PENANAMAN KARAKTER ANAK USIA 5-6 TAHUN PADA MASYARAKAT SAMIN KARTIKA RINAKET ADHE PAUD PPs Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang, Wonokromo, Surabaya. Timur. E-mail:
[email protected] Abstract: This study aims to: (1) decrypting the Samin community history, (2) Describe the teachings Samin community, (3) Describe the teachings Samin community in planting honest in children aged 5-6 years, (4) Describe how to preserve honest habituation in children aged 5-6 years in Samin community. This study is a qualitative research with ethnographic study of research types. Analysis of the model data used Miles and Huberman. The research data obtained from observation, documentation, and manufacturing of field notes. The findings of this study indicate that: (1) Samin is a movement of ordinary people called Samin community, (2) have Samin Society prevailing doctrine binds all citizens into Samin, (3) On the cultivation of character Samin community for children ages 5 -6 begins with a wedding that is a good thing, then in the family instilled with a real example is also the form of advice by parents, (4) Habituation Samin community character in children aged 5-6 years is also carried on the family, community, and school . Keywords: Planting and Habituation, Character, Children aged 5-6 years
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendekripsikan sejarah masyarakat Samin; (2) Mendeskripsikan ajaran masyarakat Samin; (3) Mendeskripsikan ajaran masyarakat Samin dalam penanaman jujur pada anak usia 5–6 tahun;dan (4) Mendeskripsikan cara melestarikan pembiasaan jujur pada anak usia 5–6 tahun di masyarakat Samin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian study etnografi. Analisis data yang digunakan yaitu model Miles dan Huberman. Data penelitian ini diperoleh dari observasi, dokumentasi, dan pembuatan catatan lapangan. Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Samin merupakan sebuah masyarakat pergerakan yang biasa disebut dengan masyarakat Samin, (2) Masyarakat Samin memiliki ajaran yang berlaku mengikat kedalam seluruh warga masyarakat Samin, (3) Pada penanaman karakter masyarakat Samin untuk anak usia 5-6 diawali dengan hal yang baik yakni pernikahan, kemudian di dalam keluarga di tanamkan dengan contoh nyata juga berupa nasehat oleh orang tua, (4) Pembiasaan karakter masyarakat Samin pada anak usia 5-6 tahun juga dilakukan pada lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Kata kunci: Penanaman dan Pembiasaan, Karakter, Usia 5-6 tahun
Indonesia
adalah
negara
Jawa Timur setidaknya memiliki
yang sangat kaya, memiliki ribuan
lebih dari lima suku yang menyebar
pulau, aneka budaya, banyak suku
di seluruh bagian pulau yakni Suku
bangsa, beraneka ragam bahasa, dan
Jawa, Suku Madura, Suku Tengger,
sumber daya alam yang melimpah.
185
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
Suku Osing, dan Masyarakat Samin.
budaya nasional. Budaya yang ber-
Masyarakat Samin tinggal disebagian
kembang dalam masyarakat bersum-
pedalaman Kabupaten Bojonegoro.
ber dari keyakinan agama, adat
Masyarakat Samin memiliki karak-
istiadat, tradisi, hubungan kekerabat-
teristik yang unik dan berbeda
an, komunikasi antar manusia dan
dengan
yakni
etika yang dapat dijadikan nilai
masyarakat Samin mengedepankan
sebagai visi yang diterapkan dalam
kejujuran sebagai lambang kemulia-
kehidupan sehari-hari. Nilai dari
an. Terkait dengan budaya jujur,
budaya akan tetap terjaga ketika
kejujuran
terdapat transfer nilai budaya secara
suku
di
yang
lain
Indonesia
saat
ini
sedang mengalami krisis yang men-
berkesinambungan
colok hal tersebut bisa dilihat dari
termuda yakni anak, hal ini dikare-
urutan
Korupsi
nakan oleh anak yang nantinya akan
secara internasional. Hasil survei
mewarisi dan meneruskan budaya
menunjukkan bahwa Indonesia bera-
yang ada.
Indeks
Presepsi
da pada peringkat 110 dengan nilai
pada
Perkembangan
generasi
anak
usia
indeks 2,8, dan pada 2011 naik
dini memerlukan pendidikan yang
menjadi peringkat 100 dari 182
tepat dalam setiap tahapannya untuk
negara
3,0
mengoptimalkan seluruh kemampuan
tersebut
yang dimiliki oleh anak. Bentuk
menunjukan degradasi yang sangat
pendidikan untuk anak usia dini,
signifikan
presepsi
meliputi: pendidikan formal, pendi-
korupsi di setiap tahunnya. Penyebab
dikan non formal, pendidikan infor-
hal tersebut adalah krisis kejujuran,
mal. Tujuan dari sebuah pendidikan
tercabutnya karakter bangsa, dan
formal, non formal, dan informal
tergesernya budaya karena persaing-
yakni tercapainya berkembangnya
an global.
