Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
PENERAPAN PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI BAGI MAHASISWA Cicik Pramesti Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Blitar
[email protected] Abstrak Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Huda, 2013: 2). Akibatnya pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika pembelajaran tersebut dapat mengantarkan siswanya untuk mencapai suatu pemahaman terhadap suatu materi. Sedangkan pemahaman dapat tercapai jika pemrosesan informasi dilakukan dengan baik. Hal tersebut yang menjadi latar belakang masalah penelitian tindakan ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan pendekatan pemrosesan informasi bagi mahasiswa. Jenis Penelitian ini adalah penelitian indakan yang mengadop rancangan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Hasil analisis dari instrumen tes (tugas) dan lembar observasi diperoleh hasil tes 1 (tugas individu 1) sebanyak 24 mahasiswa memenuhi standart ketuntasan minimal (tuntas belajar) yakni mendapatkan nilai ≥ 71 dan ketuntasan secara klasikalnya sebesar 82,76% diatas standar kriteria yang telah ditentukan yaknu 75%. Sedangkan hasil tes 2 (tugas individu 2) terdapat 26 mahasiswa dan yang telah memenuhi standart ketuntasan minimalnya dengan persentase ketuntasan klasikalnya sebesar 89,66% (terdapat peningkatan 6,9%). Sedangkan hasil observasi dosen mencapai persentase skor total rata-rata sebesar 92,335% dengan kriteria Sangat Baik, hasil observasi aktivitas mahasiswa mencapai persentase skor total ratarata sebesar 88,89% dengan kriteria Baik.. Hasil yang disampaikan tersebut sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kata Kunci: Penerapan, Pemrosesan Informasi Abstract Learning can be said as a result of memory, cognition, and metacognition that affect the understanding (Huda, 2013: 2). As a result, learning can be said to be successful if it can deliver the learning of their students to achieve an understanding of the material. While understanding can be achieved if the information processing done well. This is the background of this action research problems. The purpose of this study is to apply the information-processing approach for students. This research is a type of the act that adopts the model of classroom action research design Kemmis and Taggart. The results of the analysis of the test instrument (task) and the observation sheet obtained one test result (individual tasks 1) as many as 24 students met the standard minimum completeness (thoroughly studied) that scored ≥ 71 and completeness are klasikalnya amounted to 82.76% above the standard criteria determined yaknu 75%. While the results of test 2 (individual task 2) there were 26 students and who meet the minimum standard of thoroughness with klasikalnya completeness percentage of 89.66% (there was an increase of 6.9%). While the observation of lecturers achieve total percentage score average of 92.335% with
51
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
a Very Good criteria, the observation of student activity reaches the percentage of average total score of 88.89% with criteria Good .. Results provided it is consistent with the success criteria has been established. Keywords: Application, Information Processing
PENDAHULUAN Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Huda, 2013: 2). Akibatnya pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika
pembelajaran
tersebut
dapat
mengantarkan siswanya untuk mencapai suatu
pemahaman
terhadap
pemrosesan informasi dilakukan dengan baik. Artinya siswa dapat memproses semua informasi baik yang berasal dari buku
maupun
sumber
yang
lainnya, sehingga dapat menemukan suatu kesimpulan dari sesuatu yang dipelajari.
mengungkapkan mendapatkan
bahwa
hikmah
untuk
pembelajaran,
siswa harus melalui beberapa tahapan yaitu: learn, unlearn dan relearn. Learn yang dimaksud adalah aktifitas belajar, sedangkan definisi unlearn dan relearn Webster’s
sebagai atau
mencoba
membuang
suatu
ingatan atau pengetahuan, membuang sesuatu
yang
Sedangkan
semula
relearn
dipelajari. didefinisikan
sebagai mempelajari sesuatu kembali, seperti halnya karena telah lupa atau mengabaikannya. Terdapat beberapa teknik belajar yang
digunakan
guru
dalam
menanamkan pemahaman siswa pada suatu materi, antara lain dengan teknik drill/latihan, teknik inkuiri, teknik tanya jawab, teknik pemberian tugas dan yang lainnya (Hamiyah & Jauhar, 2014: 56). Mata kuliah Perencanaan Pembelajaran sarat dengan materi yang menuntut
Suyono dan Hariyanto (2014: 15)
dijabarkan
melupakan
suatu
materi. Pemahaman dapat tercapai jika
guru,
didefinisikan
beliau Online
mahasiswanya mampu untuk membuat seperangkat perencanaan dalam suatu pembelajaran. Sehingga perlu teknik belajar yang sesuai yakni latihan dan pemberian tugas. Ini dilakukan agar mahasiswa
yang
diakses 8 September 2006. Unlearn
menguasai
materi.
