Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Likuiditas Rupiah Laporan Harian
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Likuiditas Rupiah Laporan Harian
Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Gantiah Wuryandani Siti Astiyah Wahyu Yuwana Hidayat Komala Dewi Wirza Ayu Novriana Riska Rosdiana Tresna Kholilah
Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank Indonesia Telp: 021-29817321 Fax: 021-2311580 email:
[email protected] Hak Cipta © 2013, Bank Indonesia 2013
Likuiditas Rupiah
Laporan Harian
DAFTAR ISI Paragraf
Halaman Hal. i – v Hal. vii Hal. vi Hal. vi
Daftar Isi Rekam Jejak Regulasi Laporan Harian Dasar Hukum Regulasi Bank Indonesia Laporan Harian Bank Umum Ketentuan Umum Penyusunan Data LHBU Penyampaian LHBU Penyampaian Data LHBU dan Koreksi LHBU Hasil Olahan dan Pengguna LHBU Pengawasan Sanksi Penyampaian Pertanyaan Ketentuan Peralihan
Lampiran Lampiran 1 Pedoman Penyusunan Laporan Harian Bank Umum BAB I Penjelasan Umum A. Tujuan Laporan B. Pelapor/Penyedia Informasi C. Jenis Laporan D. Penjabaran Kurs E. Penyusunan Laporan F. Penyampaian Laporan G. Data yang Dilaporkan H. Waktu Penyampaian Laporan I. Penyampaian Koreksi J. Sanksi K. Pengguna L. Penggabungan Transaksi yang Dilaporkan M. Lain – Lain BAB II Penjelasan Formulir dan Cakupan Informasi Yang Dilaporkan I. Form 101: Pasar Uang Antar Bank II. Form 102: Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) III. Form 201: Transaksi TOD/TOM/SPOT
Par. 1 Par. 2 – 3 Par. 4 – 6 Par. 7 – 11 Par. 12 – 15 Pgr. 16 Par. 17 – 20 Par. 21 Par. 22
Hal. 1 Hal. 1 – 4 Hal. 5 – 7 Hal. 7 – 19 Hal. 19 – 23 Hal. 23 Hal. 23 – 32 Hal. 32 Hal. 32
Hal. 33 – 511 Hal. 33 – 293 Hal. 33 – 43 Hal. 34 – 35 Hal. 35 Hal. 35 – 38 Hal. 38 Hal. 38 – 39 Hal. 39 Hal. 39 Hal. 40 – 41 Hal. 41 – 42 Hal. 42 Hal. 42 Hal. 42 – 43 Hal. 43 Hal. 44 – 60 Hal. 44 – 45 Hal. 45 Hal. 46
i
Likuiditas Rupiah
Laporan Harian
IV. V. VI.
Hal. 46 – 48 Hal. 48 Hal. 48 – 49
Form 202: Transaksi Forward/Swap/Option Form 203: Transaksi Derivatif Lainnya Form 204: Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Jual Bukan Investasi Dengan Pihak Asing VII. Form 205: Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Beli Bukan Investasi dengan pihak lain. VIII. Form 206: Rekapitulasi Transaksi Derivatif IX. Form 301: Perdagangan Surat Berharga di Pasar Sekunder X. Form 401: PDN Gabungan Kantor DN XI. Form 402: PDN Gabungan Kantor DN dan LN XII. Form 403: Pos-pos Tertentu Neraca Gabungan Kantor DN XIII. Form 404: Pos-pos Tertentu Neraca Gabungan Kantor DN dan LN XIV. Form 405: Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity XV. Form 406: Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Behavioral dan Rencana Pendanaan – Penggunaan XVI. Form 407: Posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri Jangka Pendek Bank XVII. Form 408: Posisi Harian Dana Usaha Kantor Cabang Bank Asing XVIII. Form 501: Suku Bunga Penawaran XIX. Form 602: Suku Bunga Kredit Rupiah/valas XX. Form 603: Suku Bunga Deposito Berjangka, Suku Bunga Tabungan dan Diskonto Sertifikat Deposito XXI. Form 604: Tingkat Imbalan Deposito Investasi Mudharabah Bank Syariah XXII. Form 701: Tingkat bunga yang wajar untuk simpanan di Bank Umum. XXIII. Form 702: Kurs transaksi yang ditetapkan BI XXIV. Form 703: Kurs Uang Kertas Asing (UKA) XXV. Form 704: Kurs Penutupan XXVI. Form 705: Kurs Pajak XXVII. Form 706: Imbalan SBIS, Tingkat Diskonto SBI dan Deposit Facility XXVIII. Form 707: Singapore InterBank Offered Rate (SIBOR) XXIX. Form 708: Kurs USD/IDR XXX. Pengumuman dari Bank Indonesia BAB III Penjelasan Pengisisan Field atau Kolom Tata Cara Penulisan Character dan Numeric Tata Cara Pengisian Field Header Informasi Pokok Bank Pelapor Form 101: Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Form 102: Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) Form 201: Transaksi TOD/TOM/SPOT Form 202: Transaksi Forward/Swap/Option
Hal. 49 Hal. 49 – 50 Hal. 50 Hal. 50 Hal. 51 Hal. 51 Hal. 51 – 52 Hal. 52 Hal. 52 – 53 Hal. 53 – 55 Hal. 55 – 56 Hal. 56 Hal. 56 Hal. 56 – 57 Hal. 57 Hal. 57 – 58 Hal. 58 Hal. 58 Hal. 58 Hal. 58 Hal. 59 Hal. 59 Hal. 59 Hal. 59 – 60 Hal. 61 – 293 Hal. 61 Hal. 61 – 62 Hal. 63 Hal. 64 – 67 Hal. 68 – 71 Hal. 72 – 87 Hal. 88 – 105
ii
Likuiditas Rupiah Form 203: Transaksi Derivatif Lainnya Form 204: Posisi akhir hari transaksi derivatif jual bukan investasi dengan pihak asing Form 205: Posisi akhir hari transaksi derivatif beli bukan investasi dengan pihak asing Form 206: Rekapitulasi Transaksi Derivatif Form 301: Perdagangan Surat Berharga di Pasar Sekunder Form 401 dan 402: PDN gabungan kantor DN dan gabungan kantor DN & LN Form 403 dan 404: Pos-pos tertentu (gabungan kantor DN dan gabungan DN & LN) Form 405: Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity Form 406: Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Behavioral dan Rencana Pendanaan-Penggunaan Lampiran Pengisian Form 405 Lampiran Pengisian Form 406 Form 407: Posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri Jangka Pendek Bank Form 408: Posisi Harian Dana Usaha Kantor Cabang Bank Asing Form 501: Suku Bunga Penawaran Form 602: Suku bunga kredit Form 603: Suku bunga Deposito Berjangka, Suku Bunga Tabungan dan Diskonto Sertifikat Deposito Form 604: Tingkat Imbalan Deposito Investasi Mudharabah Bank Syariah Form 701: Tingkat Suku Bunga yang Wajar untuk Simpanan di Bank Umum Form 702 Kurs Transaksi yang Ditetapkan BI Form 703: Kurs Uang Kertas Asing (UKA) Form 704: Kurs Penutupan Form 705: Kurs Pajak Form 706: Imbalan SBIS, Tingkat Diskonto SBI dan Deposit Facility Form 707: SIBOR Form 708: Kurs USD/IDR Pengumuman Lain dari Bank Indonesia Tata Cara Penulisan Mata Uang Dasar dan Mata Uang Lawan Lampiran 2 Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan Harian Bank Umum BAB 1 Keterangan Umum dan Cara Pengisian Keterangan Umum Cara Pengisian BAB 2 Sistem Validasi Form 101 Pasar Uang Antar Bank Pagi/Sore/Valas/Luar Negeri Form 102 Pasar Uang Antar Bank Syariah Form 201 Transaksi TOD/TOM/SPOT
Laporan Harian Hal. 106 – 120 Hal. 121 – 122 Hal. 123 – 124 Hal. 125 – 127 Hal. 128 – 131 Hal. 132 – 136 Hal. 137 – 201 Hal. 202 Hal. 203 – 229 Hal. 230 – 233 Hal. 234 – 252 Hal. 253 – 259 Hal. 260 – 262 Hal. 263 – 264 Hal. 265 – 267 Hal. 268 – 270 Hal. 271 – 272 Hal. 273 – 274 Hal. 275 – 276 Hal. 277 – 278 Hal. 279 – 280 Hal. 281 – 282 Hal. 283 – 284 Hal. 285 – 286 Hal. 287 – 289 Hal. 290 Hal. 290 – 293 Hal. 294 – 452 Hal. 295 Hal. 296 Hal. 297 Hal. 298 – 303 Hal. 304 – 309 Hal. 310 – 318
iii
Likuiditas Rupiah Form 202 Transaksi FORWARD/SWAP/OPTION Form 203 Transaksi Derivatif Lainnya Form 204 Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Jual Bukan Investasi Dengan Pihak Asing Form 205 Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Beli Bukan Investasi Dengan Pihak Asing Form 206 Rekapitulasi Transaksi Derivatif Form 301 Perdagangan Surat Berharga di Pasar Sekunder Form 401 Posisi Devisa Neto (Gabungan Kantor di Dalam Negeri) Form 402 Posisi Devisa Neto (Gabungan Kantor di Dalam dan Luar Negeri) Form 403 Pos – Pos Tertentu Neraca (Gabungan Kantor di Dalam Negeri) Form 404 Pos – Pos Tertentu Neraca (Gabungan Kantor di Dalam dan Luar Negeri) Form 405 Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity Form 406 Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Behavioral dan Rencana Pendanaan – Penggunaan) Form 407 Posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri Jangka Pendek Bank Form 408 Posisi Harian Dana Usaha Kantor Cabang Bank Asing Form 501 Suku Bunga Penawaran Form 602 Suku Bunga Kredit dalam Rupiah/Valas Form 603 Suku Bunga Deposito Berjangka, Suku Bunga Tabungan dan Diskonto Sertifikat Deposito Form 604 Tingkat Imbalan Deposito Investasi Mudharabah Bank Syariah BAB 3 Informasi Pokok Bank Pelapor BAB 4 Daftar Formulir LHBU BAB 5 Template dan Spesifikasi Form 101: Pasar Uang Antar Bank Pagi/Sore/Valas/LN Form 102: Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah Form 201: Transaksi TOD/TOM/SPOT Form 202: Transaksi Forward/Swap/Option Form 203: Transaksi Derivatif Lainnya Form 204: Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Jual Bukan Investasi Dengan Pihak Asing Form 205: Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Beli Bukan Investasi Dengan Pihak Asing Form 206: Rekapitulasi Transaksi Derivatif Form 301: Perdagangan Surat Berharga di Pasar Sekunder Form 401: Posisi Devisa Neto (Gabungan Kantor di Dalam Negeri) Form 402: Posisi Devisa Neto (Gabungan Kantor di Dalamdan Luar Negeri)
Laporan Harian Hal. 319 – 329 Hal. 330 – 336 Hal. 337 – 338 Hal. 339 – 340 Hal. 341 – 343 Hal. 344 – 350 Hal. 351 – 352 Hal. 353 – 354 Hal. 355 – 356 Hal. 357 – 358 Hal. 359 – 364 Hal. 365 – 368 Hal. 369 – 372 Hal. 373 – 376 Hal. 377 – 379 Hal. 380 – 381 Hal. 382 – 384 Hal. 385 – 386 Hal. 387 Hal. 388 Hal. 389 Hal. 390 – 392 Hal. 393 – 395 Hal. 396 – 399 Hal. 400 – 403 Hal. 404 – 407 Hal. 408 – 409 Hal. 410 – 411 Hal. 412 – 413 Hal. 414 – 416 Hal. 417 – 418 Hal. 419 – 420
iv
