PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN

Lampiran 21. Program Latihan Kecakapan Bola Basket Pada Siswa Putra . xv Ekstrakurikuler Bola Bask HW60$1HJHUL .DUWDVXUD«« 86 Lampiran 22. Program...

24 downloads 600 Views 2MB Size
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI Oleh : Fatan Tamar Panji Kesumo K4605024

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Oleh: Fatan Tamar Panji Kesumo NIM K 4605024

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. H. Agus Margono, M. Kes.

Drs. Budhi Satyawan, M. Pd.

NIP. 19580822 198403 1 002

NIP. 19650909 199403 1 003

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari

: Juma’t

Tanggal

: 4 Juni 2010

Tim Penguji Skripsi : ( Nama Terang )

( Tanda Tangan )

Ketua

: Drs. Agus Mukholid, M. Pd.

Sekretaris

: Drs. H. Wahyu Sulistyo, M. Kes.

Anggota I

: Drs. H. Agus Margono, M. Kes.

Anggota II

: Drs. Budhi Satyawan, M. Pd.

Disyahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. H. Furqon. H, M. Pd. NIP. 19600727198702 1 001

iv

………………. ……………… ………………. ………………

ABSTRAK

Fatan Tamar Panji Kesumo. PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTERA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, April 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh pendekatan bermain dan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010. (2) pembelajaran yang lebih baik antara pembelajaran dengan pendekatan bermain dan pendekatan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010. Sejalan dengan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dan sampel adalah siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kecakapan bermain bola basket dari Ngatman. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan bermain dan pendekatan latihan terhadap kecakapan bola basket siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010 (thitung 2.03 > ttabel 1.76). (2) pembelajaran bola basket dengan pendekatan bermain memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap kecakapan bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010 ( Pembelajaran pendekatan bermain memilki prosentase peningkatan kemampuan kecakapan bola basket sebesar 7.31% > pembelajaran pendekatan latihan memiliki prosentase peningkatan kemampuan kecakapan bola basket sebesar 5.04% )

v

MOTTO

Hidup adalah perjuangan Doa ibu sepanjang jalan Kegagalan adalah sukses yang tertunda

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan Kepada : Bapak dan Ibu tercinta. Adikku tersayang. Kekasihku tercinta Teman-teman angkatan 2005. Almamater yang kubanggakan.

vii

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. 3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 4. Drs. H. Agus Margono, M. Kes., selaku pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Drs. Budhi Satyawan, M. Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 6. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Kartasura yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data. 7. Siswa putera ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga amal baik tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dibidang olahraga pada umumya, pada permainan bola basket khususnya.

Surakarta, Juni 2010

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL.........................................................................................................

i

PENGAJUAN…………………………………………………………….

ii

PERSETUJUAN………………………………………………………….

iii

PENGESAHAN…………………………………………………………..

iv

ABSTRAK………………………………………………………………...

v

MOTTO…………………………………………………………………...

vi

PERSEMBAHAN………………………………………………………...

vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………

viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..

ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..

xii

DAFTAR TABEL………………………………………………………..

xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..........

xiv

PENDAHULUAN……………………………………….....

1

A. Latar Belakang Masalah…………………………........

1

B. Identifikasi Masalah…………………………………...

4

C. Pembatasan Masalah…………………………………..

5

D. Perumusan Masalah…………………………………...

5

E. Tujuan Penelitian………………………………………

6

F. Manfaat Penelitian…………………………………......

6

LANDASAN TEORI………………………………………

7

A. Tinjauan Pustaka………………………………………...

7

1. Bola Basket…………………………………………..

7

a. Pengertian Permainan Bola Basket……………...

7

b. Dasar-dasar Permainan Bola Basket…………….

8

c. Teknik Dasar Bermain Bola Basket……………..

9

2. Belajar………………………………………………..

10

a. Pengertian Belajar……………………………….

10

BAB I.

BAB II.

ix

b. Ciri-ciri Perubahan Akibat Belajar……………...

11

c. Penilaian Hasil Belajar…………………………..

14

3. Karakteristik Anak SMA…………………………….

15

4. Pendekatan Pembelajaran……………………………

17

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran…………...

17

b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran…………..

18

5. Pendekatan Bermain…………………………………

19

a. Pengertian Pendekatan Bermain………………...

19

b. Pendekatan Bermain Sebagai Media Pengajaran..

20

c. Pendekatan

BAB III.

BAB IV.

Bermain

Untuk

Meningkatkan

Kecakapan Bermain Bola Basket………………..

20

6. Pendekatan Latihan…………………………………..

23

a. Pengertian Pendekatan Latihan………………….

23

b. Program Latihan…………………………………

24

c. Periodisasi Latihan………………………………

25

d. Prinsip-prinsip Latihan…………………………..

25

B. Kerangka Berfikir……………………………………….

29

C. Perumusan Hipotesis…………………………………….

31

METODE PENELITIAN…………………………………

32

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………...

32

B. Metode dan Rancangan Penelitian………………………

32

C. Variabel Penelitian………………………………………

33

D. Definisi Operasional Variabel…………………………...

34

E. Populasi Penelitian………………………………………

34

F. Teknik Analisis Data……………………………………

35

HASIL PENELITIAN……………………………………..

38

A. Deskripsi Data…………………………………………...

38

B. Mencari Reliabilitas……………………………………..

38

C. Pengujian Prasyarat Analisis…………………………….

39

1. Uji Normalitas……………………………………….

39

2. Uji Homogenitas……………………………………..

40

x

D. Hasil Analisis Data……………………………………...

40

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan…………...

40

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan……………

41

E. Pengujian Hipotesis……………………………………..

43

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……………….

46

A. Simpulan………………………………………………...

46

B. Implikasi………………………………………………...

46

C. Saran…………………………………………………….

47

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………

48

LAMPIRAN………………………………………………………………

51

BAB V.

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.

Diagram Pendekatan Bermain (K1)…………………………

44

Gambar 2.

Diagram Pendekatan Latihan (K2)…………………………..

44

Gambar 3.

Sasaran tes passing…………………………………………..

84

Gambar 4.

Lintasan tes dribble………………………………………….

85

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Kecakapan Bermain Bola Basket Pada Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)…………..

38

Table 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir……………………………………………………………..

38

Table 3. Range Kategori Reliabilitas……………………………………...

39

Table 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data………………………….

39

Table 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data………………………..

40

Table 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)………………………………………

41

Table 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1 (K1)…………………………………………

41

Table 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 2 (K2)…………………………………………..

42

Table 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)………………………………………

42

Table 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan

Kecakapan

Bermain

Bola

Basket

Antara

Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)………………………...

xiii

43

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Data Tes Awal Kecakapan Bola Basket…………………….

52

Lampiran 2. Data Re Test Awal Kecakapan Bola Basket………………...

53

Lampiran 3. Pembagian Kelompok Sampel Berdasarkan Sistem Oridinal Pairing……………………………………………………….

54

Lampiran 4. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes Awal Pengukuran Passing…

55

Lampiran 5. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes Awal Pengukuran Shooting...

58

Lampiran 6. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes Awal Pengukuran Dribble…

61

Lampiran 7. Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors Pada Kelompok 1

64

Lampiran 8. Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors Pada Kelompok 2

65

Lampiran 9. Hasil Uji Homogenitas Data Tes Awal Pada Kelompok 1

66

dan 2………………………………………………………… Lampiran 10. Uji Perbedaan Hasil Data Kemampuan Basket Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……………………………….

67

Lampiran 11. Data Tes Akhir Kecakapan Bola Basket…………………….

68

Lampiran 12. Data Re Test Akhir Kecakapan Bola Basket………………..

69

Lampiran 13. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes Akhir Pengukuran Passing…

70

Lampiran 14. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes Akhir Pengukuran Shooting..

73

Lampiran 15. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes Akhir Pengukuran Dribble…

76

Lampiran 16. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Pada

79

Kelompok 1…………………………………………………. Lampiran 17. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Pada

80

Kelompok 2…………………………………………………. Lampiran 18. Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok 1 dan

81

keLompok 2………………………………………………… Lampiran 19. Menghitung Peningkatan Kemampuan Dalam Persen Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……………………………….

82

Lampiran 20. Tes Kecakapan Bermain Bola Basket (Ngatman2001:10)….

83

Lampiran 21. Program Latihan Kecakapan Bola Basket Pada Siswa Putra

xiv

Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri 1 Kartasura……..

86

Lampiran 22. Program Pembelajaran Bermain Kecakapan Bola Basket Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri 1 Kartasura………………………………………………….. Lampiran 23. Gambar dan Pelaksanaan Program Pembelajaran Dengan

87 88

Pendekatan Bermain………………………………………… Lampiran 24. Gambar dan Pelaksanaan Program Pembelajaran Dengan

91

Pendekatan Latihan…………………………………………. Lampiran 25. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………………………..

xv

95

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Berkaitan dengan belajar, Slameto (1995:2) menyatakan bahwa, “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Dari tujuan yang jelas tersebut terdapat beberapa manfaat antara lain untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat. Selain itu pendidikan jasmani juga dapat mengembangkan kemampuan organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional secara menyeluruh melalui aktivitas jasmani dalam ranah fisik, psikomotorik, afektif, dan kognitif. Pendidikan jasmani memberikan kontribusi besar bagi pencapaian tujuan-tujuan pendidkan pada umumnya. Rusli Lutan (2002:2) menjelaskan bahwa ”Tujuan ideal program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh sebab mencakup bukan hanya aspek fisik, tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral dengan maksud kelak murid itu menjadi seorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar, dan hidup berbahagia”. Pengelolaan proses belajar pendidikan jasmani pada prinsipnya anak harus riang, gembira, banyak bergerak, semangat, dan bergairah. Untuk mencapai hal tersebut perlu penggunaan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang ada dikurikulum sekolah pada saat ini. Didalam materi pokok dan materi pilihan terdapat beberapa nomor cabang olahraga yang harus diajarkan atau dipilih siswa sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

1

2

Bola basket merupakan salah satu olahraga permainan bola besar yang terangkum dalam materi pokok pendidikan jasmani. Agus Margono (2010:15) menjelaskan bahwa “teknik gerak dasar dalam permainan bola basket adalah keterampilan gerak yang dilakukan pada kegiatan bermain bola basket yang berkaitan dengan aktivitas memainkan bola ataupun aktivitas akan memainkan bola”. Agar siswa terampil bermain bola basket, maka hal yang paling mendasar yaitu menguasai teknik dasar bola basket. Adapun macam-macam teknik dasar permainan bola basket yaitu gerakan dasar menggiring bola, gerakan dasar mengoper dan menerima bola, dan gerakan dasar memasukan bola. Menggiring bola atau lebih sering dikenal dengan istilah driblle merupakan salah satu teknik dasar yang mempunyai kontribusi besar dalam bola basket. Pada prinsipnya driblle merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemain basket untuk mengolah bola yang tujuannya menyerang pertahanan lawan. Berdasarkan cara melakukannya driblle bola basket dapat dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan secara bergantian. Mengoper dan menerima bola juga sama pentingnya dengan driblle, dalam permainan bola basket mengoper atau menerima bola sering disebut dengan passing. Gerakan passing dalam permainan bola basket mempunyai tujuan untuk menghubungkan pemain satu dengan lainnya dalam upaya menyerang ke pertahanan lawan. Yang mana passing dilakukan dengan cara dua tangan atau satu tangan. Bila dibandingkan dengan driblle, passing sangat efektif dalam melakukan penyerangan ke pertahanan lawan karena tidak memerlukan energi dan waktu banyak. Berdasarkan jenisnya passing dapat dilakukan dari depan dada, atas kepala, dari samping badan, dan dipantulkan. Shooting atau menembak bola basket. Dari serangkaian teknik dasar bola basket, shooting merupakan langkah akhir dalam upaya untuk mencetak angka. Untuk melakukan shooting dibutuhkan ketenangan, sikap dasar yang benar serta konsentrasi yang tinggi, karena bila kehilangan konsentrasi sedikit saja maka kemungkinan bola untuk masuk ke jaring sangat kecil. Selain dibutuhkan ketenangan dan konsentrasi, sikap dasar dalam melakukan shooting bola basket juga sangat perlu, posisi sikap dasar yang benar dalam melakukan shooting dapat

3

memperbesar peluang masuknya bola ke basket. Ketiga faktor tersebut harus dapat saling mendukung satu sama lain supaya dalam melakukan shooting presentase bola masuk ke jarring besar. Berdasarkan cara melakukannya shooting dapat dilakukan dengan diam sambil melakukan shooting atau dengan melompat dahulu kemudian diikuti dengan melakuan gerakan shooting sering disebut juga dengan jump shoot. Dalam upaya meningkatkan penguasaan teknik dasar bermain bola basket seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang efektif dan efisien agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Banyaknya bentuk pembelajaran teknik dasar bermain bola basket menuntut guru untuk cermat memilih pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan bermain bola basket siswa. Pembelajaran dengan pendekatan latihan merupakan pembelajaran pendidikan jasmani yang menekankan pada keterampilan teknik, merupakan cara belajar teknik suatu cabang olahraga yang dilakukan secara berulang-ulang sampai terjadi otomatisasi gerak yang efektif dan efisien. Pembelajaran dengan pendekatan latihan difokuskan pada unsur-unsur teknik secara terpisah-pisah. Pembelajaran dengan pendekatan latihan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan penguasaan teknik suatu cabang olahraga, sehingga diharapkan siswa memiliki keterampilan teknik untuk mendukung penampilannya dalam bertanding atau bermain. Berdasarkan cara belajar dengan pendekatan teknik menunjukkan, bahwa penguasaan teknik merupakan unsur utama yang harus dikusai siswa. Namun disisi lain pendekatan pembelajaran ini kurang dapat memenuhi hasrat gerak siswa. Karena pada usia anak-anak sampai remaja kebebasan bergerak sangat dibutuhkan agar dapat merasakan atau mengalami suasana perlombaan atau pertandingan yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari. Disamping itu siswa juga kurang senang dengan penjelasan guru yang terlalu panjang. Namun siswa lebih senang dan gembira jika dalam belajar keterampilan olahraga hasrat gerak siswa tersalurkan dalam bentuk permainan, meskipun kemampuan teknik yang dimiliki belum memadai.

4

Untuk itu seorang guru pendidikan jasmani juga harus dapat memberikan pembelajaran dengan pendekatan bermain. Karena dengan bermain dapat merangsang kemampuan berfikir dan pemahaman terhadap konsep gerakan dari cabang olahraga yang dipelajari. Melalui permainan siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti tugas ajar, dan motivasi belajar meningkat. Dengan motivasi belajar yang baik, diharapkan teknik yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik sesuai yang diharapkan. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain dan latihan masing-masing mempunyai mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dari kedua bentuk pembelajaran tersebut belum diketahui secara pasti bentuk pembelajaran mana yang yang paling efektif dan baik hasilnya untuk menguasai teknik dasar bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Kartasura. Untuk mengetahui hasil pembelajaran yang lebih baik dan efektif dalam menguasai teknik dasar bermain bola basket pada siswa putera ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura, maka perlu diadakan suatu penelitian. Permasalahan yang telah dikemukakan diatas yang melatar belakangi judul penelitian “ Pengaruh Pendekatan Bermain dan Latihan terhadap Kecakapan Bermain Bola Basket Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas muncul beberapa masalah. Masalah yang muncul dalam penelitian ini akan diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Seorang guru pendidikan jasmani harus mampu memberikan pembelajaran dengan pendekatan bermain dan latihan. 2. Siswa kurang suka dengan pembelajaran dengan pendekatan latihan. 3. Siswa lebih suka dengan pembelajaran dengan pendekatan bermain. 4. Penguasaan

teknik

dasar

bermain

bola

basket

pada

siswa

putra

ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010 perlu ditingkatkan.