potensi peserta didik agar menjadi
dengan
(Wulandari,
nilai
2013).
pada
index
Hal
indeks
Budaya lokal digali dari
manusia yang beriman dan bertakwa
budaya daerah sedangkan budaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
daerah merupakan sumber kekayaan
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
186
Penanaman Pendidikan Kartika Rinakit Adhe
Karakter
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
membutuhkan good character, yaitu
warga negara yang demokratis serta
orang-orang yang senang belajar,
bertanggung jawab. Salah satu ke-
terampil
mampuan yang diharapkan berkem-
komunikator yang efektif, berani
bang dan melekat pada diri anak
mengambil resiko, punya integritas
dalam jangka panjang dari seluruh
jujur, dapat dipercaya, dapat diandal-
jalur pendidikan adalah keterampilan
kan, penuh perhatian, toleransi, dan
sosial untuk tercapainya akhlak yang
luwes yang bisa bersaing kelak.
mulia. Pembiasaan yang positif akan
Pembangunan karakter pada saat ini
memunculkan perilaku positif. Peri-
sangatlah
laku positif yang ditanamkan sejak
perhatian khusus oleh pemerintah.
dini adalah kepedulian dan empati,
Setelah melakukan grandtour untuk
kerjasama, berani, keteguhan hati
mengetahui tentang keunikan salah
dan komitmen, adil, suka menolong,
satu suku di Jawa Timur yakni Suku
kejujuran
humor,
Samin pada 20 September 2013 pada
mandiri dan percaya diri, loyalitas,
pemerintah daerah Bojonegro ada
sabar, rasa bangga, banyak akal, dan
beberapa informasi yang diperoleh
sikap respek. Pembentukan karakter
peneliti. Informasi yang diperoleh
jujur dapat diperoleh dari faktor
bahwa: (1) Masyarakat Samin ber-
lingkungan (nurture) yang mempe-
mukim dibagian barat kabupaten
ngaruhi perkembangan nilai pada
Bojonegoro, kurang lebih 4 km dari
anak. Perpaduan atau hasil interaksi
jalan raya, dan terletak di dalam
antara nature dengan nurture men-
hutan jati; (2) Pinisepuh Masyarakat
jadi tolak ukur perkembangan sosial
Samin bernama Hardjo Kardi; dan
anak.
(3) sampai saat ini Masyarakat
dan
integritas,
menyelesaikan
penting
dan
masalah,
menjadi
yang
Samin terkenal dengan kejujurannya
diungkapkan oleh Megawangi di
yang dipegang hingga sekarang.
koran
2006
Studi pendahuluan pada masyarakat
menyatakan bahwa tuntutan kualitas
Samin pada 30 September 2013
sumber daya manusia tahun 2021
menunjukkan bahwa masyarakat
Penelitian
di
Republika
Amerika
14
Mei
187
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
samin: (1) sangat terbuka pada
dimiliki. Dengan demikian, diperlu-
masyarakat umum; (2) memiliki
kan kajian lebih mendalam melalui
sejarah panjang mengenai ajaran
suatu penelitian empiris mengenai
yang dipegang hingga kini; (3)
bagaimana proses transfer nilai ajar-
memiliki ajaran yang dilaksanakan
an samin pada anak usia 5–6 tahun di
dan
masyarakat Samin Bojonegoro.
dipatuhi
dari
generasi
ke
generasi; dan (4) perilaku jujur
Fatchul Mujib “Penelitian
masyarakat Samin terlihat dalam
tentang Islam di masyarakat Samin”
kehidupan sehari-hari, baik pada diri
pada tahun 2010 menjelaskan bahwa
sendiri maupun pada lingkungan
terdapat
sosial.
terhadap ajaran islam dari masa ke
pergeseran
pemahaman
Masyarakat Samin meme-
masa dan terdapat perluasan ajaran
gang teguh kepercayaannya yakni
islam di masyarakat Samin tanpa
salah satunya jujur karena dianggap
mengurangi nilai-nilai budaya yang
sebagai sumber kemuliaan dan hal
tertancap kuat dan melekat pada diri
tersebut berlaku hingga sekarang.
masyarakat Samin. Penelitian yang
Penanaman nilai pada masyarakat
dilakukan oleh Qomariah Alwi pada
Samin selain kejujuran juga terdapat
tahun 2009 tentang “Budaya Suku
usaha pengendalian diri, selalu ber-
Amunge dan Suku Kamoro dalam
taqwa pada Tuhan Yang Maha Esa,
Pemeliharaan Kehamilan dan Persa-
selalu mawas diri, sabar dalam
linan (Studi Etnografi di Wilayah
menghadapi cobaan. Pemahaman ini
Kontrak Kerja PT Freeport Indonesia
sangat kental dalam masyarakat dan
di Kabupaten Mimika Papua)” men-
menjadi tuntunan dalam kehidupan
jelaskan tentang perilaku ibu-ibu
bermasyarakat, berbangsa, dan ber-
Suku Amunge dan Suku Kamoro
negara.
yang
dalam pemeliharaan kehamilan dan
hingga kini tetap memegang teguh
persalinan dapat disimpulkan bahwa
budaya asli yang dimiliki ketika
terdapat 16 tema budaya yang mela-
masyarakat yang lain sudah mulai
tarbelakangi
meninggalkan
tersebut.
