PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI PADA CABE JAWA (PIPER

Download Sri Wahyuni, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten. PENETAPAN ..... Jurnal. Dokumentasi Laporan Praktikum Teknologi Pas...

0 downloads 365 Views 398KB Size
PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI PADA CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) DENGAN METODE DESTILASI AIR Sri Wahyuni, Sunyoto, Muchson Arrosyid INTISARI Cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl.) banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan obat tradisional, obat modern dan untuk campuran minuman. Sejumlah penyakit bisa diatasi dengan cabe jawa. Bagian yang dapat dimanfaatkan adalah buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun yang dikeringkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kadar minyak atsiri yang terkandung dalam simplisia buah cabe jawa dengan metode destilasi air. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan metode destilasi air. Destilasi adalah adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Hasil penelitian ini mendapatkan tiga rendemen. Hasil rendemen satu sebanyak 1,267%, rendemen dua 1,333% dan rendemen tiga sebanyak 1,2%. Rendemen rata-rata dari ketiga replikasi sebesar 1,267% v/b. Hasil dari destilasi ini telah memenuhi standar kadar minyak atsiri yaitu dengan kadar tidak kurang dari 0,40% v/b. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah penetapan kadar minyak atsiri cabe jawa dapat dilakukan dengan metode destilasi air dengan didapatkan rendemen rata-rata sebesar 1,267% v/b. Kata kunci : Buah Cabe Jawa, Minyak Atsiri, Destilasi Air.

Sri Wahyuni, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

CERATA Journal Of Pharmacy Science Sri Wahyuni, dkk., Penetapan Kadar Minyak Atsiri …

PENDAHULUAN Cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl.) banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan obat tradisional, obat modern dan untuk campuran minuman. Rasa pedas yang dikeluarkan buahnya berasal dari senyawa piperine. Sejumlah penyakit bisa diatasi dengan cabe jawa. Bagian yang dapat dimanfaatkan adalah buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun yang dikeringkan (Winarto, 2003). Cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl.) sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi: kejang perut, muntah-muntah, mulas, disentri, diare, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia, dan tekanan darah rendah. Bagian akar dapat digunakan untuk kembung, pencernaan terganggu, tidak dapat hamil karena rahim dingin, membersihkan rahim setelah melahirkan, badan terasa lemah, stroke, rheumatik, gout, nyeri pinggang. Daun dapat digunakan untuk mengatasi: kejang perut dan sakit gigi (Haryanto, 2009). Cabe jawa mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas. Buah cabe jawa juga mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmiticacids, tetrahydropipericacids, 1-undecylenyl-3, 4methylenedioxybenzene, piperidin, isobutydeka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin (Haryanto, 2009). Dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Gabrielle L, (2006). Ekstraksi minyak atsiri dilakukan dengan metode destilasi uap selama delapan jam, menghasilkan rendemen 0,1%. Minyak atsiri hasil ekstraksi dianalisis dengan KLT, spektrofotometer FT-IR, dan GC-MS. Sedangkan pada penelitian Sipahelut (2010) Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri dari Buah Pala (Myristica fragrans Houtt) dapat dilakukan dengan metode sederhana, yaitu distilasi air-uap, serta menganalisis komponen-komponen kimia minyak atsiri daging buah pala menggunakan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Hasil penelitian didapat senyawa isolat minyak atsiri sebanyak 1,65 g yang berwarna kuning pucat dengan bau khas pala. Pengukuran dengan refraktometer menghasilkan indeks bias sebesar 1,486 (200 C). Dari analisis dengan kromatografi gas diperoleh 29 puncak. Mengingat tanaman cabe jawa mengandung senyawa minyak atsiri, maka peneliti tertarik untuk untuk meneliti menetapkan kadar minyak atsiri yang terkandung dalam buah cabe jawa. Penetapan kadar minyak atsiri simplisia buah cabe jawa dilakukan dengan metode destilasi air karena sampel yang digunakan berupa simplisia kering. Metode yang cocok untuk melarutkan senyawa minyak atsiri pada simplisia kering adalah dengan menggunakan destilasi air karena minyak atsiri yang didapat jumlahnya akan lebih banyak dan tidak menjadi rusak bila dididihkan (Anonim, 1979). Buah cabe jawa adalah buah Piper retrofractum

61

62

CERATA Journal Of Pharmacy Science Sri Wahyuni, dkk., Penetapan Kadar Minyak Atsiri …

Vahl., suku piperaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,40% v/b (Anonim, 2008). Rumusan Masalah : Apakah penetapan kadar minyak atsiri pada cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) dapat dilakukan dengan metode destilasi air ? Tujuan Penelitian adalah untuk menetapkan kadar minyak atsiri pada simplisia buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) dengan metode destilasi air. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian adalah penelitian observasional. Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu senyawa minyak atsiri pada simplisia buah cabe jawa. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah simplisia buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang didapat dari toko obat tradisional dan jamu Pitoyo Klaten sebanyak 900 g. 2. Sampel Sampel dalam penelitian adalah simplisia buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)yang diambil dengan cara total sampling. Instrumen dan Cara Kerja Alat dan Bahan Destilasi Minyak Atsiri 1. Alat Alat destilasi stahl (Pyrex), labu alas bulat (Pyrex), Kompor listrik, Erlenmeyer (Pyrex), Flakon, Blender (Philip). 2. Bahan Simplisia buah cabe jawa, aquadest.

