PENGARUH CAR, NPL DAN LDR TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA

Download Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), dan LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap variabel dependen, yaitu kinerja keuangan perbankan pa...

2 downloads 691 Views 330KB Size
PENGARUH CAR, NPL DAN LDR TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015 Oleh : Elisa Hanum Indriasari B12.2013.02355 Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : [email protected]

ABSTRAK Industri perbankan merupakan sektor penting sebagai faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, kinerja keuangan sangat diperlukan dan diperhatikan oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh yang ditimbulkan dari variabel independen, yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), dan LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap variabel dependen, yaitu kinerja keuangan perbankan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan perbankan diukur menggunakan rasio ROA (Return On Asset). Populasi yang digunakan dari penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periodisasi data yang digunakan yaitu Laporan Keuangan publikasi bank, dari tahun 2013-2015. Sampel yang digunakan sebanyak 36 bank dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik dalam menganalisis data menggunakan analisis regresi berganda. Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan jika secara parsial Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset, Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset. Kata Kunci : CAR, NPL, LDR, ROA ABSTRACT The banking industry is the important sector as the main factor for economic growth. One of the Bnak function is as an intermediation institution, where the bank financial performance is indispensable and monitor by society. The aim of this research is tested and analyzed the effect which appeared from independent variable, CAR (Capital Adequacy Ratio),

NPL (Non Performing Loan), and LDR (Loan to Deposit Ratio) toward dependent variable, banking financial performance of banks listed on the Indonesia Stock Exchange. Bank financial performance is measured by ROA (Return On Asset) Ratio. The research population used in this research are all registered banks on the Indonesia Stock Exchange. The data period taken from Publicity Bank Financial Reports from 2013-2015. The samples were 36 banks taken by purposive sampling method. Multiple liniear regression analysis the data. The result of hypothesis testing indicated that partially Capital Adequacy Ratio has insignificant influence toward Return On Asset, Non Performing Loan and Loan to Deposit Ratio have a significant effect on Return On Asset. Keyword : CAR, NPL, LDR, ROA PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan mengenai perbankan dijelaskan jika bank adalah suatu lembaga usaha yang kegiatannya menarik dana nasabah berbentuk tabungan dan mengalirkan kembali dana tersebut berbentuk pinjaman atau bentuk-bentuk lainnya. Setelah tahun 1990 terjadi penurunan dalam kinerja perbankan di Indonesia, yang disebabkan oleh kredit macet yang melonjak tinggi, likuiditas bank yang semakin rendah, dan hal yang paling terlihat dari kecukupan modal yang dimiliki bank. Lembaga keuangan yang berperan sangat besar bagi perkembangan ekonomi salah satunya adalah lembaga keuangan perbankan. Bank sebagai pendorong kelancaran perekonomian berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk mengurangi dampak dari krisis global secara financial, perbankan harus dapat meningkatkan cadangan modal yang dimiliki dan meningkatkan kualitas penyaluran kredit. Widyastuti & Mandagie (2010) menambahkan jika keadaan perekonomian berada dalam keadaan tidak stabil, perbankan akan mengalami penurunan permintaan kredit, daya beli masyarakat menurun, serta besarnya biaya pendanaan. Likuiditas bank harus dikelola dengan baik, karena pengelolaan likuiditas dalam bank menggambarkan tentang bagaimana bank tersebut dapat memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya. Apabila suatu bank dalam kegiatan operasionalnya tidak didorong dengan kekuatan dana yang cukup maka bank tersebut tidak akan dapat bertahan dalam era modern seperti saat ini. Baik buruknya kondisi suatu bank dapat tercermin dari kinerja keuangan bank yang terlihat dari laporan keuangan. Jumlah sektor perbankan yang semakin banyak menimbulkan persaingan yang sangat ketat sehingga berdampak pada kinerja keuangan yang rendah karena rendahnya kemampuan bank dalam menunjukkan kemampuannya, sehingga secara financial mayoritas bank banyak yang dinilai kurang baik. Christiano dkk (2014) menambahkan rasio keuangan diperlukan oleh stakeholder untuk menentukan baik tidaknya kinerja. Kinerja keuangan yang baik dapat terlihat dari kemampuan manajemen dalam mengelolanya. Laporan keuangan