Likuiditas Rupiah Form 403: Pos-Pos Tertentu Neraca (Gabungan Kantor di Dalam Negeri) Form 404: Pos-Pos Tertentu Neraca (Gabungan Kantor di Dalamdan Luar Negeri) Form 405: Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity Form 406: Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Behavioral dan Rencana Pendanaan-Penggunaan Form 407: Posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri Jangka Pendek Bank Form 408: Posisi Harian Dana Usaha kantor Cabang Bank Asing Form 501: Suku Bunga Penawaran Form 602: Suku Bunga Kredit dalam Rupiah/Valas Form 603: Suku Bunga Deposito Berjangka, Suku Bunga Tabungan dan Diskonto Sertifikat Deposito Form 604: Tingkat Imbalan Deposito Investasi Mudharabah Bank Syariah BAB 6 Daftar Lampiran Sandi Lampiran 3 Contoh Surat Permohonan Menjadi Pelanggan LHBU
Laporan Harian Hal. 421 – 422 Hal. 423 – 425 Hal. 426 – 433 Hal. 434 – 438 Hal. 439 – 441 Hal. 442 – 443 Hal. 444 – 445 Hal. 446 – 447 Hal. 448 – 449 Hal. 450 – 451 Hal. 452 Hal. 453 Hal. 453
Lampiran 4 Contoh Perjanjian Penggunaan Laporan Harian Bank Umum
Hal. 454 – 460 Hal. 454 – 460
Lampiran 5 Contoh Surat Kuasa
Hal. 461 – 462 Hal. 461 – 462
Petunjuk Teknis Aplikasi LHBU Lampiran 1 Petunjuk Teknis Aplikasi LHBU Lampiran 2 Petunjuk Teknis Aplikasi LHBU Lampiran 3 Petunjuk Teknis Aplikasi LHBU Lampiran 4
Hal. 463 – 466 Hal. 467 – 480 Hal. 481 – 490 Hal. 491 – 511
v
Likuiditas Rupiah
Laporan Harian
Rekam Jejak Regulasi Laporan Harian
SE 15/48/DSta 2013 Perubahan kedua atas SE 13/3/DPM 2011
SE 14/39/DPM 2012 Perubahan atas SE 13/3/DPM 2011
SE 13/4/DPM 2011 Biaya Laporan Harian Bank Umum SE 13/3/DPM 2011 Laporan Harian Bank Umum
-Bab III butir A.3 -Bab V butir E.1, E.2, E.4, E.5, E.8 -Bab VI butir 5 -Bab VIII butir 1.b -Form 301 butir II, III, Bab 2, Bab 5 -Lampiran 3 dan 4 -Lampiran 1 angka 9 dan 10 -Lampiran 2 angka 11 dan 12 -Lampiran 3 angka 13 -Lampiran 4 angka 14
-Bab III butir B.6, B.9 dihapus -Bab IV butir A.2.h, A.2.I, butir A.2.m dihapus -Bab IV butir B.1, B.2.b -Bab V butir A.2.h, A.2.j, C.4.e dihapus -Bab V butir D.1, D.2.j, D.2.k, D.2.m dihapus, D ditambah 1 angka 4, E.6.a.7) dihapus -Bab X butir 3.a dihapus, 5.i dihapus -Unit Khusus Manajemen diubah menjadi Departemen Pengelolaan Sistem Informasi -Kantor Bank Indonesia menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia -Form 102,201,202,203,204,205,401,402,403, 404,405,406,407 menjadi Lampiran 1 dan Lampiran 2 -Lampiran 1,2,3,4
13/8/PBI/2011 Laporan Harian Bank Umum SE 9/3/DPM 2007 Biaya Laporan Harian Bank Umum dan Biaya Pusat Informasi Pasar Uang
SE 9/2/DPM 2007
9/2/PBI/2007 Laporan Harian Bank Umum
SE 7/38/DPM 2005 Biaya Laporan Harian Bank Umum dan Biaya Pusat Informasi Pasar Uang
SE 7/16/DPM 2005 SE 7/7/DPM 2005
7/10/PBI/2005 Laporan Harian Bank Umum Psl 4 ayat (1), (2) dan Pasal 9
Pasal 9, 19-22
7/12/PBI/2005 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/10/PBI/2005 Tentang Laporan Harian Bank Umum
5/24/PBI/2003 Pusat Informasi Pasar Uang
Psl 4 ayat (3),(4) dan Psl 7
3/3/PBI/2001 Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing
Keterangan : Diubah Dicabut PBI/KEPDIR Masih Berlaku PBI/KEPDIR Tidak Berlaku
27/19/KEP/DIR/1994 Tentang Pusat Informasi Pasar Uang
SE Masih Berlaku SE Tidak Berlaku
vi
Likuiditas Rupiah
Laporan Harian
Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 - Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/8/PBI/2011 tentang Laporan Harian Bank Umum - Surat Edaran Nomor 15/48/DSta 2013 Perubahan kedua atas Surat Edaran Nomor 13/3/DPM/2011 Tentang Laporan Harian Bank Umum - Surat Edaran Nomor 14/39/DPM 2012 Perubahan atas Surat Edaran Nomor 13/3/DPM/2011 Tentang Laporan Harian Bank Umum - Surat Edaran Nomor 13/4/DPM 2011 perihal Biaya Laporan Harian Bank Umum - Surat Edaran Nomor 13/3/DPM 2011 perihal Laporan Harian Bank Umum
vii
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
1
BAB I Pasal 1 13/8/PBI/2011
2
BAB II Pasal 2 13/8/PBI/2011 Ayat (1)
Ketentuan
Moneter Likuiditas Rupiah Laporan Harian Bank Umum Ketentuan Umum 1.
Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang Bank asing di Indonesia, dan Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 2. Bank Pelapor adalah kantor Bank yang meliputi kantor pusat Bank yang berbadan hukum Indonesia, kantor cabang bank asing, dan unit usaha syariah. 3. Laporan Harian Bank Umum, yang selanjutnya disebut LHBU, adalah laporan yang disusun dan disampaikan oleh Bank Pelapor secara harian kepada Bank Indonesia. 4. Pelanggan LHBU adalah pihak selain Bank Pelapor, yang dapat memperoleh hasil olahan LHBU sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 5. Perjanjian Penggunaan LHBU adalah kesepakatan tertulis antara Bank Indonesia dengan Pelanggan LHBU mengenai penggunaan LHBU dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 6. Penyampaian laporan secara on-line, adalah penyampaian laporan yang dilakukan dengan mengirim rekaman data secara langsung melalui jaringan komunikasi data kepada Bank Indonesia. 7. Penyampaian laporan secara off-line, adalah penyampaian laporan yang dilakukan dengan menyampaikan rekaman data dalam bentuk disket atau media perekaman data elektronik lainnya kepada Bank Indonesia. 8. Pasar Uang Antar Bank, yang selanjutnya disebut PUAB, adalah kegiatan pinjam-meminjam dalam rupiah dan/atau valuta asing antar Bank konvensional dengan jangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. 9. Pasar Uang Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syariah, yang selanjutnya disebut PUAS, adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antar Bank berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing. 10. Data Jakarta InterBank Offered Rate, yang selanjutnya disebut Data JIBOR, adalah suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB di Indonesia yang berasal dari kontributor JIBOR. 11. Hari Kerja adalah hari pada saat Kantor Pusat Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan kliring dan sistem Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement.
Penyusunan Data LHBU (1)
Bank Pelapor wajib menyusun LHBU.
1
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi SE 13/3/DPM 2011 Romawi II
Pasal 2 13/8/PBI/2011 Ayat (2) – (3)
Ketentuan Bank Pelapor terdiri dari : 1. Kantor pusat Bank yang berbadan hukum Indonesia, yaitu: a. Kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. b. Kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 2. Kantor Cabang Bank Asing. 3. Unit Usaha Syariah. (2)
LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi data transaksional dan data non transaksional. Yang dimaksud dengan “data transaksional” adalah data yang dihasilkam dari transaksi Bank Pelapor dengan pihak lain sebagai counterpart. Yang dimaksud dengan “data non transaksional” adalah data yang bukan dihasilkan dari transaksi Bank Pelapor dengan pihak lain, dan/atau merupakan data posisi atas transaksi Bank Pelapor.
(3)
Data transaksional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi data: a. PUAB yang terdiri dari PUAB pagi rupiah, PUAB sore rupiah, PUAB valuta asing, dan PUAB luar negeri; b. PUAS; c. perdagangan surat berharga di pasar sekunder; dan Yang dimaksud dengan “data perdagangan surat berharga di pasar sekunder” adalah data transaksi dari surat-surat berharga yang pada saat ini hanya berupa Sertifikat Bank Indonesia, sertifikat deposito, dan commercial paper. d.
transaksi valuta asing. Yang dimaksud dengan “transaksi valuta asing (foreign exchange)” adalah transaksi jual beli antara satu mata uang dengan mata uang lainnya pada harga yang disepakati yang terdiri dari antara lain tod/tom/spot, transaksi derivative berupa forward, swap, option, dan transaksi derivative lainnya, namun tidak termasuk transaksi jual beli Uang Kertas Asing (UKA).
Pasal 2 13/8/PBI/2011 Ayat (4)a – d
(4)
Data non transaksional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi data: a. posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; yang dimaksud dengan “pihak asing” adalah pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank.
2
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan Yang dimaksud dengan “data posisi akhir hari transaksi derivative jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing” adalah data sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank. b.
posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; Yang dimaksud dengan “data posisi akhir hari transaksi derivative beli valuta asing” adalah data sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank.
c.
posisi rekapitulasi transaksi derivatif; yang dimaksud dengan “data rekapitulasi transaksi derivative” adalah data sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Transaksi Derivatif”
d.
posisi devisa neto; yang dimaksud dengan “posisi devisa neto” adalah posisi devisa neto sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Posisi Devisa Neto”
SE 13/3/DPM 2011 Romawi III.B No. 4
Pasal 2 13/8/PBI/2011 Ayat (4)e SE 13/3/DPM 2011 Romawi III.B No. 5
Posisi Devisa Neto (PDN) untuk posisi akhir hari, terdiri dari: a. data gabungan yang mencakup kantor-kantor Bank Pelapor di dalam negeri; dan b. data gabungan yang mencakup kantor-kantor Bank Pelapor di dalam negeri dan di luar negeri. Dalam hal Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak memiliki kantor di luar negeri maka Bank Pelapor tetap mengirimkan form header. e.
pos-pos tertentu neraca;
Pos-Pos Tertentu Neraca, terdiri dari: a. data posisi pos-pos tertentu dari neraca gabungan kantorkantor Bank Pelapor dalam negeri; dan b. data posisi pos-pos tertentu dari neraca gabungan kantorkantor Bank Pelapor dalam negeri dan luar negeri. Dalam hal Bank Pelapor sebagaimana dimaksud dalam huruf b tidak memiliki kantor di luar negeri maka Bank Pelapor tetap mengirimkan form header.
