PELAKSANAAN PIK-KRR (PUSAT INFORMASI

Download PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi. Remaja) ... Sarasehan anggota kelompok remaja dalam rangka pembentukan PIK-KRR...

0 downloads 374 Views 258KB Size
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteriakriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003, hal.123). Evaluasi dilakukan untuk penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem. Evaluasi yang bersifat tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak (Notoatmodjo, 2010, hal.30). B.

PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) 1. Definisi PIK-KRR Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu wadah

kegiatan program KRR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Program KRR adalah program untuk membantu remaja agar TEGAR dari resiko TRIAD KRR, dan memiliki status sistem reproduksi yang sehat melalui peningkatan komitmen, pemberian informasi, pelayanan konseling, rujukan medis dan pendidikan kecakapan hidup (BKKBN, 2008, hal 7).

Universitas Sumatera Utara

2. Langkah-langkah kegiatan dalam Pembentukan PIK-KRR: Langkah-langkah pembentukan PIK-KRR meliputi : a. Sarasehan anggota kelompok remaja dalam rangka pembentukan PIK-KRR dan pengelola PIK-KRR. b. Konsultasi dan koordinasi untuk memperoleh dukungan/persetujuan dengan pimpinan setempat (Kepala Desa, Camat, Bupati/Walikota, Rektor, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, sekolah, pesantren, perguruan tinggi dan tempat kerja). c. Menyusun program kegiatan. d. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat remaja untuk datang ke PIK-KRR (jambore remaja, pentas seni, lintas alam dll). e. Melakukan advokasi untuk meningkatkan kualitas dan keberlangsungan PIKKRR. f. Mempunyai akses pada jaringan internet g. Menggunakan media cetak dan elektronik h. Meresmikan pembentukan PIK-KRR (launching) i. Membuat jadwal rutin PIK-KRR. j. Memberikan informasi KRR oleh Pendidik Sebaya kepada remaja setempat secara rutin dilaksanakan di PIK-KRR k. Adanya Pendidik sebaya dan Konselor sebaya, tenaga medis, psikolog dan tenaga ahli lainnya yang datang secara terjadwal memberikan pelayanan pada PIK-KRR. l. Mempunyai ruangan khusus dan ruang pertemuan PIK-KRR m. Memiliki papan nama

Universitas Sumatera Utara

3. Tujuan PIK-KRR Pembentukan PIK-KRR di lingkungan remaja (desa, sekolah, pesantren, tempat kerja dll) bertujuan untuk memberikan informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan KRR untuk mewujudkan tegar remaja dalam rangka tercapainya keluarga kacil bahagia sejahtera. 4. Ruang Lingkup Ruang lingkup PIK-KRR meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup (life skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja. 5. Pengembangan dan Pengelolaan PIK-KRR Dalam upaya mencapai tujuan pengembangan dan pengelolaannya PIK-KRR, maka PIK-KRR dikembangkan melalui 3 tahapan yaitu : 1. Tahap tumbuh 2.

Tahap tegak

3.

Tahap tegar

Masing-masing tahapan proses pengembangan dan pengelolaan tersebut didasarkan pada : a. Sasaran b. Materi dan isi pesan (assets) yang diberikan c. Dukungan dan jaringan (resources) yang dimiliki 1. Tahap Tumbuh Sasaran : − Pengelola PIK-KRR

Universitas Sumatera Utara

− Penanggung Jawab PIK-KRR − Pendidik Sebaya Materi dan isi pesan : − Melengkapi materi TRIAD KRR pada PIK-KRR yang bersangkutan − Mendalami pengetahuan, sikap dan perilaku tentang materi TRIAD KRR dan hak-hak reproduksi bagi remaja. Dukungan dan jaringan : − Menyediakan ruangan khusus −

Melaksanakan orientasi bagi pengurus dan penanggung jawab



Mengirimkan 2 (dua) orang calon Pendidik Sebaya untuk mengikuti pelatihan.

