PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP BAHASA INDONESIA
OLEH: KELOMPOK VI RAMADHAN AFFAK
(115030201111032 )
DENIK SRI REJEKI
(115030201111049)
AMINATUS SA’ADAH
(115030201111053 )
DWI ARI ANDINI
(115030201111054 )
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI PRODI ADMINISTRASI BISNIS MALANG, 2012
I.
PENDAHULUAN Bahasa merupakan media untuk menyampaikan pesan atau informasi dari
satu individu kepada individu lain atau lebih, baik itu secara lisan maupun tulisan. Kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia sangat beruntung memiliki bahasa Indonesia, walaupun sebenarnya bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu Riau (Silver, 2012:1). Bahasa Indonesia menunjukkan identitas bangsa Indonesia dan tidak juga sebagai bahasa persatuan, tetapi juga berkembang sebagai bahasa negara,
bahasa
resmi,
dan
bahasa
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
(Wikipedia.com). Disamping memiliki bahasa Indonesia, Negara Indonesia juga memiliki beragam bahasa. Akan tetapi dengan bahasa Indonesia pula, bangsa ini dapat menunjukkan jati dirinya dimata dunia dan bukan mustahil di hari esok bahasa Indonesia akan menjadi bahasa peradaban dunia. Namun melihat paradigma yang ada saat ini, rasanya sangat sulit untuk mewujudkan hal itu. Karena kian berkembang pesatnya kemajuan bahasa Indonesia pasca merdekanya Negara Indonesia dari cengkraman penjajah, tetap menyisakan serangkai pertanyaan apakah setiap bangsa Indonesia sudah bangga berbahasa Indonesia, apakah setiap bangsa Indonesia sudah mencintai dan menghormati bahasa Indonesia, kemudian adakah pemakai bahasa Indonesia sudah mematuhi kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar (Silver, 2012:2). Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai bahasa berkomunikasi setiap harinya di masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa Indonesia yang baku di luar acara formal atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara pengucapan maupun arti bahasa tersebut, terutama dalam kegiatan bisnis kecil-kecilan (Dwiajisapto,2010:1). Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara Indonesia. Akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia yang masih mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah dalam kegiatan
bisnisnya, sehingga menghambat kemajuan bisnis dikarenakan kurang tepat dalam berkomunikasi disaat transaksi. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah mengenai penggunaan bahasa di bidang bisnis yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia di dunia bisnis? 3. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan baik dan benar serta bermanfaat dalam kegiatan bisnis? Berdasarkan pada rumusan masalah yang di ambil maka dapat di rumuskan tujuan penulisan yaitu: 1. Untuk mengetahui hubungan antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia 2. Untuk memahami pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia di dunia bisnis. 3. Untuk memahami cara-cara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan baik dan benar serta bermanfaat dalam kegiatan bisnis.
II.
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia, yang mana penggunaannya diresmikan setelah Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia.
Sebagian
besar
warga
Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya (Wikipedia.com). Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, di bidang bisnis dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia (Wawan,2012:1). Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luas (Wikipedia.com). Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa daerah merupakan khasanah kekayaan yang sangat penting untuk di jaga dan dilestarikan agar terhindar dari jamahan asing yang mampu menghapus jejak budaya kita (Ahira, 2011). Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang keberadaannya diakui oleh Negara (Wawan,2012:1). Hubungan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia sangatlah erat dikarenakan Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang keberadaannya diakui oleh Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa “Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.” dan juga sesuai dengan perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional merupakan sumber pembinaan bahasa Indonesia. Sumbangan bahasa daerah kepada bahasa Indonesia, antara lain, bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kosa kata. Demikian juga sebaliknya, bahasa Indonesia mempengaruhi perkembangan bahasa daerah. Hubungan timbal balik antara
bahasa Indonesia dan bahasa daerah saling melengkapi dalam perkembangannya (Wawan,2012:2).