berdasarkan
Dictionary
benar-benar
Hasil latihan mahasiswa dalam mengembangkan kalender pendidikan. Pada gambar tersebut terlihat bahwa
52
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
mahasiswa
tidak
mencantumkan
keterbatasan
“mengetahui
kepala
sekolah”,
ini
informasi secara kognitif, jika sudah
terlihat hal “sepele” atau hal kecil,
tersedia pengetahuan awal yang cukup
namun apabila kalender pendidikan
serta dapat dipanggil secara otomatis.
tidak diketahui oleh kepala sekolah
Keotomatisan pengetahuan ditentukan
berarti legalisasi dari kalender tersebut
oleh susunan skema pengetahuan di
dipertanyakan. Hal-hal yang demikian
memori jangka panjang dan dihasilkan
ini yang perlu dipahami oleh mahasiswa
proses konstruksi pengetahuan yang
calon guru. Selain itu ditemukan cara
terorganisir,
(Retnowati,
mencetak/mengeprint
kalender
Pemrosesan
informasi
sempurna
merasakan
(perceive),
pendidikan
juga
kurang
dalam
memproses
__:
12).
mulai
dari
melakukan
karena menjadi dua bagian, padahal
penyandian
kalender pendidikan akan mudah dibaca
mempresentasikan,
jika menjadi satu kesatuan antara
informasi dari sekelilingnya itulah yang
kalendernya dengan penjelasannya.
disebut
Mengacu pada masalah tersebut maka
peneliti
pendekatan dalam
akan
pembelajaran
Hasil
informasi
mata
sebagai
dan
menyimpan
proses
berpikir
(Ngilawajan, 2013: 72).
menggunakan
pemrosesan
(encoding),
penelitian
yang
telah
dilakukan oleh Ngilawajan (2013: 71)
kuliah
menyatakan bahwa subyek FI lebih baik
perencanaan pengajaran matematika.
dalam
Dengan
pendekatan
dibandingkan dengan subyek FD dan
pemrosesan informasi mahasiswa akan
subyek FI menunjukkan pemahaman
mengetahui bahwa apa yang tidak
yang lebih bik dibandingkan dengan
mampu
yang
subyek FD.
lupa
mempunyai gaya kognitif yang berbeda
menggunakan
diselesaikan/masalah
terlewatkan ataukah
tersebut
memang
karena
belum
tersimpan
dalam
dalam memori. Memori
memahami
masalah
Artinya setiap individu
menyelesaikan
suatu
permasalahan. Hal ini dipengaruhi oleh pekerja
keterbatasan
kapasitas
mempunyai
3 komponen utama dalam pemrosesan
dalam
informasi
yakni:
1)
mempelajari suatu informasi. Namun,
penyimpanan
memori
proses kognitif dan 3) metakognisi
pekerja
tidak
mempunyai
53
informasi,
komponen 2)
proses-
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
(Hitipeuw, 2009: 69). Ketiga komponen
diungkapkan Hudojo (1988: 44) yang
itu sangat penting terhadap terjadinya
menyatakan bahwa perubahan tingkah
pemahaman seseorang terhadap suatu
laku
materi.
kognisi
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menerapkan
pendekatan
didasarkan
kepada
kegiatan
untuk
suatu
mengetahui atau berpikir tentang situasi
pemrosesan
mengapa suatu tingkah laku terjadi. Hal
informasi bagi mahasiswa.
ini senada dengan yang disampaikan
Pendekatan pemrosesan informasi merupakan
seseorang
pendekatan
oleh Baharuddin dan Wahyuni (2015: 126) yang menyatakan bahwa “dalam
yang
menekankan kemampuan anak dalam
pandangan
mengolah
merupakan transformasi informasi atau
informasi,
melakukan
kognitivisme,
pengetahuan
belajar
pengamatan, dan membuat strategi atas
ilmu
yang
ada
di
informasi tersebut, (Tung; 2015: 187).
lingkungan kemudian disimpan dalam
Sehingga pembelajaran menjadi lebih
pikiran (mind)”.
bermakna apabila mahasiswa mampu
Terdapat banyak teori belajar yang
mengelola dan memproses informasi
berlandaskan psikologi kognitif, antara
tentang sesuatu materi yang dipelajari
lain: teori perkembangan Piaget, teori
guna menyelesaikan permasalahan yang
Bruner, teori Dienes, teori bermakna
terkait dengan materi tersebut.
Ausubel, teori pemrosesan informasi,
Belajar Menurut Pandangan Kognitif
dan masih banyak yang lainnya. Semua
Ahli psikolog aliran kognitif yang
teori belajar ini berlandaskan pada
menyatakan bahwa belajar merupakan
kognitif seseorang, sehingga yang perlu
perubahan pola pikir (kognisi) dari
diperhatikan
seseorang
seseorang
yang
sedang
belajar.
adalah
proses
dalam
Sehingga terdapat pengkaitan antara
pengetahuan-pengetahuan
pengetahuan yang telah dimiliki dengan
diperoleh
pengetahuan
pikiran.
