MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Download L = panas yang diserap atau dihasilkan persatuan massa (kalori/kg). Metode yang digunakan dalam percobaan: a) Panas lebur es dapat dicari d...

7 downloads 661 Views 1MB Size
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM DAN PUSAT PENGEMBANGAN ILMU TEKNIK DASAR

Disusun Oleh :

Tim Laboratorium Dan Pusat Pengembangan Ilmu Teknik Dasar

LABORATORIUM DAN PUSAT PENGEMBANGAN ILMU TEKNIK DASAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

DAFTAR ISI

PANDUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR ................................ 3 SUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR ................................................. 5 BAHAN EVALUASI .......................................................................................................... 6 ANALISA RALAT PENGUKURAN ................................................................................. 7 PERCOBAAN KE – 1 PENGUKURAN .......................................................................... 16 PERCOBAAN KE – 2 BIDANG MIRING ....................................................................... 23 PERCOBAAN KE – 3 PANAS JENIS ZAT PADAT ...................................................... 30 PERCOBAAN KE – 4 KESETARAAN KALOR MEKANIS ......................................... 37 PERCOBAAN KE – 5 PANAS LEBUR DAN PANAS PENGUAPAN .......................... 44 PERCOBAAN KE – 6 PELENGKUNGAN BATANG.................................................... 53 PERCOBAAN KE – 7 HANTARAN LISTRIK DALAM KAWAT (LAMPU PIJAR) .. 59 PERCOBAAN KE – 8 BANDUL MATEMATIS .......................................................... ..67

2

PANDUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1. Kelompok terdiri dari (3 – 5) mahasiswa yang solid, serta mampu bekerjasama. Beri nama kelompok, sebagai identitas agar mudah dalam pengenalan (hindarkan penamaan kelompok dengan hanya menggunakan angka). Nama kelompok harus simple, bermakna dan mudah diingat. Catatan: Sangat penting bagi masing-masing individu dalam kelompok mengetahui tanggung jawab masing-masing, aturan dalam kelompok, pembagian tugas serta koordinasi yang baik, sehingga kelompok memiliki kemampuan atau performansi yang bagus. Dokumentasikan setiap proses perancangan, sehingga terlihat kuatnya teamwork dan kemampuan berkomunikasi yang bagus dalam kelompok. Cari angle yang bagus,

sehingga

terlihat

kekompakan

dalam

kelompok

dan

progress

perancangan yang sudah dicapai. 2. Susunlah aktivitas kelompok untuk menyelesaikan portofolio dan laporan praktikum, sehingga dapat diketahui tanggung jawab dari masing-masing personal dalam kelompok. 3. Sebelum pelaksanaan praktikum, seluruh praktikan harus mengikuti sosialisasi materi secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam. 4. Sebelum memulai praktikum, masing-masing kelompok diminta mengumpulkan tugas pendahuluan project (tugas pendahuluan terlampir). 5. Kumpulkan portofolio dan laporan praktikum kepada asisten. 6. Implementasikan setiap praktikum kedalam riset nyata dan analisakan hasil riset (usulan). 7. Praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai, bagi yang terlambat lebih dari 15 menit tidak boleh mengikuti praktikum pada hari itu. 8. Buku, map, tas yang dibawa praktikan diletakkan ditempat yang telah disediakan, kecuali buku petunjuk praktikum. 9. Praktikan harus memakai pakaian yang sopan dan rapi, tidak boleh menggunakan sandal jepit dan kaos oblong.

3

10. Selama praktikum harus dijaga ketenangan, ketertiban, kebersihan, kesopanan, dan ketekunan kerja. 11. Praktikan harus bertanggung jawab terhadap alat yang digunakan dan waktu pengembalian alat harus dalam keadaan baik/tidak rusak, lengkap dan bersih. 12. Apabila ada kerusakan alat karena kelalaian praktikan, maka praktikan harus mengganti dengan alat yang sama. 13. Setelah selesai melakukan praktikum, peralatan agar dirapikan seperti semula. 14. Hasil praktikum/laporan sementara harus disahkan oleh dosen/asisten pembimbing, dan dikumpulkan sebelum mengikuti praktikum selanjutnya. 15. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada hari yang telah ditentukan dapat mengajukan inhall (Praktikum Pengganti) setelah praktikum selesai, maksimal 1 kali inhall (ditentukan pengelola laboratorium). 16. Laporan keseluruhan harus ASLI ditulis tangan, dijilid menggunakan warna sampul yang telah ditentukan. 17. Pelanggaran ketentuan diatas akan dikenakan sanksi akademis. 18. Hal – hal yang belum disebutkan diatas diatur tersendiri.

4

SUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL PERCOBAAN I...................... 1.1 TUJUAN 1.2 LANDASAN TEORI (Tidak boleh dari modul, min.3 halaman) 1.3 HIPOTESIS (Kesimpulan sementara berdasarkan kondisi riil tabel dari data hasil percobaan) Tabel data hasil percobaan 1.4 ANALISA PERHITUNGAN Tabel analisa perhitungan 1.5 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN (Harus tersusun dari poin Tujuan, Landasan Teori, Analisa Perhitungan) 1.6 KESIMPULAN DAN SARAN Dan seterusnya............... PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LOG BOOK LEMBAR ASISTENSI DOKUMENTASI TEAMWORK

5

BAHAN EVALUASI

Sebagai acuan atau dasar evaluasi dan penilaian pada Praktikum Fisika Dasar adalah sebagai berikut.  Tugas Pendahuluan

5%

 Pre Test

5%

 Keaktifan saat Praktikum

15 %

 Praktikum

40 %

Dinilai berdasarkan individu masing – masing kelompok, meliputi Laporan, Asistensi, dan ACC Paham.  Post Test

35 %

6

ANALISA RALAT PENGUKURAN

1.1. Pendahuluan Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang khusus menggambarkan gejala-gejala alam dan sekaligus menjelaskan secara kuantitatif, artinya bahwa apapun yang dinyatakan dengan hukum fisika harus dapat dinyatakan dalam angka-angka lewat pengamatan dan pengukuran. Pengukuran merupakan praktek membaca skala pada alat ukur sehingga hasil ukur sangat dipengaruhi oleh alat ukurnya, obyek yang diukur, bahkan lingkungan (temperatur ruang, kelembaban udara) yang secara tidak langsung berpengaruh baik kepada obyek maupun alat ukurnya. Hal ini akan memberikan konsekuensi bahwa hasil pengukuran bukan merupakan angka yang absolut tetapi sangat relatif yang berarti tidak pernah dapat dicapai suatu hasil ukur yang tepat betul tetapi yang ada hanyalah suatu nilai yang mempunyai toleransi (kisaran nilai). Sebagai contoh, kekuatan tarik baja pada temperatur 0˚C berbeda dengan pada temperatur 25˚C, 75˚C dan seterusnya. Besarnya Angka Kisaran dari hasil pengukuran ini sering disebut sebagai angka ralat dari pengukuran atau juga disebut sebagai angka ketidakpastian hasil ukur. Misal : Hasil pengukuran panjang pensil dengan penggaris ditulis (21,51±0,02) cm (lihat gambar 1.1) Angka 21,51 disebut sebagai angka terboleh atau angka rata-rata atau angka tebaik dari hasil ukur. Angka 0,02 disebut sebagai angka toleransi pengukuran atau ralat atau ketidakpastian hasil ukurnya. Dalam memperoleh angka-angka tesebut diperlukan suatu pengetahuan tentang teori ralat.

Gambar 1.1. Pengukuran Panjang Pensil

7

1.2. Macam-Macam Ralat dan Sumbernya Secara garis besar macam ralat yang ada dalam pengamatan dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu : ralat sistematis (systematic error) dan ralat rambang (random error). Definisi ralat sistematis : yaitu ralat pengukuran yang akan memberikan efek tetap terhadap hasil ukur dan dengan analisa lebih lanjut efek ini tidak akan mempengaruhi hasil yang diharapkan. Sumbernya antara lain, a) Sumber dari alat Sebuah thermometer yang terkalibrasi sejak awal pada tekanan atmosfir menunjukkan 102 0C pada air mendidih, dan 2 0C pada es membeku. Apabila thermometer ini digunakan untuk mengukur maka menunjukkan hasil yang selalu lebih tinggi 2 0C. b) Sumber dari pengamatan Misal, cara membaca skala tidak posisi tegak lurus tetapi miring kekanan atau kekiri yang akhirnya aka nada suatu kesalahan pembacaan yang sering dinamakan paralaks. c) Sumber dari lingkungan, Pengaruh ralat sistematis ini dapat dieliminasi apabila sudah dapat diketahui penyebab atau sumbernya. Definisi ralat rambang : ralat yang bersifat fluktuatif saat dimana gejala pengamatan kadang menunjukkan nilai terlalu besar atau terlalu kecil. Sumber dari ralat ini tidak selalu dapat diidentifikasi. Sumber yang memungkinkan sering berasal dari: a) Pengamat : misalnya ketidakcermatan dalam menaksir suatu penunjukkan skala. b) Lingkungan : misalnya terjadi fluktuasi sumber tegangan dari PLN, adanya getaran mekanik, perubahan temperature ruang, dan sebagainya. Untuk meminimalisasi ralat rambang harus dilakukan pengukuran berulang, semakin banyak pengulangan akan semakin memperkecil ralat ini. Misal : Pengukuran panjang atau lebar dan tinggi suatu benda berbentuk balok (lihat gambar 1.2).

