MANEJEMEN SAPI LAKTASI

Download Sapi-sapi perah dewasa mengembangkan dan biasanya mempertahankan ... “ Ductule” dari masing- masing alveoli mengalirkan air susu ke saluran-...

0 downloads 387 Views 2MB Size
Manejemen Sapi Laktasi

SMPN 3 Siatas Barita

SMPN 3 Muara Siatas Barita

A. Sifat-sifat Sapi Perah A.1. Urutan Sosial (Social Orders). Sapi-sapi perah dewasa mengembangkan dan biasanya mempertahankan suatu urutan sosial yg tetap. Posisi masing-masing sapi biasanya ditentukan terutama oleh persaingan fisik. Sekali terbentuk, pimpinan kelompok berusaha mempertahankan posisinya, bahkan saat dia sudah tua atau tidak mampu lagi mempertahankan dirinya. Posisinya ini menempatkan dia pada urutan pertama dalam menggunakan berbagai fasilitas. Biasanya dia akan menjadi yg pertama ketika berjalan atau pulang ke/dari lapangan pengembalaan, tempat tempat makan, tempat minum dan masuk ke kandang.

A.2. Cows are Creature of Habits • Sapi perah adalah penganut kebiasaan (creature of habits). • Sekali rutinitas pemberian makanan, pemerahan susu dan perawatan lain telah berkembang/terbentuk, maka pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dipertahankan pada urutan yg sama atau hampir sama dari waktu ke waktu. • Menukar operator (pemelihara/pemerah) seringkali menyebabkan penurunan produksi susu. Karenanya suarasuara yg tidak biasa/lazim, orang-orang asing dan segala sesuatu yg cenderung akan mengejutkan sapi, terutama sewaktu pemerahan, sedapat mungkin harus dihindarkan.

Protap (Prosesur tetap)

A.3. Cows are Creature of Leisure • Sapi perah adalah hewan yang suka bersenang-senang (leisure) dan suasana menyenangkan (comfort). Mereka tidak suka melakukan sesuatu secara terburu-buru dan tidak boleh dikejutkan. Mereka tidak boleh merasa takut atau merasa asing terhadap pekerja dan harus selalu diperlakukan dengan lembut. Dalam keadaan apapun mereka tidak boleh disakiti/dipukul. • Seseorang yg tidak dapat menahan emosi atau amarahnya tidak layak bekerja menangani sapi perah. • Bila digembalakan di padang penggembalaan, penggunaan anjing gembala tidak dianjurkan. Kebanyakan anjing gembala menghalau sapi terlalu cepat sehingga membuat mereka mengalami stress atau kelelahan yg berlebihan.

A.4. Cows are Creature Comfort • Sewaktu memerah banyak peternak yg menghidupkan radio atau tape rekorder dekat sapi untuk menjaga agar sapi tetap rileks. Suara musik, terutama musik lembut, akan menstabilkan suara-suara ribut di sekitar kandang dan mengalihkan perhatian sapi dari pengunjung sehingga mereka tidak menjadi gelisah.

B. FISIOLOGI PENGALIRAN AIR SUSU

Alveoli membentuk air susu di dalam rongga-rongga susu dari bahan baku yg disupai oleh darah

The Milk Way Milk is stored here between milking’s.

“Ductule” dari masingmasing alveoli mengalirkan air susu ke saluran-saluran kecil air susu

Ke saluran-saluran Besar air susu

Gland cistern Teat cistern

Dari “streak canal ke Ujung puting

AND NOW YOU’VE GOT MILK!!

C. TEKNIS PEMERAHAN • Pemerahan merupakan tugas terpenting bagi peternak, jadi harus dikerjakan dgn baik.

• Tiga tahapan: 1. Persiapan pemerahan 2. Pelaksanaan pemerahan 3. Pasca-pemerahan

C.1. Objectives of the Milking Program • Maximum letdown and removal

• High quality product - avoid contamination > Within : bacteria, leukocytes, flavor > outside : bacteria, foreign material • Minimum irritation to the udder, teats, tissues • Prevent invasion of organisms