dijadikan sebagai sumber utama untuk penilaian kinerja keuangan bank. Dasar dari dinilai nya kinerja keuangan dapat dilakukan dengan melakukan perhittungan rasio keuangan. Rasio ROA ssebagai tolok ukur dari kinerja keuangan, sebab ROA mampu menunjukkan kemampuan pihak internal bank dalam mengelola asset yang dimiliki bank. Dalam penelitiannya Dewi dkk (2014) dan Lukitasari & Kartika (2014) menemukan hasil jika CAR tidak berpengaruh secara signifikan pada ROA. Sesuai dengan penelitian Hutagalung dkk (2011) jika CAR berpengaruh tidak signifikan pada ROA. Namun, bertentangan dengan penelitian dari Christiano dkk (2014), Widyastuti & Mandagie (2010) yaitu CAR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Lukitasari&Kartika (2014) menghasilkan NPL tidak berpengaruh pada ROA. Sependapat dengan Christiano dkk (2014) yang menghasilkan jika NPL juga tidak memiliki pengaruh secara signifikan pada ROA. Namun penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung dkk (2011) menghasilkan bahwa NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Penelitian Wardhani (2013) dan Purwoko & Sudiyatno (2013) juga memberikan hasil serupa yakni NPL berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Penelitian Widyastuti&Mandagie (2010) mengungkapkan bahwa LDR signifikan memiliki pengaruh terhadap ROA. Hasil ini diperkuat oleh penelitian dari Wardhani (2013) dan Christiano dkk (2014) jika LDR memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Akan tetapi Hutagalung dkk (2011) mengemukakan LDR tidsk berpengaruh signifikan pada ROA. Sama halnya dengan penelitian Purwoko & Sudiyatno (2013) yang menyatakan jika LDR tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA. LANDASAN TEORI Teori Agensi Teori ini beranggapan jika masing-masing individu hanya terfokus pada kepentingan pribadinya sehingga menimbulkan adanya konflik kepentingan antar agent dan principal. Setiap principal maupun agent memiliki motivasi atas kepentingan masing-masing, dan terkadang kepentingan antara keduanya tidak sejalan atau berbenturan. Lubis (2009) menjelaskan dari sisi principal kompensasi atas kinerja yang diberikan kepada agent hanya berdasarkan pada hasil, sedangkan sisi agent berpendapat jika kompensasi tersebut tidak hanya berdasarkan dari hasil tetapi juga dari segi usahanya. Teori agensi sangat berhubungan dengan kinerja keuangan perbankan, karena manajemen bank tidak bisa dipisahkan dengan pencapaian tujuan serta kinerja dari suatu bank. Bank Kasmir (2014) menjelaskan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berkegiatan untuk menarik dana dan mengalirkan lagi dana ke nasabah serta member pelayanan jasa bank lain-lain. Oleh karena itu kata lain bank ialah suatu institusi yang beroperasi untuk menarik dana dari nasabah dan mengalirkan kembali guna memperlancar kegiatan perekonomian.