Gambar 1.2 Contoh Pengukuran Panjang, Lebar, Tinggi Pada Balok

8

Dalam hal ini dapat dilakukan pengukuran (l), (p) dan (t) secara berulangulang dengan mengambil posisi pengukuran (area yang diukur) berbeda-beda asal masih mewakili besaran yang diinginkan. Contoh lain : Misal pengukuran besaran yang berdasarkan pengamatan cukup fluktuatif yaitu pengamatan tegangan atau arus listrik yang sistemnya tidak stabil, maka data dapat diamati secara berulang. Cara menentukan model data tersebut adalah sbb: Tabel 1.1 Cara Menentukan Model Data Pengukuran ke Data pengamatan 1 47,51 2 47,49 3 47,48 4 47,50 5 47,47 Dengan menggunakan rumus ralat sbb :

Δx =

= Δx = ralat pengamatan = nilai rata-rata = data ke-i n = Jumlah data pengulangan Catatan : Pengukuran dilakukan secara berulang hanya apabila penunjukkan nilai ukur terjadi fluktuasi, tetapi bila ternyata penunjukkan konstan (konsisten) maka tidak perlu dilakukan pengukuran berulang!

1.3. Cara Menentukan Nilai Ralat Nilai ralat ini ditentukan oleh banyak faktor (seperti sudah disampaikan sebelumnya), dan untuk memahami faktor-faktor tersebut diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai metode analisa data disamping diperlukan banyak pengalaman eksperimen maupun penelitian yang dilakukan sehingga tercapai “common sense” yang benar pada diri seorang pengamat/pengolah data.

9

Untuk itu diberikan suatu pedoman yang praktis bagi praktikan (pengolah data pemula) dengan pendekatan yang sederhana sehingga dapat menghitung ralat dengan cara yang benar sesuai dengan model datanya. 1. Data tunggal Yaitu data yang diperoleh cukup sekali pengamatan. Missal : pengamatan suhu pada proses pendinginan, pengamatan panjang kawat/tali yang tipis, pengamatan arus atau tegangan listrik yang cukup stabil, dsb. Cara menetukan ralat dilakukan dengan penaksiran yang dilandasi oleh keadaan skala alat tsb. 2. Data berulang Yaitu data yang diamati secara berulang (lebih dari satu kali), hal ini secara eksperimen dapat dilakukan dan cukup layak /konsisten datanya. Misal : Hasil perhitungan kalkulator : = 47,49 Δx = 0,0158113 Penyajian hasil tersebut dituliskan sebagai : x = (47,49 ± 0,02) (diskusikan angka ini dengan asisten.) 3. Ralat perambatan Merupakan ralat perhitungan dari suatu besaran yang besaran tersebut tidak dapat teramati secara langsung tetapi lewat besaran lain yang terukur langsung. Misal : Mengukur volume benda berbentuk balok dengan alat ukur panjang (penggaris). Besarnya panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) merupakan besaran yang terukur langsung, sedangkan besaran volume (V) balok dihitung lewat rumus = . .

Gambar 1.3 Ralat Volume (V) Dihitung dengan Rumus Perambatan Ralat Rumus yang di gunakan: Δv = Misal hasil data diperoleh : p = (5,12 ± 0,02) cm l = (3,22 ± 0,01) cm t = (2,57 ± 0,01) cm

10

Diperoleh hasil perhitungan : = (5,12) (3,22) (2,57) = 42,37 cm³ = . = (3,22) (2,57) = 8,2754

ΔV

=

. = (5,12) (2,57) = 13,1564

=

. = (5,12) (3,22) = 16,4864

=

ΔV = 0,5643 cm³ Penyajian hasil perhitungan Volume balok adalah V = (42,4 ± 0,6) cm³ Contoh lain Misal akan dihitung jarak fokus suatu lensa dengan diberikan data hasil pengamatan jarak bayangan (b’ = 25,5 ± 0,2) cm dan jarak benda (b’ = 20,1 ± 0,2) cm

Gambar 1.4 Percobaan Jarak Titik Api Cermin Speris dan Lensa Speris Perhitungan fokus lensa (f) lensa melalui rumus = + Atau f =

= 11,24 cm

Diperoleh ralat fokus melalui rumus perambatan ralat sebagai σf =

= 0,03 cm

dengan =

= 0,3128

=

= 0,1943

Hasil Perhitungan ditulis : f = (11,24 ± 0,03) cm

11

1.4. Grafik Grafik merupakan suatu bentuk visual dari suatu tampilan data yang dapat memberikan gambaran tentang kelakuan/fungsi data terhadap besaran-besaran (variable-variabel) lain yang mempengaruhinya. Kegunaan grafik antara lain, 1. Secara visual, grafik merupakan gambaran data hasil pengamatan yang banyak mengandung informasi bagi pengamat. Misal : Seorang pengamat ingin menyelidiki keberlakuan hukum hooke yang menyatakan bahwa perubahan panjang suatu benda yang bersifat elastic berbanding lurus terhadap gaya yang dikerjakan kepada benda tersebut. Δl = F dimana Δl : perubahan panjang F : gaya Dalam melakukan pengamatan digunakan benda pegas yang tergantung dan diberi beban massa (M). Hasil pengamatan digambarkan oleh grafik Δl (cm) sebagai fungsi perubahan massa beban M (gram) sebagai berikut:

Gambar 1.5 gambar analogi hukum Hooke Sekilas pandang pengamat langsung dapat mengambil kesimpulan bahwa keberlakuan hukum Hooke untuk pegas yang diamati hanya berlaku pada daerah dimana massa dibawah 30 gram (M < 30 gram), diatas massa tersebut sudah memberikan gambaran yang tidak linier lagi yang berarti, hubungan antara Δl dan F untuk M > 30 gram sudah tidak berbanding lurus (lihat gambar1.5).

12

2. Grafik berguna untuk membandingkan antara hasil eksperimen dengan landasan teorinya. Misal : Pengamatan pola difraksi pada celah tunggal (seperti gambar 1.6).

Gambar 1.6 kurva yang berupa garis melengkung Gambar 1.6 merupakan hasil hitungan dari intensitas pola difraksi celah tunggal, sedangkan titik-titik hitam merupakan hasil pengamatan yang tertampil pada grafik intensitas sebagai fungsi jarak. Terlihat langsung bahwa terdapat daerah yang sesuai atau tidak sesuai antara eksperimen dengan pendekatan teoritisnya. 3. Grafik dapat digunakan untuk kalibrasi (peneraan) yang secara empiris memberikan hubungan antara dua besaran yang saling mempengaruhi. Misal : Suatu elemen listrik LDR (Light Dependent Resistor), besarnya tahanan listrik (R) tergantung dari intensitas cahaya (I) yang jatuh pada permukaan LDR tersebut. Secara teori hubungan natara I dan R pada LDR tersebut belum dipikirkan, namun dapat dilakukan pengamatan dengan baik (seperti gambar 1.7).

Gambar 1.7 nilai lux cahaya ketika R = 400 kΩ adalah ≈ 180 lux.

13

4. Grafik dapat menentukan konstanta yang menghubungkan antara besaran yang satu dengan yang lainnya. Misal : Kemiringan (gradien) grafik pada gambar 1 menunjukkan nilai konstanta yang menghubungkan antara perubahan panjang pegas dan pertambahan bebannya. Dalam hal ini Gradien = K = 0,22 cm/gram yang merupakan nilai tetapan elastisitas pegas tersebut (berarti pegas akan bertambah panjang 0,22 cm untuk setiap pemberian beban 1 gram). 1.5 Langkah-langkah membuat grafik 1. Pasang sumbu-sumbu horisontal (Sumbu-x) sebagai data-data variabel (sebab) dan sumbu vertikal (sumbu-y) sebagai data hasil pengamatan (akibat). (hal ini tidak boleh terbalik!) 2. Buatlah angka skala pada kedua sumbu tersebut yang sesuai (berkisar pada daerah hasil pengamatan) sehingga memudahkan untuk melukis titik pengamatan. Pilih angka skala yang mudah missal 1 cm pada kertas grafik mewakili 1 unit (atau 10, 100, 0.1 dan sebagainya). 3. Aturlah pembagian skala dengan baik sehingga titik pengamatan berjarak cukup (tidak saling berdempetan) antara satu dengan lainnya (lihat gambar 1.8)

Gambar 1.8 koordinat titik pada grafik 4. Aturlah pembagian skala pada sumbu horisontal dan sumbu vertikal sedemikian sehingga kemiringan grafik (khusus grafik linier) berada antara sudut 30° dan 60° (lihat gambar 1.9)

Gambar 1.9 Sudut kemiringan grafik

14

5. Tarik garis grafik secara halus dan merata yang menelusuri daerah titik-titik pengamatan, jangan melukis garis patah-patah yang menghubungkan tiap dua titik pengamatan yang berurutan (lihat gambar 1.10).

Gambar 1.10 Penarikan garis pada grafik 6. Apabila grafik yang diharapkan merupakan garis lurus (linier) yang mempunyai persamaan y = Mx, jangan dipaksa melalui titik (0,0), tetapi hendaknya ditarik garis lurus yang paling cocok melalui daerah titik-titik hasil pengamatan. (hal ini, agar terdeteksi apabila ternyata terdapat ralat sistematis dalam pengamatan) (lihat gambar 1.11).

Gambar 1.11 Grafik hubungan antara Volt (V) dan kuat arus (mA) 7. Penggambaran grafik pengamatan yang baik dilakukan langsung pada saat eksperimen masih berlangsung (ketika set-up eksperimen masih belum diubah /dibongkar). Hal ini akan sangat membantu pengamat apabila terjadi penyimpangan data yang cukup menyolok, sehingga ada suatu langkah pengulangan pengamatan. 8. Langkah penyempurnaan data perlu dilakukan apabila masih memungkinkan, yaitu dilakukan di daerah yang sangat menentukan crucial regions). Missal seperti gambar 1.11, tindakan penyempurnaan masih perlu didaerah kosong (l < 15 mA).

