MEDIA SOSIAL TWITTER SEBAGAI PEMBENTUK

Download Penelitian ini berjudul Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa. (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasisw...

1 downloads 595 Views 157KB Size
MEDIA SOSIAL TWITTER SEBAGAI PEMBENTUK PEMIKIRAN POLITIK MAHASISWA ( Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara). Banyaknya media sosial yang telah berkembang di mahasiswa dewasa ini memberikan banyak pengaruh terhadap berbagai aspek,salah satunya politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media sosial twitter berperan dalam pembentukan pemikiran politik mahasiswa dan posisi media sosial twitter sebagai media informasi terutama pengetahuan politik mahasiswa. Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Teori Dependensi Mengenai Efek Komunikasi Massa, Komunikasi Cyber, Konstruksi Sosial Media Massa, Komunikasi Politik dan Analisis Wacana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan postingan tweet yang berisi pemikiran politik (partisipasi, perilaku dan sikap politik) dan objek penelitian adalah akun yang aktif serta di diikuti oleh peneliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu studi kepustakaan dengan mengumpulkan semua data dari literatur dan bahan bacaan yang berkenaan dengan penelitian dan studi dokumen, peneliti mengumpulkan data berupa postingan politik dari akun twitter peneliti selama bulan Desember 2012- Maret 2013. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FISIP USU. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis wacana Sara Mills. Analisis ini menempatkan wacana dari posisis Subjek-Objek, posisi yang mendefenisikan siapa yang menjadi pencerita dan digambarkan serta posisi Penulis-Pembaca yang menampilkan bagaimana pembaca memposisikan dirinya dalam teks. Terdapat 19 tweet dari 13 akun yang dianalisis peneliti. Hasil penelitian adalah terlihat bagaimana mahasiswa menyampaikan pemikirannya melalui twitter ,walaupun menggunakan bahasa yang singkat dan sederhana tetapi makna yang dimaksudkan dapat diterima dengan baik oleh pembacanya. Posisi subjek dan objek yang dimaksudkan juga jelas, dan memposisikan pembacanya sebagai seorang yang paham dan setuju akan pemikiran yang disampaikan oleh penulis. Disinilah media sosial twitter juga terlihat sebagai media yang berperan dalam pembentukan pemikiran politik mahasiwa tersebut.

Kata kunci: Analisis wacana, media sosial, twitter, pemikiran politik

Konteks Masalah Teknologi membentuk cara berpikir, berperilaku, dan bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi selanjutnya di dalam kehidupan manusia. Contohnya dari masyarakat yang belum mengenal huruf menjadi masyarakat yang canggih dengan perlatan cetak maupun elektronik. Di mana menurut McLuhan, budaya kita dibentuk dari bagaimana cara kita berkomunikasi. Determinisme salah satu teori McLuhan yaitu penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. McLuhan (1962) dalam bukunya The Gutenberg Galaxy memetakan sejarah kehidupan manusia ke dalam empat periode: a tribal age (era suku atau purba), literate age (era literal/huruf), a print age (era cetak), dan electronic age (era elektronik). Menurutnya, transisi antar periode tadi tidaklah bersifat gradual atau evolusif, akan tetapi lebih disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi (Griffin, 2003:341-342) Selama tahun 1980an, teknologi komunikasi menjadi elemen penting, karena memudahkan orang untuk mempertukarkan informasi pada basis “many to many” melalui sistem komunikasi yang berbasis pada komputer. Kita dapat menyebutnya sebagai “teknologi komunikasi baru”, “media baru”, atau “komunikasi interaktif”. Hal yang paling terlihat dari keberadaan teknologi komunikasi baru adalah bahwa ia merubah ciri atau karakteristik komunikasi antarmanusia pada tataran yang paling mendasar. Perubahan karakteristik komunikasi antarmanusia tersebut dapat terlihat dari sifat (nature) teknologi komunikasi tersebut (Turnomo dalam Junaedi, 2011 : 8). Kecepatan orang mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya beragam fenomena yang berkaitan dengan arus informasi. Fenomena ini tidak hanya berlangsung di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Pesatnya perkembangan media sosial juga dipicu oleh keinginan setiap orang untuk merasa harus memiliki media sendiri (facebook, blog, twitter). Beberapa waktu yang lalu untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang cukup besar serta butuh tenaga kerja yang banyak, berbeda halnya dengan sosial. Pengguna media sosial dapat mengakses hanya dengan menggunakan jaringan internet bahkan yang kemampuan aksesnya lambat sekalipun, tanpa dibutuhkan biaya besar, tanpa alat yang mahal dan bahkan bisa dilakukan sendiri tanpa karyawan (Pujho dalam Junaedi, 2011: 33). Twitter diciptakan oleh Jack Dorsey pada bulan Juli 2006 di bawah perusahaan Odeo Corp. Menggunakan layanan Twitter pun tampaknya jauh lebih mudah daripada layanan jejaring pertemanan lainnya. Bisa dibilang, Twitter tidaklah lebih dari sekadar update status tetapi sekarang mulai ditambahi beberapa fitur pendukung. Bahkan, status yang kita tulis pun dibatasi hanya sampai 140 karakter saja maka dari itu, Twitter dikategorikan dalam microblogging. Namun konon, loading status pada Twitter lebih kilat alias lebih cepat dan dijamin langsung tayang dibandingkan Facebook. Ternyata oleh karena kesederhanaannya ini, Twitter seringkali lebih digemari daripada Facebook. Dengan jaringan internet / network, pengguna bisa meng-update statusnya dari segala jenis ponsel (yang jadul sekalipun) melalui layanan pesan pendek alias sms. Pengguna twitter dapat melihat informasi melalui “timeline” yang berisi status dari orang-orang yang telah diikutinya “following” dan juga status yang dibagikan oleh pengguna akan terlihat oleh orang-orang yang telah mengikutinya “followers” (www.anneahira.com/sejarah-twitter.htm). Iklim masyarakat Indonesia saat ini sudahlah berbeda jauh dengan dahulu, masyarakat tidak lagi menerima berita secara bulat-bulat dan kemudian mempercayainya. Masyarakat sekarang telah cerdas dalam memilih berita. Mulai dari media yang mereka pilih sesuai

