PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN SUMBER BARU KIA YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Elia Puspita Dewi NIM: 119114026
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN SUMBER BARU KIA YOGYAKARTA
Disusun Oleh: Elia Puspita Dewi NIM: 119114026
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing,
Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi.
Tanggal:
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN SUMBER BARU KIA YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh : Elia Puspita Dewi 119114026 Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji Pada tanggal : 8 Juni 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Penguji 1 : Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi.
………….…….
Penguji 2 : Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
………….…….
Penguji 3 : Ratri Sunar Astuti, M.Si.
………….…….
Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan,
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“And I say unto you, Ask, and it shall be given you; seek, and ye shall find; knock, and it shall be opened unto you”
- Luke 11 : 9 -
“A lesson without pain is meaningless. For you cannot gain anything without sacrificing something else in return. Although, if you can endure that pain and walk away from it, you'll find you have a heart strong enough to overcome any obstacle.” - Edward Elric, Full Metal Alchemist -
“Whatever you do, work at it with all your heart, as working for the Lord, not for human masters”
- Colossians 3 : 23 -
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“Same miracle brings us all into this world, the different is some do the best in the lives that were given to them and some not.”
Proudly dedicated for… My Father Jesus My Lovely Parents and Family and My Love
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Mei 2015 Penulis,
Elia Puspita Dewi
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN SUMBER BARU KIA YOGYAKARTA Elia Puspita Dewi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement pada karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian ini ialah terdapat hubungan positif antara dimensi Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah subjek sebanyak 75 orang. Subjek pada penelitian ini ialah karyawan Sumber Baru KIA yang telah bekerja minimal selama 1 tahun dan berstatus sebagai karyawan tetap. Penelitian ini menggunakan dua skala likert, yaitu Skala Employee Engagement dan Skala Leader Member Exchange (LMX). Reliabilitas Skala Employee Engagement adalah 0,921. Reliabilitas Skala Dimensi Afeksi ialah 0,748, reliabilitas Skala Dimensi Kontribusi ialah 0,711, reliabilitas Skala Dimensi Loyalitas ialah 0,722, dan reliabilitas Skala Dimensi Penghormatan Profesional ialah 0,657. Metode analisis data dilakukan menggunakan teknik korelasi Spearman Rho. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Dimensi Afeksi dengan variabel Employee Engagement memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,268 dengan taraf signifikansi 0,010. Dimensi Kontribusi dengan variabel Employee Engagement memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,391 dengan taraf signifikansi 0,000. Dimensi Loyalitas dengan variabel Employee Engagement memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,198 dengan taraf signifikansi 0,044. Dimensi Penghormatan Profesional dengan variabel employee engagement memperoleh koefisien korelasi sebesar -0,166 dengan taraf signifikansi 0,077. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Dimensi Afeksi, Kontribusi, dan Loyalitas memiliki hubungan positif yang signifikan dengan Employee Engagement. Di sisi lain, Dimensi Penghormatan Profesional memiliki hubungan negatif yang tidak signifikan dengan variabel Employee Engagement. Analisis tambahan dilakukan dan diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara variabel Leader Member Exchange (LMX) dengan variabel Employee Engagement dilihat dari koefisien korelasi sebesar 0,258 dan taraf signifikansi 0,013.
Kata kunci : dimensi Leader Member Exchange (LMX), Leader Member Exchange (LMX), Employee Engagement
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE DIMENSION OF LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) AND EMPLOYEE ENGAGEMENT ON SUMBER BARU KIA YOGYAKARTA’S EMPLOYEES Elia Puspita Dewi ABSTRACT This research was aimed to find out the relationship between the dimension of Leader Member Exchange (LMX) and Employee Engagement on Sumber Baru KIA Yogyakarta’s employees. The hypothesis of this study was there was a positive relationship between the dimension of Leader Member Exchange (LMX) with Employee Engagement. Sample was taken by purposive sampling technique with the total of subjects were 75 peoples. Subjects in this research were Sumber Baru KIA Yogyakarta’s employees who had worked for at least one year and got status as permanent employees. This research used two kind of Likert scale which were Employee Engagement Scale and Leader Member Exchange (LMX) Scale. Employee Engagement Scale reliability was 0.921, Affection Dimension Scale reliability was 0.748, Contribution Dimension Scale reliability was 0.711, Loyalty Dimension Scale reliability was 0.722, and the reliability of Professional Respect Dimension Scale was 0.657. Data was analyzed using Spearman Rho correlation technique. The result showed that Affection Dimension and Employee Engagement obtained the correlation coefficient of 0.268 with a significance level of 0,010. Contribution Dimension and Employee Engagement obtained the correlation coefficient of 0.391 with a significance level of 0.000. Loyalty Dimension and Employee Engagement obtained the correlation coefficient of 0.198 with a significance level of 0.044. Professional Respect Dimension and Employee Engagement got correlation coefficient of -0.166 with a significance level of 0.077. The results showed that the dimensions of Affection, Contribution, and Loyalty had significant positive relationship with Employee Engagement. On the other hand, Professional Respect Dimension had a negative correlation that not significant with Employee Engagement. Additional analysis were performed and the result showed that there was a significant positive relationship between the Leader Member Exchange (LMX) and Employee Engagement with correlation coefficient of 0.258 and a significance level of 0.013.
Keywords : Dimension of Leader Member Exchange (LMX), Leader Member Exchange (LMX), Employee Engagement
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Elia Puspita Dewi NIM
: 119114026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul : “HUBUNGAN ANTARA DIMENSI LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN SUMBER BARU KIA YOGYAKARTA”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 18 Mei 2015 Yang menyatakan,
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan membimbing, sehingga proses penulisan skripsi dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang baik. Meski banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi penulis selama proses penulisan skripsi, tetapi pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.). Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Prof. Dr. Agustinus Supratiknya, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang tak kenal lelah memberi wejangan dan semangat untuk segera menyelesaikan studi S1 di Fakultas Psikologi saat bertatap muka di awal semester dalam pengisian KRS. 4. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu berusaha meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk membimbing, memberi saran, dan semangat dalam pengerjaan
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
skripsi. Dosen pembimbing yang selalu meyakinkan penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. 5. Bapak T. M. Raditya Hernawa, M.Psi. yang mau direpotkan penulis untuk membantu mencari referensi bahan bacaan dalam penulisan skripsi. 6. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik, membagikan ilmu pengetahuan
dan
pengalamannya,
sehingga
penulis
mampu
menerapkannya dalam proses penulisan skripsi. 7. Segenap karyawan Fakultas Psikologi (Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Doni) yang telah sabar dan ramah melayani, serta memberi informasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 8. Beasiswa Unggulan dari DIKTI yang telah mendanai biaya perkuliahan dari awal semester hingga saat ini, sehingga membuat saya termotivasi untuk
terus
melakukan
yang
terbaik
dalam
segala
hal
dan
bertanggungjawab lebih dalam menyelesaikan skripsi. 9. Bapak Rudy Harsono dan Bapak Yohanes Raharja Harsono selaku owner Sumber Baru Estate dan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk bisa melakukan penelitian di perusahaan yang dipimpin. 10. Bapak Subhan selaku HRD Sumber Baru KIA Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam proses penyebaran skala penelitian dan pengumpulan data.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Mamah tercinta yang tidak jemu-jemu mengecek kamar setiap malam dan mengingatkan untuk mengerjakan skripsi, serta mendoakanku dengan tulus agar bisa segera lulus. 12. Papah tercinta yang sedikit diam, tetapi serius dan tegas saat berkomentar mengenai progress skripsi anaknya, sehingga mendorong penulis untuk giat mengerjakan skripsi. 13. Kedua kakakku yang telah memberi dukungan dan menjadi teladan yang baik, sehingga penulis selalu termotivasi untuk menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. 14. Yohan tersayang yang selalu menyempatkan waktu setelah pulang bekerja untuk membelikan makanan, menemaniku mengerjakan skripsi, mau mendengarkan keluh kesah dan ketakutanku, serta meyakinkanku atas kemampuanku. Terima kasih atas dukungan dan doamu hingga aku mampu menyelesaikan skripsi ini. 15. Sahabatku Elita, Ribka, dan Anka sebagai teman berbagi suka maupun duka yang sama-sama berjuang dalam proses penulisan skripsi dan selalu menjadi penyemangat untuk bisa segera lulus. Tidak lupa juga sahabatku Lyvi yang berbeda kampus, tetapi tetap dengan kepolosannya mau mendukung penulis agar bisa segera menyelesaikan skripsi dan lulus bersama. 16. Teman-teman SMA Stella Duce 1 maupun SMP Stella Duce 1 seangkatan yang tidak kenal lelah “mem-posting” foto-foto wisudanya di “Instagram” maupun “Path” yang penuh dengan keceriaan dan berhasil membuat
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penulis sedikit iri, sehingga mendorong penulis untuk lebih bersemangat mengerjakan skripsi. 17. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2011 yang selama ini telah berproses dan berdinamika bersama selama kegiatan perkuliahan hingga pengerjaan skripsi. 18. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuat masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih sempurna. Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Yogyakarta, 18 Mei 2015 Penulis,
Elia Puspita Dewi
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ..........................................................................................xviii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxi DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xxii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xxiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 13 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 13 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 14 1. Manfaat Teoretis ............................................................................. 14
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Manfaat Praktis ............................................................................... 14 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 16 A. Leader Member Exchange (LMX) ....................................................... 16 1. Definisi Leader Member Exchange (LMX) .................................... 16 2. Fase-fase Pembentukan Kepemimpinan Leader Member Exchange (LMX) ............................................................................................ 18 3. Dimensi Leader Member Exchange (LMX) .................................. 21 4. Dampak Leader Member Exchange (LMX) .................................. 24 B. Employee Engagement ......................................................................... 26 1. Definisi Employee Engagement ..................................................... 26 2. Aspek Employee Engagement ........................................................ 28 3. Anteseden Employee Engagement ................................................. 28 4. Tipe Engagement pada Karyawan .................................................. 31 5. Dampak Employee Engagement ..................................................... 31 C. Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta ........................................... 32 D. Dinamika Hubungan antara Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement ......................................................................... 33 E. Kerangka Penelitian ............................................................................. 38 F. Hipotesis ............................................................................................... 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 43 A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 43 B. Variabel Penelitian ................................................................................ 43 1. Variabel independen........................................................................ 43
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Variabel dependen ........................................................................... 43 C. Definisi Operasional.............................................................................. 44 1. Leader Member Exchange (LMX) .................................................. 44 2. Employee Engagement .................................................................... 45 D. Sampel Penelitian .................................................................................. 47 E. Metode dan Alat Pengambilan Data ..................................................... 47 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ..................................................... 50 1. Validitas .......................................................................................... 50 2. Seleksi Item ..................................................................................... 50 a. Skala Leader Member Exchange (LMX) .................................. 52 b. Skala Employee Engagement .................................................... 54 3. Reliabilitas ...................................................................................... 56 G. Metode Analisis Data ............................................................................ 57 1. Uji Asumsi ...................................................................................... 57 a. Uji Normalitas .......................................................................... 58 b. Uji Linearitas ............................................................................ 58 2. Uji Hipotesis ................................................................................... 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 60 A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 60 B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 61 C. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 63 D. Hasil Analisis Data ................................................................................ 67 1. Uji Asumsi ...................................................................................... 67
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Uji Normalitas ........................................................................... 67 b. Uji Linearitas............................................................................. 72 2. Uji Hipotesis ................................................................................... 78 E. Analisis Tambahan ................................................................................ 83 F. Pembahasan .......................................................................................... 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 98 A. Kesimpulan ........................................................................................... 98 B. Saran ...................................................................................................... 99 1. Bagi Subjek ..................................................................................... 99 2. Bagi Perusahaan ............................................................................ 100 3. Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................................. 100 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102 LAMPIRAN .................................................................................................... 106
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Fase-fase dalam Pembentukan Kepemimpinan LMX ........................ 19 Tabel 2. Pemberian Skor pada Skala Leader Member Exchange (LMX) ........ 48 Tabel 3. Blue Print Skala Leader Member Exchange (LMX) Sebelum Seleksi Item ........................................................................................................................... 48 Tabel 4. Pemberian Skor pada Skala Employee Engagement ......................... 49 Tabel 5. Blue Print Skala Employee Engagement Sebelum Seleksi Item ......... 49 Tabel 6. Blue Print Skala Leader Member Exchange (LMX) Setelah Seleksi Item ........................................................................................................................... 53 Tabel 7. Blue Print Skala Leader Member Exchange (LMX) Setelah Penguguran Manual .............................................................................................................. 54 Tabel 8. Blue Print Skala Employee Engagement Setelah Seleksi Item ........... 55 Tabel 9. Blue Print Skala Employee Engagement Setelah Pengguran Manual ... ......................................................................................................................
56
Tabel 10. Koefisien Reliabilitas Dimensi Leader Member Exchange (LMX) .. 57 Tabel 11. Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 61 Tabel 12. Subjek Penelitian berdasarkan Jabatan ........................................... 62 Tabel 13. Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel ............................................. 63 Tabel 14. Hasil Uji T Variabel Employee Engagement ................................... 64 Tabel 15. Hasil Uji T Dimensi Afeksi ............................................................... 65 Tabel 16. Hasil Uji T Dimensi Kontribusi ....................................................... 65 Tabel 17. Hasil Uji T Dimensi Loyalitas .......................................................... 66
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 18. Hasil Uji T Dimensi Penghormatan Profesional ............................. 67 Tabel 19. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 68 Tabel 20. Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi ................................................................................................................. 73 Tabel 21. Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi.......................................................................................................... 74 Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas ............................................................................................................ 75 Tabel 23. Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional ............................................................................... 77 Tabel 24. Kriteria Koefisien Korelasi .............................................................. 79 Tabel 25. Hasil Uji Hipotesis Dimensi Afeksi dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................................................... 79 Tabel 26. Hasil Uji Hipotesis Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................................................... 80 Tabel 27. Hasil Uji Hipotesis Dimensi Loyalitas dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................................................... 81 Tabel 28. Hasil Uji Hipotesis Dimensi Penghormatan Profesional dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................... 82 Tabel 29. Hasil Uji Hipotesis Variabel Leader Member Exchange (LMX) dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................... 83 Tabel 30. Hasil Uji T Variabel Employee Engagement Karyawan Marketing .... ........................................................................................................................... 84
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 31. Hasil Uji T Variabel Leader Member Exchange (LMX) Karyawan Marketing .......................................................................................................... 85
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Variabel Employee Engagement ........................................ 69 Gambar 2. Kurva Dimensi Afeksi .................................................................... 70 Gambar 3. Kurva Dimensi Kontribusi ............................................................. 70 Gambar 4. Kurva Dimensi Loyalitas ............................................................... 71 Gambar 5. Kurva Dimensi Penghormatan Profesional .................................. 72 Gambar 6. Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi ................................................................................................................. 73 Gambar 7. Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi.......................................................................................................... 75 Gambar 8. Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas ............................................................................................................ 76 Gambar 9. Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional ............................................................................... 78
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Hubungan antara Dimensi Afeksi dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................................................... 38 Skema 2. Hubungan antara Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................................................... 39 Skema 3. Hubungan antara Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................................................... 40 Skema 4. Hubungan antara Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement ....................................................................................................... 41
xxii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Employee Engagement dan Skala Leader Member Exchange (LMX) ............................................................................................................. 107 Lampiran 2. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Employee Engagement ..... 117 Lampiran 3. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Leader Member Exchange (LMX) ............................................................................................................. 122 Lampiran 4. Statistik Deskriptif Data Penelitian .......................................... 131 Lampiran 5. Hasil Uji Beda........................................................................... 133 Lampiran 6. Hasil Uji Asumsi ....................................................................... 138 Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 142
xxiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Data hasil studi dari Hay Group yang bekerjasama dengan Centre for Economics and Business Research (www.careernews.web.id, 2013) memperkirakan bahwa rata-rata turnover karyawan di seluruh dunia pada tahun 2014 akan semakin tinggi. Studi tersebut memperkirakan bahwa jumlah karyawan yang akan berhenti pada tahun 2014 bisa mencapai 161,7 juta atau meningkat 12,9% dibandingkan turnover di tahun 2012. Bahkan, wilayah Asia Pasifik diprediksi akan mengalami lonjakan terbesar pada tingkat turnover di tahun 2014 ini. Prediksi tingkat turnover di Asia Pasifik akan mengalami kenaikan tertinggi di seluruh dunia, yaitu naik 21,5-25,5% selama periode 2012 sampai 2018. Roseman (dalam Widjaja, 2008) mengatakan jika annual turnover rate melebihi angka 10%, maka turnover dapat dikategorikan tinggi. Peningkatan turnover karyawan di berbagai belahan dunia yang tergolong tinggi tersebut dapat terjadi akibat meningkatnya lowongan pekerjaan yang diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. Masalah turnover karyawan tidak dapat diabaikan begitu saja karena karyawan merupakan aset yang berharga dan kesuksesan sebuah perusahaan tidak terlepas dari usaha orang-orang yang bekerja di dalamnya. Karyawan dengan kinerja yang hebat dapat mendekatkan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perusahaan
kepada
kemungkinan
untuk
sukses.
Jika
2
perusahaan
kehilangan karyawan dengan kinerja yang baik, maka produktivitas perusahaan
akan
terkena
dampaknya
(www.portalhr.com,
2013).
Perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk merekrut kandidat karyawan yang unggul. Selain itu, keberadaan karyawan dalam perusahaan sangat penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, sehingga perusahaan akan berusaha sebisa mungkin mempertahankan keanggotaan karyawannya dalam perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan mencegah timbulnya biaya dari turnover (Oracle dalam Ramadhany, 2014). Hasil survei Towers Watson yang dilansir dari Berita Satu (www.beritasatu.com, 2014) yang melibatkan lebih dari 1000 karyawan dari berbagai level dan demografi mengungkap fakta bahwa mayoritas perusahaan di Indonesia mengalami kesulitan untuk mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten. Director of Talent & Rewards Towers Watson Indonesia, Awaldi (dalam www.beritasatu.com, 2014) mengatakan bahwa kemampuan merekrut dan mempertahankan karyawan terbaik selalu menjadi tantangan bagi perusahaan di Indonesia. Hal ini disebabkan sebagian besar perusahaan mengalami kesulitan dalam memahami faktor-faktor yang mendorong engagement para pekerja profesional di Indonesia pada perusahaan tempat karyawan bekerja. Karyawan yang tidak engaged dengan pekerjaannya akan mempengaruhi performansi karyawan dalam perusahaan melalui tingginya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
absensi, tingginya intensi turnover, dan rendahnya produktivitas (Vance dalam Muthuveloo, 2013). Di sisi lain, karyawan yang engaged lebih mungkin untuk tinggal dalam organisasi mereka saat ini dan berkomitmen terhadap organisasi mereka (Ramsay dalam Muthuveloo, 2013). Pada kenyataannya, perusahaan tidak bisa terus-menerus menahan karyawan terbaik untuk keluar dari perusahaannya. Namun, perusahaan dapat memperbaiki strategi retensi agar para karyawan betah dan mau mempertimbangkan untuk tetap bertahan dalam perusahaan ketika kompetitor menawarkan kesempatan yang lebih besar kepada mereka. Terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan untuk membuat karyawan betah bekerja di perusahaan terlepas dari faktor gaji maupun keuntungan yang besar. Salah satu di antaranya ialah dengan keterlibatan pemimpin (www.portalhr.com, 2013). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar orang resign bukan karena alasan perusahaan, tetapi karena manajer yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Manajer yang tidak memberi kejelasan tentang ekspektasi mereka, jarang memberi feedback terhadap performansi anggota timnya dan tidak kompeten kerap kali membuat karyawan merasa jengah. Oleh karena itu, supervisor perlu memberikan supervisi kepada anggota tim untuk dapat meningkatkan performa kerja dan kecenderungan anggota tim agar tetap tinggal dalam organisasi (www.portalhr.com, 2013). Fenomena yang menarik ditemukan peneliti di salah satu perusahaan otomotif di Yogyakarta. Sumber Baru KIA Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
memiliki rata-rata karyawan berjumlah 90 orang dengan annual turnover rate sebesar 18% pada tahun 2014, di mana 14% disumbang oleh divisi marketing dan 4% sisanya merupakan turnover rate dari divisi lain. Hal ini menarik karena berdasar data dari HRD Sumber Baru KIA Yogyakarta, mayoritas karyawan di perusahaan tersebut telah bekerja lebih dari 1 tahun. Bahkan, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa beberapa karyawan mengaku sudah bekerja bertahun-tahun dan tidak mengalami kenaikan jenjang karir, tetapi tetap bertahan untuk tinggal dalam perusahaan tersebut (komunikasi pribadi, 4 Februari 2015). RN selaku marketing supervisor bagian konter yang sudah bekerja di Sumber Baru KIA Yogyakarta selama kurang lebih 12 tahun mengatakan bahwa hal yang membuat ia bertahan bekerja sebagai sales konter hingga akhirnya diangkat menjadi supervisor adalah semangat dari dalam dirinya untuk menghadapi tantangan mengejar target setiap bulannya. Lebih lanjut, RN mengaku bahwa ia pernah ditawari pekerjaan dengan gaji dan pangkat yang lebih tinggi di perusahaan lain, tetapi ia tetap memilih bertahan di perusahaan tersebut. RN menjelaskan bahwa ia benar-benar menyukai pekerjaannya di bidang marketing dan enggan berpindah ke bidang pekerjaan yang lain karena tidak adanya gairah dalam dirinya untuk bekerja di bidang lainnya. Sebelum bekerja sebagai marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta, RN mengaku bahwa ia pernah beberapa kali bekerja di luar bidang marketing seperti accounting. Pekerjaan tersebut dirasa tidak cocok dan kurang menantang bagi RN,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
hingga akhirnya ia mencoba pekerjaan di bidang marketing dan merasa puas dengan tantangan pekerjaan, serta hasil yang ia dapat dari bidang tersebut. Sebelum bekerja di perusahaannya yang sekarang, RN juga pernah bekerja sebagai marketing di perusahaan lain, tetapi tidak bertahan lama karena lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman. Menurut RN, faktor lain yang membuat dirinya bertahan bekerja selama belasan tahun di Sumber Baru KIA Yogyakarta adalah karena lingkungan yang nyaman dan perhatian atasan yang mau mengayomi, serta peduli dengan kesejahteraan para karyawannya (komunikasi pribadi, 4 Februari 2015). Fenomena yang ada di Sumber Baru KIA Yogyakarta merujuk pada salah satu teori yang disebut sebagai employee engagement. Kahn (dalam Chaurasia, 2013) menjelaskan employee engagement sebagai investasi energi fisik, emosional, dan kognitif karyawan secara terus menerus dalam peran pekerjaan mereka. Selain itu, Schaufeli (dalam Heger, 2007) mendefinisikan employee engagement sebagai sebuah pemenuhan positif keadaan mental yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan faktor rasional dan emosional mengenai apa yang dipikir dan dirasa oleh karyawan mengenai pekerjaannya dan organisasi. Faktor rasional meliputi hubungan yang lebih luas yang dimiliki karyawan dengan organisasi, seperti memiliki sumber daya, peralatan, dan dukungan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan. Faktor emosional meliputi rasa akan inspirasi dan prestasi yang karyawan dapatkan dengan menjadi anggota dari perusahaan dan dari pekerjaan mereka. Schaufeli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
(dalam Tziner, 2013) mencirikan employee engagement dengan semangat (Vigor), dedikasi (Dedication), dan penghayatan (Absorption). Vigor merupakan tingginya tingkat energi dan ketahanan mental saat bekerja, kemauan untuk menginvestasikan usaha dalam pekerjaan, serta ketekunan meski menghadapi kesulitan. Dedication merupakan rasa bermakna, antusiasme, inspirasi, kebanggaan, dan tantangan. Absorption merupakan konsentrasi dan atensi penuh dalam pekerjaan seseorang. Saks (2006) mengungkapkan bahwa faktor – faktor
yang
mempengaruhi employee engagement adalah otonomi dalam bekerja, dukungan sosial dari rekan kerja dan supervisor, pembinaan, tanggung jawab, feedback terhadap performansi, kesempatan untuk belajar dan berkembang,
variasi
tugas,
kepemimpinan
transformasional,
serta
kesesuaian nilai dan keadilan organisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dukungan sosial dari atasan maupun sesama rekan sekerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi employee engagement. Survei Towers Watson yang dilansir dari Berita Satu (dalam www.beritasatu.com, 2014) juga menunjukkan bahwa atasan langsung seorang karyawan sangatlah penting untuk mendorong keterlibatan karyawan dalam sebuah perusahaan. Karyawan menilai bahwa atasan langsung cukup efektif dalam menjalankan peran mereka sebagai manajer. Namun, hanya setengah dari karyawan yang mengungkapkan bahwa manajer mau menyediakan waktu untuk membahas mengenai perkembangan karir dan secara aktif membantu kemajuan karir karyawan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Selain itu, penting bagi atasan langsung untuk terus mengkomunikasikan hal-hal yang dapat mempengaruhi karyawan, memberikan edukasi tentang budaya dan nilai suatu organisasi, serta menyediakan informasi mengenai performa perusahaan (www.beritasatu.com, 2014). Graen, Liden, dan Hoel (dalam Landy, 2010) mengatakan bahwa kurangnya perhatian dan komunikasi dari atasan ke bawahan dapat menciptakan hubungan yang renggang di antara keduanya dan dapat memunculkan kecenderungan bagi bawahan untuk memandang hubungan atasan dan bawahan tidak lebih dari hubungan kontraktual (sesuai dengan surat kontrak), dimana karyawan bekerja ‘delapan jam untuk upah delapan jam’ dalam pekerjaan, serta tingginya turnover. Di sisi lain, hubungan dan komunikasi yang baik dari atasan ke bawahan akan meningkatkan sikap, motivasi, dan performansi karyawan. Atasan akan memiliki kualitas hubungan yang berbeda dengan masing-masing bawahan seiring perlakuan yang diberikan dari atasan kepada bawahannya. Hal ini sesuai dengan asumsi dasar dari teori LMX yang menyatakan bahwa para pemimpin mengembangkan hubungan atasan-bawahan yang berbeda dengan masing-masing bawahan (Yukl dalam Wijanto, 2013). Atasan dapat memiliki hubungan yang dekat hanya dengan beberapa bawahannya, di mana hubungan yang terjalin merupakan hubungan yang berkualitas tinggi. Di sisi lain, atasan juga dapat memiliki hubungan yang jauh dengan bawahannya yang merupakan hubungan yang berkualitas rendah. Atasan dan bawahan yang memiliki hubungan baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
akan memiliki perasaan yang lebih baik satu sama lain, dapat menyelesaikan tugas
lebih banyak, dan dapat berdampak pada
keberhasilan organisasi (Northouse dalam Sarisusantini, 2012). Morrow (2005) mengatakan bahwa LMX merupakan hubungan antara atasan dan bawahan yang berkembang sebagai akibat dari pertukaran yang berhubungan dengan pekerjaan. Hubungan ini dapat dicirikan dengan kualitas hubungan yang tinggi atau baik jika mencerminkan kepercayaan, rasa hormat, dan kesetiaan. Di sisi lain, hubungan ini dapat dicirikan dengan kualitas hubungan yang rendah atau buruk jika mencerminkan ketidakpercayaan, rasa hormat yang rendah, dan kurangnya loyalitas (Morrow, 2005). Dienesch dan Liden (dalam Harris, 2004) mengungkapkan empat dimensi utama dalam teori Leader Member Exchange, yaitu afeksi (affection), kontribusi (contribution), loyalitas (loyalty), dan penghormatan professional (professional respect). Afeksi (affection) merupakan kepedulian antara atasan dan bawahan yang saling mempengaruhi satu sama lain tidak hanya dari nilai profesional pekerja, tetapi juga berdasarkan pada daya tarik interpersonal (Dionne dalam Hasdiabsar, 2011). Afeksi ditunjukkan dengan gerakan spontan kasih sayang, menyuarakan keprihatinan dan memberi dukungan pada masalah-masalah pribadi yang dihadapi seseorang, bersosialisasi di luar tempat kerja, senyum atau sikap dukungan (Capella dalam Liden, 1997). Karyawan dengan kualitas hubungan yang tinggi akan menjalin suatu hubungan pribadi yang saling bermanfaat antara atasan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
bawahan, yaitu persahabatan. Sebaliknya, karyawan dengan kualitas hubungan yang rendah tidak dapat menjalin suatu hubungan pribadi seperti persahabatan dengan atasannya (Dionne dalam Hasdiabsar, 2011). Kontribusi (Contribution) merupakan persepsi tentang kegiatan yang berorientasi pada tugas di tingkat tertentu antara setiap anggota untuk mencapai tujuan bersama, baik secara eksplisit maupun implisit (Dionne dalam Hasdiabsar, 2011). Kontribusi ditunjukkan dengan pemimpin yang memberikan sumber daya dan kebebasan pengambilan keputusan yang lebih besar bagi karyawan (Scandura et al dalam Liden, 1997). Karyawan dengan kualitas hubungan yang tinggi akan mau mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang melampaui deskripsi pekerjaan/ kontrak kerjanya. Di sisi lain, karyawan dengan kualitas hubungan yang rendah hanya mau menyelesaikan tugas sesuai deskripsi pekerjaan/ kontrak kerjanya (Liden, 1997). Loyalitas (Loyalty) merupakan ekspresi dan ungkapan yang mendukung penuh tujuan dan karakter pribadi anggota lain dalam hubungan timbal balik pimpinan dan bawahan yang melibatkan kesetiaan secara konsisten (Dionne dalam Hasdiabsar, 2011). Loyalitas ditunjukkan pemimpin yang mau mendukung dalam situasi yang sulit dan mendukung saat dihadapkan pada kritik eksternal (Liden, 1997). Karyawan dengan kualitas hubungan yang tinggi akan memiliki kesetiaan yang ditunjukkan dengan sikap mendukung satu sama lain. Sedangkan karyawan dengan kualitas hubungan yang rendah tidak akan memiliki kesetiaan, ditunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
dengan perilaku memulai/menyetujui kritik terhadap orang lain di depan umum (Liden, 1997). Penghormatan profesional (professional respect) merupakan persepsi sejauh mana setiap hubungan timbal balik telah memiliki dan membangun reputasi di dalam atau luar organisasi, di mana persepsi dapat didasarkan pada riwayat hidup seseorang (Dionne dalam Hasdiabsar, 2011). Penghormatan profesional ditunjukkan dengan meminta nasehat satu sama lain atau mengungkapkan kekaguman atas ketrampilan dan integritas orang lain (Liden, 1997). Karyawan dengan kualitas hubungan yang tinggi akan memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat terhadap orang lain. Sebaliknya, karyawan dengan kualitas hubungan yang rendah tidak akan memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat terhadap orang lain yang ditunjukkan dengan sikap mengejek orang lain di depan umum (Liden, 1997). LMX mungkin didasarkan terutama pada satu dimensi, dua dimensi, tiga dimensi, atau keempat dimensi. Setiap dimensi LMX dapat berkembang berbeda dan bervariasi dalam pentingnya hubungan atasanbawahan yang ada (Liden, 1997). Karyawan dengan kualitas hubungan yang tinggi pada tiap-tiap dimensi LMX dengan atasannya memiliki ciri keterlibatan dalam timbal balik pengetahuan, dukungan emosional dan logistik, serta usaha ekstra dengan atasannya (Graen, Liden, & Hoel dalam Landy, 2010). Selain itu, bawahan dengan kualitas hubungan yang tinggi akan memiliki peringkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
kinerja yang lebih tinggi, keinginan turnover yang lebih rendah, kepuasan yang lebih besar terhadap atasan mereka, dan kepuasan keseluruhan yang lebih besar dibandingkan dengan bawahan yang memiliki kualitas hubungan rendah. Pada bawahan dengan kualitas hubungan yang tinggi, bawahan akan lebih dipercaya, mendapat perhatian dalam porsi yang lebih besar dari atasan, dan mendapat hak-hak khusus. Di sisi lain, bawahan dengan kualitas hubungan yang rendah pada tiap-tiap dimensi LMX akan mendapat waktu yang terbatas dari atasannya, menjalin hubungan antara atasan dan bawahan berdasarkan pada hubungan formal yang dapat dilihat dari penggunaan bahasa pada saat berkomunikasi (Robbins, 2006). Macey dan Schneider (2008) mengungkapkan bahwa loyalitas dan komitmen karyawan terbentuk karena adanya dukungan sosial dari sesama rekan kerja maupun dari atasan. Di sisi lain, faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah keterlibatan kerja (job engagement). Jika karyawan terlibat dengan pekerjaannya, ia memiliki kemauan untuk mencurahkan banyak upaya untuk membantu pemilik usaha agar berhasil. Keterlibatan karyawan tidak hanya loyal kepada organisasi, tetapi mereka juga memberikan kontribusi yang signifikan ke tempat kerja mereka dan cenderung kurang ingin meninggalkan organisasi atas kemauan mereka sendiri (Macey & Schneider, 2008). Penelitian mengenai LMX telah dilakukan terhadap 35 orang karyawan departemen penjualan di PT. X dan menyumbang hasil bahwa LMX memberikan pengaruh pada komitmen organisasional melalui motivasi kerja (Wijanto, 2013). Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
penelitian mengenai pengaruh LMX terhadap kinerja peran kerja karyawan melalui employee engagement dengan sampel karyawankaryawan dari berbagai jenis perusahaan di India menyumbang hasil bahwa kualitas LMX yang tinggi mempengaruhi proses keterlibatan karyawan dan berdampak pada kinerja peran kerja yang lebih baik (Chaurasia, 2013). Penelitian hubungan antara LMX terhadap employee engagement di Sumber Baru KIA Yogyakarta penting diteliti untuk mengungkap fenomena menarik yang ditemukan di Sumber Baru KIA Yogyakarta yang memiliki annual turnover rate yang tergolong cukup tinggi, tetapi mayoritas karyawannya telah bekerja lebih dari 1 tahun dan bahkan betah bekerja selama bertahun-tahun di perusahaannya. Penelitian terdahulu mengenai employee engagement juga telah dilakukan kepada 100 orang karyawan yang dipilih secara acak di Penang untuk meninjau berbagai anteseden dari employee engagement melalui kuesioner. Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa pengembangan karyawan merupakan faktor yang sangat berkontribusi dalam employee engagement. Namun, penelitian tersebut memiliki keterbatasan karena hanya dilakukan di negara maju dengan variabel independen yang belum bervariasi (Muthuveloo, 2013). Latar belakang temuan dan keterbatasan penelitian terkait variabel employee engagement dan Leader Member Exchange (LMX) yang terdahulu mendukung dilakukannya penelitian dengan variabel independen yang belum diketahui hubungannya dengan employee engagement, yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Leader Member Exchange (LMX) di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang. Selain itu, ditemukannya data hasil observasi oleh peneliti yang menunjukkan adanya keempat dimensi LMX di Sumber Baru KIA Yogyakarta membuat peneliti memilih untuk menguji empat dimensi LMX di perusahaan tersebut dengan employee engagement. Ditinjau dari latar belakang tersebut, maka peneliti ingin meneliti hubungan antara dimensi Leader Member Exchange (LMX) dengan employee engagement pada karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara dimensi Leader Member Exchange (LMX) dengan employee engagement pada karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dimensi Leader Member Exchange (LMX) dengan employee engagement pada karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu di bidang Psikologi Industri dan Organisasi dalam hal employee engagement dan juga dapat memperkaya ilmu di bidang Psikologi Kepemimpinan dalam kajian mengenai variabel Leader Member Exchange (LMX).
2. Manfaat Praktis 2.1 Bagi Subjek Penelitian ini diharapkan dapat membantu subjek untuk dapat memahami employee engagement yang dimiliki, sehingga subjek lebih termotivasi lagi untuk terus meningkatkan engagement-nya terhadap pekerjaannya di perusahaan. Jika terbukti ada hubungan positif yang signifikan antara Leader Member Exchange (LMX) terhadap employee engagement, maka diharapkan atasan dalam perusahaan dapat membangun kualitas hubungan yang tinggi dengan tiap-tiap bawahannya dan karyawan diharapkan juga dapat mempersepsi kualitas hubungan Leader Member Exchange (LMX) dengan lebih positif.
