MASTERPLAN FISIK REVITALISASI PUSPIPTEK DAN PENGEMBANGAN I-STP

Download 3.3.1.3 Analisis Daya Dukung. Lahan. 3.3.2 Analisis .... Sumber Daya. Peralatan riset dan pengujian ada di Puspiptek mengalami kondisi yang...

3 downloads 485 Views 17MB Size
DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4

Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Dasar Hukum/Regulasi Acuan

1 7 8 9

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK DAN PENGEMBANGAN I-STP 2.1 2.2 2.3 2.4

Konsep dan Arah 11 Tahapan dan Target 15 Revitalisasi Sumber Daya Puspiptek 19 Peningkatan Peran Puspiptek Melalui Pembentukan Indonesia Science & Technology Park (I-STP) 30

MASTERPLAN FISIK REVITALISASI PUSPIPTEK DAN PENGEMBANGAN I-STP

3.1 Kondisi Eksisting Kawasan 3.2 Arah Pengembangan Kawasan 3.3 Analisis Pengembangan Fisik Kawasan 3.3.1 Analisis Internal 3.3.1.1 Analisis Fisik Dasar 3.3.1.2 Analisis Pola Sirkulasi 3.3.1.3 Analisis Daya Dukung Lahan 3.3.2 Analisis Eksternal 3.3.2.1 Analisis Kebijakanaan Pengembangan Wilayah 3.3.2.2 Analisis Tingkat Aksesbilitas 3.3.2.3 Analisis Kondisi Fisik (Guna Lahan Sekitar) 3.3.2.4 Analisis Potensi dan Permasalahan Tapak Kawasan 3.4 Fasilitas Fisik Pendukung dan Utilitas Kawasan 3.4.1 Kebutuhan Pengembangan Ruang terbuka Hijau dan Taman 3.4.2 Kebutuhan Pengembangan Ruang Fasiltas Penunjang Kawasan 3.4.3 Kebutuhan Fasilitas Perekonomian 3.4.4 Kebutuhan Fasilitas Pendidikan 3.4.5 Kebutuhan Fasilitas Kesehatan 3.4.6 Kebutuhan Fasilitas Peribadatan

54 58 62 62 62 65 66 66 67 67 68 69 70 70 71 71 72 72 72

3.4.7 Kebutuhan Pengembangan Jaringan Utalitas 3.4.7.1 Jaringan Air Bersih 3.4.7.2 Jaringan Listrik 3.4.7.3 Jaringan Telepon 3.4.7.4 Persampahan 3.4.7.5 Air Limbah 3.4.7.6 Jaringan Drainase 3.5 Sistem Keamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek 3.5.1 Sistem Keamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek Umum 3.5.2 Sistem Keamanan dan Keselamatan Kawasan Nuklir Serpong di Kawasan Puspiptek dan Sekitarnya

LAMPIRAN

72 72 74 76 77 77 78 79 79 84 92

DAFTAR TABEL & GAMBAR Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6

Fungsi, Target, Indikator dan Dukungan Investasi Untuk Setiap Fungsi Puspiptek ke Depan Rencana Aksi Jangka Menengah (2014-2019) Masterplan Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP Perkiraan Biaya Revitaliasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP Tahun 2014- 2019 Perkiraan Luasan Peruntukan Lahan Puspiptek Arah dan Pengendalian Pemanfaatan Lahan Kawasan Puspiptek Standar Kebutuhan Energi Listrik Untuk Setiap Pemakaian Faslitas

16 41 48 58 61 74

Gambar 1 Gambar 2. Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13 Gambar 14

Skema Alur Pikir Grand Design Revitalisasi dan Pengembangan Puspiptek Kerangka Pengembangan Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP Milestone Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP Usia Peralatan Utama Litbang di Puspiptek Tingkat Penggunaan Peralatan Utama Litbang di Puspitek Peta Peruntukan Lahan Kawasan Puspiptek Skema Hubungan Antara I-STP dengan Aktor Inovasi Skema Pengembangan I-STP Rencana Lokasi Pembangunan TBI Centre I-STP Pembagian Zonasi Gedung TBI Usulan Struktur Organisasi Manajemen Puspiptek Analisis Potensi dan Permasalahan Tapak Kawasan Lokasi Pemantauan Lingkungan Puspiptek Lokasi Pemantauan Lepas Kawasan

6 14 15 25 26 29 32 33 34 36 38 70 85 86

01

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) didirikan berdasarkan Keppres nomor 43/1976 tanggal 1 Oktober 1976. Pada saat itu, Puspiptek ditujukan sebagai kawasan terpadu untuk menempatkan sejumlah pusat penelitian milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Tenaga Atom Nasional yang sekarang sudah berganti nama menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Penempatan pusat-pusat tersebut dalam satu kawasan dimaksudkan agar dapat membentuk kemampuan yang kuat bagi pengamanan dan pelaksanaan kegiatan penelitian iptek yang berhubungan dengan Program Riset Nasional.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

1

Pada masa Menteri Riset dan Teknologi Prof.Dr-Ing. B.J. Habibie, arah pengembangan Puspiptek diperluas dengan memasukkan industri teknologi tinggi dan pendidikan tinggi sebagai elemen baru dalam seluruh kawasan Puspiptek. Beberapa laboratoria dibangun untuk mendukung BUMN industri strategis seperti PT. IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia), dan PT. PAL.Laboratoria tersebut mayoritas bukan sebagai laboratoria penelitian dan pengembangan teknologi, melainkan laboratoria pengujian. Puspiptek merupakan aset nasional yang sangat besar. Luas area 460 Ha dengan 47 Pusat/Balai litbang dan pengujian dimana SDM berjumlah 2451 orang (2013), investasi > 500 juta USD (1976-sekarang).Puspiptek berkembang di era 90-an karena industri strategis berkembang pada saat itu. Dengan kata lain, terjalin sinergi antara lembaga litbang dan industri.Pada Tahun 1980 sampai dengan 1997 Puspiptekmempunyai peran penting dalam mendukung pertumbuhan industri strategis. Industri strategis banyak mendapatkan dukungan insentif finansial dan fiskal yang memadai.Pada saat itu, terjalin sinergi antara industri dengan lembaga keuangan. Pada era Tahun 1997 – 2012, Puspiptek mengalami kondisi yang idle sejalan dengan perubahan kondisi dan arah pengembangan industri strategis. Disamping itu tidak ada investasi baru yang signifikan di Puspiptek yang menyebabkan kondisi peralatan yang obsoletedan SDM yang aging. Tahun 2012 terjadi perpindahan sebagian besar unitunit teknis dan administrasi BPPT dari kantor pusat di Jakarta ke kawasan Puspiptek. Hingga saat ini, rencana pengembangan Puspiptek yang belum terlaksana adalah mendorong tumbuh berkembangnya perguruan tinggi dan meningkatkan jejaring kerjasama Puspiptek dengan sektor industri yang lebih luas termasuk didalamnya mendorong tumbuh berkembangnya industri di sekitar kawasan.Kondisi inilah yang mendorong perlunya revitalisasi dan pengembangan Puspiptek. Dari uraian diatas, diidentifikasi beberapa permasalahan yang mendasari perlunya revitalisasi dan pengembangan Puspiptek adalah :

2

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

1. Sumber Daya Peralatan riset dan pengujian ada di Puspiptek mengalami kondisi yang aging dan absolete.Di sisi lain, SDM Litbang dan pendukung banyak yang memasuki usia pensiun dan regenerasi ke SDM yang lebih muda belum dilakukan secara optimal terutama dalam keahlian kompetensi dan pendidikan.

2. Kelembagaan Saat ini Manajemen pengelolaan Puspiptek berada dalam struktur Asisten Deputi (eselon II) Jaringan Penyedia dengan Pengguna, Deputi Bidang Jaringan Iptek, Kementerian Ristek.Organisasi seperti itu menjadi kendala tersendiri dalam menjalankan Puspiptek, baik dalam hal koordinasi ke LPNK yang membawahi Pusat/Balai yang ada di Kawasan, maupun dalam hal koordinasi dengan stakeholder Puspiptek di luar kawasan. Sebagaimana diketahui, LPNK dipimpin oleh pejabat setingkat eselon I. Disamping itu, untuk mendorong kemitraan antara Puspiptek dengan Industri, pola manajemen birokratis yang saat ini dianut oleh Puspiptek kurang sesuai. Dunia bisnis / industri menuntut pola manajemen yang praktis dan profesional.Termasuk didalamnya aspek pengelolaan keuangan dalam hal terjadi kerjasama antara Puspiptek dengan industri, pola yang dianut saat ini berupa mekanisme penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang relatif kurang fleksibel, kurang sesuai dengan keinginan pelaku bisnis. Diperlukan pengkajian lebih lanjut untuk menjadikan Puspiptek sebagai organisasi yang dikelola secara profesional atau semi profesional.

3. Pelayanan dan Jaringan Beberapa aspek yang menyangkut pelayanan dan jaringan Puspiptek yang teridentifikasi antara lain adalah sebagai berikut: Publikasi dan Paten yang dihasilkan oleh pusat/balai di kawasan Puspiptek masih terbatas. Sebagai gambaran, pada tahun 2012 BPPT menghasilkan publikasi ilmiah berupa artikel yang diterbitkan dalam 67 jurnal, LIPI 328 jurnal dan Batan 61 jurnal dan KLH 11 jurnal. Untuk paten, tahun 2012 BPPT menghasilkan 143 paten sedangkan LIPI 3 paten dan Batan 13 Paten.Layanan pengujian yang diberikan

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

3

oleh pusat/balai di Puspiptek kepada pihak pengguna masih belum optimal. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya kuantitas dan kualitas SDM dan peralatan yang sebagian sudah aging.Difusi dan diseminasi teknologiyang terjadi di Puspiptek juga masih terbatas. Kondisi ini antara lain disebabkan akibat kurangnya komunikasi dan penyebaran informasi ke Industri skala besar dan IKM. Sementara itu, pelayanan informasiiptek yang diberikan oleh Puspiptek juga masih terbatas. Sejauh ini pelayanan informasi terkait produk dan layanan teknologi disediakan oleh masing-masing lab/pusat/balai.Belum ada sistem informasi terpadu yang dikelola secara profesional dan menyediakan data yang mudah diakses dan konten yang up-to-date.Meskipun, Puspiptek menyediakan layanan untuk ‘wisata iptek’ bagi masyarakat, namun sejauh ini lebih banyak dimanfaatkan oleh para pelajar dan pemerintah daerah.Pelayanan inkubasi teknologi dan bisnis melalui Inkubator di Puspiptek juga sudah ada namun masih sangat terbatas. Saat ini baru ada satu inkubator di Puspiptek, yaitu Balai Inkubator Teknologi BPPT. Kapasitas inkubasi yang dilayani berada pada kisaran 2-3 tenant per tahun.Sementara itu, sejauh ini kontribusi dari Kementerian terkait diluar kementerian Ristek serta Pemerintah Daerah dimana Puspiptek berada yaitu: Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor dalam investasi maupun program di Puspiptek masih sangat terbatas. Keterkaitan Puspiptek dengan Kementerian Teknis maupun Pemda baru sebatas program bersama yang bersifat jangka pendek, maupun pemanfaatan fasilitas tempat di Puspiptek untuk penyelenggaraan acara-acara tertentu. Belum ada program kerjasama jangka panjang dan strategis antara Puspiptek dengan Kementerian Teknis maupun Pemda dengan, dengan konsep resourch sharing. Kondisi Puspiptek sebagai pusat layanan analisa, pengukuran, pengujian, kalibrasi dan standarisasi saat ini masih belum seperti yang diharapkan. Fasilitas dan sarana yang ada di pusat-pusat di lingkungan Puspiptek pada umumnya kurang memadai. Oleh karena itu, untuk menuju pada kondisi Puspiptek yang diharapkan, perlu dilakukan inventarisasi kebutuhan yang diharapkan ditinjau dari aspek sarana prasarana, SDM dan pengguna layanan.

4

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Seiring dengan bertambahnya usia Puspiptek, berbagai saranaprasarana yang ada menuntut pemeliharaan, perbaikan dan perbaruan agar Puspiptek berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Peralatan yang sudah aging, sumberdaya manusia yang sebagian besar sudah agingdan adanya gap yang lebar antara SDM muda dengan pegawai senior akibat kebijakan zero growth, serta peningkatan kebutuhan sarana-prasarana pendukung kawasan seperti listrik, air bersih, jalan, dan jaringan komunikasi untuk mendukung aktivitas laboratorium; menuntut adanya revitalisasi Puspiptek dalam aspekaspek tersebut. Disamping itu, kebijakan pemerintah yang mendorong riset berbasis kebutuhan pasar (demand driven) menuntut fungsi Puspiptek sebagai inkubator dan antara lembaga litbang dengan pengguna, khususnya industri, semakin kuat. Dalam kaitan meningkatkan peran Iptek dalam pembangunan perekonomian nasional, telah pula terbit Peraturan Presiden nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 mengamanatkan revitalisasi Puspiptek melalui pembangunanScience & Technology Park (STP)1. Puspiptek sebagai salah satu pusat perhatian nasional dalam bidang iptek juga semakin dikokohkan dengan hadirnya Reaktor Serbaguna GA Siwabessy. Reaktor nuklir ini memiliki kapasitas 30 MW thermal dan merupakan reaktor nuklir riset terbesar di belahan bumi bagian Selatan.

. Dalam Buku MP3EI 2011-2015 hlm.42, dituliskan salah satu inisiatif pelaksanaan inovasi dalam MP3EI adalah Revitalisasi PUSPIPTEK sebagai S & T Park. Merevitalisasi PUSPIPTEK sebagai S & T Park bertujuan untuk melahirkan IKM/UKM berbasis inovasi dalam berbagai bidang strategis yang mampu mengoptimalkan interaksi dan pemanfaatan sumber daya universitas, lembaga litbang, dan dunia usaha sehingga dapat menghasilkan produk inovatif. Untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan S & T Park tersebut perlu dilakukan: (a) Menjadikan PUSPIPTEK sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dengan manajemen profesional sehingga tercipta link antara bisnis dan riset; dan (b) Menjadikan PUSPIPTEK sebagai pusat unggulan riset berteknologi tinggi. 1

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

5

Produk-produk litbang dari reaktor ini sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan dan pertanian. Selain teknologi yang dihasilkan, keberadaan reaktor ini juga membuktikan penguasaaan SDM nasional dalam bidang teknologi nuklir. Berdasarkan gambaran kondisi diatas, garis besar alur pikir revitalisasi dan pengembangan Puspiptek ke depan ditunjukkan dalam Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Skema alur pikir grand design revitalisasi dan pengembangan Puspiptek

6

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Sementara itu, sejak tahun 2007 BPPT telah merencanakan Program Pengembangan Laboratoria BPPT Terpadu (PLBT) di Puspiptek. Program PLBT berupa pengembangan laboratoria dan fasilitas pelatihan merupakan bagian rencana BPPT untuk lebih mendekatkan ke industri yang didukung oleh kegiatan perekayasaan teknologi.Sebagai pengelola kawasan, manajemen Puspiptek berperan mendukung program PLBT BPPT tersebut khususnya dalam penyediaan sarana pendukungnya, sesuai dengan peruntukan penggunaan lahan Puspiptek. Seiring dengan bertambahnya usia Puspiptek, berbagai sarana-prasarana yang ada menuntut pemeliharaan, perbaikan dan perbaruan agar Puspiptek berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Peralatan yang sudah aging, sumberdaya manusia yang sebagian besar sudah agingdan adanya gap yang lebar antara SDM muda dengan pegawai senior akibat kebijakan zero growth, serta peningkatan kebutuhan sarana-prasarana pendukung kawasan seperti listrik, air bersih, jalan, dan jaringan komunikasi untuk mendukung aktivitas laboratorium; menuntut adanya revitalisasi Puspiptek dalam aspek-aspek tersebut. Disamping itu, kebijakan pemerintah yang mendorong riset berbasis kebutuhan pasar (demand driven) menuntut fungsi Puspiptek berperan sebagai inkubator dan f r o n t o f f i c e antara lembaga litbang dengan pengguna, khususnya industri. Pengembangan Indonesia-Science and Technology Park (I-STP) di Puspiptek diharapkan mewujudkan sinergi yang kuat antar aktor inovasi: Akademisi/Peneliti (A), sektor bisnis (B), dan pemerintah/government (G) dalam sebuah kawasan yang dikelola secara khusus. I-STP diharapkan menjadi ‘hub’ sistem inovasi daerah (SIDa) yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis inovasi, meningkatkan daya saing daerah, sekaligus menjadi model penguatan sistem inovasi nasional (SINas).

1.2 Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan masterplan revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP yang komprehensif dan implementatif, sebagai pedoman legal sekaligus acuan dalam penyusunan rencana-rencana teknis dalam rangka revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP ke depan. MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

7

1.3 Ruang Lingkup Penyusunan masterplan revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP dilaksanakan melalui serangkaian pengkajian yang meliputi aspek-aspek berikut: 1) Konsep sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga litbang, perguruan tinggi, dunia usaha/industri dan lembaga-lembaga penunjang inovasi di Puspiptek dan sekitarnya. 2) Konsep pembiayaan inovasi dalam bentuk insentif riset, insentif pendanaan untuk start-up company, insentif asuransi teknologi, dll; yang akan dikembangkan untuk mendukung komersialisasi hasil litbang melalui inkubasi teknologi dan bisnis di Puspiptek (I-STP). 3) Konsep regulasi kebijakan yang mendorong komersialisasi hasil litbang dan transfer teknologi dari lembaga litbang ke dunia usaha/industri, terutama menyangkut sistem HKI/royalti bagi peneliti, mobilisasi peneliti yang berstatus pegawai negeri ke industri (swasta), pemanfaatan aset negara oleh pihak swasta, dll. 4) Analisis aksesibilitas, analisis kebutuhan serta konsep pengembangan infrastruktur pendukung kawasan dikaitkan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Nasional, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor. 5) Analisis peran pemerintah pusat serta pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur serta dukungan regulasi bagi perusahaan berbasis inovasi dalam kerangka Sistem Inovasi nasional (SINas) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) untuk mendorong daya saing daerah. 6) Konsep ekonomi dan bisnis yang akan didukung oleh Puspiptek, dikaitkan dengan rencana pengembangan industri strategis daerah setempat. 7) Konsep kelembagaan/organisasi, manajemen/tata kelola I-STP, serta aspek regulasi yang diperlukan. 8) Masterplan fisik kawasan yang dapat mendukung secara optimal peran dan fungsi Puspiptek ke depan dan mengakomodasi pengembangan laboratoria, perguruan tinggi, industri, serta aktivitas inkubasi teknologi dan bisnis. Masterplan mencakup-namun tidak terbatas pada: kajian spasial, peta topografi, peta

8

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

sistem lahan, peta penggunaan lahan, peta geologi, delinasi kawasan, rencana struktur ruang, rencana tapak, dan alokasi ruang (zonasi). 9) Konsep revitalisasi/pengembangan sarana-prasarana litbang dan pengujian serta sarana-prasarana pendukung di Puspiptek yang didasari hasil kajian kondisi sarpras saat ini dan analisis kebutuhan di masa depan. 10) Konsep revitalisasi/pengembangan sumber daya manusia litbang dan pendukung di Puspiptek yang didasari hasil kajian kondisi SDM saat ini dan analisis kebutuhan di masa depan. 11) Konsep pengelolaan keamanan dan keselamatan kawasan, merujuk pada penetapan Puspiptek sebagai objek vital nasional dengan keberadaan reaktor nuklir serbaguna “GA Swabessy” di kawasan Puspiptek. 12) Rencana tahapan implementasi masterplan dalam bentuk road map dan milestone.

