PEMANFAATAN SEMUT RANGRANG DALAM PENGENDALIAN HAMA BUAH JERUK

Download PEMANFAATAN SEMUT RANGRANG DALAM PENGENDALIAN. HAMA BUAH JERUK. Ratna Rubiana, SP.,M.Si. Serangga memiliki jenis yang paling banyak di du...

0 downloads 507 Views 125KB Size
PEMANFAATAN SEMUT RANGRANG DALAM PENGENDALIAN HAMA BUAH JERUK Ratna Rubiana, SP.,M.Si Serangga memiliki jenis yang paling banyak di dunia dan memiliki peranan di setiap jaring makanan

(Forister

2008).

Serangga

yang

termasuk dalam

kelompok

herbivora

seringkali

dikategorikan sebagai hama apabila populasinya tidak dapat dikendalikan. Kelompok serangga karnivora termasuk serangga yang memberikan jasa pengendalian hayati karena sifatnya sebagai pemakan serangga hama. Dalam istilah biologi, serangga karnivora disebut musuh alami. Musuh alami adalah organisme yang terdapat di alam yang dapat mengendalikan serangga dengan cara membunuh, melemahkan, dan mengurangi daya reproduksi organisme lain. Kelompok musuh alami terdiri dari parasitoid, predator, dan patogen (Hoddle and Van Driesche 2009). Semut (Formicidae) sebagian besar berperan sebagai predator yaitu organisme yang memakan organisme lainnya untuk memenuhi kebutuhan nutirisinya. Serangga yang dimakan disebut mangsa, Predator memakan mangsa sampai mati. Hidupnya bebas, bergerak cepat atau terbang jauh. Memerlukan banyak mangsa untuk perkembangannya. Untuk itu predator memiliki organ tubuh bekembang sangat baik dan adanya modifikasi embelan. Semut rangrang (Oechophylla smaragdina) terbukti ampuh dalam mengendalikan hama

Rhynchocoris humeralis, Toxoptera aurantii, T. citricida, larva Papilio spp., (Offenberg, Thu Cuc, and Wiwatwitaya 2013) pada tanaman jeruk di Thailand dan di Vietnam sama efektifnya dengan bahan kimia. Rangrang merupakan predator yang memangsa larva dan mengganggu betina penghisap buah untuk meletakkan telur pada buah jeruk. Dengan adanya semut rangrang di pohon jeruk, aktivitas penebaran larva hama penggerek batang jeruk bisa dikendalikan (Van Mele and Cuc 2000). Untuk penyebaran semut merah pada tanaman jeruk cukup dengan memindahkan sarang dari pohon inangnya seperti dari pohon mangga ke pohon jeruk. Populasi semut merah akan bertambah setelah 2 -3 jam. Setelah koloni semakin besar populasinya makan ratu semut merah harus membuat koloni baru untuk berkembang biak. Keberadaan semut rangrang juga dapat dipancing dengan bahan limbah yang acap kali menebar bau kurang sedap seperti usus ayam, jerohan ikan yang merupakan limbah pasar. Bahan tersebut diletakkan pada salah satu dahan. Protein yang terkandung dalam usus mengundang semut merah berdatangan lalu membuat sarang dengan dedaunan.

sumber: https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http2Ffarm6.static.flickr.com

Gambar 1. Rang-rang memangsa ulat bulu pada pertanaman jeruk DAFTAR PUSTAKA Forister, Matthew L. 2008. “.:Insect Ecology: An Ecosystem Approach.” The Quarterly Review of

Biology 83(2):202–3. Hoddle, M. S. and R. G. Van Driesche. 2009. “Biological Control of Insect Pests.” Pp. 91–101 in

Encyclopedia of Insects. Van Mele, P. and N. T. T. Cuc. 2000. “Evolution and Status of Oecophylla Smaragdina (Fabricius) as a Pest Control Agent in Citrus in the Mekong Delta, Vietnam.” International Journal of Pest

Management 46(4):295–301. Retrieved May 4, 2017 (http://www.agroinsight.com/downloads/Articles-Sustainable-Agriculture/19_IJPM weaver ants 1 - Van Mele et al 2000.pdf). Offenberg, Joachim, Thi Thu Cuc, and Decha Wiwatwitaya. 2013. “The Effectiveness of Weaver Ant (Oecophylla Smaragdina) Biocontrol in Southeast Asian Citrus and Mango.” 5:139–49. Retrieved May 4, 2017 (http://www.asian-myrmecology.org/publications/am05_139-149_offenbergetal_2013.pdf).