Laporan Keuangan Menurut Widyastuti & Mandagie (2010) laporan keuangan berisi mengenai segala bentuk pertanggungjawaban seorang manajer terhadap perusahaan atas pengelolaan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Sedangkan menurut Fahmi (2012) laporan keuangan memperlihatkan situasi keuangan perusahaan saat itu, dari informasi yang dilampirkan tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan. Bank merupakan lembaga yang mengandalkan kepercayaan, yaitu kepercayaan nasabah. Oleh karena itu laporan keuangan harus disusun semaksimal mungkin agar pihak-pihak pengguna laporan keuangan tidak meragukannya. Kinerja Keuangan Rusdiana (2012) mengemukakan jika kinerja menggambarkan tentang keadaan dari suatu perusahaan, baik buruknya keadaan perusahaan mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai dari perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Fahmi (2012) analisis terhadap kinerja keuangan dilakukan untuk melihat bagaimana perusahaan dalam melaksanakan aturan-aturan keuangan dengan benar. Wardhani (2013) menambahkan suatu bank yang memiliki asset yang besar, otomatis kinerja yang dihasilkan pun relatif tinggi karena bank tersebut memiliki total pendapatan yang tinggi. ROA ROA ialah salah satu komponen yang dijadikan ukuran untuk menilai kinerja keuangan bank dan mengetahui seberapa efektif sisi manajemen dalam mengelola tingkat investasi. Hasil pengembalian (return) atas investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh modal yang dimiliki perusahaan. ROA yang tinggi menandakan jika bank memiliki prospek yang semakin baik kedepannya sebab perusahaan berpotensi tinggi untuk perolehan keuntungan, dan semakin kecil kemungkinan bank dalam menghadapi kondisi yang berbahaya. ROA merupakan rasio profitabilitas yang dijadikan acuan dalam mengukuran keefektifan perusahaan dalam mengelola aktiva nya. CAR CAR biasa disebut dengan rasio yang menunjukkan cara bank dalam mengelola modal guna menutup adanya risiko kerugian yang ditimbulkan akibat adanya aktivitas operasional yang dijalankan oleh bank.. Purwoko dan Sudiyatno (2013) menambahkan masyarakat hanya berpatokan terhadap manajemen dalam mengelola bank, jika manajemen bank buruk maka akan menimbulkan masalah besar bagi bank. CAR dapat dihitung dengan membandingkan besarnya modal dengan jumlah ATMR. Semakin tingi nilai CAR menunjukkan jika bank memiiki modal yang cukup untuk melakukan kegiatan operasionalnya dengan baik sehingga akan meningkatkan

nilai ROA. Berdasarkan peraturan BI nilai CAR minimal 8%. Dengan adanya peraturan ini bank akan menjaga nilai CAR agar tetap stabil. NPL NPL digunakan sebagai indikator adanya permasalahan yang dihadapi bank, apabila bank tidak mendapatkan jalan keluar dari permasalahan tersebut akan berdampak pada kondisi bank misalnya berkurangnya modal bank yang akan berdampak pada penyaluran kredit di periode berikutnya. Manajemen bertugas untuk meminimalisir kemungkinan risiko yang terjadi atas pengelolaan sumber dana, faktor produksi, dan sumber daya lainnya. BI menargetkan standar untuk NPL dibawah 5%. Jika NPL bank dinilai tinggi maka dapat menambah biaya yang ditanggung oleh bank, sehingga bank berpotensi mengalami kerugian. LDR Nurfahmi (2014) menjelaskan jika LDR menggambarkan bagaimana cara bank dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar penarikan dana nasabah dengan likuiditas sebagai sumber dana nya. Standar minimum BI untuk LDR adalah antara 80 – 110%. Tingkst risiko penarikan dana nasabah dari bank, tentunya berbeda-beda. Deposito berjangka beresiko rendah dibandingkan dengan giro yang memiliki tingkat likuditas tinggi karena sifat dari giro tidak stabil. Kebutuhan untuk likuiditas bank berbeda tergantung besar kecilnya bank, usaha bank dan sebagainya. Pengembangan Hipotesis Pengaruh CAR terhadap ROA CAR mencerminkan total modal bank untuk menutup semua aktiva yang memiliki risiko bagi bank. CAR yang tinggi menyebabkan kinerja keuangan bank akan semakin baik, sebab modal bank pribadi digunakan untuk menutup risiko yang terjadi akibat penyaluran pinjaman dan perdagangan sekuritas lainnya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti & Mandagie (2010), Hutagalung dkk (2013), Purwoko dan Sudiyatno (2010) menemukan jika CAR berpengaruh pada kinerja keuangan bank (ROA). Dari penjelasan diatas maka dapat diperoleh hipotesis : H1 : CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA Pengaruh NPL terhadap ROA NPL dihitung dengan menghitung antara total kredit bermasalah dengan total kredit. Kredit yang diartikan ialah kredit yang dialokasikan bank kepada pihak ketiga. Oleh karena itu jika NPL mengalami kenaikan maka akan terjadi penurunan laba yang mengakibatkan ROA akan semakin kecil. Penelitian oleh Hutagalung dkk (2011), Margaretha dan Zai (2013)

