PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PROGRAM TABUNGAN MUDHARABAH, DEPOSITO MUDHARABAH, SERTA GIRO WADI’AH (Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah, Kota Surakarta )
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh : MUCHAMMAD TEGAR ANDIANTO B200100128
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PROGRAM TABUNGAN MUDHARABAH, DEPOSITO MUDHARABAH, SERTA GIRO WADI’AH (Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah, Kota Surakarta ) MUCHAMMAD TEGAR ANDIANTO (B200100128) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sebenarnya mengenai penerapan akuntansi syariah pada sistem bagi hasil program tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan giro wadi’ah Penelitian ini dilakukan di tiga bank syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia cabang Surakarta, BPD Jateng Sy ariah cabang Surakarta, dan Bank Syariah Bukopin cabang Surakarta . Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, mempelajari dokumen -dokumen termasuk brosur dari bank syariah, serta sumber-sumber yang lain. Teknik analisis data yang digun akan adalah deskriptif kualitatif . Hasil analisis ini yaitu bahwa ketiga bank syariah tersebut telah berusaha menggunakan prinsip syariah islam dengan benar, akan tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan kaidah syariah islam. Hal ini disebabkan dengan adanya cara pembagian bagi hasil yang menggunakan prinsip revenue sharing. dalam revenue sharing, menggunakan pendapatan sebagai acuan. sehingga beban -beban yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut belum dimasukkan. Sesuai syariat islam, prinsip bagi hasil hendaknya selalu adil, siap menanggung rugi dan menikmati untung secara bersama. s ehingga, penghitungan bagi hasil sebaiknya menggunakan prinsip Profit Loss Sharing, karena menggunakan Laba bersih sebagai acuan. Hal tersebut akan menunjukkan keadilan baik dari nasabah selaku shahibul maal ataupun dari Bank syariah selaku pengelola dana itu sendiri. Kata kunci: Mudharabah, Wadi’ah, Profit Loss Sharing, Revenue Sharing, Nisbah.
PENDAHULUAN Pada era saat ini, dunia perbankan sangatlah dipercaya oleh masyarakat untuk memberikan jasa penyimpanan uang ataupun harta mereka, sehingga dapat memberikan keamanan dan jaminan untuk harta tersebut. Selain karena mendapatkan keamanan, bank juga memberikan sisa hasil usaha mereka yang diberikan setiap bulannya, yang diberi nama dengan istilah bunga bank. Bunga bank adalah istilah yang digunakan unt uk sisa hasil usaha yang diberikan kepada nasabah di bank konvensional. Tetapi jika hal tersebut ditanyakan dalam bank syariah, tidak akan ditemukan istilah tersebut. Jika di bank syariah , istilah digunakan adalah Nisbah atau lebih dikenal dengan bagi ha sil. Bank sebagai lembaga perantara, dirancang sedemikian rupa untuk mengolah bunga supaya dapat merangsang investasi, tabungan dan pembiayaan (kredit). Menurut Timami dan Soejoto (2013), munculnya bank -bank syariah tersebut didasari dari kesadaran adanya bahaya riba bagi orang-orang muslim dari sistem yang dianut oleh bank konvensional. Untuk itu bank syariah menawarkan jasa perbankan penghimpunan danan dengan sitem bagi hasil dalam pembagian keuntungan ataupun kerugian agar terhindar dari bahaya riba. Berdasarkan pemikiran ini, peneliti tertarik untuk meneliti penerapan sistem bagi hasil program tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan giro wadi’ah ditiga bank syariah yaitu bank syariah bukopin, bank muamalat indonesia, dan bank jateng syariah caban g surakarta. hasil penelitian ini, diharapkan akan memberikan gambaran bagi masyarakat tentang penerapan sistem bagi hasil yang diterapkan oleh bank syariah.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi
sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang sesuai dengan k etetapan Allah SWT. (Sri dan Wasilah dalam Putra, 2012) Pengertian Bank Syariah Menurut Muhammad (2002), bank Syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba atau bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Prinsip Mudharabah Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah perjanjian suatu jenis kerja sama usaha dimana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nishbah bagi hasil ya ng disepakati bersama bersama sejak awal. Tetapi, jika terjadi kerugian, shahibul maal (pihak yang menyediakan dana) akan kehilangan sebagai imbalan dari hasil kerjanya selama proyek berlangsung. Berdasarkan psak 105 paragraf 5, mudharabah dibagi atas tiga
yaitu mudharabah muthlaqah, mudharabah
muqayyah, dan mudharabah musytarakah. (Putra, 2012) Prinsip Tabungan Mudharabah Antonio (2001) mengungkapkan , tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip -prinsip akad mudharabah. Diantaranya sebagai berikut : pertama, keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara shahibul maal (dalam hal ini nasabah) dan mudharib (dalam hal ini bank). Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan. Karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup. Prinsip-Prinsip Operasi Akuntansi Syariah Menurut Putra (2012), ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh bank syariah dalam kegiatan operasi serta pelayanan terhadap masyarakat, antara lain :
Prinsip Persaudaraan (Ukhuwah) Prinsip persaudaraan (Ukhuwah), merupakan bentuk interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dan saling tolong-menolong. Dalam transaksi syariah meliputi berbagai aspek, yaitu saling mengenal, memahami, menolong, menjamin, dan saling bersinergi. Prinsip Keadilan (‘Adalah) Prinsip keadilan (‘Adalah), merupakan menempatkan sesuatu pada tempatnyadan memberikan sesuatu pada yang berhak dan sesuai posisinya. Implementasi keadilan da lam usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang unsur riba, dzulm, maysir, gharar, ihtikar, najasy, risywah, ta’alluq , dan penggunaan unsur haram dalam barang dan jasa, maupun dalam aktivitas operasi. Prinsip kemaslahatan (maslahah) Prinsip kemaslahatan (maslahah), merupakan sesuatu yang harus memenuhi dua unsur, yaitu halal (sesuai dengan syariah) dan thayyib (bermanfaat dan mmbawa kebaikan). Keseimbangan (Tawazun) Keseimbangan (Tawazun), menekankan pada manfaat yang didapat dari transaksi syariah tidak hanya difokuskan pada pemegang saham, melainkan pada semua pihak yang dapat merasakan manfaat ekonomi. Universalisme (syumuliyyah) Universalisme
(syumuliyyah),
merupakan
transaksi
syariah
dapat
dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang ber kepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil ‘alamin. Sistem Bagi Hasil Tahap Penghitungan Bagi Hasil Untuk menetapkan bagi hasil, pertama, menentukan prinsip perhitungan bagi hasil. Kedua, menghitung jumlah pendapatan yang akan didistribusi. Ketiga, menentukan sumber pendanaan yang digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil. keempat, menentukan pendapatan bagi hasil untuk bank atau nasabah. Dan
kelima, akuntansi bagi hasil untuk bank syariah. (Rizal, Aji, dan Ahim dalam Putra,2012) Menentukan Prinsip Penghitungan Bagi Hasil Prinsip perhitungan ini sangat penting ditentukan diawal dan diketahui oleh kedua pihak untuk melaksanakan kesepakatan, apabila tidak dikatakan , maka akan menjadi gharar, sehingga tidak sesuai dengan syariah. Bank syariah boleh menggunakan prinsip bagi hasil maupun bagi untung sebagai dasar bagi hasil. Tahap Penghitungan Bagi Hasil Dana Pihak Ketiga Ada dua konsep dalam pembagian bagi hasil yang dapat dilakukan oleh bank syariah, yaitu profit or loss sharing dan revenue sharing. Yuliana (2009) menyatakan, profit sharing adalah sistem pembagian bagi hasil yang proses perhitungannya berdasarkan dari laba bersih yang di peroleh oleh bank syariah. Sedangkan Ismail (2011), menyatakan bahwa m etode yang digunakan untuk menentukan tahapan ini adalah revenue sharing (dasar penghitungan berasal dari pendapatan sebelum dikurangi beban atau biaya). Formula Investasi Mudharabah – Cadangan Primer ID =
X
Pendapatan