5

5. Penguasaan teknik dasar bermain bola basket dalam permainan bola basket melalui pembelajaran menggunakan pendekatan bermain dan latihan. 6. Pembelajaran teknik dasar bermain bola basket dalam permainan bola basket dengan menggunakan pendekatan pembelajaran bermain dan latihan dapat mempengaruhi penguasaan teknik dasar bermain bola basket dalam permainan bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura.

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi masalah yang akan dibahas, maka masalah yang telah diidentifikasi perlu diberi batasan. Adapun pembatasan masalah tersebut yaitu: 1. Penguasaan teknik dasar bermain bola basket dalam permainan bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura. 2. Pembelajaran teknik dasar bermain bola basket dalam permainan bola basket dengan menggunakan pendekatan pembelajaran bermain dan latihan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat disimpulkan suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara pembelajaran menggunakan pendekatan bermain dan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun peajaran 2009/2010 ? 2. Manakah yang lebih baik antara pembelajaran dengan pendekatan bermain dan pendekatan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010 ?

6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh pembelajaran dengan pendekatan bermain dan pendekatan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009 / 2010. 2. Pembelajaran yang lebih baik antara pembelajaran dengan pendekatan bermain atau dengan pendekatan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai upaya untuk membantu meningkatkan prestasi olahraga permainan bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010. 2. Dapat dijadikan masukan dan pedoman bagi guru penjasorkes di SMA Negeri 1 Kartasura dalam mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan bermain dan pendekatan latihan yang tepat dan sesuai guna meningkatkan hasil pembelajaran permainan bola basket.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1.

Bola Basket

a. Pengertian Permainan Bola Basket Bola basket adalah salah satu jenis olahraga permainan. Permainan olahraga bola basket termasuk permainan yang menggunakan bola besar dan dimainkan secara beregu yang masing-masing regu dimainkan oleh lima orang pemain. Permainan ini dimainkan dengan keterampilan mengolah bola dengan tangan kanan atau tangan kiri secara bergantian. Bola dioper atau boleh dipantulkan ke lantai, baik ditempat atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola ke dalam ring basket lawan. FIBA Central Board (2008:1) menyatakan bahwa “Bola basket dimainkan oleh dua (2) regu yang masingmasing terdiri dari lima (5) pemain. Tujuan dari masing-masing regu adalah untuk memasukkan bola kekeranjang lawan dan berusaha mencegah lawan memasukkan bola”.

Hal Wissel ( 2000 : 2 ) menjelaskan bahwa “permainan bola basket

diberikan hanya dengan passing ( operan ) dengan tangan atau dengan mendribllingnya ( batting, pussing, tapping ) beberapa kali ke lantai tanpa menyentuhnya dengan satu tangan atau dua tangan secara bersamaan”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap regu berusaha untuk memasukkan bola basket ke jaring lawan untuk membuat angka sebanyak-banyaknya dan bertahan dari serangan lawan serta mencegah lawan agar tidak memasukkan bola ke jaring. Dalam permainan bola basket dipimpin oleh dua orang wasit dan dibantu oleh petugas meja yang bertugas mencatat semua peristiwa yang terjadi didalam suatu pertandingan bola basket. Satu pertandingan bola basket terbagi atas dua babak, yang mana antara babak pertama dan babak kedua diberikan waktu untuk

7

8

istirahat dan setelah itu dilakukan pertukaran tempat. Regu yang memenangkan pertandingan dinyatakan dengan lebih banyak memasukkan bola kedalam jaring.

b. Dasar-dasar Permainan Bola Basket. Gerakan yang efektif dan efisien dalam permainan bola basket merupakan suatu tujuan dalam penguasaan teknik dasar yang baik. Dalam permainan bola basket, ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain seperti yang dikatakan Muhammad Muhyi Faruq (2009:37) : “teknik dasar permainan bola basket adalah cara-cara melakukan suatu gerakan memainkan bola, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh lembaga wewenang”. Adapun lembaga yang berwenang adalah Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) untuk skala nasional, sedangkan Federation International Basket Ball Association (FIBA) terdiri dari : (1) melempar dan menangkap bola (passing ball), (2) memantul-mantulkan bola (dribbling ball), (3) menembakkan bola ke dalam ring bola basket (shooting) Menurut Suharno (1993:43) “Teknik dasar adalah suatu teknik yang proses gerakan dalam melakukannya merupakan fundamental, gerakan itu dengan kondisi yang sederhana dan mudah”. Dari pendapat diatas diketahui bahwa dalam mempelajari teknik dasar harus dari yang mudah terlebih dahulu kemudian beranjak ke yang lebih sulit, karena dengan mempelajari dari yang mudah dahulu berarti agar dapat lebih mudah memahami dan mengingat kemudian dipraktekkan dengan baik dan benar. Teknik dikatakan baik apabila diterapkan dalam praktek dapat memberikan hasil yang baik terhadap pencapaian prestasi secara maksimal. Dalam olahraga teknik merupakan kemampuan dasar yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi maksimal. Menguasai teknik dasar bola basket merupakan faktor yang fundamental dan harus dikuasai oleh setiap pemain. Seorang pemain yang menguasai teknik dasar dengan baik maka akan dapat mendukung penampilannya baik secara individu maupun secara kolektif. Selain itu seorang pemain dapat mencapai prestasi yang maksimal bila teknik dasar ini diterapkan dalam satu kesatuan yang utuh, artinya berbagai teknik dasar bermain bola basket tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena

9

sangat mendukung bagi keberhasilan untuk memenangkan suatu pertandingan disamping dibutuhkan kemampuan fisik, taktik dan mental guna mencapai prestasi maksimal.

c. Teknik Dasar Bermain Bola Basket. Menurut Hartyani didalam bola basket terdapat tiga cara yang digunakan untuk menggerakkan bola dalam permainan bola basket, yaitu driblling, passing, dan shooting. Hartyani Zolt (2006:19) menyatakan bahwa ada tiga teknik dasar mengolah bola dalam permainan bola basket sebagai berikut: in basket ball there are there basic way to move the ball: driblling, passing, and shooting. Driblling is a way to progress with the ball by an individual player, in order to get free from his opponent or to get in a good passing or shooting position. Passing the ball is the quickest and most effective way to get the ball from player to player. Shooting is the final movement in order to score a basket. Dengan demikian maka teknik dasar dalam bola basket dibagi menjadi tiga yaitu driblling ( menggiring ), passing ( mengumpan ) dan shooting (menembak ). Penjelasan dari ketiga gerakan dasar tersebut menurut Hartyani (2006:19) adalah sebagai berikut: 1). Driblling atau menggiring. Adalah salah satu cara untuk membawa bola seorang pemain dalam usahanya untuk melepaskan diri dari penjagaan lawan untuk melakukan passing atau untuk mendapatkan posisi menembak yang baik. 2). Passing atau mengumpan. Adalah salah satu cara memainkan bola dengan cepat dan efektif dari satu pemain ke pemain lainnya. Operan yang akurat adalah operan pemain yang berada di dekat dengan keranjang dan mampu menerima operan dengan baik untuk mencetak angka dengan mudah. Assist yang baik memilki nilai yang sama dengan mencetak angka. 3). Shooting atau menembak. Menembak adalah gerakan akhir dalam usaha untuk mencetak angka. Biasanya dalam permainan bola basket, menembak dilakukan setiap 15-20 detik waktu menyerang dan hampir separuh dari percobaan tembakan sukses. Dari 3 macam teknik dasar bermain bola basket diatas memiliki kelebihan sendiri-sendiri, tergantung dari situasi yang dialami permain. Hal ini dipengaruhi bagaimana pemain melatih teknik dasar secara terus menerus atau tidak pernah

10

sama sekali. Bila pemain melatih teknik dasar secara berkesinambungan maka dia akan mendapatkan hasil yang maksimal lain halnya jika pemain jarang melatih teknik dasar tersebut maka pemain tersebut juga tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Teknik dasar bermain bola basket merupakan satu kesatuan yang utuh, artinya berbagai teknik bermain bola basket tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena sangat mendukung bagi keberhasilan untuk memenangkan suatu pertandingan.

2. Belajar a. Pengertian Belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya. Berkaitan dengan belajar Suhaenah Suparno (2001:2) menyatakan bahwa, “belajar merupakan suatu aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”. Menurut A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, Zainal Arifin (1989:7) “Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. Perubahan tingkah laku ini mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000:2) menyatakan “ tingkah laku dapat dibagi menjadi dua yaitu yang dapat diamati ( behavioral performance ) dan yang tidak dapat diamati ( behavioral tendency )”. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki siswa dapat diukur kecerdasannya. Kecerdasan ini dapat merupakan kemampuan menyebutkan beberapa teknik dasar bermain bola basket atau memperagakan teknik dasar bola basket dan sebagainya. Dilihat dari kemampuan siswa dalam menangkap ilmu dari hasil proses belajar maka guru dapat menilai sejauh mana siswa tersebut paham akan ilmu yang guru terangkan. Suhaenah Suparno (2001:2) menyatakan bahwa “ perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan (fatigue), kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Melainkan merupakan hasil pengulanganpengulangan yang berdampak memperbaiki kualitas hidupnya”.

11

Berdasarkan batasan belajar tersebut dapat disimpulkan, kegiatan belajar merupakan suatu proses yang terjadi di dalam diri masing-masing individu. Seorang dikatakan telah belajar sesuatu, apabila terdapat perubahan-perubahan yang bersifat lebih baik dari pada sebelumnya. Perubahan tersebut antara lain keterampilan, pengetahuan, kecakapan, kebiasaan dan sikap. Hasil belajar ini bersifat permanen, sehingga tidak akan cepat hilang.

b. Ciri-Ciri Perubahan Akibat Belajar. Belajar merupakan suatu proses yang mengarah pada perubahan diri siswa, dimana siswa memiliki keterampilan gerak yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pada prinsipnya perubahan yang terjadi akibat belajar gerak adalah bersifat permanen. Ini artinya, keterampilan yang telah diperoleh tidak langsung hilang sesudah kegiatan selesai dilakukan. Dengan demikian dalam belajar motorik terdapat karakteristik yang berbeda dengan belajar pada umumnya. Menurut Schmidt ( 1982 ) yang dikutp Rusli Lutan ( 1988:102-107 ) karakteristik belajar gerak meliputi: (1). Belajar sebagai sebuah proses, (2) belajar motorik sebagai hasil langsung dari latihan. (3) belajar motorik tak teramati secara langsung, (4) belajar menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi (kebiasaan), (5) belajar motorik relatif permanen, (6) belajar motorik bisa menimbulkan efek negatif. (7) kurve hasil belajar. Untuk lebih jelasnya ketujuh karakteristik belajar motorik tersebut akan diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1). Belajar Sebagai Proses. Belajar sebagai proses dimaksud yaitu, didalam diri siswa terlibat suatu proses yang menyumbang kepada suatu perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil dari belajar atau berlatih dalam organisme yang memungkinkannya untuk memlakukan suatu yang berbeda dengan sebelum mengajar atau berlatih. Proses perubahan yang terjadi akibat dari belajar harus diasadari oleh siswa, sehingga siswa dapat merasakan bahwa dirinya telah mencapai peningkatan keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Suhaenah Suparno (2001:2) “ belajar juga dihasilkan melalui kegiatan-kegiatan meniru hal-hal yang

12

diamati dari lingkungan “. Dengan kemampuan siswa meniru hal-hal yang terjadi disekitarnya di sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari maka secara tidak langsung siswa tersebut mengalami perubahan didalam dirinya, ini artinya telah terjadi proses belajar gerak dalam diri siswa. Dengan terjadinya proses belajar maka akan dicapai hasil belajar yang lebih baik.

2). Belajar Motorik Sebagai Hasil Langsung Dari Latihan. Perubahan perilaku motorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini perlu dipertegas untuk membedakan perubahan yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut juga menyebabkan perubahan perilaku (seperti anak yang dewasa lebih terampil melakukan suatu keterampilan yang baru daripada anak yang lebih muda), meskipun dapat disimpulkan perubahan itu akibat dari belajar. Sugiyanto (1996:33) menyatakan bahwa, “ perubahan-perubahan hasil belajar gerak sebenarnya bukan murni dari hasil suatu pengkondisian proses belajar, melainkan wujud interaksi antara kondisi belajar dengan faktor-faktor perkembangan individu ”. Ini artinya perubahan kemampuan individu dalam penguasaan gerak ditentukan oleh adanya interaksi yang rumit antara faktor keturunan dan pengaruh lingkungan. Perkembangan individu berproses sebagai akibat adanya perubahan anatomis-sosiologis yang mengarah pada status kematangan. Pertumbuhan fisik yang menunjukkan pada pembesaran ukuran tubuh dan bagian-bagiannya, terkait dengan perubahan-perubahan fungsi faal dan sistem lain pada tubuh. Pola-pola perubahan tersebut pada gilirannya akan selalu mewarnai pola penguasaan gerak, sebagai hasil proses belajar gerak.

3). Belajar Motorik Tak Teramati Secara Langsung. Belajar motorik atau keterampilan olahraga tak teramati secara langsung, menurut Rusli Lutan (1988:103), “Proses yang terjadi dibalik perubahan keterampilan sangat kompleks dan system persyarafan, seperti misalnya bagaimana informasi sensori diproses, diorganisasi dan kemudian diubah menjadi pola gerak otot-otot. Perubahan itu semuanya tidak dapat diamati secara langsung, tetapi hanya dapat

13

ditafsirkan eksistensinya dari perubahan yang terjadi dalam keterampilan atau perilaku motorik”. 4). Belajar Menghasilkan Kapabilitas Untuk Bereaksi ( kebiasaan ). Pembahasan belajar motorik juga dapat ditinjau dari munculnya kapabilitas untuk melakukan suatu tugas dengan terampil. Kemampuan tersebut dapat dipahami sebagai suatu perubahan dalam sistem syaraf. Tujuan belajar atau latihan adalah untuk memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini sering disebut dengan kebiasaan. Menurut Rusli Lutan (1988:104), kapabilitas ini penting maknanya karena berimplikasi pada keadaan yaitu, “ jika telah tercipta kebiasaan dan kebiasaan itu kuat, keterampilan dapat diperagakan jika terdapat kondisi yang mendukung, tetapi jika kondisi tidak mendukung (lelah) keterampilan yang dimaksud tidak dilakukan “.

5). Belajar Motorik Relatif Permanen. Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, lelah dan lain sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan akibat belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses belajar bersifat menetap atau permanen. Hasil belajar gerak relatif bertahan hingga waktu yang relatif lama. Sebagai contoh, kemampuan siswa melakukan lempar lembing gaya jengket tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan semakin berkembang jika terus digunakan atau berlatih secara teratur. Memang sukar untuk menjawab, berapa lama hasil belajar itu akan melekat. Meskipun sukar ditetapkan secara kuantitatif, apakah selama satu bulan, bertahun tahun atau hanya dua atau tiga hari. Untuk kebutuhan analisis dapat ditegaskan bahwa, belajar akan menghasilkan beberapa efek yang melekat pada diri siswa setelah melakukan belajar gerak.

