NASKAH PUBLIKASI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP SKALA

Download nyeri ringan 75%. Pada uji t-tes paired didapatkan hasil bahwa nilai p=0,000. Kesimpulan: Terdapat pengaruh aromaterapi lavender terhadap p...

1 downloads 644 Views 2MB Size
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP SKALA NYERI HAID SISWI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA RICA PUSTIKAWATY NIM I31112028

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP SKALA NYERI HAID SISWI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA Rica Pustikawaty1, Rita Hafizah2, Desy Wulandari3 ( Mahasiswa Program Studi Keperawatan,2 Manajemen Keperawatan Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad Alkadri,3 Dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran) 1

ABSTRAK Latar Belakang : Remaja mengalami perubahan pada sistem reproduksi yang ditandai dengan menstruasi. Menstruasi yang dialami oleh remaja sering kali disertai dengan keluhan yaitu dismenore. Dismenore dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga membutuhkan penanganan untuk mengurangi nyeri haid. Salah satu cara penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan aromaterapi lavender. Aromaterapi lavender merupakan penanganan yang menggunakan minyak essensial lavender yang didalamnya terdapat kandungan linalool dan linalyl asetat yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid. Tujuan : Mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperiment dengan one group pretest posttest design. Penelitian dilakukan kepada 16 responden yang mengalami dismenore dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa menggunakan uji t berpasangan, dengan nilai p<0,05. Hasil : Hasil sebelum dilakukan aromaterapi lavender didapatkan skala nyeri terbanyak pada responden yaitu skala nyeri sedang 68,8%. Setelah dilakukan aromaterapi lavender didapatkan skala nyeri terbanyak pada responden yaitu skala nyeri ringan 75%. Pada uji t-tes paired didapatkan hasil bahwa nilai p=0,000. Kesimpulan: Terdapat pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri haid siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Kata Kunci : Remaja, Dismenore, Aromaterapi Lavender

1

THE EFFECT OF LAVENDER AROMATHERAPY ON MENSTRUAL PAIN SCALE IN 10TH GRADE STUDENTS OF SUNGAI AMBAWANG 1 SENIOR HIGH SCHOOL KUBU RAYA REGENCY Rica Pustikawaty1, Rita Hafizah2, Desy Wulandari3 (1 College Student In Nursing Study Program, 2 Nursing Management, Sultan Mohammad Alkadrie Hospital Pontianak, 3 College Lecturer In Nursing Study Program, Faculty Of Medicine) ABSTRACT Background : Adolescent has many individual changes in reproductive system marked by menstruation. This experience by adolescents often accompanied by dysmenorrhea. Dysmenorrhea is menstruation pain which can affect daily activities. The treatments are needed to decrease the problem, one of the treatments is by lavender aromatherapy. This treatment using lavender essential oil contains linalool and linalyl acetate beneficial to decrease menstruation pain. Objective : To understand the effect of lavender aromatherapy on menstrual pain scale in students who had dysmenorrhea in 10 th grade students of Sungai Ambawang 1 Senior High School Kubu Raya Regency. Methods : This research used pre-experiment with one group pretest posttest design. Research was done to 16 respondents experiencing dysmenorrhea with purposive sampling technique. Analysis was using paired t test with p <0,05. Results : Before lavender aromatherapy treatment was given, most 68.8% respondents had moderate pain scale. After lavender aromatherapy treatment most 75% had lower pain scale. In the paired t test the result showed p value = 0.000. Conclusion : Lavender aromatherapy had effect on decreasing menstruation pain scale in 10th grade students of Sungai Ambawang 1 Senior High School Kubu Raya Regency. Keywords : Adolescent, Dysmenorrhea, Lavender Aromatherapy

2

dengan

PENDAHULUAN

dimana

didunia sangatlah besar, di Meksiko 32,9%

kanak-kanak menuju masa dewasa,

mengalami

peristiwa

Universitas

reproduksi

pada mahasiswa di Malaysia yang melaporkan

dialami oleh sebagian besar wanita menstruasi

biasanya

Universitas

berlangsung

prevalensi

primer

dismenore

primer

sekunder.