mengungkapkan bahwa NPL berpengaruh dengan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Oleh karena itu, dapat diperoleh hipotesis: H2 : NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA Pengaruh LDR terhadap ROA LDR menggambarkan kapasitas suatu bank dalam memberikan dana yang ditarik oleh nasabah dalam menggunakan kredit yang disalurkan sebagai sumber likuiditas. Tetapi pemberian kredit harus diperlukan analisis terlebih dahulu terhadap calon debitur guna menghindari kredit bermasalah atau kredit macet. Penelitian oleh Hutagalung dkk (2011), Margaretha dan Zai (2013) menyatakan bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis : H3 :LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Teknik dalam penentuan sampel yakni metode purpossive sampling dengan kriteria perusahaan telah menyajikan laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2013-2015. Jenis Pengumpulan Data Jenis data berupa data kualitatif yaitu data yang didapat dari hasil analisis rasio – rasio keuangan perbankan yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 – 2015. Sumber Pengumpulan Data Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasi oleh Bursa Efek Indonesia dengan periode yang digunakan yaitu tahun 2013-2015. Metode Pengumpulan Data Data diperoleh dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menghitung seluruh data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis kinerja keuangan bank yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 20132015. Data yang dikumpulkan diperoleh dari situs web IDX yaitu www.idx.co.id.

Definisi Operasional 1. ROA ROA yaitu rasio profitabilitas yang digunakan sebagai ukuran dalam mengukur kinerja keuangan bank. Rasio ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih ROA = Total Asset 2. CAR CAR merupakan rasio yang menggambarkan aktiva bank yang memiliki risiko ditanggung oleh modal bank maupun dana dari sumber-sumber lain diluar bank. Rumus rasio CAR yaitu : Modal Bank CAR = ATMR 3. NPL NPL merupakan rasio yang menghitung total kredit bermasalah dengan total kredit oleh bank. Rumus rasio NPL yaitu : Kredit Bermasalah NPL = Total Kredit 4. LDR LDR adalah rasio untuk mengukur kinerja bank dalam memenuhi pembayaran kembali deposito yang telah jatuh tempo pada nasabah (Mahardian, 2008). Rumus rasio LDR yaitu Kredit LDR = DPK Metode Analisis Data Uji Normalitas Uji normalitas berfungsi untuk mengukur apakah data model regresi memiliki distribusi yang normal sehingga dapat digunakan dalam pengukuran statistik parametrik. Uji Asumsi Klasik meliputi :

Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi memiliki tujuan untuk menguji apakah model regresi liniear ada hubungan antara kesalahan pada periode bersangkutan dengan kesalahan periode sebelumnya. Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali (2011) Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance dari residual antar pengamatan. Model yang baik adalah model yang terbebas dari heterokedastisitas. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi ditemukan hubungan antar variabel independen. Untuk menjadi model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian Hipotesis Uji Model (Uji F) Ghozali (2011) mengatakan Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 1. Sig < 0,05 dan F hitung > dari F tabel maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Sig > 0,05 dan F hitung < F tabel maka variabel independen secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Ghozali (2011) mengatakan Uji t digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh tiap variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Menurut Ghozali (2011) uji normalitas digunakan untuk menguji data dalam model regresi terdistribusi normal atau tidak. Cara melakukan uji normalitas yaitu menganalisis grafik P-Plot & melakukan Uji Kolmogorov Smirnov.

Pada gambar grafik Normal P-P Plot diatas terlihat bahwa plot-plot menyebar mendekati dan mengikuti garis regresi, maka dapat disimpulkan jika asumsi normalitas dapat terpenuhi. Cara pengujian yang kedua yaitu dengan uji Kolmogorov Smirnov. Tingkat Sig tabel Kolmogorov Smirnov sebesar 0,575 yang berarti > 0,05. Maka model berdistribusi normal dan asumsi normalitas memenuhi syarat.

Uji Asumsi Klasik Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah di dalam model terdapat penyimpangan asumsi heterokedastisitas atau tidak. Pengujian Heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara visual yaitu grafik Scatterplot.

