
yang berkaitan dengan pengetahuan
secara fisik, psikis, sosial, moral, dan yang
akan diri sendiri),
lainnya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling
penting
untuk
sepanjang
h. Inteligensi Lingkungan (kemampuan
usia
untuk memahami dan menikmati alam
hidupnya. Sebab masa kanak-kanak adalah masa
pembentukan
fondasi
dan
dengan baik), dan
dasar
6
i.
Inteligensi
Eksistensial
(kepekaan
anak usia dini di kelas B1, orang tua anak dan
dan kemampuan seseorang untuk
guru.
menjawab persoalan-persoalan).
Teknik Penentuan Informan 3.
Teknik
METODELOGI PENELITIAN
penentuan
informan
pada
Jenis Penelitian
penelitian ini menggunakan teknik purposive,
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang
di mana informan diambil dengan melalui
digunakan adalah kualitatifbersifat deskriptif
pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan
analitik di mana data dapat diperoleh dari
penelitian.
hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan serta disusun
Teknik Pengumpulan Data
peneliti
Teknik
di
lokasi
penelitian.Penelitian
ini
pengumpulan
data
pada
fenomenologi
penelitian ini meliputi wawancara, observasi
yang merupakan ilmu tentang fenomena atau
dan dokumentasi yang digunakan dalam
yang tampak untuk menggali esensi makna
penelitian kualitatif dimanamakna fenomena
yang
serta
yang yang terjadi dapat lebih dimengerti
bagaimana
apabila dilakukan interaksi dengan subyek
pembentukan perilaku anak khususnya dalam
langsung melalui wawancara mendalam dan
hal
observasi
menggunakan
pendekatan
terkandung
digunakan
untuk
di
dalamnya,
mengetahui
kecemasan
berkomunikasi
dan
pada
latar
dimana
fenomena
bagaimana dampak yang terjadi di lingkungan
tersebut berlangsung. Disamping itu, untuk
anak usia dini khususnya Taman Kanak-
melengkapi
Kanak.
dokumentasi yang akan mengumpulkan data
data
diperlukan
juga
teknik
terkait dengan bahan-bahan yang ditulis oleh
Sumber Data
peneliti atau tentang subyek penelitian yang
Peneliti menggunakan data primer dan
dituju.
data sekunder dimana data primer diperoleh melalui
wawancara
mendalam
Teknik Analisis Data
terhadap serta
Teknik analisis data dalam penelitian ini,
dokumentasi secara langsung. Sedangkan
dimulai dengan menelaah seluruh data yang
data sekunder diambil dari studi dokumen,
terkumpul dari hasil observasi, wawancara
data-data dan beberapa literatur yang sesuai
dan studi dokumentasi.Data yang diperoleh
dengan penelitian
melalui teknik pengumpulan data kemudian
informan
dan
observasi
lapangan
disusun hingga membentuk laporan yang
Unit Analisis
sistematis.Selanjutnya
Unit analisis adalah unit yang diteliti
disusun dibagi menjadi data utama yang
dalam penelitian di mana dalam penelitian ini
berupa hasil observasi yang berupa tabel
unit analisis yang diteliti adalah individu yaitu
observasi, coding data atau hasil wawancara,
7
data
yang
telah
hasil dokumentasi dan data penjelas yang
karakteristik, penyebab dan jenis kecemasan
berupa pembahasan.
berkomunikasi, ditemukan bahwa anak usia dini
juga
mengalami
kecemasan
Teknik Penyajian Data
berkomunikasi sama halnya dengan orang
Penelitian kali ini menggunakan teknik
dewasa
penyajian
data
berupa
narasi
dan
memiliki
bentuk-bentuk
kecemasan berkomunikasi yang beragam.
deskripsi,
Hal ini dapat dilihat dari tiga aspek
dimana data disusun dan dipaparkan dalam bentuk teks naratif yang disertai dengan
diantaranya,
pertama,
proses analisis secara mendalam hingga
karakteristik kecemasan berkomunikasi.Anak
informasi yang diperoleh kesimpulan yang
yang mengalami kecemasan berkomunikasi
memiliki makna tertentu untuk menjelaskan
paling besar adalah RA di mana RA memiliki
permasalahan dalam penelitian ini.
tiga
karakteristik
penghindaran,
4.
berdasarkan
sekaligus,
penarikan
yaitu
diri
dan
HASIL
DAN
ketidaknyamanan internal.Sedangkan F dan
PEMBAHASANBENTUK
DAN
AR
DAMPAK
berkomunikasi
KECEMASAN
penghindaran
dan
karakteristik kecemasan berkomunikasi.