3
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi Pasal 2 13/8/PBI/2011 Ayat (4)f SE 14/39/DPM 2012 Romawi III.B No. 6
Ketentuan f. proyeksi arus kas;
Proyeksi arus kas, terdiri dari: a. proyeksi arus kas berdasarkan pendekatan remaining maturity; dan b. proyeksi arus kas berdasarkan pendekatan behavioral dan rencana pendanaan-penggunaan.
Pasal 2 13/8/PBI/2011 Ayat (4)g – m
g. h. i. j. k.
tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah; suku bunga dasar kredit; suku bunga kredit; suku bunga deposito berjangka, diskonto sertifikat deposito, dan suku bunga tabungan; suku bunga penawaran; yang dimaksud dengan “suku bunga penawaran” adalah suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB di Indonesia.
l. posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan m. posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing.
3
Pasal 2 13/8/PBI/2011 Ayat (5)
(5)
Penyusunan LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada sistematika penyusunan LHBU yang diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
Pasal 3 13/8/PBI/2011
(1)
Bank Pelapor harus menunjuk penanggung jawab untuk penyusunan dan penyampaian LHBU, serta menginformasikan penunjukan tersebut kepada Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan “penanggung jawab” adalah petugas Bank Pelapor yang diberi otorisasi untuk menyusun dan menyampaikan LHBU.
(2)
Penunjukan penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi dan/atau menghilangkan tanggung jawab dari direksi Bank, pimpinan kantor cabang bank asing, dan/atau kepala unit usaha syariah. Yang dimaksud dengan “kantor cabang bank asing” adalah kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri berdasarkan hukum asing atau berkantor pusat di luar negeri, yang secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat Bank yang bersangkutan dan mempunyai alamat serta tempat berkedudukan di Indonesia.
(3)
Dalam hal terjadi perubahan atas penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Pelapor harus menginformasikan perubahan dimaksud kepada Bank Indonesia.
4
Likuiditas Rupiah Paragraf 4
Sumber Regulasi BAB III Pasal 4 13/8/PBI/2011 Ayat (1) SE 13/3/DPM 2011 Romawi IV butir A.1 – A.2.g
SE 14/39/DPM 2012 Romawi IV butir A.2.h – A.2.i SE 13/3/DPM 2011 Romawi IV butir A.2.j – butir B
Laporan Harian Ketentuan
Penyampaian LHBU (1)
Bank Pelapor wajib menyampaikan LHBU kepada Bank Indonesia secara lengkap, akurat, dan benar. A. Jenis Form LHBU 1. Data transaksional LHBU disampaikan dengan menggunakan jenis form sebagai berikut: a. Form 101 (PUAB); b. Form 102 (PUAS); c. Form 201 (Transaksi Tod/Tom/Spot); d. Form 202 (Transaksi Forward/Swap/Option); e. Form 203 (Transaksi Derivatif Lainnya); dan f. Form 301 (Perdagangan Surat Berharga di Pasar Sekunder), sebagaimana dimaksud dalam Pedoman sebagaimana Lampiran 1. 2. Data non transaksional LHBU disampaikan dengan menggunakan jenis form sebagai berikut: a. Form 204 (Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Jual Valuta Asing Bukan Investasi dengan Pihak Asing); b. Form 205 (Posisi Akhir Hari Transaksi Derivatif Beli Valuta Asing Bukan Investasi dengan Pihak Asing); c. Form 206 (Rekapitulasi Transaksi Derivatif); d. Form 401 (PDN Gabungan Kantor Dalam Negeri); e. Form 402 (PDN Gabungan Kantor Dalam Negeri dan Luar Negeri); f. Form 403 (Pos-Pos tertentu Neraca Gabungan Kantor Dalam Negeri); g. Form 404 (Pos-pos tertentu Neraca Gabungan Kantor Dalam Negeri dan Luar Negeri); h. Form 405 (Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity); i. Form 406 (Laporan Proyeksi Arus Kas Berdasarkan Pendekatan Behavioral dan Rencana PendanaanPenggunaan); j. Form 407 (Laporan Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri Jangka Pendek Bank); k. Form 408 (Laporan Posisi Harian Dana Usaha Kantor Cabang Bank Asing); l. Form 501 (Suku Bunga Penawaran) m. Dihapus; n. Form 602 (Suku Bunga Kredit); o. Form 603 (Suku Bunga Deposito Berjangka, Suku Bunga Tabungan dan Diskonto Sertifikat Deposito); dan p. Form 604 (Tingkat Imbalan Deposito Investasi Mudharabah Bank Syariah), sebagaimana dimaksud dalam Pedoman sebagaimana Lampiran 1.
5
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi SE 14/39/DPM 2012 Romawi IV butir B.1
Ketentuan B. Jenis Form LHBU yang disampaikan oleh Bank Pelapor 1. Penyampaian jenis form LHBU bagi kantor pusat Bank dan kantor cabang bank asing yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional diatur sebagai berikut: a. Bank yang berstatus Bank devisa wajib menyampaikan form 101, form 102, form 201, form 202, form 203, form 204, form 205, form 206, form 301, form 401, form 402, form 403, form 404, form 405, form 406, form 407, form 501, form 601, form 602, dan form 603. Selain jenis-jenis form di atas, kantor cabang bank asing wajib menyampaikan form 408. Bank Pelapor yang tidak memiliki kantor di luar negeri tetap wajib menyampaikan form header untuk form 402 dan form 404. b. Bank yang berstatus Bank non devisa wajib menyampaikan form 101, form 102, form 301, form 403, form 405, form 407, form 501, form 601, form 602, dan form 603. 2. Penyampaian jenis form LHBU bagi kantor pusat Bank dan kantor cabang bank asing yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah diatur sebagai berikut: a. Bank yang berstatus Bank devisa wajib menyampaikan form 102, form 201, form 401, form 402, form 403, form 404, form 405, form 406, form 407, dan form 604. Selain jenis-jenis form di atas, kantor cabang bank asing berdasarkan prinsip syariah wajib menyampaikan form 408. Bank Pelapor yang tidak memiliki kantor di luar negeri tetap wajib menyampaikan form header untuk form 402 dan form 404. b. Bank yang berstatus Bank non devisa wajib menyampaikan form 102, form 403, form 405, form 406, form 407 dan form 604.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi IV butir B.2.a
SE 14/39/DPM 2012 Romawi IV butir B.2.b SE 13/3/DPM 2011 Romawi IV butir B.3 Pasal 4 13/8/PBI/2011 Ayat (2) – (6)
3. Jenis laporan yang wajib disampaikan oleh Unit Usaha Syariah adalah form 102, form 201, dan form 604.
(2)
Bank Pelapor wajib menyampaikan data transaksional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) (Paragraf 2 ayat (3) dalam kodifikasi ini) berikut form header segera setelah terjadinya transaksi secara real time setiap Hari Kerja pada tanggal laporan. “yang dimaksud dengan “form header” adalah formulir LHBU yang memuat paling sedikit informasi tentang sandi Bank, tanggal laporan, nomor form, dan jumlah record isi.
6
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi (3)
(4) (5) (6)
Ketentuan Bank Pelapor wajib menyampaikan data non transaksional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) (Paragraf 2 ayat (4) dalam kodifikasi ini) berikut form header setiap Hari Kerja pada tanggal laporan berdasarkan: a. posisi akhir hari; b. proyeksi; atau c. data riil, sesuai dengan masing-masing jenis data yang dilaporkan. Bank Pelapor wajib menyampaikan form header walaupun tidak memiliki data transaksional dan/atau data non transaksional. Batas waktu penyampaian LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Kewajiban penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), tidak berlaku dalam hal Bank Pelapor tidak beroperasi, dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan “Bank Pelapor tidak beroperasi” antara lain: 1. Bank yang dibekukan ijin usahanya oleh Bank Indonesia; atau 2. Apabila Bank Pelapor menjalankan hari libur diluar hari libur nasional yang ditetapkan oleh pemerintah.
5
Pasal 5 13/8/PBI/2011
(1) (2)
Bank Indonesia menetapkan Data JIBOR berdasarkan data suku bunga penawaran pada setiap Hari Kerja pada tanggal laporan. Penetapan Data JIBOR diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia akan mengatur antara lain kriteris penetapan Bank Pelapor yang datanya dipergunakan untuk perhitungan Data JIBOR (contributor JIBOR) dan review secara berkala terhadap daftar Bank-Bank Pelapor tersebut yang datanya dipergunakan untuk perhitungan Data JIBOR.
6
Pasal 6 13/8/PBI/2011
7
SE 13/3/DPM 2011 Romawi V huruf A.1 – A.2.g
Dalam hal terdapat kesalahan data pada LHBU yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia, Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi LHBU dalam batas waktu koreksi yang diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
Penyampaian Data LHBU Dan Koreksi LHBU Penyampaian data LHBU dan koreksi LHBU diatur sebagai berikut: 1. Data Transaksional Bank Pelapor wajib menyampaikan data transaksional berikut form header setiap Hari Kerja secara on-line dan real time atau segera setelah terjadinya transaksi pada tanggal laporan. 2. Data Non Transaksional Bank Pelapor wajib menyampaikan data non transaksional berikut form header setiap Hari Kerja secara on-line diatur sebagai berikut: a. Data posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan
7
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Ketentuan investasi dengan pihak asing yang disampaikan adalah data pada posisi tanggal laporan. Contoh: Data posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing pada tanggal 7 Februari 2011 wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut (7 Februari 2011) paling lama pukul 23.59 WIB. Data posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing yang disampaikan adalah data pada posisi tanggal laporan. Contoh: Data posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing pada tanggal 7 Februari 2011 wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut (7 Februari 2011) paling lama pukul 23.59 WIB. Data posisi devisa neto yang disampaikan adalah data pada posisi 2 (dua) hari kerja sebelumnya (H-2). Contoh: Data posisi devisa neto yang disampaikan pada tanggal 9 Februari 2011 adalah data untuk posisi tanggal 7 Februari 2011. Data ini wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia paling lama pukul 23.59 WIB. Data pos-pos tertentu neraca yang disampaikan adalah data pada posisi 2 (dua) hari kerja sebelumnya (H-2). Contoh: Data pos-pos tertentu neraca yang disampaikan pada tanggal 9 Februari 2011 adalah data untuk posisi tanggal 7 Februari 2011. Data ini wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia paling lama pukul 23.59 WIB. Data posisi rekapitulasi transaksi derivatif yang disampaikan adalah data pada posisi 2 (dua) hari kerja sebelumnya (H-2). Contoh: Data posisi rekapitulasi transaksi derivatif yang disampaikan pada tanggal 9 Februari 2011 adalah data untuk posisi tanggal 7 Februari 2011. Data ini wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia paling lama pukul 23.59 WIB. Data posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank yang disampaikan adalah data pada posisi 2 (dua) hari kerja sebelumnya (H-2). Contoh: Data posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank yang disampaikan pada tanggal 9 Februari 2011 adalah data untuk posisi tanggal 7 Februari 2011. Data ini wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia paling lama pukul 23.59 WIB. Data posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing yang disampaikan adalah data pada posisi 2 (dua) hari kerja sebelumnya (H-2).