Gambar diatas meunjukkan plot yang menyebar dan tidak membentuk pola, maka data terbebas dari heterokedastisitas. Untuk lebih mendukung hasil pengujian Heterokedastisitas diatas, dapat dilakukan uji Formal, yaitu dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser

Nilai sig untuk ketiga variabel independen > 0,05 maka dapat diambil kesimpluan jika model regresi bebas dari heterokedastisitas maka asumsi telah terpenuhi. Uji Autokorelasi Uji Durbin Watson merupakan cara yang digunakan untuk melakukan uji Autokorelasi. Asumsi dapat terpenuhi jika nilai DW ada diantara du dan 4-du yang bisa diperoleh dari tabel Durbin Watson.

Dalam penelitian ini jumlah k = 3, n = 108 dan α = 0,05 maka nilai dl = 1,6297 dan du = 1,7437 sehingga didapat 4-dl = 2,3703 dan 4-du = 2,2563. Karena nilai Durbin Watson 2,096 berada diantara du dan 4-du, disimpulkan jika model regresi terbebas dari autokorelasi. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas diketahui dengan nilai VIF dan tolerance pada masing-masing variabel dalam model regresi. Asumsi multikolinieritas dalam model regresi dapat terpenuhi jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.

Tabel diatas menunjukkan jika ketiga variabel independen, yaitu CAR, NPL dan LDR masing-masing telah memenuhi syarat yang ditentukan diatas, maka disimpulkan jika model regresi telah memenuhi syarat multikolinieritas. Analisis Regresi Liniear Berganda

Persamaan regresi dari tabel diatas yaitu : Y = -0,576 + 0,007X1 – 0,535X2 + 0,036X3 Penjelasan mengenai persamaan diatas yaitu : 1. Nilai α = -0,576 artinya jika CAR, NPL dan LDR dianggap tetap (konstan), maka ROA menurun sebesar 57,6%. 2. Nilai β1 = 0,007 artinya jika CAR meningkat maka ROA akan meningkat sebesar 0,7% jika variabel yang lain yaitu NPL dan LDR tidak berubah. 3. Nilai β2 = -0,535 artinya jika NPL meningkat maka ROA akan menurun sebesar 53,5% jika variabel CAR dan LDR tidak berubah. 4. Nilai β3 = 0,036 artinya jika LDR meningkat maka ROA akan meningkat sebesar 3,6% jika variabel yang lain yaitu CAR dan NPL tidak berubah. Uji Hipotesis Uji Model (Uji F)

Sig 0,000 < 0,05 jadi diambil kesimpulan jika variabel CAR, NPL, dan LDR berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel ROA (Y). Uji t

CAR memiliki tingkat Sig 0,718 > 0,05 jadi Ha1 ditolak dan Ho diterima. Maka hipotesis pertama menyatakan bahwa variabel CAR tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap ROA. NPL memiliki nilai Sig 0,000 yang berarti < 0,05 maka Ha2 diterima dan Ho ditolak. Hipotesis kedua menyatakan variabel NPL berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. LDR menunjukkan nilai sig sebesar 0,003 < 0,05 yang artinya Ha3 diterima, Ho ditolak. Jadi Ha3 menyatakan variabel LDR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Koefisien Determinasi (R2) Analisis ini digunakan untuk mengukur seberapa kuat pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Berdasarkan tabel Model Summary diatas, menunjukkan R Square 0,390, yang memberikan arti bahwa kemampuan variabel CAR, NPL dan LDR dalam menjelaskan kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan ROA adalah 39%. Sedangkan sisanya sebesar 61%, ROA dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi.