Dengan
yang
demikian
baru
dipelajari.
belajar
untuk
belajar
memproses yang
disimpan
dalam
yang
dimaksudkan oleh ahli psikolog aliran
Pendekatan Pemrosesan Informasi
kognitif lebih memperhatikan proses
Pendekatan pemrosesan informasi
dari belajar itu sendiri. Seperti yang
(information
54
processing
approach)
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
adalah pendekatan yang menekankan
1968
kemampuan
Richard
anak
dalam
mengolah
oleh
Richard
Shiffrin
Atkinson
yang
dan
menegaskan
informasi, melakukan pengamatan, dan
bahwa memori manusia memiliki tiga
membuat
komponen yang terpisah seperti pada
strategi
atas
informasi
tersebut, (Tung, 2015: 187). Pada
gambar 1 berikut.
pendekatan pemrosesan informasi ini Pengulangan
diharapkan
mahasiswa
mampu
Penyimpanan
mengolah informasi yang diterima,
Memori Sensori
Sensori input
Perhatian
Memori Jangka Pendek
Pencarian kembali
Memori Jangka Panjang
melakukan pengamatan yang terkait dengan
informasi,
serta
membuat
strategi yang akan digunakan guna menanggapi
informasi
tersebut.
Gambar 1. Model Tiga Penyimpanan
Sehingga pendekatan ini sangat baik
Memori dari Atkinson &
untuk mengarahkan mahasiswa agar
Shiffrin
melakukan
proses
berpikir
(mengembangkan kognitifnya). Melalui pendekatan
ini
kognitif
Berdasarkan gambar 1 tersebut
mahasiswa
dapat
dijelaskan
bahwa
menjadi lebih aktif, yang dapat diartikan
informasi
bahwa
sensori, pada memori ini tidak terbatas
kognitifnya
tidak
hanya
diteruskan
informasi
berusaha untuk menanggapi informasi
selanjutnya informasi yang penting
tersebut.
kognitif
(mendapatkan perhatian yang lebih)
mahasiswa dapat berjalan dengan baik,
akan diteruskan pada memori jangka
maka berarti kemampuan memori untuk
pendek (memori kerja). Informasi yang
menanggapi
penting ini selanjutnya akan diulang-
suatu
proses
informasi
akan
semakin baik pula. Tung
(2015:
masuk,
memori
menerima informasi saja tapi juga
Apabila
yang
pada
awalnya
untuk
ulang dan selanjutnya akan tersimpan 195)
menyatakan
pada memori jangka panjang sedangkan
bahwa The Atkinson_Shiffrin Model
yang tidak dilakukan pengulangan akan
(juga dikenal sebagai model multi-store
dilupakan. Informasi penting ini akan
atau three memory stores) adalah model
dapat diambil sewaktu-waktu tatkala
memori yang diusulkan pada tahun
55
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
dibutuhkan. Proses ini akan berlangsung
Perhatian seseorang juga dipengaruhi
secara terus-menerus.
oleh oleh faktor kondisi fisik dan
Gambar
1
tersebut
dijelaskan
bahwa informasi yang terdapat memori
sensori
yang
keletihan,
pada
artinya
kesehatan
yang
kurang baik dan keletihan memjadikan
mendapatkan
seseorang
kurang
memperhatikan
perhatian khusus akan diteruskan pada
sesuatu rangsangan. Selain itu motivasi,
memori jangka pendek.
Sehingga
dan kebutuhan perhatian serta harapan
diperlukan perhatian yang baik dalam
seseorang terhadap suatu rangsangan
menerima
akan mendorong seseorang untuk lebih
suatu
informasi
(stimulus/rangsangan). Pendapat lain
banyak
menyatakan
rangsangan
bahwa
pada
saat
memperhatikan tersebut.
suatu Sedangkan
informasi/stimulus/rangsangan diterima
karakteristik
pada memori sensori maka segera otak
pengalaman,
akan melakukan pemaknaan terhadap
kebiasaan, dsb) ini memang hal yang
informasi/stimulus/rangsangan tersebut.
mutlak yang mempengaruhi kualitas
Proses
perhatian seseorang.
pemaknaan
tersebut
sering
disebut sebagai proses mempersepsi. Pada
tahap
mempersepsi
kepribadian perangai,
(bakat,
kecerdasan,
Sensory memory/memory register
proses
secara
terus
menerus
menerima
attention (perhatian) mempunyai peran
rangsang dari lingkungan melalui alat
penting terhadap stimuli yang ditangkap
penerima (receptors). Informasi ini
oleh sensory memory (Baharuddin &
akan tersimpan dalam sensory memory
Wahyuni; 2015: 147).
kurang lebih 1-2 detik untuk segala
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sesuatu yang lihat dan 3 detik untuk
perhatian dari aspek individu antara
segala
lain: 1) minat, 2) kondisi fisik atau
(Baharuddin & Wahyuni; 2015: 144-
kesehatan, 3) keletihan, 4) motivasi, 5)
145). Kejadian-kejadian sensorik yang
kebutuhan perhatian, 6) harapan, dan 7)
diproses sesuai dengan pengetahuan
karakteristik kepribadian (Surya, 2015:
seseorang tentang dunia, kebudayaan,
22). Pada faktor minat ini menyakatan
pengharapan, atau bahkan kebersamaan
bahwa sesuatu yang menjadi minatnya
dengan
akan
memberikan
lebih
menarik
perhatiannya.