1.4 Dasar Hukum / Regulasi Acuan Berikut ini beberapa peraturan/regulasi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan: 1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sinas P3 Iptek). 2) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 khususnya Bab IV tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 4) Undang-Undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. 5) Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan peraturan turunannya. 6) Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten dan peraturan turunannya. 7) Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan peraturan turunannya. 8) Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara.

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

9

9) Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan peraturan turunannya. 10) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang. 11) Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2007 tentang pengalokasian sebagian pendapatan badan usaha untuk peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi. 12) Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. 13) Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, dan turunannya berupa roadmap pengembangan industri unggulan Provinsi Banten dan Jawa Barat. 14) Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengamanan Objek Vital Nasional. 15) Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 2 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten tahun 20102030. 16) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029. 17) Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan No. 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaTangerang Selatan Tahun 2011 – 2031. 18) Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No.19 Tahun 2008, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor 2005-2025.

10

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

02

Masterplan Revitalisasi Puspiptek & Pengembangan I-STP 2.1 Konsep dan arah Revitalisasi dan pengembangan Puspiptek ke depan setidaknya mencakup tiga aspek. Aspek pertama adalah revitalisasi sumberdaya Puspiptek yang telah ada saat ini ditingkatkan menjadi lebih baik dan lebih maju sesuai peran dan fungsi Puspiptek yang diharapkan ke depan. Sumberdaya dimaksud mencakup sarana-prasarana litbang, sumberdaya manusia litbang, dan sarana-prasarana pendukung kawasan. Aspek kedua adalah peningkatan peran Puspiptek sebagai Indonesia Science & Technology Park (ISTP).I-STP merupakan sarana yang menjembatani agar hasil-hasil litbang dapat dikomersialisasikan oleh industri, mendorong munculnya industri baru (start up company) berbasis teknologi melalui proses inkubasi dan spin off, serta mendorong munculnya technopreneurship. Disamping itu,

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

11

STP juga mendukung industri melalui penyediaan space/lahan serta kemudahan akses terhadap lembaga litbang di kawasan. Puspiptek diarahkan sebagai sebuah kawasan yang mengintegrasikan unsur-unsur inovasi yang terdiri atas lembaga litbang, pendidikan tinggi, serta sektor bisnis (industri), dalam kerangka sistem inovasi nasional (SINas) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).Pengembangan Puspiptek dalam kerangka SINas dan SIDa, harus selaras dengan konsep pengembangan industri strategis di wilayah tempat Puspiptek berada.Disamping itu, secara fisik pengembangan Puspiptek harus selaras dengan konsep pengembangan infrastruktur (seperti jalan, akses ke pelabuhan/bandar udara), daya dukung lingkungan, serta rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) daerah setempat. Dalam kaitan dengan komersialisasi hasil litbang, salah satu aktivitas di Puspiptek ke depan adalah penumbuhan IKM baru berbasis teknologi serta menumbuhkan budaya technopreneurship melalui inkubasi teknologi dan bisnis. Untuk mengakomodasi fungsi “baru” Puspiptek tersebut, diperlukan pembangunan zona sendiri di dalam kawasan sebagai zona Technology Business Incubation Center (TBICenter).TBI Center mencakup area untuk manajemen TBI, area untuk inkubator dan tenan (incubatee), serta dilengkapi berbagai fasilitas pendukung termasuk fasilitas workshop bersama untuk mendukung IKM pemula.Disamping menyediakan fasilitas berupa ruang (space) dan program inkubasi, juga diperlukan dukungan pendanaan dan modal untuk usaha rintisan (start up company) yang lahir disini.Perlu dikaji bagaimana peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta lembaga-lembaga keuangan dalam mendukung program tersebut. Aspek ketiga adalah mengakomodasi pengembangan dan perluasan saranalaboratoria dan fasilitas litbang dan perekayasaan teknologi, antara lain program pembangunan laboratoria BPPT terpadu (PLBT) di kawasan Puspiptek. Selain itu juga dipersiapkan jika LPNK atau Lembaga Litbang Kementerian (LPK), Perguruan Tinggi (PT) dan bahkan Lembaga Litbang Industri hadir di kawasan Puspiptek untuk suatu konsorsium riset nasional. Melalui pengembangan tersebut, Puspiptek diarahkan menjadi pusat litbang, pengujian (testing) dan sertifikasi kelas dunia serta menjadi rujukan nasional.

12

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Dalam melakukan revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP maka diperlukan kerangka pengembangan yang dirumuskan dalam visi ke depan yaitu “Menjadi Pusat Iptek dan Inovasi Kelas Dunia di Tahun 2025”. Dalam mencapai visi tersebut, misi Puspipte ke depan diarahkan pada peran Puspiptek sebagai: 1. Pusat Penguasaan dan Pengembangan Iptek nasional (center of excellence) 2. Pusat Pelayanan Pengembangan Produk-Produk nasional 3. Pusat alih teknologi dan Pusat Informasi Iptek (advokasi teknologi, pelayanan teknologi, difusi, diseminasi, komersialisasi teknologi) 4. Pusat pengembangan kewirausahaan (enterpreneurship) dan inkubasi industri baru/UKMK berbasis teknologi (inkubator bisnis teknologi, klaster inovasi) 5. Pusat pendidikan dan latihan untuk SDM industri.

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

13

Kerangka revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP ini disajikan pada Gambar 2 berikut: Menjadi Pusat Iptek dan Inovasi Kelas Dunia yang berkontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional secara berkelanjutan

Tahap Pengembangan I-STP Serpong adalah merupakan revitalisasi kawasan PUspiptek dan integrasi dengan pengembangan I-STP serpong yang didukung oleh pengembangan wilayah sekitarnya yaitu Tangerang Selatan dan Bogor

Sarana dan Prasarana yang memadai

Produk inovasi

Dukungan SDM

Kelembagaan dan Regulasi

Berbagai potensi pengembangan kawasan industri yang sudah ada atau direncanakan sesuai peraturan kebijakan

Menjadi Pusat Iptek dan Inovasi Kelas Dunia di Tahun 2025

Menjadi Pusat Penguasaan dan Pengembangan Iptek Nasional (center of Excellence) Menjadi Pusat Pelayanan Pengembangan Produk-produk Nasional

Menjadi Pusat Alih teknologi dan Pusat Informasi Iptek (Advokasi teknologi, pelayanan teknologi, difusi, diseminasi, komersialisasi teknologi

DUKUNGAN REGULASI DAN KEBIJAKAN

Menjadi Pusat pengembangan kewirausahan (enterpreneurship) dan inkubasi industri baru/ UKMK berbasis teknologi (inkubator bisnis teknologi, klaster inovasi) Menjadi Pusat pendidikan dan latihan untuk SDM Industri

Prinsip : Kawasan pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional yang sinergi dengan pengembangan wilayah sekitar secara kultural diterima masyarakat sekitar

Gambar 2. Kerangka Pengembangan Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP

14

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

2.2 Tahapan dan Target Pencapaian Visi dan misi Puspiptek 2025, dilaksanakan melalui pentahapan dari kondisi saat ini (existing), pencapaian jangka menengah (2014-2019), hingga pencapaian jangka panjang (20142025), digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Milestone Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP

Target serta indikator pencapaian dari setiap fungsi yang tercantum sebagai misi Puspiptek ke depan, serta dukungan investasi dan program yang diperlukan, disajikan pada tabel berikut.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

15

Tabel 1 Fungsi, target, indikator dan dukungan investasi untuk setiap fungsi Puspitek ke depan

16

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Model bisnis yang dijalankan oleh Puspiptek sebagai STP adalah: • • • • • • • • • • • • •

Kontrak riset Problem solving, pengembangan produk Komersialisasi teknologi (lisensi) Pengujian produk inkubasi teknologi dan Pengembangan bisnis UMKM Kawasan industri Training Prototipe center (workshop) Enterpreneur center (college or training) Marketing network Konsultan bisnis dan teknologi (network) Informasi bisnis dan teknologi Bisnis gathering, seminar dan conference

Output yang dikehendaki sebagai pengembangan Puspiptek ke depan adalah meningkatnya: • • • • •

Publikasi internasional dan paten ToT (komersialisasi/lisensi, diseminasi) Produk komersial Start-up companies S2 dan S3 serta tenaga kerja trampil (sertifikasi profesi)

Outcome yang ingin dicapai meliputi: • • • • • •

Total Factor Productivity (TFP) di klien industri Jumlah kawasan industri baru (inovation cluster) Jumlah lapangan kerja baru Jumlah investasi baru Peningkatan perputaran uang di sekitar kawasan Peningkatan PAD

Dukungan Pemerintah Daerah yang diperlukan: • Dukungan Management dan Administratif(perijinan, tataruang) • Dukungan Infrastruktur (akses jalan, perumahan, internet, pertokoan, sekolah, kawasan industri) • Dukungan Kebijakan Perpajakan daerah/Tax exemption • Dukungan tenaga kerja (upah, pemogokan, training)

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

17

• Dukungan untuk start-up company (modal ventura, start-up capital, inkubator center) Dukungan Pemerintah Pusat yang diperlukan: • Kemkeu: Kebijakan fiskal dan keuangan (tax exemption, tax deduction, tax incentive, modal ventura). • Kemperind: Kebijakan industri (infrastruktur industri, fasilitas produksi, dukungan pendanaan untuk industri baru bidang tertentu). • Kemkop-Kemperind-Kemdikbud-Kemristek: start-up company (start-up capital, training). • Kemdikbud: Kebijakan Pendidikan (enterpreneurrial education/ training, SDM siap kerja dan wirausaha). Dukungan LPNK yang diperlukan: • • • • • • •

Sinergi arah / fokus riset dan pengembangan Kolaborasi dengan industri Pelaksanaan inkubasi teknologi dan bisnis Pengembangan sumberdaya manusia litbang Pengembangan sarana-prasarana litbang Penguatan dan pengembangan center of excellent Kemristek: Kebijakan riset dan teknologi (spin-off, inkubasi teknologi, prototipe/sample development, asuransi teknologi) • Kementerian teknis terkait lainnya: program pengembangan produk/industri nasional, membangun pusat-pusat riset/CoE yang sesuai dengan target industri di Puspiptek) • KemPPN/Bappenas: sinergi program Kementerian teknis untuk pengembangan STP dan kerjasama LN • Menko Perekonomian: sinergi kebijakan lintas Kementerian untuk pengembangan STP Bidang Fokus Teknologi yang akan didukung : Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dihimpun dari wawancara dengan stakeholder Puspiptek menggunakan tools Analitical Hierarchy Process (AHP) didapatkan bahwa prioritas fokus teknologi yang akan didukung oleh Puspiptek ke depan berturut-turut adalah sebagai berikut: Teknologi kesehatan dan obat (skor 0,335);

18

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

1. Teknologi transportasi (skor 0,189); dan 2. Teknologi energi (skor 0,131). Prioritas berikutnya berturut turut adalah: 3. Nano Teknologi (Material), 4. ICT (Informasi dan komunikasi), 5. Teknologi pertahanan dan Keamanan, serta Teknologi Pangan.

2.3 Revitalisasi sumber daya Puspiptek a. Sarana-prasarana litbang Sarana-prasarana litbang adalah peralatan yang diperlukan dalam penelitian, pengembangan, maupun pengujian teknologi. Peralatan tersebut terbagi atas peralatan utama dan peralatan pendukung.Peralatan utama adalah peralatan yang sangat penting dan mencerminkan kompetensi pusat/balai.Beberapa diantara sarana prasarana litbang yang merupakan aset teknologi Puspiptek merupakan peralatan canggih yang dimiliki Indonesia, bahkan di level Asean, seperti Standar Nasional untuk satuan ukuran yang merupakan rujukan semua pengukuran di Indonesia untuk satuan panjang, temperatur, kuat cahaya, waktu dan tegangan listrik;reaktor nuklir untuk reaktor riset G.A.Siwabessy;terowongan angin kecepatan rendah;serta standard reference material untuk pencemaran. Pada tahun 2013 di Puspiptek terdapat 47 Pusat/Balai/laboratorium yang dimiliki oleh BPPT, LIPI, Batan, dan Pusat Sarana Pengendalian Lingkungan (Pusarpedal) – Kementerian Lingkungan Hidup. Pada tahap awal rencana relokasi BPPT ke Kawasan Puspiptek, telah hadir Deputi Teknologi Industri, Rancangbangun dan Rekayasa (TIRBR), dan sebagian dari Deputi Teknologi Informatika, Energi dan Material (TIEM). Berikut ini daftar pusat/balai yang berada di Puspiptek beserta kompetensinya masing-masing: a. Badan Tenaga Nuklir (Batan) 1. Pusat Reaktor Serbaguna (PRSG), dengan kompetensi: pelayanan iradiasi; produksi radio isotop; pengembangan elemen bakar dan komponen reaktor; serta Litbang sains materi dan industi nuklir. 2. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR), dengan kompetensi: Litbang teknologi pengelolaan limbah radioaktif; Pengelolaan limbah radioaktif dari seluruh wilayah Indonesia.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

19

3. Pusat Standar dan Jaminan Mutu Nuklir (PSJMN), dengan kompetensi: Standardisasi radiasi dan nuklir; Akreditasi dan sertifikasi ketenaganuklira; serta Pembinaan dan pengawasan Standardisasi. 4. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN), dengan kompetensi: Litbang bahan industri nuklir; Litbang dan pelayanan spektrometri nuklir; Litbang karakterisasi dan analisis nuklir; Pengendalian keselamatan kerja serta pelayanan dan perawatan instrumentasi. 5. Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN), dengan kompetensi: Litbang fisika dan teknologi nuklir; Pengkajian dan alnalisis keselamatan reaktor; Pengembangan penggunaan reaktor; serta pengembangan teknologi keselamatan nuklir. 6. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN), dengan kompetensi: Litbang teknologi bahan bakar nuklir; Litbang teknologi daur ulang bahan bakar nuklir. 7. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN), dengan kompetensi: Rekayasa elektromekanik nuklir dan struktur serta rancang bangun sipil; Rekayasa instrumentasi reaktor dan industri; Rekayasa instrumentasi kesehatan, keselamatan nuklir, dan lingkungan; Prototiping teknologi perangkat nuklir. 8. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), dengan kompetensi: Litbang teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka; Litbang teknologi dan aplikasi siklotron. 9. Pusat Pengembangan Informatika Nuklir (PPIN), dengan kompetensi: Pengembangan sistem informasi; Komputasi di bidang nuklir. 10. Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir (PKTN), dengan kompetensi: Sistem jaminan mutu; Pemanfaatan produk hasil litbang ke Industri. b. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 1) Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS), dengan kompetensi: Pengujian jenis, bentuk, dan komponen konstruksi (logam, beton, plastik, dll); Pengujian alat mekanik dan transportasi; Pengujian tanpa merusak (non destructive test); Pengujian merusak (destructive test). 2) Balai Termodinamika, motor, dan Propulsi (BTMP), dengan kompetensi: Pengujian motor bakar; Pengujian dan analisa:

20

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

performa mesin, performasi kendaraan, emisi gas buang, pengaruh pemakaian bahan bakar / aditif / pelumas, sistem bahan bakar diesel, komponen mesin, pengaruh modifikasi mesin, dan sistem transmisi pengujian. 3) Balai PengkajianBioteknologi (BBiotek), dengan kompetensi: Teknologi mikropropagasi tanaman, Teknologi fermentasi & proses hilir; Teknologi Agromikrobiologi; Rekayasa industri berbasis bioteknologi; Rekayasa genetika terapan; Pengujian kimia, mikrobiologi, dan genetika. 4) Balai Inkubator Teknologi (BIT), dengan kompetensi: Inkubasi dan komersialisasi hasil-hasil riset BPPT. 5) Balai Besar Teknologi Energi (B2TE), dengan kompetensi: Teknologi energi terbarukan; Teknologi energi fosil; Teknologi efisiensi energi. 6) UPT Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran (LAGG), dengan kompetensi: Desain dan pengujian di terowongan angin; Mekanikal desain dan manufaktur; Pengembangan software dan sistem engineering; Pengujian aero-elastic dan getaran; Computing fluid dynamic (CFD); 7) Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi (MEPPO), dengan kompetensi: Litbang peningkatan efisiensi produksi; Pelayanan teknis bagi pengembangan dan penguasaan teknologi baik bagi instansi pemerintah maupun swasta, dalam bentuk riset, konsultasi, training, dan pengembangan produk. 8) Balai Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi (BRDST), dengan kompetensi: Pengembangan rekayasa desain teknologi untuk proses industri dan pembangkit tenaga listrik; Layanan teknik konseptual (desain, pembuatan, konstruksi, operasi, pemeliharaan, manajemen proyek); Teknologi produksi biodiesel. 9) Laboratorium PengembanganTeknologi Industri Agro dan Biomedika (LABTIAB), dengan kompetensi: Teknologi mikrobiologi; pangan; farmasi; biomolekular; rekayasa biomedika; teknologi fermentasi; perikanan; peternakan; teknologi proses hasil pertanian; teknologi pasca panen. 10) Balai Pengkajian Teknologi Polimer (BPTP), dengan kompetensi:Litbang teknologi polimer; Pengujian teknologi polimer; Pelatihan pengembangan teknologi polimer; Konsultasi teknik dalam teknologi polimer.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

21

11) Pusat Teknologi Industri Sistem dan Transportasi, dengan kompetensi melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi sistem, sarana, prasarana, dan industri pendukung transportasi darat, laut, dan udara. 12) Pusat Teknologi Industri Manufaktur dengan kompetensi Rekomendasi Teknologi Industri PeralatanBerat dan Revitalisasi industri manufaklur ketenagalistrikan 13) Pusat Teknologi Industri dan Proses dengan kompetensi pengkajian teknologi industri dan proses industri 14) Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanandengan kompetensi Prototipe Sistim PUNA Tipe jangkauan jarak menengah dengan Telemetry, Control and Command (TCC), Rekomendasi Teknologi, Rancang Bangun Pesawat Nasional, Rekomendasi Teknologi Industri Alutsista Munisi Rekomendasi teknologi, pengembangan Kapal Selam nasional resource sharing kemitraanpenyelenggaraan pelayanan teknologi 15) Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan kompetensi litbang dan pengujian teknologi informasi dan komunikasi, teknologi biometrik, pengembangan hardware, software dan content TIK. 16) Balai Ipteknet, dengan kompetensi pengembangan jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi, layanan pangkalan data iptek, fasilitasi data center dan cloud computing. 17) Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi-BPPT dengan kompetensi pengkajian dan rekomendasi kebijakan inovasi teknologi. 18) Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi Teknologi-BPPT dengan kompetensi pengkajian dan rekomendasi kebijakan difusi teknologi. 19) Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing-BPPT dengan kompetensi pengkajian dan rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing. 20) Pusat Audit Teknologi-BPPT dengan kompetensi pengkajian mekanisme audit teknologi, serta layanan jasa audit teknologi. 21) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam-BPPT dengan kompetensi Prototipe Implementasi SIKBES ikan dan Belfos, Prototipe Teknologi Hyperspektral untuk Mendukung Ketahanan Pangan, Rekomendasi Pengembangan dan

