Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages
ISSN 2302-0156 pp. 12- 20
PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 62 KOTA BANDA ACEH Ihsan1, Djailani1, AR2, Sakdiah Ibrahim3 1) 2,3)
Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
email:
[email protected]
Abstract: School-based management is school management system that gives the school the authority and power to regulate school in accordance with school’s potential, demand and the need. This research aimed to find out principal’s leadership in improving the quality of education, implementation, and obstacles faced in implementing school-based management. To achieve these objectives, this research employed qualitative approach. Data was collected through interview, observation, and documentation study. The procedures of data analysis were data reduction, data display, and verification. The research subjects were principal, vice-principal, and teachers. The results showed that; (1) principal leadership in improving the quality of education was implemented by adjusting the policy rules and school’s objectives, combining the work system with school’s resources in order to obtain high achievement with a focus on improving the learners’ quality. (2) The implementation of school-based management to achieve education programs was implemented by formulating the socialization stages, vision, mission, school’s objectives, school’s challenges, and SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threats) analysis. (3) The obstacles were not arisen in implementing school-based management if it was viewed from staff/employees condition. The teacher condition was not good in discipline and responsibility and the school was not good in government transportation. Keywords: School Based Management, and Quality of Education. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, implementasi manajemen berbasis sekolah dalam pencapaian program pendidikan, dan kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dilakukan dengan menyesuaikan aturan kebijakan dan tujuan pokok sekolah, memadukan sistem kerja dengan sumber daya sekolah agar memperoleh prestasi yang tinggi dengan fokus pada pengembangan mutu peserta didik; (2) Implementasi manajemen berbasis sekolah dalam pencapaian program pendidikan dilakukan dengan tahapan sosialisasi, merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah, mengidentifikasi tantangan sekolah, dan melakukan Analisis SWOT; dan (3) Kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam implementasi manajemen berbasis sekolah tidak memiliki kendala bila dilihat dari kondisi staf/karyawan sekolah, kondisi guru di sekolah masih terkendala dengan kedisiplinan dan tanggungjawab, sedangkan kondisi lingkungan sekolah terkendala dengan ketidaknyamanan kendaraan dan sarana transportasi pemerintah. Kata kunci : Manajemen Berbasis Sekolah, dan Mutu Pendidikan.
Volume 4, No. 2, November 2014
- 12
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Penerapan MBS di SD Negeri 62 Banda
PENDAHULUAN Mengingat penting,
aspek
maka
meningkatkan dilakukan
pendidikan
upaya
memperbaiki
kualitas
secara
pendidikan
sangat
pendidikan
terus
menerus.
diharapkan
dan harus
Melalui
Aceh belum terlaksana dengan baik, karena kondisi
guru
belum
disiplin
dan
belum
memenuhi standar, oleh karenanya, upaya
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
pemberdayaan,
kualitasnya harus dilakukan secara terus
kematangan dan kemandirian serta mutu bangsa
menerus. Melalui pendidikan diharapkan
secara menyeluruh dapat terwujud, karena pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang bersifat fungsional bagi setiap manusia dan
memiliki
kedudukan
strategis
untuk
pemberdayaan,
dan
kemandirian serta mutu bangsa secara menyeluruh pendidikan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
kematangan
dapat
terwujud,
adalah
salah
satu
karena aspek
dengan
kehidupan yang bersifat fungsional bagi
konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
setiap manusia dan memiliki kedudukan
atau school based management. Mutu menjadi
strategis untuk mencerdaskan kehidupan
satu-satunya hal yang sangat penting dalam
bangsa.
Pendekatan
tersebut
dikenal
pendidikan, bisnis dan pemerintahan. Sekolah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian
adalah salah satu dari tri pusat pendidikan yang
bagaimanakah penerapan manajemen berbasis
dituntut untuk mampu menjadikan output yang
sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
unggul. Adapun
di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh.
organisasi
upaya
sekolah
administrasi
dalam mendesain
terdiri
sekolah
beberapa
tim
terdiri
dari
yang
Tujuan mendapatkan
penelitian data
ini
dan
adalah
untuk
informasi
terkini
sekelompok orang yang bekerja sama dalam
sehubungan dengan penerapan manajemen
rangka mencapai tujuan oranisasi.
berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu
Penyerahan otonomi dalam pengelolaan
pendidikan di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh
sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
dengan menganalisa terhadap temuan hasil-
pendidikan. Oleh karena demikian, Direktorat
hasil penelitian.
