PENGARUH PENERAPAN PETA KONSEP BERBASIS IT TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PAMBOANG PADA MATERI SEL
Musyrifah dan Ismail Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar Gunung Sari Baru, Jl. A.P.Pettarani Makassar 90222 e-mail:
[email protected]
Abstract: The effect on Application of Concept Map based on IT toward biology cognitive learning outcomes of Class XI Science SMA Negeri 1 Pamboang on the cell subject matter. This research is a quasi experiment, which aims to know whether the effect on concept map based on IT of biology cognitive learning outcomes students of class XI Science SMA Negeri 1 Pamboang on cell subject matter or not. The population of this research is all active students of class XI Science SMA Negeri 1 Pamboang in academic year 2013/2014 which is devided into three classes consisted 76 students. The sample of this research is students of class XI Science 3 as experiment class consisted 25 students and students of class XI Science 1 as control class consisted 25 students. The data collection is required by cognitive evaluation test on the cell subject matter as pretest and posttest. The data collected are analyzed by descriptive and inferential statistics. The result of descriptive analysis shows that the average value of cognitive learning outcomes in experimental class is 77,68 and in control class is 66,80. The result of hypotheses test used an Anakova is required (Sig. 2-tailed) 0,008 < α (0,05) so H0 rejected and H1 accepted. From the results of the research can be concluded that there is an effect on application of concept map based on IT of biology cognitive learning outcome students of class XI Science SMA Negeri 1 Pamboang. Abstrak: Pengaruh Penerapan Peta Konsep Berbasis IT terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang pada Materi Sel. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan peta konsep berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang pada materi sel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang yang aktif selama tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 76 orang, sedangkan sampelnya adalah kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 25 orang dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 25 orang. Data hasil penelitian diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar pada ranah kognitif materi pokok sel berupa pretest dan posttest. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar kognitif biologi untuk siswa kelas eksperimen adalah 77,68 dan kelas kontrol adalah 66,80. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Anakova diperoleh nilai sig. 2-tailed 0,008 < α (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan peta konsep berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang. Kata kunci: Peta Konsep berbasis IT, Sel, hasil belajar kognitif
A. PENDAHULUAN Hakikat hidup seorang manusia adalah belajar berbagai banyak hal dari kehidupan untuk memperoleh kehidupan yang layak. Oleh karena itu, manusia memerlukan pendidikan untuk mewujudkan hal tersebut. Pendidikan me-
rupakan salah satu wadah bagi manusia dalam mengembangkan pola pikir yang lebih baik. Selain itu, pendidikan mengarahkan manusia ke posisi yang lebih berguna dalam kehidupan
6
Musyrifah, Pengaruh Penerapan Peta Konsep Berbasis IT Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi 7
bermasyarakat dengan adanya peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam dunia pendidikan, salah satu permasalahan yang sering kita jumpai adalah rendahnya minat belajar siswa meskipun telah diterapkan model, metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran yang optimal. Akibatnya, hasil belajar siswa rata-rata masih tergolong dalam kategori yang rendah atau tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berbagai macam cara dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam menerapkan sistem pembelajaran yang memungkinkan terciptanya suasana belajar mengajar yang tepat dan dapat merangsang minat belajar siswa. Namun tidak sedikit dari mereka yang mengabaikan sistem pembelajaran yang menerapkan cara belajar bermakna. Teori belajar konstruktivistik menyatakan bahwa satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Teori konstruktivistik kemudian dikaitkan dengan teori belajar bermakna dari Ausubel, bahwa belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Dahar, 1988). Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa (Trianto, 2007: 13-25). Sebagai upaya dalam menanggulangi masalah dalam pembelajaran, peta konsep menjadi salah satu cara dalam meningkatkan pembelajaran bermakna. Peta konsep membantu peserta didik untuk memperjelas kunci dari konsep atau proposisi yang harus dipelajari dan menghubungan pengetahuan baru dan pengetahuan sebelumnya. Peta konsep telah digunakan dalam berbagai konteks pendidikan. Di satu sisi, teori rasionalis menunjukkan bahwa disiplin memiliki struktur yang melekat yang harus disampaikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, peta konsep harus dievaluasi dengan mengaitkannya dengan peta ideal, peta konstruksi guru, atau peta konsep ahli. Sebaliknya, konstruktivis menyoroti keunikan representasi masing-masing konsep (Beyerebach & Smith, 1990) yang membimbing mereka dalam merancang berbagai mekanisme untuk
mengevaluasi peta konsep siswa. Namun demikian, kedua teori sepakat bahwa bermakna belajar terjadi ketika konsep diatur dalam struktur kognitif individu (BouJaoude dan May, 2007: 234). Arnaudin et al., dalam Abdulkarim dan Khedr (2013: 67), menyatakan bahwa peta konsep adalah strategi pengajaran dan pembelajaran yang membentuk jembatan antara bagaimana orang belajar pengetahuan dan pembelajaran yang bermakna. Siswa harus memiliki dasar yang cukup dan pemikiran kritis tentang pemetaan konsep dan hubungan antara konsep-konsep yang berbeda. Peta konsep berguna dalam meningkatkan pembelajaran bermakna. Peta konsep membantu siswa memahami dalil dan konsep yang lebih jelas, membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki dan pengetahuan baru, dan mengembangkan struktur kognitif dalam pikiran mereka. Pemetaan konsep adalah tugas kognitif menantang yang membutuhkan berbagai proses berpikir kritis, seperti menilai dan mengklasifikasi informasi, mengenali pola, mengidentifikasi dan memprioritaskan ide utama, mem-bandingkan dan membedakan, meng-identifikasi hubungan, dan berpikir logis (Jonassen, 1996;. Kinchin et al., 2000). Proses ini menuntut siswa untuk menguraikan dan mengatur informasi dengan cara yang bermakna, yang tidak dapat direalisasikan hanya dengan menghafal fakta tanpa memahami maknanya (Rosen dan Maryam, 2013: 9). Namun demikian, penerapan peta konsep dalam pembelajaran akan semakin optimal jika dihubungkan dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Seperti yang dikatakan oleh Heafner (2004: 47) bahwa teknologi memberdayakan siswa dengan me-libatkan siswa dalam proses pembelajaran. Sifat tugas bergeser dari teacher centered menjadi student centered. Produk teknologi informasi dan komunikasi yang sangat berguna dalam proses belajar mengajar adalah komputer/laptop. Pembelajaran berbasis komputer menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Saat ini, dengan menggunakan komputer peneliti di dunia pendidikan semakin dimudahkan untuk mengumpulkan dan mengolah data dengan cepat. Pembelajaran berbasis komputer adalah sebuah metode yang menggunakan komputer dalam pembelajaran yang memperkuat motivasi
8 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 6-15 dan proses belajar siswa, yang menggabungkan pembelajaran aktif dengan teknologi komputer (Akcay, 2006: 44). Salah satu contoh aplikasi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan komputer adalah peta konsep berbasis IT. Menurut Yoga (2010: 3), aplikasi MindMapMindManager dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah dapat membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas. MindManager merupakan multimedia presentasi yang mempunyai kelebihan yaitu mengatur informasi dan pola pikir dengan membentuk peta konsep, dapat memuat data berupa gambar, catatan atau teks, animasi, video serta dapat di link ke program web dan powerpoint, sehingga dapat meningkatkan minat, dan mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran. Dalam penyampaiannya akan terlihat lebih jelas urutan materi pembelajaran yang terstuktur mulai dari konsep paling umum kemudian dijelaskan konsep yang lebih mendetail. Dilengkapi visualisasi yang menarik dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar mengajar yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Yoga, 2010: 3). Nur dalam Trianto (2007: 161-164) menjabarkan empat macam peta konsep, yaitu: 1. Pohon jaringan (network tree), merupakan peta konsep yang ide-ide pokoknya dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada garis-garis penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut. Kata-kata yang ditulis pada garis memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (1) menunjukkan sebab akibat, (2) suatu hirarki, (3) prosedur yang bercabang, dan (4) istilahistilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. 2. Rantai kejadian (events chain), dapat digunakan untuk memberikan urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian, pertama-tama temukan satu kejadian yang mengawali rantai itu. Kemudian temukan kejadian berikutnya dalam rantai itu dan lanjutkan sampai mencapai suatu hasil. 3. Peta konsep siklus (cycle concept map). Berbeda dnegan rantai kejadian, peta konsep