dengan komsumsi berita yang mereka butuhkan. Mereka mulai memiliki pemikiran tersendiri terhadap setiap kebijakan pemerintah, bahkan mereka mempunyai media yang mereka percaya kefaktualan beritanya. Konstruksi berita yang dilakukan media ini secara tidak langsung telah menciptakan pemikiran tersendiri dalam masyarakat. Berbagai isu yang ada tersebar dalam masyarakat terkadang menciptakan pandangan miring terhadap pemerintah. Isu yang selalu menarik perhatian adalah politik. Pada saat ini retorika politik publik dan pers nasional kita sedang disibukkan oleh pro dan kontra berbagai isu politik aktual, misalnya tentang massa mengambang, pers takut kepada pemerintah, forum demokrasi dan banyak lainnya. Setelah isu politik tersebut secara sengaja dilemparkan ke masyarakat luas melalui media massa, dalam waktu relatif singkat terbentuk opini publik. Realitas ini mencerminkan dinamika kehidupan politik rakyat, sehingga wajar sekali bila isu politik akan selalu silih berganti (Ali,1999:142). Mahasiswa sebagai agent of change yang selalu kritis akan kegiatan yang dilakukan pemerintah, banyak memaparkan komentar mereka tentang isu-isu hangat tersebut. Di media sosial mereka akan lebih terbuka tentang pendapat mereka, sehingga terlihat bagaimana terbentuknya pemikiran mereka tentang politik. Pemikiran politik adalah pemikiran yang berkaitan dengan pengaturan dan pemeliharaan urusan rakyat. Merupakan pemikiran tertinggi, dibandingkan pemikiran sastra, pemikiran hukum dan pemikiran faktual. Pemikiran politik ini dapat berupa partisipasi politik, perilaku politik dan sikap politik. Partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik. (Michael Rush dan Phillip Althoff, 1993:23). Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada umumnya telah mengetahui secara mendasar mengenai partisipasi, sikap dan perilaku politik. Hal ini juga sering terlihat dari keaktifan mahasiswa FISIP dalam berbagai kegiatan berbau politik dan birokrasi. Pemahaman mereka ini secara tidak langsung membentuk pemikiran politik mereka. Begitu pula pada mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara, yang memiliki keaktifan dalam dunia media sosial maupun organisasi berbau politik. Pada umumnya mahasiswa FISIP USU memiliki akun media sosial seperti facebook dan twitter, sebagai media berbagi informasi.

