KEEFEKTIFAN COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT) UNTUK

Download Menurut The Cannadian Journal of Psychiatry (2006), obat untuk gangguan cemas dikelompokkan menjadi tiga pilihan yaitu, obat lini pertama m...

0 downloads 537 Views 370KB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV PUSAT LAYANAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TERPADU DI SURAKARTA SEBAGAI TEMPAT PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR SEBAGAI OBYEK RANCANG BANGUN

Bab ini berisi gambaran umum obyek bangunan yang direncanakan. Gambaran umum diperoleh dari intisari kajian pustaka pada BAB II yang disinergikan dengan data dan informasi pada BAB III. Sehingga, pada bagian ini akan didapatkan gambaran obyek bangunan yang lebih spesifik.

4.1. Pemahaman Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Perencanaan yang dilakukan pada Pusat Layanan Anak Usia Dini Terpadu di Surakarta bertujuan guna mewujudkan sebuah wadah yang mampu menunjang kegiatan pembelajaran dengan sistem inklusi, yaitu suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan anak berkubutuhan khusus (ABK) dengan anak non ABK. Adanya fasilitas pendidikan inklusi pada jenjang dini merupakan sebuah usaha untuk memperkenalkan adanya perbedaaan dan mengajarkan kepada peserta didiknya agar mampu menghargai perbedaanperbedaan tersebut. Selain itu, bagi anak berkebutuhan khusus fasilitas ini merupakan media bagi mereka agar mampu mengembangkan potensinya sedari dini serta mampu beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.

4.2. Gambaran Umum Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Pusat Layanan Pendidikan Anak Usia Dini yang terletak di Kota Surakarta ini menawarkan layanan pendidikan untuk anak dari usia 2-6 tahun. Fasilitas pendidikan dilengkapi dengan program dan fasilitas yang dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran pada peserta didik. Sistem pendidikan yang diselenggarakan pada fasilitas ini adalah sistem pendidikan to user segala kebutuhan peserta didik inklusi, yaitu sebuah sistem commit yang melayani

82

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tanpa memandang perbedaan agama, budaya, sosial-ekonomi dan ketunaan pada anak. Terdapat 5 jenis kelas yang akan di sediakan pada fasilitas pendidikan ini, antara lain yaitu playgroup kecil untuk anak usia 2-3 tahun, playgroup besar untuk anak usia 3-4 tahun, TK/kindergarten A untuk usia 4-5 tahun, TK/kindergarten B untuk anak usia 5-6 tahun dan TK/kindergarten C untuk anak usia 6-7 tahun dengan jadwal pembelajaran yang dimulai dari hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.30 – 10.30 WIB. Sebagai fasilitas tambahan, terdapat pula after school program day care (full day class) yang dimulai pada pukul 10.30 – 16.00 WIB. Program ini tidak terbatas hanya untuk peserta didik saja, namun dapat pula diperuntukkan bagi anak lainnya. Program layanan unggulan yang dimiliki fasilitas pendidikan untuk peserta didik sangatlah beragam, antara lain seperti kelas sentra (pembelajaran), minitrip-fieldtrip, konsultasi psikologi, konsultasi dokter anak dan dokter gigi, tenaga pendidik terlatih, parent’s support group dan terapi khusus.

4.3. Fungsi Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan ini memiliki beberapa fungsi, antara lain : 1. Sebagai ruang pendidikan dan pembelajaran Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan merupakan sebuah ruang pendidikan yang menyelenggarakan program kelompok bermain (KB)/playgroup yang diperuntukkan untuk anak usia 2-3 tahun, taman kanak-kanak (TK)/kindergarten yang diperuntukkan untuk anak usia 4-6 tahun dan tempat penitipan anak (TPA)/daycare yang diperuntukkan untuk anak usia 1-7 tahun. Dengan kata lain, fasilitas ini nantinya akan mewadahi kegiatan belajar mengajar yang bersifat formal dan non-formal yang saling mendukung satu sama lain. 2. Sebagai sarana bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk beradaptasi dan bersosialisasi