15

PERCOBAAN KE - 1 PENGUKURAN 1.1 TUJUAN Praktikum ini bertujuan agar setiap praktikan mampu: 1. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur seperti: Mistar, Jangka Sorong, Mikrometer sekrup, gelas ukur dan Neraca /Timbangan, High Gauge. 2. Menentukan besaran turunan berdasarkan besaran dasar seperti: panjang, luas, volume, dan massa jenis benda untuk benda beraturan dan yang tidak beraturan. Dalam melakukan pengolahan, analisis data dan memberikan kesimpulan hasil praktikum PENGUKURAN harus melakukan dan melaksanakan konsultasi dengan asisten pengampu terlebih dulu selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

1.2 ALAT DAN BAHAN Dalam melakukan percobaan pengukuran, alat dan bahan yang dipergunakan antara lain: 1. Alat pengukuran (neraca, mistar, jangka sorong, mikrometer, high gauge, gelas ukur) 2. Zat cair (Air) 3. Benda tak beraturan 4. Benda berbentuk balok 5. Benda berongga 6. Bola

1.3 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1 : SETTING  Semua anggota menyiapkan alat & bahan sesuai dengan gambar yang ada di modul.  Pastikan peralatan layak untuk digunakan

16

 Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan membawa peralatan alat tulis. LANGKAH 2 : PERCOBAAN SEMUA ANGGOTA : 1. Salah satu anggota menggambar benda sembarang 2. Mengukur tebal I dan tebal II dari benda sembarang menggunakan mikrometer sekrup. 3. Mengukur diameter I, II, III, IV benda sembarang menggunakan jangka sorong. 4. Menimbang benda sembarang menggunakan neraca O’hauss. PRAKTIKAN A : (Anggota 1) 1. Menimbang balok menggunakan nerca o’hauss 2. Mengukur tinggi balok menggunakan high gauge 3. Mengukur panjang dan lebar balok menggunakan jangka sorong PRAKTIKAN B : (Anggota 2) 1. Mengukur diameter bola menggunakan jangka sorong 2. Menimbang bola dengan cara massa gelas ukur berisi bola dikurangi dengan massa gelas ukur kosong PRAKTIKAN C : (Anggota 3) 1. Menggambar benda berongga 2. Mengukur diameter benda berongga menggunakan jangka sorong 3. Mengukur panjang, lebar, tinggi benda berongga menggunakan jangka sorong 4. Menimbang benda berongga menggunakan neraca o’hauss PRAKTIKAN D : (Anggota 4) 1. 2. 3. 4.

Menimbang gelas ukur kosong menggunakan neraca o’hauss Mengisi gelas ukur dengan air Mengukur volume air Menimbang gelas ukur yang telah berisi air kemudian mencari massa air dengan cara mengurangi massa gelas berisi air dengan gelas ukur yang kosong

SEMUA ANGGOTA : Semua anggota mengecek semua kelengkapan data percobaan pengukuran.

17

1.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum modul pengukuran, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum modul 1 dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain: 1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir pada modul. 2. Penulisan tujuan, sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten 3. Penulisan analisis perhitungan dari hasil percobaan 4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan 5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan 6. Dokumentasi kegiatan teamwork.

1.5 LANDASAN TEORI Suatu besaran turunan ditentukan dengan mengukur besaran dasar terlebih dahulu, sehingga untuk menentukan besaran turunan seperti : luas, volume, dan massa jenis diperlukan besaran dasar berupa panjang, lebar, maupun diameter. Dalam pengukuran sebuah benda dengan bentuk yang sembarang dengan memiliki volume (v) dan massa (m) maka benda tersebut dapat diketahui massa jenisnya dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:  

= massa jenis (kg/m3)

 m

= massa benda (kg)

 V

= volume benda (m3)

Dengan demikian berdasarkan perumusan diatas kita mampu menentukan massa jenis beberapa benda. Beberapa konsep yang berkaitan dengan hasil dari pengukuran adalah : 

Angka penting

18



Ketidakpastian



Galad (perhitungan error)

Didalam fisika terdapat beberapa jenis besaran yaitu besaran pokok dan besaran turunan, yaitu sebagai berikut Tabel 1.2. Besaran Pokok Fisika No

Nama Besaran

Satuan

Dimensi

1

Massa

Kg

M

2

Waktu

s

T

3

Panjang

m

L

4

Suhu

5

Jumlah Zat

6 7

K

Ө

Mol

N

Intensitas Cahaya

Candela

J

Kuat Arus

Ampere

I

o

Satuan dasar dan satua turunan: diperkuat, ex berat, daya menurut mekanika, listrik, fluida. 1.6 RUMUS PERCOBAAN PENGUKURAN a. Massa Jenis

KR =

x 100%

K = 100% - KR

Keterangan :  = massa jenis (kg/m³) m = massa benda (kg) V = volume benda (m³)  = ralat massa jenis (kg/m³)

19

KR= kesalahan relatif (%) K = ketelitian (%) b. Balok V = p.l.t

Keterangan : V = volume balok (m³) V = ralat volume balok (m³) p = panjang balok (m) p = ralat panjang balok (m) l = lebar (m) l = ralat lebar (m) t = tinggi (m) t = ralat tinggi (m) c. Bola

Keterangan : V = volume bola (m³) V = ralat volume bola (m³) r = jari – jari bola (m) r = ralat jari – jari bola (m) d. Tabung V = . r2. t

Keterangan : V = volume tabung (m3) r = jari – jari tabung (m) t = tinggi tabung (m)

20

V= ralat volume tabung (m3) r = ralat jari – jari tabung (m) t = ralat tinggi tabung (m) e. Prisma Segitiga V = ( ½ . a.t ) .T ΔV = Keterangan : V = Volume Prisma Segitiga (m3) a = Alas Segitiga (m) t = Tinggi Segitiga (m) T = Tinggi Prisma (m)

REFERENSI Serway, R.A,1986: Physics 2nd Sounders College Halliday, Resnick dan Krane, 1996 : Physics I, John Willey 7 Sons

21

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN Jenis Praktikum Hari/Tanggal Praktikum Fakultas/Jurusan Kelompok/Nama Kelompok NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

: Pengukuran : : :

NAMA PESERTA

NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN :

No

Nama Sampel

1

Balok

2

Bola

3 4 5

Alat yang digunakan

Dimensi Panjang Lebar Tebal

Diameter

Volume

Massa

Massa Jenis

-----

---

---

---

---

---

Benda Berongga Benda Tak Beraturan Zat Cair Toleransi: p = l = t = m = r =

cm cm cm cm cm

---

Untuk zat cair : m = V =

gr cm3

Asisten Pengampu

22

PERCOBAAN KE - 2 BIDANG MIRING 2.1 TUJUAN Praktikum ini bertujuan agar tiap-tiap praktikan mampu, 1. Membedakan dan mendifinisikan gaya-gaya yang bekerja pada balok. 2. Menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada balok di bidang miring. 3. Mencari koefisien gesek pada benda diam dan benda sedang beargerak yang meluncur pada bidang miring. Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan praktikum Bidang Miring harus melakukan dan melaksanakan konsultasi dengan asisten pembimbing terlebih dulu selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

2.2 ALAT DAN BAHAN 1. Bidang luncur yang bisa diatur sudutnya 2. Beban 3. Balok 4. Stopwatch 5. Mistar 6. Bedak 7. Pengait 8. Neraca 2.3 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1 : MENIMBANG BERAT BALOK, BEBAN, & PENGAIT a) b) c) d)

Anggota 1 : Menimbang massa balok Anggota 2 : Menimbang massa beban Anggota 3 : Menimbang massa pengait Anggota 4 : Mencatat data masa balok, beban, dan pengait

LANGKAH 2 : SETTING BIDANG MIRING (1) a) Anggota 1 : Melihat sudut b) Anggota 2, 3 : Menaikkan bidang miring c) Anggota 4 : Memberi bedak

23

LANGKAH 3 : SETTING BIDANG MIRING (2) a) Anggota 1 : Mengukur panjang balok b) Anggota 2, 3 : Mengatur panjang lintasan c) Anggota 4 : Mempersiapkan stopwatch LANGKAH 4 : PENGAMBILAN DATA a) Anggota 1 : Melepaskan beban b) Anggota 2, 3, 4 : Mengamati waktu tempuh stopwatch c) Anggota 4 : Mencatat waktu stopwatch dalam tabel.

2.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum ke–2, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum project 2 ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum project 2 dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain: 1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten / yang terlampir pada modul. 2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten. 3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan. 4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan. 5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan. 6. Dokumentasi kegiatan teamwork

24

2.5 LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Bidang Luncur 2.5.1 Pengertian Bidang Miring Bidang miring adalah suatu pesawat sederhana dengan permukaan datar dan mempunyai sudut ( bukan sudut tegak lurus) terhadap permukaan

horisontal.