2.2 Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu Divisi Human Resources Management Sumber Baru KIA Yogyakarta untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
lebih memahami tingkat engagement karyawan dan hubungannya dengan Leader Member Exchange (LMX). Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai sumber data empiris bagi Divisi Human Resources Management Sumber Baru KIA Yogyakarta dalam merancang program intervensi untuk peningkatan employee engagement pada karyawan di perusahaannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Leader Member Exchange (LMX) 1. Definisi Leader Member Exchange (LMX) Asumsi dasar dari teori LMX menyatakan bahwa para pemimpin mengembangkan hubungan atasan-bawahan yang berbeda dengan masingmasing bawahan (Yukl dalam Wijanto, 2013). Atasan dapat memiliki hubungan yang dekat hanya dengan beberapa bawahannya, di mana hubungan yang terjalin merupakan hubungan yang berkualitas tinggi. Di sisi lain, atasan juga dapat memiliki hubungan yang jauh dengan bawahannya yang merupakan hubungan yang berkualitas rendah. Atasan dan bawahan yang memiliki hubungan baik akan memiliki perasaan yang lebih baik satu sama lain, dapat menyelesaikan tugas lebih banyak, dan dapat berdampak pada keberhasilan organisasi (Northouse dalam Sarisusantini, 2012). Karyawan yang memiliki kualitas hubungan yang tinggi dengan atasannya memiliki ciri keterlibatan dalam timbal balik pengetahuan, dukungan emosional dan logistik, serta usaha ekstra dengan atasannya (Graen, Liden, & Hoel dalam Landy, 2010). Saat memiliki kualitas hubungan yang tinggi, pengikut akan tertarik untuk menegosiasikan halhal yang ingin mereka lakukan untuk kelompok kepada pemimpin. Negosiasi ini melibatkan pertukaran yang dilakukan pengikut terkait
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
aktivitas yang melebihi deskripsi pekerjaan resmi mereka dan pemimpin melakukan lebih banyak hal untuk pengikutnya. Bila pengikut tidak tertarik untuk menerima tanggung jawab pekerjaan yang baru dan berbeda, mereka akan memiliki kualitas hubungan yang rendah dengan atasannya (Graen dalam Northouse, 2013). Menurut Robbins (2006), teori LMX berpendapat bahwa karena adanya tekanan waktu, para pemimpin membangun hubungan yang istimewa dengan kelompok kecil bawahan mereka. Morrow (2005) mengatakan bahwa LMX merupakan hubungan antara atasan dan bawahan yang berkembang sebagai akibat dari pertukaran yang berhubungan dengan pekerjaan. Hubungan ini dapat dicirikan dengan kualitas hubungan yang tinggi atau baik jika mencerminkan kepercayaan, rasa hormat, dan kesetiaan. Di sisi lain, hubungan ini dapat dicirikan dengan kualitas hubungan yang rendah atau buruk jika mencerminkan ketidakpercayaan, rasa hormat yang rendah, dan kurangnya loyalitas (Morrow, 2005). Robbins (2006) mengungkapkan bahwa bawahan dengan kualitas hubungan yang tinggi akan memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi, turnover yang rendah, kepuasan yang lebih besar terhadap atasan mereka, dan kepuasan keseluruhan yang lebih besar dibandingkan bawahan dengan kualitas hubungan yang rendah. Selain itu, bawahan lebih dipercaya, mendapat perhatian dalam porsi yang lebih besar dari atasan, dan mendapat hak-hak khusus. Sebaliknya, bawahan yang memiliki kualitas hubungan yang rendah akan mendapat waktu yang terbatas dari atasannya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
hubungan antara atasan dan bawahan berdasar pada hubungan formal yang dapat dilihat dari penggunaan bahasa pada saat berkomunikasi. Merujuk pada definisi LMX yang telah dikemukakan, peneliti menyimpulkan LMX sebagai pertukaran terkait aktivitas melebihi pekerjaan resmi yang dikembangkan atasan terhadap bawahannya, di mana bawahan yang mendapat perhatian lebih dari atasan akan mendapat kualitas hubungan yang tinggi, sedangkan bawahan yang dibatasi hubungan kerja formal akan memiliki kualitas hubungan yang rendah dengan atasannya.
2. Fase-fase Pembentukan Kepemimpinan Leader Member Exchange (LMX) Tabel 1 menunjukkan bahwa pembentukan kepemimpinan berkembang secara pesat dalam tiga fase, yaitu (1) fase orang asing, (2) fase perkenalan, dan (3) fase hubungan pertemanan yang matang (Graen & Uhl-Bien dalam Northouse, 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Tabel 1 Fase-fase dalam Pembentukan Kepemimpinan LMX (Northouse, 2013) Fase 1
Fase 2
Fase 3
Orang Asing
Perkenalan
Pertemanan
Peran
Tertulis
Diuji
Dinegosiasikan
Pengaruh
Satu arah
Campuran
Timbal balik
Pertukaran Kualitas rendah
Kualitas sedang
Kualitas tinggi
Minat
Diri sendiri dan
Kelompok
Diri sendiri
orang lain Waktu
Pada fase 1 atau fase orang asing, interaksi antara pemimpin dan anggota dalam hubungan dua pihak dibatasi oleh peraturan. Selain itu, pemimpin dan anggota sangat mengandalkan hubungan kerja, di mana mereka saling berhubungan di dalam peran organisasi yang telah ditetapkan. Pemimpin dan anggota memiliki pertukaran yang berkualitas rendah. Pengikut akan patuh kepada pemimpin resmi yang memiliki status hirarkis untuk mendapat imbalan ekonomi yang dikontrol oleh pemimpin. Motif pengikut selama fase orang asing mengarah pada kepentingan diri, bukan untuk kebaikan kelompok (Graen dan Uhl-Bien dalam Northouse, 2013). Menurut Northouse (2013), fase 2 merupakan fase perkenalan yang dimulai dengan adanya tawaran dari pemimpin atau pengikut untuk meningkatkan pertukaran sosial yang berorientasi pada karir. Pertukaran tersebut termasuk membagi lebih banyak sumber daya dan informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
pribadi atau informasi terkait dengan pekerjaan. Fase ini merupakan periode pengujian untuk pemimpin dan pengikut guna menilai apakah pengikut tertarik untuk mengambil lebih banyak peran dan tanggung jawab. Fase ini juga berguna untuk menilai apakah pemimpin bersedia untuk memberikan tantangan baru bagi pengikut. Selama masa ini, hubungan dua pihak berubah dari interaksi yang dengan ketat diatur oleh deskripsi jabatan dan menetapkan peran serta menuju cara baru berelasi. Kualitas hubungan dari pertukaran atasan dengan bawahan dalam fase ini telah meningkat ke kualitas menengah. Atasan dan bawahan mulai mengembangkan kepercayaan dan penghargaan yang lebih besar untuk masing-masing pihak. Mereka cenderung tidak terlalu berfokus pada kepentingan diri sendiri, melainkan lebih pada tujuan dan kegunaan kelompok. Fase 3 atau hubungan pertemanan yang matang ditandai dengan pertukaran pemimpin dan anggota yang berkualitas tinggi. Orang-orang yang maju pada tahap ini telah mengalami rasa saling percaya, sikap saling menghormati, dan sikap saling menghargai yang tinggi di dalam hubungannya. Pada fase ini, ada tingkatan timbal balik yang tinggi antara pemimpin
dan
pengikut,
sehingga
masing-masing
pihak
saling
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pihak lain. Selain itu, anggota dapat saling mengandalkan untuk bantuan dan dukungan khusus. Contoh, pemimpin dapat mengandalkan pengikut untuk melakukan tugas tambahan dan pengikut dapat mengandalkan pemimpin untuk dukungan atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dorongan yang diperlukan. Jadi, pemimpin dan pengikut saling terikat dalam cara produktif yang lebih dari hubungan kerja yang telah ditetapkan oleh hirarki (Northouse, 2013). Nahrang,
Morgeson,
dan
Illies
(dalam
Northouse,
2013)
berpendapat bahwa prediktor utama dari kualitas hubungan untuk pemimpin dan pengikut adalah perilaku, seperti kinerja.
3. Dimensi Leader Member Exchange (LMX) Menurut Dienesch dan Liden (dalam Harris, 2004), teori Leader Member Exchange melibatkan empat dimensi utama, yaitu afeksi (affection), kontribusi (contribution), loyalitas (loyalty), dan penghormatan profesional (professional respect). Dionne (dalam Hasdiabsar, 2011) menjabarkan empat dimensi LMX, sebagai berikut : a. Afeksi (affection) Afeksi adalah kepedulian antara atasan dan bawahan yang saling mempengaruhi satu sama lain tidak hanya dari nilai profesional pekerja, tetapi juga berdasarkan pada daya tarik interpersonal. Selain itu, terjadi suatu hubungan pribadi yang saling bermanfaat antara atasan dengan bawahan, misalnya persahabatan. Zahn dan Wolf (dalam Liden, 1997) menyatakan bahwa afeksi berkisar dari tidak suka ke suka dengan titik tengah yang mencerminkan ketidakpedulian afektif. Suka ditunjukkan dalam berbagai cara, seperti gerakan spontan dari kasih sayang, menyuarakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
keprihatinan dan memberi dukungan pada masalah-masalah pribadi yang dihadapi seseorang, serta dengan bersosialisasi di luar tempat kerja. Contoh lain mencakup beberapa hal sederhana berupa ekspresi interpersonal yang mempengaruhi feedback yang cepat dan segera dari orang lain, seperti senyum atau sikap dukungan (Capella dalam Liden, 1997). b. Kontribusi (Contribution) Kontribusi
merupakan
persepsi
tentang
kegiatan
yang
berorientasi pada tugas di tingkat tertentu antara setiap anggota untuk mencapai tujuan bersama, baik secara eksplisit maupun implisit. Hal yang penting dalam mengevaluasi orientasi kerja adalah sejauh mana anggota bawahan dari dyad (dua orang yang berupa kesatuan yang berinteraksi) bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas-tugasnya melebihi deskripsi pekerjaan atau kontrak kerjanya, serta sejauh mana atasan memberikan sumber daya dan peluang untuk kegiatan tersebut. Zahn dan Wolf (dalam Liden, 1997) menyatakan bahwa kontribusi
berkisar
dari
orang-orang
yang
secara
negatif
mempengaruhi ‘dyad’ ke orang-orang yang memiliki pengaruh positif. Karena adanya perbedaan peran dan tanggung jawab, maka apa yang diberikan oleh pemimpin dan anggotanya belum tentu sama. Pada titik kontinum akhir yang positif, anggota dapat berkontribusi pada perilaku extra-role, seperti bekerja lembur dan pemimpin membalas dengan kebebasan pengambilan keputusan yang lebih besar (Scandura et al
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dalam Liden, 1997). Karena kontribusi melibatkan performansi kerja yang sering terikat dengan waktu, maka waktu timbal baliknya tidak pasti. Pada pertukaran kontribusi yang positif, pemimpin dan anggota mencerminkan hubungan timbal balik yang seimbang. Di sisi lain, pertukaran kontribusi yang negatif akan bertujuan untuk menyakiti satu sama lain dengan mencegah pencapaian tujuan dari masingmasing orang (Zahn & Wolf dalam Liden, 1997). c. Loyalitas (Loyalty) Loyalitas merupakan ekspresi dan ungkapan yang mendukung penuh tujuan dan karakter pribadi anggota lainnya dalam hubungan timbal balik pimpinan dan bawahan. Loyalitas melibatkan kesetiaan pada individu yang bersifat konsisten dari satu situasi ke situasi lainnya. Variabilitas dalam tingkat loyalitas dimulai dari ketidaksetiaan hingga kesetiaan (Zahn dan Wolf dalam Liden, 1997). Kesempatan bagi pemimpin dan anggota untuk menggambarkan loyalitasnya sering bergantung pada faktor situasional, misalnya pada saat orang lain memberikan penilaian negatif baik secara langsung atau tersirat. Pemimpin yang didukung bawahannya dalam menghadapi kritik eksternal tidak dapat membalas bawahannya tersebut sebelum bawahannya mengalami situasi atau keadaan yang sama. Jadi, pertukaran dalam loyalitas tidak bergantung pada pengembalian secara cepat karena ada banyak cara untuk mengekspresikan loyalitas, seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
pertukaran yang berdasar pada pengembalian yang setara. Di sisi lain, ketidaksetiaan ditunjukkan dengan menyetujui kritik atau memulai kritik terhadap orang lain di depan umum (Liden, 1997). d. Penghormatan profesional (professional respect) Penghormatan profesional merupakan persepsi sejauh mana setiap hubungan timbal balik telah memiliki dan membangun reputasi di dalam atau luar organisasi. Persepsi dapat didasarkan pada riwayat hidup seseorang. Misalnya, pengalaman pribadi dengan individu, komentar yang dibuat orang lain di dalam atau luar organisasi, dan penghargaan atau pengakuan profesional lain yang telah dicapai. Ada kemungkinan bahwa persepsi tentang rasa hormat pada seseorang telah ada sebelum bekerja atau bertemu dengan orang tersebut. Penghormatan profesional dapat dikomunikasikan dengan berbagai cara, seperti atasan atau bawahan yang meminta saran satu sama lain, dapat juga dengan mengungkapkan kekaguman atas ketrampilan dan integritas orang lain. Di sisi lain, penghormatan profesional yang negatif ditunjukkan dengan menghindari untuk meminta saran satu sama lain dan mungkin mengejek satu sama lain di depan umum (Liden, 1997).
Liden (1997) mengatakan bahwa LMX mungkin didasarkan terutama pada satu dimensi, dua dimensi, tiga dimensi, atau keempat dimensi. Setiap dimensi LMX dapat berkembang berbeda dan bervariasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dalam pentingnya hubungan atasan-bawahan yang ada. Namun, pemimpin dan anggota yang dapat mengembangkan hubungan dengan beberapa konten yang ada (misalnya: afeksi, kontribusi, loyalitas, dan penghormatan profesional) tidak hanya dengan satu sama lain, tetapi juga dengan orang lain akan menuai lebih banyak keuntungan daripada mereka yang hubungannya didasarkan pada konten tunggal. Berdasarkan penjelasan mengenai dimensi LMX dari teori-teori yang ada, peneliti menyimpulkan bahwa LMX melibatkan empat dimensi utama, yaitu: afeksi, kontribusi, loyalitas, dan penghormatan profesional (Dienesch & Liden dalam Harris, 2004).
4. Dampak Leader Member Exchange (LMX) Hubungan Leader Member Exchange (LMX) yang berkualitas tinggi akan menghasilkan karyawan dengan kinerja yang lebih baik, peningkatan komitmen organisasi, kepuasan kerja,
organizational
citizenship behavior, dan menurunnya intensi turnover (Gerstner & Day; Schriesheim et al dalam Harris, 2007). Bawahan juga memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi, keinginan turnover yang rendah, kepuasan yang lebih besar terhadap atasan mereka, dan kepuasan keseluruhan yang lebih besar dibandingkan dengan bawahan yang memiliki kualitas hubungan yang rendah. Selain itu, bawahan lebih dipercaya, mendapat perhatian dalam porsi yang lebih besar dari atasan, dan mendapat hak-hak khusus (Robbins, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Sebaliknya, bawahan yang memiliki kualitas hubungan yang rendah akan mendapat waktu yang terbatas dari atasannya, menjalin hubungan antara atasan dan bawahan berdasar pada hubungan formal yang dapat dilihat dari penggunaan bahasa pada saat berkomunikasi. Karyawan dengan kualitas hubungan yang rendah juga cenderung memandang hubungan atasan dan bawahan tidak lebih dari hubungan kontraktual (sesuai dengan surat kontrak), dimana karyawan bekerja ‘delapan jam untuk upah delapan jam’ dalam pekerjaan, serta tingginya turnover (Graen, Liden, & Hoel dalam Landy, 2010).
B. Employee Engagement 1. Definisi Employee Engagement Kahn (dalam Chaurasia, 2013) menjelaskan employee engagement sebagai investasi energi fisik, emosional, dan kognitif karyawan secara terus menerus dalam peran pekerjaan mereka. Menurut CLC dan Blessing (dalam Muthuveloo, 2013), employee engagement merupakan penekanan terhadap hubungan kognitif antarpekerja untuk bekerja dan perilaku selanjutnya yang ditunjukkan pekerja terhadap kepuasan kerja, serta efeknya mengenai seberapa sulit pekerja ingin untuk bekerja. Di sisi lain, Gubman dan Bates (dalam Muthuveloo, 2013) mendefinisikan employee engagement sebagai kelekatan emosional yang dibawa pekerja ke pekerjaan mereka, organisasi, dan manajer.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Schaufeli
(dalam
Heger,
2007)
mendefinisikan
27
employee
engagement sebagai sebuah pemenuhan positif keadaan mental yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan faktor rasional dan emosional mengenai apa yang dipikir dan dirasa oleh karyawan mengenai pekerjaannya dan organisasi. Faktor rasional meliputi hubungan yang lebih luas yang dimiliki karyawan dengan organisasi, seperti memiliki sumber daya, peralatan, dan dukungan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan. Faktor emosional meliputi rasa akan inspirasi dan prestasi yang karyawan dapatkan dengan menjadi anggota dari perusahaan dan dari pekerjaan mereka. Menurut Robbins (2015), employee engagement adalah keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme seorang individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Pekerja yang sangat terlibat akan memiliki gairah dalam pekerjaannya dan merasakan hubungan yang dalam dengan perusahaannya. Merujuk
pada
definisi
yang
telah
dikemukakan,
peneliti
menyimpulkan employee engagement sebagai tingkat keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme karyawan mengenai pekerjaannya dan organisasi, sehingga karyawan memiliki gairah dalam pekerjaannya dan merasakan hubungan yang dalam dengan perusahaannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2. Aspek Employee Engagement Schaufeli (2004) mendefinisikan tiga aspek employee engagement sebagai berikut: a. Vigor (semangat) Vigor merupakan tingginya energi yang diberikan saat bekerja, ketahanan dalam menghadapi pekerjaan, kemauan untuk mencurahkan usaha dalam pekerjaan, serta ketekunan saat menghadapi kesulitan dalam bekerja. b. Dedication (dedikasi) Dedication merupakan rasa bermakna dan antusiasme terhadap pekerjaan, serta inspirasi, kebanggaan, dan tantangan yang didapat dari pekerjaan. c. Absorption (penghayatan) Absorption merupakan konsentrasi dan atensi penuh yang diberikan seseorang dalam pekerjaannya.
3. Anteseden Employee Engagement Kahn (dalam Kumar, 2011) mengungkapkan bahwa anteseden dari employee engagement ialah: a. Job characteristics Kebermaknaan psikologis dapat dicapai dari karakteristik tugas yang memberikan
pekerjaan
yang
menantang
dan
bervariasi,
memungkinkan penggunaan keterampilan yang berbeda, kebijaksanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pribadi, dan kesempatan untuk membuat kontribusi penting. b. Perceived organisasional support Hubungan resiprokal antaranggota berkembang dari waktu ke waktu melalui rasa percaya, setia, dan komitmen mutual sepanjang anggota patuh pada beberapa aturan yang ada. POS menciptakan kewajiban pada bagian dari karyawan untuk peduli kesejahteraan organisasi dan membantu organisasi mencapai tujuannya. c. Perceived supervisor support PSS juga merupakan prediktor penting dari engagement karyawan. Bahkan, kurangnya dukungan dari supervisor telah ditemukan menjadi faktor yang sangat penting terkait dengan burnout (Maslach et al dalam Kumar, 2011). Temuan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Graen, Liden, dan Hoel (dalam Landy, 2010) yang mengatakan bahwa kurangnya perhatian dan komunikasi dari atasan ke bawahan dapat menciptakan hubungan yang renggang di antara keduanya dan dapat memunculkan kecenderungan bagi bawahan untuk memandang hubungan atasan dan bawahan tidak lebih dari hubungan kontraktual, dimana karyawan bekerja ‘delapan jam untuk upah delapan jam’ dalam pekerjaan, serta tingginya turnover. Karyawan tersebut akan memiliki kualitas hubungan yang rendah dengan atasannya, sehingga cenderung menjadi karyawan yang not-engaged. Sedangkan karyawan yang memiliki kualitas hubungan yang tinggi dengan atasannya, akan cenderung menjadi karyawan yang engaged.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Oleh karena itu, peneliti memilih variabel LMX terkait hubungannya dengan employee engagement karena teori LMX mengungkap pertukaran yang dilakukan pemimpin dan bawahannya dalam hubungan atasan-bawahan yang dikembangkan satu sama lain yang membuat karyawan dapat memiliki kualitas hubungan yang tinggi maupun rendah dengan atasan. d. Reward and recognition Pengakuan
dan
mengembangkan
penghargaan engagement
yang karyawan,
tepat
penting
sedangkan
untuk
kurangnya
penghargaan dan pengakuan dapat menyebabkan burnout pada karyawan. e. Distributive and procedural justice Keadilan distributif berkaitan dengan persepsi seseorang tentang kewajaran hasil keputusan, sedangkan keadilan prosedural mengacu pada keadilan yang dirasakan dari sarana dan proses yang digunakan untuk menentukan jumlah dan distribusi sumber daya. Persepsi akan keadilan terkait dengan hasil organisasi seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi, perilaku anggota organisasi, withdrawal, dan kinerja (Colquitt et al. dalam Kumar, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
4. Tipe Engagement pada Karyawan Menurut Fleming (dalam Muthuveloo, 2013) ada 2 grup karyawan, yaitu: a. Engaged Employees Engaged employee merupakan pekerja yang bersemangat terhadap pekerjaannya dan mempunyai tanggung jawab mengenai apa yang harus dilakukan kepada perusahaan mereka. b. Not-Engaged Employees Not-Engaged Employees merupakan pekerja yang tidak memiliki energi dalam melakukan pekerjaannya.