9,36%

mengalami nyeri

haid

kategori yaitu penanganan secara

dan

farmakologis dan non farmakologis.

Dismenore

Penanganan

secara

farmakologis

seperti mengkonsumsi obat-obat anti

tanpa terdapat kelainan anatomis. dismenore

dan

(dismenore) dapat terbagi dalam 2

primer adalah nyeri haid yang terjadi Sedangkan

dismenore pada

Penanganan

Dismenore terbagi menjadi dua, dismenore

indonesia

dismenore sekunder.6

nyeri

disebabkan oleh kejang otot uterus.3 yaitu

Di

yaitu

dari 54,89% mengalami dismenore

nyeri haid (dismenore). Dismenore yang

melaporkan

remaja sebesar 64,25% yang terdiri

berbagai keluhan diantaranya adalah menstruasi

dismenore

dismenore

angka kejadian

dialami

kenyataannya banyak disertai dengan

adalah

Nigeria

berjumlah 84,9%.5

rata-rata 28 hari.2 yang

prevalensi

secara keseluruhan berjumlah 50,9%,

siklus

antara 24 hari sampai 35 hari dengan Menstruasi

menunjukkan

demikian juga hasil sebuah studi

uterus yang terjadi secara siklik dan panjang

Turki

87,8% mengalami dismenore dan

haid merupakan perdarahan pada

produktif,

ringan

berdasarkan hasil studi mahasiswa di

akan

yaitu menstruasi. Menstruasi atau

usia

nyeri

sedang sampai berat. Sedangkan

tahun.1 Pada remaja putri yang periodik

mengalami

sementara 67,1% mengalami nyeri

biasanya antara usia 10 sampai 19 secara

yang

Angka kejadian dismenore

individu

mengalami perubahan dari masa

normal

anatomis

jelas.4

Remaja merupakan periode perkembangan

kelainan

inflamasi nonsteroid (NSAID) yang

sekunder

dapat menghambat pembentukkan

adalah nyeri haid yang berhubungan

prostaglandin, misalnya ibuprofen 3

yang mana dapat mengurangi kram.7

terkontrol dan 3 (4%) siswi lainnya

Penanganan

non

mengalami

farmakologi yang dapat dilakukan

terkontrol.

nyeri

secara

nyeri

berat

tidak

untuk nyeri haid (dismenore) salah

Peneliti bertanya kepada 2

satunya yaitu dengan menggunakan

orang guru di Sekolah Menegah Atas

aromaterapi lavender.8

Negeri

Pada aromaterapi lavender

1

Sungai

Ambawang

dikatakan bahwa remaja putri yang

terdapat kandungan utamanya yaitu

mengalami

linalyl asetat dan linalool, dimana

meminta izin untuk beristirahat di

linalyl

untuk

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),

melemaskan

bahkan terkadang ada yang meminta

sistem kerja saraf dan otot yang

izin untuk pulang karena tidak tahan

mengalami ketegangan sedangakan

terhadap nyeri haid yang dialaminya.

linalool berperan sebagai relaksasi

Peneliti juga bertanya kepada 10

dan

siswi kelas X di Sekolah Menegah

asetat

mengendorkan

sedatif

berfungsi dan

sehingga

dapat

menurunkan nyeri haid.9 Berdasarkan

haid

sering

Atas Negeri 1 Sungai Ambawang studi

mengenai penanganan apa saja yang

pendahuluan yang dilakukan oleh

dilakukan ketika mengalami nyeri

peneliti di Sekolah Menengah Atas

haid, diperoleh hasil terdapat 3 siswi

Negeri 1 Sungai Ambawang pada

mengatakan melakukan penanganan

tanggal

dengan meminum obat yang dibeli di

3

maret

hasil

nyeri

2016

melalui

pengisian angket kepada seluruh

apotek,

siswi kelas X didapatkan bahwa 75

melakukan

(73,5%) siswi mengalami nyeri haid

beristirahat dan 2 siswi lainnya

dan 27 (26,4%) siswi lainnya tidak

mengatakan tidak melakukan apa-

mengalami

apa ketika mengalami nyeri haid.

nyeri

saat

haid.