22

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Pemanfaatan Satelit Observasi Kebumian Indonensia (INASAT), Rekomendasi Sistem Radar Cuaca dan Pantai untuk Peringatan Dini, Rekomendasi Akuntansi Sumberdaya Alam untuk KetahananPangan 22) Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral-BPPT dengan kompetensi melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang eksplorasi dan penambangan, pengolahan dan tekno ekonomi mineral, teknologi pengelolaan dampak pertambangan. 23) Pusat Teknologi Sumber Daya Lahan Wilayah dan Mitigasi BencanaBPPT dengan kompetensi Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang pengelolaan bentang lahan dan badan air, pengembangan wilayah dan pengelolaan kawasan, mitigasi bencana. 24) Pusat Teknologi Lingkungan dengan kompetensi Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi pengendalian pencemaran lingkungan, konservasi dan pemulihan kualitas lingkungan, tata kelola lingkungan. 25) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan-BPPT dengan kompetensi pengkajian dan penerapan teknologi lingkungan. 26) Balai Teknologi Survey dan Kelautan-BPPT dengan kompetensi survey sumberdaya kelautan. 27) Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT dengan kompetensi Rekomendasi Aplikasi fitoteknologi untuk mitigasi lahan rawan bencana dilingkungan tambang dan Teknologi Remediasi Perairan Laut dan Pesisir Pantai Akibat Cemaran Minyak serta Layanan Teknologi Rekayasa Remediasi Lingkungan. 28) UPT Hujan Buatan-BPPT dengan kompetensi melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi modifikasi cuaca dalam pembuatan hujan, serta memberikan pelayanan kepada instansi pemerintah dan swasta yang memelukan air hujan. 29) Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi-BPPT dengan kompetensikonversi dan konservasi energi, energi baru dan terbarukan. 30) Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi-BPPT dengan kompetensi pengembangan suberdaya energi fosil serta energi baru dan terbarukan. 31) Pusat Teknologi Material-BPPT dengan kompetensi material, material maju termasuk material untuk industri.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

23

c. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 1) Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi (P2KIM); dengan kompetensi: Sebagai lembaga metrologi nasional; Pelayanan jasa kalibrasi, instrumentasi, dan metrologi bagi masyarakat; 2) Pusat Penelitian Fisika (P2F), dengan kompetensi: Instrumentasi fisis dan optoelektronika; Fisika bahan baru (keramik, polimer, semikonduktor, fuel cell, eko material, nano material); Fisika industri dan lingkungan. 3) Pusat Penelitian Kimia (P2K), dengan kompetensi: Litbang kimia analitik dan standar, kimia bahan alam, pangan dan farmasi; Teknologi proses dan katalisis; teknologi lingkungan. 4) Pusat Penelitian Metalurgi (P2M), dengan kompetensi: Litbang teknologi dan aplikasi metalurgi. 5) Pusat Penelitian Standar Mutu Teknologi Pengujian (P2SMTP), dengan kompetensi: Penyusunan kebijakan dan pedoman metrology, standard, testing and quality (MSTQ). d. Kementerian Negara Lingkungan Hidup 1) Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Pusarpedal), dengan kompetensi: Laboratorium lingkungan rujukan; Pusat pemantauan kualitas lingkungan. 2) Pusat Pelatihan dan Pendidikan Lingkungan (PPPL), dengan kompetensi: Capacity building di bidang pengelolaan lingkungan. Berdasarkan hasil quick assessment Kementerian Ristek Tahun 2011, rata-rata usia peralatan utama yang ada di Puspiptek sudah tua (aging), yaitu 13 tahun. Rinciannya adalah: 8 pusat/balai memiliki peralatan utama dengan usia 5 tahun, 12 pusat/balai antara 10-15 tahun, dan 6 pusat/balai antara 20-30 tahun. Walaupun sebagian besar peralatan utama tersebut masih berfungsi, namun tidak dapat bekerja dengan full capacity. Sebagian peralatan lain bahkan mulai tertinggal secara teknologi. Gambaran usia peralatan utama pada setiap pusat/balai di Puspiptek selengkapnya sebagai berikut:

24

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Gambar 4. Usia peralatan utama litbang di Puspiptek (sumber: hasil quick assessmentKemristek, 2011)

Kondisi seperti diatas menuntut upaya revitalisasi.Peralatan yang sudah tua atau rusak memerlukan perbaikan (refurbishment) atau penggantian dengan alat baru.Peralatan yang sudah ketinggalan jaman perlu modernisasi atau penggantian.Sementara itu, peralatan yang belum ada namun sangat dibutuhkan, perlu diadakan. Revitalisasi peralatan juga didasari oleh perlunya sinkronisasi antara peralatan dengan business yang didukung oleh pusat/balai. Perubahan orientasi demand driven menuntut setiap pusat/balai untuk menyesuaikan kepemilikan alat yang mendukung kebutuhan pengguna, khususnya industri.Faktakondisi di Puspiptek menunjukkan disamping 52% peralatan utama yang ada digunakan secara optimal, terdapat 17% peralatan utama yang melebihi kapasitas penggunaan (overload). Di bagian lain, 26% alat utama digunakan di bawah kapasita (idle), bahkan 5% lagi tidak terpakai sama sekali.Gambar berikut memperlihatkan komposisi penggunaan peralatan utama di setiap pusat/balai di Puspiptek tahun 2011.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

25

Gambar 5. Tingkat penggunaan peralatan utama litbang di Puspiptek (sumber: hasil quick assessment Kemristek, 2011)

b. Revitalisasi sumberdaya manusia litbang Sumberdaya manusia (SDM) litbang di Puspiptek terdiri atas peneliti, perekayasa, pranata nuklir, pranata komputer, serta jabatan-jabatan fungsional tertentu lainnya. Berdasarkan hasil survei Kementerian Ristek tahun 2011, usia SDM litbang di Puspiptek secara berturut-turut didominasi oleh rentang usia antara 41-50 tahun, 51-60 tahun dan 31-40 tahun. Beberapa SDM bahkan berusia diatas 60 tahun.Sementara rentang peneliti berusia muda antara 21-30 tahun persentasenya sangat kecil.Di Batan, SDM litbang yang berusia antara 51-60 tahun sejumlah 39%, usia antara 41-50 tahun (47%), 31-40 tahun (10%), dan antara 21-30 tahun kurang dari 1%. Demikian halnya di LIPI, SDM litbang yang berusia antara 51-

26

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

60 tahun sejumlah 41%, usia antara 41-50 tahun (17%), 31-40 tahun (19%), dan antara 21-30 tahun (7%). Di BPPT, SDM litbang yang berusia antara 51-60 tahun sejumlah 33%, usia antara 41-50 tahun (47%), 3140 tahun (13%), dan antara 21-30 tahun (2%). Data tersebut menunjukkan komposisi usia SDM litbang yang sangat timpang antara yang muda dengan yang tua dan mendekati usia pensiun. Kebijakan pemerintah mengenai zero growth alias penghentian sementara penerimaan pegawai negeri sipil beberapa tahun lalu, memberikan andil besar pada minimnya regenerasi SDM di institusi litbang, termasuk di Puspiptek. Program rekrutmen SDM iptek mutlak dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Di sisi lain, kualifikasi SDM litbang juga sangat menentukan. Parameter kualifikasi antara lain dapat dilihat dari level pendidikan formal maupun training keahlian yang diikuti. Berdasarkan tingkat pendidikan, pada tahun 2011 komposisi SDM litbang di Puspiptek sebagian besar didominasi oleh SDm dengan pendidikan dibawah S1, diikuti oleh S1, S2 dan S3. Di Batan, jumlah SDM berpendidikan di bawah S1 sebanyak 54%, S1 sejumlah33 %, S2 10%, dan S3 4%. Di LIPI dibawah S1 34%, S 1 sejumlah 39 %, S2 18%, dan S3 9%.Sedangkan di BPPT dibawah S1 sejumlah 23%, S1 sejumlah 41 %, S2 27%, dan S3 9%. Gambaran tersebut menunjukkan masih perlunya peningkatan program beasiswa untuk program master dan doktor bagi para peneliti S1 dan S2, disamping peningkatan program training keahlian teknis. Dalam memenuhi tuntutan sinergi lembaga litbang dengan pengguna, maka keahlian (expertise) SDM litbang ke depan harus sesuai dengan kebutuhan pengguna teknologi. Program pendidikan dan pelatihan harus dirancang sesuai dengan prioritaspengembangan industri ke depan.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

27

c. Revitalisasi sarana-prasarana kawasan Puspiptek Kawasan Puspiptek merupakan sebuah obyek yang penting bagi kehidupan bangsa dan negara baik ditinjau dari aspek kepentingan penelitian iptek maupun aspek ekonomi, politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.Melalui Keputusan Menteri Riset dan Teknologi Nomor 112/M/Kp/IX/2004, Puspiptek telah ditetapkan sebagai obyek vital nasional. Dengan ditetapkannya sebagai obyek vital nasional, maka terdapat konsekuensi sistem dan pola pengelolaan keamanan dan keselamatan kawasan khususnya untuk mencegah kemungkinan adanya ancaman dan gangguan termasuk aksi terorisme terhadap kegiatan maupun aset-aset negara yang ada di Puspiptek. Saat ini, Puspiptek menempati lahan seluas 460 Ha dimana 360 Ha diantaranya berada di wilayah administratif Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, dan 100 Ha berada di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Dari seluruh luasan kawasan, 30-40% dialokasikan sebagai kawasan terbuka hijau. Meskipun Puspiptek merupakan aset nasional, namun bagi Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor keberadaan Puspiptek tersebut merupakan potensi penting untuk daerah ini.Bagi Kota Tangerang Selatan, Puspiptek diharapkan memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah berbasis iptek menuju visi “Kota Tangerang Selatan sebagai kota mandiri, damai, asri, dan sejahtera”. Salah satu misi pencapaian Tangerang Selatan sebagai kota mandiri adalah terwujudnya kehidupan ekonomi berbasis iptek. Dari keseluruhan 460 Ha area Puspiptek saat ini terbagi atas: (1) zona laboratorium, perkantoran, ruang hijau, dan wisma tamu; (2) zona pemukiman; dan (3) zona pendidikan. Dalam perencanaan pengembangan kawasan Puspiptek ke depan, peruntukan lahan kawasan dirancang untuk: (1) zona perkantoran dan laboratoria; (2) zona pemukiman; (3) zona pendidikan dan pelatihan; (4) zona pelayanan umum; (5) zona komersialisasi hasil iptek; dan (6) zona kebun percontohan.

28

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Gambar 6. Peta peruntukan lahan kawasan Puspiptek

Sarana-prasarana kawasan yang dibangun di Puspiptek ditujukan untuk mendukung operasional seluruh kawasan, dengan 47 pusat/balai litbang didalamnya, perkantoran, dan perumahan pegawai. Beberapa sarana-prasarana tersebut antara lain berupa bangunan gedung, rumah dinas, jalan dan drainase, instalasi dan pengelolaan air bersih, listrik, sarana telekomunikasi, sarana keamanan dan keselamatan, wisma tamu, fasilitas kesehatan, sarana olah raga, sarana ibadat, sarana pendidikan, pengelolaan limbah, serta kawasan hijau dan kebun percontohan. Semua sarana-prasarana tersebut memerlukan perawatan dan peningkatan terus-menerus agar memberikan daya dukung yang optimal bagi fungsi Puspiptek. Pasokan listrik dan air bersih di kawasan perlu dijaga dan ditingkatkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan. Listrik yang dipasok dari Gardu Induk (GI) Serpong milik PLN, memiliki kapasitas terpasang sebesar 38.951 kVA.Dari jumlah tersebut, total daya rata-rata terpakai untuk seluruh kawasan pada tahun 2012 mencapai sekitar 83%. Sistem MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

29

air bersih yang tersedia di kawasan Puspiptek sejauh ini cukup untuk melayani seluruh Puspiptek, termasuk untuk pendingin reaktor nuklir dan kebutuhan kawasan perumahan. Di masa mendatang, kebutuhan air bersih kawasan diperkirakan akan terus meningkat, sehingga diperlukan penambahan kapasitas instalasi pengolahan dan distribusinya. Demikian pula halnya dengan sistem telekomunikasi. Sejak tahun 1987, sistem telekomunikasi di kawasan Puspiptek menggunakan teknologi PABX dengan kapasitas 320 line Telkom dan 3.500 extension. Teknologi tersebut memerlukanmodernisasi dan pembaharuan. Disamping itu, untuk memenuhi tuntutan akses internet yang lebih cepat dan handal, diperlukan pengembangan jaringan data melalui layanan pita lebar yang membutuhkan dukungan jaringan fiber optic di seluruh kawasan. Seiring berkembangnya pembangunan laboratorium dan gedung pendukungnya, selain memerlukan biaya perawatan gedung yang lebih besar, juga diperlukan pengembangan akses jalan berserta pelengkapnya (lampu penerangan dan sistem drainase) menuju gedung baru tersebut. Begitu pula halnya dukungan sistem keamanan dan keselamatan kawasan perlu terus ditingkatkan untuk tetap menjamin keamanan dan keselamatan Puspiptek sebagai sebuah objek vital nasional.

2.4 Peningkatan Peran Puspiptek melalui Pembentukan Indonesia Science & Technology Park (I-STP)



I-STP pada dasarnya merupakan sebuah kawasan khusus yang ditujukan untuk memfasilitasi kerjasama antara pusat-pusat penelitian, universitas, industri dan pemerintah dalam kerangka sistem inovasi nasional. Ada lima tujuan strategis pengembangan I-STP, yaitu: (1) mendorong pembangunan ekonomi dengan menggunakan iptek dan inovasi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional; (2) memfasilitasi komersialisasi hasil litbang dari pusat/balai di Puspiptek dan universitas di sekitarnya; (3) memfasilitasi transfer teknologi dari lembaga penelitian ke sektor produktif; (4) medorong dan memfasilitasi pembentukan perusahaan berbasis iptek dan keahlian yang ada di Puspiptek, melalui proses

30

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

inkubasi dan spin off; dan (5) menciptakan kesempatan kerja baru terutama untuk sumberdaya manusia dengan keterampilan tinggi (technopreneurship)1. “STP adalah sebuah organisasi yang dikelola oleh profesional khusus, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mempromosikan budaya inovasi dan daya saing usaha terkait serta lembaga-lembaga berbasis pengetahuan. Untuk mencapai tujuan tersebut STP merangsang dan mengatur arus pengetahuan dan teknologi antar universitas, lembaga R&D, perusahaan, dan pasar; memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan perusahaan berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off; dan menyediakan layanan nilai tambah lainnya melalui penyediaan ruang dan fasilitas berkualitas tinggi”.  Kata kunci STP: riset dan pengembangan, transfer dan komersialisasi teknologi; mendukung industri dan menumbuhkan kewirausahaan, serta usaha kecil dan menengah berbasis teknologi.  Istilah ini memiliki tidak kurang dari 16 sinonim, seperti: businesspark, cyber-park, hi-tech park, innovation centre, science and technology center, research park, research and technology parks, science and technology park, technology incubator, dll.  STP dan teknopolis diseluruh dunia memiliki kontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional dan regional, membentuk SIDA dan meningkatkan daya saing nasional (Prof DS Oh, Sekjen WTA, 2013)  Di Indonesia saat ini terdapat beberapa lembaga sejenis ‘STP’ namun dengan karakter yang berbeda-beda, baik yang diinisiasi oleh pemerintah, maupun swasta: Bandung TP, Solo TP, Cikarang TP, Puspiptek, Cibinong Science Center, Agro TP-Sumsel, ATPSumbar, ATP-Jabar, Batam TP, Kawasan Inovasi Gresik dll. Program I-STP ini melaksanakan amanat yang tertuang dalam Program MP3EI, yaitu menjadikan Puspiptek sebagai model yang dapat Pada Tahun 2010, Kementerian Ristek bersama World Technopolis Association (WTA) dan UNESCO telah menginisiasi penyusunan konsep dan action plan pembangunan I-STP. 2

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

31

diaplikasikan dalam penguatan sistem inovasi. Dalam kerangka sistem inovasi, I-STP berfungsi sebagai ‘hub’, yang menghubungkan semua stakeholder dalam sistem inovasi. I-STP memberikan wahana untuk terjadinya interaksi yang intens antara Perguruan tinggi, Lembaga Litbang, dunia usaha/industri dan pemerintah daerah. Perguruan tinggi berperan sebagai penyedia SDM trampil sekaligus sumber inovasi. Lembaga litbang sebagai penyedia teknologi dan pelaku invensi teknologi. Industri sebagai pengguna teknologi serta tempat komkersialisasi teknologi hasil invensi menjadi inovasi.

Gambar 7.Skema hubungan antara ISTP dengan aktor inovasi Sumber : Action Plan I-STP (diolah)

Pemerintah khususnya pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator dan regulator yang mendukung penyediaan infrastruktur baik fisik maupun non fisik untuk menjamin lingkungan yang kondusif bagi interaksi perguruan tinggi/lembaga litbang dengan dunia

32

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

usaha. Interaksi unsur-unsur inovasi serta peran I-STP di dalamnya, digambarkan dalam skema pada Gambar 7. Aktifitas dalam I-STP dibagi kedalam tiga langkah berikut: prainkubasi, inkubasi, dan post inkubasi. Ketiga langkah tersebut dapat dimulai pada waktu yang bersamaan.

Gambar 8.Skema pengembangan I-STP

I-STP pada tahap awal akan fokus pada layanan inkubasi, dengan menyediakan fasilitas dukungan untuk tenan dalam sebuah zona tersendiri di dalam kawasan Puspiptek. Sementara itu, Hi Tech Industrial Park sebagai kawasan yang disiapkan untuk pengembangan start up dan industri yang telah lulus dari I-STP, diharapkan dapat difasilitasi penyediaanya oleh pemerintah daerah setempat. Zona yang disediakan untuk Pusat inkubasi teknologi dan bisnis / Technology Business Incubation Center (TBI-center) berupa lahan seluas 20 Ha yang terletak di bagian selatan, seperti ditunjukkan pada peta berikut:

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

33

Gambar 9. Rencana lokasi pembangunan TBI-center ISTP

a. Pembangunan Infrastruktur dan Penyediaan Layanan 1). Pra-inkubasi ISTP akan berperan mendukung kegiatan pra-inkubasi baik yang berada dalam kawasan maupun di luar kawasan Puspiptek. Pusat inkubator yang ada dalam kawasan Puspiptek dikelola oleh LPNK yaitu LIPI, BPPT dan Batan yang masing-masing telah memiliki lembaga intermediasi yaitu Balai Inkubator Teknologi-BPPT, Pusat Inovasi – LIPI, dan Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir – Batan. Sementara itu,kegiatan pra-inkubasi di luar Puspiptek yang dikelola perguruan tinggi yaitu diantaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), ITI, SGU, UPH, UMN dll. Tujuan utama pra-inkubasi adalah untuk membantu pengusaha/calon pengusaha dalam mengembangkan gagasan yang muncul agar memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bisnis yang berkelanjutan. Hal ini harus didukung dengan penyediaan ruang kantor, mentoring,

34

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Bentuk layanan ISTP untuk tenan dalam proses pra-inkubasi, meliputi: penyediaan layanan ruang beserta fasilitas pendukungnya, mentoring, konsultasi, forum-forum pertemuan, dan pelatihan. Dari sisi manajemen, kegiatan pra-inkubasi dilaksanakan untuk membantu pengusaha pemula dalam mendorong ide-ide potensial ke pasar, dan memaksimalkan tingkat keberhasilan dalam proses inkubasi. Untuk memastikan bahwa kegiatan pra-inkubasi berjalan dengan baik, keanggotaan harus dikelola secara tepat di semua tahap dalam siklus baik proses masuknya tenan (entry), day to day, serta proses dan prosedur pengeluaran tenan (exit). Manajemen pengelola kegiatan pra-inkubasi juga harus memikirkan pembiayaan bagi tenan. Agar sukses, pengelola kegiatan pra-inkubasi perlu mendapat dukungan keuangan tidak hanya dari tenan dan lembaga pengelola kegiatan pra-inkubasi, melainkan juga dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah. 2). Inkubator Bisnis Teknologi / Technology Business Incubator (TBI) ISTP akan dilengkapi dengan gedung multi-tenan untuk menjadi tempat para tenan yang akan diinkubasi (incubatee). Inkubator harus terletak di lokasi yang cukup strategis dan mudah diakses. Diperlukan area minimal seluas 10.000m2 untuk pembangunan gedung multi tenan, masing-masing 6.000 m2 bangunan dan 4.000 m2 sebagai ruang terbuka hijau. i). Fasilitas TBI Secara fisik, TBI akan terdiri dari 3 bangunan: (1) mnajemen dan fasilitas umum, (2) gedung multi tenan, dan (3) tempat produksi skala kecil / percontohan. Gedung1: manajemen dan fasilitas umum. Gedung 1 merupakan area yang akan digunakan sebagai kantor manajemen dan fasilitas umum. Terdiri atas: Kantor pusat maanjemen; Ruang konferensi dan rapat; Kantor pelayanan umum; seperti kantor pos, foto kopi, resepsionis, call center, pemesanan hotel, tiket, dll. MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

35

- - -

Restoran dan kafe; Pusat layanan bisnis; Pusat layanan terpadu (one stop service center);

Gedung 2: Gedung multi tenan. Gedung multi tenan adalah fasilitas ruang fisik serta fasilitas lain untuk tenan dengan dukungan kelembagaan yang sistematis, seperti memberikan konsultasi manajemen secara professional.Gedung multi tenan dilengkapi dengan fasilitas khusus untuk mengakomodasi kegiatan penelitian dan pengembangan bisnis – Reseach & Bussiness Development (R&BD).

