PENGARUH MINAT BELI ULANG TERHADAP LOYALITAS

Download mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang serta pengaruh minat beli ulang terhadap ... memberikan pengaruh paling besar t...

0 downloads 738 Views 1MB Size
PENGARUH MINAT BELI ULANG TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN CIMORY YOGHURT DRIN K (STUDI KASUS CMP BO TANI SQUARE BOGOR)

Oleh MOHAMMAD AKMAL MUSADDAD H24063283

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

RINGKASAN Moh. Akmal Musaddad. H24063283. Pengaruh Minat Beli Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen Cimory Yoghurt Drink . Di bawah bimbingan Hj. Siti Rahmawati. PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) merupakan salah satu perusahaan pengolahan susu yang berada di Bogor dan salah satu produk unggulannya adalah Cimory Yoghurt Drink. Sebagai perusahaan yang masih terbilang muda, PT Cimory belum mampu untuk menyaingi para pesaingnya dalam hal perolehan pangsa pasar, oleh sebab itu PT Cimory berusaha untuk menjaga konsumen yang telah loyal agar tidak beralih ke produk pesaing . Loyalitas terbentuk jika setidaknya telah ada minat beli ulang pada benak konsumen. Elemen bauran pemasaran sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan minat beli ulang pada benak konsumen. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang serta pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen Cimory Yoghurt Drink. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis pengaruh atribut produk dan harga terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink , (2) Menganalisis faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink, (3) Menganalisis pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen produk Cimory Yoghurt Drink. Penelitian dilakukan di outlet CMP Botani Square Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan kelengkapan berupa kuesioner. Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, informasi perusahaan, dan internet. Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel laten ad alah metode Structural Equation Modeling dengan bantuan software LISREL 8.72. Hasil akhir output LISREL 8.72 menunjukkan nilai estimasi parameter antar variabel, nilai t-value, dan Goodness of Fit Index. Berdasarkan nilai Goodness of Fit Index yang diantaranya adalah chi-square = 209,67, RMSEA = 0,06, GFI = 0,87, AGFI = 0,81, NFI = 0,92 dan CFI = 0,96 menunjukkan bahwa model yang dipasang sudah fit dan layak untuk diinterpretasikan. Nilai estimasi parameter dan t-value pada model menunjukkan hubunga n dan pengaruh antar variabel, berdasarkan hasil output menunjukkan bahwa variabel atribut produk memiliki hubungan positif dengan min at beli ulang dan berpengaruh secara signifikan. Variabel harga memiliki hubungan positif namun berpengaruh secara tidak signifikan terhadap minat beli ulang dan yang terakhir variabel minat beli ulang memiliki hubungan positif dan juga berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hasil output LISREL 8.72 juga menunjukkan nilai loading factor (λ) pada tiap indikator. Berdasarkan nilai loading factor (λ) menunjukkan faktor rasa paling berpengaruh terhadap variabel atribut produk dan faktor harga yang terjangkau paling berpengaruh terhadap variabel harga.

PENGARUH MINAT BELI ULANG TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN CIMORY YOGHURT DRIN K (STUDI KASUS CMP BOTANI SQUARE BOGOR)

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh MOHAMMAD AKMAL MUSADDAD H24063283

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Judul Skripsi : Pengaruh Minat Beli Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen Cimory Yoghurt Drink (Studi Kasus CMP Botani Square Bogor) Nama

: Mohammad Akmal Musaddad

NIM

: H24063283

Menyetujui, Pembimbing

Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. NIP 19591231 1986012003

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc. NIP 19610123 1986011002

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 27 April 1988. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Irfan, S.Pd. dan Ibu Ma’shumah. Penulis menyelesaikan pendidikan di RA Manbail Futuh Beji Jenu Tuban pada tahun 1994, lalu melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah Manbail Futuh Beji Jenu Tuban. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tuban dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Darul Ulum 2 Jombang dan masuk dalam prog ram IPA pada tahun 2003. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan pada tahun 2007 penulis diterima di program mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menj adi anggota Uni Konservasi Fauna pada tahun 2006 sampai 2007. Pada tahun 2006 sampai tahun 2009 penulis aktif menjadi pengurus Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) IKALUM. Selain itu, penulis juga aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan kampus sebagai Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FEM periode 2008/2009 serta anggota FEMous Theatre pada tahun 2008 -2010. Penulis juga pernah melakukan magang di Kantor Pemasaran Krakatau Steel, Jakarta pada tahun 2008.

iv

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolonganNya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Minat Beli Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen Cimory Yoghurt Drink dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada: 1. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS. dan Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku dosen penguji atas saran dan masukannya kepada penulis. 3. Bapak Donny selaku Unit Manager Cimory Resto Puncak Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Cimory Milk Plus Botani Square Bogor dan atas kesediaannya untuk melakukan wawancara dan memberikan informasi yang berarti bagi penulis. 4. Seluruh staf pendidik dan tenaga kependidikan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogo r. 5. Kedua orang tuaku (Bapak dan Ibu) , adik-adikku (Khudin, Roin, Atin) dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa restu, semangat dan kasih sayang kepada penulis serta Nuning Indriyashari atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan dan motivasin ya. 6. Rekan satu bimbingan, untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi, sahabat-sahabat Jong’s untuk keceriaan dan kebersamaannya selama ini, seluruh rekan manajemen 43 untuk persahabatan selama empat tahun di masa perkuliahan, teman-teman IKALUM dan teman -teman SAWIT 2008-2009 serta penghuni kosan H. Azhar Balebak.

v

7. Pegawai CMP Botani Square Bogor, untuk kerjasama dan bantuannya selama proses penyebaran kuesioner. 8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi.

Bogor, April 2011

Penulis

vi

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ....................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR ISI ...............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

x

I. PENDAHULUAN ....................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................

1 5 6 6 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8 2.1. Pengertian Yoghurt ............................................................................. 8 2.1.1 Manfaat Yoghurt ....................................................................... 8 2.1.2 Yoghurt Drink ........................................................................... 9 2.2. Definisi Pemasaran ........................................................................... 10 2.3. Bauran Pemasaran .............................................................................. 11 2.4. Produk................................................................................................. 12 2.2.1 Klasifikasi Produk ..................................................................... 12 2.2.2 Atribut Produk .......................................................................... 14 2.5. Harga ................................................................................................. 15 2.5.1 Tujuan Penetapan Harga ............................................................ 15 2.5.2 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga ......................................................................................... 16 2.6. Minat Beli Ulang ................................................................................. 17 2.7. Loyalitas ............................................................................................ 18 2.7.1 Jenis Loyalitas ........................................................................... 20 2.7.2 Tahap-Tahap Loyalitas .............................................................. 21 2.8. Structural Equation Modeling (SEM) ................................................. 21 2.8.1 Variabel dalam SEM .................................................................. 22 2.8.2 Model SEM ............................................................................... 22 2.8.3 Evaluasi Kesesuaian Model ....................................................... 25 2.9. Skala Likert ........................................................................................ 27 2.10. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28 2.11. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 30

vii

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 32 3.1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 3.3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 3.4. Jumlah Data dan Metode Penarikan Sampel ....................................... 3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................

32 33 33 34 35 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 39 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 4.2. Gambaran Produk Cimory Yoghurt Drink ........................................... 4.3. Karakteristik Responden ..................................................................... 4.3.1 Jenis Kelamin Responden .......................................................... 4.3.2 Tingkat Usia Responden ............................................................ 4.3.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ................................... 4.3.4 Status Pernikahan Responden .................................................... 4.3.5 Pekerjaan Responden ................................................................ 4.3.6 Pendapatan Rata-rata Responden Tiap Bulan ............................. 4.3.7 Domisili Responden .................................................................. 4.4. Tingkat Penilaian Responden Terhadap Variabel Laten ...................... 4.4.1 Atribut Produk .......................................................................... 4.4.2 Harga ........................................................................................ 4.4.3 Minat Beli Ulang ....................................................................... 4.4.4 Loyalitas Konsumen .................................................................. 4.5. Hasil dan Interpretasi Data ................................................................. 4.5.1 Analisis SEM ............................................................................ 4.5.2 Hubungan Variabel Indikator dengan Variabel Laten ................ 4.6. Implikasi Manajerial ...........................................................................

39 41 42 42 43 43 44 44 45 46 46 46 49 51 52 54 54 59 63

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68 LAMPIRAN ................................................................................................. 70

viii

DAFTAR TABEL

Nomor 1. 2.

Halaman

Perbandingan Kandungan Unsur -unsur Utama Susu dan Yoghurt ....... Top Brand Index Produk Susu Cair Siap Minum di Indonesia Tahun 2009 dan 2010 .......................................................................... 3. Indeks Pengujian Kelayakan Model .................................................... 4. Kriteria Skor Rataan Akhir ................................................................. 5. Penilaian Responden Mengenai Produk .............................................. 6. Penilaian Responden Mengenai Harga ................................................ 7. Penilaian Responden Mengenai Minat Beli Ulang .............................. 8. Penilaian Responden Mengenai Loyalitas Pelanggan .......................... 9. Hasil Pengujian Kelayakan Model Struktural ..................................... 10. Koefisien Parameter dan Nilai t-value Model Struktural ..................... 11. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel Indikator .............................................................................................

2 2 26 28 47 50 51 53 56 57 63

ix

DAFTAR GAMBAR Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Halaman

Siklus Pembelian ............................................................................... Bagan Empat Jenis Loyalitas ............................................................. Model Struktural ............................................................................... Kerangka Hipotesis Penelitian ........................................................... Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... Path Diagram (Diagram Alur) ........................................................... Struktur Organisasi PT Cimory Tahun 2010 ...................................... Produk Cimory Yoghurt Drink ........................................................... Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... Karakteristik Responden Berdasarkan Pen didikan Terakhir ............... Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ................... Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................... Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan ........... Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili ................................. Nilai Standardized Estimate Model Struktural Modifikasi ................. Nilai t-value Persamaan Model Struktural Modifikasi ........................

19 20 23 30 34 37 41 42 42 43 44 44 45 45 46 55 55

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor 1. 2. 3. 4. 5.

Halaman

Hasil Uji Validitas Kuesioner ............................................................ Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ....................................................... Kuesioner Penelitian .......................................................................... Hasil Perhitungan Pengukuran Sikap ................................................. Output Program Simplis LISREL Model Struktural Modifikasi .........

70 73 75 77 80

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, maka teknologi pengolahan susu juga semakin berkembang. Pengolahan susu tersebut merupakan suatu bentuk upaya agar susu dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama karena sifat dasar susu yang perishable atau mudah rusak. Oleh sebab itu, saat ini masyarakat tidak hanya bisa menikmati susu dalam bentuk susu murni melainkan bisa menikmatinya dalam berbagai macam bentuk produk turunan susu. Salah satu produk turunan dari susu adalah yoghurt. Yoghurt adalah hasil dari proses fermentasi susu dengan penambahan bakteri asam laktat diantaranya adalah Lactobacillus bulgaricus, Strptococcus thermophillus, dan Lactobacillus casei. Bakteri-bakteri ini mampu menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Asam laktat inilah yang menyebabkan yoghurt rasanya asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang alergi susu dan lansia 1. Kandungan gizi antara yoghurtdan susu juga tidak jauh beda, tetapi karena telah melalui proses fermentasi ada beberapa

zat gizi yang

kandungannya lebih tinggi pada yoghurt seperti vitamin B1, vitamin B2, serta beberapa jenis asam amino penyusun protein. Tabel 1 di bawah menunjukkan perbandingan nilai dari unsur-unsur utama antara susu dan yoghurt. Begitu tingginya nilai gizi yang terdapat pada yoghurt memberikan manfaat yang besar bagi tubuh. Beberapa manfaat mengkonsumsi yoghurt adalah menjaga kesehatan pencernaan, membantu pembentukan tulang kuat, serta proteinnya membantu fungsi hati. Disamping itu, yoghurt memiliki kelebihan lain yaitu aman bagi perut dan tidak menyebabkan gangguan pada perut karena memiliki PH 4 sedangkan perut memiliki PH 1 serta aman dikonsumsi meskipun dalam kondisi maag.

1

Kandungan Gizi Yoghurt L ebih Tinggi Dari Susu. 10 April 2010. http://www.suaramedia.com. [30 September 2010]

2

Tabel 1. Perbandingan Kandungan Unsur-unsur Utama Susu dan Yoghurt Susu Yoghurt a Unsur utama Susu Susu Low Greek Full fat Low fat murni skim fat/fruit style Air (g) 87,8 91,1 81,9 84,9 77,0 77,0 Energy (kcal) 66 33 79 56 90 115 Protein (g) 3,2 3,3 5,7 5,1 4,1 6,4 Lemak (g) 3,9 0,1 3,0 0,8 0,7 9,1 Karbohidrat 4,8 5,0 7,8 7,5 17,9 NR (g) Kalsium (mg) 115 120 200 190 150 150 Fosfor (mg) 92 95 170 160 120 130 Sodium (mg) 55 55 80 83 64 NR Potassium 140 150 280 250 210 NR (mg) Zinc (mg) 0,4 0,4 0,7 0,6 0,5 0,5 a)

Tingkat gizi pada yoghurt buah bervariasi tergantung jenis buah dan stabilizer

Sumber: Tamime dan Robinson, 1999

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produsen pengolah susu skala besar dan sedang yang terdaftar pada tahun 2 007 menunjukkan jumlah yang tidak sedikit yakni sebanyak 37 perusahaan. Benyaknya perusahaan tersebut menjadikan banyak merek-merek beredar di pasaran dan masing -masing memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini mengindikasikan bahwa persaingan di industri pembuatan yoghurt semakin ketat. Beberapa merek yoghurt yang beredar di pasaran dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Top Brand Index Produk Susu Fermentasi Siap Minum di Indonesia Tahun 2009 dan 2010 Tahun 2009 Tahun 2010 Top Brand Top Brand Merek Produk Merek Produk Index (%) Index (%) Yakult 81,4 Yakult 85,5 Vitacharm 8,0 Vitacharm 5,9 Activia 4,0 Activia 2,3 Calpico 1,9 Calpico 2,1 Queen 0,6 Yoghurt Mella 1,2 Yo-Lite 0,5 Bio kul 0,4 Sumber : Frontier Consulting Group, 2010

Berdasarkan Tabel 2 di atas, selama dua tahun terakhir merek Yakult masih mendominasi dan menjadi pemimpin pasar produk minuman susu fermentasi. Hal ini dikarenakan Yakult merupakan pelopor minuman

3

prebiotik dan telah memiliki pasar yang luas serta konsumen yang loyal tentunya. Merek-merek lain tentunya selalu berupaya agar setidaknya dapat bertahan di pasaran dan masuk dalam nominasi Top Brand. Persaingan yang sangat ketat terbukti dengan tidak adanya merek Queen, Yo Lite, dan Bio kul pada tahun 2010 dan muncul merek lain yaitu Yoghurt Mella. Kondisi pasar yang penuh dengan persaingan menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan langkah -langkah strategis yang tepat. PT Cimory merupakan salah satu perusahaan yang sedang berkembang ditengeh persaingan industri pengolahan susu yang masih diku asai oleh beberapa merek lama dan telah dikenal luas oleh masyarakat. Sejak pertama kali berkecimpung di industri yoghurt pada tahun 2006, Cimory menggunakan merek Yo-Lite Yoghurt Drink Cimory namun karena BPOM RI melarang menggunakan merek dagang tersebut maka Cimory merubahnya menjadi Cimory Yoghurt Drink. Produk tersebut merupakan salah satu produk unggulan dari Cimory selain produk susu pasteurisasi dan produk-produk olahan susu lainnya. Faktor usia perusahaan yang masih sangat muda menjadikan PT Cimory belum mampu menandingi para pesaing dalam hal pemasaran produk. PT Cimory sampai saat ini hanya mengandalkan promosi below the line yang tentu saja belum mampu menyaingi para pesaing dengan anggaran iklan yang sangat besar. Salah satu upaya PT Cimory untu k bertahan dalam persaingan industri yoghurt adalah dengan cara menjaga para konsumennya yang telah loyal agar tidak beralih kepada produk pesaing. Faktor loyalitas menjadi aspek yang sangat penting karena loyalitas dapat menjadi kekuatan perusahaan dalam mendapatkan pangsa pasar dan tentunya imbalan laba bagi perusahaan. Namun bukan perkara yang mudah dalam hal menciptakan loyalitas konsumen, butuh perjuangan ekstra untuk membuat seorang konsumen menjadi loyal kepada sebuah produk atau layanan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bauran pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang

4

diinginkannya di pasar sasaran 2. Elemen dalam bauran pemasaran yang biasa dikenal dengan istilah “empat P” yakni product, price, place, dan promotion dapat menjadi acuan bagi suatu perusahaan untuk melakukan strategi pemasaran agar sukses dalam persaingan. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan konsumen yang telah loyal 3. Salah satu cara untuk mempertahankan konsumen adalah dengan menitikberatkan pada tingkat kepuasan konsumen terhadap elemen bauran pemasaran. Kepuasan terbentuk apabila kinerja dari

produk melebihi

ekspektasi atau harapan dari pembeli. Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang. PT Cimory selalu berusaha agar konsumennya merasakan kepuasan terhadap produk yang dikeluarkan salah satunya Cimory Yoghurt Drink. Meskipun kepuasan konsumen diperlukan bagi kesuksesan bisnis, namun itu saja belum cukup untuk membangun atau membentuk basis konsumen yang loyal. Loyalitas konsumen dapat dicapai ketika konsumen tersebut setidaknya memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang meskipun belum pasti melakukan pembelian ulang yang nyata. Semua perusahaan pasti akan fokus dalam menjaga bauran pemasaran yang ada agar dapat sukses di dalam pasar begitu juga yang dilakuka n oleh PT Cimory. Elemen bauran pemasaran PT Cimory diantaranya adalah product (produk) dan price (harga). Produk Cimory Yoghurt Drink merupakan salah satu produk unggulan PT Cimory yang memiliki kualitas baik. Motto “Sehat Itu Enak” merupakan wujud komit men Cimory yang mengutamakan kualitas produk khususnya dari segi rasa yang enak karena semakin bagus kualitas produk yang dikeluarkan oleh perusahaan, akan semakin tinggi kepuasan yang dirasakan sehingga mempengaruhi minat pembelian ulang oleh konsumen. Bauran pemasaran selanjutnya adalah harga yang juga sangat menentukan keberhasilan PT Cimory dalam memasarkan 2 3

Kotler dan Amstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Levitt dalam Tjiptono. 2008.

