PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Yopi Atul Improh Atik Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok 16424
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan variabel inflasi, nilai tukar, dan tingkat suku bunga SBI dengan variabel harga saham perbankan. Dan untuk mengetahui pengaruh variabel inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dan tingkat suku bunga SBI secara parsial dan simultan terhadap variabel harga saham perbankan. Penelitian dilakukan dengan mengambil 16 bank sebagai objek penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang membandingkan hipotesis statistik dengan hasil. Hasil regresi menunjukkan variabel inflasi berpengaruh positif terhadap harga saham perbankan. Sedangkan variabel nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh terhadap harga saham perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji t pada dua variabel nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel harga saham perbankan. Sedangkan satu variabel yaitu inflasi tidak berpengaruh terhadap variabel harga saham perbankan. Hasil uji F hitung menunjukkan secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI terhadap harga saham perbankan. Besarnya koefisien determinasi (R2) ketiga variabel tersebut terhadap harga saham perbankan adalah sebesar 0,590. Hal ini menunjukkan bahwa 59% harga saham perbankan dipengaruhi oleh inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI. Sedangkan sisanya yaitu 41% harga saham perbankan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci : Harga Saham Perbankan, Inflasi, Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga SBI.
PENDAHULUAN Sebagai negara yang melakukan perkembangan perekonomian, maka Indonesia membutuhkan adanya modal atau dana dalam jumlah yang besar sebanding dengan pertumbuhan yang ditargetkan. Dalam hal ini pasar modal mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian Indonesia. Dari pasar modal diharapkan dunia usaha memperoleh sebagian atau bahkan seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan.
Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pasar modal suatu negara adalah kondisi makro ekonomi dan stabilitas politik suatu negara tersebut, misalnya kurs valuta asing (valas), cadangan devisa, inflasi, tingkat suku bunga deposito (Djoko:54). Di Indonesia kurs valas mengalami perubahan setiap waktu, ada kalanya Rupiah menganut mata uang asing pada saat kondisi Indonesia stabil atau cenderung membaik dari kondisi sebelumnya, penguatan nilai tukar mata uang suatu negara bisa menekan laju inflasi. Sebaliknya Rupiah akan melemah terhadap mata uang asing pada saat kondisi Indonesia memburuk. Apabila harga-harga barang dan sektor jasa cenderung mengalami kenaikan maka disebut dengan inflasi. Oleh sebab itu untuk mencegah makin meningkatnya inflasi maka jumlah mata uang yang beredar harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga kestabilan nilai tukar bisa dijaga (permintaan agregat). Tingkat suku bunga dan sekuritas adalah dua faktor yang sering diperhatikan sebelum investor melakukan investasi, umumnya tingkat suku bunga mempunyai hubungan yang negative dengan harga sekuritas. Secara sederhana, jika suku bunga pasar meningkat, maka tingkat return yang disyaratkan investor atau suatu obligasi juga akan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI dengan variabel harga saham perbankan; mengetahui pengaruh variabel inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap variabel harga saham perban; dan mengetahui pengaruh variabel inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI secara simultan terhadap variabel harga saham perbankan. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : H2 : H3:
Ada hubungan antara variabel inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI dengan variabel harga saham perbankan. Ada pengaruh variabel inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap variabel harga saham perbankan. Ada pengaruh variabel inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI secara simultan terhadap variabel harga saham perbankan.
METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel dan Satuan Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Pada penelitian inivariabel yang diklasifikasikan sebagai variabel bebas adalah Inflasi, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga SBI. Pada penelitian ini variabel yang diklasifikasikan sebagai variabel terikat adalah Harga Saham Perbankan pada Bursa Efek Indonesia. Data yang dibutuhkan Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data harga saham perbulan di pasar saham regular, data inflasi, data nilai tukar dan data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh dari berbagai sumber seperti Bursa Efek Indonesia
(BEI), Bank Indonesia (BI), situs internet dan sumber-sumber lain yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan data harga saham emiten-emiten yang terdaftar dan memiliki data harga saham perbulan pasar reguler pada periode tahun 2007 sampai tahun 2011 yang tergolong sektor bank devisa di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada proses pengambilan sampel maka terdapat 16 bank yang sesuai dan dapat digunakan menjadi objek penelitian. Tabel 1 Daftar Perusahaan Perbankan Bank devisa di BEI yang menjadi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan 1. BABP Bank ICB Bumi Putra 2. BBNP Bank Nusantara Parahyangan 3. BKSW Bank QNB Kesawan 4. BNGA Bank CIMB Niaga 5. BSWD Bank Of India Indonesia 6. MAYA Bank Mayapada Internasional 7. MEGA Bank Mega 8. PNBN Bank Panin 9. AGRO Bank Agro Niaga 10. INPC Bank Artha Graha Internasional 11. BBCA Bank Central Asia 12. BDMN Bank Danamon Indonesia 13. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 14. BNII Bank Internasional Indonesia 15. NISP Bank OCBC NISP 16. BNLI Bank Permata Sumber: Data sekunder yang diolah Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan model Regresi Linier Berganda dimana melalui metode ini memiliki tujuan menemukan hubungan antara variabel dependen (terikat) dengan variabel independen (bebas). Garis regresi dalam penelitian ini dijabarkan melalui persamaan berikut ini : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε Dimana : Y = Harga Saham Perbankan α = konstanta X1 = Inflasi X2 = Nilai Tukar X3 = Tingkat Suku Bunga SBI β1,β2,β3= koefisien regresi parsial untuk X1, X2, X3
ε
= Disturbance error (faktor pengganggu/ residual)
Harga saham yang digunakan merupakan harga saham perbulan dari sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI). Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah estimasi regresi yang dilakukan terbebas dari adanya gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi dan gejala heterokedatisitas perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji normalitas data bertujuan untuk pengujian suatu data penelitian apakah dalam model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal menggunakan uji Kolmogorov Smimov. Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 10% dan memiliki nilai variance inflation faktor (VIF) kurang dari 10, maka model regresi tersebut bebas dari masalah multikolinieritas (Ghozali, 2005:92). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahankesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya) menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas menggunakan grafik scatter plot. Uji Statistik Uji Parsial (Uji t) merupakan keterandalan regresi berganda sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh signifikansi parameter-parameter yang dalam hal ini adalah koefisien regresi. Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independensinya. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel digunakan tingkat signifikansi 5% derajat kebebasan (degree of fredoom) df= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji yang digunakan adalah : Jika nilai signifkansi > 0,05 , maka Ho ditolak Jika nilai signifikansi < 0,05 , maka Ho diterima Adapun hipotesisnya adalah : Ho : Ha :
b1,b2,b3 ≤ 0 Artinya tidak terdapat pengaruh parsial dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). b1,b2,b3 > 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Uji Simultan (Uji F-statistik) digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan nilai Fhitung yang terdapat pada tabel analysis of variance. Untuk menentukan nilai F -tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of fredoom) df= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji yang digunakan adalah : Jika nilai signfikansi > 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai signfikansi < 0,05 maka Ho diterima
Adapun hipotesisnya adalah: Ho :
Ha :
b1,b2,b3 ≤ 0 Artinya tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat(Y). b1,b2,b3 > 0 Artinya tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat(Y).
Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, maka masing-masing variabel independen yaitu inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu Harga saham Perbankan (Y), yang dinyatakan dengan R2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh inflasi , nilai tukar, dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham secara simultan terhadap harga saham perbankan (Y). Sedangkan r2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Tabel 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
60 .0000000 1.45870568E2 .084 .084 -.053 .648 .794
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Print out SPSS Berdasarkan uji normalitas, besarnya nilai kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,648 dan signifikan pada 0,794 menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal karena (0,794 > 0,05) dengan kata lain bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas Tabel 3 Coefficients
a
Collinearity Statistics Model
Tolerance
1
VIF
(Constant) tingkat_inflasi
.392
2.550
nilai_tukar
.772
1.296
suku_bunga
.343
2.912
a. Dependent Variable: harga_saham
Sumber : Print out SPSS Berdasarkan uji multikolinearitas didapat nilai dari masing-masing variabel Hasil yang diperoleh dalam angka VIF ini nilainya yaitu untuk variabel inflasi (X1) sebesar 2,550; variabel nilai tukar (X2) sebesar 1,296 dan variabel suku bunga SBI (X3) sebesar 2,912. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) menunjukkan tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. c. Uji Autokorelasi Tabel 4 b
Model Summary
Model 1
R .782
R Square a
.611
Adjusted R Square .590
Std. Error of the Estimate 149.727
Durbin-Watson .403
a. Predictors: (Constant), suku_bunga, nilai_tukar, tingkat_inflasi b. Dependent Variable: harga_saham
Sumber : Print out SPSS Pada pengujian Durbin Watson (DW) didapatkan Nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari pengujian diatas sebesar 0,403. Tetapi karena dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika DW-value < -2 berarti terdapat autokorelasi positif, jika -2 ≤ DW-value ≤ +2 berarti tidak terdapat autokorelasi, jika DW-value > +2 berarti terdapat autokorelasi negatif. Jadi berdasarkan hasil tabel DW-value sebesar 0,403 menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Gambar 1 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatter Plot Sumber : Print out SPSS Pada uji heterokedastisitas menggunakan grafik scatter plots terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar dengan baik diatas maupun dibawah nilai 0 pada sumbu Y. Hal ini menandakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi pada penelitian ini. Sehingga model regresi yang digunakan pada variabel bebas maupun terikat dapat dikatakan layak. Analisis Koefisien Determinasi Tabel 5 b
Model Summary
Model
R
1
.782
R Square a
.611
Adjusted R Square .590
Std. Error of the Estimate 149.727
Durbin-Watson .403
a. Predictors: (Constant), suku_bunga, nilai_tukar, tingkat_inflasi b. Dependent Variable: harga_saham
Sumber : Print out SPSS Berdasarkan analisis koefisien determinasi didapatkan nilai R2 sebesar 0,590 atau 59% menandakan bahwa pengaruh dari variabel tingkat inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI sebesar 59%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 59% = 41% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel yang diteliti diatas, seperti volume perdagangan saham, beta saham, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktifitas dan masih banyak faktor lainnya.
Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 6 Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) tingkat_inflasi nilai_tukar suku_bunga
Std. Error
3506.196
231.015
19.560
12.080
-.189 -733.902
a
Standardized Coefficients Beta
Correlations T
Sig.
Partial
15.177
.000
.215
1.619
.111
.135
.027
-.660
-6.962
.000
-.580
297.250
-.351
-2.469
.017
-.206
a. Dependent Variable: harga_saham
Sumber : Print out SPSS Berdasarkan hasil regresi linier berganda pada pengujian ini dapat dilihat hubungan antara inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham perbankan menghasilkan suatu persamaan adalah sebagai berikut : Y = 3506,196 + 19,560 X1 – 0,189 X2 – 733,902 X3 Berdasarkan persamaan diatas diperoleh konstanta sebesar 3506,196. Hal ini berarti bahwa dengan adanya Tingkat Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga SBI akan terjadi perubahan Harga Saham Perbankan sebesar 3506,196. Selanjutnya koefisien regresi Tingkat Inflasi sebesar 19,560 dan bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan Tingkat Inflasi satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka perubahan Harga Saham Perbankan akan mengalami perubahan sebesar 19,560 % dengan arah yang sama. Koefisien regresi Nilai Tukar sebesar 0,189 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan Nilai Tukar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka perubahan Harga Saham Perbankan akan mengalami perubahan sebesar 0,189% dengan arah yang berlawanan. Sedangkan Tingkat Suku Bunga SBI mempunyai koefisien regresi sebesar 733,902 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan Tingkat Suku Bunga SBI satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka perubahan Harga Saham Perbankan akan mengalami perubahan sebesar 733,902% dengan arah yang berlawanan. Pengujian Statistik Pengujian signifikansi Uji t dilakukan dalam tingkat signifikansi 5% (0,05) yang terdiri dari jumlah sanpel 16 bank serta pengujian terhadap 3 variabel bebas menghasilkan untuk variabel Inflasi dengan nilai t hitung sebesar 1,619 < ttabel sebesar 2,003 dan nilai probabilitas sebesar 0,111 > taraf signifikansi 5% atau 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi terhadap harga saham perbankan secara parsial. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya inflasi pada periode bulanan tahun 20072011 tidak berdampak besar pada naik turunnya harga saham perbankan. Variabel nilai tukar dengan nilai t hitung sebesar -6.962 > ttabel sebesar -2,003 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < taraf signifikansi 5% atau 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif antara nilai tukar terhadap harga saham perbankan secara parsial. Adanya pengaruh yang signifikan dan negatif ini