Pembahasan Pengaruh CAR terhadap ROA Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,718 > 0,05 maka hipotesis pertama ditolak. Pada dasarnya CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan proksi rasio modal yang menunjukkan keahlian bank dalam mengoptimalkan modal guna menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank, namun pada kenyataannya penelitian ini memperlihatkan jika CAR tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank. Menurut teori agensi antara agent dan principal terdapat konflik kepentingan antar individu yang akan berdampak pada rendahnya kinerja keuangan pada bank, karena kinerja

keuangan sangat bergantung pada hubungan antara agent dan principal dalam kontrak. Data dalam penelitian ini menggambarkan jika tinggi rendahnya CAR tidak akan mempengaruhi nilai ROA. Dapat dibuktikan dari hasil penelitian tahun 2013-2015 dari perusahaan NOBU yang menunjukkan nilai CAR yang cenderung fluktuatif yaitu 87,49 turun secara signifikan menjadi 48,97 dan 27,48, namun nilai ROA nya cenderung stabil yaitu 0,51, 0,35 dan 0,33. Hal itu yang menjadikan salah satu faktor CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Hutagalung, dkk (2011), Purwoko dan Sudiyatno (2013), Lukitasari dan Kartika (2014) yang menunjukkan hasil bawa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pengaruh NPL terhadap ROA Hasil penelitian menunjukkan NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Terlihat dari sig 0,00 < 0,05 maka hipotesis kedua dapat diterima. NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukkan keahlian manajemen dalam hal pengelolaan kredit yang bermasalah. Hutagalung dkk (2013) menambahkan untuk mengurangi tingkat kemungkinan kredit bermasalah, fee base income berperan penting karena income yang tinggi dari pengelolaan asset dapat menutupi kerugian yang timbul akibat risiko kredit bermasalah. Dalam teori agensi investor sebagai principal akan berfokus pada kinerja manajemen dalam memperoleh laba, sedangkan manajemen sebagai agent akan lebih berorientasi untuk meningkatkan laba guna kepentingannya sendiri. Jika suatu bank memisahkan antara pengelolaan dan kepemilikan maka akan rentan dengan konflik kepentingan. Salah satu cara mengurangi konflik kepentingan yaitu dengan mensejajarkan kepentingan antar kedua belah pihak tersebut. Peraturan dari Bank Indonesia mengharuskan bank memiliki nilai NPL dibawah 5%. Rata-rata (mean) NPL pada periode 2013-2015 adalah sebesar 2,39% yang berarti dibawah 5% menandakan jika bank sangat memperhatikan dan menjaga kualitas aktiva produktifnya agar tetap stabil. Hasil temuan ini sesuai dengan penelitian Hutagalung dkk (2011), Margaretha dan Zai (2013) yang menemukan bahwa variabel NPL berpengaruh terhadap ROA. Pengaruh LDR terhadap ROA Dalam penelitian ini LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang dimiliki variabel LDR yaitu sebesar 0,03 < 0,05 maka hipotesis ketiga dapat diterima. LDR adalah rasio yang menggambarkan tingkat kredit yang disalurkan dari pihak ketiga kepada kreditur. Hasil penelitian menunjukkan jika LDR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank. Didalam teori agensi terdapat hubungan antara manajer dengan debitur, adanya pemberian kredit dapat menimbulkan masalah keagenan saat manajer membuat keputusan untuk investasi yang berisiko tinggi, jika berhasil akan menguntungkan pihak bank, namun jika tidak berhasil akan merugikan pihak kreditur. Rata-rata LDR pada tahun penelitian 2013-2015 yaitu sebesar 84,82% artinya rata-rata bank yang beroperasi menyalurkan sebesar 84,82% dari seluruh dana yang telah dihimpun. Dapat dikatakan bank telah memenuhi kriteria yang dikukuhkan Bank Indonesia yakni 80 -

110%. Kondisi ini menggambarkan kinerja keuangan bank pada umumnya telah berjalan secara efisien, hal ini ditunjukkan dengan bank mampu memaksimalkan dana yang disalurkan kepada masyarakat. Penelitian ini sejalan dengan hasil temuan yang dilakukan oleh Margaretha dan Zai (2013), Widyastuti dan Mandagie (2010) yang menemukan jika variabel LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA (Return On Assets). PENUTUP Kesimpulan 1. 2. 3.

CAR tidak berpengaruh secara signifikan ROA. Dapat diartikan besar kecilnya CAR tidak akan mempengaruhi ROA. NPL berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Dapat diartikan besar kecilnya NPL akan mempengaruhi ROA. LDR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Dapat diartikan besar kecilnya LDR akan mempengaruhi ROA.