TINJAUAN PUSTAKA Paradigma Kajian Metodologi yang digunakan peneliti dalam pembahasannya adalah metode deskriptif kualitatif dengan paradigma kritis. Paradigma kritis pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistemologi kritik Marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya. Fakta menyatakan bahwa paradigma kritis yang diinspirasikan dari kritis tidak bisa melepaskan diri dari warisan Marxisme dalam seluruh filosofi pengetahuannya. Teori kritis pada satu pihak merupakan salah satu aliran ilmu sosial yang berbasis pada ide-ide Karl Marx dan Engels (Denzin, 2000: 279-280).

Komunikasi Cyber Bungin (2009 : 296), teori komunikasi dunia maya atau yang sering di kenal teori Cybercommunity merupakan teori paling akhir dalam pengembangan ilmu komunikasi atau

sosiologi komunikasi. Kajian kajian tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru (new media). New media banyak menekankan bagaimana kontruksi sosial media memberi kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Persoalan cyber seperti perumpamaan “ruang waktu” bahwa manusia memiliki kehidupan baru diatas dunia nyata. Teori ini lebih menekankan kelompok sosial yang berkembang didalam dunia maya. Bagaimana terciptanya kelompok-kelompok, bagaimana komunikasi kelompok dan bagaimana sebuah media kelompok di dunia maya mekontruksi pesan penggunanya. Teori cybercommunity dianggap penting karena merumuskan sejauh mana teknologi informasi seperti sosial networking berperan serta menciptakan konsep nasionalisme kekinian dengan pembentukan kelompok dalam dunia maya. Dalam kelompok dunia maya banyak faktor yang membuat seseorang menikmati dinamika kelompok antara lain unsur ketidaksengajaan individu serta proses pencarian kelompok. Didalam dunia maya kelompok tidak mencari individu namun lebih kepada individu yang mencari kelompok. Terciptanya grup di ruang maya lebih menekankan minat individu untuk bergabung dengan kelompok yang sudah ada atau sebaliknya individu dapat menciptakan kelompok sesuai dengan keinginan dan minatnya.

Komunikasi Politik Komunikasi politik adalah proses yang melibatkan manusia dalam setting politik di lingkungannya. Baik dalam kaitannya dengan pretensi kekuasaan atau pembagian kekuasaan dan pengaruhnya, maupun dalam kegiatan manusia untuk mengatur, mempertahankan, memperluas atau juga mengambil alih kekuasaan dan pengaruh kekuasaan dari pihak lain. (Ali,2006:138)

Ideologi Althusser Ideologi dalam perspektif ini dilihat secara lebih jauh. Ideologi dilihat sebagai praksis sosial. Argumentasi ideologi sebagai praksis di dasarkan pada asumsi bahwa negara mempunyai dua hakiki yang tidak terpisahkan, yaitu represif dan ideologis. Dua hakikat ini berkaitan erat dengan cara keberadaan negara sebagai alat perjuangan kelas. Menurut Althusser teks dengan memanfaatkan ideologi melakukan pemanggilan (healling) kepada subyek (khalayak sasaran) dan ketika khalayak sasaran tersebut terpanggil berarti dia telah memposisikan dirinya sebagai subyek dan siap pula tertundukkan dengan ritual-ritual tertentu. Karena itu penting untuk mengetahui bagaimana teks yang ada di media mencoba menggiring khalayak (subyek) ke arah pembacaan tertentu (Althusser, 1984:47-49).

Analisis Wacana Analisis wacana adalah sebuah alat analisa yang diterapkan kedalam sebuah wacana, berita atau lebih umumnya teks, guna dalam analisis tersebut si pengguna teori akan membedah isi dari apa yang dikandung dalam sebuah teks media. Secara teoritis, pendekatan analisis wacana kontemporer terhadap representasi media, lebih canggih dibandingkan pendekatan isi. Tidak hanya kata-kata atau aspek-aspek lainnya yang dapat dikodekan dan

dihitung, tetapi struktur wacana yang kompleks pun dapat dianalisis pada berbagai tataran deskripsi (Sobur, 2004:5) Sara Mills banyak terilhami oleh gagasan Althusser, seperti individu ditempatkan sebagai subjek, kita disadarkan menegenai posisi kita dalam masyarakat, kita menjadi subjek dalam dua dunia : kita adalah subjek sebagai individu dan kita adalah subjek dari negara atau kekuasaan. Althusser menyebut ini proses interpelasi yaitu melalui mana sesorang akan ditempatkan posisinya dalam masyarakat. Selain itu juga ada gagasan Althusser mengenai kesadaran. Kesadaran ini berhubungan dengan penerimaan individu tentang posisi-posisi sebagai suatu kesadaran. Mereka menerima hal itu sebagai suatu kenyataan, suatu kebenaran. Hal ini yang mempengaruhi analisis teks dari Sara Mills. Terutama bagaimana pembaca diposisikan dalam teks. Bagaimana penulis melalui teks yang dibuat menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks (Eriyanto,2001:206-207).