Pembinaan
Pendidikan
menamakan
MBS
Sekolah (MPMBS). Tujuan utama adalah untuk
KAJIAN KEPUSTAKAAN Konsep Manajemen Berbasis Sekolah Persoalan mutu pendidikan erat kaitannya
mengembangkan prosedur kebijakan sekolah,
dengan arah manajemen yang diterapkan oleh
memecahkan
kepala sekolah. Oleh sebab itu, Mulyasa
sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
masalah-masalah
umum,
memanfaatkan semua potensi individu yang
(2012:177)
tergabung dalam team work.
merupakan sistem pengelolaan persekolahan
menyebutkan
bahwa
MBS
yang memberikan kewenangan dan kekuasaan 13 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepada sekolah untuk mengatur kehidupannya
sehingga
sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan
berdasarkan pada input, proses, dan output.
sekolah yang bersangkutan.
penguraian
karakteristik
MBS
Uraian berikut ini dimulai dari output dan
Sekolah merupakan institusi yang memiliki
diakhiri
dengan
input,
memiliki
mandiri
menetapkan
program-program
sedangkan proses memiliki tingkat kepentingan
pendidikan
dan
kebijakan
lokal
satu tingkat lebih rendah dari output, dan input
sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
memiliki tingkat kepentingan dua tingkat lebih
pendidikan yang hendak dicapai oleh sekolah.
rendah dari output. Output adalah prestasi
Dengan otonomi yang lebih besar, maka
sekolah
sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar
pembelajaran dan manajemen di sekolah.
dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah
yang
Ada
kepentingan
output
tanggungjawab dan otoritas penuh untuk secara
berbagai
tingkat
mengingat
dihasilkan
tertinggi,
oleh
dua bentuk output
proses
yang ingin
lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah
dihasilkan oleh sekolah, yaitu output berupa
lebih berdaya dalam mengembangkan program-
prestasi akademik dan output berupa prestasi
program yang tentu saja lebih sesuai dengan
non akademik. Output prestasi akademik
kebutuhan dan potensi yang dimilikinya.
misalnya nilai Ujian Akhir Nasional (UAN),
Dalam
analisis
Rivai
dan
Mulyadi
(2012:160), MBS dapat diartikan sebagai:
nilai pelajaran Matematika, IPA, dan lain-lain. Menurut
Mulyasa
(2011:29)
bahwa
Model manajemen yang memberikan otonomi
karakteristik manajemen berbasis sekolah bisa
lebih besar kepada pimpinan sekolah, dan
diketahui antara lain dari bagaimana sekolah
mendorong partisipasi secara langsung warga
dapat
sekolah
sekolah,
sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan
karyawan) dan masyarakat (orang tua murid,
sumber daya manusia, dan pengelolaan sumber
tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan
daya dan administrasi.
(guru,
murid,
kepala
sebagainya) untuk meningkatkan mutu sekolah
mengoptimalkan
kinerja
organisasi
Adapun dalam dimensi proses, Mulyasa
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional
(2011:29-30)
serta
efektif dalam kerangka MBS pada prinsipnya
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
menyebutkan
bahwa sekolah
memiliki sejumlah karakteristik proses yaitu: (a) Efektivitas proses belajar mengajar yang
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
tinggi, (b) kepemimpinan sekolah yang kuat, (c)
Dalam menguraikan karakteristik MBS,
lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (d)
pendekatan sistem seperti input, proses, dan
pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif,
output harus digunakan untuk memandunya,
(e) budaya mutu yang melakukan perbaikan,
karena sekolah merupakan sebuah sistem,
pemberian sanksi dan ganjaran, (f) memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis, Volume 4, No. 2, November 2014
- 14
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (g) memiliki kewenangan dan kemandirian, (h)
peningkatan mutu sekolah merupakan titik
partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan
strategis dalam upaya menciptakan pendidikan
masyarakat,
yang bermutu dan berkualitas.