5

siswi

mengatakan

penanganan

dengan

Sedangkan untuk tingkat skala nyeri

Berdasarkan hal tersebut di

haidnya, didapatkan 27 (36%) siswi

atas, maka peneliti menganggap

mengalami nyeri ringan, 30 (40%)

penting untuk dilakukan penelitian

siswi mengalami nyeri sedang, 15

tentang

(20%) siswi mengalami nyeri berat

lavender terhadap skala nyeri haid 4

pengaruh

aromaterapi

siswi kelas X Sekolah Menengah

menandatangani informed consent,

Atas Negeri 1 Sungai Ambawang

siswi yang mengalami dismenore

Kabupaten Kubu Raya.

selama 3 bulan terakhir dan siswi yang sudah mengetahui perkiraan siklus haid ditinjau dari tanggal haid

METODE PENELITIAN

selama 3 bulan terakhir. Penelitian

ini

adalah

Kriteria

eksklusi

dalam

penelitian kuantitatif, menggunakan

penelitian ini adalah siswi yang

pre-eksperimen

mengalami skala nyeri haid 10, siswi

desain

penelitian

berupa one–group pretest posttest.

yang alergi terhadap aromaterapi

Populasi dalam penelitian ini adalah

Sekolah

gangguan penciuman dan siswi yang

Menengah Atas Negeri 1 Sungai

meminum obat analgesik pada saat

Ambawang dan yang mengalami

dilakukan penelitian

nyeri

siswi

haid

kelas

X

lavender, siswi yang mengalami

serta

mengetahui

Variabel independen dalam

perkiraan siklus haid yang ditinjau

penelitian ini adalah aromaterapi

dari tanggal haid selama 3 bulan

lavender

terakhir berjumlah 25 siswi

dependen dalam penelitian ini adalah

Teknik digunakan adalah

dalam

teknik

sampel penelitian non

sedangkan

variabel

yang

skala nyeri haid siswi kelas X di

ini

Sekolah Menengah Atas Negeri 1

probability

Sungai Ambawang Kabupaten Kubu

sampling dengan purposive sampling

Raya.

yaitu pengambilan sampel dengan

Alat

pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria yang digunakan peneliti.

10

dan

bahan

yang

digunakan

adalah

tungku

aromaterapi,

minyak

essensial

Pada penelitian ini jumlah responden

lavender, air, lilin, korek api dan jam

yang

peneliti

tangan. Untuk alat ukur nyeri haid

sebanyak 16 siswi. Kriteria inklusi

yang digunakan dalam penelitian

dalam penelitian ini adalah Siswi

adalah

Sekolah Menengah Atas Negeri 1

numeric rating scale. Efektifitas

Sungai Ambawang kelas X dan

perlakuan

digunakan

oleh

5

lembar

observasi

dinilai

dengan

berupa cara

membandingkan pemberian (Pretest)

nilai

sebelum

sampai 17 tahun. Dengan mayoritas

aromaterapi

lavender

kategori usia remaja pertengahan

diberikan

berjumlah 15 responden dengan

dan

setelah

aromaterapi lavender (Posttest). Aromaterapi

persentase

lavender

diberikan

satu

kali

responden

mengalami

pada

93,9%.

Mayoritas

responden berusia 16 tahun dengan

saat

jumlah

9

responden

dengan

menstruasi

persentase 56,3%, usia responden

dengan durasi selama 15 menit. Pada

termuda yaitu 14 tahun berjumlah 1

pengaruh

lavender

responden dengan persentase 6,3%.

terhadap skala nyeri haid dianalisis

Responden yang berusia 15 tahun

dengan menggunakan paired t test.

