351.770 122 Ind p
PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2008
TIM PENYUSUN
Pengarah
DR Bambang Hartono, SKM, MSc Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes
Ketua
Bob Susilo Kusumobroto, SKM, MPH
Anggota
Sunaryadi, SKM, MKes Sugito, SKM, MKes, Nuning Kurniasih, SSi, Apt Boga Hardhana, SSi, MM Evida Manullang, SSi Wardah, SKM Marlina Indah Susanti, SKM Sariyono
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 351.770 122 Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data dan p Informasi Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. - - Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2008 I. Judul
1. HEALTH STATISTICS
Buku ini diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950 Telepon no: 62-21-5229590, 5221432 Fax no: 62-21-5203874 E-mail:
[email protected] Web site: http://www.depkes.go.id
KATA PENGANTAR
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan demikan dapat dikatakan bahwa profil kesehatan Kabupaten/Kota ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten/Kota. Oleh karena kedudukannya yang sangat strategis itu, penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dicermati dan sedapat mungkin diusahakan kesesuaian (kompatibilitas)-nya satu sama lain. Itulah salah satu tujuan dari diterbitkannya buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini. Buku ini adalah penyederhanaan dari buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2004, dimana sebelumnya Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal dibuat masing-masing satu set, sehingga ada indikator yang redundant satu dengan yang lainnya. Pada edisi ini indikatorindikator tersebut digabung sehingga tidak ada indikator yang redundant satu dengan yang lain dan setiap indikator dibuat definisi operasional beserta formula perhitungannya. Pedoman ini disajikan dalam bentuk hard copy (pencetakan buku) dan soft copy (CD) sehingga memudahkan para pengelola data dalam pembuatan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan dengan harapan semoga bermanfaat bagi Kabupaten/Kota dalam memantau dan mendukung visi Kabupaten/Kota Sehat.
Jakarta, 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi
DR. Bambang Hartono, SKM, MSc NIP.140 058 225
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
BAB I
:
PENDAHULUAN
1
BAB II
:
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP A. TUJUAN B. RUANG LINGKUP 1. Jenis Data 2. Sumber Data 3. Periode Data dan Jadwal Penyusunan
2 2 2 3 3
MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DATA A. Pengumpulan Data B. Pengolahan dan Analisis Data
4 5
BAB III :
BAB IV
BAB V
:
:
SISTEMATIKA DAN DISTRIBUSI A. Sistematika Penyajian B. Distribusi Profil Kesehatan
9 10
INDIKATOR KESEHATAN PADA PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA A. Gambaran Umum 11 B. Derajat Kesehatan 11 C. Upaya Kesehatan 12 D. Sumber Daya Kesehatan 13
LAMPIRAN
***
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
Tabel 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
Tabel 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
Tabel 4
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
Tabel 5
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
Tabel 6
JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN
Tabel 7
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN
Tabel 8
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DIPERINCI MENURUT KECAMATAN
Tabel 9
AFP RATE, PERSENTASE TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI
Tabel 10
HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI
Tabel 11
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI
Tabel 12
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT
Tabel 13
KASUS PENYAKIT FILARIA DITANGANI
Tabel 14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
Tabel 15
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
iii
Tabel 16
STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI
Tabel 17
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN
Tabel 18
CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA
Tabel 19
JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 20
JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
Tabel 21
PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN
Tabel 22
PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN
Tabel 23
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KECAMATAN
Tabel 24
CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 25
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1 DAN Fe3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 26
JUMLAH WANITA USIA SUBUR YANG MENDAPATKAN IMUNISASI TT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 27
PRESENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YANG DIRUJUK
Tabel 28
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 29
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN PELAYANAN KEMAMPUAN GAWAT DARURAT (GADAR)
Tabel 30
JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 31
JUMLAH PENDERITA DAN SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN JUMLAH DESA YANG TERSERANG KLB
Tabel 32
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
Tabel 33
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KECAMATAN
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
iv
Tabel 34
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
Tabel 35
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
Tabel 36
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR
Tabel 37
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN
Tabel 38
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL
Tabel 39
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA
Tabel 40
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM
Tabel 41
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS
Tabel 42
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
Tabel 43
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
Tabel 44
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Tabel 45
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
Tabel 46
JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KECAMATAN
Tabel 47
PERSENTASE RUMAH TANGGA SEHAT MENURUT KECAMATAN
Tabel 48
PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH
Tabel 49
KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN
Tabel 50
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
Tabel 51
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
Tabel 52
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 53
PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
v
Tabel 54
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
Tabel 55
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
Tabel 56
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
Tabel 57
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
Tabel 58
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
Tabel 59
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN
Tabel 60
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
Tabel 61
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
Tabel 62
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
Tabel 63
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT
***
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
vi
BAB I PENDAHULUAN
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan “Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” dengan Misinya “Membuat Rakyat Sehat” diperlukan indikator. Indikator yang tercantum dalam pedoman ini merupakan penggabungan indikator Indonesia Sehat 2010 dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal yang meliputi : (1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi; (2) Indikator -indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3) Indikator-indikator untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait. Buku ini penyederhanaan Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004, dimana Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal dibuat satu set, sehingga tidak ada indikator yang redundant satu dengan yang lainnya dimana setiap indikator dilengkapi dengan resume, definisi operasional serta formula perhitungan. Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini membahas tentang cara pengumpulan, pengolahan dan analisis serta penyajian, mekanisme, penjadwalan, format data serta cara pengisiannya selain memuat keterkaitan indikator antar file juga, sehingga diharapkan isi dan bentuk Profil Kesehatan Kabupaten/Kota menjadi selaras dengan Profil Kesehatan Provinsi dan Profil Kesehatan Indonesia, sehingga mudah dikompilasi dan dikomparasikan. Untuk masa mendatang penyusunan profil dapat disajikan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap pertama berupa kumpulan lampiran-lampiran dan tahap kedua berupa narasi dan lampiran (finalisasi). Pedoman Penyusunan Profil Kabupaten/Kota edisi ini, selain dalam bentuk hard copy (buku) juga dilengkapi dengan soft copy/CD (yang berisi link data antar tabel dan formula indikator) sehingga memudahkan pengelola data di Kabupaten/Kota dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
1
BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
A. TUJUAN Tujuan umum Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini adalah sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk menyusun Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah: 1. Tersedianya acuan mekanisme kerja pengumpulan, pengolahan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. 2. Tersedianya acuan untuk analisis dan penyajian data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. 3. Tersedianya acuan tabel-tabel yang diperlukan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. 4. Tersedianya acuan penjadwalan kegiatan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. B. RUANG LINGKUP 1. Jenis Data/Informasi Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah: a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi. b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan data status gizi. c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup sehat. d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan Gakin, data penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan lainnya. e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data pembiayaan kesehatan. f. Data lainnya.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
2
2. Sumber Data Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota diperoleh dari: a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten/Kota tersebut. c. Catatan Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk Unit Pelaksana Teknis Kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota tersebut termasuk GFK. d. Dokumen Kantor Statistik Kabupaten/Kota, Kantor BKKBN Kabupaten/Kota, Bappeda Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan, dan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kabupaten/Kota. e. Dokumen Hasil Survei Kabupaten/Kota, Survei Provinsi atau Survei Nasional. 3. Periode Data dan Jadwal Penyusunan Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah periode Januari sampai dengan Desember tahun Profil. Dengan demikian Profil Kesehatan Kabupaten/Kota X Tahun 2006 berisi data/informasi tahun 2006. Periode penyusunan profil kesehatan kabupaten/kota dibagi dalam dua tahap yaitu tahap pertama berupa tabel lampiran (draf awal : Maret) dan tahap kedua berupa narasi dan tabel (finalisasi : April). Mengingat Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sarana menyusun rencana tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota tahun berikutnya. dan untuk memantau, mengevaluasi pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan Pelaksanaan SPM bidang Kesehatan, maka diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota telah selesai disusun bulan April. Ini berarti bahwa Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2006 diharapkan telah selesai disusun pada bulan April 2007. Jadwal Tentative Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota NO
KEGIATAN
1
Pengumpulan data dari Puskesmas dan Rumah Sakit dan Instansi terkait
2
Kompilasi/konfirmasi dan data entry serta pemutakhiran data
3
Pengolahan, analisis dan penulisan serta pembahasan draft awal
4
Finalisasi, Penggandaan/ Pencetakan
5
Distribusi ke Bupati, DPRD, Kantor-kantor Dinas Kab/Kota, RS, Puskesmas, Dinkes Prov., Depkes Pusat
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Jan
Feb
X
X
X
Mar
Apr
Mei
X X
X X
X
3
BAB III MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DATA
A. PENGUMPULAN DATA Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini dapat dikumpulkan dengan dua macam cara, yaitu secara pasif dan secara aktif. Secara pasif artinya petugas pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menunggu laporan yang berasal dari Puskesmas, dari seksi-seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan laporan hasil kegiatan Program/ Proyek dan dari Rumah Sakit serta UPT di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tersebut. Sedangkan pengumpulan data secara aktif berarti petugas pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berupaya aktif mengumpulkan data ke Puskesmas, ke Rumah Sakit, ke Instansi Dinas Kabupaten/Kota terkait. Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif jauh lebih besar dibandingkan dengan pengumpulan data secara pasif. Oleh karena itu diharapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu memiliki tenaga pengelola data yang mempunyai kecakapan dalam teknik-teknik pengumpulan data. Hal ini mengingat data/informasi yang dihasilkan akan akurat apabila data yang dikumpulkan juga akurat. Sedangkan ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat dua metode yaitu: (a) metode rutin, dan (b) metode non-rutin. Pengumpulan data metode rutin dilakukan secara terus menerus yang merupakan kegiatan pengelolaan data harian. Data ini dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam medik pasien baik yang berkunjung ke Puskesmas maupun Rumah Sakit serta catatan kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas. Pengumpulan data metode rutin umumnya dilakukan oleh petugas unit kesehatan, namun demikian juga dapat dilakukan oleh kader kesehatan yang melakukan pencatatan kegiatan di Posyandu atau lainnya. Dengan demikian pengumpulan data secara rutin dapat dilakukan dengan periode waktu mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan. Pengumpulan data metode non rutin adalah pengumpulan data sewaktu, yang dilakukan melalui survei, dengan lingkup Kabupaten/Kota, Provinsi atau Nasional yang periodenya bisa tahunan, tiga tahunan atau lima tahunan. Masing-masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Survei misalnya, membutuhkan biaya yang besar dan tidak diulang dalam periode yang pendek sehingga sulit untuk menggambarkan tren. Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren dengan periode pendek misalnya bulanan, namun karena kualitas datanya sangat tergantung pelaksanaan pencatatan di masing-masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola dengan benar. Idealnya data rutin merupakan backbone (tulang punggung) sumber data. Di negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan yang sangat diandalkan untuk menghitung angka kelahiran, angka kematian dan angka harapan hidup, sedangkan medical record diandalkan untuk menghitung angka kesakitan. Dengan demikian di masa mendatang upaya mengembang-kan vital registration dan medical
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
4
record harus lebih keras. Sehingga upaya mencari angka kematian dan angka kesakitan
yang pengumpulannya melalui survei frekuensinya perlu dikurangi. Upaya ini hendaknya merupakan upaya substitusi. B. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Data yang telah dikumpulkan tersebut, kemudian dientri ke dalam format tabel profil yang telah disediakan, sebagaimana tercantum pada lampiran pedoman ini. Berdasarkan data yang ada pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis. Terdapat empat jenis analisis data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu: 1. Analisis Deskriptif adalah upaya menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka minimum dan maksimum. Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran cakupan imunisasi bayi. 2. Analisis Komparatif adalah upaya menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur. Misalnya perbandingan cakupan K4 antara Puskesmas A dengan Puskesmas B. 3. Analisis Kecenderungan adalah upaya untuk menjelaskan data dengan membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang. Misalnya kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir. 4. Analisis Hubungan adalah upaya untuk menjelaskan hubungan/keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, misalnya cakupan K4 dengan pemberian 90 tablet Fe. Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, khususnya epidemiologi. Oleh karena itu, penyusun Profil Kesehatan tidak cukup hanya para ahli statistik atau informasi kesehatan, melainkan juga ahli-ahli bidang kesehatan. Akan lebih baik apabila melibatkan para profesional yang ada di Kabupaten/kota tersebut seperti dokter, sarjana kesehatan masyarakat, apoteker, bidan, perawat, ahli gizi, ahli kesehatan lingkungan, dan lainnya dalam pelaksanaan analisis data. Kegiatan analisis data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengemasan informasi. Terdapat berbagai macam bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel, grafik, peta atau kombinasinya. Masing-masing bentuk tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya yang akan disesuaikan dengan jenis informasi yang disajikan.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
5
Berikut ini adalah contoh-contoh sajian dalam bentuk grafik. Grafik Batang, yaitu sajian distribusi frekuensi yang digambarkan dalam bentuk bar (batang) untuk membandingkan satu satu nilai atau lebih dari beberapa kategori TENAGA MEDIS DI KABUPATEN A TAHUN 2006 140 120 90
100
110
105
103
102
99
80 50
60 38
35
40
22
21
20
40
39
38
23
22
23
20 0 Puskesmas A
Puskesmas B
Puskesmas C
Dr. Spesialis
Puskesmas D
Dokter Umum
Puskesmas E
Puskesmas F
Dokter Gigi
Sumber: …………….. Grafik Garis, yaitu grafik yang berbentuk garis trends/perkembangan suatu nilai dari waktu ke waktu.