5. Dampak Employee Engagement Menurut Vance (dalam Muthuveloo, 2013), karyawan yang tidak engaged dengan pekerjaannya akan mempengaruhi performansinya dalam perusahaan melalui tingginya absensi, tingginya turnover, dan rendahnya produktivitas. Employee engagement dapat mempengaruhi kinerja organisasi saat employee engagement terlebih dahulu memberikan pengaruh positif bagi karyawan. Menurut Ramsay (dalam Muthuveloo, 2013), karyawan yang engaged lebih mungkin untuk tinggal dalam organisasi mereka saat ini dan berkomitmen terhadap organisasi mereka. Karyawan yang engaged juga akan termotivasi untuk meningkatkan produktifitasnya,
mau
menerima
tantangan,
dan
merasa
bahwa
pekerjaannya memberi makna bagi dirinya. Pengalaman tersebut akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
berpengaruh bagi kinerja pegawai dan juga memberikan dampak positif di tingkat organisasi, yaitu produktivitas dan pertumbuhan organisasi (Margaretha & Saragih dalam Murnianita, 2012).
C. Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta Berdasarkan hasil wawancara dengan SB selaku kepala HRD Sumber Baru KIA Yogyakarta (komunikasi pribadi, 28 Februari 2015) diketahui bahwa terdapat 88 karyawan yang bekerja di Sumber Baru KIA Yogyakarta dan terbagi menjadi 4 kelompok besar sebagai berikut: a. Back Office (Operasional) Karyawan yang bekerja pada bagian ini bertugas untuk mengurusi berbagai administrasi perusahaan. Divisi dan karyawan yang termasuk dalam bagian ini meliputi: ADH (Administration Head), HRD, Promosi, Marketing Support, BBN/STNK, Accounting, Finance, PDC (Pre Delivery Check), dan Admin Logistik. b. After Sales Service Karyawan yang bekerja pada bagian ini bertugas untuk mengurusi berbagai layanan servis bengkel dan spare part mobil. Divisi dan karyawan yang termasuk dalam bagian ini meliputi: Assistant Manager, Kepala Bengkel, CS Service, Kasir, Staff Spare Part, Manager Part, Kepala Regu, Service Advisor, dan Technical Advisor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
c. Marketing Karyawan yang bekerja pada bagian ini bertugas untuk mengejar pencapaian target penjualan mobil di perusahaan. Karyawan yang termasuk dalam bagian ini meliputi: Manager Marketing, SPV, dan Marketing. d. Support System Karyawan yang bekerja pada bagian ini bertugas untuk membantu dan mendukung kegiatan operasional yang ada di perusahaan. Karyawan yang termasuk dalam bagian ini meliputi: Security, Cleaning Service, dan Office Boy.
D. Dinamika Hubungan Leader Member Exchange (LMX) dan Employee Engagement Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki 88 karyawan yang terbagi menjadi 4 kelompok besar, meliputi : karyawan back office (operasional), after sales/service, marketing, dan support system. Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diberikan SB selaku kepala HRD Sumber Baru KIA Yogyakarta, diketahui bahwa mayoritas karyawan di perusahaan tersebut telah bekerja selama lebih dari 1 tahun (komunikasi pribadi, 28 Februari 2015). Menurut RN selaku supervisor marketing di bagian konter yang sudah bekerja selama kurang lebih 12 tahun di perusahaan tersebut, hal yang membuat ia dan karyawan-karyawan lain betah bekerja lama di sana ialah karena adanya peran pemimpin yang selalu memotivasi dan mendukung karyawan dalam bekerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
(komunikasi pribadi, 4 Februari 2015). Sesuai penuturan RN, peneliti berasumsi bahwa karyawan yang betah bekerja selama bertahun-tahun di Sumber Baru KIA Yogyakarta dikarenakan adanya hubungan timbal balik yang baik antara atasan dengan bawahan di perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan asumsi dasar teori LMX yang menyatakan bahwa para pemimpin akan mengembangkan hubungan atasanbawahan yang berbeda dengan masing-masing bawahan (Yukl dalam Wijanto, 2013). Hubungan atasan dan bawahan yang dikembangkan pemimpin melibatkan melibatkan empat dimensi utama teori LMX (Dienesch dan Liden dalam Harris, 2004), yaitu afeksi (affection), kontribusi (contribution), loyalitas (loyalty), dan penghormatan profesional (professional respect). Afeksi (affection) merupakan kepedulian antara atasan dan bawahan yang saling mempengaruhi satu sama lain tidak hanya dari nilai profesional pekerja, tetapi juga berdasarkan pada daya tarik interpersonal. Afeksi ditunjukkan dengan gerakan spontan kasih sayang, menyuarakan keprihatinan dan memberi dukungan pada masalah-masalah pribadi yang dihadapi seseorang, bersosialisasi di luar tempat kerja, senyum atau sikap dukungan (Capella dalam Liden, 1997). Karyawan yang mempersepsi positif perilaku tersebut dari atasannya akan menjalin suatu hubungan pribadi yang saling bermanfaat antara atasan dengan bawahan, yaitu persahabatan. Hal ini membuat karyawan memiliki kualitas hubungan yang tinggi, sehingga karyawan cenderung menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, karyawan yang mempersepsi negatif perilaku tersebut dari atasannya tidak akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
menjalin suatu hubungan pribadi seperti persahabatan dengan atasannya. Hal ini membuat karyawan memiliki kualitas hubungan yang rendah, sehingga karyawan cenderung menjadi karyawan yang not-engaged. Kedua, kontribusi (Contribution) merupakan persepsi tentang kegiatan yang berorientasi pada tugas di tingkat tertentu antara setiap anggota untuk mencapai tujuan bersama, baik secara eksplisit maupun implisit. Hal yang penting dalam mengevaluasi orientasi kerja adalah sejauh mana anggota bawahan dari dyad (dua orang yang berupa kesatuan yang berinteraksi) bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas-tugasnya melebihi deskripsi pekerjaan atau kontrak kerjanya, serta sejauh mana atasan memberikan sumber daya dan peluang untuk kegiatan tersebut. Kontribusi ditunjukkan dengan pemimpin yang memberikan memberikan sumber daya dan kebebasan pengambilan keputusan yang lebih besar bagi karyawan (Scandura et al dalam Liden, 1997). Jika karyawan mampu mempersepsi perilaku atasannya secara positif, maka ia akan mau mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang melampaui deskripsi pekerjaan/ kontrak kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki kualitas hubungan yang tinggi, sehingga ia cenderung akan menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, karyawan yang mempersepsi perilaku atasannya secara negatif hanya akan mau menyelesaikan tugas sesuai deskripsi pekerjaan/ kontrak kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki kualitas hubungan yang rendah, sehingga ia cenderung akan menjadi karyawan yang not-engaged.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Ketiga, loyalitas (Loyalty) merupakan ekspresi dan ungkapan yang mendukung penuh tujuan dan karakter pribadi anggota lainnya dalam hubungan timbal balik pimpinan dan bawahan. Loyalitas melibatkan kesetiaan pada individu yang bersifat konsisten dari satu situasi ke situasi lainnya. Loyalitas ditunjukkan dengan perilaku pemimpin yang mau mendukung dalam situasi yang sulit dan mendukung saat dihadapkan pada kritik eksternal (Liden, 1997). Karyawan yang mempersepsi positif perilaku pemimpin tersebut akan memiliki kesetiaan yang ditunjukkan dengan sikap mendukung satu sama lain. Hal itu menunjukkan bahwa karyawan tersebut memiliki kualitas hubungan yang tinggi, sehingga karyawan cenderung menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, karyawan yang mempersepsi negatif perilaku pemimpinnya tersebut tidak akan memiliki kesetiaan yang ditunjukkan karyawan dengan memulai atau menyetujui kritik terhadap orang lain di depan umum. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan memiliki kualitas hubungan yang rendah, sehingga ia cenderung akan menjadi karyawan yang not-engaged. Keempat, penghormatan profesional (professional respect) merupakan persepsi sejauh mana setiap hubungan timbal balik telah memiliki dan membangun reputasi di dalam atau luar organisasi. Persepsi dapat didasarkan pada riwayat hidup seseorang. Misalnya, pengalaman pribadi dengan individu, komentar yang dibuat orang lain di dalam atau luar organisasi, dan penghargaan atau pengakuan profesional lain yang telah dicapai. Ada kemungkinan bahwa persepsi tentang rasa hormat pada seseorang telah ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
sebelum bekerja atau bertemu dengan orang tersebut. Penghormatan profesional ditunjukkan dengan meminta nasehat satu sama lain dan mengungkapkan kekaguman atas ketrampilan dan integritas orang lain (Liden, 1997). Jika karyawan mampu mempersepsi perilaku tersebut secara positif, karyawan akan memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat terhadap orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki kualitas hubungan yang tinggi, sehingga nantinya ia cenderung akan menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, jika karyawan mempersepsi perilaku tersebut secara negatif, maka karyawan tidak akan memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat terhadap orang lain yang ditunjukkan dengan sikap mengejek orang lain di depan umum. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki kualitas hubungan yang rendah, sehingga nantinya ia cenderung akan menjadi karyawan yang not-engaged.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Kerangka Penelitian Skema 1 Hubungan antara Dimensi Afeksi dengan Variabel Employee Engagement
Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta dipengaruhi
Afeksi
dipersepsi positif oleh karyawan
dipersepsi negatif oleh karyawan
menjalin persahabatan
tidak menjalin persahabatan
Engaged
Not Engaged
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Skema 2 Hubungan antara Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement
Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta dipengaruhi
Kontribusi
dipersepsi positif oleh karyawan
dipersepsi negatif oleh karyawan
Mau mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang melampaui deskripsi pekerjaan/ kontrak kerja
Hanya mau menyelesaikan tugas sesuai deskripsi pekerjaan/ kontrak kerja
Engaged
Not Engaged
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Skema 3 Hubungan antara Dimensi Loyalitas dengan Variabel Employee Engagement
Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta dipengaruhi
Loyalitas
dipersepsi positif oleh karyawan
Memiliki kesetiaan ditunjukkan dengan mendukung satu sama lain
Engaged
dipersepsi negatif oleh karyawan
Tidak memiliki kesetiaan ditunjukkan dengan memulai/ menyetujui kritik terhadap orang lain di depan umum
Not Engaged
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Skema 4 Hubungan antara Dimensi Penghormatan Profesional dengan Variabel Employee Engagement
Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta dipengaruhi
Penghormatan Profesional
dipersepsi positif oleh karyawan
dipersepsi negatif oleh karyawan
Memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat
Tidak memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat yang ditunjukkan dengan mengejek orang lain di depan umum
Engaged
Not Engaged
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
F. Hipotesis Berdasarkan keterkaitan antar variabel yang telah dijabarkan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan positif antara dimensi afeksi (affection) dengan employee engagement. 2. Terdapat hubungan positif antara dimensi kontribusi (contribution) dengan employee engagement. 3. Terdapat hubungan positif antara dimensi loyalitas (loyalty) dengan employee engagement. 4. Terdapat hubungan positif antara dimensi penghormatan profesional (professional respect) dengan employee engagement.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional. Tujuan dari penelitian korelasional ialah untuk mendapatkan gambaran hubungan antara dua atau lebih variabel (Gravetter & Forzano dalam Anggriawan, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement. Selain itu, pendekatan kuantitatif digunakan karena nantinya analisis pada data-data numerik akan diolah dengan metode statistika (Azwar, 2012).
B. Variabel Penelitian 1. Variabel independen : Leader Member Exchange (LMX) yang memiliki 4 dimensi yaitu afeksi (affection), kontribusi (contribution),
loyalitas
(loyalty),
dan
penghormatan profesional (professional respect). 2. Variabel dependen
: Employee Engagement.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
C. Definisi Operasional Definisi Operasional variabel penelitian dalam penelitian ini ialah : 1. Leader Member Exchange (LMX) Leader Member Exchange (LMX) didefinisikan sebagai pertukaran terkait aktivitas melebihi pekerjaan resmi yang dikembangkan atasan Sumber Baru KIA Yogyakarta terhadap bawahannya, di mana bawahan yang merasa mendapat perhatian lebih dari atasan akan mendapat kualitas hubungan yang tinggi. Sedangkan bawahan yang merasa hubungannya dengan atasan dibatasi hubungan kerja formal, maka ia akan memiliki kualitas hubungan yang rendah. Variabel
Leader
Member
Exchange
(LMX)
akan
diukur
menggunakan skala yang melibatkan empat dimensi utama LMX, yaitu : a. Afeksi (affection) Afeksi adalah kepedulian antara atasan dan bawahan yang saling mempengaruhi satu sama lain berdasarkan pada daya tarik interpersonal, sehingga terbentuk hubungan pribadi yang saling bermanfaat antara atasan dengan bawahan, misalnya persahabatan. b. Kontribusi (Contribution) Kontribusi merupakan persepsi karyawan tentang kegiatan yang berorientasi pada tugas di tingkat tertentu antara atasan dengan bawahan untuk mencapai tujuan bersama. c. Loyalitas (Loyalty) Loyalitas merupakan ekspresi dan ungkapan yang mendukung penuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
tujuan dan karakter pribadi anggota lainnya dalam hubungan timbal balik antara pimpinan dan bawahan. d. Penghormatan profesional (professional respect) Penghormatan profesional merupakan persepsi terhadap integritas dan ketrampilan seseorang yang dikomunikasikan dengan mengungkapkan kekaguman, membuat komentar terhadap orang lain, atau meminta saran dari orang lain. Semakin tinggi skor tiap dimensi pada skala Leader Member Exchange (LMX) yang diperoleh, menandakan bahwa semakin tinggi pula Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki karyawan pada tiap dimensinya. Hal tersebut menunjukkan juga bahwa karyawan semakin mempersepsi hubungannya dengan atasan sebagai hubungan yang berkulitas tinggi. Di sisi lain, semakin rendah skor tiap dimensi pada skala Leader Member Exchange (LMX) yang diperoleh, menandakan bahwa semakin rendah pula Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki karyawan pada tiap dimensinya. Hal tersebut menunjukkan juga bahwa karyawan semakin mempersepsi hubungannya dengan atasan sebagai hubungan yang berkulitas rendah.
2. Employee Engagement Employee Engagement didefinisikan sebagai tingkat keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta mengenai pekerjaannya dan organisasi, sehingga karyawan memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
gairah dalam pekerjaannya dan merasakan hubungan yang dalam dengan perusahaannya. Variabel employee engagement akan diukur menggunakan skala yang dibuat oleh peneliti mencakup aspek-aspek, sebagai berikut : a. Semangat (Vigor) Vigor merupakan tingginya energi yang diberikan saat bekerja, ketahanan dalam menghadapi pekerjaan, kemauan untuk mencurahkan usaha dalam pekerjaan, serta ketekunan saat menghadapi kesulitan dalam bekerja. b. Dedikasi (Dedication) Dedication merupakan rasa bermakna dan antusiasme terhadap pekerjaan, serta inspirasi, kebanggaan, dan tantangan yang didapat dari pekerjaan. c. Penghayatan (Absorption) Absorption merupakan konsentrasi dan atensi penuh yang diberikan seseorang dalam pekerjaannya. Semakin tinggi skor total pada skala employee engagement yang diperoleh subjek menandakan bahwa semakin tinggi juga employee engagement yang dimiliki subjek tersebut. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada skala employee engagement yang diperoleh subjek, menandakan bahwa semakin rendah juga employee engagement yang dimiliki subjek tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
D. Sampel Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan di Sumber Baru KIA Yogyakarta yang minimal sudah bekerja selama 1 tahun. Subjek yang dipilih merupakan karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta karena karyawan yang bekerja di perusahaan ini mayoritas sudah bekerja lebih dari 1 tahun dan menjadi karyawan tetap, serta diasumsikan bahwa karyawan-karyawan tersebut sudah cukup engaged dengan pekerjaannya. Selain itu, peneliti tinggal di Yogyakarta, sehingga memudahkan akses dalam pengambilan data penelitian. Teknik pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Pada purposive sampling, subjek dipilih bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Subjek yang dipilih merupakan karyawan yang memenuhi kriteria sudah bekerja minimal 1 tahun di Sumber Baru KIA Yogyakarta dan telah menjadi karyawan tetap.