Rata – Rata Pembiayaan Bagi hasil untuk masing-masing investasi mudharabah dihitung dengan mengalikan income distribution dengan nishbah masing-masing dana investasi, kemudian dikalikan dengan perbandingan antara investasi mudharabah tertentu dengan total dana investasi mudharabah. Misalnya,bagi hasil tabungan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Formula tabungan bagi hasil tabungan = ID x Nishbah tabungan x investasi mudharabah
Menghitung Hak Bagi Hasil Untuk Nasabah Dan Bank Yaya dan Rizal (2009), menyatakan p roporsi pendapatan yang akan dibagi hasil untuk masing-masing kelompok sumber dana dengan menggunakan rumus :
saldo rata-rata sumber dana Proporsi Tabungan Mudharabah =
x jumlah pendapatan yang dibagi hasil jumlah keseluruhan saldo rata-rata sumber dana
Prinsip Deposito Mudharabah Pengertian Deposito mudharabah adalah merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan bagi hasil yang keun tungannya berdasarkan kesepakatan bersama. CARA PERHITUNGAN : Jika yang ditanyakan adalah keuntungan yang diperoleh nasabah keuntungan = pendapatan yang diperoleh bank syariah x presentase nishbah nasabah x saldo rata-rata deposito per bulan di bank syariah tersebut Jika yang ditanyakan adalah pendapatan yang d iperoleh bank dan nasabah, ada dua metode : Profit Sharing Rumus = Prosentase bagi hasil yang telah disepakati x laba bersih Revenue sharing Rumus = Prosentase bagi hasil yang telah disepakati x laba kotor
Giro Wadi’ah Pengertian Giro, Menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 dalam Kashmir (2001), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lainnya atau de ngan cara pemindahbukuan.
Metode Penghitungan Antonio (2001), menyatakan bahwa t eknik pengitungan bonus wadi ’ah, dihitung dari saldo terendah dalam satu bulan. Namun, bonus wadi ’ah dapat diberikan kepada giran sebagai berikut: o Saldo terendah dalam satu bulan takwim diatas Rp1.000.000, - (bagi rekening yang bonus wadiahnya dihitung dari saldo terendah). o Saldo rata-rata harian dalam satu bulan takwim diatas Rp1.000.000, (bagi rekening yang bonus gironya dihitung dari saldo rata -rata harian). o Saldo hariannya diatas Rp1.000.000,- (bagi rekening yang bonus wadiahnya dihitung dari saldo harian). Besarnya
saldo
giro
yang
mendapatkan
bonus
wadi ’ah
dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : Rp1.000.000,- s.d. Rp50.000.000, Rp50.000.000,- s.d. Rp100.000.000, diatas Rp100.000.000,METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah metod e deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta -fakta, hubungan antara fenomena yang diselidiki serta menguji hipotesa -hipotesa. (Sugiyono, 2009) Subjek Penelitian Subjek penelitian di dalam penelitian ini adalah perusahan -perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah, yaitu pihak dari Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Bukopin, dan BPD Jateng Syariah cabang Surakarta. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data primer. Teknik yang akan digunakan antara lain :
Interview (Wawancara) Interview (wawancara) merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh beberapa informasi dari subjek (responden) ditinjau dari pelaksanaannya, peneliti menggunakan wawancara. peneliti menggunakan teknik ini untuk mendapatkan informasi penerapan akuntansi syariah. Dokumentasi Dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dokumen, catatan dan la poran yang ada di Bank Muamalat, Bank Syariah Bukopin, dan BPD Jateng Syariah Kota Surakarta. Observasi Melalui teknik ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN
BAGI
HASIL
TABUNGAN
DAN
DEPOSITO
MUDHARABAH BPD Jateng Syariah Cara perhitungan bagi hasil produk tabungan mudharabah dan deposito mudharabah adalah sebagai berikut : Bonus bagi hasil nasabah = % Nisbah bagi hasil nasabah x distribusi bagi hasil Bonus bagi hasil Bank = %Nisbah bagi hasil Bank x distribusi Bagi hasil
Setelah itu, bank akan menghitung equivalent rate yang berlaku untuk menghitung jumlah bagi hasil yang diperoleh oleh nasabah. bonus bagi hasil x jumlah hari dalam 1 tahun x100%
ER
= saldo rata-rata x jumlah hari dalam 1 bulan
Berikut adalah rumus bagi hasil yang digunakan oleh Bank Jateng Syariah dalam menghitung bagi hasil.