berjumlah

aromaterapi

5

responden

dengan

persentase 31,3% dan responden yang berusia 17 tahun berjumlah 1

HASIL PENELITIAN

responden dengan persentase 6,3%. Tabel

4.1

Karakteristik

Responden

Mayoritas responden pertama

Berdasarkan Usia dan Usia Pertama Kali

kali mengalami menstruasi pada usia

Menstruasi dan Rentang Usia Responden

12 dan 13 tahun yaitu berjumlah

dan Usia Pertama Kali Menstruasi (N=16)

masing-masing 7 responden dengan Karakteristik Usia Remaja Pertengahan Usia Remaja Akhir Usia Pertama Kali Menstruasi Rentang Usia Responden dan Usia Pertama Kali Menstruasi

(14-16 Tahun) (17-19 Tahun) 11 12 13 2 3 4 5

Berdasarkan

(f) 15

(%) 93,9%

persentase

1

6,3%

menstruasi adalah antara 2-5 tahun

2 7 7 6 2 5 3

12,5% 43,8% 43,8% 37,5% 12,5% 31,3% 18,8%

hasil

43,8%.

Rentang

usia

responden dan usia pertama kali dengan

mayoritas

responden

mempunyai rentang usia dan usia pertama kali menstruasi adalah 2 tahun dengan persentase 37,5%.

analisis

pada tabel 4.1 didapatkan bahwa karakteristik usia responden pada penelitian ini adalah antara usia 14

6

Berdasarkan

Tabel 4.2 Skala Nyeri Haid Sebelum (Pretest) Pemberian Aromaterapi Lavender

analisis

pada tabel 4.3 didapatkan bahwa

(N=16)

karakteristik skala nyeri haid setelah

Skala Nyeri Haid (Pretest) Nyeri Ringan (1-3) Nyeri Sedang (4-6) Nyeri Berat Terkontrol (7-9)

(f)

(%)

4

25%

11

68,8%

1

6,3%

Berdasarkan

hasil

pemberian

karakteristik sebelum

skala

berjumlah

pemberian

persentase 6,3%.

haid

Tabel 4.4 Hasil Uji Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Skala Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender Dengan Uji t Berpasangan (N=16)

nyeri ringan yaitu berjumlah 4 responden dengan persentase 25%,

Variabel

skala nyeri sedang yaitu berjumlah

Sebelum diberikan aromaterapi lavender (A)

11 responden dengan persentase terkontrol

yaitu

nyeri

berat

berjumlah

1

Setelah diberikan aromaterapi lavender (B)

responden dengan persentase 6,3%. 4.3

Skala

Nyeri

Haid

dengan

sedang yaitu 1 responden dengan

aromaterapi

skala

responden

persentase 75% dan skala nyeri

mengalami nyeri haid dengan skala

dan

3

yaitu berjumlah 12 responden dengan

lavender adalah pada responden yang

68,8%

lavender

persentase 18,8%, skala nyeri ringan

analisis

nyeri

aromaterapi

adalah pada skala tidak nyeri yaitu

pada tabel 4.2 didapatkan bahwa

Tabel

hasil

Setelah

Mean

Std Deviation

4,56

1,548

P

0,000 1,50

1,155

(Posttest) Pemberian Aromaterapi Lavender

Pada tabel 4.4 ditampilkan

(N=16) Skala Nyeri Haid (Posttest) Tidak Nyeri (0) Nyeri Ringan (1-3) Nyeri Sedang (4-6)

jumlah responden yang mengikuti

(f)

(%)

3

18,8%

12

75%

sebelum

1

6,3%

lavender yaitu 4,56 dengan standar

aromaterapi lavender berjumlah 16 responden. Rata-rata skala nyeri diberikan

aromaterapi

deviasi 1,548 dan rata-rata skala 7

nyeri setelah diberikan aromaterapi

pengklasifikasian umur responden ini

lavender yaitu 1,50 dengan standar

didukung

deviasi

menyatakan

1,155.

Berdasarkan

data

oleh

Rohan

yang

usia

remaja

bahwa

diatas dapat disimpulkan bahwa nilai

terbagi menjadi tiga kategori yaitu

p = 0,000. Karena nilai p<0,05 yang

remaja awal yang terdiri dari usia 10-

artinya Ha diterima dan H0 ditolak.

