PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENUNJANG

Download 28 Jul 2016 ... memanfaatkan Sistem Informasi Geografis dalam bidang kesehatan, termasuk rumah sakit dalam hal pemetaan distribusi penyebar...

0 downloads 608 Views 2MB Size
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENUNJANG PENYAMPAIAN INFORMASI PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DALAM BENTUK PETA TEMATIK DI RSUD CENGKARENG Heriyanti 1, Hasbullah2 UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl. Terusan Arjuna Kebon Jeruk , Jakarta Barat Handphone : 08128273870 Email : [email protected] ABSTRAK Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat cepat. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif dalam kehidupan menyangkut kebutuhan informasi di segala bidang. Rumah sakit sebagai organisasi sektor publik yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan tak luput dari pentingnya informasi dalam menunjang seluruh kegiatan yang ada didalamnya, informasi yang dihasilkan harus bersifat relevan agar keputusan yang diambil berdasarkan informasi tersebut tepat sasaran, bentuk penyajian yang sesuai merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas suatu informasi yang disampaikan. Pemanfaatan sistem informasi geografis (Geographic Information System/GIS) menyangkut penyajian data dan informasi dalam bentuk peta dapat dijadikan sebagai alat bantu penyajian yang menarik dan variatif sesuai dengan kebutuhan. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan kasus penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah penderita dan luas penyebarannya yang semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk perlu mendapatkan perhatian khusus dari segala lini. Sistem Informasi Geografis dapat mendukung penyampaian informasi dan memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh rumah sakit untuk mencegah dan mengurangi jumlah pasien Demam Berdarah Dengue. Kata kunci : alat bantu yang menarik dan variatif

1. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat cepat. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif dalam kehidupan menyangkut kebutuhan informasi di segala bidang. Suatu organisasi sangat membutuhkan informasi yang akurat, jelas, dan mudah dimengerti agar informasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dimasa mendatang demi tercapainya tujuan bersama organisasi tersebut. Rumah sakit sebagai organisasi sektor publik yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan tak luput dari pentingnya informasi dalam menunjang seluruh kegiatan yang ada didalamnya, informasi yang dihasilkan harus bersifat relevan agar keputusan yang diambil berdasarkan informasi tersebut tepat sasaran, bentuk penyajian yang sesuai merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas suatu informasi yang disampaikan. Sejauh ini penyajian data dan informasi di pelayanan kesehatan umumnya menggunakan diagram ataupun grafik tergantung pada data apa yang ingin disajikan. Pemanfaatan sistem informasi geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya disebut SIG dalam hal ini penyajian data dalam bentuk peta belum digunakan sebagai alat bantu penyajian yang data dan informasi yang efektif di pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, sementara 71 PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U) KE-2 Tahun 2016 Kajian Multi Disiplin Ilmu dalam Pengembangan IPTEKS untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional Semesta Berencan (PNSB) sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Global