Masyarakat
Samin
budaya
asli
yang
perilaku
ibu-ibu
188
Penanaman Pendidikan Kartika Rinakit Adhe
Hubungan
antara
Manusia,
Masyarakat, dan Kebudayaan
Karakter
hanya akan dapat dimungkinkan oleh adanya budaya.
Manusia hidupnya selalu di
Manusia, masyarakat, dan
dalam masyarakat (Prasetya, 1998:
kebudayaan merupakan satu kesatu-
32). Hidup bermasyarakat adalah
an yang tidak dapat dipisahkan
rukun bagi manusia agar benar-benar
dalam arti yang utuh. Masyarakat
dapat mengembangkan budayanya
tidak dapat dipisahkan dari manusia
dan mencapai kebudayaan. Tanpa
karena hanya manusia yang dapat
masyarakat hidup manusia tidak
hidup bermasyarakat dengan manu-
dapat menunjukkan sifat-sifat kema-
sia lain dan saling memandang
nusiaan yang berupa tenggang rasa,
sebagai penanggung kewajiban dan
kerjasama dan hal sosial lain yang
hak. Begitu pula sebaliknya manusia
bertujuan untuk menciptakan keru-
tidak dapat hidup dipisahkan dari
kunan. Masyarakat adalah kumpulan
masyarakat. Seorang manusia yang
manusia yang hidup dalam suatu
tidak
daerah tertentu, yang telah cukup
bermasyarakat, tidak dapat mencapai
lama, dan mempunyai aturan-aturan
sebuah kebudayaan karena yang ada
yang
untuk
hanyalah perilaku yang tidak ada
menuju kepada tujuan yang sama
pengakuannya. Dengan kata lain
(Prasetya, 1998: 36). Manusia akan
dimana orang hidup bermasyarakat
memperoleh kecakapan, pengetahuan
disana akan timbul kebudayaan.
mengatur
mereka,
pernah
mengalami
hidup
baru sehingga akan selalu bertambah kualitas hidupnya. Jadi hubungan
Karakter
manusia dengan kebudayaan akan
Karakter adalah kebulatan
sangat erat sekali, hal ini dikarenakan
jiwa manusia yang mewujud dalam
oleh
mungkin
kesatuan gerak pikiran, perasaan, dan
timbul tanpa adanya masyarakat, dan
kehendak atau kemauan yang kemu-
eksistensi
masyarakat
tersebut
dian menghasilkan tenaga untuk
sedangkan
eksistensi
masyarakat
senantiasa memikirkan, merasakan
kebudayaan
tidak
serta selalu memakai ukuran, tim-
189
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
bangan, dan dasar-dasar yang tetap
2003: 103). Karakter sangat sarat
(Dewantoro, 2004: 25). Pandangan
dengan nilai-nilai kebajikan yang
Ki
mengenai
senantiasa musti mendapat tempat
pendidikan karakter antara lain: (1)
untuk dilatihkan dalam perbuatan
Pendidikan watak (karakter) bagian
agar terbentuk sebuah kebiasaan
yang tidak terpisahkan dalam sistem
dalam tatanan kehidupan masyarakat
pendidikan nasional, yang diberikan
yang beradab. Macam-macam karak-
sejak umur 4-21 tahun; (2) Pendi-
ter yang diajar-kan dalam kehidupan
dikan karakter membentuk mental
sehari-hari mampu menjadi sendi
atau sikap yang baik dan meng-
dalam jiwa yang berkarakter di
hilangkan mental atau perilaku buruk
masyarakat yaitu tanggung jawab,
(sikap jujur, disiplin, bertanggung
kerjasama,
jawab, demokratis, tidak mementing-
sayang, disiplin diri, tenggang rasa,
kan diri sendiri, berani, rela berkor-
toleransi,
ban, tidak merusak, tidak menyakiti
optimisme, ketekunan, berwawasan
orang lain, hidup sehat dan bersih,
masa depan, keberman-faatan, dan
hormat kepada orang tua, toleran,
kejujuran.