untuk
menggambarkan
JUMLAH PENDERITA MALARIA PER BULAN DI KABUPATEN B TAHUN 2006
8000 7000
6844 6028
6000
5956 5336
5000
4776 4361
4000
4192
4709
4315
4423 3738
3500
3000 2000 1000 0 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Sumber: …………………..
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
6
Pie (Lingkaran), yaitu grafik berbentuk lingkaran yang terbagi ke dalam beberapa bagian untuk membandingkan suatu nilai (proporsi) dari beberapa kategori. STATUS GIZI MASYARAKAT DI KABUPATEN C TAHUN 2006
84,06%
2,59% 1,41%
Lebih
Baik
11,94%
Kurang
Buruk
Sumber : …………….
Scatter Diagram, yaitu grafik yang berupa kumpulan titik-titik yang berserak yang menyajikan sepasang pengamatan (data) dari suatu hal/keadaan (yang diletakkan pada sumbu horisontal dan sumbu vertikal) untuk memperlihatkan ada/tidaknya hubungan antara keduanya (lihat gambar berikut). HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN PENDUDUK DI KABUPATEN X TAHUN 2006 190
180
Tinggi badan dalam cm
170
160
150
140 50
60
70
80
Berat badan dalam kg
Sumber : ………………..
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
7
Pictogram, yaitu grafik yang berupa gambar bentuk-bentuk nyata seperti gambar orang, gambar tempat tidur, dan lain-lain (lihat gambar berikut). JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2001 - 2004 Tahun 2001
208,405 Juta
2002
211,000 Juta
2003
214,347 Juta
2004
217,072 Juta Jumlah penduduk
Sumber : ……………………. Peta, yaitu grafik yang diwujudkan dalam bentuk peta suatu daerah di mana bagian-bagiannya menunjukkan distribusi frekuensi. Peta ini terutama digunakan untuk menunjukkan distribusi sesuatu dikaitkan dengan geografi (lihat gambar berikut). PERSENTASE PENDUDUK MISKIN PROVINSI MALUKU UTARA, TAHUN 2004
Sumber : ………………..
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
8
BAB IV SISTEMATIKA DAN DISTRIBUSI
A. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut. Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab-6 : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kab/Kota dan 63 tabel data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain (disket, cd-rom, tampilan di situs internet, dan lain-lain). Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
9
B. DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN Distribusi Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: • Bupati/Walikota • DPRD Kabupaten/Kota • Instansi tingkat Kabupaten/Kota termasuk Bappeda • Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya termasuk GFK • Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta • Dinas Kesehatan Provinsi • Departemen Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi • LSM Kesehatan di Kabupaten/Kota
***
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
10
BAB V INDIKATOR KESEHATAN PADA PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan salah satu sarana untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten/Kota dan merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Untuk itu diperlukan adanya indikator-indikator kesehatan dan indikator lainnya yang terkait. Adapun indikator-indikator tersebut dikelompokkan menjadi : A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah. Jumlah Kecamatan. Jumlah Desa/Kelurahan. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga. Kepadatan Penduduk. Rasio Beban Tanggungan. Rasio Jenis Kelamin. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan. 10. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf. B. DERAJAT KESEHATAN B.1. ANGKA KEMATIAN 11. Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup. 12. Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup. 13. Jumlah Kematian Ibu. 14. Angka Kecelakaan Lalu-lintas per-100.000 penduduk. B.2. ANGKA KESAKITAN 15. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Anak. 16. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+. 17. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani. 18. Persentase HIV/AIDS Ditangani. 19. Prevalensi HIV (Persentase Kasus terhadap Penduduk Berisiko). 20. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati. 21. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk. 22. Persentase DBD Ditangani. 23. Persentase Balita dengan Diare Ditangani.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
11
24. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk. 25. Persentase Penderita Malaria Diobati. 26. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat. 27. Kasus Penyakit Filaria Ditangani. 28. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). B.3. STATUS GIZI 29. Persentase Kunjungan Neonatus. 30. Persentase Kunjungan Bayi. 31. Persentase BBLR Ditangani. 32. Balita dengan Gizi Buruk. 33. Kecamatan Bebas Rawan Gizi. C. UPAYA KESEHATAN C.1. PELAYANAN KESEHATAN 34. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1. 35. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4. 36. Persentase Persalinan Oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. 37. Persentase Ibu nifas mendapat Pelayanan 38. Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah). 39. Persentase Siswa SD/MI yang Diperiksa Kesehatannya. 40. Persentase Siswa SMP/SMU yang Diperiksa Kesehatannya. 41. Persentase Peserta KB Baru. 42. Persentase Peserta KB Aktif. 43. Persentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi. 44. Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi. 45. Persentase Desa yang Mencapai “Universal Child Immunization” (UCI). 46. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi. 47. Persentase Drop Out Imunisasi DPT1-Campak. 48. Persentase Bayi BGM Keluarga Miskin. 49. Persentase Balita Mendapat Vitamin A 2 Kali. 50. Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan. 51. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabelt Fe. 52. Persentase WUS yang Mendapatkan Imunisasi TT. 53. Persentase Akses Ketersediaan Darah untuk Ibu Hamil dan Neonatus Dirujuk. 54. Ibu Hamil Risti/Komplikasi yang Ditangani. 55. Neonatal Risti/Komplikasi yang Ditangani. 56. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat. 57. Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Ditangani <24 jam. 58. Attack Rate dan CFR menurut Jenis KLB, Jumlah Kecamatan/Desa yang Terserang. 56. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif. 57. Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik. 58. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap. 59. Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
12
60. Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut. 61. Upaya Penyuluhan Kesehatan. 62. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar. 63. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin dan Masyarakat Rentan. 64. Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat Pelayanan Kesehatan. 65. Cakupan Pelayanaan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal. 66. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut. 67. Cakupan Wanita Usia Subur yang Mendapatkan Kapsul Yodium. 68. Darah Donor Diskrining terhadap HIV-AIDS. C.2. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN: 69. Cakupan Rawat Jalan. 70. Cakupan Rawat Inap. 71. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan. 72. Persentase Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar. 73. Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Sesuai Kebutuhan. 74. Pengadaan Obat Esensial/Generik. 75. Persentase Obat Generik Berlogo dalam Persediaan. C.3. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT: 76. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS. 77. Persentase Posyandu Aktif. C.4. KEADAAN LINGKUNGAN 78. Persentase Rumah Sehat. 79. Persentase Keluarga yang Memiliki Akses terhadap Air Bersih. 80. Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar. 81. Persentase Tempat-tempat Umum Sehat. 82. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya. 83. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes. 84. Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes. D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1. SARANA KESEHATAN 85. Data Dasar Puskesmas. 86. Indikator Pelayanan Rumah Sakit. 87. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola. 88. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta. 89. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM). D.2. TENAGA KESEHATAN 90. Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja. 91. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. 92. Rasio Dokter Spesialis per-100.000 Penduduk. 93. Rasio Dokter per-100.000 Penduduk.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
13
94. Rasio Dokter Gigi per-100.000 Penduduk. 95. Rasio Dokter Keluarga per-1.000 Keluarga. 96. Rasio Apoteker per-100.000 Penduduk. 97. Rasio Ahli Gizi per-100.000 Penduduk. 98. Rasio Perawat per-100.000 Penduduk. 99. Rasio Bidan per-100.000 Penduduk. 100. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per-100.000 Penduduk. 101. Rasio Ahli Sanitasi per-100.000 Penduduk. 102. Rasio Tenaga Teknisi Medis per-100.000 Penduduk. D.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN 103. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota. 104. Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per-Kapita per-Tahun (ribuan rupiah). Keterkaitan indikator antar tabel, yaitu : JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
PENDUDUK DESA/KELURAHAN LAHIR HIDUP BALITA IBU HAMIL BAYI SISWA SD/MI RUMAH KELUARGA/KK
: : : : : : : : :
TABEL TABEL TABEL TABEL TABEL TABEL TABEL TABEL TABEL
1, 2 dan 3 1, 22, 30 dan 33 6, 7 dan 15 6, 16 dan 24 17, 25 dan 28 15, 23 dan 32 18 dan 34 47 dan 52 48 dan 49
Pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk soft copy (CD) dilengkapi dengan rumus-rumus sehingga petugas cukup mengisikan data maka secara otomatis akan tampil jumlah kabupaten/kota, persentase dari indikator yang ditampilkan dan link data antar tabel satu dengan yang lainnya. Adapun langkahlangkah pengoperasiannya adalah sebagai berikut : 1. JUDUL Pada Tabel 1, tulis nama Kabupaten/Kota dan tahun pembuatan profil kesehatan pada kolom titik-titik (...........) maka untuk tabel-tabel selanjutnya akan tertulis seperti di Tabel 1.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
14
Gambar 5.1
PENULISAN NAMA KABUPATEN/KOTA DAN TAHUN PEMBUATAN PROFIL
2. NAMA KECAMATAN Pada Tabel 1, tulis nama kecamatan yang terdapat di kabupaten/kota, maka untuk tabel selanjutnya yang ada nama kecamatan akan tertulis seperti pada Tabel 1 (untuk tabel yang hanya memiliki kolom kecamatan saja, tanpa kolom puskesmas). Tersedia 50 baris nama kecamatan, bila lebih 50 maka dapat menginsert baris sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada pada Tabel 1. Untuk tabel selanjutnya setelah meng-insert baris selanjutnya copy nama kecamatan di atasnya untuk tambahan nama kecamatan tambahan maka akan tampil seperti Tabel 1. Sedangkan untuk mengurangi baris sesuai dengan kebutuhan, baris terakhir (Jumlah Kab/Kota) jangan didelete. Seperti contoh Gambar 5.2 di bawah, bila di Kabupaten hanya terdapat 10 Kecamatan maka baris ke 11 dan 50 dapat didelete. Gambar 5.2 PENULISAN NAMA KECAMATAN DAN NO.URUT
3. JUMLAH PENDUDUK DAN LAIN-LAIN (KETERKAITAN INDIKATOR ANTAR TABEL DI ATAS) Akan otomatis terisi sama pada tabel selanjutnya.
