KETERBUKAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI

Download kategori sedang, 2 siswa (2%) pada kategori rendah, dan 0 siswa (0%) memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya ...

0 downloads 513 Views 4MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KETERBUKAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA (Studi Deskriptif pada Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: C. Rahayu Kusuma Rani NIM: 121114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KETERBUKAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA (Studi Deskriptif pada Siswa-siswi Kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: C. Rahayu Kusuma Rani NIM: 121114028 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Hakuna Matata (The Lion King)

Curiosity and Learn (Jevin Julian)

Persembahan:

Skripsi ini Rani persembahkan bagi: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Para dosen dan staf Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Orang tua tercinta, Bapak Antonius Sutarto (alm) dan Ibu Anastasia Sri Sulastri Kakak-kakak tersayang, Mas St. Gunawan Prabowo, Mbak V. Retno Susilowati. Mas Ady Priyanto, Mbak Elisabet Candra Herawati Seluruh keluarga,teman dekat dan sahabat yang tetap mendukung Ranisampai sekarang serta semua orang terkasih yang telah memberikan seluruh kasih sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam mendampingi dan memotivasi hingga sekarang.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK KETERBUKAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA (Studi Deskriptif pada Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)

C. Rahayu Kusuma Rani Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan membuat usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode Kuesioner Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya. Kuesioner yang disusun terdiri dari 45 item berdasarkan 3 aspek keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya, yaitu: 1) mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan; 2) bersedia untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang; 3) kepemilikan perasaan dan pikiran. Peneliti menggunakan sampel dalam melakukan uji coba kuesioner penelitian pada 37 siswa, sedangkan subyek penelitian berjumlah 112 peserta siswa XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Hasil pengukuran validitas kuesioner dengan total item 50, item gugur 11 dan item valid 39. Reliabilitas instrumen 0,813. Analisis data penelitian menggunakan program SPSS 17.0 dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 23 siswa (20%) memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya pada tingkatan sangat tinggi, 49 siswa (44%) pada kategori tinggi, 38 siswa (34%) pada kategori sedang, 2 siswa (2%) pada kategori rendah, dan 0 siswa (0%) memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang pada tingkatan sangat rendah. Analisis capaian skor item-item kuesioner teridentifikasi bahwa 0 item (0%) mencapai skor sangat tinggi, 32 item (71%) mencapai skor tinggi, 9 item (20%) mencapai skor sedang, 4 item (9%) mencapai skor rendah dan 0 item (0%) mencapai skor sangat rendah. Berdasarkan temuan capaian skor yang rendah peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Adapun topik tersebut adalah sebagai berikut: 1) mengungkapkan perasaan, 2) merespon secara asertif dan 3) memberi dan menerima umpan balik. Kata kunci:keterbukaan diri dalam komunikasi, teman sebaya vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT SELF DISCLOUSURE IN COMMUNICATION AMONG PEERS (The Descriptive on the Study of in Class XI Pangudi Luhur Sedayu High School the Academic Year 2016/2017 and the Implications on the Proposed Guidance Topics) C.Rahayu Kusuma Rani Sanata Dharma Universty 2016 This research aims to gain an idea of the level of self disclosurein communication between friend peersamong the students of Class XI Pangudi Luhur Sedayu Senior High School academic year 2016/2017 and to propose for guidance topics. This research is a quantitative descriptive research.The data collection used the questionnaire method on the degree of self disclosure in communication among peers with same age.The questionnaire consisted of 45 items based on 3 aspects of self disclosure in communicationamong peers, namely: 1) expressing information which is usually hidden; 2) willing to reach honestly to stimulus who come; 3) having/showing feeling and thoughts. The research subjects were 112 students of Class XI Pangudi Luhur Sedayu Senior High School academic year 2016/2017. The measurements of the validity of the questionnaire a total of 50 items, 11were not valid, while 39 were valid. The reliability resulted in the instrument was 0.813. Data analysis used SPSS 17.0 program research and data analysis techniques used descriptive techniques. The results showed that 23 students (20%) had a very high level of self disclosure among peers, 49 students (44%) have a high level, 38 students (34%) have a medium level, 2 students (2%) reach a low score and 0 student (0%) reaches a very low score. The analysis of questionare score indicates that 0 item (0%) reached a very high score, 32 items (71%) reached a high score, 9 items (20%) reached a medium score, 4 item (9%) reached a low score dan 0 item (0%) reached a very low score. The researcher proposed guidance topics for improving self disclosure in communication among peers among the students of Class XI Pangudi Luhur Sedayu High School academic year 2016/2017, namely: 1) to express feelings; 2) to respond assertively; 3) to give and receive feedback. Key words: self disclosurein communication among peers.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penelitian tugas akhir dengan judul “Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya (studi deskriptif pada siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial). Selama penelitian tugas akhir ini, Peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh karenanya, Peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 2. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang memberikan saran, dan petunjuk kepada Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama Peneliti menempuh studi. 4. Kepala Sekolah, Guru serta staff SMA Pangudi Luhur Sedayu atas ijin, kesempatan dan dukungan untuk melakukan penelitian. 5. Orang tua yakni Bapak Antonius Sutarto (Alm) dan Ibu Anastasia Sri Sulastri atas seluruh doa, dukungan, kasih sayang, pendampingan, serta penguatan yang diberikan kepada Peneliti selama ini. 6. Mas St. Gunawan Prabowo, Mbak V. Retno Susilowati, Mas Ady Priyanto, Mbak Elisabet Candra Herawati, Michaella, Arawinda, Arkananta, dan ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5 D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 G. Batasan Istilah .................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8 A. Hakikat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi ................................... 8 1. Pengertian Keterbukaan Diri dalam Komunikasi .......................... 8 2. Karakteristik Keterbukaan Diri dalam Komunikasi yang Efektif.. 9 3. Tahap-tahap Keterbukaan Diri dalam Komunikasi ....................... 17 4. Faktor-Faktor Penghambat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi 19 5. Manfaat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi .............................. 20 xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Aspek-aspek Keterbukaan Diri dalam Komunikasi ....................... 23 B. Hakikat Teman Sebaya ....................................................................... 24 1. Pengertian Teman Sebaya .............................................................. 24 2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya .................................................. 24 3. Komunikasi Antar Teman Sebaya ................................................. 27 4. Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya .......... 28 C.Hakikat Bimbingan Pribadi Sosial ...................................................... 28 1. Pengertian Bimbingan PribadiSosial ............................................. 28 2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial ......................................... 30 3. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial .................................................. 31 D. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 32 E. Kerangka Berfikir ............................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 35 A. Jenis Penelitian ................................................................................... 35 B. Subjek Penelitian ................................................................................ 35 C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 36 D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .................................................. 38 1. Validitas Kuesioner ........................................................................ 38 2. Reliabilitas Kuesioner .................................................................... 41 E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 42 1. Penentuan Skor Item Kuesioner................................................... 43 2. Kategorisasi.................................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 47 A. Hasil Penelitian .................................................................................. 47 1. Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017. ..................................................................................... 47 2. Hasil Capaian Skor Item Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 .................................................. 49 xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 52 1. Deskripsi Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 ...................................................................................... 52 2. Analisis Capaian Skor Item-item Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 .................................................. 57 C. Usulan Topik-topik Bimbingan Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya .......................................................................... 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 63 A. Kesimpulan ........................................................................................ 63 B. Saran .................................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Subyek Penelitian .......................................................................36 Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya ....................................................................................................37 Tabel 3 Norma Skoring Inventori Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya........................................................................................38 Tabel 4 Uji Validitas Kuesioner Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya........................................................................................40 Tabel 5 Reliability Statistics ................................................................................42 Tabel 6 Kriteria Guilford .....................................................................................42 Tabel 7 Norma Kategorisasi ................................................................................44 Tabel 8 Norma Kategorisasi Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya...............................................................................45 Tabel 9 Norma Kategorisasi Capaian Skor Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya ..........................................................46 Tabel 10 Kategorisasi Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 ..............................................................................................48 Tabel 11 Hasil Analisis Skor Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antarTeman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 ..............................................................................................50 Tabel 12 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah ...........52 Tabel 13 Rincian Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial Berdasarkan Item Rendah tentang Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 ..............................................................................................61

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berfikir ...............................................................................34 Gambar 2 Kategorisasi Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 ..............................................................................................48 Gambar 3 Hasil Analisis Skor Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 ..................................................................................50

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ........................................................................................68 Lampiran 2. Analisis Data Dari SPSS .................................................................73 Lampiran 3. Tabulasi data Kategorisasi ..............................................................78 Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian .........................................................................86

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah variabel penelitian. A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Manusia dalam menjalin hubungan dengan orang lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan sekitar dan berbagai macam informasi mengenai orang lain, sehingga perlu adanya komunikasi. Komunikasi yang dilakukan merupakan setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Maka perlu adanya ucapan secara verbal maupun perilaku yang menunjukkan adannya keterbukaan maupun penerimaan dalam melakukan komunikasi. Keterbukaan dalam komunikasi membangun hubungan yang kuat, stabil, dekat dan penuh perhatian yang menentukan bagaimana perkembangan kemampuan dalam menjalin hubungan pada masa berikutnya. Hal ini berarti keterbukaan dalam komunikasi digunakan untuk membangun hubungan yang lebih dalam, baik itu dalam membangun persahabatan maupun cinta. Keterbukaan diri dalam komunikasi merupakan upaya untuk mencapai hubungan baru yang merupakan salah satu keterampilan sosial yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang, termasuk siswa di lingkungan sekolah.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

Keterbukaan diri dalam komunikasi ditandai dengan perilaku mau menanggapi pembicaraan orang lain, bersedia berkata jujur kepada orang lain dan mau mengungkapkan baik secara verbal maupun non verbal secara tepat gagasan/ide serta perasaan yang dimiliki. Siswa yang kurang memiliki keterbukaan diri dalam komunikasi akan mengalami kesulitan menjalin relasi dengan orang lain dalam upaya membangun keakraban dan kepercayaan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa merasa ragu untuk terbuka dalam melakukan komunikasi antara lain karena merasa takut rahasianya terbongkar, kurang percaya diri pada lawan bicara, dan takut akan akibat yang muncul setelahnya. Hal-hal tersebut menyebabkan siswa lebih nyaman untuk menyendiri dan memendam perasaan. Masalah mengenai keterbukaan diri dalam komunikasi dengan teman sebaya tampak dialami oleh siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2015/2016 ditandai dengan kebingungan siswa untuk menuliskan teman curhat (teman untuk berbagi cerita) ketika mengisi sosiometri pada awal kegiatan bimbingan di kelas sehingga beberapa siswa tidak menuliskan nama dan nomor absen teman curhat dalam satu kelas. Curhat yang dilakukan antara satu siswa dengan siswa lain membutuhkan adanya keterbukaan dalam komunikasi, kemauan dan kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan perasaan yang dipikirkan secara verbal. Maka kebingungan siswa untuk menuliskan teman curhat menunjukkan bahwa keterbukaan diri dalam komunikasi pada teman sebayanya masih kurang. Keterbukaan diri siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

dalam berkomunikasi yang rendah berpengaruh pada kemampuan siswa dalam berelasi dengan teman sebaya. Selain hal tersebut juga terlihat dari ungkapan beberapa siswa kelas XD pada saat bimbingan klasikal, bahwa mereka tidak pernah bercerita mengenai masalah yang sedang dihadapi kepada teman. Selain itu ketika bimbingan klasikal di kelas XA beberapa siswa kurang mampu menerima pendapat siswa lain dalam dinamika kelompok mengenai kekurangan dan kelebihan diri. Kemampuan untuk melakukan keterbukaan dalam berkomunikasi yang baik membantu siswa dalam mencapai kesuksesan akademik dan penyesuaian diri. Apabila siswa tidak memiliki keterbukaan diri, maka akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya dalam lingkungan sekolah banyak dijumpai adanya komunikasi yang kurang efektif antara siswa dengan guru, dan siswa dengan teman-temannya. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala seperti terjadi di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Gejala-gejala tersebut yaitu siswa kurang mampu dan kurang mau mengeluarkan pendapat baik ketika pelajaran maupun dengan teman, tidak mampu mengemukakan ide atau gagasan yang ada pada dirinya, merasa waswas atau takut jika hendak mengemukakan sesuatu (Johnson, 1990). Ketidakmampuan

melakukan

keterbukaan

dalam

komunikasi

juga

menyebabkan siswa kesulitan untuk berbicara dengan orang lain, relasi dan penyesuaian diri dengan teman rendah. Tingkat keterbukaan dalam berkomunikasi pada siswa dengan teman sebaya berbeda-beda. Upaya untuk meningkatkan keterbukaan diri dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

komunikasi siswa yang rendah yaitu dengan memberikan bimbingan yang sesuai, yang membantu siswa untuk semakin mampu memiliki keterbukaan dalam berkomunikasi dengan teman sebaya, sebab sifat yang terbuka memiliki efek positif secara langsung pada kepuasan hidup di kemudian hari. Siswa yang memiliki keterbukaan diri diharapkan memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki keterbukaan diri. Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya pada siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu di kelas XI, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya (Studi Deskriptif pada Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017) dan Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan”. Melalui skripsi ini peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil oleh SMA Pangudi Luhur Sedayu maupun pihak lain dalam mengetahui tingkat keterbukaan diri siswa.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu sebagai berikut: 1.