Hajar
Dewantara
rasa
hormat,
semangat,
kasih
pertemanan,
empati, dan cita tanah air); (3) Pendidikan karakter bagi anak usia dini
a. Karakter Jujur
dapat dilakukan terutama oleh orang
Jujur dalam bahasa Arab
tua dan guru melalui pembiasaan
dikenal dengan istilah shidi (ash-
atau percontohan dalam berbagai
shidqu) yang artinya jujur atau benar.
kegiatan
bercerita,
Jujur dalam bahasa sehari-hari sering
menggambar, bermain dengan alat
diterjemahkan sebagai sikap terbuka
permainan tradisional, menyulam,
yaitu tidak ada suatu yang dirahasia-
bernyanyi (Masnipal, 2004: 247).
kan atau ditutup-tutupi. Jujur bisa
pembelajaran
Pembentukan karakter yang
dipandang sebagai itikad baik dan
dapat menjadi perilaku yang konsis-
kemauan untuk menuruti suara hati
ten harus melibatkan aspek knowing,
(Ilyas, 2004: 73). Kejujuran dapat
understanding, feeling, action (Sidi,
diartikan sebagai sifat ketulusan hati
190
Penanaman Pendidikan Kartika Rinakit Adhe
Karakter
dan kelurusan hati. Jujur merupakan
afeksi, dan psikomotor, sedangkan
salah satu sifat yang terpuji dan
menurut Ki Hajar Dewantara ada
kunci sukses dalam kehidupan sosial.
daya
bentuknya jujur dapat dibedakan atas
(Masnipal: 253). Berdasarkan oleh
jujur dalam perkataan, pergaulan,
pembagian domain di atas, nilai-nilai
kemauan, dan berjanji (Ilyas, 2004:
moral lebih dekat atau masuk dalam
75). Jujur adalah sikap ketika kita
bagian dari domain yang mengarah
melakukan perbuatan atau bertutur
pada dalam ranah afeksi, rasa, atau
sesuai dengan keadaan sebenarnya
heart yang merupakan bagian yang
tanpa
maupun
lainnya. Pada anak usia dini terdapat
menipu. Orang yang jujur akan
lima aspek dasar yang dikembangkan
cenderung melakukan hal yang benar
pada
dengan cara-cara yang benar pula
dalam kehidupan sehari-hari yakni
tanpa ada manipulatif. Jujur dapat
kognitif, bahasa, fisik atau motorik
dibagi
menjadi
bagian
emosi, dan sosial yang merupakan
yakni:
(1)
with
perkembangan dari ketiga domain di
ada
kebohongan
beberapa
Being
honest
yourself; (2) Honesty with your parents; (3) Honesty with your
cipta,
dirinya
rasa,
dan
sebagai
karsa
kebutuhan
atas. Berdasarkan
hal
tersebut
friends; (4) Honesty in games; (5)
maka karakter masuk dalam lingkup
Honesty at school; (6) Honesty in
emosi dan sosial atau pada lingkup
your community (Ilyas, 2004: 9).
agama dan moral lebih spesifik dari seluruhnya adalah mengerus pada
b. Pengembangan Karakter pada
moral, tetapi seluruh hal tersebut sangatlah berkaitan oleh karena itu
Anak Usia Dini Menurut Pestalozzi ada tiga
tidak dapat dibuat dalam lingkup
domain (ranah) utama untuk dikem-
sendiri. Jadi jika kembali pada arti
bangkan
secara
karakter secara harfiah, maka lebih
seimbang dalam diri anak didik
cepat jika nilai-nilai karakter menjadi
yakni
heart.
bagian dari lingkup pengembangan
kognisi,
agama dan moral, terlebih khusus
ataupun
head,
Menurut
diasah
hand,
Bloom
and
yakni
191
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
pada moral sebab karakter merupa-
tugas, unjuk kerja, bercerita, ataupun
kan nilai-nilai mental atau moral
bercakap-cakap. Keberhasilan pena-
yang menjadi jati diri seseorang atau
naman pendidikan karakter lebih
suatu bangsa. Pendidikan karakter
dilihat dari perubahan sikap dan
adalah bagian tak terpisahkan dari
perilaku anak secara perlahan dan
program pendidikan anak usia dini
bertahap.
serta aspek yang hendak dikembang-
penanaman karakter dilakukan secara
kan pada diri anak usia dini. Hal ini
bertahap dengan mempertimbangkan
berarti bahwa pendidikan karakter
tahap perkembangan dan usia anak.
dikembangkan bersama-sama dengan
Penanaman karakter pada anak usia
lingkup lainnya, yaitu aspek kognitif,
5-6 tahun dijabarkan dalam aspek
bahasa, fisik motorik, sosioemsional,
perkembangan
agama dan moral. Khususnya pada
agama, contoh lingkup perkembang-
moral karena karakter adalah sejum-
an moral kelompok 5–6 tahun yaitu:
lah nilai-nilai moral. Pendidikan
(1)
karakter diberikan secara berkesi-
ramah, dan santun; (2) Memahami
nambungan dan terus-menerus dise-
jiwa gotong royong; (3) Mencintai
tiap kesempatan.