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
15
4. NAMA PUSKESMAS Pada Tabel 6, tulis nomor urut, nama kecamatan dan puskesmas yang ada pada kabupaten maka tabel selanjutnya yang memiliki kolom kecamatan dan puskesmas akan mengikuti. Gambar 5.3 PENULISAN NAMA KECAMATAN DAN PUSKESMAS
***
Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
16
TABEL 1 DEFINISI OPERASIONAL Desa
:
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten
Kelurahan
:
Suatu wilayah lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan
Rumah Tangga
:
Seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur
Kepadatan Penduduk
:
Jumlah penduduk di satu wilayah per-km2
FORMULA
Rata-rata Jiwa Rumah Tangga
Kepadatan Penduduk
=
Jumlah penduduk di suatu wila yah tertentu selama 1 tahun x 1.000 Jumlah kepala keluarga (KK) di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
=
Jumlah penduduk di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun x 1.000 Luas wilayah yang sama (km 2 )
TABEL 2 DEFINISI OPERASIONAL
Rasio Beban Tanggungan :
Perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif
Beban Jenis Kelamin
Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu
:
FORMULA
Rasio Beban Tanggungan
Rasio Jenis Kelamin
Jumlah penduduk usia < 15 tahun dan > 64 tahun di wilayah dan pada kurun waktu yang sama = x 1.000 Jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun di suatu wila yah tertentu selama 1 tahun
=
Jumlah penduduk laki - laki di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun x 100 Jumlah penduduk perempuan di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 5 DEFINISI OPERASIONAL
Melek Huruf
:
Penduduk berusia 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya
FORMULA
Persentase Penduduk Yang Melek Huruf
=
Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang melek huruf di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100% Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 6 DEFINISI OPERASIONAL
Lahir Hidup
:
Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot
Lahir mati
:
Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Kematian Bayi
:
Kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun
Kematian Balita
:
Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun
FORMULA
Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
=
Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yg meninggal di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun x 1.000 Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
Jumlah anak berumur < 5 tahun yg meninggal di suatu wila yah terten tu
Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup
=
selama 1 tahun Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
x 1.000
TABEL 7 DEFINISI OPERASIONAL
Kematian Ibu
:
Kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas
FORMULA
Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
=
Jumlah ibu hamil yang meninggal karenahami l, bersalin, dan nifas di suatu wila yah tertent u selama 1 tahun x 100.000 Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 8 DEFINISI OPERASIONAL
Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
: Kasus kecelakaan lalu lintas adalah jumlah korban (meninggal dunia, cedera berat, cedera sedang, dan cedera ringan) sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas
FORMULA
Angka Kecelakaan Lalu Lintas per 100.000 Penduduk
Rasio Korban per Kejadian Kecelakaan
=
Jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas di suatu wila yah selama 1 tahun x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
=
Jumlah korban akibat kecelakaan (keadaan luka dan mati) Jumlah kejadian kecelakaan
TABEL 9 DEFINISI OPERASIONAL AFP rate per 100.000 pddk < 15 th :
Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 Tahun per tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Penemuan penderita TB Paru BTA (+) :
Penemuan penderita TB Paru melalui pemeriksaan dahak dan diberikan tatalaksana dan OAT di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
Penderita TB Paru (+) sembuh
Penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB paru dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan 2 kali negatif)
Penemuan penderita pneumonia
:
:
Penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau pneumonia berat dirujuk ke RS di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
FORMULA Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 pddk < 15 th (>=2)
=
Angka Penemuan penderita TB Paru BTA positif (CDR)
=
Jumlah kasus AFP Non Polio pada penduduk < 15 tahun di satu wilayah kerja pada satu kurun waktu tertentu x 100.000 Jumlah penduduk + < 15 tahun di satu wilayah kerja pada satu kurun waktu tertentu
Jumlahpenderitabaru TB Paru BTA+ yangditemukan x 100% Jumlahpenderitabaru TB Paru BTA+ yangdiperkirakan ada dalamwilayah ersebut t
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA positif
=
Penemuan penderita pneumonia
=
Jumlah penderita TB Paru BTA + yang sembuh di suatu wila yah selama 1 tahun x 100% Jumlah penderita TB Paru BTA + yang diobati di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Jumlah penderita Pneumonia yang ditangani dalam kurun waktu tertentu × 100% Jumlah perkiraan penderita Pneumonia di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu
TABEL 10 DEFINISI OPERASIONAL HIV yang ditangani :
Klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
IMS ditangani
:
Kasus Iinfeksi Menular Seksual (IMS) yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta ditangani/diobati sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Penderita DBD
:
Penderita demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD
Penderita DBD yang ditangani
:
Penderita diare yang ditangani
:
Persentase penderita penyakit DD dan DBD yang ditangani sesuai SOP di wilayah kerja pada kurun waktu tahun berjalan Penderita diare yang ditangani adalah jumlah penderita yang diberikan tatalaksana diare pada periode waktu tertentu
FORMULA Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS
=
Jumlah klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS × 100% Jumlah seluruh klien HIV/AIDS yang datang ke sarana kesehatan
Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditangani
=
Jumlah kasus IMS yang ditangani × 100 % Jumlah kasus IMS pada waktu yang sama Jumlah penderita penyakit DD dan DBD yang ditangani sesuai SOP
Penderita DBD yang ditangani
=
di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tahun berjalan Jumlah penderita penyakit DD dan DBD yang ditemukan
× 100 %
di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u yang sama
Penderita Diare yang ditangani
Angka Kesakitan DBD/Diare
=
=
Jumlah penderita Diare yang diberikan tatalaksana diare pada periode/kurun waktu tertentu × 100% Jumlah perkiraan penderita Diare yang ditemukan di sarana kesehatan dan kader pada periode/kurun waktu tertentu Jumlah penderita DBD/Diare Jumlah penduduk pada tempat dan waktu
yang sama
× 100 . 000 / 1000
TABEL 11 DEFINISI OPERASIONAL
Malaria klinis
:
Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil)
Malaria Positif
:
Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium
Malaria diobati
:
Kasus malaria yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA Jumlah penderita tersangka malaria dan atau positif malaria
Penderita Malaria diobati
Angka Kesakitan (API/AMI)
=
=
diobati sesuai standar Jumlah penderita dengan gejala malaria
× 100 %
Jumlah penderita tersangka malaria dan atau positif malaria × 1000 Jumlah penduduk pada kurun wakt u yang sama
TABEL 12 DEFINISI OPERASIONAL
Penderita kusta
:
Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut yang terganggu Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit=skin=smear) didapatkan adanya kuman M. Leprae
RFT : (Release From Treatment)
Penderita Kusta yang selesai berobat adalah Penderita kusta yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu (RFT rate) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Penderita Kusta yang selesai berobat (% RFT)
=
Jumlah penderita kusta yang menyelesai kan pengobatan sesuai standar × 100 % Jumlah penderita kusta yang ditemukan pada periode yang sama
Angka kesakitan penyakit kusta
=
Jumlah penderita kusta × 100.000 Jumlah penduduk yang sama
TABEL 13 DEFINISI OPERASIONAL
Penderita filariasis diobati : Kasus filariasis yang mendapatkan tatalaksana di unit pelayanan dan diikuti tatalaksana rumah tangga
FORMULA
Kasus Filariasis yang ditangani
Angka Kesakitan Filariasis
=
Jumlah kasus filariasis yang ditangani × 100 % Jumlah kasus filariasis yang ditemukan pada waktu yang sama
=
Jumlah kasus filariasis × 100 .000 Jumlah penduduk pada periode waktu yang sama
TABEL 14 DEFINISI OPERASIONAL
Penyakit Difteri
:
Infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas
Penyakit Pertusis
:
Penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering
Penyakit Tetanus
:
Penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci), spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis
Penyakit T. Neonatorum
:
Suatu bentuk tetanus infeksius yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi maternal
Penyakit Campak
:
Penyakit akut yang disebabkan Morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali saat anak-anak
Penyakit Polio
: Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya
Penyakit Hepatitis B
:
Peyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis (A, B, C, D, dan E).