Keuntungan

mekanik

bidang

miring

bergantung pada panjang landasan bidang miring dan tingginya. Semakin kecil sudut kemiringan bidang, semakin besar keuntungan mekanisnya atau semakin kecil gaya kuasa yang harus dilakukan. Keuntungan mekanik bidang miring dirumuskan dαengan perbandingan antara panjang (s) dan tinggi bidang miring (h). KM = s/h 2.5.2 Terminologi yang berkaitan a) Gaya berat dan gaya Normal Jika sebuah benda yang terletak pada bidang datar dan tidak ada gaya yang kita berikan pada benda tersebut maka akan terjadi kesetimbangan antara gaya berat benda (W) tersebut dengan gaya reaksi yang dilakukan oleh permukaan yang arahnya berlawanan dengan gaya berat benda dan tegak lurus dengan bidang permukaannya, gaya ini dikenal sebagai gaya normal (N), perhatikan gambar 2.1

25

b) Gaya Gesek statik dan Kinetik Jika sebuah benda diletakkan pada bidang miring dan resultan gaya yang bekerja F=0 , maka terdapat gaya gesekan statis, dimana gaya gesek statis besarnya sama dengan fs=Us.N Jika benda dikenai gaya . dan kemudian benda bergerak maka gesekan kedua permukaan terdapat gaya reaksi. Yang di sebut gaya gesek kinetik. fk=uk.N c) Gaya tegang tali Adalah gaya reaksi pada tali , pegas, dan benda yang terjadi karena ujung-ujungnya dihubungkan dengan benda yang lain. d) D’Alembert Principle D’Alembert Principle adalah jika suatu benda mengalami percepatan ā, maka pada benda itu akan terkena gaya inersia Fin=m. ā, yang arahnya berkebalikan dengan arah percepatanya.

2.6 RUMUS PERCOBAAN BIDANG MIRING Percobaan ke-n t  t  ......t n t 1 2 .................. sec ond n t 

(t  t ) 2 n(n  1)

Percepatan S A B  Vot 

1 2 at , Vo  0 2

1 2 at 2 2 S A B a .....cm / s 2 t2

S A B 

26

2

2

 2S  2 2 2 a   2  S A B     A3  B  t  t t   

Koefisien Gesek Statis (S) m1  massa balok (kg)

 P  P' (kg)

m2

s 

m2  tan  m1 cos  2

    m 1  m1 2  m 2 2   2 2 s      m1 cos    m1 cos   2

Koefisien Gesek Kinetik (K)

k 

m2 a  m1. cos  g. cos 

 m1  m2     tan   m1  2

    m  1 1   m1 2      m 2 2   2 2  a 2     g . cos    m1 . cos    m1 . cos   2

2

2

2

2

      m2 a a  g 2     m 2 2     a 2 k     2  m1 g . cos    m1 g . cos    g . cos   2

    m .a m 2 .a  m1 2       2 2  m .g 2 . cos   g  m .g . cos   1   1  

k=(k±Δk)  k KR  x100%

k

2



2

K=100%-KR

Keterangan: 

t = waktu (second)

 H = tinggi (m)



a = percepatan (m/s2)

 Sa-b = panjang lintasan (m)

 g

= percepatan gravitasi (m/s2)

 α = sudut ( 0)

 KR = kesalahan relative (%)  m1 = massa balok (kg)

27

 P = massa beban (kg)

 W = berat balok (N)

 P’ = massa pengait (kg)

 K = ketelitian (%)

 m2 = massa P+P’(kg)



k = koefisien gesek kinetik

 KH = keuntungan mekanis



s = koefisien gesek statis

 S = panjang (m)



m1 = ralat massa balok (kg)



m2 = ralat massa (kg)



g = ralat percepatan grafit asi (m/s2)



a = ralat percepatan benda (m/s2)

28

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN Jenis Praktikum Hari/Tanggal Praktikum Fakultas/Jurusan Kelompok/Nama kelompok NO. NAMA PESERTA 1. 2. 3. 4. 5. 6.

: Bidang Miring : : : NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN : M

P

P’

Sudut

Sa-b

(kg)

(kg)

(kg)

(0)

(m)

NO

t (second) t1

t2

t3

1 2 3 4 ∆P ∆Sa-b ∆W ∆g

= = = =

Benda 1

N m N m/s2

∆m1 ∆m2

Benda 2

= =

kg kg

Asisten Pengampu

29

PERCOBAAN KE – 3 PANAS JENIS ZAT PADAT

3.1 TUJUAN PERCOBAAN 1. Membedakan kuningan, besi, dan alumunium 2. Memperagakan penggunaan kalorimeter, thermometer, neraca, dan bejana didih 3. Mengamati perpindahan panas secara konduksi dan konveksi 4. Membandingkan panas jenis dari beberapa bahan/zat padat Panas Jenis Zat Padat (project 3), harus selesai maksimal 1 minggu setelah praktikum. Hasil dari project 3

wajib dipresentasikan bersamaan dengan

project 1-8/6 pada saat post test. Presentasi dilaksanakan dilaksanakan dihadapan asistant dan/atau dosen pembimbing. Item penilaian terdiri dari performansi hasil desain (kreativitas, dan inovasi), portofolio, kemampuan kerjasama dalam kelompok serta kemampuan mengkomunikasikan hasil.

3.2 ALAT DAN BAHAN 1. Kalorimeter dan tutupnya 2. Pengaduk 3. Thermometer 4. Bejana didih 5. Pemanas (kompor listrik) 6. Timbangan/neraca ohaus 7. Air 8. Benda dari logam, yaitu: a. Besi (Fe) b. Kuningan (CuZn) c. Alumunium (Al)

30

3.2 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1 

Anggota 1:  Menimbang masa zat padat (dengan urutan benda : Alumunium, Besi, Kuningan).  Menimbang masa kalorimeter kosong,  Memasukkan data pada table data hasil percobaan  Anggota 2:  Memasukkan zat padat ke dalam kalorimeter kosong lalu timbang massanya,  Mengisi kalorimeter dengan air sampai zat padat terendam semuanya (dengan banyaknya air = 3/4 dari calorimeter),  Menimbang masa air, sehingga didapat masa air = masa total – (masa benda + masa calorimeter kosong).  Memasukkan data pada table data hasil percobaan  Anggota 3:  Menimbang masa pengaduk dan menghitung temperature zat cair dengan menggunakan thermometer,  Memasukkan data pada table data hasil percobaan.  Anggota 4:  Memasukkan zat padat pada bejana pemanas dengan posisi yang benar,  Memasukkan thermometer ke dalam bejana pemanas dengan posisi thermometer menempel diatas benda tunggu benda ini sampai suhunya mencapai 900C.  Lakukan langkah ini sebanyak 3 kali dengan benda yang berbeda (dengan urutan benda : Kuningan, Besi, Alumunium). LANGKAH 2 (semua anggota)   

Setelah suhu benda mencapai 900 C, kemudian angkat thermometer dan benda dari dalam bejana pemanas, Memasukkan thermometer ke dalam kalorimeter yang berisi air, masukkan pengaduk dan penutup kalorimeter, setelah itu aduk selama max 2 menit. Setelah 2 menit amati perubahan suhu air dengan thermometer, dan catat hasilnya pada table data hasil percobaan.

31

3.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum ke–3, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum project 3 ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum project 3 dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain : 1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir pada modul. 2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten. 3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan. 4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan 5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan. 6. Dokumentasi kegiatan teamwork 3.5 LANDASAN TEORI Panas jenis suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori yang diperlukan untuk memanaskan satu satuan massa dari zat dengan kenaikan temperatur sebesar 10C. Untuk memanaskan m gram massa, dengan kenaikan temperatur sebesar Δt diperlukan kalor sebesar: Q = m c Δt………………………………………………………………(1) Keterangan: Q = Kalor (Kalori) m = Massa (Kg) c = Kalor Jenis (Kal/gr0C) Δt = Perubahan suhu (0C)

32

Ganbar 3.1 Alat Peraga Panas Jenis Zat Padat Panas jenis suatu zat ternyata tidak tetap, tetapi tergantung pada temperatur.

Panas jenis biasanya disebutkan untuk interval temperatur

tertentu, dalam hal ini : panas jenis adalah panas jenis rata-rata untuk interval temperatur tersebut. Panas jenis zat padat ditentukan dengan kalorimeter. Jika tidak ada pertukaran kalor antara kalorimeter dengan sekelilingnya (ini diusahakan dengan jalan membuat selisih antara temperatur kamar dengan temperatur mula-mula sama dengan selisih antara temperatur akhir dengan temperatur kamar), maka berlakulah: mbcb(tb-t2) = ma (t2-t1) + (mkck + mpcp) (t2-t1)……………...………..(2) mbcb(tb-t2) = (ma + mkck + mpcp) (t2-t1)……………………………...(3) Keterangan: mb = massa benda padat mk = massa kalorimeter mp = massa pengaduk ma = massa air tb = temperatur benda padat mula-mula t1 = temperatur air mula-mula

33

t2 = temperatur air akhir cb = panas jenis benda padat ck = panas jenis kalorimeter cp = panas jenis pengaduk Pertukaran kalor dengan sekelilingnya dapat dikurangi dengan kalorimeter yang sempurna pembuatannya dan percobaan yang dilakukan dengan temperatur mula-mula yang lebih rendah dari temperatur kamar dan temperatur akhir yang lebih tinggi dari temperatur kamar dengan selisih antara temperatur akhir dengan temperatur kamar.