8
Likuiditas Rupiah Paragraf
Sumber Regulasi
Laporan Harian Ketentuan Contoh: Data posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing yang disampaikan pada tanggal 9 Februari 2011 adalah data untuk posisi tanggal 7 Februari 2011. Data ini wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia paling lama pukul 23.59 WIB.
SE 14/39/DPM 2012 Romawi V huruf A.2.h
h. Data proyeksi arus kas yang disampaikan mencakup: 1) Proyeksi arus kas berdasarkan pendekatan remaining maturity atas pos-pos sebagaimana diatur dalam Pedoman dalam Lampiran 1, yaitu: a) Posisi pos-pos pada tanggal laporan, kecuali untuk posisi pos Kas, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Kredit yang dilaporkan adalah posisi pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal laporan. b) Proyeksi arus kas harian pos-pos setelah tanggal laporan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender. Proyeksi arus kas dalam valuta asing dikonversi terlebih dahulu ke dalam mata uang rupiah. Contoh: Data proyeksi arus kas yang dilaporkan pada tanggal 1 Mei 2013, yaitu: (1) Posisi pos-pos pada tanggal 1 Mei 2013, kecuali untuk posisi pos Kas, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Kredit yang dilaporkan adalah posisi pada tanggal 30 April 2013. (2) Proyeksi arus kas harian pos-pos sejak 2 Mei 2013 sampai dengan 31 Mei 2013. Data proyeksi arus kas tersebut wajib disampaiakan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 1 Mei 2013 paling lama pukul 23.59 WIB. 2) Proyeksi arus kas berdasarkan pendekatan behavioral dan rencana pendanaan-penggunaan atas pos-pos sebagaimana diatur dalam Pedoman dalam Lampiran 1, yaitu: a) Proyeksi arus kas harian pos-pos setelah tanggal laporan sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender. b) Proyeksi arus kas harian pos-pos secara kumulatif terhitung sejak hari ke-15 (lima belas) sampai dengan hari ke-21 (dua puluh satu). c) Proyeksi arus kas harian pos-pos secara kumulatif sejak hari ke-22 (dua puluh dua) sampai dengan hari ke-28 (dua puluh delapan). Proyeksi arus kas dalam valuta asing dikonversi terlebih dahulu ke dalam mata uang Rupiah. Contoh: Data proyeksi arus kas yang dilaporkan pada tanggal 1 Mei 2013, yaitu: a) Tanggal 2 Mei 2013 sampai dengan 15 Mei 2013;
9
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan b) Tanggal 16 Mei 2013 sampai dengan 22 Mei 2013 secara kumulatif untuk minggu ke-3 (tiga); c) Tanggal 23 Mei 2013 sampai dengan 29 Mei 2013 secara kumulatif untuk minggu ke-4 (empat). Data proyeksi arus kas tersebut wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 1 Mei 2013 paling lama pukul 23.59 WIB.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi V huruf A.2.i
i.
SE 14/39/DPM 2011 Romawi V huruf A.2.j
j.
SE 14/39/DPM 2011 Romawi V.D No.1
SE 14/39/DPM 2011 Romawi V.D No. 2
Data suku bunga penawaran dalam rupiah dan valuta asing (USD) wajib disampaikan oleh Bank Pelapor pada tanggal laporan. Contoh: Data suku bunga penawaran pada tanggal 7 Februari 2011 wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut (7 Februari 2011) paling lama pukul 10.30 WIB. Data suku bunga dasar kredit dalam rupiah dan valuta asing (USD), suku bunga kredit dalam rupiah dan valuta asing (USD), suku bunga deposito berjangka dalam rupiah dan valuta asing (USD), diskonto sertifikat deposito dalam rupiah dan valuta asing (USD), suku bunga tabungan dalam rupiah dan tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah dalam rupiah yang disampaikan adalah data yang berlaku pada tanggal laporan. Contoh: Data suku bunga kredit atau tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah pada tanggal 7 Februari 2011 wajib disampaikan oleh Bank Pelapor dan diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 7 Februari 2011 paling lama pukul 18.00 WIB.
Tata Cara dan Batas Waktu Koreksi LHBU 1. Dalam hal terjadi kesalahan atas data suku bunga penawaran yang disampaikan, Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi terhadap data dimaksud pada tanggal pelaporan paling lama pukul 10.45 WIB pada hari kerja yang sama. Contoh: Dalam hal terjadi kesalahan atas data suku bunga penawaran yang disampaikan pada tanggal 9 Desember 2013 maka koreksi atas kesalahan data tersebut wajib disampaikan oleh Bank Pelapor pada tanggal 9 Desember 2013 paling lama pukul 10.45 WIB. 2. Dalam hal terjadi kesalahan atas data yang disampaikan: a. PUAB pagi rupiah; b. PUAB sore rupiah; c. PUAB valuta asing; d. PUAS; e. perdagangan surat berharga di pasar sekunder; f. PDN gabungan kantor dalam negeri; g. PDN gabungan kantor dalam negeri dan luar negeri; h. pos-pos tertentu neraca gabungan kantor dalam negeri; i. pos-pos tertentu neraca gabungan kantor dalam negeri dan luar negeri; j. proyeksi arus kas berdasarkan pendekatan remaining maturity;;
10
Likuiditas Rupiah Paragraf
Sumber Regulasi
SE 14/39/DPM 2011 Romawi V.D No. 4
Laporan Harian Ketentuan k. proyeksi arus kas berdasarkan pendekatan behavioral dan rencana pendanaan-penggunaan;; l. tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah dalam rupiah; m. dihapus; n. suku bunga kredit rupiah dan valuta asing (USD); dan o. suku bunga deposito berjangka rupiah dan valuta asing (USD), diskonto sertifikat deposito rupiah dan valuta asing (USD), dan suku bunga tabungan rupiah. Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi segera setelah diketahui adanya kesalahan dan tetap dalam batas waktu penyampaian sebagaimana dimaksud pada huruf C (SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.C) (Paragraf 8 ayat (10) dalam kodifikasi ini). Contoh : Dalam hal terjadi kesalahan atas data transaksi PUAB pagi rupiah pada tanggal 7 Februari 2011 maka koreksi atas kesalahan data tersebut disampaikan oleh Bank Pelapor sejak tanggal 7 Februari 2011 paling lama pukul 12.00 WIB. 3. Dalam hal terjadi kesalahan atas data yang disampaikan: a. PUAB luar negeri; b. transaksi tod/tom/spot; c. transaksi derivatif berupa forward, swap, option; d. transaksi derivatif lainnya; e. posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; f. posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; g. posisi rekapitulasi transaksi derivatif; h. posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan i. posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing. Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi terhadap data dimaksud paling lama pukul 16.00 WIB pada hari kerja berikutnya. Contoh : Dalam hal terjadi kesalahan atas data transaksi valuta asing pada tanggal 7 Februari 2011 maka koreksi atas kesalahan data tersebut disampaikan oleh Bank Pelapor sejak tanggal 7 Februari 2011 sampai dengan tanggal 8 Februari 2011 paling lama pukul 16.00 WIB. 4. Dalam hal terjadi kesalahan atas jenis dokumen yang disampaikan untuk: a. Transaksi tod/tom/spot; b. Transaksi derivatif berupa forward, swap, option; dan c. Transaksi derivatif lainnya, Bank pelapor wajib menyampaikan koreksi terhadap jenis dokumen dimaksud paling lama pukul 16.00 WIB pada tanggal valuta transaksi yang bersangkutan. Koreksi dimaksud disampaikan melalui daftar pesan pada sistem LHBU.
11
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan Contoh: Dalam hal terjadi kesalahan atas jenis dokumen untul transaksi spot pada tanggal 13 Mei 2013 dengan tanggal valuta 15 Mei 2013, maka koreksi atas kesalahan jenis dokumen tersebut dapat disampaikan oleh Bank Pelapor sejak tanggal 13 Mei 2013 sampai dengan tanggal valuta 15 Mei 2013 paling lama pukul 16.00 WIB.
8
Pasal 7 13/8/PBI/2011 Ayat (1) – (3)
(1) Bank Pelapor wajib menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU kepada Bank Indonesia secara on-line. (2) Dalam hal Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU secara on-line sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Pelapor wajib melaporkan secara off-line. (3) Penyampaian LHBU dan/atau koreksi LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam hal: a. Bank Pelapor mengalami gangguan teknis untuk penyampaian LHBU dan/atau koreksi LHBU; atau yang dimaksud dengan “Bank Pelapor mengalami gangguan teknis” adalah gangguan yang menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan LHBU secara on-line kepada Bank Indonesia, antara lain karena gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab lainnya. b.
Bank Indonesia mengalami gangguan teknis atau gangguan lainnya pada sistem dan/atau jaringan komunikasi. Yang dimaksud dengan “Bank Indonesia mengalami gangguan teknis” adalah gangguan yang menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan LHBU secara on-line kepada Bank Indonesia antara lain karena system di Bank Indonesia mengalami gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab lainnya.
SE 15/48/DSta 2013 Romawi V.E No. 1 – 2
1.
2.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.E No. 3
3.
Dalam hal Bank Pelapor mengalami gangguan teknis sehingga tidak dapat menyampaikan data dan/atau koreksi LHBU secara on-line, Bank Pelapor memberitahukan secara lisan kepada Bank Indonesia c.q. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan segera setelah mengalami gangguan sebelum batas waktu laporan dan wajib ditegaskan secara tertulis pada Hari Kerja yang sama. Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada angka 1 (SE 15/48/DSta 2013 Romawi V.E angka 1), ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan disampaikan kepada Bank Indonesia c.q. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350. Dalam hal Bank Pelapor tidak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada angka 2 (SE 15/48/DSta 2013 Romawi V.E angka 2), Bank Pelapor dianggap tidak menyampaikan LHBU baik secara on-line maupun secara off-line.
12
Likuiditas Rupiah Paragraf
Sumber Regulasi SE 15/48/DSta 2013 Romawi V.E No. 4 – 5
Laporan Harian
4.
5.
SE 14/39/DPM 2012 Romawi V.E No.6.a
SE 13/3/DPM 2011 Romawi V. E No. 6.b
6.