FORMULA
Angka Kesakitan penyakit (difteri/pertusis/tetanus/T. Neonartum/campak/polio/ Hepatitis B)
Jumlah penderita (difteri/p ertusis/te tanus/T. Neonartum/ campak/pol io/hepatit is B) = × 100 .000 Jumlah penduduk pada periode waktu yang sama
TABEL 15 DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Kunjungan : Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Bayi lahir ditimbang :
Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir
BBLR
:
Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir
BBLR ditangani
:
Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, talipusat, kulit, dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu bayi muda (MTBM); penanganan penyulit/komplikasi/masalah pada BBLR dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA
FORMULA
Cakupan kunjungan bayi :
Persentase ditimbang
:
Persentase BBLR Ditangani
:
Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu = × 100.000 Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Jika tidak ada data dapat digunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS/perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk
=
Jumlah bayi yang ditimbang ketika lahir × 100 % Jumlah bayi lahir hidup
=
Jumlah BBLR ditangani pada satu wilay ah dan periode tertentu × 100 % Jumlah BBLR pada periode waktu yang sama
TABEL 16 DEFINISI OPERASIONAL Balita yang Naik Berat: Balita yang ditimbang (D) di posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya naik di satu wilayah kerja pada Badannya kurun waktu tertentu
BGM : (Bawah Garis Merah)
Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS
Gizi Buruk
:
status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < −3, dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmuskwasiorkor).
Kecamatan bebas rawan gizi
:
Kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita <15% pada kurun waktu tertentu
FORMULA
% Balita ditimbang
% Balita BB Naik
% BGM/%Gizi Buruk
% Kecamatan bebas rawan gizi
=
Jumlah balita yang ditimbang di posyandu maupun diluar posyandu × 100 % Jumlah seluruh balita pada periode waktu yang sama
=
Jumlah balita yang ditimbang diposyandu maupun diluar posyandu yang berat badannya naik di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah balita yang ditimbang diposyandu maupun diluar posyandu di satu wilay ah kerja terten tu pada kurun wakt u yang sama
=
=
Jumlah balita BGM/Gizi Buruk Jumlah seluruh balita yang ditimbang
× 100 %
Jumlah kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita < 15% di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah kecamatan disatu wil ayah kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL 17 DEFINISI OPERASIONAL Cakupan kunjungan ibu hamil K-1
:
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4
:
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau nakes yg memiliki kompetensi kebidanan
:
Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan Ibu Nifas
:
Ibu nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama = Perkiraan ibu hamil di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula: 1,1 x CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja. FORMULA Persentase Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-1
Persentase Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4
Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar =
yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja, pada kurun wakt u tertentu × 100% Jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun wakt u yang sama Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali dan
=
=
mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja, pada kurun waktu tertentu × 100% Jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Jumlah ibu bersalin di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu , yang persalinan nya memperoleh pertolonga n dari tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan × 100 % Jumlah ibu bersalin di satu wilay ah kerja yang sama pada kurun wakt u tertentu yang sama
Jumlah ibu nifas 6 jam pasca persalinan s.d 42 hari yang telah memperoleh 3 kali Persentase cakupan ibu nifas
=
pelayanan nifas sesuai standar di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah seluruh ibu nifas 6 jam pasca persalinan s.d 42 hari di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
TABEL 18 DEFINISI OPERASIONAL Cakupan deteksi dini : tumbuh kembang anak balita (pra sekolah)
Cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan dan Perawat, paling sedikit 2 kali per tahun, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan pemeriksaan : kesehatan siswa SD dan setingkat
Cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan pemeriksaan : kesehatan siswa SMP/SMU
Cakupan siswa kelas 1 SLTP, kelas 1 SMU/SMK dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/kader kesehatan sekolah) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SMP/SMU dan setingkat
Jumlah anak umur 0 - 5 tahun yang di DDTK oleh nakes sesuai dengan standar, =
=
paling sedikit 2 kali, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu × 100% Jumlah balita di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Jika tidak ada data dapat digunakan angka estimasi jumlah balita sekitar 10% dari jumlah penduduk Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu × 100% Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
=
Jumlah murid kelas 1 SLTP dan setingkat + murid kelas 1 SMU/SMK dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu × 100% Jumlah murid kelas 1 SLTP dan setingkat + murid kls 1 SMU/SMK dan setingkat di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
TABEL 19 DEFINISI OPERASIONAL
Pasangan Usia Subur (PUS) :
Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun
Peserta KB Baru
:
Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya
Cakupan Peserta Aktif KB :
Cakupan peserta aktif KB dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Peserta KB Baru
Jumlah Pasangan Usia Subur peserta KB baru di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu = x 100% Jumlah Pasangan Usia Subur yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Jumlah Pasangan Usia Subur yang memperolehpelayanankontrasepsi
Cakupan Peserta Aktif KB
=
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah Pasangan Usia Subur diwilayahkerja dan kurun waktu yang sama
x 100%
TABEL 21 DEFINISI OPERASIONAL
MKJP
:
Metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/MOW, dan implant
Non MKJP
:
Metode kontasepsi jangka pendek yang meliputi suntik, pil, kondom, dan obat vagina
MOW
:
Medis Operatif Pria
MOP
:
Medis Operatif Wanita
TABEL 22 DEFINISI OPERASIONAL
Desa /kelurahan Universal Child Immunization (UCI):
Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu
FORMULA
Desa /kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
=
Jumlah desa/kelurahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100% Jumlah desa/kelurahan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
TABEL 23 DEFINISI OPERASIONAL
DO (drop out)
:
Bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak
Bayi diimunisasi lengkap :
Bayi yang mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali, dan Campak 1 kali
FORMULA Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 - imunisasi campak
Persentase DO
=
di satu wilay ah selama satu tahun Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 yang ada di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi campak
Persentase Bayi Diimunisasi Lengkap
=
di suatu wila yah selama 1 tahun x 100% Jumlah bayi pada wilayah dan tahun yang sama
x 100%
TABEL 24 DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan pemberian MPASI pada anak 6-24 bln : Gakin Cakupan Balita mendapat : kapsul Vit.A 2 kali/tahun Balita Gizi buruk mendapat perawatan
Pemberian Makanan pendamping ASI dengan porsi 100 gr/hari selama 90 hari. Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A 1 kali dan anak umur 12-59 bln mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Bila gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja : pada kurun waktu tertentu.
FORMULA Jumlah anak BGM usia 6 – 24 bulan dari Gakin yang mendapat MP - ASI
Cakupan Pemberian MPASI pada anak 6-24 bln Gakin Cakupan Balita mendapat kapsul Vit.A 2 kali per tahun
=
di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tertentu Jumlah seluruh anak 6 - 24 bln BGM dari Gakin di suatu wila yah kerja
× 100 %
pada kurun wakt u tertentu
=
Jumlah Balita mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah Balita yang ada di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama Jumlah Balita gizi buruk yang dirawat di sarana pelayanan kesehatan
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
=
sesuai standar di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu Jumlah seluruh Balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama
× 100 %
TABEL 25
DEFINISI OPERASIONAL
Fe1
:
Fe3
:
Ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Cakupan Ibu Hamil mendapat (30/90 tablet)
=
Jumlah ibu hamil mendapat (30/90 ) tablet Fe selama periode kehamilannya × 100% Jumlah ibu hamil
TABEL 26
DEFINISI OPERASIONAL
Imunisasi TT WUS :
Pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (15-39 th) sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu berguna bagi kekebalan seumur hidup
Pemberian TT2
:
Selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun
Pemberian TT3
:
Selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun
Pemberian TT4
:
Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun
Pemberian TT5
:
Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun
FORMULA
Cakupan WUS mendapat Imunisasi (TT1-TT5)
=
Jumlah WUS mendapat imunisasi (TT1 - TT5) × 100 % Jumlah WUS
TABEL 27 DEFINISI OPERASIONAL
Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan bumil
:
Ibu hamil dan post partum yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya di rumah sakit pemerintah dan swasta
Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan neonatus
:
Neonatus yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya di rumah sakit pemerintah dan swasta
FORMULA
Akses terhadap ketersediaan darah
=
Akses terhadap ketersediaan darah
=
Jumlah bumil dan post partum rujukan yang mendapatka n darah dan komponen yang aman di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah bumil dan post partum rujukan yang membutuhka n darah dan komponen yang aman di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama Jumlah neonatus rujukan yang mendapatka n darah dan komponen yang aman di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah neonatus rujukan yang membutuhka n darah dan komponen yang aman di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL 28 DEFINISI OPERASIONAL Risti/Komplikasi : Keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi, meliputi: (Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg, oedema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur
Ibu Hamil Risti/komp : yang tertangani
Ibu hamil Risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif).
Neonatus Risti / komplikasi yang tertangani
Cakupan neonatus risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta.
:
FORMULA
Ibu Hamil Risti /Komplikasi yang ditangani
=
Jumlah bumil risti/komp likasi yang tertangan i dari satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu di puskesmas perawatan & RS pemerintah /swasta × 100 % Jumlah seluruh ibu hamil risti/komp likasi di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama (20% dari total bumil)
Jumlah neonatus risti/komp likasi yang tertangan i dari satu wilay ah kerja
Neonatus risti / komplikasi yang tertangani
=
pada kurun wakt u tertentu di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah /swasta × 100 % Neonatus risti yang datang dan atau dirujuk dari satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama di Puskesmas Perawatan dan RS Pemerintah /swasta
TABEL 29 DEFINISI OPERASIONAL
Sarana Kesehatan : Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat yang dapat di akses masyarakat
Cakupan sarana kesehatan (Rumah Bersalin, Puskesmas dan Rumah Sakit) yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
FORMULA
Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat yang dapat di akses masyarakat
=
Jumlah sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu × 100% Jumlah sarana kesehatan yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
TABEL 30 DEFINISI OPERASIONAL
Kejadian Luar Biasa
:
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu.
Desa/ kelurahan KLB :
Terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan
Ditangani < 24 jam
:
Penyelidikan dan penanggulangan KLB kurang dari 24 jam sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa faximili atau telepon
Desa/kelurahan Mengalami KLB yang : ditangani < 24 jam
Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan < 24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu.