commit to user

83

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Selain alasan kesetaraan, penyelenggaraan inklusi merupakan sebuah usaha untuk memperkenalkan dan membiasakan ABK untuk berada di lingkungan hidup yang sebenarnya. Dengan demikian, ABK dapat belajar dan terbiasa untuk mengenal cara dan lingkungan hidup yang biasanya. Dari proses ini, ABK akan mendapatkan rangsangan atau stimulus yang lebih bervariasi untuk kemudian ditirukan dengan caranya sendiri oleh ABK. Namun apabila ABK dikumpulkan dengan sesamanya, tentu hasilnya akan berbeda karena anak-anak tersebut cenderung memiliki pola perilaku yang sama. 3. Sebagai sarana tumbuh dan kembang peserta didik Usia dini merupakan periode di keemasan pada seorang anak. Hal ini dikarenakan kepekaan anak meningkat sebagai akibat dari pesatnya perkembangan syaraf otak pada anak. Pada saat usia 3 tahun, jumlah sinapsis pada otak anak mencapai 1.000 triliun, di mana jumlah ini lebih banyak dari usia dewasa. Perkembangan sinapsis yang dapat menunjang dan mempertajam kemampuan otak anak perlu dimanfaatkan dengan baik melalui pemberian rangsangan atau stimulus yang sesuai dengan perkembangannya. Melalui lingkungan pendidikan yang optimal, periode keemasan

pada

anak

perlu

dimanfaatkan

dengan

baik

guna

mengembangkan kemampuan anak dalam bidang motorik, kognitif, emosi, bahasa dan sosial. 4. Sebagai media informasi Agar sistem pendidikan inklusi pada fasilitas pendidikan dapat berlangsung secara berkesinambungan, maka dibutuhkan dukungan dan keyakinan yang kuat dari berbagai pihak seperti orang tua, masyarakat, praktisi dan akademisi. Adanya fasilitas ini diharapkan mampu membuka pemikiran masyarakat akan kesetaraan dalam pendidikan serta merubah paradigma masyarakat yang masih menganggap bahwa pendidikan mulai tepat diberikan kepada anak pada saat mereka mulai masuk usia kematangan untuk bersekolah. commit to user

84

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.4. Tujuan, Sasaran dan Misi Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan 4.4.1. Tujuan Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Tujuan

jangka

panjang

dari

fasilitas

pendidikan

ini

yaitu

mengembangkan potensi anak-anak Indonesia untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal guna mencetak generasi bangsa yang kreatif, mandiri, berkarakter dan berkepribadian baik. Sedangkan tujuan jangka pendek dari adanya fasilitas pendidikan ini antara lain adalah : 1. Menciptakan kesempatan

sebuah dan

fasilitas

layananan

pendidikan pembelajaran

yang

memberikan

universal

melalui

lingkungan pendidikan yang optimal. 2. Mengembangkan kemampuan adaptasi peserta didik sebagai bekal persiapan untuk proses tumbuh kembang selanjutnya. 3. Meningkatkan kemampuan motorik, kognitif, sosial dan emosi anak sejak usia dini agar dapat berkembang lebih baik dan terarah. 4. Menciptakan ruang informasi bagi orang tua peserta didik dan masyarakat luas mengenai pentingnya pendidikan pada usia dini.

4.4.2. Sasaran Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan 1. Penyelenggaraan fasilitas pendidikan yang menyelenggarakan dan sepenuhnya

mampu

menunjang

pendidikan

universal

melalui

lingkungan didik yang optimal, yaitu lingkungan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakatnya, berinteraksi dengan lingkungan dan sesama dengan memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada. 2. Pengembangan berbagai kecakapan hidup anak melalui proses adaptasi dengan yang dilakukan di ruang luar dan lingkungan sosial guna memperkenalkan peranan masyarakat, ragam sosial dan budaya agar tercipta pribadi positif yang siap dengan proses tumbuh kembang selanjutnya.

commit to user

85

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Peningkatan kemampuan motorik, kognitif, sosial dan emosi anak melalui lingkungan didik yang optimal dan kegiatan partisipatif agar anak mampu menyelesaikan tugas perkembangan yang sesuai dengan umurnya. 4. Penyelenggaraan parents’ group supporting dan layanan konsultasi sebagai fasilitas bagi orang tua peserta didik terkait perkembangan anak didik dan ajakan bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan proses tumbuh kembang pada anak usia dini.

4.4.3. Misi Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Semboyan utama pada Pusat Layanan Anak Usia Dini

yang

direncanakan adalah “Live together, to love each other” yang artinya adalah hidup bersama untuk mencintai sesama. Agar penyelenggaraan program pendidikan dan pembelajaran pada fasilitas pendidikan yang direncanakan selaras dengan semboyan yang diusung, berikut adalah misi dari Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan, yaitu : 1. Memberikan kesempatan yang sama untuk setiap anak pada usia dini agar memperoleh layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya agar kemampuan motorik, kognitif, sosial, bahasa dan emosi anak dapat lebih berkembang. 2. Menciptakan satuan pendidikan yang menstimulasi anak untuk dapat lebih berkembang tanpa mengabaikan kemampuan dan karakteristik peserta didik dengan saling menghargai satu sama lain.