Ketentuan Bagi Bank Pelapor yang berada di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia, selain menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 (SE 15/48/DSta 2013 Romawi V.E angka 2), juga wajib menyampaikan tembusan pemberitahuan dimaksud kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri yang mewilayahi Bank Pelapor. Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan data dan/atau koreksi LHBU secara on-line karena gangguan teknis atau gangguan lainnya pada sistem dan/atau jaringan komunikasi di Bank Pelapor maupun di Bank Indonesia wajib menyampaikan data dan/atau koreksi LHBU secara off-line kepada: a. Bank Indonesia c.q. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor yang berada di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia atau yang memiliki kantor cabang di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia. b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri yang mewilayahi, bagi Bank Pelapor yang berada di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a. Penyampaian data dan/atau koreksi LHBU sebagaimana dimaksud pada angka 5 (SE 15/48/DSta 2013 Romawi V.E angka 5) diatur sebagai berikut: a. Paling lambat 2 (dua) jam setelah batas waktu pelaporan pada Hari Kerja yang sama untuk data atau koreksi data sebagai berikut: 1) PUAB pagi rupiah; 2) PUAB sore rupiah; 3) PUAB valuta asing; 4) PUAS; 5) perdagangan surat berharga di pasar sekunder; 6) tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah dalam rupiah; 7) suku bunga kredit rupiah dan valuta asing (USD); dan 8) suku bunga deposito berjangka rupiah dan valuta asing (USD), diskonto sertifikat deposito rupiah dan valuta asing (USD), dan suku bunga tabungan rupiah. b. Paling lama pukul 10.00 WIB pada Hari Kerja berikutnya untuk data atau koreksi data sebagai berikut: 1) PUAB luar negeri; 2) transaksi tod/tom/spot; 3) transaksi derivatif berupa forward, swap, option; 4) transaksi derivatif lainnya; 5) posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; 6) posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; 7) posisi rekapitulasi transaksi derivatif;
13
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan 8) PDN gabungan kantor dalam negeri; 9) PDN gabungan kantor dalam negeri dan luar negeri; 10) pos-pos tertentu neraca gabungan kantor dalam negeri; 11) pos-pos tertentu neraca gabungan kantor dalam negeri dan luar negeri; 12) proyeksi arus kas rupiah; 13) proyeksi arus kas valuta asing; 14) posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan 15) posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing. Paling lama pukul 11.00 WIB pada Hari Kerja yang sama untuk data atau koreksi data suku bunga penawaran.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.E No. 7 Pasal 7 13/8/PBI/2011 Ayat (4)
7.
(4)
SE 15/48/DSta 2013 Romawi V.E No. 8
Pasal 7 13/8/PBI/2011 Ayat (5) – (10)
Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan data atau koreksi LHBU karena terjadi keadaan memaksa (force majeure) harus segera memberitahukan secara tertulis disertai penjelasan mengenai penyebab terjadinya keadaan memaksa (force majeure).
Bank Pelapor wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, dalam hal penyampaian LHBU dan/atau koreksi LHBU dilakukan secara off-line sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a. Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada angka 5 (SE 15/48/DSta Romawi V.E angka 5) ditandatangani oleh pejabat dan/atau instansi yang berwenang dan disampaikan kepada: a. Bank Indonesia c.q. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350 bagi Bank Pelapor yang berada di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia atau yang memiliki kantor cabang di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia. b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri yang mewilayahi, bagi Bank Pelapor yang berada di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(5)
(6)
(7)
Batas waktu pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah pada hari kerja yang sama sebelum batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) (Paragraf 4 ayat (5) dalam kodifikasi ini). Dalam hal Bank Pelapor tidak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bank Pelapor dianggap tidak menyampaikan LHBU baik secara on-line maupun secara off-line. Dalam hal terjadi gangguan teknis atau gangguan lainnya pada sistem dan/atau jaringan komunikasi di Bank Indonesia, maka Bank Indonesia akan memberitahukan terjadinya gangguan tersebut secara tertulis atau melalui sarana lainnya kepada Bank Pelapor.
14
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan Yang dimaksud dengan “gangguan teknis atau gangguan lainnya” adalah gangguan yang menyebabkan Bank Indonesia tidak dapat menerima penyampaian LHBU secara on-line antara lain karena gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab lainnya. (8)
Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU secara on-line yang disebabkan oleh gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU secara off-line pada Hari Kerja yang sama untuk data: a. PUAB pagi rupiah; b. PUAB sore rupiah; c. PUAB valuta asing; d. PUAS; e. perdagangan surat berharga di pasar sekunder; f. suku bunga dasar kredit; g. suku bunga kredit; h. suku bunga deposito berjangka, diskonto sertifikat deposito, dan suku bunga tabungan; i. tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah; dan j. suku bunga penawaran. (9) Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU secara on-line yang disebabkan oleh gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU secara off-line pada Hari Kerja berikutnya untuk data: a. PUAB luar negeri; b. transaksi valuta asing; c. posisi devisa neto; d. pos-pos tertentu neraca; e. proyeksi arus kas; f. posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; g. posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; h. posisi rekapitulasi transaksi derivatif; i. posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan j. posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing.
(10) Batas waktu penyampaian LHBU dan/atau koreksi LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dan ayat (9) diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia. SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.C.1 – C.3
Batas waktu penyampaian LHBU ditetapkan sebagai berikut: 1. Pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB untuk data suku bunga penawaran dalam rupiah dan valuta asing. 2. Pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB untuk data PUAB pagi rupiah.
15
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan 3. Pukul 12.01 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB untuk data PUAB sore rupiah. 4. Pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB untuk data: a. PUAB valuta asing; b. PUAS; c. perdagangan surat berharga di pasar sekunder; d. tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah dalam rupiah; e. dihapus; f. suku bunga kredit dalam rupiah dan valuta asing (USD); dan g. suku bunga deposito berjangka dalam rupiah dan valuta asing (USD), diskonto sertifikat deposito dalam rupiah dan valuta asing (USD), serta suku bunga tabungan dalam rupiah. 5. Pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 23.59 WIB untuk data: a. PUAB luar negeri; b. transaksi valuta asing; c. posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; d. posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; e. rekapitulasi posisi transaksi derivatif; f. posisi devisa neto; g. pos-pos tertentu neraca; h. proyeksi arus kas; i. posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan j. posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing.
SE 14/39/DPM 2012 Romawi V.C.4
SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.C.5
9
Pasal 8 13/8/PBI/2011
(1)
(2)
10
Pasal 9 13/8/PBI/2011 ayat (1)
(1)
Bank Pelapor dianggap tidak menyampaikan LHBU atau koreksi LHBU secara on-line apabila LHBU dan/atau koreksi LHBU tidak diterima oleh Bank Indonesia sampai dengan batas waktu penyampaian LHBU dan/atau koreksi LHBU sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Bank Pelapor dianggap tidak menyampaikan LHBU atau koreksi LHBU secara off-line apabila LHBU dan/atau koreksi LHBU tidak diterima oleh Bank Indonesia dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (8), ayat (9) dan ayat (10) (Paragraf 8 ayat (8), ayat (9), dan ayat (10) dalam kodifikasi ini). Bank Pelapor yang dianggap tidak menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 9 dalam kodifikasi ini), tetap wajib menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU untuk data: a. PUAB; b. PUAS; c. transaksi valuta asing; d. posisi devisa neto; e. pos-pos tertentu neraca;
16
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan f. proyeksi arus kas; g. posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; h. posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; i. posisi rekapitulasi transaksi derivatif; j. posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan k. posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi V. F
Pasal 9 13/8/PBI/2011 ayat (2) SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.B
Bank Pelapor yang dianggap tidak menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU sampai dengan batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf C (SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.C) (Paragraf 8 ayat (10) dalam kodifikasi ini) dan huruf D (SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.D) (Paragraf 7 dalam kodifikasi ini) tetap wajib menyampaikan secara on-line data LHBU dan/atau koreksi data LHBU sebagai berikut: a. paling lama 1 (satu) jam setelah batas waktu penyampaian koreksi secara on-line, untuk data PUAB pagi rupiah, PUAB sore rupiah, PUAB valuta asing, dan PUAS. b. paling lama pukul 16.00 WIB pada 5 (lima) Hari Kerja setelah tanggal penyampaian koreksi untuk data: 1) PUAB luar negeri; 2) transaksi valuta asing; 3) posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; 4) posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; 5) posisi rekapitulasi transaksi derivatif; 6) posisi devisa neto; 7) pos-pos tertentu neraca; 8) proyeksi arus kas; 9) posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan 10) posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing. Dalam hal Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU secara on-line dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 (SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.F angka 1) karena gangguan teknis atau gangguan lainnya, Bank Pelapor tetap wajib menyampaikan LHBU dan/atau koreksi dimaksud secara off-line dengan tata cara sebagaimana dimaksud pada butir E.5 (SE 13/3/DPM 2011 Romawi V.E) (Paragraf 8 ayat (3) dalam kodifikasi ini). (2)
Tata cara penyampaian LHBU dan/atau koreksi LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Tata cara penyampaian LHBU diatur sebagai berikut: 1. Sebelum data disampaikan, Bank Pelapor harus melakukan validasi teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan pada Pedoman sebagaimana dimaksud pada Lampiran 1 dan Petunjuk Teknis Aplikasi
17
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi 2.
3.
4.
5.
6.
11
Pasal 10 13/8/PBI/2011
(1)
Ketentuan LHBU sebagaimana dimaksud pada Lampiran 2. Setelah data disampaikan, Bank Pelapor harus memastikan bahwa status data transaksional dengan Bank Pelapor lain sebagai lawan transaksi/counterpart telah cocok/matching, melalui laporan absensi LHBU. Bank Pelapor wajib mengirim seluruh form sesuai dengan jenis laporan dan status Bank sebagaimana dimaksud pada butir IV.B (SE 13/3/DPM 2011 Romawi IV.B) (Paragraf 4 ayat (1) dalam kodifikasi ini). Dalam hal Bank Pelapor tidak memiliki data transaksional (tidak melakukan transaksi) dan/atau tidak memiliki data non transaksional, kewajiban penyampaian LHBU tetap berlaku dengan cara mengirimkan form header. Dalam hal Bank Pelapor melakukan merger atau konsolidasi dengan Bank Pelapor lain, masing-masing wajib menyampaikan data LHBU sampai dengan hari terakhir sebelum tanggal dilakukannya merger atau konsolidasi secara operasional masing-masing Bank Pelapor. Contoh : Apabila pada tanggal 8 Februari 2011 Bank X dimerger atau dikonsolidasi dengan Bank Y, maka masing-masing Bank peserta merger atau konsolidasi wajib menyampaikan LHBU untuk data posisi tanggal 7 Februari 2011. Dalam hal Bank Pelapor melakukan transaksi PUAB rupiah over weekend dan/atau transaksi PUAB rupiah dengan jangka waktu melewati hari libur nasional maka transaksi dimaksud tetap diperlakukan sebagai laporan PUAB rupiah overnight. Contoh : Transaksi yang dilakukan pada tanggal transaksi/valuta hari Senin tanggal 14 Februari 2011 dan jatuh waktu pelunasan pada hari Rabu tanggal 16 Februari 2011 karena hari Selasa tanggal 15 Februari 2011 merupakan hari libur nasional, diperlakukan sebagai transaksi overnight.
Kewajiban untuk menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU dikecualikan bagi Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) sehingga mengakibatkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU tersebut. Yang dimaksud dengan “keadaan memaksa (force majeure)” adalah keadaan yang secara nyata menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU, antara lain kebakaran, kerusuhan massa, perang, sabotase, serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah setempat.