Siswa kelas X tidak mampu menemukan teman yang mampu diajak curhat di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

2.

Beberapa siswa kelas XD mengatakan bahwa tidak pernah bercerita mengenai masalah yang sedang dihadapi kepada teman satu kelas.

3.

Beberapa siswa kelas XA kurang mampu menerima pendapat siswa lain dalam dinamika kelompok saat bimbingan klasikal berlangsung.

4.

Beberapa siswa kurang mampu mengeluarkan pendapat baik ketika pelajaran maupun dengan teman.

C. Pembatasan Masalah Fokus kajian dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab masalahmasalah di atas khususnya pada masalah siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu yang menunjukkan gejala kurang memiliki keterbukaan diri. Namun karena adanya keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan penulis, maka penelitian ini dibatasi masalah keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1.

Seberapa baik tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa pada kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017?

2.

Pengukuran item keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya mana yang terindikasi rendah capaian skornya, untuk diusulkan sebagai topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk siswa-siswi tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

E. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini yaitu: 1.

Mengetahui seberapa baik tingkat keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017.

2.

Mengidentifikasi pengukuran item yang rendah untuk diusulkan menjadi topik-topik bimbingan pribadi sosial agar siswa semakin memiliki keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya.

F. Manfaat Penelitian Adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut: 1.

Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling khususnya mengenai keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya.

2.

Secara Praktis a.

Bagi guru Bimbingan dan Konseling di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Hasil

penelitian

ini

diharapkan

dapat

dipergunakan

guru

Bimbingan dan Konseling dalam upaya meningkatkan keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya dan masukan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diharapkan berfungsi untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa. b.

Bagi siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu. Siswa semakin memiliki keterbukaan diri yang positif sehingga mampu berkomunikasi secara efektif pada teman sebaya, responsif terhadap kebutuhan orang lain, serta menerima dan hormat pada teman.

G. Batasan Istilah Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri, memberikan tanggapan secara tepat baik verbal maupun nonverbal terhadap stimulus yang datang dan menyadari perasaan serta pikiran yang dilontarkan individu pada tingkat usia yang sama. Keterbukaan diri bertujuan agar individu mampu mencapai hubungan yang kuat, stabil, dekat dan penuh perhatian yang menentukan bagaimana perkembangan kemampuan menjalin hubungan pada masa berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan hakikat keterbukaan diri dalam komunikasi, hakikat teman sebaya, hakikat bimbingan pribadi sosial, kajian penelitian yang relevan dan kerangka berfikir. A. Hakikat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi 1.

Pengertian Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Devito (2011), menyatakan bahwa keterbukaan diri (selfdisclosure) adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan. Jadi, suatu pengakuan yang dilakukan secara terbuka ataupun pernyataan yang tidak disengaja yang di dalamnya berisi informasi tentang diri sendiri, semuanya dapat digolongkan ke dalam self-disclosure. Keterbukaan diri dalam komunikasi merupakan salah satu keterampilan sosial yang penting dimiliki oleh individu. Self-disclosure dapat diartikan sebagai penyingkapan diri, atau keterbukaan diri. Keterbukaan diri dalam komunikasi adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan (Johnson, 1981). Gordon (1999) menjelaskan bahwa orang dapat mengungkapkan diri

dengan

menggunakan

I-Message

yaitu

pernyataan

yang

mengungkapkan diri (pikiran, perasaan dan kebutuhan) kepada mitra komunikasi secara deskriptif, otentik, jujur, dan apa adanya. Orang yang terampil mengungkapkan diri adalah orang yang mampu untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan kebutuhan secara tepat, jujur dan terbuka dan apa adanya sehingga mitra komunikasi dapat mengerti dan memahaminya. Berdasarkan uraian di atas maka membuka diri tidak sama dengan mengungkapkan detail-detail dengan intim di masa lalu. Orang lain mengenal diri individu tidak dengan menyelidiki masa lalunya, melainkan dengan mengetahui cara individu tersebut bereaksi. Masa lalu hanya berguna sejauh mampu menjelaskan perilaku di masa kini.

2.

Karakteristik Keterbukaan diri dalam Komunikasi yang Efektif Johnson (Ndoen, 2009) mengatakan keterbukaan diri dalam komunikasi yang efektif memiliki sejumlah karakteristik, antara lain: a.

Reaksi yang diberikan kepada individu atau peristiwa lebih merujuk pada perasaan dari pada fakta-fakta. Mampu mengungkapkan diri artinya dapat berbagi dengan orang lain bagaimana perasaan kita mengenai suatu peristiwa yang baru saja terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

b.

Keterbukaan diri dalam komunikasi memiliki dua dimensi yaitu keluasan dan kedalaman. Seseorang dapat mengenal orang lain secara lebih baik, kita perlu menampilkan lebih banyak topik untuk dijelaskan (keluasan) dan membuat penjelasan itu diungkapkan secara lebih pribadi (kedalaman).

c.

Keterbukaan diri dalam komunikasi fokus pada saat ini, bukan masa lalu. Keterbukaan diri dalam komunikasi bukan berarti kita mengungkapkan secara mendalam mengenai masa lalu kita. Seseorang mengetahui dan mengenal kita bukan melalui sejarah masa lalu kita tapi melalui pemahaman mereka tentang bagaimana kita bersikap.

d.

Pada tahap awal suatu hubungan, keterbukaan diri dalam komunikasi perlu saling berbalasan. Jumlah keterbukaan diri dalam komunikasi yang kita lakukan akan mempengaruhi jumlah keterbukaan diri dalam komunikasi yang dilakukan oleh orang lain. Devito (2011) mengemukakan bahwa self disclosure mempunyai

beberapa karakteristik umum antara lain: a.

Keterbukaan diri adalah suatu tipe komunikasi tentang informasi diri yang pada umumnya tersimpan, yang dikomunikasikan kepada orang lain.

b.

Keterbukaan diri adalah informasi diri yang seseorang berikan merupakan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui oleh penerima.

Informasi

merupakan

pengetahuan

baru.

Agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

keterbukaan

diri

terjadi,

suatu

pengetahuan

baru

harus

dikomunikasikan. c.

Keterbukaan diri adalah informasi tentang diri sendiri yaitu tentang pikiran, perasaan dan perilaku seseorang.

d.

Keterbukaan diri menyangkut informasi yang biasanya dan secara aktif disembunyikan.

e.

Keterbukaan diri melibatkan sedikitnya satu orang lain. Agar keterbukaan diri terjadi, tindak komunikasi harus melibatkan sedikitnya

dua

orang.

Informasi

yang

disampaikan

dalam

keterbukaan diri harus diterima dan dimengerti oleh orang lain. Karakteristik komunikasi antar pribadi diungkapkan oleh Weaver (dalam Budyatna, 2011) sebagai berikut: a. Melibatkan paling sedikit dua orang. Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang. Menurut Weaver, komunikasi antarpribadi melibatkan tidak lebih dari dua individu yang dinamakan a dyad. Jumlah tiga atau the triad dapat dianggap sebagai kelompok yang terkecil. Apabila kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi dalam arti jumlah orang yang terlibat, haruslah diingat bahwa komunikasi antarpribadi sebetulnya terjadi antara dua orang yang merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar. Apabila dua orang dalam kelompok yang lebih besar sepakat mengenai hal tertentu atau sesuatu, maka kedua orang itu terlibat dalam komunikasi antarpribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

b. Adanya umpan balik atau feedback. Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik. Umpan balik merupakan pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada pembicara. Komunikasi antarpribadi hampir selalu melibatkan umpan balik

langsung.

Sering

kali

bersifat

segera,

nyata,

dan

berkesinambungan. c. Tidak harus tatap muka. Komunikasi antar pribadi tidak harus tatap muka. Kehadiran fisik tidaklah terlalu penting, yang terpenting adalah adanya saling pengertian antara individu yang melakukan komunikasi. Misalnya interaksi antara dua orang sahabat dekat bisa dilakukan melalui telfon, SMS atau bisa dengan bahasa isyarat ketika berada di ruang terbuka tetapi masing-masing tidak berdekatan. Tetapi menurut Weaver (dalam Budyatna, 2011) bahwa komunikasi tanpa interaksi tatap muka tidaklah ideal walaupun bukan dalam komunikasi antarpribadi. Kehilangan kontak langsung berarti kehilangan faktor utama dalam umpan balik, sarana penting untuk menyampaikan emosi menjadi hilang. Sering kali tanggapan nonverbal, misalnya tatapan mata, anggukan kepala dan senyuman merupakan faktor utama dalam komunikasi. Bentuk idealnya memang adanya kehadiran fisik dalam berinteraksi secara pribadi, walaupun tanpa kehadiran fisik masih dimungkinkan terjadinya komunikasi antar pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

d. Tidak harus bertujuan. Komunikasi antarpribadi tidak harus dilakukan secara sengaja atau dengan kesadaran maupun diungkapkan secara verbal. Gerakan badan yang tidak sengaja dilakukan juga merupakan komunikasi. Misalnya seseorang yang gelisah akan menggerak-gerakkan kakinya, ketika berbicara terdebgar penuh keraguan, dan bereaksi secara gugup. e. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect. Untuk dapat dianggap sebagai komunikasi antar pribadi yang benar, maka sebuah pesan harus menghasilkan atau memiliki efek atau pengaruh. Efek atau pengaruh tidak harus segera dan nyata, tetapi harus terjadi. Contoh komunikasi antar pribadi yang tidak menghasilkan

efek

misalnya,

Seseorang

mengajak

berbicara

temannya yang sedang mendengarkan musik melalui headset. Contoh tersebut bukanlah komunikasi antar pribadi karena pesan yang disampaikan tidak diterima dan tidak menghasilkan efek. f. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata. Komunikasi antar pribadi tidak harus di tunjukkan dengan berkatakata (verbal). Misalnya seorang teman sudah membuat kesepakatan kepada teman lain pada saat berkunjung di tempat teman yang sakit, yaitu jika dia telah mengedipkan mata maka kepada temannya merupakan isyarat bahwa waktunya untuk pulang. Pesan-pesan nonverbal seperti menatap dan menyentuh atau membelai kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