siklus tidak menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai menghubungkan kembali ke kejadian awal. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang. 4. Peta konsep laba-laba (spider concept map), digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat ide-ide berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Peta konsep ini dapat digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (1) tidak menurut hirarki, (2) kategori yang tidak paralel, dan (3) hasil curah pendapat. Abdulkarim dan Khedr (2013: 6-7) menyatakan bahwa manfaat dari peta konsep adalah sebagai berikut: 1. Peta konsep dapat digunakan sebagai organizer canggih untuk meningkatkan prestasi belajar (Kommers: 2004). 2. Memfasilitasi guru dengan pendekatan terstruktur yang bermakna dan praktis. 3. Membantu pengembangan pembelajaran bermakna untuk lebih meningkatkan cara berpikir kritis. 4. Memungkinkan siswa untuk memahami kesalahpahaman mereka sendiri (Fitzgeraled 2006). 5. Mengorganisasikan pikiran siswa dan memvisualisasikan hubungan antara konsepkonsep kunci dalam cara semantik. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruktusional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuantujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruktusional (Abdurrahman, 2003: 37-38). Bloom dalam Suprijono (2009: 6-7) menyatakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menen-
Musyrifah, Pengaruh Penerapan Peta Konsep Berbasis IT Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi 9
tukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud melakukan kajian yang lebih mendalam mengenai peta konsep yang diintegrasikan dengan sistem pembelajaran berbasis komputer untuk melihat bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Peta Konsep Berbasis IT terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang pada Materi Sel”. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ‘’apakah ada pengaruh penerapan peta konsep berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang pada materi sel?”. Dari rumusan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan peta konsep berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang pada materi sel. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang diajukan adalah ada pengaruh penerapan peta konsep berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang pada materi sel. B. METODE Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain penelitian yang digunakan yaitu pretest postest non-equivalent control group design (Sugiyono, 2012: 116). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang yang masih aktif pada tahun ajaran 2013/2014, terdiri dari 3 kelas dengan keseluruhan jumlah siswa 76 orang. Sampel yang terpilih melalui teknik purposive sampling adalah kelas XI IPA3 dengan jumlah siswa 25 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA1 dengan jumlah siswa 25 orang sebagi kelas kontrol.
Alokasi waktu untuk kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan (6 x 45 menit) dan 1 kali pertemuan (2x45 menit) untuk evaluasi (posttest). Materi yang diajarkan adalah sel. Materi yang diajarkan pada pertemuan I untuk masing-masing kelas yaitu sejarah perkembangan sel, ukuran dan bentuk sel, serta komponen kimiawi sel, pada pertemuan 2 yaitu struktur dan fungsi organel sel, dan pada pertemuan 3 yaitu perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk tes tertulis khusus ranah kognitif berupa soal objektif dalam bentuk pilihan ganda dan isian.Instrument yang digunakan telah divalidasi oleh validator ahli. Nilai hasil belajar yang diperoleh ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai =
x 100
Sementara itu, dilakukan juga analisis gain dengan tafsiran nilai gain dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Tafsiran Nilai Gain Nilai G (n) Kriteria 0,70 < g ≤ 1,00 Tinggi 0,30 < g ≤ 0,70 Sedang 0,00 < g ≤ 0,30 Rendah Sumber: Meltzer dalam Herlanti (2006: 70) Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pada analisis statistik deskriptif, data hasil belajar kognitif yang diperoleh dibandingkan dan dikelompokkan berdasarkan pedoman pengkategorian dari Departemen Pendidikan Nasional (2012: 2) seperti pada Tabel 2 berikut: Tabel
2.