6). Belajar Motorik Bisa Menimbulkan Efek Negatif. Dilihat hasil yang dicapai dari belajar gerak menunjukkan bahwa, belajar dapat menimbulkan efek positif yaitu, penyempurnaan keterampilan atau

14

penampilan gerak seseorang. Namun disisi lain, belajar dapat menimbulkan efek negatif. Sebagai contoh, seorang perenang berlatih gaya bebas bolak balik. Tibatiba ditengah kolam kakinya kram, dia hampir saja tenggelam. Akibat kejadian ini muncul rasa trauma untuk mencoba kembali untuk berenang dan dibutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan rasa trauma tersebut. Dari contoh semacam ini dapat dipakai sebagai ilustrasi gejala kemunduran suatu keterampilan sebagai rangkaian akibat kegiatan belajar pada waktu sebelumnya. Tetapi hendaknya dari kejadian pahit tersebut dijadikan pendorong ke arah perubahan positif dan menjadi semangat untuk lebih giat belajar hingga mencapai hasil yang lebih baik lagi.

7). Kurva Hasil Belajar Salah satu persoalan yang paling rumit dalam proses belajar gerak adalah tentang penggambaran perkembangan hasil belajar dan kecermatan dalam hasil hal penafsiran. Menurut Rusli Lutan (1988:107), “kurva hasil belajar adalah gambaran penguasaan kapabillitas untuk bereaksi (yaitu kebiasaan) dalam satu jenis tugas setelah dilakukan berulang-ulang ”. Kurva hasil belajar ini seharusnya dibuat grafik, dimana grafik tersebut menampilakan perkembangan penampilan kemampuan gerak sebagai cerminan dari proses belajar internal yang berlangsung dalam diri seseorang. Meskipun kurva belajar tidak mampu sepenuhnya mencerminkan perubahan internal pada diri seseorang, tetapi untuk kebutuhan praktis atas dasar penampilan nyata dapat ditafsirkan kemajuan, kemandegan atau kemunduran hasil belajar yang dicapai seseorang pada suatu waktu.

c. Penilaian Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang bertujuan, artinya akhir dari belajar akan diperoleh hasil belajar yaitu terjadinya perubahan pada diri siswa. Seperti dikemukakan oleh Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998:78) bahwa, “….evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai “.

15

Hasil belajar mengajar dapat diketahui apabila dilakukan evaluasi atau penilaian. Melalui penilaian akan diketahui apakah materi diberikan dapat dikuasai dengan baik ataukah sebaliknya. Penilaian diberikan atas dasar kriteria tertentu yang mana melalui pernilaian tersebut akan diketahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut Nana Sudjana (2005:111) bahwa “penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar memiliki fungsi yaitu: (1) untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, (2) untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru“. Berdasarkan pendapat dapat dikatakan bahwa, hasil belajar yang dicapai oleh siswa menggambarkan cerminan dari guru dan siswa. Maksudnya adalah hasil belajar yang dicapai siswa menandakan siswa dapat menguasai materi yang diterimanya. Sedangkan bagi guru, hasil belajar yang dicapai siswa dapat dijadikan indikator tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan. Untuk itu penilaian sangat penting dalam proses belajar mengajar.

3. Karakteristik Anak SMA

Akhir-akhir ini banyak guru SD atau SMP yang pindah tugas ke SMA atau MA. Sedikit banyak pola pendidikan dan pengajaran di tempat asalnya mengajar terbawa ke SMA, apalagi guru-guru yang pindah kebanyakan sudah lama mengajar di SD atau SMP. Hal ini tentu saja mempengaruhi sistem pendidikan di SMA apalagi jika guru tersebut ikut menentukan kebijakan sekolah, misalnya dia sebagai wakil kepala sekolah atau koordinator suatu kegiatan. Kita tahu sistem pendidikan di SMA berbeda jauh dengan sistem pendidikan di SD atau SMP. Hal ini tentu menurunkan kualitas sistem pendidikan di SMA sekaligus menurunkan kualitas sistem pembelajaran, yang akhirnya mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri. Anak-anak SMA adalah anak remaja yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak, atau masa pra remaja. Nana Syaodik (http://www.penyelenggaraan-pendidikan-di-alta.html). menguraikan ada empat karakteristik anak sekolah menengah atas sekaligus

16

implementasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Keempat karakteristik tersebut adalah : a. Perkembangan fisik dan perilaku motorik. Perkembangan fisik pada awal remaja berjalan sangat cepat. Pertumbuhan rambut pada bagian-bagian tertentu, perkembangan payudara pada remaja putri, menstruasi, dan pertumbuhan organ lain menyebabkan perilaku remaja menjadi canggung dan tidak terkoordinasi dengan baik. Pematangan organ seksual membutuhkan pemuasan biologis, apalagi jika mendapatkan rangsangan dari luar misalnya gambar di majalah, TV, film porno, dll. Sehinga remaja mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif seperti seks sebelum nikah, narkoba, dll. Melihat karakteristik tersebut guru seharusnya memberikan fasilitas agar para siswa dapat menyalurkan hobinya misalnya olahraga, musik, pramuka, drama dan kegiatan lain yang positif.

b. Perkembangan bahasa dan perilaku kognitif. Pada usia remaja tumbuh keinginan untuk mempelajari atau menggunakan bahasa asing baik yang formal misalnya bahasa inggris, mandarin atau lainnya ataupun bahasa non formal misalnya bahas prokem, bahasa gaul atau bahasa sandi yang hanya dimengerti oleh kelompoknya. Guru bahasa asing harus memiliki kearifan untuk memahami kemampuan siswanya secara individual, agar mereka dapat menguasai dengan baik, bukan malah membencinya. Keinginan membaca juga meningkat terutama bacaan erotik, fantastik dan estetik. Oleh karena itu guru bersama dengan pustakawan dapat memberikan tugas pada siswa untuk membuat resensi buku bacaan yang baik agar siswa tidak membaca buku yang tidak baik. Kecakapan umum berkembang pesat dan kecakapan khusus mulai terlihat arahnya. Guru hendaknya menerapkan pendekatan individual atau kelompok kecil dalam sistem pembelajaran. Guru juga memberi peluang pada siswa yang unggul untuk memberi imbas pada siswa yang lambat misalnya dengan metode tutor sebaya.

17

c. Perilaku sosial, moralitas dan agama. Usia remaja memiliki ketergantungan yang kuat pada kelompoknya, hal ini bila tidak diarahkan dapat timbul kelompok-kelompok ( gang ) yang memiliki kegiatan negatif, misalnya tawuran. Remaja sangat kritis mengkaji kaidah etika moral atau norma yang ada di masyarakat sekitarnya. Disamping itu mereka mulai mempertanyakan eksistensi dan kasih sayang Tuhan. Implikasinya adalah sistem pendidikan di SMA hendaknya mengadakan kerjasama dengan lembaga terkait misalnya kepolisian, lembaga kesehatan, atau lembaga keagamaan. Juga memberikan pendidikan seks dengan mengundang pakar yang tepat misalnya dokter atau psikolog.

d. Perilaku konatif, afektif dan kepribadian. Remaja menurut Maslow memiliki lima kebutuhan yaitu kebutuhan fisik, rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan dan perwujudan diri. Reaksi dan emosi remaja masih sangat labil dan belum terkoordinasi, pada masa ini juga terjadi krisis identitas. Karakteristik ini menuntut guru memberi contoh perilaku keteladanan bagi siswanya, baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Guru juga harus memberi peluang siswanya untuk bertanggungjawab. Dari kekempat karakteristik tersebut diatas dapat kita ambil sebagai acuan dalam memberikan pengajaran dalam bola basket. Yang mana seorang guru dapat memilah-milah manakah metode pendekatan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan di SMA agar siswa pada waktu menerima materi langsung dapat mengerti apa yang ingin disampaikan oleh guru tersebut.

4. Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu Depdikbud (1990 : 180). Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan mengatur faktor eksternal dalam suatu kegiatan belajar yang menjaga dan mendorong tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian pembelajaran

18

merupakan suatu proses membuat orang belajar memanipulasi lingkungan sehingga dapat memberikan kemudahan bagi dirinya dan orang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sukintaka (2004:55) menyatakan bahwa : “bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya“. Jadi dalam pembelajaran terjadi dua peristiwa yaitu : (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru atau pelatih, (2) ada pihak lain yang menerima yaitu, peserta didik atau siswa. Dengan demikian dalam peristiwa pembelajaran dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif. Pendekatan pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan dari analisis dan penilaian terhadap hal-hal tertentu. Dari hal-hal tertentu itulah dapat dijadikan faktor-faktor untuk menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil dalam menentukan pendekatan pembelajaran apa yang cocok untuk diterapkan. Dengan demikian pendekatan pembelajaran adalah cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran atau pelatihan dan membelajarkan siswa guna membantu siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran, Wahjoedi (1999:121) menyatakan bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.

b. Pentingya Pendekatan Pembelajaran. Mengajar atau melatih merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk memberikan perubahan kepada siswa. Menurut Rusli Lutan (1988:381) mengajar adalah “seperangkat kegiatan sengaja oleh seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada yang diajar”. Untuk menyajikan seperangkat kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk tercapainya tujuan yang diinginkan, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang ingin diterapkan hendaknya mengacu pada pertemuan yang terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan pendekatan yang membantu tercapainya

19

tujuan dengan mengacu pada pendekatan terkendali, dengan seksama menyusun seri-seri pembelajaran yang memberi urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil

belajar. Berhasil

dan tidaknya

tujuan

pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru dan pelatih. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal.

5. Pendekatan Bermain

a. Pengertian Pendekatan Bermain Bermain

adalah suatu

kegiatan

yang bentuknya sederhana dan

menyenangkan. Kegiatan ini sangat disukai siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas siswa yang kebanyakan digunakan untuk bermain pada saat waktu luang saat berada disekolah dan dirumah. Bermain dapat memberikan manfaat yang besar jika dapat ditata dan diprogramkan secara benar. Selain itu bermain dapat juga memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi siswa. Pengalaman itu bisa berupa membina hubungan sesama teman dan menyalurkan perasaan yang tertekan sehingga bisa juga dibuat sebagai sarana penghilang stress. Pendekatan bermain dalam nuansa keriangan dan kesenangan memiliki tujuan yang melekat di dalamnya. Menurut Wahjoedi (1999:121), “pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan menurut Beltasar Tarigan (2001:17) bahwa, “pengajaran melalui pendekatan bermain adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya”. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau latihan teknik suatu cabang olahraga yang dibentuk dalam bentuk

20

permainan. Dalam pelaksanaan pendekatan bermain menerapkan teknik suatu cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Selama permainan berlangsung siswa tidak hanya memfokuskan bagaimana menampilkan skill (teknik yang dipelajari) dalam permainan dan memfokuskan belajarnya bagaiman siswa menampilkan strategi dalam permainan.

b. Pendekatan Bermain Sebagai Media Pengajaran Bagi anak, bermain merupakan urusan serius, dan keseriusan yang dikaitkan dengan tujuan pendidikan akan memberikan nilai pendidikan. Bermain merupakan cara agar anak mengeksplorasi dan bereksperimen dengan lingkungan anak tinggal. Karena anak akan membentuk atau membangun hubunganhubungan dengan lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Dengan bermain anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana menguasai keterampilan baru, bagaimana cara mendapatkan kepercayaan, cara mengatasi persoalan hidup, yang mana semua itu manfaat dari bermain bagi anak. Bermain memberikan sesuatu alat atau cara agar anak dapat mengatasi sejumlah situasi hidup yang tak ada habisnya. Bermain merupakan cara paling baik agar anak belajar mengatasi masalah yang ia hadapi dalam dunia nyata. Dengan pendekatan bermain anak dapat belajar pola-pola kehidupan dasar dan memungkinkan anak menerima dan mengembangkan berbagai peran, perasaan, sikap, dan emosinya serta dapat menampilkan skill dan strategi dalam permainan.

c. Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Kecakapan Bermain Bola Basket. Pendekatan bermain untuk meningkatkan kecakapan bermain bola basket yang dimaksud yaitu mempelajari kecakapan bermain bola basket yang sudah dikonsep dalam bentuk permainan. Permainan yang diberikan oleh guru harus terdapat unsur-unsur yang dapat meningkatkan kecakapan bermain bola baket. Dalam hal ini guru memberikan permainan yang mana permainan yang diberikan kepada murid telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Menurut Torkildsen (1999:47) Suatu pendekatan dikatakan bermain apabila bercirikan:

21

a.) merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas dan suka rela, b.) bukan kehidupan biasa atau nyata, c.) memilki batas ruang dan waktu, d.) merupakan suatu kreasi, e.) merupakan kegiatan yang tertib, f.) kegiatan yang fleksibel, g.) merupakan kegiatan sosial, h.) merupakan simbol, i.) identik dengan rekreasi, bahkan bermain merupakan salah satu bentuk kegiatan rekreasi yang paling digemari oleh kalangan anak-anak bahkan dewasa. Berdasarkan pendapat diatas kita tahu bahwa pendekatan bermain sangat effektif dalam menyampaikan materi untuk mempelajari lebih dalam tentang teknik dasar bola basket. Karena dengan pendekatan bermain siswa dapat lebih mudah untuk mengerti apa yang disampaikan pengajar disebabkan siswa melakukannya dengan perasaan senang dan gembira. Beberapa contoh permainan yang dirancang untuk meningkatkan kecakapan dalam bermain bola basket menurut Gerhard Stocker (1982:33-44): a. Memgoper dan menangkap No

Permainan

Jumlah pemain

Gagasan permainan Melatih menangkap dengan baik

Catatan mengenai teknik dan taktik Pivot,pelangg Taktik gerak aran,berhenti membebaskan diri dan menjaga lawan Pivot, Mutu mengoper berhenti dan mutu bola Peraturan

1.

Sekolah bola

Tidak tentu (5-10 pemain)

2.

Pacuan enam kali

Tidak tentu (5-10 pemain)

3.

Balap bola

8-12 pemain tiap regu

4.

Bola raja

6-8 pemain tiap regu

Bentuk teknik operan beruntun

Pivot, berhenti

5.

Operan berurut

5-10 pemain tiap regu

Operan dengan urutan yang ditentukan

Pivot, pelanggaran, berhenti

6.