mengindikasikan bahwa semakin rendahnya nilai tukar pada periode bulanan tahun 2007-2011 berdampak pada menurunnya harga saham perbankan. Variabel tingkat suku bunga SBI dengan nilai t hitung sebesar -2.469 > ttabel sebesar -2,003 dan nilai probabilitas sebesar 0,017 < taraf signifikansi 5% atau 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif antara suku bunga SBI terhadap harga saham perbankan secara parsial. Adanya pengaruh yang signifikan dan negatif ini mengindikasikan bahwa semakin besar suku bunga SBI pada periode bulanan tahun 2007-2011 berdampak pada menurunnya harga saham. Tabel 7 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1974416.594
3
658138.865
Residual
1255415.139
56
22418.127
Total
3229831.733
59
F 29.357
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), suku_bunga, nilai_tukar, tingkat_inflasi b. Dependent Variable: harga_saham
Sumber : Print out SPSS Pengujian signifikansi pada uji F dilakukan dalam tingkat signifikansi 5% (0,05) yang terdiri dari jumlah sampel 16 bank serta pengujian terhadap 3 variabel bebas menghasilkan F hitung sebesar 29,357 > 2,77 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < taraf signifikansi 5% atau 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI terhadap harga saham perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows di atas dapat diketahui bahwa pada F hitung sebesar 29,357 > 2,77 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < taraf signifikansi 5% atau 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI terhadap harga saham perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pengujian regresi linier berganda mengindikasikan bahwa hubungan variabel Inflasi mempunyai hubungan positif dan searah dengan Harga Saham Perbankan. Sedangkan variabel Nilai Tukar dan Suku Bunga SBI mempunyai hubungan negatif dan berlawanan dengan Harga Saham Perbankan. Berdasarkan hasil pengujian analisis koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga SBI dengan Harga Saham Perbankan. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham Perbankan. Sedangkan variabel Nilai Tukar dan Suku Bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham Perbankan. Berdasarkan pengujian secara simultan (bersama-sama) ada pengaruh secara signifikan antara variabel Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham Perbankan.
Saran Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu dari segi faktor makro ekonomi yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi Harga Saham Perbankan hanya terbatas pada Tingkat Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga SBI, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk memperhatikan pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan Harga Saham Perbankan. Keterbatasan dalam pengambilan periode penelitian yang hanya 5 tahun, diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih merefleksikan pergerakan Harga Saham Perbankan di BEI secara historikal. DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, Sri dkk. 1998. Perangkat Analisis dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta : PT. Bursa Efek Jakarta. Alwi, Iskandar Z. 2003. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Nasindo Internusa. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi 1, Mediasoft Indonesia. Anoraga, Panji. 1995. Pasar Modal Keberadaan dan Manfaatnya Bagi Pembangunan. Cetakan Kedua. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Anoraga, Panji dan Pakarti, Piji. 2001. Pasar Modal, Keberadaan dan Manfaatnya Bagi Pembangunan, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Avonti, Amos Amoroso dan Prawoto, Hudi, 2004. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/ US$ Akuntansi Bisnis, Vol.III No.5 September. Bank Indonesia, 2002 - 2007, Indonesia Financial Statistik, BI, Jakarta. Boediono. 1988. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta. Boediono. 1998. Ekonomi Pembangunan. Edisi 3. BPFE, Yogyakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI). 2011. Laporan Harga Saham Bank Perbankan. http://www.idx.co.id Dheny. 2009. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Volume Perdagangan dan Kurs terhadap Return Saham Sektor Properti yang Listed di BEI (Periode 2003-2007) [Tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro. Donna. 2009. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah , Suku Bunga SBI, Volume Perdagangan Saham, Inflasi dan Beta Saham terhadap Harga Saham [Tesis]. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Fabozzi, E. J. And Francis, J.C. 1996. Capital Markets and Institution and Instrument. Upper Saddle River New Jersey. Gillis, M. 1996. Economic of Development. W.W, Norton and Company, New York. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : BP – UNDIP. Goldstein, M. 1998. The Asian Financial Crisis : Causes, Cures and Systematic Implication. Institute of International Economics, Washington DC. Hajiji, Ajid. 2008. Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat, Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Perubahan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Harahap, Kartini. 2006. Jurnal Publis dan Bisnis, Vol.4, No.1, Maret 2006 : 48-62. Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional, Yogya : BPFE.