seorang anak atau teman memiliki makna yang lebih besar daripada kata-kata. g. Dipengaruhi oleh konteks. Verderber (dalam Budyatna, 2011) menyatakan bahwa konteks merupakan tempat dimana pertemuan komunikasi terjadi termasuk apa yang mendahului dan mengikuti apa yang dikatakan. Konteks mempengaruhi harapan-harapan para partisipan, makna yang diperoleh para partisipan dan perilaku mereka selanjutnya. Konteks meliputi: 1) Jasmaniah. Konteks jasmaniah atau fisik meliputi lokasi, kondisi lingkungan seperti suhu udara, pencahayaan, dan tingkat kebisingan, jarak antara para komunikator, pengaturan tempat, dan waktu mengenai hari. Masing-masing faktor ini dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya makna dalam pembicaraan dapat dipengaruhi oleh apakah pembicaraan tersebut bertempat di ruang kelas ketika pelajaran berlangsung, atau di kantin ketika jam istirahat yang penuh sesak dan ribut, ataukah di lorong sekolah ketika istirahat sehingga suasana tenang. 2) Sosial. Konteks sosial merupakan bentuk hubungan yang mungkin sudah ada diantara partisipan. Komunikasi yang terjadi diantara anggota keluarga, teman, kenalan, mitra kerja, atau orang asing dapat mempengaruhi apa dan bagaimana pesan-pesan itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

dibentuk, diberikan, dan dimengerti. Misalnya, interaksi ketika berbicara dengan guru berbeda dengan interaksi dengan teman. 3) Historis. Konteks historis merupakan latar belakang yang di peroleh melalui peristiwa komunikasi sebelumnya antara para partisipan. Hal ini mempengaruhi saling pengertian pada pertemuan yang sekarang. Misalnya, Tono di suatu pagi memberitahu Dina bahwa mereka akan mengerjakan tugas kelompok bersama di rumah Dina. Ketika siang hari di sekolah Tono bertemu Dina ia berkata, “Jadi?” Orang lain yang mendengar pembicaraan tersebut tidak tahu atau tidak mengerti kata, “Iya, jadi.” Tono mungkin menjawab pertanyaan Dina dengan mengatakan, “Ok, pulang sekolah langsung ya.” Hanya Dina dan Tono yang mengerti isi percakapan mereka karena ada percakapan sebelumnya. 4) Psikologis. Konteks psikologis meliputi suasana hati dan perasaan dimana dimana seseorang membawakannya kepada pertemuan antar pribadi. Misalnya seseorang yang sedang tegang karena ujian yang akan dihadapinya besok. Ketika ia sedang belajar untuk menghadapi ujiannya, temannya datang dan meminta ia berhenti belajar untuk menemaninya membeli baju. Orang tersebut yang biasanya ramah, amarahnya meledak sambil memarahi temannya. Hal ini terjadi karena tingkat ketegangan jiwanya berkaitan dengan konteks psikologis dalam suasana hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

dan perasaan tegang sehingga mendengar pesan temannya ini mempengaruhi cara bagaimana ia merespon. 5) Keadaan Kultural yang mengelilingi peristiwa komunikasi. Konteks kultural meliputi keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, sikapsikap, makna, hierarki sosial, agama, pemikiran mengenai waktu, dan peran dari para pertisipan (Samovar & Porter, 2000). Budaya atau kultur melakukan penetrasi ke dalam setiap aspek kehidupan manusia, memengaruhi bagaimana kita berpikir, berbicara, dan berperilaku. Setiap orang merupakan bagian dari satu atau lebih budaya-budaya etnik. Perbedaan kultur maupun etnik yang dimiliki oleh individu dapat menyebabkan kesalahpahaman. h. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise. Kegaduhan atau noise ialah setiap rangsangan atau stimulus yang mengganggu dalam proses pembuatan pesan. Kegaduhan/kebisingan atau noise dapat bersifat eksternal, internal, atau semantik. 1) Kegaduhan/kebisingan eksternal, berupa penglihatan-penglihatan, suara-suara, dan rangsangan-rangsangan lainnya di dalam lingkungan yang menarik perhatian orang jauh dari apa yang dikatakan atau diperbuat. 2) Kegaduhan internal, berupa pikiran-pikiran dan perasaanperasaan yang ada di dalam diri sehingga mengganggu proses komunikasi. Jika individu telah mengabaikan atau memalingkan pesan dari seseorang dengan siapa individu tersebut sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

berkomunikasi

dan

asik

melamun

atau

sedang

teringat

pembicaraan masa lalu, maka dia sedang mengalami kegaduhan internal atau internal noise. 3) Kegaduhan semantik, adalah gangguan yang ditimbulkan oleh lambang-lambang tertentu yang menjauhkan perhatian kita dari pesan yang utama. Misalnya penggunaan istilah yang tidak dapat diterima oleh lawan bicara.

3. Tahap-tahap dalam Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Keterbukaaan diri dalam komunikasi dapat berlangsung pada taraf kedalaman yang berbeda-beda. Taraf kedalaman diri Keterbukaan diri dalam komunikasi dapat diukur dari apa dan siapa yang saling dibicarakan yaitu pikiran atau perasaan, obyek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri. Semakin orang mau saling membicarakan tentang perasaan yang ada dalam dirinya semakin dalamlah taraf keterbukaan diri dalam komunikasi yang terjadi. Atas dasar kedalamannya, Powell (1985) membedakan komunikasi dalam lima taraf. Urutan taraf kedalaman komunikasi dimulai dari yang dangkal menuju yang dalam dalam di uraikan sebagai berikut: 1. Taraf kelima Komunikasi taraf kelima adalah taraf basa-basi. Merupakan taraf komunikasi yang paling dangkal. Biasanya terjadi antara dua orang yang bertemu secara kebetulan. Misalnya, kita sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

duduk di teras rumah, lalu seorang tetangga lewat di jalan depan rumah kita. Sebagai sopan-santun, kita menegur tetangga kita itu. 2. Taraf keempat Komunikasi taraf keempat yakni membicarakan orang lain. Di sini orang sudah mulai saling menanggapi, namun tetap masih dalam taraf dangkal, khususnya belum mau berbicara tentang diri masing-masing. 3. Taraf ketiga Komunikasi taraf ketiga adalah menyatakan gagasan dan pendapat. Kita sudah mau saling membuka diri, saling mengungkapkan diri. Namun, keterbukaan tersebut masih terbatas pada taraf pikiran. 4. Taraf kedua Komunikasi taraf kedua adalah taraf hati atau perasaan. Emosi atau perasaan adalah unsur yang membedakan orang satu dengan yang lain, dengan mengungkapkan perasaan dan isi hati, berarti kita sepakat untuk saling percaya. 5. Taraf pertama Komunikasi

taraf

pertama

adalah

hubungan

puncak.

Komunikasi pada taraf ini ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya yang mutlak di antara kedua belah pihak. Tidak ada lagi ganjalan-ganjalan berupa rasa takut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

rasa khawatir jangan-jangan kepercayaan kita disia-siakan. Selain merasa bebas untuk saling mengungkapkan perasaan biasanya kedua belah pihak juga memiliki perasaan yang sama tentang banyak hal. Maka pada tahap ini komunikasi itu telah berkembang begitu mendalam sehingga kedua belah pihak merasakan kesatuan perasaan yang timbal-balik yang hampir sempurna.

4.

Faktor-faktor Penghambat Keterbukan Diri dalam Komunikasi Papu (2002), mengungkapkan bahwa kesulitan individu dalam melakukan keterbukaan diri dalam komunikasi didasari oleh tiga faktor berikut: a.

Faktor resiko yang akan diterima di kemudian hari. Resiko yang dimaksud adalah bocornya informasi yang diberikan kepada orang ketiga, padahal informasi tersebut bersifat pribadi atau informasi yang dapat menyinggung perasaan orang lain sehingga dapat mengganggu

hubungan

interpersonal

yang

telah

dibangun

sebelumnya. b.

Belum adanya rasa aman dan percaya pada diri sendiri. Rasa aman dan percaya pada diri sendiri yaitu adanya keyakinan pada diri sendiri untuk mengungkapkan diri secara jujur. Hal ini berkaitan dengan penerimaan dan rasa percaya diri dengan segala hal yang ada dalam diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

c.

Faktor pola asuh yaitu tidak adanya dukungan keluarga atau lingkungan untuk memiliki semangat keterbukaan dan kebiasaan untuk berbagi informasi sehingga mampu terbuka secara tepat.

5.

Manfaat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Menurut Johnson (1981), beberapa manfaat keterbukaan dalam komunikasi diri adalah sebagai berikut: a.

Pembukaan diri dalam komunikasi merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang.

b.

Semakin bersikap terbuka terhadap orang lain, maka semakin orang lain tersebut akan menyukai diri kita, sehingga ia akan semakin membuka diri kepada kita.

c.

Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat-sifat sebagai berikut: kompeten, terbuka, ekstrover, fleksibel, adaptif, dan inteligen, yakni sebagian dari ciri-ciri orang yang masak dan bahagia.

d.

Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim, baik dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain.

e.

Membuka diri berarti bersikap realistik. Maka, pembukaan diri dalam komunikasi yang kita lakukan haruslah jujur, tulus dan autentik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

DeVito (2011), mengungkapkan bahwa manfaat dari keterbukaan diri dalam komunikasi adalah sebagai berikut: a. Menambah pengetahuan diri. Membuka diri dalam komunikasi membuat seseorang mampu memiliki perpektif baru tentang diri sendiri dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku diri sendiri. Misalnya ketika kita mau berbicara dengan orang lain, mungkin saja mampu menambah kesadaran mengenai aspek perilaku atau hubungan yang selama ini tidak diketahui. b. Lebih mampu mengatasi kesulitan. Mengungkapkan perasaan kepada orang lain mampu menanggulangi masalah dan kesulitan seseorang, khususnya perasaan bersalah. Salah satu perasaan takut yang besar yang ada pada diri banyak orang adalah bahwa mereka tidak diterima lingkungan karena rahasia tertentu, karena sesuatu yang pernah mereka lakukan, perasaan atau sikap tertentu yang mereka miliki. Ketakutan untuk ditolak membangun rasa bersalah. Dengan mengungkapkan perasaan seperti itu dan menerima dukungan, bukan penolakan, kita menjadi lebih siap untuk mengatasi, mengurangi maupun menghilangkan perasaan bersalah. Keterbukaan diri menumbuhkan penerimaan diri. Jika seseorang merasa ditolak oleh orang lain, maka orang tersebut cenderung menolak diri sendiri. Melalui pengungkapan diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

dukungan-dukungan yang datang seseorang akan menempatkan diri secara lebih baik untuk menerima tanggapan positif dari orang lain. c. Komunikasi yang dilakukan lebih efisien. Keterbukaan diri memperbaiki komunikasi. Seseorang memahami dari orang lain sebagian besar sejauh seseorang memahami orang lain secara individual. Seseorang mampu memahami apa yang dikatakan orang lain jika telah mengenal baik orang tersebut. Keterbukaan diri adalah kondisi yang penting untuk mengenal orang lain. Seseorang dapat saja meneliti perilaku atau bahkan hidup bersama orang lain selama bertahun-tahun, tetapi jika orang tersebut tidak pernah mengungkapkan dirinya maka ia tidak akan memahami orang itu sebagai pribadi yang utuh. d. Hubungan lebih dalam Keterbukaan diri dalam komunikasi diperlukan untuk membina hubungan yang lebih bermakna diantara dua orang. Tanpa keterbukaan diri dalam komunikasi hubungan yang bermakna dan mendalam

tidak

akan

terjadi.

