PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA

Download PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA ... kerja berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif ...

1 downloads 651 Views 411KB Size
PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Oleh: Dede Rohiman ABSTRAK Dede Rohiman. 022113306. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Di bawah bimbingan Monang Situmorang dan Retno Martanti Endah L. 2017. Peranan modal kerja di dalam suatu perusahaan memegang peranan yang penting karena merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus ada dalam setiap kegiatan usaha perusahaan agar mampu menopang perusahaan dan mampu mencapai tujan perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan profitabilitas (return on assets) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015, untuk mengetahui modal kerja secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (return on assets) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015, dan untuk mengetahui modal kerja secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas return on assets pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Terdapat 13 perusahaan dalam populasi dengan sampel yang diperoleh berjumlah 4 perusahaan setelah melewati kriteria sampel yang ditentukan melalui metode Purposive Sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan metode analisis data. Data diuji dengan menggunakan SPSS versi 21 dengan menggunakan uji regresi linier berganda dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hasil koefisien determinasi yang disesuaikan adalah 0,520 yang menunjukkan bahwa 52% variasi variabel modal kerja yang dijelaskan melalui perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan memiliki kekuatan untuk mengestimasi profitabilitas yang dijelaskan melalui rasio profitabilitas ( return on asset), sedangkan 48% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Saran bagi perusahaan. Perusahaan harus memperbaiki kinerja yang sudah dijalankan dan memperhatikan setiap komponen-komponen yang terdapat dimodal kerja seperti, penjualan, kas, putang usaha, beban pokok penjualan, dan persediaan. Dan bagi peneliti selanjutnya disarankan menggunakan variabel modal kerja yang lain seperti, rasio lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja. Penelitian modal kerja akan lebih baik pula apabila tahun analisis ditambahkan lebih dari lima tahun buku yang diamati. Selain itu juga pentingnya meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasio profitabilitas seperti, gross profit margin, operating profit margin, dan net profit margin. Kata kunci : Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Assets.

PENDAHULUAN Banyak hal yang menunjang kegiatan operasional suatu perusahaan, dengan tujuan untuk mendapatkan laba. Cara perusahaan untuk memperoleh laba diantaranya melakukan investasi. Investasi terdiri dari modal kerja seperti: kas, persediaan, piutang, dan perlengkapan. Investasi pun mencakup aset modal seperti: tanah, bangunan, mesin, dan kendaraan. Peranan modal kerja di dalam suatu perusahaan memegang peranan yang penting karena merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus ada dalam setiap kegiatan usaha perusahaan agar mampu menopang perusahaan, misalnya: untuk membeli bahan baku, dan membayar gaji pegawai. Selain itu, modal kerja sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan dan kelanjutan atau kontinuitas perusahaan tersebut untuk kedepannya. "Modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aset lancar atau aset jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aset lancar lainnya”. Kasmir (2012, 250) Terdapat dua definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yaitu sebagai berikut: 1. Modal Kerja adalah kelebihan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah asset lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. 2. Modal Kerja adalah jumlah aset lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek.

Modal kerja yaitu dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasional sehari-hari perusahaan seperti pembelian barang mentah, pemberian upah buruh, dan membayar gaji pegawai serta modal kerja menjamin kelangsungan operasional dimasa datang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aset lancar. Perusahaan dalam menyediakan modal kerjanya jika terlalu besar dan terlalu kecil antara modal kerja yang dikelola dibandingkan dengan modal kerja yang dibutuhkan akan tidak baik bagi perusahaan karena apabila modal kerjanya terlalu besar maka akan mengakibatkan dana menganggur yang seharusnya dapat diinvestasikan dalam rangka menghasilkan laba yang lebih besar. Sedangkan pada kondisi modal kerja yang terlalu kecil ini akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba. Untuk menghindari modal kerja yang terlalu besar dan terlalu kecil maka perusahaan harus memiliki modal kerja yang memadai. Dalam mencapai modal kerja seperti itu perusahaan harus benarbenar menganggarkan atau mengelola modal kerja perusahaan dengan baik dan terencana dalam upaya menjaga kelancaran operasional perusahaan. Bambang Riyanto (2010, 57) Pengelolaan modal kerja yang baik merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan, sehingga dalam setiap penggunaan modal kerja perusahaan dapat tercapai suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaan modal kerja tersebut. Modal kerja yang cukup selain untuk menjaga tingkat likuiditas juga dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan perusahaan. Modal kerja juga