5

produknya. Cimory Yoghurt Drink dijual dengan harga berkisar antara Rp 5.800,00 sampai dengan Rp 6.000,00 per botol dengan ukuran 250 ml. Harga yang ditetapkan PT Cimory terhadap produk Cimory Yoghurt Drink tergolong tinggi dibandingkan dengan harga produk serupa dari para pesaing namun hal tersebut masih sebanding dengan kualitasnya. Kedua elemen bauran pemasaran tersebut nantinya akan menjadi pertimbangan dalam perilaku pembelian konsumen. Ketika kinerja dari elemen bauran pemaran tersebut sesuai dengan ekspektasi konsumen atau bahkan melebihi maka hal tersebut akan berdampak terhadap tingkat kepuasan konsumen yang nantinya akan timbul minat untuk melakukan pembelian ulang pada masa yang akan datang. Apabila konsumen telah memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang pada masa yang akan datang maka kemungkinan untuk melakukan pembelian nyata akan semakin besar dan itu akan berdampak pada loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. 1.2. Rumusan Masalah PT Cimory merupakan salah satu perusahaan pengolah susu yang berada di Bogor dengan salah satu produknya yakni Cimory Yoghurt Drink. Sebagai perusahaan yang masih terbilang muda, PT Cimory selalu beru saha agar dapat sukses di dalam menjalankan bisnisnya di tengah -tengah persaingan industri yoghurt saat ini. Sampai saat ini PT Cimory memasarkan Cimory Yoghurt Drink ke berbagai modern retail serta counter -counter resmi milik Cimory yakni Cimory Dairy Sho p dan Cimory Milk Plus (CMP). Cimory Milk Plus merupakan counter -counter Cimory yang menyajikan aneka milk shakes, yoghurt shakes, dan Cimory Fresh Milk serta Cimory Yoghurt Drink. Pada awalnya PT Cimory memiliki dua buah outlet CMP yang berada di kota Bogor yakni CMP Botani Square dan CMP Ekalokasari Plaza. Namun dalam perkembangannya, CMP Ekalokasari Plaza ditutup oleh manajemen PT Cimory karena sepi pembeli. Sebagai satu -satunya counter CMP yang masih ada si kota Bogor, CMP Botani Square perlu melakukan identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan konsumen memiliki minat beli ulang pada masa yang akan datang. Apabila konsumen telah memilki minat

6

beli ulang pada masa yang akan datang, maka potensi timbulnya loyalitas konsumen juga akan semakin tinggi. Oleh karena itu identifikasi terhadap faktor -faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen Cimory Yoghurt Drink di CMP Botani Square Bogor merupakan salah satu cara terbaik untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen. Berdasark an uraian di atas tentang arti penting minat beli ulang dalam membentuk konsumen yang loyal pada produk Cimory Yoghurt Drink serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang dilihat dari dua elemen bauran pemasaran, maka permasalahan yang akan dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh atribut produk dan harga terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink? 2. Faktor apakah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink? 3. Bagaimana pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen produk Cimory Yoghurt Drink? 1.3. Tujuan Penelitaian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh atribut produk dan harga terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink. 2. Menganalisis faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink. 3. Menganalisis pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen produk Cimory Yoghurt Drink. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada perusahaan mengenai faktor -faktor yang berpengaruh terhadap minat pembelian ulang produk Cimory Yoghurt Drink dan dampaknya terhadap loyalitas konsumen produk tersebut, sehingga perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat. Bagi pihak lainnya, penelitian ini bermanfaat

7

sebagai pengetahuan dalam memperluas wawasan, bahan masukan dan informasi untuk penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Analisis pada penelitian ini

terbatas pada identifikasi faktor -faktor

yang mempengaruhi minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink dan pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen produk Cimory Yoghurt Drink. Faktor-faktor terbatas pada elemen bauran pemasaran yakni pr oduk dan harga. Elemen place (tempat) tidak disertakan karena pengambilan sampel hanya terbatas pada CMP Botani Square sedangkan elemen promotion (promosi) tidak disertakan karena PT Cimory tidak melakukan program promosi secara langsung. Sampel yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini terbatas pada konsumen yang berkunjung ke Cimory Milk & Yoghurt Plus (CMP) Botani Squar e Bogor yang telah melakukan pembelian produk Cimory Yoghurt Drink sebanyak lebih dari dua kali.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Yoghurt Istilah yoghurt berasal dari bahasa turki yaitu yoğurt yang diambil dari kata sifat yogun berarti padat dan tebal 4. Yoghurt dikenal sebagai salah satu produk susu olahan yang menggunakan proses fermentasi susu deng an bakteri sebagai

starter. Jenis bakteri seperti

Bifidobacterium

dan

Lactobacillus yang digunakan dalam yoghurt digolongkan sebagai probiotik yang juga termasuk dalam komponen dalam pangan fungsional. Bakteri pada yoghurt merupakan bakteri yang ditambahka n di luar kandungan gizi yang telah terdapat pada susu. Yoghurt yang memiliki kandungan probiotik yaitu adanya kandungan bakteri yang hidup pada bahan pangan dapat menurunkan jumlah bakteri yang merugikan di dalam saluran pencernaan 5. 2.1.1 Manfaat Yoghurt Berikut beberapa manfaat yoghurt yang diuraikan dr. Carmen. M. Siagian, MS, Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta 6. 1. Membantu penderita lactose intolerance. Lactose intolerance adalah kondisi dimana penderita mengalami diar e setiap kali minum susu. Penyebabnya adalah defisiensi atau kekurangan enzim pencerna laktosa. Sehingga setiap kali minum susu, butiran laktosanya akan tertinggal di permukaan lubang usus halus dan menyerap air dari sekitarnya yang kemudian memunculkan di are. Dalam yoghurt, laktosa susunya sudah dipecah oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus melalui proses fermentasi, hingga mudah diserap tubuh. Itulah mengapa yoghurt amat disarankan sebagai pengganti susu bagi orang atau anak yang tidak mampu mencerna lakt osa dengan baik. 2. Degradasi kolesterol 4 5

6

Wikipedia. 2010. Yoghurt. http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt . [ 14 Desember 2010] Silalahi, J. 2001. Manfaat dan Khasiat Probiotik untuk Mencegah Penyakit. http://www.kompas.com/pojok_khusus_kontribusi_prebiotik.htm . [20 Desember 2010] Aneka Khasiat dan Manfaat Yoghurt. 2010. http://id.shvoong.com/medichine -andhealth/nutrition/1928783-aneka-khasia-manfaat-yoghurt/ [14 Desember 2010]

9

Penelitian pada beberapa orang yang mengonsumsi yoghurt secara teratur dalam jumlah dan waktu tertentu ternyata menunjukkan jumlah kolesterol dalam serum darahnya menurun. Mekanisme penurunan kolesterol ini bisa terjadi karena bakteri asam laktat yang ada dalam yoghurt dapat mendegradasi kolesterol menjadi coprostanol. Coprostanol ini merupakan zat yang tak dapat diserap oleh usus. Berkat yoghurt, coprostanol dan sisa kolesterol dikeluarkan bersama -sama tinja. Sebuah laporan mengenai hal ini memaparkan bahwa penurunan kolesterol oleh bakteri Lactobacillus dapat mencapai kisaran 27-38 persen. 3. Menghambat patogen Flora usus pengonsumsi yoghurt terbukti sulit ditumbuhi kuman -kuman patogen atau kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan kata lain, mengonsumsi yoghurt secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan. 4. Menetralisir antibiotik Mengonsumsi antibiotik memang berfungsi mematikan kuman, namun ia tidak pandang bulu mana kuman yang perlu dibunuh d an mana yang sebetulnya tidak perlu dimusnahkan. 5. Antikanker saluran cerna Bakteri-bakteri yang berperan dalam yoghurt dapat mengubah zat-zat prekarsinogenik (zat-zat pemicu kanker) yang ada dalam saluran pencernaan, hingga mampu menghambat terjadinya kank er 6. Mencegah jantung koroner Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus yang terdapat dalam yoghurt, akan menghasilkan asam folat dan vitamin B kompleks, kedua vitamin ini berguna mencegah munculnya penyakit jantung koroner 2.1.2 Yoghurt Drink Yoghurt jenis cair yang dikategorikan sebagai minuman yoghurt pada umumnya telah disterilisasi atau dipasteurisasi untuk memperpanjang masa simpannya. Selain itu, bakteri yang terdapat dalam yoghurt drink tidak aktif namun, minuman yoghurt memiliki nutrisi dan metabo lit-metabolit hasil fermentasi yang berguna bagi kesehatan tubuh. Yoghurt drink memiliki

10

berbagai variasi rasa seperti rasa buah dan

plain sehingga dapat

meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk yoghurt yang memiliki cita rasa asam (Sari, 2007). Minuman yoghurt memiliki daya cerna yang tinggi bagi tubuh dibandingkan susu. Yoghurt dapat dicerna hampir 90 persen dalam waktu satu jam setelah dikonsumsi sedangkan susu hanya 25 –30 persen dapat dicerna oleh tubuh manusia (Gunawan, 2009). Minuman yoghurt yang dikonsumsi secara rutin dapat meningkatkan jumlah bakteri baik dalam saluran pencernaan manusia. Hal tersebut menjadikan kesehatan lebih prima dan awet muda karena adanya aktivitas bakteri asam laktat selama proses fermentasi susu yang meningkatkan k andungan gizi yoghurt yaitu vitamin B1, B2, B3, B6, asam folat, asam pantotenat dan biotin (Gunawan, 2009). Minuman yoghurt juga dapat dikonsumsi bagi penderita maag, karena rasa asam pada minuman yoghurt tidak berbahaya dan didukung dengan adanya kandungan bakteri baik dalam minuman yoghurt tersebut. Selain itu, minuman yoghurt juga sangat dianjurkan bagi penderita intolerasi laktosa karena laktosa susu yang ada telah berkurang akibat proses fermentasi susu oleh bakteri (Gunawan, 2009). Minuman yoghurt dianjurkan untuk dikonsumsi satu gelas sehari, jika lebih dari itu maka akan menyebabkan diare. 2.2. Definisi Pemasaran Pemasaran dari sudut pandang manajerial adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi (American Marketing Association dalam Belch, 2000). Sedangkan menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan individu dan kelompok untuk m endapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan pihak lain. Keegan (2002) memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai pemasaran, dalam bukunya Keegan menyebutkan pemasaran adalah proses

11

memfokuskan sumber daya dan tujuan organisasi pada peluang lingkungan dan kebutuhan. 2.3. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan re spons yang diinginkannya di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2008). Sedangkan menurut Stanton dalam Swastha (2001), bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Keempat variabe l tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Product (Produk) Menurut Tjiptono (2008), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuha n atau keinginan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. 2. Price (Harga) Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga me rupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan (Tjiptono, 2008). 3. Place (Tempat atau distribusi) Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran

yang

berusaha

memperlancar

dan

mempermudah

penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan), dengan kata lain proses distribusi

12

merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah produk dan memperlancar arus saluran pemasaran (Tjiptono, 2008). 4. Promotion (Promosi) Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan -keistimewaan yang dilakukan dan membujuk konsumen sasaran agar membelinya (Kotler, 2005). Menurut Nickels dalam Swastha (2001), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran. 2.4. Produk Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan (Tjiptono, 2008). Menurut Stanton dalam Swastha (2001), produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Produk dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Keller, 2006). 2.4.1 Klasifikasi Produk Strategi produk merupakan unsur yang paling penting di dalam strategi marketing mix, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang lainnya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi persaingan. Menurut Assauri (2004), produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:

13

1. Produk inti, merupakan inti atau dasar yan g sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut. 2. Produk formal, merupakan bentuk, kualitas, dan kemasan yang menyertai produk tersebut. 3. Produk tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan berb agai jasa yang menyertainya. Pada bidang pemasaran, produk dapat diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda-beda. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. 1. Barang Barang merupakan produk yan g berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu: a. Barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang bi asanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian; b. Barang tahan lama, merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih. 2. Jasa Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (Tjiptono, 2008). Barang konsumsi adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga). Barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga g olongan yaitu: 1. Barang konvenien Barang konvenien merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum .

14

2. Barang shopping Barang shopping adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia. 3. Barang spesial Barang spesial adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja, contoh: barang-barang mewah. 4. Unsought Goods Unsought Goods adalah barang-barang yang belum diinginkan oleh konsumen potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya. 2.4.2 Atribut produk Atribut produk adalah unsur -unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2008). Sedangkan menurut Simamora (2001), atribut produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli produk. Atribut produk merupakan sifat -sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Menurut Garvin dalam Tjiptono (2008), dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur antara lain meliputi: 1. Performance (kinerja), hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. 2. Features (ciri-ciri atau keistimewaan tambahan) , yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan pilihan produk dan pengembangannya. 3. Reliability (kehandalan), hal yang berkaitan dengan prob abilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

15

4. Conformance (kesesuaian dengan spesifikasi) , hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikas i yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Durability (daya tahan), yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. 6. Servicebility, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam memberikan pelayanan untuk perbaikan barang. 7. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi atau refleksi dari preferensi individual. 8. Fit and finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai yang berkualitas. 2.5. Harga Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, et.al., 2001). Agar dapat sukses dalam

memasarkan

suatu

barang

atau

jasa,

manajer

harus

mengintegrasikannya dulu dengan keputusan -keputusan sebelumnya, yaitu dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu bauran pemasaran yang konsisten, terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 2.5.1 Tujuan Penetapan Harga Menurut Tjiptono (2004 ), ada empat hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu: 1. Tujuan berorientasi pada laba Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. 2. Tujuan berorientasi pada volume Tujuan ini berorientasi pada volume, di mana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai targ et volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk me nguasai pangsa pasar.

16

3. Tujuan berorientasi pada citra Perusahaan dapat menetapkan harga

tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu. 4. Tujuan stabilisasi harga Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri. 5. Tujuan-tujuan lainnya Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. 2.5.2 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga Menurut Tjiptono (2004), ada dua faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa yaitu: 1. Faktor internal perusahaan Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, yang meliputi: a. Tujuan pemasaran perusahaan Faktor utama yang menetukan dalam p enetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan t anggung jawab sosial, dan lain lain. b. Strategi bauran pemasaran Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling me ndukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi. c. Biaya Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena

17

itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya. 2. Faktor eksternal perusahaan Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu: a. Sifat pasar dan permintaan Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan semp urna, persaingan monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan. b. Persaingan Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda -beda. Berdasarkan bentuk persaingannya, ada empat jenis pasar, antara lain: 1) Pasar Persaingan Murni (Pure Competition), yaitu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang memperdagangkan komoditas yang seragam. 2) Pasar Persaingan Monopoli (Monopolistic Competition), yaitu pasar yang terdiri dari banyak pemb eli dan penjual yang berdagang pada kisaran harga tertentu, bukan pada satu harga pasar. 3) Pasar Persaingan Oligopoli (Oligopolistic Competition), yaitu pasar yang terdiri dari sedikit penjual yang sangat sensitif pada penetapan harga dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing. 4) Pasar Monopoli Murni (Pure Monopoly), yaitu pasar yang hanya ada satu penjual saja. 2.6. Minat Beli Ulang Minat pembelian ulang adalah perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Minat pembelian ulang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang untuk waktu yang akan datang. Perilaku pembelian ulang seringkali dihibungkan dengan loyalitas merek. Akan tetapi, ada perbedaan di antara keduanya. Bila loyalitas untuk mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, maka perilaku

18

pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali (Tjip tono, 2004) Menurut Kapferer dalam Tjiptono (2004), perilaku pembelian ulang (repeat purchasing behaviour) bisa dijabarkan menjadi dua kemungkinan, yakni loyalitas dan inersia. Faktor pembedanya adalah sensitivitas merek (brand sensitivity) yang didefinisikan sebagai “sejauh mana nama merek memainkan peranan kunci dalam pemilihan alternatif dalam kategori produk tertentu.” Sensitivitas merek dipengaruhi persepsi terhadap perbedaan antar merek dan tingkat keterlibatan konsumen dalam kategori produk. Perilaku pembelian ulang dalam situasi sensitivitas merek yang kuat dikategorikan sebagai loyalitas, dimana konsumen cenderung mem beli ulang merek yang sama dan menganggap pilihan merek sangat penting baginya. Sebaliknya pembelian ulang dalam situasi sensitivitas merek yang lemah dikategorikan sebagai inersia, yakni konsumen cenderung membeli ulang merek yang sama, namun ia tak menga nggap nama merek itu penting, karena ia tidak bisa membedakan berbagai merek yang ada dan

tidak terlibat secara

intensif dalam pemilihan kategori produk. Seorang pemasar akan berusaha keras untuk mengukur minat melakukan pembelian dari konsumen, serta me ngetahui faktor-faktor apa saja yang harus mempengaruhi minat tersebut. 2.7. Loyalitas Loyalitas pelanggan merupakan komitmen yang mendalam dari pelanggan terhadap suatu produk, layanan, merek, atau peruasahaan (Oliver, 1999). Menurut Bowen dan Chen (2001), terdapat tiga konseptual perspektif mengenai loyalitas untuk mendefinisikan loyalitas pelanggan: perspektif perilaku (behavioural perspective), perspektif sikap (attitudinal perspective) dan perspektif komposit (composite perspective). Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku daripada sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan (Griffin, 2005).