(i)
(transparansi)
memiliki
manajemen,
keterbukaan (j)
memiliki
Dalam
mencapai
lulusan
pendidikan
kemauan untuk berubah baik fisik maupun
bermutu sebagai wacana mencapai SDM yang
psikologis,
handal, menurut Sagala (2011:164), bahwa
(k)
melakukan
evaluasi
dan
perbaikan secara berkelanjutan, (l) responsif
sekolah
dan
(m)
langkah-langkah sebagai berikut: (a) perbaikan
memiliki komunikasi yang baik, (n) memiliki
manajemen pendidikan sekolah, (b) persediaan
akuntabilitas, dan (o) kemampuan menjaga
tenaga
suistinabilitas.
perubahan budaya sekolah (visi dan misi tujuan
antisipatif
terhadap
kebutuhan,
dan
yang
bermutu
pendidikan
nilai),
(d)
harus
yang
memenuhi
profesional,
peningkatan
(c)
pembiayaan
pendidikan, dan (e) pengoptimalan dukungan
Mutu Pendidikan di Pesekolahan Manajemen peningkatan mutu sekolah
masyarakat terhadap pendidikan.
adalah mengaplikasikan sekumpulan teknik yang mendasar pada kesediaan data dan
Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan
pemberdayaan suatu sekolah untuk secara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
berkeseimbangan meningkatkan kapasitas dan
(2008:990), bahwa mutu adalah ukuran baik
kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi
buruk suatu benda, keadaan, taraf atau derajat
kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
(kepandaian,
kecerdasan,
dan
sebagainya).
Sagala (2011:170) bahwa mutu pendidikan
Pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi,
adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
yaitu segi normatif dan segi deskriptif, dalam
jasa pelayanan pendidikan secara internal
artian normatif, mutu ditentukan berdasarkan
maupun
pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik.
eksternal
yang
kemampuannya
memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau
Berdasarkan
yang tersirat mencakup input, proses, dan
pendidikan
output pendidikan.
yakni.
Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar
kriteria
merupakan
manusia
(2011:169),
intrinsik,
produk
yang
menyebutkan
mutu
pendidikan
terdidik. bahwa
Sagala mutu
pengembangan SDM yang sangat penting
berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu
maknanya bagi pembangunan nasional, justru
produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan
dikatakan masa depan bangsa itu terletak pada
tertentu. Dalam dunia pendidikan, standar ini
keberadaan pendidikan yang berkualitas pada
menurut Depdiknas dapat dirumuskan melalui
masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya
hasil belajar mata pelajaran skolastik yang
muncul
dapat diukur secara kuantitatif, dan pengamatan
apabila
terdapat
sekolah
yang
manajemennya bagus. Oleh kerana itu, upaya 15 -
Volume 4, No. 2, November 2014
yang bersifat
kualitatif, khususnya
untuk
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bidang-bidang pendidikan sosial. Dari deskripsi di
atas,
karakteristik
mutu
Menurut
Creswell
(Emzir:2010:27)
pendidikan
menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah
mencakup input, proses, output, cost, proses
suatu proses penelitian dan pemahaman yang
belajar mengajar, dan pelayanan.
berdasarkan
Penjamin mutu pendidikan dalam konsep manajemen
berbasis
sekolah
menurut
pada
metodologi
dengan
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Moharman (Sagala, 2011:111) antara lain: (a)
Dalam pendekatan ini, peneliti membuat
sistem pemilihan dan menempatkan kepala
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
sekolah dan guru atas dasar profesionalisme, (b)
laporan terinci dari pandangan responden, dan
profesionalisasi bukan hanya pengelola pada
melakukan studi pada situasi yang alami.
jenjang dan jenis pendidikan saja dalam suatu
Dengan
sistem, (c) mengakomodir aspirasi orang tua
penelitian
peserta didik dan stakeholder, (d) dukungan dan
penelitian
partisipasi
lingkungan
obyek atau subyek yang diteliti sesuai dengan
masyarakat dan orang tua peserta didik, (e)
apa adanya dengan tujuan menggambarkan
kemampuan mengadakan, mengalokasikan dan
secara sistematis fakta dan karakteristik obyek
menggunakan
yang di teliti secara tepat.
yang
kuat
anggaran
dari
secara
tepat,
(f)
pelayanan pendidikan yang berkualitas, (g) kesejahteraan
guru
dan
karyawan
yang
demikian
dapat dipahami
deskriptif yang
Selanjutnya
bahwa
merupakan
berusaha
metode
menggambarkan
Moleong
(2012:6)
menambahkan pula bahwa penelitian kualitatif
memadai, dan (h) perolehan hasil belajar yang
adalah
penelitian
yang
bermaksud
untuk
tinggi dengan menggunakan standar evaluasi
memahami fenomena tentang apa yang dialami
yang dipersyaratkan.
oleh subyek penelitian, misalnya perilaku,
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
bahwa berbicara pendidikan bukanlah upaya
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
dan
alamiah.
penuh
tantangan.