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai salah satu tujuan perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui perputaran yang dihasilkan kegiatan operasional. Modal kerja terus berputar seiring dengan beroperasinya perusahaan, dari mulai didirikan sampai likuidasi atau dibubarkan. Dengan demikian perputaran modal kerja merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan manajemen keuangan. Perputaran modal kerja tersebut tergantung kepada masing-masing komponen modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Perusahaan secara umum harus mampu mempertahankan aset lancar lebih besar dari jumlah liabilitas lancar sehingga perputaran modal kerja dapat meningkat. Kamaludin dan Riri Indriani (2012,119) Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Perusahaan akan selalu menggunakan modal kerja yang dimiliki secara optimal agar mendapat laba. Laba atau profitabilitas digunakan perusahaan guna dapat melangsungkan usaha perusahaan secara terus-menerus. Menurut Toto Prihadi (2010, 138) “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset, maupun ekuitas”. Profitabilitas hal yang dapat menjaga kelangsungan hidupnya suatu perusahaan atau organisasi harus dalam keadaan menguntungkan atau profitable. Selain dapat menilai efisiensi kerja, profitabilitas juga merupakan alat untuk meramal laba masa yang akan datang dan merupakan alat bagi pengendalian manajemen. Dengan berpedoman pada profitabilitas, manajemen dapat mengambil

dan menentukan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas dimasa yang akan datang. Hasil perhitungan profitabilitas merupakan media bagi manajamen untuk menganalisa variabel-variabel penyebab kenaikan atau penurunan suatu usaha pada periode tertentu. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. Kasmir (2012, 196) Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Perusahaan tersebut bergerak dalam sektor Industri otomotif yang tercatat sebagai sektor yang tumbuh pesat seiring perkembangan ekonomi di Indonesia. Adapun empat perusahaan otomotif yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan penulis jadikan sebagai objek penelitian pada skripsi ini yakni, PT. Astra Internasional Tbk, PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Indospring Tbk, dan PT. Selamat Sempurna Tbk. Laba setiap perusahaan berbedabeda untuk setiap tahun. Penurunan laba salah satunya dapat diakibatkan dari penjualannya yang kecil. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam perhitungan ROA. Tabel di bawah ini menyajikan hasil dari perhitungan perputaran modal kerja yang terdiri dari: perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Dan profitabilitas ROA (Return On Assets) pada perusahaan otomotif.

Dari tabel 1 dapat disimpulkan, bahwa semakin tinggi perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputarannya, semakin pendek waktu terikatnya dana pada modal kerja, semakin kecil kebutuhan

modal kerja perusahaan. Apabila perusahaan tidak memiliki modal kerja yang cukup akan tertunda kesempatan untuk memperbesar penjualan dan meningkatan laba/profitabilitas perusahaan