19

Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian. Pembeli pertama kali akan bergerak melalui lima langkah: pertama, menyadari produk, dan kedua, melakukan pembelian awal. Kemudian, pembeli bergerak melalui dua tahap pembentukan sikap, yang satu disebut “evaluasi pasca-pembelian” dan yang lainnya disebut “keputusan membeli kembali”. Bila keputusan membeli kembali telah disetujui, langkah kelima, pembelian kembali, akan mengikuti. Urutan dari pembelian, evaluasi pasca pembelian, dan keputusan membeli kembali, dengan demikian membentuk lingkaran pembelian kembali yang berulang beberapa kali atau beberapa ratus kali, selama terjalin hubungan antara pelanggan dengan perusahaan dan produk serta jasanya (Griffin, 2005).

Lingkaran pembelian kembali

Kesadaran

Pembelian awal

Gambar 1. Siklus Pembelian Menurut Yanovitch (2007), ada empat kebiasaan yang dapat membangun loyalitas yaitu: 1. Melihat melalui lensa pelanggan Organisasi harus dapat meyakinkan pelanggan bahwa organisasi tersebut benar-benar peduli karena pelanggan m emiliki pilihannya sendiri dimana mereka dapat memenuhi kebutuhannya. 2. Memperhatikan lingkungan fisik Apapun

yang

pelanggan

lihat,

dengar,

rasakan,

dan

sentuh

mempengaruhi pengalaman yang mereka dapat. Apabila lingkungan fisik dari organisasi terkondisikan dengan baik maka pengalaman pelanggan

20

terhadap perusahaan juga akan positif dan hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. 3. Melebihi ekspektasi pelanggan Memenuhi ekspektasi pelanggan mungkin dapat memuaskan mereka, tapi itu saja tidak cukup untuk membangun loyalitas mereka untuk selalu datang kembali. Sebuah organisasi harus dapat melebihi ekspektasi pelanggannya sehingga pelanggan akan merasa bernilai dan dihargai. 4. Membuat urusan bisnis dengan pelanggan menjadi mudah Banyak prosedur dan sistem yang didesain oleh organisasi memberikan kesulitan untuk pelanggan (dan juga pegawai) karena biasanya sistem dan prosedur tersebut dibuat berdasarkan pada lensa organisasi. 2.7.1 Jenis Loyalitas Menurut Griffin (2005), ada empat jenis loyalitas yait u: 1. Tanpa loyalitas, keterikatan yang rendah disertai dengan pembelian berulang yang rendah pula. 2. Loyalitas yang lemah, jenis loyalitas dengan keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi. Pelanggan membeli karena kebiasaan. 3. Loyalitas tersembunyi, jenis loyalitas dimana tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah. Bila pelanggan memiliki loyalitas tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berula ng. 4. Loyalitas premium, jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua pelanggan di setiap perus ahaan. Pembelian berulang Tinggi

Keterikatan relatif

Tinggi Rendah

Rendah Loyalitas Loyalitas premium tersembunyi Loyalitas yang Tanpa lemah loyalitas

Gambar 2. Bagan Empat Jenis Loyalitas (Griffin, 2005)

21

2.7.2 Tahap-tahap Loyalitas Menurut Dharmanesta (1999), tahap-tahap loyalitas terbagi menjadi empat, yaitu: 1. Tahap pertama: loyalitas kognitif, pada tahapan ini konsumen menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada suatu merek atas merek lainnya. Jadi loyalitasnya didasarkan pada keyakinan konsumen terhadap basis informasi yang dicerminkan oleh kualitas merek. Loyalitas tahap pertama ini bukan merupakan bentuk loyalitas yang kuat. 2. Tahap kedua: loyalitas afektif, tahap ini berkaitan dengan sikap konsumen yang didorong oleh kepuasan dan kesukaan konsumen. Loyalitas tahap ini jauh lebih sulit berubah karena loyalitasnya sudah masuk ke dalam benak konsumen sebagai sikap. namun demikian loyalitas afektif ini masih tetap belum manjamin adanya loyalitas. Loyalitas tahap ini dicerminkan ole h tingkat kesukaan dan tingkat kepuasan konsumen. 3. Tahap ketiga: loyalitas konatif, merupakan kondisi konsumen yang loyal yang dipengaruhi oleh niatan untuk melakukan sesuatu (dimensi konatif) yang mencakup niat atau komitmen yang tinggi untuk melakukan pembelian. Jenis komitmen pada tahap ini sudah melampaui loyalitas afektif. Niat untuk melakukan pembelian ulang dapat dianggap sebagai tanda awal munculnya loyalitas. 4. Tahap keempat: loyalitas tindakan, yaitu tahap dimana aspek konatif atau niat melakukan telah mengalami perkembangan, yaitu dikonversi menjadi perilaku atau tindakan. 2.8. Structural Equation Modeling (SEM) Menurut Bagozzi dan Fornell dalam Ghozali dan Fuad (2005), Structural Equation Modeling (SEM) merupakan generasi kedua teknik analisis multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Model SEM ini dikembangkan guna menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh

22

model-model analisis sebelumnya yang telah digunakan secara luas dalam penelitian statistik. 2.8.1 Variabel dalam Structural Equation Modeling Alat analisis SEM berguna utuk mengetahui keterkaitan hubungan linier secara simultan variable -variabel indikator yang sekaligus melibatkan variabel latennya. Penjelasan dari variabel laten dan variabel indikator adalah sebagai berikut: 1. Variabel laten (latent variable) Variabel laten merupakan konsep abstrak, misalkan : perilaku, perasaan, dan motivasi. Variabel laten ini hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati. Variabel laten dibedakan menjadi dua yaitu variabel eksogen dan endogen. Variabel eksogen setara dengan variabel bebas, sedangkan variabel endogen setara dengan variabel terikat. Notasi matematik dari variabel laten eksogen adalah huruf Yunani  (ksi) dan variabel laten endogen ditandai dengan huruf Yunani  (eta). 2. Variabel teramati (observed variable) atau variebel terukur (measured variable) Variabel teramati adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara enpiris dan sering disebut sebagai indikator. (Efferin, 2008). Variabel teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Pada metoda penelitian survei dengan menggunakan kuesioner, se tiap pertanyaan pada kuesioner mewakili sebuah variabel teramati. Variabel teramati yang berkaitan atau merupakan efek dari variabel laten eksogen diberi notasi matematik dengan label X, sedangkan yang berkaitan dengan variabel laten endogen diberi label Y . 2.8.2 Model Structural Equation Modeling SEM memiliki dua elemen atau model, yaitu model struktural (structural equation model) dan model pengukuran (measurement model). Model struktural menggambarkan hubungan diantara variabel -variabel laten. Setiap variabel laten mempunyai beberapa ukuran atau variabel teramati atau indikator. Variabel laten dihubungkan dengan variabel -

23

variabel teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisis faktor. Setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasa ri variabel-variabel terkait.

X1

δ1

λ1

λ1 ξ

X2

δ2

γij

Y1

ε1

Y2

ε2

η

λ2

λ2 ϛ

Gambar 3. Model Struktural Keterangan: η

= Variabel endogen (laten tak bebas)

ξ

= Variabel eksogen (laten bebas)

γij = Besar muatan faktor ξ dalam membentuk η

j

ϛ

= Tingkat kesalahan yang terjadi pada penghitung an variabel η

λ

= Loading factor (koefisien jalur)

Model persamaan struktural dirumuskan sebagai berikut: η = B η + Г ξ + ϛ .......................................................... (1) Keterangan: η

= vektor variabel laten tak bebas (endogen) berukuran m x l

B

= Matriks koefisien variable laten tak bebas (endogen) terhadap endogen berukuran m x m

ξ

= Vektor variabel laten bebas (eksogen) berukuran n x l

Г

= Matriks koefisien variabel laten bebas (eksogen) terhadap endogen berukuran m x n



= Vektor sisaan acak hubungan antara endogen dan eksogen berukuran m x l

Dimana, m

= Banyaknya variabel laten tak bebas (endogen)

n

= Banyaknya variabel laten bebas (eksogen)

24

Model selanjutnya adalah model pengukuran dimana variabel -variabel teramati dihubungkan dengan variabel latennya melalui model panegukuran yang berbentuk analisis faktor. Model persamaan pengukuran secara umum adalah sebagai berikut: y = Λyη + ε .................................................................. (2) x = Λxξ + δ .................................................................. (3) Keterangan: y

= Vektor variabel indikator bagi variabel laten tak bebas (endogen) berukuran p x l

x

= Vektor variabel indikator bagi variabel laten bebas (eksogen) berukuran q x l

Λy

= matriks koefisien y terhadap endoge n berukuran p x m

Λx

= Matriks koefisien x terhadap endogen berukuran q x n

ε

= Vektor sisaan pengukuran dari y berukuran p x l

δ

= Vektor sisaan pengukuran dari x berukuran q x l

Dimana, p

= Banyaknya variabel indikator bagi variabel laten tak bebas (endogen)

q

= Banyaknya variabel indikator bagi variabel laten bebas (eksogen) Menurut Ghozali dan Fuad (2005), ada tiga hal yang harus

diperhatikan dalam mengevaluasi model struktural, yaitu: (1) Tanda atau arah hubungan antara variabel -variabel laten, (2) Signifinsi parameter yang diestimasi, dan (3) Koefisien determinasi (R 2). 1. Tanda (arah) hubungan antara variabel -variabel laten mengindikasikan apakah hasil hubungan antara variabel -variabel tersebut memiliki pengaruh yang sesuai dengan yang dihipotesiskan. 2. Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan -hubungan antar variabel laten. Batas untuk menolak atau menerima suatu hubungan dengan tingkat signifikansi 5 persen adalah 1,96 (nilai mutlak), dimana apabi la nilai t terletak di antara

-1,96 dan 1,96 maka hipotesis yang menyatakan

adanya pengaruh harus ditolak, sedangkan apabila nilai t lebih besar

25

daripada 1,96 atau lebih kecil daripada -1,96 harus diterima dengan taraf signifikansi sebesar 5 persen. 3. Koefisien determinasi (R 2) pada persamaan struktural mengindikasikan jumlah varian pada variabel laten endogen yang dapat dijelaskan secara simultan oleh variabel-variabel laten independen. Semakin tinggi nilai R2, maka semakin besar variabel -variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel endogen, sehingga persamaan struktural juga semakin baik. 2.8.3 Evaluasi Kesesuaian Model Tujuan dari tahapan evaluasi kesesuaian model adalah untuk mengevaluasi derajat kesesuaian atau Goodness of Fit (GOF) antara data dan model. Berikut ini adalah derajat kesesuaian dan cut-off value yang digunakan untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. 1. χ 2 – Chi Square Statictic Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. 2. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) RMSEA

adalah

sebuah

indeks

yang

dapat

digunakan

untuk

mengkompensasi chi-square statistic dalam nilai yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of freedom. 3. Goodness of Fit Index (GFI) Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dan varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebua h ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

26

4. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) AGFI adalah analog dari R 2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisen yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat

penerimaan yang direkomendasikan adalah bila

AGFI

mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan pro porsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. 5. CMIN/df The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/ df, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu i ndikator untuk mengukur tingkat kesesuaian sebuah model. Nilai χ 2 relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. 6. Normed Fit Index (NFI) NFI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebua h model adalah penerimaan ≥ 0,90 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit. 7. Comparative Fit Index (CFI) Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90. Tabel 3. Indeks Pengujian Kelayakan Model Goodness of Fit Index Cut off value χ 2 – Chi Square Statictic < chi square table RMSEA ≤ 0,08 GFI ≥ 0,90 AGFI ≥ 0,90 CMIN/DF ≤ 2,00 NFI ≥ 0,90 CFI ≥ 0,90

27

2.9. Skala Likert Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yakni sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala likert dilakukan dengan rumus sebagai berikut: ....................................................... (8)

Setelah memperoleh rataan skor dari masing-masing pernyataan, kemudian dihitung skor rataan akhir dengan rumus: .................................................. (9)

Keterangan: = Skor rataan pernyataan fi

= Frekuensi yang memilih pernyataan ke -i

n

= Jumlah responden yang memilih pernyataan tersebut = Skor rataan akhir

Skor = 1 : Sangat tidak setuju 2 : Tidak setuju

4 : Setuju 5 : Sangat setuju

3 : Cukup Setuju Skor rataan akhir yang telah diperoleh selanjutnya akan dibandingkan dengan kriteria yang akan menentukan penilaian sikap konsumen terhadap produk, harga, minat beli ulang, dan loyalitas konsumen. Kriteria yang digunakan adalah dengan rentang skala (RS) dengan menggunakan rumus: .......................................................(10) Keterangan: m

= Skor tertinggi yang digunakan (skor 5)

n

= Skor terndah yang digunakan (skor 1)

b

= Jumlah kelas (5 kelas) Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas,

didapatkan panjang Rentang Skala (RS) dengan jumlah kelas sebanyak lima

28

adalah sebesar 0,8. Selanjutnya kriteria yang diperoleh digunakan untuk mengukur produk, harga, minat beli ulang, dan loyalitas kons umen. Kriteria skor rataan akhir dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 4. Kriteria Skor Rataan Akhir No Skor Rataan Keterangan 1 1,00 – 1,80 Sangat tidak setuju/sangat rendah/sangat buruk 2 1,81 – 2,60 Tidak setuju/rendah/buruk 3 2,61 – 3,40 Ragu-ragu/cukup tinggi/cukup baik 4 3,41 – 4,20 Setuju/tinggi/baik 5 4,21 – 5,00 Sangat setuju/sangat tinggi/sangat baik 2.10. Penelitian Terdahulu Harnasari (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop Bogor. Salah satu tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut produk Cimory Yoghurt Drink. Hasil dari penelitian yang menggunakan analisis IPA dan CSI ini adalah Hasil analisis tingkat kepenti ngan dan kinerja menunjukkan atribut yang memiliki peringkat kinerja tertinggi adalah pilihan rasa (3,20). Atribut yang memiliki peringkat kinerja terendah adalah volume (2,76). Hasil kuadran IPA menunjukkan bahwa tidak ada atribut yang memiliki prioritas tinggi untuk segera diperbaiki oleh perusahaan. Namun, atribut yang memiliki prioritas rendah untuk diperbaiki saat ini adalah rasa asam yoghurt, kekentalan minuman, kemasan, volume dan harga. Atribut yang perlu dipertahankan adalah pilihan rasa, kandungan nutrisi dan informasi produk (label halal, izin BPOM RI dan tanggal kadaluarsa). Perusahaan juga perlu mempertimbangkan tindakan untuk atribut yang dinilai memiliki kinerja yang berlebihan yaitu atribut aroma dan merek. Hasil IPA digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan secara keseluruhan kinerja atribut dengan CSI. Hasil CSI menunjukkan nilai kepuasan pelanggan adalah 74,23 persen dan berada pada kriteria puas. Kepuasan per atribut tertinggi dimiliki oleh atribut informasi pada produk (8,5 %) dan kepuasa n atribut terendah dimiliki oleh atribut volume (6,625 %).

29

Darmawan (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Tingkat

Loyalitas

Pelanggan

Hypermarket Giant Taman Yasmin Bogor. Tujuan dari penelitiannya adalah: (1) Menganalisis tingkat persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan loyalitas pelanggan Giant Taman Yamin, (2) Menganalisis pengaruh persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas p elanggan Giant Taman Yasmin, (3) Menganalisis variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas pelanggan Giant Taman Yasmin. Hasil dari penelitiannya adalah menunjukkan bahwa tingkat persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan loyalitas pelanggan di Giant Taman Yasmin tergolong baik atau tinggi. Analisis SEM menyatakan bahwa keempat variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan dengan nilai factor loading () dan t-value masing-masing: persepsi pelanggan sebesar 0,35 (4,03), nilai pelanggan sebesar 0,19 (3,17), daya saing sebesar 0,24 (3,24), dan kualitas pelayanan jasa sebesar 0,38 (4,29). Variabel kualitas pelayanan jasa memiliki pengaruh paling besar terhadap loyalitas pelanggan dengan nilai loading factor () sebesar 0,38. Budi (2010) meneliti tentang pengaruh harga, lokasi dan promosi terhadap minat pembelian ulang pada Supermarket Glora Jl AR Hakim Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana faktor harga, lokasi, dan promosi mempengaruhi minat pembelian ulang pada Supermarket Glora Jln AR Hakim Medan dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi minat pembelian ulang pada supermarket tersebut. Alat analisis yang digunakan dalam penelitia n ini adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan variabel harga dan lokasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang pada pelanggan Supermarket Gelora Jln AR Hakim Medan, sedangkan secara parsial variabel bebas yaitu harga, lokasi, dan promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu minat pe mbelian ulang dimana variabel promosi merupakan variabel yang paling mempengaruhi perpindahan merek.

30

Dwiyanto,

et.al.

(2008)

meneliti

tentang

faktor -faktor

yang

mempengaruhi minat beli ulang produk serta dampaknya terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian ini akan menjelaskan aspek penting dari kualitas produk, intensitas promosi, harga dan minat beli ulang serta loyalitas pelanggan pada produk merek “Sakatonik Liver” di kota Semarang. Hasil model penuh yang cocok yang diperoleh dengan analisis SEM adalah sebagai berikut: Chi Square= 146,876; probabilitas= 0,122; RMSEA= 0,033; GFI= 0,903; AGFI= 0,870; Cmin/DF= 1,147; TLI= 0,981; CFI= 0,984. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kualitas produk, intensitas promosi, serta perceived price berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Minat beli ulang juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 2.11. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakan adalah: H1

: Atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang.

H2

: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang.

H3

: Minat beli ulang berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hipotesis yang disebutkan di atas dapat dijelaskan dengan gambar

tentang kerangka hipotesis pada Gambar 4 di bawah ini. Atribut Produk

Harga

Minat Beli Ulang

H1 H2

H3 Loyalitas Pelanggan

Gambar 4 . Kerangka Hipotesis Penelitian

31

Uji hipotesis dalam SEM langsung dapat dilihat dari fit indeks model hasil estimasi. Hipotesis yang diuji adalah: H 0 : ∑ = ∑ (θ) lawan H 1 : ∑ ≠ ∑ (θ), dengan ∑ adalah matriks input, sedangkan ∑ (θ) adalah matriks hasil dugaan. Hipotesis H 0 menyatakan bahwa matriks dugaan dari model SEM mampu mempresentasikan data dengan baik sedangkan H 1 sebaliknya.

