PETUNJUK PRAKTIKUM BOTANI TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH (Botany of Non Vascular Plants and their Allies)
Nama :
NIM :
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017
1
BAGIAN I ALGA
1. Out line Alga adalah organisme berupa talus yang berklorofil. Susunan tubuh bervariasi terdiri dari satu sel (uniselular) sampai banyak sel (multiselular). Di dalam pembagian jasadnya, alga sering pula dikelompokkan menjadi dua golongan besar: 1. Makroalga yaitu alga dengan bentuk dan ukuran jasad yang bersifat makroskopik. 2. Mikroalga yaitu alga dengan bentuk dan ukuran jasad yang bersifat mikroskopik. Pada berbagai habitat alga berperan sebagai produsen primer dalam rantai makanan. Di samping membentuk makanan dasar dalam rantai makanan, alga juga menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk metabolisme. Dalam bidang industri, banyak alga diantaranya alga laut atau yang terkenal dengan nama rumput laut merupakan sumber alam yang bermanfaat. Seperti alga dari divisi Rhodophyta yaitu Celidium, Eucheuma digunakan sebagai bahan mentah dalam industri agar-agar. Alga pada umumnya hidup di air tawar, laut, maupun air payau. Beberapa diantaranya hidup di tanah, batu-batuan, dan batang pohon yang lembab, serta pada sumber air panas. Dalam lingkungan akuatik alga tumbuh baik sebagai bentos, perifiton atau sebagai fitoplankton. Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk mengkoleksi alga terutama yang hidup di air tawar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Habitat alga yang hidup di air tawar seperti yang tersebut di bawah ini: 1. Air mengalir 2. Air terapung 3. Mengapung di air 4. Melayang di air 5. Melekat pada substrat:
Permukaan tumbuhan air
Permukaan hewan air
Dasar perairan
Bagian tepi perairan yang berbatasan dengan udara
Dalam tumbuhan lain
Dalam hewan air 2
6. Tembok atau tempat lain yang lembab Dalam pengambilan cuplikan air untuk pengamatan, perlu dijaga agar alga tidak rusak atau mati. Cuplikan air dalam satu botol jangan diisi penuh sehingga alga tetap dapat melakukan respirasi. Selain itu cuplikan terutama yang melekat pada substrat harus diletakkan dalam botol yang diisi air serta ditempatkan yang terkena sinar matahari langsung. Beberapa alga yang bersifat planktonik dapat terganggu oleh hewan dalam satu botol yang sama. Untuk mengatasinya air tersebut disaring dengan menggunakan potongan kain katun. Smith (1955) mengelompokkan alga menjadi 7 divisi yaitu: 1. Cyanophyta 2. Chlorophyta 3. Euglenophyta 4. Pyrrophyta 5. Chrysophyta 6. Phaeophyta 7. Rhodophyta Dalam praktikum hanya diberikan beberapa marga dan beberapa divisi terutama hidup di air tawar saja, untuk yang hidup di lingkungan air laut diberikan dalam tugas terstruktur.
2. Tujuan Setelah selesai mempelajari bahan ini, mahasiswa dapat: 1. Dapat menerangkan adanya variasi pada tumbuhan alga. 2. Dapat menerangkan susunan tubuh berbagai jenis alga 3. Dapat menyebutkan ciri-ciri masing-masing kelas alga. 4. Dapat membedakan antara marga alga yang satu dengan yang lain. 5. Dapat mengetahui anggota marga alga berdasarkan berbagai macam habitat. 3. Prinsip Alga merupakan tumbuhan yang bervariasi berdasarkan berbagai macam habitat.Alga merupakan tumbuhan yangb bervariasi berdasarkan ciri-ciri dari susunan tubuh dan susunan selnya. 4. Alat dan Bahan Alat Mikroskop cahaya Kaca benda dan kaca penutup
3
Pipet tetes Lap dari bahan katun jarum Bahan Air kolam, sawah, sungai, parit, campuran air dan korekan batu yang hijau licin diambil serta bagian air tersebut yang ditempeli alga.Setiap
botol penampung cuplikan harus
dilengkapi label yang berisi : nama kolektor, tanggal koleksi, dan lokasi/habitat.
5. Prosedur Bersihkan kaca benda dan kaca penutup. 1. Sel tunggal dan koloni Ambil cuplikan air dengan pipet, kemudian teteskan pada pada kaca benda dan ditutup dengan kaca penutup. Selain cuplikan air, buatlah irisan pada daun Azolla, amati dengan menggunakan mikroskop. 2. Bentuk filamen Tubuh dari alga ini berbentuk filamen yang bercabang atau tidak bercabang.Ambil satu helai benang denganm jarum dan diletakkan diatas kaca benda. Bubuhkan setetes air dengan pipet dan tutup dengan kaca penutup. 3. Bentuk multiselular Variasi dari bentuk multiseluler dapat diamati langsung atau dengan mikroskop stereo.Susunan tubuh dari alga ini bervariasi yaitu tipe yang menyerupai membran, tubuh senositis atau talus tumbuh tegak yang terdiferensiasi menjadi buku dan ruas. Amati ciri-ciri masing-masing dari alga biru dan tentukan nama yanmg benar tingkat marga. 6. Analis Data Ciri-ciridari alga biru yang perlu diperhatikan: 1. Bagaimana susunan tubuhnya, manakah diantara bahan yang diamati yang tubuhnya berupa sel tunggal, koloni, senobium atau benang 2. Dapatkah ssaudara menemukan selubung pembungkus tubuhnya? 3. Bagaimana bentuk sel secara individu? apabila dalam bentuk koloni, bagaimana susunannya? Gambarlah! 4. Bagaimana susunan selubung pembungkusnya, dalam satu tingkatan atau tidak?
