PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MOTIVASI

Download Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan. Universitas Garut. ISSN: 1907-932X. 9. Pengaruh Komunikasi Int...

0 downloads 604 Views 91KB Size
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Motivasi Berprestasi dalam Mewujudkan Kinerja Guru Muhamad Abdul Aziz Program Studi Magister Pendidikan Islam, Universitas Garut

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah membahas tentang pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru. Metoda analisis yang digunakan dalam pembahasan topik utama menggunakan model analisis causal efektual dengan meninjau hubungan rasional yang menganalisa hubungan sebab akibat antara komunikasi interpersonal guru, motivasi berprestasi dan kinerja guru. Lokasi penelitian adalah Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg Bandung, dengan jumlah responden sebanyak 53 orang. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal guru berpengaruh positif secara signifikan terhadap motivasi berprestasi dalam memewujudkan kinerja guru. Artikel ini berkesimpulan bahwa untuk penyelenggaraan kinerja guru secara baik dapat dilakukan dengan meningkatkan komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi. Kata kunci: Komunikasi Interpersonal Guru, Motivasi Berprestasi, Kinerja Guru

1

Pendahuluan

Secara umum kinerja guru di sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah, hal ini sejalan dengan pendapat Danim (2010) yang mengatakan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru yang belum mampu menunjukan kinerja yang memadai. Kondisi tersebut nampak dalam kelemahan guru terkait dengan permasalahan kinerja guru dalam melaksanakan tugas profesi kependidikannya. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, maka guru perlu memiliki syarat kualifikasi akademik dan potensi yang meliputi: (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi kepribadian; (c) kompetensi profesional; dan kompetensi sosial. (PP. tentang SNP Nomor 19 tahun 2005). Rendahnya kinerja guru bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti yang dikatakan oleh Indra (2010), bahwa kinerja guru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, di antaranya motivasi dan minat, bakat, watak, sifat, usia, jenis kelamin, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi kinerjanya, di antaranya lingkungan fisik, sarana dan prasarana, imbalan, suasana, kebijakan dan sistem administrasi. Menurut Siagian (2012), motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau

9

Aziz

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Sejalan dengan perkataan McClelland (Munandar, 2010) bahwa Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi mencari kesempatankesempatan dimana individu tersebut memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah. Individu tersebut lebih menyukai pekerjaanpekerjaan dimana terdapat tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan, dan tugas pekerjaan memiliki resiko yang sedang (moderate). Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam berorganisasi. Menurut Rahkmat (2011), mengatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang berkembang yaitu bersifat impersonal menjadi interpersonal, artinya adanya peningkatan hubungan di antara pelaku komunikasi, seringkali pertemuan interpersonal diawali dengan pembicaraan pada masalahmasalah yang bersifat umum, seperti umur, tempat tinggal, pendidikan asal daerah dan sebagainya. Pada akhirnya pembicaraan tersebut berkembang pada masalah-masalah yang spesifik, seperti kebiasaan, kesukaan, situasi tersebut menunjukan adanya komunikasi interpersonal. Komunikasi pada prinsipnya dilakukan untuk menemukan konsesus sebagai winwin solution pada berbagai permasalahan (Ramdhani & Suryadi, 2005). Berkenaan dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru (penelitian di Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg Bandung).

2

Metodologi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan atau memaparkan fenomena masalah yang akan diteliti pada saat ini atau keadaan sekarang dengan tujuan mencari jawaban tentang pemecahan masalah dan hasilnya dilaksanakan setelah kegiatan eksploratif (Iskandar, 2015). Teknik penelitian ini menggunakan teknik survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuosioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mengkaji gejala atau fenomena yang diamati. Untuk generalisasi hasil penelitian, selanjutnya dilihat keselarasannya dengan literatur yang relevan (Ramdhani & Ramdhani, 2014). Untuk melihat kondisi objektif ada objek penelitian. Peneliti menetapkan operasionalisasi variabel penelitian, yang disusun untuk memudahkan langkah-langkah dalam menjaring dan mengumpulkan data yang diperoleh dari responden sesuai dengan teori-teori, konsep-konsep, proposisi-proposisi, dan asumsi-asumsi dari variabel-variabel penelitian penelitian yang ditetapkan. Adapun operasionalisasi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 Operasionalisasi variabel Penelitian No 1