Pendidikan
selalu
berubah seiring dengan perubahan zaman.
Dalam menemukan
data
yang benar
tentang penerapan manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SD
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
metode
Negeri
62
Kota
Banda
Aceh,
peneliti
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu
mengunakan teknik pengumpulan data melalui
mendeskripsikan dan mengananalisis tentang
observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
penerapan manajemen berbasis sekolah dalam
Selanjutnya untuk menganilisis data yang telah
meningkatkan mutu pendidikan SD Negeri 62
dikumpulkan sejak awal penelitian sampai akhir
Kota Banda Aceh. Volume 4, No. 2, November 2014
- 16
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penelitian mengunakan teknik reduksi data,
masing-masing
guru
dan
karyawan
penyajian data dan kesimpulan.
memiliki pretasi kerja yang baik.
yang
Melihat temuan data penelitian di atas, maka dapat dipastikan bahwa kepala sekolah
HASIL PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil penelitian ini
sebagai manajer pendidikan harus memiliki
akan diupayakan untuk menginterpretasikan
sejumlah keterampilan pada saat melaksanakan
hasil temuan penelitian di lapangan yang telah
peran
diperoleh.
pendidikan.
Winardi
mengatakan
bahwa
Selanjutnya
pembahasan
hasil
secara
penelitian
sistematis ini
akan
dan
fungsinya
sebagai
manajer
(Wahyudi,
2012:68)
terdapat
tiga
macam
dipaparkan sebagai berikut:
keterampilan manajerial yang diperlukan oleh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh Hasil penelitian menunjukkan bahwa
seorang manajer dalam mengelola sumber daya
kepemimpinan
keterampilan teknikal.
kepala
sekolah
dalam
meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri
organisasi
yaitu
keterampilan
keterampilan
hubungan
konseptual,
manusia,
dan
Benton (Wahyudi, 2012:69) mengartikan
62 Kota Banda Aceh dapat dianalisa dengan
bahwa
baik apabila ditinjau aspek kebijakan dan tujuan
kemampuan
pokok di sekolah dilakukan dengan identifikasi
menggunakan gagasan dan menjabarkannya
awal terhadap unit permasalahan, merumuskan
untuk mendapatkan pendekatan baru dalam
tujuan
identifikasi
menjalankan departemen atau perusahaan. Oleh
berbagai alternatif solusi, menentukan kriteria
karena itu, keterampilan konseptual kepala
pemilihan alternatif solusi, dan menentukan
sekolah merupakan kemampuan mental seorang
pilihan alternatif solusi sehingga menjadi
kepala sekolah dalam memahami kondisi
kumpulan keputusan atau kebijakan, dari aspek
organisasi sekolah secara keseluruhan.
penyelesaian
masalah,
keterampilan yang
konseptual
sebagai
berkaitan
dengan
sumber daya yang tersedia diterapkan dengan
Hal ini diperjelas oleh Wahjosumidjo
menyerahkan atau mengintruksikan sejumlah
(2011:101) bahwa keterampilan konseptual
pekerjaan yang harus dituntaskan oleh pegawai
kepala
dalam hitungan waktu yang cepat dan tepat
analisis, (b) kemampuan berfikir rasional, (c)
sasaran.