E. Metode dan Alat Pengambilan Data Variabel LMX dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala yang dibuat oleh peneliti mengacu pada teori yang telah dikemukakan oleh Dienesch dan Liden (dalam Harris, 2004) dengan melibatkan empat dimensi utama LMX, yaitu afeksi (affection), kontribusi (contribution), loyalitas (loyalty), dan penghormatan profesional (professional respect). Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
yang terdiri atas 40 item. Subjek diminta memilih salah satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Variasi pilihan jawaban yang dipakai peneliti dapat dilihat pada tabel 2, sebagai berikut :
Tabel 2 Pemberian Skor pada Skala Leader Member Exchange (LMX) Item Favorable
Item Unfavorable
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sangat Tidak Setuju (STS)
4
Tidak Setuju (TS)
2
Tidak Setuju (TS)
3
Setuju (S)
3
Setuju (S)
2
Sangat Setuju (SS)
4
Sangat Setuju (SS)
1
Rancangan item yang dibuat peneliti untuk Skala Leader Member Exchange (LMX) dapat dilihat pada tabel 3, sebagai berikut :
Tabel 3 Blue Print Skala Leader Member Exchange (LMX) Sebelum Seleksi Item Dimensi Afeksi
Kontribusi
Loyalitas
Penghormatan Profesional
Favorable
Unfavorable
Jumlah
12,5% (1, 9, 17,
12,5% (8, 16, 24,
25% (10 item)
25, 33)
32, 40)
12,5% (7, 15, 23,
12,5% (2, 10, 18,
31, 39)
26, 34)
12,5% (3, 11, 19,
12,5% (6, 14, 22,
27, 35)
30, 38)
12,5% (5, 13, 21,
12,5% (4, 12, 20,
29, 37)
28, 36) Total
25% (10 item)
25% (10 item)
25% (10 item) 100% (40 item)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Variabel employee engagement dalam penelitian ini akan diukur menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti mengacu pada teori Schaufeli (2004). Skala employee engagement terdiri dari 42 item yang mencakup aspek Vigor, Dedication, dan Absorption. Subjek diminta memilih salah satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Variasi pilihan jawaban yang dipakai peneliti dapat dilihat pada tabel 4, sebagai berikut : Tabel 4 Pemberian Skor pada Skala Employee Engagement Item Favorable
Item Unfavorable
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sangat Tidak Setuju (STS)
4
Tidak Setuju (TS)
2
Tidak Setuju (TS)
3
Setuju (S)
3
Setuju (S)
2
Sangat Setuju (SS)
4
Sangat Setuju (SS)
1
Rancangan item yang dibuat peneliti untuk Skala Employee Engagement dapat dilihat pada tabel 5, sebagai berikut : Tabel 5 Blue Print Skala Employee Engagement Sebelum Seleksi Item Aspek Vigor
Dedication
Absorption
Favorable
Unfavorable
Jumlah
16,67% (1, 7, 13,
16,67% (4, 10, 16,
33,3% (14 item)
19, 25, 31, 37)
22, 28, 34. 40)
16,67% (5, 11, 17,
16,67% (2, 8, 14,
23, 29, 35, 41)
20, 26, 32, 38)
16,67% (3, 9, 15,
16,67% (6, 12, 18,
21, 27, 33,39)
24, 30, 36, 42) Total
33,3% (14 item)
33,3% (14 item)
100% (42 item)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Untuk menguji validitas, peneliti menggunakan evidensi terkait isi tes. Supratiknya (2014) mengungkapkan bahwa salah satu evidensi untuk memeriksa validitas ialah dengan melihat kesesuaian antara isi tes dengan konstruk yang diukurnya. Evidensi ini dapat diperoleh melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi, serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor yang dimaksud. Lebih lanjut, Supratiknya (2014) mengungkapkan bahwa evidensi terkait isi juga dapat berupa penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur. Peneliti memilih untuk melakukan validasi skala penelitian melalui konsultasi bersama dengan dosen pembimbing skripsi.
2. Seleksi Item Seleksi item dalam penelitian ini dilakukan untuk memilih itemitem yang akan membentuk skala yang homogen dan berdaya diskriminasi tinggi, dalam artian mampu membedakan secara signifikan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dalam kadar yang rendah dan subjek yang memiliki atribut yang diukur dalam kadar yang tinggi (Kline dalam Supratiknya, 2014). Kriteria pemilihan item didasarkan pada korelasi item total dengan batasan rix
0,30. Semua item yang mencapai korelasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Item yang memiliki rix atau ri(X-i) kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah. Batasan ini merupakan suatu konvensi, sehingga penyusun tes boleh menentukan sendiri batasan daya diskriminasi itemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan skala yang sedang disusun (Azwar, 2009). Apabila item yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari 0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Apabila hal tersebut tidak menolong, maka sangat mungkin untuk melakukan revisi pada seluruh item yang memiliki daya dirskriminasi rendah atau menulis item-item baru dan melakukan field-testing kembali. Hal ini perlu dilakukan karena menurunkan batas kriteria rix di bawah 0,20 sangat tidak disarankan (Azwar, 2009). Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 10 April 2015 sampai dengan 13 April 2015. Subjek penelitian ini adalah karyawan perusahaan Sumber Baru Estate, di mana owner perusahaan tersebut juga merupakan owner dari Sumber Baru KIA Yogyakarta. Karyawan di perusahaan ini dipilih peneliti sebagai subjek uji coba karena perusahaan tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
menerapkan gaya kepemimpinan yang sama dengan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Selain itu, data yang didapat dari karyawan administrasi Sumber Baru Estate menunjukkan bahwa karyawan di perusahaan tersebut juga mayoritas sudah bekerja selama lebih dari 1 tahun. Skala yang disebar peneliti berjumlah 40 eksemplar dan kembali sebanyak 34 eksemplar. Tiap skala terdiri dari Skala dimensi Leader Member Exchange (LMX) dan Skala Employee Engagement. Semua skala yang kembali dapat diolah karena memenuhi kriteria peneliti. Hasil uji coba skala yang telah diolah peneliti adalah sebagai berikut: a. Skala Leader Member Exchange (LMX) Pada seleksi item, peneliti menggunakan batas kriteria rix = 0,30 untuk menyeleksi item-item yang baik pada Skala Leader Member Exchange (LMX). Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan 16 item dari 40 item yang disajikan dengan kualitas item yang baik. Kisaran koefisien korelasi item total sebelum seleksi item ialah rix = -0,390 sampai 0,606. Setelah dilakukan seleksi item, kisaran koefisien korelasi item total menjadi rix = 0,379 sampai 0,746. Itemitem yang lolos seleksi item dapat dilihat pada tabel 6, sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel 6 Blue Print Skala Leader Member Exchange (LMX) Setelah Seleksi Item Dimensi Afeksi
Favorable
Unfavorable
Jumlah
0%
25% (8, 16, 24,
25% (4 item)
40) Kontribusi
31,25% (7, 15,
6,25% (34)
37,5% (6 item)
12,5% (11, 19)
6,25% (38)
18,75% (3 item)
12,5% (13, 29)
6,25% (20)
18,75% (3 item)
23, 31, 39) Loyalitas Penghormatan Profesional
Total
100% (16 item)
Pada tabel 6, diketahui bahwa komposisi item pada tiap-tiap dimensi Leader Member Exchange (LMX) belum seimbang. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan pengguran item secara manual agar didapatkan komposisi item yang seimbang pada tiap dimensi Leader Member Exchange (LMX). Item-item yang telah lolos dari pengguguran manual dapat dilihat pada tabel 7, sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 7 Blue Print Skala Leader Member Exchange (LMX) Setelah Pengguguran Manual Dimensi Afeksi Kontribusi
Favorable
Unfavorable
Jumlah
0%
25% (8, 24, 40)
25% (3 item)
25% (15, 31,
0%
25% (3 item)
8,33% (38)
25% (3 item)
8,33% (20)
25% (3 item)
39) Loyalitas
16,67% (11, 19)
Penghormatan Profesional
16,67% (13, 29)
Total
100% (12 item)
Setelah dilakukan pengguguran manual, peneliti mendapatkan 12 item dari 16 item yang sebelumnya telah lolos seleksi item dengan kualitas item yang baik. Setelah dilakukan pengguguran manual, koefisien korelasi item total (rix) berkisar dari 0,379 sampai 0,673. Jumlah keseluruhan item yang dipakai peneliti untuk Skala Leader Member Exchange (LMX) pada penelitian ini ialah 12 item.
b. Skala Employee Engagement Pada seleksi item, peneliti menggunakan batas kriteria rix = 0,30 untuk menyeleksi item-item yang baik pada Skala Employee Engagement. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, diketahui bahwa 30 item dari 42 item yang disajikan memiliki kualitas item yang baik. Sebelum dilakukan seleksi item, koefisien korelasi item total (rix) berkisar dari -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
0,40 sampai 0,786. Setelah dilakukan seleksi item, koefisien korelasi item total (rix) berkisar dari 0,333 sampai 0,773. Item-item yang lolos seleksi item dapat dilihat pada tabel 8, sebagai berikut:
Tabel 8 Blue Print Skala Employee Engagement Setelah Seleksi Item Aspek Vigor
Dedication
Absorption
Favorable
Unfavorable
Jumlah
15,15% (1, 19,
18,18% (10, 16,
33,33% (11
25, 31, 37)
22, 28, 34, 40)
item)
18,18% (5, 17,
12,12% (14, 20,
30,3% (10 item)
23, 29, 35, 41)
26, 38)
18,18% (3, 9,
18,18% (6, 18,
36,36% (12
15, 27, 33, 39)
24, 30, 36, 42)
item)
Total
100% (33 item)
Pada tabel 8, diketahui bahwa komposisi item pada tiap-tiap aspek Employee Engagement belum seimbang. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan pengguran item secara manual agar didapatkan komposisi item yang seimbang pada tiap aspek Employee Engagement. Item-item yang telah lolos dari pengguguran manual dapat dilihat pada tabel 9, sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Tabel 9 Blue Print Skala Employee Engagement Setelah Pengguguran Manual Aspek Vigor
Dedication
Absorption
Favorable
Unfavorable
Jumlah
16,67% (1, 19,
16,67% (10, 16,
33,33% (10
25, 31, 37)
28, 34, 40)
item)
20% (5, 17, 23,
13,33% (14, 20,
33,33% (10
29, 35, 41)
26, 38)
item)
13,33% (3, 15,
20% (6, 18, 24,
33,33% (10
33, 39)
30, 36, 42)
item)
Total
100% (30 item)
Setelah dilakukan pengguguran manual, peneliti mendapatkan 30 item dari 33 item yang sebelumnya telah lolos seleksi item dengan kualitas item yang baik. Setelah dilakukan pengguguran manual, koefisien korelasi item total (rix) berkisar dari 0,334 sampai 0,763. Jumlah keseluruhan item yang dipakai peneliti untuk Skala Employee Engagement pada penelitian ini ialah 30 item.
3. Reliabilitas Untuk mengukur reliabilitas alat ukur yang telah dibuat, peneliti memilih menggunakan estimasi reliabilitas konsistensi internal dengan metode berbasis kovarians item. Item-item yang diskor akan dianalisis konsistensi internalnya menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan program IBM SPSS versi 20. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal rxx’ = 0,9. Namun, terkadang suatu koefisien yang tidak setinggi itu pun masih dapat dianggap cukup berarti dalam kasus tertentu terutama bila skala yang bersangkutan digunakan bersama-sama dengan tes-tes lain dalam suatu perangkat pengukuran (Azwar, 2009). Koefisien reliabilitas dari skala employee engagement adalah 0,921. Koefisien reliabilitas dari tiap dimensi Leader Member Exchange (LMX) adalah sebagai berikut :
Tabel 10 Koefisien Reliabilitas Dimensi Leader Member Exchange (LMX) No.
Dimensi
Koefisien Reliabilitas
1.
Afeksi
0,748
2.
Kontribusi
0,711
3.
Loyalitas
0,722
4.
Penghormatan Profesional
0,657
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya asumsi korelasional yang digunakan untuk uji hipotesis. Asumsi yang diuji adalah normalitas sebaran data dan linearitas hubungan antar variabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data dengan nilai p lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal. Hal ini berarti bahwa sebaran datanya tidak normal. Sebaliknya, apabila data memiliki nilai p yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal. Hal ini berarti bahwa sebaran datanya normal (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas digunakan alat bantu berupa program IBM SPSS versi 20, yaitu uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk untuk menguji normalitas sebaran skor. b. Uji linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Untuk menguji linearitas digunakan alat bantu berupa program IBM SPSS versi 20, yaitu uji linearitas. Data dikatakan linear jika memenuhi syarat p
0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
2. Uji Hipotesis Uji Hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan korelasi ProductMoment Pearson untuk menguji hipotesis yang telah dijabarkan terkait hubungan antara dimensi-dimensi leader member exchange (LMX) dengan employee engagement apabila data yang dihasilkan normal. Jika data yang dihasilkan tidak normal, maka uji hipotesis akan dilakukan menggunakan Spearman Rho karena teknik tersebut tidak mensyaratkan normalitas data (Santoso, 2010). IBM SPSS versi 20 digunakan peneliti untuk membantu mengolah data penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai pada tanggal 18 April 2015 sampai dengan 21 April 2015 dengan subjek penelitian ialah karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Kriteria subjek yang digunakan dalam penelitian ini ialah karyawan yang sudah bekerja minimal selama setahun pada jabatannya dengan status sebagai karyawan tetap. Karyawan yang menjadi subjek penelitian meliputi karyawan Back Office (Operasional), After Sales Service, Marketing, dan Support System. Subjek pada bagian Back Office (Operasional) mencakup karyawan
yang bekerja pada divisi ADH
(Administration Head), HRD, Promosi, Marketing Support, BBN/STNK, Accounting, Finance, PDC (Pre Delivery Check), dan Admin Logistik. Selain itu, subjek pada bagian After Sales Service mencakup karyawan dengan jabatan sebagai Assistant Manager, Kepala Bengkel, CS Service, Kasir, Staff Spare Part, Manager Part, Kepala Regu, Service Advisor, dan Technical Advisor. Pada bagian Marketing, subjek penelitian mencakup karyawan yang bekerja sebagai Manager Marketing, SPV, dan Marketing/Sales. Subjek penelitian pada bagian Support System mencakup Security, Office Boy, dan Cleaning Service. Penyebaran skala penelitian dilakukan dengan bantuan dari kepala HRD Sumber Baru KIA untuk kemudian didistribusikan kepada anggota
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
langsung dari masing-masing divisi atau bagian yang ada di perusahaan tersebut. Jumlah skala yang disebar oleh peneliti adalah sebanyak 90 eksemplar, tetapi dari jumlah tersebut hanya 87 eksemplar yang kembali. Dari skala yang diterima oleh peneliti, 12 di antaranya tidak dapat dipakai karena ada 7 skala yang diisi oleh subjek yang tidak memenuhi kriteria penelitian, serta ada 5 skala dengan pengisian identitas dan jawaban yang tidak lengkap. Jadi, total skala yang dapat dipakai dalam penelitian ini berjumlah 75 eksemplar.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini ialah 75 orang karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang sudah bekerja minimal selama setahun pada jabatannya dengan status sebagai karyawan tetap. Detail subjek penelitian dapat dilihat pada tabel dan deskripsi di bawah ini :
Tabel 11 Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
56 orang
Perempuan
19 orang Total
75 orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, dapat diketahui bahwa subjek yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri atas 56 orang subjek laki-laki dan 19 orang subjek perempuan.
Tabel 12 Subjek Penelitian berdasarkan Jabatan Jabatan
Jumlah
Back Office (Operasional)
23 orang
After Sales Service
25 orang
Marketing
19 orang
Support System
8 orang Total
75 orang
Berdasarkan data yang ada, dapat diketahui bahwa subjek yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi 23 orang karyawan bagian Back Office (Operasional) yang terdiri dari ADH, PDC, Accounting, Pelaksana, Marketing Support, Administrasi, Koordinator Promosi, Staff Marketing Support, Manajer, HRD, dan Admin Logistik. Selain itu, subjek juga meliputi 25 orang karyawan bagian After Sales Service yang terdiri dari Teknisi, Mekanik, Service Advisor, Manajer Part, Admin Spare Part, dan Kepala Bengkel. Subjek lainnya meliputi 19 orang karyawan marketing dan 8 orang karyawan yang bekerja sebagai security, office boy, dan cleaning service.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
C. Deskripsi Data Penelitian Analisis data hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya dimensi-dimensi Leader Member Exchange dan Employee Engagement yang dimiliki subjek penelitian. Deskripsi data penelitian dapat dilihat dari mean teoretis dan mean empiris pada tabel berikut ini:
Tabel 13 Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel Teoretis
Pengukuran
Empiris
SD
Signifikansi
Mean
Xmin
Xmax
Mean
Xmin
Xmax
75
30
120
88,32
73
106
7,157
0,000
Afeksi
7,5
3
12
8,39
4
12
1,754
0,000
Kontribusi
7,5
3
12
9,29
6
12
1,383
0,000
Loyalitas
7,5
3
12
8,23
5
11
1,311
0,000
7,5
3
12
7,63
4
10
1,075
0,311
Employee Engagement
Penghormatan Profesional
Data pada tabel 13 menunjukkan bahwa mean empiris employee engagement lebih tinggi dari mean teoretisnya dengan signifikansi 0,000. Hal tersebut dapat diartikan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat employee engagement yang tinggi. Selain itu, semua dimensi Leader Member Exchange memiliki mean empiris yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mean teoretisnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara signifikan memiliki afeksi, kontribusi, loyalitas, dan penghormatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
profesional yang tinggi. Signifikansi pada tiap dimensi adalah 0,000, terkecuali dimensi penghormatan profesional yang memiliki signifikansi sebesar 0,311. Hasil tersebut didukung dengan hasil Uji T yang telah dilakukan, seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 14 Hasil Uji T Variabel Employee Engagement Test Value = 75
t
EE
16.118
df
74
Sig.
Mean
(2-
Differ
tailed)
ence
.000
13.320
95% Confidence SD
7.157
Interval of the Difference Lower
Upper
11.67
14.97
Dari tabel 14, dapat diketahui bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki employee engagement yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris employee engagement (88,32) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya (75) dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Standar deviasi variabel employee engagement ialah sebesar 7,157.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Tabel 15 Hasil Uji T Dimensi Afeksi Test Value = 7.5
t
Afeksi
df
4.377
74
Sig.
Mean
(2-
Differ
tailed)
ence
.000
.887
95% Confidence SD
1.754
Interval of the Difference Lower
Upper
.48
1.29
Hasil uji T pada tabel 15 menunjukkan bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki dimensi afeksi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris dimensi afeksi (8,39) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya (7,5) dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Standar deviasi dimensi afeksi ialah sebesar 1,754.
Tabel 16 Hasil Uji T Dimensi Kontribusi Test Value = 7.5 95% Confidence t
Kontri busi
11.229
df
74
Sig. (2tailed)
.000
Mean Differe
SD
nce
1.793
1.383
Interval of the Difference Lower
Upper
1.48
2.11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Dari tabel 16, dapat diketahui bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki dimensi kontribusi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris dimensi kontribusi (9,29) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya (7,5) dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Standar deviasi dimensi kontribusi ialah sebesar 1,383.
Tabel 17 Hasil Uji T Dimensi Loyalitas Test Value = 7.5 95% Confidence t
Loyali tas
4.801
df
74
Sig. (2tailed)
.000
Mean Differe
SD
nce
.727
1,311
Interval of the Difference Lower
Upper
.43
1.03
Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki dimensi loyalitas yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris dimensi loyalitas (8,23) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya (7,5) dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Standar deviasi dimensi loyalitas ialah sebesar 1,311.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Tabel 18 Hasil Uji T Dimensi Penghormatan Profesional Test Value = 7.5 95% Confidence t
df
Sig. (2tailed)
Mean Differe
SD
nce
Interval of the Difference Lower
Upper
-.12
.37
Penghormat
1.020
an
74
.311
.127
1.075
Profesional
Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki dimensi penghormatan profesional yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris dimensi loyalitas (7,63) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya (7,5), tetapi tidak berbeda secara signifikan karena signifikansi sebesar p = 0,311 (p > 0,05). Standar deviasi dimensi penghormatan profesional ialah sebesar 1,075.