56
sesuatu
yang
seseorang
didengar,
sehingga
makna
dapat
terhadap
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
pengalaman sensorik sederhana inilah
merupakan suatu proses penyandian
yang disebut sebagai persepsi (Solso;
atau proses memasukkan informasi ke
Maclin; 2007: 76). Kejadian-kejadian
dalam
sensorik
penyimpanan
yang
diproses
merupakan
memori.
Strorage informasi
adalah selama
kejadian-kejadian yang berasal dari
beberapa waktu. Sedangkan retrieval
penangkapan alat indera kita (meraba,
adalah mengambil informasi keluar dari
membau,
storage.
mendengar,
melihat,
dan
merasakan).
Memori jangka panjang (long-term
Menurut menyatakan
Tung bahwa
(2015: memori
186)
memory) adalah bagian dari sistem
adalah
memori
manusia
yang
menyimpan
meretensi atau menyimpan informasi
informasi utuk sebuah periode yang
dari waktu ke waktu. Ini berarti semua
cukup lama (Baharuddin dan Wahyuni,
informasi yang diperoleh sesorang akan
2015: 151). Oleh karenanya banyak ahli
diberikan kode, ditahan/disimpan stelah
yang percaya bahwa manusia mungkin
diberi kode dan menemukan kembali
tidak
setelah
suatu
informasi yang sudah tersimpan dalam
kepentingan. Bertahan atau tidak suatu
memori jangka panjang, namun tidak
informasi
seseorang
mampu untuk menemukan kembali
bergantung kepada seseorang itu sendiri
informasi tersebut dalam memorinya.
dalam memelihara informasi tersebut.
Ini adalah yang salah satu hal yang
Informasi yang tidak sering dilatih juga
membedakan antara short-term memory
lama-kelamaan akan dilupakan. Namun
dengan long-term memory. Tabel 1
demikian apabila informasi tersebut
berikut ini akan menyajikan perbedaan
sudah tersimpan dalam memori yang
antara short-term memory dan long term
tepat maka akan mudah pula untuk
memory menurut Woolfolk (1995).
dikuasai
Karena
disimpan
pada
kembali
untuk
memori
meskipun
sudah
mengalami lupa.
pernah
lupa
terhadap
keterbatasan
suatu
kapasitas
di
memori jangka pendek memungkinkan
Proses suatu informasi dipengaruhi
suatu informasi hilang, namun untuk
oleh 3 (tiga) hal penting yakni 1)
memori
pengkodean/encoding, 2) storage, dan
kapasitasnya
3) retrieval.
mengakibatkan suatu informasi yang
Pengkodean (encoding)
57
jangka
panjang tidak
yang terbatas
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
sudah tersimpan di dalamnya tidak
informasi mengenai prosedur suatu
hilang
aktivitas atau knowing how. Sedangkan
hanya
seseorang
tersebut
engalami suatu keadaan yang disebut
pengetahuan
kondisional
lupa.
pengetahuan
Tabel 1 Perbedaan Short-Term Memory dan Long-Term Memory
pengetahuan deklaratif dan prosedural
dalam
adalah
menggunakan
dengan tepat atau knowing when and why. Secara umum pengetahuan juga dapat
dibedakan
pengetahuan Pada panjang
menjadi umum
2
yakni
(general
dasarnya
memori
jangka
knowledge) dan pengetahuan khusus
terdapat
tiga
macam
(domain
pengetahuan
yang
specific
knowledge).
tersimpan
Pengetahuan umum dapat diartikan
pengetahuan
sebagai informasi yang sangat berguna
deklaratif, 2) pengetahuan prosedural,
untuk memecahkan atau digunakan
dan
melaksanakan
didalamnya
3)
yakni
1)
pengetahuan
Pengetahuan
konditional.
deklaratif
pengetahuan
faktual
yang
adalah
berbeda.
berupa
khusus
berbagai
Sedangkan dapat
tugas
yang
pengetahuan
diartikan
sebagai
knowing what atau mengetahui apa atau
informasi yang dapat digunakan hanya
fakta. Pada pengetahuan prosedural ini
dalam situasi tertentu atau yang hanya
didalamnya terdapat memori yang berisi
dapat diterapkan dalam satu topik
ide-ide
khusus. Agar lebih memahami tentang
atau
berkaitan
konsep-konsep
dengan
yang
skema/scemata
pengetahuan-pengetahuan
tersebut
(memori semantik/semantic memory)
disajikan contoh pengetahuan dalam
dan
tabel 2 berikut.
memori
pengalaman
personal
Tabel 2 Macam-macam Pengetahuan dan Contohnya
seseorang yang memuat sebuah gambar secara mental tentang segala sesuatu yang
seseorang
(memori
lihat
atau
dengar Gambar 2 berikut ini merupakan bagan tentang kerangka pengkategorian pengetahuan dalam memori jangka panjang yang telah dijelaskan di atas (Roger H. Bruning, Gregory J. Schraw,
episodik/episodic memory).