13 tahun, remaja pertengahan terdiri dari usia 14-16 tahun dan remaja akhir terdiri dari usia 17-19 tahun.12

PEMBAHASAN

Pada usia responden yang Usia

responden

dalam

mengalami menstruasi pertama kali

penelitian ini cukup bervariasi. Usia

dalam

responden dimulai dari usia 14

berusia 12 dan 13 tahun. Dimana

hingga 17 tahun, dengan mayoritas

masing-masing

responden berusia 16 tahun yaitu

responden dengan persentase 43,8%.

berjumlah

Hal ini sesuai dengan teori yang

9

responden

dengan

penelitian

ini

mayoritas

usia

terdapat

7

persentase 56,3%, hal ini disebabkan

dikemukakan

karena responden pada penelitian ini

Wahyu dimana menstruasi pertama

adalah siswi kelas X dimana pada

(menarche)

usia kelas X berada paling banyak di

permulaan menstruasi pada seorang

usia 16 tahun. Pada penelitian ini

gadis selama masa pubertas yang

usia

biasanya

responden

termasuk

dalam

kategori usia remaja yaitu usia antara

oleh

Sukarni

diartikan

muncul

dan

sebagai

pada

usia

11

sampai 14 tahun.13 Hal ini juga

10-19 tahun.11 Kategori usia remaja pada

didukung

oleh

Wibowo

seseorang

mengalami

dimana

menstruasi

penelitian ini terdiri dari usia remaja

pertama kali

pertengahan dan usia remaja akhir.

tahun.14 Terjadinya menarche pada

Dimana usia remaja pertengahan

seseorang menunjukkan bahwa kadar

berjumlah 15 responden dengan

estrogen

persentase 93,9% dan usia remaja

memadai

akhir berjumlah 1 responden dengan

perkembangan uterus.15 Menarche

persentase

dapat terjadi setelah dua tahun

6,3%.

Adanya

8

dan

pada umur 12-13

progesteron

untuk

sudah

menginduksi

awitan pubertas yaitu sekitar usia

Distribusi skala nyeri haid

12,5 tahun.16

sebelum

Pada penelitian ini responden

dilakukan

aromaterapi

pemberian

lavender

adalah

termasuk dalam kategori remaja yang

didapatkan

telah melewati menarche selama 12

mengalami nyeri sedang yaitu 11

bulan atau

responden (68,8%). Hal tersebut

tersebut

lebih. Sehingga hal dapat

menyebabkan

responden

terbanyak

disebabkan

karena

responden mengalami keluhan pada

dilakukan

penelitian

menstruasi yang dialaminya, satu

mengalami

diantara keluhan menstruasi tersebut

berbagai

yaitu nyeri haid (dismenore) dengan

responden seperti stres karena tugas

rata-rata

yang

rentang usia

responden

pada

saat

responden

stres

oleh

karena

masalah

yang

dialami

banyak,

stres

menghadapi

pertama kali menstruasi dan usia

ulangan harian dan stres yang dipicu

responden sekarang antara 2-5 tahun,

oleh masalah pribadi responden. Hal

hal

ini sejalan dengan penelitian yang

ini

sesuai

dengan

yang

dikemukakan oleh Hendrik yang

dilakukan

menyatakan bahwa dismenore dapat

semakin tinggi tingkat stres yang

terjadi 2-3 tahun setelah seseorang

dialami

mengalami menstruasi pertama dan

meningkatkan rasa nyeri haid yang

mencapai maksimalnya pada usia 15

dialaminya.19

sampai 25 tahun.17 Hal ini didukung

oleh

Priyanti

seseorang

Didukung

maka

dimana akan

penelitian

yang

Sari,

yang

oleh Neinsten dimana dismenore

dilakukan

dapat

terjadi 1-3 tahun setelah

menyatakan bahwa bila seseorang

mengalami menstruasi pertama, hal

mengalami stres maka tubuh akan

ini dikarenakan pada awal menstruasi

memproduksi hormon estrogen dan

siklusnya masih berjenis anovulasi

hormon adrenalin secara berlebihan.