kebutuhan akan penyajian data yang lebih kompleks untuk menghasilkan informasi yang lebih baik masih sangat diharapkan. Dalam beberapa kasus, Sistem informasi geografis menyangkut penyajian data dan informasi dalam bentuk peta dapat dijadikan sebagai alat bantu penyajian yang menarik dan variatif sesuai dengan kebutuhan. Eddy Prahasta (2005 : 5) mengungkapkan beberapa aplikasi-aplikasi yang dapat ditangani oleh SIG di berbagai bidang termasuk dalam bidang kesehatan yaitu “penyediaan data atribut dan spasial yang menggambarkan distribusi atau pola spasial penyebaran penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit”. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan kasus penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah penderita dan luas penyebarannya yang semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk perlu mendapatkan perhatian khusus dari segala lini. RSUD Cengkareng merupakan rumah sakit yang berada diwilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang luas wilayahnya 127,11 km², dengan total jumlah penduduk sebanyak 2.260.341 jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduk 17.782,56 jiwa/ km². Sejauh ini penyajian data di RSUD Cengkareng untuk menyampaikan informasi kasuskasus tertentu umumnya menggunakan grafik dan diagram, termasuk penyajian data penyebaran penderita penyakit Demam Berdarah Dengue. Keberadaan Sistem Informasi Geografis dalam bentuk pemetaan penyebaran suatu penyakit dapat menjadi alat bantu yang mampu mendukung penyelidikan epidemiologi, dan juga sebagai alat bantu pemantauan wilayah-wilayah tertentu yang beresiko terjangkit penyakit DBD. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis dalam bidang kesehatan, termasuk rumah sakit dalam hal pemetaan distribusi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue akan mempermudah proses pengambilan keputusan terkait langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menangani permasalahan tersebut. 2. KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka dalam peneliatian ini Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Pengertian dan fungsi peta adalah Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya. Peta tematik adalah suatu peta yang memperlihatkan (merepresentasikan) data atau informasi kualitatif dan data kuantitatif dari suatu tema, maksud, konsep tertentu, serta berhubungan dengan unsur/detail topografi yang spesifik yang sesuai dengan tema yang bersangkutan. Atau dalam pengertian yang lebih praktis, dapat dikatakan bahwa peta tematik adalah suatu peta yang menampilkan jenis atau kelas informasi berdasarkan tema tertentu, misalnya peta geologi, peta kependudukan, peta aktivitas ekonomi, peta hutan, hidrologi dan sebagainya. ArcGIS adalah software yang dapat dimanfaatkan untuk pengolahan data spasial. “ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI). Dengan ArcGIS, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basisdata spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya. 72 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas diseluruh dunia terutama daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak –anak berusia di bawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini. Sumber penularan adalah manusia dan primata, sedang penularannya adalah nyamuk Aedes.Virus penyebab demam dengue adalah virus dengue genus flavivirus yang termasuk Arbovirus (Arthropod Borne Virus) grup B. Virion virus mempunyai ukuran 40 nm. Virus dapat berkembang biak pada berbagai macam kultur jaringan, misalnya sel mamalia BHK (Baby Hamster Kidney Cell) dan sel artropoda, misalnya Aedes albopictus cell.1 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:54) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah “suatu metode dalam penelitian status sekelompok, manusia, suatu objek atau kondisi suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Metode penelitian deskriptif dipilih untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di rumah sakit dalam hal pemetaan distribusi penyebaran penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD). Data yang dikumpulukan bersumber dari data primer berupa dokumentasi dalam bentuk foto hasil observasi langsung yang dilakukan diwilayah yang berkaitan dengan penelitian ini, sedangkan data sekuder berupa data penderita penyakit DBD yang mendapatkan pelayanan di RSUD Cengkareng periode Oktober sampai Desember 2015. Adapun bentuk analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk analisis kualitatif, menurut (M. Ikbal Hasan 2012 : 98) analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematik, model statistik dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya, dalam hal ini sekedar membaca tabel, grfaik-grafik atau angka yang tersedia, kemudian melakukan penguraian dan penafsiran. Bentuk analisis tersebut dipilih untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data penderita penyakit Demam Berdarah Dengue kedalam bentuk peta tematik menggunakan ArcGIS 10.1 agar data yang disajikan menjadi lebih mudah dipahami dan informatif bagi pembacanya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengolahan dan Penyajian Data Penderita RSUD Cengkareng Periode OktoberDesember 2015 Dari hasil pengumpulan data penderita DBD yang mendapatkan pelayanan di RSUD Cengkareng periode Oktober-Desember 2015 ditemukan 83 kasus penderita yang tesresebar di 5 dari 8 Kecamatan yang ada di Kota Administrasi Jakarta Barat, dari 83 kasus tersebut ditemukan 12 kasus penderita yang berasal dari luar wilayah Administrasi Jakarta Barat, data tersebut tidak dapat digunakan dalam pembuatan peta pada penelitian ini dengan alasan peta yang dibuat hanya berorientasi pada wilayah Administrasi Jakarta Barat, data pasien yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Data Pasien DBD RSUD Cengkareng Periode Oktober – Desember 2015 yang Berasal dari Luar Wilayah Jakarta Barat No Sex Alamat Tanggal 1

Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto. Hal 179 73

ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

1

P

RT RW -

2

L

003

003

3

P

029

015

4

P

005

001

5

P

005

008

6

L

-

-

7

L

-

-

8

L

001

003

9

P

004

007

10

L

003

003

11

L

011

001

12

L

006

005

Kotamadya Kecamatan Jakarta Pasar Selatan Minggu Kepulauan Pulau Seribu Seribu Tangerang Kosambi Kepulauan Seribu Jakarta Utara Jakarta Pusat Pemalang

Kelurahan Ragunan Pulau Tidung Kosambi

Pulau Pulau Seribu Kelapa Penjaringan Penjaringan Johar Baru Bodeh

Kepulauan Seribu Tangerang

Pulau Seribu Ciledug

Kepulauan Seribu Jakarta Utara Jakarta Utara

Pulau Seribu Penjaringan Penjaringan

Kampung Rawa Jraganan Pulau Tidung Karang Tengah Pulau Tidung Kamal Muara Kapuk Muara

Masuk 01-102015 06-102015 05-102015 10-112015 15-102015 26-102015 26-102015 10-112015 13-112015 02-122015 08-122015 23-122015

3.1.1 Distribusi Penderita Demam Berdarah Dengue Kotamadya Jakarta Barat Periode Oktober – Desember 2015 Tabel 2 Data Kasus Demam Berdarah Dengue RSUD Cengkareng Periode Oktober 2015 – Desember 2015 Berdasarkan Wilayah Kecamatan No Kecamatan Jumlah Kasus Cengkareng 48 1 Kalideres 16 2 Kembangan 4 3 Grogol petamburan 2 4 Tambora 1 5 Palmerah 0 6 Taman Sari 0 7 Kebon Jeruk 0 8 Jumlah 71 Jumlah kasus berdasarkan wilayah pada tabel 2 diatas kemudian diolah menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.1 sehingga menghasilkan sebuah peta tematik penyebaran penyakit 74 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

Demam Berdarah Dengue di RSUD Cengkareng berdasarkan wilayah kecamatan, selengkapnya dapat dilihat pada peta 1.

Peta 1 Peta Penyebaran Penyakit DBD Berdasarkan Wilayah Kecamatan Kotamadya Jakarta Barat

Dari hasil pemetaan tersebut dapat diketahui distribusi penyebaran penderita Demam Berdarah Dengue terbanyak berada pada Kecamatan Cengkareng ditandai dengan jumlah simbol penderita dan penggunaan warna merah pada wilayah tersebut. 3.1.2. Distribusi penderita Demam Berdarah Dengue Kecamatan Cengkareng Periode Oktober – Desember 2015 Setelah diketahui jumlah penderita terbanyak berada pada Kecamatan Cengkareng, maka pemetaan selanjutnya difokuskan pada wilayah tersebut untuk mengetahui distribusi penderita ditiap-tiap kelurahan dalam bentuk data spasia, data penderita berdasarkan kelurahan dapat dilihat pada tabel 3, sedangkan hasil pemetaan dapat dilihat pada peta 2. Tabel 3 Data Kasus Demam Berdarah Dengue RSUD Cengkareng Periode Oktober 2015 – Desember 2015 Berdasarkan Wilayah Kelurahan di Kecamatan Cengkareng. No Kelurahan Jumlah Kasus Kapuk 19 1 Cengkareng Timur 13 2 Cengkareng Barat 6 3 Rawa Buaya 5 4 75 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