4.5. Struktur Organisasi Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Sekolah yang direncanakan merupakan sekolah swasta yang bekerja sama dengan Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) dan pemerintah kota setempat dengan alur susunan struktur organisasi penyelenggara seperti sebagai berikut : commit to user

86

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Diagram 4. 1. Struktur organisasi pada fasilitas pendidikan yang direncanakan Sumber : Analisa pribadi.

4.6. Kegiatan yang Diwadahi dalam Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Berikut adalah kegiatan yang akan diselenggarakan pada Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan, antara lain meliputi : 1. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan dengan metode bermain guna mengembangkan kemampuan kognitif dan bahasa para peserta didik. 2. Kegiatan Bermain Kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan yang sifatnya bersenang-senang. Kegiatan ini ditujukan guna mengembangkan kemampuan motorik, sosial dan emosi para peserta didik. 3. Kegiatan Terapi dan Konseling Kegiatan ini penunjang yang meliputi kegiatan terapi bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus dan kegiatan konseling dengan orang tua peserta didik terkait laporan harian dan mingguan capaian perkembangan peserta didik. 4. Kegiatan Pengasuhan Kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan di fasilitas pengasuhan dan penitipan anak yang disediakan di Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan.

commit to user

87

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5. Kegiatan Edukasi dan Informasi Kegiatan ini meliputi kegiatan diskusi dan forum parent’s support group bagi orang tua peserta didik mengenai pentingnya memperhatikan proses tumbuh kembang anak dan mengenalkan pendidikan sejak usia dini. 6. Kegiatan Riset dan Pengembangan Kegiatan ini meliputi kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak di luar sekolah seperti instansi pemerintah, praktisi dan akademisi yang bekerjasama dengan pihak sekolah dalam meneliti serta mengevaluasi pelaksanaan sistem pendidikan inklusi yang dikembangkan di fasilitas pendidikan yang direncanakan. 7. Kegiatan Pengelolaan Kegiatan

ini

meliputi

kegiatan-kegiatan

yang

berkaitan

dengan

pengorganisasian kegiatan yang berlangsung di area fasilitas pendidikan yang direncanakan. Sifat dari kelompok kegiatan pengelolaan ini adalah formal. Bentuk kegiatan pengelolaan dapat berupa urusan administrasi, monitoring, tata usaha, humas dan lain-lain. 8. Kegiatan Servis Kegiatan

ini

meliputi

kegiatan-kegiatan

yang

berkaitan

dengan

monitoring terhadap operasional bangunan yang mencakupi pengadaan air bersih, pengolahan air kotor, kebersihan ruang-ruang pada bangunan, pengelolaan area parkir serta pengawasan kegiatan yang bersifat intern maupun ekstern. 9. Kegiatan Penunjang Kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan lain yang dapat menunjang kegiatan utama. Kegiatan penunjang ditujukan untuk pengembangan diri, apresiasi, sosialisasi dan kecakapan hidup lainnya.

commit to user

88

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.7. Program Pembelajaran dalam Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Terdapat 5 jenis kelas yang akan di sediakan pada fasilitas pendidikan ini, antara lain yaitu playgroup kecil untuk anak usia 2-3 tahun, playgroup besar untuk anak usia 3-4 tahun, TK/kindergarten A untuk usia 4-5 tahun, TK/kindergarten B untuk anak usia 5-6 tahun dan TK/kindergarten C untuk anak usia 6-7 tahun. 1. Jadwal masuk sekolah a. Kelompok playgroup kecil

: Masuk setiap hari Senin, Rabu, Jum‟at dan Sabtu.

b. Kelompok playgroup besar

: Masuk setiap hari Senin Sabtu

c. Kelompok kindergarten A, B, C

: Masuk setiap hari Senin Sabtu

2. Jadwal kegiatan pengembangan : a. Kelompok playgroup kecil, terdiri dari 3 kelompok kelas yaitu PA1, PA2 dan PA3. HARI/WAKTU SENIN 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.45 RABU 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.30 09.30 – 09.45

MATERI Upacara Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita Kegiatan melatih kemampuan berbahasa dan kemandirian anak Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Berbaris dan bernyanyi di halaman Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita Kegiatan melatih kemampuan motorik anak Istirahat commit to user Kegiatan penutup; seperti bertanya, review

89

perpustakaan.uns.ac.id

09.45 – 10.45 JUM’AT 08.00 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.45 SABTU 08.00 – 08.45 08.45 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.45

digilib.uns.ac.id

kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Kegiatan ibadah Kegiatan melatih kemampuan musik dan seni pada anak Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Olahraga dan senam bersama Istirahat Kegiatan melatih kemampuan teknologi Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK

Tabel 4. 1. Jadwal kegiatan kelompok playgroup kecil Sumber : Jadwal kegiatan KB Pelangi dalam http://pelangiplaygroup.blogspot.com, dengan perubahan.

b. Kelompok playgroup besar, terdiri dari satu kelompok kelas yaitu PB1. HARI/WAKTU SENIN 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 11.15 SELASA 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 RABU 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30

MATERI Upacara Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita 2 kegiatan inti dan pengenalan dasar komputer Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Berbaris dan bernyanyi di halaman Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita 3 kegiatan inti disesuaikan dengan RKH Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Berbaris dan bernyanyi di halaman Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, commit to user berbagi cerita

90

perpustakaan.uns.ac.id

08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 11.15 KAMIS 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 JUM’AT 08.00 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.45 SABTU 08.00 – 08.45 08.45 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.45

digilib.uns.ac.id

2 kegiatan inti dan pengenalan dasar Bahasa Inggris Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Berbaris dan bernyanyi di halaman Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita 3 kegiatan inti disesuaikan dengan RKH Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Kegiatan ibadah Kegiatan melatih kemampuan musik dan seni pada anak Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Olahraga dan senam bersama Istirahat Kegiatan melatih kemampuan teknologi Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK

Tabel 4. 2. Jadwal kegiatan kelompok playgroup besar Sumber : Jadwal kegiatan KB Pelangi dalam http://pelangiplaygroup.blogspot.com, dengan perubahan.

commit to user

91

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Kelompok kindergarten A, B, C; terdiri dari 6 kelompok kelas yaitu KA1, KA2, KB1, KB2, KC1 dan KC2. HARI/WAKTU SENIN 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 11.15 SELASA 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 11.15 RABU 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 11.15 KAMIS 08.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.15 10.15 – 11.15 JUM’AT 08.00 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.30 09.30 – 09.45

MATERI Upacara Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita 3 kegiatan inti disesuaikan dengan RKH Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Berbaris dan bernyanyi di halaman Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita 2 kegiatan inti dan pengenalan dasar komputer Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Berbaris dan bernyanyi di halaman Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita 3 kegiatan inti disesuaikan dengan RKH Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Berbaris dan bernyanyi di halaman Kegiatan pembukaan; seperti berdo‟a, salam, berbagi cerita 2 kegiatan inti dan pengenalan dasar Bahasa Inggris Istirahat Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Kegiatan ibadah Kegiatan melatih kemampuan musik dan seni pada anak commit to user Istirahat 92

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

09.45 – 10.45 SABTU 08.00 – 08.45 08.45 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 09.45 09.45 – 10.45

Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK Olahraga dan senam bersama Istirahat Kegiatan melatih kemampuan teknologi Kegiatan penutup; seperti bertanya, review kegiatan, berdo‟a, bernyanyi, pulang Terapi tambahan bagi ABK

Tabel 4. 3. Jadwal kegiatan kelompok kindergarten Sumber : Jadwal kegiatan KB Pelangi dalam http://pelangiplaygroup.blogspot.com, dengan perubahan.

3. Jadwal kegiatan terapi Terapi Wicara PA 1

PA 2

PA 3

PB 1

KA 1

KA 2

KA 3

KB 1

KB 2

Senin 09.45– 10.45 Rabu 09.45– 10.45 Jum’at 09.45– 10.45 Sabtu 09.45– 10.45 Senin 10.15– 11.15 Selasa 10.15– 11.15 Rabu 10.15– 11.15 Kamis 10.15– 11.15 Ju m’a t

Terapi Okupasi

Terapi Bermain

Rabu Jum’at 09.45– 09.45– 10.45 10.45 Jum’at Sabtu 09.45– 09.45– 10.45 10.45 Sabtu Senin 09.45– 09.45– 10.45 10.45 Senin Rabu 10.15– 10.15– 11.15 11.15 Selasa Rabu 10.15– 10.15– 11.15 11.15 Rabu Kamis 10.15– 10.15– 11.15 11.15 Kamis Jum’at 10.15– 09.45– 11.15 10.45 Jum’at Sabtu 09.45– 09.45– 10.45 10.45 commit toSenin user Sabtu

Terapi Musik Sabtu 09.45– 10.45 Senin 09.45– 10.45 Rabu 09.45– 10.45 Jum’at 09.45– 10.45 Kamis 10.15– 11.15 Jum’at 09.45– 10.45 Sabtu 09.45– 10.45 Senin 10.15– 11.15 Selasa