4
5. Bagaimana bentuk filamennya? Perhatikan bagian ujungnya. Manakah diantara bahan yang diamati berupa filamen lurus tak bercabang, berbentuk spiral ataukah bercabang? apabila bercabang bagaimana percabangannya? 6. Apakah pada bentuk filamen tersebut terdapat dinding melintang? 7. Dapatkah Saudara mengamati gerakannya? Bagaimana gerakannya? 8. Apakah terjadi pembentukan spora? Bagaimana bentuknya? Adakah heterosista? Bagaimana perbedaan struktur antara istirahat dan heterosista? 9. Bagaimana susunan trikomnya, soliter atau saling terjalin membentuk koloni? Tentukan nama yang benar pada tingkat marga dari alga hijau melalui ciri-ciri sebagai berikut: 1. Perhatikan bentuk tubuhnya, manakah diantara bahan yang diamati yang tubuhnya berupa sel tunggal, koloni, senobium, filamen, atau multiseluler? Dapatkah saudara menemukan selubung pembungkus tubuhnya? Bagaimana keadaan selubung pembungkus tersebut? Adakah penggentingan pada sel? 2. Bagaimanakah banmgun sel nya? Apabila berupa koloni, bagaiman bangun koloninya? (Gambarlah!) 3. Berapakah jumlah sel penyusun senobium? 4. Adakah ornamentasi pada dinding sel, bagaimana bentuknya? 5. Bagaimana bentuk filamennya? Bercabang atau tak bercabang? 6. Dapatkah saudara mengamati gerakannya? Bagaimana gerakannya? Ada kah alat geraknya? Berupa apakah alat geraknya? Bagaiaman susunannya? Adakah stigma? 7. Dapatkah saudara menemukan kloroplas? Bagaimana bentukya? Berapa jumlahnya pada setiap sel? 8. Adakah pirenoid pada kloroplasnya? Berapa jumlahnya? 9. Untuk melihat bentuk dan jumlah kloroplas dengan jelas, bubuhkanlah kloralhidrat pada preparat dan untuk mengamati pirenoid dengan jelas teteskanlah larutan J-Ky. 10. Bagaimanakah susunan tubuh pada alga hijau yang multiseluler? Apakah menyerupai membran, tubuh yang senositis atau talus yang tumbuh tegak dan telah terdiferensiasi ruas dan buku? Ruas tersusun satu sel atau banyak sel? Apakah dari buku keluar dalam karangan berupa cabang, alat apa yang digunakan meletakkan pada substrat? 11. Adakah alat reproduksinya? Berupa apakah alat reproduksinya dan bagaiamana letaknya? Bagaimana susunannya?
5
Cara identifikasidengan mengamati ciri-ciri alga euglenoid yang tersebut di bawah ini. 1. Bagaimana susunan tubuhnya, merupakan sel atau koloni? Bagaimana bangun ruangnya? Gambarlah! 2. Dapatkah saudara menetukan selubung pembungkus tubuhnya? 3. Apakah tubuhnya dibatasi oleh periplasma yang kaku atau lentur? 4. Dapatkah saudara mengamati gerakannya? Bagaimana gerakannya? Ada kah alat geraknya? Berupa apakah alat geraknya? Bagaiaman susunannya? Adakah stigma? 5. Dapatkah saudara menemukan kloroplas? Bagaimana bentukya? Berapa jumlahnya pada setiap sel? 6. Adakah pirenoid pada kloroplasnya? Berapa jumlahnya? 7. Buatlah sediaan dari cuplikan air yang telah disiapkan, amati dengan menggunakan mikroskop! 8. Amati ciri-ciri masing-masing alga diatom dan tentukan nama yang benar pada tingkat marga. 9. Identifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi yang dibuat oleh Prowse (1963) dalam publikasinya yang berjudul “Diatom of Malaya Freshwater”. 10. Pada dasarnya identifikasi menggunaka kunci identifikasi adalah mencocokkan ciri-ciri yang terdapat pada tumbuhan yang akan diidentifikasi dengan ciri-ciri tumbuhan yang telah dikenal dan telah dibuat kuncinya. Kunci determinasi adalah sederetan pasangan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen akan diidentifikasi. Kunci disusun secara menggarpu (dikotom) artinya tiap-tiap dibagi dalam golongan atas dasar sifat yang jelas berbeda.
Kunci untuk Marga Katub menghadap ± pada titik pusat dengan ornamentasi radial atau
I. Centrales
konsentris, rafe atau pseudorafe tidak ada. Katub menghadap ± pada bidang aksial membujur dengan ornamentasi
II. Pennales
bilateral, rafe atau pseudorafe ada.
Kunci untuk Centrales (I)
Sel bersatu menjadi filamen panjang
(II)
(I)
Sel tidak membentuk filamen panjang; umumnya pendek
(III)
(II)
Katub bulat dengan gigi pendek atau spina yang sangat panjang pada
6
1
ujung dari sumbu yang paling panjang (II)
Katub lonjong dengan 2 spina yang sangat panjang pada ujung dari
6
sumbu yang paling panjang (III)
Sel silindris panjang dengan spina panjang di bagian terminal pada setiap
7
ujung (III)
Sel berbetuk cakram, tanpa spina panjang di bagian termial
(IV)
(IV)
Katub dengan areola
(IV)
Katub dengan bintik-bintik, tanpa areola.
(V)
(V)
Katub dengan spina pendek terletak melingkar di bagian perifer
(VI)
3
Striae tidak tampak jelas pada bagian terluar (V)
Katub tanpa spina pendek yang melingkar, tapi Striae nampak jelas pada
2
bagian terluar (VI)
Spina di bagian perifer sangat pendek, Striae nampak jelas
(VI)
Spina di bagian perifer nampak lebih lebar dan berbentuk kerucut, striae
4
nampak jelas Kunci untuk Pennales (I)
Sel tanpa rafe, pseudorafe pada kedua kutub.
(II)
(I)
Sel denga rafe yang sangat pendek pada tiap ujungnya.
(III)
(I)
Sel dengan satu katub terbentuk rafe sejati, katub yang lain tanpa
(IV)
pseudorafe. (I)
Kedua katub terbentuk rafe sejati.
(V)
(II)
Katub biasanya sempit dan lebih panjang, sel soliter.
1
(II)
Katub umumnya lebih lebar, koloni berbentuk pita, pita zig-zag atau
2
bintang jarang soliter. (III)
Sel umumnya berbentuk pita, tanpa dentikulasi pada sudut katub.