Pengetahuan
prosedural
pengetahuan
yang
adalah
memberikan
58
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
Monica M. Norby; 2011 dalam Surya, 2015: 28).
yang sejenis, karena informasi yang terorganisasi dengan baik akan lebih
Memori Semantik
mudah
Pengetahuan Deklaratif (Mengetahui apa) Memori Episodik
dan
diingat.
Sedangkan konteks (context) adalah
Pengetahuan Prosedural (Mengetahui Bagaimana)
Memori Jangka Panjang (Implisit dan Eksplisit)
dipelajari
proses
Pengetahuan Konditional (Mengetahui Bilamana dan Mengapa)
yang mempengaruhi
belajar
antara lain: aspek-aspek fisik dan emosi (tempat, ruangan, emosi yang dirasakan saat individu belajar), semua ini akan
Gambar 2. Bagan Tentang Kerangka Pengkategorian Pengetahuan Dalam Memori Jangka Panjang
menjadi
bagian
seseorang
dalam
menyimpan suatu informasi. Artinya jika konteks belajarnya mendukung
Segala pengetahuan yang terdapat dalam
memori
jangka
maka
panjang
sehingga
bergantung bagaimana proses seseorang menyimpan yang
dipelajarinya.
seseorang
menyimpan
akan
informasi
Elaborasi
yang di bagian tengah; 2) encoding specificity
dimiliki.
(organization)
adalah
principle
adalah
prinsip
asosiasi yang dibentuk pada waktu
dengan cara menghubungkan dengan
sudah
pemanggilan
dan akhir dari list dibandingkan dengan
penambahan
sudah
Proses
apabila
baik jikaorang mengingat bagian awal
makna baru terhadap informasi baru
yang
kembali
proses pemanggilan kembali akan lebih
tahun 1995 dalam Baharuddin dan
pengetahuan
dipanggil
prinsip serial position effect adalh
perannya sangat penting (Woolfolk
adalah
penyimpanan
(Tung, 2015: 203-204), antara lain: 1)
inilah elaborasi, organisasi dan konteks
(elaboration)
mudah
kembali ini terdapat beberpa cara
tatkala dibutuhkan. Pada saat proses
155)).
proses
dibutuhkan.
pemanggilan atau penggalian informasi
(2015:
lebih
Informasi yang sudah tersimpan
Proses
tersebut akan berpengaruh terhadap
Wahyuni
akan
informasinyapun juga menjadi lancar.
informasi/pengetahuan
telah
belajar
elakukan encoding; 3) recall adalah
ada/yang
pemanggilan informasi
Organisasi
dipelajari;
proses
mengingat
mengorganisasikan informasi-informasi
4)
yang sudah
recognition dengan
adalah
melakukan
identifikasi dari informasi yang sudah
59
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
dipelajari;
dan
5)
state-dependent
Implikasi Untuk Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Khususnya Pada Materi Pengembangan Kalender Pendidikan dan Penghitungan Pekan Efektif Pembelajaran mata kuliah
learning adalah pengingatan informasi akan lebih mudah ketika kita berada dalam keadaan fisiologis atau emosional yang sama atau pengaturan ketika di
Perencanaan Pengajaran Matematika
encoding dengan informasi aslinya.
khususnya pada materi pengembangan
Namun demikian pada saat proses
kalender pendidikan dan penghitungan
pemanggilan kembali terkadang ada
pekan efektif dengan menggunakan
informasi yang tidak dapat ditemukan.
pendekatan teori pemrosesan informasi
Keadaan inilah yang disebut lupa dan
akan difokuskan pada pengetahuan-
ini dapat disebabkan oleh berbagai hal.
pengetahuan yang belum digunakan
Terdapat empat teori pelupaan dalam
dengan
memori (Tung, 2015: 204), yakni: 1) cue-dependent
forgetting
ataupun
yang
sudah
digunakan dengan baik. Adapun yang
adalah
menjadi konsentrasi pada penelitian ini
kegagalan pemanggilan informasi yang
pengetahuan deklaratif, prosedural dan
disebabkan kurangnya petunjuk untuk
kondisional yang dipadukan dengan
memanggil informasi secara efektif, 2)
pengetahuan
interference theory adalah teori yang
umum
dan
khusus.