Mengungkapkan

diri

dalam

komunikasi bisa memberitahu orang lain bahwa kita mempercayai, menghargai,

dan

cukup

peduli

kepada

orang

lain

untuk

mengungkapkan diri kita kepada mereka. Terbuka kepada orang lain mendorong seseorang terbuka terhadap diri sendiri sehingga membentuk hubungan yang bermakna, yaitu hubungan yang jujur dan terbuka bukan sekesar hubungan yang seadanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

6.

Aspek-aspek Keterbukaan Diri dalam Komunikasi DeVito (2011) menyebutkan bahwa kualitas keterbukaan diri dalam komunikasi mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antar pribadi. a. Komunikator antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Membuka semua riwayat hidup memang menarik tetapi tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri, yaitu mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut, yaitu sesuai dengan lingkungan (konteks) dan hubungan antar pembicara dan pendengar. Sebelum melakukan keterbukaan diri perlu bertanya kepada diri sendiri apakah waktu dan tempatnya sudah tepat. Biasanya makin bersifat pribadi keterbukaan diri itu makin dekat hubungan yang di perlukan. Ada baiknya untuk tidak mengungkapkan sesuatu secara pribadi kepada orang yang tidak terlalu akrab, kepada kenalan biasa, dan pada tahap awal suatu hubungan. b. Kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi terhadap apa yang kita ucapkan, dan kita berhak mengharapkan hal itu. Tidak ada yang lebih buruk dari pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

ketidakacuhan,

bahkan

ketidaksependapatan

jauh

lebih

menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. c. Menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner & Kelly, 1974 dalam DeVito, 2011). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui perasaan dan pikiran yang di lontarkan yaitu memang benar-benar dirasakan dan bisa di pertanggungjawabkan. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunkan kata saya (kata ganti orang pertama tunggal).

B. Hakikat Teman Sebaya 1. Pengertian Teman Sebaya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2003), teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Santrock (2007) mengatakan bahwa kawan-kawan sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.

2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting. Santrock (2007) mengemukakan bahwa salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah: a) Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. b) Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya. c) Memberikan informasi mengenai batasan perilaku yang mereka lakukan. Mempelajari hal-hal tersebut di rumah tidaklah mudah dilakukan karena saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda. Maka dari itu, sebagian besar interaksi dengan teman-teman sebaya berlangsung di luar rumah (meskipun dekat rumah), lebih banyak berlangsung di tempattempat yang memiliki privasi dibandingkan di tempat umum, dan lebih banyak berlangsung di antara anak-anak dengan jenis kelamin sama dibandingkan dengan jenis kelamin berbeda. Santrock (2007) mengemukakan bahwa, relasi yang baik diantara teman-teman sebaya dibutuhkan bagi perkembangan sosial yang normal di masa remaja. Isolasi sosial, atau ketidakmampuan untuk “terjun” dalam sebuah jaringan sosial, berkaitan dengan berbagai bentuk masalah dan gangguan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

Piaget dan Sullivan (dalam Santrock, 2007) menekankan bahwa melalui interaksi dengan teman-teman sebaya, anak-anak dan remaja mempelajari modus relasi yang timbal balik secara simetris. Anak-anak mengeksplorasi

prinsip-prinsip

kesetaraan

dan

keadilan

melalui

pengalaman mereka ketika menghadapi perbedaan pendapat dengan teman-teman sebaya. Sebaliknya, terdapat sejumlah ahli teori yang menekankan

pengaruh

negatif

dari

teman-teman

sebaya

bagi

perkembangan anak dan remaja. Bagi beberapa remaja, pengalaman ditolak atau diabaikan dapat membuat mereka merasa kesepian dan bersikap bermusuhan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Teman sebaya memberikan tempat bagi para remaja melakukan sosialisasi dalam suasana yang mereka ciptakan sendiri. Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dan merupakan lingkungan sosial yang pertama bagi anak untuk bisa belajar hidup bersama dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

3. Komunikasi Antar Teman Teman Sebaya Komunikasi yang dilakukan dengan teman sebaya berkaitan dengan minat, keluarga dan relasi dengan orang lain. Dengan memiliki keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya maka dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang tidak hanya didapat dalam keluarga. memberikan masukan (koreksi) terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu saja akan

membawa dampak

positif bagi remaja yang bersangkutan. Komunikasi yang terjadi pada teman sebaya diharapkan sampai pada tingkat dimana individu mampu untuk saling mengungkapkan perasaan sehingga dapat menjalin hubungan yang lebih baik, memahami perasaan diri sendiri maupun orang lain, dan mampu menanggapi perasaan orang lain. Menurut Santrock (2007) peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar. Remaja memiliki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif, belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar bekerjasama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

4. Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya merupakan pengungkapan reaksi atau tanggapan seseorang terhadap situasi yang sedang hadapi serta memberikan informasi terhadap masa lalu yang relevan. Pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap situasi tersebut dilakukan baik secara verbal maupun nonverbal yang melibatkan paling sedikit dua orang serta adanya umpan balik dan pengaruh. Komunikasi tersebut dilakukan oleh teman yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Keterbukaan diri pada teman sebaya hendaknya mengacu pada tiga aspek dari komunikasi antar pribadi. Pertama komunikator memiliki kesediaan diri untuk terbuka kepada teman sebaya, sesuai dengan lingkungan dan hubungan yang terjalin. Kedua komunikator memberikan stimulus ketika berkomunikasi dengan teman sebaya. Ketiga

komunikator

menyadari

perasaan

dan

pikiran

yang

diungkapkan.

C. Hakekat Bimbingan Pribadi Sosial 1.

Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial Menurut Yusuf (2008) bimbingan pribadi sosial merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan karakteristik pribadi serta ragam masalah permasalahan yang dialami oleh individu. Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

memantapkan

kepribadian

dan

mengembangkan

individu

dalam

menangani masalah dirinya. Bimbingan pribadi sosial di berikan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang hangat, mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan keterampilanketerampilan sosial pribadi yang tepat. Winkel dan Hastuti (2012) menyatakan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur dirinnya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian wakti luang, penyaluran nafsu seksual serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dangan sesama di berbagai lingkungan. Menurut Tohirin (2007) menyatakan bimbingan pribadi sosial adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosilisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Surya (dalam Tohirin, 2007) menjelaskan pribadi

sosial

memecahkan

merupakan

bimbingan

masalah-masalah

pribadi

dalam sosial

menghadapi seperti

dan

pergaulan,

penyelesaian masalah konflik, mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi sosial dalah bimbingan adalah bimbingan yang diberikan kepada individu agar dapat mencapai tugas perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan mampu memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian konflik, dan penyesuaian diri sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya. Bimbingan pribadi sosial diberikan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang hangat, mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan ketrampilanketrampilan pribadi yang tepat.

2.

Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial Bimbingan yang diberikan di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsurunsur sebagai berikut (Winkel dan Hastuti, 2006): Informasi tentang fase dan tahap pekembangan yang sedang dilalui oleh siswa dan mahasiswa, antara lain tentang cara bergaul yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education, yang tidak hanya mencakup penerapan seksual, tetapi pula corak pergaulan antara jenis kelamin. a. Penyadaran dan kesadaran masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang kearah masyarakat modern, antara lain: apa ciri-ciri kehidupan modern dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

b. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah dari pada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari teman-temannya mengalami kesulitan yang sama, remaja lalu tidak akan memandang dirinya lagi sebagai orang yang abnormal. c.

Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa. Misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.

3.

Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial Menurut Tohirin (2007) tujuan bimbingan pribadi sosial, sebagai berikut: a. Supaya individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungan. b. Membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitankesulitan

dalam

masalah

sosial,

sehingga

individu

dapat

menyesuaikan diri dengan baik dan wajar di lingkungan sekitarnya. c. Supaya individu dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan dan tugas pribadi. d. Membantu individu mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

e. Agar individu mampu mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani dan mengisi waktu luang.

D. Kajian Penelitian yang Relevan Keterbukaan merupakan bentuk komunikasi dimana seseorang mau mengungkapkan sesuatu yang biasanya disembunyikan. Penelitian mengenai keterbukaan diri dilakukan oleh Donal Sinaga (2002) dengan judul Deskripsi Tingkat Pembukaan Diri (Self Disclosure) para Frater Profesi Sementara Kepada Magister Ordo Fratrum Menorum (OFM) Santo Mikhael Malaikat Agung Indonesia Periode 2006/2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 frater profesi sementara (8,10%) memiliki pembukaan diri sangat tinggi, 5 frater profesi sementara (13,51%) pada kategori tinggi, 21 frater profesi sementara (56,75%) pada kategori cukup, 7 frater profesi sementara (19,91%) pada kategori rendah dan 1 frater profesi sementara (2,70%) pada kategori sangat rendah. Penelitian mengenai keterbukaan diri juga dilakukan oleh Anissa Rahmadhaningrum (2013) dengan judul Hubungan Keterbukaan Diri (SelfDisclosure) dengan Interaksi Sosial Remaja di SMA Negeri 3 Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 37 siswa yang memiliki tingkat keterbukaan diri yang sedang, 35 diantaranya memiliki interaksi sosial yang baik dan 2 orang siswa lainnya memiliki nilai interaksi sosial yang kurang baik. 25 orang siswa yang mempunyai tingkat keterbukaan diri tinggi, 24 diantaranya memiliki interaksi sosial yang baik dan hanya satu orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

memiliki interaksi sosial yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa keterbukaan diri di SMA 3 Bantul sudah baik tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keterbukaan diri dengan interaksi sosial. Kesamaan dengan kedua penelitian ini yaitu variabel keterbukaan diri.

E. Kerangka Perfikir Siswa dalam hubungannya dengan teman sebaya perlu memiliki keterbukaan ketika melakukan komunikasi. Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri, memberikan tanggapan secara tepat, baik verbal maupun nonverbal terhadap stimulus yang datang dan menyadari perasaan serta pikiran yang dilontarkan individu pada tingkat usia yang sama. Ketidak mampuan siswa untuk terbuka dengan teman sebaya ditandai dengan ketidakmauan untuk mengungkapkan hal yang biasanya disembunyikan kepada teman sebayanya, dan ketidakmampuan untuk mengemukakan ide atau gagasan maupun perasaan yang ada pada dirinya. Aspek dalam keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yaitu: 1) komunikator antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi; 2) kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang; 3) menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. Aspek tersebut dibuat sebagai dasar pembuatan kuesioner yang digunakan untuk mengungkap tingkat keterbukaan diri dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

komunikasi antar teman sebaya. Pengukuran item yang terindikasi rendah capaian skornya, digunakan sebagai dasar dalam membuat usulan topik-topik bimbingan. Topik-topik bimbingan yang diusulkan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa yaitu lebih mampu mengatasi kesulitan, komunikasi yang dilakukan lebih efisien dan menambah pengetahuan diri. Adapun topik bimbingan yang diusulksn berdasarkan pengukuran item yang terindikasi rendah yaitu: 1) mengungkapkan perasaan, 2) merespon secara asertif dan 3) memberi dan menerima umpan balik. Skema kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Berfikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, dan teknik analisis prosedur pengumpulan data. A.

Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala pada saat penelitian itu dilakukan. Penelitian diskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai

suatu

fenomena

atau

kenyataan

sosial

dengan

jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenan dengan masalah dan unit yang diteliti. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017.

B.

Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Jumlah subyek penelitian terdapat dalam tabel 1.

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

Tabel 1 Jumlah Subyek Penelitian Subjek Kelas XI IPA 1 XI IPS 1 XI IPS 2 Jumlah Total

Jumlah 36 37 39 112

Peneliti menggunakan sampel dalam melakukan uji coba alat penelitian (kuesioner). Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan cara acak (random sampling). Kelas yang menjadi sampel uji coba alat penelitian (kuesioner) adalah kelas XI IPA 2 dengan jumlah 37 siswa.