ahli dan cakap dalam berbagai konsepsi, (d)
sekolah
meliputi:
(a)
kemampuan
Sementara dari segi keberadaan staf yang
mampu menganalisis berbagai kejadian, serta
berkompeten di sekolah diterapkan dengan
mampu memahami berbagai kecenderungan, (e)
memberikan sejumlah pekerjaan sesuai dengan
mampu mengantisipasi perintah, dan (f) mampu
bidang yang dikuasainya. Adapun dari segi
menganalisis macam-macam kesempatan dan
harapan prestasi yang tinggi diterapkan dengan
problem-problem sosial. Begitu pula dengan
memberikan apresiasi dan promosi kepada
keterampilan
17 -
Volume 4, No. 2, November 2014
hubungan
manusia,
aktivitas
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala organisasi termasuk juga sekolah merupakan
Fungsi-fungsi dan faktor-faktor tersebut
aktivitas hubungan antar manusia dan interaksi
harus benar-benar siap. Apabila masih ada
antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan
faktor yang belum menampakkan kesiapannya,
yang telah ditetapkan.
harus
Adapun
keterampilan
penyebab
dan
solusinya.
kepala
Pelaksanaan analisis SWOT dalam menerapkan
sekolah selain melakukan tugas yang bersifat
konsep MBS di SD Negeri 62 Kota Banda
konseptual yaitu merencanakan, mengorganisir,
Aceh dengan
memecahkan
mengadakan
fungsi untuk mencapai sasaran dan dilakukan
kerjasama dengan guru dan msyarakat, juga
pada keseluruhan faktor dalam setiap fungsi
harus mampu melaksanakan kegiatan yang
baik internal maupun eksternal.
masalah,
teknik,
dicari
dan
bersifat praktis (teknikal).
menganalisis masing-masing
Adapun alternatif langkah pemecahan masalah dalam menerapkan konsep MBS di SD
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Pencapaian Program Pendidikan di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh Hasil penelitian membuktikan bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah pada SD Negeri 62 Kota Banda Aceh dalam tahapan sosialisasi
dilaksanakan
dengan
memperkenalkan konsep manajemen berbasis
Negeri 62 Kota Banda Aceh dilaksanakan dengan
komite sekolah pada saat rapat kerja awal tahun pelajaran. Adapun dalam rumusan visi dan misi sekolah dilakukan dengan asesmen lingkungan. Adapun dalam fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran pendidikan di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh sudah ditentukan untuk jangka waktu satu tahun ke depan, yakni tahun pelajaran 2013/2014 dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya adalah fungsi proses belajar mengajar, fungsi ketenagaan, dan kurikulum, fungsi sarana prasarana dan perpustakaan beserta faktorfaktor pendukungnya.
sejumlah alternatif
solusi dari berbagai pihak baik yang dihasilkan dari hasil rapat dewan guru maupun dari aspirasi
masing-masing
karyawan
sekolah
sehingga permasalahan sekolah dapat segera teratasi dengan baik.
sekolah kepada setiap unsur sekolah yakni guru, karyawan, peserta didik, orang tua siswa,
mengumpulkan
Sejalan dengan hasil temuan penelitian di atas,
Suryosubroto
(2010:195-196)
mengutarakan bahwa MBS merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi, dan dalam kerangka
kebijakan
pendidikan
nasional.
Perubahan yang paling mendasar dalam aspek manajemen kurikulum, bahwa pendidikan harus mampu mengoptimalisasikan semua potensi kelembagaan yang ada dalam masyarakat, baik pada
lembaga-lembaga
dikelola
pemerintah,
pendidikan masyarakat
yang ataupun
swasta.
Volume 4, No. 2, November 2014
- 18
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Menurut
Tim
Dosen
Adinistrasi
lingkungan
sekolah
Pendidikan (2012:41), bahwa persyaratan dasar
ketidaknyamanan
penetapan jenis kurikulum yaitu: (a) kurikulum
transportasi
dikembangkan berdasarkan minat dan bakat
mengakibatkan
peserta didik, (b) kurikulum berkaitan dengan
mengajar.
karakteristik
dan
pemerintah lambannya
sarana sehingga
proses
belajar
Sebenarnya, apabila kita mau mencermati
ekonomi,
bahwa pekerjaan seberat apapun tidak akan
dapat
memiliki kendala apabila kita mau mengikuti
dikembangkan secara nyata sebagai dasar
aturan sesuai pedoman. Begitu pula halnya
penguat sektor usaha pemberdayaan ekonomi
dengan kepala sekolah dalam melaksanakan
masyarakat, (d) pembelajaran berorientasi pada
manajemen berbasis sekolah. Tidak semua
peningkatan kompetensi keterampilan untuk
kepala
belajar dan bekerja, lebih bersifat aplikatif dan
maksud peran dan tanggungjawab sebagaimana
operasional, dan (e) jenis pengelola program
tercantum dalam program pendidikan.