2. Tahap Tegak Sasaran : − Pendidik Sebaya − Konselor Sebaya − Pengelola PIK-KRR − Penanggung jawab PIK-KRR − Tenaga medis dan tenaga non medis yang sudah terkait dengan jaringan − Pelayanan rujukan PIK-KRR Materi dan isi pesan : Pada tahap ini tetap mempertahankan materi dan isi pesan pada tahap Tumbuh, namun ditambah dengan beberapa : − Mempelajari dan memberikan pelayanan PIK-KRR berkaitan dengan materi kecakapan hidup (life skills) − Mempelajari teori-teori advokasi

Universitas Sumatera Utara

− Menerapkan keterampilan advokasi Dukungan dan jaringan : − Mempertahankan dukungan dan jaringan yang dimiliki pada PIK-KRR tahap Tumbuh sebelumnya. − Mengirimkan 2 orang calon Pendidik Sebaya untuk pelatihan Pendidik Sebaya − Mengirimkan 2 orang calon Konselor Sebaya untuk pelatihan Konselor Sebaya − Melakukan koordinasi dengan pelayanan medis (Puskesmas/Rumah Sakit terdekat) − Melakukan koordinasi dengan pelayanan lain yang terkait dengan remaja (psikolog, tokoh agama dll) 3. Tahap Tegar : Sasaran : − Pendidik Sebaya − Konselor Sebaya − Pengelola PIK-KRR − Penanggung jawab PIK-KRR − Mitra jaringan pelayanan medis dan non medis − Ketua kelompok-kelompok remaja − Orang tua dari remaja sasaran PIK-KRR − Guru-guru sekolah sekitar PIK-KRR − Pengelola PIK-KRR lain di sekitar − Pimpinan organisasi induk PIK-KRR

Universitas Sumatera Utara

Materi dan isi pesan : Pada tahap ini tetap mempertahankan materi dan isi pesan pada tahap Tegak, namun ditambah dengan menguasai dan mendalami pengetahuan dan keterampilan advokasi untuk meningkatkan dukungan dan jaringan bagi PIKKRR. Dukungan dan jaringan : − Mempertahankan dukungan dan jaringan yang dimiliki pada PIK-KRR tahap Tegak sebelumnya − Mengirim 2 orang calon Konselor Sebaya untuk pelatihan Konselor Sebaya − Adanya perpustakaan di PIK-KRR − Adanya jaringan dan dukungan yang diberikan oleh kelompok Remaja Sebaya, orang tua, guru sekolah dan PIK-KRR lain sekitarnya − Adanya komitmen dan dukungan dari organisasi induk PIK-KRR 6. Sasaran Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan, pelayanan dan pembinaan PIK-KRR, sebagai berikut : a. Pembina Pembina PIK-KRR adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberi dukungan dan aktif mambina PIK-KRR, baik yang berasal dari pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi pemuda/remaja lainnya, seperti : 1) Bupati/Walikota 2) Kepala BKKBN

Universitas Sumatera Utara

3) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana (SKPDKB) 4) Camat 5) Kepala Desa/Lurah 6) PLKB/PKB 7) Guru 8) Bidan 9) Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama 10) Pengelola KB Kecamatan 11) Rektor/Kepala Sekolah/Pimpinan Pondok Pesantren 12) Pimpinan

lembaga/institusi

lain

yang

terkait

(pramuka,

organisasai

keagamaan) Pihak-pihak terkait (stakeholders) yang menjadi sasaran lain : • Sasaran Utama : Kelompok-kelompok remaja • Sasaran Pengaruh : Aktivis remaja/Institusi pemuda/Pendidik Sebaya/Konselor Sebaya • Sasaran Penentu

: Kepala Desa, Camat, Bupati/Walikota, Rektor, Tokoh Masyarakat, Tokoh agama, Pimpinan Sekolah, Pimpinan Pondok Pesantren, Pimpinan Instansi/Perusahaan.

b. Pengelola PIK-KRR Pengelola PIK-KRR adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK-KRR serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standar yang telah disusun oleh BKKBN. Pengelola PIK-KRR terdiri dari

Universitas Sumatera Utara

Ketua, Bidang Administrasi, Bidang program dan kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya. 7. Indikator Keberhasilan Terwujudnya PIK-KRR tahap Tumbuh di desa, kecamatan, sekolah/pesantren, Perguruan Tinggi, mesjid, gereja,mall, tempat kerja dll. 8. Evaluasi Keberhasilan Tahap ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tujuan pembentukan PIK-KRR sudah/belum tercapai, masalah-masalah yang dihadapi baik yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait (sasaran) maupun berhubungan dengan proses yang telah dilalui. Kegiatan evaluasi ini akan lebih efektif untuk ditindak lanjuti apabila dilakukan secara bersama-sama dengan sasaran-sasaran yang terkait. 9. Isu-isu Pokok atau Materi Kesehatan Reproduksi Remaja yang Disampaikan dalam Program PIK-KRR Secara garis basar dalam ruang lingkup/materi pokok kesehatan reproduksi remaja adalah : a. Substansi seksualitas (termasuk pubertas dan KTD) meliputi : • Pubertas (ciri-ciri pubertas, mimpi basah, menstruasi) • Alat/sistem fungsi dan proses reproduksi (pengenalan organ-organ reproduksi, fungsi, dan proses reproduksi) • Konsekuensi hubungan seks pra-nikah (kehamilan tidak diinginkan = KTD, aborsi, infeksi menular seksual = IMS) b. Dalam substansi HIV dan AIDS yang perlu disampaikan : • Informasi umum HIV dan AIDS • Tahap perubahan fase