5 6

Duri Kosambi Kedaung Kali Angke Jumlah

3 2 48

76 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

Peta 2 Peta Penyebaran Penyakit DBD Berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Cengkareng

3.1.3. Distribusi Penderita Demam Berdarah Dengue Kelurahan Kapuk Periode Oktober – Desember 2015 Demi mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai lokasi dengan jumlah kasus terbanyak setelah dilakukan pemetaan, maka Kelurahan Kapuk dipilih menjadi wilayah yang akan dibuatkan peta selanjutnya. Berdasarkan data awal yang dikumpulkan ditemukan 5 kasus penderita Demam Berdarah Dengue di kelurahan Kapuk yang bertempat tinggal di RW yang sama, rentan waktu masuk rumah sakit antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya hampir secara bersamaan, hal ini memberikan gambaran bahwa penyebaran penyakit Demam berdarah Dengue di wilayah tersebut berlangsung sangat cepat. data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Data Penderita Demam Berdarah Dengue RW 016 Kelurahan Kapuk No 1

Se x P

2

P

3

P

4

L

5

P

6

L

R W 01 6 01 6 01 6 01 6 01 6 01 6

RT 01 4 01 7 02 1 02 0 01 9 02 1

Kotamad ya Jakarta Barat Jakarta Barat Jakarta Barat Jakarta Barat Jakarta Barat Jakarta Barat

Kecamata n Cengkaren g Cengkaren g Cengkaren g Cengkaren g Cengkaren g Cengkaren g

Keluraha n Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk

Tanggal Masuk 16-102015 17-102015 18-102015 24-102015 28-102015 08-112015

77 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

Berdasarkan temuan tersebut maka dibuatlah pemetaan khusus pada kelurahan Kapuk yang mana pada peta tersebut dapat terlihat bentuk permukaan wilayah sesuai dengan keadaan sebenarnya, Peta yang dibuat merupakan penggabungan antara peta tematik dan citra satelit yang akan memberi kemudahan dalam proses analisa pada wilayahnya, selain itu ditentukan pula lokasi berdasarkan temuan kasus Demam Berdarah Dengue berdasarkan RW 016 sesuai tabel 4.5, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 3. Peta 3 Peta Penyebaran Penyakit DBD di Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng

Dari hasil pemetaan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue pada peta 3, tergambar jelas lokasi RW pada kelurahan Kapuk yang warganya terdapat penderita penyakit Demam Berdarah Dengue, lokasi tiap RW ditandai dengan simbol “O” pada peta sedangkan wilayah kelurahan ditandai dengan warna kuning yang oleh penulis dibuat transparan agar peta roadmap pada latar dapat terlihat dengan jelas. Pembuatan peta berikutnya yaitu peta RW dengan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue terbanyak sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penyajian peta tersebut akan menampilkan wilayah RW 016 dengan bantuan citra satelit. Penggunaan citra satelit dalam peta tersebut dimaksudkan agar bentuk permukaan wilayah dapat terlihat dengan jelas sesuai dengan bentuk dan keadaan yang sebenarnya, selengkapnya dapat dilihat pada peta 4.

78 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

Peta 4 Peta Wilayah RW 016 Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng

Peta 4 merupakan hasil pemetaan penderita Demam Berdarah Dengue menggunakan bantuan citra satelit Google Earth, pada peta ini digunakan skala 1: 4.250 yang menjelaskan bahwa apabila jarak pada peta adalah 1 centimeter (cm) maka jarak sebenarnya yaitu 42,5 meter (m). Dari hasil analisa peta tersebut dapat dikatakan bahwa wilayah RW 016 dan area disekitarnya merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk, hal ini dijelaskan dari karakteristik dan jumlah bangunan yang terlihat didalam peta wilayah tersebut. Apabila dikaitkan dengan temuan data penderita Demam Berdarah di RW 016 berdasarkan tanggal masuk Rumah Sakit maka kemungkinan besar penyebab terjadinya wabah Demam Berdarah Dengue yang hampir secara bersamaan dipengaruhi oleh faktor yang salah satunya adalah kepadatan penduduk di wilayah ini. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari wilayah temuan maka dilakukan observasi langsung untuk mendokumentasikan kondisi wilayah tersebut dalam bentuk gambar. Berikut beberapa hasil observasi langsung yang dilakukan.