sehingga banyak remaja yang tidak

Dimana ketika hormon estrogen

mengalami

berlebihan di dalam tubuh maka

dismenore

di

awal

menstruasi.18

dapat

oleh

menyebabkan

peningkatan

kontraksi uterus yang berlebihan sehingga mengakibatkan nyeri haid. 9

Sedangkan ketika hormon adrenalin

skala nyeri ringan sebanyak 12

meningkat di dalam tubuh maka akan

responden (75%). Hal ini disebabkan

menyebabkan otot tubuh menjadi

oleh karena responden merasa rileks

tegang termasuk otot rahim sehingga

dan nyaman bahkan ada beberapa

akan menyebabkan terjadi nyeri saat

dari

haid.20

sehingga Hasil

penelitian

sebelum

responden rasa

dirasakan

yang nyeri

oleh

tertidur

haid

yang

responden

dapat

dilakukan aromaterapi lavender ini

berkurang.

didukung oleh hasil penelitian yang

aromaterapi lavender ini merupakan

dilakukan oleh Chasanawati dan

salah

Rohmawati, yang mana sebelum

merelaksasikan

diberikan

aromaterapi

seseorang

responden

terbanyak

lavender

Pada

satu

pemberian

upaya

untuk

diri.23 Pada

melakukan

saat

relaksasi

mengalami

dengan baik dan didukung dengan

nyeri sedang. Pada penelitian yang

lingkungan yang tenang maka hal

dilakukan

oleh

Chasanawati

tersebut

didapatkan

sebelum

diberikan

terhadap

aromaterapi

terdapat

akan

memberikan

penurunan

efek

intensitas

nyeri.24

52,4%

responden mengalami nyeri sedang

Hasil

penelitian

setelah

dan 47,6% mengalami nyeri ringan.21

dilakukan aromaterapi lavender ini

Hal ini sejalan dengan penelitian

didukung oleh hasil penelitian yang

Rohmawati

dilakukan oleh Chasanawati yang

bahwa

yang

tingkat

sebelum adalah

menunjukkan

nyeri

diberikan

menstruasi

menyatakan

aromaterapi

60,61%

pemberian

bahwa

setelah

aromaterapi

terjadi

responden

penurunan skala nyeri yaitu 81%

mengalami nyeri sedang, 36,36%

responden mengalami nyeri ringan

mengalami nyeri ringan dan 3,03%

dan 19% responden tidak mengalami

mengalami nyeri berat.22

nyeri.21 Hal ini sejalan dengan

Distribusi skala nyeri haid setelah aromaterapi mayoritas

dilakukan lavender responden

penelitian

yang

dilakukan

oleh

pemberian

Gunardi yaitu terdapat penurunan

adalah

skala tingkat nyeri setelah pemberian

mengalami

aromaterapi 10

lavender,

didapatkan

60% responden tidak mengalami

5% mengalami nyeri berat. Sesudah

nyeri, 35% mengalami nyeri ringan

diberikan

dan 5% mengalami nyeri sedang.25

terdapat penurunan pada tingkat

aromaterapi

lavender

Pada hasil uji Paired T Test

nyeri yaitu 60% responden tidak

didapatkan nilai p = 0,000. Hasil p <

nyeri, 35% mengalami nyeri ringan

0,05 berarti ada pengaruh pemberian

dan 5% mengalami nyeri sedang.

aromaterapi lavender terhadap skala

Hasil rata-rata dari penelitian yaitu

nyeri haid siswi kelas X Sekolah

pretest 3,35 menjadi rata-rata posttest

Menengah Atas Negeri 1 Sungai

0,85 dengan nilai p = 0,000.25

Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

Hasil

Hasil penelitian ini sejalan

penelitian

menunjukkan

bahwa

ini

aromaterapi

dengan penelitian yang dilakukan

lavender

oleh

penurunan skala nyeri haid. Hal ini

Widyaningrum

yang

berpengaruh

dalam

menyatakan bahwa rata-rata derajat

disebabkan

pada

saat

seseorang

nyeri sebelum diberikan aromaterapi

menghirup

aromaterapi

lavender,

lavender adalah 4,50 (nyeri sedang),

molekul

yang

mudah

menguap

setelah

(volatile)

dari

minyak

tersebut

diberikan

aromaterapi

lavender adalah 1,90 (nyeri ringan).

dibawa ke sel-sel reseptor dihidung.