C.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Metode penelitian ini menggunakan kuesioner/angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuesioner sering disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi dilapangan. Pada penyusunan angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel 2, dan item dari instrumen terdapat pada lampiran 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Aspek

Indikator

Bersedia mengungkapkan informasi yang biasanya di sembunyikan

1. Komunikasi yang dilakukan sesuai dengan lingkungan (konteks). 2. Komunikasi yang dilakukan sesuai dengan hubungan antar pembicara dan pendengar (bentuk hubungan yang sudah ada diantara komunikator). 1. Memberikan umpan balik terhadap apa yang diungkapkan orang lain. 2. Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk mengutarakan perasaannya. 3. Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk mengutarakan pikirannya. 1. Mampu mengakui dan mempertanggungjawabkan perasaan yang diungkapkan baik secara verbal/nonverbal. 2. Mampu mengakui mempertanggungjawabkan pikiran yang diungkapkan baik secara verbal/nonverbal.

Bersedia untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.

Kepemilikan perasaan dan pikiran.

Jumlah

No Item Positif Negatif

Jumlah

1, 12, 23, 26,

16, 27, 40,

7

14, 28, 41,

2, 9, 29

6

3, 13, 30, 42

11, 17, 31,

7

5, 18, 32,

6, 19, 20, 33

7

34, 43

8, 21,

4

7, 22, 35,

15, 36, 39, 44, 45

8

10, 24, 37,

4, 25, 38,

6 45

Instrumen yang disusun dimasukkan dalam empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Menurut Hadi (dalam Sumanto, 1990) modifikasi lima alternatif jawaban pada skala Likert menjadi empat alternatif jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat. Skala lima tingkat mengandung kategori netral yang memiliki arti ganda. Arti netral bisa berarti belum dapat memutuskan atau ragu-ragu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

Terjadinya jawaban tengah juga menimbulkan kecenderungan jawaban netral (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawaban. Subjek diminta memilih satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma skoring inventori keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya terdapat dalam tabel 3. Tabel 3 Norma Skoring Inventori Keterbukaan Siswa dalam Komunikasi Antar teman Sebaya Alternatif Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai

D.

Skor Favourable 4 3 2 1

Skor Unfavourable 1 2 3 4

Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Kuesioner Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2010). Gay (dalam Sukardi, 2003) mengungkapkan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas ini menggunakan pengujian validitas isi (content validity). Validitas ini tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

ukur dengan kesepakatan penilaian yang kompeten (expert judgement) (Azwar, 2009). Instrumen yang berbentuk teks, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan tehnik pearson product moment.

Keterangan: r xy = Koefisien korelasi antara x dan y N

= Jumlah subyek

X

= Skor item tertentu yang diuji validitasnya

Y

= Skor total sub aspek yang memuat item yang diuji validitasnya Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika

r = 0,30 (Sugiyono, 2008). Bila korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2008). Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan instrumen. Pada kisikisi itu terdapat veriabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pernyataan yang telah dijabar dari indikator. Berpedoman pada kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas rasional by expert judgement dapat diakukan dengan mudah dan sistematis. Uji validitas terdapat dalam tabel 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya No Item Aspek

Indikator

1. Komunikasi yang dilakukan sesuai dengan lingkungan (konteks). 2. Komunikasi yang dilakukan sesuai dengan hubungan antar pembicara dan pendengar (bentuk hubungan yang sudah ada diantara komunikator). 1. Memberikan umpan balik terhadap apa yang Bersedia diungkapkan orang lain. untuk 2. Memberikan kesempatan bereaksi kepada lawan bicara secara jujur untuk mengutarakan terhadap perasaannya. stimulus 3. Memberikan kesempatan yang kepada lawan bicara datang. untuk mengutarakan pikirannya. 1. Mampu mengakui dan mempertanggungjawabka n perasaan yang diungkapkan baik secara “Keverbal/nonverbal. pemilikan” perasaan 2. Mampu mengakui dan pikiran. mempertanggungjawabka n pikiran yang diungkapkan baik secara verbal/nonverbal. Jumlah Bersedia mengungkapkan informasi yang biasanya di sembunyikan.

Positif

Negatif

Item Valid

Item Tidak Valid

1, 15, 29, 42

2, 16, 30, 43

1, 15, 29, 30, 42, 43

2, 16

3, 17, 31, 44

4, 18, 32, 45

4, 18, 31, 32, 44

3, 17, 45

5, 19, 33, 46

6, 20, 34, 47

7, 21, 35

8, 22, 36, 48

19, 33, 46, 6, 20 7, 21, 35, 8, 22, 36, 48

5, 34, 47

-

37, 23, 9

10, 24

10, 23, 24, 37

9

11, 25, 38

50, 12, 26, 39, 49

11, 25, 38, 50, 26, 39, 49

12

13, 27, 40

14, 28, 41

27, 40, 14, 28, 41

13

50

39

11

Berdasarkan tabel, dikatakan bahwa item yang valid berjumlah 39 dan item yang tidak valid berjumlah 11. Semua item yang valid digunakan dalam kuesioner penelitian final. 2 item yang skor validitasnya hampir mendekati valid diperbaiki kembali kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

digunakan dalam kuesioner, 4 item ditambahkan dan di expert judgement oleh pembimbing dan guru BK. Item ditambah agar dalam setiap aspek jumlah itemnya seimbang, sehingga mampu menggali masalah dengan baik. Jumlah item final adalah 45. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2 dan hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 3. 2. Reliabilitas Kuesioner Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α) menguji reliabilitas. Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut: Sx 2 + Si 2 α = 2[1] Sx 2

Keterangan rumus : S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2

: varians skor skala

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Koefisien reliabilitas seluruh instrumen dengan perhitungan Alpha Cronbach (α) terdapat dalam tabel 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

Tabel 5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items

0.813

45

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995) terdapat dalam tabel 6. Tabel 6 Kriteria Guilford No 1 2 3 4 5

Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20

Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Hasil analisis data uji coba kuesioner keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya pada tanggal 31 Agustus 2016 dengan jumlah subjek (N) 37 siswa, diperoleh perhitungan koefisien realibilitas Alpha Cronbach sebesar 0.870. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien realibilitas pada kriteria Guilford hasil analisis data uji coba termasuk dalam kategori tinggi.

E.

Teknik Analisis Data Sugiyono (2011) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

rumusan masalah. Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini: 1.

Penentuan skoring item kuesioner Penentuan dilakukan dengan cara memberikan skor dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable. Selanjutnya memasukkannya kedalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas dan reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.

2.

Kategorisasi Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009). Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya terdiri atas lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi yang disajikan dalam tabel 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

Tabel 7 Norma Kategorisasi Norma/Kriteria Skor  + 1,5  X  + 0,5 X   + 1,5  - 0,5  X   + 0,5  - 1,5  X   - 0,5 X   - 1,5

Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Keterangan: Skor maksimum teoritik

: Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala.

Skor minimum teoritik

: Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala.

Standar deviasi (/sd)

: Luas jarak rentangan yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran.

 (mean teoritik)

: Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum.

Kategori

di

atas

diterapkan

sebagai

patokan

dalam

pengelompokan tinggi rendah tingkat keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya. Capaian skor subyek dengan jumlah item 45 diperoleh perhitungan sebagai berikut: Skor maksimum teoritik

: 4 x 45

= 180

Skor minimum teoritik

: 1 x 45

= 45

Luas jarak

: 180-45

= 135

Standar deviasi (/sd)

: 135:6

= 22,5

 (mean teoritik)

: (180+45):2 = 112,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

Tabel 8 Norma Kategorisasi Tingkat Keterbukaan Diri Siswa dalam Komunikasi antar Teman Sebaya

 + 1,5  X  + 0,5 X   + 1,5  - 0,5  X   + 0,5  - 1,5  X   - 0,5 X   - 1,5

Rentang Skor 146 125-145 102-124 80-101 79

Berdasarkan

pada

Norma/Kriteria Skor

norma

Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

tabel

7.

ditetapkan

pengelompokan baik tidaknya tingkat komunikasi interpersonal kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan jumlah subyek 112 siswa, diperoleh unsur perhitungan sebagai berikut: Skor maksimum teoritik

: 4 x 112

= 448

Skor minimum teoritik

: 1 x 112

= 112

Luas jarak

: 448-112

= 336

Standar deviasi (/sd)

: 336:6

= 56

 (mean teoritik)

: (448+112):2 = 280

Hasil perhitungan analisis data skor butir/item tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya disajikan dalam norma kategorisasi sebaga berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Tabel 9 Norma Kategorisasi Capaian Skor Tingkat Keterbukaan Diri Siswa dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Norma/Kriteria Skor

Rentang Skor

 + 1,5  X

364

 + 0,5 X   + 1,5  - 0,5  X   + 0,5  - 1,5  X   - 0,5

307-363 255-308 197- 254

X   - 1,5

196

Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

F

Prosentase

0

0%

32 9 4

71% 20% 9%

0

0%

Selanjutnya data setiap subyek penelitian dikelompokkan berdasarkan skor total yang telah diperoleh ke dalam norma kategorisasi di atas. Demikian, dapat diketahui jumlah dan persentase tingkat keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Skor item yang term termasuk kategori rendah akan dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan usulan topik-topik bimbingan. Tabulasi data terdapat pada lampiran 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini bersisi uraian hasil penelitian mengenai deskripsi tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap topiktopik bimbingan pribadi-sosial. A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 112 siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Berikut paparan deskripsi hasil kuesioner terhadap tingkat keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya: 1.

Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner tingkat keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya, dan dianalisis dengan teknik deskriptif, gambaran tingkat keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dipaparkan pada tabel 10 dan grafik 1.

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

Tabel 10 Kategorisasi Keterbukaan dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 Norma/Kriteria Skor  + 1,5  X  + 0,5 X   + 1,5  - 0,5  X   + 0,5  - 1,5  X   - 0,5 X   - 1,5

Rentang Skor 146 125-145 102-124 80-101 79

Kategori

F

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

23 49 38 2 0

Prosentase 20% 44% 34% 2% 0%

Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 ditampilkan pada grafik berikut ini.

50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Gambar 2 Kategorisasi Keterbukaan dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan: a. Terdapat 23 siswa (20%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya sangat tinggi. b. Terdapat 49 siswa (44%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang tinggi. c. Terdapat 38 siswa (34%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang sedang. d. Terdapat 2 siswa (2%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya rendah. e. Terdapat 0 siswa (0%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang sangat rendah. Jadi, sebagian siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya dalam kategori sangat tinggi 20%, kategori tinggi 44%, kategori sedang 34%, kategori rendah 2%, dan kategori sangat rendah 0%.

2.

Hasil Analisis Capaian Skor Item Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang gugur atau tidak valid maka, analisis skor item keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 11 dan grafik 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

Tabel 11 Hasil Analisis Skor Keterbukaan dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 Norma/Kriteria Skor  + 1,5  X  + 0,5 X   + 1,5  - 0,5  X   + 0,5  - 1,5  X   - 0,5 X   - 1,5

Rentang Skor 364 307-363 255-308 197- 254 196

Kategori

F

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

0 32 9 4 0

Prosentase 0% 71% 20% 9% 0%

Kategorisasi item keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 ditampilkan pada grafik berikut ini:

35 30 25 20 15 10 5 0 Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Gambar 3 Hasil Analisis Skor Keterbukaan dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan: a. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang sangat tinggi. b. Terdapat 32 item (71%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang tinggi. c. Terdapat 9 item (20%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang sedang. d. Terdapat 4 item (9%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya rendah. e. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya sangat rendah. Berdasarkan pemaparan di atas sebagian siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya dalam kategori sangat tinggi 0%, kategori tinggi 71%, kategori sedang 20%, kategori rendah 9%, dan kategori sangat rendah 0%. Item yang teridentifikasi dalam kategori rendah, digunakan menjadi dasar untuk merumuskan upaya meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya pada siswa. Alasannya, agar keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya pada siswa memperoleh hasil seoptimal mungkin. Item-item yang dikategorikan rendah dipaparkan pada tabel 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

Tabel 12 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah No 1.