Hydro Therapy

Auditoryintegration Therapy Rabu Senin 09.45– 09.45– 10.45 10.45 Jum’at Rabu 09.45– 09.45– 10.45 10.45 Sabtu Jum’at 09.45– 09.45– 10.45 10.45 Senin Sabtu 10.15– 09.45– 11.15 10.45 Sabtu Jum’at 09.45– 09.45– 10.45 10.45 Senin Sabtu 10.15– 09.45– 11.15 10.45 Selasa Senin 10.15– 10.15– 11.15 11.15 Rabu Selasa 10.15– 10.15– 11.15 11.15 Kamis Rabu

93

perpustakaan.uns.ac.id

KC 1

09.45– 10.45 Sabtu 09.45– 10.45

digilib.uns.ac.id

09.45– 10.45 Senin 10.15– 11.15

10.15– 11.15 Selasa 10.15– 11.15

10.15– 11.15 Rabu 10.15– 11.15

10.15– 11.15 Kamis 10.15– 11.15

10.15– 11.15 Jum’at 09.45– 10.45

Tabel 4. 4. Jadwal kegiatan terapi Sumber : Analisis pribadi.

4.8. Metode Pembelajaran dalam Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Guna menunjang sistem pembelajaran inklusi pada Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan, maka pembelajaran dilakukan dengan tiga model pembelajaran, yaitu social learning, observatory learning dan guided leraning yang kemudian secara terperinci dikembangkan menjadi : 1. Metode Eksperimen Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 2. Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa diharapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. 3. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. 4. Metode Sosiodrama Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. commit to user

94

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5. Metode Problem Solving Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir. Sebab metode problem solving dapat digabungkan dengan metodemetode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. 6. Metode Karyawisata Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan lain-lain. 7. Metode Bermain Metode bermain adalah metode yang dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga untuk memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. 8. Metode Audio Visual Metode audio visual merupakan metode modern dimana dalam penyampaian diberikan dengan menggunakan alat seperti televisi, CD, LCD, dll siswa dapat melihat langsung dengan alat peraga.

4.9. Konsep Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Inklusi pada Perencanaan Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Penyelenggaraan pendidikan inklusi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak asasi manusia. Seperti yang dikatakan Sue Stubbs, 2002, dalam bukunya yang berjudul Inclusive Education Where There Are Few Resources, terdapat 3 faktor utama yang perlu diperhatikan agar implementasi pendidikan inklusif pada fasilitas pendidikan yang direncanakan dapat berlangsung secara berkesinambungan, yaitu : commit to user

95

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1. Adanya keyakinan yang kuat Pendidikan

inklusi

perlu

didukung

dengan

kerangka

nilai-nilai,

keyakinan, prinsip-prinsip, dan indikator keberhasilan yang menurut Sunaryo, 2009 dalam Manajemen Pendidikan Inklusif, berupa : a. Sikap, komitmen, dan keyakinan yang positif dari seluruh guru, staf sekolah dan orang tua b. Ketersediaan layanan khusus dan adaptasi lingkungan fisik dan peralatan c. Sistem dukungan, seperti ketersediaan guru khusus, terdapat kebijakan dan prosedur yang tepat untuk memonitor kemajuan setiap siswa penyandang cacat, termasuk untuk asesmen dan evaluasi d. Adanya kolaborasi harmonis antara guru khusus dan guru kelas dalam merancang

dan

menerapkan

program

pengajaran

yang

diindividualisasikan (Individualized Educational Program - IEP) e. Kurikulum fleksibel dan metode pembelajaran yang tepat f. Kesadaran, partisipasi, dan dukungan masyarakat.

2. Implementasi berdasarkan budaya dan konteks lokal Konten dari sistem pendidikan inklusi bukanlah sesuatu yang bersifat baku/kaku, melainkan fleksibel. Arti dari fleksibilitas yang dimaksudkan ialah sistem pendidikan inklusi dapat dikembangkan sesuai dengan budaya/konteks suatu daerah tertentu. Karena fasilitas pendidikan yang direncanakan berada di Kota Surakarta, maka implementasi kegiatan pendidikan dikembangkan sesuai dengan budaya pendidikan di Kota Surakarta, yaitu pendidikan Kota Solo yang berkarakter di mana poin perwujudannya selaras dengan pemahaman nilai inklusi itu sendiri, yaitu kesetaraan dan kepedulian akan sesama.

commit to user

96

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Partisipasi yang berkesinambungan Pendidikan inklusi merupakan proses yang dinamis, dan agar pendidikan inklusi terus berlanjut, diperlukan adanya monitoring participatory yang berkesinambungan dan melibatkan semua pihak.