persaudaraan dan tanah air; (4)
Pada
Menjadi
anak
nilai
pribadi
usia
moral
dini,
dan
bersahabat,
Pembentukan nilai-nilai ka-
Membiasakan suka bekerja keras; (5)
rakter kepada anak usia dini membu-
bertanggung jawab dan mandiri; (6)
tuhkan contoh figur nyata dari orang
Membiasakan hidup disiplin; (7)
tua, guru maupun lingkungan. Keter-
Hormat pada orang tua dan guru: (8)
libatan orang tua atau keluarga anak
Memahami sikap hidup demokratis,
sangat penting dalam menanamkan
cinta, dan tanggung jawab pada
nilai-nilai moral dalam kehidupan
lingkungan; dan (9) Menjadi pribadi
anak
yang jujur dan adil.
dirumah
Karakter
dapat
dan
maysarakat. dikembangkan
dengan berbagai metode, seperti melalui budaya asli daerah yang positif, bermain peran, pemberian
192
Penanaman Pendidikan Kartika Rinakit Adhe
c. Tahap Pendidikan Karakter Pendidikan karakter anak harus
disesuaikan
Budaya
dalam
Perkembangan Anak Usia Dini
dunia
Vygotsky mengakui bah-
anak, dengan kata lain pendidikan
wa di dalam perkembangan seolah-
anak
dengan
olah muncul dari anak sendiri dari
tahap-tahap pertumbuhan dan per-
desakan atau temuan-temuan spontan
kembangan anak. Pada fase 5–6
mereka, namun setelah itu partum-
tahun anak diajari budi pekerti,
buhan jiwa sangat dipengaruhi oleh
terutama
dengan
garis budaya dari perkembangan
nilai-nilai karakter sebagai berikut:
(crain, 2007: 343). Masa usia dini
jujur; mengenal yang mana benar
merupakan masa fundamental untuk
dan salah; mengenal mana baik dan
menggabungkan seluruh kemampuan
buruk; mengenal mana yang diperin-
anak, baik kognitif, afektif, psiko-
tah (dibolehkan) dan mana yang
motorik, bahasa, sosioal emosional,
dilarang (yang tidak dibolehkan).
dan spiritual. Karakteristik anak usia
Pendidikan
merupakan
dini adalah sebagai berikut: (1)
nilai karakter yang harus ditanamkan
bersifat egosentris, (2) memiliki rasa
pada anak sedini mungkin karena
ingin tahu yang besar, (3) memiliki
kejujuran merupakan kunci kehidup-
daya konsentrasi yang pendek, (4)
an.
harus
anak bersifat unik, (5) memiliki daya
keluarga,
fantasi yang besar dan (6) cenderung
sekolah dan lingkungan. Jika pendi-
meniru perilaku orang dewasa. Pada
dikan kejujuran dapat dilakukan
proses belajar sosial anak akan mem-
secara efektif berarti kita telah
perhatikan sekitarnya dan melakukan
membangun landasan yang kokoh
proses-proses imitatif dalam perkem-
berdirinya suatu bangsa.
bangan kepribadiannya.
harus
dengan
Sosial
Karakter
disesuaikan
yang berkaitan
kejujuran
Pendidikan
diintegrasikan
kejujuran
kedalam
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
193
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
penelitian etnografi. Sumber-sumber
a. Sejarah Masyarakat Samin
data penelitian antara lain: masya-
Masyarakat Samin dikenal
rakat budaya, tokoh masyarakat,
sebagai sebuah suku bangsa dikuat-
tokoh adat, masyarakat setempat dan
kan
budaya Masyarakat Samin. Subyek
nasional melalui survey yang menye-
penelitian adalah budaya Masyarakat
butkan bahwa Masyarakat Samin
Samin dalam pembiasaan karakter
adalah salah satu suku bangsa yang
jujur pada anak usia 5–6 tahun.
berada di Jawa Timur (data badan
Lokasi penelitian adalah Masyarakat
pusat statistik, 2010). Masyarakat
Samin yang terletak di Dusun Jepang
Samin tidak hanya sebuah suku
Desa
Kecamatan
bangsa tapi juga merupakan masya-
Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.
rakat pergerakan di zaman penja-
Teknik
pada
jahan Belanda. Pergolakan Raden
penelitian ini adalah melalui cara
Surowijoyo yang frontal pada pihak
pengamatan langsung, peneliti ber-
Belanda dengan tujuan membela
peran serta, dan wawancara menda-
rakyat jelata yang dikala itu menga-
lam dan mengumpulkan berbagai
lami hidup kesusahan. Kemudian
dokumen
budaya
diteruskan oleh Surosentiko dengan
Masyarakat Samin. Hasil penelitian
pergerakan yang lebih tertata, dan
dianalisis
tidak frontal, anti kekerasan, memi-
Margomulyo
pengumpulan
terkait
data
dengan
menggunakan
model
oleh
badan
pusat
statistik
liki langkah halus dan cenderung
Spradley.