D. Hasil Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data dengan nilai p lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Hal ini berarti bahwa sebaran datanya tidak normal. Sebaliknya, apabila data memiliki nilai p yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal. Hal ini berarti bahwa sebaran datanya normal (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas data penelitian digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z pada program IBM SPSS versi 20. Tabel 19 Hasil Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov-
Signifi
Smirnov
kansi
Keterangan
Dimensi-
Afeksi
1,472
0,026
Tidak Normal
dimensi
Kontribusi
1,871
0,002
Tidak Normal
Leader
Loyalitas
1,426
0,034
Tidak Normal
Member
Penghormatan
2,504
0,000
Tidak Normal
Exchange
Profesional 1,012
0,257
Normal
Employee Engagement
Dari pengujian yang telah dilakukan, variabel employee engagement memperoleh skor sebesar 1.012 (p = 0,257, p > 0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa variabel tersebut terdistribusi secara normal. Dimensi afeksi memperoleh skor sebesar 1,472 (p = 0,026, p < 0,05) yang berarti bahwa sebaran dimensi afeksi tidak normal. Pada pengujian dimensi kontribusi, diperoleh skor sebesar 1,871 (p = 0,002, p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran dimensi kontribusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
tidak normal. Dimensi loyalitas memperoleh skor 1,426 (p = 0,034, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran dimensi loyalitas tidak normal. Pada dimensi yang terakhir, yaitu dimensi penghormatan profesional diperoleh hasil sebesar 2,504 (p = 0,000, p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa sebaran data dari dimensi penghormatan profesional tidak normal. Penyebaran data yang tidak normal dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena adanya nilai ekstrim dari nilai minimum atau nilai maksimum subjek.
Gambar 1 Kurva Variabel Employee Engagement
Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa sebaran data pada variabel employee
engagement
membentuk
kurva
normal.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa sebaran data variabel tersebut tergolong normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Gambar 2 Kurva Dimensi Afeksi
Gambar 2 memperlihatkan bahwa sebaran data pada dimensi afeksi tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 9 sampai 9,5.
Gambar 3 Kurva Dimensi Kontribusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Pada Gambar 3, dapat diketahui bahwa sebaran data pada dimensi kontribusi tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 8,5 sampai 9,5.
Gambar 4 Kurva Dimensi Loyalitas
Kurva pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa dimensi loyalitas memiliki sebaran yang tidak normal. Hal ini diakibatkan karena banyaknya data yang berada pada rentang skor 7,5 sampai 9,5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Gambar 5 Kurva Dimensi Penghormatan Profesional
Gambar 5 memperlihatkan bahwa sebaran data pada dimensi penghormatan profesional tergolong tidak normal. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang berada pada skor 7,5 sampai 9,5.
b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Untuk menguji linearitas digunakan alat bantu berupa program IBM SPSS versi 20, yaitu uji linearitas. Data yang dikatakan linear adalah data yang memenuhi syarat p
0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
1. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi Tabel 20 Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi
Employee Engagement * Afeksi
F
Signifikansi
2,924
0,007
Linearity
7,871
0,007
Deviation from
2,218
0,044
Between Groups (Combined)
Linearity
Berdasarkan hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa variabel employee engagement dengan dimensi afeksi memiliki F sebesar 7,871 dan signifikansi sebesar 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa variabel employee engagement dan dimensi afeksi memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
Gambar 6 Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Afeksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Dari Gambar 6, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel employee engagement dan dimensi afeksi cukup kuat karena data yang mengumpul dan tidak terlalu menyebar.
2. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi Tabel 21 Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi
Employee Engagement * Kontribusi
F
Signifikansi
5,341
0,000
Linearity
20,674
0,000
Deviation from
2,275
0,057
Between Groups (Combined)
Linearity
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel employee engagement dengan dimensi kontribusi memiliki F sebesar 20,674 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel employee engagement dan dimensi kontribusi memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Gambar 7 Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Kontribusi
Dari Gambar 7, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel employee engagement dan dimensi kontribusi cukup kuat karena data yang mengumpul dan tidak terlalu menyebar.
3. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas Tabel 22 Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas
Employee Engagement * Loyalitas
F
Signifikansi
1,158
0,339
Linearity
3,910
0,052
Deviation from
0,607
0,695
Between Groups (Combined)
Linearity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel employee engagement dengan dimensi loyalitas memiliki F sebesar 3,910 dan signifikansi sebesar 0,052. Hal ini berarti bahwa variabel employee engagement dan dimensi loyalitas tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Gambar 8 Scatter Plot Variabel Employee Engagement dan Dimensi Loyalitas
Dari Gambar 8, dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel employee engagement dan dimensi loyalitas tidak terlalu kuat atau bisa dikatakan lemah karena data yang terlihat menyebar dan tidak mengumpul.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
4. Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional Tabel 23 Hasil Uji Linearitas Variabel Employee Engagement dan Dimensi Penghormatan Profesional
Employee
Between Groups
F
Signifikansi
0,919
0,487
Engagement *
(Combined)
Penghormatan
Linearity
0,817
0,369
Deviation from
0,940
0,461
Profesional
Linearity Berdasarkan hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa variabel employee engagement dengan dimensi penghormatan profesional memiliki F sebesar 0,817 dan signifikansi sebesar 0,369. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel employee engagement dan dimensi penghormatan profesional tidak memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Gambar 9 Scatter
Plot
Variabel
Employee
Engagement
dan
Dimensi
Penghormatan Profesional
Dari Gambar 9, dapat dilihat bahwa hubungan antara employee engagement dan penghormatan profesional dapat dikatakan sangat lemah karena data yang terlalu menyebar dan tidak mengumpul.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hubungan antara dimensidimensi Leader Member Exchange (LMX), yaitu afeksi, kontribusi, loyalitas, dan penghormatan profesional dengan employee engagement. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan non-parametric test Spearman Rho karena data tidak terdistribusi secara normal. Pengujian dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS versi 20 menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
teknik korelasi Spearman Rho. Sarwono (2006) membagi kriteria koefisien korelasi pada tabel 24, sebagai berikut:
Tabel 24 Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006) Koefisien Korelasi 0
Kategori Tidak ada korelasi antara dua variabel
0 – 0,25
Korelasi sangat lemah
0,25 – 0,5
Korelasi cukup
0,5 – 0,75
Korelasi kuat
0,75 – 0,99
Korelasi sangat kuat
1
Korelasi sempurna
Tabel 25 Hasil Uji Hipotesis Dimensi Afeksi dengan Variabel Employee Engagement
EE Spearman's rho
EE
Afeksi
1.000
.268*
.
.010
Correlation Coefficient
.268*
1.000
Sig. (1-tailed)
.010
.
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
Afeksi
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Analisis data pada tabel 25 menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi afeksi dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,268 dengan taraf signifikansi p = 0,010 (p < 0,05). Hal tersebut berarti bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
ada korelasi positif yang cukup antara dimensi afeksi dengan variabel employee engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi afeksi yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi afeksi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang pertama diterima.
Tabel 26 Hasil Uji Hipotesis Dimensi Kontribusi dengan Variabel Employee Engagement
EE Spearman's
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
rho Kontribusi
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
EE
Kontribusi
1.000
.391**
.
.000
.391**
1.000
.000
.
**. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Tabel 26 menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi kontribusi dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,391 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif yang cukup antara dimensi kontribusi dengan variabel employee
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi kontribusi yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi kontribusi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang kedua diterima.
Tabel 27 Hasil Uji Hipotesis Dimensi Loyalitas dengan Variabel Employee Engagement
EE Spearman's
EE
Loyalitas
1.000
.198*
.
.044
Correlation Coefficient
.198*
1.000
Sig. (1-tailed)
.044
.
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
rho Loyalitas
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Data pada tabel 27 menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi loyalitas dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = 0,198 dengan taraf signifikansi p = 0,044 (p < 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif yang sangat lemah antara dimensi loyalitas dengan variabel employee engagement. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi loyalitas yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi loyalitas yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang ketiga diterima.
Tabel 28 Hasil Uji Hipotesis Dimensi Penghormatan Profesional dengan Variabel Employee Engagement EE
Penghormatan Profesional
EE
Correlation Coefficient
Spearman's
1.000
-.166
.
.077
-.166
1.000
.077
.
Sig. (1-tailed)
rho Penghormatan
Correlation
Profesional
Coefficient Sig. (1-tailed)
Data pada tabel 28 menunjukkan adanya hubungan negatif yang tidak signifikan antara dimensi penghormatan profesional dengan variabel employee engagement. Hasil ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar r = -0,166 dengan taraf signifikansi p = 0,077 (p > 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi negatif yang sangat lemah antara dimensi penghormatan profesional dengan employee engagement. Dari hasil
tersebut,
dapat
dikatakan
bahwa
semakin
tinggi
dimensi
penghormatan profesional, maka semakin rendah employee engagement
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi penghormatan profesional, maka semakin tinggi employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang keempat ditolak.
E. Analisis Tambahan Tabel 29 Hasil Uji Hipotesis Variabel Leader Member Exchange (LMX) dengan Variabel Employee Engagement
EE Spearman's rho LMX
EE
LMX
Correlation Coefficient
1.000
.258*
Sig. (1-tailed)
.
.013
Correlation Coefficient
.258*
1.000
Sig. (1-tailed)
.013
.
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Hasil uji korelasi antara Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar r = 0,258 dan taraf signifikansi p = 0,013 (p < 0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi positif yang tergolong cukup dan signifikan antara variabel Leader Member Exchange (LMX) dengan variabel Employee Engagement. Hubungan tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi variabel Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki oleh karyawan, maka akan semakin tinggi juga employee engagement karyawan tersebut. Sebaliknya, semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
rendah Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki oleh karyawan, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut.
Merujuk pada data annual turnover rate pada karyawan marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta yang tergolong tinggi sebesar 18%, peneliti melakukan analisis tambahan uji beda variabel employee engagement dan variabel Leader Member Exchange (LMX) pada karyawan marketing. Hasil Uji T dua variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 30 Hasil Uji T Variabel Employee Engagement Karyawan Marketing Test Value = 75 95% Confidence t
EE
8.147
df
18
Sig. (2tailed)
.000
Mean Differe
SD
nce
14.789 7.913
Interval of the Difference Lower
Upper
10.98
18.60
Hasil uji t pada tabel 30 menunjukkan bahwa karyawan marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki variabel employee engagement yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris variabel employee engagement (89,79) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya (75) dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Standar deviasi variabel Employee Engagement pada karyawan marketing ialah sebesar 7,913.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Tabel 31 Hasil Uji T Variabel Leader Member Exchange (LMX) Karyawan Marketing Test Value = 30 95% Confidence t
LMX
6.284
df
18
Sig. (2tailed)
.000
Mean Differe
SD
nce
3.947
2.738
Interval of the Difference Lower
Upper
2.63
5.27
Hasil uji t pada tabel 31 menunjukkan bahwa karyawan marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki variabel Leader Member Exchange (LMX) yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris variabel Leader Member Exchange (LMX) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya, yaitu 33,95 > 30 dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Standar deviasi variabel Leader Member Exchange (LMX) pada karyawan marketing ialah sebesar 2,738.
F. Pembahasan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Merujuk pada hasil uji hipotesis antara dimensi afeksi dengan variabel employee engagement, diketahui bahwa hasil korelasi di antara dua variabel tersebut sebesar r = 0,268 dengan taraf signifikansi p = 0,010 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi afeksi dengan employee engagement.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Hal tersebut berarti bahwa ada korelasi positif yang cukup antara dimensi afeksi dengan employee engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi afeksi yang dimiliki karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin tinggi juga employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi afeksi yang dimiliki karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang pertama diterima. Afeksi (affection) merupakan kepedulian antara atasan dan bawahan yang saling mempengaruhi satu sama lain tidak hanya dari nilai profesional pekerja, tetapi juga berdasarkan pada daya tarik interpersonal. Afeksi ditunjukkan dengan gerakan spontan kasih sayang, menyuarakan keprihatinan dan memberi dukungan pada masalah-masalah pribadi yang dihadapi seseorang, bersosialisasi di luar tempat kerja, senyum atau sikap dukungan (Capella dalam Liden, 1997). Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mampu mempersepsi positif perilaku tersebut dari atasannya akan menjalin suatu hubungan pribadi yang saling bermanfaat antara atasan dengan bawahan, yaitu persahabatan. Hal ini membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta cenderung menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mempersepsi negatif perilaku tersebut dari atasannya tidak akan mampu menjalin suatu hubungan pribadi seperti persahabatan dengan atasannya. Hal ini membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta cenderung menjadi karyawan yang not-engaged.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Berdasarkan hasil One Sample T-Test, diperoleh hasil signifikansi dimensi afeksi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris dari dimensi afeksi yang dimiliki oleh karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Nilai mean teoretis lebih kecil dibandingkan dengan mean empiris, yaitu 7,5 < 8,39. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki afeksi yang tinggi. Hal ini diakui oleh beberapa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, di antaranya ialah AY yang bekerja sebagai marketing counter, RN sebagai supervisor sales counter, dan AJ selaku karyawan bagian administrasi. Menurut AY, atasan bersikap sangat ramah dan baik kepada karyawan. Bahkan, atasan mau menyapa karyawan terlebih dahulu sebelum karyawan sempat menyapa atasannya. Keterbukaan dan keramahan atasan yang dirasakan karyawan membuat karyawan bisa menjalin hubungan pertemanan dengan atasannya. AY mengakui bahwa di luar tempat kerja pun, atasan mau berkomunikasi dengan bawahannya layaknya teman biasa (komunikasi pribadi, 12 Mei 2015). RN dan AJ juga mengatakan bahwa selain atasan, owner Sumber Baru KIA Yogyakarta juga memperlakukan karyawannya seperti temannya sendiri. Owner dan atasan di Sumber Baru KIA Yogyakarta yang dinilai ramah dan perhatian diakui RN dan AJ menjadi salah satu faktor penting yang membuat karyawan menjadi betah dan tetap semangat dalam bekerja di perusahaan tersebut (komunikasi pribadi, 12 Mei 2015).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Uji hipotesis antara dimensi kontribusi dengan employee engagement memberikan hasil koefisien korelasi sebesar r = 0,391 dengan taraf signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi kontribusi dengan variabel employee engagement. Hal ini berarti bahwa ada korelasi positif yang cukup antara dimensi kontribusi dengan employee engagement. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi kontribusi yang dimiliki karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin tinggi juga employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi kontribusi yang dimiliki karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang kedua diterima. Kontribusi (Contribution) merupakan persepsi tentang kegiatan yang berorientasi pada tugas di tingkat tertentu antara setiap anggota untuk mencapai tujuan bersama, baik secara eksplisit maupun implisit. Hal yang penting dalam mengevaluasi orientasi kerja adalah sejauh mana anggota bawahan dari dyad (dua orang yang berupa kesatuan yang berinteraksi) bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas-tugasnya melebihi deskripsi pekerjaan atau kontrak kerjanya, serta sejauh mana atasan memberikan sumber daya dan peluang untuk kegiatan tersebut. Kontribusi ditunjukkan dengan pemimpin yang memberikan sumber daya dan kebebasan pengambilan keputusan yang lebih besar bagi karyawan (Scandura et al dalam Liden, 1997). Jika karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta mampu mempersepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
perilaku atasannya tersebut secara positif, maka ia akan mau mengambil tanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang melampaui deskripsi pekerjaan/ kontrak kerjanya. Hal ini membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mempersepsi perilaku atasannya secara negatif hanya akan mau menyelesaikan tugas sesuai deskripsi pekerjaan/ kontrak kerjanya. Hal ini membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta menjadi karyawan yang not-engaged. Berdasarkan hasil One Sample T-Test, diperoleh hasil signifikansi dimensi kontribusi sebesar p = 0,000 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa ada perbedaaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris dari dimensi kontribusi yang dimiliki oleh karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Nilai mean teoretis lebih kecil dibandingkan dengan mean empiris, yaitu 7,5 < 9,29. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki dimensi kontribusi yang tinggi. Hal ini didukung dengan pernyataan dari RN selaku supervisor sales counter Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mengatakan bahwa kebijaksanaan yang diberikan atasan membuat para karyawan mau bekerja dengan maksimal untuk mengejar target yang ditetapkan perusahaan. Atasan juga tidak segan membantu bawahan untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga karyawan juga menjadi terbiasa untuk saling membantu satu sama lain saat bekerja. Meski berbeda divisi, karyawan di Sumber Baru KIA Yogyakarta tidak canggung untuk memberikan bantuan kepada rekan kerja divisi lain yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
mengalami kesulitan karena sudah menjadi hal yang biasa di perusahaan tersebut (komunikasi pribadi, 4 Februari 2015). Berdasarkan uji hipotesis antara dimensi loyalitas dengan variabel employee engagement, didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar r = 0,198 dengan taraf signifikansi p = 0,044 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi loyalitas dengan variabel employee engagement. Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif yang sangat lemah antara dimensi loyalitas dengan variabel employee engagement. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi loyalitas yang dimiliki karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin tinggi juga employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi loyalitas yang dimiliki karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang ketiga diterima. Loyalitas
(Loyalty)
merupakan
ekspresi
dan
ungkapan
yang
mendukung penuh tujuan dan karakter pribadi anggota lainnya dalam hubungan timbal balik pimpinan dan bawahan. Loyalitas melibatkan kesetiaan pada individu yang bersifat konsisten dari satu situasi ke situasi lainnya. Loyalitas ditunjukkan dengan perilaku pemimpin yang mau mendukung dalam situasi yang sulit dan mendukung saat dihadapkan pada kritik eksternal (Liden, 1997). Karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mempersepsi positif perilaku pemimpin tersebut akan memiliki kesetiaan yang ditunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