Berdasarkan hasil pengetahuan yang
menjelaskan informasi yang terlupakan
sudah dan belum dikuasai dengan baik
karena adanya informasi lain yang masuk, 3) decay theory
baik
selanjutnya hasil tersebut dianalisis
adalah teori
penyebab ketidakmampuannya tersebut.
yang menjelaskan informasi yang hilang
Sedangkan
bersamaan dengan berlalunya waktu,
pembelajaran
jejak neuro kimiawi baru membuat
langkah-langkah yang
akan
dilakukan
dengan menggunakan pendekatan teori
orang menjadi lupa, dan 4) represi
pemrosesan memori adalah sebagai
(menurut Freud) adalah proses mental
berikut: 1) Penyajian Materi, pada tahap
yang secara otomatis menyembunyikan
ini dosen memberikan materi tentang
emosi atau kecemasan memproduksi
pengembangan kalender pendidikan dan
atau mengancam informasi dalam alam
penghitungan pekan efektif dengan
bawah sadar.
metode
ekspositori.
Sehingga
pada
tahap ini komunikasi dua arah dapat 60
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
dilakukan dengan baik.
Tabel 3 Rancangan Penerapan teori pemrosesan informasi pada Materi Pengembangan Kalender Pendidikan dan Penghitungan Pekan Efektif
2) Praktek,
tahap ini dilakukan sesudah tahap penyampaian
materi.
Tahap
ini
dimaksudkan agar apa yang telah diketahui
setelah
diberikan
materi. Tujuan Pembela jaran Memaha mi dan Praktek Mengem bangkan Kalender Pendidik an
Sehingga hasil praktek mahasiswa ini dapat dikatakan sebagai hasil dari memproses
informasi
yang
telah
diterima sebelumnya. 3) Penugasan, tahap
ini
dimaksudkan
untuk
dapat menyimpan informasi yang telah diterima. Berdasarkan hasil penugasan ini akan dianalisis tentang pengetahuan mahasiswa, baik dari segi pengetahuan deklaratif, prosedural dan kondisional yang dipadukan dengan pengetahuan umum dan khusus. Penerapan Pendekatan Pemrosesan Informasi pada Materi Pengembangan Kalender Pendidikan dan Penghitungan Pekan Efektif Guna mempermudah proses peneliti
Kegiatan Mahasiswa
Keteran gan
a. Dosen menyampaik an materi tentang mengembang kan kalender pendidikan.
a. Mahasiswa memperhati kan penjelasan dosen tentang mengemban gkan kalender pendidikan
Langkah 1: Penyamp aian Materi
b. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang kurang paham tentang materi mengembang kan kalender pendidikan untuk bertanya.
mengetahui seberapa besar mahasiswa
pembelajaran,
Kegiatan Dosen
membuat
rancangan penerapan pendekatan teori pemrosesan informasi bagi mahasiswa yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
61
a.
Mahasiswa yang masih belum paham tentang materi mengemban gkan kalender pendidikan bertanya.
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
Tujuan Pembelaja ran
Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa
a. Dosen memberik an instruksi kepada mahasisw a untuk praktek penghitun gan pekan efektif.
a.
Mahasiswa melaksana kan instruksi dosen untuk praktek penghitung an pekan efektif.
b. Dosen berkelilin g untuk melihat pekerjaan mahasisw a serta memberik an pendampi ngan kepada mahasisw a yang mengalam i kesulitan.
b.
a. Dosen memberik an tugas kepada mahasisw a untuk menghitu ng pekan efektif pada suatu sekolah sesuai dengan kalender pendidika n yang sudah dikemban gkan.
a. Mahasiswa mengerjak an tugas menghitun g pekan efektif pada suatu sekolah sesuai dengan kalender pendidikan yang sudah dikembang kan.
b. Dosen memfasili tasi mahasisw a dalam mengerjak an tugas.
b. Mahasiswa mengerjak an tugas dengan penuh tanggung jawab, teliti, dan jujur.
Keteran gan Tujuan Pembela jaran
Langkah 2: Praktek
Kegiatan Dosen a. Dosen memberikan instruksi kepada mahasiswa untuk praktek mengembang kan kalender pendidikan. b. Dosen berkeliling untuk melihat pekerjaan mahasiswa serta memberikan pendampinga n kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan. a. Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mengembang kan kalender pendidikan pada suatu sekolah. b. Dosen memfasilitasi mahasiswa dalam mengerjakan tugas.
Mahasiswa melakukan penghitung an pekan efektif dan jika mengalami kesulitan bertanya kepada dosen.
Langkah 3: Penugasa n
Memaha mi dan Praktek Menghit ung Pekan Efektif
a. Dosen menyampaik an materi tentang penghitungan pekan efektif. b. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang kurang paham tentang materi penghitungan pekan efektif untuk bertanya.
62
Kegiatan Mahasiswa
Keterangan
a.
Mahasiswa melaksanak an instruksi dosen untuk praktek mengemban gkan kalender pendidikan. b. Mahasiswa mengemban gkan kalender pendidikan dan jika mengalami kesulitan bertanya kepada dosen.
Langkah 2: Praktek
a. Mahasiswa mengerjaka n tugas mengemban gkan kalender pendidikan pada suatu sekolah.