Bola macan

Tidak tentu

Menyergap atau menyentuh bola tanpa mengenai tubuh lawan

Pivot, pelanggaran, berhenti

Mengoper dengan urutan tertentu Operan kontinu

Pivot, berhenti

Kecepatan mengoper

Membebaskan diri, menjaga, pengenalan situasi Gerak tipuan, menyodorkan diri untuk menerima operan.

b. Dribbling No Permainan

Jumlah pemain

1. Dribbling beranting

Sekitar 10 pemain tia kelompok

Gagasan permainan Bola dibawa keteman terdekat

Peraturan Dribbling, pelanggaran, berhenti

Catatan mengenai teknik dan taktik Mengamankan bola

22

2. Penyihir

10 – 20

Dribbling cepat dengan satu lawan

Dribbling, berhenti, pelanggaran

Melepaskan pandangan dari bola

3. Hitam lawan putih 4. Perlombaa n kombinasi 5. Tukar tempat

12 - 30

Dribbling cepat, merebut bola dengan bersih Operan, menangkap, dan dribbling Dribbling tanpa menyentuh lawan

Dribbling, pelanggaran

Mengamankan bola

Dribbling, pelanggaran, berhenti

Segala bentuk dribbling dengan cara benar

6. Menerobos

4 – 6 pemain tiap regu

Melampaui lawan dengan dribbling dibidang permainan tertentu

Dribbling, berhenti, pelanggaran

Merintangi dan memblok, penjagaan langsung, penjagaan ruang

5 – 6 pemain tiap regu Tidak tentu

Dribbling, berhenti

c. Tembakan ke basket No

Permainan

Jumlah pemain

Gagasan permainan

Peraturan

Catatan mengenai teknik dan taktik Meloncat untuk menyusul tembakan, melindungi basket

1. Tembakan bebas(mende kati situasi permainan)

Tiap basket 2 regu (2x3 pemain)

Tembakan dengan susulan

Tembakan bebas

2. Lima mengelilingi basket

5 pemain tiap basket

Menambah kejituan dari berbagai posisi

Pelanggaran, pivot, berhenti, tembakan ke basket

Meningkatkan kemahiran menembakkan bola ke basket

3. Tembakan pivot

7 - 12 pemain tiap basket

Operan, pivot, tembakan ke basket

Pivot, tembakan kebasket, pelanggaran

Pivot, gerak tipuan

4. Permainan segitiga

3 pemain tiap basket

Operan di tempat terbatas disusul dengan tembakan kebasket

Pelanggaran, pivot, berhenti, tembakan ke basket

Semua menjadi pemain penyerang dan bertahan

5. Lari ke posisi bebas

Tiap basket 4 regu (4x5)

Permainan satu lawan satu

Semua peraturan dasar

Teknik dan taktik serangan dan pertahanan

23

6. Permainan berpasangan

Tiap setengah lapangan 2 pasangan

Permainan 2 lawan 2

Semua peraturan dasar

Bentuk – bentuk rintangan

6. Pendekatan Latihan

a. Pengertian Pendekatan Latihan Latihan merupakan suatu sistem yang dilakukan secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan beban kian hari kian bertambah sesuai dengan program yang telah ditentukan. Berkaitan dengan pendekatan latihan Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001:7) menyatakan bahwa, “pendekatan latihan adalah cara belajar yang lebih menekankan komponen-komponen teknik”. Menurut Sugiyanto (1993:71) “dalam pendekatan latihan siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya secara berulang-ulang”. Dari pendapat diatas kita dapat simpulkan bahwa latihan ini merupakan cara belajar atau berlatih dimana untuk mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan secara otomatis. Namun banyak orang merasa berlatih tapi sebenarnya tidak berlatih. Hal ini umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian tentang latihan yang sebenarnya. Andi Suhendro (1999: 3.4) “latihan merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Harsono (2000:6) yang mengemukakan pengertian latihan berdasarkan ciri-ciri pelatih yang baik “latihan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis dan berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang. Dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan dengan latihan hanya menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga agar siswa memiliki keterampilan teknik yang memadai. Akan tetapi siswa belum mengalami atau menemui situasi yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari dalam situasi permainan yang sebenarnya.

24

b. Program Latihan Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan, penerapan program latihan harus mengacu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan pemainnya akan meningkatkan kualitas secara maksimal. Untuk menghasilkan program latihan yang baik, peranan seorang pelatih mempunyai arti penting dalam menentukan program latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pokok dan program latihan adalah untuk meningkatkankemampuan pemain dan mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Andi Suhendro (1999:3.53) “latihan merupakan suatu cara sistematis dan terencana, yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan fungsi fisiologis, psikologis dan keterampilan gerak, agar memiliki keterampilan yang lebih baik pada suatu penampilan khusus”. Jadi program latihan merupakan rencana kegiatan yang sudah tersusun dan harus dilaksanakan didalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atlitnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran.

c. Periodisasi Latihan. Tuntutan latihan adalah mencapai prestasi semaksimal mungkin. Itulah sebabnya keutuhan penyusunan program latihan. Program latihan disusun secara teliti dan dilaksanakan secara teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Program demikian akan memerlukan waktu yang relatif panjang, sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan atau musim latihan. Pembagian tahapan dan program latihan biasa disebut dengan periodisasi.

25

Harsono (2000:8) menyatakan bahwa “ periodisasi latihan adalah proses membagi-bagi program latihan tahunan ke dalam beberapa tahap latihan (phase of training)“. Adapun kegunaan periodisasi latihan adalah sebagai berikut: 1) Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dan rencana tahunan. 2) Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat pada pertandingan-pertandingan sasaran ( diantara pertandingan utama selama kalender tahunan ).

d. Prinsip-Prinsip Latihan. Latihan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulangulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan. Itulah sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai dengan tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan prinsip-prinsip beban latihan secara umum. Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat meningkat secara cepat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak mungkin dapat berhasil dalam latihannya. Beberapa contoh latihan yang dirancang untuk meningkatkan kecakapan bermain bola basket menurut Hannes Neumann (1984:11-18) : a. Mengoper dan menangkap No

Latihan

1. Operan dalam lingkaran

2. Memberi umpan dengan dua bola

Jumlah pemain Tidak tentu

Tidak tentu

Tujuan

Pelaksanaan

Melatih operan secara cepat dan tepat dalam posisi berdiri di tempat, dengan dihalanghalangi seorang pemain lawan

Lima pemain berdiri membentuk lingkaran. Pemain keenam berdiri di tengah lingkaran, berfungsi sebagai pemain lawan. Bola dioperkan secepat mungkin dari pemain ke pemain berikutnya secara menyilang. Apabila pemain lawan berhasil menyentuh bola, maka ia berganti tempat dengan pemain yang melakukan kesalahan. Bola tidak boleh dioper ke teman yang ada disisi kiri atau kanan melainkan depan. Segala bentuk pengoperan diijinkan.

Melatih kecepatan reaksi menerima bola, dan saling mengatur waktu

Pemain (2) dan (4) masing – masing memegang bola. Bola dioperkan susul menyusul pada pemain (1), yang meneruskan secara silih berganti pada

26

tepat untuk mengoperkan.

(2),(3),dan (4). Ketiga pemain ini hanya boleh menoperkan lagi pada (1) saja. Bola harus dioperkan secara beruntun, sehingga (1) hanya sempat bereaksi menerima bola lalu langsung mengoperkannya lagi, kemudian segera menerima bola berikut yang dioperkan padanya. Latihan ini dimulai dengan pelan kemudian dipercepat bila penrima (1) sudah mahir. Tiap menit dilakukan tukar posisi.

3. Memberi umpan dengan dua bola pada pemain poros

Tidak tentu

Melatih poros yang berdiridi petak tembakan hukuman free throw untuk bereaksi dengan cepat menangkap bola dan mengoperkannya lagi. Para pemain lain melatih kecepatan dan ketepatan.

Pemain (1) dan (2) susul – menyusul mengoperkan bola pada (5) yang meneruskan pada (3) dan (4). Kedua pemain ini tidak mengoper pada (5), melainkan kembali pada (1) dan (2). Dengan begitu bola berpindah – pindah dengan pola dua segitiga, yaitu 1-5-4 dan 2-5-3. Jarak antara pemain sekitar 4-5 m

4. Operan berdua

2 orang

Melatih operan dan menerima sambil bergerak

Pemain diatur berpasang – pasangan di garis belakang, dengan jarak pemisah sekitar 5 m. sambil lari bola dioperkan bola – balik sampai ke basket lawan, tanpa boleh mengenai lantai. Pada saat pasanganpertama sampai di garis tengah, pasangan berikutnya mulai bergerak maju dan begitu seterusnya. Jika semua pasangan sudah mendapat giliran, latihan diulangi kearah berlawanan.

5. Operan bertiga

3 orang

Tujuan melatih operan d an menerima bola sambil bergerak

Tiap kelompok terdiri dari tiga pemaindengan sebuah bola.jarak antara pemain masing –masing 4m. bola dioperkan dari (2) ke (3) yang mengembalikan lagi ke (2). Lalu dari (2) ke (1) yang mengembalikanke (2) dst. (3) tidak boleh langsung mengoper ke (1), begitu pula sebaliknya.

6. Lari menyilang

3 orang

Melatih operan dan menerima bola sambil bergerak. Gerak lari menurut bola yang ditetapkan.

Pemain posisi tengah (2) mengoper ke (3) lalu lari memotong di belakang penerima operan (3), yang mengoperkan pada (1) lalu lari menyilang dibelakang (1) dan begitu seterusnya. Pola gerak lari berjalin – jalin sambil bergerak maju menyilang. Jarak antar pemain 3 m.

27

b. Dribbling. No

Latihan

1. Dribbling dalam segi empat

Jumlah pemain Tidak tentu

Tujuan

Pelaksanaan

Menguasai teknik dribbling dengan tangan kanan dan kiri

Sekelompok pemain beririrng – iringan membawa bola dengan tangan kanan mengelilingi ruangan. Setelah satu putaran, arah dribbling berbalik dan bola dibawa dengan tangan kiri Para pemain secara berurutan membawa bola dengan tangan kanan, berputar mengitari petak tembakan bebas dan lingkaran tengah. Pada saat berputa, muka menghadap ke tengah lingkaran. Setelah itudribbling dilakukan dengan tangan kiri, berputar mengikuti arah jarum jam. Kursi ( atau pemain ) diatur berjejer, dianggap lawan yang mencegat. Karena itu dribbling harus dilakukan dengan berganti – ganti tangan, supaya bola dilindungi dengan tbuh dari kemungkinan direbut lawan. Latihan ini bisa dilakukan dalam bentuk perlombaan dan secara beranting.

2. Dribbling sambil melingkar

Tidak tentu

Melatih sikap dribbling sambil berputar

3. Dribbling dengan pola slalom

Tidak tentu

4. Dribbling lawan operan

Tidak tentu

Melatih kemahiran membawa bola secara berganti – gnati dengan tangan kanan dan kiri. Membiasakan dribbling tanpa melihat bola. Operan dan dribbling cepat sambil bergerak maju

5. Dribbling beranting

Tidak tentu

Melatih dribbling cepat dengan tangan kanan dan kiri

6. Dribbling sambil menepis bola lawan

Tidak tentu

Melindungi bola yang dibawa dengan tubuh. Melepaskan pandangan dari bola untuk memperhatikan situasi permainan

Pemain (1) dan (2) lari bolak – balik sambil saling mengoper bola. Sementara itu (3) menempuh jarak sama dengan dribbling. Siapa lebih cepat kembali ke posisi semula ? Pemain dibagi dalam dua kelompok yang sama banyak jumlahnya. Permain pertama masing – masing kelompok membawa bola dengan tangan kanan ke seberang ruangan, lalau kembali sambil membawa bola dengan tangan kiri. Kumpulkan pemain sebanyak mungkin di tempat latihan, masing – masing deng satu bola. Semua melakukan dribbling secara serempak, sambil berusaha menepiskan bola pemain lain. Tetapi gerakan dribbling tidak boleh terputus. Pemain yang bolanya berhasil ditepis pemain lain harus berhenti.

c. Shooting No

Latihan

1.

Meloncat tinggi pada saat under

Jumlah pemain Tidak tentu

Tujuan Daya gerak lari harus dimanfaatkan

Pelaksanaan Sebuah kursi diletakkan tepat dibawah basket. Pemain (1) lari menuju basket, menerima operan dari (4) lalu

28

basket shot

untuk meloncat tinggi supaya terjamin tembakan jitu

melakukan tembakan ke a rah basket. Agar tidak menabrak kursi, (1) akan berusaha meloncat lurus keatas, dan bukan kedepan. (4) rebound kemudian lari kebarisan sedangkan pemain (1) ganti memberi umpan.

2.

Under the basket shot dengan gerak tipu

Tidak tentu

Dengan melakukan gerak tipu, pemain lawan harus terkecoh sehingga melakukan reaksi keliru, atau kehilangan keseimbangan sikap.

Di depan pemain yang menyerang ditempatkan kursi atau pemain yang bersifat pasif. Setelah melakukan gerak tipu ke satu sisi, pemain yang membawa bola lantas melakukan dribbling melewati rintangan dari sisi yang lain menuju ke basket lalu melakukan under basket shot.

3.

Under basket shot secara beranting

Tidak tentu

Melatih tembakan jitu

Dibentuk dua kelompok dengan jumlah pemain sebanding, masing – masing kelompok mendapat sebuah bola. Begitu mendapat aba – aba, pemain (1) dari masing – masing kelompok melakukan dribbling dan langsung melakukan under basket shot. Setelah itu dioperkan pada pemain berikutnya.

4.

Under basket shot diawali dengan dribbling

Tidak tentu

Melatih pengoperan bola setelah dribbling. Membebaskan diri dengan gerak tipu. Menerima bola sambil bergerak

Pemain (1) dan (2) mengambil posisi pada petak tembakan bebas sambil membelakangi papan pantul. (3) dan (4) masing – masing memegang bola, melakukan dribbling beberapa langkah, mengoper pada (1) dan (2), disambung gerak tipu ke dalam tetapi lantas lari mengitari pemegang bola di sisi luarnya. Bola dioperkan lagi pada (3) dan (4) yang langsung melakukan under basket shot. Pemain (1) dan (2) rebound dioperkan ke pemain selanjutnya.pemain yang tadi di kanan berpindah kesebelah kiri

5.

Under basket shot bersambungan

Tidak tentu

Melatih tembakan jitu dengan tambahan latihan kondisi ringan.

Pemain (1) dan (2) masing – masing mengambil posisi pada kedua petak tembakan bebas. (3) mengoper ke (1) lari kearah basket, menerima operan lagi dari (1), melakukan under basket shot lansung mengambil bola lalu melakukan dribbling ke basket seberang. Pada garis tengah bola dioperkan pada (2) yang mengoperkan kembali dan melakukan under basket shot. Kemudian disambung oleh pemain berikutnya. Lama latihan sekitar 6 menit.

29

6.

Jump shot di depan rintangan

Tidak tentu

Melatih pemain agar setelah melakukan tembakan tubuh tidak terdorong kedepan, guna menghindarkan offensive foul. Setelah meloncat tinggi, kaki penembak harus menyentuh lantai kira – kira pada posisi semula

D hadapan masing – masing kelompok ditempatkan sebuah kursi. Pemain terdepan dari tiap kelompok melakukan dribbling ke arah kursi kemudian berhenti dekat sekali di depan kursi lalu melakukan jump shot, tetapi tanpa menyentuh kursi.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan kerangka berfikir sebagai berikut : Pendekatan pembelajaran dengan bermain merupakan suatu model mengajar yang bentuknya sederhana dan menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai siswa. Hal ini tercermin dari perilaku siswa pada saat bel istirahat atau bel pelajaran usai berbunyi, para siswa langsung melampiaskan emosi yang terpendam dengan segala kegiatan yang berhubungan dengan bermain setelah mengikuti pelajaran didalam kelas. Hal ini terbukti ampuh untuk menyalurkan perasaan yang terpendam didalam diri siswa karena dengan bermain selain merelaksasikan pikiran juga dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi siswa jika bermain dilakukan tertata dan mempunyai tujuan. Adapun kelebihan dan kelemahan pendekatan bermain dalam pembelajaran kecakapan bermain bola basket sebagai berikut : 1. Kelebihan pembelajaran kecakapan bermain bola basket menggunakan pendekatan bermain: a. Pembelajaran dalam bentuk permainan akan menimbulkan rasa senang dan motivasi belajar siswa meningkat. b. Dapat merangsang kemampuan berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi didalam permainan.