metafisis, menghindari perang dan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian di lapangan tentang penanaman karakter anak usia 5-6 tahun di masyarakat Samin memperoleh yaitu:
berbagai
penemuan,
pertumpahan darah, sehingga berbeda dengan gerakan perlawanan lain yang umumnya berlumuran darah. Gerakan
Samin
mampu
membuat pihak Belanda kelabakan dengan aksinya yang tidak mau membayar pajak serta mengajak para pengikutnya untuk menarik diri dan
194
Penanaman Pendidikan Kartika Rinakit Adhe
Karakter
membatasi pergaulan hanya dengan
dan damai. Ajaran-ajaran Samin
pengikut
Perjuangan
dilestarikan dan ajarkan secara turun-
Surosentiko diteruskan oleh Suro
temurun sebagai pedoman hidup
Kamidin yang merupakan putra dari
bermasyarakat. Ajaran Samin men-
Surosentiko. Pergerakan masyarakat
jadi aturan hidup masyarakat Samin
Samin akhirnya menetap disebuah
yang tidak boleh di tinggalkan.
hutan yang jauh dari jangkauan
Ajaran Samin, meliputi:
belanda yakni di Dusun Jepang.
1. Agama Adam merupakan senjata
Samin.
Setelah Suro Kamidin meninggal
dalam hidup
dunia masyarakat Samin berganti
2. Jangan mengganggu orang lain,
pemimpin yakni Hardjo Kardi sam-
jangan suka bertengkar antara satu
pai sekarang. Ikatan antara masyara-
dengan yang lain, jangan suka iri
kat Samin sangat kuat, menyebabkan
hati atas kepemilikan orang lain,
masyarakat
jangan suka mencuri barang orang
Samin
terkontaminasi
tidak
dengan
mudah
hal
yang
lain.
negatif meski berada di era modern
3. Jadi orang harus tetap sabar dan
masyarakat Samin tetap memegang
tawakal, jangan sampai takabur
teguh ajaran yang disampaikan oleh
pada sesama, apalagi mengambil
nenek moyangnya.
barang milik orang lain tanpa seijin pemiliknya. Jangankan me-
b. Ajaran Masyarakat Samin Budaya non fisik yang berada pada masyarakat Samin lahir dari ajaran-ajaran Samin yang menekankan pada karakter kehidupan dan
ngambil barang orang lain, ketika menjumpai barang yang tercecer dijalanpun akan dijauhi. 4. Manusia hidup harus mengerti hakikat kehidupan itu sendiri.
manusia.
5. Kalau berani harus benar-benar
Ajaran Samin menekankan pada dua
berani begitu juga kalau takut
hal, yaitu hubungan dengan Tuhan
harus benar-benar
dan hubungan dengan manusia yang
kalau tidak mau disakiti orang lain
harus dijaga agar hidup selalu tenang
jangan menyakiti orang lain.
pembentukan
karakter
takut.
Dan
195
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
6. Ketika anak muda ada yang
dilestarikan dan diajarkan secara
meninggal dunia, maka rohnya
turun-temurun kepada masyarakat
akan dititipkan pada roh yang
Samin. Karakter-karakter yang lahir
masih hidup. Sewaktu bayi yang
dari budaya Samin ini dipercaya
lahir dalam keadaan telan-jang
akan memberikan tuntunan yang baik
dengan
bagi kehidupan masyarakat Samin.
mengeluarkan
suara pertanda
Hal ini sesuai dengan teori
bahwa roh bertemu dengan jasad-
yang di kemukakan oleh Joko Tri
nya.
maka
Prasetyo bahwa budaya memberikan
orang harus sabar dan tawakal
karakter yang menjadi aturan hidup
terus menerus. Jadi roh tidak
atau hukum tidak tertulis dalam
pernah mati dan tetap berkumpul
masyarakat yang diajarkan secara
dengan yang masih hidup.
turun-temurun. Kebudayanan Samin
tangisan,
merupakan
Ketika
meninggal
7. Keturunan, penyebutan, saudara laki-laki,
saudara
perempuan,
mempunyai karakter yang dapat membentuk
pribadi
masyarakat
Samin, seperti: jujur, gotong royong,
kematian yang bergantian. ma-
ikhlas, simpati, dan empati. Karakter
khluk sosial, oleh karena itu kodrat
jujur masyarakat Samin meliputi
manusia adalah hidup bersama dalam
jujur dalam perkataan, perbuatan,
sebuah masyarakat yang mempunyai
dan keinginan.
