457 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
KETERKAITAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) SISWA SD KOTA MALANG Nia Lukita Ariani 1) Swaidatul Masluhiya AF2) 1,2) Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Malang e-mail:
[email protected]
ABSTRACT Obesity is one of the global health problems with increased morbidity and mortality rate. Obese children tend to be obese adult and this must be prevented. This study aimed to investigate the effect of nutritional intake and physical activity to body mass index at SD Sriwedari Malang and SDN Klojen Malang. The study design was an observational analytic research and used crosscetional approach.The samples were taken by using purposive sampling with a total of 76 students of 4th- 6th class who were normoglicemic. The anthropometric measurement was done first then they were requested to recall 2x24 hours nutritional intake in two random days. The physical activity was measured by recalling their activity in holiday, weekday without exercise and weekday with exercise. The data were analyzed using Pearson Product Moment correlation test. Study’s results showed most of students have higher physical activity than their nutritional intakes. There is no association between nutritional intakes with BMI while physical activity has great effect on BMI. Keywords: physical activity, nutritional intakes, food recall, body mass index, children obesity
ABSTRAK Obesitas menjadi permasalahan kesehatan global dengan peningkatan rerata mobiditas dan mortalitas. Anak dengan obesitas cenderung menjadi dewasa obesitas dan hal ini harus dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara asupan gizi dan aktivitas fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di SD Sriwedari Malang dan SDN Klojen Malang. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampel sebanyak 76 siswa kelas 4-6 SD yang memiliki kadar glukosa normal. Pengukuran antropometri dilakukan pada tahap awal untuk kemudian siswa diminta mengingat kembali makanan yang dimakan selama 2x24 jam dengan hari yang tidak berurutan. Aktivitas fisik diukur dengan mengingat kembali kegiatan yang siswa lakukan pada hari libur, hari biasa tanpa pelajaran olahraga dan hari biasa dengan pelajaran olahraga. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa memiliki aktivitas fisik lebih tinggi dibandingkan asupan energinya.Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan gizi dengan IMT sedangkan ada hubungan cukup kuat antara aktivitas fisik dengan IMT. Kata kunci: aktivitas fisik, asupan gizi, food recall, indeks massa tubuh, obesitas anak
458 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
PENDAHULUAN
edible oil menjadi penyebab peningkatan
Prevalensi obesitas meningkat beberapa
obesitas. Pola aktivitas fisik masyarakat
dekade terakhir, bukan hanya di negara
juga cenderung bergeser menjadi sedentary
maju,
lifestyle yang disebabkan oleh kemajuan
melainkan
juga
di
negara
berkembang yang mengalami transisi
teknologi (Popkin et al., 2012).
nutrisi (Ellulu et al., 2014; Popkin et al., 2012). Peningkatan prevalensi obesitas
Obesitas pada anak selain disebabkan oleh
tidak hanya terjadi pada kelompok usia
faktor-faktor
yang
telah
dewasa, melainkan hampir merata pada
sebelumnya,
Taylor
et
seluruh kelompok usia. Secara nasional
melaporkan faktor lain yang mungkin
masalah
umur
berpengaruh. Bayi yang memperoleh air
5-12 tahun masih tinggi yaitu sebesar
susu ibu (ASI) di awal kelahiran hingga
18,8%, terdiri dari gemuk (10,8%) dan
usia 6 bulan atau periode ASI eksklusif
sangat gemuk (obesitas) sebesar 8,8%.
diketahui berisiko rendah mengalami
Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15
obesitas
tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri
dibandingkan bayi yang memperoleh
dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk
tambahan gizi selain ASI atau tidak
(obesitas). Provinsi Jawa Timur termasuk
mengkonsumsi ASI sama sekali selama
salah
periode tersebut. Selain itu, pengaruh
gemuk
satu
pada
provinsi
anak
yang
memiliki
pada
(2004)
kanak-kanak
media
melebihi
(Badan
membentuk pola pikir anak tentang
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
makanan enak yang identik dengan tinggi
Kemenkes RI, 2013).
