Kumpulan Cerpen Karya Rara
aku.. dan sebuah cerita
NulisBuku
7 kisah...
Tak Selamanya Tuhan, Kau Buat Kami Berbeda Tunangan Kekasihku Patah Hati Pertama dan Terakhir Cinta Dipilih Untuk Memilih Lagu Terakhir
2
dan aku tak punya hati, untuk menyakiti dirimu dan aku tak punya hati tuk mencintai dirimu yang selalu mencintai diriku, walau kau tau diriku masih bersamanya...
(Andai Aku Bisa, Crishye)
3
Tak Selamanya
Beep.. Beep.. Beep... Disti Senyumnya
mengangkat merekah
HP-nya
saat
tahu
yang
berdering.
bahwa
yang
menghubunginya adalah calon tunangannya. ”Halo, Nan?!” serunya senang. ”Pagi, Dis! Hari Minggu begini ada acara kemana nih?” tanyanya. ”Belum tahu. Tapi kayaknya aku mau ke toko buku siang nanti.” ”Oh... nggak ditemenin nggak apa-apa kan?” ”Nggak apa-apa kali, Nan. Aku juga tau kok kalau kamu itu sibuk. Sudah, nggak usah pikirin aku! Kalau kamu sukses dan jadi dokter kelak, aku juga kan yang senang...” seru Disti bangga.
4
”Bisa saja kamu! Kalau gitu, kamu hati-hati ya di jalan nanti!” ”Sip, Bos!! Dadah...” Klik. Jantung Disti berdebar-debar karena bahagia mendengar suara kekasihnya barusan lewat telepon. 2
tahun
lalu,
orangtua
Disti
berniat
menjodohkannya dengan Adnan yang sama sekali belum dilihat dan dikenalnya. Awalnya Disti menolak karena perjodohan sudah tidak jaman. Tapi, tak disangka, sebulan setelah rencana perjodohan yang terpaksa dibatalkan itu, Disti bertemu Adnan saat ia sedang survey ke kampus Adnan. Setelah dekat dan pacaran selama 6 bulan, Disti tak menyangka kalau Adnan yang dimaksud orangtuanya adalah Adnan yang menjadi pacarnya kini. ”Hatchii!!” seketika Ricky bersin di depan wajah Disti saat pintu terbuka. ”Maaf ya!” serunya sambil memencetmencet hidungnya dengan jarinya. ”Kamu sakit?” tanya Disti cemas. ”Sudah minum obat?” tanyanya lagi.
5
“Nggak usah panik! Aku Cuma kena flu! Aku udah minum obat kok...” jawab Ricky sambil duduk di sebelah Disti sedikit agak jauh. ”Kenapa jauh-jauh duduknya?” tanya Disti heran. ”Aku nggak mau kamu ketularan flu!” ”Lho? Kalau ketularan memangnya kenapa?” ”Ya nanti Adnan heran, kenapa tiba-tiba kamu flu. Nggak ada hujan nggak ada badai, tiba-tiba flu! Adnan kan calon dokter...” ”Ricky...” Disti mendekatkan posisi duduknya dan merebahkan kepalanya di dada Ricky. ”Kamu jangan ngomong begitu. Kamu lagi marah sama aku?” ”Buat apa aku marah sama kamu, Dis! Yang ada aku Cuma buang-buang waktu kalau marah sama kamu. Dan... nggak berguna juga. Karena aku nggak selamanya memiliki kamu. Kalau aku marah, aku justru memberikan peluang lebih besar untuk terpisah jauh dari kamu...” Ricky mendekapnya. Disti tertegun. ”Aku takut suatu hari kamu pergi ninggalin aku.”
6
”Kamu nggak salah ngomong?” Ricky tertawa seakan-akan obrolannya lucu. ”Harusnya aku yang ngomong begitu ke kamu!” Ricky meraih jemari Disti dan memainkannya lembut. ”Aku yang takut kehilangan kamu, Disti. Karena yang pasti kamu yang suatu hari meninggalkan aku. Status kamu jelas. Kamu memang milik aku, tapi kamu juga milik Adnan. Kalau kita pisah, kamu masih milik Adnan...” Air mata Disti menetes. Tangan Ricky mendekap erat-erat tubuhnya. Disti memutar otaknya. Apa yang ia lakukan saat ini benar-benar suatu tindakan yang menyakitkan
karena
telah
menipu
Adnan.
Apalagi tadi pagi ia bilang akan pergi ke toko buku, padahal ia pergi berkunjung ke tempat kos Ricky. Dan kejadian seperti ini sudah berlangsung hampir setahun. Semuanya berawal saat umur pacaran Disti dengan Adnan genap enam bulan. Disti bertemu Ricky di Dufan. Di mana saat itu Disti tengah jalan-jalan bersama teman-temannya, sementara Adnan sedang sibuk dengan kuliahnya. Pertemuan yang sama-sama tidak sengaja pun berlangsung sampai sekarang.
7
Entah kenapa Disti merasa, ia sayang sekali dengan Ricky. Sosok Ricky selama ini terus membuatnya tersenyum bahagia. Ricky selalu membuatnya tertawa saat bersamanya. Tak pernah sekalipun Ricky menyakiti hatinya. Disti
sadar,
sedikitpun
Adnan
tak
punya
kekurangan. Entahlah kenapa ia masih tak puas memiliki Adnan sehingga akhirnya ia menjalin hubungan juga dengan Ricky. Ia sadar betul kalau ia sangat tidak adil dengan Ricky. Tapi Ricky tetap tak berubah dan menerima apa adanya tentang statusnya saat ini. Meski hanya sementara dan relatif singkat, ia ingin menikmati hari-harinya bersama Disti. Dan Disti pun merasakan hal yang sama.
8
Biodata Penulis Rara
Indah
Nindyah, tanggal
lahir 20
Nova pada
November
1991 di Jakarta. Teman-temannya
biasa
memanggilnya Rara, tetapi hampir dua tahun ini akrab dipanggil “Wawa” oleh teman-teman kampusnya. Saat ini tengah menikmati masa-masa perkuliahan semester 5 jurusan Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Universitas Indonesia. Hobi menulis sejak SD, tetapi aktif menulis cerpen dan novel sejak SMP. “Aku.. dan Sebuah Cerita” adalah kumpulan cerpennya yang ditulis selama SMA dan
diterbitkan
NulisBuku.com.
pertama Selain
kali
menulis,
di ia
penerbit
online
juga
pecinta
Yogyakarta, hobi merayakan ulang tahun dan senang membuat scrapbook. Twitter/FB: @wawawisky Rara Indah Nova Nindyah
9