Manusia
merupakan
karakter dan budaya. Karakter dan
Karakter jujur di masyarakat
budaya lahir sebagai bentuk aturan
Samin sudah tertanam dalam diri
yang tidak tertulis. Karakter budaya
masing-masing dan yang terwujud
dapat menjadi hukum alam. Manusia
dalam pengucapan dan perilaku.
yang bermasyarakat akan menggu-
Karakter jujur yang ada di masya-
nakan
untuk
rakat Samin tidak hanya sekedar
mengatur hidupnya. Budaya Samin
karakter yang diajarkan secara turun-
mempunyai karakter yang menjadi
temurun, melainkan sebuah tradisi
aturan hidup masyarakat Samin.
masyarakat yang dilestarikan sampai
Karakter-karakter
sekarang.
budaya
yang
ada
kehidupan
ini
Karakter
ajaran
yang
196
Penanaman Pendidikan Kartika Rinakit Adhe
menjadi budaya mayarakat Samin
Karakter
1. Lingkungan Keluarga
dan pedoman hidup secara tidak
Penanaman karakter pada
tertulis. Aturan dan karakter yang
anak khususnya jujur di lingkungan
lahir dari ajaran nenek moyang yang
keluarga dilakukan dengan berpe-
masih
dijadikan
doman pada ajaran Samin yang
pedoman dalam hidup bermasyarakat
berlaku, dan tercermin pada pem-
menjadi ciri khas bagi masyarakat
berian contoh sikap langsung oleh
Samin.
orang tua dalam kegiatan sehari-hari
digunakan
dan
dengan memberikan nasehat-nasehat, c. Penanaman Karakter Masya-
selain itu pola penanaman karakter
rakat Samin pada Anak Usia 5-
khususnya jujur pada anak usia dini
6 Tahun
juga terlihat pada pola asuh orang
Penanaman karakter pada
tua. Hal tersebut sejalan dengan yang
masyarakat Samin secara umum
disebutkan
sama seperti dengan masyarakat
Kluckhon mengartikan kebudayaan
yang lain, yaitu melalui berbagai
sebagai pola eksplisit dan implisit,
dimensi
saling
perilaku dipelajari dan diwariskan
bertautan. Penanaman karakter jujur
melalui simbol-simbol yang merupa-
di Samin menekankan pada tiga
kan prestasi khas manusia, dan
lingkungan kehidupan anak yaitu:
termasuk
lingkungan
budaya baik materi atau non materi.
lingkungan
keluarga,
yang
masyarakat,
oleh
Kroeber
perwujudannya
dan
dalam
Samin
Karakter jujur akan dilaksa-
mempercayai bahwa orang yang baik
nakan anak di kehidupan sehari-hari.
selamanya, sekalinya ia baik maka
Selain karakter jujur, anak usia dini
akan terus jadi baik. Penanaman
di Samin telah menerapkan karakter
diawali dengan pernikahan yang
tanggung jawab, empati, simpati,
melibatkan doa dari seluruh warga
sederhana, syukur, tanggung jawab
masyarakat itulah timbul adanya
dan mandiri di lingkungan keluarga.
keluarga baru, dan menjadi awal hal
Anggota keluarga menjadi pusat
baik yang akan dimulai.
pendidikan utama dan pertama bagi
dan
sekolah.
Masyarakat
197
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
anak
usia
dini.
Setiap
anggota
berpamitan
dengan
orang
tua.
keluarga memiliki peranan dalam
Karakter jujur dilestarikan di ling-
menanamkan
khususnya
kungan masyarakat dengan saling
karakter jujur pada anak usia dini.
menjaga barang milik orang lain dan
Anak mudah menyerap pengetahuan
milik diri sendiri. Hal yang demikian
sesuai dengan prinsip pendidikan
akan mampu bertahan sepanjang
yang
Pestalozzi
jaman ketika menjadi masyarakat
yakni anak pada dasarnya memiliki
homogen. Selain karakter jujur juga
pembawaan yang baik, dan ling-
tercermin karakter lain pada diri anak
kungan keluarga merupakan ling-
usia dini ketika bermasyarakat adalah
kungan pertama bagi anak dalam
tang-gungjawab pada tugas yang di
membentuk kepribadian anak, jadi
emban, mandiri menjalankan kewa-
ketika keduanya di intergrasikan
jiban tanpa perlu di bantu dan
maka
perduli terhadap hal yang terjadi
karakter
diutarakan
oleh
anak
akan
tumbuh
dan
berkembang
sesuai
ajaran
yang
pada lingkungan sekitar.
berlaku. Pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh karena anak yang
3. Lingkungan Sekolah
imitasi
Lingkungan sekolah meru-
akan cepat belajar dari anggota
pakan lingkungan pendidikan anak
keluarga dan menerapkan pada kehi-
secara formal. Di era globalisasi saat
dupan sehari-hari.
ini Masyarakat Samin mendukung
mempunyai
karakteristik
adanya pendidikan. Hal ini terbukti 2. Lingkungan Masyarakat
sudah dibangun pendidikan anak usia
Karakter jujur anak usia dini
sejak 2012 bernama RA AL-Huda.