30

c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan kemampuannya selama proses pengajaran apakah sudah baik apa belum. 2. Kelemahan pembelajaran kecakapan bermain bola basket menggunakan pendekatan bermain: a. Siswa kurang memahami konsep gerakan teknik yang baik dan benar sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik. b. Guru akan mengalami kesulitan dalam mengontrol kesalahan teknik yang dilakukan oleh siswa. Pendekatan pembelajaran dengan latihan merupakan model pembelajaran yang dilakukan secara sistematis, kontinyu, dimana beban dan intensitas latihan makin hari makin bertambah. Yang akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan

mental

secara

bersama-sama.

Berdasarkam

pengertian

pelaksanaan

pembelajaran kecakapan bermain bola basket dengan menggunakan pendekatan latihan, dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan pendekatan latihan adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan pendekatan latihan dalam pembelajaran kecakapan bermain bola basket: a. Siswa dapat mengerti, menguasai, dan mempraktekkan teknik dasar bola basket dengan baik dan benar. b. Kesalahan teknik dapat dikenali dari awal karena ada koreksi dari guru, sehingga dapat meminimilkan kesalahan teknik. 2. Kelemahan pendekatan latihan dalam pembelajaran kecakapan bermain bola basket: a. Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulang-ulang gerakan yang sama secara terus menerus dan menunggu giliran untuk melakukan tugas ajar. b. Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pembelajaran harus dilkukan secara runtut.

31

c. Siswa kurang memahami relevasi teknik yang dipelajari terhadap situasi permainan yang sesungguhnya. Berdasarkan karakteristik kelebihan dan kelemahan pendekatan bermain dan latihan tentu akan menimbulkan pengaruh yang berbeda. Perlakuan yang berbeda akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian diduga bahwa, pendekatan pembelajaran bermain dan latihan mempunyai pengaruh berbeda terhadap hasil belajar kecakapan dalam bermain bola basket. Pendekatan pembelajaran bermain dan latihan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Unsur yang dikembangkan dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut berbeda dan masing-masing bermanfaat dalam hasil belajar kecakapan dalam bermain bola basket.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan bermain dan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putera ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009 / 2010. 2. Lebih baik pembelajaran dengan pendekatan bermain daripada pembelajaran dengan pendekatan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putera ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009 / 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Pengambilan data penelitian ini dilakukan di lapangan bola basket SMA Negeri 1 Kartasura.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 1,5 bulan, 3 x seminggu. November 2009-Januari 2010.

B. Metode dan Rancangan Penelitian

1. Metode Eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995:21) menyatakan: “tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan ( treatment ) terhadap kelompok eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan atau di bentuk perlakuan yang berbeda“.

2. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Postest Design“. Gambar rancangan penelitian sebagai berikut:

32

33

S

Pretest

K1

Treatment A

K2

Treatment B

Postttest

MSOP Posttest

Keterangan: S

= Subjek

Pretest

= Tes awal kecakapan bermain bola basket

MSOP

= Matced Subject Ordinal Pairing

K1

= Kelompok Eksperimen 1

K2

= Kelompok Eksperimen 2

Treatment A = Pendekatan Pembelajaran Bermain Treatment B = Pendekatan Pembelajaran Latihan Posttest

= Test akhir kecakapan bermain bola basket

Untuk menyeimbangkan kelompok digunakan dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi ( 1995 : 485 ) sebagai berikut: 1

2

4

3

5

6

8

7

9

dst.

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variable bebas ( independent ) dan satu variable terikat ( dependent ), yaitu: 1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: a. Pendekatan pembelajaran bermain. b. Pendekatan pembelajaran latihan.

34

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecakapan bermain bola basket. D. Definisi Operasional Variabel

1. Pendekatan bermain Pendekatan bermain merupakan suatu cara pembelajaran keterampilan dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini pembelajaran kecakapan bermain bola basket yang dikonsep dalam bentuk permainan

ditujukan

untuk

mengembangkan

kebugaran

jasmani,

untuk

mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif.

2. Pendekatan latihan Pendekatan latihan merupakan cara mengajar yang berpusat pada guru, semua kegiatan siswa sama dengan kegiatan yang dilakukan guru. Jika ditinjau dari tujuan pendidikan jasmani, maka pendekatan latihan sudah tidak sesuai lagi, namun pada kenyataannya pendekatan latihan masih banyak diterapkan atau digunakan para guru penjasorkes.

3. Hasil belajar kecakapan bermain bola basket Suatu perubahan kemampuan kecakapan bermain bola basket

yang

dicapai siswa setelah memperoleh pembelajaran kecakapan bermain bola basket dengan pendekatan bermain dan pendekatan latihan. Perubahan yang ada dapat dilihat atau diukur melalui tes kecakapan bermain bola basket dengan membandingkan hasil tes awal (sebelum diberi perlakuan) dengan tes akhir (setelah diberi perlakuan). Setelah itu dibandingkan hasil tes antara siswa yang diberikan perlakuan dengan pendekatan bermain dan pendekatan latihan lebih bagus yang mana. E. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Kartasura berjumlah 30 orang. Dalam penelitian ini

35

dilakukan penelitian populasi dengan demikian tidak mengambil sampel melainkan meniliti seluruh jumlah populasi.

F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji reliabilitas, uji prasyarat analisis dan pengujian hipotesis. Adapun langkah-langkah dari analisis data sebagai berikut: 1. Mencari Reliabilitas Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan rumus ANAVA dari Mulyono Biyakto Atmojo ( 2001 : 47 ) sebagai berikut: R = MS A – MS W MS A Keterangan: R

= koefisien reliabilitas

MS A = jumlah rata-rata antar kelompok MS A = jumlah rata-rata dalam kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah dari masing-masing uji prasyarat analisis sebagai berikut: a. Uji Normalitas ( Metode Liliefors ) Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors dari Sudjana (2005:466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut: a. Pengamatan x1, x2, ….. xn dijadikan bilangan baku z1, z2,…… zn dengan menggunakan rumus : a.

Zi

= Xi – X S

Keterangan: Xi

= Dari variable masing-masing sampel

36

X

= Rata-rata

S

= Simpangan baku

b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi ) = P ( z ≤ zi ) c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, …… zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S ( zi ). S ( zi ) = banyaknya z1, z2, …..zn yang ≤ zi n

maka:

d. Hitung selisih F ( zi ) – S ( zi ) kemudian ditentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut sebutlah harga terbesar ini Lo.

b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet ) Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: a. Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel: dk ( n-1 ), 1/dk, Sdi2, dan ( dk )log Sdi2. b. Menghitung varians gabungan dari semua sampel. Rumusnya:

s2 = ∑ ( ni – 1 ) Si2 ∑ ( n1 – 1 )

B = log Sd2 ( n-1 ) c. Menghitung X2 rumusnya: X2 = ( Ln 10 ) B – ( n- 1 ) logSdi dengan ( Ln 10 ) = 2,3026 hasilnya ( X2 hiutng ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk ( n-1 ) d. Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaiknya apabila X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

37

c. Uji Perbedaan Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari Sutrisno Hadi ( 1995 : 457 ) sebagai berikut:

t=

Md √∑d2 N(N–1)

Keterangan : t

= nilai uji perbedaan

Md

= mean perbedaan dari pasangan

∑d2

= jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan

N

= jumlah pasangan Untuk mencari mean diviasi digunakan rumus sebagai berikut: Md =│∑D│ N

Keterangan : D

= jumlah masing-masing subjek

N

= jumlah pasangan Menghitung prosentase peningkatan kecakapan bermain bola basket antara

pendekatan pembelajaran dengan bermain dan latihan menggunakan rumus sebagai berikut:

Prosentase peningkatan = Mean different (mean posttest-mean pretest) x 100 Mean pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir pada kecakapan bermain bola basket. Berikut ini disajikan deskripsi data, uji prasyarat analisis, hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Kecakapan Bermain Bola Basket Pada Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2). Hasil

Hasil

tertinggi

terendah

15

189

Akhir

15

Kelompok

Awal

II

Akhir

Kelompok

Tes

N

Mean

SD

Kelompok

Awal

155

167.13

9.33

I

195

166

180.33

8.02

15

182

126

164.67

13.02

15

190

164

173.40

9.37

B. Mencari Reliabilitas Dalam penelitian ini dilakukan penghitungan reliabilitas data hasil tes dengan maksud untuk memenuhi tingkat keajegan hasil tes yang diperoleh. Adapun hasil uji reliabilitas kecakapan bermain bola basket siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura. Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil tes

Reliabilitas

Kategori

Awal passing bola basket

0.87

Tinggi

Awal shooting bola basket

0.91

Tinggi sekali

Awal dribble bola basket

0.87

Tinggi

Akhir passing bola basket

0.91

Tinggi sekali

Akhir shooting bola basket

0.67

Cukup

Akhir dribble bola basket

0.86

Tinggi

38

39

Adapun pengertian kategori reliabilitas tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B (1992:15) sebagai berikut:

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas. Kategori

Validitas

Reliabilitas

Obyektivitas

Tinggi sekali

0,80 - 1,00

0,90 – 1,00

0,95 – 1,00

Tinggi

0.80 – 0,89

0,80 – 0,89

0,85 – 0,94

Cukup

0,60 – 0,79

0,60 – 0,79

0,70 – 0,84

Kurang

0,40 – 0,59

0,40 – 0,59

0,50 – 0,69

Tidak signifikan

0,00 – 0,39

0,00 – 0,39

0,00 – 0,49

C. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujia prasyarat analisis. Pengujian persyaratan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusinya kenormalannya dari data tes awal kecakapan bermain bola basket. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) sebagai berikut :

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data. Kelompok

N

M

SD

Lhitung

Lt 5%

K1

15

167.13

9.3340

0.20

0.22

K2

15

164.67

13.0201

0.21

0.22

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1) diperoleh nilai Lhitung = 0.20, nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.22. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal. Sedangkan hasil dari uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2) diperoleh nilai Lhitung = 0.21,

40

ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.22. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2) termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memilki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memilki perbedaan, maka perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) sebagai berikut :

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data. Kelompok

N

SD2

K1

15

87.12

K2

15

169.52

Fhitung

Ft5%

0.51

2.53

Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 0.51. Sedangkan dengan db = 14 lawan 14, angka Ft = 2.53. Ternyata nilai Fhitung = 0.51 lebih kecil dari Ft = 2.53. Karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji perbedannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui perbedaan pada kedua kelompok tersebut, selama diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) sebelum diberi adalah sebagai berikut :

41

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2). Kelompok

N

Mean

K1

15

167.13

K2

15

164.67

thitung

ttable 5%

1.25

1.76

Berdasarkan hasil uji perbedaan antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) diperoleh thitung sebesar 1.25 dan ttabel dengan N = 15, db = 15-1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 1.76. Hal ini menunjukan thitung < ttabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Dengan demikian antara kelompok 1 (K1) dengan kelompok 2 (K2) sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan pada awalnya.

2.

Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Setelah dilakukan pembelajaran kecakapan bola basket, yaitu kelompok 1 (K1) mendapat perlakuan pendekatan bermain dan kelompok 2 (K2) mendapat perlakuan pendekatan latihan, kemudian dilakukan uji perbedaan. Hasil uji perbedaan setelah diberi perlakuan sebagai berikut : 1. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 (K1) yaitu : Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1 (K1). Kelompok 1

N

Mean

Tes awal

15

167.13

Tes akhir

15

180.33

thitung

ttabel 5%

3.17

1.76

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 1 (K1) diperoleh nilai thitung sebesar 3.17 dan ttabel dengan N = 15-1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.76. Hal ini menunjukan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak, sehingga antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 (K1) terdapat perbedaan yang signifikan.

42

2. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 (K2) yaitu : Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 2 (K2). Kelompok 2

N

Mean

Tes awal

15

164.67

Tes akhir

15

173.40

thitung

ttabel 5%

2.66

1.76

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 2 (K2) diperoleh nilai thitung sebesar 2.66 dan ttabel dengan N = 15-1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.76. Hal ini menunjukan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak, sehingga antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 (K2) terdapat perbedaan yang signifikan.

3. Hasil uji perbedaan hasil tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2). Kelompok

N

Mean

K1

15

180.33

K2

15

173.40

thitung

ttabel5%

2.03

1.76

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) diperoleh nilai thitung sebesar 2.03 dan ttabel dengan N = 15-1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.76. Hal ini menunjukan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak, sehingga hasil tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) terdapat perbedaan yang signifikan.

a. Perbedaan Presentase Peningkatan. Untuk mengetahui kelompok mana yang memilki prosentase peningkatan kemampuan kecakapan bermain bola basket yang lebih baik, dilakukan

43

penghitungan perbedaan prosentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan kecakapan bermain bola basket dalam prosen antara kelompok 1 (K1) dan kelompok (K2) sebagai berikut : Table 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Kecakapan Bermain Bola Basket Antara Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2) Mean

Mean

Mean

Presentase

Pre test

Post test

different

peningkatan

15

167.13

180.33

13.2

7.31%

15

164.67

173.40

8.73

5.04%

Kelompok

N

K1 K2

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 (K1) memilki peningkatan kemampuan kecakapan bermain bola basket sebesar 7.31%. Sedangkan kelompok 2 (K2) memiliki peningkatan kemampuan kecakapan bermain bola basket sebesar 5.04%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) memiliki prosentase peningkatan kemampuan kecakapan bermain bola basket yang lebih besar dari pada kelompok 2 (K2).

E. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan

Pengaruh

Pendekatan

Bermain

dan

Latihan

Pada

Kecakapan Bermain Bola Basket. Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, karena hasil perhitungan dari dati tes akhir kedua kelompok diperoleh thitung sebesar 2.03. Dari nilai tersebut menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), dengan db = 15-1 = 14 pada taraf signifikansi 0.05 (5%) ttabel sebesar 1.76. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kecakapan bermain bola basket dengan pendekatan bermain dan pendekatan latihan. Hal ini karena dari masing-masing pendekatan tersebut memiliki penekanan yang berbeda dan keduannya memilki kelemahan dan

44

kelebihan masing-masing. Selain itu pemberian perlakuan yang diberikan pelaku juga akan memberikan respon yang berbeda pula. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh pendekatan bermain dan pendekatan latihan terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putera ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartsura tahu 2009/2010 dapat diterima kebenarannya.

2. Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain Lebih Baik Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Bola Basket. Berdasarkan

hasil

perhitungan

prosentase

peningkatan

kemampuan

kecakapan bola basket antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) menunjukkan bahwa kelompok 1 (K1) memilki peningkatan yang lebih besar dibandingkan kelompok 2 (K2). Kelompok 1 (K1) mengalami peningkatan kemampuan kecakapan bola basket sebesar 7.31%, sedangkan kelompok 2 (K2) mengalami peningkatan kemampuan kecakapan bola basket sebesar 5.04%. kecakapan bola basket

185 180 175 170 165 160 Test Awal

Test Akhir

Gambar 1. Diagram Pendekatan Bermain ( KI ) kecakapan bola basket

185 180 175 170 165 160 Test Awal

Test Akhir

Gambar 2. Diagram Pendekatan Latihan (K2).