C.2. Persiapan Pemerahan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan pemerahan yaitu : 1) Kandang harus dibersihkan dari segala kotoran sapi, air kencing, sisa-sisa makanan dan sampan terutama di kandang sapi yang hendak diperah. 2) Sapi yang hendak diperah ambingnya, bagian lipat pahanya dan pahanya harus dicuci atau dibersihkan dengan sikat untuk mencegah kotoran-kotoran yang menempel pada bagian-bagian tersebut jatuh dalam susu pada waktu sapi tersebut diperah. 3) Sapi yang hendak diperah diberi pakan konsentrat lebih dahulu supaya sapi tersebut dalam keadaan tenang. Jangan diberi rumput, silase atau hijauan lainnya sebelum atau selama diperah guna menjamin susu yang dihasilkan tidak berbau, bersih dan mempunyai kualitas yang baik. Sesudah diperah dapat diberi hijauan atau silase. 4) Alat-alat susu (ember susu, kan susu) harus bersih, oleh karena itu alat-alat susu yang dipakai untuk. menampung dan menyimpan susu sebelumnya harus dicuci bersih. Dalam pembersihan alat-alat susu tersebut sebaiknya menggunakan air sabun (detergen) yang hangat-hangat kuku dan memakai sikat untuk menghilangkan bekasbekas susu yang masih menempel pada alat susu tersebut. Jangan pakai serbet atau lap, karena lap hanya melicinkan atau meratakan kotoran. Kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.

5) Mengikat ekor, terutama dilakukan pada sapi-sapi yang sering mengibas-ngibaskan ekornya, karena dapat mengganggu pemerah dan kotoran yang terdapat pada ekor sapi tersebut dapat mencemari susu dalam ember yang dipakai untuk memerah. Sebaiknya ujung ekor sapi tersebut diikatkan pada salah satu kaki belakangnya. 6) Mencuci ambing untuk mengurangi pencemaran kuman dalam susu, agar susu yang dihasilkan bersih dan tidak mudah rusak. Disamping itu pencucian ambing akan menggertak keluarnya susu dan memudahkan pemerahan. Ambing dicuci dengan air bersih yang hangat (50 -60°C) menggunakan lap bersih, kemudian dikeringkan dengan handuk kering dan bersih. Pencucian ambing akan lebih baik bila dilakukan dengan cairan chloor yg mengandung 150 - 200 mg chloor per liter air.

7) Tukang perah harus bersih tangannya selama melakukan pemerahan. Orang yang memerah hendaknya memakai pakaian yang bersih dan sebelum memerah tangannya harus dicuci bersih dengan sabun. Jika tangannya kotor karena memegang sapi sebelum atau saat memerah, maka tangan harus dicuci lagi sebelum melakukan pemerahan kembali. Tukang perah jangan memakai vaselin atau minyak sebagai pelicin pada pemerahan, karena akan mencemari susu sehingga susu mudah rusak. 8) Uji mastitis hendaknya dilakukan setiap melakukan pemerahan yaitu dengan memerah pakai tiga jari {ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah) pada setiap puting 2 atau 3 pancaran susu ke cangkir atau piring alumunium yang bagian dalamnya dicat hitam untuk mengetahui ada tidaknya kelainan susu yang terdapat dalam susu misalnya : darah, atau nanah. Hal ini menunjukkan adanya mastitis {radang ambing). Puting yang mengeluarkan susu abnormal harus disisihkan lebih dulu dan diperah yang terakhir sesudah selesai memerah sapi-sapi yang sehat ambingnya. Susu yang abnormal harus dipisahkan dari susu yang baik, sebab bila dicampur akan mengakibatkan kerusakan pada semua susu hasii pemerahan, Susu yang abnormal setetah dimasak dapat diberikan pada anak sapi, jika kualitasnya tidak begitu buruk.

C.3. Pelaksanaan Pemerahan 1) Pemeriksaan Susu • Sebelum pemerahan berlanjut, air susu perlu diuji dahulu ‘apakah baik/tidak’ dgn alat strip cup; berbentuk spt cangkir ceper warna hitam atau putih. • Caranya: Air susu pancaran pertama yg diperah ditampung pd strip cup 2-3 tetes ---- diamati/periksa normal/tidak. • Manfaat prosedur ini: - Membuka otot spincter hingga merangsang pemerahan lebih cepat. - Melepaskan air susu yang banyak mengandung bakteri/kotoran. - Menunjukan air susu yg abnormal (ada gumpalan, warna merah, dll). > Bila susu normal bisa terus diperah > Bila susu abnormal, mk sapi tsb sebaiknya diperah paling akhir & susunya dipisah untuk mencegah pencemaran susu lain yg normal