Aspek Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk mengutarakan perasaannya. “Kepemilikan” perasaan dan pikiran.

Indikator Bersedia untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang

3.

“Kepemilikan” perasaan dan pikiran.

Mampu mengakui dan mempertanggungjawab kan perasaan yang diungkapkan baik secara verbal/nonverbal

4.

Bersedia mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan.

Komunikasi yang dilakukan sesuai dengan lingkungan (konteks).

2.

Mampu mengakui dan mempertanggungjawab kan perasaan yang diungkapkan baik secara verbal/nonverbal.

Pernyataan Saya cenderung menunjukkan wajah yang biasa saja walaupun sebenarnya saya sedang tidak suka dengan perilaku teman lain. Terkadang apa yang saya ucapkan dan apa yang saya pikirkan tidak sejalan.

Saya khawatir menyakiti atau menyinggung teman ketika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan. Ketika saya kecewa dengan sikap teman saya akan langsung menegur, bagaimanapun situasi saat itu.

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1.

Deskripsi Tingkat Keterbukaan diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Siswa Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang baik. Hal ini menunjukkan siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 sudah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya, namun belum berkembang secara optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu belum optimal dalam keterbukaan diri antar teman sebaya yaitu karena rasa takut akan resiko yang terjadi ketika terbuka dengan teman, merasa belum memiliki rasa aman dan percaya diri untuk mengungkapkan sesuatu pada teman, dan faktor lingkungan yang kurang mendorong atau membiasakan siswa untuk mampu terbuka secara tepat. Hal tersebut diatas di dukung oleh Johnson (dalam Supratiknya, 1995) yang berpendapat bahwa pembukaan diri memiliki dua sisi yaitu bersikap terbuka kepada yang lain dan bersikap terbuka bagi yang lain. Gambaran dari karakteristik keterbukaan diri dari dua sisi ialah: 1) Terbuka kepada orang lain yaitu jujur dalam menerima semua kekurangan dan kemampuan yang dimiliki serta tentu saja menerima kekurangan yang dimiliki dengan bersikap jujur, autentik, dan tulus dalam pembukaan diri; 2) Terbuka bagi yang lain, yaitu mau mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan orang lain. Seseorang menerima orang lain dengan cara menyadari aneka kekuatan dan kemampuan serta kekurangan yang dimiliki orang lain sehingga orang lain percaya pada dirinya karena orang lain merasa bahwa ada yang mau menerima dan mendukungnya. Kemampuan untuk terbuka dalam komunikasi antar teman sebaya. pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

2016/2017 dapat dilihat dari tiga aspek yang dipaparkan oleh DeVito (2011). Pertama, siswa memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan sesuai dengan lingkungan (konteks) dan hubungan antar pembicara dan pendengar. Misalnya, siswa mampu memilih situasi atau keadaan dimana ia akan mengungkapkan informasi kepada teman, siswa mampu menentukan dengan siapa ia mampu membuka diri dengan mempertimbangkan hubungan yang sudah terjalin. Akan tetapi beberapa siswa kurang mampu mengekspresikan perasaan secara tepat ketika menghadapi perilaku teman yang tidak sesuai dengan apa yang sedang dirasakan. Faktor yang dapat melatar belakangi perilaku tersebut adalah faktor resiko yang akan diterima di kemudian hari, yaitu rasa takut untuk menyinggung perasaan orang lain sehingga mengganggu hubungan interpersonal yang sudah dibangun sebelumnya. Kedua, siswa memiliki kesediaan untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang yaitu mampu memberikan umpan balik terhadap apa yang diungkapkan teman sebayanya dan memberikan kesempatan kepada teman sebayanya untuk mengutarakan perasaan dan pikirannya. Misalnya mendengarkan teman, mengungkapkan kesetujuan maupun ketidak setujuan dengan apa yang diungkapkan teman secara jujur, menjawab pertanyaan dari teman, serta berinisiatif untuk bertanya terlebih dahulu pada teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

Ketiga,

menyangkut

“kepemilikan”

perasaan

dan

pikiran

(Bochner & Kelly, 1974 dalam DeVito, 2011). Terbuka dalam pengertian ini yaitu siswa mampu dan mau mengakui perasaan serta pikiran yang diungkapkan yaitu memang benar-benar dirasakan dan bisa di pertanggungjawabkan. Beberapa siswa kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017, kurang mampu mengungkapkan secara verbal apa yang sedang dipikirkan, takut menyakiti teman jika mengungkapkan apa yang sedang dirasakan dan takut untuk menegur perilaku teman yang negatif. Faktor yang dapat melatar belakangi perilaku tersebut adalah kemampuan siswa untuk tersebut untuk memahami betul apa yang diinformasikan, baik positif maupun negatif. Hal ini terjadi karena dukungan dari lingkungan, untuk mampu mengungkapkan secara terbuka dalam komunikasi dengan teman sebaya. Manfaat keterbukaan diri dalam komunikasinya dengan teman sebaya yang memiliki siswa, menurut DeVito (2011) adalah sebagai berikut: a. Menambah pengetahuan diri. Siswa yang membuka diri dalam komunikasi kepada teman sebayanya maka ia mampu memiliki perpektif baru tentang diri sendiri dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku diri sendiri. Ketika siswa mau berbicara dengan teman sebayanya, akan menambah kesadaran mengenai aspek perilaku atau hubungan yang selama ini tidak diketahui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

b. Lebih mampu mengatasi kesulitan. Siswa yang mau mengungkapkan perasaan kepada teman sebayanya mampu menanggulangi masalah dan kesulitannya, khususnya perasaan bersalah. Salah satu perasaan takut yang besar yang ada pada diri siswa adalah bahwa mereka tidak diterima lingkungan karena rahasia tertentu, karena sesuatu yang pernah mereka lakukan, perasaan atau sikap tertentu yang mereka miliki. Ketakutan untuk ditolak membangun rasa bersalah. Dengan mengungkapkan perasaan seperti itu dan menerima dukungan, bukan penolakan, siswa menjadi lebih siap untuk mengatasi, mengurangi maupun menghilangkan perasaan bersalah. Keterbukaan diri menumbuhkan penerimaan diri. c. Komunikasi yang dilakukan lebih efisien. Siswa mampu memahami apa yang dikatakan temannya jika telah mengenal baik teman tersebut. Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya adalah kondisi yang penting untuk mengenal teman lain. Seseorang dapat saja meneliti perilaku atau bahkan hidup bersama orang lain selama bertahun-tahun, tetapi jika orang tersebut tidak pernah mengungkapkan dirinya maka ia tidak akan memahami orang itu sebagai pribadi yang utuh. d. Hubungan lebih dalam Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya diperlukan untuk membina hubungan yang lebih bermakna diantara dua orang. Tanpa keterbukaan diri dalam komunikasi hubungan yang bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

dan mendalam tidak akan terjadi. Mengungkapkan diri dalam komunikasi kepada teman lain bisa memberitahu bahwa seseorang mempercayai, menghargai, dan cukup peduli kepada teman lain untuk mengungkapkan diri kita kepada mereka. Terbuka kepada teman lain mendorong seseorang terbuka terhadap diri sendiri sehingga membentuk hubungan yang bermakna, yaitu hubungan yang jujur dan terbuka bukan sekedar hubungan yang seadanya.

2.

Analisis Capaian Skor Item-item Keterbukaan Diri Siswa dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Berdasarkan analisa capaian skor item-item

keterbukaan diri

siswa dalam komunikasi antar teman sebaya terdapat empat item yang termasuk dalam kategori rendah. Item pertama yaitu “Saya cenderung menunjukkan wajah yang biasa saja walaupun sebenarnya saya sedang tidak suka dengan perilaku teman lain”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 belum bersedia untuk bereaksi secara jujur terhadap teman sebayanya. Faktor yang dapat melatar belakangi keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya menurut Papu (2002) yaitu belum adanya rasa aman untuk mengungkapkan perasaan pada teman sebaya. Rasa aman tercipta dari rasa percaya pada teman sebaya. Rasa aman

terbentuk

dari

keakraban

terhadap

teman

yang

diajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

berkomunikasi sehingga mampu mengungkapkan apa yang sedang dirasakan secara jujur. Item kedua, “Terkadang apa yang saya ucapkan dan apa yang saya pikirkan tidak sejalan”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 belum mampu mengakui dan mempertanggungjawabkan perasaan yang diungkapkan baik itu secara verbal maupun nonverbal. Artinya siswa belum mampu mengungkapkan perasaan maupun pikiran yang dimiliki. Adapun faktor yang dapat melatar belakangi hal tersebut yaitu kurangnya dukungan dari lingkungan untuk mampu terbuka dalam komunikasi. Kemampuan untuk terbuka dalam berkomunikasi dapat timbul ketika individu memiliki semangat keterbukaan dan kebiasaan untuk berbagi informasi sehingga mampu terbuka secara tepat (Papu, 2002). Item ketiga, “Saya khawatir menyakiti atau menyinggung teman ketika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun

ajaran

2016/2017

belum

mampu

mengakui

dan

mempertanggungjawabkan perasaan yang diungkapkan baik itu secara verbal maupun nonverbal. Artinya siswa belum mampu mengungkapkan parasaan maupun pikiran yang dimiliki. Menurut Papu (2002) faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah faktor resiko yang yang akan diterima di kemudian hari yaitu rasa takut jika menyinggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

perasaan teman sehingga mampu menganggu hubungan interpersonal yang telah terbangun sebelumnya. Item keempat, “Ketika saya kecewa dengan sikap teman saya akan langsung menegur, bagaimanapun situasi saat itu”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 belum mampu mengakui dan mempertanggungjawabkan perasaan yang diungkapkan baik itu secara verbal maupun nonverbal. Faktor yang bisa mempengaruhi hal tersebut yaitu resiko yang akan diterima di kemudian hari. Artinya siswa belum mampu mengungkapkan perasaan maupun pikiran yang dimiliki. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut menurut Papu (2002) adalah faktor resiko yang yang akan diterima di kemudian hari yaitu rasa takut jika menyinggung perasaan teman sehingga mampu menganggu hubungan interpersonal yang telah terbangun sebelumnya. selain itu juga dipengaruhi oleh tingkat keakraban antar teman sebaya. Faktor yang menghambat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya selain yang telah disebutkan diatas adalah kepribadian. Derlega (1993) mengatakan bahwa self disclosure, dapat dipengaruhi oleh kepribadian (personality). Individu yang introvert dan susah untuk bersosialisasi cenderung lebih sedikit membuka diri. Supratiknya (1995) mengatakan bahwa, mereka yang merasa khawatir, gugup dalam berbicara secara umum juga lebih sedikit membuka diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

dibandingkan mereka yang merasa tenang dan nyaman dalam berkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong rendah mengindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali dalam hal: mengungkapkan perasaan, merespon secara asertif, memberi dan menerima umpan balik. Oleh karena itu siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari guru Bimbingan dan Konseling tentang keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya.

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk dalam kategori kurang baik dijadikan landasan dalam membuat usulan program bimbingan pada bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Usulan program bimbingan, tertuang dalam konsep program bimbingan yang dapat dilihat pada tabel 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 13 Rincian Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial Berdasarkan Item Rendah tentang Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya Siswa/i Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 No

Item dengan Capaian Skor Terendah

Indikator

Aspek

Topik

Tujuan

Metode

Pelaksana

1.

Saya cenderung menunjukkan wajah yang biasa saja walaupun sebenarnya saya sedang tidak suka dengan perilaku teman lain.

Bersedia untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang

Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk mengutarakan perasaannya.