FORMULA
Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa = (KLB) Yang Ditangani <24 jam
Jumlah KLB di desa/kelur ahan yang ditanggula ngi < 24 jam pada periode/ku run waktu tertentu x 100% Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelur ahan pada periode/ku run waktu yang sama
TABEL 31 DEFINISI OPERASIONAL
Penduduk Terancam :
Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena kejadian luar biasa
Attack Rate
:
Angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian wabah. Angka serangan sekunder dihitung berdasarkan jumlah kasus baru yang sebelumnya mengadakan kontak dengan kasus primer (kasus yang menjadi sumber penularan) dalam masa inkubasi penyakit tersebut. Penyebut merupakan jumlah total orang yang terpapar dengan kasus primer pada masa yang sama
CFR (Case Fatality Rate)
:
Persentase orang yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama
FORMULA
Attack Rate
CFR
=
Jumlah penderita akibat penyakit dalam periode waktu tertentu × 100% Jumlah penduduk t erancam dalam periode waktu yang sama
=
Jumlah kematian akibat penyakit dalam periode waktu tertentu × 100% Jumlah penyakit yang terdiagnosa dalam periode waktu yang sama
TABEL 32 DEFINISI OPERASIONAL
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
:
Bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
FORMULA Jumlah bayi yang mendapat hanya ASI saja sejak lahir sampai
Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif
=
usia 6 bulan di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu Jumlah seluruh bayi usia 0 - 6 bulan di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama
x 100%
TABEL 33 DEFINISI OPERASIONAL
Desa dengan Garam Beryodium Baik
:
Desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Desa dengan garam beryodium
=
Jumlah desa dengan garam beryodium baik di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah seluruh desa yang diperiksa di satu wilayah kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL 34 DEFINISI OPERASIONAL
Pemeriksaan Gigi dan Mulut
:
bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Pus-kesmas minimal 2 kali dalam setahun
UKGS
:
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Murid SD Diperiksa (UKGS)
:
Murid SD yang diperiksa keadaan gizinya
FORMULA
% Murid SD Mendapat Perawatan
Jumlah murid SD yang mendapat perawatan dari hasil pemeriksaan UKGS = × 100% Jumlah murid SD yang memerlukan perawatan
TABEL 35 DEFINISI OPERASIONAL
Upaya Penyuluhan
:
Semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsipprinsip pendidikan dalam bidang kesehatan.
Penyuluhan Kelompok:
Penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu
Penyuluhan Massa
Penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik)
:
TABEL 36 DEFINISI OPERASIONAL
Jaminan Pemeliharaan : Kesehatan Pra-Bayar
Suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali
Askes
Asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT Askes Indonesia yang para anggota utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil maupun non-sipil ternasuk anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Juga para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup.
:
Jamsostek : (jaminan sosial tenaga kerja)
Program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial
Askeskin
:
Kartu yang dikeluarkan oleh PT. ASKES dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya
Cakupan JPK Pra-bayar
:
Proporsi penduduk terlindungi JPK (PT. Askes, PT. Jamsostek,Askeskin, dan Asuransi Komersial) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Cakupan JPK Pra Bayar
=
Jumlah penduduk yang memiliki kartu peserta JPK Jumlah seluruh penduduk
× 100 %
TABEL 37 DEFINISI OPERASIONAL
Masyarakat Miskin
: Masyarakat yang berdasarkan kriteria pemerintah ditetapkan sebagai kategori miskin
Masyarakat Miskin Mendapat Yankes
: Masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan (rawat jalan/inap) di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Persentase Masyarakat Miskin dicakup JPKM
:
Bayi Masy.kin BGM Mendapat MP ASI
Proporsi penduduk miskin yang terlindungi oleh JPK (subsidi Pemerintah dan Pemda) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Pemberian (Makanan Pendamping ASI) MP-ASI pada bayi BGM dari penduduk miskin dengan porsi 100 gram per hari selama 90 hari
FORMULA
Persentase Masyarakat Miskin Mendapat Yankes (rawat jalan/inap)
Jumlah kunjungan pasien baru dan lama rawat jalan/kunj ungan rawat inap masyarakat miskin =
di sarana kesehatan pemerintah dan swasta pada kurun wakt u tertentu Jumlah masyarakat miskin di wilayah dan periode waktu yang sama
× 100 %
TABEL 38
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan : Kerja
Suatu upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat pekerja, baik berupa kegiatan peningkatan/promotif kesehatan kerja, pencegahan/preventif dan penyembuhan/kuratif penyakit akibat kerja (PAK) dan atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), serta pemulihan/rehabilitatif penyakit PAK dan PAHK yang dilakukan oleh institusi pelayan kesehatan (Poliklinik, atau di kontrakkan kepada Pihak ketiga dan atau di Puskesmas/Balai Kesehatan Kerja/ Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)) di satu wilayah kerja tertentu
Pekerja Formal
Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya pada suatu instansi/unit usaha yang mempunyai izin dan terstruktur seperti : karyawan Pemerintah/BUMN/TNI/Kepolisian, karyawan perusahaan baik berskala besar, menengah, dan kecil yang mempunyai izin usaha
:
FORMULA
Persentase Pekerja Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja
Jumlah pekerja yang mendapat pelayanan kesehatan kerja di suatu wila yah selama 1 tahun = x 100% Jumlah pekerja yang ada di wilayah dan pada tahun yang sama
TABEL 39 DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut
: Pra usia lanjut dan usia lanjut yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Cakupan yankes Pra usila dan usila
=
Jumlah pra usila dan usila memperoleh yankes × 100 % Jumlah seluruh pra usila dan usila
TABEL 40 DEFINISI OPERASIONAL
Desa/ Kelurahan Endemis Yodium
:
Desa/ kelurahan yang penduduknya ada yang menderita GAKY
TABEL 41 DEFINISI OPERASIONAL
Darah Donor diskrining : terhadap HIV/AIDS
Darah donor diskrining dengan menggunakan reagen yang sensitivity > 90 % di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
FORMULA
Darah Donor Positif HIV
=
Darah donor diskrining positif HIV × 100 % Jumlah seluruh darah donor yang diskrining
TABEL 42 DEFINISI OPERASIONAL Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal Kunjungan Rawat : Jalan di ruang rawat inap pada sarana kesehatan Cakupan Rawat Jalan : Kunjungan pasien baru: Kunjungan Rawat Inap : Cakupan Rawat Inap: Sarana kesehatan
:
Kunjungan Gangguan : Jiwa
Cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan dengan kasus penyakit baru Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan Cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya
FORMULA
Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan
Persentase Rawat Jalan
=
Jumlah kunjungan rawat inap baru yang mendapatka n pelayanan kesehatan di Poli Umum, baik dalam dan luar
Persentase Rawat Inap
=
Persentase Kunjungan Gangguan Jiwa
di sarana kesehatan dalam kurun wakt u tertentu × 100% Jumlah penduduk di satu wilayah dalam kurun wakt u yang sama
=
gedung di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu × 100 % Jumlah penduduk di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama Jumlah kunjungan kasus gangguan jiwa yang terlayani di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta × 100 % Jumlah seluruh kunjungan baru dan lama di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
TABEL 43 DEFINISI OPERASIONAL
Kemampuan Labkes
:
Mampu menyelenggarakan pelayanan laboratorium kesehatan sesuai standar
4 Spesialis Dasar
:
Pelayanan-pelayanan kandungan dan kebidanan, bedah, penyakit dalam, dan anak
FORMULA
Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Lab Kesehatan
Persentase Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kes. Spesialis Dasar
=
Jumlah sarana kesehatan dengan kemampuan laboratori um kesehatan di suatu wila yah x 100% Jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah dan pada tahun yang sama
=
Jumlah rumah sakit yg menyelengg arakan 4 pelayanan kesehatan spesialis dasar di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu x 100% Jumlah rumah sakit yang ada di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 44 DEFINISI OPERASIONAL
Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
:
Tingkat persediaan obat di instalasi farmasi Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar di suatu Kab/Kota pada kurun waktu tertentu
Kebutuhan Obat
:
Jumlah item obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kabupaten/Kota di satu wilayah kerja, pada kurun waktu yang sama.
Pengadaan Obat
:
Pengadaan item obat untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
FORMULA Jumlah item obat yang dapat disediakan oleh pemerintah daerah guna menunjang pelayanan kesehatan dasar
Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
=
disuatu Kab/Kota pada kurun wakt u tertentu Jumlah item obat yang dibutuhkan oleh pelayanan kesehatan dasar di suatu Kab/Kota pada kurun wakt u tertentu
x 100%
TABEL 45 DEFINISI OPERASIONAL
Rumah Tangga ber : PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan dari tanah (indikator terpilih); tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari.
FORMULA
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
Jumlah rumah tang ga berperilak u hidup bersih dan =
sehat di suatu wila yah pd kurun wakt u tertentu Jumlah rumah tang ga yang dipantau/s urvei di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
x 100%
TABEL 46 DEFINISI OPERASIONAL
Posyandu Aktif
:
Posyandu Pratama
:
Posyandu aktif adalah jumlah posyandu aktif yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakn kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA,KB,Gizi,imunisasi lebih dari 50% dan sudah ada atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50%. Posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas
Posyandu Madya
:
Posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang
Posyandu Purnama :
Posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan
Posyandu Mandiri
Sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau 50% KK
:
FORMULA
Persentase Posyandu aktif
=
Jumlah Posyandu (Purnama + Mandiri) di suatu wi layah pada kurun wakt u tertentu x 100% Jumlah seluruh posyandu yang ada di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 47 DEFINISI OPERASIONAL
Rumah Sehat :
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
FORMULA
% Rumah Sehat
=
Jumlah rumah sehat di suatu wila yah terten tu pada kurun wakt u tertentu x 100% Jumlah seluruh rumah yang ada di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 48 DEFINISI OPERASIONAL
Air Bersih
:
Sumber air untuk keperluann minum/masak serta mandi/cuci sebagian besar penduduk
Air Ledeng
:
Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah maupun swasta
SPT
:
Sumur Pompa Tangan
SGL
:
Sumur Galian
PAH
:
Penampungan Air hujan
Air Kemasan
:
Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minum isi ulang
FORMULA
Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan di lingkungan pemukiman
Jumlah SAB yang diperiksa pada periode/ku run =
waktu tertentu Jumlah SAB yang ada pada periode/ku run waktu tertentu
x 100%
TABEL 49 DEFINISI OPERASIONAL
Jamban
:
Tempat buang air besar yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik
Sarana Sanitasi Dasar : yang memenuhi syarat kesehatan di lingkungan pemukiman
Jumlah sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan dibagi dengan sarana sanitasi dasar yang diperiksa periode/kurun waktu tertentu
FORMULA
Sarana Sanitasi Dasar yang memenuhi syarat kesehatan di lingkungan pemukiman
TABEL 50
Jumlah sarana sanitasi dasar yang diperiksa pada periode/ku run waktu tertentu = x 100% Jumlah sarana sanitasi dasar yang ada pada periode/ku run waktu tertentu
DEFINISI OPERASIONAL
Tempat-tempat umum
:
Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain
Tempat umum yang : Terpenuhinya akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi memenuhi syarat makmin, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan
FORMULA
% TUPM Sehat
TABEL 51
Jumlah tem pat umum yang diawasi yang memenuhi syarat hygiene sanitasi = x 100% Jumlah tem pat umum yang diawasi
DEFINISI OPERASIONAL
Institusi yang Dibina
:
Unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan risiko/dampak kesehatan; mencakup RS, Puskesmas, Sekolah, Instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta tempat penampungan pengungsi.