Anak Usia Dini Dari hasil pengamatan dalam kegiatankegiatan tersebut terdapat beberapa anak di kelompok B1 yang menunjukkan kecemasan Resty,
yaitu
kecemasan
yaitu RE dan AU masing-masing memiliki satu
Bentuk Kecemasan Berkomunikasi
diantaranya
karakteristik
ketidaknyamanan internal serta anak lainnya
BERKOMUNIKASI
berkomunikasi
memiliki
Kedua
berdasarkan
kecemasan
berkomunikasi
membentuk
karakteristik
berkomunikasi.Seperti
Fanie,
kecemasan
Raffa, Arsya, dan Audrey yang selanjutnya
yang
juga
kecemasan
halnya
berkomunikasi
beberapa
dalam penelitian ini akan disebut sebagai RE,
penyebab
karakteristik
anak
penyebab
memiliki
kecemasan
berkomunikasi.AU memiliki tiga penyebab
F, RA, AR dan AU.
kecemasan berkomunikasi yaitu kurangnya skill,
Tabel Karakteristik Anak
degree
of
dissimilarity
serta
prior
success and failure.RA dan AR masingmasing memiliki dua penyebab kecemasan berkomunikasi yang berbeda.Lalu F dan RE hanya memiliki satu penyebab kecemasan berkomunikasi. Ketiga,
dapat
dilihat
dari
jenis-jenis
komunikasi anak yang tergolong kedalam Traitlike CA merupakan anak yang mengalami kecemasan
berkomunikasi
paling
besar
karena pada jenis kecemasan berkomunikasi
Dari hasil analisis, lima orang anak yang
ini
mewakili anak-anak kelompok B1 mengenai
8
anak
mengalami
kecemasan
berkomunikasi yang relatif stabil dan panjang
pada
dirinya
serta terjadi pada setiap konteks komunikasi.
tertentu
dalam
situasi-situasi
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
d. Bergantung pada orang tua ataupun
seorang anak juga tergolong kedalam dua
guru, tidak mau ditinggal orang tua
jenis kecemasan berkomunikasi sekaligus
adalah hal yang paling umum terjadi
seperti yang terjadi pada AU yang tergolong
pada anak usia dini yang mengalami
kedalam jenis context-based CA yang sama
kecemasan berkomunikasi. Karena
dengan F serta situational CA yang juga
merasa aman dengan adanya orang
dialami oleh RE. Sedangkan AR tergolong ke
tua, anak usia dini seringkali tidak
dalam audience based CA.
mau
Dari
ketiga
aspek
tersebut
ditinggal
orang
tuanya
dan
dapat
masih sangat bergantung pada orang
diketahui bahwa bentuk-bentuk kecemasan
tua. Begitupun pada ibu guru saat
berkomunikasi pada anak usia dini antara
orang tua tidak ada, guru adalah
lain,
orang tua disekolah dan anak-anak
a. Diam, anak tidak dapat aktif dalam kegiatan,
karena
keterbatasan
usia dini yang sifatnya belum mandiri
keterbatasan-
tertentu
akan bergantung pada ibu guru.
yang
Bila
bentuk-bentuk
diatasi
maka
berkomunikasi
anak
kebiasaan kecemasan berkomunikasi dengan
memilih diam dan tidak berbicara
bentuk-bentuk kecemasan yang ditunjukkan
ataupun
oleh anak akan dibawa hingga anak terus
ikut
serta
melakukan
kegiatan yang sedang berlangsung b. Over
communication,
tumbuh
berbanding
dapat
terus
berlanjut
baik
tidak
ini
dimilikinya. Karena takut tidak dapat dengan
dan
kecemasan
dewasa
dan
mempengaruhi
anak
dalam
berkomunikasi.
kebiasaan
terbalik dengan anak pada umumnya,
Sedangkan komunikasi sangat dibutuhkan
beberapa
dalam berbagai aspek kehidupan dimana
kecemasan
anak
menunjukkan
berkomunikasi
dengan
komunikasi juga berdampak pada kehidupan
bentuk yang berbeda yaitu terlalu
interaksi anak sehari-hari.
banyak bicara. Namun dalam konteks diluar
pembicaraan
berlangsung,
yang
karena
sedang
tidak
Dampak
ingin
Kecemasan
yang sedang berlangsung ditemukan
mengarah
oleh orang lain.