Gambar 10. Pembagian zonasi gedung TBI

Gedung 3: “Pilot Plant” “Pilot Plant” adalah fasilitas teknologi tinggi untuk memproduksi sejumlah kecil produk. Fasilitas tersebut dirancang untuk menguji atau membuktikan metode yang mungkin digunakan pada saat produksi massal (full scale pilot). Pilot plant sangat penting keberadaannya di TBI karena dapat mengurangi resiko investasi pada metode produksi yang belum teruji. Hal ini membantu tenan untuk menguji proses produksinya sebelum memproduksi produk dalam jumlah besar.Untuk IKM baru, menggunakan fasilitas pilot plant jauh lebih murah dibandingkan full scale plant.Pilot plant juga dapat memberikan data berharga untuk merancang full scale plant, seperti

36

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

data-data ilmiah tentang reaksi kima atau sifat-sifat material yang kompleks.Data-data tersebut diperlukan untuk memperbaiki desain pada fasilitas skala produksi. Setelah mendapatkan data-data dari pengoperasian pilot plant, fasilitas produksi skala yang lebih besar dapat dibangun di kawasan hi tech industrial park. ii). Layanan TBI Selain infrastruktur fisik, TBI juga akan memberikan layanan seperti capacity building dan layanan pengembangan bisnis. Capacity building terdiri atas berbagai elemen.Yang pertama berkaitan dengan peningkatan ukuran, jumlah dan efisiensi perusahaan berbasis teknologi yang muncul dari program inkubasi menjadi perusahaan yang matang dan berkembang tanpa dukungan khusus.Perusahaanperusahaan ini berperan penting dalam menciptakan inovasi yang mungkin menarik bagi sektor industri atau investasi asing langsung (foreign direct invesment / FDI). Elemen kedua dari capacity building adalah meningkatkan keterampilan bisnis bagi mereka yang melakukan usaha di STP. Fasilitas yang disediakan ditujukan untuk program pengembangan professional dalam bisnis yang berkelanjutan atau keterampilan bisnis. Elemen ketiga berhubungan dengan fasilitas yang didedikasikan untuk teknologi spesifik dan yang dapat diakses oleh pengusaha berbasis teknologiuntuk membangun dan mengembangkan bisnisnya. Layanan pengembangan bisnis ditawarkan sebagai “one stop shop” yang memberikan konsultasi teknis dan bisnis bagi perusahaan untuk mencapai jangkauan yang lebih luas.Personil yang menyediakan layanan tersebut harus terhubung dengan bisnis yang ada dan komunitas akademis dengan pemahaman yang baik tentang bisnis. 3). Hi-Tech Industrial Zone Hi Tech Industrial Zone ditujukan sebagai tempat bagi perusahaan dengan fasilitas produksi yang lebih besar untuk mengakomodasi pertumbuhan perusahaan dalam STP atau perusahaan yang sudah maju

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

37

tetapi ingin mendapatkan keuntungan dari manfaat berada di STP. Dalam pengembangan ISTP di Puspiptek, Hi Tech Industrial Zone tidak didesain berada di dalam kawasan yang sama, namun ditempatkan di kawasan-kawasan industri yang sudah ada seperti kawasan industri Jababeka, Cikarang, serta kawasan industri di Tangerang Selatan, Tangerang, Bogor dan sekitarnya. Pengembangan Hi-Tech Industrial Park menjadi kewenangan Pemda setempat bekerjasama dengan Kementerian terkait.

Dewan Pengarah: Kementerian, LPNK, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha

Kepala Puspiptek

Bag. Keuangan & Rumah tangga

Divisi Kerjasama

Divisi Teknologi dan Bisnis (I-STP)

Bidang Umum dan Keuangan (PPK-BLU

Bidang Kerjasama Dalam Negeri

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Bidang Kerjasama Luar Negeri Bidang Komersialisasi Teknologi

Divisi Sarana dan Prasarana

Bidang Pengelolaan dan Pengembangan sarana teknik Bidang Pengelolaan dan pengembangan sarana pendukung

Bag. Humas & Protokol

Bag. Kepegawaian & Tata Usaha

Divisi Keamanan dan Keselamatan

Bidang Keamanan

Bidang Keselamatan

Gambar 11.Usulan Struktur organisasi manajemen Puspiptek

b. Pengembangan Kelembagaan Puspiptek Hasil kajian Kementerian Ristek, organisasi ISTP diarahkan sebagai sebuah entitas yang mandiri dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU), dan dikelola secara profesional. Di masa depan, tidak tertutup kemungkinan dijadikan sebagai sebuah entitas bisnis berbentuk perusahaan kemitraan pemerintah dengan

38

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

swasta.Pada tahap awal pengembangan, struktur organisasi ISTPakan menggunakan sistem dual manager, yaitu manager dari Kementerian Ristek dibantu oleh manager dari konsultan luar negeri. Struktur organisasi selengkapnya seperti gambar 11. 3. Pengembangan dan perluasan sarana laboratoria dan fasilitas pelatihan litbang dan perekayasaan teknologi. Salah satu program BPPT pada tahun 2007-2015 adalah pengembangan Laboratoria BPPT terpadu.Hal ini dilatarbelakangi dari beberapa program BPPT yang diberikan untuk pengembangan dan peningkatan sistem manajemen berdasarkan visi dan misi BPPT yaitu mewujudkan teknologi sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi dalam rangka kemandirian bangsa dan meningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan pemikiran diatas akan membutuhkan keterlibatan para karyawan dalam rangka merubah tata cara kerja lama yang tidak sistematik dan sporadis, dengan didukung oleh kelengkapankelengkapan utama perekayasa yaitu: 1) Laboratoria: sebagai ruang uji utama, workshop, ruang integrasi, ruang briefing dan diskusi, perkantoran, sistem keamanan dan keselamatan, sistem pembuangan limbah. 2) Perpustakaan : jurnal, paper, katalog, manual dan sistem dokumentasi dan informasi. 3) Sistem Pembinaan dan Pelatihan :pelatihan bagi pemula, pelatihan lanjut, pelatihan untuk kenaikan jenjang dan pelatihan-pelatihan khusus untuk kompetensi. Saat ini BPPT telah memiliki beberapa Laboratoria yang merupakan satuan kerja Balai Besar dan tersebar dibeberapa lokasi di Indonesia. Tetapi belum semua unit kerja diatas memiliki ruang kerja yang memenuhi batasstandar kebutuhan di BPPT. Sehubungan dengan hal tersebut, sejak tahun 2007BPPT merencanakan Program Pengembangan Laboratoria BPPT Terpadu (PLBT) berupa kegiatan pengembangan fasilitas pendukung Laboratoria dan fasilitas pelatihan untuk mendukung kegiatan perekayasaan BPPT dalam melaksanakan standar kebutuhan dibidang pengkajian dan penerapan teknologi, berlokasi di Puspitek.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

39

Melalu program tersebut, BPPT akan membangun gedung dan fasilitas baru yang dikelompokkan ke dalam lima klaster, yaitu: 1) Klaster I (Teknologi Transportasi), terdiri atas: Lab. Teknologi Transportasi dan Lab. Propulsi; 2) Klaster II (Teknologi Material, Proses dan Konstruksi), terdiri atas: Lab. material baru, teknologi proses, dan Lab. teknologi manufaktur; 3) Klaster III (teknologi hankam), terdiri atas: lab ELKOM Foss, dan IPTEKnet; 4) Klaster IV, (geo-engineering); terdiri atas: lab. Rekayasa Kebumian dan Atmosfer; lab. Eksplorasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia, lab. Teknologi Lingkungan, lab. Teknologi Mitigasi Bencana, lab. Teknologi Neo-Net & Geomatika, dan Perkantoran; 5) Klaster V (Teknologi energi), terdiri atas: Lab. Bahan Bakar Sintetis dan lab. kelistrikan PTKKE; serta 6) Klaster VI (Gedung Manajemen BPPT). Program PLBT BPPT memberikan konsekuensi perlunya peningkatan dan pengembangan infrastruktur pendukung dasar seperi jalan, saluran air, instalasi air bersih, listrik, sistem komunikasi, dan lainlain.Demikian pula dukungan sarana pemukiman untuk menampung sejumlah pegawai yang pindah ke kawasan Puspiptek, menjadi pertimbangan tersendiri. Selain hadirnya BPPT dikawasan Puspiptek, pada masa mendatang dimungkinkan pula perluasan dan pembentukan Pusat/Unit kerja baru dari LPNK Ristek dikawasan Puspiptek untuk mendukung visi Puspiptek dimasa mendatang. Sinergi dan kolaborasi litbang juga dimungkinkan dengan Lembaga Penelitian Kementerian (LPK), Perguruan Tinggi (PT) dan lembaga litbang industri baik dalam maupun luar negeri. Untuk itu sarana-prasarana akan disediakan untuk terwujudnya visi Puspiptek dimasa mendatang. Rencana Aksi Jangka Menengah (2014-2019) Masterplan Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP disajikan pada Tabel berikut.

40

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Tabel 2.Rencana Aksi Jangka Menengah (2014-2019) Masterplan Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

41

42

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

43

44

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

45

46

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

47

Tabel 3. Perkiraan Biaya Revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP Tahun 2015-2019

48

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

49

50

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

51

52

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

03

Masterplan fisik Revitalisasi Puspiptek & Pengembangan I-STP

Fasilitas fisik kawasan Puspiptek dalam revitalisasi dan pengembangan I-STP dikembangkan dalam mendukung lima fungsi Puspiptek sebagaimana peta panduan dan perkiraan biayanya telah disampaikan pada Tabel 2 dan 3. Pada kegiatan ini telah diselesaikan peta masterplan sebanyak 18 peta pada Lampiran yaitu: a. Peta Kawasan Puspiptek Berdasarkan Lokasi Geografis Sekitar b. Peta Kawasan Puspiptek berdasarkan Nomor gedung dan Peruntukannya saat ini Peta Kawasan Puspiptek berdasarkan Nomor gedung dan Peruntukannya saat ini. c. Peta Pemanfaatan Lahan Eksisting d. Peta Pengembangan Kawasan Puspiptek e. Peta Arah dan Pengendalian Pemanfaatan Lahan Kawasan Puspiptek f. Peta Topografi Kawasan Puspiptek g. Peta Kemiringan Kawasan Puspiptek

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

53

h. Peta Ketinggian Kawasan Puspiptek i. Peta Analisis Klimatologi j. Peta Analisis Pola Vegetasi k. Peta Analisis Estetika View l. Peta Aksesibilitas Kawasan Puspiptek m. Peta Jaringan Pipa Transmisi dan distribusi Air Bersih n. Peta Jaringan Listrik o. Peta Jaringan Telepon p. Peta Ring Keamanan Kawasan Puspiptek q. Peta Lingkungan Pemantauan Lingkungan Lepas Kawasan r. Peta Evakuasi Kawasan Puspiptek Peta Evakuasi Kawasan Puspiptek Peta ini dibuat berdasarkan kondisi eksisting, kebutuhan pengembangan sesuai peta rencana aksi, kebutuhan utilitas dan sarana pendukung dan sistem keselamatan dan kemanan kawasan ditinjau dari analisis internal dan eksternal.

3.1 Kondisi Eksisting Kawasan Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong yang memiliki luasan ± 460 Ha, secara administrasi terletak di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan dan sebagian kecil lainnya masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor, dengan batas geografis sebagai berikut: • Sebelah Utara : Permukiman Penduduk, toko dll Kelurahan Munjul dan Setu, Kota Tangerang Selatan • Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk, Lahan Kosong, batas kab. Bogor • Sebelah Timur : Jalan raya arah Kab. Bogor (Prov. Jawa Barat) dan Wilayah Banten • Sebelah Barat : Lahan Kosong, Permukiman, Sungai Cisadane, Wilayah Banten. Analisis kedudukan aspek lokasi dalam sistem makro ini bertujuan untuk memperoleh gambaran keterkaitan antara peruntukan tapak yang direncanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Lebih jauh analisis ini memiliki sasaran sebagai berikut:  Mengetahui posisi dan letak Kawasan Puspiptek, dimana secara administrasi termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Setu yang meliputi Kelurahan Muncul dan Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan, serta sebagian kecil lainnya termasuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.

54

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

 Mengetahui kesesuaian fungsional tapak yang direncanakan dalam payung kebijakan tata ruang dan pengembangan wilayah, agar upaya pengembangan tapak secara lebih lanjut memperoleh dukungan dari stakeholder terkait di wilayah sekitar tapak, yaitu dalam hal ini Pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Meskipun Puspiptek merupakan aset nasional, namun bagi Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor keberadaan Puspiptek tersebut merupakan potensi penting untuk kedua daerah ini. Untuk itu peran dari Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor di dalam pengembangan Puspiptek dimasa mendatang adalah sangat penting. Bagi Kota Tangerang Selatan, Puspiptek diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah berbasis iptek menuju visi “Kota Tangerang Selatan sebagai kota mandiri, damai, asri, dan sejahtera”. Salah satu misi pencapaian Tangerang Selatan sebagai kota mandiri adalah terwujudnya kehidupan ekonomi berbasis iptek. Demikian halnya bagi Kabupaten Bogor, keberadaan Kawasan Puspiptek dengan segenap potensi dan aktivitasnya yang ada (seperti: memiliki area yang cukup terkait pengembangan hutan propinsi, kebun percobaan, dan budidaya pertanian lainnya), tentunya dapat menjadi media bagi daerah Kabupaten Bogor dalam rangka pengembangan budidaya non hutan sebagai kebijakan rencana pola ruangnya. Untuk jelasnya peta lokasi kawasan Puspiptek disajikan pada Lampiran. Sebagai kawasan yang terletak di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor maka perlu dilakukan review kebijakan yang memberikan kejelasan berbagai informasi kegiatan fungsional serta arahan pengembangan sistem kota (sistem kegiatan fungsional dan transportasi), agar rencana pengembangan tapak dalam jangka panjang dapat disesuaikan dengan arahan pengembangan di masa mendatang. Lebih jauh, dalam kerangka pembangunan nasional yang didukung oleh pembangunan lokal dan regional, Puspiptek akan sangat terkait dengan konsep pembangunan lingkup makro melalui Rencana Tata Ruang dan Rencana Pengembangan Wilayah. Secara umum, arahan pengembangan kawasan Puspiptek dalam konteks kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah sekitar, yaitu:  Dalam lingkup kebijakan struktur dan pola ruang Jabodetabekpunjur, Kawasan Puspiptek berada pada zona pemanfaatan budidaya (B3) dengan arahan: perumahan hunian rendah (intensitas lahan terbangun rendah dengan rekayasa teknis), serta diperuntukan bagi pertanian atau ladang.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

55

 Dalam lingkup kebijakan wilayah provinsi, khususnya Provinsi Banten: Kawasan Puspiptek telah ditetapkan sebagai kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi yang terletak di wilayah Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.  Dalam lingkup wilayah Kabupaten Bogor, kawasan yang terletak di sekitar Kawasan Puspiptek pola ruangnya diarahkan untuk pengembangan budidaya non-hutan meliputi kawasan sawah dan budidaya lainnya. Kebijakan pola ruang ini tentunya memiliki kaitan yang cukup strategis dalam pengembangan kawasan puspiptek ke-depan, mengingat potensi kawasan puspiptek secara internal dalam arahan pola pemanfaatan ruangnya diarahkan bagi pengembangan kebun percobaan, hutan provinsi, dll. Hal ini tentunya sangat menunjang kebijakan wilayah Kabupaten Bogor terkait dengan arahan kebijakan pola ruangnya di masa yang akan datang.  Dalam lingkup wilayah Kota Tangerang Selatan, kedudukan kawasan puspiptek tentunya sangat berperan strategis dalam rangka mendukung visi-misi Kota Tangerang Selatan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu kebijakan pengembangan kawasan industri di wilayah Kota Tangerang Selatan kedepan tentunya akan sangat didukung oleh keberadaan kawasan puspiptek yang ditunjang oleh berbagai sarana dan prasarana riset, laboratorium dan sebagainya. Puspiptek saat ini terdiri dari 47 Laboratoria/Balai/Pusat yang dikoordinasikan Kemenristek, Batan, BPPT dan KLH meliputi: 1. Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir (PKTN) -BATAN 2. Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) -BATAN 3. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) - BATAN 4. Pusat Standart dan Jaminan Mutu Nuklir (PSJMN) - BATAN 5. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) - BATAN 6. Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) - BATAN 7. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN 8. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir PRPN) - BATAN 9. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) - BATAN 10. Pusat Pengembangan Informasi Nuklir (PPIN) – BATAN 11. Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi-BPPT 12. Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi Teknologi-BPPT 13. Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing-BPPT 14. Pusat Audit Teknologi-BPPT 15. Balai Inkubator Teknologi (BIT) -BPPT 16. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam-BPPT

56

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

17. Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral-BPPT 18. Pusat Teknologi Sumber Daya Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana-BPPT 19. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan-BPPT 20. Balai Teknologi Survei dan Kelautan-BPPT 21. Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT 22. UPT Hujan Buatan-BPPT 23. Lab.Pengembangan Tek. Industri Agro & Biomedika (LAPTIAB) -BPPT 24. Balai Pengkajian Bioteknologi-BPPT 25. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi-BPPT 26. Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi-BPPT 27. Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi-BPPT 28. Pusat Teknologi Material-BPPT 29. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi (BRDST) -BPPT 30. Sentra Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEKNET) -BPPT 31. Balai Teknologi Polimer (BTP) -BPPT 32. Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) -BPPT 33. Pusat Teknologi Industri Proses-BPPT 34. Pusat Teknologi Industri Manufaktur-BPPT 35. Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan-BPPT 36. Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi-BPPT 37. Balai Termodinamika, Motor dan Propulasi (BTMP) -BPPT 38. Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomatisasi (MEPPO) -BPPT 39. Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) -BPPT 40. UPT Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran (LAGG) –BPPT 41. Puslit Kalibrasi & Metrologi (KIM) - LIPI 42. Puslit Fisika (P2F) - LIPI 43. Puslit Kimia (P2K) - LIPI 44. Puslit Metalurgi P2M) - LIPI 45. Puslit Standar Mutu Teknologi Pengujian (P2SMTP)-LIPI 46. Pusarpedal_KLH 47. PUSDIKLAT-KLH Peta penempatan balai/pusat/laboratoria di kawasan Puspiptek Serpong disajikan pada Lampiran. Kawasan Puspiptek saat ini telah berdiri bangunan dan peruntukan lahan untuk perkantoran dan layanan teknologi, LPNK yaitu BPPT, BATAN, LPPI, Sarpedal KLH, perumahan dan fasilitas umum, Perguruan Tinggi ITI, SMU, Polsek, Telkom, Gardu indusk PLN, Keamanan,

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

57

Pengolahan air bersih, Hutan Provinsi, RTH/Zona hijau dan kawasan pengembangan baru. Perkiraan luasan peruntukan disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Perkiraan luasan Peruntukan Lahan Puspiptek

Peta pemanfaatan lahan eksisting disajikan pada Lampiran.