32

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Semakin

pesatnya

perkembangan

industri

pengolahan

susu

menjadikan persaingan di dalamnya juga semakin tinggi. Hal ini menyebabkan semua perusahaan yang berada dalam industri ini harus semakin pintar dalam men erapkan berbagai strategi agar dapat bertahan dalam industri tersebut. PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) merupakan salah satu perusahaan yang boleh dikatakan baru dalam industri pengolahan susu. Salah satu produk unggulannya adalah Cimory Yoghurt Drink yang merupakan bentuk produk turunan dari susu. Melihat semakin besarnya peluang untuk dapat berkembang dan melebarkan pangsa pasarnya, Cimory dituntut untuk dapat memiliki strategi yang efektif agar dapat mendapatkan peluang tersebut. Aspek penting dalam su atu bisnis salah satunya adalah konsumen, karena tanpa konsumen mustahil suatu perusahaan dapat menjalankan usahanya. Sampai saat ini ruang lingkup pemasaran PT Cimory masih terbatas pada wilayah tertentu sehingga masih belum bisa untuk mendapatkan konsumen sebanyak para pesaingnya yang lebih dulu berkecimpung dalam industri ini. Selain itu faktor tidak adanya iklan di media menjadikan produk Cimory belum dikenal luas oleh masyarakat. Oleh sebab itu, PT Cimory harus lebih fokus dalam menjaga tingkat kualit as produk, menjaga reputasi perusahaan agar selalu baik dimata konsumen , serta keputusan dalam penetapan harga yang bersaing. Hal ini berkaitan dengan tingkat minat beli ulang para konsumen apabila telah melakukan pembelian produk Cimory. Adanya minat beli ulang dari para konsumen dapat mengindikasikan jika para konsumennya memiliki loyalitas dan tidak berpikir untuk beralih ke produk lain. Penelitian ini meneliti pengaruh dua elemen marketing mix yakni produk dan harga terhadap minat beli ulang serta dampaknya terhadap tingkat loyalitas konsumen. Peneliti tidak menggunakan dua elemen marketing mix lainnya yakni place dan promotion dikarenakan penelitian ini

33

hanya mengambil kasus di CMP Botani Square Bogor sehingga penggunaan elemen place tidak bisa merepresentasikan hasil yang baik karena saluran distribusi PT Cimory tidak hanya sebatas pada CMP Botani Square Bogor. Elemen promotion tidak dimasukkan dalam penelitian ini dikarenakan tidak adanya program promosi langsung yang dilakukan oleh PT Cimory terhadap produk Cimory Yoghurt Drink. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyebarkan kuesioner kepada responden yang sebelumnya pernah membeli dan mengkonsumsi produk Cimory Yoghurt Drink. Apabila data telah terkumpul, selanjutnya dianal isis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) terhadap variabel variabel yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Jika model sudah fit maka diperoleh nilai hubungan dan pengaruh antar variabel yang diteliti. Hasil analisis tersebut dapat dijadika n rekomendasi bagi perusahaan agar dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat bagan alur kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 5. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Cimory Resto Jalan Raya Puncak, Cisarua Bogor serta di Cimory Plus Botani Square. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja karena Cimory Plus merupakan outlet resmi dari Cimory dan di wilayah kota Bogor hanya terdapat pada Botani Square. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2010 hingga Januari 2011. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari konsumen Cimory Yoghurt Drink yang melakukan pembelia n di CMP Botani Square Bogor. Sedangkan data sekunder

diperoleh

dari

profil

perusahaan,

hasil -hasil

penelitian

sebelumnya, dan berbagai literature untuk mendukung serta memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang diperoleh dari buku,

34

tulisan ilmiah, media massa baik cetak maupun elektronik, internet, dan sumber lainnya yang dapat dipercaya. Persaingan Industri Yoghurt PT Cisarua Mountain Dairy (PT Cimory) Strategi Mempertahankan Pelanggan Produk Cimory Yoghurt Drink dengan dua elemen Marketing Mix yakni product dan price

1. 2. 3. 4.

Produk: Performance Features Durability Aesthetic

Minat Beli Ulang: 1. Keinginan untuk menggunakan produk 2. Rencana menggunakan produk di masa datang 3. Kebutuhan dalam menggunakan produk

Harga: 1. harga sesuai kualitas 2. harga masih masuk akal 3. harga terjangkau

Loyalitas Pelanggan: 1. Repeat purchase 2. Refers others 3. Immunity

Pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen Rekomendasi bagi Perusahaan Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian 3.4. Jumlah Data dan Metode Penarikan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah konsumen Cimory Yoghurt Drink di Kota Bogor. Metode penarikan sampel yang dipilih adalah nonprobability sampling dan teknik non-probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang menjadi respon den adalah sampel yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti sehingga dap at mengurangi bias penelitian . Sampel yang digunakan sebagai responden

35

dalam penelitian ini adalah konsumen Cimory Yoghurt Drink yang membeli di outlet Cimory Plus Botani Square yang telah melakukan pembelian sebanyak lebih dari dua kali. Sampel pada penelitian ini berjumlah 150 responden, karena di dalam SEM jumlah sampel ditentukan dari jumlah indikator yang dipakai dengan perbandingan 1:5. Penelitian ini menggunakan variabel indikator sebanyak 19 sehingga jumlah sampel yang harus dipenuhi adalah minimal 95 responden. Agar didapatkan hasil yang lebih bagus, maka jumlah sampel ditambah sehingga menjadi 150 orang. 3.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan responden

yang

telah

ditentukan.

Wawancara

dilakukan

dengan

menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu . Sebelum menyebarkan kuesioner, peneliti terlebih dahulu menanyakan kesediaan dari para konsumen yang telah selesai melakukan transaksi pembelian untuk mengisi kuesioner. Apabila konsumen setuju, maka saat itu juga ku esioner diisi oleh mereka. Kuesioner yang digunakan harus diuji terlebih dahulu menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan agar kuesioner ya ng digunakan memang akurat dan layak untuk digunakan. Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing -masing pertanyaan dengan skor total. Hasil dari r hitung selanjutnya dibandingkan dengan r tabel yakni sebesar 0,361. Jika r hitung lebih besar daripada 0,361 maka kuesioner tersebut valid. Cara menghitung reliabilitas suatu alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik Cronbach Coefficient Alpha. Nilai Cronbach Coefficient Alpha dihitung dengan bantuan software SPSS Versi 13. Jika nilai Cronbach Coefficient Alpha lebih dari 0,6 dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah reliabel. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dan menggunakan alat bantu pengolahan data berupa SPSS (Statistical Package

36

for Social Sciences) versi 1 3.0, Microsoft Excel 2007, dan LISREL (Linier Structural Relationship) versi 8. 70. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Structural Equation Modeling (SEM). Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan permodelan SEM adalah sebagai berikut: 1. Langkah pertama: Pengembangan Model Teoritis Tahap pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah model penelitian yang dilakukan adalah dengan mencari dukungan teori yang kuat. Variabel yang diteliti diperoleh dari model teoritis yang telah dikembangkan pada telaah teoritis dan penelitian sebelumnya. Variabel variebel yang terbentuk adalah: a. Variabel Endogen 1) Minat beli ulang (MNTBL) dengan indikator -indikator sebagai berikut: Keinginan untuk Menggunakan Produk (Y1 1), Rencana Menggunakan Produk di Masa yang Akan Datang (Y 12), Kebutuhan untuk Menggunakan Produk (Y 13). 2) Loyalitas Konsumen (LYTS) dengan indikator-indikator sebagai berikut: Repeat Purchase (Y21), Refers Other1 (Y22), Refers Other2 (Y23), dan Immunity (Y24) b. Variabel Eksogen 1) Produk (PRDK) dengan indikator-indikator sebagai berikut: Kandungan Nutrisi (X1 1), Manfaat bagi Pencernaan (X 12), Rasa (X13), Varian Rasa (X14), Tingkat Keasaman (X15), Aroma (X16), Masa Kadaluarsa (X17), Desain Kemasan (X18), Variasi Gambar (X19) 2) Harga (HRGA) dengan indikator -indikator sebagai berikut: Harga Sesuai Kualitas (X21), Harga Masih Masuk Akal (X22), Harga Terjangkau (X23). 2. Langkah kedua: Membentuk Diagram Alur Model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama digambarkan dalam sebuah diagram alur, yang mempermudah untuk melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji. Hubungan antar variabel

37

dinyatakan melalui anak panah. Diagram alur pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6. 3. Langkah ketiga: Spesifikasi Model Langkah selanjutnya adalah mengubah spesifikasi model ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun terdiri dari structural model dan measurement model. Penjelasan mengenai kedua persamaan tersebut telah dijelaskan pada bab sebelumnya. 4. Langkah keempat: Memilih Matrik Input dan Estimasi Model Input yang digunakan dalam analisis SEM ini adalah matrik korelasi dari hasil data kuesioner sedangkan estimasi model men ggunakan teknik maximum likelihood (ML). 5. Langkah kelima: Identifikasi Model Ada tiga jenis identifikasi model, yaitu under-identified model, justidentified model dan over-identified model. Under-identified model adalah suatu identifikasi model dim ana jumlah parameter yang diestimasi lebih besar daripada jumlah data.

Just-identified model adalah

identifikasi model dimana jumlah parameter yang diestimasi sama dengan jumlah data dan hanya mempunyai penyelesaian tunggal dalam persamaan tersebut. Over-identified model adalah identifikasi model dimana jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang dilakukan melalui proses iterasi hingga dicapai nilai konvergensi yang stabil. X11

Y11

X12 X13

Y12 X14

PRDK

MNTBL Y13

X15 X16

Y21 X17

HRGA

LYTS Y22

X18 X19

Y23

X21

Y24

X22 X23

Gambar 6. Diagram Alur

38

6. Langkah keenam: Evaluasi Kriteria Goodness-of-Fit Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap berbagai criteria goodness of fit. Indeks kesesuain dan cut-off valuenya telah dijabarkan pada bab sebelumnya. 7. Langkah ketujuh: Interpretasi dan Modifikasi Model Pada tahap ini

model yang sedang dikembangkan selanjutnya

diinterprestasikan dan bagi model yang tidak memenuhi syarat pengujian dilakukan modifikasi. Perlunya melakukan modifikasi terhadap sebuah model dapat dilihat dari jumlah residual yang dihasilkan model tersebut. Modifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan indeks modifikasi.

39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Cisarua Mountain Dairy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cimory merupakan salah satu produsen produk susu di Indonesia yang berdiri pada tahun 2006 sebagai anak perusahaan Macro Group. Macro Group sendiri merupakan perusahaan induk yang terdiri dari sejumlah anak perusahaan dengan bisnis di produk konsumsi sehari -hari. Tujuan utama dari perusahaan ini adalah terletak pada kualitas dan efisiensi. Beberapa nama anak perusahaan Macro Group adalah: (1) PT Macrotama Binasantika yang bergerak di bidang perdagangan bahan makanan dan mesin -mesin produksi makanan; (2) PT Macroprima Panganutama, yang menghasilkan daging dengan merek Kanzier untuk sosis kategori premium dan iolite untuk kategori produk nugget

dan Rollado; (3) Macrosenta Niagaboga,

mendistribusikan semua produk yang diproduksi Macro Group; (4) PT Java Egg Specialties (JESS), yang menghasilkan telur cair dan merupakan satu satunya perusahaan yang memproduksi telur cair; (5) PT Cisarua Mountain Dairy, yang memproduksi susu dan produk turunannya. Cimory dan JESS merupakan bentuk kerjasama antara Macro Group dan HOS BV yakni sebuah perusahaan Belanda. Kerjasama usaha ini mendapat dukunagn penuh dari pemerintah Belanda. PT Cimory sendiri didirikan pa da bulan Februari tahun 2006 dengan menawarkan produk unggulan berupa susu merek Cimory Fresh Milk dan Yoghurt Drink Cimory yang diberi merek Yo-lite yang berkualitas dari segi kesegaran maupun nutrisi. Hal ini dikarenakan pabrik Cimory terletak tidak jauh dari peternakan sapi perah milik penduduk lokal yang tergabung dalam KUD Giri Tani. Pada tahun 2009, PT Cimory mendapatkan penghargaan “Anugerah Produk Asli” kategori susu cair dari Media Bisnis Indonesia karena keseriusan Cimory dalam memproduksi susu se gar berkualitas tinggi. Pada perkembangannya, PT Cimory tidak hanya memproduksi susu segar saja karena selain susu segar, PT Cimory juga memproduksi beberapa

40

jenis produk turunan susu yaitu yoghurt, keju, dan roti. Karena inovasi dan kelengkapan produk olahan susunya, PT Cimory pada tahun 2010 kembali mendapatkan penghargaan “Adiguna Satwa Nugraha” yang diberikan langsung oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia. PT Cimory mendistribusikan produk mereka melalui beberapa modern retail seperti Giant, Carrefour, Makro, Ranch Market, Circle K, Indomaret dan lainnya. Selain mendistribusikan ke modern retail, PT Cimory juga memiliki outlet khusus yang menjual produk Cimory yakni Cimory Dairy Shop dan Cimory Plus. Cimory Dairy Shop merupakan showcase produk-produk Macro Group dan Home Delivery Centre untuk produk-produk Cimory. Cimory Dairy Shop yang pertama dibuka terletak di Puncak pada tahun 2006. Pada tahun 2008 Cimory Dairy Shop hadir untuk pertama kalinya di Jakarta tepatnya daerah Kelapa Gading dan telah berkembang menjadi 10 toko pada tahun 2010. Cimory Milk Plus (CMP) merupakan counter-counter Cimory yang berada di pusat perbelanjaan. CMP ini menyajikan aneka menu milk shakes dan yoghurt shakes. Selain menu-menu tersebut, di CMP juga menjual produk Cimory Fresh Milk, Cimory Yoghurt Drink, dan Yoghurt Drink To Eat. Sampai saat ini CMP berjumlah 10 counter yang tersebar di beberapa mall di Jabodetabek. Visi dan misi PT Cimory masih mengacu pada visi dan misi perusahaan induk yakni Macro Group. Adapun visi dar i Macro Group adalah: 1. Menjadi pemimpin pasar dalam hal industri nutrisi dan makanan bernilai tambah serta minuman. 2. Menjadi solusi bagi konsumen kami dalam hal kesadaran gaya hidup dan kesehatan. Sedangkan misi dari Macro Group adalah: 1. Beroperasi dengan SOP internasional untuk menjadi kompetitif dalam pasar global. 2. Mengembangkan produk baru yang kreatif dan inovatif. 3. Membangun saluran distribusi yang baik dan luas. 4. Menciptakan nilai bagi mitra bisnis

41

5. Menjaga kualitas produk untuk mencapai kepuasan pelangga n. PT Cimory melakukan kegiatan bisnisnya dengan mengandalkan sumberdaya manusia yang kompeten dan ahli di bidangnya. Sumberdaya manusia tersebut berada dalam struktur organisasi yang secara umum terbagi menjadi tiga bagian yaitu production, Quality Contr ol dan Logistic. Bagian tersebut dipimpin oleh seorang supervisor yang membawahi staf departemen. Struktur organisasi PT Cimory secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 7. General Manager

Production Supervisor

Quality Control Supervisor

Logistic Supervisor

Staff Department

Staff Department

Staff Department

Gambar 7. Struktur Organisasi PT Cimory Tahun 2010 4.2. Gambaran Produk Cimory Yoghurt Drink Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Cimory yang sekaligus menjadi objek penelitian saya adalah Cimory Yoghurt Drink. Produk ini merupakan produk unggulan dari PT Cimory dan merupakan produk pertama selain Cimory Fresh Milk yang diproduksi oleh PT Cimory. Cimory Yoghurt Drink adalah produk yoghurt siap minum yang dikemas dalam botol ukuran 250 ml untuk sekali minum. Keistimewaan dari produk yoghurt ini adalah praktis dan memiliki banyak pilihan rasa, diantaranya adalah strawberry, blueberr y, red grapes, lychee, apple, mango, orange, guava, dan mixfruit. PT Cimory selalu berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas produk Cimory Yoghurt Drink yaitu dengan adanya spesifikasi keamanan pangan dan standar kualitas yang ditetapkan. Bentuk dari spesif ikasi keamanan pangan dapat dilihat dari adanya sertifikasi dari Hazard Analytical Critical Control Point (HACPP), label halal dan izin dari BPOM RI. Cimory Yoghurt Drink yang dijual di pasaran adalah sebesar Rp 6.000,00 per botol.

42

Gambar 8. Cimory Yoghurt Drink 4.3. Karakteristik Responden Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini berupa jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, pendapatan tiap bulan dan domisili. 4.3.1 Jenis Kelamin Responden Berdasarkan jenis kelamin, maka te ntunya yang diambil adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan saja. Hasil kuesioner menunjukkan data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen Cimory Yoghurt Drink adalah perempuan yakni sebesar 69 persen dan sisanya adalah konsumen laki -laki yakni sebesar 31 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen perempuan lebih concern terhadap kesehatan khususnya kesehatan pencernaan karena

yoghurt terbukti

memang sangat bermanfaat bagi kesehatan terlebih bagi perempuan.