3
(III)
Sel dalam koloni berbentuk dendroid bercabang, berhubungan satu
4
dengan yang lain, katub dengan dentikulasi pada bagian sudutnya. (IV)
Katub lonjong sampai hampir bulat, sel secara melintang melengkung
5
pada pandangan samping (girdle) (IV)
Katub lebih panjang, sel secara membujur melengkung pada pandangan
6
samping (V)
Rafe dalam suatu lunas atau sayap
(VI)
(V)
Rafe tidak dalam lunas
(IX) 7
(VI)
Lunas umumnya melkat pada satu tepi lateral dari tiap kutub jarang
(VII)
sentral, dan dengan deretan lubang yang bulat (VI)
Lunas tidak melekat pada tepi katub, tapi lurus, sigmoid atau eksentrik
7
pada garis median membujur, tanpa pporis yang bulat (VI)
Lunas biasanya seperti sayap melekat pada kedua tepi kiri dari tiap katub,
(VIII)
pada pandangan atas corta tampak jelas (VII)
Kedua katub memiliki sayap yang melekat pada sisi yang sama
8
(VII)
Katub memiliki sayap yang melekat pada sisi yang berlawanan
9
(VIII)
Pada pandangan atas secara garis besar hampir bulat, seringkali bengkok
10
(VIII)
Pada pandangan atas oval, lonjong atau hampir berbentuk garis
11
(IX)
Pada pandangan atas kurang lebih simetri pada garis membujur dibagian
(X)
tengah (IX)
Pada pandangan atas tidak simetri
(XVII I)
(X)
Pandangan atas dan samping umumnya simetri pada garis melintang
(XI)
dibagian tengah (X)
Pandangan atas dan samping tidak simetri pada garis melintang, satu
12
kutub biasanya lebih lebar dari yang lain. (XI)
Rafe tertutup antara costa (rusuk) yang sejajar darinodus sentral
(XII)
(XI)
Rafe tidak tertutup antara costa
(XIII)
(XII)
Tidak ada alur membujur diluar costa, garis celah melintang berbintik
1
halus, tanpa costa (XII)
Alur membujur pada tiap costa, garis celah melintang, costa atau berbintik 14 kasar
(XIII)
Katub dengan costa melintang terbuka kedalam, rafe kompleks, sering
15
melengkung (XIII)
Katub berbintik-bintik; jika costa, costa menunjukkan bintik-bintik dan
(XIV)
tidak membuka kearah dalam, rafe biasanya lebih sederhana (XIV)
Striae dilalui oleh garis hialin membujur
(XVI)
(XIV)
Striae tidak dilalui oleh garis hialin membujur
(XV)
8
(XV)
Nodul sentral tidak mencapai tepi
16
(XV)
Nodul sentral mencapai kedua tepi
17
(XVI)
Garis membujur sejajar dan dekat tepi lateral
(XVII )
(XVI)
Garis membujur tidak sejajar dengan tepi lateral tetapi zig-zag
18
(XVII)
Rafe menggarpu ganda pada katub dan melengkung pada arah berlawanan 19 pada nodus sentral
(XVII)
Rafe tidak menggarpu ganda pada katub dan lurus atau melengkung
20
sedikit dalam arah yang sama pada nodus sentral (XVIII) Pandangan atas sigmoid dengan jelas
(XIX)
(XVIII) Pandangan atas melengkung pada satu sisi, bentuk bulan sabit
(XX)
(XIX)
Garis celah melintang dilalui oleh garis membujur
21
(XIX)
Garis celah melintang terpotong oleh garis yang melintas pada sudut
22
(XX)
Sel pada pandangan sampingdengan sisi sejajar, kurang lebih persegi
23
panjang (XX)
Sel pada pandangan samping dengan tepi terluar bentuk cembung
(XXI)
(XXI)
Garis celah melintang dipisahkan oleh costae
24
(XXI)
Garis celah melintang tanpa costae
25
7. Diskusi 1. Dimana sajakah ganggang biru dapat ditemukan ? 2. Susunan sel:
Adakah sel yang memiliki alat gerak ?
Adakah plastida didalam protoplasmanya ?
Pigmen apa sajakah yang terkandung didalam sel ganggang biru ?
Nampakkah pada pengamatan saudara adanya inti pada sel ganggang biru ?
3. apakah hormogonium itu ? 4. alga hijau banyak ditemukan dimana sajakah ? 5. Pigmen apa sajakah yang terkandung didalam alga hijau ?
9
6. Bagaimanakah bentuk-bentuk kloroplas alga hijau dan bagaimanakah kedudukannya didalam sel ? 7. mengapa hidup Euglena dikatakan bersifat miksotrof ? 8. pigmen apa sajakah yang dikandung oleh Euglenophyta ? 9. Mengapa Euglena disebut zooplankton ? 10. berupa apakah endosperm kelapa ? manakah kulit biji dan skutelumnya ? 8. Tugas Untuk Mahasiswa Bandingkan Hasil pengamatan Saudara dari masing-masing kelas Alga. 9. Laporan Laporan yang dibuat berisi : Topik, Analisis Data dan Hasil Identifikasi
10
BAGIAN II JAMUR
1. Out line Jamur (L= fungus, Y= mykes) merupakan tumbuhan yang tidak berpembuluh, tidak berklorofil, dan bereproduksi melalui spora. Jamur merupakan tumbuhan talus, tidak mempunyai akar, batang dan daun.Karena tidak mempunyai klorofil, jamur tidak dapat mensintesis makanan sendiri dan hidup sebagai saprofit dan parasit. Jamur mempunyai peranan ekonomi yang besar bagi manusia.Banyak diantara jenis jamur yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Namun tidak sedikit pula yang menguntungkan, diantaranya sebagai bahan makanan, obat-obatan, bahan-bahan kimia dan untuk keperluan berbagai proses industri. Jamur pada umumnya hidup di tempat-tempat yang sedikit terkena sinar dan tempat yang mangandung banyak bahan organik. Selain hidup sebagai saprofit dan parasit, kadangkadang jamur hidup bersimbiosis membentuk likens atau mikoriza. Susunan tubuh jamur barmacam-macam.Ada yang berupa sel tunggal, beberapa sel bergandengan atau berupa benang, bila hanya satu helai disebut hifa, bila bercabang-cabang menyerupai jarring-jaring disebut miselium.Hifa ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat.Menurut arah tumbuhnya, hifa ada yang menjalar dan ada yang tegak, biasanya menghasilkan alat-alat pembiak. Ditinjau dari susunan tubuhnya, jamur ada yang sederhana dan ada yang bertingkat lebih tinggi.Jamur sederhana berupa sel tunggal atau benang-benang hifa, sedang jamur yang bertingkat
tinggi
terdiri
atas
anyaman
hifa
yang
disebut
prosenkim
atau