Sistem pembelajaran inklusi untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) bersifat tidak dipaksakan. Artinya, jika ABK dinilai tidak mampu, maka peserta didik akan mendapatkan pendampingan serta terapi tambahan yang diperlukan guna meningkatkan kemampuannya di bidang motorik, kognitif, sosial, emosi dan bahasa. Namun, apabila ABK masih dinilai tidak mampu, maka peserta didik tersebut diberi kesempatan lagi untuk mengulang. Adanya sistem remedial education seperti ini, diharapkan mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk terjadinya proses adaptasi dan sosialisasi antar peserta didik. Berikut adalah deskripsi penyelengggaraan program inklusi pada Pusat Layanan Anak Usia Dini (PLAUD) yang direncanakan :

1. Penyelenggaraan sistem inklusi bagi fasilitator dan tim medis Tenaga pendidik yang terdiri dari guru kelas dan guru pendamping khusus (GPK) merupakan fasilitator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Bersama dengan terapis, psikolog dan tenaga medis, tenaga pendidik dan staff divisi pendidikan merumuskan bersama kebutuhan pendidikan dan terapi ABK. Selanjutnya, tenaga pendidik merumuskan kembali kurikulum dan jadwal kegiatan sehari-hari ABK yang akan terus dipantau dan dilaporkan oleh guru pendamping khusus dari masingmasing ABK.

2. Penyelenggaraan sistem inklusi pada peserta didik Penyelenggaraan

pendidikan

inklusi

merupakan

pendidikan

yang

diperuntukkan bagi semua peserta didik tanpa terkecuali. Pendidikan inklusi memiliki tujuan untuk menghargai kesetaraan pada keberagaman commit to user

97

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

status sosial, agama dan kondisi fisik peserta didik. Adanya sistem inklusi yang diterapkan pada fasilitas pendidikan usia dini adalah sebagai usaha untuk membiasakan anak pada usia dini untuk memiliki sikap saling menghargai dan peka terhadap sekelilingnya. Sedangkan jenis anak berkebutuhan khusus yang akan ditampung pada fasilitas ini antara lain adalah : Ketunaan Tunarungu

-

-

-

Tunagrahita -

Klasifikasi Tunarungu ringan (mild hearing loss), kehilangan pendengaran antara 2740 dB. Tunarungu sedang (moderate hearing loss), kehilangan pendengaran antara 4155 dB. Tunarungu agak berat (moderately severe hearing loss), kehilangan pendengaran antara 5670 dB. Tunagrahita ringan, dengan skala IQ antara 68-55.

- Tunagrahita sedang, dengan skala IQ 54-36.

Tunawicara

-

Tunarungu/Tunawicara ringan, dengan kemampuan daya dengar 26-40 dB.

-

Tunarungu/Tunawicara sedang, dengan commit to user kemampuan daya

Kriteria - Tempat duduk strategis.

- Membutuhkan alat bnatu dengar dan terapi bicara.

- Menggunakan aid.

hearing

- Dapat bergaul dan mempelajari pekerjaan yang hanya memerlukan semi skilled. - Dapat dilatih untuk mengerjakan sesuatu secara rutin, dapat dilatih berkawan, mengikuti dan menghargai hak milik orang lain. - Mampu mendengar dan mengulangi kata-kata yang diucapkan dengan suara normal/biasa pada jarak 1 meter. - Mampu mendengar dan mengulangi kata-kata yang diucapkan dengan suara normal/biasa pada 98

perpustakaan.uns.ac.id

Tunanetra

Tunadaksa

Autis

digilib.uns.ac.id

dengar 41-60 dB. jarak 1 meter. - Tunanetra kurang lihat - Dapat melakukan tugas (low vision), dengan – tugas visual yang ketajaman penglihatan dilakukan oleh orang 6/20m-6/60m atau awas dengan 20/70 feet-20/200 feet. menggunakan alat bantu khusus dan dibantu dengan pemberian cahaya yang cukup. - Memiliki kemampuan penglihatan yang kurang - Tunanetra berat atau baik, sehingga mereka buta, dengan ketajaman membutuhkan lebih penglihatan antara banyak waktu dan 6/60m atau 2/200 feet energi dalam melakukan atau kurang. tugas- tugas visual. - Anak layuh anggota - Ditunjang dengan gerak tubuh (polio) menggunakan handrail. - Anak dengan gangguan fungsi syaraf otak (cerebral palsy) - Kelemahan kualitatif - Tidak suka dipeluk dalam interaksi sosial - Tatapan mata tidak - Kelemahan kualitatif fokus dalam bidang - Ucapan tidak jelas komunikasi - Gerakan aneh - Pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas serta berulang Tabel 4. 5. Klasifikasi ABK yang diwadahi Sumber : Analisa pribadi.