Hasil analisa bivariat yaitu ada

Ketika

perbedaan tingkat nyeri menstruasi

menempel pada rambut-rambut halus

sebelum

dan

di hidung, maka terjadilah suatu

aroma

terapi

sesudah

diberikan

lavender

pada

pesan

molekul-molekul

elektrokimia

yang

akan

mahasiswi Akbid Ngudi Waluyo

ditransmisikan

Tahun 2015 dengan nilai p = 0,000.26

olfactory ke otak kemudian ke sistem

Hasil ini diperkuat oleh hasil

limbik.27 Dimana akan merangsang

penelitian

yang

dilakukan

oleh

hipotalamus

melalui

tersebut

untuk

melepaskan

Gunardi Saiful yang menyatakan

hormon

bahwa

diberikan

endorphin, yang mana fungsi hormon

aromaterapi lavender terdapat 65%

serotonin yaitu dapat memperbaiki

responden mengalami nyeri ringan,

suasana

30% mengalami nyeri sedang dan

endorphin sebagai penghilang rasa

sebelum

11

serotonin

saluran

hati

dan

sedangkan

hormon

hormon

sakit

alami

serta

menghasilkan

pada

perasaan rileks, tenang dan senang.28 Ketika

seseorang

responden

yaitu

75%

mengalami skala nyeri ringan.

menghirup

c.

Terdapat pengaruh aromaterapi

aromaterapi lavender selama 15-30

lavender

menit maka dapat mengendorkan

skala nyeri haid siswi kelas X

otot-otot

mengalami

Sekolah Menengah Atas Negeri

ketegangan dan kemudian dapat

1 Sungai Ambawang Kabupaten

membuka aliran darah yang sempit

Kubu Raya.

yang

sehingga dapat menurunkan nyeri

terhadap

penurunan

SARAN

haid.26

Saran

yang

dapat

disampaikan

berdasarkan penelitian ini antara lain:

PENUTUP

a.

Bagi Institusi Pendidikan

Kesimpulan yang dapat diperoleh

Aromaterapi

lavender

dari penelitian ini sebagai berikut :

dapat dijadikan sebagai tindakan

a.

terbanyak

mandiri perawat dalam asuhan

berusia 16 tahun (56,3%), usia

keperawatan maternitas dengan

pertama

menstruasi

nyeri haid (dismenore) sebagai

terbanyak pada usia 12 tahun

terapi non farmakologi yang

(43,8%) dan 13 tahun (43,8%)

dapat diberikan untuk penurunan

dan

skala nyeri haid. Aromaterapi

Usia

responden kali

rentang

dengan

b.

usia

kali

lavender ini juga dapat dijadikan

menstruasi terbanyak yaitu 2

sebagai tambahan pengetahuan

tahun (37,5%).

di

Skala

usia

responden

nyeri

pertama

haid

terbanyak

responden

lavender yaitu

skala

keperawatan

maternitas.

sebelum dilakukan pemberian aromaterapi

bidang

b.

Bagi Peneliti

pada

Penelitian ini diharapkan

nyeri

dapat meningkatkan pemahaman

sedang 68,8%. Dan skala nyeri

peneliti

haid terbanyak setelah dilakukan

aromaterapi lavender terhadap

pemberian aromaterapi lavender

penurunan skala nyeri haid. 12

tentang

pengaruh

c.

Bagi Sekolah

sebagai salah satu penanganan nyeri

Penelitian

ini

dapat

haid.

dijadikan sebagai salah satu penanganan

nyeri

haid

di

DAFTAR PUSTAKA

sekolah, karena penatalaksanaan aromaterapi untuk

lavender

diterapkan.