45

Prosentase peningkatan kemampuan kecakapan bola basket pada kelompok 1 (K1) lebih besar karena, pendekatan bermain memiliki ciri sederhana, menyenangkan, dan dapat mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki hingga maksimal. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan siswa akan lebih cepat beradaptasi pada saat pembelajaran. Sedangkan pada pendekatan latihan siswa merasa cepat bosan dan kurang tertarik dengan pendekatan latihan yang diberikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pendakatan bermain lebih baik pengaruhnya terhadap kecakapan bermain bola basket pada siswa putera ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010 dapat diterima kebenarannya.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan bermain dengan pendekatan latihan terhadap kecakapan bola basket pada siswa putera ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010. Dengan nilai perhitungan hasil tes akhir masing-masing kelompok diperoleh nilai thitung sebesar 2.03 dan ttabel sebesar 1.76 dengan taraf signifikansi 5%. 2. Pembelajaran

bola

basket

dengan

pendekatan

bermain

lebih

baik

pengaruhnya terhadap hasil kecakapan bola basket pada siswa putera ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2009/2010. Pembelajaran dengan pendekatan bermain memiliki prosentase peningkatan kemampuan kecakapan bola basket sebesar 7.31%. Sedangkan pendekatan latihan memilki prosentase peningkatan kemampuan kecakapan bola basket sebesar 5.04%.

B. Implikasi Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pembelajaran bola basket dengan pendekatan bermain lebih baik pengaruhnya dari pada pembelajaran bola basket dengan pendekatan latihan terhadap peningkatan kemampuan kecakapan bola basket. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini bahwa, setiap pembelajaran bola basket memiliki efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan kecakapan bola basket. Oleh karena itu, dalam menerapkan suatu pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kemampuan kecakapan bola basket harus sesuai dan tepat dengan kondisi siswa. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan pembelajaran bola baket, khususnya untuk meningkatkan kemampuan kecakapan bola basket.

46

47

C. Saran Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang telah ditimbulkan, maka kepada guru Penjasorkes di SMA Negeri 1 Kartasura disarankan hal-hal sebagai berikut : 1.

Kepada

guru

yang

belum

menerapkan

pendekatan

bermain

pada

pembelajaran bola basket, hendaknya mencoba teknik tersebut sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kecakapan bola basket. 2. Untuk meningkatkaan kemampuan kecakapan bola basket hendaknya guru mengetahui karakteristik siswa sehingga akan membantu guru dalam menentukan pendekatan yang sesuai dan efektif. 3. Bagi calon peneliti dapat digunakan sebagai acuan bahwa banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kecakapan bola basket. Dimana kecakapan bola basket harus dimiliki setiap pemain bola basket.

48

DAFTAR PUSTAKA

A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, Zainal Arifin. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya CV. Agus Margono. 2010. Permainan Bola Basket. Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan (UNS Press). Andi Suhendro. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka Amung Ma’mum dan Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bolavoli Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Direktorat

Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga. Beltasar Tarigan. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepakbola. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga. Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. FIBA Central Board. 2008. PERATURAN RESMI BOLABASKET 2008. Beijing: International Basketball Federation. FKIP UNS. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press. Harsono, 2000. Perencanaan Program Latihan. Bandung: Komisi Pusat Pengendali Latihan KONI PUSAT. Hartyani Zolt. 2006. Bola Basket Untuk Semua. Jakarta: Bidang III PB PERBASI. http://cafestudi061.wordpress.com http://www.digilib.unnes.ac.id.

49

http://www.penyelenggaraan-pendidikan-di-alta.html. Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Muhammad Muhyi Faruq. 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan

dan Olahraga

Bola

Basket. Surabaya:

PT Gramedia

Widiasarana Indonesia. Mulyono Biyakto Atmojo. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta: UNS Press. Nana Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Neumann,Hannes. 1984. Bola Basket Pendidikan Dasar dan Latihan. Jakarta: PT Gramedia. Ngatman. 2001. Tes dan Pengukuran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soeharno. Hp. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta :IKIP Yogyakarta. Stocker Gerhard. 1982. Bola Basket Dari Permainan sampai Pertandingan. Jakarta: PT Gramedia. Sudjana, 2002. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: PT Tarsito.

50

Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta.: UNS Press. Sugiyanto. 1996. Belajar Gerak 1. Surakarta: UNS Press. Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni. 1998. Belajar Dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press. Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia. Sutrisno Hadi. 1995. Metodologi Research Jilid IV. Semarang: Andi Offset. Wahjoedi. 1999. Jurnal Iptek Olahraga. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK (PPPITOR). Kantor Menteri Negara dan Olahraga. Wissel Hal. 2000. Bola Basket. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

51

52

Lampiran 1 Data tes awal kecakapan bola basket. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nama

Adi Kurniawan Septian. E. S Wicaksono. D. H Surya Nur Indrawan Azar. Z Bima Cahya. N Zubein Ubi Judu Renal Irzal Fandi Aftoni Mandriyanto Arga Dwi Nuryawan Afri Bagas Muh. Mustofa Afri Bagus Yoga Caraka Afif Faisal Dimas Karisma Alfian Ade Hengki Yudha Dimas Wijaya Robby Eka Bramastia Ganang Tege Cahyo Nuel Romi Luis Oky Damar Yudha

tes awal

t score

passing shooting dribble

24 19 15 18 21 14 16 20 17 21 23 22 14 22 18 17 20 19 16 15 21 22 16 13 17 19 22 18 24 19

6 5 6 6 2 7 6 7 2 5 2 5 3 2 4 5 3 6 7 5 3 2 4 2 3 2 1 2 3 1

9.19 9.15 9.41 9.57 9.46 15.46 9.85 9.69 10.15 10.87 10.38 11.01 9.38 9.17 11.15 10.78 10.05 9.54 9.22 10.20 9.33 9.41 9.27 10.9 10.00 10.02 9.38 10.05 9.25 11.12

passing

shooting

dribble

73 57 43 53 67 40 47 60 63 63 70 67 47 67 53 50 60 57 53 53 63 67 47 70 60 57 67 53 73 63

36 34 36 36 28 38 38 38 28 34 28 36 30 28 32 34 30 36 38 34 30 28 32 28 30 28 28 28 30 28

80 80 78 77 79 48 76 77 77 71 74 71 74 71 78 80 70 72 77 78 79 75 79 71 78 75 79 75 79 70

Jumlah

189 171 157 166 174 126 161 175 168 168 172 174 151 166 163 164 160 165 168 165 172 170 158 169 168 160 174 156 182 161

53

Lampiran 2 Data re test tes awal kecakapan bola basket. No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nama

Adi Kurniawan Septian. E. S Wicaksono. D. H Surya Nur Indrawan Azar. Z Bima Cahya. N Zubein Ubi Judu Renal Irzal Fandi Aftoni Mandriyanto Arga Dwi Nuryawan Afri Bagas Muh. Mustofa Afri Bagus Yoga Caraka Afif Faisal Dimas Karisma Alfian Ade Hengki Yudha Dimas Wijaya Robby Eka Bramastia Ganang Tege Cahyo Nuel Romi Luis Oky Damar Yudha

tes awal

re test

passing

shooting

dribble

passing

shooting

dribble

24 19 15 18 21 14 16 20 17 21 23 22 14 22 18 17 20 19 16 15 21 22 16 13 17 19 22 18 24 19

6 5 6 6 2 7 6 7 2 5 2 5 3 2 4 5 3 6 7 5 3 2 4 2 3 2 1 2 3 1

9.19 9.15 9.41 9.57 9.46 15.46 9.85 9.69 10.15 10.87 10.38 11.01 9.38 9.17 11.15 10.78 10.05 9.54 9.22 10.20 9.33 9.41 9.27 10.90 10.00 10.02 9.38 10.05 9.25 11.12

22 18 15 17 22 13 15 20 21 21 23 21 16 22 17 14 18 17 18 18 18 22 15 21 20 17 18 18 22 21

5 5 4 5 2 5 7 5 1 5 1 6 3 1 3 5 3 5 6 4 3 2 4 2 1 2 2 2 1 2

9.19. 9.29 9.57 10.03 9.19 16.11 9.86 10.12 9.53 12.02 10.50 10.91 9.40 9.46 11.20 11.13 9.60 10.14 9.56 10.13 10.14 10.17 11.02 13.24 9.45 12.50 9.40 12.30 10.02 11.47

54

Lampiran 3 Pembagian kelompok sampel berdasarkan sistem oridinal pairing. Bermain

Score

Latihan

Score

Adi kurniawan Azar. Z Judu Renal Bramastia Arga Dwi N Hengki Yudha Cahyo Nuel Dhimas Kharisma Robby Eka Yudha Ganang Tege Wicaksono Yoga Caraka Muh. Mustofa

189 175 175 173 172 170 169 169 167 162 161 158 157 155 155

Damar Afri Bagus Afri Bagas Luiz Alfian Ade Septian E S Aftoni M Irzal Fandi Surya Nur Dimas Wijaya Zubein Ubi Romi Afif Faisal Oky Bima Cahya

182 175 174 174 171 171 168 168 166 162 161 160 156 156 126

55

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Data Hasil Tes awal Pengukuran Passing No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

I

II

X1

X2

24

22

19

18

15

15

18

17

21

22

14

13

16

15

20

20

17

21

21

21

23

23

22

21

14

16

22

22

18

17

17

14

20

18

19

17

16

18

15

18

21

18

22

22

16

15

23

21

17

20

19

17

22

18

18

18

24

22

19

X12

T1

x

1

560

x

2

T12

46 37 30 35 43 27 31 40 38 42 46 43 30 44 35 31 38 36 34 33 39 44 31 44 37 36 40 36 46 40

576 361 225 324 441 196 256 400 289 441 529 484 196 484 324 289 400 361 256 225 441 484 256 529 289 361 484 324 576 361

484 324 225 289 484 169 225 400 441 441 529 441 256 484 289 196 324 289 324 324 324 484 225 441 400 289 324 324 484 441

2116 1369 900 1225 1849 729 961 1600 1444 1764 2116 1849 900 1936 1225 961 1444 1296 1156 1089 1521 1936 961 1936 1369 1296 1600 1296 2116 1600

1132

11162

10674

43560

21 572

X22

T

1

x

1

2

x

2 2

T

1

2

56

Langkah 2 Dari perhitungan di atas diperoleh :

x x

=  Ti = 1132 2

= 11162 + 10674 =21836

2

= 43560

T

i

n

= 30

k

=2

n.k = 60

Langkah 3 Mencari SST, SSA, SSw dengan rumus :

 x  

2

SS T = SS A 

x

2

= 21836 

n.k

T

2

i

k



SSW   x 2 

( x) 2 n.k

T

i

k



12814242 = 21836 – 21357 = 479 60

43560  21357  21780  21357  423 2

2

 21836  21780  56

Langkah 4 Ceking untuk membuktikan SST = SSA + SSw SST = 423 + 56 SST = 479 (sesuai) Langkah 5 Hitung harga ketiga derajat kebebasan dengan rumus : dfT = (n.k)-1

= (30 .2)-1 = 59

dfA = n-1

= 30 – 1

= 29

dfw = n. (k-1) = 30 . 1

= 30

57

Langkah 6 Ceking untuk membuktikan bahwa dfT = dfA + dfw dfT = 29 + 30 dfT = 59 (sesuai) Langkah 7 Hitung harga MSA dan MSW dengan rumus : MSA =

SS A 423   15 df A 29

MSw =

SS w 56  2 df w 30

Langkah 8 Masukkan harga df, SS dan MS ke dalam tabel ANAVA : Sumber

df

SS

MS

Diantara Subyek

dfA =

29

SSA =

423

MSA =

15

Dalam Subyek

dfW =

30

SSW =

56

MSW =

2

Total

dfT =

59

SST =

479

Langkah 9 Menghitung Reliabilitas dengan rumus : R

MS A  MSW MS A

15  2 15  0.87 

Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.87

58

Lampiran 5 Uji Reliabilitas Data Hasil Tes awal Pengukuran Shooting Langkah I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

I

II

X1

X2

6

5

5

5

6

4

6

5

2

2

7

5

6

7

7

5

2

1

5

5

2

1

5

6

3

3

2

1

4

3

5

5

3

3

6

5

7

6

5

4

3

3

2

2

4

4

2

2

3

1

2

2

1

2

2

2

3

1

1

1

102

x

2

X22

T12

11 10 10 11 4 12 13 12 3 10 3 11 6 3 7 10 6 11 13 9 6 4 8 4 4 4 3 4 4 3

36 25 36 36 4 49 36 49 4 25 4 25 9 4 16 25 9 36 49 25 9 4 16 4 9 4 1 4 9 1

25 25 16 25 4 25 49 25 1 25 1 36 9 1 9 25 9 25 36 16 9 4 16 4 1 4 4 4 1 4

121 100 100 121 16 144 169 144 9 100 9 121 36 9 49 100 36 121 169 81 36 16 64 16 16 16 9 16 16 9

219

563

438

1969

2 117

x

X12

T1

T

1

x

1

2

x

2 2

T

1

2

59

Langkah 2 Dari perhitungan di atas diperoleh :

x x

=  Ti = 219 2

= 563 + 438 = 1001

2

= 1969

T

i

n

= 30

k

=2

n.k = 60

Langkah 3 Mencari SST, SSA, SSw dengan rumus :

 x  

2

SS T = SS A 

x

2

= 1001

n.k

T

2

i

k



SSW   x 2 

( x ) 2 n.k

T

i

k



47961 = 1001 – 799 = 202 60

1969  799  985  799  185 2

2

 1001  985  17

Langkah 4 Ceking untuk membuktikan SST = SSA + SSw SST = 185 + 17 SST = 202 (sesuai) Langkah 5 Hitung harga ketiga derajat kebebasan dengan rumus : dfT = (n.k)-1

= (30 .2)-1 = 59

dfA = n-1

= 30 – 1

= 29

dfw = n. (k-1) = 30 . 1

= 30

60

Langkah 6 Ceking untuk membuktikan bahwa dfT = dfA + dfw dfT = 29 + 30 dfT = 59 (sesuai) Langkah 7 Hitung harga MSA dan MSW dengan rumus : MSA =

SS A 185  6 df A 29

MSw =

SS w 17  1 df w 30

Langkah 8 Masukkan harga df, SS dan MS ke dalam tabel ANAVA : Sumber Diantara Subyek Dalam Subyek

df

SS

dfA =

29

SSA =

185

MSA =

6

dfW =

30

SSW =

17

MSW =

1

Total

dfT =

59

SST =

202

Langkah 9 Menghitung Reliabilitas dengan rumus : R

MS A  MSW MS A

6 1 6  0.91 

Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.91

MS

61

Lampiran 6. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes awal Pengukuran dribble Langkah I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

I

II

X1

X2

9.35

9.19

9.15

9.29

9.41

9.57

9.57

10.03

9.46

9.19

15.46

16.11

9.85

9.86

9.69

10.12

10.15

9.53

10.87

12.02

10.38

10.50

11.01

10.91

9.38

9.40

9.17

9.46

11.15

11.20

10.78

11.13

10.05

9.60

9.54

10.14

9.22

9.56

10.20

10.13

9.33

10.14

9.41

10.17

9.27

11.02

10.90

13.24

10.00

9.45

10.02

12.50

9.38

9.40

10.05

12.30

9.25

10.02

11.12 302.57

11.47 316.65

x

1

x

X12

X22

T12

18.54 18.44 18.98 19.60 18.65 31.57 19.71 19.81 19.68 22.89 20.88 21.92 18.78 18.63 22.35 21.91 19.65 19.68 18.78 20.33 19.47 19.58 20.29 24.14 19.45 22.52 18.78 22.35 19.27 22.59

87.42 83.72 88.55 91.58 89.49 239.01 97.02 93.90 103.02 118.16 107.74 121.22 87.98 84.09 124.32 116.21 101.00 91.01 85.01 104.04 87.05 88.55 85.93 118.81 100.00 100.40 87.98 101.00 85.56 123.65