3.2 Arah Pengembangan Kawasan PUSPIPTEK memiliki Visi kedepan ‘Menjadi Pusat Iptek dan Inovasi Kelas Dunia di tahun 2025 ‘. Untuk mencapai Visi tersebut, Konsep revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP diarahkan pada lima fungsi yaitu: 1. Menjadi Pusat Penguasaan dan Pengembangan Iptek nasional (center of excellence) 2. Menjadi Pusat Pelayanan Pengembangan Produk-Produk nasional 3. Menjadi Pusat alih teknologi dan Pusat Informasi Iptek (advokasi teknologi, pelayanan teknologi, difusi, diseminasi, komersialisasi teknologi) 4. Menjadi Pusat pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi ( technopreneurship) dan inkubasi industri baru/UKMK berbasis teknologi (inkubator bisnis teknologi, klaster inovasi) 5. Menjadi Pusat pendidikan dan latihan untuk SDM industri

58

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Puspiptek juga diarahkan sebagai sebuah kawasan yang mengintegrasikan unsur-unsur inovasi yang terdiri atas lembaga litbang, pendidikan tinggi, serta sektor bisnis (industri), dalam kerangka sistem inovasi nasional (SINas) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).Puspiptek juga diarahkan menjadi pusat litbang, pengujian (testing) dan sertifikasi kelas duniaserta menjadi rujukan nasional. Dalam kaitan dengan komersialisasi hasil litbang, salah satu aktivitas di Puspiptek ke depan adalah penumbuhan IKM baru berbasis teknologi serta menumbuhkan budaya technopreneurship melalui inkubasi teknologi dan bisnis. Dengan pengembangan 5 fungsi Puspiptek tersebut, diperlukan revitalisasi Puspiptek atau upaya mem-vital-kan kelembagaan, sumberdaya dan jaringan yang telah ada, serta pengembangan untuk memperkuat produktivitas dan pelayanan Puspiptek. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut secara efektif, diperlukan dukungan fasilitas dan sarana fisik pada kawasan yang memadai, sesuai fungsinya kedepan dimana masing-masing instansi unit kerja di lingkungan Puspiptek mungkin akan melakukan revitalisasi dan pengembangan sarana prasarana, yang mungkin memerlukan ekspansi dari lahan yang saat ini digunakan. Perpindahan sebagian besar unit-unit teknis dan administrasi BPPT ke Puspiptek juga membutuhkan tambahan sarana dan prasarana fisik. Pemenuhan perkembangan kebutuhan area kedepan tersebut, tentunya dibatasi oleh luasan dan daya dukung kawasan yang ada. Saat ini jumlah SDM atau karyawan baik yang melakukan kegiatan teknis penelitian atau pengembangan di PUSPIPTEK maupun tenaga administrasi keseluruhan yaitu 5.451jiwa. Sesuai peran dan fungsi Puspiptek ke depan, dalam penyusunan masterplan revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP ini, secara khusus pokok materi bahasan pada Masterplan Fisik Kawasan ini memuat beberapa hasil kajian dan analisis pengembangan yang akan dijelaskan secara lebih rinci pada bagian berikut. Dalam pengembangan I-STP sebaiknya dikelola secara profesional dengan orientasi kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada pengguna teknologi dimana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mempromosikan budaya inovasi dan daya saing usaha terkait serta lembaga-lembaga berbasis pengetahuan dan komersialisasi hasil Iptek. Untuk mencapai tujuan tersebut STP merangsang dan mengatur arus pengetahuan dan teknologi antar universitas, lembaga R&D, industri/ perusahaan, dan pasar; memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan perusahaan berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off; dan menyediakan layanan nilai tambah lainnya melalui penyediaan ruang dan fasilitas berkualitas tinggi”.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

59

 Kata kunci STP: riset dan pengembangan, transfer dan komersialisasi teknologi; mendukung industri dan menumbuhkan kewirausahaan, serta usaha kecil dan menengah berbasis teknologi.  Istilah ini memiliki tidak kurang dari 16 sinonim, seperti: businesspark, cyber-park, hi-tech park, innovation centre, science and technology center, research park, research and technology parks, science and technology park, technology incubator, dll.  STP dan teknopolis diseluruh dunia memiliki kontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional dan regional, membentuk SIDA dan meningkatkan daya saing nasional (Prof DS Oh, Sekjen WTA, 2013)  Di Indonesia saat ini terdapat beberapa lembaga sejenis ‘STP’ namun dengan karakter yang berbeda-beda, baik yang diinisiasi oleh pemerintah, maupun swasta: Bandung TP, Solo TP, Cikarang TP, Puspiptek, Cibinong Science Center, Agro TP-Sumsel, ATPSumbar, ATP-Jabar, Batam TP, Kawasan Inovasi Gresik dll. Pada pengembangannya untuk mendukung lima fungsi tersebut diatas maka beberapa fasilitas yang direncanakan adalah:

1. BATAN merencanakan membangun reaktor Daya non Komersial 2. Badan Standarisasi Nasional (BSN) membangun laboratorium Pengembangan Standar

3. BPPT membangun Laboratorium NCRC (Laboratorium bersama berkualifikasi Industri)

4. KEMENRISTEK dalam mengembangkan I-STP membangun: • TBI (Technology Business Incubation) Center • ILSC (International Life Science Center) yaitu Laboratorium bersama berkualifikasi Industri) • NCRC (Natural Collection Research Center) • Training Center • Gedung Information Center • Fasilitas Konservasi Air • Fasilitas IPAL Terpadu • Gedung Parkir Terpadu • Kafetaria 5. LEMBAGA LAIN akan membangun : • Balai Penelitian Kereta Api • Fasiltas Uji Monorail • Zona Pemukiman Rusunawa/Rusunami 6. Zona terbuka hijau yang tetap dipertahankan dalam rangka pemeliharaan lingkungan dan konsep eco yaitu zona kebun provinsi dan zona perkebunan.

60

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Untuk pengembangan perencanaan pembangunan diatas akan ditempatkan di Zona Pengembangan yang disajikan pada Peta Pengembangan Kawasan pada Lampiran. Pada revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP maka perlu dirumuskan arah dan pengendalian pemanfaatan lahan. Ada hal yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat dan tidak diperbolehkan. Arah dan pengendalian pemanfaatan lahan kawasan Puspiptek disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Arah dan Pengendalian Pemanfataan Lahan Kawasan Puspiptek

Kegiatan yang secara teknis tidak mengganggu fungsi zona

Laboratorium dan Perkantoran

Wisma Tamu dan Dormitory, Pemukiman, Rusunawa

1. Pertemuan Seminar / Workshop Ilmiah dan Penginapan 2.Tempat Tinggalkaryawan Puspiptek 3.Sosialisasi Lingkungan Kawasan Puspiptek

Kegiatan yang secara teknis tidak mengganggu fungsi zona Kegiatan yang secara teknis tidak mengganggu fungsi zona Kegiatan yang secara teknis tidak mengganggu fungsi zona

1. Tidak boleh melakukan pembangunan tanpa seijin Puspiptek 2. Bangunan tidak boleh melebihi 3 lantai 3. Harus dilengkapi pengolahan limbah awal 4. Harus ada AMDAL untuk bangunan baru 5. Tidak boleh melakukan pembangunan tanpa seijin Puspiptek 6. Rusunawa boleh lebih dari tiga lantai 7. Penghuni memelihara jaringan listrik, air dan sampah dengan baik

Harus ada AMDAL untuk bangunan baru

Harus ada AMDAL untuk bangunan baru

Kegiatan yang secara teknis tidak mengganggu fungsi zona

1.Harus ada persetujuan dari Kepala Puspiptek lebih dahulu untuk pembangunannya 2.Harus ada AMDAL untuk bangunan baru

Kegiatan yang secara teknis tidak mengganggu fungsi zona

Tidak boleh melakukan pembangunan tanpa seijin Puspiptek

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

61

Peta arah dan pengendalian pemanfaatan lahan kawasan Puspiptek disajikan lampiran

3.3. Analisis Pengembangan Fisik Kawasan Dalam menganalisis kawasan diperlukan suatu analisis eksternal dan analisis internal agar diketahui potensi dan kendala yang dimiliki oleh kawasan secara komprehensif. Proses analisis dimaksud dilakukan untuk mendasari pembuatan konsep pengembangan kawasan yang dapat mengatasi permasalahan eksisting, mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang serta mewadahi kepentingan semua pihak (stakeholder) yang terlibat. 3.3.1. Analisis Internal Analisis internal tapak suatu kawasan ditujukan untuk memperoleh informasi kebutuhan pematangan lahan serta perancangan tapak, yang tentunya hal ini nantinya akan terkait pula dengan penyusunan rencana anggaran biaya dalam pembangunan tapak. Dalam analisis internal tapak, dilakukan pengumpulan informasi dan analisis seputar fisik lingkungan, baik itu menyangkut topografi tapak, iklimatisasi, drainase, keberadaan ber bagai penanda alam, maupun jenis tanah dan bebatuan yang nantinya akan digunakan sebagai peletakan bagi fondasi dasar tapak 3.3.1.1. Analisis Fisik Dasar 1) Analisis Topografi Penilaian terhadap kondisi topografi suatu kawasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perencanaan. Ciri-ciri topografi ini tentunya akan sangat berpengaruh di dalam menentukan rencana tapak, karena karakteristik topografi yang ada dapat berpengaruh pada penempatan bangunan yang direncanakan. Lebih jauh, rencana perletakan bangunan tersebut sekaligus merupakan upaya untuk menciptakan keserasian dengan aspek terkait lainnya, seperti masalah drainase yang pada akhirnya dapat diperkecil dan efisiensi fungsional bangunan yang dapat lebih ditingkatkan. Secara umum, kondisi topografi yang ada di kawasan perencanaan relatif memiliki karakteristik perbedaan tingkat elevasi tanah yang signifikan, terutama antara kondisi fisik kawasan yang berada di bagian tengah kawasan perkantoran dengan area yang berada disebelah bagian barat dan sebagian di sebelah utara kawasan. Sementara itu, dilihat dari kecenderungan potensi lahan yang dapat dikembangkan, pada dasarnya sebagian besar lahan di kawasan puspiptek memiliki tingkat kesesuaian lahan yang tinggi untuk pengembangan fisik. Namun demikian, secara khusus pada beberapa bagian kawasan

62

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

yang memiliki tingkat kemiringan dan kerapatan kontur yang tinggi tentunya hal ini seharusnya tidak dilakukan pengembangan fisik, mengingat hal ini akan mengalami kesulitan dan berdampak pada keseimbangan lingkungan secara keseluruhan. Arah perencanaan yang dianggap cukup memiliki daya dukung lahan bagi pengembangan fisik kawasan adalah lahan yang berbatasan langsung dengan jalan kolektor primer, selain karena jalurnya yang berada di bagian gerbang masuk kawasan puspiptek tetapi jalur ini juga merupakan potensi yang dapat mendukung kegiatan promosi kawasan. Area pertama yang dianggap cukup potensi adalah kawasan yang saat ini digunakan sebagai peruntukan sarana olah raga yaitu lapangan sepakbola, lapangan basket dan juga lapangan tenis. Pada area ini memiliki topografi yang cukup ideal walaupun secara teknis perlu dilakukan pematangan lahan dan rekayasa teknologi. Area kedua yang juga dianggap memiliki potensi bagi perencanaan kawasan terletak pada lahan yang berada di sekitar balai kesehatan, yaitu yang terletak pada kawasan perumahan dinas, yang saat ini masih terdapat beberapa lahan kosong yang secara fisik memiliki topografi yang ideal, dimana apabila dilihat dari kontur serta kemiringan cenderung kecil bahkan dapat dikatakan ini adalah area yang sangat datar. Sedang area ketiga adalah pada bagian timur dari kawasan yang mencapai luasan ± 100 Ha, dimana saat ini pada area ini beberapa penggunaannya masih didominasi untuk penggunaan tanaman tahunan. Peta topografi, kemiringan dan ketinggian kawasan Puspiptek disajikan Lampiran. 2) Analisis Klimatologi Mencermati letak geografis Kawasan Puspiptek, faktor klimatologi terutama suhu udara yang relatif panas yaitu mencapai 22 hingga 37°C tentunya secara langsung dapat menjadi masukan penting dan sekaligus merupakan pertimbangan mendasar dalam menentukan pola atau tata letak serta karakter bangunan. Penetapan konsep Bukaan (exposure) bangunan terhadap suhu udara yang panas dan sinar matahari harus diantisipasi oleh desain bangunan, tata letak massa bangunan serta pola vegetasi untuk meredam panas dan memaksimalkan aliran udara ke dalam bangunan ataupun tapak. Saat ini di kawasan puspiptek sendiri sudah tersedia cukup banyak lahan yuang ditanami pepohonan dan keberadaannya sebagian merupakan jenis vegetasi yang sengaja dilindungi dan dijaga kelestariaannya, sehingga ini merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan ruang dan bangunan. Lebih jauh, keberadaan vegetasi tersebut diharapkan akan dapat mengurangi kecenderungan suhu udara yang panas dan juga membantu proses tersedianya sirkulasi udara secara baik untuk keseluruhan wilayah tapak kawasan. Peta analisis klimatologi disajikan pada Lampiran. MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

63

3) Analisis Hidrologi Pada dasarnya, analisis terhadap kondisi hidrologis suatu kawasan merupakan langkah mendasar untuk menemukenali karakteristik spesifik suatu kawasan yang erat kaitannya untuk menentukan karakter dan pola drainase yang direncanakan. Berdasarkan data yang didapat dari hasil survey lapangan, keberadaan drainase sudah tersedia cukup baik, dimana hal ini dapat dilihat dengan adanya riool-riool kawasan yang sudah tersedia dalam suatu kesatuan kerangka sistem drainase kawasan secara keseluruhan. Selanjutnya, apabila dilihat dari kapasitas daya tampung dan kemampuan untuk mengalirkan air buangan, secara umum hal ini nampak sudah tertangani dengan cukup baik. Dalam konteks pengembangan sistem drainase ke depan, secara khusus analisis hidrologis ini akan memberikan informasi akurat terkait dengan pengembangan drainase kawasan, khususnya pola drainase untuk kawasan perencanaan di area 100 Ha, yang secara eksisting sama sekali belum terdapat drainase, sehingga diperlukan perencanaan sistem drainase baru yang secara simultan akan saling mendukung dalam skematik rencana sistem drainase kawasan secara keseluruhan. 4) Analisis Vegetasi Kondisi vegetasi suatu kawasan secara langsung tentunya mencirikan karakteristik lingkungan alami suatu kawasan yang ditandai dengan berbagai jenis tumbuhan dan/atau tanaman yang ada dalam berbagai bentuk dan ukuran serta pola pemanfaatannya secara eksisting. Di dalam kawasan perencanaan, pola vegetasi yang ada merupakan tanah lapang atau hamparan luas yang relatif banyak ditanami vegetasi dengan intensitas yang besar. Pada beberapa bagian, tepatnya di sebelah setalan terdapat spot-spot pepohonan yang berkelompok tidak beraturan, disisi yang lainnya juga terdapat kelompokkelompok vegetasi dengan sifat kekhasan tertentu diantaranya adalah area kebun propinsi terutama tanaman khas dari setiap propinsi yang ada di Indonesia, selain itu terdapat beberapa area yang merupakan kelompok tanaman obat-obatan. Vegetasi dengan sifat kekhasan tersebut tentunya akan menjadi nilai tersendiri dari arah pengembangan tapak di kawasan puspiptek secara keseluruhan. Peta analisis pola vegetasi disajikan Lampiran. 5) Analisis View / Estetika Salah satu persyaratan tapak yang ideal diantaranya adalah menyangkut aspek ketampakan, atau dengan kata lain struktur di kawasan tapak harus bisa terlihat (tampak) dari jalur dan jalan sekitar. Sumberdaya estetika tapak yang ada dalam kawasan perencanaan memberi andil dalam mengolah bentuk ataupun tata letak bangunan

64

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

di dalamnya serta sekaligus untuk memaksimalkan daya tarik visual yang akan direncanakan. Di kawasan puspiptek sendiri saat ini terdapat beberapa area yang potensi untuk mengoptimalkan nilai estetis dari perencanaan kawasan, beberapa area tersebut saat ini sebagian besar masih berupa lahan kosong dimana belum terdapat elemen estetika perencanaan, sebagian lainnya sudah berdiri beberapa bangunan fisik. Area yang sangat potensial adalah pada bagian depan gerbang masuk kawasan puspiptek, pada area ini kedepannya diarahkan menjadi main gate atau gerbang utama kawasan yang dilengkapi dengan perencanaan elemen arsitektur yang lebih menguatkan site entrance kawasan puspiptek. Terkait di atas, elemen fisik arsitektur dimaksud dapat berupa gerbang utama ataupun sclupture yang nantinya diharapkan mampu menjadi visualisasi yang baik dan juga sebagai informasi bagi keberadaan puspiptek secara khusus, dan sekaligus dapat menjadi simbol yang identik dengan keberadaan kawasan puspiptek. Peta Analisis Estetika View disajikan pada Lampiran. 3.3.1.2. Analisis Pola Sirkulasi Pola sirkulasi internal di dalam kawasan memberi pengaruh besar terhadap pembagian blok (cluster) dan tata letak bangunan. Sedangkan penentuan alur aksesibilitas ini dijabarkan dalam wujud pola jalan. Di dalam area puspiptek sendiri terdapat beberapa akses yang dapat dikategorikan sebagai akses utama, dimana akses ini menghubungkan setiap fasilitas-fasilitas utama yang ada, diantaranya adalah jalan utama internal kawasan (mulai dari pintu utama), hingga kawasan lab/perkantoran di sebelah utara kawasan, area/zona hijau yang merupakan kebun provinsi di sebelah selatan kawasan. Sedangkan kawasan pengembangan baru diarahkan ke sebelah timurselatan kawasan. Area yang berada di sebelah timur dari jalur kolektor primer diharapkan dengan adanya perencanaan fungsi baru ataupun pengoptimalan sarana yang sudah ada tersebut, sehingga secara langsung dapat berinteraksi dengan penggunaan jalan, sehingga kemudian fungsi dari kawasan tersebut menjadi faktor pendukung dari kegiatan promosi kawasan puspiptek. Fasilitas baru yang dapat dikembangkan nantinya adalah fasilitas yang dapat digunakan sebagai sarana umum dan juga bersifat pelayanan terhadap publik. Peta aksesibilitas kawasan Puspiptek disajikan pada Lampiran.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

65

3.3.1.3. Analisis Daya Dukung Lahan Analisis daya dukung fisik suatu kawasan adalah serangkaian upaya untuk mengenali karakteristik sumberdaya alam, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistemnya. Seperti diketahui, lahan pengembangan suatu kawasan merupakan sumber daya alam yang memilliki keterbatasan dalam menampung kegiatan serta dalam rangka pemanfaatan terhadap sumberdaya alam tersebut. Ketidaksesuaian penggunaan lahan yang melampaui kapasitas daya dukungnya, tentunya hal ini dapat berdampak negatif terhadap perkembangan kawasan itu sendiri ke-depan. Untuk itulah perlu dikenali sedini mungkin karakteristik fisik suatu wilayah maupun kawasan untuk dikembangkan, baik potensi sumberdaya alamnya maupun kerawanan bencana yang dikandungnya, yang kemudian diterjemahkan sebagai potensi dan kendala pengembangan wilayah atau kawasan. 3.3.2. Analisis Eksternal Analisis eksternal dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai kondisi arah dan kecenderungan perkembangan wilayah yang ada di sekitar tapak. Secara umum analisis eksternal ini dilakukan dengan menganalisa data/informasi terkait dengan tingkat aksesibilitas dan kondisi fisik (guna lahan) di sekitar tapak kawasan. 3.3.2.1. Analisis Kebijakan Pengembangan Wilayah Analisis kebijakan pengembangan wilayah bertujuan untuk memperoleh gambaran keterkaitan antara peruntukan tapak yang direncanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Lebih jauh analisis kebijakan ini memiliki sasaran sebagai berikut:  Mengetahui kesesuaian fungsional tapak yang direncanakan dalam payung kebijakan tata ruang dan pengembangan wilayah, agar upaya pengembangan tapak secara lebih lanjut memperoleh dukungan dari stakeholder terkait di wilayah sekitar tapak, yaitu dalam hal ini Pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.  Memperoleh informasi berbagai kegiatan fungsional serta arahan pengembangan sistem kota (sistem kegiatan fungsional dan transportasi), agar rencana pengembangan tapak dalam jangka panjang dapat disesuaikan dengan arahan pengembangan di masa mendatang. Secara umum, arahan pengembangan kawasan puspiptek dalam konteks kebijakan pengembangan wilayah sekitar dijelaskan sebagai berikut.