Pengkategorian Tingkat Hasil Belajar Biologi Interval Nilai Kualifikasi 86-100 Sangat baik 71-85 Baik 56-70 Sedang 41-55 Kurang ≤ 40 Sangat kurang
10 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 6-15 Tabel 3. Distribusi Nilai Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas Kontrol Statistik Deskriptif Pretest Posttest Jumlah Sampel (N) 25 25 Nilai Tertinggi 47,00 85,00 Nilai Terendah 13,00 60,00 Rata-rata 29,04 66,80 Standar Deviasi 8,89 7,55 Median 28,00 65,00 Teknik analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji Anakova (analisis kovarian) melalui program Statistical Package for Social Sciense (SPSS) versi 16.0, namun sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil belajar kognitif biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pamboang dapat dilihat pada Tabel 3. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi sel baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Tabel 3 menunjukan hasil belajar kognitif biologi siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Nilai standar deviasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
Kelas Eksperimen Pretest Posttest 25 25 52,00 94,00 22,00 62,00 37,08 77,68 9,40 10,13 37,00 77,00
tidak lebih besar dari nilai rata-rata siswa, sehingga nilai rata-rata dapat digunakan untuk mewakili keseluruhan data hasil penelitian. Keseluruhan nilai hasil belajar kognitif biologi yang diperoleh siswa selanjutnya dikategorikan secara kualitatif seperti pada Tabel 4. Berdasarkan data dalam tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif biologi siswa pada kelas eksperimen berada pada kategori baik sekali dan baik, sedangkan pada kelas kontrol berada pada kategori baik dan cukup. Hasil analisis gain ternormalisasi hasil belajar kognitif menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Berikut ini adalah tabel pengkategorian oleh Meltzer dalam Herlanti (2006: 70) yang menunjukkan hasil analisis gain ternormalisasi untuk hasil belajar kognitif.
Tabel 4. Distribusi frekuensi, Persentase, dan Kategori Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Interval Kategori Persentase Persentase Nilai Frekuensi Frekuensi (%) (%) 86-100 Sangat baik 0 0 8 32 71-85 Baik 5 20 8 32 56-70 Cukup 20 80 9 36 41-55 Kurang 0 0 0 0 ≤ 40 Sangat kurang 0 0 0 0 Jumlah 25 100 25 100 Tabel 5. Analisis Gain Ternormalisasi Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Nilai G (n)
Kriteria
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
0,70 < g ≤ 1,00
Tinggi
-
-
0,30 < g ≤ 0,70
Sedang
0,53
0,65
0,00 < g ≤ 0,30
Rendah
-
-
Musyrifah, Pengaruh Penerapan Peta Konsep Berbasis IT Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi 11
Berdasarkan data pada Tabel 5, terlihat bahwa nilai gain kelas eksperimen (0,65) dan kelas kontrol (0,53) dikategorikan sedang. Nilai gain tersebut menunjukkan kategori sedang terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan pada kelas kontrol adalah 29,04 menjadi 66,80 setelah pembelajaran. Sementara itu, untuk kelas eksperimen, nilai ratarata hasil belajar sebelum perlakuan adalah 37,08 dan setelah perlakuan adalah 77,68. Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa pada kedua kelas masih berada pada kategori sedang, diantaranya materi yang diajarkan memang termasuk ke dalam materi yang tergolong sulit, kurangnya waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta tingkatan IQ siswa yang tidak dapat dikontrol. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi secara normal dan mempunyai variansi yang homogen dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah sampel terdistribusi normal atau tidak. Statistik uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov Z dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Data hasil belajar akan berdistribusi normal apabila taraf signifikasi >α 0,05. Sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal, maka taraf siginifikansi yang diperoleh <α 0,05. Dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai p = 0,359 pada taraf signifikasi α = 0,05 untuk hasil belajar kelas eksperimen. Sedangkan untuk data hasil belajar pada kelas kontrol diperoleh nilai p = 0,129 pada taraf signifikasi α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah data normal jika p>α. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai p = 0,359 >α = 0,05 pada kelas eksperimen dan p = 0,129 >α = 0,05 pada kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data dalam penelitian memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Pengujian homogenitas data hasil belajar biologi dilakukan dengan uji Levene’s test menggunakan program SPSS versi 16.0. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik, yaitu statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Jika