3.6 RUMUS PANAS JENIS ZAT PADAT Percobaan menggunakan logam ……..

……….kal/groC Dimana : ta

= (t2 – t1)

tp

= (tb – t2)

ma

= (m2 – m1)

mb

= (m3 – m2)

Kalor ……..kalori

34

K=100% - KR Keterangan:  ma

= massa air (gr)

 mb

= massa benda padat (gr)

 mk

= massa kalorimeter (gr)

 cair

= 1 kal/gr0C

 cb

= panas jenis benda padat (kal/groC)

 ck

= panas jenis calorimeter (kal/groC)

 t1

= temperatur air mula-mula (oC)

 t2

= temperatur air akhir (oC)

 ta

= temperatur air (oC)

 tb

= temperatur benda padat (oC)

 Q

= kalor (kalori)



= kesalahan relative (%)

KR

  ma

= ralat massa air (gr)



 mb

= ralat massa benda padat (gr)

  mk

= ralat massa kalorimeter (gr)

  mp

= ralat massa pengaduk (gr)

  ta

= ralat temperature air (oC)

  tb

= ralat temperature benda padat (oC)



cair

= ralat panas jenis air (kal/groC)



cb

= ralat panas jenis benda padat (kal/groC)



ck

= ralat panas jenis kalorimeter (kal/groC)

 Q

= ralat kalor (kalori)

REFERENSI Sears, F.W. 1998, Mechanics, Heat and Sound

35

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN Jenis Praktikum Hari/Tanggal Praktikum Fakultas/Jurusan Kelompok/Nama Kelompok NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

: Panas Jenis Zat Padat : : :

NAMA PESERTA

NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN : Bahan Uji

mb (gr)

mk (gr)

Kuningan Besi Aluminium Toleransi :  ma =  mb =  mk =  mp =  ta =  tb =  ck = t =  cair =

mp (gr)

ma (gr)

Tb C

Ck

Cp

0.1010

0.2425

o

T1 C

o

T2 C

o

gr gr gr gr 0 C 0 C kal/gr0C 0 C kal/gr0C

Asisten Pengampu

36

PERCOBAAN KE - 4 KESETARAAN KALOR MEKANIS 4.1 TUJUAN Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu, 1

Mentukan hubungan kuantitatif antara usaha mekanis dengan panas yang dihasilkan atau beberapa joule tenaga mekanis yang seharga satu kalori.

2

Menentukan nilai kesetaraan kalor mekanis dengan menggunakan grafik

Dalam melakukananalisis data danmemberikan kesimpulan praktikum Kesetaraan

Kalor

Mekanis

harus

sudah

selesai

dilaksanakan

dandikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing – masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

4.2 ALAT DAN BAHAN 1. Alat mekanis 2. Neraca Pegas 3. Termometer Digital (Termokopel) 4. Jangka Sorong 5. 2 beban (0,5 kg dan 1 kg) 6. plat nikel 4.3 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1. Mengukur diameter silinder tembagadan Berat Beban  Anggota 1:

baca dan ukur diemeter silinder tembaga dengan jangka sorong  Anggota 3: pegang ujung neraca pegas yang sudah diberi beban  Anggota 1: baca berat beban pada neraca pegas  Anggota 2: catat hasil pengukuran pada tabel dalam m (meter) catat hasil berat beban untuk W1 (0.5 kg) dan W2 (1 kg) LANGKAH 2. Merangkai Mekanisme Percobaan  Anggota 3: a. Neraca pegas

: Pasang pada pengait atas

37

b. Plat Nikel :Pasang pada neraca pegass dan lilitkan pada silinder tembaga c. Beban : pasang pada pengait plat nikel (Percobaan I 0,5 Kg, Percobaan II 1 Kg)  Anggota 1: Baca berat beban pada Neraca Pegas sebelum diputar  Anggota 2: Catat hasil berat beban sebelum diputar, masukan pada Fs1 (0,5kg) dan Fs2 (1kg) LANGKAH 3. Mengoperasikan Percobaan  Anggota: a. Setting termokopel reader dengan 1000 putaran b. Pegang dan letakan termokopel pada silinder tembaga  Anggota: a. Baca suhu awal dan suhu tiap kelipatan 200 putaran b. Tekan tombol resetuntuk memutar silinder tembaga c. Baca berat beban pada neraca Pegas sesudah diputar  Anggota: a. Catat hasil berat beban setelah diputar, masukan pada Fs1 (0,5 kg) dan Fs2 (1 kg) b. Catat perubahan suhu untuk kelipatan 200 putaran pada tabel percobaan 4.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum Kesetaraan Kalor Mekanis, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum modul ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum modul ini dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain: 1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir pada modul. 2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten. 3. Penulisan analisis perhitungan dari hasil percobaan. 4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan. 5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan. 6. Dokumentasi kegiatan teamwork.

38

4.5 LANDASAN TEORI Tenaga dalam bentuk mekanis, biasanya dinyatakan dalam joule, sedangkan dalam bentuk panas, biasanya dinyatakan dalam kalori. Dengan suatu cara kita dapat merubah tenaga mekanis mejadi tenaga panas, atau tenaga panas menjadi tenaga mekanis. W

= F X s .........................( Usaha Mekanis  joule atau N.m )

Q

= m X c X T .................................( Energi Kalor  kalori ) =

............................( kesetaraan kalor mekanis 

)

percobaan yang cukup teliti yang pertama kali di lakukan untuk menentukan hubungan antara tenaga mekanis yang hilang dengan panas yang dihasilkan, dilakukan oleh Joule. Ia manggunakan suatu alat dimana suatu beban ketika jatuh dapat memutar bagian lain di dalam bejana yang berisi air. Besarnya tenaga mekanis yang hilang dihitung dari berat beban dan tinggi tempat ia jatuh, sedang banyaknya panas yang timbul dihitung dari banyaknya massa air yang naik temperaturnya karena menerima panas mekanik tersebut. Azas kerja percobaan ini adalah gesekan antara plat nikel dengan silinder pejal dari tembaga, sehingga menimbulkan panas. Silinder tembaga yang dililit plat nikel diputar degan motor listrik. Besarnya gaya berat yang digunakan dapat dilihat pada neraca pegas. Kesetaraan kalor mekanis ( ) dihitung dari persamaan:

Dimana:

D

= diameter silinder tembaga (cm)

K

= gaya total pada sistem.  ( K = W - Fs)  (newton)

[W

= gaya berat beban (N) & Fs = gaya gesek pada sistem (N)]

N

= banyaknya putaran silinder (n putaran)

m

= massa silinder tembaga, (510 ± 10)gram

c

= kapasitas panas dari silinder tembaga, (0,092 cal/g.0C)

39

= ( Takhir - Tawal )  ( oC )

Gambar 4.1 Alat Peraga Kesetaraan Kalor mekanis

4.6 RUMUS KESETARAAN KALOR MEKANIS Percobaan ke – n =

………

Titik Sentroid

40

Dimana, X0 = banyaknya putaran dan Y0 =perubahan suhu Cara menentukan garis dari grafik:

=

=

±Δ

Keterangan: = Kesetaraan kalor mekanis (

)

D

= Diameter Silinder Tembaga (cm)

K

= Gaya yang terbaca pada neraca (N)

N

= Banyaknya putaran silinder (n putaran)

m

= Massa silinder tembaga (510

c

= kapasitas panas dari silinder(0,092 kal/g. )

Tm

= Temperatur mula-mula (

Ta

= temperature akhir (

KR

= Kesalahan Relatif ( % )

K

= Ketelitian ( % )

gram)

41

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN Jenis Praktikum Hari/Tanggal Praktikum Fakultas/Jurusan Kelompok NO NAMA PESERTA 1 2 3 4 5 6

: Kesetaraan Kalor Mekanis : : : NIM TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN: m K PERCOBAAN (Kg) (N)

I

0.5

II

1

N (Put)

Tm (0C)

Ta (0C)

Toleransi : ΔD =

m

ΔC =

kal/gr0C

Δm =

gr

ΔK =

N

DSilinder =

m

42

(Beban 0,5 kg) Fs (1) = -

(Beban 1 kg) Fs (2) = -

=

N

=

N

W1

=

N

W2

=

N

K1

= W1 – Fs (1)

K2

= W2 – Fs (2)

=

-

=

-

=

N

=

N

Asisten Pengampu

43

PERCOBAAN KE - 5 PANAS LEBUR ES DAN PANAS PENGUAPAN AIR 5.1 TUJUAN Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu, 1. Menentukan kapasitas panas yang dibutuhkan untuk meleburkan suatu es dan panas yang dibutuhkan untuk merubah fase cair menjadi uap. 2. Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi siklus perubahan fase suatu zat cair. 3. Melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan sesuai dengan praktikum kelompok tersebut. Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan praktikum Panas Lebur Es dan Panas Penguapan Air harus sudah selesai dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing–masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

5.2 ALAT DAN BAHAN 1. Kalorimeter 2. Es dengan massa tertentu 3. Kalorimeter dengan kawat pemanas 4. Timbangan 5. Thermometer 6. Voltmeter 7. Amperemeter 8. Stopwatch 9. Kabel 10. Bejana pemanas

44

5.3 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1 : PERCOBAAN PANAS PENGUAPAN PRAKTIKAN A : (Anggota 1) 1. Menimbang massa kaorimeter yang dilapisi plastik bening. 2. Mengambil air yang telah dipanaskan ±3/4 dari tinggi kalorimeter. 3. Menimbang massa campuran air dan kaorimeter 4. Mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong sehingga didapatkan massa air. 5. Mengukur suhu awal dari air tersebut dengan termometer. 6. Memanaskan dan menutup kalorimeter dengan kawat pemanas, kemudian menghidupkan amperemeter dan voltmeter. 7. Menyalakan stopwatch selama 10 menit. LANGKAH 2 : PERCOBAAN PANAS LEBUR PRAKTIKAN B : (Anggota 2) 1. Menimbang massa kalorimeter kosong 2. Mengambil air dari kran ±1/2 gelas kalorimeter. 3. menimbang massa campuran air dan kalorimeter 4. mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong sehingga didapatkan massa air. 5. Mengukur suhu awal air dengan termometer. 6. Menimbang massa es dengan cara yang sama. 7. Mengukur suhu es dengan termometer digital. 8. Mencampurkan es dengan air kemudian menutup kalorimeter dan mengaduk hingga es habis. 9. Mengukur suhu akhir dengan termometer. PRAKTIKAN C : (Anggota 3) 1. Menimbang massa kalorimeter kosong 2. Mengambil air sisa percobaan sebelumnya dengan ditambah sedikit air dari kran. 3. Menimbang massa campuran air dan kalorimeter

45

4. Mengurangi massa campuran dengan massa kalorimeter kosong sehingga didapatkan massa air. 5. Mengukur suhu awal air dengan termometer. 6. Menimbang massa es dengan cara yang sama. 7. Mengukur suhu es dengan termometer digital. 8. Mencampurkan es dengan air kemudian menutup kalorimeter dan mengaduk hingga es habis. 9. Mengukur suhu akhir dengan termometer. LANGKAH 3 : PERCOBAAN PANAS PENGUAPAN PRAKTIKAN D : (Anggota 4) 1. Setelah stopwatch sampai pada menit ke 10, praktikan mencatat hasil ampere dan volt dengan dibantu teman lain. 2. Setelah variak dimatikan, angkat utup kalorimeter dengan kawat pemanas kemudian bersihkan sisa uap air yang ada dipinggir kalorimeter.