66

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

 Kawasan Puspiptek secara administrasi terletak di sebagian besar Kecamatan Setu yang meliputi Kelurahan Munjul dan Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan, serta sebagian kecil lainnya termasuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.  Dalam lingkup kebijakan struktur dan pola ruang Jabodetabekpunjur, Kawasan Puspiptek berada pada zona pemanfaatan budidaya (B3) dengan arahan: perumahan hunian rendah (intensitas lahan terbangun rendah dengan rekayasa teknis), serta diperuntukan bagi pertanian atau lading.  Dalam lingkup kebijakan wilayah provinsi, khususnya Provinsi Banten: Kawasan Puspiptek telah ditetapkan sebagai kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi yang terletak di wilayah Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.  Dalam lingkup wilayah Kabupaten Bogor, kawasan yang terletak di sekitar Kawasan Puspiptek pola ruangnya diarahkan untuk pengembangan budidaya non-hutan meliputi kawasan sawah dan budidaya lainnya. Kebijakan pola ruang ini tentunya memiliki kaitan yang cukup strategis dalam pengembangan kawasan puspiptek ke-depan, mengingat potensi kawasan puspiptek secara internal dalam arahan pola pemanfaatan ruangnya diarahkan bagi pengembangan kebun percobaan, hutan provinsi, dll. Hal ini tentunya sangat menunjang kebijakan wilayah Kabupaten Bogor terkait dengan arahan kebijakan pola ruangnya di masa yang akan datang.  Dalam lingkup wilayah Kota Tangerang Selatan, kedudukan kawasan puspiptek tentunya sangat berperan strategis dalam rangka mendukung visi-misi Kota Tangerang Selatan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu kebijakan pengembangan kawasan industri di wilayah Kota Tangerang Selatan kedepan tentunya akan sangat didukung oleh keberadaan kawasan puspiptek yang ditunjang oleh berbagai sarana dan prasarana riset, laboratorium dan sebagainya. 3.3.2.2. Analisis Tingkat Aksesibilitas Dilihat dari tingkat aksesibilitas, kawasan puspiptek memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi atau mudah diakses dari berbagai lokasi dan dengan ditunjang oleh kemudahan penggunaan moda transportasi. Sebagian besar lokasi kawasan yang secara administratif terletak di Kecamatan Setu-Kota Tangerang Selatan ini, secara geografis terletak di jalur transportasi yang terkoneksi dengan kotakota Lain di sekitarnya.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

67

(1) Menuju Puspiptek Menggunakan Jalan Raya  Dari Jakarta; Puspiptek dapat dicapai dari Jakarta metalui tot Kebun Jeruk-Merak, keluar di pintu Tangerang ke arah Serpong melalui Bumi Serpong Damai pada jalan Raya yang menuju Bogor dengan jarak sekitar 18 km.  Selain itu, dapat pula melalui tol Taman Mini ke arah Pondok Pinang, keluar di pintu Pondok Indah ke sebelah kiri menuju Ciputat ke arah Bogor, dan belok kanan pada daerah Cimanggis ke arah Pamulang menuju Puspiptek dengan jarak sekitar 15 km.  Dari Bogor; Bila berangkat dari Bogor, menyusuri jalan ke arah Parung, dan pada pasar Parung mengambil jalan kiri ke arah Tangerang dengan jarak sekitar 15 km. (2) Menuju Puspiptek Melalui Jalur Kereta Api  Dengan kereta api Jakarta-Merak berhenti di Stasiun Serpong, atau Kereta Api Kota Tanah Abang/Kota - khusus berhenti di Serpong. (3) Puspiptek Dari Bandara  Dari bandara Soekarno-Hatta perjalanan sekitar 1 jam ke arah kota Tangerang, melewati pintu Tol Tangerang dari jalan tol Kebon Jeruk-Merak, ke arah Bumi Serpong Damai.  Dari Lapangan Terbang Pondok Cabe sekitar 30 menit ke arah Pamulang-Muncul-Puspiptek. Dengan kemudahan aksesibilitas tersebut, lokasi kawasan PUSPIPTEK dinilai sangat strategis dan memiliki konektivitas yang kuat dengan kota-kota atau pusat-pusat kegiatan utama. Ketersediaan jaringan transportasi juga berkontribusi terhadap pengembangan Kawasan Puspiptek di masa yang akan datang. 3.3.2.3. Analisis Kondisi Fisik (Guna Lahan) Sekitar Analisis terhadap kondisi fisik guna lahan tapak sekitar kawasan merupakan upaya untuk menemukenali karakteristik perkembangan penggunaan lahan yang terjadi di area sekitar kawasan. Dilihat dari aspek guna lahan sekitar, lokasi tapak Kawasan Puspiptek terletak di lokasi yang berdekatan dengan kawasan permukiman di sebelah utara, dan juga bercampur dengan kawasan pertanian (areal persawahan) di sebelah timur (Kabupaten Bogor) dan selatan (Kabupaten Tangerang). Kawasan perdagangan dengan pelayanan lokal skala kecamatan juga terdapat di sebelah utara. Selain itu, di sebelah utara kawasan terdapat Kampus Institut Teknologi Indonesia (ITI), sebagai kawasan pendidikan yang menekankan pada bidang IPTEK. Sedang di sebelah timur, secara fisik dibatasi oleh aliran Sungai Cisadane, yang saat ini sekaligus berperan untuk menjadi salah satu sumber air baku bagi Kawasan Puspiptek.

68

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

3.3.2.4. Analisis Potensi dan Permasalahan Tapak Kawasan Dilihat dari aspek potensi dan masalah tapak, Kawasan Puspiptek memiliki berbagai potensi untuk mendukung pengembangan salah satunya kawasan Puspiptek masih mempunyai areal yang cukup luas untuk menampung pengembangan ruang dan bangunan. Selain itu, terdapat juga indikasi masalah yang terkait dengan upaya pengembangan kawasan. Untuk lebih jelasnya, uraian tentang potensi dan masalah tapak kawasan puspiptek dijelaskan sebagai berikut: Potensi: (1) Adanya areal yang cukup luas untuk pengembangan ruang diantaranya berupa fasilitas komersil, inkubator bisnis, dll. (2) Ketersediaan fasilitas pelayanan yang terdapat di kawasan perumahan karyawan puspiptek seperti sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan olahraga (3) Dekat dengan kawasan pendidikan ITI (Institut Teknologi Indonesia) sebagai komponen pendukung pengembangan IPTEK (4) Sumber air baku dari Sungai Cisadane dan adanya danau alami di kawasan puspiptek saat ini (Sungai Cisadane dengan kapasitas 90 l/dt) (5) Adanya Kebun Propinsi yang didalamnya terdapat berbagai jenis tumbuhan dari berbagai propinsi di Indonesia dan sekaligus berfungsi sebagai areal resapan air. (6) Adanya bangunan laboratorium yang belum dimanfaatkan secara optimal Masalah: (1) Beberapa areal kawasan di puspiptek memiliki kontur yang rapat (2) Beberapa lahan bukan merupakan kawasan yang utuh atau terpisahkan oleh permukiman penduduk sekitar (3) Masih ada akses keluar masuk kawasan Puspiptek yang belum dijaga (pengamanan belum optimal) Pada gambar berikut ini dapat dilihat pemetaan potensi dan masalah yang ada di kawasan Puspiptek.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

69

Gambar 12. Analisis Potensi dan Permasalahan Tapak Kawasan

3.4. Fasilitas Fisik Pendukung Dan Utilitas Kawasan

3.4.1. Kebutuhan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan Taman Untuk pengembangan kebutuhan Ruang Terbuka - Hijau dan Taman khususnya di kawasan permukiman, digunakan pendekatan kebutuhan ruang berdasarkan standar perencanaan dimana datam memperkirakan kebutuhan ruang dengan digunakan pendekatan standar perencanaan yaitu berdasarkan Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Perkotaan yang diterbitkan oleh Puslitbang Permukiman, DPU Ciptakarya. Untuk kelengkapan fasititas di Kawasan Puspiptek, maka sarana olahraga dan rekreasi yang pertu disediakan adalah: a) Taman, tempat bermain skala lingkungan. Penduduk pendukung 250 jiwa dengan tuas lahan yang dibutuhkan 250 m². b) Taman, tempat bermain skala kota. Penduduk pendukung 2.500 Jiwa dengan tuas tahan yang dibutuhkan 1.250 m². c) Taman dan lapangan olahraga skala lingkungan. Penduduk pendukung 10.000 Jiwa dengan tuas lahan yang dibutuhkan 9.000 m².

70

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

d) Taman dan lapangan olahraga skala kota. Penduduk pendukung 30.000 Jiwa dengan tuas tahan yang dibutukan 10.000 m². Saat ini, Kawasan Puspiptek dihuni oleh + 5.451 Karyawan dan jika dapat kita sebut jumlah karyawan tersebut merupakan jumlah Kepala Keluarga, dapat kita asumsikan bahwa 1 Kepala Keluarga beranggotakan 3 orang, maka kawasan permukiman Puspiptek untuk masa mendatang dihuni oleh ± 16.000 jiwa. Perhitungan kebutuhan sarana ruang terbuka hijau dan taman digunakan pendekatan Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Perkotaan. Berdasarkan perhitungan, kawasan PUSPIPTEK membutuhkan sarana ruang terbuka hijau 64 unit untuk taman (liingkungan tetangga), 6 unit taman dengan skala pusat kegiatan lingkungan, dan seluas 240.000 m² jalur hijau. Jumlah kebutuhan lahan untuk saranan ruang terbuka hijau dan taman di kawasan permukiman Puspiptek adalah seluas minimal 262.900 m². 3.4.2. Kebutuhan Pengembangan Ruang Fasilitas Penunjang Kawasan Pertumbuhan kawasan yang semakin berkembang menyebabkan pertambahan penduduk di Kawasan Permukiman Puspiptek. Saat ini, Kawasan Puspiptek dihuni oleh + 5.451 Karyawan dan jika dapat kita sebut jumlah karyawan tersebut merupakan jumlah Kepala Keluarga, dapat kita asumsikan bahwa 1 Kepala Keluarga beranggotakan 3 orang, maka kawasan permukiman Puspiptek untuk masa mendatang dihuni oleh + 16.000 jiwa. Pertambahan penduduk ini akan terkait dengan pemenuhan fasilitas umum dan fasilitas sosial guna melayani kebutuhan masyarakat di Kawasan Puspiptek. Fasilitas penunjang tersebut antara lain adalah fasilitas perekonomian, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan fasilitas olahraga dan rekreasi. Untuk pengembangan sarana dan prasarana penunjang perumahan seperti sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan lainlain, digunakan pendekatan kebutuhan ruang berdasarkan standar perencanaan dimana dalam memperkirakan kebutuhan ruang dengan digunakan pendekatan standar perencanaan yaitu berdasarkan Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Perkotaan yang diterbitkan oleh Puslitbang Permukiman, DPU Ciptakarya. 3.4.3. Kebutuhan Fasilitas Perekonomian Penataan dan pengendalian kegiatan perdagangan dan jasa diarahkan pada kawasan pemukiman dan I-STP yang terkonsentrasi pada sudutsudut lahan permukiman dan terdapat pula di kawasan Puspiptek. Selain itu harus diperhatikan mengenai kemudahan pencapaian dan penataan sistem perparkiran agar lebih teratur. Maka dalam

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

71

masterplan pengembangan sudah direncanakan gedung perparkiran kawasan. 3.4.4. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kebutuhan pengembangan untuk jenis sarana pendidikan yang akan dikembangkan direncanakan untuk dapat melayani penduduk yang ada di daerah ini, sehingga penduduk tidak mengalami kesulitan untuk melanjutkan sekolah. Dalam penempatannya, pertimbangan yang digunakan adalah skala jarak tempuh (radius). Pada saat ini, fasilitas pendidikan di Kawasan Puspiptek terdapat 2 unit TK, 1 unit SD, 1 unit SMP, 1 unit SMU dan 1 unit Perguruan tinggi yaitu ITI. 3.4.5. Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Perhitungan kebutuhan fasilitas berupa balai pengobatan yang ada di Kawasan Puspiptek sudah tidak dapat melayani secara optimal lagi, karena selain melayani kawasan Permukiman Puspiptek, balai pengobatan ini juga melayani penduduk sekitar. Di masa mendatang setidaknya dibutuhkan unit Posyandu, 1 unit Balai Pengobatan, 1 unit BKIA/Klinik bersalin, 1 unit puskesmas guna memenuhi tingkat pelayanan kesehatan untuk penduduk masyarakat di Kawasan Puspiptek serta dapat dipergunakan untuk masyarakat sekitar. 3.4.6. Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kondisi saat ini, Kawasan Puspiptek telah memiliki 1 unit Mesjid yang dapat menampung penduduk di Kawasan Puspiptek maupun penduduk sekitar kawasan. Masjid ini sudah cukup untuk melakukan peribadatan dan TKIT di kawasan. 3.4.7. Kebutuhan Pengembangan Jaringan Utilitas 3.4.7.1. Jaringan Air Bersih A. Kondisi Eksisting Kebutuhan pengembangan jaringan utilitas, khususnya berupa penyediaan air bersih di Kawasan Puspiptek diselenggarakan menggunakan sistem perpipaan melalui sistem pengolahan lengkap yang telah dibangun pada tahun 1981 dan beroperasi tahun 1982. Selanjutnya, dari sumber air permukaan, dialirkan melalui sistem pemompaan ke bak penangkap (intake) untuk selanjutnya diolah di instalasi pengolahan. Pengolahan dilakukan secara lengkap menggunakan unit bak pengendap, koagulasi dan flokutasi pengolahan ditampung di dalam reservoir untuk selanjutnya didistribusikan ke perumahan karyawan, serta untuk kebutuhan laboratorium dan perkantoran PUSIPTEK.

72

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Kapasitas produksi yang ada adalah 80 l/det, beroperasi selama 24 jam. Untuk menjamin kualitas, instalasi pengolahan air bersih di kawasan puspiptek ini dilengkapi juga dengan laboratorium baik untuk pemeriksaan kualitas air baku, kualitas proses dan kualitas hasil pengolahan serta pemeriksaan kandungan alumunium pada koagulan seiring dengan perkembangan fasititas loboratorium dan fasilitas lainnya. B. Kebutuhan Air Bersih Penyelenggaraan air bersih di Kawasan Puspiptek dirancang untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangga (perumahan karyawan), laboratorium, perkantoran serta fasilitas lainnya seperti pendidikan, guest house dan lain-lain. Disamping itu sebagai lembaga yang berperan melayani publik, penyelenggaraan air bersih di puspiptek dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat di luar kawasan. Pengembangan puspiptek tersebut meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut:  Pembangunan perumahan dan rusunawa sebanyak 5.400 unit @3 jiwa/unit penghuni mencapai 16.000 jiwa  Pembangunan fasilitas pendidikan, dengan rincian: - TK 2 unit @ 2 kelas - SD 1 unit @ 18 kelas - SMP 1 unit @ 24 kelas - SLU 1 unit @ 24 kelas  Pembangunan fasilitas kesehatan, terdiri dari: - Balai Pengobatan/Puskesmas - Tempat Praktek Dokter - Apotek  Pembangunan fasilitas Niaga/Perbelanjaan C. Konsep Perencanaan Jika dilihat dari besarnya proyeksi kebutuhan air bersih, kapasitas produksi yang ada masih mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Terdapat beberapa instalasi pengolah air bersih yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan produksi air bersih di Kawasan Puspiptek. Sistem jaringan distribusi air bersih dirancang dengan menyempurnakan sistem yang ada (sistem loop) untuk mempertahankan kontinuitas pasokan air ke setiap pengguna dengan menambahkan tandon air/ reservoir baik di bawah maupun diatas/menara pada setiap fasilitas. Sementara itu untuk melayani pelayanan di luar kawasan dibangun instalasi, dan sistem jaringan terpisah (baru) dari pelayanan didalam kawasan dan tetap memanfaatkan sumber air dari Sungai Cisadane.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

73

Untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan air bersih di kawasan puspiptek ini, arahan pengembangan dapat dilakukan melalui tahapan berikut:  Sistem jaringan perpipaan: pipa induk (0 80 mm - 250 mm) menggunakan bahan ACP dan GIP, pipa sekunder (0 50 mm) menggunakan pipa GIP  Pengolahan air bersih, reservoir dan utilitasnya ditingkatkan kapasitas dan kuantitasnya  Jaringan primer dan sekunder (pipa cabang) digunakan sistem tertutup (loop sistem) diameter pipa disesuaikan dengan beban penggunaan  Jaringan tersier masuk ke litbang atau fasilitas menggunakan sistem terbuka/cabang dilengkapi meter air  Sistem jaringan perpipaan: pipa induk (0 80 mm - 250 mm) menggunakan bahan ACP dan GIP, pipa sekunder (0-50 mm) menggunakan pipa GIP. Peta jaringan pipa transmisi dan distribusi air bersih di kawasan Puspiptek disajikan Lampiran. 3.4.7.2. Jaringan Listrik A. Kondisi Eksisting Supply listrik untuk kegiatan di puspiptek dipasok dari PT PLN (Persero) melalui Gardu Induk Puspiptek yang berkapasitas 3 x 60 MVA, mengelola kawasan seluas 440 Ha dengan 30 unit kerja atau laboratorium milik BATAN, BPPT, LIPPI dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Perumahan Dinas dan Fasilitas Umum lainnya. B. Kebutuhan Listrik Pengadaan energi listrik di Kawasan Puspiptek dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga (perumahan karyawan), laboratorium, perkantoran serta fasilitas lainnya seperti pendidikan, guest house , penerangan jalan dan lain-lain. Besarnya kebutuhan listrik di Kawasan Puspiptek adalah seperti dijelaskan pada tabel berikut:

74

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Tabel 6.