signifikansi yang diperoleh >α = 0,05 maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi yang diperoleh <α = 0,05 maka variansi sampel tidak sama (tidak homogen). Dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0diperoleh nilai p = 0,789 pada taraf signifikasiα = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah data homogen jika p>α. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa p = 0,789 >α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama atau homogen. Setelah data memenuhi prasyarat analisis yaitu data terdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji analisis kovarian (Anacova). Kriteria pengujiannya adalah jika jika p ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sebaliknya, jika p< 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis data hasil belajar menunjukkan bahwa nilai sig(2-tailed) atau p= 0,008 pada taraf signifikasi α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika p<α. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa p = 0,008 <α = 0,05, berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan peta konsep berbasis IT berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan peta konsep berbasis IT pada kelas eksperimen dan peta konsep konvensional pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh seperti pada Tabel 4 dan Tabel 5, diketahui bahwa hasil belajar kognitif biologi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari analisis deksriptif yaitu nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dengan nilai 77,68 dibanding siswa pada kelas kontrol dengan nilai 66,80. Kategori hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen berkisar antara sangat baik, baik dan cukup, sedangkan pada kelas kontrol berkisar antara baik dan cukup sesuai pengkategorian dari Departemen Pendidikan Nasional (2012: 2). Melalui teknik analisis statistik inferensial dengan menggunakan program SPSS 16.0 diperoleh nilai Sig. (2-tailed) 0,008 <α 0,05 menunjukan taraf signifikan yang sangat tinggi, yang berarti bahwa ada pengaruh positif penerapan peta konsep berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa.
12 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 6-15 Pada hasil analisis statistik deskriptif terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kedua kelas, namun perbedaannya tidak terlalu besar. Oleh karena itu, dilakukan uji gain ternormalisasi untuk melihat lebih detail peningkatan hasil belajar siswa. Setelah melakukan uji gain ternormalisasi, terlihat bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Meskipun pada awalnya nilai pretest dari kedua kelas sudah berbeda, namun tetap terdapat perbedaan pada peningkatan hasil belajar siswa, dimana pada kelas kontrol nilai n gain adalah 0,53 dan pada kelas eksperimen nilai n gain adalag 0,65. Peta konsep yang diterapkan pada kelas kontrol merupakan peta konsep yang dibuat secara konvensional. Menurut Sari, Sriyono dan Siska (2013: 151), peta konsep merupakan representasi dari beberapa konsep serta berbagai hubungan antar struktur pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sasaran utama strategi pemetaan konsep adalah untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi serta konsepkonsep mendasar dari bidang studi yang dipelajari. Hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan analisis data menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan siswa pada kedua kelas memiliki antusias dan semangat belajar yang sama. Selain itu juga disebabkan oleh keterampilan siswa dalam mengoperasikan komputer, mengingat bahwa waktu pelatihan yang digunakan tergolong singkat. Hasil penelitian dari BouJaoude and May (2007: 242) menyatakan bahwa peta konsep dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada taraf standar. Namun demikian, peta konsep dapat menjadi efektif dan lebih meningkatkan hasil belajar siswa jika digunakan secara berulang-ulang dalam proses belajar. Selain itu, dibutuhkan pula masa pelatihan dan umpan balik secara langsung dengan waktu yang cukup lama untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam menguasai secara lebih detail teknik dari peta konsep. Peta konsep konvensional pada kelas kontrol dan peta konsep berbasis IT pada kelas eksperimen memiliki pengaruh yang baik pada hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini siswa ditugaskan untuk membangun sendiri kreatifitas dan kemampuan berpikirnya dengan membuat peta konsepnya secara berkelompok. Menurut