84.46 86.30 91.58 100.60 84.46 259.53 97.22 102.41 90.82 144.48 110.25 119.03 88.36 89.49 125.44 123.88 92.16 102.82 91.39 102.62 102.82 103.43 121.44 175.30 89.30 156.25 88.36 151.29 100.40 131.56

343.73 340.03 360.24 384.16 347.82 996.66 388.48 392.44 387.30 523.95 435.97 480.49 352.69 347.08 499.52 480.05 386.12 387.30 352.69 413.31 379.08 383.38 411.68 582.74 378.30 507.15 352.69 499.52 371.33 510.31

619.22

3093.45

3407.46

12976.23

x

x

T1

2

T

1

1

2

2 2

T

1

2

62

Langkah 2 Dari perhitungan di atas diperoleh :

x x

=  Ti = 619.22 2

= 3093.45 + 3407.46 = 6500.91

2

= 12976.23

T

i

n

= 30

k

=2

n.k = 60

Langkah 3 Mencari SST, SSA, SSw dengan rumus :

 x  

2

SS T = SS A 

x

2

= 6500.91 

n.k

T

2

i

k



SSW   x 2 

( x ) 2 n.k

T

i

k



383433.41 = 6500.91 – 6390.56 = 110.35 60

12976.23  6390.56  6488.12  6390.56  97.56 2

2

 6500.91  6488.12  12.79

Langkah 4 Ceking untuk membuktikan SST = SSA + SSw SST = 97.56 + 12.79 SST = 110.35 (sesuai) Langkah 5 Hitung harga ketiga derajat kebebasan dengan rumus : dfT = (n.k)-1

= (30 .2)-1 = 59

dfA = n-1

= 30 – 1

= 29

dfw = n. (k-1) = 30 . 1

= 30

63

Langkah 6 Ceking untuk membuktikan bahwa dfT = dfA + dfw dfT = 29 + 30 dfT = 59 (sesuai) Langkah 7 Hitung harga MSA dan MSW dengan rumus : MSA =

SS A 97.56   3.36 df A 29

MSw =

SS w 12.79   0.43 df w 30

Langkah 8 Masukkan harga df, SS dan MS ke dalam tabel ANAVA : Sumber Diantara Subyek Dalam Subyek

df

SS

MS

dfA =

29.00

SSA =

97.56

MSA =

3.36

dfW =

30.00

SSW =

12.79

MSW =

0.43

Total

dfT =

59.00

SST =

110.35

Langkah 9 Menghitung Reliabilitas dengan rumus : R

MS A  MSW MS A

3.36  0.43 3.36  0.87 

Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.87

64

Lampiran 7. Uji Normalitas Data dengan Uji Liliefors pada Kelompok 1 mean X 155 155 157 158 161 162 167 169 169 170 172 173 175 175 189

167.13 Zi -1.30 -1.30 -1.09 -0.98 -0.66 -0.55 -0.01 0.20 0.20 0.31 0.52 0.63 0.84 0.84 2.34

SD F(zi) 0.10 0.10 0.14 0.16 0.26 0.29 0.49 0.58 0.58 0.62 0.70 0.74 0.80 0.80 0.99

S(Zi) 0.1 0.1 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5 0.6 0.7 0.7 0.9 0.9 1.0 1.0 Lo Ltabel

9.3340 |F(zi)S(zi)| 0.03 0.04 0.13 0.10 0.14 0.11 0.04 0.05 0.02 0.11 0.03 0.13 0.07 0.20 0.01 0.20 0.22

Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.20 dengan N = 15 dan taraf signifikansi 5 % nilai Ltabel = 0.22. nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel (Lhitung < Ltabel). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima. Yang berarti bahwa data tes awal Kelompok 1 berdistribusi normal.

65

Lampiran 8. Uji Normalitas Data dengan Uji Liliefors pada Kelompok 2 mean X 126 156 156 160 161 162 166 168 168 171 171 174 174 175 182

164.67 Zi -2.97 -0.67 -0.67 -0.36 -0.28 -0.20 0.10 0.26 0.26 0.49 0.49 0.72 0.72 0.79 1.33

SD F(zi) 0.00 0.25 0.25 0.36 0.39 0.42 0.54 0.60 0.60 0.69 0.69 0.76 0.76 0.79 0.91

S(Zi) 0.1 0.1 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5 0.6 0.7 0.7 0.9 0.9 1.0 1.0 Lo Ltabel

13.0201 |F(zi)S(zi)| 0.07 0.12 0.01 0.09 0.01 0.02 0.01 0.07 0.00 0.05 0.05 0.10 0.10 0.21 0.09 0.21 0.22

Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.21 dengan N = 15 dan taraf signifikansi 5 % nilai Ltabel = 0.22. nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel (Lhitung < Ltabel). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima. Yang berarti bahwa data tes awal Kelompok 2 berdistribusi normal.

66

Lampiran 9. Hasil Uji Homogenitas Data Tes Awal Pada Kelompok 1 dan 2 Variabel

Kelompok 1

No.

Atributif

Data Tes

Y1

189 175 175 173 172 170 169 169 167 162 161 158 157 155 155

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Jumlah Rerata

2507.00 167.13

SD

9.33

SD 2

87.12

Kelompok 2 2

Y1 35721.00 30625.00 30625.00 29929.00 29584.00 28900.00 28561.00 28561.00 27889.00 26244.00 25921.00 24964.00 24649.00 24025.00 24025.00 420223.00

Y2

182 175 174 174 171 171 168 168 166 162 161 160 156 156 126 2470.00 164.67

2

Y2 33124.00 30625.00 30276.00 30276.00 29241.00 29241.00 28224.00 28224.00 27556.00 26244.00 25921.00 25600.00 24336.00 24336.00 15876.00 409100.00

13.02

169.52

Menghitung Nilai Homogenitas Data Tes Awal Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. Fdbvb : dbvk 

SDbs2 SDbk2

(9.33) 2 (13.02) 2 87.12  169.52  0.51 

Kesimpulan : Dengan db : 14 lawan 14 angka Ftabel 5 % = 2.53, sedangkan harga Fhitung = 0.51 ternyata lebih kecil dari harga Ftabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima yang berarti data kedua kelompok tersebut homogen.

67

Lampiran 10. Uji Perbedaan Hasil Data kemampuan basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 bermain 189 175 175 173 172 170 169 169 167 162 161 158 157 155 155

latihan 182 175 174 174 171 171 168 168 166 162 161 160 156 156 126

D 7.00 0.00 1.00 -1.00 1.00 -1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.00 -2.00 1.00 -1.00 29.00

d 4.53 -2.47 -1.47 -3.47 -1.47 -3.47 -1.47 -1.47 -1.47 -2.47 -2.47 -4.47 -1.47 -3.47 26.53

d2 20.5511 6.0844 2.1511 12.0178 2.1511 12.0178 2.1511 2.1511 2.1511 6.0844 6.0844 19.9511 2.1511 12.0178 704.0178

Penghitungan analisis t-test untuk mengetahui nilai perbedaan antara hasil tes awal pada kelompok 1dan kelompok 2 sebagai berikut : Md 

t

 D  37  2.47 N Md

d

15

2

N ( N  1) 2.47 1.97  1.25 

Kesimpulan : Dari penghitungan t dapat diketahui bahwa thitung = 1.25, dengan demikian dapat dibandingkan pada hasil ttabel dengan db = 15-1= 14 dan taraf signifikansi 5 % dimana ttabel =1.76 sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel , dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2.

68

Lampiran 11. Data Tes Akhir Kecakapan Bola Basket. No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nama

Adi Kurniawan Septian. E. S Wicaksono. D. H Surya Nur Indrawan Azar. Z Bima Cahya. N Zubein Ubi Judu Renal Irzal Fandi Aftoni Mandriyanto Arga Dwi Nuryawan Afri Bagas Muh. Mustofa Afri Bagus Yoga Caraka Afif Faisal Dimas Karisma Alfian Ade Hengki Yudha Dimas Wijaya Robby Eka Bramastia Ganang Tege Cahyo Nuel Romi Luis Oky Damar Yudha

tes akhir

t score

passing shooting dribble

26 23 21 20 22 17 18 21 22 22 25 20 20 23 19 20 24 21 22 21 21 25 20 26 25 23 25 24 23 26

5 3 5 3 2 6 7 5 6 5 5 6 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 6 5 2 2 5 3 5 6

9.02 9.05 9.39 9.49 9.17 11.5 9.5 9.53 9.45 10.9 10.11 10.25 9.39 9.18 9.67 10.62 9.72 10.31 9.11 11.4 9.41 10.22 9.42 11.05 9.38 9.56 9.35 10.15 9.2 9.18

passing

shooting

dribble

80 70 63 60 67 50 53 63 67 67 77 60 60 70 57 60 73 73 67 63 63 77 60 80 77 70 77 73 70 80

34 30 34 30 28 36 38 34 36 34 34 36 34 32 32 32 34 32 34 34 34 32 36 34 28 28 34 30 34 36

80 80 78 78 79 68 78 78 78 71 75 74 79 79 77 72 77 74 80 68 78 74 78 70 78 77 79 75 79 79

Jumlah

194 180 175 168 174 154 169 175 181 172 186 170 173 181 166 164 184 179 181 165 175 183 174 184 183 175 190 178 183 195

69

Lampiran 12. Data Re Test Akhir Kecakapan Bola Basket. No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

tes akhir

Nama

Adi Kurniawan Septian. E. S Wicaksono. D. H Surya Nur Indrawan Azar. Z Bima Cahya. N Zubein Ubi Judu Renal Irzal Fandi Aftoni Mandriyanto Arga Dwi Nuryawan Afri Bagas Muh. Mustofa Afri Bagus Yoga Caraka Afif Faisal Dimas Karisma Alfian Ade Hengki Yudha Dimas Wijaya Robby Eka Bramastia Ganang Tege Cahyo Nuel Romi Luis Oky Damar Yudha

re test

passing

shooting

dribble

passing

shooting

dribble

26 23 21 20 22 17 18 21 22 22 25 20 20 23 19 20 24 21 22 21 21 25 20 26 25 23 25 24 23 26

5 3 5 3 2 6 7 5 6 5 5 6 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 6 5 2 2 5 3 5 6

9.02 9.05 9.39 9.49 9.17 11.5 9.5 9.53 9.45 10.9 10.11 10.25 9.39 9.18 9.67 10.62 9.72 10.31 9.11 11.4 9.41 10.22 9.42 11.05 9.38 9.56 9.35 10.15 9.2 9.18

25 19 19 18 20 15 17 21 21 21 25 20 19 22 19 19 22 21 21 19 21 25 20 24 25 20 23 20 22 24

5 2 4 3 2 5 5 2 6 5 4 6 4 3 3 4 3 3 5 3 5 3 6 5 2 2 4 3 3 6

9.85 9.57 9.5 10.25 11.52 10.02 9.72 11.68 9.58 9.62 10.25 10.5 9.5 9.23 9.8 10.98 10.58 10.95 10.04 12.02 10.55 10.33 9.68 12.12 10.06 9.72 9.86 10.35 9.35 9.55

70

Lampiran 13. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes akhir Pengukuran Passing No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

I

II

X1

X2

26

25

22

21

21

21

25

25

25

25

22

21

26

24

25

25

24

22

21

21

24

26

20

20

19

21

19

19

20

18

23

22

23

20

20

20

25

23

21

19

23

19

22

20

22

21

18

20

21

21

18

17

22

23

20

19

24

20

15

X12

T1

x

1

635

x

2

T12

51 43 42 50 50 43 50 50 46 42 50 40 40 38 38 45 43 40 48 40 42 42 43 38 42 35 45 39 44 32

676 484 441 625 625 484 676 625 576 441 576 400 361 361 400 529 529 400 625 441 529 484 484 324 441 324 484 400 576 225

625 441 441 625 625 441 576 625 484 441 676 400 441 361 324 484 400 400 529 361 361 400 441 400 441 289 529 361 400 289

2601 1849 1764 2500 2500 1849 2500 2500 2116 1764 2500 1600 1600 1444 1444 2025 1849 1600 2304 1600 1764 1764 1849 1444 1764 1225 2025 1521 1936 1024

1291

14546

13611

56225

17 656

X22

T

1

x

1

2

x

2 2

T

1

2

71

Langkah 2 Dari perhitungan di atas diperoleh :

x x

=  Ti = 1291 2

= 14546 + 13611 =28157

2

= 56225

T

i

n

= 30

k

=2

n.k = 60

Langkah 3 Mencari SST, SSA, SSw dengan rumus :

 x  

2

SS T = SS A

x

2

n.k

T 

2

i

k



SSW   x 2 

= 28157 

( x) 2 n.k

T

i

k



1666681 = 28157 – 27778 = 379 60

56225  27778  28113  27778  335 2

2

 28157  28113  44

Langkah 4 Ceking untuk membuktikan SST = SSA + SSw SST = 335 + 44 SST = 379 (sesuai) Langkah 5 Hitung harga ketiga derajat kebebasan dengan rumus : dfT = (n.k)-1

= (30 .2)-1 = 59

dfA = n-1

= 30 – 1

= 29

dfw = n. (k-1) = 30 . 1

= 30

72

Langkah 6 Ceking untuk membuktikan bahwa dfT = dfA + dfw dfT = 29 + 30 dfT = 59 (sesuai) Langkah 7 Hitung harga MSA dan MSW dengan rumus : MSA =

SS A 335   12 df A 29

MSw =

SS w 44  1 df w 30

Langkah 8 Masukkan harga df, SS dan MS ke dalam tabel ANAVA : Sumber

df

SS

MS

Diantara Subyek

dfA =

29

SSA =

335

MSA =

12

Dalam Subyek

dfW =

30

SSW =

44

MSW =

1

Total

dfT =

59

SST =

379

Langkah 9 Menghitung Reliabilitas dengan rumus : R

MS A  MSW MS A

12  1 12  0.91 

Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.91

73

Lampiran 14. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes akhir Pengukuran Shooting Langkah I I

II

X1

X2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

5

5

2

2

4

5

4

3

2

5

5

5

5

4

2

2

5

4

3

5

6

5

6

6

5

5

3

4

5

3

5

5

4

3

6

6

5

5

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

4

4

3

2

5

4

6

5

3

3

5

3

5

7

2

2

3

4

3

3

No.