Kecemasan
Murung, anak-anak bersemangat, menangis kecemasan
menjadi
cemberut saat
yang
tidak
individu
pada
komunikasi isolasi
berkomunikasi
menghindari
yang
sosial
terjadi individu.
menyebabkan
komunikasi
dengan
bahkan
orang lain dan lebih merasa nyaman dengan
mengalami
dirinya sendiri sehingga akan menarik diri dari
bekomunikasi
ketidaknyamanan
Berkomunikasi
pada Interaksi Sosial Anak Usia Dini
kelemahan mengenai pembicaraan
c.
Kecemasan
karena
pergaulan lingkungannya. Hal ini juga terjadi
dirasakan
di lingkungan anak usia dini. Kecemasan berkomunikasi memberikan dampak yang
9
cukup besar bagi interaksi anak dengan
karena pengucapan yang tidak jelas.
teman-teman
dan
Karena situasi seperti ini RA selalu
mengalami
tidak ingin berinteraksi dengan orang
kecemasan berkomunikasi umumnya hanya
lain dan akhirnya menarik diri, tidak
bergantung pada orang yang telah dipercaya
aktif dalam kegiatan
bermain
lingkungannya.Anak
yang
seperti orang tua ataupun guru dan menjauh
4. (AR)
pada
situasi-situasi
tertentu
dari kegiatan-kegiatan lain tak terkecuali
kecemasan
kegiatan bermain dengan teman-temannya.
dialami AR sangat berdampak pada
Di mana dari hasil temuan terhadap lima
interaksi
berkomunikasi
sosialnya.
yang
Seperti
saat
orang anak yang telah diamati didapat hasil
pawai ogoh-ogoh perbedaan AR pada
sebagai berikut,
teman-temannya menyebabkan AR
1. (RE) Kecemasan berkomunikasi pada RE
berdampak
pada
menarik diri dari lingkungan, tidak
interaksi
ingin
berinteraksi
sosialnya yaitu penolakan dari teman-
temannya
temannya disaat RE mulai banyak
pada orang tua.
bicara
dan
mengganggu
teman-
dan
dengan
hanya
teman-
bergantung
5. (AU) kecemasan berkomunikasi AU
temannya anak lain merasa tidak
juga
nyaman berada di dekat RE selain itu
namun tidak begitu mempengaruhi
menyebabkan
kegiatan seperti anak lainnya. AU
RE
gagal
dalam
berinteraksi dengan teman-temannya 2. (F)
Seperti
pada
berdampak
yang
penjelasan
memiliki
kemampuan
pada
interaksi
keterbatasan bahasa
pada
Indonesia
kecemasan berkomunikasi, hal ini
menyebabkan AU ragu dan takut
berdampak pada interaksi sosial F
dalam berkomunikasi dengan orang
yang berawal dari kegiatan-kegiatan
lain dan berkomunikasi di depan
yang berlangsung. Pada beberapa
umum hingga memilih untuk tidak
kegiatan F merasa tidak mampu
berinteraksi
melakukan kegiatan hingga akhirnya
Anak
tidak mengikuti kegiatan dengan baik
yang
mengalami
kecemasan
berkomunikasi
umumnya
seperti saat kegiatan finger painting
menunjukkan
gejala
dan
yang
sesuai dengan karakteristik mereka. Sama
berhubungan dengan aktifitas fisik
halnya dengan bentuk-bentuk kecemasan
dan sejenisnya dan merik diri dari
berkomunikasi yang sangat ditentukan oleh
interaksi pada saat kegiatan yang
karakteristik yang dimiliki oleh anak usia dini,
bersangkutan
masing-masing
kegiatan
lainnya
usia
dini
anak
yang
berbeda-beda
akan
menunjukkan
3. (RA) RA merupakan anak yang pasif
gejala yang berbeda pula saat menarik diri
dimana RA memiliki keterbatasan
dari lingkungan sosial dan interaksi dengan
dalam
saat
anak-anak
seusianya
lain
merupaan
dampak
kosa
berbicara seringkali
kata dengan
tidak
sehingga orang
dapat
dimengerti
di
mana
dari
hal
ini
kecemasan
berkomunikasi anak. Dalam hal ini, peran
10
guru di taman kanak-kanak sangat diperlukan
mempengaruhi kemampuan bahasa serta
dalam
kosa kata pada anak usia dini yang sangat
membimbing
dan
meningkatkan
tumbuh kembang anak khususnya dalam
erat kaitannya dengan kegiatan komunikasi.
interaksi sosial di lingkungannya.