Variabel Komunikasi Interpersonal Guru

Dimensi Keterbukaan

Empati

10

Indikator Terbuka terhadap orang yang diajak berinteraksi Bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang Usaha untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain

www.jurnal.uniga.ac.id

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

No

Variabel

Aziz

Dimensi

Dukungan Kepositifan Kesamaan

2

Motivasi Berprestasi

Kebutuhan prestasi Kebutuhan kekuasaan

Kebutuhan afiliasi 3

Kinerja Guru

Pedagogik

Kepribadian

Sosial

Profesional

Indikator Memberikan perhatian kepada yang kesusahan dalam melaksanakan tugas Menyampaikan keterlibatan dan perhatian pada setiap aspek pembicaraan Memberikan respon yang relevan Mengambil keputusan yang adil Sikap positif pada diri sendiri Sikap positif pada orang lain Menempatkan diri setara dengan orang lain Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda Pegawai suka mengambil resiko yang moderat Pegawai memperhitungkan keberhasilan Pegawai menyatu dengan tugas Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan kerja Memiliki gairah dalam bekerja untuk mencapai kedudukan terbaik Kebutuhan akan diterima di lingkungan kerja Keinginan pada situasi yang bersahabat Mengenal karakteristik peserta didik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang baik Pengembangan kurikulum Penilaian dan evaluasi Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif Komunikasi dengan orang tua, peserta didik dan masyarakat Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif

Responden penelitian adalah seluruh guru Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg Bandung dengan jumlah responden sebanyak 53 orang. Pembahasan dilakukan atas pola pengembangan sumberdaya manusia yang relevan sebagai usaha peningkatan kinerja guru.

www.jurnal.uniga.ac.id

11

Aziz

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

3

Hasil dan Pembahasan

3.1

Hasil Penelitian

Penelitian ini menguji fakta empiris tentang pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru.

Gambar 1. Paradigma penelitian

Adapun hasil analisa dan perhitungan statistika terhadap analisi hubungan antar variabel dalam penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2.

Hasil analisa hubungan antarvariabel

Hipotesis Utama Pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru Sub Hipotesis Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Motivasi Berprestasi Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Kinerja Guru

12

Koefisien jalur 0,8075

Fhitung

Ftabel

Determinan

30,6123

3,1886

65,21%

Makna hubungan Signifikan

Koefisien jalur 0,6958

thitung

ttabel

determinan

6,9183

2,0096

48,41%,

Makna hubungan Signifikan

0,4177

3,3501

2,0096

30,79%

Signifikan

0,4590

3,9127

2,0096

34,41%

Signifikan

www.jurnal.uniga.ac.id

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

3.2 3.2.1

Aziz

Pembahasan Pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru

Rumusan hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru di Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg”. Untuk menjawab hipotesis yang diajukan tersebut, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan pengujian analisis jalur. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,8075. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh variabel Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Motivasi Berprestasi dalam mewujudkan Kinerja Guru, maka dilakukan pengujian yaitu dengan melihat perbandingan antara Fhitung dan Ftabel. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel yaitu Fhitung = 30,6123 > Ftabel = 3,1886. Dari nilai tersebut diperoleh keputusan Ho ditolak, sehingga variabel Komunikasi Interpersonal Guru berpengaruh secara nyata dan positif terhadap variabel Motivasi Berprestasi dan variabel Kinerja Guru. Signifikansi nilai hasil pengujian di atas, didukung pula oleh besaran nilai Koefisien Determinasi (R2YZX) sebesar = 0,6521. Nilai ini menunjukkan bahwa Komunikasi Interpersonal Guru berpengaruh terhadap Motivasi Berprestasi dan Kinerja Guru sebesar 65,21%, sedangkan sisanya sebesar 34,79% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hasil pengujian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi interpersonal guru berpengaruh positif secara signifikan terhadap motivasi berprestasi dalam memewujudkan kinerja guru. Hal ini relevan dengan apa yang dikemukakan oleh Ummu Salamah dalam pembelajaran di kelas pascasarjana Universitas Garut pada tanggal 02 Desember 2016, bahwa komunikasi merupakan proses bagi manajemen untuk menyelesaikan fungsinya. Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mengandung hal penting yaitu pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan sebagai sasaran organisasional (Siagian, 2012). Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya komunikasi interpersonal guru yang berjalan efektif dan motivasi berprestasi adalah agar semua efektivitas kinerja guru di Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg berjalan sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah direncanakan oleh pihak lembaga atau yayasan. Selanjutnya terdapat faktor lain yang mempengaruhi komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru yaitu: kepemimpinan, pengawasan, ataupun kebijakan. Hal ini dikarenakan faktor tersebut saling keterkaitan dimana pimpinan sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi terhadap komunikasi interpersonal guru dan juga motivasi berprestasi.