Langkah 3: Penugasan
b. Mahasiswa mengerjaka n tugas dengan penuh tanggung jawab, teliti, dan jujur. a. Mahasiswa memperhati kan penjelasan dosen tentang penghitunga n pekan efektif. b. Mahasiswa yang masih belum paham tentang materi penghitunga n pekan efektif bertanya.
Langkah 1: Penyampaia n Materi
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
\ METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan
dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pendekatan pemrosesan informasi
Tindakan Kelas. Rancangan penelitia dari
model
penelitian
dilaksanakan dengan 3 (tiga) langkah
tindakan Kemmis dan Taggart dengan 4 langkah
yakni:
observasi
rencana,
dan
penting yakni: 1) penyampaian materi
tindakan,
refleksi.
secara ekspositori, 2) praktek dan 3)
Rancangan
penugasan. Melalui tahap penyampaian
penelitian tindakan kelas satu siklus
materi diharapkan mahasiswa mampu
terdiri dari 2 pertemuan pembelajaran dengan
menggunakan
untuk memproses informasi dengan
pendekatan
baik. Selanjutnya informasi yang telah
pemrosesan informasi dan 1 pertemuan
diperoleh diterapkan pada saat praktek.
tes. Subjek penelitian ini adalah 29
Pada tahap praktek ini mahasiswa diberi
mahasiswa Tingkat III Offering A tahun
kesempatan untuk sharing informasi
akademik 2015/2016 prodi Pendidikan
dengan mahasiswa yang lainnya. Selain
Matematika STKIP PGRI Blitar.
itu dosenpun juga masih memberikan
Instrumen penelitian tindakan ini
bantuan kepada mahasiswa yang masih
meliputi: observasi aktivitas dosen,
belum
observasi aktivitas mahasiswa, dan tes
Selama
Analisis data tes berupa tugas
berlangsung,
digunakan untuk mengetahui tingkat
terhadap
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh dosen. Sedangkan data hasil observasi aktivitas
diamati
dan
mahasiswa
oleh
dirangkum
dua
dan
mampu
menerapkankan
informasi yang diperoleh dengan baik.
yang berupa tugas.
dosen
pemrosesan
informasi).
pada penelitian ini adalah Penelitian
mengadopsi
(pendekatan
yang
orang direduksi
penelitian
tindakan
dilaksanakan
observasi
penerapan
pendekatan
pemrosesan
informasi.
Observasi
dilaksanakan
dengan
mengamati
aktivitas dosen dan mahasiswa melalui
telah
lembar
observer
dengan
untuk
observasi
yang
rencana
disesuaikan pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
mendapatkan hasil analisis yang lebih
Hasil observasi aktivitas dosen yang
mendalam terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan oleh 2 orang observer
63
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
menunjukkan bahwa persentase skor
pengetahuan
total rata-rata sebesar 92,335% dengan
pengetahuan deklaratif dan prosedural
kriteria sangat baik. Sedangkan hasil
dengan tepat atau knowing when and
observasi aktivitas mahasiswa mencapai
why.
persentase skor total rata-rata sebesar
Pembahasan Penerapan pendekatan pemrosesan
88,89% dengan kriteria baik.
langkah-langkah sebagai berikut:
1) sebanyak 24 mahasiswa memenuhi
Penyampaian Materi: Langkah ini
standart ketuntasan minimal (tuntas
dosen
belajar) yakni mendapatkan nilai ≥ 71 ketuntasan
secara
dengan
persentase
dipadukan dengan tanya jawab, maka dosen telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam membentuk pengetahuannya
ketuntasan klasikalnya sebesar 89,66%
berdasarkan
ketuntasan minimal yang ditentukan
para
yang meliputi 3 (tiga) pengetahuan,
(pengetahuan
faktual
dengan
yang
daya
tangkapnya.
Dengan
dilakukan oleh mahasiswa. Seperti yang telah disampaikan oleh Budiningsih
aktivitas atau knowing how) dan 3) kondisional
oleh
sangat berpengaruh terhadap hasil yang
memberikan
informasi mengenai prosedur suatu
pengetahuan
dibentuk
demikian tahap penyampaian materi ini
2) pengetahuan prosedural
(pengetahuan
yang
namun
mahasiswa akan berbeda-beda sesuai
berupa
knowing what atau mengetahui apa atau fakta),
mahasiswanya,
pengetahuan
deklaratif
yang
yang
ditransfer dari seorang dosen kepada
yang dilakukan oleh setiap mahasiswa
pengetahuan
informasi
diperolehnya. Pada tahap ini informasi
berdasarkan pada pemrosesan informasi
1)
(pengetahuan
deklaratif, prosedural dan konditional)
(terdapat peningkatan 6,9%). Standart
yaitu:
kepada
dengan menyampaikan materi yang
terdapat 26 mahasiswa dan yang telah
minimalnya
kesempatan
dan
bertanya. Hal ini sangat penting karena
Sedangkan hasil tes 2 (tugas individu 2)
ketuntasan
materi
mahasiswa yang belum paham untuk
yang telah ditentukan yakni 75%.