Universitas Sumatera Utara

• Penularan HIV dan AIDS • Cara menghindari HIV dan AIDS • Bagaimana mengetahui seseorang terinfeksi HIV dan AIDS • Stigma dan deskriminasi c. Dalam substansi NAPZA yang disampaikan : • Jenis-jenis NAPZA • Penyalahgunaan NAPZA • Cara menghindari penyalahgunaan NAPZA • Cara mengatasi ketergantungan terhadap NAPZA

C. Arti dan Sasaran Konseling KRR 1. Pengertian Konseling Konseling adalah suatu proses dimana seseorang membantu orang lain dalam membuat keputusan atau mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah, melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya. 2. Konseling KRR Konseling KRR adalah suatu proses tatap muka dimana seseorang konselor membantu remaja untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan repoduksinya.

Oleh sebab itu dalam konseling KRR harus terjadi : 1. Hubungan saling percaya 2. Komunikasi yang terbuka

Universitas Sumatera Utara

3. Pemberdayaan klien agar mampu mengambil keputusannya sendiri. Konseling berbeda dengan pemberian nasehat. Konseling berpedoman pada pandangan bahwa pengambilan keputusan adalah tanggung jawab klien. Seorang konselor bukan yang mengatur, mengkritik atau membuat keputusan yang kemungkinan tidak diterapkan oleh klien setelah pertemuan konseling. Ia menjadi mitra/rekan dari klien, tetapi klienlah yang paling tahu dunianya sehingga dialah pembuat keputusan. Dalam pemberian nasehat, pemberi nasehat berperan seakan ia seorang “ahli” dan memikul tanggung jawab lebih besar terhadap tingkah laku/tindakan klien. Konseling bisa terjadi tidak hanya antara 2 orang yang saling bertatap muka, namun ada pula konseling yang dilakukan terhadap keluarga atau family konseling. Prinsip dasar yang digunakan sama dengan konseling individu, namun perlu pendekatan khusus karena situasinya lebih kompleks dan yang perlu dibantu adalah keluarga sebagai suatu kesatuan yang efektif. 3. Sasaran Konseling KRR Yang menjadi sasaran konseling KRR adalah semua orang, tidak terbatas dengan usia dan jenis kelamin yang ingin bertanya atau mangalami masalah sehubungan Kesehatan Reproduksinya misalnya : 1. Individu remaja 2. Kelompok Remaja 3. Klien dengan kehamilan yang tidak diinginkan 4. Penyalahgunaan NAPZA 5. Pengidap HIV dan AIDS (ODHA) Orang Dengan HIV dan AIDS 4. Syarat Menjadi Konselor KRR

Universitas Sumatera Utara

Beberapa syarat seorang Konselor Sebaya : 1. Berpengalaman sebagai Pendidik Sebaya 2. Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien 3. Terbuka pada pendapat orang lain 4. Menghargai dan menghormati klien 5. Peka terhadap perasaan orang dan mampu berempati 6. Dapat dipercaya dan mampu memegang rahasia 7. Perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat 8. Memiliki pengetahuan yang luas mengenai : a. Seksualitas yang meliputi tumbuh kembang remaja, alat, system dan proses reproduksi, konsekuensi hubungan seks pra nikah, kehamilan. b. HIV, AIDS dan PMS c. NAPZA 9. Memiliki keterampilan dalam : a. Menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menimbulkan rasa percaya klien terhadap konselor b. Melakukan komunikasi interpersonal, yaitu hubungan timbal balik yang bercirikan : 1) Komunikasi dua arah 2) Memperhatikan aspek verbal dan non verbal 3) Mendengar secara aktif 4) Penggunaan pertanyaan untuk menggali informasi, perasaan dan pikiran 5) Membantu klien dalam pengambilan keputusan 5.