lemak dan kalori tetapi rendah serat (gizi
nasional
iklan
al.
prevalensi gemuk dan sangat gemuk prevalensi
atau
masa
dijelaskan
berperan
besar
kurang). Peran keluarga juga terlibat dalam Obesitas
merupakan
kondisi
tidak
berimbangnya jumlah energi masuk yang
pembentukan pola makan dan aktivitas fisik anak.
berasal dari asupan gizi dengan energi yang digunakan baik untuk metabolisme basal
Permasalahan obesitas pada anak-anak
maupun aktivitas lain. Adanya berbagai
mendapat perhatian lebih pada beberapa
variasi makanan yang lebih gurih, lebih
tahun
manis,
proses
mengalami obesitas diketahui memiliki
penyajiannya (fast food), dan ketersediaan
kecenderungan untuk menjadi remaja
lebih
cepat
dalam
terakhir.
Anak-anak
yang
459 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
obesitas (Cunninghan et al., 2014) dan
teknik purposive sampling sesuai dengan
dewasa obesitas (Freedman et al., 2005).
kriteria inklusi meliputi siswa kelas 4, 5,
Risiko ini meningkatkan risiko anak-anak
dan 6 SD dan bersedia mengikuti
obesitas mengalami gangguan pernapasan,
penelitian dengan menyerahkan lembar
penyakit
informed consent yang diisi dan disetujui oleh
polycystic
psikososial
akibat
ovary,
gangguan
diskriminasi
dan
orang
tua/wali
siswa.
Siswa
yang
tindakan bullying akibat obesitas serta
menderita asma karena aktivitas fisik,
beberapa
salah
menderita sakit berat yang membutuhkan
satunya diabetes mellitus (Oude et al.,
perawatan rumah sakit, mengkonsumsi
2009). Deteksi dini status obesitas pada
obat-obatan
anak-anak merupakan
suatu langkah
komposisi tubuh seperti pada sindrom
preventif dalam mengatasi peningkatan
cushing, diabetes mellitus, dan hipotiroid,
prevalensi obesitas remaja dan dewasa.
mengkonsumsi obat secara regular, dan
Pemahaman terkini tentang perubahan
siswa berkebutuhan khusus (ABK) tidak
pola diet, peningkatan akses terhadap
diikutsertakan
sumber makanan terutama makanan siap
Sebanyak 76 siswa terlibat sebagai sampel
saji, dan keterbatasan alokasi waktu untuk
penelitian. Penelitian ini telah disetujui
akitivitas fisik dalam kegiatan harian anak
oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan
menjadi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
penyakit
informasi
metabolik,
penting
dalam
yang
dalam
mempengaruhi
penelitian
ini.
mengetahui berbagai faktor determinan terjadinya
obesitas.
Data
prevalensi
obesitas pada anak terutama kelompok
Penentuan indeks massa tubuh (IMT)
anak sekolah dasar (SD) yang kurang
dilakukan dengan mengukur berat dan
lengkap
juga menyebabkan tindakan
tinggi badan subyek tanpa menggunakan
preventif dan kuratif obesitas pada anak
sepatu. Berat badan diukur dengan
belum maksimal.
menggunakan
timbangan
injak
yang
berkapasitas 150 kg dengan ketelitian METODE PENELITIAN
0.1 kg (Laica). Sampel diukur pada posisi
Penelitian ini merupakan studi analitik
berdiri tegak tepat di tengah timbangan
observasional dengan desain cross sectional.
dan
Penelitian dilakukan di SD Sriwedari
Pembacaan angka dilakukan setelah angka
Malang Pemilihan
dan
SDN
sampel
tanpa
menggunakan
alas
kaki.