pseudoparenkim.Prosenkim adalah jalinan hifa yang kendor, dan pseudoparenkim adalah jalinan hifa yang lebih padat dan seragam.Sering terdapat anyaman hifa yang padat dan berguna untuk mengatasi kondisi buruk yaitu rizomorf atau sklerotium.Ada pula stroma, yaitu jalinan hifa yang padat dan berfungsi sebagai bantalan tempat tumbuhnya bermacammacam bagian lainnya. Susunan dinding sel atau dinding hifa jamur terdiri atas selulosa jamur dan kitin jamur (polisakarida yang mengandung unsur Nitrogen).Dinding sel jamur tertentu mengandung kalosa (karbohidrat yang susunannya berbelit-belit), zat serupa lignin dan beberapa zat organik lainnya.Jamur pada umumnya berinti eukaryon, yaitu mempunyai dinding, mempunyai nucleus, dan kromatin yang membentuk kromosom.Pada hifa yang tidak bersekat intinya tersebar dan jumlahnya lebih dari dua (senosit), sedang pada hifa yang bersekat ada 11
yang berinti satu, dua atau lebih. Isi sel yang lain adalah protoplas yang mempunyai vakuol, butir-butir lemak (minyak), pigmen- pigmen tertentu, dan lain- lain. Jamur berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara seksual, jamur melakukan perkawinan antara dua jenis yang cocok atau kompatibel. Secara aseksual, jamur berkembang biak dengan berbagai cara, diantaranya: blastospora, fragmentasi, konidia dan sporangium. Jamur- jamur tertentu diketahui hanya dapat berkembang biak secara seksual, untuk jamur golongan ini dimasukkan ke dalam kelas khusus yaitu Deuteromycetes. Ada beberapa macam pengelompokan jamur. Pada tulisan ini memakai pengelompoan: a. Schizomycota (Bakteri) b. Myxomycota (Jamur lender) c. Eumycota ( Jamur Benar), meliputi kelas:
Phycomycetes
Ascomycetes
Basidiomycetes
Deuteromycetes
2. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan: 1. Dapat menerangkan adanya variasi pada tumbuhan jamur 2. Dapat menerangkan susunan tubuh berbagai jenis tumbuhan jamur 3. Dapat menyebutkan ciri-ciri kelas tumbuhan jamur 4. Dapat membedakan antara jenis jamur yang satu dengan jenis jamur yang lain 5. Dapat menyebutkan dimana jenis-jenis jamur tersebut didapatkan 6. Dapat menjelaskan cara reproduksi jamur.
3. Prinsip Klasifikasi jamur didasarkan pada berbagai ciri atau karakter, antara lain morfologi susunan tubuh, alat perkembangbiakan, dan lainnya. 4. Alat dan Bahan Alat 1) Mikroskop 2) Kaca benda dan kaca penutup 3) Jarum kasur
12
4) Pipet tetes 5) Kertas hisap 6) Lap dari bahan katun Bahan Biakan amur, bahan organik yang ditumbuhi jamur, preparat jamur.
5. Prosedur A. Schizomycota Letakkan setetes air yang mengandung bahan organik yang telah membusuk. Pergunakan pembesaran kuat dan sedikit cahaya.Carilah tubuh-tubuh kecil yang tak berwarna, mungkin beberapa diantaranya bergerak dengan cepat. Bedakan bentuk membola (kokus), bentuk batang (basil), melengkung atau spiral pada masing-masing bentuk tersebut, periksa juga apakah tersusun secara berkoloni, seperti rantai, atau susunan yang lain. Jika flagel dapat terlihat, hitung jumlah dan bagaimana letaknya, gambarlah sesuai tipe yang dapat diamati. B. Myxomycota Cara 1. Carilah sampah organik (daun dan ranting) yang mulai membusuk di tempat yang kelembababnnya tinggi, misalnya di bawah pepohonan yang rindang.Ambillah sampah yang berlendir dan beberapa ranting yang kasar karena ditumbuhi tubuh jamur lendir. Buatlah sediaan, amati dengan mikroskop. Cara 2. Beberapa jamur lendir seperti Cibraria violacea, Macbrideola scintilians dan Echinostelium minutum, tidak mudah ditemukan pada koleksi lapangan, tetapi sebenarnya contoh-contoh tersebut adalah jamur lendir biasa yang memerlukan teknik pembiakan khusus.Dalam biakan memang sporofor tumbuhnya hanya sedikit; maka persiapkan dengan baik. Potonglah kulit kayu (3 - 4 cm2) dari pohon hidup (pada dasar atau 0,5 – 1 m dari atas tanah). Alasi cawan petri yang bersih dengan kertas saring.Letakkan 1-2 potongan kulit kay pada kertas tersebut dengan bagian kulit luar ke bawah, rendam kulit kayu ini dengan akuades. Setelah 18 – 24 jam, buang kelebihan air, balikkan potongan kayu, tutup lagi, inkubasikan biakan pada suhu kamar 2 - 3 minggu. Carilah tubuh buahnya. 13
Ulangi prosedur ini dengan menggunakan ranting-ranting atau daun-daun gugur. C. Eumycota: Phycomycetes 1) Pengamatan Saprolegnia
Ambillah air selokan/ air sungai/ sumur dan masukkan pada botol yang bersih. Masukkan ke dalam botol-botol tersebut biji-bijian yang mengandung silikon (keras), misalnya biji sawi/bayam/krokot dan atau insekta berkulit keras yang telah dibuang isi perutnya. Setiap 2 hari sekali, sepertiga atau separuh air dalam botol diganti dengan air dari asal yang sama, selama 2 minggu atau lebih, sampai nampak keluar misellium jamur.
Pada saat praktikum letakkan sebagian dari hifa atau miselium pada kaca benda dan tutup dengan kaca penutup, lalu amatilah dengan mikroskop.
2) Pengamatan Rhizopus
Sediakan dua lapis roti tawar, lembabkan roti tawar tersebut dengan cara memercikkan air atau semprot dengan sprayer. Letakkan roti yang telah dilembabkan tersebut di atas kertas koran yang juga telah dilembabkan. Alasi dengan plastik. Jagalah kelembaban roti tersebut. Lakukanlah kegiatan tersebut 7 hari dan 3 hari sebelum praktikum.
Pada saat praktikum buatalah sediaan dengan cara mengambil sebagian miselium dengan ujung jarum. Letakkan miselium tersebut di atas kaca benda yang telah diberi setetes air. Dengan dua jarum, perlahan-lahan uraikan miselium supaya lebih renggangdan jelas. Tutuplah dengan kaca penutup. Amatilah di bawah mikroskop.
Pelajari juga preparat yang memperlihatkan reproduksi seksual. Cari dua hifa yang berdekatan yang melakukan konjugasi dan amati gamet pada tiap ujung
masing- masing bentukan tabung. Cari juga tahap selanjutnya, yaitu gamet-gamet yang telah berfusi membentuk zigot berdinding tebal. 3) Pengamtan Mucor
Sediakan tempe (bisa tempe kedelai atau tempe kacang)
Pada saat praktikum, buatlah sediaan dengan cara seperti Saudara membuat sediaan jamur roti.