3.2.2

Pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi

Rumusan hipotesis yang diajukan adalah: “terdapat pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi di Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg Bandung”. Untuk menjawab hipotesis yang diajukan tersebut, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan menggunakan pengujian analisis jalur. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien jalur (Pyx) sebesar 0,6958.

www.jurnal.uniga.ac.id

13

Aziz

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh variabel komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi, maka dilakukan pengujian yaitu dengan melihat perbandingan antara thitung dan ttabel. Berdasarkan pengujian diperoleh nilai thitung yaitu thitung = 6,9183 dan nilai ttabel = 2,0096. Selanjutnya untuk melihat signifikansi pengaruh tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu thitung = 6,9183> ttabel = 2,0096, artinya bahwa H0 ditolak atau dapat dinyatakan terdapat pengaruh dari variabel komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi. Besarnya nilai koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel komunikasi interpersonal guru terhadap motivasi berprestasi sebesar 48,41%, sedangkan sisanya sebesar 51,59% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel komunikasi interpersonal guru yang tidak dimasukan kedalam model. Dengan demikian, kondisi ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal guru memiliki pengaruh positif, namun didalam pelaksanaannya belum serta merta dapat berpengaruh terhadap motivasi berprestasi, hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal guru antara lain kepemimpinan, pengawasan, ataupun kebijakan. Suranto (2011) mengemukakan bahwa dalam komunikasi interpersonal ada yang disebut dengan faktor personal, secara garis besar faktor personal dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor psikologis, mempunyai komponen yang disebut dengan komponen afektif, komponen afektif ini terdiri dari (1) motif sosiogenis, (2) sikap, dan (3) emosi. Motif sosiogenis sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif biologis). Motif sosiogenis ini sangat besar peranannya dalam membentuk perilaku komunikasi. Berbagai klasifikasi motif sosiogenis yaitu menurut David McClelland: (a) kebutuhan berprestasi, (b) kebutuhan kasih sayang/afiiasi (c) kebutuhan berkuasa.

3.2.3

Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru

Hipotesis penelitian yang diajukan yaitu: “Terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg Bandung”. Untuk menjawab hipotesis yang diajukan tersebut, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan menggunakan pengujian analisis jalur dan diperoleh nilai koefisien jalur (Pzy) sebesar 0,4177. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh variabel Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan melihat perbandingan antara thitung dan ttabel Berdasarkan pengujian diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu thitung = 3,3501 > ttabel = 2,0096. Dari nilai tersebut diperoleh keputusan H0 ditolak, sehingga variabel Motivasi Berprestasi berpengaruh terhadap variabel Kinerja Guru. Besar pengaruh variabel Motivasi Berprestasi terhadap variabel Kinerja Guru secara langsung adalah sebesar 30,79% sedangkan sisanya sebesar 69,21% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel ini. Dengan demikian kondisi ini menunjukkan bahwa Motivasi Berprestasi memiliki pengaruh positif namun didalam pelaksanaannya belum serta merta dapat berpengaruh terhadap Kinerja Guru, hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja guru, diantaranya peningkatan kualitas lembaga, dan lingkungan organisasi atau sekolah.

14

www.jurnal.uniga.ac.id

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

Aziz

Hal di atas, didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh David McClelland yaitu hasil penelitiannya menunjukan bahwa jatuh bangunnya negara-negara beserta kebudayaannya berhubungan erat dengan perubahan pada kebutuhan untuk berprestasi (Sobur, 2016: 247). Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor keberhasilan suatu kinerja guru, sangat erat kaintannya dengan motivasi berprestasi atau kebutuhan berprestasi.

3.2.4

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Kinerja Guru

Rumusan hipotesis yang diajukan yaitu: “Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Al-Falah 2 Nagreg Bandung”. Untuk menjawab hipotesis yang diajukan tersebut, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan menggunakan pengujian analisis jalur. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien jalur (Pzx) sebesar 0,4590. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh variabel Komunikasi Interprsonal Guru terhadap Kinerja Guru, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan melihat perbandingan antara thitung dan ttabel. Berdasarkan pengujian diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu thitung = 3,9127 > ttabel = 2,0096. Dari nilai tersebut diperoleh keputusan Ho ditolak, sehingga variabel Komunikasi Interpersonal Guru berpengaruh terhadap variabel Kinerja Guru. Dari hasil pengujian di atas diketahui bahwa Komunikasi Interpersonal Guru memberikan pengaruh nyata dan positif terhadap Kinerja Guru. Besar pengaruh secara langsung Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Kinerja Guru adalah sebesar 21,07%, sedangkan pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Kinerja Guru melalui Motivasi Berprestasi adalah sebesar 13,34%. Sehingga jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Komunikasi Interpersonal Guru terhadap Kinerja Guru sebesar 34,41% sedangkan sisanya sebesar 65,59% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel komunikasi interpersonal guru yang tidak dimasukan ke dalam model. Dengan demikian kondisi ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal guru memberikan pengaruh positif, namun didalam pelaksanaannya perlu didukung oleh faktor lain (epsilon) yang tidak diteliti, misalnya karakteristik dan kebutuhan individu yang berbeda pada proses pendidikan. Hasil penelitian ini selaras dengan pendapat Siagian (2012:16) bahwa dalam kehidupan organisasional, baik pada tingkat individual, tingkat satuan kerja dan tingkat organisasional, tidak ada satu tugas apapun yang dapat terselesaikan hanya oleh seorang tanpa berinteraksi dengan orang lain. Juga tidak akan ada satuan kerja yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik apabila tidak berinteraksi dengan satuan-satuan kerja lainnya. Selanjutnya tidak akan ada satu organisasi yang dapat mencapai tujuan dan berbagai sasarannya tanpa memperdulikan pentingnya interaksi dengan lingkungannya, terutama dengan pihak-pihak yang merupakan bagian dari stakeholders bagi organisasi yang bersangkutan.