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan motode analisis wacana. Analisis wacana adalah sebuah alat analisa yang diterapkan kedalam sebuah wacana, berita atau lebih umumnya teks, guna dalam analisis tersebut si pengguna teori akan membedah isi dari apa yang dikandung dalam sebuah teks media. Secara teoritis, pendekatan analisis wacana kontemporer terhadap representasi media, lebih canggih dibandingkan pendekatan isi. Tidak hanya kata-kata atau aspek-aspek lainnya yang dapat dikodekan dan dihitung, tetapi struktur wacana yang kompleks pun dapat dianlisis pada berbagai tataran deskripsi (Sobur, 2004:5).

Kerangka Analisis Kerangka Analisis Wacana Sara Mills YANG INGIN DILIHAT TINGKAT Posisi Subjek-Objek

Bagaimana peristiwa dilihat, dari kacamata siapa peristiwa itu dilihat. Siapa yang diposisiakn sebagai pencerita (subjek) dan siapa yang menjadi objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor dan kelompok sosial mempunyai kesempatan untuk menampilkan dirinya sendiri, gagasannya ataukah kehadirannya, gagasannya ditampilkan oleh kelompok/orang lain.

Posisi Penulis-Pembaca

Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam teks. Bagaimana pembaca memposisikan dirinya dalam teks yang ditampilkan. Kepada kelompok manakah pembaca mengidentifikasikan dirinya.

Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Studi Dokumen (document research), yaitu mengumpulkan data berupa berita dan postingan politik dari akun twitter peneliti selama bulan Desember 2012 – Maret 2013. Peneliti mengobservasi postingan setiap harinya dari akun-akun yang selama ini sudah di nilai sebagai objek penelitian. Postingan tersebut di capture, kemudian dikumpulkan dan akan menjadi subjek penelitian. Postingan tweet yang dipilih adalah tweet yang berisi mengenai isu politik. Peneliti membatasi pada kurun waktu tersebut demi terfokusnya penelitian ini. 2. Studi Kepustakaan (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan semua data yang berasal dari literatur serta bahan bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan dalam penelitian ini menghasilkan berbagai data yang didapatkan dari bukubuku mengenai analisis wacana, teori komunikasi, komunikasi massa, sosiologi komunikasi, komunikasi politik, semiotika, metodologi penelitian dan konstruksi media massa. Selain itu juga beberapa artikel dan jurnal yang diambil dari internet. Teknik Analisis Data Posisi Subjek-Objek Menempatkan representasi sebagai bagian terpenting dari analisis. Bagaimana suatu pihak, kelompok, orang, gagasan, atau peristiwa ditampilkan dengan cara tertentu dalam wacana berita yang mempengaruhi pemaknaan ketika diterima khalayak. Analisis ini lebih menekankan bagaimana posisi aktor sosial, posisi gagasan, atau peristiwa itu ditempatkan dalam teks. Posisi tersebut akhirnya menentukan teks yang hadir ditengah masyarakat. Dengan metode ini kita perlu mengkritisi bagaimana peristiwa ditampilkan dan bagaimana pihak yang terlibat ditampilkan dalam teks. Posisi di sini berarti siapakah aktor yang dijadikan sebagai subjek yang mendefenisikan dan melakukan penceritaan dan siapakah yang ditampilkan sebagai objek, pihak yang didefenisikan dan digambarkan kehadirannya oleh orang lain. Posisi Pembaca Teks adalah suatu hasil negosiasi antara penulis dan pembaca. Pembaca disini tidaklah dianggap semata sebagai pihak yang hanya menerima teks, tetapi juga ikut melakukan transaksi sebagaimana akan terlihat dalam teks. Teks bukanlah hanya berhubungan dengan faktor produksi tetapi juga resepsi. Dalam tahap ini menganalisis bagaimana pembaca diposisikan dalam teks. Disini tentu saja bisa bermakna khalayak macam apa yang dimarjinalisasikan oleh penulis untuk ditulis.