79 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

Gambar 1 Hasil Observasi Langsung di Wilayah RW 016 Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng Dari beberapa temuan tersebut secara fisik dapat dikatakan bahwa sebagian besar warga dilingkungan ini belum menerapkan pola hidup sehat serta rendahnya tingkat kepedulian terhadap kebersihan lingkungan untuk mengurangi dan mencegah timbulnya penyakit Demam Berdarah Dengue serta penyakit-penyakit lain yang erat kaitannya dengan faktor lingkungan itu sendiri. 5. KESIMPULAN 5.1. Terkait Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di RSUD Cengkareng 1. Seluruh data yang diperolah dapat diolah dan disajikan dalam bentuk peta tematik penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue baik berdasarkan wilayah Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan maupun wilayah tempat tinggal berdasarkan RW (Rukun Warga). 2. Sistem Informasi Geografis dalam bentuk pemetaan penyakit Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit sangat membantu dalam proses analisa dan pengambilan keputusan terkait penyakit berdasarkan wilayah penyebarannya, hal ini dikarenakan data yang disajikan didalam peta berisi tentang gambaran wilayah tersebut dalam bentuk yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dengan demikian Sistem Informasi Geografis dapat dijadikan alat bantu untuk memprediksi penularan penyakit dan menanggulangi penyakit-penyakit yang kemungkinan terjadi di wilayah tertentu. 3. Penyampaian informasi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue menggunakan peta tematik dapat dengan mudah dipahami oleh siapa saja atau dengan kata lain 80 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

penyajian data dalam bentuk peta bersifat lebih umum, selain itu penyajian data dalam bentuk peta yang dibuat menarik akan memudahkan penyampaian informasi sesuai data yang disajikan kedalam bentuk peta. 5.2 Terkait Penyebaran Penderita DBD RSUD Cengkareng Periode Oktober – Desember 2015 1. Dari data yang telah diolah diketahui jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue yang mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng dan berasal dari Kotamadya Jakarta Barat periode Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015 sebanyak 83 kasus, tersebar di 5 dari total 8 kecamatan yang berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. 2. Hasil observasi dilapangan yang mengacu pada peta lokasi temuan penderita DBD terbanyak kelurahan Kapuk RW 016 yang telah dibuat sebelumnya memperlihatkan kesesuaian antara kondisi fisik dilokasi observasi dengan apa yang telah tergambar pada peta. DAFTAR PUSTAKA Darmawan, Deni dan Fauzi, Nur, Kunkun. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elly, Jafar, Muhamad. 2009. EdisiPertama.SistemInformasiGeografis. Yogyakarta: GrahaIlmu. Gordon B. Davis. 2012. Sistem Informasi Manajemen Bagian I:Pengantar. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo Hasan, Iqbal. 2012. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Irianto, Koes. 2014. Epidemologi Penyakit Menular dan Tidak Menular: Panduan Klinis. Bandung: Alfabeta Jane P dan Kenneth C. 2010. Management Information System. Jakarta: Salemba Empat Lapau, Buchari. 2012. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Miswar, Dedy. 2013, Kartografi Tematik. Bahan Ajar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung. O’Brian, James dan Marakas, George. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Prahasta, Eddy. 2005. Konsep Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: CV.Informatika. Prahasta , Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung: Informatika. 81 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI. Suntoyo, Danang. 2014.Sistem Informasi Manajemen (Perspektif Organisasi). Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian:Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto

82 ISBN: 978-979—3649-96-2

Unisbank Semarang, 28 Juli 2016