43

4.3.2 Tingkat Usia Responden Tingkat usia disini digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok ≤ 15 tahun, 16 – 25 tahun, 26 – 35 tahun, 36 – 45 tahun, 46 – 55 tahun, dan > 55 tahun. Hasil data berdasarkan karakteristik usia ditunjukkan pada Gambar 10 sebagai berikut:

Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan Gambar 10 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen Cimory Yoghurt Drink adalah konsumen dengan rentang usia 16 – 25 tahun yakni sebesar 63 persen. Distribusi tingkat usia yang lain adalah yang berusia 26 – 35 tahun sebesar 19 persen, usia 36 – 45 tahun sebesar 11 persen. Jumlah konsumen dengan usia ≤ 15 tahun dan 46 - 55 tahun masingmasing sebesar 4 persen dan 3 persen. Sedangkan konsumen yang berusia > 55 tahun sebesar 0 persen atau dengan kata lain pada saat pengambilan sampel, tidak ada konsumen yang berusia lebih dari 55 tahun yang melakukan pembelian produk Cimory Yoghurt Drink. 4.3.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Tingkat

pendidikan

responden

dikelompokkan

menjadi

enam

kelompok, yaitu kelompok SMP hingga pascasarjana. Hasil data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ditunjukkan pada Gambar 11. Berdasarkan Gambar 11 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan konsumen Cimory Yoghurt Drink mayoritas adalah konsumen berpendidikan SMA yaitu sebesar 39 persen. Selain SMA, persentase kedua terbanyak dimiliki oleh responden dengan tingkat pendidikan sarja na yaitu 33 persen. Banyaknya konsumen berpendidikan SMA dan sarjana

44

menunjukkan bahwa sebagian besar Cimory Yoghurt Drink dikonsumsi oleh konsumen yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan yang berpe ngaruh terhadap pola konsumsi, kesukaan dan informasi tentang produk pangan yang bermanfaat bagi kesehatan seperti Cimory Yoghurt Drink.

Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 4.3.4 Status Pernikahan Responden Karakteristik status pernikahan yang didapat dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 12 sebagai berikut:

Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Berdasarkan Gambar 12 di atas dapat diketahui bahwa konsumen Cimory Yoghurt Drink mayoritas belum menikah dengan persentase sebesar 78 persen. Sisanya adalah konsumen yang sudah menikah dan berumah tangga yaitu sebesar 22 persen. 4.3.5 Pekerjaan Responden Karakteristik pekerjaan resonden dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu pelajar/mahasiswa, p egawai negeri, pegawai swasta,

45

wiraswasta, TNI/polisi, dan pensiunan. Hasil data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ditunjukkan pada Gambar 1 3 sebagai berikut:

Gambar 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan Gambar 13 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen Cimory Yoghurt Drink yang membeli di CMP Botani Square adalah pelajar/mahasiswa dengan persentase sebesar 69 persen. Hal ini disebabkan lokasi Botani Square yang dekat dengan kampus dan sekolah. Kategori lainnya yang memiliki persentase 12 persen terdiri atas ibu rumah tangga dan juga fresh graduate. 4.3.6 Pendapatan Rata-rata Responden Tiap Bulan Karakteristik pendapatan per bulan dikelompokkan menjadi enam kelompok yaitu pendapatan kurang dari sama dengan Rp 500.000,00 sampai dengan lebih dari Rp 2.500.000,00. Hasil data karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 1 4 sebagai berikut:

Gambar 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan

46

Berdasarkan Gambar 14 di atas dapat diketahui bahwa konsumen Cimory Yoghurt Drink rata-rata berpenghasilan lebih dari Rp 2.500.000,00. Hal ini mengindikasikan bahwa rata -rata konsumen Cimory Yoghurt Drink merupakan kalangan menengah ke atas. 4.3.7 Domisili Responden Karakteristik yang terakhir adalah domisili atau tempat tinggal responden. Domisili yang dipakai dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tujuh kelompok yakni enam wilayah kecamatan di kota Bogor dan sisanya di luar kota Bogor. Hasil data karakteristik responden berdasarka n domisili dapat dilihat pada Gambar 1 5. Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa konsumen Cimory Yoghurt Drink yang membeli di CMP Botani Square tidak terpusat pada satu wilayah saja namun tersebar merata, namun persentase terbesar adalah konsumen dari wilayah Bogor Barat yakni sebesar 40 persen. Selain konsumen wilayah kota Bogor, terdapat 38 persen konsumen di luar wilayah kota Bogor diantaranya dari Jakarta, kabupaten Bogor, serta ada juga dari Bandung dan Yogyakarta.

Gambar 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili 4.4. Tingkat Penilaian Konsumen Terhadap Variabel Laten 4.4.1 Atribut Produk Atribut produk merupakan elemen penting dalam menciptakan minat beli ulang konsumen karena dengan produk yang berkualitas maka konsumen akan tetap setia pada produk tersebut meskipun ada banyak produk lain sejenis yang beredar di pasaran. Variabel produk dalam

47

penelitian ini menggunakan dimensi performance, feature, durability, aesthetic yang terbagi menjadi sembilan variabel indikator. Dimensi performance terdiri atas dua variabel indikator dan diwakili oleh pernyataan A1 dan A2. Dimensi feature terdiri atas empat variabel indikator dan diwakili oleh pernyataan A3 sampai A6. Dimensi durability dan aesthetic masing-masing terdiri atas satu dan dua variabel indikator ya ng diwakili oleh pernyataan A7, A8, dan A9. Penghitungan rataan skor untuk masing masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual untuk variabel produk. Tabel 5. Penilaian Konsumen Mengenai Atribut Produk No

Pernyataan

1

n % n A1 0 0 0 A2 0 0 6 A3 1 0,7 2 A4 1 0,7 0 A5 0 0 10 A6 1 0,7 5 A7 1 0,7 7 A8 2 1,3 11 A9 1 0,7 13 Hasil Akhir Sumber: Data Primer Diolah (2011) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

2 % 0 4 1,3 0 6,7 3,3 4,7 7,3 8,7

n 16 39 4 16 29 31 45 49 51

Skor 3 % 10,7 26 2,7 10,7 19,3 20,7 30 32,7 34

4 n 98 78 85 75 79 92 81 74 71

% 65,3 52 56,7 50 52,7 61,3 54 49,3 47,3

5 n 36 27 57 58 32 21 16 14 14

% 24 18 38 38,7 21,3 14 10,7 9,3 9,3

Rataan Skor 4,13 3,84 4,30 4,26 3,89 3,84 3,69 3,58 3,56 3,89

Berdasarkan Tabel 5 dapat terlihat bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink memiliki kandungan nutrisi yang lengkap sehingga bermanfaat begi kesehatan. Hal ini terlihat dari rataan skor sebesar 4,13 yang masuk dalam rentang setu ju. Rentang tersebut didapat dari penilaian konsumen yang 65,3 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 24 persen sangat setuju, dan 10,7 persen cukup setuju. Seluruh konsumen tidak ada yang tidak setuju apalagi sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Cimory Yoghurt Drink memang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh sehingga tidak salah jika konsumen membeli dengan alasan tersebut. Konsumen menilai bahwa produk Cimory Yoghurt Drink berpengaruh terhadap kesehatan pencernaan mereka. Sebanyak 52 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 18 persen sangat setuju, 26 persen cukup setuju, dan hanya 4 persen yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan.

48

Produk yoghurt memiliki kandungan asam laktat yang dapat merangsang gerakan peristaltik hampir pada semua bagian dalam saluran pencernaan. Rangsangan gerakan peristaltik tersebut dapat memelihara kesehatan tubuh melalui peningkatan proses pencernaan, penyerapan, pembuangan feses, dan pembuangan bakteri patogen dari saluran pencernaan. Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernyataan bahwa Cimory Yoghurt Drink memiliki rasa yang enak adalah sangat setuju. Rasa yoghurt yang enak menjadi alasan konsumen untuk membeli produk Cimory Yoghurt Drink. Sebanyak 38 persen konsumen sangat setuju dengan pernyataan yang diajukan, 56,7 persen setuju, 2,7 persen cukup setuju, 1,3 persen tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Selain rasa yang enak, produk Cimory Yoghurt Drink juga memiliki varian atau macam -macam rasa yang terdiri dari sembilan rasa buah -buahan. Varian rasa yang banyak ini menjadi alasan konsumen senang mengkonsumsi produk ini. Hal ini terlihat dari rataan skor yang berada pada rentang sangat setuju. Sebanyak 50 persen menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan, 38,7 persen sangat setuju, 10,7 persen cukup setuju, dan 0,7 persen menjawab sangat tidak setuju. Konsumen yang sangat tidak setuju ini beralasan bahwa dia hanya menyukai satu rasa saja dan tidak suka rasa yang lainnya. Konsumen menilai bahwa tingkat keasaman produk Cimory Yoghurt Drink sesuai dengan selera mereka. Rasa asam yang ada pada produk yoghurt memang wajar karena yoghurt dibuat melalui proses fermentasi. Namun PT Cimory mensiasati rasa asam tersebut agar tidak terlalu kua t dengan cara menambahkan rasa buah -buahan. Hal ini terbukti dengan penilaian konsumen pada rentang setuju. Sebanyak 52,7 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 21,3 sangat setuju, 19,3 persen cukup setuju dan 6,7 tidak setuju. Masih adanya konsume n yang tidak setuju disebabkan mereka menilai tingkat keasaman Cimory Yoghurt Drink masih tinggi dan masih bisa diturunkan lagi. Namun secara umum PT Cimory tidak perlu merubah tingkat keasaman produk karena hanya sebagian kecil yang tidak setuju dengan pe rnyataan yang diajukan.

49

Konsumen juga menilai bahwa aroma dari produk Cimory Yoghurt Drink harum. Faktor rasa buah-buahan memegang peranan penting dalam menciptakan aroma produk yoghurt ini. Sebanyak 61,3 persen konsumen sutuju dengan pernyataan yang diaju kan, 14 persen sangat setuju, 20,7 persen cukup setuju, 3,3 tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Produk makanan dan minuman tidak terlepas dari masa kadaluarsa dan sudah menjadi kewajiban bagi produsen untuk mencantumkan masa kadaluarsa produk yang dikeluarkan. Produk Cimory Yoghurt Drink memiliki masa kadaluarsa yang lumayan penjang untuk ukuran produk yoghurt yakni sekitar dua bulan. Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernyataan mengenai masa kadaluarsa adalah setuju. Hal ini karena sebanyak 54 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 10,7 sangat setuju, 30 persen cukup setuju, 4,7 persen tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Konsumen Cimory Yoghurt Drink menilai bahwa desain kemasan dan variasi gambar sudah bagus d an menarik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesetujuan konsumen terhadap dua pernyataan yang diajukan berada pada rentang setuju. Sebanyak 49,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan mengenai desain kemasan menarik, 9,3 persen sangat setuju, 32,7 pers en cukup setuju, 7,3 tidak setuju, dan 1,3 sangat tidak setuju. Pernyataan terakhir yakni variasi gambar dapat dilihat bahwa sebanyak 47,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan tersebut, 9,3 persen sangat setuju, 34 persen cukup setuju, 8,4 persen tidak setuju, 0,7 persen sangat tidak setuju. Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel produk didapatkan skor rataan akhir sebesar 3,89. Skor ini masuk dalam rentang setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink memiliki kualitas yang bagus bila dibandingakan dengan produk -produk lain sehingga konsumen tidak akan ragu untuk membeli dan mengkonsumsi produk tersebut. 4.4.2 Harga Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa . Pada penelitian ini, variabel harga

50

terdiri atas tiga indikator yaitu kesesuaian harga dengan kualitas, harga masih masuk akal, dan harga terjangkau. Ketiga indikator tersebut masing masing diwakili oleh tiga pernyataan yaitu penyataan C1, C2, dan C3. Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 6 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual. Tabel 6. Penilaian Konsumen Mengenai Harga No

Pernyataan

1

n % n C1 0 0 5 C2 1 0,7 3 C3 2 1,3 10 Hasil Akhir Sumber: Data Primer Diolah (2011) 1. 2. 3.

2 % 3,3 2 6,7

n 28 29 31

Skor 3 % 18,7 19,3 20,7

4 n 94 96 85

% 62,7 64 56,7

5 n 23 21 22

% 15,3 14 14,7

Rataan Skor 3,9 3,89 3,77 3,85

Berdasarkan Tabel 6 dapat terlihat bahwa konsumen menilai harga Cimory Yoghurt Drink sesuai dengan kualitasnya. Hal ini terlihat dari skor penilaian konsumen terhadap pernyataan yang diajukan. Sebanyak 62,7 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 15,3 persen sangat setuju, 18, 7 persen cukup setuju, da n 3,3 persen tidak setuju. Harga Cimory Yoghurt Drink yang dijual di CMP Botani Square sebesar Rp 6.000,00 per botol mereka anggap wajar karena nilai tersebut sangat sesuai dengan kualitas produk yang mereka beli. Hanya sebagian kecil dari konsumen yang menganggap harga tersebut masih belum sesuai dengan kualitas dan masih bisa diturunkan lagi. Konsumen juga menilai bahwa harga yang dipatok oleh CMP Botani Square sebesar Rp 6.000,00 per botol Cimory Yoghurt Drink masih masuk akal. Sebanyak 64 persen konsume n setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14 persen sangat setuju, 19,3 persen cukup setuju, 2 persen tidak setuju, dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Tingkat kesetujuan konsumen pada pernyataan bahwa

Cimory

Yoghurt Drink yang dijual di pasaran dengan ha rga yang terjangkau adalah termasuk dalam rentang setuju. Para konsumen berpendapat bahwa harga sebesar Rp 6.000,00 per botol masih termasuk terjangkau. Sebanyak 56,7 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14, 7 persen sangat setuju, 20,7 cukup setuju, 6,7 tidak setuju, dan 1,3 sangat tidak setuju.

51

Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel harga didapatkan skor rataan akhir sebesar 3,85. Skor ini masuk dalam rentang setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink memiliki harga yang masih terjangkau dan masuk akal namun masih sesuai dengan kualitas dari produk itu sendiri. 4.4.3 Minat Beli Ulang Minat beli ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Seorang konsumen akan memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang ketika konsumen tersebut memiliki pengalaman yang positif terhadap produk yang dibelinya sehingga timbul niat untuk suatu saat melakukan pembelian kembali. Pada pe nelitian ini variabel minat beli ulang terdiri atas tiga indikator yaitu keinginan untuk menggunakan produk, rencana menggunakan produk di masa yang akan datang, kebutuhan untuk menggunakan produk. Ketiga indikator tersebut diwakili oleh pernyataan D1, D2, dan D3. Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 7 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual untuk variabel minat beli ulang. Tabel 7. Penilaian Konsumen Mengenai Minat Beli Ulang No

Pernyataan

1

n % n D1 1 0,7 23 D2 2 1,3 22 D3 3 2 48 Hasil Akhir Sumber: Data Primer Diolah (2011) 1. 2. 3.

2 % 15,3 14,7 32

n 44 34 58

Skor 3 % 29,3 22,7 38,7

4 n 61 74 31

% 40,7 49,3 20,7

5 n 21 18 10

% 14 12 6,7

Rataan Skor 3,52 3,56 2,98 3,35

Berdasarkan Tabel 7 dapat terlihat bahwa rata -rata konsumen selalu ingin mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink. Hal ini terlihat dari skor penilaian konsumen terhadap pernyataan yang diajukan. Sebanyak 40,7 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14 persen sangat setuju, 29,3 persen cukup setuju, 15, 3 persen tidak setuju, dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Konsumen menilai bahwa produk Cimory Yoghurt Drink memiliki rasa yang enak, harganya terjangkau, dan sangat bermanfaat bagi kesehatan sehingga mereka selalu ingin mengkonsumsinya.

52

Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernyataan bahwa ketika ingin membeli produk yoghurt akan langsung memilih untuk membeli Cimory Yoghurt Drink adalah terdapat pada rentang setuju. Sebanyak 49,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 12 persen sangat setuju, 22,7 persen cukup setuju, 14,7 persen tidak setuju, dan 1,3 persen sangat tidak setuju. Meskipun nilai rataan skor menunjukkan hasil setuju, namun masih terdapat konsumen yang menjawab tidak se tuju bahkan ada yang sangat tidak setuju dan jumlahnya tergolong lumayan. Hal ini terjadi karena tingkat loyalitas konsumen terhadap merek Cimory masih rendah, jadi kecenderungan untuk beralih ke merek lain masih tinggi. Konsumen juga menilai bahwa mereka cukup setuju atau ragu-ragu dengan pernyataan bahwa mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink sudah menjadi kebutuhan mereka. Sebanyak 20,7 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 6,7 persen sangat setuju, 38,7 persen cukup setuju, 32 persen tidak setuju, dan 2 persen sangat tidak setuju. Banyaknya konsumen yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan mengindikasikan bahwa mengkonsumsi yoghurt masih belum menjadi kebutuhan dasar mereka. Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel minat beli ulang didapatkan skor rataan akhir sebesar 3,35. Skor ini masuk dalam rentang cukup setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen masih ragu -ragu untuk menumbuhkan sebuah niatan atau minat untuk melakukan pembelian ulang produk Cimory Yoghurt Drink. Kondisi ini perlu menjadi perhatian khusus bagi PT Cimory apabila ingin menjaga persaingan dengan merek lain di pasaran karena apabila konsumen ragu -ragu dalam melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang maka hal tersebut bisa menjadi peluang bagi para pesaing un tuk merebut konsumen agar mau beralih ke produk mereka. 4.4.4 Loyalitas Konsumen Loyalitas konsumen merupakan komitmen yang mendalam dari konsumen terhadap suatu produk, layanan, merek, at au perusahaan. Pada penelitian ini variabel loyalitas konsumen terdiri atas lima indikator yaitu repeat purchase, purchase across product lines, refer others, dan immunity.

53

Keempat variabel indikator tersebut diwakili oleh pernyataan E1 sampai E5. Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 8 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual. Tabel 8. Penilaian Konsumen Mengenai Loyalitas Konsumen No

Pernyataan

1

n % n E1 3 2 38 E2 0 0 6 E3 0 0 7 E4 0 0 20 Hasil Akhir Sumber: Data Primer Diolah (2011) 1. 2. 3. 4.