Syarat Tempat Konseling

Universitas Sumatera Utara

Konseling dapat dilakukan dimana saja dengan syarat : 1. Terjamin privacy 2. Nyaman, tidak bising 3. Tenang 6. Sikap Konselor S Smile Duduk menghadap ke klien berikan anggukan atau senyuman. O Open and Non Judgemental Facial Expression Expresi muka menunjukan sikap terbuka dan tidak menilai L Lean towards Client Tubuh condong ke klien E Eye contact Kontak sesuai cara yang diterima budaya setempat R Relaxed and Friendly manner Santai dan sikap bersahabat 7. Langkah-langkah Konseling KRR SA

: Salam, memberi perhatian dan menciptakan hubungan dan situasi nyaman

T

: Tanya,

mengajukan

pertanyaan

untuk

mengetahui

kebutuhan,

pengetahuan dan perasaan klien tentang masalah yang dihadapi dan latar belakangnya, Identifikasi efek dari masalah terhadap klien dan hal lain. U

: Uraikan, tawarkan informasi umum mengenai alternatif pemecahan masalah untuk pengambilan keputusan.

TU

: Bantu klien untuk mengambil keputusan yang diinginkan. Beri waktu dan dorong klien untuk berpendapat

Universitas Sumatera Utara

J

: Jelaskan secara rinci mengenai alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih klien, konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dihadapi. Ajukan pertanyaan apakah klien sudah mengerti apa yang disampaikan agar bisa membuat keputusan tanpa tekanan.

U

: Rencanakan kunjungan ulang atau rujuk ketempat pelayanan konseling bila diperlukan

D. Kesehatan Reproduksi Remaja 1.

Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja adalah meliputi aspek fisik, mental, sosial dan

bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya maupun proses reproduksi itu sendiri (WHO dan ICPD, 1994 dikutip dari Layyin Mahfiana dkk, hal. 38) Menurut Mariana Amiruddin, (2003), Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja adalah sekumpulan metode, tehnik, dan pelayanan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi yang mencakup kesehatan seksual, status kehidupan dan hubungan perorangan, bukan semata konsultasi dan perawatan yang bertalian dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Kesehatan reproduksi remaja penting sekali bagi kesehatan reproduksi dan masuk sebagai komponen kesehatan reproduksi karena : 1. Masa remaja (usia 10-19 tahun) adalah masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga

Universitas Sumatera Utara

masa pubertas, merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi, dan psikis. 2. Pada masa remaja terjadi perubahan organobiologik yang cepat dan tidak seimbang dengan perubahan mental emosional (kejiwaan). Keadaan ini dapat membuat remaja bingung. Oleh karena itu perlu pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya sehingga remaja dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun psikososial. 3. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan. Bagi laki-laki, masa remaja merupakan saat diperolehnya kebebasan sementara pada remaja perempuan saat dimulainya segala bentuk pembatasan. Agar masalah kesehatan remaja dapat ditangani dengan tuntas, diperlukan kesetaraan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan (Saroha Pinem, 2009, hal. 302) E. Remaja 1.

Pengertian Remaja adalah menurut Mappiare (1982) berlangsung antara umur 12-21 tahun

bagi wanita dan umur 13-22 tahun bagi pria. Remaja artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan dan sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi. Perkembangan lebih lanjut sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik menurut (Hurlock, 1991). Pandangan ini didukung oleh Piaget, yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua

Universitas Sumatera Utara

melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan oarang dewasa. Oleh kerana itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun yang perlu ditekankan disini bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Mohammad Ali dkk, 2009, hal.9-10). 2. Tahapan Tumbuh Kembang Remaja Berdasarkan Kematangan Psikososial dan Seksual. Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu mengenal perkembangan remaja, berdasarkan sifat dan tahap perkembangannya, masa remaja dibagi dalam tiga tahap :

1. Masa remaja awal (10-12 tahun) a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. b. Tampak dan merasa ingin bebas.

Universitas Sumatera Utara

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak) 2. Masa Remaja tengah (13-15 tahun) a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri. b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis. c. Timbul perasaan cinta yang mendalam. d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang. e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual 3. Masa Remaja akhir (16-19 tahun) a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri. b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya. d. Dapat mewujudkan perasaan cinta e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

Universitas Sumatera Utara