1. Potter PA, & Perry AG. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Vol 1. Jakarta: EGC.2012. 2. Norwitz & Schorge. At a Glance Obstetri & Ginekologi, Ed.2. Jakarta: EGC. 2007. 3. Mitayani. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.2009. 4. Manuaba, I.A.C. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.2009. 5. Ortiz, I Mario. Primary dysmenorrhea among Mexican university students: prevalence, impact and treatment. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology. 2010. Pp 73–77. Diunduh tanggal 11 Januari 2016 6. Purba, S Frenita. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dismenore Pada Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013 .Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi. 2013; 2 (5). Diunduh tanggal 2 Maret 2016. 7. Corwin, Elizabeth. J. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2009. 8. Dehkordi Raisi Ziba. Effect Of Lavender Inhalation On The Symptoms Of Primary Dysmenorrhea And The Amount Of Menstrual Bleeding: A Randomized Clinical Trial. Journal Complementary

mudah Sehingga

diharapkan kepada siswi yang mengalami nyeri haid tidak perlu absen

dari

sekolah

dan

diharapkan dapat berkonsentrasi selama

mengikuti

kegiatan

pembelajaran. d.

Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dalam

penelitian

selanjutnya

mengenai pengaruh aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih untuk Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya yang

telah

memberikan

izin

penelitian dan kepada siswi kelas X yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada peneliti untuk memberikan aromaterapi lavender

13

Therapies In Medicine. 2014;Vol 22. pp 212-219. Elsevier. University Of Medical Sciences. Diunduh tanggal 4 Februari 2016. 9. Iga DP. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2013. Diunduh tanggal 4 Februari 2016. 10. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2012. 11. Aryani Ratna. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. 2010. 12. Rohan, Hasdianah dan Sandu, Siyoto. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta: Nuha Medika. 2013 13. Sukarni dan Wahyu. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika. 2013 14. Wibowo S Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: PT Grasindo. 2005. 15. Coad Jane. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta: EGC. 2006 16. Batubara RL Jose. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Jurnal Sari Pediatri. 2010. Vol 12 (1). Diunduh tanggal 1 Juni 2016 17. Hendrik. Problem Haid Tinjauan Syariah Islam dan Medis. Solo: Tiga Serangkai. 2006 18. Neinstein S Lawrence. Adolescent Health Care A Practical Guide Ed5th. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2008

19. Priyanti Sari. Hubungan Tingkat Stres Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri Di Madrasah Mamba’ul Ulum Awang-Awang Mojosari Mojokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit. 2014. Vol 6 (2). Diunduh tanggal 31 Mei 2016 20. Sari Diana. Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Andalas.2015. Vol 4 (2). Diunduh tanggal 31 Mei 2016 21. Chasanawati R ika. Perbedaan Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender Dan Terapi Musik Mozart Di SMP Negeri 39 Kota Semarang. Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo. 2015. Diunduh tanggal 18 Mei 2016 22. Rohmawati Sulis. Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun. Jurnal Surya. 2014. Vol 1 (17). Diunduh tanggal 18 Mei 2016. 23. Solehati dan Cecep. Konsep Dan Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT Refika Aditama. 2015 24. Ernawati. Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Unimus. 2010. Diunduh tanggal 1 Juni 2016.

14

25. Gunardi Saiful. Pengaruh Terapi Lavender Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi STIKIM Jakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia. 2015. Vol 5 (1). Diunduh tanggal 4 Februari 2016. 26. Widyaningrum, Desy. Perbedaan Tingkat Nyeri Menstruasi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Aroma Terapi Lavender Pada Mahasiswi AKBID NGUDI WALUYO. Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo. 2015. Diunduh tanggal 4 Februari 2016. 27. Koensoemardiyah. A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher. 2009. 28. Mangoenprasodjo Setiono. Terapi Alternatif & Gaya Hidup Sehat. Yogyakarta: Pradipta. 2005.

15