Saran 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian dengan menambah variabel lain diluar penelitian ini supaya dapat memberikan hasil yang lebih beragam mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan menggunakan rasio lain selain rasio CAR, NPL, dan LDR serta dapat menambah periode pengamatan dalam penelitian. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan manajemen mampu meningkatkan kinerja keuangan terutama terhadap permodalan dalam bank agar investor semakin yakin dan percaya terhadap kinerja keuangan perusahaan serta perusahaan diharapkan dapat mengendalikan risiko kredit dengan cara memperbaiki kualitas kredit dan memperketat standar dalam pemberian kredit kepada nasabah.

DAFTAR PUSTAKA Almadhany, Khairunnisa. 2012. Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional dan Net Interest Margin Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Vol. 12 No.2

Ayuningrum, A.P. 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA (Studi Pada Bank Umum Go Public Yang Listed Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009). Skripsi. Universitas Diponegoro Christiano, Mario; Tommy, Parengkuan; Saerang, Ivone. 2014. Analisis Terhadap Rasio-Rasio Keuangan Untuk Mengukur Profitabilitas Pada Bank-Bank Swasta Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA Vol. 2 No.4. ISSN 2303-1174 Darmawi, Hermawan. 2012. Manajemen Perbankan. PT Bumi Aksara. Jakarta Dewi, Kadek A.K; Sinarwati, Ni Kadek; Darmawan, Nyoman A.S. 2014. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012. Jurnal Akuntansi Program S1. Volume 2. No.1 Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung Ghozali, Imam. 2011.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Edisi V. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Hutagalung, Esther Novelina; Djumahir; Ratnawati, Kusuma. 2013. Analisis Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen. Volume. 11 Nomor.1 Ikatan Akuntansi Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan, PSAK. Salemba Empat. Jakarta Indriantoro, Nur; Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen, Edisi I. BPFE. Yogyakarta Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Lubis, Arfan Ikhsan. 2009. Akuntansi Keperilakuan, Edisi II. Salemba Empat. Yogyakarta Lukitasari, Yunia Putri; Kartika, Andi. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan Vol.3 No.2 ISSN : 1979-4878. Mahardian, P. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007). Tessis. Universitas Diponegoro. Margaretha; Zai, Marsheilly P. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perbankan Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 15, No. 2.ISSN 1410-9875. Nurfahmi, Harish Ari. 2014. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Pandia, F. 2012. Manajemen Dana & Kesehatan Bank. Rineka Cipta. Jakarta Purwoko, Didik; Sudiyatno, Bambang. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank (Studi Empirik Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE) Vol.20 No.1 ISSN : 1412-3126. Rusdiana,Nana. 2012. Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Skripsi. Universitas Diponegoro. Sianturi, Maria Regina. 2012. Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011). Skripsi. Universitas Hasanuddin. Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/ Intern DPNP tanggal 16 Desember 2011. Perihal Pedoman Sistem Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating).Bank Indonesia. Jakarta Taswan. 2012. Akuntansi Perbankan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Wardhani, Dietha K. 2013. Pengaruh Rasio Efisiensi, Rasio Risiko, Rasio Likuiditas Dan Rasio Permodalan Terhadap Kinerja Bank BMRI, BRI, BNI dan CIMB NIAGA.Jurnal JIBEKA, Volume 7, No.2. Wibowo, Edhi Satriyo; Syaichu, Muhammad. 2013. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. http://ejournals1.undip.ac.id/index.php.djom Volume 2 Nomor 2 Tahun 2013 hal 1-10 ISSN (online) : 23373792. Widyastuti, Tri; Mandagie, Yuana R.O. 2010. Pengaruh CAR, NIM, dan LDR terhadap ROA pada Perusahaan Perbankan.Jurnal Akuntabilitas Volume. 10 Nomor. 1. ISSN 1412-0240. Yudiartini, Dewa Ayu Sri; Dharmadiaksa, Ida Bagus. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14.2 Februari (2016).1183-1209 ISSN: 2302-8556.