Tabel 1. Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan (Return On Assets) Tahun 2011-2015 Perputaran Modal Kerja Profitabilitas NO. Kode Tahun Perusahaan Perputaran Perputaran Perputaran ROA Kas Piutang Persediaan (%) (Kali) (Kali) (Kali) 2011 14 16,2 8,25 11,4 2012 12 15,6 12,1 11,1 1. ASII 2013 10 13,1 10,7 10,7 2014 9 10,2 9,8 10,4 2015 6 7,67 9,42 8,35 2011 16 40,3 8,59 7,36 2012 13 16,3 8,35 6,56 2. AUTO 2013 8 10,1 8,27 6,51 2014 7 8,92 7,64 6,32 2015 2 10,4 7,26 5,76 2011 11 19,9 6,32 2,58 2012 8 16,7 6,34 2,47 3. INDS 2013 7 8,78 6,2 3,02 2014 6 9,19 5,76 3,59 2015 5 19,7 5,1 2,9 2011 19 117 5,11 3,92 2012 18 56,9 5,51 4,85 4. SMSM 2013 21 30,3 4,79 4,72 2014 24 31,1 4,64 4,43 2015 21 28,2 4,78 3,89 Sumber: www.idx.co.id (diolah oleh penulis) Dapat dilihat tabel 1 untuk perputaran kas dalam setiap perusahaan. Dimana paling tinggi pada PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) sebesar 56,9 kali dan paling kecil PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar 7,67 kali. Pada perputaran piutang dalam setiap perusahaan. Dimana paling tinggi

untuk PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar 12,1 kali dan paling kecil PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) sebesar 4,64 kali. Dan perputaran persediaan hasil yang menunjukkan paling tinggi pada PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar

11,4 kali, untuk PT Indospring Tbk. (INDS) paling kecil sebesar 2,47 kali. Dari perhitungan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, maka dapat diketahui return on assets (ROA) yang paling tinggi PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM). sebesar 24%, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) memiliki ROA paling rendah sebesar 2%. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada perusahaan otomotif adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan modal kerja dan profitabilitas pada perusahan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20112015 2. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20112015 3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20112015 Penggunaan modal kerja menyebabkan perubahan bentuk jumlah aset lancar dan liabilitas lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya kebutuhan akan modal kerja dalam kegiatan operasionalnya. Kebutuhan dalam penggunaan modal kerja pada setiap perusahaan berbeda-beda. Namun, kebutuhan akan penggunaan modal kerja tersebut dapat dihitung dan dianalisis dengan suatu metode. Metode dalam menghitung dan mengukur akan besarnya penggunaan modal kerja ditentukan dengan cara perhitungan perputaran

komponen-komponen pembentuk modal kerja. menurut Agus Harjitno dan Martono (2012, 81) yaitu: 1. Perputaran Kas Dalam menghitung tingkat perputaran kas, akan dapat diketahui sampai seberapa jauh tingkat efisiensi yang dapat dicapai perusahaan dalam upaya mendayagunakan persediaan kas yang ada untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan perputaran kas (cash turnover) adalah berapa kali uang kas berputar dalam suatu periode tertentu melalui penjualan. Penjualan

Perputaran Kas =

Rata-rata Kas Perputaran kas yang semakin tinggi akan semakin baik, karena ini menunjukkan semakin efisien didalam penggunaan kas. Demikian pula sebaliknya, dengan semakin rendahnya perputaran kas mengakibatkan banyaknya uang kas yang tidak produktif sehingga akan mengurangi profitabilitas perusahaan. 2. Perputaran Piutang Piutang yang ditimbulkan karena penjualan kredit akan menentukan besarnya tingkat perputaran piutang. Perputaran piutang merupakan periode terikatnya piutang sejak terjadinya piutang sampai piutang tersebut dapat ditagih dalam bentuk uang kas dan akhirnya dapat dibelanjakan kembali menjadi persediaan dan dijual secara kredit menjadi piutang kembali.