Instalasi Pengolahan Air Minum
:
Instalasi yang telah melaksanakan pengawasan internal dan eksternal (oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) sesuai dengan KepMenkes 907/SK/VII/2002 dengan jumlah sample air yang diperiksa memenuhi persyaratan bakteriologis 95% , dan tidak ada parameter kimia yang berdampak langsung terhadap kesehatan.
Sarana Pelayanan Kesehatan
:
Sarana Pelayanan Kesehatan yang effluentnya memenuhi baku mutu limbah cair, mengelola limbah padat dengan baik, tersedia air cukup kuantitas dan kualitas, higiene sanitasi makanan dan minuman, pengendalian vektor serta binatang pengganggu.
Sarana Pendidikan dan : Perkantoran
Sarana Pendidikan dan Perkantoran yang mempunyai sarana pengolahan limbah cair, limbah padat dengan baik, tersedia air cukup (kuantitas dan kualitas), penerangan, ventilasi, pengendalian vector dan binatang pengganggu lainnya.
TABEL 52
DEFINISI OPERASIONAL
Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes
: Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Jumlah rumah/bang unan yang Rumah/ bangunan bebas jentik nyamuk Aedes
=
bebas jentik nyamuk aedes × 100 % Jumlah rumah / bangunan yang diperiksa
TABEL 53 DEFINISI OPERASIONAL
Medis Perawat & bidan Farmasi Gizi Teknisi Medis Sanitasi Kesmas
: Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis : termasuk lulusan DIII dan S1 : Apoteker, Asisten Apoteker : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan : SKM, MPH, dll
FORMULA
Persentase (Medis/ Perawat &Bidan/ Farmasi/Gizi/T Medis/ Sanitasi/Kesmas)
TABEL 54
Jumlah (medis/perawat & bidan/farmasi/gizi/T . medis/sani tasi/kesmas) =
yang bertugas di satu instansi (puskesmas /institusi /RS/sarkes lain/dinkes kab kota) × 100% Jumlah tenaga (medis/perawat & bidan/farmasi/gizi/T . medis/sani tasi/kesmas) di seluruh instansi tersebut
DEFINISI OPERASIONAL
Medis Perawat & bidan Farmasi Gizi Teknisi Medis Sanitasi Kesmas
TABEL 55
: Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis : termasuk lulusan DIII dan S1 : Apoteker, Asisten Apoteker : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan : SKM, MPH, dll
DEFINISI OPERASIONAL Dokter yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan) Dokter spesialis yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan) Dokter keluarga yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan keluarga di suatu wilayah Dokter gigi yang dimaksud adalah yang memberi-kan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di suatu wilayah (PNS maupun bukan) FORMULA
Rata-rata Dokter per 100.000 Penduduk
Jumlah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Rata-rata Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk
Jumlah dokter spesialis yg memberikan pelayanan kesehatan di suatu wila yah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Rata-rata Dokter Keluarga per 1.000 Keluarga
Jumlah dokter keluarga yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wila yah = x 1.000 Jumlah keluarga di wilayah dan pada tahun yang sama
Rata-rata Dokter Gigi per 100.000 Penduduk
Jumlah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wila yah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
TABEL 56 DEFINISI OPERASIONAL
Apoteker yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kefarmasian di suatu wilayah (PNS maupun bukan) Ahli Gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D4/S1 FORMULA
Rata-rata Apoteker per 100.000 Penduduk
Jumlah apoteker yang memberikan pelayanan kefarmasia n di suatu wila yah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Rata-rata Ahli Gizi per 100.000 Penduduk
Jumlah ahli gizi yang bertugas di bidang gizi di suatu wila yah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
TABEL 57 DEFINISI OPERASIONAL
Bidan yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan) Perawat yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan) FORMULA
Rata-rata Bidan per 100.000 Penduduk
Jumlah bidan yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wila yah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Rata-rata Perawat per 100.000 Penduduk
Jumlah perawat yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
TABEL 58 DEFINISI OPERASIONAL
Ahli Sanitasi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D3 Ahli Kesehatan Masyarakat yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di suatu wilayah dengan pendidikan S1 – S3
FORMULA Rata-rata Ahli Sanitasi per 100.000 Penduduk
Rata-rata Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 Penduduk
Jumlah ahli sanitasi yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama Jumlah Sarjana Kesehatan Masyarat yang bertugas di suatu wilayah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
TABEL 59 DEFINISI OPERASIONAL
Analisis Laboratorium :
Seorang yang bertugas di laboratorium
TEM
: Teknisi Medis
Pranata Anastesi
:
Seorang yang ahli yang melakukan anastesi (bius) sebelum pasien dirawat
Fisioterapis
:
Seorang terapis yang mengobati kecelakaan atau disfungsi dengan latihan dan pengobatan fisik lainnya bagian tubuh yang mengalami kerusakan
FORMULA
Rata-rata Analisis Lab per 100.000 Penduduk
Rata-rata TEM+ Penata Rontgen per 100.000 Penduduk Rata-rata P Anastesi per 100.000 Penduduk
Jumlah analis laboratorium yang bertugasdi bidang kesehatanlingkungandi suatu wilayah = x 100.000 Jumlah pendudukdi wilayahdan pada tahun yang sama Jumlah (TEM + P Rontgen) yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wila yah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah P Anastesi yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah = x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah Fisioterapis Masyarakat yang Rata-rata Fisioterapis per 100.000 Penduduk TABEL 60 DEFINISI OPERASIONAL
=
bertugas di suatu wilayah x 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Persentase Anggaran : Kesehatan Dalam APBD Kabupaten/Kota
Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilalokasikan melalui APBD
Anggaran Kesehatan : Pemerin-tah per Kapita per tahun
Jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun
FORMULA
Persentase Anggaran Kes Dalam APBD Kab/Kota
Jumlah alokasi APBD Kabupaten/ Kota untuk kesehatan dalam 1 tahun = x 100% Total anggaran APBD pada tahun yang sama
Jumlah
Anggaran Kesehatan Peme-rintah per Kapita per tahun (ribuan rupiah)
=
TABEL 62 DEFINISI OPERASIONAL
alokasi anggaran kesehatan pemerintah dalam 1 tahun (ribuan rupiah) Jumlah penduduk pada tahun yang sama
Desa Siaga
:
Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Polindes
:
(Pondok Persalinan Desa)
Posyandu
:
(Pos Pelayanan Terpadu)
TABEL 63 DEFINISI OPERASIONAL
BOR
:
(Bed Occupancy Rate) Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu
LOS
:
(Length of Stay) Rata-rata lama rawatan seorang pasien
TOI
:
(Turn Over Interval) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya
GDR
: (Gross Death Rate) angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar
NDR
: (Net Death Rate) angka kematian · 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar
FORMULA
BOR Bed Occupancy Rate
=
Jumlah hari perawatan rumah sakit x 100% Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu satuan wak tu
LOS Length of Stay
=
Jumlah hari perawatan pasien keluar x 100% Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TOI Turn Over Interval
=
(Jumlah te mpat tidur x hari) - hari perawatan rumah sakit x 100% Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
GDR Gross Death Rate
=
Jumlah pasien mati seluruhnya x 1000 Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
NDR Net Death Rate
=
Jumlah pasien mati 48 jam dirawat x 1000 Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI
No. Lampiran
A. GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk /Km 2 Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Pddk 10 th keatas Melek Huruf Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Laki-laki) Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Perempuan)
………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa/Km2 Jiwa Jiwa
B. B.1 12 13 14 15 16 17 18
DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Maternal Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….
Bayi Bayi
B.2 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Angka Kesakitan AFP Rate < 15 th TB Paru Sembuh Pneumonia Balita Ditangani HIV/AIDS ditangani Infeksi Menular Seksual ditangani Angka Kesakitan DBD DBD ditangani Angka Kesakitan Diare Diare pada Balita ditangani Angka Kesakitan Malaria Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (P Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (M Kasus Penyakit Filariasis ditangani Jumlah Kasus Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Jumlah Kasus Polio
………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
% % %
Balita Ibu
% % % % % % % % % Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5
Tabel 6 Tabel 6 Tabel 6 Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7
Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14
NO INDIKATOR 38 Jumlah Kasus Hepatitis B
ANGKA/NILAI ………. Kasus
No. Lampiran Tabel 14
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI
No. Lampiran
B.3 39 40 41 42 43 44 45 46
Status Gizi Kunjungan Neonatus (KN2) Kunjungan Bayi Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) BBLR ditangani Balita ditimbang Balita BB Naik BGM Balita Gizi Buruk
………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….
% % % % % % % %
Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 16 Tabel 16 Tabel 16
C. C.1 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Deteksi Dini Tumbang Anak Balita Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMP/SMU Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Peserta KB Aktif (MKJP + Non MKJP) Peserta KB Baru (MKJP + Non MKJP) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak MP-ASI Bayi BGM Anak Balita Mendapat Vit.A 2x Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe1 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 WUS dg imunisasi TT5 Ketersediaan darah Bumil yg dirujuk Ketersediaan darah Neonatus yg dirujuk Bumil Risti/Komplikasi Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti dirujuk Neonatal Risti dirujuk dan ditangani Sarkes dg Kemampuan Yan. Gadar Desa/Kel. Terkena KLB ditangani < 24 jam Bayi yang diberi ASI Eksklusif Desa/Kel. Dg Garam Beryodium yg baik Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar Penduduk Miskin dicakup JPKM Penduduk Miskin Mendapat Yankes Bayi Gakin BGM Mendapat MP-ASI
………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 34 Tabel 34 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 37
NO INDIKATOR 83 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila 84 WUS yang diberi Kapsul Yodium
ANGKA/NILAI ………. % ………. %
No. Lampiran Tabel 39 Tabel 40
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 85 Sarkes yang memiliki Labkes
………. %
Tabel 43
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 86 Rumah Tangga ber-PHBS 87 Posyandu Aktif
………. % ………. %
Tabel 45 Tabel 46
C.4 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
Keadaan Lingkungan Rumah yang diperiksa kesehatannya Rumah Sehat Keluarga yang diperiksa air bersihnya Keluarga yang memiliki akses air bersih KK memiliki Jamban KK memiliki Jamban Sehat KK memiliki Tempat Sampah KK memiliki Tempat Sampah Sehat KK memiliki Pengelolaan Air Limbah KK memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina Keslingnya Rmh/Bangn diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Rmh/Bangn bebas Jentik Nyamuk Aedes
………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….