CERATA Journal Of Pharmacy Science Sri Wahyuni, dkk., Penetapan Kadar Minyak Atsiri …

3. Cara Kerja Timbang 300 g serbuk cabe jawa

Haluskan dengan blender

Masukan kedalam labu alas bulat

Tambahkan air secukupnya sampai serbuk terendam

Panaskan dengan destilasi air-uap selama 4 jam

Tampung minyak atsiri buah cabe jawa yang dihasilkan dalam botol bersih

Lakukan pemisahan air dengan minyak menggunakan corong pisah Gambar 3.1Skema Penetapan KadarMinyak Atsiri (Herlina, 2003) Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data Data yang digunakan adalah data primer hasil uji laboratorium farmasetika STIKES Muhammadiyah Klaten yang diperoleh dengan cara sebagai berikut : a. Uji organoleptik minyak atsiri cabe jawa yang meliputi warna, bentuk, bau dan rasa. b. Rendemen = Hasil destilasi X 100 % Bobot simplisia yang didestilasi 2. Analisis Data Data yang diperoleh berupa data kuantitatif kadar minyak atsiri yaitu dengan menghitung rendemen yang didapatkan setelah simplisia buah cabe jawa di isolasi dengan metode destilasi air.

63

64

CERATA Journal Of Pharmacy Science Sri Wahyuni, dkk., Penetapan Kadar Minyak Atsiri …

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Hasil determinasi yang dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, simplisia buah cabe jawa yang diperoleh dari toko obat tradisional dan jamu Pitoyo Klaten menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar merupakan tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl). Hasil destilasi senyawa minyak atsiri pada buah cabe jawa dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1. Rendemen Minyak Atsiri No Buah (g) Ekstrak (ml) Rendemen (% v/b) 1 300 3,8 1,267 2 300 4,0 1,333 3 300 3,6 1,2 Rendemen rata-rata 1,267 SD

0,0665

Penetapan kadar senyawa minyak atsiri buah cabe jawa dilakukan dengan metode destilasi air, mendapatkan rendemen sebesar 1,267% v/b. 2. Uji Organoleptik Ekstrak Berdasarkan uji organoleptik diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2 Tabel 4.2. Organoleptik Ekstrak No Uraian Warna Bau Rasa 1 Ekstrak Kuning Khas cabe Pedas kecoklatan jawa 2 Ekstrak Kuning Khas cabe Pedas kecoklatan jawa 3 Ekstrak Kuning Khas cabe Pedas kecoklatan jawa B. Pembahasan Cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl.) banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan obat tradisional, obat modern dan untuk campuran minuman. Cabe jawa memiliki banyak manfaat dalam pengobatan penyakit. Buahnya antara lain dapat digunakan sebagai obatmasuk angin, diare, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, dan kejang perut. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah simplisia buah cabe jawa yang didapat dari toko obat tradisional dan jamu Pitoyo Klaten sebanyak 900 gram. Sampel berup simplisia yang dikeringkan dengan menggunakan

CERATA Journal Of Pharmacy Science Sri Wahyuni, dkk., Penetapan Kadar Minyak Atsiri …

pengeringan dibawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Metode pengeringan ini merupakan metode pengeringan tradisional karena menggunakan panas langsung dari matahari dan pergerakan udara lingkungan. Penutupan dengan kain hitam bertujuan untuk menghindari penguapan yang terlalu cepat yang dapat menurunkan mutu minyak atsiri (Fajriyah, 2011). Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Determinasi dilakukan sebagai upaya untuk membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokan atau dipersamakan) (Rifai, 1976). Dari hasil determinasi tanaman yang dilakukan menunjukan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar tanaman Piper retrofractum Vahl. Pada penelitian metode yang digunakan adalah metode destilasi air. Penggunaan metode destilasi air digunakan karena alasan sebagai berikut: simplisia tersebut dalam keadaan kering, simplisia tersebut tidak rusak oleh pendidihan dan minyak atsiri tidak rusak oleh pemanasanselama proses destilasi (Gunawan dan Mulyani, 2004). Pada proses penelitian simplisia buah cabe jawa dihaluskan terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah cairan pelarut menembus sel dan masuk ke dalam rongga sel yang akan mempermudah penarikan senyawa minyak atsiri dan bersamasama keluar dengan cairan uap. Isolasi senyawa minyak atsiri buah cabe jawa dilakukan sebanyak tiga kali replikasi dengan metode destilasi air, kadar replikasi satu adalah 1,267% v/b, replikasi dua 1,333% v/b dan replikasi tiga sebanyak 1,2% v/b. Dari ketiga replikasi tersebut didapat kadar minyak atsiri sebesar 1,267% v/b. Hasil dari destilasi ini telah memenuhi standar yang terdapat pada farmakope herbal, yaitu dengan kadar minyak atsiri yang terkandung dalam simplisia buah cabe jawa tidak kurang dari 0,40% v/b (Anonim, 2008). Ekstrak minyak atsiri yang didapat kemudian diuji organoleptiknya dengan uji makroskopisyang bertujuan untuk mengetahui standar minyak atsirinya. Berdasarkan uji organoleptik didapat data sebagai berikut : a. Warna Hasil uji organoleptik menunjukkan ekstrak berwarna kuning kecoklatan, hal ini disebabkan karena simplisia yang didapat dari toko obat tradisional dan jamu Pitoyo sudah terlalu lama disimpan sehingga warnanya sudah agak berubah dan menyebabkan minyak atsiri yang didapat berwarna kuning kecoklatan, pada umumnya penyimpanan simplisia yang mengandung minyak atsiri yaitu selama 0,5-1 tahun (Saifudin, dkk., 2011). Hal ini juga disebabkan pada proses pengeringan simplisia terlalu kering sehingga mempengaruhi warna ekstrak. Pada