Perputaran Piutang =

Penjulan Rata-rata Piutang

Tingkat perputaran piutang ini mempunyai efek terhadap besar kecilnya modal yang tertanam dalam piutang, semakin tinggi perputaran piutang berarti modal yang tertanam dalam investasi semakin kecil, karena dana yang tertanam dalam piutang semakin cepat kembali sebagai kas masuk. Kas masuk ini selanjutnya digunakan lagi untuk membeli persediaan barang yang kemudian dijual lagi, demikian seterusnya. Sehingga laba perusahaan dapat meningkat. Semakin kecil perputaran piutang be rarti modal yang tertanam dalam investasi semakin besar, sehingga dapat mengakibatkan terhambatnya peningkatan laba perusahaan. 3. Perputaran Persediaan Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan untuk mengatur investasi dalam persediaan. Suatu proses persediaan dan pembelian yang efisien akan menyebabkan suatu perputaran persediaan yang lebih cepat dengan kecepatan putaran yang lebih tinggi. Lebih cepat persediaan berputar, maka akan lebih sedikit risiko kerugian jika persediaan itu turun nilainya, atau jika terjadi perubahan mode. Disamping itu biaya yang berhubungan dengan perputaran persediaan juga semakin berkurang. Beban Pokok Penjualan Perputaran Persedian = Rata-rata Persediaan Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah dana yang tertanam dalam persediaan akan

semakin besar dan semakin cepat untuk meningkatkan laba. Semakin kecil perputaran persediaan maka jumlah dana yang tertanam dalam persediaan semakin kecil dan semakin tertunda dalam peningkatan laba. 4. Rasio Lancar Rasio lancar adalah rasio yang memberikan ukuran kasar mengenai tingkat likuiditas perusahaan. Rasio lancar dapat menunjukkan sejauh mana aset lancar menutupi liabilitas lancar. Semakin besar perbandingan aset lancar terhadap liabilitas lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi liabilitas jangka pendeknya. Aset Lancar

Rasio Lancar = Liabilitas Lancar

Rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kas yang berlebihan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aset lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan). Sebaliknya, rasio lancar yang rendah relatif lebih riskan terhadap kondisi finansial perusahaan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aset lancar secara efektif. 5. Rasio Cepat Rasio cepat dihitung dengan membandingkan kas dan quick asset disatu pihak dengan utang jangka pendek di lain pihak. Quick asset ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga yang dapat direalisasi menjadi uang dalam waktu relative pendek. Rasio Cepat =

Kas + Surat Berharga + Piutang Liabilitas Lancar

6. Perputaran Modal Kerja Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, peneliti dapat

menggunakan perputaran modal kerja, yaitu rasio antara penjualan dengan modal kerja. Perputaran Modal Kerja =

Penjualan Modal Kerja

Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan oleh rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang. Dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya perputaran piutang dan perputaran persediaan yang tinggi. Sementara itu, perputaran modal kerja yang rendah diakibatkan karena besarnya modal kerja bersih, rendahnya tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Perusahaan akan selalu menggunakan modal kerja yang dimiliki secara optimal agar mendapat laba. Laba atau profitabilitas digunakan perusahaan guna dapat melangsungkan usaha perusahaan secara terus-menerus. Menurut Toto Prihadi (2010, 138) profitabilitas merupakan kemampuan menghasilkan laba. Laba bisa dipahami bermacam-macam tergantung dari kebutuhan dari pengukuran laba tersebut. Profitabilitas dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Return On Sales (ROS) yaitu tingkat profitabilitas yang dikaitkan dengan pendapatan. 2. Return On Asset (ROA) yaitu tingkat profitabilitas yang dikaitkan dengan penggunaan asset. 3. Return On Equity (ROE) yaitu tingkat profitabilitas yang dikaitkan dengan modal sendiri.

“Profitabilitas merupakan efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”. Irham Fahmi (2012, 135) Menurut Hery (2015, 168) Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaanperusahaan dalam menghasilkan laba. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi dan Rasio Kinerja Operasi. Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai kompensasi finansial atas penggunaan aset atau ekuitas terhadap laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) rasio ini terdiri atas: a) Hasil pengembalian atas aset (Return On Asset) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas penggunaan aset perusahaan dalam menciptakan laba bersih. b) Hasil pengembalian atas ekuitas (Return On Equity) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas penggunaan ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Rasio Kinerja atas Operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi (penjualan), rasio ini terdiri atas: a) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentasi laba kotor atas penjualan bersih. b) Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin), merupakan rasio yang

digunakan umtuk mengukur besarnya presentase laba operasi atas penjualan bersih. c) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba bersih atas penjualan bersih. Jenis Penelitian