Peserta didik dengan kebutuhan khusus yang ditampung pada fasilitas pendidikan ini akan diperlakukan sama halnya dengan peserta didik lainnya. Tidak ada kelas khusus yang membedakan antara anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan anak non ABK. Mereka belajar dan bermain bersama-sama di kelas yang sama. Namun pada waktu khusus, ketika ABK mulai tidak stabil, anak tersebut akan ditarik dari kelas dan menuju kelas khusus guna menjaga suasana belajar tetap kondusif. Peserta didik dengan kebutuhan khusus akan didampingi oleh seorang guru pendamping khusus (GPK) yang memiliki to user tugas dan kewajiban untukcommit membuat jadwal pembelajaran yang sesuai

99

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dengan ABK serta membuat laporan harian perkembangan ABK yang diasuhnya. Berikut adalah alur pelaksanaan sistem pendidikan inklusi pada fasilitas pendidikan yang direncanakan :

Diagram 4. 2. Pelaksanaan sistem pendidikan inklusi pada fasilitas pendidikan yang direncanakan Sumber : Analisa pribadi, berdasar studi literatur dan preseden.

Dari diagram diatas, dapat terlihat bahwa peserta didik perlu menjalani proses assesmen agar pihak sekolah dan orang tua mengerti tentang „kondisi‟ peserta didik. Setelah itu, pihak sekolah yang terdiri dari psikolog dan dokter, akan mengarahkan peserta didik untuk mengikuti uji kemampuan kognitif. Tahapan-tahapan ini dilakukan guna mengetahui kebutuhan bimbingan, pendidikan dan terapi pada setiap peserta didik yang membutuhkan. Dengan mengetahui

kebutuhan

pada

masing-masing

peserta

didik,

diharapkan proses pembelajaran yang dilakukan pada fasilitas pendidikan yang direncanakan ini dapat berjalan dengan optimal.

commit to user

100

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Ruang-ruang yang menunjang sistem inklusi pada obyek rancang bangun Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal, maka dibutuhkan ruang-ruang yang mampu menunjang proses interaksi antar peserta didik.

Diagram 4. 3. Kriteria ruang penunjang Sumber : Analisa pribadi, berdasar studi literatur dan preseden.

commit to user

101

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.10. Daya Tampung Peserta Didik di Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Fasilitas pendidikan ini direncanakan akan menampung peserta didik sebanyak 180 siswa dengan rincian sebagai berikut : PAUD

Terdiri dari 4 kelompok kelas, di mana setiap kelompok berjumlah 15 anak yang terdiri dari 10 siswa non-ABK dan 5 siswa ABK.

TK

Terdiri dari 6 kelompok kelas, di mana setiap kelompok berjumlah 20 anak yang terdiri dari 15 siswa non-ABK dan 5 siswa ABK.

Jumlah peserta keseluruhan : 60 4 x 15 = 60 anak Jumlah peserta non ABK : 4 x 10 = 40 anak Jumlah peserta ABK : 4 x 5 = 20 anak Jumlah peserta keseluruhan : 120 6 x 20 = 120 anak Jumlah peserta non ABK : 6 x 15 = 90 anak Jumlah peserta ABK : 6 x 5 = 30 anak TOTAL 180

Tabel 4. 5. Daya tampung peserta didik Sumber : Analisis pribadi.

Dari perhitungan di atas, maka fasilitas pendidikan ini menampung 27,78% siswa kebutuhan khusus dari total keseluruhan jumlah peserta didik yang ditampung di Pusat Layanan Anak Usia Dini di Kota Surakarta. Jumlah ini lebih besar dari ketentuan penyelenggaraan pendidikan inklusi yang pada umumnya hanya mampu menampung ABK sebanyak 5% dari total keseluruhan siswa.

4.11. Fasilitas yang Diwadahi dalam Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Pendidikan inklusi pada fasilitas pendidikan yang direncanakan ini akan diselenggarakan

melalui

pendidikan formal

dan non-formal.