Selain
itu
dalam
penelitian
dapat
Perkembangan pada anak usia dini
dianalisis bahwa intelegensi anak belum
sangat penting untuk diperhatikan oleh orang
berjalan dengan seimbang.Anak-anak pada
tua dan guru karena tumbuh kembang yang
umumnya
baik
di
yang berbeda-beda seperti intelegensi ruang,
dari
intelegensi matematis, ataupun intelegensi
akademik
lingkungan namun belum memiliki intelegensi
namun juga dipengaruhi oleh hal lainnya yang
linguistik yang sempurna sehingga tidak dapat
memiliki peran yang tidak kalah penting dalam
berkomunikasi
tumbuh kembang anak. Seperti halnya Teori
menyebabkan terhambatnya perkembangan
kecerdasan
intelegensi anak.
pada
anak
lingkungannya kemampuan
saat
tidak dan
berinteraksi
hanya
terlihat
kecerdasan
Jamak
(Multiple
Intelligence)
yang dikembangkan oleh Howard Gardner pada tahun 1983.Gardner 2010:55)
cenderung
memiliki
dengan
intelegensi
baik
dan
Pada beberapa situasi ketika anak yang
(dalam Sugiono,
sebenarnya memiliki kesukaan menggambar,
memberikan gambaran bahwa
ataupun
keterampilan lainnya, anak tidak
individu dapat mencapai keberhasilan tidak
dapat mengembangkan kemampuannya jika
hanya dengan mengandalkan IQ yang tinggi.
takut untuk bertanya pada guru dan orang tua
Intelegensi yang seimbang akan membantu
serta takut berinteraksi dengan teman-teman
anak dalam mencapai keberhasilan.
mengenai hal-hal yang disukainya. Di sinilah
Dari analisis penelitian dapat dilihat
peran orang tua dan guru sangat diperlukan
bahwa multiple intelligence yang umumnya
dalam
dimiliki oleh anak usia dini adalah intelegensi
intelegensi anak agar dapat dikembangkan
musikal, linguistik, ruang dan kinestetik, di
tanpa
mana
berkomunikasi dan menarik diri dari interaksi
anak
usia
dini
pada
menyukai
kegiatan-kegiatan
menyanyi
dan
bermain
umumnya
menggambar,
sesuai
intelegensi memiliki
semua
anak
tersebut.Multiple peran
penting
kecemasan
5. KESIMPULAN Berdasarkan
memiliki
hasil
penelitian,
dapat
disimpulkan bahwa,
intelligence
dalam
dari
dan
dengan
anak pada pendidikan anak usia dini tidak
hambatan
kemampuan
sosial.
kegiatan yang menunjang tumbuh kembang
Namun
memperhatikan
Kecemasan berkomunikasi dialami oleh
tumbuh
anak usia dini. Di mana menurut Rakhmat
kembang anak termasuk komunikasi anak.
(dalam
Dari analisis temuan penelitian, dapat dilihat
mengalami
bahwa intelegensi mempengaruhi kecemasan
sedapat mungkin akan menghindari situasi
berkomunikasi pada anak di mana anak
komunikasi.
Kebiasaan
seseorang
dalam
dengan
tertentu
menghindari
situasi
komunikasi
akan
akan
berpengaruh
dalam
keterbatasan
khususnya
intelegensi
intelegensi linguistik
11
Nelawati,
2010:5)
kecemasan
orang
yang
berkomunikasi
interaksi
sosialnya
sehingga orang yang memiliki kecemasan
berkomunikasi dengan baik anak memilih
berkomunikasi akan terbiasa menghindar dan
diam dan tidak berbicara ataupun ikut serta
sedapat mungkin mengurangi komunikasi
melakukan
dengan orang lain. Hal ini menegaskan
berlangsung;
bahwa
berbanding
terbalik
dengan
kecemasan berkomunikasi yang tidak jauh
umumnya,
beberapa
anak
berbeda dengan orang dewasa. Anak usia
kecemasan berkomunikasi dengan bentuk
dini juga memiliki bentuk-bentuk kecemasan
yang berbeda yaitu terlalu banyak bicara.