D. Eumycota : Ascomycetes 1) Pengamatan Yeast (ragi roti) Sehari atau semalam sebelum praktikum, buatlah larutan gula dalam botol bersih dan bubuhkan yast (ragi roti) ke dalamnya. Tutuplah botol tersebut.Pada saat praktikum 14
ambillah dengan pipet sedikit larutan yang telah disiapkan dan teteskan pada kaca benda, kemudian tutuplah dengan kaca penutup.Amatilah.Carilah sel tunggal dan berukuran besar.Selain itu, carilah tahap ‘budding’, dan yeast yang membentuk askospora.
2) Pengamatan Aspergillus dan Penicillium Jamur-jamur ini dapat ditemukan tumbuh pada roti, keju, jelli atau bahan-bahan makanan yang lain. Dari bahan roti yang dilembabkan seringkali ditemukan koloni-koloni jamur yang berwarna macam-macam, misalnya hitam, biru, oranye, merah. Ambillah kolonikoloni yang berlainan warna tersebut, amati dan bandingkan. Dua minggu (atau lebih) sebelum praktikum, siapkan jeruk sunkis atau jeruk peras.Peras airnya dan sisakan kulitnya.Kulit jeruk ini jagalah kelembabannya supaya dapat ditumbuhi jamur. Pada saat praktikum, buatlah sediaan dengan cara yang sama seperti membuat sediaan jamur roti. Amati. Perbedaan kedua jamur ini dapat dilihat dari cabang-cabang yang memunculkan konidia.
E. Eumycota : Basidiomycetes 1) Pengamatan Jamur Merang Sediakan jamur merang (Volvariella volvacea). Jamur ini bisa ditemukan sebagai jamur segar atau kalengan. Jika ada, amatilah tahap perkembangan basidiosporanya.Buatlah irisan melintang bilah.Letakkan irisan tersebut di atas kaca benda yang sudah ditetesi air.Tutup dengan kaca penutup, amatilah di bawah mikroskop. 2) Pengamatan Jamur Bilah yang Lain Lakukanlah hal yang sama terhadap jamur bilah yang lain, seperti jamur kuping (Auricularia politricha), jamur papan (Polyporus) atau jamur payung yang lain. Kemudian bandingkan semua jamur Basidiomycetes yang Saudara amati.
F. Eumycota : Deuteromycetes Buatlah sediaan dari jamur yang tumbuh pada tongkol jagung, daun mawar yang berbercak-bercak hitam, apel yang membusuk, daun tomat yang diperkirakan diserang jamur, atau daun-daun tanaman lain. Caranya sama seperti pada saat pembuatan sediaan jamur roti.
15
G. Lichens Carilah lumut kerak berbagai bentuk yang menempel pada kulit pohon berjayu.Carilah rumput kerak yang mempunyai permukaan menyerupai kerak (krustosa), lembaran menyerupai daun (foliosa), dan yang berbentuk seperti cabang menggantung (fruktikosa).Amatilah morfologi luarnya secara cermat.Setelah itu buatlah irisan melintangnya setipis mungkin, letakka di atas kaca benda yang telah ditetesi air, dan tutup dengan kaca penutup, kemudian amatilah di bawah mikroskop. Selain itu tersedia pula preparat jadi, amatilah ! 6. Analisis Data Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk menentukan klasifikasi suatu jamur yang diamatinya. 7. Diskusi A. Schizomycota 1. Bentuk bakteri bagaimanakah yag paling banyak terdapat, dan mana yang paling sdikit ? 2. Apakah bakteri mempunyai inti ? Apa beda prokaryotik dan eukaryotik ? 3. Makanan dapat rusak oleh aktivitas bakteri. Dalam kondisi bagaimana makanan dapat terjaga/ tidak membusuk ? B. Myxomycota 1. Bagaimana bentuk tubuh jamur lendir? Disebut apakah bentukan semacam itu? Buatlah gambarnya! 2. Ambillah sporangium jamur lender, buatlah sediaannya dan amati dengan mikroskop. Bagaimana bentuk sporanya ?apakah bersifat ameboid ataukah mempunyai dinding sel ? 3. Bagaimanakah siklus hidupnya ? buatlah bagannya ! 4. Kapan terjadi proses pembelahan meiosis ? manakah fase haploid dan mana pula fase diploidnya? 5. Apa yang dimaksud dengan sklerotium? Apa fungsinya dalam reproduksi ? C. Eumycota : Phycomycetes Diskusi untuk Saprolegnia 1. Bagaimanakah warna hifa atau miseliumnya? 2. Adakah sekat pada dindingnya? 3. Dimanakah letak sporangiumnya? Bagaimana bentuknya? 4. Jika ada, pelajari organ-organ seksualnya! 16
5. Gambarlah hifa atau miselium, sporangium, dan organ-organ seksualnya! 6. Dalam hal apakah saprolegnia menyerupai alga? Diskusi untuk Rhizopus 1. Bagaimanakah susunan benang hifanya? Adakah sekat pada dindingnya? Amatilah bagian hifanya yang mempunyai cabang sporangiofor lengkap dengan sporangiumnya. Buatlah gambarnya dan tunjukkan bagian-bagiannya. 2. Bagaimana bentuk sporanya? Adakah alat geraknya? 3. Bagaimana proses konjugasinya? 4. Gambarlah tahap-tahap konjugasi pada jamur roti ini! 5. Apa kegunaan rhizopus bagi manusia? 6. Adakah anggota pycomycetes yang hidup parasit? Sebutkan contoh-contohnya dengan tuan rumahnya! Diskusi untuk Mucor Diskusikan hal-hal tentang jamur mucor seperti sel darah mendiskusikan hal-hal untuk jamur rhizopus. D. Eumycota : Ascomycetes Diskusi untuk Yeast 1. Bagaimana bentuk dan susunan selnya? Buatlah gambarnya! 2. Gambar juga yeast yang sedang bertunas! 3. Mengapa pembiakannya mempergunakan medium larutan gula? 4. Mengapa botol tempat pembiakannya ditutup rapat? 5. Apa yang membuat adonan roti mengembang? 6. Apakah beda reproduksi secara pembelahan dan pembentukan tunas? Diskusi untuk Aspergillus dan Penicillium 1. Bagaimanakah susunan benang hifa, aspergillus dan penicillium? Adakah sekatsekat pada hifanya? 2. Perhatikan cabang hifa yang disebut konidiofor beserta konidiumnya. Buatlah gambar untuk kedua jamur tersebut dan tunjukkan bagian-bagiannya 3. Bagaimanakah bentuk konidiumnya? Adakah alat geraknya? 4. Sebutkan jenis aspergillus dan penicillium yang berguna bagi manusia! 5. Sebutkan jenis aspergillus yang berbahaya bagi manusia!