Sari, Sriyono dan Siska (2013: 151), manfaat peta konsep adalah 1) membangkitkan motivasi untuk materi yang dipelajari; 2) meningkatkan keingintahuan siswa; 3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya; 4) memberikan umpan balik dengan segera. Peta konsep konvensional dan peta konsep berbasis IT yang diterapkan dalam pembelajaran merupakan salah satu strategi belajar yang berpusat pada siswa, yang artinya siswa dibimbing secara aktif untuk menemukan sendiri ide-ide pokok yang menjadi poin penting dan harus dipahami dalam materi sel. Hasil penelitian Akay, Kaya, dan Kilic dalam Abdulkarim dan Khedr (2013: 7), mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep untuk menentukan pengaruh peta konsep dalam kelas terhadap sikap dan ingatan/retensi terhadap ilmu pengetahuan. Pada akhir penelitian, secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tradisional dan pembelajaran menggunakan peta konsep. Data yang ada mengindikasikan bahwa dukungan kognitif pada peta konsep memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar dan retensi siswa. Data selanjutnya mengindikasikan bahwa siswa memiliki sikap yang positif terhadap penerapan peta konsep. Hasil penelitian yang dilakukan oleh McCagg & Dansereau dalam Saeedi et al.,.(2013: 547) juga menemukan bahwa peta konsep memiliki dampak positif terhadap pemahaman dan daya ingat (retensi) siswa. Peta konsep berbasis IT yang dibuat dengan menggunakan software MindManager 9.0 dilengkapi dengan beberapa kelebihan salah satunya adalah memudahkan siswa dalam membuat peta konsep. Selain itu, seperti yang dikatakan oleh Murley (2013: 178) bahwa dengan menggunakan software MindManager 9.0, lebih dari satu peta konsep dapat dikombinasikan menjadi satu peta dan me-link ke peta konsep yang lain, gambar, tabel dan grafik, situs web dan berbagai file elektronik lainnya. Di Oregon Health and Science University, dua professor kedokteran gigi menggunakan peta konsep untuk membantu siswa belajar dan mengingat informasi yang bersifat kompleks. Professor Ron Sakaguchi memberikan peta konsep kepada siswa disetiap materi perkuliahan, yang pada akhirnya digabungkan menjadi satu peta konsep sebelum ujian dilaksanakan. Selain itu, pada program
Musyrifah, Pengaruh Penerapan Peta Konsep Berbasis IT Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi 13
MindManager 9.0 kita juga dapat menambahkan animasi, video, dan catatan/teks. Horton dan rekannya dalam Saeedi et al., (2013: 547) menyimpulkan bahwa peta konsep memiliki efek positif terhadap prestasi belajar dan sikap siswa. Selain itu, Willerman dan MacHarg dalam Saeedi et al., (2013: 547) meneliti penggunaan peta konsep sebagai "pusat pengorganisasi" untuk siswa kelas delapan. Mereka melaporkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam kinerja peta konsep antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan peta konsep. Materi sel merupakan pengetahuan faktual yang menyajikan sejumlah informasi atau fakta tentang sel. Selain itu materi-materi ini juga membutuhkan strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk dapat memahami materimateri yang bersifat abstrak, yaitu materi yang tidak mungkin dapat dilihat secara langsung untuk dipelajari, seperti bentuk sel dan organelorganel sel. Penelitian ini mengutamakan pada kemampuan siswa untuk belajar membuat peta konsep secara berkelompok dengan melakukan studi literatur baik dari internet maupun dari buku-buku pelajaran biologi. Pada pelaksanaan
penelitian ini terdapat beberapa kekurangan, salah satunya adalah keterbatasan pengadaan komputer dan LCD, serta ketersediaan aliran listrik di setiap kelas belum sepenuhnya terealisasikan di sekolah, serta waktu penelitian yang relatif singkat, mengingat penerapan peta konsep ini dibutuhkan keahlian dalam membuatnya. Dengan berbagai perancangan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa tidak mudah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan lebih optimal. Namun dengan pelaksanaan yang baik, penerapan peta konsep berbasis IT dengan menggunakan program MindManager 9.0 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. D. KESIMPULAN Berdasarkan pada data yang diperoleh setelah melakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif penerapan peta konsep berbasis IT terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA kelas XI pada materi sel yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol.