Mengungkapkan Perasaan

Siswa mampu menunjukkan perasaan secara tepat pada teman yang mengajak berkomunikasi.

Dinamika Kelompok dengan menggunakan “Kartu Emosi” yang berisi bentuk-bentuk emosi negatif maupun positif, salah satu siswa mem-praktekkan yang ainnya menanggapi secara positif.

Guru Bimbingan dan Konseling

2.

Terkadang apa yang saya ucapkan dan apa yang saya pikirkan tidak sejalan.

Mampu mengakui dan mempertanggungja wabkan perasaan yang

“Kepemilikan” perasaan dan pikiran.

Merespon secara Asertif

Siswa mampu memahami bentuk pengungkapan perasaan secara verbal secara

Dinamika Kelompok dengan menggunakan game bermain peran, dimana dalam setiap diberi sebuah cerita yang terdapat sebuah masalah yang diungkapkan dan harus ditanggapi/direspon

Guru Bimbingan dan Konseling

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.

Saya khawatir menyakiti atau menyinggung teman ketika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan.

diungkap kan baik secara verbal/ nonverbal

4.

Ketika saya kecewa dengan sikap teman saya akan langsung menegur, bagaimanapun situasi saat itu.

Komunikasi yang dilakukan sesuai dengan lingkungan (konteks).

Bersedia mengungkapkan informasi yang biasanya di sembunyikan

Memberi dan Menerima Umpan Balik

efektif.

oleh anggota kelompok lain. Ada yang mendapat tugas memberi respon secara positif ada yang merespon secara negatif.

Siswa mampu memberikan respon secara tepat terhadap sikap teman yang negatif.

Dinamika Kelompok dengan menggunakan permainan /game yang dalam setiap kelompoknya secara bergantian mengungkapkan kesan, reaksi dan perasaan pada lawan bicara secara sopan.

Guru Bimbingan dan Konseling

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait. A.

Kesimpulan Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah: 1.

Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 sudah baik. Hal ini tampak dari hasil perolehan skor keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang menunjukkan bahwa siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu sudah memiliki keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya, namun kurang ditingkatkan secara optimal.

2.

Ditemukan empat item keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang capaian skornya rendah. Empat item tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan topik bimbingan supaya dapat membantu siswa meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya. Adapun topik tersebut adalah sebagai berikut: 1) mengungkapkan perasaan, 2) merespon secara asertif dan 3) memberi dan menerima umpan balik.

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

B. Saran Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian, sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah Kepala Sekolah sebaiknya berkerjasama dengan guru Bimbingan dan

Konseling

membantu

siswa

dalam

mengembangkan

dan

meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya melalui pemberian fasilitas-fasilitas yang sekiranya diperlukan oleh guru Bimbingan dan Konseling dalam melaksanakan bimbingan. Misalnya adanya jam masuk kelas untuk kegiatan Bimbingan dan Konseling. 2. Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling dapat membantu siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya melalui pelaksanakan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun topik bimbingan yang dapat digunakan yaitu: 1) mengungkapkan perasaan, 2) merespon secara asertif dan 3) memberi dan menerima umpan balik. Selain itu juga perlu adanya konseling maupun kegiatan lain (outbond, retret, kegiatan pelatihan kepemimpinan) yang menunjang siswa agar semakin mau dan mampu terbuka dengan teman sebayanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

3. Peneliti Lain Peneliti lain apabila ingin mengadakan penelitian terhadap topik penelitian yang sama, saat melakukan observasi sebaiknya peneliti dapat mengamati siswa saat mengikuti pelajaran, selain itu juga dapat melakukan wawancara kepada guru maupun kepala sekolah sehingga peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan. Penelitian ini juga dapat menjadi awal bagi penelitian lain yang akan meneliti lebih dalam, misalnya dalam jenis penelitian Kualitatif maupun pada Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Yogykarta: Pustaka Belajar Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogykarta: Pustaka Belajar Derlega, V., Metts S., Petronio S & Margulis S.T. (1993). Self Disclosure. California : Sage Publication. Inc. Devito J. A. 2009. Komunikasi Antar Manusia (Edisi Kelima), Jakarta: Karisma Publishing Gordon, T. Menjadi Orangtua Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Johnson, D.W. 1981. Reaching Out Interpersonal Effectiveness and Self Actualization. Englewood Cliffs: Prentice Hall Johnson. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramesia Pustaka Umum Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius Papalia, Old dan Feldman. Human Developmen: Perkembangan Manusia. Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. Papu. 2002. Pengungkapan Diri. E-Psikologi. Santrock, J W. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 2. Jakarta : Erlangga Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara Supraktinya, A. 1995. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset Supraktinya, A. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Gravindo Persada Winkel dan Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Yusuf. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Posdakarya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

Lampiran 1: Kuesioner

KUESIONER

Disusun oleh: C. Rahayu Kusuma Rani

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 A. Identitas 1. No. Absen

:

2. Jenis kelamin

: laki-laki/ perempuan

3. Tanggal pengisian

:

B. Kata Pengantar Teman-teman yang terkasih, Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan temanteman untuk mengisi kuesioner. Saya sangat mengharapkan teman-teman mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman-teman. Atas kesediaan teman-teman saya mengucapkan terima kasih. C. Petunjuk Pengisian Bacalah masing-masing pertanyaan dengan teliti , jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman-teman. Berikanlah tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman teman-teman. Alternatif jawabannya adalah sebagai berikut: 1. Sangat sesuai (SS) : Hal ini sangat sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari 2. Sesuai (S)

: Hal ini sesuai dengan diri teman-teman dan

pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari 3. Tidak sesuai (TS)

: Hal ini kurang sesuai dengan diri teman-teman dan

pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari 4. Sangat Tidak sesuai (STS)

: Hal ini tidak sesuai dengan diri teman-teman

dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari Langkah-langkah mengisi koesioner ini secara praktis adalah sebagai berikut: 1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam koesioner ini 2. Jawab dan berilah tanda centang

(√) pada salah satu kolom yang

disediakan dengan teliti , jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman-teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

No

1

Seberapa setujukah anda pada masing-masing perilaku yang

Alternative jawaban

disebutkan dibawah ini dalam kehidupan anda sehari-hari?

SS

Saya melihat keadaan dan memilih kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan kepada teman.

2

Saya dapat mengungkapkan masalah yang saya hadapi dengan teman yang baru saja saya kenal.

3

Saya mengungkapkan ketidak setujuan ketika apa yang dikatakan teman tidak sesuai dengan pendapat saya

4

Saya merasa bingung untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan pada teman lain.

5

Saya bertanya apa yang terjadi kepada teman yang terlihat murung.

6

Saya pura-pura tidak mendengar ketika teman sedang mengungkapkan kekesalannya.

7

Saya mampu mengungkapkan apa yang sedang saya rasakan kepada teman lain.

8

Saya cenderung kurang setuju dengan pendapat teman.

9

Saya merasa ragu untuk mengungkapkan kekurangan yang saya miliki dengan teman lain.

10

Ketika ada perilaku teman yang menimbulkan masalah bagi saya, maka saya akan mengatakannya.

11

Saya cenderung diam dan tidak menanggapi ketika diajak berbicara.

12

Saya mencari waktu yang tepat untuk bercerita kepada teman.

13

Saya mengangguk ketika merasa apa yang diungkapkan teman sesuai dengan apa yang saya pikirkan.

14

Saya berinisiatif untuk memulai pembicaraan pada teman baru.

15

Saya lebih nyaman untuk menyembunyikan perasaan marah saya kepada teman dari pada harus mengungkapkannya.

16

Saya melihat suasana hati teman terlebih dahulu sebelum saya bercerita kepadanya.

S

TS

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 No

17

Seberapa setujukah anda pada masing-masing perilaku yang

Alternative jawaban

disebutkan dibawah ini dalam kehidupan anda sehari-hari?

SS

Saya mengangguk dan mengiyakan pendapat teman, walaupun dalam hati saya tidak setuju dengan apa yang dikatakannya

18

Saya mendengarkan teman yang sedang mengungkapkan pemikirannya mengenai suatu hal.

19

Ketika teman mengeluhkan tentang perasaannya yang sedang tidak baik saya cenderung mengabaikannya

20

Saya memotong perkataan teman ketika saya bosan dengan apa yang dia katakan.

21

Pendapat yang diungkapkan teman kebanyakan kurang tepat dengan prinsip saya sehingga saya tidak berminat untuk meminta pendapat teman.

22

Saya mengaku kepada teman lain ketika saya sedang sedih.

23

Saya memilih bercerita kepada teman ketika suasana sepi agar bisa fokus dengan apa yang sedang dibicarakan.

24

Saya mampu mengatakan ketidaksetujuan terhadap pendapat teman lain.

25

Saya lebih baik setuju dengan pemikiran teman lain dari pada saya harus mengungkapkan pemikiran saya sendiri

26

Ketika ingin bercerita kepada teman saya bertanya terlebih dahulu apakah dia mau dan memiliki waktu untuk mendengarkan.

27

Saya mampu bercerita dengan teman bagaimanapun situasi saat itu.

28

Saya merasa nyaman untuk bercerita dengan teman dekat.

29

Saya merasa malu untuk bertanya kepada teman ketika kesulitan dalam pelajaran.

30

Saya menjawab pertanyaan dari teman dengan jujur.

31

Saya menghindar ketika ditanya oleh teman mengenai diri saya.

S

KS

TS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 No

32

Seberapa setujukah anda pada masing-masing perilaku yang

Alternative jawaban

disebutkan dibawah ini dalam kehidupan anda sehari-hari?

SS

Saya menghargai setiap apa yang diungkapkan oleh teman.

33

Saya pura-pura tidak mendengar ketika teman sedang mengungkapkan kekesalannya.

34

Saya mendengarkan teman yang sedang mengungkapkan pemikirannya mengenai suatu hal.

35

Ketika saya sedang mengalami perasaan yang kuat (marah, frustasi, kecewa, dsb) saya dengan mudah mengungkapkannya dengan kata-kata kepada teman.

36

Saya cenderung menunjukkan wajah yang biasa saja walaupun sebenarnya saya sedang tidak suka dengan perilaku teman lain.

37

Saya mau mengungkapkan pendapat yang saya miliki kepada teman lain.

38

Terkadang apa yang saya ucapkan dan apa yang saya pikirkan tidak sejalan.

39

Saya khawatir menyakiti atau menyinggung teman ketika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan.

40

Ketika saya kecewa dengan sikap teman saya akan langsung menegur, bagaimanapun situasi saat itu.

41

Saya mampu bertukar pikiran dengan teman dekat.

43

Saya bertanya ketika bingung dengan apa yang diungkapkan teman saya.

44

Saya memberi kesempatan kepada teman untuk memberikan pendapatnya.

44

Saya memilih memendam perasaan kecewa saya terhadap teman daripada mengatakannya secara harus mengungkapkannya secara langsung.

45

Ketika saya marah dengan teman, saya tidak akan mengaku kepada mereka.