2 % 25,3 4 4,7 13,3

n 42 40 47 46

Skor 3 % 28 26,7 31,3 30,7

4 n 46 88 80 68

% 30,7 58,7 53,3 45,3

5 n 21 16 16 16

% 14 10,7 10,7 10,7

Rataan Skor 3,29 3,76 3,7 3,53 3,57

Berdasarkan Tabel 8 dapat terlihat bahwa sebanyak 30,7 persen konsumen Cimory Yoghurt Drink mengkonsumsi minimal dua kali dalam sebulan. Sebanyak 12 persen bahkan mengkonsumsi lebih dari dua kali dalam sebulan dan 24 persen konsumen cukup setuju dengan pernyataan yang diajukan. Namun ada 25, 3 persen konsumen yang tidak mengkonsumi produk Cimory Yoghurt Drink sebanyak dua kali dalam sebulan, dan hanya 2 persen yang menyatakan sangat tidak setuju. Konsumen mengaku akan mengatakan hal -hal yang positif tentang Cimory Yoghurt Drink dan merekomendasikannya kepada keluarga, kerabat, dan teman. Hal inilah yang menjadi keuntungan bagi PT Cimory karena para konsumen yang loyal secara tidak langsung telah mempromosikan produk mereka kepada orang lain dan inilah yang disebut word of mouth marketing. Sebanyak 58,7 persen konsumen setuju dengan pernyat aan yang diajukan, 10,7 persen sangat setuju, 26,7 persen cukup setuju, dan hanya 4 persen yang tidak setuju. Pernyataan mengenai rekomendasi, sebanyak 53,3 persen konsumen mengaku telah merekomendasikan Cimory Yoghurt Drink kepada keluarga, kerabat, dan t eman, 10,7 persen sangat setuju, 31,3 persen konsumen masih ragu-ragu untuk merekomendasikan Cimory Yoghurt Drink kepada keluarga, kerabat, dan teman dan hanya 4,7 persen konsumen yang tidak merekomendasikannya. Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernya taan bahwa mereka akan tetap mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink walaupun ada yang menawarkan produk yoghurt lain kepada mereka adalah berada pada range

54

setuju. Sebanyak 45,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 10,7 persen sangat setuju, 30,7 persen cukup setuju dan 13,3 persen tidak setuju. Adanya konsumen yang tidak setuju dengan pernyataan yang

diajukan

mengindikasikan

bahwa

mereka

cenderung

akan

meninggalkan merek Cimory Yoghurt Drink jika ada yang menawarkan produk yoghurt lain kepada mereka. Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel loyalitas konsumen didapatkan skor rataan akhir sebesar 3, 57. Skor ini masuk dalam rentang setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen Cimory Yoghurt Drink merupakan konsumen yang loyal. 4.5. Hasil dan Interpretasi Data 4.5.1 Analisis SEM Analisis SEM pada penelitian ini menggunakan one step approach atau pendekatan satu tahap, yakni menggabungkan analisis model pengukuran dan model struktural dalam satu tahap. Hasil model struktural awal menghasilkan bebera pa output yang menunjukkan kelayakan model struktural dengan melihat nilai Goodness of Fit Index. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut, ternyata model struktural belum layak dalam mengepas data sehingga diperlukan modifikasi model untuk meningkatkan ni lai Goodness of Fit Index agar menjadi lebih baik dari model sebelumnya. Modifikasi atau bisa disebut respesifikasi model struktural dilakukan untuk memperbaiki kecocokan model terhadap data. Cara untuk melakukan respesifikasi

model

adalah

dengan

memanfaat kan

informasi

pada

modification indices yang ada dalam printed output seperti yang ada pada Lampiran. Ada dua saran yang diusulkan dalam indeks modifikasi, yaitu (1) penambahan path di antara variabel laten dan (2) penambahan kovariasi di antara dua kesalahan. Penambahan path memerlukan dukungan teori yang kuat sehingga respesifikasi model menggunakan saran kedua yakni penambahan kovariasi antara dua kesalahan. Setelah dilakukan modifikasi dengan menambahkan kovariasi diantara dua kesalahan maka didapatkan nilai Goodness of Fit Index yang berbeda dari model awal. Berikut adalah

55

gambar model struktural setelah modifikasi serta nilai Goodness of Fit Index sebelum dan sesudah modifikasi yang disajikan pada Tabel 9. 0.64

X11

0.69

X12

0.33

X13

Y11

0.23

Y12

0.39

Y13

0.39

Y21

0.78

Y22

0.70

Y23

0.52

Y24

0.42

0.60 0.55

0.88

0.82 0.41

0.78

X14 0.77

PRDK

MNTBL

0.53

0.78

0.62 0.61

X15 0.57 0.43

0.67

0.15

0.88

X16 0.32 0.25

0.82

X17

0.90

X18

0.47

HRGA

LYTS 0.55 0.69

0.70 0.94

X19

0.76

0.80 0.99

0.51

X21

0.36

X22

0.01

X23 Chi-Square=209.67, df=126, P-value=0.00000, RMSEA=0.067

Gambar 16. Nilai Standardized Estimate Model Struktural Modifikasi 7.89

X11

7.81

X12

Y11

4.85

Y12

6.86

Y13

7.00

Y21

8.16

Y22

7.49

Y23

6.72

Y24

6.03

7.51 4.78

X13 6.69 10.87

5.72

11.02

X14 10.18

PRDK

MNTBL

5.54

11.11

8.04 7.89

X15 7.25 5.21

8.10

1.77

5.34

X16 3.87 2.97

8.41

X17

9.01

X18

HRGA

LYTS 4.46 4.88

10.16 8.77

X19

12.09

5.29

17.09 8.82

X21

8.61

X22

0.00

X23 Chi-Square=209.67, df=126, P-value=0.00000, RMSEA=0.067

Gambar 17. Nilai t-value Persamaan Model Struktural Modifikasi

56

Tabel 9. Hasil Pengujian Kelayakan Model Struktural Awal dan Setelah Modifikasi Goodness of Fit Index

Cut of value

Chi Square df CMIN/df RMSEA GFI AGFI NFI CFI

Nilai kecil Nilai positif ≤ 2.00 ≤ 0.08 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≥ 0.90

Hasil Olah Data Model Model Awal Modifikasi 502.62 209.67 148 126 3.39 1.66 0.13 0.067 0.74 0.87 0.66 0.81 0.79 0.92 0.83 0.96

Keterangan Baik Baik Baik Baik Marginal Marginal Baik Baik

Sumber: Data Primer Diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian bes ar nilai dari Goodness of Fit Index model modifikasi telah memenuhi cut of value, hanya nilai GFI dan AGFI saja yang berada di bawah nilai cut of value yang ditetapkan, namun nilai tersebut masih bisa disebut marginal fit karena berada pada rentang 0,80 – 0,90. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa H0:Ʃ=Ʃ(Ɵ) dapat diterima. Setelah melihat kombinasi berbagai ukuran kecocokan tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik dalam merepresentasikan data sehingga layak untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis pengolahan data dengan menggunakan LISREL 8.70 menghasilkan output persamaan struktural sebagai berikut: MNTBL = 0.53*PRDK + 0.15*HRGA, Errorvar.= 0.63 , R² = 0.37 (0.096) (0.085) (0.11) 5.54 1.77 5.79 LYTS = 0.88*MNTBL, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77 (0.16) (0.11) 5.34 2.18

Pada persamaan struktural di atas, terdapat beberapa nilai yang berfungsi menjelaskan hubungan dan pengar uh variabel PRDK, HRGA, dan TMPT terhadap variabel MNTBL serta hubungan dan pengaruh variabel MNTBL terhadap variabel LYTS. Hubungan dan pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien persamaan struktural dan juga t-value. Nilai R2 pada persamaan pertama sebesar 0,37 menunjukkan bahwa sebesar 37 persen variabel eksogen telah dapat menjelaskan keragaman variabel endogen minat beli ulang. Sedangkan variabel minat beli ulang dijelaskan

57

oleh variabel lain di luar model sebesar 63 persen. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli ulang konsumen. Nilai R 2 pada persamaan kedua sebesar 0,77 menunjukkan bahwa sebesar 77 persen variabel endogen minat beli ulang telah dapat menjelaskan keragaman variabel endogen l oyalitas konsumen. Sedangkan variabel loyalitas konsumen dijelaskan oleh variabel lain di luar model sebesar 23 persen. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor -faktor lain yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Nilai koefisien parameter persamaan struktural dan t-value dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini. Tabel 10. Koefisien Parameter dan Nilai t -value Model Struktural Hipotesis Koefisien t-value Keterangan PRDK  MNTBL 0.53 5.54 Signifikan HRGA  MNTBL 0.15 1.77 Tidak signifikan MNTBL  LYTS 0.88 5.34 Signifikan Sumber: Data Primer Diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa atribut produk ( 1) mempengaruhi minat beli ulang secara positif. Hubungan positif ini dapat terlihat dari nilai kosefisien parameter ( ) antara kedua variabel tersebut sebesar 0,53. Hal ini berarti jika kondisi yang mempengaruhi atribut produk dinaikkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka akan berakibat pada peningkatan minat beli ulang konsumen sebesar 0,53 satuan, begitu juga sebaliknya jika kondisi yang mempengaruhi atribut produk diturunkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka akan berakibat pada turunnya minat beli ulang konsumen sebesar 0,53 satuan. Atribut produk juga memiliki pengaruh yan g signifikan terhadap minat beli ulang konsumen karena memiliki nilai t -value lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 5,54 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 1 yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara atribut produk dan minat b eli ulang dapat diterima. Atribut produk menjadi penting bagi konsumen dalam menentukan minatnya untuk melakukan pembelian ulang dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan atribut produk tersebut dapat mencerminkan kualitas suatu produk. Oleh karena itu PT Cimory sebagai produsen harus tetap berusaha untuk

58

mempertahankan kualitas produknya agar konsumen tetap setia dan timbul minat beli ulang dalam benak mereka. Variabel laten kedua adalah harga (2), variabel ini memiliki hubungan yang positif terhadap minat beli ulang () yang dapat dilihat dari nilai koefisien parameter yakni sebesar 0,15. Harga memiliki pengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen namun tidak signifikan atau tidak nyata karena memiliki nilai t -value kecil berada diantara -1,96 dan 1,96 yaitu sebesar 1,73 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 2 yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara harga dan minat beli ulang ditolak. Kondisi ini terjadi karena konsumen tidak terlalu menghiraukan faktor harga dalam melakukan pembelian ulang dan lebih mementingkan faktor kualitas dan kesehatan. Berapapun harga yang dipatok oleh PT Cimory terhadap produk Cimory Yoghurt Drink konsumen akan tetap memiliki minat dalam melakukan pembelian ulang. Variabel laten selanjutnya adalah minat beli ulang (1). Variabel ini merupakan variabel endogen. Berdasarkan output analisis didapatkan hasil yakni variabel ini mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen (2) yang dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien parameter ( ) sebesar 0,88. Hal ini berarti jika kondisi yang mempengaruhi minat beli ulang dinaikkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka akan berakibat pada meningkatnya loyalitas konsumen sebesar 0,88 satuan, begitu juga sebaliknya jika kondisi yang mempengaruhi minat beli ulang diturunkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka akan berakibat pada turunnya loyalitas konsumen sebesar 0,88 satuan. Minat beli ulang juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loya litas konsumen karena memiliki nilai t -value lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 5,34 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 3 yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat beli ulang dan loyalitas konsumen dapat diterima. Ber dasarkan perhitungan skor kuesioner minat beli ulang memiliki nilai sebesar 3,35 yang masuk dalam rentang cukup setuju maka hal ini mengindikasikan bahwa minat beli ulang konsumen belum begitu tinggi. Berdasarkan teori Griffin kondisi dimana

59

tingkat pembelian berulang yang rendah namun tingkat preferensi yang relative tinggi merupakan kondisi loyalitas tersembunyi. Para konsumen Cimory Yoghurt Drink merupakan konsumen yang loyal namun memiliki tingkat pembelian ulang yang masih rendah. Hal ini dikuatkan den gan hasil kuesioner dimana bentuk loyalitas mereka diwujudkan dalam bentuk rekomendasi kepada orang lain serta tingkat imunitas yang tinggi saat ditawarkan produk lain. Tujuan lain dari penelitian ini adalah mengetahui variabel apa yang memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink. Berdasarkan nilai koefisien parameter dan t -value pada persamaan struktural didapatkan hasil bahwa produk ( 1) memiliki kontribusi lebih besar dibanding variabel harga yakni dengan nilai ko efisien parameter sebesar 0,53 dan t -value sebesar 5,54. 4.5.2 Hubungan Variabel Indikator dengan Variabel Laten Hubungan variabel indikator dengan variabel latennya dapat diketahui dari nilai loading factor (λ) dan nilai t-value yang ada pada model. Semakin besar nilai loading factor (λ) maka semakin besar pula pengaruh atau kontribusi suatu variabel indikator dalam membentuk variabel latennya. Berdasarkan nilai yang dimiliki setiap variabel indikator dapat dinyatakan bahwa indikator rasa yang enak (X13) merupa kan indikator yang paling berpengaruh terhadap variabel laten produk ( 1) dengan nilai loading factor (λ) sebesar 0,84. Mayoritas konsumen menilai suatu produk makanan atau minuman memiliki kualitas yang baik jika produk tersebut memiliki rasa yang enak. Begitu juga pada produk Cimory Yoghurt Drink, konsumen menilai produk tersebut bagus karena memang rasanya yang enak. Penjelasan mengenai masing -masing indikator dari variabel laten atribut produk diantaranya adalah: 1. Kandungan nutrisi Cimory Yoghurt Drink merupakan produk yoghurt yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat lengkap bahkan ada beberapa nutrisi yang nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan susu sebagai bahan baku utamanya. Berdasarkan hasil analisis SEM ternyata kandungan nutrisi

60

memiliki nilai loading factor sebesar 0.60 atau urutan keempat sebagai indikator yang dapat merefleksikan kualitas yoghurt. Konsumen yang mayoritas berpendidikan tinggi menilai

Cimory Yoghurt Drink

merupakan produk yang memiliki kandungan nutrisi lengkap dan hal tersebut dapat menjadi alasan bagi mereka untuk melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang. 2. Manfaat untuk pencernaan Setiap produk pasti memiliki manfaat dan salah satu manfaat dari Cimory Yoghurt Drink adalah untuk menjaga kesehatan pencernaan. Ketika konsumen menilai bahwa produk tersebut benar -benar telah membuat pencernaan mereka menjadi sehat berarti secara tidak langsung mereka menilai bahwa produk yoghurt tersebut telah berhasil berdasarkan manfaatnya. Hal ini menjadikan indikator ini sebagai salah satu indikator yang bisa merefleksikan kualitas suatu produk yoghurt dengan nilai loading factor sebesar 0.55. Oleh karena itu, Cimory Yoghurt Drink merupakan produk dengan menfaat yang nyata sehingga bisa dikatakan atribut manfaat memang sesuai dalam mer efleksikan variabel atribut produk. 3. Rasa Rasa merupakan indikator yang paling berperan penting dalam membentuk kualitas Cimory Yoghurt Drink dengan nilai loading factor 0,82. Mayoritas konsumen menilai bahwa alasan mereka membeli dan mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink karena rasanya yang enak. Oleh sebab itu PT Cimory perlu menjaga kualitas rasa dari Cimory Yoghurt Drink karena terbukti rasa merupakan alasan utama konsumen dalam membeli Cimory Yoghurt Drink. 4. Varian rasa Varian rasa menjadi indikator kedua se telah rasa yang mampu merepresentasikan kualitas dari Cimory Yoghurt Drink dengan loading factor sebesar 0,77. Cimory Yoghurt Drink sendiri merupakan salah satu produk yoghurt yang memiliki varian rasa yang banyak yakni sembilan rasa. Hal ini menjadi kekua tan dibandingkan dengan produk sejenis yang

61

dikeluarkan oleh pesaingnya. Oleh sebab itu, PT Cimory perlu mempertahankan jumlah varian rasa yang ada sekarang dan bahkan tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah varian rasa tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. 5. Tingkat keasaman Salah satu ciri khas dari produk yoghurt adalah rasanya yang asam. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas bakteri fermentasi selama proses pembuatan yoghurt tersebut. Cimory Yoghurt Drink memiliki tingkat keasaman yang pas menurut selera konsumen dan hal tersebut menjadikan indikator tingkat keasaman sebagai salah satu indikator yang bisa merefleksikan kualitas suatu produk yoghurt dengan nilai loading factor sebesar 0.62. Oleh sebab itu, tingkat keasaman tersebut perl u dipertahankan oleh PT Cimory karena jika produk yoghurt terlalu asam atau malah kurang tingkat keasamannya maka dikhawatirkan konsumen akan menilai bahwa kualitas Cimory Yoghurt Drink tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu akan berdampak pada minat konsumen dalam melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang. 6. Aroma Aroma merupakan indikator terbesar kelima yang mampu merefleksikan kualitas produk yoghurt. Hal ini berdasarkan nilai loading factor sebesar 0,57. Cimory Yoghurt Drink memiliki aroma sesuai dengan rasanya dan konsumen pun menganggap aroma dari Cimory Yoghurt Drink harum. Oleh sebab itu PT Cimory perlu mempertahankan aroma dari produk tersebut. 7. Masa kadaluarsa yang tepat Semua produk makanan dan minuman pasti ada masa kadaluarsanya, begitu juga dengan Cimory Yoghurt Drink yang memiliki masa kadaluarsa sekitar tiga bulan dalam kondisi penyimpanan yang baik. Masa kadaluarsa tersebut juga harus dicantumkan dalam kemasan produk agar konsumen dapat mengetahuinya. Menurut konsumen, masa kadaluarsa Cimory Yoghurt Drink ternyata belum begitu mempengaruhi

62

persepsi mereka tentang kualitas produk tersebut sehingga indikator ini hanya memiliki nilai loading factor sebesar 0,43. 8. Desain kemasan dan variasi gambar Kedua indikator ini ternyata belum mam pu untuk merefleksikan Cimory Yoghurt Drink sebagai produk yang memiliki kualitas bagus dimata konsumen. Hal ini dikarenakan desain kemasan dan variasi gambar Cimory Yoghurt Drink masih belum bisa dikatakan menarik menurut konsumen. Nilai loading factor dari kedua indikator pun merupakan yang terndah diantara indikator yang lain yakni hanya sebesar 0,32 dan 0,25. Variabel laten selanjutnya adalah harga ( 2), indikator yang memiliki pengaruh paling besar adalah harga terjangkau (X23) dengan nilai loading factor sebesar 0,99. Berdasarkan karakteristik konsumen terlihat bahwa rata rata konsumen Cimory Yoghurt Drink berasal dari kalangan menengah ke atas, sehingga harga yang dipatok oleh Cimory masih terjangkau dimata konsumennya. Indikator keinginan untuk mengg unakan produk (Y11) merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap variabel laten minat beli ulang dengan nilai loading factor sebesar 0,89. Variabel laten terakhir yang diamati adalah loyalitas konsumen, indikator yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap loyalitas konsumen adalah immunity (Y25) dengan nilai loading factor sebesar 0,75. Konsumen Cimory Yoghurt Drink termasuk konsumen yang loyal namun masih dalam kategori loyalitas tersembunyi karena tingkat pembelian ulang mereka masih belum tin ggi. Bentuk loyalitas mereka hanya sebatas merekomendasikan produk kepada orang lain dan immunity yakni sikap dimana konsumen akan tetap setia pada produk tersebut meskipun ada yang menawarkan produk lain kepadanya. Oleh sebab itu PT Cimory perlu melakukan suatu strategi dimana strategi tersebut bisa meningkatkan minat beli ulang konsumen agar bisa mencapai tingkat loyalitas premium. Hasil analisis t-value memperlihatkan bahwa semua variabel indikator memiliki t value lebih besar dari 1,96 yang berarti sem ua variabel tersebut signifikan secara nyata. Nilai loading factor (λ) dan nilai t-value untuk semua indikator dapat dilihat pada Tabel 11.