PEMBAHASAN Komunikasi politik terdiri dari unsur-unsur penting yaitu: a) Komunikator politik yang berperan sebagai pembentuk opini,dalam wacana twitter diatas juga terdapat komunikastor yang menjadi pembentuk opini yaitu penulis/ pemilik akun yang menyampaikan tweet nya. b) Pesan politik dalam wacana twiiter diatas tersirat secra tidak langsung lewat postingan tweet akun – akun tersebut. Adanya dukungan, pembantahan, pendapat dan sanggapan dalam berbagai situasi.

c) Media politik dalma wacana tersebut tentunya adalah media sosial twitter. Media sosial yang secara langsung dapat menyampaikan hal-hal yang dimaksudkan oleh akun-akun tersebut dan saat ini juga sedang populer di masyarakat. d) Akibat komunikasi dari wacana diatas adalah berupa tanggapan dalam retweet -an dari akun lainnya bisa berupa pernyataan setuju atau juga berupa sanggahan. Tanggapan maupun sanggahan inilah yang membuktikan adanya partisipasi politik akun tersebut yang memungkinkan adanya konflik atau perubahan pada sikap akun lainnya. Secara keseluruh isi wacana twitter dari mahasiswa diatas adalah menyampaikan pandangan mereka tentang berlangsung debat calon gubernur di televisi. Penulis melihat mahasiswa banyak secara langsung menyebutkan siapa yang menjadi objek pembicaraan mereka. Wacana yang ditampilkan pun secara spontan dan apa adanya sesuai dengan penglihatan mereka saat debat tersebut berlangsung. Mahasiswa tidaklah menyampaikan hal-hal politik yang berat, namun sekedar pendapat mereka secara jujur. Kebanyakan dari mahasiswa menyampaikan bagaimana presentasi atau cara para calon gubernur tersebut meyakinkan masyarakat untuk memilihnya. Ada juga beberapa mahasiswa yang telah memiliki pasangan calon yang mereka percayai dan unggulkan. Itu dapat terlihat dari bagaimana para mahasiswa menamilkan calon pasangan dengan baik dan memberikan sanggahan terhadap pernyataan mahasiswa lainnya apabila pasangan calon yang diunggulkannya ditampilkan buruk. Pemakaian kata yang digunakan mahasiswa juga bukanlah ata yang baku, bahkan kata-kata yang menjadi bahasa sehari-hari mereka. Dengan kata-ata tersebut pembaca lainnya yang merupakan mayoritas mahasiswa juga akan lebih memahami makna dan maksud dari penulis. Mahasiswa tidak banyak menggunakan kalimat yang meyakinkan para pembacanya, hanya cara mereka menyampaikannya telah membuat pembaca masuk dan ikut berpikir sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penulis. Hal ini dipengaruhi oleh bahasa yang mereka gunakan dan juga singkatnya penyampaian mereka. Sehingga pembaca lain tidaklah bosan dengan yang disampaikan oleh penulis. Dari beberapa penelitian lainnya mengenai media sosial twitter juga menemukan hasil yang sama seperti pada penelitian ini. Penelitian tentang Analisis Wacana Percakapan Twitter oleh Noni Permatasarin di Universitas Gajah Mada (2012) mendapatkan hasil bahwa struktur percakpan yang ada dalam twitter itu terbagi dua yaitu lengkap dan tidak lengkap. Hal ini juga ditemukan peneliti dalam penelitian ini, karena terbatasnya karakter yang diberikan oleh media sosial twiiter yaitu hanya 140 karakter, sehingga penulis (pemilik akun yg diteliti) menyampaikan wacana secara singkat dan jelas, bahkan banyak peniliti tidak menemukan adanya kalimat lengkap dalam wacana yang diteliti. Dalam penelitian sebelumnya juga ditemukan penyingkatan kata, ini juga ditemukan oeneliti dalam penelitia ini. Penyingkatan masih mengacu kepada keterbatasan karakter yang ada pada twitter itu sendiri. Dari hasi penelitian sebelumnya juga didapat adanya pelanggaran dalam wacananya seperti bentuk makian, peneliti juga menemukan hal seperti itu walaupun hanya ada pada satu wacana saja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dentykusuma Wardanydan U Y tentang Analisis Wacana Iklan pada Akun @7ElevenID @7ElevenID juga ditemukan hasil yang tidak jauh berbeda dari penelitian sebelumnya. Ditemukan 19 kalimat tidak lengkap dari 27 kalimat yang ada.