5.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum ke–6, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum project 6 ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum project 6 dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain : a) Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten / yang terlampir pada modul. b) Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten. c) Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan. d) Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan. e) Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan. f) Dokumentasi kegiatan teamwork.

46

5.5 LANDASAN TEORI Keadaan (fase) zat di alam ada tiga fase yaitu cair, padat, dan gas. Zat – zat itu dalam kondisi – kondisi temperatur dan tekanan tertentu mengalami ketiga fase tersebut. Misalnya air juga mengalami hal seperti itu yaitu dalam keadaan padat, keadaan cair dan gas atau uap. Transisi dari satu fase ke fase lainnya disertai dengan pelepasan atau penyerapan panas dan seringkali disertai juga perubahan volume. Sebagai contoh, andaikan sebongkah es diambil dari kulkas dengan suhu misalnya -5 °C dan dengan cepat es dimasukan ke dalam suatu bejana pemanas yang dilengkapi dengan thermometer untuk mengukur temperaturnya dengan penambahan panas yang teratur. Maka akan tampak thermometer naik secara teratur sampai suhu 0 °C. Setelah itu es tersebut akan berubah menjadi cair atau dengan kata lain es mencair. Disini terjadi perubahan fase dari padat menjadi cair. Kenaikan temperatur berhenti karena panas seluruhnya dipakai untuk mencair. Setelah es mencair seluruhnya, temperatur perlahan-lahan naik kembali. Kenaikan yang terjadi akan lebih lambat dari sebelum mencair sebab panas jenis dari air lebih besar dari pada panas jenis es. Kenaikan temperatur air juga berhenti pada suhu ± 100 °C pada tekanan udara 1 atm, dengan tekanan udara yang berbeda akan diikuti titik didih air yang berbeda – beda pula. Temperatur akan tetap 100 °C sampai air menjadi uap seluruhnya dan seterusnya hingga menjadi superheated jika diberikan panas terus menerus. Titik lebur es atau titik beku air dan titik didih air nampak jelas pada grafik di bawah ini :

47

Gambar 5.2 Grafik Perubahan Fase Zat Besarnya panas yang diserap es untuk melebur dan panas yang diserap untuk menguap oleh massa zat m adalah: Q=mL Keterangan: Q = panas yang diserap atau dihasilkan (kalori) L = panas yang diserap atau dihasilkan persatuan massa (kalori/kg) Metode yang digunakan dalam percobaan: a) Panas lebur es dapat dicari dengan memasukan es yang sudah ditimbang ke dalam kalorimeter yang berisi air yang sudah diketahui massanya, kemudian diamati temperatur awal dan temperatur akhirnya. Misalnya masa es dalam kalorimeter mes, massa air dalam kalorimeter ma, dengan temperatur Ta dan temperatur setimbang Ts dengan azas black, panas yang diserap sama dengan panas yang dilepaskan, didapat persamaan : Qlepas = Qterima ma.ca.(Ta-Ts) = mes.Lc panas lebur es (Lc) dapat dicari dimana ma=massa air, mes=massa es b) Panas penguapan air dapat dicari dengan menguapkan air yang berada dalam kalorimeter dengan kawat pemanas, tenaga yang diberikan oleh kawat pemanas sama dengan panas yang diterima air. Dengan mengamati perubahan massa air pada saat mendidih maka dapat dihitung panas

48

penguapan dari air tersebut. Bila suhu air panas Tm, suhu air mendidih Ts, tegangan kawat pemanas V, arus yang melewati kawat pemanas I dalam waktu t dengan perubahan massa air Δma, maka didapat persamaan : V.I.t = Δma.Lv + ma.ca.(Ts-Tm) Panas penguapan (Lv) dapat dicari.

5.6 RUMUS PANAS LEBUR ES DAN PANAS PENGUAPAN AIR a) PANAS LEBUR ES .Lc



 mair .cair (Tc  Tair )  Ces .Tes  C air .Tc mes

 mair .Tc  Tair    m .c   m .c    cair 2   air air  Tc 2    air air  Tair 2 mes mes     mes   2

2

2

 m .c T  T   2 2 2 2 2 Lc    air air c2 air  mes   ces  . Tes   Tes  . ces   mes   2

 cair  Tc    Tc  cair  2

2

2

2

 c .T  T   2   air c air  mair  mes   2

b) PANAS PENGUAPAN AIR Qlepas = Qterima V.I.t.(0,24) = (Lv.Δm) + (ma1.ca. ΔT) (V .I .t ).0,24  (ma1.ca .T ) Lv  m Dimana: ma1 = massa air sebelum dipanaskan ma2 = massa air sesudah dipanaskan

49

2 2   ( I .t ).0,24  2   (V .t ).0,24   (V .I ).0,24  2 2 2  (  V )  (  I )       (t )     m   m  m      2 2   (V .I .t ).0,24  (ma .ca .T )    ca .T  2 2  ( (m))   Lv      (ma )   2 (m)  m     2 2    m .T    m .c  a   (ca ) 2   a a  ( (T )) 2    m    m    

Keterangan:     

Lc = panas lebur es (kal/gr) Lv = panas penguapan air (kalori/gr) mair = massa air (gr) mes = massa es (gr) Tair = suhu awal air (C)

 ∆m = massa air yg berubah menjadi uap ((ma2 - ma1) (gr))  ΔT = (Ts– Ta) suhu akhir – suhu awal  Lc = ralat panas lebur es (kal/gr)  ma = ralat massa air (gr)

 Tc = suhu akhir/campuran (C)

 mes = ralat massa es (gr)

 Tes= suhu es (C)  (m) = ralat perubahan massa (gr)  Cair = panas jenis air ( 1 kal/gr0C)

 Δ(ΔT) = ralat perubahan suhu (oC)  Tair = ralat temperatur awal air (C)

      

0

C es = panas jenis es ( 0,5 kal/gr C ) V = tegangan kawat pemanas (volt) I = arus yang mengalir (ampere) T = waktu yang ditentukan (detik) V = ralat tegangan kawat pemanas (volt) I = ralat arus yang mengalir (ampere) t = ralat waktu (detik)

       

ΔTc = ralat temperatur akhir/campuran (C) Tm = ralat suhu awal (C) Ta = ralat suhu akhir (C) ca = ralat panas jenis air (kal/gr C) Lv= ralat panas penguapan (kalori) ma = ralat massa air (gr) K = ketelitian (%) KR = kesalahan relatif (%)

REFERENSI Sears, F.W. Mechanics, Heat and Sound

50

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN Jenis Praktikum Hari/Tanggal Praktikum Fakultas/Jurusan Kelompok/Nama kelompok NO. NAMA PESERTA 1. 2. 3. 4. 5. 6.

: Panas Lebur Es Dan Panas Penguapan Air : : : NIM TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN : a). Panas Lebur Berat Kalorimeter Kosong = ……… gr

No.

Massa air (gr)

Massa es (gr)

Tes

0

=

Temperatur Awal Tair (0C)

C

Temperatur Akhir Tc (0C)

1. 2. Δmair Δmes ΔTes ΔCair ΔCes

= = = = =

gr gr 0 C kal/gr kal/gr

ΔTair ΔTc

= =

0 0

C C

51

b). Panas Penguapan

No.

ma1 (gr)

ma2 (gr)

Δm (gr)

V (Volt)

A (ampere)

t (detik)

Ta (0C)

Ts (0C)

1.

ma = t = v = (Ta) = ca =

gr s volt 0 C gr

I Ta Ts (m)

= = = =

A C 0 C gr 0

Asisten Pengampu

52

PERCOBAAN KE – 6 PELENGKUNGAN BATANG

6.1 TUJUAN Pada praktikum percobaan ke – 6 “Penentuan Nilai Modulus Elastistias Besi dan Kuningan Dengan Pelengkungan Batang” bertujuan antara lain: 1. Praktikan diharapkan mampu menjelaskan definisi modulus elastisitas (E). 2. Praktikan diharapkan mampu menentukan nilai modulus elastisitas (E) pada besi dan kuningan dengan menggunakan metode pelengkungan batang. 3. Praktikan diharapkan mampu memahami konsep dan teori dari modulus elastisitas (E). Penentuan nilai modulus elastisitas pada besi dan kuningan harus diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya satu minggu, kemudian diakhiri dengan presentasi hasil nilai modulus elastisitas (E) pada besi dan kuningan di akhir praktikum bersamaan dengan percobaan lain. Item penilaian terdiri dari ketepatan hasil nilai modulus elastisitas (E), kemampuan bekerjasama dalam kelompok, serta kemampuan mempresentasikan hasil terhadap dosen pengampu dan asisten.