17
E. Eumycota : Basidiomycetes Diskusi untuk Jamur Merang 1. Carilah bagian yang disebut stipe (tangkai), pileus(tudung),bilah-bilah. Adakah volvanya? Gambarlah bagian-bagiannya! 2. Perhatikan pileusnya. Bilah-bilah terdapat pada permukaan atas atau bawah pileus? Bagaimanakah susunannya? 3. Dapatkah saudara menemukan cadar pada jamur tersebut? Ada berapa macam cadar yang dipunyainya? Sebutkan! 4. Amati irisan melintang. Carilah bagian yang disebut himenium, subhimenium, trama, basidium,dan benang parafisis. Tunjukkanlah dengan gambar! 5. Dengan pembesaran kuat, amatilah benntuk basidium. Bagaimana bentuknya? Berapakah jumlah basidiospora pada setiap basidium? 6. Buatlah irisan membujur tangkai (stipe). Letakkan di atas kaca benda yang telah ditetesi air. Tutuplah dengan kaca penutup, amatilah jaringan-jaringan hifanya! 7. Gambarlah tahap-tahap perkembangan basidiokarp! Diskusi untuk Jamur Bilah yang lain 1. Apakah perbedaan basidium pada Volvariella volvacea dan Auricularia politricha? 2. Sebutkan beberapa Basidiomycetes yang bermanfaat bagi kita! 3. Sebutkan pula beberapa Basidiomycetes yang menghasilkan racun yang berbahaya bagi kita. F. Eumycotes deuteromycetes 1. Amati ciri-ciri hifa dan alat reproduksinya. Gambarlah! 2. Taukah saudara, mengapajamur digolongkan dalam kelas Deuteromycetes? 3. Carilah beberapa contoh jamur yang tergolong dalam kelas Deuteromycetes! G. Lichens 1. Bedakan morfologi antara lumut kerak yang bertipe Krutosa, Foliosa, dan Fruktikosa. Buatlah gambarnya! 2. Bagaimana cara menempel pada subtrat ketiga macam tipe lumut kerak tersebut! 3. Bagaimanakah susunan ketiga tipe lumut kerak bila dilihat irisan melintangnya? Gambarlah dan beri keterangan! 4. Lumut kerak yang saudara amati, termasuk Ascholichens atau Basidiolichens? 5. Dari bahan yang saudara amati, ganggang apa saja yang menyusun lumut kerak? Bila dapat, sebutkan marganya! 6. Bagaimana cara perkembangbiakan vegetative yang dapat terjadi pada lumut kerak? 18
7. Apa yang dimaksud dengan soredium dan bagaimana stukturnya? 8. Apa yang dimaksud dengan isidium dan bagaiman strukturnya? 9. Mengapa Lichens dimasukkan dalam tumbuhan perintis?
8. Tugas Untuk Mahasiswa Mahasiswa betugas untuk melakukan prosedur-prosedur pengamatan, menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan dan mendapatkan hasil pengamatan.
9. Laporan Laporan berisi: Prosedur Pengamatan, Hasil Pengamatan, Analisa Data, Hasil Diskusi, dan Kesimpulan.
19
BAGIAN III LUMUT 1. Out line Berdasarkan habitatnya, tumbuhan dapat dibedakan atas tumbuhan air (akuatik), yaitu tumbuhan yang hidup di habitat air; dan tumbuhan darat (terestial), yaitu tumbuhan yang hidup di habitat darat.Contoh tumbuhan akuatik adalah alga, sedangkan tumbuhan kacangkacangan merupakan contoh tumbuhan terestial. Di antara habitat air dan darat terdapat zona peralihan, yaitu tempat-tempat yang becek, misalnya tepian sungai atau rawa, yang lazim disebut zona amfibious.Zona amphibious merupakan tempat hidup tumbuhan lumut yang bernaung dalam Divisi Bryophyta.Lumut termasuk tumbuhan talus.Habitat hamper semua tumbuhan lumut adalah tempat yang lembab dan teduh. Beberapa jenis lumut ada yang hidup mengapung di air (akuatik).Bila air surut, jenis lumut tersebut masih dapat bertahan hidup di lumpur yang kering.Selama musim kering, talus Nampak rapuh dan berwarna hijau kekuningan.Pada musim hujan, talus embali tumbuh normal dan warnanya hijau. Walaupun hidup di zona amphibious, talus tumbuhan lumut memperlihatkan stuktur talus yang diadaptasikan untuk kehidupan di darat. Hal ini dapat dilihat dari adanya struktur atau organ-organ berikut: 1. Berkembangnya organ yang berfungsi untuk melekat pada substrat dan menyerap zat hara makanan seperti (analogi) dengan akar pada tumbuhan tinggi. Pada lumut organ ini disebut rhizoid. 2. Talus tersusun dari banyak sel dan dilapisi oleh sel-sel epidermis untuk melindungi dari kekeringan. Pada beberapa jenis lumut, sel epidermis dilapisi zat semacam zat kutin untuk mengurangi penguapan. Secara umum talus telah terdiferensiasi menjadi jaringna-jaringan yang spesifik. 3. Memiliki pori udara untuk pertukaran gas antara atmosfir dengan bagian dalam talus untuk proses fotosintesis dan respirasi. Pori ini analogi dengan stomata pada tumbuhan tinggi. Alat kelamin (reproduksi), anteridium dan arkegonium, tersusun dari banyak sel. Sel gamet dilindungi oleh sel-sel jaket sehingga terhindar dari kekeringan dan gangguan mekanis.Zigot haisl pembuahan berkembang di dalam arkegonium dan memperoleh makanan dari tanaman induk.Zigot berkembang menjadi embrio seperti pada tumbuhan tinggi yang hidup di darat. 5. Spora berdinding tebal dan disebarkan oleh angin.