Klojen
Malang.
penunjuk tidak bergerak. Data tinggi
penelitian
dengan
badan diukur dengan menggunakan alat
460 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
ukur microtoise berskala 200 cm dengan
HASIL
ketelitian 0.1 cm. Sampel diukur dalam
Karakteristik Subyek Penelitian
posisi tegak, muka lurus ke depan dan
Subyek penelitian sebanyak 76 siswa
tanpa menggunakan tutup kepala. Besi
dengan proporsi jumlah laki- laki dan
pengukur yang vertikal diturun naikkan
perempuan yang hampir sama. Seluruh
hingga batang pengukur yang horizontal
siswa merupakan siswa kelas 4- 6 SD,
menyentuh tepat di atas kepala sampel.
berusia antara 8-13 tahun saat penelitian
Posisi sampel membelakangi alat ukur dan
berlangsung.
pembacaan dilakukan dari salah satu sisi
antropometri menunjukkan Indeks Massa
badan
lingkar
Tubuh (IMT) yang sebagian besar dalam
pinggang dan panggul menggunakan
kategori normal dengan rasio lingkar
meteran jahit. Lingkar pinggang diukur di
pinggang dan panggul yang juga normal.
daerah sekitar pusar dengan mengambil
Kadar
area tersempit. Lingkar pinggul diukur di
menunjukkan
daerah pelvis dengan mengambil area
sebagian besar siswa memiliki status gizi
terluas.
normal. Aktivitas fisik siswa secara
sampel.
Pengukuran
gula
Hasil
pemeriksaan
darah nilai
sewaktu rentang
juga
normal.
keseluruhan lebih tinggi dibandingkan Data tentang asupan gizi meliputi jumlah
asupan energinya sehingga dapat menjadi
energi, protein, lemak, dan karbohidrat
faktor nilai IMT yang normal (Tabel 1).
yang dikonsumsi dalam sehari. diketahui dari food recall selama 2x24 jam dalam
Pengaruh Asupan
waktu yang acak atau tidak berurutan.
Indeks Massa Tubuh (IMT) Siswa SD
Aktivitas
Kota Malang
fisik
sehari-
sehari
yang
Gizi
Terhadap
dilakukan oleh siswa diidentifikasi melalui
Asupan gizi yang dikaji meliputi asupan
lembar deskripsi aktivitas fisik dengan
energi
3 periode pengambilan data yaitu hari
karbohidrat. Asupan energi total dan
biasa tanpa pelajaran olahraga, hari biasa
karbohidrat lebih rendah dibandingkan
dengan pelajaran olahraga, dan hari libur.
kebutuhan energi dan karbohidrat harian
Analisis data untuk mengetahui pengaruh
anak usia 10-12 tahun, sedangkan asupan
atau korelasi asupan gizi dan aktivitas fisik
protein
terhadap indeks massa tubuh (IMT) yaitu
kebutuhan protein dan lemak harian anak
uji korelasi Pearson Product Moment.
usia 10-12 tahun. Hasil uji korelasi Pearson
total,
dan
protein,
lemak
lemak,
telah
dan
melebihi
Product Moment menunjukkan tidak ada
461 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
pengaruh asupan gizi baik dari asupan
karbohidrat terhadap indeks massa tubuh
energi
(Tabel 2)
total,
lemak,
protein,
dan
Tabel 1. Karakteristik Umum Subyek Penelitian Karakteristik Umum (n= 76) Jenis Kelamin 37 (48,7%) - Laki- laki, n (%) 39 (51,3%) - Perempuan, n (%) Usia (tahun) 10 (8-13) Berat badan (kg) 36± 9,92 Tinggi badan (m) 1,38± 0,08 Indeks Massa Tubuh (kg/m2) 18,58± 3,63 Lingkar pinggang (cm) 66 (55-88) Lingkar panggul (cm) 73,88± 9,73 Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul 0,94 (0,81-0,98) (cm) Status Gizi 4 (5,3%) - Kurus, n (%) 48 (63,2%) - Normal, n (%) 12 (15,8%) - Gemuk, n (%) 12 (15,8%) - Obesitas, n (%) Asupan Energi 1431,5± 48,67 Aktivitas Fisik (keluaran energi) 1888,8 (890,933183,19) Tabel 2. Pengaruh Asupan Energi Terhadap Status Gizi Siswa SD Perkotaan Di Kecamatan Klojen Kota Malang Asupan Gizi- IMT Mean± SD p (0,05) Energi (kkal) 1431,5± 48,67 0,647 Protein (g) 50,85± 19,64 0,448 Lemak (g) 74,87± 39,56 0,703 Karbohidrat (g) 146,54± 47,38 0,581
Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap
kuat terhadap indeks massa tubuh. Indeks
Indeks Massa Tubuh Siswa Siswa SD
massa tubuh pada anak - anak dapat
Kota Malang
digunakan
Hasil uji korelasi Pearson Porduct Moment
menentukan status gizi.