6.2 ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan ke-8“Penentuan Nilai Modulus Elastisitas Besi Dan Kuningan DenganPelengkungan Batang” sebagai berikut: 1. Statif dan kait 2. Mikrometer 3. Beban 4. Batang uji 5. Mistar 6. Jangka sorong Gambar 6.1 Susunan Rangkaian Pada Pelengkungan Batang

53

6.3 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1 : DATA AWAL a. b. c. d.

Menghitung panjang antar tumpuan menggunakan mistar Menghitung lebar dan tebal logam besi Menghitung lebar dan tebal lobam kuningan Mencatat data panjang tumpuan, lebar dan tebal logam besi dan kuningan

LANGKAH 2 : SETTING a. b. c.

Semua anggota merangkai alat & bahan sesuai dengan gambar yang ada di modul. (batang uji percobaan ke 1 = Besi, ke 2= Kuningan) Pastikan peletakan batang uji, statif dan kait pada posisi setimbang (beban tepat berada ditengah) Mengatur ujung mikrometer menyentuh kait, lihat sensor lampu redup/kelip-kelip, menunjukan bahwa tidak ada gaya tekan dari mikrometer.

LANGKAH 3 : PERCOBAAN a. b. c. d.

Mengatur mikrometer sehingga menunjukan sensor lampu redup/kelip-kelip. Membaca mikrometer & menambahkan/mengurangkan beban. Mencatat data hasil pembacaan mikrometer pada setiap penambahan/pengurangan di lembar data percobaan. Menghitung data hasil penambahan/pengurangan menggunakan kalkulator.

LANGKAH 4 : DATA AKHIR a. Saat memasukan data hasil perhitungan, tabel (δ) menunjukan nilai mikrometer. b. Untuk data tabel penambahan & pengurangan dapat dicari dengan menghitung selisih (δ) pada setiap beban. c. Data penambahan/pengurangan : δ - δ n (Dengan δ = δ pada beban 0 kg, dan δ n = δ pada beban ke-n). d. Pengisian tabel penambahan dimulai dari beban terkecil ke beban terbesar/dari atas ke bawah. e. Pengisian tabel pengurangan dimulai dari beban terbesar ke beban terkecil/dari bawah ke atas dengan data tabel penambahan terbesar sebagai data acuan awal.

54

6.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum ke – 10, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum project 10 ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum project 10 dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain: 1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir pada modul. 2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten. 3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan. 4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan. 5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan. 6. Dokumentasi kegiatan teamwork 6.5 LANDASAN TEORI Jika batang logam ditumpu pada kedua ujungnya dan dikenai gaya (F) ke bawah di bagian tengahnya maka batang akan melengkung. Jika (δ) adalah besarnya kelengkungan itu, maka menurut hukum Hooke dipenuhi persamaan/ (Halliday dan Resnick. 1997).

A

B

δ

F

L

Gambar 6.2 Pelengkungan Batang

55

Modulus Elastisitas (E) adalah: E

BL3 4bh 3

Keterangan : E = Modulus Elastisitas (Kg/cm2) B = Rata-rata penambahan beban (kg) L = Panjang dari tumpuan satu ketumpuan yang lain (cm) b = Lebar batang (cm) h = Tebal batang (cm)

=Simpangan kelenturan (cm) 6.5 RUMUS PELENGKUNGAN BATANG Logam yang digunakan ……. ……….cm

……..Kg/cm2

K=100% -KR

Keterangan: = Simpangan Kelenturan (cm) = Toleransi/ralat Simpangan Kelenturan (cm) = Banyaknya penambahan beban = Modulus Elastisitas (kg/cm2)

56

= Toleransi / ralat Modulus Elastisitas (kg/cm2) B = Rata-rata Penambahan Beban (kg) L = Panjang Batang (cm) b = Lebar Batang (cm) h = Tebal Batang (cm) = Toleransi / ralat Panjang Batang (cm) = Toleransi / ralat Lebar Batang (cm) = Toleransi / ralat Tebal Batang (cm) = Toleransi / ralat Rata-rata Penambahan Beban (cm) = Ketelitian rata-rata(%) K = Ketelitian(%)

57

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

NO 1 2 3 4 5 6

Jenis Praktikum Hari/Tanggal Praktikum Fakultas/Jurusan Kelompok/Nama Kelompok NAMA PESERTA

: Pelengkungan Batang : : : NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

PERCOBAAN

DATA HASIL PERCOBAAN JENIS BATANG

BESI 1

L= b= h= KUNINGAN

2

L= b= h=

Toleransi ΔL = Δb = Δh = ΔB =

BERAT BEBAN (B) (kg)

SIMPANGAN (cm)

δ

PENAMBAHAN

δ

PENGURANGAN

0 0.05 0.10 0.15 0.20 0 0.05 0.10 0.15 0.20

cm cm cm cm Asisten Pengampu

58

PERCOBAAN KE – 7

HANTARAN LISTRIK DALAM KAWAT (LAMPU PIJAR) 7.1 TUJUAN Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu: 1. Memahami hukum Ohm 2. Memperagakan rangkaian pengukuran arus dan tegangan pada lampu pijar 3. Membandingkan dua bagan listrik 4. Melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan sesuai dengan praktikum kelompok tersebut. Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan praktikum Hantaran Listrik dalam Kawat harus sudah selesai dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing – masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

7.2 ALAT DAN BAHAN 1. Voltmeter AC 2. Amperemeter AC 3. Beberapa lampu pijar 4. Variak (Transformator variabel) 5. Kabel

7.3 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1 Asisten :  Memberikan sedikit pengantar mengenai percobaan hantaran listrik dalam kawat  Menerangkan cara memasang rangkaian pada box spannel seperti pada gambar 2.1 Anggota : Anggota memasang rangkaian seperti gambar 2.1 sesuai yang dijelaskan oleh asisten a. Anggota 1, mengatur tegangan variak sesuai instruksi asisten.

59

b.

Anggota 2, mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan c. Anggota 1 & 2, Mengatur tengangan variak sesuai instruksi asisten untuk lampu selanjutnya dan mencatat hasil yang ditunjukkan Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan. Anggota memasang rangkaian seperti gambar 2.2 sesuai yang dijelaskan oleh asisten a. Anggota 3, mengatur tegangan variak sesuai instruksi asisten. b. Anggota 4, mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan c. Anggota 3 & 4, Mengatur tengangan variak sesuai instruksi asisten untuk lampu selanjutnya dan mencatat hasil yang ditunjukkan Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan. LANGKAH 2 Anggota menghitung dan membandingkan tingkat kesalahan dari kedua rangkaian tersebut dengan rumus yang tertera dimodul. a. Anggota 1, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan kedua untuk lampu 60 watt, b. Anggota 2, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan kedua untuk lampu 75 watt c. Anggota 3, menghitung dan membandingkan rangkaian pertama dan kedua untuk lampu 100 watt. d. Anggota 4, memilih rangkaian dengan nilai kesalahan paling kecil. LANGKAH 3 Asisten : Memberikan daftar besar tegangan untuk percobaan. Anggota : a. Anggota 1 & 2, merangkai rangkaian yang dipillih. b. Anggota 3, mengatur tegangan variak sesuai daftar yang asisten berikan. c. Anggota 4, mencatat mencatat hasil yang ditunjukan Amperemeter dan Voltmeter dilembar yang telah disiapkan. d. Anggota 1, 2, 3 & 4, mengulangi langkah percobaan diatas untuk lampu berikutnya.

60

7.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum ke – 7, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum project ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum project ini dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain: 1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten/yang terlampir pada modul. 2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten. 3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan. 4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan. 5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan. 6. Dokumentasi kegiatan teamwork

7.5 LANDASAN TEORI Arus yang mengalir pada suatu penghantar besarnya sebanding dengan tegangan (beda potensial) antara ujung-ujung penghantar tadi, atau dapat dinyatakan dengan persamaan : I

V ...........................................................................................................(1) R

Dimana : I = Arus (Ampere) V = Tegangan (Volt) R = tahanan dari penghantar (Ohm) Pada umumnya tahanan berubah terhadap perubahan suhu, untuk penghantar listrik dari logam besarnya tahanan bertanbah besar jika suhunya semakin tinggi. 7.5.1

Disipasi Tenaga Dalam Suatu Penghantar Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik, maka dalam penghantar ini ada tenaga listrik yang hilang dan berubah menjadi

61

panas, ini disebut ada tenaga listrik yang terdisipasi. Besarnya tenag listrik yang terdisipasi tiap detik atau daya yang terdisipasi adalah : P=V.I (watt)

(Joule/s)

7.5.2. Sifat Lampu Pijar Karena ada lampu yang terdisipasi menjadi panas maka jelaslah bahwa tahanan suatu lampu pijar berubah dengan berubahnya tegangan. Dalam percobaan watak lampu pijar kita teliti hubungan antara I dan V, R dan V, P dan V. dari hal tersebut yang disebut watak lampu pijar adalah: a. Tegangan yang terpasang dengan arus yang mengalir b. Tegangan yang terpasang dengan tegangannya c. Tegangan yang terpasang dengan daya yang diambil

Bagan 1

Bagan 2

Gambar 9.1 Bagan arus listrik yang digunakan Bagan 1 Dalam hal ini ada kesalahan dalam pembacaan dalam ampere meter, karena yang terukur adalah jumlah arus yang mengalir lewat lampu dan yang lewat voltmeter. Arus yang terbaca berlebih: r x100%..........................................................................................(2) R