dengan sikap mendukung satu sama lain. Hal itu membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mempersepsi negatif perilaku pemimpinnya tersebut tidak akan memiliki kesetiaan yang ditunjukkan karyawan dengan memulai atau menyetujui kritik terhadap orang lain di depan umum. Hal tersebut membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta menjadi karyawan yang not-engaged. Hasil One Sample T-Test yang telah dilakukan menunjukkan hasil signifikansi dimensi loyalitas sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris dari dimensi loyalitas yang dimiliki oleh karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Nilai mean teoretis lebih kecil dibandingkan dengan mean empiris, yaitu 7,5 < 8,23. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki dimensi loyalitas yang tinggi. Hasil ini didukung dengan pernyataan AJ sebagai salah satu karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta bagian administrasi yang mengatakan bahwa atasan bersikap sangat bijaksana bagi karyawan-karyawannya. Saat karyawan mendapat masalah dengan rekan kerjanya, atasan mau menjadi penengah dan bersikap bijaksana dengan meluruskan permasalahan yang ada. AJ mengakui juga bahwa dukungan atasan yang mau tetap bersikap sabar mendengarkan detail masalah karyawan dan tidak langsung marah-marah menjadikan karyawan di Sumber Baru KIA Yogyakarta segan terhadap atasannya. Oleh karena itu, bawahan juga tidak menjadi canggung untuk berkomunikasi dengan atasan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
tetapi justru merasa nyaman dan mau meneladani sikap atasannya tersebut (komunikasi pribadi, 12 Mei 2015). Uji hipotesis antara dimensi penghormatan profesional dengan employee engagement menunjukkan adanya hubungan negatif yang tidak signifikan antara dimensi penghormatan profesional dengan variabel employee engagement memberikan hasil koefisien korelasi sebesar r = -0,166 dengan taraf signifikansi p = 0,077 (p > 0,05). Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi negatif yang sangat lemah dan tidak signifikan antara dimensi penghormatan profesional dengan variabel employee engagement. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi penghormatan profesional yang dimiliki karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin rendah employee engagement karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi penghormatan profesional karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin tinggi employee engagement karyawan tersebut. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang keempat ditolak. Penghormatan profesional (professional respect) merupakan persepsi sejauh mana setiap hubungan timbal balik telah memiliki dan membangun reputasi di dalam atau luar organisasi. Persepsi dapat didasarkan pada riwayat hidup seseorang. Misalnya, pengalaman pribadi dengan individu, komentar yang dibuat orang lain di dalam atau luar organisasi, dan penghargaan atau pengakuan profesional lain yang telah dicapai. Penghormatan profesional ditunjukkan dengan meminta nasehat satu sama lain dan mengungkapkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
kekaguman atas ketrampilan dan integritas orang lain (Liden, 1997). Jika karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta mampu mempersepsi perilaku tersebut secara positif, karyawan akan memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat terhadap orang lain. Hal ini membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta menjadi karyawan yang engaged. Di sisi lain, jika karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta mempersepsi perilaku tersebut secara negatif, maka karyawan tidak akan memiliki penghargaan/ pengakuan profesional, serta rasa hormat terhadap orang lain yang ditunjukkan dengan sikap mengejek orang lain di depan umum. Hal ini membuat karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta menjadi karyawan yang not-engaged. Berdasarkan hasil One Sample T-Test, diperoleh hasil signifikansi dimensi penghormatan profesional sebesar p = 0,311 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris dari dimensi penghormatan profesional yang dimiliki oleh karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Nilai mean teoretis lebih kecil dibandingkan dengan mean empiris, yaitu 7,5 < 7,63. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki dimensi penghormatan profesional yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan SB selaku HRD Sumber Baru KIA Yogyakarta, diketahui bahwa pada kenyataannya karyawan di Sumber Baru KIA Yogyakarta sangat terbuka untuk saling meminta saran atau nasehat satu sama lain baik antara bawahan ke atasan atau sebaliknya. Namun, karyawan tidak terbiasa memberikan apresiasi atau komentar positif satu sama lain agar para karyawan tidak terpengaruh terhadap pujian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
diberikan dan menjadi malas untuk bekerja dengan maksimal. Jadi, karyawan dikondisikan agar tetap mau bekerja keras dengan memberikan usaha terbaiknya dalam mengejar target setiap bulannya. Apresiasi diberikan untuk karyawan dengan kinerja yang baik dalam bentuk reward dari owner secara langsung (komunikasi pribadi, 28 Februari 2015). Berdasarkan uji hipotesis dari analisis tambahan yang telah dilakukan, didapatkan koefisien korelasi Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement sebesar r = 0,258 dan taraf signifikansi p = 0,013 (p < 0,05). Hasil ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Leader Member Exchange (LMX) dengan Employee Engagement karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Dengan kata lain, terdapat korelasi positif yang tergolong cukup dan signifikan antara variabel Leader Member Exchange (LMX) dengan variabel Employee Engagement karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki oleh karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka akan semakin tinggi juga employee engagement karyawan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki oleh karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, maka semakin rendah juga employee engagement karyawan tersebut. Leader Member Exchange yang dipersepsi positif oleh karyawan akan membuat karyawan memiliki kualitas hubungan yang tinggi dengan atasan, sehingga
karyawan
memiliki
peringkat
kinerja
yang
lebih
tinggi,
kecenderungan turnover yang rendah, kepuasan yang lebih besar terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
atasan, dan kepuasan keseluruhan yang lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang memiliki kualitas hubungan yang rendah terhadap atasan (Robbins, 2006). Oleh karena itu, karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mempersepsi positif Leader Member Exchange (LMX) dengan atasannya cenderung akan menjadi karyawan yang engaged dengan pekerjaannya. Di sisi lain, Leader Member Exchange yang dipersepsi negatif oleh karyawan akan membuat karyawan memiliki kualitas hubungan yang rendah dengan atasan, sehingga memandang hubungan atasan dan bawahan tidak lebih dari hubungan kontraktual (sesuai dengan kontrak), di mana karyawan bekerja ‘delapan jam untuk upah delapan jam’ dalam pekerjaan, serta tingginya turnover (Graen, Liden, & Hoel dalam Landy, 2010). Oleh karena itu, karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mempersepsi hubungan Leader Member Exchange dengan atasannya secara negatif cenderung akan menjadi karyawan yang not-engaged dengan pekerjaannya. Hasil One Sample T-Test yang telah dilakukan menunjukkan hasil signifikansi variabel employee engagement sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris dari variabel employee engagement yang dimiliki oleh karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta. Nilai mean teoretis lebih kecil dibandingkan dengan mean empiris, yaitu 75 < 88,32. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki employee engagement yang tinggi. Hal ini didukung dengan hasil wawancara kepada salah satu karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta bernama AY yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
mengaku merasa betah dan nyaman bekerja selama bertahun-tahun pada jabatannya karena lingkungan kerja yang menyenangkan, pekerjaan yang sesuai dengan minat karyawan, serta adanya dukungan dari atasan yang bersikap ramah dan mau membantu saat ada kesulitan (komunikasi pribadi, 12 Mei 2015). Analisis tambahan yang dilakukan pada data karyawan marketing menunjukkan hasil bahwa karyawan marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki variabel employee engagement yang tinggi dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris variabel employee engagement yang lebih tinggi dari mean teoretisnya, yaitu 89,79 > 75 dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Selain itu, karyawan marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta juga memiliki Leader Member Exchange (LMX) yang tinggi dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean empiris variabel Leader Member Exchange (LMX) yang lebih tinggi dari mean teoretisnya, yaitu 33,95 > 30 dan berbeda secara signifikan dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta mampu mempersepsi hubungan Leader Member Exchange (LMX) secara positif, sehingga karyawan memiliki kualitas hubungan Leader Member Exchange (LMX) yang tinggi dengan atasannya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa karyawan marketing Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki employee engagement dan Leader Member Exchange (LMX) yang tinggi. Annual turnover rate yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
tinggi pada karyawan marketing kemungkinan disebabkan oleh faktor lain di luar variabel employee engagement atau Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki karyawan tersebut. Hal ini didukung data yang diberikan oleh HRD Sumber Baru KIA Yogyakarta yang mengungkapkan bahwa sebagian besar karyawan marketing yang melakukan turnover disebabkan keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih menantang dan sesuai minatnya di perusahaan lain yang mungkin menawarkan keuntungan yang lebih dibanding perusahaannya yang sekarang (komunikasi pribadi, 12 Juni 2015). Sama halnya dengan data yang diperoleh dari PortalHR (2013) yang mengungkapkan bahwa karyawan yang kompeten merupakan incaran dari kompetitor. Oleh karena itu, perusahaan tidak bisa terus-menerus menahan karyawan untuk keluar dari perusahaan. Namun, cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan ialah dengan memperbaiki skema retensi agar para karyawan betah dan mau mempertimbangkan untuk tetap bertahan ketika kompetitor menawarkan opportunity yang sama atau lebih kepada mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan uji hipotesis menggunakan teknik analisis Spearman Rho, diperoleh hasil bahwa dimensi afeksi dan variabel employee engagement memiliki r = 0,268 dan p = 0,010 (p < 0,05). Dimensi kontribusi dan variabel employee engagement memperoleh r = 0,391 dan p = 0,000 (p < 0,05). Uji hipotesis dimensi loyalitas dan variabel employee engagement memperoleh r = 0,198 dan p = 0,044 (p < 0,05). Dimensi penghormatan profesional dan variabel employee engagement memperoleh r = -0,166 dan p = 0,077 (p > 0,05). Berdasarkan analisis tambahan, uji korelasi variabel Leader Member Exchange (LMX) dengan variabel Employee Engagement memperoleh r = 0,258 dan p = 0,019 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dimensi afeksi, kontribusi, dan loyalitas yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi employee engagement-nya. Begitu sebaliknya. Di sisi lain, didapatkan kesimpulan bahwa semakin tinggi dimensi penghormatan profesional karyawan, maka akan semakin rendah employee engagement yang dimiliki. Begitu sebaliknya. Secara umum, variabel Leader Member Exchange (LMX) memiliki hubungan positif signifikan dengan variabel Employee Engagement. Jadi, semakin tinggi Leader Member Exchange (LMX) yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi juga employee engagement-nya. Begitu sebaliknya.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, saransaran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Subjek Setelah diketahui bahwa karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta memiliki employee engagement yang tinggi, diharapkan karyawan dapat mempersepsi Leader Member Exchange (LMX) dengan lebih positif dan termotivasi untuk terus meningkatkan employee engagement-nya. Selain itu, atasan diharapkan dapat membangun Leader Member Exchange (LMX) yang tinggi dengan bersikap lebih terbuka dan mau menjalin komunikasi lebih sering terhadap tiap-tiap bawahannya agar bawahan menjadi lebih engaged dengan pekerjaannya di perusahaan. Atasan diharapkan dapat lebih memperbanyak kerja tim dengan para bawahannya dalam perusahaan agar bawahan dapat mengenal atasannya dengan lebih baik dan atasan dapat menjalin hubungan kerja maupun hubungan interpersonal yang lebih intens dengan masing-masing bawahan melalui supervisi yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan bawahan dapat menjalin hubungan atasan-bawahan yang berkualitas tinggi, sehingga bawahan menjadi lebih antusias dan termotivasi dalam meningkatkan kinerjanya di Sumber Baru KIA Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
2. Bagi Perusahaan Leader Member Exchange (LMX) terbukti menjadi faktor yang cukup penting dalam membangun employee engagement karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta, sehingga diharapkan perusahaan dapat memfasilitasi terjalinnya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan agar terbentuk Leader Member Exchange (LMX) yang tinggi. Pihak manajemen dapat mengagendakan outbound bersama bagi seluruh karyawan guna mengakrabkan hubungan atasan dan bawahan dalam perusahaan, serta menambahkan training dengan pemberian games dalam outbound untuk meningkatkan kinerja tim dalam perusahaan. Hal ini diharapkan dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan employee engagement dan Leader Member Exchange (LMX) karyawan Sumber Baru KIA Yogyakarta.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan-keterbatasan yang ada, di antaranya ialah cukup banyaknya skala yang gugur karena pengisian identitas atau jawaban yang tidak lengkap karena peneliti tidak menunggu proses pengerjaan skala yang dilakukan subjek secara langsung. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menunggu dan mengawasi proses pengerjaan skala agar data yang diberikan lengkap, sehingga jumlah skala yang digunakan lebih memadai agar hasilnya dapat digeneralisasikan untuk menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Selain itu, masih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
terbatasnya teori mengenai Leader Member Exchange (LMX) membuka peluang bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada variabel tersebut agar didapatkan informasi pengetahuan yang lebih kaya terkait teori Leader Member Exchange (LMX).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
AJ. Komunikasi Pribadi (12 Mei 2015). Anggriawan, D.A. (2012). Hubungan Antara Leader Member Exchange dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Bagian Operasional PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. AY. Komunikasi Pribadi (12 Mei 2015). Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BeritaSatu.com. (29 November 2014). Dua Per Tiga Karyawan Hengkang Setiap Tahun. Diunduh 2 Desember 2014 dari http://www.beritasatu.com/ekonomi-karier/229036-dua-per-tigakaryawan-hengkang-setiap-dua-tahun.html Careernews. (21 November 2013). ‘Ikat’ Komitmen Karyawan Atasi Turnover. Diunduh tanggal 2 Desember 2014 dari http://careernews.web.id/issues/view/2170-ikat-komitmen-karyawanatasi-turnover Chaurasia, S., dan Shukla A. (2013). The Influence of Leader-Member Exchange Relations on Employee Engagement and Work Role Performance. International Journal of Organization Theory and Behavior, 16 (4), 465-493. Geldenhuys, M., Taba K., Venter C.M. (2014). Meaningful Work, Work Engagement, and Organisational Commitment. SA Journal of Industrial Psychology, 40 (1). Harris, K. J. (2004). An examination on multiple predictors and outcomes from different dimensions of LMX relationship quality. Unpublished Phd thesis, College of Business, The Florida State University. Harris, K.J., Andrews M.C., Kacmar K.M. (2007). The moderating effects of justice on the relationship between organizational politics and workplace attitudes. Journal of Bussiness Psychology. 22:135-144.
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Hasdiabsar, J. (2011). Pengaruh LMX dan Beban Kerja terhadap Moral Kerja. Tesis tidak diterbitkan. Universitas Gunadarma, Jakarta. Heger, B.K. (2007). Linking the Employee Value Proposition (EVP) to Employee Engagement and Business Outcomes : Preliminary Findings from a Linkage Research Pilot Study. ProQuest Psychology Journals : Organization Development Journal, Vol. 25, No. 2. Herdman, A.O., Jaewan Y., & Jeffrey B.A. (2014). How Does LeaderMember Exchange Disparity Affect Teamwork Behavior and Effectiveness in Work Groups? The Moderating Role of Leader-Leader Exchange. Sagepub : Journal of Management, Vol. XX No. X, Month XXXX 1–26. Kumar, D.P., & Swetha, G. (2011). A Prognostic Examination of Employee Engagement from its Historical Roots. International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 2, No. 3. Landy, F.J., & Conte J.M. (2010). Work in the 21st Century : an Introduction to Industrial and Organizational Psychology (third edition). New York: McGraw-Hill. Liden, R.C., & Maslyn, J.M. (1998). Multidimensionality of leader-member exchange: an empirical assessment through scale development. Journal of Management, 24, 43-73. Liden, R.C., Raymond, T.S., & Sandy, J.W. (1997). Leader Member Exchange Theory : The Past and Potential For The Future. JAI Press Inc: Research in Personnel and Human Resources Management, Vol. 15, 47119. Macey, W.H., & Schneider, B. (2008). The meaning of employee engagement. Industrial and Organizational Psychology, 1, 3-30. Morrow, P.C., et al. (2005). The Role of Leader-Member Exchange In High Turnover Work Environments. Emerald Group Publishing Limited : Journal of Managerial Psychology, Vol. 20 No. 8, 2005 pp. 681-694. .
Murnianita, F.B. (2012). Pengaruh Kepemimpinan terhadap Employee Engagement Pada PT PLN (Persero) Pusdiklat. Tesis tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Muthuveloo, R., et al. (2013). Antecedents of Employee Engagement in the Manufacturing Sector. American Journal of Applied Sciences, 10 (12), 1546-1552.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Northouse, P.G. (2013). Kepemimpinan : Teori dan Praktik (Edisi Keenam). Jakarta: PT Indeks. PortalHR. (23 Oktober 2013). Mempertahankan Talent Terbaik. Diunduh tanggal 2 Desember 2014 dari http://www.portalhr.com/tips/mempertahankan-talent-terbaik/ Ramadhany, N.P.A.S., dan N. Simarmata. (2014). Hubungan Pelanggaran Kontrak Psikologis dan Kepribadian Tipe A dengan Intensi Turnover Karyawan Bank. Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 1, No. 2, 311-321. RN. Komunikasi Pribadi (4 Februari 2015). Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organisasi (edisi kesepuluh). Jakarta: PT Indeks. Robbins, S.P., Judge, T.A. (2015). Perilaku Organisasi (edisi 16). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Saks, A. M. (2006) Antecedents and Consequences of Employee Engagement. Journal of Managerial Psychology, 21(7), 600-619. Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sarisusantini, K. (2012). Meningkatkan Leader Member Exchange dari Bawahan dan Kepuasan terhadap Atasan Melalui Pelatihan Coaching Bagi Penyelia di PT. X. Universitas tesis tidak diterbitkan. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. SB. Komunikasi Pribadi (28 Februari 2015). Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2004). Job demands, job resources and their relationship with burnout and engagement: A multi–sample study. Journal of Organizational Behavior, 25, 293-315. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD. Tziner, A., dan M. Tanami. (2013). Examining the Links between Attachment, Perfectionism, and Job Motivation Potential with Job Engagement and Workaholism. Elsevier : Journal of Work and Organizational Psychology, 29, 65-74.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Widjaja, D.C., Margarita F., dan Fenny, K.D.W. (2008). Analisis Persepsi Employee Empowerment Terhadap Employee Turnover Intention di Hotel X, Kupang, Nusa Tenggara. Jurnal Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra, Vol. 4, No. 2 : 72-84. Wijanto, E.A., dan Sutanto E.M. (2013). Pengaruh Leader Member Exchange terhadap Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasional Karyawan Departemen Penjualan pada PT. X. AGORA Vol. 1, No. 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
LAMPIRAN 1 SKALA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN SKALA LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh: Elia Puspita Dewi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Yogyakarta, 16 April 2015
Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ i yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat, Saya Elia Puspita Dewi selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, memohon ijin untuk meminta bantuan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk merelakan waktu dalam rangka mengisi skala berikut ini. Adapun kegunaan data skala ini ialah untuk keperluan penyelesaian tugas akhir (Skripsi). Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokkan menjadi 2 skala, yaitu Skala 1 dan Skala 2. Dalam merespon pernyataan-pernyataan pada skala tersebut, saya sangat berharap Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk mengisinya dengan sebenar-benarnya, apa adanya, dan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i dalam kehidupan kerja sehari-hari. Tidak ada penilaian benar atau salah dalam pengisian skala ini dan semua tanggapan yang diberikan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i akan sangat terjaga kerahasiaannya. Saya juga memohon agar Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk selalu memperhatikan petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan dalam mengisi skala ini. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/ i saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Elia Puspita Dewi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PERNYATAAN KESEDIAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
Jabatan saat ini : Lama bekerja pada jabatan tersebut
: …….. tahun
Menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya unsur paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya dengan sukarela mengisi skala ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang telah disusun.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan kerja saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah meskipun mencantumkan identitas pribadi saya.
Menyetujui,
(……………..)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Anda rasakan dan Anda alami ketika sedang bekerja di perusahaan tempat Anda bekerja sekarang. Anda diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap pernyataanpernyataan yang disajikan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang Anda alami. Pada setiap pernyataan, ada empat pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut: STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
Contoh: No. 1.