Lenggu, Yarlin. 2006. Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Indeks Harga Saham Tiga Bank Persero [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Madura, Jeff. 1993. Financial Management. Florida University Express. Mankiw, N. Gregory. 2007. Teori Makroekonomi. Jakarta : Erlangga. Martini, Sri. 2009. Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol.3, No.1, Juli 2009, ISSN 1987726X. Maryanti, Sri. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tingkat SBI dan Nilai Kurs Dollar AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Studi Pada Bursa Efek Jakarta. Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2009 : 12-25. Marzuki, 2000. Metode Penelitian Survey, Jakarta. LP3ES. Mishkin, F.S.1992. “The Economics of Money Banking and Finance Market” 3rd ed. Harper Collins Publisher. Nasution, A. 1991. Tinjauan Ekonomi Atas Paket Deregulasi Tahun 1988 Pada Sistem Keuangan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Nugroho, A.E. 2000. Industri Perbankan dan Keuangan Nasional. PEP-LIPI. Jakarta. Nugroho, Heru. 2008. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks LQ 45 [Tesis]. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Peraturan Bank Indonesia, Nomor 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing. Putong Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Kedua. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Raharjo, Sugeng. 2010. Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. STIE “AUB” Surakarta. Rindjin, K. 2000. Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Saban, T. 2004. Penerapan Model Vector Error Correction dalam Menganalisis Hubungan Antara Indeks Harga Saham, Suku Bunga, dan Kurs [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Samuelson. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta : Media Global Edukasi. Santoso, Singgih. 2001. SPSS versi 10.0 Mengolah data statistik secara profesional, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II. Jakarta : Salemba Empat. Sitinjak, Elyzabeth Lucky Maretha dan Wuri Kurniasari. 2003. Indikator-Indikator Pasar Saham dan Pasar Uang yang Saling Berkaitan Ditinjau Dari Pasar Saham Sedang Bullish dan Bearish. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Vol.3 No.3. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sukirno, Sadono. 1997. Ekonomi Pembangunan. Edisi 2, Yogyakarta : BPFE. Sunariyah, 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. UPP APM YKPN. Yogyakarta. Supranto, J, 1997, Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Surakhmad, Winarto. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito. Suyatno, T. 1996. Kelembagaan Perbankan. STIE Perbanas – Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Syaifuddin. 2005. Pengaruh Perubahan Suku Bunga, Inflasi dan Kurs Dollar terhadap Perubahan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta (Periode Januari 1999-April 2005) [Skripsi]. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Tambunan, T. 1998. Krisis Ekonomi dan Masa Depan Reformasi. Lembaga Penerbit FE_UI, Jakarta. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Penerbit BPFE, Yogyakarta. Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Penerbit Handayani, 1992. Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan. Utami, Mudji dan Rahayu, Mudjilah. 2003. Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 5, No.2, Universitas Petra, Surabaya. Wiyani, Wahyu dan Wijayanto, Andi. 2005. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Harga Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Tahun IX, No.3 September.