Dimana: r

= Tahanan Lampu (Ohm)

R = Tahanan Voltmeter (Ohm) Bagan 2

62

Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan voltmeter, karena yang terukur adalah jumlah tegangan pada lampu dan amperemeter. Tegangan yang terbaca berlebih:

 x100%....................................................................................................(3) r Dimana :  = Tahanan amperemater (ohm) r = Tahanan lampu (ohm) jika kesalahan yang kita kehendaki maksimal sebesar a% maka haruslah :

 x100%  a%..........................................................................................(4) r Pemilihan bagan: Jika (r/R) < (/r) maka dipilih bagan 1, jika (r/R) > (/r) maka dipilih bagan 2. untuk mengetahui besarnya r/R dan /r dilakukan pengukuran – pengukuran sebagai berikut: Daya listrik Daya listrik adalah tenaga listrik persatauan waktu dalam satuan joule/s atau watt. Daya pada arus bolak balik merupakan fungsi waktu, oleh karena itu sering disebut dengan daya rata – rata selama satu periode, secara sistematis ditulis : 1 T V .I .dt............................................................................................(5) T 0 Dimana : P

T = periode (s) V = Harga tegangan sesaat (V) I = Harga arus sesaat (A) Kalau kita hitung , jika : V=Vmaks sin t dan I=Imaks sin (t +) .....................................................(6) Maka :

63

P=V.I cos  (buktikan)..............................................................................(7) Dengan V dan I harga efektif dari tegangan dan arus, sedangkan  adalah beda fase antara V dan I. Pada percobaan kali ini dianggap tidak ada beda fase (=0), sehingga : P=V.I........................................................................................................ .(8) Dengan demikian hubungan P=f(V) dapat dibuat berdasarkan pengamatan diatas. 7.6 RUMUS HANTARAN KAWAT DALAM LISTRIK (LAMPU PIJAR) Analitik Daya Listrik (P) P=V.I..............watt

P  I 2 (V ) 2  V 2 (I ) 2 P=(P+P) Resistensi (R) R

V .............ohm I 2

2

1  V  R    (V ) 2    2  (I ) 2 I  I 

R=(R+R) KR 

R x100% R

K=100%-K Keterangan : P = daya (watt)

P = toleransi daya (watt)

V = tegangan (Volt)

R = toleransi tahanan (ohm)

I = arus (Ampere)

KR = keselahan relatif(%)

R = tahanan (ohm)

K

= ketelitian(%)

64

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN Jenis Praktikum

: Hantaran Listrik Dalam Kawat

Hari/Tanggal Praktikum

:

Fakultas/Jurusan

:

Kelompok

:

NO 1 2 3 4 5 6

NAMA PESERTA

NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN : Bagan Percobaan 1 V

Lampu 1 ( 60 watt )

Lampu 2 ( 75 watt )

Lampu 3 ( 100 watt )

(Volt)

I (mA)

I (mA)

I (mA)

V

Lampu 1 ( 60 watt )

Lampu 2 ( 75 watt )

Lampu 3 ( 100 watt )

(Volt)

I (mA)

I (mA)

I (mA)

Perc

1.

Bagan Percobaan 2

Perc

1.

65

Bagan Percobaan Yang Dipilih V

Lampu 1 ( 60 watt )

Lampu 2 ( 75 watt )

Lampu 3 ( 100 watt )

(Volt)

I (mA)

I (mA)

I (mA)

Perc

1. 2. 3. 4. 5.

V

=

Volt

I

=

A

Asisten Pengampu

66

PERCOBAAN KE - 8 BANDUL MATEMATIS

8.1 TUJUAN Praktikum ini bertujuan agar tiap – tiap kelompok mampu, 1. Mengamati gerak osilasi bandul matematis 2. Menentukan frekuensi bandul matematis 3. Menentukan nilai tetapan pecepatan gravtasi bumi Dalam melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan praktikum Bandul Matematis harus sudah selesai dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan asisten pembimbing masing – masing kelompok selambat – lambatnya 1 minggu setelah praktikum.

8.2 ALAT DAN BAHAN 1. Seperangkat bandul matematis 2. Stop watch 3. Mistar

8.3 PROSEDUR PELAKSANAAN LANGKAH 1 : PERCOBAAN a. Memegang bandul dan menyimpangkannya ke kiri atau kekanan kurang dari , praktikan harus berada tepat (tegak lurus didepan bandul) lalu melepaskan bandul sehingga bandul mengalami osilasi. b. Menghitung waktu osilasi selama 20 kali osilasi dengan menggunakan stopwatch. c. Mencatat panjang tali dan waktu osilasi dalam tabel hasil percobaan. d. Menghitung Periode dari data percobaan dengan cara membagi waktu osilasi dengan jumlah osilasi (20 osilasi)

67

LANGKAH 2 : PENGULANGAN PERCOBAAN a.

b. c. d.

Mengulangi mengosilasi bandul dengan memvariasi panjang tali bandul matematis (minimal 6 variasi panjang tali). Sebelumnya asisten menjelaskan bagaimana cara memvariasi panjang tali. Menghitung varian-varian dari waktu osilasi selama 20 kali osilasi dengan menggunakan stopwatch. Mencatat variasi-variasi panjang tali beserta waktu osilasi dalam tabel hasil percobaan. Menghitung nilai periode dari data-data yang sudah didapat.

8.4 PANDUAN PENGISIAN PORTOFOLIO Setelah selesai melaksanakan praktikum ke – 10, praktikan diharapkan memahami inti dari praktikum project ini. Kemudian praktikan wajib menyelesaikan hasil praktikum project ini dalam bentuk portofolio maksimal (1 minggu) setelah praktikum. Adapun isi dari portofolio ini antara lain: 1. Tabel data hasil percobaan yang sudah diberikan asisten / yang terlampir pada modul. 2. Penulisan tujuan, metode pelaksanaan, dan landasan teori sesuai dengan modul praktikum yang diberikan asisten. 3. Penulisan analisa perhitungan dari hasil percobaan. 4. Lengkapi dengan gambar atau grafik jika diperlukan. 5. Buat tabel hasil percobaan yang datanya berasal dari analisa perhitungan. 6. Dokumentasi kegiatan teamwork

8.5 LANDASAN TEORI Jika suatu massa digantungkan secara vertikal dengan seutas tali sepanjang l, lalu bandul disimpangkan kurang dari 15, maka bandul akan berosilasi dengan frekuensi:



2  T

g l

Keterangan :

 adalah frekuensi bandul matematis

68

T adalah periode bandul matematis g adalah tetapan percepatan gravitasi bumi l adalah panjang tali dengan mengetahui periode dan panjang tali bandul matematis, dapat diperoleh tetapan gravitasi.



Gambar 10.1 Skematik Sistem Bandul Matematis 8.6 RUMUS BANDUL MATEMATIS

g= g±Δg

K = 100% - KR Keterangan : l

= panjang tali (m)

T

= periode satu kali osilasi (s)

m1

= gradien garis 1 pada grafik

m2

= gradien garis 2 pada grafik

mg

= gradien garis tengah pada grafik

69

LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN Jenis Praktikum

: Bandul Matematis

Hari/Tanggal Praktikum

:

Fakultas/ Jurusan

:

Kelompok

:

NO 1 2 3 4 5 6

NAMA PESERTA

NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

DATA HASIL PERCOBAAN : Perc.

Panjang Tali (l) m

Banyak Osilasi

Sudut

Waktu Osilasi detik

Periode (T) Detik

1 2 3 4 5 Toleransi : Δl = ΔT =

m m

Asisten Pengampu

70

FLOW CHART PROSEDUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2017

Mulai

Daftar Ulang Praktikum Fisika Dasar

Technical Meeting Praktikum Fisika Dasar

Tugas Pendahuluan

Pre-Test Praktikum Fisika Dasar

Inhall Praktikum Fisika Dasar

No

Hadir Praktikum Fisika Dasar Kloter I

Yes Asistensi

Laporan Pengerjaan 4 Perobaan

Memeriksa Laporan

No ACC

Selesai

Yes

Inhall Praktikum Fisika Dasar

No

Hadir Praktikum Fisika Dasar Kloter II

Yes Asistensi

Laporan Pengerjaan 4 Perobaan

Memeriksa Laporan

No ACC

Selesai

Yes

Post Test Praktikum Fisika Dasar

Selesai

71

CONTOH LOG BOOK PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Kelompok : Anggota : 1. 2. 3. 4. Asisten : No. Tanggal

Uraian Kegiatan

Penanggung Jawab

TTD Asisten Pendamping

72

SURAT KESEPAKATAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Kelompok

:

Anggota

: 1. 2. 3. 4. :

Jurusan

Bahwa kami telah sepakat yang mengikat diri untuk membuat kesepakatan dengan ketentuan sebagai berikut : 1.

Mematuhi tata tertib praktikum fisika dasar yang tertera dalam KARTU KUNING.

2.

Mematuhi INHALL dengan kategori sebagai berikut: a. Anggota kelompok tidak mengikuti praktikum tanpa keterangan. b. Anggota kelompok tidak membawa modul saat praktikum. c. Anggota kelompok datang terlambat lebih dari 15 menit. d. Portofolio hasil praktikum tidak terselesaikan sesuai dengan deadline yang telah ditentukan. ( Kategori point a,b,c diwajibkan mengganti praktikum sesuai jadwal yang ditentukan assistant dengan membayar inhall sebesar Rp 25.000/Modul )

3. Hal-hal yang belum tertera diatas akan diatur kemudian. Demikian surat kesepakatan ini dibuat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, ................. 2017 Yang menyepakati

(..........................................)

73