PENUTUP Kesimpulan Adanya peran dari media sosial twitter dalam pembentukan pemikiran mahasiswa. Hal ini terlihat dari postingan mereka menanggapi debat yang dilakukan di televisi dan sanggahan yang mereka berikan kepada postingan tweet mahasiswa lainnya ataupun persetujuan mereka terhadap pernyataan postingan dari mahasiswa lainnya. Penyampaian mpendapat mereka dalam media sosial twitter telah membutikan adanya partisipasi politik meraa seta tindakanya walaupun tidak secara langsung dilaukan oleh mahasiswa tersebut. Media sosial twitter yang sekarang telah menjadi salah satu media informasi utama mahasiswa dibuktikan dengan banyaknya postingan mereka mengenai perkembangan yang terjadi disekitar mereka termasuk pengetahuan mereka tentang politik. Dengan mereka saling mengomentari tweet yang disampaikan di twitter telah membuktikan mereka mendapat pengetahuan baru lagi tentang dunia politik. Mereka turut ikut serta dalam dunia politik walaupun tanpa mereka sadari. Posisi media sosial twitter dalam hal ini adalah media dimana meraka memagikan pengetahuan politik, pendapat mereka tentang perkembangan politik dan juga mendapatkan informasi baru tentang dunia politik tersebut.

Saran 1. Pemakaian twitter sangatlah mudah dari segala sisinya. Dari sisi pemakainnya dan cara mempelajari pemakainya juga. Tetapi dapat diketahui juga kemudahan inilah yang membuat postingan dalam twitter bisa menjadi hal yang tidak bijak. Misalnya pemakaian bahasa yang digunakan para pemakai twitter yang tidak bijak dan cenderumg sembarang dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam pemanknaan. Mahasiswa sebagai seorang yang intelektual seharusnya dapat menggunakan media sosial ini dengan lebih bijak lagi. Menggunakan bahasa yang memang baik untuk seluruh pembaca yang ada pada halaman twitter tersebut. 2. Penelitian ini masih kurang kritis menurut penulis, karena pembahasan mengenai subjek oleh penulis masih dari satu posisi saja dan juga pandangan pembaca dalam penelitian ini hanyalah dari sisi penulis saja sehingga belum didapatkan hasil yang maksimal dalam posisi yang dimaksudkan sesuai metode analisis wacana Sara Mills.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Novel.1999. Peradaban Komunikasi Politik. Bandung : Remaja Rosdakarya. Althusser, Louis. 1994. Ideology and Ideological State Apparatus. New York.

Verso

Budiarjdo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Umum.

Pustaka

Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. _____________. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Media Group.

Prenada

_____________. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Dosi, Eduardo. 2012. Media Massa dalam Jaring Kekuasaan. Flores: Ledalore. Eriyanto. 2001. Analisis Wacana “ Pengantar Analisis Teks Media”. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Denzin, Norman K (eds). 2000. Handbook of Qualitative Research. California : Public.

Sage

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa : Studi Discurse Analysis terhadap Berita – Berita Poltik. Jakarta : Granit

Critical

Junaedi, Fajar. 2011.Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi. Jakarta : PT Pustaka Umum.

Gramedia

Little John, Stephen W. Karen Foss. 2008. Human Communication : USA. Mulyana. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Mills, Sara. 1991. Discourse. London : Routledge. Neuman, Lawrence W. 2000. Social Research Methods. London : Alyn and

Bacon.

Nimmo,Dan. 1989. Komunikasi Politik “Komunikator, Pesan dan Media”. Remadja Karya.

Bandung:

Rush, Michael dan Phillip Althoff. 2002. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Press.

Rajawali

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Severin, Werner J & James W Tankard. 2008. Teori Komunikasi “Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung:Rosdakarya. __________. 2004. Analisis Teks Media. Bandung:Rosdakarya. Tim Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian. Medan: PT Grasindo Monoratama. Sumber lainnya: http://syifaastasia.wordpress.com/2012/11/23/pandangan-teori-determinasi/ Maret 2013)

(diakses

12

http://www.peterlang.com/download/extract/58328/extract_311126.pdf (diakses 12 Maret 2013) http://yearrypanji.wordpress.com/2008/06/03/determinisme-teknologi-marshall-mcluhan/ (diakses 12 Maret 2013) http://www.sysomos.com (diakses 8 Maret 2013) http://semiocast.com/ (diakses 8 Maret 2013) http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/37419 (diakses pada 24 Agustus 2012) www.twitter.com (diakses 2 Desember 2012) www..internetworldstats.com (diakses 2 Desember 2012) www.anneahira.com/sejarah-twitter.htm (diakses 2 Desember 2012) www.menkominfo.go.id (diakses 2 Desember 2012)