Jenis atau bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif berupa studi kasus mengenai pengaruh Modal Kerja (Cash Turnover, Receivable Turnover dan Inventory Turnover) terhadap Profitabilitas (Return On Assets) pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (20112015). Objek penelitian, Unit Analisis dan Lokasi Penelitian

independen yaitu Perputaran Kas (Cash Turnover), Perputaran Piutang (Receivable Turnover) dan Perputaran Persediaan (Inventry Turnover) serta variabel dependen yaitu Rasio Profitabilits (Retun On Assets) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa Organization, yaitu sumber data yang unit analisisnya merupakan respon dari divisi organisasi/perusahaan yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan pada perusahaan semen yang diteliti. Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, maka penulis memilih melakukan riset data pada empat perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana lokasinya adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang meliputi variabel Tabel 2. Perusahaan otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Nama Perusahaan PT Astra International Tbk. PT Astra Otoparts Tbk. PT Gajah Tunggal Tbk. PT Indospring Tbk. PT Selamat Sempurna Tbk. PT Garuda Metalindo Tbk. PT Indo Kordsa Tbk. PT Goodyear Indonesia Tbk. PT Indomobil Sukses International Tbk. PT Multi Prima Sejahtra Tbk. PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. PT Nipress Tbk.

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini merupakan jenis data kuantitatif dan verifikatif yang merupakan data sekunder berupa laporan keuangan (annually report) empat

Kode ASII AUTO GJTL INDS SMSM BOLT BRAM GDYR IMAS LPIN MASA PRAS NIPS

perusahaan otomotif selama lima periode yaitu tahun 2011-2015 dan diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id

Metode Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel data dokumen atau laporan keuangan dalam perusahaan yang diperoleh dari lokasi penelitian menggunakan metode penarikan sampel yaitu purposive sampling yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya kesalahan dalam penentuan sampel penelitian, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil analisis. Kriteria-kriteria yang dipilih dalam penentuan sampel adalah: 1.

2.

Perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu tahun 20112015. 3. Perusahaan memiliki ROA yang bernilai positif atau dengan kata lain perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun 2011-2015. 4. Perusahaan sektor otomotif yang menerbitkan laporan keuangannya dalam Rupiah (Rp). Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan sub sektor otomotif yang dijadikan sampel untuk penelitian berjumlah 4 perusahaan dengan periode 2011-2015.

Perusahaan sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tabel 3. Perusahaan Otomotif yang menjadi Sampel Penelitian No. 1. 2. 3. 4.

Nama Perusahaan PT Astra International Tbk. PT Astra Otoparts Tbk. PT Indospring Tbk. PT Selamat Sempurna Tbk.

Kode ASII AUTO INDS SMSM

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengolahan/Analisis Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk melengkapi, memenuhi, dan menyusun skripsi ini melalui beberapa jenis prosedur pengumpulan data dan informasi, yaitu dengan cara sumber sekunder.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Statistik yang berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan tanpa penggeneralisasian. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi. Penulis mengolah data dengan menggunakan SPSS 21 (Statistical Product and Service Solution). Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Modal Keja (Cash turnover, Receivable Turnover dan

Sumber sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, jadi penulis untuk mendapatkan data dan informasi melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs resmi perusahaan.