Pendidikan formal yang berupa Taman Kanak-kanak (TK) diselenggarakan untuk anak dengan kelompok umur 4-6 tahun. Sedangkan pendidikan nonformal diselenggarakan dalam bentuk Kelompok Bermain (KB) untuk kelompok umur 2-3 tahun dan Taman Penitipan Anak (TPA) untuk anak dengan kelompok umur 1-6commit tahun.toPenyelenggaran kedua jenis pendidikan user

102

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ini akan dilakukan secara bersamaan dan saling menunjang satu sama lain. Guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar pada layanan pendidikan yang direncanakan disediakan pula beberapa fasilitas penunjang seperti : 1. Layanan terapi Layanan ini ditujukan bagi peserta didik yang membutuhkan layanan terapi. Layanan terapi yang disediakan pada fasilitas pendidikan ini antara lain adalah terapi wicara, terapi okupasi, terapi bermain dan terapi audio visual. 2. Layanan konseling Layanan konseling diberikan untuk meningkatkan kepercayaan diri pada peserta didik dan orangtua peserta didik. Melalui layanan ini, diharapkan orangtua peserta didik dapat mengetahui perkembangan peserta didik. 3. Outing Class Berupa kegiatan pembelajaran di luar kelas yang dapat dilaksanakan di area lingkungan sekolah maupun di luar area sekolah guna mengenalkan fungsi sosial masyarakat serta melatih kemampuan adaptasi dan sosialisasi dari peserta didik. 4. Pendampingan khusus Merupakan sebuah layanan bagi peserta didik, khususnya peserta dengan kebutuhan khusus, dalam proses belajar. Masing-masing peserta didik dengan kebutuhan khusus nantinya akan didampingi oleh satu guru pendamping. Melalui guru pendamping kelas (GPK), kebutuhan belajar, kebutuhan terapi dan perkembangan peserta didik akan dipantau setiap harinya. 5. Layanan kunjungan belajar Layanan yang diberikan kepada calon peserta didik yang dinilai belum mampu mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Sehingga, layanan pendidikan bagi peserta didik dilakukan di rumah. Apabila peserta didik dinilai telah mampu, maka peserta didik diizinkan untuk commit to user ikut bergabung dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

103

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6. Parents Support Group Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi para orang tua dan masyarakat tentang proses tumbuh kembang pada anak melaui grup diskusi dan seminar. 7. Riset dan Pengembangan Fasilitas pendidikan yang direncanakan akan pula dijadikan sebagai media riset dan pengembangan bagi peneliti agar fasilitas pendidikan yang direncanakan dapat terus menyelenggarakan sistem pendidikan yang sesuai dan efektif bagi perkembangan peserta didik.

4.12. Batasan dalam Perancangan Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Batasan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Layanan Anak Usia Dini yang Menyelenggarakan Sistem Pendidikan Inklusi dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur adalah batasan yang berkaitan dengan penerapan psikologi arsitektur dalam ranah perencanaan dan perancangan. Adapun batasannya adalah sebagai berikut : 1. Psikologi Arsitektur dalam perencanaan dan perancangan meliputi konsep aktivitas,

peruangan,

permassaan

dan

komplementer

di

mana

pertimbangannya dilakukan menurut analisis pribadi, preseden serta standarisasi yang ada. 2. Psikologi Arsitektur diterapkan pada penataan zoning, tata lansekap, tata ruang, tampilan fisik bangunan, material terpilih dan struktur yang diterapkan pada bangunan.

commit to user

104

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.13. Psikologi Arsitektur sebagai Panduan Desain Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan Berikut adalah paparan konsep pendekatan psikologi arsitektur pada perencanaan pusat layanan anak usia dini : 1. Aplikasi pendekatan psikologi arsitektur dalam konsep perencanaan pusat layanan anak usia dini dimulai dengan memahami akan adanya aspekaspek psikologi peserta didik untuk menunjang proses pembelajaran inklusi 2. Beberapa aspek-aspek psikologi yang perlu diperhatikan adalah persepsi dan ruang fisikal pengguna yang terdiri dari antropometri, proksimitas, teritorialitas, ruang personal dan privasi. 3. Bangunan berperan sebagai media yang mendorong dan mengarahkan peserta didik meningkatkan kemampuan motorik, kognitif, sosial, emosi serta bahasa melalui proses interaksi baik antar peserta didik maupun dengan tenaga pendidik. 4. Segala proses tersebut diharapkan mampu menciptakan keterikatan emosional antar peserta didik melalui adanya dominasi ruang-ruang yang memungkinkan untuk kegiatan bersama. 5. Adanya keterikatan emosional antar peserta didik, nantinya diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran antar peserta didik untuk saling memiliki, melindungi, menghargai dan menghormati serta meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dengan kebutuhan khusus untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

4.13.1. Penerapan Psikologi Arsitektur sebagai Panduan Desain Pada perencanaan dan perancangan Pusat Layanan Anak Usia Dini yang direncanakan, psikologi arsitektur digunakan sebagai metode atau panduan desain guna mewujudkan layanan pendidikan inklusi yang mampu berperan sebagai media tumbuh kembang anak. commit to user

105

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Diagram 4. 3. Penerapan Psikologi Arsitektur sebagai panduan desain Sumber : Analisa pribadi.

commit to user

106