berkomunikasi
kecemasan
Namun dalam konteks diluar pembicaraan
berkomunikasi pada anak usia dini dapat
yang sedang berlangsung, karena tidak ingin
dilihat dari kerakteristik anak dan dipengaruhi
kelemahan
oleh karakteristik kecemasan berkomunikasi
sedang berlangsung ditemukan oleh orang
anak, penyebab kecemasan berkomunikasi
lain;
anak dan jenis kecemasan berkomunikasi
bersemangat, cemberut bahkan menangis
pada anak.
saat mengalami kecemasan bekomunikasi
anak
usia
di
dini
juga
mana
mengalami
Berdasarkan hasil penelitian, dari lima anak
yang
mengalami
kegiatan over
mengenai
murung,
karena
yang
sedang
communication, anak
menunjukkan
pembicaraan
anak-anak
ketidaknyamanan
pada
menjadi
yang
yang
tidak
dirasakan
kecemasan
pada dirinya dalam situasi-situasi tertentu;
berkomunikasi, jenis-jenis komunikasi yang
bergantung pada orang tua ataupun guru,
dialami anak menunjukkan bahwa, anak yang
tidak mau ditinggal orang tua adalah hal yang
tergolong kedalam Traitlike CA merupakan
paling umum terjadi pada anak usia dini yang
anak
mengalami
yang
mengalami
kecemasan
kecemasan
berkomunikasi.
berkomunikasi paling besar karena pada jenis
Karena merasa aman dengan adanya orang
kecemasan
anak
tua, anak usia dini seringkali tidak mau
mengalami kecemasan berkomunikasi yang
ditinggal orang tuanya dan masih sangat
relatif stabil dan panjang serta terjadi pada
bergantung pada orang tua. Begitupun pada
setiap konteks komunikasi. Namun tidak
ibu guru saat orang tua tidak ada, guru adalah
menutup kemungkinan bahwa seorang anak
orang tua disekolah dan anak-anak usia dini
juga tergolong kedalam dua jenis kecemasan
yang sifatnya belum mandiri akan bergantung
berkomunikasi sekaligus seperti yang terjadi
pada ibu guru.
berkomunikasi
ini
pada AU yang tergolong kedalam jenis
Kecemasan berkomunikasi pada anak
context-based CA yang sama dengan F serta
usia dini berdampak pada interaksi anak di
situational CA yang juga dialami oleh RE.
lingkungan
Sedangkan AR tergolong ke dalam audience
bahwa anak mengalami isolasi sosial atau
based CA.
menarik diri dari lingkungan sosial. Dampak-
Bentuk-bentuk
kecemasan
sosialnya
dimana
ditemukan
dampak yang terjadi dalam interaksi anak
berkomunikasi pada anak diantaranya, diam,
usia
anak tidak dapat aktif dalam kegiatan, karena
kecemasan berkomunikasi anak diantaranya,
keterbatasan-keterbatasan dimilikinya.Karena
takut
dini
di
lingkungan
sosial
akibat
tertentu
yang
menjauh dari percakapan dengan teman-
tidak
dapat
temannya, tidak ikut bermain dan jarang
12
keluar
kelas,
dengan
tidak
orang
mengganggu
dapat
lain
bersosialisasi
serta
kegiatan
atau
menunjukkan
terkadang mengganggu
Hendaknya anak diberikan lebih banyak kegiatan
berkomunikasi
kecemasan
berkomunikasi.
orang-orang di sekitarnya. Kecemasan
gejala-gejala
juga
yang
khususnya
beragam
kegiatan
dan
menarik
berkelompok
untuk
dipengaruhi oleh kecerdasan jamak yang
mendukung interaksi anak agar anak terbiasa
dimiliki oleh anak usia dini, khususnya dalam
ikut serta dalam interaksi sehingga kebiasaan
kemampuan berbahasa dan kosa kata yang
untuk menarik diri dari lingkungannya mulai
sangat
berkurang.Orang
berkaitan
dengan
komunikasi
tua
dan
guru
juga
sehingga bila kecerdasan jamak di bidang
diharapkan lebih memerhatikan peran dalam
linguistik
kemampuan
menciptakan rasa nyaman bagi anak baik di
berkomunikasi anak tidak dapat berjalan
rumah maupun di sekolah agar anak tidak
dengan baik dan mempengaruhi kegiatan dan
hanya
interaksi anak terhadap lingkungan. Namun
berinteraksi.
tidak
terpenuhi,
kecemasan
berkomunikasi
nyaman
belajar
namun
juga
dapat
diminimalisisir saat anak-anak sudah dapat
6. DAFTAR PUSTAKA
terbiasa mengikuti kegiatan sesuai kurikulum
Aisyah,
Siti
dkk.