Inventory Turnover) terhadap Profitabilitas (Return On Assets) pada perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap variabel tidak bebas (dependent). Sofian Siregar (2012, 301)

Regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu

Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana: Y a b1, b2, b3, X1 X2 X3 e Uji Asumsi Klasik

Sebuah model regresi yang baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa disebut dengan asumsi klasik. Harus terpenuhinya asumsi klasik ditujukan untuk memperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya. Duwi Priyatno (2012, 146). Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda, variabelvariabel yang digunakan akan melewati proses analisa agar diketahui apakah telah memenuhi beberapa kondisi asumsiasumsi yang mendasarinya. Jika asumsiasumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, hasil analisis mungkin tidak memuaskan dan

= Return On Assets = Konstanta = Koefisien regresi = Perputaran Kas = Perputaran Piutang = Perputaran Persediaan = Error Term berbeda dari kenyataan. Beberapa asumsi yang umumnya digunakan , antara lain : 1. 2. 3. 4.

Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis 1. Analisis Determinasi 2. Uji t 3. Uji F Pembahasan Pembahasan selanjutnya perkembangan tiap-tiap variabel independen dalam penelitian ini yaitu Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan periode 2011-2015: 1. Perputaran Kas (X1)

Perputaran Kas 150 105.65

100

62.82

50

39.55

44.82

36.08

0 2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 12. Pergerakan Rata-rata Perputaran Kas Periode 2011-2015 Pada Gambar 12 disajikan pergerakan rata-rata perputaran kas untuk tahun 2011 yaitu sebesar 105,65 kali perputaran. Untuk tahun 2012 rata-ratanya menurun sebesar 62,82 kali perputaran. Pada tahun 2013 dan 2014 mengalami 2. Perputaran Piutang (X2)

penurunan kembali rata-rata sebesar 39,55 kali dan 36,08 kali. Serta tahun 2015 ratarata perputaran kas menaik sebesar 44,82 kali perputaran.

Perputaran Piutang 40 28.16

24.43

20

26.36

24.36

22.97

0 2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 13. Pergerakan Rata-rata Perputaran Piutang Periode 2011-2015 Berdasarkan Gambar 13 disajikan pergerakan rata-rata perputaran piutang untuk tahun 2011 yaitu sebesar 24,43 kali perputaran. Untuk tahun 2012 rata-ratanya meningkat sebesar 28,16 kali perputaran. Untuk tahun 2013 dan 2014 mengalami 3. Perputaran Persediaan (X3)

penurunan kembali rata-rata sebesar 26,36 kali perputaran dan 24,36 kali perputaran. Serta tahun 2015 rata-rata perputaran piutang mengalami penurunan sebesar 22,97 kali perputaran.

Perputaran Persediaan 30 20

22.32

21.34

21.41

21.42

17.99

10 0 2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 14. Pergerakan Rata-rata Perputaran Persediaan periode 2011-2015

Dalam Gambar 14 disajikan pergerakan rata-rata perputaran persediaan untuk tahun 2011 yaitu sebesar 22,32 kali perputaran. Untuk tahun 2012 rata-ratanya menurun sebesar 21,34 kali perputaran. Untuk tahun 2013 mengalami peningkatan kembali rata-rata sebesar 21,41 kali perputaran. Dan tahun 2014 meningkat kembali rata-ratanya sebesar 21,42 kali

perputaran. Tahun 2015 rata-rata perputaran persediaan mengalami penurunan kembali sebesar 17,99 kali perputaran. Dalam pembahasan selanjutnya variabel dependen dalam penelitian ini yaitu return on assets (ROA) periode 2011-2015:

Return On Assets 15%

13%

10%

11%

10%

10% 7%

5% 0% 2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 15. Pergerakan Rata-rata Return On Assets Periode 2011-2015 Grafik 15 tersebut menunjukan 2. Uji koefisien secara parsial (uji t) pergerakan rata-rata return on assets untuk Uji koefisien regresi secara parsial tahun 2011 yaitu sebesar 13%. Untuk digunakan untuk mengetahui apakah tahun 2012 rata-ratanya menurun sebesar secara parsial variabel independen 11%. Untuk tahun 2013 rata-ratanya mempengaruhi variabel dependen atau kembali menurun 10%, tahun 2014 ratatidak. Pengujian ini menggunakan tingkat ratanya sebesar 10%. Serta tahun 2015 signifikansi 0,05 dan 2 sisi atau 0,05 rata-rata return on assets mengalami dibagi 2 menjadi 0,025. Pengujian hasil penurunan kembali sebesar 7%. koefisien regresi secara parsial menunjukkan hasil seperti berikut ini: 1. Uji Koefisien Determinasi a. Pengaruh Perputaran Kas terhadap Berdasarkan tabel hasil uji Return On Assets koefisien determinasi terlihat bahwa Dilihat dari hasil pada Tabel 18 perolehan R Square (R2) adalah sebesar terlihat bahwa perputaran kas memiliki 0,520 atau 52%. Nilai tersebut nilai Sig. 0,038 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa perputaran kas, yang berarti hasil tersebut secara parsial perputaran piutang, perputaran persediaan perputaran kas sebagai variabel sebagai variabel independen mampu independen (X1) berpengaruh terhadap memberikan sumbangan pengaruh return on assets sebagai variabel dependen terhadap return on assets sebagai variabel (Y). dependen sebesar 52% sedangkan untuk b. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap sisa nilai sebesar 48% adalah pengaruh Return On Assets faktor lain yang tidak dimasukan dalam Dilihat dari hasil pada Tabel 18 di penelitian ini. atas terlihat bahwa perputaran piutang

memiliki nilai Sig. 0,029 yang lebih besar dari 0,05 yang berarti hasil tersebut secara parsial perputaran piutang sebagai variabel independen (X2) memiliki pengaruh terhadap return on assets sebagai variabel dependen (Y). c. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Return On Assets Dilihat dari hasil pada Tabel 18 di atas terlihat bahwa perputaran persediaan memiliki nilai Sig. 0,036 yang lebih besar dari 0,05 yang berarti hasil tersebut secara parsial perputaran persediaan sebagai variabel independen (X3) memiliki pengaruh terhadap return on assets sebagai variabel dependen (Y). 3. Uji koefisien regresi secara bersamasama (uji F) Uji koefisien regresi secara bersama-sama, akan diketahui apakah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Hasil uji F yang dilakukan untuk penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 19, nilai F adalah sebesar 5,789, dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05. Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap return on assets. Interpretasi Hasil Penelitian Setelah melakukan pengujian dengan melaului tahapan-tahapan hipotesis dan statistik mengenai Perputaran Kas, perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan. serta return on asssets pada perusahaan sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI, Berikut ini penulis menginterprestasikan hasil penelitian.

Koefisien regresi secara parsial yang ditunjukan pada Tabel 18 mendapatkan hasil bahwa: a. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Return On Assets Berdasarkan hasil uji parsial perputaran kas tersebut maka secara parsial perputaran kas sebagai variabel independen (X1) memiliki pengaruh terhadap return on assets sebagai variabel dependen (Y). Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan mampu melakukan pengelolaan kas secara efektif dalam mengimbangi tingkat penjualan yang diharapkan perusahaan. b. Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets Berdasarkan hasil tersebut maka secara parsial perputaran piutang sebagai variabel independen (X2) memiliki pengaruh terhadap return on assets sebagai variabel dependen (Y). Perputaran piutang menandakan adanya peningkatan volume penjualan. Dalam hal ini perusahaan mampu melakukan pengelolaan piutang secara efektif sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, serta penagihan piutang. c. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Return On Assets Berdasarkan hasil tersebut maka secara parsial perputaran persediaan sebagai variabel independen (X3) memiliki pengaruh terhadap return on assets sebagai variabel dependen (Y). Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan mampu melakukan pengelolaan persediaan secara efektif dalam memutarkan barang dan mengimbangi tingkat penjualan yang diharapkan perusahaan. Koefisien regresi secara simultan yang ditunjukan pada tabel 19 mendapatkan hasil bahwa semua indikator dari variabel independen modal kerja yaitu