(2)
Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia disertai penjelasan mengenai
18
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
(3)
Ketentuan penyebab terjadinya keadaan memaksa (force majeure) beserta upayaupaya yang dilakukan, yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan sampai dengan keadaan memaksa (force majeure) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat teratasi. Yang dimaksud dengan “keadaan memaksa (force majeure) dapat teratasi” adalah keadaan Bank Pelapor yang secara normal telah dapat melaksanakan kegiatan operasional sehingga dapat menyampaikan LHBU dan/atau koreksi LHBU kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan ini.
BAB IV 12
Pasal 11 13/8/PBI/2011
Hasil Olahan dan Pengguna LHBU (1) (2)
Bank Indonesia menyediakan hasil olahan LHBU kepada Bank Pelapor dan/atau Pelanggan LHBU. Hasil olahan LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. informasi yang disediakan oleh LHBU dalam bentuk agregat, termasuk Data JIBOR; dan b. data individual Bank Pelapor. Yang dimaksud dengan “data individual Bank Pelapor” adalah semua data atau informasi yang merupakan hasil olahan mengenai Bank Pelapor yang bersangkutan.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi VI No. 1 – 4
1. LHBU yang disampaikan oleh Bank Pelapor diproses oleh Bank Indonesia menjadi hasil olahan LHBU berupa: a. informasi yang disediakan oleh LHBU dalam bentuk agregat, termasuk Data JIBOR; dan b. data individual Bank Pelapor 2. Bank Pelapor dapat memperoleh hasil olahan LHBU sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) (SE 13/3/DPM 2011 Romawi VI angka 1), termasuk data individual tertentu Bank Pelapor lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 3. Dalam rangka memperoleh hasil olahan LHBU sebagaimana dimaksud pada angka 2 (SE 13/3/DPM 2011 Romawi VI angka 2), Bank Pelapor mendapatkan hak akses terhadap sistem LHBU di Bank Indonesia tanpa dikenakan biaya paling banyak 2 (dua) fasilitas user id untuk Bank devisa dan 1 (satu) fasilitas user id untuk Bank non devisa. 4. Dalam hal Bank Pelapor bermaksud menambah user id sebagaimana dimaksud pada angka 3 (SE 13/3/DPM 2011 Romawi VI angka 3), Bank Pelapor dikenakan biaya untuk setiap penambahan user id tersebut yang terdiri dari biaya lisensi sistem LHBU dan biaya pemeliharaan sistem LHBU yang masing-masing besarnya ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai biaya LHBU.
19
Likuiditas Rupiah Paragraf
13
Laporan Harian
Sumber Regulasi SE 15/48/Dsta 2013 Romawi VI No.5
Ketentuan 5. Untuk penambahan user id sebagaimana dimaksud pada angka 4, (SE 13/3/DPM 2011 Romawi VI angka 4) Bank Pelapor mengajukan permohonan secara tertulis yang ditujukan kepada Bank Indonesia c.q. Departemen Statistik, Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350.
SE 13/4/DPM 2011 Romawi I No. 1
6. Bank Indonesia menyediakan hak akses berupa user id atas sistem Laporan Harian Bank Umum (LHBU) di Bank Indonesia dalam jumlah tertentu kepada setiap Bank Pelapor tanpa dikenakan biaya, baik berupa biaya lisensi maupun biaya pemeliharaan.
Pasal 12 13/8/PBI/2011
(1)
Bank Pelapor dapat memperoleh hasil olahan LHBU dalam bentuk agregat, data individual Bank Pelapor yang bersangkutan, dan data individual tertentu Bank Pelapor lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan “data individual tertentu Bank Pelapor lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia” antara lain data JIBOR, suku bunga deposito, suku bunga tabungan, dan tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank Syariah.
(2)
Pelanggan LHBU dapat memperoleh hasil olahan LHBU dalam bentuk agregat dan data individual tertentu Bank Pelapor yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan “data individual tertentu Bank Pelapor yang ditetapkan oleh Bank Indonesia” antara lain Data JIBOR, suku bunga deposito, suku bunga tabungan, dan tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank Syariah.
(3)
SE 13/4/DPM 2011 Romawi I No. 2
Bank Indonesia dapat mengenakan biaya kepada Pelanggan LHBU atas penyediaan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Dalam hal Bank Pelapor menambah hak akses sistem LHBU, Bank Pelapor dikenakan biaya lisensi dan biaya pemeliharaan sistem LHBU yang diatur sebagai berikut: a. Biaya lisensi sebesar USD1,500 (seribu lima ratus US Dollar) dikenakan 1 (satu) kali selama menggunakan hak akses sistem LHBU, untuk setiap tambahan hak akses. b. Biaya pemeliharaan sistem LHBU sebesar USD300 (tiga ratus US Dollar) dikenakan setiap tahun, untuk setiap tambahan hak akses. c. Pembayaran biaya sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dilakukan dalam ekuivalen mata uang rupiah dengan menggunakan kurs transaksi jual Bank Indonesia pada tanggal pembayaran biaya. d. Pembayaran biaya sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dilakukan dengan mendebet rekening giro rupiah Bank Pelapor pada Bank Indonesia. e. Dalam rangka pendebetan rekening giro rupiah Bank Pelapor sebagaimana dimaksud dalam huruf d, Bank Pelapor memberikan
20
Likuiditas Rupiah Paragraf
14
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Ketentuan surat kuasa pendebetan kepada Bank Indonesia c.q. Unit Khusus Manajemen Informasi, sebagaimana contoh dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 5 dalam kodifikasi ini).
Pasal 13 13/8/PBI/2011
(1) Untuk menjadi Pelanggan LHBU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) (Paragraf 13 ayat (2) dalam kodifikasi ini) calon Pelanggan LHBU harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia. (2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui oleh Bank Indonesia, calon Pelanggan LHBU menandatangani Perjanjian Penggunaan LHBU dengan Bank Indonesia. (3) Ketentuan pelaksanaan mengenai Pelanggan LHBU diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi VIII No. 1a SE 15/48/DSta 2013 Romawi VIII No. 1b SE 13/3/DPM 2011 Romawi VIII No. 1c – d SE 14/39/DPM 2012
Tata cara menjadi Pelanggan LHBU diatur sebagai berikut: a. Calon Pelanggan LHBU mengajukan permohonan menjadi Pelanggan LHBU secara tertulis kepada Bank Indonesia sebagaimana contoh pada Lampiran 3. b. Permohonan menjadi Pelanggan LHBU sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan kepada Bank Indonesia c.q. Departemen Statistik, Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta, 10350. c. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada calon Pelanggan LHBU mengenai disetujui atau tidak disetujuinya permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam jangka waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. d. Dalam hal permohonan disetujui oleh Bank Indonesia, calon Pelanggan LHBU harus menandatangani Perjanjian Penggunaan LHBU dengan Bank Indonesia sebagaimana contoh pada Lampiran 4. Pelanggan LHBU dapat memperoleh hasil olahan LHBU dalam bentuk agregat dan data individual tertentu Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada butir VI.1 (SE 14/39/DPM 2012 Romawi VI.1) (Paragraf 8 ayat (3) dalam kodifikasi ini).
SE 13/3/DPM 2011 Romawi VIII No. 2 15
Pasal 14 13/8/PBI/2011 Ayat (1) – (3)
(1)
Bank Indonesia menyediakan hak akses terhadap sistem LHBU di Bank Indonesia dalam jumlah tertentu kepada setiap Bank Pelapor tanpa dikenakan biaya. Yang dimaksud “hak akses” adalah hak yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Pelapor dan/atau Pelanggan LHBU untuk dapat melakukan log-in ke dalam system LHBU di Bank Indonesia.
(2)
Bank Indonesia mengenakan biaya kepada Bank Pelapor atas setiap tambahan hak akses terhadap sistem LHBU sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
21
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi (3) SE 13/3/DPM 2011 Romawi VIII No. 3 – 4
Ketentuan Bank Indonesia menyediakan hak akses kepada Pelanggan LHBU dengan dikenakan biaya. Dalam rangka memperoleh informasi hasil olahan LHBU sebagaimana dimaksud pada angka 2 (Romawi 13/3/DPM 2011 Romawi VIII angka 2) (Paragraf 14 ayat (3) dalam kodifikasi ini), Pelanggan LHBU dikenakan biaya LHBU sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Penggunaan LHBU. Biaya LHBU sebagaimana dimaksud pada angka 3 (SE 13/3/DPM 2011 Romawi VIII angka 3) terdiri dari biaya lisensi sistem LHBU, biaya pemeliharaan sistem LHBU dan biaya perolehan informasi hasil olahan LHBU yang masing-masing besarnya ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai biaya LHBU.
SE 13/4/DPM 2011 Romawi II
Dalam rangka memperoleh informasi LHBU, Pelanggan LHBU dikenakan biaya lisensi, biaya pemeliharaan sistem LHBU, dan biaya perolehan informasi LHBU yang diatur sebagai berikut: 1. Biaya lisensi untuk pertama kali memperoleh hak akses dikenakan 1 (satu) kali sebesar USD1,500 (seribu lima ratus US Dollar) yang berlaku selama menggunakan informasi LHBU. 2. Setiap tambahan hak akses, dikenakan biaya lisensi sebesar USD1,500 (seribu lima ratus US Dollar) yang berlaku selama menggunakan hak akses. 3. Pembayaran biaya lisensi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 (SE 13/4/DPM 2013 Romawi II angka 1 dan 2) dilakukan dengan cara transfer melalui Bank umum dan harus sudah diterima oleh Bank Indonesia pada saat Perjanjian Penggunaan LHBU terkait ditandatangani. 4. Biaya pemeliharaan sistem LHBU sebesar USD300 (tiga ratus US Dollar) setahun untuk setiap hak akses atau setiap tambahan hak akses. 5. Pembayaran biaya pemeliharaan sistem LHBU untuk setiap hak akses atau setiap tambahan hak akses sebagaimana dimaksud pada angka 4 (SE 13/4/DPM 2013 Romawi II angka 1), dilakukan dengan cara transfer melalui Bank umum dan harus sudah diterima oleh Bank Indonesia pada saat Perjanjian Penggunaan LHBU terkait ditandatangani. 6. Biaya perolehan informasi LHBU sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) sebulan untuk setiap hak akses, dan diterima Bank Indonesia paling lambat tanggal 5 pada bulan yang bersangkutan. 7. Pembayaran biaya sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, dan angka 4 dilakukan dalam ekuivalen mata uang rupiah dengan menggunakan kurs transaksi jual Bank Indonesia pada tanggal pembayaran dilakukan. 8. Tata cara pembayaran biaya lisensi, biaya pemeliharaan sistem LHBU, dan biaya untuk memperoleh informasi LHBU diatur dalam Perjanjian Penggunaan LHBU.
22
Likuiditas Rupiah Paragraf
16
17
Laporan Harian
Sumber Regulasi Pasal 14 13/8/PBI/2011 Ayat (4) – (5)
Ketentuan (4) Bank Pelapor dan Pelanggan LHBU bertanggung jawab atas hak akses terhadap sistem LHBU yang diberikan oleh Bank Indonesia. (5) Ketentuan pelaksanaan mengenai hak akses dan biaya diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
BAB V
Pengawasan
Pasal 15 13/8/PBI/2011 SE 13/3/DPM 2011 Romawi IX
Bank Indonesia melakukan pengawasan atas pelaporan LHBU oleh Bank Pelapor. 1. Bank Indonesia melakukan pengawasan atas pelaporan LHBU oleh Bank Pelapor . 2. Dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (SE 13/3/DPM 2011 Romawi IX angka 1), Bank Indonesia dapat: a. meminta keterangan dan/atau data yang terkait kepada Bank Pelapor; dan/atau b. melakukan pemeriksaan (on site supervison) terhadap Bank Pelapor.