akan diadaptasi dan diaplikasi dalam
Meski terbatas dalam bidang pendi-
lingkungan masyarakat. Anak selalu
dikan dulunya, namun ikatan antara
menepati janji ketika berjanji dengan
masyarakat sangatlah kuat dan ditun-
teman, tidak mengakui barang milik
jukan dalam interaksi sosial. Dalam
orang lain, tidak melakukan kecu-
kehidupan
rangan, dan berkata jujur ketika
Saminisme nampak jelas dan diprak-
sehari-hari
ajaran
198
Penanaman Pendidikan Kartika Rinakit Adhe
Karakter
tikkan langsung. Kedua hal tersebut
Ajaran Saminisme dimasuk-
menjadi penunjang majunya pendi-
an atau diajarkan atau ditanamkan
dikan di Samin. rata-rata jenjang
secara tidak langsung adalah dengan
pendidikan masyarakat rendah, tapi
nasehat-nasehat yang disampaikan
budaya setempat berkaitan dengan
oleh guru dalam pembentukan peri-
ajaran Saminisme tetap melekat kuat
laku anak di sekolah yang tetrin-
serta teraplikasi dalam kehidupan
tegrasi dengan lingkungannya. Terin-
sehari-hari meski tanpa diajarkan
tegrasi adalah terdapatnya kesinam-
secara formal di dalam gedung
bungan antara apa yang diajarkan
sekolah.
orang tua pada anak di rumah, guru pada
pada siswa, serta masyarakat Samin
bidang pendidikan oleh masyarakat
dalam berkehidupan sosial. Cara lain
Samin bervariatif mulai dari fisik
dalam menanamkan karakter yang
maupun non fisik. Dukungan berupa
sesuai dengan ajaran masyarakat
fisik adalah dengan membangun
Samin adalah dengan tenaga penga-
infastruktur yang berupa gedung
jarnya adalah dari masyarakat Samin
sekolah juga akses jalan menuju
sendiri. Dengan tenaga pengajar
sekolah. Sekolah yang telah diba-
adalah dari masyarakat Samin hal ini
ngun pada daerah dimana masyarakat
membuat ikatan tersendiri dengan
Samin tinggal adalah Sekolah dasar
anak didiknya. Dalam keseharian
dan taman kanak-kanak. Bentuk
secara tidak langsung anak-anak
dukungan lainnya yang berbentuk
melihat contoh yang diberikan oleh
non fisik adalah dengan memasukkan
guru sebagai bentuk tauladan bagi
ajaran Saminisme secara tidak lang-
anak yang nantinya akan anak ikuti
sung pada sekolah-sekolah tersebut.
dalam kegiatan sehari-hari.
Bentuk
Memasukkan
dukungan
ajaran
Saminisme
secara tidak langsung pada sekolah dapat dilihat dengan cara mengajar, yang
terintegrasi
dengan
ajaran
SIMPULAN Hasil
penelitian
tentang
penanaman karakter pada anak usia
Samin.
199
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
5-6 tahun di Samin, menghasilkan kesimpulan, sebagai berikut: 1. Samin merupakan sebuah masyarakat pergerakan yang biasa disebut dengan masyarakat Samin. 2. Masyarakat Samin memiliki ajaran yang berlaku mengikat kedalam seluruh warga masyarakat Samin. 3. Penanaman karakter masyarakat Samin untuk anak usia 5-6 diawali dengan hal yang baik yakni pernikahan, kemudian di dalam keluarga di tanamkan dengan contoh nyata juga berupa nasehat oleh orang tua. 4. Pembiasaan karakter masyarakat Samin pada anak usia 5-6 tahun dilakukan pada lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Crain, William. Teori Perkembagan, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Data Badan Pusat Statistik. Survei suku bangsa di Indonesia. Jakarta, 2010.
Departemen Dalam Negeri. Rekapitulasi jumlah pulau di Indonesia. Jakarta, 2004. Dewantara, Ki Hajar. Pendidikan. Yogyakarta, Majelis Luhur Pengurus Taman Siswa, 2004. Durkheim, Emile. Moral Education. London: Free press of Glencoe, 1993. Foster, George M. Traditional Culturess and the Impact of Technological Change. New York: Harper & Row Publishers, 1992. Ilyas. Korupsi dalam Perspektif Agama-agama, Panduan untuk Pemuka Umat. Yogyakarta:LP3 Universitas Muhamadiah Yogyakarta, 2005. Lickona,Thomas. Educating Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. USA: Bantam book, 1992. Masnipal. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional, Jakarta: 2013. Mintarjo, Bambang S. Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Universitas Trisakti, 1997. Morrison, George S. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Edisi ke lima. Jakarta: Indeks, 2012. Schaefer, Richard T dan Robert P. Lamm. Sosiology. USA: McGraw-Book Company, Inc., 1992.
200