Pernyataan
STS
TS
Suasana tempat saya bekerja membuat saya
S
SS
X
bersemangat mengerjakan tugas-tugas saya.
Apabila ingin mengganti jawaban, Anda bisa memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang ingin Anda ganti. Lalu, berilah tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan atau kondisi Anda. Contoh: No. 1.
Pernyataan Suasana tempat saya bekerja membuat saya bersemangat mengerjakan tugas-tugas saya.
STS
X
TS
S
SS
== X
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan Anda terhadap pernyataan yang disajikan. Sekali lagi, tidak ada jawaban yang salah. Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
SKALA 1
No. 1.
Pernyataan Saat bangun pagi, saya merasa siap untuk bekerja.
2.
Saya tidak suka jika orang lain menanyakan apa pekerjaan saya dan dimana saya bekerja.
3.
Saat dihadapkan pada banyak pekerjaan, saya akan fokus untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut satu per satu hingga selesai.
4.
Saya senang meluangkan banyak waktu untuk beristirahat saat sedang mengerjakan suatu pekerjaan.
5.
Saya merasa antusias dengan pekerjaan harian yang saya lakukan di Sumber Baru KIA.
6.
Saat mengerjakan suatu tugas, tiba-tiba saya memikirkan hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.
7.
Saya merasa memiliki banyak energi untuk memulai pekerjaan saya.
8.
Saya merasa bahwa target yang ditetapkan perusahaan tidak masuk akal dan mustahil untuk saya capai.
9.
Saya sampai lupa waktu ketika bekerja.
10.
Saya bekerja sekedar untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada saya.
11.
Saya merasa bahwa target yang ditetapkan perusahaan merupakan tantangan yang harus saya taklukkan.
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 12.
Pernyataan Saya senang mengambil waktu istirahat makan siang lebih panjang.
13.
Meski menghadapi kesulitan, saya akan tetap bertahan untuk menyelesaikan pekerjaan saya.
14.
Saya merasa bahwa pekerjaan saya biasa saja sama seperti pekerjaan di dealer mobil lainnya.
15.
Saya selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan seluruh kemampuan yang saya miliki.
16.
Saya berusaha melimpahkan pekerjaan kepada orang lain saat menghadapi kesulitan untuk menyelesaikannya.
17.
Saya mendapat banyak hal positif yang bermakna bagi diri saya selama bekerja di Sumber Baru KIA.
18. 19.
Waktu terasa berjalan sangat lambat saat saya bekerja. Saya merasa bersemangat untuk mengejar target yang ditetapkan perusahaan.
20.
Seringkali saya berpikir untuk berhenti dari pekerjaan saya di Sumber Baru KIA.
21.
Saya akan berfokus untuk menyelesaikan tugas-tugas yang saya miliki sebelum mengambil waktu untuk beristirahat.
22.
Mengejar target yang ditetapkan perusahaan bukanlah prioritas saya.
23.
Saya merasa bahwa pekerjaan saya mampu menginspirasi saya.
STS
TS
S
113
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 24.
Pernyataan Saya selalu membayangkan hari libur setiap saya bekerja.
25.
Saya senang menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa bantuan orang lain.
26.
Rutinitas pekerjaan yang itu-itu saja kurang saya nikmati.
27.
Saya mendapat pengalaman mengesankan yang dapat mengubah kehidupan saya menjadi lebih baik selama bekerja di Sumber Baru KIA.
28.
Saya merasa keberatan untuk memikirkan pekerjaan di luar jam kerja.
29.
Selama bekerja di Sumber Baru KIA, saya merasa semakin berubah menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
30.
Saya selalu menanti-nantikan waktu pulang bekerja.
STS
TS
S
114
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
SKALA 2
No. 1.
Pernyataan Atasan tidak segan-segan untuk memuji apabila saya menghasilkan kinerja yang baik.
2.
Saat menghasilkan kinerja yang baik, atasan tetap menuntut saya untuk bekerja lebih baik lagi.
3.
Saat berhasil mencapai target yang ditentukan, atasan akan merasa senang dan memuji saya.
4.
Saat orang lain berusaha menjatuhkan dan menjelekkan saya, atasan akan membela saya.
5.
Menurut saya, atasan kurang peka terhadap permasalahan yang dihadapi karyawan dalam pekerjaan.
6.
Saya yakin atasan akan membela saat orang lain memfitnah saya.
7.
Saat saya tidak paham akan sesuatu yang harus saya kerjakan, atasan bersedia untuk menjelaskan dan membantu saya.
8.
Saya merasa bahwa atasan kurang mau membuka diri dengan karyawan.
9.
Bagi saya, atasan merupakan orang yang tidak pelit untuk berbagi ilmu dan nasehat dalam pekerjaan.
10.
Atasan akan tetap bersikap acuh meski tahu bahwa saya sedang menghadapi masalah yang berat.
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 11.
Pernyataan
STS
TS
S
116
SS
Saya bersedia membantu rekan kerja atau atasan saya dalam menyelesaikan pekerjaannya.
12.
Saya merasa bahwa atasan bersikap cuek terhadap karyawan.
-Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan-
Terima Kasih atas Kerjasamanya!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM SKALA EMPLOYEE ENGAGEMENT
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
2.1. RELIABILITAS SKALA EMPLOYEE ENGAGEMENT SEBELUM SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 a Cases Excluded 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .908 42
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected if Item Variance if Item-Total Deleted Item Deleted Correlation 119.0294 123.848 .385 119.8529 125.887 .116 118.8235 119.180 .512 118.8529 124.008 .304 119.1471 122.250 .509 119.4412 120.496 .492 119.4412 127.406 .016 119.2647 124.382 .309 119.2059 122.835 .302 119.2941 118.820 .558 119.2941 125.547 .189 119.8824 128.168 -.040 119.2941 126.820 .065 119.1765 122.756 .383 119.6765 121.862 .423
Cronbach's Alpha if Item Deleted .906 .910 .904 .907 .905 .905 .911 .907 .907 .904 .908 .911 .910 .906 .906
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 Item31 Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39 Item40 Item41 Item42
119.5882 119.0000 119.3529 119.0882 119.0882 119.4706 119.3824 119.0882 119.1471 119.1471 119.9412 119.3529 119.1471 119.1471 119.5588 119.0294 119.5882 118.9118 119.3235 119.1765 119.5882 119.3529 119.2941 119.0588 119.4118 119.0294 119.5000
121.886 122.182 119.326 121.113 121.840 123.772 124.789 120.992 120.372 119.887 120.663 122.175 124.129 123.644 120.315 123.908 122.310 120.931 123.195 116.938 120.795 120.175 122.456 119.936 118.977 121.423 121.652
.430 .381 .622 .744 .561 .218 .292 .644 .609 .501 .562 .446 .332 .332 .443 .456 .314 .588 .284 .786 .514 .476 .462 .712 .615 .629 .470
119
.905 .906 .903 .903 .904 .909 .907 .903 .903 .904 .904 .905 .907 .907 .905 .906 .907 .904 .908 .901 .904 .905 .905 .903 .903 .904 .905
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
2.2. RELIABILITAS SKALA EMPLOYEE ENGAGEMENT SETELAH SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .921 30
Item1 Item3 Item5 Item6 Item10 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item23 Item24 Item25
Scale Mean if Item Deleted 85.4412 85.2353 85.5588 85.8529 85.7059 85.5882 86.0882 86.0000 85.4118 85.7647 85.5000 85.5000 85.5000 85.5588 85.5588
Item-Total Statistics Scale Corrected Variance if Item-Total Item Deleted Correlation 89.466 .373 85.155 .528 88.618 .441 86.432 .497 84.820 .578 88.431 .382 87.598 .429 87.939 .407 87.825 .389 86.246 .556 86.924 .762 87.530 .576 87.045 .632 86.618 .588 85.769 .518
Cronbach's Alpha if Item Deleted .920 .918 .919 .919 .917 .920 .919 .920 .920 .918 .916 .918 .917 .917 .918
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item26 Item28 Item29 Item30 Item31 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39 Item40 Item41 Item42
86.3529 85.5588 85.5588 85.9706 85.4412 85.3235 85.7353 85.5882 86.0000 85.7647 85.7059 85.4706 85.8235 85.4412 85.9118
86.417 89.102 88.739 85.848 89.102 86.953 88.140 83.765 86.545 85.822 88.396 85.772 85.119 87.527 88.022
.585 .387 .376 .480 .501 .582 .334 .763 .534 .507 .439 .743 .624 .603 .419
121
.917 .920 .920 .919 .919 .917 .921 .914 .918 .918 .919 .915 .917 .917 .920
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM SKALA LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX)
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.1. RELIABILITAS SKALA DIMENSI AFEKSI SEBELUM SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .617 10
Item1 Item9 Item17 Item25 Item33 Item8 Item16 Item24 Item32 Item40
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 27.0588 4.784 .397 .562 27.0588 5.209 .231 .608 27.3824 6.304 -.110 .662 27.1765 5.483 .203 .610 27.0588 5.633 .193 .611 27.1471 5.220 .350 .578 27.0588 4.845 .430 .555 27.1176 5.016 .412 .562 27.3824 5.637 .156 .619 26.8824 4.652 .606 .516
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2. RELIABILITAS SKALA DIMENSI AFEKSI SETELAH SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .748
Item8 Item24 Item40
3
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 6.2941 .759 .636 .596 6.2647 .807 .501 .751 6.0294 .757 .595 .641
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3. RELIABILITAS SKALA DIMENSI KONTRIBUSI SEBELUM SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .191
Item7 Item15 Item23 Item31 Item34 Item39 Item10 Item18 Item26 Item2
10
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 27.3529 58.114 .315 .144 27.4118 58.310 .440 .143 27.4118 60.310 .092 .180 27.3824 60.304 .157 .176 27.7647 59.882 .210 .169 27.3824 61.213 .053 .189 28.1765 59.725 .175 .169 26.8529 6.857 .181 .664 27.8824 60.349 .145 .177 27.9412 60.118 .142 .175
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.4. RELIABILITAS SKALA DIMENSI KONTRIBUSI SETELAH SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .711
Item15 Item31 Item39
3
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 6.4706 .620 .539 .609 6.4412 .557 .612 .512 6.4412 .739 .448 .714
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.5. RELIABILITAS SKALA DIMENSI LOYALITAS SEBELUM SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .057
10
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted Item3 25.7647 3.155 -.043 .089 Item11 26.0882 3.113 -.065 .112 Item6 25.8824 2.834 .090 -.001a Item14 26.3824 3.940 -.390 .380 Item19 26.1176 2.955 .033 .041 Item22 25.8529 2.553 .347 -.165a Item27 25.6765 2.832 .136 -.027a Item30 26.0000 3.091 .000 .062 Item35 25.7941 2.956 .142 -.014a Item38 26.1176 2.471 .251 -.144a a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.6. RELIABILITAS SKALA DIMENSI LOYALITAS SETELAH SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .722
Item11 Item19 Item38
3
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 5.4706 .984 .593 .569 5.5000 .985 .673 .478 5.5000 1.167 .386 .819
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.7. RELIABILITAS SKALA DIMENSI PENGHORMATAN PROFESIONAL SEBELUM SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .297
Item5 Item4 Item12 Item13 Item20 Item21 Item28 Item29 Item36 Item37
10
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 25.6176 2.910 .082 .286 25.5294 2.681 .112 .272 25.6471 2.599 .102 .278 25.8235 2.089 .333 .119 26.5000 2.621 .131 .262 25.7353 2.746 .267 .233 25.6471 3.023 -.082 .352 25.9118 2.628 .117 .269 25.6471 2.902 .051 .296 25.7647 2.731 .002 .338
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8. RELIABILITAS SKALA DIMENSI PENGHORMATAN PROFESIONAL SETELAH SELEKSI ITEM
Case Processing Summary N % Valid 34 Cases Excludeda 0 Total 34 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .657
Item13 Item20 Item29
3
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 4.8824 .652 .557 .432 5.5588 .981 .379 .668 4.9706 .878 .490 .536
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 STATISTIK DESKRIPTIF DATA PENELITIAN
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
STATISTIK DESKRIPTIF DATA PENELITIAN
Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean EE Afeksi Kontribusi Loyalitas Penghormatan Profesional Valid N (listwise)
75 75 75 75
33 8 6 6
73 4 6 5
106 12 12 11
88.32 8.39 9.29 8.23
75
6
4
10
7.63
75
Std. Variance Deviation 7.157 51.221 1.754 3.078 1.383 1.913 1.311 1.718 1.075
1.156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 HASIL UJI BEDA
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1. HASIL UJI BEDA MEAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
One-Sample Statistics Mean Std. Deviation
N EE
75
t
EE
88.32
One-Sample Test Test Value = 75 Sig. (2Mean tailed) Difference
df
16.118
7.157
74
.000
13.320
Std. Error Mean .826
95% Confidence Interval of the Difference Lower 11.67
Upper 14.97
5.2. HASIL UJI BEDA MEAN DIMENSI AFEKSI
N Afeksi
One-Sample Statistics Mean Std. Deviation
75
8.39
1.754
Std. Error Mean .203
One-Sample Test Test Value = 7.5 t
Afeksi
df Sig. (2Mean tailed) Difference
4.377 74
.000
.887
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper .48 1.29
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
5.3. HASIL UJI BEDA MEAN DIMENSI KONTRIBUSI One-Sample Statistics Mean Std. Deviation
N Kontribusi
75
t
Kontribusi
9.29
1.383
Std. Error Mean .160
One-Sample Test Test Value = 7.5 df Sig. (2Mean 95% Confidence tailed) Difference Interval of the Difference
11.229 74
.000
Lower Upper 1.48 2.11
1.793
5.4. HASIL UJI BEDA MEAN DIMENSI LOYALITAS
N
One-Sample Statistics Mean Std. Deviation 8.23
1.311
Std. Error Mean .151
Loyalitas
75
Loyalitas
One-Sample Test Test Value = 7.5 t df Sig. (2Mean 95% Confidence tailed) Difference Interval of the Difference Lower Upper 4.801 74 .000 .727 .43 1.03
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
5.5. HASIL UJI BEDA MEAN DIMENSI PENGHORMATAN PROFESIONAL One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Penghormatan Profesional
75
t
Penghormatan Profesional
7.63
1.075
Std. Error Mean .124
One-Sample Test Test Value = 7.5 df Sig. Mean 95% Confidence (2Difference Interval of the tailed) Difference Lower Upper
1.020 74
.311
.127
-.12
.37
5.6. HASIL UJI BEDA VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT KARYAWAN MARKETING One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation EE
19
7.913
One-Sample Test Test Value = 75 df Sig. Mean 95% Confidence (2Difference Interval of the tailed) Difference
t
EE
89.79
Std. Error Mean 1.815
8.147
18
.000
14.789
Lower Upper 10.98 18.60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
5.7. HASIL UJI BEDA VARIABEL LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) KARYAWAN MARKETING
One-Sample Statistics Mean Std. Deviation
N LMX
19
t
LMX
6.284
33.95
df
18
Std. Error Mean
2.738
.628
One-Sample Test Test Value = 30 Sig. Mean 95% Confidence (2Difference Interval of the tailed) Difference Lower Upper .000
3.947
2.63
5.27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 HASIL UJI ASUMSI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
6.1. HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EE N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
75 88.32 7.157 .117 .117 -.066 1.012 .257
Afeksi 75 8.39 1.754 .170 .163 -.170 1.472 .026
Kontribusi 75 9.29 1.383 .216 .211 -.216 1.871 .002
Loyalitas 75 8.23 1.311 .165 .155 -.165 1.426 .034
Penghormatan Profesional 75 7.63 1.075 .289 .204 -.289 2.504 .000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140
6.2. HASIL UJI LINEARITAS DIMENSI AFEKSI DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
(Combined) EE * Afeksi
Between Groups
Linearity Deviation from Linearity
Within Groups Total
ANOVA Table Sum of Squares 991.967
df
Mean Square 8 123.996
F 2.924
Sig. .007
333.740
1
333.740
7.871
.007
658.227
7
94.032
2.218
.044
2798.353 3790.320
66 74
42.399
6.3. HASIL UJI LINEARITAS DIMENSI KONTRIBUSI DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT ANOVA Table Sum of Squares (Combined) 1214.141 Linearity 783.221 EE * Kontribusi
Between Groups
Within Groups Total
Deviation from Linearity
df
Mean Square 6 202.357 1 783.221
430.920
5
86.184
2576.179 3790.320
68 74
37.885
F 5.341 20.674
Sig. .000 .000
2.275
.057
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141
6.4. HASIL UJI LINEARITAS DIMENSI LOYALITAS DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
(Combined) EE * Loyalitas
Between Groups
Linearity Deviation from Linearity
Within Groups Total
ANOVA Table Sum of Squares 351.280
df
Mean Square 6 58.547
F 1.158
Sig. .339
197.734
1
197.734
3.910
.052
153.545
5
30.709
.607
.695
3439.040 3790.320
68 74
50.574
6.5. HASIL UJI LINEARITAS DIMENSI PENGHORMATAN PROFESIONAL DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
EE * Penghormatan Profesional
Between Groups Within Groups Total
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square 284.367 6 47.394 42.138 1 42.138 242.228
5
48.446
3505.953 68 3790.320 74
51.558
F .919 .817
Sig. .487 .369
.940
.461
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7 HASIL UJI HIPOTESIS
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
7.1. HASIL UJI HIPOTESIS DIMENSI AFEKSI DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
Correlations EE
Afeksi
1.000 . 75 .268* .010
.268* .010 75 1.000 .
N 75 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
75
Correlation Coefficient EE Sig. (1-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Afeksi Sig. (1-tailed)
7.2. HASIL UJI HIPOTESIS DIMENSI KONTRIBUSI DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
Correlations Correlation Coefficient EE
EE Kontribusi 1.000 .391**
Sig. (1-tailed) . N 75 Spearman's rho Correlation Coefficient .391** Kontribusi Sig. (1-tailed) .000 N 75 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
.000 75 1.000 . 75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
7.3. HASIL UJI HIPOTESIS DIMENSI LOYALITAS DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
Correlations EE Correlation Coefficient EE Sig. (1-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Loyalitas Sig. (1-tailed) N
Loyalitas
1.000 . 75 .198* .044 75
.198* .044 75 1.000 . 75
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
7.4. HASIL UJI HIPOTESIS DIMENSI PENGHORMATAN PROFESIONAL DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT
Correlations EE Correlation Coefficient EE Sig. (1-tailed) N Spearman's rho Correlation Penghormatan Coefficient Profesional Sig. (1-tailed) N
Penghormatan Profesional
1.000
-.166
. 75
.077 75
-.166
1.000
.077 75
. 75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.5. HASIL UJI HIPOTESIS VARIABEL LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT Correlations EE
LMX
1.000 . 75 .258* .013
.258* .013 75 1.000 .
N 75 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
75
EE Spearman's rho LMX
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
145