BAB VI
Sanksi
Pasal 16 13/8/PBI/2011 Ayat (1)
(1)
SE 13/3/DPM 2011 Romawi X No. 1
Bank Pelapor yang tidak menyampaikan data transaksional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf, huruf b, dan huruf c (Paragraf 2 ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf c dalam kodifikasi ini) secara on-line dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) (Paragraf 4 ayat (5) dalam kodifikasi ini) atau tidak menyampaikan secara off-line dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (8) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e (Paragraf 8 ayat (8) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dalam kodifikasi ini), Pasal 7 ayat (9) huruf a (Paragraf 8 ayat (9) huruf a dalam kodifikasi ini) dan Pasal 7 ayat (10) (Paragraf 8 ayat (10) dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap data transaksional yang tidak disampaikan dengan sanksi kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari untuk keseluruhan data transaksional. Bank Pelapor yang tidak menyampaikan secara on-line atau off-line data transaksional yaitu PUAB, PUAS dan perdagangan surat berharga di pasar sekunder, dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap data transaksional yang tidak disampaikan dengan sanksi kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari untuk keseluruhan data. Contoh; a. Pada tanggal 7 Februari 2011, Bank A dan Bank B melakukan: - PUAB pagi rupiah (form 101) sebanyak 7 (tujuh) kali transaksi; - PUAB sore rupiah (form 101) sebanyak 7 (tujuh) kali transaksi; - PUAB valuta asing (form 101) sebanyak 7 (tujuh) kali transaksi; dan
23
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Pasal 16 13/8/PBI/2011 Ayat (2)
SE 13/3/DPM 2011 Romawi X No. 2
Ketentuan - Perdagangan Surat Berharga di Pasar Sekunder (form 301) sebanyak 7 (tujuh) kali transaksi. b. Sampai dengan batas waktu penyampaian laporan untuk masingmasing transaksi tersebut, Bank B tidak menyampaikan seluruh laporan transaksi tersebut di atas. c. Atas kesalahan tidak menyampaikan seluruh data transaksi tersebut, Bank B dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan bukan sebesar 28 (dua puluh delapan) x Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar Rp7.000.000,00 (tujuh juta rupiah). (2)
Bank Pelapor yang tidak menyampaikan data transaksional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf d (Paragraf 2 ayat (3) huruf d dalam kodifikasi ini) secara on-line dalam batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) (Paragraf 4 ayat (5) dalam kodifikasi ini) atau tidak menyampaikan secara off-line dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (9) huruf b (Paragraf 8 ayat (9) huruf b dalam kodifikasi ini) dan Pasal 7 ayat (10) (Paragraf 8 ayat (10) dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap data transaksional yang tidak disampaikan dengan sanksi kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari untuk keseluruhan data transaksional. Bank Pelapor yang tidak menyampaikan secara on-line atau off-line data transaksional yaitu transaksi valuta asing dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap data transaksional yang tidak disampaikan dan paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari untuk keseluruhan data. Contoh: Tanggal 7 Februari 2011, Bank A tidak menyampaikan: - Transaksi Tod/Tom/Spot (form 201) sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi; - Transaksi Forward, Swap, Option (form 202) sebanyak 7 (tujuh) kali transaksi; dan - Transaksi Derivatif Lainnya (form 203) sebanyak 7 (tujuh) kali transaksi. Sampai dengan batas waktu penyampaian laporan untuk masing-masing transaksi tersebut, Bank A tidak menyampaikan seluruh laporan transaksi tersebut di atas. Atas kesalahan tidak menyampaikan seluruh data transaksi tersebut, Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan bukan sebesar 24 (dua puluh empat) xRp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah).
24
Likuiditas Rupiah Paragraf
Sumber Regulasi Pasal 16 13/8/PBI/2011 Ayat (3)
SE 14/39/DPM 2012 Romawi X No. 3
Laporan Harian
(3)
Ketentuan Bank pelapor yang tidak menyampaikan data non transaksional secara on-line sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) (Paragraf 2 ayat (4) dalam kodifikasi ini) dalam batas waktu penyampaian LHBU yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) (Paragraf 4 ayat (5) dalam kodifikasi ini) atau secara off-line dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (8) huruf f sampai dengan huruf j (Paragraf 8 ayat (8) huruf f sampai dengan huruf j dalam kodifikasi ini) dan Pasal 7 ayat (9) huruf c sampai dengan huruf j (Paragraf 8 ayat (9) huruf c sampai dengan huruf j dalam kodifikasi ini), dan Pasal 7 ayat (10) (Paragraf 8 ayat (10) dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap data non transaksional yang tidak disampaikan. Bank pelapor yang tidak menyampaikan secara on-line atau off-line data non transaksional sebagaimana dimaksud pada butir III.B (SE 13/3/DPM 2011 Romawi III.B) (Paragraf 2 ayat (4) huruf d dalam kodifikasi ini) dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap data non transaksional yang tidak disampaikan. Contoh: a. dihapus; b. Suku Bunga Kredit Rupiah dan USD (form 602) Sebagai dasar dalam pengenaan sanksi, suku bunga kredit rupiah dan valas (USD) memiliki paling banyak 6 (enam) jenis data yang wajib disampaikan yaitu (1) suku bunga kredit modal kerja dalam rupiah, (2) suku bunga kredit modal kerja dalam USD, (3) suku bunga kredit investasi dalam rupiah, (4) suku bunga kredit investasi dalam USD, (5) suku bunga kredit konsumsi dalam rupiah, dan (6) suku bunga kredit konsumsi dalam USD. Misalnya: Pada tanggal 7 Februari 2011, Bank A tidak menyampaikan data suku bunga kredit sampai dengan batas waktu pelaporan. Berdasarkan penelitian Bank Indonesia, Bank A pada tanggal tersebut memiliki data suku bunga kredit (6 jenis). Karena memiliki data suku bunga kredit secara lengkap namun tidak disampaikan kepada Bank Indonesia maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 6 (enam) x Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) = Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). Apabila pada tanggal tersebut Bank A ternyata hanya memiliki 4 (empat) jenis data suku bunga kredit maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 4 (empat) x Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). c. Suku Bunga Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito dan Tabungan (form 603) Sebagai dasar dalam pengenaan sanksi, suku bunga deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan memiliki paling banyak 5 (lima) jenis data yang wajib disampaikan yaitu (1) suku bunga
25
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Pasal 16 13/8/PBI/2011 Ayat (4)
SE 13/3/DPM 2011 Romawi X No. 4
Ketentuan deposito berjangka dalam Rupiah, (2) suku bunga deposito berjangka dalam USD, (3) suku bunga sertifikat deposito dalam rupiah, (4) suku bunga sertifikat deposito dalam USD, dan (5) suku bunga tabungan dalam rupiah. Misalnya: Pada tanggal 7 Februari 2011, Bank A tidak menyampaikan data suku bunga deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan sampai dengan batas waktu pelaporan. Berdasarkan penelitian Bank Indonesia, Bank A pada tanggal tersebut memiliki data suku bunga deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan (5 jenis). Karena memiliki data suku bunga deposito secara lengkap namun tidak disampaikan kepada Bank Indonesia maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 5 (lima) x Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) = Rp1.250.000,00 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Apabila pada tanggal tersebut Bank A ternyata hanya memiliki 3 (tiga) jenis data suku bunga deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 3 (tiga) x Rp250.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) = Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). d. Suku Bunga Penawaran (form 501) Pada tanggal 7 Februari 2011 Bank devisa A melaporkan suku bunga penawaran (Form 501). Sampai dengan batas waktu penyampaian, Bank A tidak mengirimkan data suku bunga penawaran rupiah dan USD. Atas kesalahan tidak menyampaikan data, Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 2 (dua) x Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). (4)
Bank Pelapor yang tidak mengirimkan form header LHBU secara on-line sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) (Paragraf 4 ayat (2) dalam kodifikasi ini), Pasal 4 ayat (3) (Paragraf 4 ayat (3) dalam kodifikasi ini), dan Pasal 4 ayat (4) (Paragraf 4 ayat (4) dalam kodifikasi ini) dalam batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) (Paragraf 4 ayat (5) dalam kodifikasi ini) atau secara off-Line dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (8) (Paragraf 8 ayat (8) dalam kodifikasi ini), Pasal 7 ayat (9) (Paragraf 8 ayat (9) dalam kodifikasi ini) dan Pasal 7 ayat (10) (Paragraf 8 ayat (10) dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap form header. Bank Pelapor yang tidak menyampaikan secara on-line atau off-line form header LHBU dalam batas waktu yang ditetapkan, dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap form header yang tidak disampaikan. Contoh: Pada tanggal 7 Februari 2011 Bank A tidak mempunyai data suku bunga
26
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Pasal 16 13/8/PBI/2011 Ayat (5)
Ketentuan kredit (form 602) dan Bank A tidak menyampaikan form header dimaksud sampai batas waktu penyampaian form pukul 18.00 WIB, maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) karena tidak menyampaikan form header tersebut. (5)
Bank Pelapor yang menyampaikan data transaksional dan non transaksional LHBU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a, huruf b dan huruf c (Paragraf 2 ayat (3) huruf a, huruf b dan huruf c dalam kodifikasi ini) dan Pasal 2 ayat (4) huruf d sampai dengan huruf m (Paragraf 2 ayat (4) huruf d sampai dengan huruf m dalam kodifikasi ini), Pasal 7 ayat (8) (Paragraf 8 ayat (8) dalam kodifikasi ini) dan Pasal 7 ayat (9) huruf a, huruf c, huruf d, huruf e, huruf I dan huruf j (Paragraf 8 ayat (9) huruf a, huruf c, huruf d, huruf e, huruf i, dan huruf j dalam kodifikasi ini) dalam batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 6 dalam kodifikasi ini) secara tidak benar dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap butir (item) kesalahan dengan sanksi kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) untuk setiap form per hari. Yang dimaksud dengan “butir (item)” dalam ayat ini adalah field-field pada setiap record dalam setiap form. Yang dimaksud dengan “penyampaian data tidak benar” adalah termasuk penyampaian data yang tidak akurat dan tidak lengkap.
SE 14/39/DPM 2012 Romawi X No. 5
Bank Pelapor yang menyampaikan data transaksional dan non transaksional LHBU secara tidak benar untuk data-data: a. PUAB; b. PUAS; c. perdagangan surat berharga di pasar sekunder; d. posisi devisa neto; e. pos-pos tertentu neraca; f. proyeksi arus kas; g. suku bunga penawaran; h. tingkat imbalan deposito investasi mudharabah Bank syariah dalam rupiah; i. suku bunga dasar kredit rupiah dan valuta asing; j. suku bunga kredit rupiah dan valuta asing; k. suku bunga deposito berjangka rupiah dan valuta asing (USD) diskonto sertifikat deposito rupiah dan valuta asing (USD), dan suku bunga tabungan rupiah; l. posisi saldo harian pinjaman luar negeri jangka pendek Bank; dan/atau m. posisi harian dana usaha kantor cabang bank asing, dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap butir (item) kesalahan dengan sanksi kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) setiap form per hari.