2007.
Perkembangan
sekolah yang berlaku di taman kanak-kanak
danKonsep Dasar Pengembangan Anak
dengan bimbingan pendidik dan dukungan
Usia Dini. Jakarta: UniversitasTerbuka
dari
orang
tua
di
lingkungan
keluarga
Barus,
G.2005.
Komunikasi
Interpersonal
sehingga anak dapat mengurangi kecemasan
Suami Istri Menuju Keluarga Harmonis.
berkomunikasi yang dialaminya serta mulai
Makasar: Jurnal Intelektual
dapat
berinteraksi
dengan
baik
di
Bungin,
lingkungannya.
Burhan.
2003.
Analisis
Data
Penelitian Kualitatif . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saran
Cangara,
Melalui
bentuk-bentuk
H.
Komunikasi.
kecemasan
komunikasi diharapkan guru dan orang tua
2004.
Pengantar
Jakarta:
Raja
Ilmu
Grafindo
Persada
lebih peka dalam memahami kecemasan
Devito, Joseph A. 2001. The Interpersonal
berkomunikasi pada anak sehingga dapat
Communication Book, Ninth Edition.NYC:
mengatasi kecemasan berkomunikasi anak
Longman
yang
Elly M. Setiadi. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya
bersangkutan.Selain itu, agar kedepannya
Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media
kecemasan berkomunikasi pada anak dapat
Group.
sesuai
di
karakter
minimalisir
belajar
agar
anak
dengan tetap
menjaga
kondusif,
Enjang.2009.
suasana diperlukan
Komunikasi
Konseling.
Bandung: Nuansa Cendekia Hasan. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini.
perhatian lebih dari guru dan masing-masing orang tua murid khususnya saat anak mulai
Jogjakarta: DIVA Press Hidayah
13
Helm
&
Turner.
1994.
Exploring
Child
Soekanto,
Behavior. New York: Holt Rinehartand Horwitz,
B.
Origins
Sugiyono.
2010.
Pendidikan
Thomson Learning.
Kualitatif
of
Human
Pendekatan
Kuantitatif,
A.
2003.
Komunikasi Psikologis.
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta:
dalam
Pendidikan
Konseling.
BPEE-UII Masitoh. 2007. Strategi Pembelajaran TK.
dan
Jakarta
:
Bimbingan
PT
Grafindo
Persada Townsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa
Jakarta: Pusat Pembelajaran Universitas
Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri
Terbuka McCroskey, J. 1984. The Communication Aprehension
Perspective.
(terjemahan). Edisi 3, Jakarta: Penerbit
Sage
Buku Kedokteran EGC
Publcacation: New Jersey
UUD No. 20 Tahun 2003 sistem Pendidikan
Moelong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Nasional. Jakarta : kemendiknas, 2003.
Bandung:PT.
Aswid, W., Marjohan dan Syukur, Y. 2012.
RemajaRosdakarya Moelong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Edisi
Revisi.
Bandung:PT.
Bimbingan
Kelompok
Dalam
Mengurangi
Winarni, Reni.2013. Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi di Depan Umum
Penerbit Ghalia Indonesia Nugraha, Ali dkk. 2005. Kurikulum dan Bahan
pada Mahasiswa. Jurnal Fakultas Ilmu
Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka
KomunikasiUniversitas Muhammadiyah,
P. Robbin, Stephen. 2008. Organizational
Edisi
Layanan
Jurnal Ilmiah Konseling.
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor:
Tenth
Efektifitas
Kecemasan Berkomunikasi Pada Siswa.
Remaja Rosdakarya
Organisasi
Penelitian
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Company
Behavior
Metode
AntarpribadiTinjauan
Communication. Wadsworth Publishing
Kualitatif,
Grafindo
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Supratiknya,
Little John, Stephen W and Karen A. Foss. Theories
Suatu
Persada
AndManagement. New York: Singular
2009.
Sosiologi
Pengantar.Jakarta:Raja
2002.
CommunicationApprehension:
Soerjono.
Edition ke
Malang.