2) Metode Pemerahan a) Manual atau dgn tangan (hand milking) b) Dgn mesin (machine milking)

a) Pemerahan dgn tangan Ada 3 cara: a. Whole hand milking b. Knevelens hand milking c. Strippen hand milking

i) Whole hand milking • Pemerahan dengan Seluruh Tangan (whole hand milking) : cara pemerahan manual yang terbaik. • Caranya: tangan memegang putting sedemikian tingginya, sehingga jari kelingking menekan dari jari-jari lainnya berturut-turut dari atas ke bawah. • Cara memegang yang betul : ujung putting sebelah bawah muncul sedikit keluar pegangan jari kelingking. Dengan pijatan tiga jari berturut-turut pada waktu pangkal putting ditutup erat oleh ibu jari dan telunjuk itu, maka susu di dalam puting akan tertekan keluar melaui spincter

ii. Knevelens • memijit puting dg meletakkan puting di antara ibu jari yang ditekukkan dg dua jari lainnya

iii. Strippen • Pemerahan dg menarik puting yg dipegang antara ibu jari dan telunjuk

Akhir tahap pemerahan (manual) • Harus dilakukan utk mengeluarkan semua air susu yg masih tersisa di dalam saluran susu/puting hingga setiap kuartir kosong. • Biasanya dipakai cara strippen

• Selanjutnya, mencuci putIng dg larutan desinfektan

Pascapemerahan (manual) • Segera seusai selesai pemerahan, air susu dalam milk can di bawa ke kamar susu dan di saring dg kain kasa; • Selanjutnya di ukur volume dan di uji kualitasnya (spt: uji alohol, BJ, lemak susu). • Kmd dipasteurisasi atau langsung dikemas untuk dipasarkan

b) Pemerahan Dengan Mesin Pemerah (Machine Milking)

1. Lebih efisien tenaga dan waktu singkat. Sedangkan dengan tenaga manusia paling banyak sekali memerah hanya mampu sampai lima ekor; 2. panenan susu lebih banyak. Hal ini mengingat bahwa produksi susu dipacu oleh hormon prolaktin yang mana waktu aktifnya dalam darah sangat singkat, paling lama hanya 7 menit; dan 3. terhindar dari penularan penyakit mastitis. Bentuk/ konstruksi mesin pemerah susu ada tiga macam yaitu model : a)Bucket b), Milking Pipaline, dan c) Recorder Machine.

mesin pemerah susu dan bagian-bagianya

Teat Cups

Milking System

Vacuum Pump

Pulsator Reserve Tank Claw To: Bucket, Jar, or Pipeline Vacuum Regulator

vacuum Milk Tank

Machine milking phase

Massage Phase

Milking Phase

CROSS SECTION OF TEAT CUP

Teat Chamber Stainless Steel Shell Pulsation Chamber

Rubber Liner

Vacuum or atmosphere Vacuum

CROSS SECTION OF TEAT CUP

-Pulsator allows air into chamber -liner collapses

CROSS SECTION OF TEAT CUP

Liner collapses, teat stretches

Collapsed liner massages teat causes milk flow to stop

CROSS SECTION OF TEAT CUP

Vacuum removes air, liner opens

CROSS SECTION OF TEAT CUP

Milk removed from teat by vacuum when liner is open

CROSS SECTION OF TEAT CUP

CROSS SECTION OF TEAT CUP

Pulsator repeats process

Mobile Milking

Here the Milking Machine is mounted on a bike or trolley , Milker can easily carry the machine to the farms and do the milking.

D. The Seven Habits of Highly Successful Milking Routines • Cows are Calm and Clean before Milking • Cows are Grouped • A Consistent Pre-milking Cow Preperation is Used • Teats are Dry • Units are Properly Attached • Units are Properly Removed • Cows are Managed Post-Milking

Sweet Music for Milking By BBC News Online's Helen Briggs •

"Calming music can improve milk yield, probably because it reduces stress," said Dr Adrian North, who carried out the study with colleague Liam MacKenzie. Some farmers already play music to chickens, as there is anecdotal evidence that it reduces stress.

Stress relief • The study was carried out at LCAH Dairies in Lincolnshire and Bishop Burton Agricultural College in Humberside. One-thousand-strong herds of Friesian cattle were exposed to fast, slow and no music for 12 hours a day, from 5am to 5pm, over the course of nine weeks. The researchers found that each cow's milk yield rose by 3% (0.73 l) a day when slow music, rather than fast music, was played. The work adds to evidence that calming music reduces stress in animals, as well as people. • Liam MacKenzie: "We found that slow music improved milk yields perhaps because it relaxes the cows in much the same way as it relaxes humans." http://www.mothercow.org/oxen/music-for-milking.html

Susu Meningkat Setelah Dipijat Agar produksi ASI melimpah, ibu-ibu menyusui melakukan pijat payudara. Itu untuk menstimulasi hormon prolaktin agar kelenjar susu berproduksi maksimal.Pada kambing cara serupa dapat mendongkrak produksi susu hingga 50%. Setiap pagi sebelum kambing-kambing diperah, ambing mereka dipijat selama 5 menit. ‘Seekor kambing menghasilkan susu hingga 3 liter per hari. Padahal, setahun lalu maksimal 2 liter’. Pemilik PT Prima Fit (Dwi) menjual susu kambing Rp 100.000/liter prangko kandang, di gerainya Rp 200.000/liter.