20
6. Pada beberapa jenis lumut dari Kelas Bryopsida memiliki sistim pengangkut (nerkas pembuluh) sederhana. Meskipun struktur talus lumut telah diadaptasikan untuk kehidupan di darat tetapi proses perkembangbiakan lumut mutlak memerlukan kelembaban yang cukup. Tanpa adanya air, organ reproduksi tidak dapat mencapai kematangan, dan sel-sel gamet tidak dapat dilepaskan.Air juga diperlukan sebagai media untuk membawa spermatozoa ke arkegonium agar dapat membuahi ovum. Air juga berperan dalam proses perlepasan spora. Karena ketergantungan lumuut terhadap air sangat mutlak, tumbuhan lumut dikatakan bersifat amphibious. Daur hidup lumut terdapat pergiliran dua macam generasi, yaitu generasi gametofit (tumbuah penghasil gamet) yang bersifat haploid (n) dan generasi sporofit (tumbuhan penghasil spora) yang bersifat diploid (2n).struktur talus gametofit dan sporofit sangat berbeda sehingga daur hidup tumbuhan lumut termasuk tipe diplohaplontik heteromorf. Bentuk talus gametofit ada yang berbentuk pipih dorsiventral seperti pada Riccia, Marchantia dan Anthoceros; ada pula yang bentuk talusnya mirip “pohon kecil” karena tersusun atas “akar” (rhizoid), “batang” (kauloida) dan “daun” (filoida). Bentuk talus gametofit seperti pohon dimiliki oleh lumut dari Kelas Bryopsida.Pada umumnya talus gametofit telah mengalami diferensiasi struktur dan fungsi. Sporofit berkembang dari zigot hasil fertilisasi sel gamet jantan dan gamet betina.Bentuk dan struktur sporofit bervariasi tergantung jenis lumut. Dalam proses pelepasan spora juga terdapat perbedaan antar jenis lumut. Tumbuhan lumut berkembangbiak secara vegetative (aseksual) dan secara gametik (seksual). Perkembangbiakan vegetative dapat melalui beberapa cara: fragmentasi, pembentukan tunas, apospori, inovasi, cabang adventif, protonema sekunder dan beberapa cara yang lain. Reproduksi gametik bersifat oogami. Anteridium dan arkegonium ada yang dibentuk pada talus yang sama (homotalik/monocious), dan ada pula yang dibentuk pada talus yang berbeda (heterotalik/dioccious). Terdapat kemiripan bentuk dan struktur organ reproduksi pada semua jenis tumbuhan lumut.Anteridium berbentuk seperti raket atau gada, dilapisi sel-sel jaket atau dinding anteridium.Spermatozoa mempunyai sepasang flafel bertipe whiplash.Bentuk arkegonium menyerupai labu didih, terdiri atas bagian tangkai, bagian perut dan bagian leher.Bagian perut tersusun dari sel-sel perut, sedangkan bagian leher tersusun dari sel-sel leher.Ovum terdapat di bagian dalam perut, dilindungi oleh sel-sel perut. Pelepasan sperma dan ovum secara umum melalui proses yang sama. 21
Terdapat beberapa versi klasifikasi tumbuhan lumut.Klasifikasi yang digunakan dalam kegiatan praktikum lumut adalah klasifikasi yang membagi lumut menjadi 3 kelas. Divisi Bryophyta Kelas Hepaticopsida, contoh marga: Riccia dan Marchantia Kelas Anthocerotopsida, contoh marga Anthoceros Kelas Bryopsida, contoh marga: Funaria, Polytrichum Dalam kegiatan ini struktur talus lumut yang diamati adalah dari marga Riccia, Marchantia, Anthoceros, Funaria dan Polytrichum.
2. Tujuan Setelah selesai melakukan kegiatan, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menunjukkan bagian-bagian morfologi talus gametofit dan sporofit 2. Menjelaskan fungsi bagian-bagian morfologi talus gametofit dan sporofit 3. Menunjukkan bagian-bagian anatomi talus gametofit dan sporofit 4. Menjelaskan fungsi bagian-bagian anatomi talus gametofit dan sporofit 5. Menunjukkan bagian-bagian morfologi dan anatomi organ reproduksi jantan dan betina 6. Mengkomparasikan struktur talus gametofit dan sporofit dari 5 marga lumut tang diamati
3. Prinsip Klasifikasi tumbuhan lumut didasarkan pada persamaan dan perbedaan struktur morfologi dan anatomi talus gametofit dan sporofit.
4. ALAT dan BAHAN Alat 1. Mikroskop monokuler 2. Mikroskop stereo 3. Lap flannel 4. Kaca benda dan kaca penutup 5. Silet 6. Pipet tetes
22
Bahan 1. Empulur batang ubi kayu 2. Talus Riccia, Marchantia, Anthoceros, Funaria, Polytrichum 3. Preparat jadi talus gametofit dan sporofit Funaria dan Polytrichum 4. Air 5. Kertas hisap Prosedur a. Pengamatan Riccia Bersihkan talus lumut dengan air, terutama bagian ventral. Amati permukaan dorsal dan ventral talus dengan mikroskop stereo, temukan bagian alur dorsal, pori, aerolae, sisik dan rhizoid. Gambarlah hasil pengamatan anda.Buatlah beberapa sayatan melintang (yang setipis mungkin) pada lobus talus gametofit.Letakkan sayatan pada kava benda, tambahkan setetes air, dan tutup dengan kaca penutup. Amati dengan mikroskop monokuler, temukan bagian-bagian : epidermis atas dan bawah, daerah fotosintesis dan daerah cadangan makanan, rhizoid berdinding halus dan rhizoid bersekat tidak sempurna, sisik, filamen fotosintesis, pori, anteridium, arkegonium, dan sporofit. Gambarlah hasil pengamatan Anda.
b. Pengamatan Marchantia 1. Bersihkan talus lumut dengan air, terutama bagian ventral. Amati permukaan dorsal dan ventral talus dengan mikroskop stereo, temukan bagian alur dorsal, pori, aerolae, sisik, rhizoid, dan sporofit. Gambarlah hasil pengamatan Anda. 2. Buatlah beberapa sayatan melintang (yang setipis mungkin) pada lobus talus gametofit. Letakkan sayatan pada kaca benda, tambahkan setetetes air, dan tutup dengan kaca penutup. Dengan kaca penutup. Amati dengan mikroskop monokuler, temukan bagian- bagian : Epidermis atas dan bawah, daerah fotosintesis dan daerah cadangan makanan, rhizoid berdinding halus dan rhizoid bersekat tidak sempurna, sisik, filamen fotosintesis, dan pori. Gambarlah hasil pengamatan Anda. 3. Buatlah sayatan membujur pada gametangiofor jantan atau betina dari Marchantia, amatilah dengan mikroskop monokuler pada perbesaran kuat. Samakah susunan anatomi gametangiofor dengan lobus gametofit?Gambarlah hasil amatan Anda, bandingkan dengan gambar dalam buku /diktat.