standart
menyampaikan
memberikan
klasikalnya
sebesar 82,76% diatas standar kriteria
memenuhi
menggunakan
informasi dapat dideskripsikan dengan
Analisis hasil tes 1 (tugas individu
dan
dalam
(2005: 57) yang mengungkapkan bahwa
adalah
64
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
pentransferan
pengetahuan/informasi
mahasiswa pada langkah penugasan ini
yang dilakukan oleh guru selanutkan
dapat
akan diinterpretasikan dan di konstruksi
pengetahuan/informasi secara optimal
oleh siswa sendiri melalui pengalaman
yang telah diperoleh mahasiswa (yang
dan
sendiri.
tersimpan dalam memori mahasiswa).
Sehingga keberhasilan pada pemrosesan
Maksud dari penugasan ini adalah
informasi inilah yang penting dan akan
mengukur
tergambarkan pada saat mahasiswa
tentang materi yang sedang dipelajari
menyelesaikan tugas-tugas yang terkait
dengan melaksanakan latihan-latihan.
dengan
Seperti
pengetahuan
mereka
informasi
yang
telah
dimilikinya.
kemampuan
yang
mahasiswa
disampaikan
oleh
Roestiyah (2012: 133) yang menyatakan
Praktek: Pada langkah ini sangat penting,
mencerminkan
sebab
ini
siswa memliki hasil belajar yang lebih
mahasiswa mengulangi aktivitas kerja
mantap karena siswa melaksanakan
yang
latihan-latihan
baru
pada
tahap
bahwa tugas/resitasi digunakan agar
dipelajari
sehingga
sehingga
pengalaman
ketrampilan kerja yang dipelajaringa
siswa dalam mempelajari sesuatu dapat
dapat benar-benar dikuasai sepenuhnya
lebih terintegrasi.
(Wena, 2011:102). Hal ini berarti melalui
praktek,
mahasiswa
SIMPULAN Penerapan pendekatan
dapat
langsung menerapkan informasi yang telah
diterimanya
pada
informasi
tahap
yang
2) praktek, dan 3) penugasan. Langkah pertama
tersimpan dalam memorinya) dapat
dimiliki
Penugasan: Penugasan ini merupakan
mahasiswa setelah melalui langkah
Dengan
demikian
hasil
oleh
menyampaikan
langkah untuk mengukur pengetahuan
dan
penyampaian
materi,
berdasarkan pada kompetensi
terlihat dari hasil prakteknya.
materi
pada
langkah, yakni: 1) penyampaian materi,
telah
diperoleh (yang dapat dibangun dan
penyampaian
digunakan
penelitian ini menggunakan 3 (tiga)
sebelumnya. Sehingga seberapa besar pengetahuan/informasi
yang
pemrosesan
praktek.
ini yang
dosen
dalam
materinya
sehingga
mahasiswa
dengan
memahami.
Langkah
mudah
untuk
kedua
adalah
praktek yang dimaksudkan agar apa
pekerjaan
yang 65
telah
diketahui/dipahami
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
Hamiyah, Nur. Jauhar, Mohammad. 2014. Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
mahasiswa dapat diterapkankan, dan jika masih menemui kesulitan dapat ditanyakan
kepada
dosen/peneliti.
Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Artinya apa yang dituliskan adalah hasil proses pembelajaran mahasiswa pada langkah
penyampaian
materi
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(pengetahuan tentang materi). Langkah ketiga/terakhir adalah penugasan, hal ini dimaksudkan
untuk
mengukur
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
pengetahuan mahasiswa berdasarkan hasil
pekerjaan
menerapkan
mahasiswa
setelah
pengetahuannya
secara
optimal. Hasil penelitian tindakan dari penerapan pendekatan
pemrosesan
Ngilawajan, Andreas, Darma. 2013. Proses Berpikir Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Turunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent. Pedagogia Vol. 2 No. 1 Februari 2013: jurnal.umsida.ac.id/files/damaV2.1. pdf.
informasi
sangat berperan dalam menyelesaikan permasalahan. Artinya permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan baik jika
pemrosesan
informasi
yang
dilakukan seorang mahasiswa benar
Retnowati, Endah. ___. Keterbatasan Memori dan Implikasinya dalam Mendesain Metode Pembelajaran Matematika. https://core.ac.uk/download/files/33 5/11064502.pdf
(baik dari segi pengetahuan deklaratif, pengetahuan
prosedural
maupun
pengetahuan kondisional). DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah N. K. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin. Wahyuni, Esa Nur. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Surya, Mohamad. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Budiningsih, Asri, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyono. Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
66
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
Tung, Khoe Yao. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: Indeks. Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer SuatuTinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Warsono dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wena, Made. Pembelajaran Kontemporer. Aksara.
2011.
Strategi Inovatif Jakarta: Bumi
67
Pramesti, Penerapan Pendekatan…
68