27
Likuiditas Rupiah Paragraf
Sumber Regulasi
Laporan Harian Ketentuan Contoh: a. Untuk data transaksional : Tanggal 7 Februari 2013 Bank A melakukan 30 (tiga puluh) transaksi PUAB dengan informasi sebagai berikut: 1. PUAB pagi rupiah (form 101) sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi; 2. PUAB sore rupiah (form 101) sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi 3. PUAB valas (form 101) sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi Berdasarkan hasil penelitian Bank Indonesia, terdapat 42 (empat puluh dua) item data tidak benar untuk form 101 yang disampaikan. Atas ketidakbenaran data dimaksud Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan bukan sebesar 42 (empat puluh dua) xRp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) atau sebesar Rp2.100.000,00 (dua juta seratus ribu rupiah). b. Untuk data non transaksional : Pada tanggal 7 Februari 2013, Bank A menyampaikan data secara tidak benar form 603 (suku bunga deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan) sampai dengan batas waktu pelaporan. Berdasarkan penelitian Bank Indonesia, Bank A pada tanggal tersebut memiliki 5 jenis data dan 42 item yang terdiri dari suku bunga deposito berjangka (USD dan IDR), sertifikat deposito (USD dan IDR) dan tabungan (IDR). Karena memiliki data secara lengkap dan seluruh data yang disampaikan pada LHBU tidak benar, maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan bukan sebesar 42 (empat puluh dua) x Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) atau sebesar Rp2.100.000,00 (dua juta seratus ribu rupiah). c. Untuk data transaksional dan non transaksional: Tanggal 7 Februari 2013 Bank A menyampaikan: - form 101 dengan jumlah transaksi sebanyak 15 (lima belas) transaksi; - form 401; - form 402; - form 403; - form 404; - form 405; dan - form 406. Berdasarkan hasil penelitian Bank Indonesia, terdapat 50 (lima puluh) item data tidak benar untuk seluruh form yang disampaikan sebagai berikut: - sebanyak 20 (dua puluh) item tidak benar pada form 101; - sebanyak 5 (lima) item tidak benar pada form 401; - sebanyak 5 (lima) item tidak benar pada form 402; - sebanyak 5 (lima) item tidak benar pada form 403; - sebanyak 5 (lima) item tidak benar pada form 404; - sebanyak 5 (lima) item tidak benar pada form 405; dan - sebanyak 5 (lima) item tidak benar pada form 406.
28
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Pasal 16 13/8/PBI/2011 Ayat (6)
SE 13/3/DPM 2011 Romawi X No. 6
Ketentuan Atas ketidakbenaran data dimaksud Bank A akan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp2.500.000,00 (50 item x Rp50.000,00) karena nilai kesalahan yang dilakukan oleh Bank A untuk data transaksional dan data non transaksional tersebut di atas. (6)
Bank Pelapor yang menyampaikan data transaksional dan non transaksional LHBU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf d) (Paragraf 2 ayat (3) huruf d dalam kodifikasi ini) dan Pasal 2 ayat (4) huruf a sampai dengan huruf c (Paragraf 2 ayat (4) huruf a sampai dengan huruf c dalam kodifikasi ini), Pasal 7 ayat (9) huruf b, huruf f, huruf g, dan huruf h (Paragraf 8 ayat (9) huruf b, huruf f, huruf g, dan huruf h dalam kodifikasi ini) dalam batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 6 dalam kodifikasi ini) secara tidak benar, dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap butir (item) kesalahan dengan sanksi kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) per hari. Bank Pelapor yang menyampaikan data transaksional dan non transaksional LHBU secara tidak benar untuk data-data: a. transaksi valuta asing; b. posisi akhir hari transaksi derivatif jual valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; c. posisi akhir hari transaksi derivatif beli valuta asing bukan investasi dengan pihak asing; dan/atau d. rekapitulasi transaksi derivatif, dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap butir (item) kesalahan dan paling banyak sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) per hari. Contoh: a. Tanggal 7 Februari 2013 Bank A melakukan transaksi spot (form 201) USD/IDR dengan nasabahnya dengan kurs Rp9.300,00 (sembilan ribu tiga ratus rupiah) dan volume USD1.000.000,00 (satu juta US dollar). Namun demikian, Bank A melaporkan kurs sebesar Rp3.900,00 (tiga ribu sembilan ratus rupiah). Atas kesalahan pelaporan kurs tersebut, Bank A dikenakan sanksi sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) karena kesalahan menyampaikan 1 (satu) item data pada kolom kurs. b. Pada tanggal 7 Februari 2013, Bank A menyampaikan : - form 201 dengan jumlah transaksi sebanyak 15 (lima belas) transaksi; - form 202 dengan jumlah transaksi sebanyak 10 (sepuluh) transaksi; - form 203 dengan jumlah transaksi sebanyak 15 (lima belas) transaksi; - form 204; - form 205; dan
29
Likuiditas Rupiah Paragraf
Laporan Harian
Sumber Regulasi
Pasal 16 13/8/PBI/2011 Ayat (7)
SE 13/3/DPM 2011 Romawi X No. 7
Ketentuan
(7)
- form 206. Berdasarkan hasil penelitian Bank Indonesia, terdapat 48 (empat puluh delapan) item data tidak benar untuk data transaksional yang meliputi kurs, volume, nama penjual dan jangka waktu masing-masing sebagai berikut: - sebanyak 20 (dua puluh) item tidak benar pada form 201; - sebanyak 10 (sepuluh) item tidak benar pada form 202; dan - sebanyak 15 (lima belas) item tidak benar pada form 203. Sementara itu, untuk data non transaksional juga terdapat data tidak benar untuk posisi yang dilaporkan sebagai berikut: - sebanyak 1 (satu) item tidak benar pada form 204; - sebanyak 1(satu) item tidak benar pada form 205; dan - sebanyak 1(satu) item tidak benar pada form 206. Atas ketidakbenaran data dimaksud Bank A akan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) karena nilai kesalahan yang dilakukan oleh Bank A untuk data transaksional dan data non transaksional tersebut di atas telah melebihi sanksi kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah). Dalam hal Bank Pelapor tidak menyampaikan form header dan terdapat transaksi yang wajib disampaikan Bank Pelapor sesuai dengan peraturan ini maka Bank Pelapor dikenakan sanksi tidak menyampaikan form header sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan sanksi tidak menyampaikan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan/atau ayat (3) Dalam hal Bank Pelapor tidak menyampaikan form header dan terdapat transaksi yang wajib disampaikan Bank Pelapor sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia ini maka Bank Pelapor dikenakan sanksi tidak menyampaikan form header dan sanksi tidak menyampaikan data sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2 dan/atau angka 3 (SE 13/3/DPM 2011 Romawi X angka 1 dan 2, SE 14/39/DPM 2012 Romawi X angka 3) (ayat (1), (2) dan (3) dalam kodifikasi ini). Contoh: a. Untuk data transaksional: 1. Tanggal 7 Februari 2013, Bank A dan Bank B melakukan transaksi PUAB pagi (form 101) sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi, PUAB sore (form 101) sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi, PUAS (form 102) dan transaksi pasar sekunder surat berharga (form 301) sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi. 2. Sampai dengan batas waktu penyampaian laporan untuk masingmasing transaksi tersebut, Bank B tidak menyampaikan seluruh laporan transaksi tersebut diatas. 3. Atas kesalahan tidak menyampaikan seluruh data transaksi tersebut, Bank B dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan bukan sebesar 30 (tiga puluh) x Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar Rp7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah).
30
Likuiditas Rupiah Paragraf
18
19
Sumber Regulasi
Laporan Harian Ketentuan 4. Disamping itu, Bank B dikenakan pula sanksi tidak menyampaikan form header (form 101, 102 dan 301) sehingga dikenakan kewajiban membayar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). 5. Jumlah seluruh kewajiban yang harus dibayar oleh Bank B adalah Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) + Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) = Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah). b. Untuk data non transaksional: 1. Tanggal 7 Februari 2013 Bank A wajib menyampaikan form data non transaksional suku bunga kredit (form 602) yang seluruhnya berisi 6 (enam) data yaitu terdiri dari data suku bunga kredit modal kerja dalam rupiah dan valuta asing, suku bunga kredit investasi dalam rupiah dan valuta asing, dan suku bunga kredit konsumsi dalam rupiah dan valuta asing, namun tidak menyampaikan 6 (enam) data tersebut maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 6 (enam) x Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) = Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). 2. Disamping itu, Bank A dikenakan pula sanksi tidak menyampaikan form header sehingga dikenakan kewajiban membayar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). 3. Jumlah seluruh kewajiban yang harus dibayar oleh Bank A adalah Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu Rupiah + Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) = Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah).
Pasal 17 13/8/PBI/2011
Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 17 dalam kodifikasi ini) dilakukan oleh Bank Indonesia dengan mendebet rekening giro rupiah Bank Pelapor pada Bank Indonesia.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi X No. 8 – 10
Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Bank Pelapor mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh Bank Pelapor dan besarnya sanksi kewajiban membayar yang dikenakan.
Pasal 18 13/8/PBI/2011
Bank Pelapor yang melakukan pelanggaran terhadap Pasal 9 (Paragraf 10 dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.
SE 13/3/DPM 2011 Romawi X No. 11
Bank Pelapor yang melakukan pelanggaran terhadap butir V.F.1 (SE 13/3DPM 2011 Romawi V.F.1) (Paragraf 10 ayat (1) dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.
Pengenaan sanksi kewajiban membayar dilakukan dengan cara mendebet rekening giro rupiah Bank Pelapor pada Bank Indonesia. Tata cara pengenaan sanksi terhadap Pelanggan LHBU diatur dalam Perjanjian Penggunaan LHBU sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 4.
31
Likuiditas Rupiah Paragraf 20
Sumber Regulasi Pasal 19 13/8/PBI/2011
Laporan Harian Ketentuan Bank Indonesia mengenakan sanksi terhadap Pelanggan LHBU yang tidak melakukan pembayaran biaya penggunaan LHBU sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penggunaan LHBU berupa: a. teguran tertulis; b. kewajiban membayar; dan/atau c. penghentian sebagai Pelanggan LHBU.
Penyampaian Pertanyaan 21
22
SE 13/3/DPM 2011 Romawi XI
Apabila dalam pelaksanaan penyusunan dan penyampaian LHBU terdapat halhal yang kurang jelas, Bank Pelapor dapat menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem, materi, dan ketentuan LHBU kepada Helpdesk Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350, Telp 021-3818000 (hunting), email address:
[email protected].
BAB VII
Ketentuan Peralihan
Pasal 20 13/8/PBI/2011
Perjanjian Penggunaan PIPU yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini, dinyatakan masih tetap berlaku dan diperlakukan sebagai Perjanjian Penggunaan LHBU sampai dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian yang bersangkutan.
32