23
4. Buatlah sayatan membujur pada reseptakel jantan dari Marchantia, temukan anteridium dan bagian-bagiannya. Buatlah sayatan membujur pada reseptakel betina dari Marchantia, temukan arkegonium dan bagian-bagiannya.Gambarlah hasil amatan Anda. 5. Buatlah sayatan membujur pada sporofit Marchantia, temukan dinding sporangium, spora tetrad, dan sel elater. Gambarlah hasil amatan Anda. c. Pengamatan Anthoceros 1. Bersihkan talus lumut dengan air, terutama bagian ventral. Amati permukaan dorsal dan ventral talus dengan mikroskop stereo, temukan bagian alur dorsal, pori, aerolac, sisik, rhizoid, dan sporofit. Gambarlah hasil pengamatan Anda. 2. Buatlah beberapa sayatan melintang (yang setipis mungkin) pada lobus talus gametofit. Letakkan sayatan pada kaca benda, tambahkan setetes air, dan tutup dengan kaca penutup. Amati dengan mikroskop monokuler, temukan bagian-bagian: epidermis atas dan bawah, daerah fotosintesis dan daerah cadangan makanan, rhizoid berdinding halus dan rhizoid bersekat tidak sempurna, sisik, filament fotosintesis, dan pori. Gambarlah hasil pengamatan Anda. 3. Buatlah sayatan melintang di bagian pangkal, tengah, dan bagian dekat ujung dari sporofit Anthoceros, temukan bagian epidermis, kaki, kaliptra, kantung spora, kolumela, lapisan dalam dinding kapsula, sel pseudoelater. Gambarlah hasil pengamatan Anda. 4. Buatlah sayatan membujur mulai dari pangkal sporofit sampai ke ujung sporofit Anthoceros, temukan bagian-bagian seperti pada sayatan melintang. Gambarlah hasil pengamatan Anda. d. Pengamatan Funaria 1. Amatilah morfologi talus Funaria, temukan bagian rhizoid, kauloida, dan filoida. Gambarlah hasil amatan Anda. 2. Amatilah preparat rhizoid, kauloida, dan filoida Funaria. Pada rhizoid temukan bagian cabang rhizoid.Pada kauloida temukan bagian silinder pusat, epidermis, kortek luar dan kortek dalam.Pada filoida temukan bagian rusuk, bentuk sel-sel filoida dan kloroplasnya.Gambarlah hasil amatan Anda. 3. Amatilah preparata
cabang anteridium dan cabang arkegonium, temukan bagian
perigonium daun perigonial, parafisis, anteridium dan arkegonium. Gambarlah hasil amatan Anda. 4. Amati;ah preparat sporofit Funaria, temukan bagian kaki, seta, kapsula, apofisis, kotak spora, dan operkulum, kaliptra, dan peristom. Gambarlah hasil amatan Anda. 24
e. Pengamatan Polytrichum 1. Amatilah morfologi talus Poytrichum, temukan bagian rhizoid, kauloida, dan filoida. Gambaralah hasil amatan Anda. 2. Amatilah preparat kauloida dan filoida Polytrichum, temukan bagian sel stereid dan sel hidroid, epidermis, kortek luar dan kortek dalam. Pada filoida temukan bagian rusuk, lamela, dan sayap.Gambarlah hasil amatan Anda. 3. Amatilah preparat cabang anteridium dan cabang arkegonium, temukan bagian perigonium daun perigonial, parafisis, anteridium dan arkegonium. Gambarlah hasil amatan Anda. 4. Amatilah preparat sporofit Funaria, temukan bagaian kaki, seta, kapsula, apofisis, kotak spora, peristom dan operkulum. Gambarlah hasil amatan Anda.
6. Analisis Data Data hasil pengamatan dari 5 marga lumut dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan untuk dapa menentukan ciri masing-masing marga lumut.
7. Diskusi a. Riccia 1. Jelaskan hubungan fungsional antara pori dan aerolae 2. Adakah perbedaan fungsi sisik dan rhizoid ?Jelaskan. 3. Apakah fungsi filamen fotosintesis ? 4. Dipandang dari segi pori, menurut anda manakah yang lebih maju antara Riccia dan Marchantia ? Jelaskan alasan Anda ? 5. Dipandang dari segi sporofit, menurut Anda manakaha yang lebih maju antara Riccia dan Marchantia ?Jelaskan alasan Anda.
b. Marchantia 1. Ada berapa macam rhizoid pada Marchantia ? 2. Dipandang dari susunan daerah fotosintesis, menurut anda manakah yang lebih maju antara Riccia dan Marchantia ?Jelaskan alasan Anda. 3. Apakah buktinya bahwa gametangiofor Marchantia berkembang dari lobus talus gametofit ? 4. Apakah fungsi sel elater ? 5. Bagaimana proses terlepasnya gemmae dari kupula ? 25
c. Anthoceros 1. Apakah Anda menemukan diferensiasi pada talus gametofit Anthoceros ?Tunjukkan buktinya. 2. Ada pendapat bahwa Anthoceros berevolusi dari alga hijau. Bagaimana pendapat Anda ? 3. Apakah perbedaan fungsi sisik dan rhizoid ?Jelaskan. 4. Bagaimanakah sifat hubungan antara alga biru di dalam rongga mucilage dengan sel gametofit Anthoceros ? d. Funaria 1. Dipandang dari struktur rhizoid, manakah yang lebih maju antar Funaria dengan Polytrichum ? 2. Struktur kauloida Funaria menyerupai batang tumbuhan tinggi. Tunjukkan buktinya. 3. Pada sporofit, apakah fungsi kaki, seta dan peristom ?
e. Polytrichum Dibandingkan dengan anggota kelas Bryopsida yang lain, Polytrichum merupakan yang paling maju. Tunjukkan buktinya dari mulai rhizoid, kauloida, filoida, dan sporofit.
8. Tugas Untuk Mahasiswa Mahasiswa secara individual dan berisi : gambar hasil pengamatan dan keterangannya, jawaban dari pertanyaan- pertanyaan diskusi, da tugas komparasi struktur talus gametofit dan sporofit anatar Riccia, Marchantia dan Anthoceros. Antara Funaria dengan Polytrichum. 9. Laporan Laporan ditulis individual dan berisis : gambar hasil pengamatan dan keteranagannya, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diskusi, dan tugas komparasi.
26