sumber
pariwisata,
wilayah
kendaraan
dengan
setempat,
misalnya:
potensi
terkendala
daya
alam
sosial-budaya,
(c)
sekolah
mengerti
dan
memahami
bersama-sama dengan peserta didik, orang tua, KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pembahasan di atas, dapat penulis
tokoh masyarakat, dan mitra kerja. Kendala yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh Hasil penelitian membuktikan bahwa
simpulkan beberapa hal, yaitu: 1.
meningkatkan mutu pendidikan di SD
kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam
Negeri 62 Kota Banda Aceh dilakukan
implementasi manajemen berbasis sekolah di
dengan menyesuaikan aturan kebijakan
SD Negeri 62 Kota Banda Aceh dilihat dari
dan tujuan pokok sekolah, memadukan
kondisi staf/karyawan sekolah tidak memiliki kendala
karena
implementasi
sistem kerja dengan sumber daya sekolah
manajemen
agar memperoleh prestasi yang tinggi
berbasis sekolah tersebut dapat dijalankan
dengan fokus pada pengembangan mutu
dalam teknis kerja sehingga staf/karyawan sekolah tidak menyadari bila aktivitasnya berbasis MBS.
masih terkendala dengan kedisiplinan dan
mempengaruhi
Aspek pelaksanaan
ini
sangat manajemen
berbasis sekolah di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh. Sedangkan bila dilihat dari kondisi 19 -
peserta didik. 2.
Implementasi sekolah
Apabila dilihat dari kondisi guru di sekolah
tanggungjawab.
Kepemimpinan kepala sekolah dalam
Volume 4, No. 2, November 2014
manajemen
dalam
pencapaian
berbasis program
pendidikan di SD Negeri 62 Kota Banda Aceh
dilakukan
dengan
tahapan
sosialisasi, merumuskan visi, misi dan tujuan tantangan
sekolah, sekolah,
analisis SWOT.
mengidentifikasi dan
melakukan
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3.
Kendala yang dihadapi kepala sekolah
sekolah, mengingat kegiatan seperti ini
dalam implementasi manajemen berbasis
sangat jarang sekali dilakukan.
sekolah di SD Negeri 62 Kota Banda
3.
Untuk mewujudkan pelaksanaan MBS di
Aceh dari kondisi staf/karyawan sekolah
SD Negeri 62 Kota Banda Aceh ada
tidak memiliki kendala, dari kondisi guru
baiknya kepala sekolah merekrut porsonil
di sekolah masih terkendala dengan
kerja yang lebih mengedepankan unjuk
kedisiplinan dan tanggungjawab, dan
kerja dan tanggungjawab yang tinggi.
kondisi lingkungan sekolah terkendala dengan ketidaknyamanan kendaraan dan sarana transportasi pengguna jalan Saran-Saran Adapun saran-saran yang diajukan terkait pembahasan yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk meningkatkan pemahaman kepala sekolah dan juga guru-guru tentang konsep manajemen berbasis sekolah, sebaiknya
kepala
sekolah
memberi
peluang dan kesempatan kepada guruguru
dan
karyawan
untuk
mengembangkan pemahamannya melalui pendidikan
dan
pelatihan,
atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua (S-2) untuk pemahaman yang lebih baik dan sempurna. 2.
Untuk
meningkatkan
pelayanan
pendidikan dalam hubungannya dengan kinerja kepala sekolah, sebaiknya pihak pengelola pendidikan dalam lingkungan
DAFTAR KEPUSTAKAAN Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa. Emzir. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, Enco, (2012). Manajemen Berbasis Sekolah: Bandung: Remaja Rosdakarya. -----------------, (2011). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Purwanto, Ngalim, (2006). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Rivai Veithzal dan Mulyadi Deddy, (2012), Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers. Sagala, Syaiful, (2011). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan: Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi, dan Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah), Bandung: Alfabeta. Suryosubroto B, (2010). Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, (2012). Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Wahjosumidjo, (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik, dan Permasalahannya, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh perlu melaporkan situasi
akhir
mengenai
program
pendidikan yang sudah dicapai kepada masyarakat melalui perwakilan komite
Volume 4, No. 2, November 2014
- 20