63

Tabel 11. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel Indikator Variabel Laten

Atribut Produk

Harga

Minat Beli Ulang

Loyalitas Konsumen

X13 X14 X15 X11 X16 X12 X17 X18 X19 X23 X23 X21

Loading factor (λ) 0.82 0.77 0.62 0.60 0.57 0.55 0.43 0.32 0.25 0.99 0.80 0.70

Y11

0.88

-

Y12

0.78

11.02

Y13

0.78

11.11

Y24

0.76

5.29

Y23

0.69

4.88

Y22 Y21

0.55 0.47

4.46 -

Variabel indikator Rasa enak Varian rasa banyak Tingkat keasaman Kandungan nutrisi Aroma Manfaat untuk pencernaan Masa Kadaluarsa Desain kemasan Variasi Gambar Harga terjangkau Harga masih masuk akal Harga sesuai kualitas Keinginan untuk menggunakan produk Rencana menggunakan produk di masa datang Kebutuhan menggunakan produk Immunity Rekomendasi kepada orang lain Memberitahu hal positif Repeat purchase

t-value 10.87 10.18 8.04 7.51 7.25 6.69 5.21 3.87 2.97 17.09 12.09 10.16

Sumber: Data Primer Diolah (2011)

4.6. Implikasi Manajerial Hasil penelitian menunjukkan variabel produk memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen Cimory Yoghurt Drink, sedangkan variabel harga memiliki hubungan positif namun berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Minat beli ulang sendiri memiliki dampak positif dan signifikan terhadap tingkat loyalitas konsumen Cimory Yoghurt Drink . Hal ini bisa menjadi rekomendasi bagi perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar konsumen tetap loyal dengan mempertimbangkan seluruh variabel yan g digunakan dalam penelitian ini . Beberapa implikasi manajerial yang berguna bagi PT Cimory selaku produsen diantaranya adalah sebagai b erikut:

Cimory Yoghurt Drink

64

1. Atibut produk Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Hasil analisis menunjukkan bahwa atribut produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat b eli ulang produk Cimory Yoghurt Drink. Oleh sebab itu PT Cimory perlu memperhatikan indikator-indikator yang berhubungan langsung dengan atribut produk Cimory Yoghurt Drink. Faktor rasa menjadi alasan utama konsumen mengkonsumsi produk Cimory Yoghurt Drink. Perusahaan telah berhasil membuat produk yoghurt dengan rasa yang enak dan banyak variasi rasa buah-buahan, hal tersebut menjadi kekuatan produk dibandingkan dengan para pesaing yang hanya memberikan pilihan rasa yang terbatas. Namun dalam hal tingkat ke asaman dan aroma, masih ada konsumen yang menilai tingkat keasaman dan aroma dari produk Cimory Yoghurt Drink kurang pas dan kurang sesuai dengan selera mereka. Perusahaan sebaiknya perlu merespon adanya pendapat konsumen ini, faktor varian rasa buah memberikan efek bagi tingkat keasaman produk yoghurt. Produk dengan rasa buah yang pada dasarnya telah memiliki kandungan rasa asam sebelumnya, sebaiknya tingkat keasaman produk yoghurtnya bisa sedikit dikurangi karena rasa asli yoghurt yang asam bila ditambah rasa buah yang asam pula maka tingkat keasaman yoghurt akan lebih tinggi. Mungkin itulah yang menjadi alasan sebagian konsumen yang merasa tingkat keasaman Cimory Yoghurt Drink kurang sesuai dengan selera mereka. Perusahaan sebaiknya tidak langsung puas de ngan pencapaian

dalam

hal

kualitas

rasa,

justru

perusahaan

perlu

mempertahankan kualitas rasa dan membuat inovasi baru dengan menambah variasi rasa produk Cimory Yoghurt Drink agar konsumen tidak bosan dan timbul minat beli ulang pada masa yang akan datang . Para konsumen yang sebagian besar perempuan mengkonsumsi yoghurt dengan alasan kesehatan. Kandungan nutrisi yang lengkap membuat konsumen memilih yoghurt sebagai minuman alternatif untuk menjaga kesehatan khususnya melancarkan pencernaan, menurunkan

65

tingkat kolesterol, dan lain-lain. Perusahaan perlu memberikan semacam edukasi lebih kepada konsumen baik itu melalui brosur, website, maupun sarana lain yang bisa membuat konsumen lebih mengerti tentang manfaat mengkonsumsi yoghurt bagi kesehatan. Ketika in formasi tentang kandungan nutrisi dan manfaat yoghurt telah mampu diserap baik oleh konsumen maka dengan begitu diharapkan akan timbul minat beli ulang pada masa yang akan datang dan tingkat loyalitas mereka akan semakin tinggi. Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian lebih bagi perusahaan adalah faktor desain produk, baik itu kemasan maupun variasi gambar. Bardasarkan hasil analisis terbukti kedua faktor tersebut belum bisa merepresentasikan bahwa suatu produk memiliki kualitas yang baik. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya berfikir untuk melakukan redesign pada kemasan atau melakukan diferensiasi ukuran kemasan agar konsumen dapat memiliki lebih banyak pilihan ukuran dalam membeli Cimory Yoghurt Drink. 2. Harga Variabel harga merupakan variabel yang memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen ternyata tidak terlalu peduli dengan berapapun harga yang dipatok oleh Cimory untuk produk Cimory Yoghurt Drink. Pengaruh yang tidak signifikan ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Cimory, hal ini dikarenakan PT Cimory tidak perlu khawatir akan kehilangan konsumen jika suatu saat produk Cimory Yoghurt Drink dinaikkan harganya. Meskipun kenaikan harga tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen namun dengan menetapkan harga yang tinggi maka citra produk dan bahkan citra perusahaan akan lebih tinggi pula. Namun PT Cimory juga perlu memperhitungkan faktor-faktor lain jika ingin menaikkan harga produk Cimory Yoghurt Drink seperti mengkoordinasikan dengan bauran pemasaran yang lain. Harga yang tinggi harus disertai dengan kualitas produk yang baik pula, selain itu faktor saluran distribusi juga perlu

66

dipertimbangkan agar konsumen lebih mudah dalam mendapatkan produk tersebut. 3. Minat Beli Ulang Minat beli ulang konsumen terhadap produk Cimory Yoghurt Drink memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Namun berdasarkan hasil penilaian responden terhadap variabel ini, didapatkan hasil bahwa minat beli ulang konsumen masih belum bisa dikatakan tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan tindakan konkrit untuk meningkatkan minat beli ulang konsumen seperti yang dijabarkan pada poin-poin sebelumnya, karena ketika minat beli ulang meningkat peluang akan pembelian ulang yang nyata akan semakin tinggi dan hal itu akan berdampak positif pada tingkat loyalitas konsumen produk Cimory Yoghurt Drink. Selain ketiga hal tersebut, ada hal lain yang dapat dijadikan implikasi manajerial bagi PT Cimory. Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik konsumen

Cimory Yoghurt Drink, PT Cimory perlu

memperhatikan strategi segmentasi untuk produk Cimory Yoghurt Drink. PT Cimory dapat membagi segmen pasar Cimory Yoghurt Drink ke dalam kelompok usia tertentu. PT Cimory dapat menetapkan kalangan muda yang aktif dan produktif (16-25 tahun) sebagai salah satu segmen untuk kelompok usia yang potensial bagi Cimory Yoghurt Drink. Selain itu, hasil temuan tentang karakteristik domisili dapat juga dijadikan acuan bagi PT Cimory untuk melakukan pengembangan saluran distribusi ke wilayahwilayah tertentu. PT Cimory sebaiknya memperb anyak saluran distribusi di modern retail baik supermarket maupun minimarket yang dekat dengan area pemukiman yang sesuai dengan s egmen konsumen Cimory Yoghurt Drink yakni kelas ekonomi menengah ke atas.

67

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah: a. Atribut produk memiliki hubungan positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang Cimory Yoghurt Drink. Harga memiliki hubungan positif namun tidak berpengaruh secara signifikan t erhadap minat beli ulang Cimory Yoghurt Drink. b. Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar t erhadap minat beli ulang Cimory Yoghurt Drink adalah faktor rasa yang enak. c. Minat beli ulang memiliki hubungan positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan . 2. Saran a. Atribut produk merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian ini, sehingga disarankan PT Cimory tidak hanya mempertahankan kualitas produk yang ada, namun meningkatkan atau memperbaharui faktor -faktor yang dapat meningkatkan kualitas produk sehingga akan menarik minat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

b. Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen sehingga PT Cimory tidak perlu merubah tingkat harga yang ada, namun jika ingin tetap menaikkan tingkat harga agar citra produk dan perusahaan meningkat maka PT Cimory perlu memperhatikan faktor -faktor lain seperti peningkatan kualitas produk, penambahan saluran di stribusi dan lain-lain.

c. Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan sehingga perlu adanya penyempurnaan jika ada yang melakukan penelitian lanjutan. Penyempurnaan tersebut bisa dengan menambahkan elemen bauran pemasaran dan penambahan jumlah sampel agar didapatkan hasil analisis yang lebih baik.

68

DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Rajawali Press, Jakarta. Belch, G.E. and M.A. Belch. 2000. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective . 5th Edition. The McGraw Hill Companies Inc., Boston. Bowen, J.T. dan S.L. Chen. 2001. The Relationship Between Customer Loyalty and Customer Satisfaction , International of Contemporary Hospitality Management, Vol.13 (No.5): pp.213 Budi, Fauzan. 2010. Pengaruh Harga, Lokasi d an Promosi Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Supermarket Glora Jl. AR Hakim Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Darmawan, Rahmat. 2009. Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan Hypermarket Giant Taman Yasmin Bogor. Skripsi. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dharmanesta, B.S. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.4 (No.3): pp. 73-88. Dwiyanto, B.M., Suryono B.S., dan Iwan K. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk Serta Dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Produk Sakatonik Liver di Kota Semarang). Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling : Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program LISREL 8.54. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Griffin, J. 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Erlangga, Jakarta. Gunawan, A. 2009. Ingin Panjang Umur, Konsumsi http://www.mathub2003.blogspot.com [14 Desember 2010].

Yoghurt.

Keegan, W.J. 2002. Global Marketing Management . Prentice Hall International, Inc, New Jersey. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Prehallindo, Jakarta. Kotler, P. dan Amstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Kotler, P. dan K.L. Keller. 2006. Manajemen Pemasaran. Prentice Hall Inc., Ne w Jersey. Kuntjara. 2007. Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Konsumen (Studi Kasus di PT Wijaya Karya Beton Wilayah IV; Jateng,

69

Kalsel dan Kalteng). Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semaran g. Lamb, Charles W.,Hair, Joseph F., dan Mc Daniel . 2001. Pemasaran Buku II. Salemba Empat, Jakarta. Margaretha, Moureen. 2004. Studi Mengenai Loyalitas Pelanggan Pada Divisi Asuransi Kumpulan AJB Bumiputera 1912, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.3 (No.3). Massey, J.E. 2003. A Theory of Organizational Image Management: Antecedents, Processes and Outcomes, Paper Presented at The International Academy of Business Diciplines Annual Conference. April 2003, Orlando. Oliver, R.L. 1999. Whence Customer Loyalty, Journal of Marketing, Vol.63: pp.33-34 Sari, NK. 2007. Tren dan Potensi Susu Ferme ntasi. http://www.calpico.co.id [10 Desember 2010]. Simamora, B. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Swastha, B. dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing, Malang. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. CV Andi Offset, Yogyakarta. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wijayanto, Setyo H. 2008. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8 Konsep & Tutorial. Graha Ilmu, Jakarta. Yanovitch, Teri. 2007. Four Habits That Build Loyalty , ABA Banking Journal, Vol. 10: pp.54

70

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dikatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari nilai r tabel yang digunakan dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361. a. Variabel Atribut Produk Correlations A1 A1

Pearson Correlation

A2 1

A2

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

A3

.286

.300

.135

.565(**)

.466(**)

-.029

-.010

.536(**)

.002

.126

.108

.478

.001

.009

.881

.957

.002

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

.532(**)

1

.430(*)

.494(**)

.253

.436(*)

.291

.212

.052

.633(**)

.018

.005

.178

.016

.119

.261

.786

.000

.002

30

30

30

30

30

30

30

1

.770(**)

.565(**)

.634(**)

.182

.216

.213

.749(**)

Sig. (2-tailed)

.126

.018

.000

.001

.000

.335

.251

.258

.000

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

Pearson Correlation

.300

.494(**)

.770(**)

1

.545(**)

.729(**)

.322

.400(*)

.282

.843(**)

Sig. (2-tailed)

.108

.005

.000

.002

.000

.083

.028

.130

.000

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

Pearson Correlation

.135

.253

.565(**)

.545(**)

1

.443(*)

.251

.372(*)

.200

.666(**)

Sig. (2-tailed)

.478

.178

.001

.002

.014

.180

.043

.289

.000

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

.565(**)

.436(*)

.634(**)

.729(**)

.443(*)

1

.359

.350

.336

.835(**)

.001

.016

.000

.000

.014

.051

.058

.069

.000

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

.466(**)

.291

.182

.322

.251

.359

1

.227

-.145

.498(**)

.009

.119

.335

.083

.180

.051

.228

.445

.005

Pearson Correlation

Pearson Correlation

N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total

Total

30

Sig. (2-tailed)

A9

A9

30

N

A8

A8

.430(*)

Sig. (2-tailed)

A7

A7

30

N A6

A6

.286

N A5

A5

Pearson Correlation

N A4

A4

.532(**)

Sig. (2-tailed) N

A3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

-.029

.212

.216

.400(*)

.372(*)

.350

.227

1

.569(**)

.584(**)

.881

.261

.251

.028

.043

.058

.228

.001

.001

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

-.010

.052

.213

.282

.200

.336

-.145

.569(**)

1

.437(*)

.957

.786

.258

.130

.289

.069

.445

.001

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

.536(**)

.633(**)

.749(**)

.843(**)

.666(**)

.835(**)

.498(**)

.584(**)

.437(*)

1

.002

.000

.000

.000

.000

.000

.005

.001

.016

30

30

30

30

30

30

30

30

30

** Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

.016

30

71

Lanjutan Lampiran 1. b. Variabel Harga Correlations C1 C1

Pearson Correlation

1

Sig. (2-tailed) Pearson Correlation

C3

Total

.693(**)

.821(**) .000

.001

.000

30

30

30

30

.587(**)

1

.769(**)

.890(**)

N C2

C2 .587(**)

Sig. (2-tailed)

.001

.000

.000

30

30

30

30

.693(**)

.769(**)

1

.946(**)

.000

.000

30

30

30

30

.821(**)

.890(**)

.946(**)

1

.000

.000

.000

30 30 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed).

30

N C3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Total

Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

.000

N

30

c. Variabel Minat Beli Ulang Correlations D1 D1

Pearson Correlation

D2 1

D2

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

D3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Total

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Total

.431(*)

.457(*)

.749(**)

.017

.011

.000

30

30

30

30

.431(*)

1

.434(*)

.811(**)

.017

.000

Sig. (2-tailed) N

D3

.017 30

30

30

30

.457(*)

.434(*)

1

.810(**)

.011

.017

30

30

30

30

.749(**)

.811(**)

.810(**)

1

.000

.000

.000

30

30

30

* Correlation is significant at the 0.05 level (2 -tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed).

.000

30

72

Lanjutan Lampiran 1. d. Variabel Loyalitas Konsumen Correlations E1

E2

E3 .262 .161 30

E4 .390* .033 30

Total .717** .000 30

1

.547** .002 30

.033 .864 30

.543** .002 30

1

.364* .048 30

.734** .000 30

1

.695** .000 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

30

E2

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

.078 .681 30

30

E3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

.262 .161 30

.547* .002 30

30

E4

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

.390* .033 30

.033 .864 30

.364* .048 30

30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

.717** .000 30

.543** .002 30

.734** .000 30

.695** .000 30

Total

1

.078 .681 30

E1

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2 -tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed)

Berdasarkan hasil output SPSS 13 di atas diketahui bahwa semua indikator dari masing-masing variabel memiliki nilai rhitung lebih dari 0,361.