S

KS

TS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

Lampiran 2: Analisis Data Dari SPSS TABEL VALIDITAS

Aspek 1 item1

Parameter Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item2

.326

Pearson Correlation

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item8

item9

item10

.538** .001 .440** .007 .381* .022

VALID

36

Pearson Correlation

.190

Sig. (2-tailed)

.268

N

VALID

36 .067

Sig. (2-tailed)

VALID

36

Sig. (2-tailed)

Pearson Correlation

VALID

36

.308

N

GUGUR

36

Pearson Correlation N

VALID

36 .091

N

item7

.005

Sig. (2-tailed)

Sig. (2-tailed) item6

.457**

.286

Pearson Correlation

GUGUR

36

Pearson Correlation N

VALID

36

Sig. (2-tailed)

N

item5

.000 .169

Sig. (2-tailed) item4

.575

Keterangan

**

Pearson Correlation N

item3

Hasil Akhir

GUGUR

36

.447** .007 35

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

item11

Pearson Correlation

.262

Sig. (2-tailed)

.129

N item12

35

Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

.370* .027

N item13

Pearson Correlation

.451** .006

N Pearson Correlation

.368* .027

N

VALID

36

Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

.404* .015

N item16

VALID

36

Sig. (2-tailed) item15

VALID

36

Sig. (2-tailed) item14

GUGUR

VALID

36

Pearson Correlation

.105

Sig. (2-tailed)

.541

N

GUGUR

36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Aspek Kedua Aspek 1 item17

Parameter

.290

Sig. (2-tailed)

.086

N item18

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item19

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item20

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item21

Hasil Akhir

Pearson Correlation

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Keterangan GUGUR

36 .617** .000

VALID

36 .404* .014

VALID

36 .347* .038

VALID

36 .601** .000 36

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

item22

Pearson Correlation

.273

Sig. (2-tailed)

.107

N item23

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item24

item25

Pearson Correlation

Pearson Correlation

N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N item29

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item31

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item32

item33

.561** .000 .575** .000

.502** .002

VALID

35 .512** .002

VALID

35 .653** .000

VALID

36 .677** .000

VALID

36 .586** .000

VALID

36 .537

N

VALID

35

Sig. (2-tailed)

Sig. (2-tailed)

VALID

36

.106

Pearson Correlation

GUGUR

36

Pearson Correlation N

VALID

36 .184

Sig. (2-tailed)

item28

.035

Sig. (2-tailed)

N

item27

.352*

.226

Sig. (2-tailed) item26

36

Pearson Correlation N

GUGUR

GUGUR

36 .617** .000 36

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

item34

Pearson Correlation

.481**

Sig. (2-tailed)

.003

N item35

35

Pearson Correlation

.317

Sig. (2-tailed)

.064

N item36

VALID

VALID

35

Pearson Correlation

.429**

Sig. (2-tailed)

.009

N

VALID

36

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Aspek 3 Aspek 1 item37

Parameter Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item38

.128

Pearson Correlation

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item42

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item43

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

item44

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

VALID

36

Sig. (2-tailed)

N

item41

.008 .258

Sig. (2-tailed) item40

.433

Keterangan **

Pearson Correlation N

item39

Hasil Akhir

GUGUR

36 .492** .002

VALID

36 .523** .001

VALID

36 .414* .012

VALID

36 .358* .032

VALID

36 .447** .006

VALID

36 .493** .002 36

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

item45

Pearson Correlation

.252

Sig. (2-tailed)

.138

N item46

Pearson Correlation

36 .670**

Sig. (2-tailed)

.000

N item47

Pearson Correlation

.494** .002

N Pearson Correlation

.643** .000

N

.405*

Pearson Correlation

.014

N Pearson Correlation

VALID

36

Sig. (2-tailed) item50

VALID

36

Sig. (2-tailed) item49

VALID

36

Sig. (2-tailed) item48

GUGUR

VALID

36 .508**

Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

.002 36

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3: Tabulasi data Kategorisasi TABULASI DATA 1A1 1A2 1A3 1A4 1A5 1A6 1A7 1A8 1A9 1A10 1A11 1A12 1A13 1A14 1A15 1A16 1A17 1A18 1A19 1A20 1A21 1A22 1A23 1A24 1A25 1A26

1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3

2 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3

3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2

4 3 3 1 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 3 4 2 2 4 3 2

5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3

6 4 4 3 2 3 4 4 4 2 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3

7 3 4 3 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3

8 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3

9 3 1 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 1 2 2 1 3 4 2 2 3 3 4 3 3

10 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3

11 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3

12 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3

13 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3

14 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3

15 3 3 1 3 3 4 2 3 3 3 3 2 1 1 2 1 2 3 4 4 2 3 4 3 2

16 3 4 4 3 3 4 1 4 2 2 3 2 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3

17 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 2 2 1 3 2 3 3 3 3 4 3 2

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2

19 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2

20 3 2 4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 2

21 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2

22 3 2 4 2 1 4 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 4 2 4 1 4 2 3 2 2 3

23 3 4 2 2 2 4 4 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 4 4 3 2

25 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 1 4 2 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2

26 3 1 2 4 3 3 1 2 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3

27 2 3 4 2 2 2 4 2 2 2 2 3 4 1 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3

28 4 4 4 4 2 4 1 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3

29 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 3 2

30 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2

31 4 3 4 4 2 4 2 4 2 3 3 3 4 4 2 3 1 3 4 3 4 3 3 4 3 2

32 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2

33 3 4 4 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 2

34 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3

35 2 3 4 4 3 3 2 2 3 1 3 2 2 1 2 1 2 3 4 2 4 2 3 4 2 3

36 2 1 3 2 3 2 4 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3

37 3 2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3

38 2 3 2 3 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3

39 3 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 4 1 2 2 3 2 1 2 3 3

40 1 2 4 3 3 1 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 1 3 2 3 3 3

41 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2

42 2 2 1 2 3 2 4 2 3 1 2 2 2 1 3 1 3 2 4 2 1 2 1 3 2 2

43 2 3 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 4 2 2 2 2 4 2 3

44 3 3 2 1 2 4 1 2 2 2 3 2 3 3 1 1 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2

45 3 1 3 1 4 4 1 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 3 2 2 4 2 3 4 3 2

131 127 133 119 118 146 124 131 108 116 120 122 140 123 113 129 132 138 144 125 145 120 135 156 125 115

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1A27 1A28 1A29 1A30 1A31 1A32 1A33 1A34 1A35 1A36 1S1 1S2 1S3 1S4 1S5 1S6 1S7 1S8 1S9 1S10 1S11 1S12 1S13 1S14 1S15 1S16 1S17 1S18 1S19

3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4

3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 1 2 2 3

2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3

3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 4 3 2 1 2 2 2

3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4

3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 2 1 4 3 1 4 2 3

3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3

3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 4 2 1 3 3 3

2 3 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 1 2 1 4 2 1 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3

3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 4 2 3 1 3 3 3

3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 1 3 4 4 3 4

3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 2 4 3 3 3

2 2 2 4 2 1 2 2 4 3 3 1 2 2 1 3 2 2 3 2 1 3 1 2 2 1 3 3 2

3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3

2 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 1 1 2 2

3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4

4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3

3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 3 4 3 3

3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 3

2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 1 2 4

3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 1 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4

2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3

3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4

3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 1 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3

3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3

3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 1 2 3

3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 2 3 3 2 4 2 3

3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3

2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 2

2 3 2 2 3 1 2 3 4 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 3 2 1 2 2 2

3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 1 2 2

3 3 3 2 2 4 2 2 2 1 3 1 3 2 1 2 1 3 2 2 1 3 3 1 2 1 1 2 2

3 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 4 1 2 2

2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 2 3

3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 2 4 3 3 3

2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 4

2 3 3 1 1 1 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4

4 2 3 2 3 3 2 2 4 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 1 2 1 2 3 3

3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 4 2 3 3 1 2 2 3 3 4 2 2 2 4 2 1 3 3 3

126 120 134 124 139 129 124 140 134 120 128 130 132 130 110 126 127 117 126 137 113 109 113 135 113 118 119 113 137

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1S20 1S21 1S22 1S23 1S24 1S25 1S26 1S27 1S28 1S29 1S30 1S31 1S32 1S33 1S34 1S35 1S36 1S37 2S1 2S2 2S3 2S4 2S5 2S6 2S7 2S8 2S9 2S10 2S11

3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4

3 3 4 1 3 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3

3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 2 3

3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4

3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 1 2 3 2 3 4

4 3 2 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3

3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 2 4 2 3 4 3 1 2 3 2 3 4

3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3

3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 2

3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4

4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 1 4 3 3 3 2 3

3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3

2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 1 2 1 2 2 2 1 2 1 3 1 2 3 2 4 2

4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3

3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 1 3 3 3 1 2 4 3 3 2 3 2 3 3

4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 2 4 4 3 4

3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 3 1 3 3 4 2 3 3 2 3 4

3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 1 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 1 3 2 3 1 3 4 4 4 3 3 3 2 4

3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 4 3 3

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3

1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 4 3 2

2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 2 3 1 2 4 2 4 2 2 3 2 4

3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3

2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 4 2 2 2 2 3

4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4

4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 1 3 3 3 4 2 3 1 3 3

4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 1 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 2

3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4

4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4

3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 1 3 3 3 1 3 4 3 4 3 3 1 3 4

3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4

2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 1 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3

2 3 2 3 3 2 2 3 1 1 2 1 3 1 3 1 3 2 3 1 2 2 2 1 3 3 2 3 2

2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3

2 2 2 3 3 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 4 2 3 1 1 4 3 2 3 3 1 3 3

2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 3 1 2 2 4 2 2

2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 4 3 2 1 3 3

3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 3 2 3 3

3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4

1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 1 4 3 3 3 3 3 2

2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2 1 3 1 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2

128 139 128 125 121 128 125 141 134 130 130 142 141 131 124 132 141 120 132 111 133 148 130 134 114 130 115 127 142

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2S12 2S13 2S14 2S15 2S16 2S17 2S18 2S19 2S20 2S21 2S22 2S23 2S24 2S25 2S26 2S27 2S28 2S29 2S30 2S31 2S32 2S33 2S34 2S35 2S36 2S37 2S38 2S39

3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 362

2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 318

2 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 1 4 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 320

3 2 1 2 3 3 3 3 4 2 1 2 3 2 1 1 1 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 272

4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 4 4 2 3 3 4 2 3 3 2 362

4 2 1 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 1 1 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 337

3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 1 3 3 3 314

3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 326

2 2 1 2 2 3 3 1 3 2 1 2 3 2 3 3 1 4 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 283

3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 345

3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 3 2 348

4 2 4 3 3 3 3 4 1 1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 2 3 3 2 352

3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 353

3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 336

3 2 1 3 3 2 3 1 3 2 1 3 4 3 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 258

4 3 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 4 2 1 3 3 340

3 2 1 3 2 3 3 4 4 1 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 284

3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 362

3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 1 1 4 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 345

3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 1 3 3 314

3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 329

3 1 1 3 3 2 2 4 3 1 1 3 3 3 2 2 1 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 292

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3 2 3 3 3 2 3 4 4 1 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 336

3 4 1 3 3 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 1 4 3 1 3 2 3 3 3 3 3 316

3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 2 1 1 4 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 311

3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 324

3 4 2 3 2 3 2 4 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 280

Ket : Sangat Tinggi Tinggi

3 4 4 3 3 2 4 1 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 362

3 3 1 3 3 3 4 4 4 1 3 4 4 3 2 2 2 1 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 328

3 4 3 2 3 3 4 1 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 332

Sedang

3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 326

3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 1 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 352

3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 1 3 3 3 3 1 2 4 3 4 3 2 2 3 2 3 2 334

3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 363

3 3 1 2 2 2 3 4 2 4 2 1 4 2 3 3 1 3 1 4 1 4 3 3 1 3 2 2 294

2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 233

2 3 3 2 3 2 3 1 4 4 2 3 4 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 322

3 2 1 2 3 3 2 4 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 3 4 2 2 1 3 3 3 2 254

2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 1 3 1 3 4 2 2 1 3 3 3 3 224

2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 2 3 2 3 244

3 4 1 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 3 1 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 351

3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 314

3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 2 322

4 2 1 3 3 2 3 4 4 4 2 2 4 3 1 1 1 1 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 283

4 3 1 3 3 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 2 1 2 2 3 4 3 2 2 1 3 3 2 282

134 121 100 120 125 122 135 148 147 129 128 130 143 117 110 111 99 120 134 142 131 125 116 135 111 123 130 119

Rendah

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

Lampiran 4: Surat Ijin Penelitian