Standar Kebutuhan Energi Listrik Untuk Setiap Pemakaian Fasilitas

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

C. Konsep Perencanaan Konsep perencanaan jaringan listrik di wilayah perencanaan meliputi:  Karena realisasi beban terpakai masih kecil dibanding kapasitas terpasang, maka sisa kapasitas dalam GI masih cukup besar untuk digunakan  Jalur distribusi yang ada menggunakan kabel XLPE 3 x 240 mm2 terdiri dari 7 jalur @ memuat 7 MVA (total 49 MVA) maka masih memungkinkan ditambah beban dan bisa dimanfaatkan  Lokasi gardu tersebar di seluruh fasilitas PUSPIPTEK, maka penyambungan jaringan untuk beban-beban/bangunan baru tinggal dimanfaatkan: • Laboratorium dan perkantoran: jaringan distribusi dalam tegangan menengah (20 KV) menggunakan kabel bawah tanah. Disetiap litbang dan perkantoran disediakan bangunan untuk menennpatkan transformer dan panel distribusi utama TM (MVMDV) dan TR (LVMDP). • Perumahan, fasum dan fasos: jaringan distribusi dalam tegangan rendah (220 V) menggunakan kabel udara. Peta jaringan listrik kawasan Puspiptek disajikan pada Lampiran.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

75

3.4.7.3. Jaringan Telepon A. Kondisi Eksisting Kebutuhan pengembangan dan pemakaian alat komunikasi telepon di Kawasan Puspiptek saat ini menggunakan sambungan nirkabel sistem wireless point. Dari sistem ini dipergunakan pula untuk keperluan lain seperti akses internet, faximilly dan lain-lain. B. Kebutuhan Telepon Proyeksi kebutuhan telepon, pada dasarnya demi kelancaran komunikasi setiap fasilitas yang ada di Kawasan PUSPIPTEK perlu dilengkapi dengan sarana telepon. Untuk kegiatan rumah tangga (perumahan) dihitung berdasarkan sistem sambungan telepon (SST) per 100 jiwa (± 20 KK). Dengan perkiraan jumlah penghuni di Kawasan PUSPIPTEK ini mencapai 16.000 jiwa di tahun 2029, maka diperlukan sarana telepon sejumlah 160 SST. Kemudian untuk melayani kebutuhan telepon di fasilitas pedagangan/niaga dan fasilitas umum diasumsikan sebanyak 10% dari kebutuhan telepon rumah tangga dibangun telepon umum kartu (TUK) dan telepon umum coin (TUC). Dengan demikian jumlah telepon umum di Kawasan PUSPIPTEK diperkirakan masingmasing berjumlah 16 SST. Disamping itu, untuk meningkatkan wawasan keilmuan dan informasi lain diperlukan pula akses Internet, pembangunan Hostspot di beberapa lokasi strategis, pembuatan Digital Library dan pembuatan NMS. Diperlukan juga suatu sistem untuk memudahkan komunikasi antar laboratorium dan seluruh bagian kawasan laboratorium. C. Konsep Perencanaan Konsep perncanaan jaringan telepon disesuaikan dengan tingkat Kebutuhan pengembangannya, diantaranya meliputi kegiatan:  Mengganti dengan PABX teknologi terbaru  Kapasitas kurang lebih sama dengan yg ada  Pengalihan sambungan telepon perumahan menjadi sambungan langsung ke Telkom, dimana pembayarannya menjadi tanggungan masing-masing penghuni  Untuk sambungan Internet disambungkan langsung dengan cara penarikan kabel langsung dad provider yang sudah banyak di Indonesia  RKU dan RK yang baru ditambah sesuai kebutuhan Standar Perencanaan:  Sistem fixed telephon menggunakan kabel konvensional (yang telah ada dioptimalkan)

76

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

 Sistem fixed telephon nirkabel (dikembangkan)  LAN dengan kabel serat optik dalam kawasan (dikembangkan) Peta jaringan telepon disajikan pada Lampiran 3.4.7.4. Persampahan A. Kondisi Eksisting Pengelolaan terhadap penanganan sampah di Kawasan Puspiptek saat ini dilakukan dengan cara sistem pewadahan di perumahan dan perkantoran untuk kemudian diangkut menggunakan roda motor di tempat penampungan sementara (TPS) menggunakan container steel. Dari TPS sampah diangkut menggunakan armada truk dari Dinas Kebersihan untuk selanjutnya dibuang ke TPA di luar kawasan. B. Perkiraan Volume Timbulan Sampah Timbunan sampah yang akan terjadi mengiringi berkembangnya kegiatan PUSPIPTEK dimasa mendatang dapat diidentifikasi merupakan sampah dari kegiatan rumah tangga (domestik), perkantoran dan laboratorium (non domestik) serta fasilitas sosial seperti taman dan penyapuan jalan. Besarnya volume sampah dapat dihitung dengan asumsi bahwa rata-rata kegiatan rumah tangga menghasilkan sampah 2,5 liter per orang dalam seharinya. Sementara sampah dari kegiatan non domestik diasumsikan 40% dari timbulan sampah rumah tangga. Masyarakat penghuni kawasan PUSPIPTEK pada masa 20 tahun mendatang diperkirakan berjumlah 16.000 jiwa. Dengan demikian, jumlah sampah domestik yang dihasilkan berkisar 40.000 liter/hari atau sama dengan 40 m³/hari atau sama dengan 14.600 m³/tahun. C. Konsep Pengembangan Sampah yang dihasilkan dari kegiatan PUSPIPTEK ini terdiri dari komposisi sampah organik dan non-organik. Pengolahan sampah akan dilakukan menggunakan konsep 3 R (reduce, reuse dan recycle) dimana sampah organik akan didaur ulang menjadi kompos (composting process). Sedangkan sampah an-organik akan dipilah dimana barang yang siap pakai akan digunakan kembali (reuse) dan barang yang bisa digunakan akan diurai kembali menjadi barang jadi (recycle). Sementara itu, residu dari sampah yang tidak dapat didaur ulang akan dibuang ke luar kawasan menuju TPA kota. 3.4.7.5. Air Limbah A. Kondisi Eksisting Kondisi sumber limbah cair yang ada di Kawasan Puspiptek secara umum berasal dari kegiatan rumah tangga, perkantoran dan MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

77

laboratorium. Limbah cair yang tidak mengandung bahan toksik dan B3 seperti dari kamar mandi, dapur dan toilet di perumahan, perkantoran dan laboratorium dibuang ke dalam unit pengolah setempat menggunakan sistem setempat (onsite sistem). Sementara limbah yang mengandung bahan tokasik dan B3 dilakukan pengolahan khusus dengan mengemasnya untuk kemudian dibuang ke luar kawasan. B Volume Timbulan Limbah Volume timbulan limbah cair dari kegiatan rumah tangga diasumsikan sebersar 80% dari pemakaian air bersih. Dengan demikian berdasarkan proyeksi pemakaian air bersih sebesar 158,86 l/det, maka besarnya limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga ini mencapai 37,64 l/detik C. Konsep Perencanaan Arahan pengembangan pengelolaan air limbah di Kawasan Puspiptek dirancang sebagai berikut:  Limbah B3 dan limbah laboratorium padat dikumpulkan dalam suatu tempat tertutup, secara periodic dibuang ke luar kawasan  Limbah laboratorium cair diolah dalam IPAL mini di masing-masing fasilitas, sebelum dibuang ke saluran drainase  Limbah cair dari perumahan dan perkantoran diolah secara setempat menggunakan septic tank dilengkapi resapan balk secara individu maupun komunal.  Dikembangkan pembangunan instalasi pengolahan Lumpur tinja (IPLT).  Untuk pengolahan limbah kawasan perlu dilanjutkan dengan perencanaan DED dan AMDAL Pengolahan Limbah terpadu 3.4.7.6. Jaringan Drainase A. Kondisi Eksisting Sistem drainase di Kawasan PUSPIPTEK sudah merupakan sistem terpadu menyatukan sistem saluran tersier, sekunder dan primer dan berakhir di saluran pembuang utama Sungai Cisadane. Melengkapi kebutuhan sistem jaringan yang konservastif dibuat kolam penampung air hujan yang berada di Kawasan Perumahan karyawan. B. Konsep Pengembangan Pengembangan drainase di Kawasan Puspiptek ke depan akan mengikuti konsep drainase berwawasan lingkungan. Dalam konteks tersebut, air hujan di permukaan sedapat mungkin diperlambat pengalirannya dengan tujuan untuk memberikan kesempatan air

78

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

meresap sebanyak-banyaknya ke dalam tubuh tanah. Untuk keperluan tersebut arahan pengembangan sistem drainase di Kawasan PUSPIPTEK adalah sebagai berikut: ü Saluran mengikuti sistem jaringan terpadu dengan mensinergiskan antara saluran tersier di depan rumah dengan saluran sekunder di pinggir jalan serta berakhir di saluran primer baik saluran alami maupun buatan. ü Untuk mengantisipasi dimensi saluran yang lebih besar serta prinsip konservasi sumberdaya air di beberapa lokasi cekungan dibuatkan kolam tandon baru, dibangun sumur resapan air hujan, biopori serta pembangunan kawasan parkir dan jalan permukiman menggunakan conblock/ pavingblock.

3.5. SISTEM KEAMANAN DAN KESELAMATAN KAWASAN PUSPIPTEK

3.5.1. Sistem Kemanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek Umum Pola Penanganan Keamanan (Pengelolaan Keamanan dan Keselamatan) Kawasan Puspiptek Serpong) merupakan bagian penting terkait revitalisasi Puspiptek dan Pengembangan I-STP. Kegiatan Pengelolaan Keamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek tersebut, sekaligus mengggambarkan secara utuh menyeluruh perihal langkah Pengamanan Kawasan Vital Puspiptek yang terintegrasi dengan benar. Sesuai pemahaman tersebut, bahwa

Kawasan PUSPIPTEK sebagai

kawasan vital nasional, tentunya menuntut kesiapan didalam konteks pengelolaan keamanan dan keselamatan kawasan. Diharapkan melalui Pengelolaan Keamanan dan Keselamatan Kawasan tersebut pada akhirnya selain memberi kepastian akan terciptanya suasana yang aman dan terkendali, juga terciptanya model pembinaan untuk meningkatkan pengelolaan keamanan dan keselamatan kawasan puspiptek dalam menunjang kebijakan penguatan dan pemberdayaan jaringan iptek. Konsep dasar sistim evaluasi keamanan kawasan merupakan tahap merumuskan konsep keamanan kawasan dikaitkan dengan potensi dan kondisi kawasan dan sekitarnya. Konsep dasar sistim Pengelolaan keamanan kawasan ini terdiri atas : a. Keamanan tenan di gedung menjadi tanggung jawab tenan dan diluar gedung menjadi tanggung jawab Puspiptek termasuk fasum air, listrik dan alat komunikasi. b. Pola orientasi kawasan, merupakan konsep untuk merumuskan ”arah” keamanan kawasan, khususnya dalam konteks kedudukan kawasan PUSPIPTEK terhadap kawasan lingkungan yang lebih luas. MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

79

c. Konsep zoning, yaitu konsep evaluasi kegiatan keamanan dalam kawasan dengan suatu pemahaman bahwa antara satu zoning dengan zoning lain akan memerlukan penanganan yang berbeda. Bentuk penanganan yang perlu disiapkan dalam tahap pembentukan zoning keamanan kawasan adalah suatu konsep pengendalian zoning atau zoning control. Konsep zoning control yang dapat diterapkan dalam keamanan kawasan ini adalah konsep Sistim Keamanan Kawasan yang saling terintegrasi (Integrated Security System). d. Konsep pengelompokan bangunan, yaitu konsep untuk membentuk kawasan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan bangunan, baik dalam membentuk bangunan, ketinggian bangunan, potensi ancaman maupun tingkat kegiatan dalam dan sekeliling bangunan. e. Sistem sirkulasi, yaitu konsep untuk membentuk jaringan pergerakan yang selain membentuk pola interaksi antar fungsi/kegiatan dalam kawasan juga untuk membentuk pola keterkaitan kawasan dengan kawasan-kawasan lain. Konsep pengembangan sistem sirkulasi ini ditekankan pada masalah pergerakan kendaraan maupun pergerakan diluar kontrol. Saat ini, telah diupayakan beberapa metoda pengamanan yang meliputi : 1. Pengamanan oleh manusia (Security by human) § Pengamanan puspitek § Pengamanan bantuan dan poin § Pengamanan di laboratonum / instalasi 2. Pemagaran berlapis (Security by facility) § Pagar kawasan puspitek § Pagar kuning batan 3. Penggunaan peralatan elektronik (Security by elektronik) Selain metoda pengamanan yang telah diterapkan, berdasarkan kondisi dan kinerja keamanan selama ini telah pula digolongkan sasaran pengamanan yang meliputi : a) Pengguna / pelaku kegiatan dalam kawasan PUSPIPTEK : b) Pejabat, staff, tamu,karyawan dikawasan puspitek (Perkantoran dan Perumahan) dan masyarakat sekitar kawasan Fisik / Bangunan : • Laboratorium / instalasi BATAN • Laboraturium / Instalasi BPPT • Laboraturium / instalasi LIPI • Kementerian Lingkungan Hidup • Sarana lainnya

80

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Secara khusus, sasaran pengamanan juga menggolongkan ranking atau skala prioritas ancaman, antara lain : • Fasilitas Nuklir Batan • Laboratorium BPPT ,LIPI DAN KLH • Pusat pengelolaan air minum & jaringannya • Pusat instalasi listrik & jaringannya • Sistem komunikasi • Lingkungan kawasan Berdasarkan pembagian kelompok wilayah pengamanan, dikategorikan beberapa jenis antara lain : a. Kelompok Wilayah / Area Terlarang, antara lain : Kelompok ruang / bangunan yang memiliki tingkat standar pengamanan tinggi, tertutup dan rahasia yaitu wilayah ring satu. b. Kelompok Wilayah / Area Terbatas, antara lain : Kelompok ruang / bangunan yang memiliki tingkat radiasi maupun efek negative lainnya tinggi baik terhadap masyarakat luar/ sekitar maupun pengguna ruang sendiri yaitu wilayah ring dua. c. Kelompok Wilayah / Area Umum, antara lain : Kelompok ruang / bangunan yang bersifat umum dengan standar pengamanan menyesuaikan yaitu wilayah ring tiga. *) Perlu dilakukan disusun SOP pengamanannya. Berdasarkan pengelompokkan area / ring, maka telah di kelompokan sebagai berikut : Ring I (satu) yang merupakan kawasan yang merupakan obyek vital BATAN dengan semua fasilitas nuklir dan reaktor daya non komersial yang memerlukan securitas dengan standar nasional dan internasional Ring II (dua) yang merupakan kawasan perkantoran, Kemenristek, laboratoria, ISTP dan LPNK BPPT, LIPI, KLH dan pengembangannya, unit pengolahan air dan limbah. Ring III (tiga) yang merupakan perumahan, kampus ITI dan fasilitas pendidikan dan Telkom. Peta zona ring keamanan kawasan Puspiptek disajikan pada Lampiran. Bentuk pengamanan yang telah berjalan dan dilaksanakan oleh PUSPIPTEK meliputi :

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

81

PENGAMANAN LANGSUNG : • Penjagaan selama 24 jam • Pembagian Petugas menjadi 4 pleton (30 personil ) • Dua ship (siang dan malam ) PENGAMANAN TIDAK LANGSUNG : • Pemantauan dengan CCTV dengan record ,dll • Sosalisasi tentang keamanan • Koordinasi aparat tekait Sifat pengamanan yang telah berjalan dan dilaksanakan oleh PUSPIPTEK meliputi : 1.Terbuka : • Penjagaan selama 24 jam untuk kawasan PUSPIPTEK dan segala faslitas dan bangunan yang ada didalam kawasan. • Pemeriksaan personil ,barang dan kendaraan yang keluar masuk kawasan • Patroli kawasan secara rutin • Pengamanan bahan keterangan (Dokumen) 2. Tertutup : • Pemantauan Kondisi dan Situasi Lingkungan Kawasan • Mencari informasi Kemasyarakat sekitar • Kordinasi dengan Pengamanan Wilayah Tanggung Jawab wilayah pengamanan yang telah berjalan dan dilaksanakan oleh PUSPIPTEK meliputi : 1. Petugas kamlam instalasi / Lab bertanggung jawab di instalasi / lab yang dipimpin termaksuk area yang menjadi kewenangannya 2. Petugas kamlam kawasan pupitek bertanggung jawab di kawasan puspitek termaksuk di instalasi /lab apabila diminta atau dibutuh kan oleh penanggung jawab kamlam instalasi / lab Berdasarkan Komando dan Pengendalian keamanan kawasan PUSPIPTEK, dibagi menjadi : • Dalam Kondisi Normal Komando dan pengendalian berada ditangan kepala Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPITEK), Cq kepala bidang keamanan & keselamatan dibantu dengan patroli porles tangerang dan poles bogor. • Dalam Kondisi Rawan Komando dan pengendalian berada ditangan Kapolda Metro Jaya Cq Karo Ops dibantu oleh Kapolda Jabar Cq Kapolwil bogor

82

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

• Dalam Kondisi Darurat Dalam kondisi darurat berada ditangan Mabes Polri Cq Kababinkam Polri akan menunjuk Dir Samapta atau Dir Pam Opsus. Metoda Pengamanan berdasarkan Tindakan : Metoda pengamanan ini secara makro didasar pada : a) Tindakan Preventif Persuasif, yang dilakukan oleh seluruh komponen satuan Kamlam BKO Puspiptek terkait (Babinkamtipmas dan Reserse; unsur Kepolisian, Babinsa dan Intel; unsur TNI, Kamlam dan Satuan Keamanan Keselamatan Puspiptek, serta petugas bantu lainnya. Pada tindakan ini, dapat dilakukan pendekatan pendekatan persuasif terhadap lingkungan melalui beberapa metoda pendekatan maupun pembentukan lembaga Commdev (Community Development) yang dapat bersifat sementara per kasus maupun tetap. Secara tidak langsung, pada Commdev akan melibatkan warga sekitar. b) Tindakan Kuratif Persuasif, merupakan tindak lanjut dari tindakan preventif yang bersifat pencegahan yang juga dapat dilakukan oleh seluruh komponen satuan Kamlam BKO Puspiptek terkait (Babinkamtipmas dan Reserse; unsur Kepolisian, Babinsa dan Intel; unsur TNI, Kamlam dan Satuan Keamanan Keselamatan Puspiptek) c) Tindakan Destruktif, merupakan tindak lanjut dari tindakan kuratif bila dimungkinkan. Metoda Pengamanan berdasarkan Alur Koordinasi : Alur koordinasi perlu dikelompokan pada beberapa acuan lingkar pengamanan (ring), dalam analisa ini dimungkinkan diperlukan suatu badan atau Lembaga Koordinasi Keamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek Serpong Metoda Pengamanan berdasarkan Pola : A. Sasaran Pengamanan oleh manusia (Security by human) • Pengamanan Kawasan Puspitek • Pengamanan Masing - masing Lembaga dan Fasilitasnya. • Pengamanan Sarana Prasarana serta Perumahan dan Pendukungnya. B. Pemagaran berlapis (Security by facility) • Pagar Kawasan Puspitek • Pagar Kuning Batan • Pagar Area Khusus C. Penggunaan peralatan elektronik (Security by elektronik)  Camera & CCTV  Sirine

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

83

 Alarm  Teknologi listrik kejut Dalam tinjauan manajerial, diamati beberapa kondisi lapangan yang terkait dengan sistim pengelolaan/manajemen yang terkait dengan lapangan, antara lain : 1. Manajemen Prosedur Tetap Pengamanan (Protap Pengamanan dan Keselamatan) Dalam Manajemen Prosedur pengamanan dalam Kawasan Puspiptek secara umum dibagi menjadi 2 antara lain : • Prosedur Pengamanan Kondisi Normal • Prosedur Pengamanan Kondisi Darurat Kedua prosedur diatas tersebut memiliki tingkat kesiagaan yang tinggi dengan tetap mengacu pada antisipasi kejadian. a) Prosedur Tetap Pengamanan dibentuk mengacu pada Obyek yang harus diamankan, Wilayah serta Struktur Organisasi Lembaga, antara lain : b) Protap Pengamanan pada Pimpinan Kementerian, Pusat, Lembaga dan Tamu Penting dan atau Negara. c) Protap Pengamanan pada Kawasan, Lingkungan, Bangunan dan Instalasinya d) Protap Pengamanan pada Dokumen dan Fasilitas lainnya yang bersifat Rahasia. 3.5.2. Sistem Kemanan dan Keselamatan Kawasan Nuklir Serpong di Kawasan Puspiptek dan Sekitarnya Sebagai kawasan yang didalamnya ada reaktor nuklir non daya komersial maka kegiatan pengendalian daerah kerja di Kawasan Nuklir Serpong (KSN) yang meliputi pembagian daerah kerja dan pemantauannya memiliki tujuan membatasi dan memperkecil dosis radiasi dalam batas keselamatan sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif serta Peraturan Kepala BAPETEN tentang proteksi dan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir. Pembagian daerah kerja di KSN untuk keperluan pembatasan penyinaran sebagai wujud implementasi tujuan proteksi radiasi, maka daerah kerja di KSN dibagi menjadi: a. Daerah Instalasi Nuklir adalah daerah yang dibatasi oleh pagar kuning yang di dalamnya terdapat instalasi nuklir dan fasilitas pemanfaatan zat radio aktif yang hanya boleh dimasuki oleh pekerja radiasi dan orang telah diberi izin

84

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

b. Daerah Non Instalasi Nuklir adalah daerah di luar pagar kuning yang mencakup laboratorium, fasilitas penunjang, administrasi dan sarana pelayanan lainnya. Pada daerah bahaya khusus nuklir ini, Bidang Keselamatan bertanggung jawab menentukan pemasangan tanda bahaya yang memberikan peringatan kepada pekerja radiasi bahwa ada radiasi tinggi dan memberi petunjuk pelaksanaan untuk merespon tandatanda peringatan. Tanda peringatan bahaya ini dapat berupa: a. Bunyi atau sirene b. Cahaya c. Atau tanda lain Sistem pemantauan kritikalitas yang dipasang di tuang tertentu pada instalasi harus digabungkan dengan tanda bahaya guna keperluan evakuasi di dalam gedung dan dihubungkan pula dengan tanda bahaya di luar gedung untuk memberitahu personil yang ada sekitar gedung. Tanda peringatan dalam gedung juga dilakukan dengan menggunakan pengeras suara (paging system).