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara bersamasama berpengaruh terhadap profitabilitas (return on asset). Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan mampu menjalankan sistem manajemen modal kerja yang efisien serta melakukan pengelolaan kas, piutang dan persediaan secara efektif. Simpulan Setelah melakukan analisis dan pengujian hipotesis tentang pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perkembangan modal kerja yang digambarkan dengan indikator yang dipilih yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan yang dihasilkan dari perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015 mengalami peningkatan dan penurunan. Hal tersebut telah disajikan pada pembahasan dan disajikan dalam grafik. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan sampel yang digunakan pada penelitian ini belum cukup baik dalam mengelola kas, penjualan, piutang usaha dan persediaan. Perkembangan profitabilitas (Return On Assets) yang dihasilkan dari perusahaan sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2011-2015 hampir setiap tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal tersebut terlihat untuk tahun 20112015, Return On Assets (ROA) terus bergerak tidak stabil. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan sampel yang digunakan pada penelitian ini belum mampu

mengelola total asetnya menjadi laba bersih dengan cukup baik. 2.

Modal kerja yang dijelaskan melalui variabel perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh tehadap profitabilitas (return on asset) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Setelah dilakukan pengujian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 untuk variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terbukti.

3.

Hasil pengujian secara bersama-sama bahwa modal kerja yang dijelaskan melalui variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas (return on assets) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 terbukti.

5.2.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Modal Kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan pada sub sektor otomotif mengalami peningkatan dan penurunan. Oleh karena itu perusahaan harus memperbaiki kinerja yang sudah dijalankan dan memperhatikan setiap komponen-komponen yang terdapat

dimodal kerja tersebut seperti, penjualan, kas, putang usaha, beban pokok penjualan, dan pesediaan. Berpengaruhnya modal kerja pada profitabilitas perusahaan dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai modal kerja disarankan menggunakan variabel rasio lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja. Penelitian modal kerja akan lebih baik pula apabila tahun analisis ditambahkan lebih dari lima tahun buku yang diamati. Selain itu juga pentingnya meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasio profitabilitas seperti, gross profit margin, operating profit margin, dan net profit margin. DAFTAR PUSTAKA

Agus

Harjito dan Martono (2012), Manajemen Keuangan. Ekonisia, Yogyakarta. Anna Nurfahana (2013), Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Koperasi. Jakarta. Universitas Indraprasta PGRI. Fahmi,Irham (2012), Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta, Bandung.

Harmono (2014), Manajemen Keuangan. Bumi Aksara, Jakarta. Hery (2015), Analisis laporan keuangan, Pendekatan Rasio Keuangan. CAPS, Yogyakarta Jhon J.Wild dan K.R.Subramanyam (2010), Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10 Salemba Empat, Jakarta. Jumingan (2011), Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara, Surakarta.

Kamaludin dan Rini Indriani (2012), Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan Penerapannya”. CV. Mandar, Bandung. Kasmir (2012), Analisi Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kumala Jodie (2012), Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Rokok. Makasar. Universitas Hasanudin. Niwayan Yulianti (2013), Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Hotel dan Restoran. Bali. Universitas Udayana. Prihadi, Toto (2010), Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi. PPM, Jakarta. Priyatno, Duwi (2012), Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 21, Yogyakarta: Andi.

Putu

Intan Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman. Bali. Universitas Udayana. Riyanto, Bambang (2010), Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. Ririn Setorini (2009), Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur. Jakarta. Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Sartono,Agus (2008), Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Bpfe,Yogyakarta. Siregar,Syofian (2014), Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana. Jakarta.

Sugiyono (2014), Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta, Bandung.

Suryabrata,Sumadi (2013), Metode Penelitian. Raja Grafindo, Jakarta. http://www.astrainternational.com/ http://www.astraotoparts.com/ http://www.indospring.com/

http://www.selamatsempurna.com/ http://www.sahamok.go.id/

http://www.idx.co.id/ http://www.kemenprin.go.id/