4

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjunjukan bahwa komunikasi interpersonal guru berpengaruh secara simultan dan posotif terhadap motivasi berprestasi dalam mewujudkan kinerja guru. Selanjunya.

www.jurnal.uniga.ac.id

15

Aziz

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

untuk penyelenggaraan kinerja guru secara baik dapat dilakukan dengan meningkatkan komunikasi interpersonal guru dan motivasi berprestasi.

Daftar Pustaka Ahmadi & Uhbiyati (2013). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Al-Qarni, A. (2011). Tafsir Muyassar. Jakarta Timur: Qisthi Press Ash-Shiddeqy, H. (2010). Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur. Semarang: Pustaka Rizky Putra Barnawi. (2012). Kinerja Guru Professional. Jogjakarta: Ar-ruzz media. Bungin, B. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group. Cangara, H. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Damayanti, M. N. (2010). Teori komunikasi: Analisis dan aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Danim, S. (2010). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto (2013). Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media Departemen Pendidikan Nasional (2012), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Dalam http;//bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. Diunduh pada Senin, 11 Juni 2012 pukul 09.00 WIB Djamarah, B. S. (2010). Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Effendy, O. U. (2013). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:Citra Aditya Bakti. Fathurrohman, P. & Suryana. (2014). Guru Profesional. Bandung: Refika Aditama Hamzah, B. U. (2016). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Kajian dan Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hamzah. (2011). Model Pembelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Hardjana, A. (2010). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Hasibuan, M. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Hatta, A. (2012). The Great Qur’an: Referensi Lengkap Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Maghfirah Pustaka. Indra, J. S. (2010). Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas. Iskandar, J. (2015). Metode Penelitian. Bandung: Puspaga. Katsir, I. A., & Fada’, A. (2010). Tafsir Ibnu Katsir, juz II. Bairut: Darul Kutub Ilmiyah Ludlow, R. & Panton, F. (2010). Komunikasi Efektif. Yogyakarta: Editor: Deddy Jacobus, Andi. Majjah, I., & Majjah, S. I.. Juz 1(Mauqi'u al-Islam: Dalam Software Maktabah Syamilah, (2005) Mangkunegara, P. A. .(2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya Mufid, M. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2013). Uji Kommpetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

16

www.jurnal.uniga.ac.id

Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 11; No. 01; 2017; 9-17

Aziz

Mulyono. (2012). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Munandar. (2010). Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Unjuk Kerja Perusahaan, Bagian Psikologi Industri & Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta. Priansa, Juni, Donni. (2014). Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta Quthb, S. (2010). Fi Zhilaalil Qur’an, trj. As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Rahkmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Ramdhani, M. A. & Suryadi, K. (2005). Consensus Method Development on Analytic Hierarchy Process. International Conference on Quantitative Sciences and Its Applications 2005, 6 – 8 December, Penang, Malaysia. Ramdhani, M. A., & Ramdhani, A. (2014). Verification of Research Logical Framework Based on Literature Review. International Journal of Basic and Applied Science, 3(2), 11-19. Robbins, S. P. (2010). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat Saefullah. (2014). Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia Sagala, S.. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Shihab, M. Q. (2011). Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. Cet. IV, Jilid. 6. Siagian, S. P. (2011). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta:Rineka Cipta. Siagian, S. P. (2012). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta Sobur, A. (2016). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Supardi. (2014). Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu Surya, M. (2012). Psikologi Konseling. Bandung. Pustaka Bani Quraisy Suwatno, P., & Juni, D. (2013). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta Syafaruddin. (2012). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Tafsir, A. (2013), Ilmu Penidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya Tafsir, A. (2013). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya Taufiq. (2012). Empati: Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Widodo, J. (2011). Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing Wijono, S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi. Kencana:Jakarta. Zaini, S. (2012). Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

www.jurnal.uniga.ac.id

17