Saldo Nasabah Bagi Hasil
x Equvalent Rate (dalam %)
=
12 Bank Muamalat Indonesia Untuk awal dari proses pembagian bagi hasil ini, Bank Muamalat akan menghitung berapa total bagian bagi hasil yang diberikan kepada nasabah tabungan mudharabah Bonus Bagi hasil nasabah = %Nisbah Nasabah x alokasi bagi hasil
Di Bank Muamalat disebut dengan HI -Mil (dibaca Ha i per Mil). HI -1000 adalah angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap seribu rupiah dana yang diinvestasikan ol eh bank. Untuk menentukan HI 1000, Bank Muamalat menggunakan rumus berikut ini : Bagi Hasil Nasabah HI-1000 =
x 1000 DPK
Keterangan : DPK : Dana Pihak Ketiga Untuk menghitung bagi hasil perorangan ini, rumus yang digunakan oleh Bank Muamalat adalah :
Pendapatan Bagi hasil tabungan mudharabah Nasabah : Rata-rata dana nasabah 1000
x HI-1000 x
Nisbah Nasabah 100
Bank Syariah Bukopin Pada awal proses perhitungan Bagi hasil, Bank Syariah Bukopin akan menghitung jumlah distribusi bagi hasil yang dialokasikan untuk nasabah.
Bonus Bagi hasil nasabah = %Nisbah Nasabah x alokasi bagi hasil
Selanjutnya, bank akan membuat suatu acuan untuk menghitumg Bagi hasil untuk perorangan, yang disebut dengan Equivalent Rate (ER).
Bonus Bagi Hasil EQ Rate =
365 x
saldo rata-rata
x 100 30
Setelah ER diketahui, maka Bank Syariah Bukopin dapat menghitung nominal yang akan diperoleh nasabah perorangan untuk produk tabungan mudharabah. Nominal Bagi Hasil : Nominal tabungan x EQ. Rate x Jumlah hari 1 bulan 365 PERHITUNGAN BONUS GIRO WADIAH Dalam perhitungan bonus untuk produk giro wadiah ini, pada prinsipnya, bank hanya memberikan bonus terhadap nasabah yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh bank syariah itu sendiri. Kriteria -kriteria ini antara lain adalah saldo giro dan jangka wa ktu nasabah menabung. Dengan kata lain, bank hanya memberikan bonus ini sebagai semacam penghargaan kepada nasabah.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AKUNTANSI SYARIAH Sistem Bagi Hasil Yang Merupakan Solusi Dari Adanya Riba Didalam Agama Islam. Riba itu muncul akibat adanya transaksi bunga, yang didalam perbankan syariah itu dilarang. Ketiga bank diatas, baik Bank Muamalat Indonesia, BPD Jateng Syariah, ataupun Bank Sya riah Bukopin, telah menerapkan sistem bagi hasil. Ketika awal akan membuka rekening, baik deposito, tabungan, atau giro, nasabah akan diberikan informasi tentang prosedur, akad, serta tentang nisbah oleh bank syariah. Jika nasabah menyetujui, maka akan dil akukan penulisan identitas dan formulir, yang hal itu merupakan bagian dari akad atau ijab qabul, sebagai tanda adanya kerjasama antara bank syariah sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal.