Gambar 13. Lokasi Pemantauan Lingkungan Puspiptek (Sumber: Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong, Batan, 2011)

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

85

Untuk pencegahan dan pengawasan penyebaran kontaminasi maka setiap orang yang berada di daerah instalasi nuklir harus dikenal identitasnya dengan memakai tanda pengenal. Kartu tanda pengenal pekerja dilengkapi dengan pasfoto. Para pekerja atau pegawai KNS yang mempunyai kegiatan di daerah instalasi nuklir, masuk melalui pintu utama dengan tetap mengenakan tanda pengenal selama berada di daerah instalasi nuklir. Tamu ataupun pengunjung sebelum memasuki daerah instalasi nuklir diharuskan meminta izin di MGS (Pos Gerbang Utama, Main Gate Station) untuk memperoleh kartu tanda pengenal dan mentaati prosedur dan peraturan keamanan sesuai SOP. Lokasi pemantauan lingkungan Kawasan Puspiptek disajikan pada Gambar 13, sedangkan untul lokasi pemantauan lingkungan lepas kawasan sejauh 5 Km dari reaktor disajikan pada Gambar 5. Peta evakuasi di kawasan Puspiptek jika terjadi kecelakaan disajikan pada Lampiran. Untuk prosedur evakuasi keselamatan di kawasan Puspiptek ini sebaiknya disosialisasikan dengan berbagai cara diantaranya pemasangan poster, cerama dan diskusi dan simulasi gabungan bersama aparat Kepolisian dan Pemda Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor.

Gambar 14. Lingkungan Pemantauan Lepas Kawasan(Sumber: Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong, Batan, 2011)

Lebih jauh, terkait dengan upaya pembenahan terhadap Pengelolaan

86

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

Keamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek kedepan, maka sebaiknya dilakukan pembenahan menyangkut: A. Menambah peran, tugas dan tanggung jawab Bidang Keselamatan dan Keamanan dalam struktur organisasi Puspiptek menjadi Sub Lembaga Bidang Keamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek (Bakorkamlam Puspiptek) yang memiliki Tupoksi sebagai Lembaga Koordinasi Tunggal terhadap Sarana Prasarana dan Pengelolaan masing-masing Lembaga serta Fasilitas lain dan atau dengan unsure pengamanan luar terkait. B. Peningkatan Sistem Manajemen Keamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek. C. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Pelaku / Petugas / Personil Keamanan Dan Keselamatan Kawasan Puspiptek. D. Peningkatan Sarana Prasarana / Perangkat / Alat Lengkap sesuai Standar Keamanan Dan Keselamatan Nasional pada Kawasan Puspiptek Baik bersifat Elektronis, Maupun Mekanis. E. Pembuatan SOP Sistem Kemanan dan Keselamatan Kawasan dan sosialisasi ke seluruh kawasan dan daerah sekitar. F. Sebagai kawasan obyek vital nasional sebaiknya pengamanan menerapkan pengamanan berlapis berdasarkan zona dimana ada prosedur khusus bagi SDM dan tamu untuk masuk ke zona ring satu, ring dua dan ring tiga. Untuk SOP tersebut perlu disusun untuk pelaksanaannya. G. Untuk keselamatan dan proteksi radiasi Kawasan Nulkir Serpong (KSN) telah disusun buku Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong yang merupakan revisi 1 yang diterbitkan oleh Komisi Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serping, BATAN dan buku ini dapatan didownload di web site resmi BATAN. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperkuat agar Puspitek Serpong dapat mencapai visinya untuk menjadi Science and Technology Park berstandar Internasional, terdepan dalam memfasilitasi kegiatan penelitian, penguasaan, pemanfaatan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi untuk menunjang pembangunan nasional: 1. Penguatan kelembagaan berupa regulasi dan kebijakan revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP bagi semua pemangku kepentingan dalam regulasi yang sesuai (Berupa PP atau Peraturan Menristek) 2. Penguatan kelembagaan dalam penataan organisasi pengelolaan Puspiptek sebagai I-STP dengan 3. Penguatan SDM Puspiptek sesuai kebutuhan dan tujuan jangka 5 tahun ke depan dengan peningkatan pendidikan S2 dan S3 sesuai kompetensi dan pelatihan kemampuan SDM melalui diklat dan

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

87

pelatihan. 4. Perkuatan peran Menjadi Pusat Penguasaan dan Pengembangan Iptek nasional (center of excellence) memerlukan revitalisasi sarana dan prasarana meliputi bangunan, peralatan laboratoria (revitalisasi yang ada dan pengadaan yang dibutuhkan untuk pengembangan), bangunan pendukung, pengembangan sarana air,listrik dan pengolahan limbah terpadu sesuai peta panduan dan masterplan yang telah disusun sebagai legalitas untuk acuan perencanaan jangka menengah dan panjang. 5. Perkuatan Puspiptek sebagai Pusat Pelayanan Pengembangan Produk-Produk nasional Rencana aksi penguatan Fungsi pusat pelayanan pengembangan produk-produk nasional meliputi: • Program Pengembangan fasilitas pengujian produk-produk nasional • Program Pembangunan infrastruktur penunjang aksesibilitas Sebagai contoh Sebagian besar fasilitas laboratorium BBPT berada di Kawasan PUSPIPTEK, bahkan pada tahun 2013 beberapa laboratorium baru telah diresmikan penggunaannya. BPPT memiliki kurang lebih 30 balai yang berada di bawah pengawasannya. Balai-balai tersebut di antaranya Balai Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomasi, Balai Pengkajian Teknologi Polimer, Balai Pengkajian Bioteknologi, Balai Besar Teknologi Energi, Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Balai Teknologi Lingkungan, Balai Termodinamika Motor dan Propulsi, Balai Inkubator Teknologi, Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi, Laboratorium Pengembangan Teknologi Industri Agro dan Biomedika, dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran. 6. Perkuatan Peran Puspiptek dalam proses alih teknologi dan penyediaan Informasi Iptek dimana kendala yang dihadapi dalam implementasi proses alih teknologi di Puspiptek antara lain menyangkut kesiapan teknologi yang ditawarkan serta kemampuan adopsi dari calon pengguna.Permasalahan lainnya, adalah kurangnya informasi yang bisa diakses oleh pengguna/ masyarakat terkait hasil-hasil litbang yang dihasilkan. Oleh karena itu, penyediaan dan pengelolaan pusat informasi iptek menjadi agenda penting dalam revitalisasi dan pengembangan Puspiptek ke depan. Pusat informasi iptek tidak hanya menyediakan informasi, namun juga berperan dalam advokasi teknologi, pelayanan teknologi, difusi, diseminasi, serta komersialisasi teknologi. 7. Penguatan peran Puspiptek ke depan dalam mendorong pengembangan kewirausahaan dan inkubasi industri baru/UMKM berbasis teknologi, menjadi agenda utama dalam revitalisasi Puspiptek. Fungi inilah yang akan diwadahi dalam sebuah

88

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

manajemen entitas baru di Puspiptek yaitu Indonesia Science & Technology Park (ISTP), dengan fasilitas utama berupa Technology and Business Incubation Center (TBI-Center). Pengembangan ISTP dan TBI-Center diarahkan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dalam proses inkubasi teknologi dan bisnis yang mencakup 7-S layanan dasar bagi tenan, yakni: • Space & Shared : Menyediakan fasilitas kantor bersama (ruang diskusi, laboratorium bagi tenant, showroom, fastel, internet) • Services : Bimbingan teknis (manajemen, marketing, aspek keuangan, hukum, info perdagangan, dan teknologi) • Support : membantu akses (riset, jaringan profesional, pengembangan teknologi, hubungan internasional, dan investasi) • Skill Development : Memberikan latihan (rencana bisnis, manajemen, kepemimpinan) • Seed Capital : memberikan bantuan akses ke sumber pendanaan dan lembaga keuangan • Synergy : Kerjasama antar tenan, universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesioanl, dan masyarakat, serta • Social Networking : membangun jejaring (melalui seminar, pameran, kunjungan instansi) 8. Penguatan Peran Puspiptek dalam memfasilitasi pendidikan dan latihan untuk SDM industri Jika sebelumnya Puspiptek lebih banyak memfasilitasi peningkatan kompetensi SDM penyedia iptek (peneliti, perekayasa, teknisi, dll), maka ke depan, Puspiptek juga akan memperkuat perannya dalam peningkatan kapasitas SDM industri melalui pendidikan dan pelatihan, dengan fokus pada aspek penguasaan teknologi khususnya yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga litbang di kawasan Puspiptek. Fasilitasi yang disiapkan selain Puspiptek berupa infrastruktur diklat/training yang modern, program diklat dan pemagangan, serta perluasan jaringan kerjasama dan capacity building baik di tingkat nasional maupun internasional. 9. Konsep pengelolaan kemanan dan keselamatan kawasan, merujuk pada penetapan Puspiptek sebagai objek vital nasional dengan keberadaan reaktor nuklir serbaguna “GA Swabessy” di kawasan Puspiptek. 10. Rencana tahapan implementasi masterplan dalam bentuk road map dan milestone.telah disusun dari berbagai masukan pemangku kepentingan yang meliputi Kementerian terkait, PEMDA, Perguruan tinggi, Asosiasi, Industri dan masyarakat.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

89

11. Masterplan yang berupa peta panduan dan kebutuhan pengembangan infrastruktur kawasan telah dihasilkan sebagai hasil keluaran kegiatan ini. Rekomendasi agar Puspitek dapat merealisasikan visinya sebagai pusat IPTEK dan Inovasi kelas dunia adalah sebagai berikut : § §

§ §

§

§

§

Masing-masing kegiatan riset harus memiliki partner atau berorientasi pada kebutuhan industri. Perlu digalakkan pengembangan riset berbasis permintaan (demand led R&D) dengan konsep mengundang sektor privat untuk berpartisipasi dalam pengembangan riset sejak tahap awal. Konsep ini dinilai lebih berhasil dalam mengkomersialisasikan hasil riset, daripada menawarkan hasil riset yang telah jadi berdasarkan ide peneliti semata. Perlu dibangun kerjasama dengan pihak swasta yang dapat mengkomersialisasikan hasil-hasil riset. Perlu kebijakan dalam mendukung kelembagaan operasional Puspiptek dalam menjalankan fungsinya. Dari Agenda Riset Nasional yang sudah ditentukan, perlu di Puspitek. Lalu perlu dibangun mekanisme agar kolaborasi antar badan-badan tersebut dapat terjadi. Beberapa mekanisme yang bisa dicoba adalah : ü Budget riset tertentu yang sifatnya top down untuk dilakukan oleh multi LPND. ü Didorong melalui perubahan organisasi dan tugas dan fungsi pokok (Tupoksi) dari masing-masing badan. ü Mindset para peneliti dan perekayasa perlu diubah melalui sosialisasi dan Incentif/penilaian yang mendorong peneliti dan perekayasa untuk melakukan kolaborasi. Dokumentasikan cerita sukses untuk membangun sejarah agar pihak lain dapat mempelajari dan melakukan lebih banyak kolaborasi salah satu contohnya memajang simbul perusahaan yang sudah bekerjasama di Pusat Sistem Informasi Puspiptek. Perlu dikembangkan fasilitas yang bisa disewakan pada pihak swasta yang ingin melakukan kerja sama R&D dan Inkubasi. Fasilitas-fasilitas ini harus memberikan kemudahan bagi pihak swasta/investor untuk melakukan kerja sama dan membangun industri berbasis Iptek. Perlu mengundang sektor privat untuk berpartisipasi dalam pengembangan riset sejak tahap awal. Untuk memulai bia diundang pemain utama di industri-industri yang relevan dengan bidang-bidang riset yang ada di Puspitek untuk hadir ke kawasan, melihat fasilitas, kemampuan dan hasil-hasil riset, dan dilanjutkan dengan diskusi kemungkinan-kemungkinan kerja sama riset.

90

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

 Perlu dibuat kegiatan dan atraksi di kawasan Puspitek yang menarik masyarakat dan dunia industri, sehingga Puspitek, kegiatan-kegiatannya dan potensi kerja samanya bisa diketahui oleh publik dan kalangan industri . Berdasarkan kondisi eksisting laboratoria yang ada di Puspiptek baik yang terkait dengan SDM, kegiatan yang sesuai dengan 7 (tujuh) bidang fokus, kerjasama atau kolaborasi yang telah dilakukan dengan pengguna iptek, maupun permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh disusunlah beberapa rekomendasi untuk sinkronisasi kegiatan diantara laboratoria diantaranya: 1. Perlunya menghidupkan kembali forum komunikasi Puspiptek yang beranggotakan seluruh kepala satker/balai/balai besar/ pusat/laboratorium di kawasan Puspiptek. Dalam jangka pendek, pembuatan mailing list yang beranggotakan seluruh laboratoria dapat menjadi jembatan untuk menjalin komunikasi. 2. Perlunya pemetaan kegiatan, kompetesi, dan fasilitas laboratoria yang diarahkan pada pembentukan klaster dan konsorsium berdasarkan tematik. Laboratoria berharap dari pemetaan tersebut dapat ditindak lanjuti dengan adanya penganggaran khusus (seperti melalui insentif SINas, kerjasama internasional, dan sumber pendanaan lain). 3. Kementerian Ristek perlu mendorong agar ada proyek strategis yang melibatkan seluruh laboratoria yang ada Puspiptek dengan target capaian yang jelas. 4. Perlunya pengadaan fasilitas bersama sebagai tempat berkumpul laboratoria yang berada dalam kawasan Puspiptek (seperti kantin, pusat informasi/front office yang mencakup pembuatan display sebagai sarana mempromosikan hasil-hasil penelitian, transportasi bersama di dalam kawasan). 5. Perlu disusun data base (yang mencakup data kompetensi SDM, service atau jasa pelayanan, dan peralatan) bersama berbasis web sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik dan penunjang pelayanan bagi masyarakat (online services). 6. Perlu pengembangan one gate information dan klinik inovasi sebagai sarana mempermudah pengguna dalam mengakses jasa layanan yang berada di dalam kawasan Puspiptek. 7. Perlu dibentuk tim kecil sebagai perwakilan lembaga yang ada di Puspiptek untuk mengawal proses sinkronisasi kegiatan laboratoria. 8. Perlu disusun calender event tahunan (misal kegiatan temu bisnis berdasarkan klaster, open house) yang difasilitasi oleh manajemen Puspiptek berdasarkan masukan dari tim kecil/forum komunikasi.

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

91

9. Perlu diupayakan adanya regulasi khusus yang terkait dengan pengelolaan keuangan, antara lain melalui penetapan Puspiptek sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. 10. Revitalisasi alat oleh Kementerian Ristek di Puspiptek perlu dinyatakan sebagai alat bersama dan diutamakan peralatan yang dapat digunakan untuk kepentingan bersama 11. Dalam rangka mendukung revitalisasi Puspiptek menuju Indonesia Science and Tecnology Park (I-STP) khususnya dari sisi SDM (antisipasi SDM yang sudah aging) diperlukan peningkatan kompetensi SDM melalui proses rekrutmen yang baik dan berbagai macam pelatihan. Kementerian Ristek akan mendorong Kementerian PAN & RB memberikan porsi CPNS yang lebih banyak untuk LPNK yang berada di Puspiptek. 12. Perlu kajian kelembagaan Peran dan fungsi Puspiptek lebih mendalam dalam revitalisasi Puspiptek dan pengembangan I-STP 13. Perlu dilakukan kajian AMDAL dan DED pengolahan limbah terpadu sebagai fasilitas pendukung kawasan. 14. Perlu disusun SOP Sistem Pengamanan dan Keselamatan Kawasan Puspiptek dan sosialisasi kepada stakeholder internal dan eksternal. LAMPIRAN PETA MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK DAN PENGEMBANGAN I-STP a. Peta Kawasan Puspiptek b. Peta Kawasan Puspiptek berdasarkan Nomor gedung dan Peruntukannya saat ini Peta Kawasan Puspiptek berdasarkan Nomor gedung dan Peruntukannya saat ini. c. Peta Pemanfaatan Lahan Eksisting d. Peta Pengembangan Kawasan Puspiptek e. Peta Arah dan Pengendalian Pemanfaatan Lahan Kawasan Puspiptek f. g. Peta Kemiringan Kawasan Puspiptek h. Peta Ketinggian Kawasan Puspiptek i. Peta Analisis Klimatologi j. Peta Analisis Pola Vegetasi k. Peta Analisis Estetika View l. Peta Aksesibilitas Kawasan Puspiptek m. Peta Jaringan Pipa Transmisi dan distribusi Air Bersih n. Peta Jaringan Listrik o. Peta Jaringan Telepon p. Peta Ring Keamanan Kawasan Puspiptek q. Peta Pemantauan Lingkungan Lepas Kawasan r. Peta Evakuasi Kawasan Puspiptek Peta Evakuasi Kawasan Puspiptek

92

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

a.

Peta Kawasan Puspiptek Berdasarkan Lokasi Geografis Sekitarnya

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

93

b. Peta Kawasan Puspiptek berdasarkan Nomor gedung dan Peruntukannya saat ini Peta Kawasan Puspiptek berdasarkan Nomor gedung dan Peruntukannya saat ini.

94

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

c. Peta Pemanfaatan Lahan Eksisting

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

95

d. Peta Pengembangan Kawasan Puspiptek

96

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

e. Peta Arah dan Pengendalian Pemanfaatan Lahan Kawasan Puspiptek

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

97

98

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

g. Peta Kemiringan Kawasan Puspiptek

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

99

h. Peta Ketinggian Kawasan Puspiptek

100

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

i. Peta Analisis Klimatologi

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

101

j. Peta Analisis Pola Vegetasi

102

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

k. Peta Analisis Estetika View

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

103

l. Peta Aksesibilitas Kawasan Puspiptek

104

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

m. Peta Jaringan Pipa Transmisi dan distribusi Air Bersih

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

105

n. Peta Jaringan Listrik

106

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

o. Peta Jaringan Telepon

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

107

p. Peta Ring Keamanan Kawasan Puspiptek

108

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

q. Peta Pemantauan Lingkungan Lepas Kawasan

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

109

r. Peta Evakuasi Kawasan Puspiptek

110

MASTERPLAN revitalisasi PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

MASTERPLAN REVITALISASI PUSPIPTEK & PENGEMBANGAN I-STP

111