% % % % % % % % % % % % % %
Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 52
D. D.1 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
SUMBERDAYA KESEHATAN Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Medis Jumlah Tenaga Perawat dan Bidan Jumlah Tenaga Farmasi Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Tehnisi Medis Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Dokter Spesialis Jumlah Tenaga Dokter Umum Jumlah Tenaga Dokter Gigi
………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ………. ……….
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 55
D.2 113 114 115
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
………. Rp. ………. % ………. %
Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60
D.3 116 117 118
Sarana Kesehatan Jumlah Desa Siaga Jumlah Polindes Jumlah Posyandu
………. Desa ………. Polindes ………. Psyd
Tabel 62 Tabel 62 Tabel 62
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
1
2
LUAS WILAYAH (km 2) 3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/Kota
JUMLAH DESA 4
KELURAHAN DESA+KEL. 5
6
JUMLAH PENDUDUK 7
JUMLAH RUMAH TANGGA 8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA /km 2 9 10
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO 1
KECAMATAN 2
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK 3
<1 4
1-4 5
LAKI-LAKI (TAHUN) 5-14 15-44 45-64 6 7 8
>=65 9
JML 10
<1 11
1-4 12
PEREMPUAN (TAHUN) 5-14 15-44 45-64 >=65 13 14 15 16
JML 17
RASIO BEBAN TANG GUNGAN
RASIO JENIS KELAMIN
18
19
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/kota Catatan : Jumlah kolom 10 + kolom 17 = kolom 3
;[
TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 <1 1-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………… (sebutkan)
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI 3
PEREMPUAN 4
LAKI-LAKI+PEREMPUAN 5
TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… LAKI-LAKI NO
KECAMATAN
1
2
TIDAK/ TIDAK/ BELUM BELUM PERNAH TAMAT SEKOLAH SD
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………… (sebutkan)
3
4
PEREMPUAN
SD/MI
SLTP/ MTs
SLTA/ MA
AK/ DIPLO MA
5
6
7
8
TIDAK/ TIDAK/ UNIVERSI BELUM BELUM JUMLAH TAS PERNAH TAMAT SEKOLAH SD 9
10
11
12
SD/MI
SLTP/ MTs
SLTA/ MA
AK/ DIPLO MA
13
14
15
16
UNIVERSI JUMLAH TAS
17
18
TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO 1
KECAMATAN 2
LAKI-LAKI JUMLAH 3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………… (sebutkan)
MELEK HURUF
4
% 5
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS PEREMPUAN MELEK HURUF JUMLAH % 6 7 8
LAKI-LAKI + PEREMPUAN MELEK HURUF JUMLAH % 9 10 11
TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
LAHIR HIDUP
LAHIR MATI
4
5
LAHIR HIDUP+ % LAHIR MATI LAHIR MATI 6
7
JUMLAH BAYI MATI
JUMLAH BALITA
JUMLAH BALITA MATI
8
9
10
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL NO 1
KECAMATAN 2
PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR HIDUP
3
4
KEMATIAN
KEMATIAN
KEMATIAN
JUMLAH
IBU HAMIL 5
IBU BERSALIN 6
IBU NIFAS 7
8
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN) Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan: - Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 8 JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DIRINCI MENURUT KECAMATAN TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN
MATI
1
2
3
4
% KORBAN
JUMLAH KORBAN LUKA BERAT LUKA RINGAN 5
6
JML
% THD TOTAL KORBAN
MATI
7
8
9
LUKA BERAT LUKA RINGAN 10
11
JML 12
RASIO KORBAN PER KEJADIAN KECELAKAAN
13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO PER 100.000 PENDUDUK Sumber: ………. (sebutkan)
#DIV/0! #DIV/0!
TABEL 9 AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
1
KECAMATAN
2
PUSKESMAS
3
AFP < 15 TH 4
CAKUPAN TAHUN INI KLINIS
BTA (+)
5
6
TB PARU CAKUPAN TAHUN LALU
PNEUMONIA
% JML JML PEND BTA (+) SEMBUH BALITA SEMBUH PENDERITA DIOBATI 7
8
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: - Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
9
10
11
BALITA % BALITA DITANGANI DITANGANI
12
13
TABEL 10 HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… IMS
HIV/AIDS
DIARE
DBD
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JML KASUS
DITANGANI
% DITANGANI
JML KASUS
DITANGANI
% DITANGANI
JML KASUS
DITANGANI
% DITANGANI
JML KASUS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
JML DIARE PADA BALITA
DIARE PADA % BALITA DITANGANI DITANGANI
15
16
TABEL 11 PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
KLINIS 4
POSITIF 5
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK Sumber: …………….. (sebutkan) Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk) AMI untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)
MALARIA % POSTIF 6
DIOBATI 7
% DIOBATI 8
TABEL 12 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
PEND PB 4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data.
RFT PB 5
KUSTA % RFT PB PEND MB 6 7
RFT MB 8
% RFT MB 9
TABEL 13 KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
PENDERITA PENY. FILARIASIS JUMLAH 4
DITANGANI 5
% DITANGANI 6
TABEL 14 JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
DIFTERI
PERTUSIS
TETANUS
TETANUS NEONATORUM
CAMPAK
POLIO
HEPATITIS B
4
5
6
7
8
9
10
TABEL 15 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NEONATUS NO
1
KECAMATAN
2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
BAYI
BAYI LAHIR
PUSKESMAS
3
JUMLAH
KN2
%
JML BAYI
KUNJ
%
4
5
6
7
8
9
JML LAHIR % DITIMBANG HIDUP DITIMBANG 10
11
12
BBLR
% BBLR
13
14
BBLR % BBLR DITANGANI DITANGANI
15
16
TABEL 16 STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… % BALITA
JUMLAH BALITA NO
1
KECAMATAN
2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
PUSKESMAS
3
BALITA YANG ADA 4
DITIMBAN G
BB NAIK
BGM
5
6
7
Gizi Buruk DITIMBANG BB NAIK 8
9
10
BGM 11
KEC BEBAS Gizi Buruk RAWAN GIZI 12
13
TABEL 17 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFAS KABUPATEN/KOTA 0 TAHUN 0 IBU HAMIL NO
1
KECAMATAN
2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
IBU BERSALIN
PUSKESMAS
3
IBU NIFAS
JUMLAH
K1
%
K4
%
JUMLAH
DITOLONG NAKES
%
4
5
6
7
8
9
10
11
JUMLAH
MENDAPA T YAN.NIFAS
%
TABEL 18 CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… ANAK BALITA (PRA SEKOLAH) NO
KECAMATAN
JUMLAH DIDETEKSI 1
2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
SISWA SD/MI
SISWA SMP/SMU
PUSKESMAS 3
4
5
% 6
JUMLAH DIPERIKSA 7
8
% 9
JUMLAH DIPERIKSA 10
11
% 12
TABEL 19 JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
PESERTA KB BARU JUMLAH 5
% 6
PESERTA KB AKTIF JUMLAH 7
% 8
TABEL 20 JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
1
KECAMATAN
2
JUMLAH PESERTA KB AKTIF NON MKJP
MKJP IUD
MOP/ MOW
IMP LANT
SUNTIK
PIL
3
4
5
6
7
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………….. (sebutkan) Cat : Jumlah Peserta KB Aktif = Jumlah Peserta KB Aktif Tabel 19
% PESERTA KB AKTIF
OBAT KONDOM VAGINA
8
9
LAIN NYA
MKJP + NON MKJP
10
11
MKJP
NON MKJP
IUD
MOP/ MOW
IMP LANT
SUNTIK
PIL
KONDOM
OBAT VAGINA
LAIN NYA
MKJP + NON MKJP
12
13
14
15
16
17
18
19
20
TABEL 21 PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH PESERTA KB BARU NO
KECAMATAN IUD
1
2
3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………….. (sebutkan)
MKJP MOP/ MOW 4
% PESERTA KB BARU
NON MKJP IMP LANT 5
SUN TIK 6
PIL 7
OBAT KONDOM VAGINA
8
9
LAIN NYA 10
MKJP + NON MKJP
IUD
11
12
MKJP MOP/ MOW 13
NON MKJP IMP LANT 14
SUN TIK 15
PIL 16
KONDO OBAT M VAGINA
17
18
LAIN NYA 19
MKJP + NON MKJP 20
TABEL 22 PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
3
4
5
6
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 23 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) % BAYI DIIMUNISASI LENGKAP Sumber: …………….. (sebutkan)
BCG JUMLAH % 5 6
DPT1+HB1 JUMLAH % 7 8
IMUNISASI DPT3+HB3 POLIO3 JUMLAH % JUMLAH % 9 10 11 12
CAMPAK JUMLAH % 13 14
HEPATITIS B3 JUMLAH % 15 16
DO (%) 17
TABEL 24 CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… BAYI BGM NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
ANAK BALITA (1-4TAHUN)
BALITA GIZI BURUK
JUMLAH
MP ASI
%
JUMLAH
MENDAPAT VIT A 2X
%
JUMLAH
MENDAPAT PERAWATAN
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TABEL 25 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
Fe1 JUMLAH 5
Fe3 % 6
JUMLAH 7
% 8
TABEL 26 JUMLAH WANITA USIA SUBUR DENGAN STATUS IMUNISASI TT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
WUS
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
TT 1 JML 5
TT 2 % 6
JML 7
TT 3 % 8
JML 9
TT 4 % 10
JML 11
TT 5 % 12
JML 13
% 14
TABEL 27 PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YG DIRUJUK KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH IBU HAMIL YANG DIRUJUK NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN MEMERLUKAN MENDAPAT % 1
2
DARAH
DARAH
3
4
1 RUMAH SAKIT 2 PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA) SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )
5
JUMLAH NEONATUS YANG DIRUJUK MEMERLUKAN DARAH
MENDAPAT DARAH
%
6
7
8
TABEL 28 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
BUMIL RISTI/ KOMPLIKASI
JUMLAH 5
% 6
BUMIL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
JUMLAH 7
% 8
JUMLAH NEONATAL
9
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI
JUMLAH 10
% 11
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
JUMLAH 12
% 13
TABEL 29 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
4 PUSKESMAS
5 SARANA YANKES.LAINNYA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR JUMLAH 4
% 5
TABEL 30 JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………….. (sebutkan)
DESA/KEL TERKENA KLB DITANGANI JUMLAH % <24 JAM 5 6 7
TABEL 31 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN DESA YANG TERSERANG KLB KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
2
Sumber: ………………… (sebutkan)
YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA 3 4
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM 5
JUMLAH PENDERITA
JUMLAH KEMATIAN
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
6
7
8
9
TABEL 32 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF JUMLAH % 5 6
TABEL 33 PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL DISURVEI
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
JUMLAH DESA/KEL % DESA/KEL DG DG GARAM GARAM BERYODIUM BERYODIUM YG YG BAIK BAIK
5
6
TABEL 34 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… PELAYANAN DASAR GIGI
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) MURID SD/MI DIPERIKSA
NO
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: …………… (sebutkan)
3
TUMPATAN GIGI TETAP
PENCABUTA N GIGI TETAP
JUMLAH
4
5
6
RASIO TAMBAL/ CABUT
JUMLAH MURID SD
JUMLAH
%
PERLU PERAWATA N
7
8
9
10
11
MURID SD/MI JUMLAH % MENDAPAT MENDAPAT PERAWATA PERAWATA N N
12
13
TABEL 35 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
PENYULUHAN KESEHATAN NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
SUB JUMLAH I 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………. (sebutkan)
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
JUMLAH
4
5
6
TABEL 36 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH PENDUDUK* 4
ASKES 5
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR JAMSOSTEK ASKESKIN LAINNYA JUMLAH 6 7 8 9
JUMLAH (KAB/KOTA) PERSENTASE Sumber: ……………….. (sebutkan) Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah penduduk menurut kecamatan
% 10
TABEL 37 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN KABUPATEN/KOTA ………… TAHUN ………… MASYARAKAT MISKIN NO
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………….. (sebutkan)
3
JUMLAH YANG ADA 4
DICAKUP ASKESKIN JUMLAH
%
5
6
PELAYANAN BAYI MASY.MISKIN
MENDAPAT YANKES Rawat Jalan 7
%
Rawat Inap
%
8
9
10
JUMLAH BAYI MASY.MISKIN BGM
11
BAYI MASY.MISKIN BGM MENDAPAT MP-ASI
JUMLAH
%
12
13
TABEL 38 PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… PELAYANAN KESEHATAN KERJA NO
1
KECAMATAN
2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………….. (sebutkan)
PUSKESMAS
3
JUMLAH PEKERJA FORMAL
JUMLAH YANG DILAYANI
%
4
5
6
TABEL 39 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… PRA USILA (45-59 TH) NO 1
KECAMATAN 2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
PUSKESMAS 3
USILA (60TH+)
PRA USILA DAN USILA
JUMLAH
DILAYANI KES
%
JUMLAH
DILAYANI KES
%
JUMLAH
DILAYANI KES
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TABEL 40 CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL ENDEMIS
1
2
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT JUMLAH WUS
JUMLAH YANG DIBERI KAPSUL YODIUM
% YANG DIBERI KAPSUL YODIUM
5
6
7
TABEL 41 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
JUMLAH PENDONOR
1
2
3
JUMLAH Sumber: …………….. (sebutkan)
DONOR DARAH JML SAMPEL JML POSTIF DARAH HIV/AIDS DIPERIKSA 4 5
% POSITIF HIVAIDS 6
TABEL 42 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH KUNJUNGAN NO 1 1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN 2 Puskesmas …..