menunjukkan
bahwa
ada
sebagai
parameter
untuk
pengaruh
aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh
PEMBAHASAN
(p= 0,000) dengan nilai 0,759. Hal ini
Prevalensi
berarti aktivitas fisik berpengaruh cukup
6-11 tahun mengalami peningkatan drastis
obesitas
pada
anak
usia
462 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
dari 6.5% pada tahun 1976- 1980 menjadi
dari
18% pada tahun 2009- 2010 (Fryar et al.,
karbohidrat meningkatkan risiko obesitas
2012).
(Japutra et al., 2015). Hasil penelitian ini
Peningkatan
beberapa
faktor
ini
siap
saji
yang
kaya
lain
faktor
menunjukkan tidak ada pengaruh asupan
demografi,
lokasi
gizi total, karbohidrat, protein, maupun
tempat tinggal, gaya hidup dan asupan
lemak terhadap IMT meskipun pola
nutrisi (Rachmi et al., 2017). Penelitian ini
konsumsi siswa dalam penelitian ini
diadakan di kawasan perkotaan dengan
cenderung mengkonsumsi jenis makanan
mempertimbangkan
fast food
sosioekonomi
antara
disebabkan
makanan
dan
bahwa
prevalensi
dan makanan berkalori tinggi
obesitas lebih tinggi di kawasan perkotaan
lainnya yang sama seperti sosis, nugget,
(Liu et al.,
2012). Selain faktor lokasi
tempura, cilok, dan sedikit siswa yang
perkotaan, prevalensi obesitas pada anak
mengkonsumsi sayur dan buah secara
juga dimungkinkan lebih tinggi di sekolah
regular (data tidak disajikan).
swasta
dibandingkan
sekolah
negeri
disebabkan oleh faktor sosioekonomi
Faktor risiko obesitas saling terkait antara
yang mempengaruhi daya beli makanan
satu faktor dan faktor lainnya. Sebagian
dan asupan gizi (Kamelia et al., 2003). Data
besar siswa SD tergolong dalam IMT
karakterisitik umum subyek penelitian
normal
mungkin
menunjukkan
aktivitas
fisik
bahwa
parameter
disebabkan siswa
lebih
karena tinggi
antropometri meliputi indeks massa tubuh
dibandingkan asupan energi. Penelitian ini
(IMT), lingkar pinggal, lingkar panggul
menunjukkan ada pengaruh aktivitas fisik
serta rasio lingkar pinggang dan panggul
terhadap IMT. Hasil ini sejalan dengan
dalam rentang normal. Hal ini mungkin
hasil penelitian sebelumnya oleh Gunter et
disebabkan oleh status ekonomi sebagian
al. (2015) yang menunjukkan bahwa ada
besar wali murid tergolong kelas ekonomi
korelasi
menengah ke bawah baik di sekolah
dinyatakan dalam moderate vigorous physical
umum maupun sekolah swasra (data tidak
activity (MVPA) dengan IMT yang lebih
ditampilkan). Selain itu, aktivitas fisik
rendah
subyek penelitian lebih tinggi dibanding
kelas 1-6.