2.2 Pengaruh Bahasa Daerah terhadap Bahasa Indonesia di Dunia Bisnis. Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan (Dwiajisapto,2010:2). Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah (Dwiajisapto,2010:2). Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku,
antara
lain
(Dwiajisapto,2010:3).
kata
nyeri
(Sunda)
dan
kiat
(Minangkabau)
Beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia diantaranya adalah memiliki dampak positif yang meliputi : Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata, sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia, sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah serta menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi. Disamping itu juga memiliki dampak negative yang meliputi: Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain, warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosakata, masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah, dapat menimbulkan kesalahpahaman (Dwiajisapto,2010:4).
Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:
Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak
ada,suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek. Kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir), kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak, abang dalam bahasa Jawa bermakna merah. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan. Maen dalam bahasa Indonesia bermakna bermain, maen dalam bahasa Batak bermakna gadis. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna papaya, gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang. Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil, cungur dalam bahasa Jawa bermakna hidung (Dwiajisapto,2010:5). Orang Indonesia cenderung berkomunikasi dengan cara yang tenang dan tidak langsung, mereka tidak selalu mengatakan apa yang mereka maksud. Apalagi orang Jawa, mereka pasti berbicara dengan nada halus oleh karena itu terserah kepada pendengar dalam menangkap kehalusan komunikasi dengan memperhatikan bahasa tubuh dan gerak tubuh yang sopan dan diplomatik dalam pembicaraan (Badudu, J.S,1992:2). Kebanyakan orang
Indonesia melakukan
negoisasi dalam bidang bisnis secara buru-buru, apalagi dengan kata-kata yang tatabahasanya tidak mendukung dan sering tidak meluangkan waktu untuk merencanakan segala sesuatu dalam hal yang besar dan detail. Ketepatan waktu
tidak selalu diamati, karena orang Indonesia tidak ingin merasa terburu-buru dan tidak memiliki arti mendesak. Sehingga mereka tidak bisa menggunakan bahasa dengan literature yang baik dan dalam komunikasi bisnisnya masih bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Padahal bahasa Indonesia dan bahasa daerah sangatlah mempengaruhi kegiatan bisnis dikarenakan apabila orang Indonesia mampu berbahasa dengan baik dan benar dapat dipastikan bisnisnya akan mengalami kemajuan karena mereka lancar dalam berkomunikasi dan mampu membedakan kepada siapa kita berbicara (Chaer, Abdul,1994) . Menurut penulis, hal yang cukup berpengaruh dalam rusaknya tata bahasa Indonesia itu salah satunya adalah teknologi. Teknologi yang memiliki cakupan luas dipandang dari jumlah penggunanya, memiliki peranan besar dalam menyampaikan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar (silver, 2012:4). Iklaniklan di televisi yang dikemas dengan kata-kata asing, bahasa-bahasa gaul dan bahasa daerah menjadikannya menarik dan mudah diingat oleh konsumennya. Namun dampak dari hal itu adalah penggunaan kata-kata yang tidak masuk dalam tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari hari. Dengan demikian penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah sangatlah menentukan dalam memajukan bisnis. 2.3 Cara Menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dengan Baik dan Benar Serta Bermanfaat dalam Kegiatan Bisnis. Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Salah satu caranya dalam menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Daerah dengan baik dan benar yaitu kita harus memperhatikan ejaannya dan cara pengucapannya yang baik dan benar, tidak mencampuradukkan antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah, dan kita harus mampu memilahnya yangmana kita harus tahu dimana saatnya kita berbisnis
menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia serta kita juga harus tahu kepada siapakah kita berbicara( Effendi,S, 1994:7) . Menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan baik dan benar memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan, fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain, fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan terpelajar, fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa, berfungsi untuk melakukan transaksi di bidang bisnis dengan baik, berfungsi untuk melakukan kerjasama dengan partnernya, serta dapat menarik konsumen untuk membeli produknya dikarenakan informasi yang didapat konsumen jelas. Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengan tiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut: fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu, fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku layak dipatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial (Boyir,2011:1). Bahasa Daerah sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan atau pelajaran lain. Di daerah tertentu, bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia , kecuali daerahdaerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Apalagi kita sudah melakukan kegiatan bisnis dengan dunia luar, maka kita harus menggunakan bahasa Indonesia dan bahsa daerah dengan benar dan tepat (Wawan,2012:3). Seringkali istilah yang ada di dalam bahasa daerah belum muncul di bahasa indonesia sehingga bahasa indonesia memasukkannya istilah tersebut, contohnya “gethuk“ {penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama)} karena di bahasa indonesia istilah tersebut belum ada , maka istilah “gethuk“ juga di resmikan di
bahasa indonesia sebagai istilah dari “penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama)“. Sehingga orang yang berbisnis harus menguasai bahasa itu serta mampu membedakannya, yang mana mereka mampu menempatkan bahasa sesuai dengan sikonnya (Wawan,2012:3). Dalam tatanan pemerintah pada tingkat daerah, bahasa daerah menjadi penting dalam komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang kebanyakan masih menggunakan bahasa ibu sehingga dari pemerintah harus menguasai bahasa daerah tersebut yang kemudian bisa dijadikan pelengkap di dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah tersebut, terutama dalam kegiatan bisnis baik dalam negeri maupun luar negeri (Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 1991,:17). Seorang pembisnis yang mampu menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan baik dan benar disaat melakukan kerjasama dengan rekan bisnisnya dapat dipastikan bisnisnys akan mengalami kemajuan yang pesat. Disamping itu rekan bisnisnya juga akan memperoleh banyak manfaat, misalnya saja proyeknya mengalami keberhasilan, penjualan produknya laris manis dan banyak para investor luar yang ingin menanamkan investasi diperusahaan tersebut.
III.
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan, 1. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah merupakan suatu bentuk komunikasi masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dan keduanya memiliki hubungan yang kuat terutama dalam melakukan kegiatan bisnis. Dan hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah saling melengkapi dalam perkembangannya (Wawan,2012:2). 2. Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa Indonesia di karenakan masyarakat dalam berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa daerah di bandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan merasa canggung apabila bahasa Indonesia itu digunakan untuk berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Dan hal itu sangatlah berpengaruh pada kemajuan bisnis dikarenakan kemajuan bisnis dapat berjalan dengan baik apabila para pembisnis mampu mengkondisikan dimana dan kepada siapa dia harus menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah (Dwiajisapto,2010:2). 3. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dan ketentuan EYD. Menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan baik dan benar akan membawa keuntungan yang banyak bagi para pembisnis ( Effendi,S, 1994:7)
DAFTAR PUSTAKA Anton, M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980). (online) pada http://boyir.com/cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.html/(diakses pada tanggal 29 April 2012). Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 1991. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta:CV Akademika Pressindo. Badudu, J.S (1992). Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Boyir.2011. (online) pada http://boyir.com/bahasa indonesia sosial dan budaya bisnis.html/ (diakses pada tanggal 29 April 2012). Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dwiajisapto.2010. (online) pada http://dwiajasapto.com/pengaruh-bahasa-daerahdan-bahasa-asing.html/ (diakses pada tanggal 29 April 2012). Effendi,S. 1994. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Silver,
edo. 2012. Bahasa Indonesia, Nasibmu Kini. (online) pada http://artikelbahasa indonesia.com (diakses pada tanggal 29 April 2012).
Wahyudi.2011. (online) pada http://giewahyudi.com/bahasa-indonesia-bloggerindonesia-dan-asean-blogger/( diakses pada tanggal 29 April 2012). Wawan.2011. (online) pada http://wawan.com/hubungan fungsi bahasa daerah dengan bahasa -indonesia-blogger-indonesia-dan-asean-blogger/ (diakses pada tanggal 29 April 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia/ (diakses pada tanggal 29 April 2012).