NOVIA KENCANA, S.IP, MPA
[email protected]
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ????
Cabang ilmu
Cara berpikir
ILMU FILSAFAT
Alkisah bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana : “Coba sebutkan kepada saya berapa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya ?” Filsuf itu menjawab : “ Ada orang yang tahu di tahunya, Ada orang yang tahu ditidak tahunya, Ada orang yang tidak tahu di tahunya, Ada orang yang tidak tahu di tidak tahunya.” Bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar? “lanjut si awam bertanya” “Mudah saja” jawab filsuf itu “ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang tidak kau tahu”
Pemahaman
akan Filsafat dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut :
1. 2.
Filsafat sebagai produk yang mencangkup pengertian Filsafat sebagai suatu proses aktifitas berfilsafat atau cara berpikir
FILSAFAT
METAFISIKA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EPISTOMOLOGI
METODOLOGI
LOGIKA
ETIKA
ESTETIKA
Metafisika yakni yang berkaitan dengan teori tentang ada : hakikat keberadaan zat dan hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran Epistomologi yakni yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan Metodologi yakni berkaitan dengan perosalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan Logika yakni berkaitan dengan apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah Etika yakni berkaitan dengan mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk Estetika yakni berkaitan dengan apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek
SISTEM
PANCASILA
FILSAFAT
Apa yang dimaksud dengan Sistem? Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Mengapa Pancasila sebagai suatu sistem? Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu silasila Pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis
Pancasila 1. 2. 3.
sebagai sebuah sistem, yaitu : Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Organis Susunan Pancasila yang bersifat Hirarki dan berbentuk Piramidal Rumusan hubungan Kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi
Secara Filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistomologis dan dasar aksiologis Dasar ontologis yang dimaksud disini ialah bahwa Pancasila merupakan suatu kesatuan sistem filsafat yang memiliki hakikat mutlak monopluralis (yang kemudian disebut sebagai dasar antropologis) Dasar epistomologis ialah pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan Dasar aksiologis disini menjelaskan bahwa hakikat Pancasila adalah sebuah Nilai. Dalam hal ini nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ialah nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan dan nilai kebaikan atau nilai moral
Ontologis
Epistomologis
Aksiologis
Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan? Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar? Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/tekhnik.sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara tekhnik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan normanorma moral/profesional?
Dasar Filosofis Pancasila sebagai sebuah dasar filosofis mengandung beberapa sifat yang dapat dikatakan sebagai sebuah sumber pengetahuan dan kajian ilmiah, seperti bersifat universal, bermetode, bersistem dan berobyek Nilai-nilai pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia hakikatnya merupakan suatu sumber dari segala sumber hukum di negara Indonesia. Dan secara obyektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral (kejiwaan dan watak) bangsa Indonesia
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Nilai bersumber dari dasar filosofis antropologis bahwasanya hakikat amnusia adalah susunan kodrat rohani dan raga, sifat kodrati individu dan makhluk sosial dan sekaligus sebagai makhluk Tuhan YME 3. Persatuan Indonesia Dalam sila ini terkandung nilai bahwa Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia “monodualis” yaitu sebagai makhluk Indovidu dan makhluk sosial
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dalam Perwakilan Sila ini mengandung makna bahwa hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan YME yang bersatu mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara 5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Makna yang terkandung dalam sila ini ialah bahwa keadilan adalah keharusan yang harus terwujud. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadailan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan dengan dirinya sendiri, dengan manusia lain, dengan masyarakat, dengan negara atau bangsanya, serta hubungan manusia dengan Tuhan nya.