antara
pada
aktivitas
anak
fisik
sekolah
yang
dasar
asupan gizi yang dimakan. Aktivitas fisik yang diidentifikasi dalam Kebiasaan makan anak menjadi faktor
penelitian ini terbagi dalam tiga periode
risiko obesitas. Pola makan yang bergeser
waktu yaitu aktivitas fisik pada hari
463 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
sekolah biasa tanpa pelajaran olahraga,
beraktivitas fisik (McManus & Mellecker,
aktivitas fisik pada hari sekolah biasa
2012).
dengan pelajaran olahraga dan aktivitas
keuntungan
fisik pada hari libur (Primacakti et al.,
Aktivitas fisik khususnya olahraga dapat
2014). Tujuan penggunaan tiga waktu ini
meningkatkan efisiensi miokardial melalui
adalah untuk memperoleh gambaran lebih
peningkatan aliran darah dan oksigen
keseluruhan tentang aktivitas fisik siswa.
untuk memenuhi metabolisme local.
Pada penelitian ini , diketahui sebagian
Aktivitas fisik juga menurunkan risiko
besar siswa telah mengikuti full day school
terjadinya resistensi insulin, intoleransi
sehingga proporsi waktu beraktivitas
glukosa, hiperglikemia post prandial, dan
dalam sekolah lebih lama. Selain itu, jenis
gluconeogenesis hepatic. Aktivitas fisik
aktivitas
diketahui memegang peranan terhadap
fisik
yang
dilakukan
juga
Aktivitas
fisik
bagi
memberikan
kesehatan
lemak
tubuh.
cenderung pada aktivitas fisik ringan
distribusi
dibandingkan aktivitas
fisik moderat
penggunaan lemak dari daerah perut
maupun berat.Hasil penelitian lain oleh
sebagai hasil redistribusi jaringan adiposa.
Yu et al. (2002) menunjukkan bahwa anak
Aktivitas
dengan obesitas cenderung lebih kurang
menyebabkan semakin besarnya lemak
aktif dibanding anak dengan IMT normal.
tubuh yang ditimbun pada jaringan.
fisik
tubuh
yang
tidak
melalui
adekuat
Hal ini juga terjadi pada dewasa dengan obesitas
karena
adanya
perubahan
Ada beberapa keterbatasan yang mungkin
metabolisme skeletal walaupun pada anak
perlu
dipertimbangkan
dengan obesitas, masih belum ditemukan
menginterpretasi
penjelasan serupa (McManus & Mellecker,
Pengukuran
2012). Hasil yang berbeda dilaporkan oleh
dilakukan melalui metode self reporting
Cristoph et al. (2017) yang menunjukkan
sehingga memungkinkan adanya bias.
bahwa anak dengan IMT lebih tinggi
Selain itu, IMT yang merupakan alat ukur
justru ditemukan di lingkungan pedesaan
termudah untuk menentukan status gizi
dan dengan aktivitas fisik yang lebih tinggi.
belum bisa merepresentasikan secara
hasil
tentang
dalam
penelitian
ini.
aktivitas
fisik
keseluruhan perubahan pada komposisi Hasil
penelitian
tentang
hubungan
lemak tubuh. Pemeriksaan langsung total
aktivitas fisik dan IMT yang bervariasi
energi
yang
dikeluarkan,
tetap tidak dapat menolak pemahaman
dipertimbangan
umum tentang keuntungan fisiologis dari
penelitian selanjutnya.
untuk
dapat
dilakukan
di
464 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
KESIMPULAN
Ellulu, M., Abed, Y., Rahmat, A., Ranneh,
Aktivitas fisik siswa SD kota Malang lebih
Y., Ali, Faisal. (2014). Epidemiology
tinggi dibandingkan total asupan energi
of obesity in developing countries:
sehingga hal ini mungkin mempengaruhi
challenges and prevention. HOAJ:
indeks massa tubuh (IMT) siswa yang
1-6.
lebih banyak tergolong dalam kategori normal.