Aplikasi Prinsip Bagi hasil Baik Bank Muamalat Indonesia, BPD Jateng Syariah, dan Bank Syariah Bukopin, berusaha untuk menerapkan bagi hasil secara cermat, layak, dan adil sesuai syariat Islam. Ketiga bank diatas menggunakan prinsip revenue sharing, yang dimana dasar pembagian bagi hasilnya dari laba kotor at au pendapatan murni bank dari kegiatan penanaan.. Jika bank menggunakan prinsip loss / profit sharing, yang dasar penghitungannya adalah laba atau rugi bersih
INTERPRETASI AKHIR Setelah melakukan analisis diatas, dapat diketahui bahwa prinsip bagi hasil yang diterapkan ketiga Bank Syariah, baik Bank Muamalat Indonesia, BPD Jateng Syariah, dan Bank Syariah Bukopin, memberikan bagi hasil untuk produk deposito Mudharabah dan tabungan Mudharabah setelah adanya proses funding, kemudian dihasilkan sebuah pendapatan. Pembagian bagi hasil ini menggunakan prinsip yang disebut dengan prinsip revenue sharing. Tetapi, jika kita kembalikan ke dalam konsep bagi hasil itu sendiri, yang sesuai syariat Islam, maka prinsip tersebut kurang sesuai. Pada dasarnya, bagi hasil sendiri itu ibarat seperti sebuah pepatah, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Jika bank syariah tersebut mendapat keuntungan, maka nasabah dan bank akan menikmati hasilny a. Begitupun sebaliknya, apabila bank mengalami kerugian, tidak ada satu pihak pun yang lepas tangan, mereka akan menanggung ruginya bersama-sama. Bahkan jika dalam kondisi tersebut, nasabah bisa tidak akan menerima bagi hasil (Munir, 2013). Yuliana (2013) menyatakan, berdasarkan Undang -undang nomer 21 tahun 2008, yang menyebutkan tentang posisi prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah yang berbunyi : “Prinsip perbankan syariah merupakan bagian dari ajaran islam yang berkaitan dengan ekonomi. Salah satu prinsip dalam agama islam adalah larangan riba dalam berbagai bentuknya, dan menggunakan sistem antara lain prinsip bagi hasil. Dengan prinsip bagi hasil, bank syariah dapat menciptakan iklim investasi yang sehat dan adil karena semua pihak dapat berbagi untung maupun potensi
risiko yang timbul sehingga akan menciptakan posisi yang berimbang antara bank dan nasabahnya. Dalam jangka panjang, hal ini akan mendorong pemerataan ekonomi nasional karena hasil keuntungan tidak hanya dinikmati oleh pemilik modal, tetapi juga pengelola modal.” Sehingga dari pernyataan diatas, jelaslah sebuah prinsip bagi hasil dikatakan benar apabila dari nasabah maupun bank syariah dapat berbagi, baik saat mencapai sebuah keuntungan atau dalam menikmati sebuah kerugian.
KESIMPULAN Pada dasarnya, penerapan sistem bagi hasil yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Jateng Syariah belum sepenuhnya menggunakan prinsip akuntansi yang sesuai syariah. Prinsip akuntansi syariah yang digunakan oleh ketiga bank tersebut ketika melakukan penghitungan bagi hasil adalah revenue sharing. Mengingat bahwa revenue sharing merupakan sistem penghitungan bagi hasil yang menggunakan pendapatan atau gross profit sebagai acuan, sehingga belum dikurangi beban yang harus ditanggung oleh bank, dan apabila terjadi kerugian, maka nasabah yang akan menanggung. Sehingga dikatakan ketiga bank syariah tersebut belum sepenuh menerapkan prinsip syariah dengan benar. Penekanan disini terjadi pada prinsip keadilan. Bagi hasil itu har us setara, menikmati bersama saat terjadi keuntungan, dan menanggung bersama jika terjadi kerugian. Dan jika mengacu pada hal tersebut, bank syariah seharusnya menggunakan prinsip profit loss sharing dalam penghitungan bagi hasil, karena acuan utamanya ada lah laba bersih. begitulah yang dimaksud prinsip syariah, walaupun dengan jumlah nominal kecil yang diperoleh, tetapi telah memenuhi semua aspek, terutama aspek keadilan.
KETERBATASAN Berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, dapat ditemuka n beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, diantaranya :
1. Studi kasus yang digunakan ditambah, karena mungkin setiap bank, terkhusus bank syariah, memilki beberapa konsep yang berbeda dari segi diatas ataupun yang lain. 2. Penulis selanjutnya hendaknya mencari informasi terbaru mengenai produk-produk perbankan syariah yang lain, karena setiap produk yang ditawarkan oleh bank tersebut, tentu akan berfungsi dengan baik dan benar jika kita amati dengan seksama. 3. Lebih menekankan pada konsep yang bersifat umum, untuk diberitahukan kepada masyarakat, tetapi harus sesuai dengan kadar yang seharusnya dan tidak melanggar privacy dari Bank Syariah itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Amzamus, Zai. 2013. Deposito Syariah. http://amzamus.blogspot.com/2013/02/deposito -syariah_3351.html. Diakses pada tanggal 12 Juli 2014. Pukul 22.30 WIB Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta : Gema Insani Press : Bahsan, Muhammad. 2005. Giro Dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia . Jakarta : Raja Grafindo Persada Bukhori, Imam dan Kurniawan Redi. 2009. Produk Perbankan Syariah ;Giro . http://hendrakholid.net/blog/2009/10/14/giro -syariah/ . diakses pada tanggal 13 Juli 2014. Pukul 21.30 WIB Gustiviana. Tiara. 2011. Sistem Bagi Hasil Perbankan Syariah Pada Bank Muamalat.