65

66

CERATA Journal Of Pharmacy Science Sri Wahyuni, dkk., Penetapan Kadar Minyak Atsiri …

dasarnya dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri tidak berwarna. Namun pada penyimpanan minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin yang akan merubah warnanya menjadi lebih gelap. Untuk mencegah terjadinya perubahan warna minyak atsiri harus terlindung dari cahaya dan disimpan dalam botol yang berwarna gelap. Penggunaan bahan pada proses penyulingan juga mempengaruhi perubahan warna pada minyak yang dihasilkan. Pada prinsipnya alat penyulingan sebaiknya terbuat dari stainless steel (Kardinan, 2003), sedangkan pada penelitian bahan alat penyulingan terbuat dari bahan gelas/ kaca. b. Bau Ekstrak mempunyai bau khas cabe jawa, hal ini menunjukkan adanya minyak atsiri yang terekstraksi.Hal ini telah sesuai dengan teori karena minyak atsiri memiliki bau yang sesuai dengan zat berbau yang terkandung dalam tanaman asalnya (Gunawan dan Mulyani, 2004). c. Rasa Rasa dari ekstrak simplisia buah cabe jawa adalah pedas. Sifat yang menonjol dari minyak atsiri diantaranya adalah mempunyai rasa yang getir, kadang berasa tajam, menggigit dan memberi kesan hangat sampai panas atau dingin saat menempel dikulit, tergantung dari komponen penyusunnya (Gunawan dan Mulyani, 2004). d. Bentuk Minyak atsiri yang didapat dari hasil destilasi simplisia buah cabe jawa berbentuk cairan.Dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan yang diperoleh dari bagian tanaman dengan cara penyulingan (Sastrohamidjojo, 2004). KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN : Dari hasil penetapan kadar minyak atsiri cabe jawa yang dilakukan dengan metode destilasi air diperoleh rendemen sebanyak 1,267% v/b. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian terhadap komponen-komponen yang terkandung dalam minyak atsiri cabe jawa. 2. Perlu dilakukan penelitian kadar piperin yang terkandung dalam buah cabe jawa. 3. Perlu dilakukan penelitian terhadap kadar minyak atsiri yang di dapat dengan membandingkan metode yang digunakan antara destilasi air, destilasi uap dan destilasi air-uap. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan kadar minyak atsiri antara buah cabe jawa yang mentah dengan buah cabe jawa yang sudah matang.

CERATA Journal Of Pharmacy Science Sri Wahyuni, dkk., Penetapan Kadar Minyak Atsiri …

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia. Jilid I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Anonim, 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Fajriyah, 2011. Pembuatan Simplisia dan Standarisasi Mutu Simplisia Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Rizhoma) dengan Pengeringan Sinar Matahari Naungan Kain Hitam dan Penyimpanan Terbuka. Jurnal Dokumentasi Laporan Praktikum Teknologi Pasca Panen. Gabrielle, L., 2006. Studi isolasi dan identifikasi Minyak Atsiri Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.). Universitas Indonesia. Jakarta. Gunawan, D. dan Mulyani, 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penebar Swadaya. Jakarta. Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Cetakan I. Palmall. Yogyakarta. Herlina, 2003. Penghambatan Reaksi Pencoklatan dengan Asam-Asam Organik Pada Proses Pengupasan Lada. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Imron TA, Moch., Munif, Amirul., 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. CV Sagung Seto. Jakarta. Kardinan, 2003. Mengenal Lebih Dekat Selasih Tanaman Kramat Multi Manfaat. Agromedia Pustaka. Jakarta. Saifudin, Azis., Rahayu, Viesa., dan Teruna, Hilwan Yuda., 2011. Standardidasi Bahan Obat Alam. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sastrohamidjojo, 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sipahelut, Sophia., 2010. Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri dari Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt). Jurnal Agroforestri Volume V Nomor 2. Winarto, W.P., 2003. Cabe Jawa si Pedas Berkhasiat Obat. Agromedia Pustaka. Jakarta.

67