Freedman, DS., Khan, LK., Serdula, MK., Dietz,
WH.,
Srinivasan,
SR.,
Berenson, GS. (2005). The relation
UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Kemristekdikti dalam skim Penelitian Dosen Pemula tahun pembiayaan 2017. Penulis juga
of childhood BMI to adult adiposity: the Bogalusa heart study. Pediatrics. 115(1): 22–27.
kerjasama SD
Fryar, C.D., Carroll, M.D., Ogden,
Sriwedari dan SDN Klojen karena telah
C.L.(2012). Prevalence of obesity among
berpartisipasi
children and adolescents: United States,
berterima kasih
atas
aktif
selama
proses
trends 1963–1965 through 2009–
penelitian
2010—obesity-2009-10
trends.pdf.
REFERENSI
http://www.nccpeds.com/Continu
Badan Penelitian dan Pengembangan
ityModules-
Kesehatan Kemenkes, RI. (2013).
Fall/Fall%20Continuity%
Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
20Source%20Materials/Obesity-
Cristoph, MJ., Grigsby- Toussanit, DS., Baingana, R, Ntambi, JM. (2017).
2009-10%20Trends.pdf
(Diakses
pada 1 Oktober 2017)
Physical Activity, Sleep, and BMI
Gunter, KB., Nader, PA., John, DH.
Percentile in Rural and Urban
(2015). Physical Activity Levels and
Ugandan Youth. Annals of Global
Obesity Status of Oregon Rural
Health, 83(2): 311-319.
Elementary
Cunningham, SA., Kramer, MR., Narayan,
School
Children.
Preventive Medicine Reports. 2: 478-482.
of
Japutra, A., Fadlyana, E., Alam, A. (2015).
childhood obesity in the United
Risk Factor for Obesity in 6-12
States. N. Engl. J. Med. 370(5): 403–
Years
411.
Indonesiana, 55(1): 35-39.
KMV.
(2014).
Incidence
Old
Children.
Paedatrica
465 Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
Kamelia, E., Nurdiani., Sembiring, T.,
Popkin, BM., Adair, LS., Ng, SH. (2011).
Hakimi., Lubis, IZ. (2003). Obesity
Global Nutrition Transition and
among children aged 10-13 years in
The
public
Developing Countries. Nut Rev,
and
private
elementary
school. Paedatrica Indonesiana, 43(34): 38-41.
Pandemic
Obesity
in
70(1): 3-21. Primacakti, F., Syarif, DR., Advani, N.
Liu LL., Lawrence JM., Davis C., et al.
(2014). Physical Activity Assessment
(2009). For the SEARCH for
in
Diabetes in Youth Study Group.
Adolescents Using Bouchard Diary.
Prevalence
Paedatrica Indonesiana, 54(3): 137-143.
of
overweight
and
obesity in youth with diabetes in USA: the SEARCH for Diabetes in Youth Study. Pediatr Diabetes. 11(1): 4-11.
Activity
and
Obese
Children. J of Sport and Health Sci, 1: 141-148. L., Jansen, H.,
Shrewsbury, VA., O’Malley, C., RP.,
et
al.
(2009).
Interventions for treating obesity in children. Cochrane Database Syst Rev. (1).
Non
Obese
Rachmi, CN., Li, M., Baur, LA. (2017). Overweight
and
obesity
in
Indonesia: prevalence and risk Health, 147: 27-29. Taylor, JH., Alexander, J., McBride, J. (2004). Overweight and Obesity in Children: A Review of the Literature. 1-
Oude, LH., Baur, Stolk,
and
factors- a literature review. Public
McManus, AM., Mellecker, RR. (2012). Physical
Obese
46. Yu, CW., Sung, RYT., So, R., Lam, K., Nelson, EAS., Li, AM, et al. (2002). Energy Expenditure and Physical Activity of Obese Children: Cross Sectional Study. Hong Kong Med J, 8: 313-317.