Http://gustiviana.blogspot.com/2011/12/sistem -bagi-
hasil-perbankan-syariah.html . Diakses pada tanggal 26 Juni 2014. Pukul 14.30 WIB Hendrarso dan Susanti, Emy. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Juliana,
Ulfa
Treni.
2009.
http://ulfatrenijuliana.blogspot.com/
Revenue
Sharing.
2009/06/revenue -sharing.html.
Diakses pada tanggal 25 Juni 2014. Pukul 13.45 WIB Kasmir. 2001. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2001) . Jakarta : Raja Grafindo Persada Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Laporan Keuangan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Syariah . Diakses Melalui http://bankjateng.co.id/ Laporan
Keuangan
Bank
Muamalat
Indonesia.
Diakses
Melalui
Bukopin.
Diakses
melalui
http://www.muamalatbank.com/ Laporan
Keuangan
Bank
Syariah
http://www.syariahbukopin.co.id/ Masykur, Ali. 2009. Tantangan Implementasi Undang -Undang Perbankan Syariah. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Volume 16 Nomer 1, Maret 2009. Hal 42-49 Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : AMP YKPN Muhammad, Shamser ., Hasan, Taufiq ., Bader, Muhammad Khaled. 2008. Efficiency Of Conventional Versus Islamic Banks : International Evidence Using The Stochastic Frontier Approach (APF). Journal Of Islamic Economics, Banking, And Finance. Munir, Rinaldi. 2013. Jadi, Bank syariah itu tidak benar -benar sesuai syariah ya?
.
http://rinaldimunir.wordpress.com/2013/11/11/jadi-bank-
syariah-itu-tidak-benar-benar-sesuai-syariah/ . Diakses pada 25 Juni 2014. Pukul 14.00 WIB. Nurhasanah,
Neneng.
2011.
Contoh
soal
penghitungan
produk .
Https://anezthiencute8.blogspot.com/2011/04/contoh -perhitunganproduk-bank-syariah.html . Diakses tanggal 20 desember 2013. pukul 20.10 WIB
Putra, Adityasmono. 2012. Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Sistem Bagi Hasil Dalam Program Tabungan Pada Bank Syariah Mandiri Gresik. Jurnal akuntansi UNSA. Vol.1 nomor 1. Agustus 2012. Ridwan, Muhammad. 2010. Bank Syariah Indonesia Kajian Filsafat Hukum Islam. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Qisti. Juni 2010. Rizal. 2011. Giro. Https://aprizal27.wordpress.com/2011/10/20/giro -2/ . Diakses pada tanggal 12 Desember 2013. Pukul 13.30 WIB Syantoso,
Arie.
2012.
Konsep
Bagi
Hasil
Mudharabah .
http://ariesyantoso.wordpress.com/2012/07/01/konsep -bagi
-hasil-
mudharabah/. diakses pada Tanggal 3 Juni 2014. Pukul 14.17 WIB Timami Dan Soejoto. 2013. Pengaruh Dan Manfaat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah Bank Syariah Mandiri Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi.Vol.1 No 3. 27 Agustus 2013. Wiroso. 2011. PSAK 105 tentang akuntansi Perbankan syariah - Akuntansi Mudharabah. Unpad : Pelatihan Akuntansi Perbankan Syriah Yasin, Muhammad Nur. 2010. Argumen-Argumen Kemunculan Awal Perbankan Syariah Di Indonesia . Jurnal Syariah dan Hukum . Volume 2 Nomer 1. Hlm. 109 -123. Juni 2010. Yaya dan Rizal. 2009. Akuntansi Perbankankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta : Salemba Empat Yuliana, Rita. 2013. Muhasabah Bank Syariah Dalam Penerapan Prinsip Bagi Hasil. Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akun tansi Islam. Volume 1. Nomor 1 . Halaman 1-74. Sep