6

1

125

x

2

X22

T12

10 4 9 7 7 10 9 4 9 8 11 12 10 7 8 10 7 12 10

25 4 16 16 4 25 25 4 25 9 36 36 25 9 25 25 16 36 25

25 4 25 9 25 25 16 4 16 25 25 36 25 16 9 25 9 36 25

100 16 81 49 49 100 81 16 81 64 121 144 100 49 64 100 49 144 100

8 5 9 11 6 8 12 4 7 6 12

16 9 25 36 9 25 25 4 9 9 36

16 4 16 25 9 9 49 4 16 9 36

64 25 81 121 36 64 144 16 49 36 144

252

589

573

2288

6 127

x

X12

T1

T

1

x

1

2

x

2 2

T

1

2

74

Langkah 2 Dari perhitungan di atas diperoleh :

x x

=  Ti = 252 2

= 589 + 573 = 1162

2

= 2288

T

i

n

= 30

k

=2

n.k = 60

Langkah 3 Mencari SST, SSA, SSw dengan rumus :

 x  

2

SS T = SS A

x

2

n.k

T 

2

i

k

SSW   x

2



= 1162 

( x) 2 n.k

T 

i

k



63504 = 1162 – 1058 = 104 60

2288  1058  1144  1058  86 2

2

 1162  1144  18

Langkah 4 Ceking untuk membuktikan SST = SSA + SSw SST = 86 + 18 SST = 104 (sesuai) Langkah 5 Hitung harga ketiga derajat kebebasan dengan rumus : dfT = (n.k)-1

= (30 .2)-1 = 59

dfA = n-1

= 30 – 1

= 29

dfw = n. (k-1) = 30 . 1

= 30

75

Langkah 6 Ceking untuk membuktikan bahwa dfT = dfA + dfw dfT = 29 + 30 dfT = 59 (sesuai) Langkah 7 Hitung harga MSA dan MSW dengan rumus : MSA =

SS A 86  3 df A 29

MSw =

SS w 16  1 df w 30

Langkah 8 Masukkan harga df, SS dan MS ke dalam tabel ANAVA : Sumber Diantara Subyek Dalam Subyek

df

SS

dfA =

29

SSA =

86

MSA =

3

dfW =

30

SSW =

16

MSW =

1

Total

dfT =

59

SST =

104

Langkah 9 Menghitung Reliabilitas dengan rumus : R

MS A  MSW MS A

3 1 3  0.67 

Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.67

MS

76

Lampiran 15. Uji Reliabilitas Data Hasil Tes akhir Pengukuran Dribble Langkah I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

I

II

X1

X2

9.02

9.85

9.17

9.72

9.53

9.62

10.33

10.22

10.11

10.25

9.11

10.02

12.12

11.05

9.38

10.02

9.72

10.58

9.41

10.55

9.18

9.55

9.68

9.42

9.50

9.39

9.67

9.80

9.39

9.50

9.20

9.35

9.18

9.23

10.25

10.50

9.35

9.86

10.31

10.98

9.05

9.57

10.90

11.52

9.45

10.25

9.49

10.02

12.02

11.40

9.50

9.58

9.56

9.72

10.98

10.62

10.15

10.35

11.50 296.21

11.68 304.17

x

1

x

X12

X22

T12

18.87 18.89 19.15 20.55 20.36 19.13 23.17 19.40 20.30 19.96 18.73 19.10 18.89 19.47 18.89 18.55 18.41 20.75 19.21

81.36 84.09 90.82 106.71 102.21 82.99 146.89 87.98 94.48 88.55 84.27 93.70 90.25 93.51 88.17 84.64 84.27 105.06 87.42

97.02 94.48 92.54 104.45 105.06 100.40 122.10 100.40 111.94 111.30 91.20 88.74 88.17 96.04 90.25 87.42 85.19 110.25 97.22

356.08 356.83 366.72 422.30 414.53 365.96 536.85 376.36 412.09 398.40 350.81 364.81 356.83 379.08 356.83 344.10 338.93 430.56 369.02

21.29 18.62 22.42 19.70 19.51 23.42 19.08 19.28 21.60 20.50 23.18

106.30 81.90 118.81 89.30 90.06 144.48 90.25 91.39 120.56 103.02 132.25

120.56 91.58 132.71 105.06 100.40 129.96 91.78 94.48 112.78 107.12 136.42

453.26 346.70 502.66 388.09 380.64 548.50 364.05 371.72 466.56 420.25 537.31

600.38

2945.72

3097.05

12076.84

x

x

T1

2

T

1

1

2

2 2

T

1

2

77

Langkah 2 Dari perhitungan di atas diperoleh :

x x

=  Ti = 600.38 2

= 2945.72 + 3097.05 = 6042.77

2

= 12076.84

T

i

n

= 30

k

=2

n.k = 60

Langkah 3 Mencari SST, SSA, SSw dengan rumus :

 x  

2

SS T = SS A 

x

2

n.k

T

2

i

k

SSW   x

2



= 6042.77 

( x ) 2 n.k

T 

i

k



360456.14 = 6042.77 – 6007.60 = 35.17 60

12076.84  6007.60  6038.42  6007.60  30.82 2

2

 6042.77  6038.42  4.35

Langkah 4 Ceking untuk membuktikan SST = SSA + SSw SST = 30.82 + 4.35 SST = 35.17 (sesuai) Langkah 5 Hitung harga ketiga derajat kebebasan dengan rumus : dfT = (n.k)-1

= (30 .2)-1 = 59

dfA = n-1

= 30 – 1

= 29

dfw = n. (k-1) = 30 . 1

= 30

78

Langkah 6 Ceking untuk membuktikan bahwa dfT = dfA + dfw dfT = 29 + 30 dfT = 59 (sesuai) Langkah 7 Hitung harga MSA dan MSW dengan rumus : MSA =

SS A 30.82   1.06 df A 29

MSw =

SS w 4.35   0.15 df w 30

Langkah 8 Masukkan harga df, SS dan MS ke dalam tabel ANAVA : Sumber Diantara Subyek Dalam Subyek

df

SS

MS

dfA =

29.00

SSA =

97.56

MSA =

1.06

dfW =

30.00

SSW =

12.79

MSW =

0.15

Total

dfT =

59.00

SST =

110.35

Langkah 9 Menghitung Reliabilitas dengan rumus : R

MS A  MSW MS A

1.06  0.15 1.06  0.86 

Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.86

79

Lampiran 16. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 Test awal 189 175 175 173 172 170 169 169 167 162 161 158 157 155 155

tes akhir 194 174 175 183 186 181 184 184 184 175 196 174 176 166 173

D

d 5 -1 0 10 14 11 15 15 17 13 35 16 19 11 18

d2 5 -1 0 10 14 11 15 15 17 13 35 16 19 11 18

25 1 0 100 196 121 225 225 289 169 1225 256 361 121 324

Penghitungan analisis t-test untuk mengetahui nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 sebagai berikut : Md 

 D  198  13.20 N

15

Md

t

d

2

N ( N  1) 13.20 4.16  3.17 

Kesimpulan : Dari penghitungan t dapat diketahui bahwa thitung = 3.17, dengan demikian dapat dibandingkan pada hasil ttabel dengan db = 15-1 = 14 dan taraf signifikansi 5 % dimana ttabel =1.76 sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel , dengan demikian hipotesis nol ditolak. Yang berarti setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1.

80

Lampiran 17. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2 Test awal 182 175 174 174 171 171 168 168 166 162 161 160 156 156 126

tes akhir 183 182 170 190 169 180 172 181 168 165 169 176 164 178 154

D

d 1.00 7.00 -4.00 16.00 -2.00 9.00 4.00 13.00 2.00 3.00 8.00 16.00 8.00 22.00 28.00

1.00 7.00 -4.00 16.00 -2.00 9.00 4.00 13.00 2.00 3.00 8.00 16.00 8.00 22.00 28.00

d2 1.0000 49.0000 16.0000 256.0000 4.0000 81.0000 16.0000 169.0000 4.0000 9.0000 64.0000 256.0000 64.0000 484.0000 784.0000

Penghitungan analisis t-test untuk mengetahui nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 sebagai berikut :

Md 

D N



131  8.73 15

Md

t

d

2

N ( N  1) 8.73 3.28  2.66 

Kesimpulan : Dari penghitungan t dapat diketahui bahwa thitung = 2.66, dengan demikian dapat dibandingkan pada hasil ttabel dengan db = 15-1 = 14 dan taraf signifikansi 5 % dimana ttabel =1.76 sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel , dengan demikian hipotesis nol ditolak. Yang berarti setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2.

81

Lampiran 18. Uji Perbedaan Data Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 bermain 194 174 175 183 186 181 184 184 184 175 196 174 176 166 173

latihan 183 182 170 190 169 180 172 181 168 165 169 176 164 178 154

D

d 11.00 -8.00 5.00 -7.00 17.00 1.00 12.00 3.00 16.00 10.00 27.00 -2.00 12.00 -12.00 19.00

11.00 -8.00 5.00 -7.00 17.00 1.00 12.00 3.00 16.00 10.00 27.00 -2.00 12.00 -12.00 19.00

d2 121.0000 64.0000 25.0000 49.0000 289.0000 1.0000 144.0000 9.0000 256.0000 100.0000 729.0000 4.0000 144.0000 144.0000 361.0000

Penghitungan analisis t-test untuk mengetahui nilai perbedaan antara hasil tes akhir pada kelompok 1dan kelompok 2 sebagai berikut : Md 

D

t

N



104  6.93 15

Md

d

2

N ( N  1) 6.93 3.41  2.03 

Kesimpulan : Dari penghitungan t dapat diketahui bahwa thitung = 2.03, dengan demikian dapat dibandingkan pada hasil ttabel dengan db = 15-1 = 14 dan taraf signifikansi 5 % dimana ttabel =1.761 sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel , dengan demikian hipotesis nol ditolak. Yang berarti setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan hasil tes akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

82

Lampiran 19. Menghitung Peningkatan kemampuan dalam persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. 1. Hasil perhitungan pada Kelompok 1 Mean tes awal = 167.13 Mean tes akhir = 180.33 Mean different = 13.2 Presentase peningkatan  M ean different 100% M ean tes awal 13.2  100% 167.13  7.31% 2. Hasil perhitungan pada Kelompok 2 Mean tes awal = 164.67 Mean tes akhir = 173.40 Mean different = 8.73 M ean different 100% M ean tes awal 8.73  100% 164.67  5.04%

Presentase peningkatan 

Kesimpulan : Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan pada kelompok 1 adalah 7.31 %, sedangkan peningkatan pada kelompok 2 adalah 5.04%. dengan demikian dapat disimpulkan ternyata kelompok 1 memiliki presentase peningkatan yang lebih baik daripada hasil preesntase peningkatan pada kelompok 2.

83

Lampiran 20. Tes Kecakapan Bermain Bola Basket Ngatman (2001:10) Tujuan : Tes ini untuk mengukur kecakapan bermain bola basket, untuk menggolonggolongkan dan sebagai salah satu dasar pemberian nilai pendidikan olahraga. Tes ini disusun untuk pelajar SLTA putra Jenis–jenis tes Tes ini terdiri atas satu battery dengan tiga tes items, yaitu: 1. memantulkan bola ke tembok. 2. menggiring bola. 3. menembak bola ke ring basket selama 1 menit. Keterangan: 1. Menembak Bola Ke Ring Basket Selama 1 Menit. a. Tujuan:

Untuk mengukur kecepatan dan ketelitian menembak ke dalam basket.

b. Alat-alat: 

Bola basket.



Stopwatch atau jam yang ada sekonanya.



Jaring peluit.



Blangko dan alat tulis.

c. Pelaksanaannya: Pada aba-aba siap, testi berdiri bebas di dekat dan ke arah basket dengan bola ditangan. Setelah aba-aba ya, segera menembakkan bola kedalam basket sebanyak-banyaknya selama 1 menit. Apabila bola mental jauh atau tidak terkuasai lagi, bola segera diambil dan dengan lari atau berjalan, kembali secepatnya kearah basket untuk kemudian menembakkan lagi kedalam basket. d. Penilaian: Setiap kali bola masuk kedalam basket mendapat nilai satu. Jumlah bola yang masuk kedalam basket selama 1 menit adalah nilai yang diperoleh. Apabila

84

waktu aba-aba stop, telah diberikan, sedangkan bola sudah lepas dari tangan dan masuk ke ring tetap mendapatkan satu nilai.

2. Memantulkan bola ke tembok. a. Tujuan: Untuk mengukur kecakapan menolak atau melemparkan dan menangkap bola. b. Alat-alat: 

Sebuah bola



Sasaran pada tembok



Stopwatch



Blangko dan alat tulis

c. Petugas: 

Pengambil



Pencatat

d. Pelaksanaan: Pada aba-aba “siap” anak berdiri di belakang garis pembatas, menghadap kea rah sasaran, bola pada kedua tangan. Pada aba-aba “ya”, pantulkan bola ke arah 120cm

sasaran sebanyak-banyaknya selama 15 detik. Bola tidak 90cm

boleh di voli. Pantulan yang syah apabila bola memantul 160cm

pada daerah sasaran dan dilakukan dari belakang garisbatas, bola segera diambil dan dengan cepat kembali siap dibelakang garis batas untuk memulai pantulan berikutnya. Pelaksanaan berhenti setelah aba-aba “stop”.

Gambar 3. Sasaran tes passing.Ngatman(2001:11) e. Penilaian: Hitunglah jumlah pantulan yang syah selama 15 detik.

3. Menggiring Bola Basket. a. Tujuan: Mengukur kecepatan dan kecakapan menggiring bola maupun kelincahan merubah arah( agility ).

85

b. Alat-alat:  Bola basket  Stopwatch  Penghalang 5 buah  Peluit  Blangko dan alat tulis c. Pelaksanaan: 4m

2m

2m

2m

2m

Gambar 4. Lintasan tes dribble. Ngatman (2001:12) Pada aba-aba siap, testi berdiri dibelakang garis start, letakkan bola ditengah-tengah garis start. Setelah aba-aba ya, testi segera mengambil bola dan menggiringya sesuai dengan arah atau lintasan yang ditentukan dalam gambar, sampai kembali dan melewati garis finish. Menggiring bola boleh berganti tangan, asalkan sesuai dengan peraturan permainan bola basket. Setiap kursi harus dilampui dengan menggiring bola. Pada saat melampaui garis finish, bola harus tetap digiring. Garis start juga merupakan garis finish. Apabila pada saat menggiring, bolanya mental jauh, ulangilah tes tersebut dengan segera. Apabila pada saat menggiring bola tidak memantul atau tidak terkuasai, maka bola boleh dipegang dan segera digiring lagi.

d. Penilaian. Kecapatan menggiring dihitung dari aba-aba “ Ya “ samapi testi melampaui garis finish. Kecapatan menggiring dihitung sampai sepersepuluh detik.

86

Lampiran 21.

Program Latihan Kecakapan Bola Basket Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura

Minggu Perte ke muan 1 1. 2 3 4 2. 5 6 7 3. 8 9 10 4. 11 12 13 5. 14 15 16 17 6. 18

Materi Operan dalam lingkaran, Dribbling dalam segi empat, Jump shot setelah dribbling. Operan dalam lingkaran, Dribbling dalam segi empat, Jump shot setelah dribbling. Operan bertiga, Dribbling sambil melingkar Jump Shoot didepan rintangan. Operan bertiga, Dribbling sambil melingkar Jump Shoot didepan rintangan. Lari menyilang, Dribbling dengan pola slalom, Jump shot setelah menerobos. Lari menyilang, Dribbling dengan pola slalom, Jump shot setelah menerobos.

Repetisi Set 15 3 10 15 3 10 20 6 15 20 6 15 25 9 20 25 9 20

3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3

Istirahat antar set 1-2 menit

1-2 menit

1-2 menit

1-2 menit

1-2 menit

1-2 menit

87

Lampiran 22.

Program Pembelajaran Bermain Kecakapan Bola Basket Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Kartasura

Minggu Pertemuan ke 1 1 2 3 4 2 5 6 7 3 8 9 10 4 11 12 13 5 14 15 16 6 17 18

Materi Bola raja. Dribbling beranting.

Waktu 60 menit 60 menit

Lima mengelilingi basket. 60 menit Operan berurut. Dribbling melingkar Tembakan pivot. Balap bola Dribbling mengular

60 menit 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit

Permainan segitiga 60 menit

88

Lampiran 23. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Pemanasan

Pelaksanaan Test Passing

89

Pelaksanaan Test Dribble

Pelaksanaan Test Shooting

90

91