D. Residual Milk • The breasts are NEVER empty! Even the most efficient and milk-guzzling baby is unable to remove more than 60-70% of the milk available in the breast at any one time. • About 15-25% of the total amount of milk in the udder at the start of milking is not removed during milking. This milk is referred to as residual milk, also called complementary milk. • The only way to get residual milk out is by injection of oxytocin. Usually this is done by intravenous injection of 10 IU of oxytocin or injection of 20 IU oxytocin either subcutaniously or intramuscularly. • Twice daily injection of oxytocin immediately after normal milking followed by remilking resulted in substantially greater milk yields, but, the percentage of milk collected at the normal milking declines over time, while the percentage of residual milk increases.

Residual Milk - Amount of milk left in udder after a normal milking - Can only be obtained by injecting oxytocin and remilking - ≈ 15% of a normal milking - Normal milking = 40 lb ∴ 40 x .15 = 6 lb - Is a heritable trait. Factors responsible are: • less oxytocin secretion • less binding of oxytocin at receptor sites • increased amounts of adipose and connective tissue in MG

E. Pengeringan (Menghentikan Pemerahan) • Tujuan pengeringan adalah memberikkan kesempatan beristirahat bagi sapi sebelum laktasi berikutnya, sehingga dapat menghasilkan susu secara maksimum pada laktasi tersebut. Secara umum diyakini bahwa sel-sel epithel (sekretori) di dalam kelenjer susu memerlukan waktu untuk beristirahat dan melakukan regenerasi sebelum laktasi berikutnya. Masa istirahat ini juga memberi kesempatan baginya untuk mengembalikan kondisi tubuh terutama untuk menimbun cadangan bahan makanan. • Proses pengeringan harus dilakukan secepat mungkin tanpa melukai ambing. Produksi susu akan berhenti dengan membiarkan tekanan ambing mencapai titik di mana sekresi air susu terhambat. Selama proses pengeringan pemberian ransum (konsentrat dan hijauan) dan air minum harus dikurangi agar penurunan dan penghentian produksi air susu tercapai lebih cepat. Ada 3 cara pengeringan yang dapat dilakukan.

a)

Pemerahan Berselang. Pada cara ini sapi mulai dikeringkan dengan diperah sekali sehari selama beberapa hari, kemudian dua hari sekali untuk beberapa hari. Demikian seterusnya sampai produksi susu hanya 2 - 3 liter perhari dan akhirnya pemerahan distop. Kelemahan cara ini adalah proses pengeringan akan berlangsung lama.

b)

Pemerahan Tak Sempurna. Cara ini dilakukan dengan tidak memerah semua air susu yang ada dalam ambing selama beberapa hari sejak proses pengeringan dimulai. Kemudian sapi diperah secara berselang tetapi tidak sampai habis. Setelah produksi susu tinggal hanya sedikit, pemerahan dihentikan sama sekali. Cara ini juga akan mengambil waktu yg lama karena turunnya tekanan ambing setelah pemerahan akan merangsang sintesis air susu kembali. Pemerahan tak sempurna yg terjadi semasa laktasi akan menurunkan produksi susu

c)

Pengeringan secara Seketika. Dibandingkan dengan dua cara sebelumnya, cara terbaik untuk mengeringkan sapi adalah dengan menghentikan pemerahan secara seketika. Cara ini dapat dilakukan pada sapi yg tidak menderita mastitis atau sapi menderita mastitis dan sedang menjalani pengobatan dengan antibiotik. Tiga hari sebelum pemerahan dihentikan, pemberian konsentrat dihentikan dan hijauan diberikan hanya setengah dari jatah biasa sehingga sintesis air susu berkurang drastis. Tanpa pemerahan, tekanan dalam ambing akan naik sehingga sekresi air susu akan berhenti dan penyerapan kembali air susu ke dalam darah akan mulai.

F. PENANGANAN SAPI BETINA DEWASA/LAKTASI

Milk let-down may occur in these situations: ♥ when you think about your baby ♥ hear your or another baby cry ♥ when it is your scheduled nursing time ♥ when you are sexually stimulated or during orgasm.

SFCC: Figure 14.14

69

Sampai Jumpa