(Perilaku
Sepuluh),
Ernawati, S dan Fatma, A. 2012. Pendekatan
Alih
Perilaku
Kognitif
Dalam
Bahasa Drs. Benyamin Molan. Jakarta:
Keterampilan
mengelola
PT. Macanan Jaya Cemerlang
Berbicara
Depan
Rakhmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi.
Talenta
di
Pelatihan Kecemasan
Umum.
Jurnal
Psikologi, 1(1), 39-65.
Febriyanti, Hana. 2013. Perbedaan Perilaku
Bandung: Remaja Rosdakarya Robbins, S P dan Judge. 2008. Perilaku
Pasien
Organisasi, Buku 2. Jakarta: Salemba
Isolasi
DilakukanTerapi
Soegeng. 2000. Pendidikan Anak Usia Dini.
Makalah
Jakarta: Citra Pendidikan
Sosial
Sesudah
Aktivitas
Kelompok.
S1
Baikturahim, Jambi.
14
KeperawatanSTIKES
Hadisubroto,
Subino.
Pengumpulan Penafsiran Data
2007. “Pokok-Pokok
data,
Data
Penelitian
Analisis
dan
Komunikasi
Data,
Diponegoro,
Semarang
Rekomendasi
Kualitatif”.
Universitas
Ramadhani. 2012. “Perbedaan Kecemasan
PPS IKIP
Berkomunikasi Antara Mahasiswa yang Mengikuti
Bandung, Bandung.
Pembelajaran
Student
Kamilah, Siti. 2015. Implementasi Pendekatan
Centered
Learning
dengan
Teacher
MultipleIntelligences dalamPembelajaran
Centered
Learning”.
Skripsi
Fakultas
Anak
Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Usia
Dini
Kindergarten Condongcatur. Pascasarjana
diPlaygroup
dan
Ananda
Mentari
Tesis
Program
Pendidikan
Guru
Reyhan. 2014. “Pengaruh Trait Kepribadian, Self-Esteem, Terhadap
UIN
Sunan Kalijaga,Yogyakarta.
Dan
Jenis
Kecemasan
Kelamin
Berkomunikasi
Mahasiswa Fakultas Psikologi Uin Syarif
Lusty, Septi. 2012. Hubungan Antara Tingkat
Hidayatullah
Jakarta”.Skripsi
Kecemasan Komunikasidan Konsep Diri
Fakultas
dengan
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
KemampuanBeradaptasiMahasiswa Baru. Skripsi Fakultas
Winarni,
IlmuSosial
Psikologi
Reni.
dengan
2013.
Universitas
Islam
“Kepercayaan
Kecemasan
Komunikasi
Diri di
dan Ilmu Politik Universitas Diponogoro,
Depan Umum pada Mahasiswa”. Jurnal
Semarang.
Fakultas
Muslimin, Khoirul. 2013. Faktor-faktor yang
DepanUmum.Penelitian
Handayani. Manusia di Abad Kecemasan
studi
[berita online] (diakses 21/3/2015 pukul
Komunikasi FISIP UNDIP, Semarang
15:00)
Nasution, Hery Bajora. 2012. “Kecemasan
Meritai.Keterampilan
Sosial
Berkomunikasi Antarpribadi Dalam Tes
Meningkatkan
Wawancara
MengurangiKecemasan
Kerja”.
Jurnal
Universitas
Muhammadiyah, Malang.
MemengaruhiKecemasanBerkomunikasi di
Psikologi
Ilmu
Kepercayaan
dalam Diri
dan
Berkomunikasi
Komunikasi Flow Universitas Sumatera
pada Remaja [online] (diakses tanggal
Utara, Indonesia.
20/4/2015 pukul 20:00)
Nelawati.
2010.
“Hubungan
Kecemasan
jornal/PSIKOLOGI/>
Berkomunikasi dengan Keaktifan Siswa
Rastika.
Pengertian
ParaAhli
Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
25/4/2015pukul10:00)
Islam Riau, Pekanbaru
stika.com/>
Pengalaman Komunikasi Guru dalam Proses Pembelajaran Anak Autis pada Tingkat
TK
Semarang”.
di
SLB
Jurnal
Widya Fakultas
Bhakti Ilmu
15
online]
Menurut
Dalam Berdiskusi di SMPN 5 Siak Hulu”
Pratiwi, Mutia Rahmi. 2012. “Memahami
[artikel
Komunikasi
(diakses