SUB JUMLAH I 1 RS …. SUB JUMLAH II 1 Sarana Yankes lainnya JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA JUMLAH PELAYANAN CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: ……………… (sebutkan)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
TABEL 43 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH YANG MEMILIKI NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
4 PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
% YANG MEMILIKI
LABKES
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
LABKES
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
4
5
6
7
TABEL 44 KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO
JENIS OBAT*
KEBUTUHAN
1
2
3
1 2
Sumber: Gudang Farmasi Kabupaten Ket : * Jenis obat : jenis obat yang harus tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar
KETERSEDIAAN JUMLAH 4
% 5
TABEL 45 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… RUMAH TANGGA NO 1
KECAMATAN 2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber …… *) DO lihat ……
PUSKESMAS 3
JUMLAH DIPANTAU 4
BER PHBS *
%
5
6
TABEL 46 JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH POSYANDU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………………. (sebutkan)
PERSENTASE POSYANDU
%
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
POSYANDU AKTIF
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
TABEL 47 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… RUMAH NO 1
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
SELURUHNYA 4
DIPERIKSA 5
DIPERIKSA 6
SEHAT 7
SEHAT 8
2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………………. (sebutkan)
TABEL 48 PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… % AKSES AIR BERSIH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………… (sebutkan)
SGL
PAH
KEMASAN
LAINNYA
JUMLAH
6
SPT
5
LEDENG
4
JUMLAH
3
LAINNYA
2
KEMASAN
1
PAH
PUSKESMAS
SGL
KECAMATAN
SPT
NO
LEDENG
AKSES AIR BERSIH JUMLAH JUMLAH % KELUARGA KELUARGA KELUARGA YANG ADA DIPERIKSA DIPERIKSA
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
TABEL 49 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………… (sebutkan)
% KK MEMILIKI
% SEHAT
JUMLAH KK DIPERIKSA
JUMLAH KK MEMILIKI
JUMLAH SEHAT
% KK MEMILIKI
% SEHAT
4
JUMLAH SEHAT
3
JUMLAH KK MEMILIKI
2
JUMLAH KK DIPERIKSA
1
% SEHAT
JUMLAH KK
% KK MEMILIKI
PUSKESMAS
JUMLAH SEHAT
KECAMATAN
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
JUMLAH KK MEMILIKI
NO
TEMPAT SAMPAH
JUMLAH KK DIPERIKSA
JAMBAN
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
TABEL 50 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………………….. (sebutkan)
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
3
JUMLAH DIPERIKSA
2
JUMLAH YG ADA
1
JUMLAH TUPM
% SEHAT
PUSKESMAS
TUPM LAINNYA
JUMLAH SEHAT
KECAMATAN
PASAR
JUMLAH DIPERIKSA
NO
RESTORAN/R-MAKAN
JUMLAH YG ADA
HOTEL
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
TABEL 51 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… SARANA KESEHATAN NO
KECAMATAN
JUMLAH DIBINA
1
2
SARANA PENDIDIKAN
SARANA IBADAH
SARANA LAIN
PERKANTORAN
JUMLAH
PUSKESMAS 3
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………………….. (sebutkan)
4
5
%
6
JUMLAH DIBINA
7
8
%
9
JUMLAH DIBINA
10
11
%
12
JUMLAH DIBINA
13
14
%
15
JUMLAH DIBINA
16
17
%
18
JUMLAH DIBINA
19
20
%
21
TABEL 52 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO 1
KECAMATAN 2
JUMLAH ( KAB/KOTA) Sumber: ........................... (sebutkan)
PUSKESMAS 3
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
TABEL 53 PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… TENAGA KESEHATAN NO
UNIT KERJA
2
1 1
MEDIS JML 3
% 4
PERAWAT & BIDAN JML % 5 6
FARMASI JML 7
% 8
GIZI JML 9
TEKNISI MEDIS % 10
JML 11
% 12
SANITASI JML 13
% 14
KESMAS JML 15
% 16
JUMLAH
%
17
18
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan POLINDES)
2 RUMAH SAKIT
3 INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES
4 SARANA KESEHATAN LAIN
5 DINKES KAB/KOTA JUMLAH Sumber: …………… (sebutkan) Keterangan: Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
: Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan : SKM, MPH, dll
TABEL 54 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO 1
UNIT KERJA
2 1 PUSKESMAS ………
MEDIS 3
PERAWAT & BIDAN 4
FARMASI 5
TENAGA KESEHATAN TEKNISI GIZI MEDIS 6 7
SANITASI
KESMAS
JUMLAH
8
9
10
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RUMAH SAKIT …..
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) Sumber: …………… (sebutkan) Keterangan: Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Perawat : termasuk lulusan DIII dan S1 Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Gizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
Teknisi Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, da
Sanitasi Kesmas
: Lulusan SPPH, APK dan DIII Kesehatan Lingkunga : SKM, MPH, dll
TABEL 55 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH TENAGA MEDIS NO 1
UNIT KERJA
2 1 Puskesmas ………
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PDDK Sumber: ……………… (sebutkan)
DR SPESIALIS
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
JUMLAH
3
4
5
6
DOKTER KELUARGA 7
TABEL 56 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO 1
UNIT KERJA
2 1 Puskesmas ………
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PDDK Sumber: ……………… (sebutkan)
TENAGA KEFARMASIAN APOTEKER 3
S1 FARMASI 4
TENAGA GIZI
D-III FARMASI ASS APOTEKER
5
6
JUMLAH 7
D-IV/S1 GIZI 8
D-III GIZI 9
D-I GIZI 10
JUMLAH 11
TABEL 57 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO 1
UNIT KERJA
2 1 Puskesmas ………
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PDDK Sumber: ……………… (sebutkan)
TENAGA KEPERAWATAN PERAWAT SARJANA KEPW DIII PERAWAT LULUSAN SPK JUMLAH DIII BIDAN 3 4 5 6 7
BIDAN BIDAN 8
JUMLAH 9
TABEL 58 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO 1
UNIT KERJA
2 1 Puskesmas ………
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PDDK Sumber: ……………… (sebutkan) [a] Keterangan: Termasuk S2 dan S3
TENAGA KESMAS D-III KESMAS SARJANA KESMAS 3 4 [a]
JUMLAH 5
TENAGA SANITASI DIII SANITASI DI SANITASI 6 7
JUMLAH 8
TABEL 59 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… NO 1
UNIT KERJA
2 1 Puskesmas ………
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PDDK Sumber: ……………… (sebutkan)
TENAGA TEKNISI MEDIS ANALIS LAB. 3
TEM & P.RONTG 4
P.ANESTESI 5
FISIOTERAPIS 6
JUMLAH 7
TABEL 60 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN …………………
NO
SUMBER BIAYA
1
2 ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA 2 APBD PROVINSI 3 APBN : - Dana Alokasi Khusus (DAK) - ASKESKIN - DLL (Sebutkan) 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: ……................ (sebutkan)
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah 3
% 4
TABEL 61 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ……….. TAHUN ……….. PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POLINDES POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
PEM.PUSAT 3
PEM.PROV PEM.KAB/KOTA 4
5
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
6
7
8
9
TABEL 62 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) KABUPATEN/KOTA ………………… TAHUN ………………… JUMLAH NO
KECAMATAN
DESA/ KELURAHAN
DESA SIAGA
POLINDES
POSYANDU
1
2
3
4
5
6
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
TABEL 63 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA 0 TAHUN 0
NO
NAMA RUMAH SAKIT[a]
JENIS PELAYANAN UMUM/KHUSUS
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1
2
3
4
Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta
JUMLAH PASIEN KELUAR MATI (HIDUP + MATI) SELURUHNYA
5
6
MATI >= 48 JAM 7
JUMLAH HARI PERAWATAN
BOR
LOS
TOI
GDR
NDR
8
9
10
11
12
13