1 30

73

Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner a. Variabel Atribut Produk Case Processing Summary N Cases

Valid

% 30

Excluded(a) Total

100.0

0

.0

30

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items .825

9

Variabel kualitas produk dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. b. Variabel Harga Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded(a)

30

% 100.0

0

.0

Total

30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items

.849

3

Variabel perceived price dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. d. Variabel Minat Beli Ulan g Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded(a) Total

30

% 100.0

0

.0

30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

74

Lanjutan Lampiran 2. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .692

N of Items 3

Variabel minat beli ulang dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. e. Variabel Loyalitas Konsumen Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded( a) Total

30

% 100.0

0

.0

30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .611

N of Items 4

Variabel loyalitas konsumen dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6.

75

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini digunakan sebagai bahan dalam penyusunan skripsi mengenai : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KONSUMEN CIMORY YOGHURT DRINK (STUDI KASUS CMP BOTANI SQUARE BOGOR) Oleh: MOHAMMAD AKMAL MUSADDAD (H24063283) Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen INSTITUT PERTANIAN BOGOR Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya di gunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda.

A. SCREENING RESPONDEN Apakah Anda pernah membeli Cimory Yoghurt Drink sebanyak dua kali atau lebih ? a. Ya b. Tidak (Jika jawaban “Ya”, maka lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya . Jika jawaban Anda “tidak”, maka hentikan pengisian kuesioner ini, Terima kasih.) B. IDENTITAS RESPONDEN Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang sesuai dengan jawaban Anda. 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia : a. ≤ 15 tahun c. 26-35 tahun e. 46-55 tahun b. 16-25 tahun d. 36-45 tahun f. > 55 tahun 3. Pendidikan terakhir : a. Tamat SD c. Tamat SMA/SMK e. Tamat Sarjana b. Tamat SMP d. Tamat Diploma f. Tamat Pascasarjana 4. Status Pernikahan : a. Menikah b. Belum menikah 5. Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa c. Pegawai swasta e. TNI/Polisi b. Pegawai Negeri d. Wiraswasta f. Pensiunan 6. Pendapatan (Rp) per bulan : a. ≤ 500.000 c. 1.000.001 – 1.500.000 e. 2.000.001 – 2.500.000 b. 500.000 – 1.000.000 d. 1.500.001 – 2.000.000 f. > 2.500.000 7. Domisili : a. Bogor Barat c. Bogor Selatan e. Bogor Tengah b. Bogor Timur d. Bogor Utara f. Tanah Sareal C. PERTANYAAN UTAMA Petunjuk: Mohon berikan penilaian kesetujuan Anda terhadap pernyataan pernyataan yang ada di bawah ini d engan cara menandai ( √) atau beri tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan sikap Anda. Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju

S : Setuju SS : Sangat Setuju

76

Lanjutan Lampiran 3. Pernyataan STS TS CS S SS Atribut Produk Produk Cimory Yoghurt Drink memiliki kandungan nutrisi 1 a. yang lengkap sehingga bermanfaat bagi kesehatan Setelah mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink, pencernaan b. menjadi lebih sehat. 2 a. Produk Cimory Yoghurt Drink memiliki rasa yang enak Varian rasa produk Cimory Yoghurt Drink yang banyak b. membuat saya senang mengkonsumsinya. Tingkat keasaman dari Cimory Yoghurt Drink sesuai dengan c. selera dan lidah saya. d. Aroma dari produk Cimory Yoghurt Drink harum. Produk Cimory Yoghurt Drink memiliki masa kadaluarsa yang 3. tepat. 4 a. Desain produk yang digunakan Cimory Yoghurt Drink menarik. b. Variasi gambar pada kemasan Cimory Yogurt Drink menarik. Harga Harga produk Cimory Yoghurt Drink sesuai dengan 1. kualitasnya. Cimory Yoghurt Drink dijual di pasaran dengan harga yang 2. masih masuk akal. Cimory Yoghurt Drink yang dijual di pasaran saat ini memiliki 3. harga yang terjangkau. Minat Beli Ulang 1. Saya selalu ingin mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink. Jika saya ingin membeli produk yoghurt, saya akan langsung 2. memilih untuk membeli Cimory Yoghurt Drink. Mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink sudah menjadi 3. kebutuhan saya. Loyalitas Konsumen Saya mengkonsumsi Cimory Yogurt Drink minimal 2 kali 1. dalam sebulan. Saya akan mengatakan hal-hal positif tentang Cimory Yoghurt 2 a. Drink kepada keluarga, kerabat, dan teman. Saya akan merekomendasikan kep ada keluarga, kerabat, dan b. teman untuk mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink. Saya akan tetap mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink 3. walaupun ada yang menawarkan produk yoghurt lain kepada saya. Terima kasih kepada Anda yang telah meluangkan waktu un tuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya. No

77

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Pengukuran Sikap Rumus:

1. Atribut Produk No

Pernyataan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 Hasil Akhir

1 n 0 0 1 1 0 1 1 2 1

% 0 0 0,7 0,7 0 0,7 0,7 1,3 0,7

2 n 0 6 2 0 10 5 7 11 13

% 0 4 1,3 0 6,7 3,3 4,7 7,3 8,7

n 16 39 4 16 29 31 45 49 51

Skor 3 % 10,7 26 2,7 10,7 19,3 20,7 30 32,7 34

4 n 98 78 85 75 79 92 81 74 71

% 65,3 52 56,7 50 52,7 61,3 54 49,3 47,3

5 n 36 27 57 58 32 21 16 14 14

% 24 18 38 38,7 21,3 14 10,7 9,3 9,3

Rataan Skor 4,13 3,84 4,30 4,26 3,89 3,84 3,69 3,58 3,56 3,89

78

Lanjutan Lampiran 4. 3. Harga No

Pernyataan

1. 2. 3.

C1 C2 C3 Hasil Akhir

1 n 0 1 2

2

% 0 0,7 1,3

n 5 3 10

% 3,3 2 6,7

n 28 29 31

Skor 3 % 18,7 19,3 20,7

4 n 94 96 85

5

% 62,7 64 56,7

n 23 21 22

% 15,3 14 14,7

Rataan Skor 3,9 3,89 3,77 3,85

4. Minat Beli Ulang No

Pernyataan

1. 2. 3.

D1 D2 D3 Hasil Akhir

1 n 1 2 3

2

% 0,7 1,3 2

n 23 22 48

% 15,3 14,7 32

n 44 34 58

Skor 3 % 29,3 22,7 38,7

4 n 61 74 31

5

% 40,7 49,3 20,7

n 21 18 10

% 14 12 6,7

Rataan Skor 3,52 3,56 2,98 3,35

5. Loyalitas Konsumen No

Pernyataan

1. 2. 3. 4.

E1 E2 E3 E4 Hasil Akhir

1 n 3 0 0 0

2 % 2 0 0 0

n 38 6 7 20

% 25,3 4 4,7 13,3

n 42 40 47 46

Skor 3 % 28 26,7 31,3 30,7

4 n 46 88 80 68

% 30,7 58,7 53,3 45,3

5 n 21 16 16 16

% 14 10,7 10,7 10,7

Rataan Skor 3,29 3,76 3,7 3,53 3,49

79

Lanjutan Lampiran 4.

80

Lampiran 5. Output Program (Modifikasi)

Simplis

LISREL

Model

Struktural

DATE: 4/ 2/2011 TIME: 11:02 L I S R E L 8.72 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981 -2005 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file F: \Analisis SEM Akmal\SEM BARU\bismillah.spj: LOYALITAS Observed Variables X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X21 X22 X23 Y11 Y12 Y13 Y21 Y22 Y23 Y24 Correlation Matrix From File=D: \bismillah.cor Sample size 150 Latent Variables PRDK HRGA MNTBL LYTS Relationships X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 = PRDK X21 X22 X23 = HRGA Y11 Y12 Y13 = MNTBL Y21 Y22 Y23 Y24 = LYTS MNTBL = PRDK HRGA LYTS = MNTBL Set Error Covariance betwee n Y21 and Y13 correlate Set Error Covariance between Y23 and Y21 correlate Set Error Covariance between Y23 and Y22 correlate Set Error Covariance between Y24 and Y13 correlate Set Error Covariance between Y24 and Y22 correlate Set Error Covariance between X12 and X11 correlate Set Error Covariance between X13 and X12 correlate Set Error Covariance between X14 and Y13 correlate Set Error Covariance between X14 and Y22 correlate Set Error Covariance between X14 and X13 correlate Set Error Covariance between X18 and X16 correlate Set Error Covariance between X19 and X18 correlate Set Error Covariance between X21 and X19 correlate Set Error Covariance between X22 and X21 correlate Set Error Covariance between X12 and Y12 correlate Set Error Covariance between X13 and Y23 correlate Set Error Covariance between X18 and Y21 correlate Set Error Covariance between X18 and X11 correlate Set Error Covariance between X18 and X17 correlate Set Error Covariance between X19 and Y21 correlate

81

Lanjutan Lampiran 5. Set Error Covariance between X19 and X16 correlate Set Error Covariance between X21 and Y24 correlate Set Error Covariance between X22 and X18 correlate Set Error Variance of X23 to 0.01 Options ME=ML AD=OFF IT=500 Path Diagram End of Problem Sample Size = 150 LOYALITAS Correlation Matrix Y11 Y12 Y13 Y21 Y22 Y23 -------- -------- -------- -------- -------- -------Y11 1.00 Y12 0.67 1.00 Y13 0.71 0.63 1.00 Y21 0.45 0.28 0.48 1.00 Y22 0.41 0.30 0.35 0.38 1.0 0 Y23 0.51 0.40 0.47 0.31 0.79 1.00 Y24 0.57 0.56 0.66 0.36 0.43 0.55 X11 0.35 0.40 0.34 0.22 0.30 0.38 X12 0.30 0.44 0.34 0.14 0.20 0.27 X13 0.42 0.39 0.23 0.09 0.28 0.28 X14 0.45 0.40 0.21 0.19 0.47 0.45 X15 0.27 0.31 0.22 0.06 0.23 0.34 X16 0.20 0.21 0.13 -0.08 0.09 0.17 X17 0.13 0.18 0.18 0.14 0.22 0.31 X18 0.17 0.24 0.15 0.17 0.17 0.20 X19 0.17 0.20 0.16 0.01 0.04 0.14 X21 0.24 0.26 0.14 0.22 0.46 0.36 X22 0.23 0.30 0.05 0.09 0.38 0.36 X23 0.31 0.41 0.17 0.09 0.47 0.41 Correlation Matrix Y24 X11 X12 X13 X14 X15 -------- -------- -------- -------- -------- -------Y24 1.00 X11 0.31 1.00 X12 0.21 0.52 1.00 X13 0.33 0.45 0.20 1.00 X14 0.37 0.44 0.37 0.68 1.00 X15 0.25 0.32 0.27 0.55 0.51 1.00 X16 0.11 0.46 0.35 0.47 0.38 0.32 X17 0.15 0.24 0.35 0.28 0.29 0.17 X18 0.15 0.15 0.19 0.25 0.23 0.15 X19 0.14 0.20 0.13 0.18 0.20 0.04 X21 0.27 0.14 0.22 0.28 0.31 0.19 X22 0.13 0.16 0.20 0.31 0.35 0.21 X23 0.21 0.26 0.27 0.36 0.42 0.27

82

Lanjutan Lampiran 5. Correlation Matrix X16 X17 X18 X19 X21 X22 -------- -------- -------- -------- -------- -------X16 1.00 X17 0.37 1.00 X18 0.42 0.28 1.00 X19 0.33 0.10 0.79 1.00 X21 0.11 0.13 0.23 0.04 1.00 X22 0.11 0.18 0.37 0.2 1 0.79 1.00 X23 0.23 0.23 0.34 0.25 0.70 0.81 Correlation Matrix X23 -------X23 1.00

LOYALITAS Number of Iterations = 43 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) Measurement Equations

Y11 = 0.88*MNTBL, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77 (0.048) 4.85 Y12 = 0.78*MNTBL, Errorvar.= 0.39 , R² = 0.61 (0.071) (0.057) 11.02 6.86 Y13 = 0.80*MNTBL, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.61 (0.072) (0.059) 11.11 7.00 Y21 = 0.46*LYTS, Errorvar.= 0.77 , R² = 0.22 (0.094) 8.16 Y22 = 0.54*LYTS, Errorvar.= 0.67 , R² = 0.30 (0.12) (0.089) 4.46 7.49 Y23 = 0.69*LYTS, Errorvar.= 0.51 , R² = 0.48 (0.14) (0.076) 4.88 6.72 Y24 = 0.75*LYTS, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.58 (0.14) (0.068) 5.29 6.03 X11 = 0.60*PRDK, Errorvar.= 0.64 , R² = 0.36 (0.080) (0.081) 7.51 7.89

83

Lanjutan Lampiran 5. X12 = 0.55*PRDK, Errorvar.= 0.67 , R² = 0.31 (0.082) (0.086) 6.69 7.81 X13 = 0.83*PRDK, Error var.= 0.35 , R² = 0.67 (0.076) (0.073) 10.87 4.78 X14 = 0.75*PRDK, Errorvar.= 0.39 , R² = 0.59 (0.074) (0.069) 10.18 5.72 X15 = 0.62*PRDK, Errorvar.= 0.61 , R² = 0.39 (0.078) (0.077) 8.04 7.89 X16 = 0.57*PRDK, Errorvar.= 0.67 , R² = 0.33 (0.079) (0.083) 7.25 8.10 X17 = 0.43*PRDK, Errorvar.= 0.82 , R² = 0.18 (0.082) (0.097) 5.21 8.41 X18 = 0.32*PRDK, Errorvar.= 0.93 , R² = 0.10 (0.083) (0.10) 3.87 9.01 X19 = 0.25*PRDK, Errorvar.= 0.92 , R² = 0.062 (0.083) (0.10) 2.97 8.77 X21 = 0.70*HRGA, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.49 (0.069) (0.059) 10.16 8.82 X22 = 0.78*HRGA, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.64 (0.065) (0.040) 12.09 8.61 X23 = 0.99*HRGA, Err orvar.= 0.0100, R² = 0.99 (0.058) 17.09 Error Covariance for Y21 and Y13 =

Error Covariance for Y23 and Y21 =

Error Covariance for Y23 and Y22 =

Error Covariance for Y24 and Y13 =

Error Covariance for Y24 and Y22 =

Error Covariance for X12 and Y12 =

Error Covariance for X12 and X11 =

0.18 (0.048) 3.81 -0.07 (0.037) -2.00 0.39 (0.072) 5.42 0.14 (0.043) 3.28 -0.03 (0.035) -0.71 0.11 (0.044) 2.45 0.16 (0.061) 2.58

84

Lanjutan Lampiran 5. Error Covariance for X13 and Y23 =

Error Covariance for X13 and X12 =

Error Covariance for X14 and Y13 =

Error Covariance for X14 and Y22 =

Error Covariance for X14 and X13 =

Error Covariance for X18 and Y21 =

Error Covariance for X18 and X11 =

Error Covariance for X18 and X16 =

Error Covariance for X18 and X17 =

Error Covariance for X19 and Y21 =

Error Covariance for X19 and X16 =

Error Covariance for X19 and X18 =

Error Covariance for X21 and Y24 =

Error Covariance for X21 and X19 =

Error Covariance for X22 and X18 =

Error Covariance for X22 and X21 =

-0.11 (0.031) -3.55 -0.24 (0.049) -4.97 -0.15 (0.035) -4.15 0.11 (0.034) 3.22 0.027 (0.055) 0.49 0.16 (0.061) 2.65 -0.10 (0.033) -2.94 0.29 (0.068) 4.21 0.10 (0.039) 2.61 0.0075 (0.063) 0.12 0.19 (0.067) 2.88 0.72 (0.093) 7.76 0.11 (0.034) 3.34 -0.12 (0.031) -3.77 0.099 (0.024) 4.10 0.23 (0.037) 6.25

Structural Equations MNTBL = 0.53*PRDK + 0.15*HRGA, Errorvar.= 0.63 , R² = 0.37 (0.096) (0.085) (0.11) 5.54 1.77 5.79

85

Lanjutan Lampiran 5. LYTS = 0.88*MNTBL, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77 (0.16) (0.11) 5.34 2.18 Reduced Form Equations MNTBL = 0.53*PRDK + 0.15*HRGA, Errorvar.= 0.63, R² = 0.37 (0.096) (0.085) 5.54 1.77 LYTS = 0.46*PRDK + 0.13*HRGA , Errorvar.= 0.71, R² = 0.29 (0.12) (0.078) 4.01 1.69 Correlation Matrix of Independent Variables

PRDK HRGA

PRDK 1.00 0.44 (0.07) 6.21

HRGA 1.00

Covariance Matrix of Latent Variables

MNTBL LYTS PRDK HRGA

MNTBL 1.00 0.88 0.60 0.39

LYTS

PRDK

HRGA

1.00 0.52 0.34

1.00 0.44

1.00

Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 126 Minimum Fit Function Chi-Square = 235.73 (P = 0.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi -Square = 209.67 (P = 0.00) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 83.67 90 Percent Confidence Interval for NCP = (47.72 ; 127.51) Minimum Fit Function Value = 1.58 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.56 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.32 ; 0.86) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.067 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.050 ; 0.082) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.046 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 2.27 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (2.02 ; 2.56) ECVI for Saturated Model = 2.55 ECVI for Independence Model = 19.92 Chi-Square for Independence Model with 171 Degrees of Freedom = 2929.81 Independence AIC = 2967.81 Model AIC = 337.67 Saturated AIC = 380.00 Independence CAIC = 3044.01 Model CAIC = 594.35 Saturated CAIC = 1142.02

86

Lanjutan Lampiran 5. Normed Fit Index (NFI) = 0.92 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.68 Comparative Fit Index (CFI) = 0.96 Incremental Fit Index (IFI) = 0.96 Relative Fit Index (RFI) = 0.89 Critical N (CN) = 105.82 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.081 Standardized RMR = 0.082 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.87 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.81 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.58 Time used:

0.140 Seconds