E. DAFTAR PUSTAKA Akcay, B. 2009. Problem-Based Learning in Science Education. Journal of Turkish Science Education.Vol 6 (1): 26 -36. Allen, D.E., Duch, B.J., and Groh S.E. 2001.Strategies for Using Groups.In Duch. B.J et. (ed). The Power of Problem Based Learning: A Practical “How To” for Teaching Undergraduate Courses in Any Discipline. Sterling: Stylus Publishing. Amnah, S. 2009. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif TPS, Jigsaw, Kombinasi dengan Strategi Metakognitif dan Kemampuan Akademik terhadap Kesadaran Metakognitif, Keterampilan Metakognitif, dan Hasil Belajar Kognitif Siswa di SMA Negeri Kota Pekan Baru Riau. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Andayani. 2008. Pengaruh penerapan strategi pembelajaran think pair share terhadap hasil belajar kognitif, ketrerampilan metakognitif, kemampuan berpikir kritis, dan respon siswa kelas XII di MAN 3 Malang. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arnyana, I.B.P. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipadu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pelajaran Ekosistem.
Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Barel, J. 2010. Excerpts from “Problem-Based Learning: The Foundation for 21st Century Skills”, (Online), (http:// www.morecuriousminds.com /docs/ 21stCSummary2.pdf), diakses pada tanggal 13 Desember 2010. Charania, N.A.M.A., Farida K. and Shanaz C. 2001. Playing Jigsaw: a Cooperative Learning Experience. Journal of Nursing Education. Vol. 40 (9): 420 - 421. Corebima, A.D. 2009. Jadikan Peserta Didik Pebelajar Mandiri. Makalah. Disampaikan pada Seminar di UNM pada tanggal 19 Desember 2009. Corebima, A.D. 2009. Pengalaman Berupaya Menjadi Guru Profesional.Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Genetika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, 30 Juli 2009. Corebima, A.D. 2010. Berdayakan Keterampilan Berpikir Selama Pembelajaran Sains Demi Masa Depan Kita. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Sains di Universitas Negeri Surabaya pada tanggal 16 Januari 2010. Dehkordi, A.H. and Saeed, M. H. 2008. The Effects of Problem-Based Learning and Lecturing on TheDevelopment of Iranian Nursing Students’ Critical Thinking.Pak J Med Sci. Volume 24 (5): 740-43.
14 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 6-15 Duch, B.J., Allen, D.E. & White, III H. B. 1999. ProblemBased Learning: Preparing Students to Succeed in the 21st Century. (Online), (http://teaching.polyu.edu.hk/ datafiles/ L62.pdf), diakses tanggal 13 Desember 2010. Duch, B.J, Susan E.Groh, and Debora.E.Allen. 2001a. The Power of Problem Based Learning: A Practical “How To” for Teaching Undergraduate Courses in Any Discipline. Sterling: Stylus Publishing. Duch, B.J, Susan E.Groh, and Debora.E.Allen. 2001b. Why Problem-Based Learnin. In Duch. B.J et. (ed). The Power of Problem Based Learning: A Practical “How To” for Teaching Undergraduate Courses in Any Discipline. Sterling: Stylus Publishing. Facione. 2010. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts, (Online),(http://www.insightassessment.com/pdf_files/what%26why2006.pdf). Diakses tanggal 28 September 2010. Florentina. 2010. Pembelajaran metakognitif pada strategi pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) dan pengaruhnya terhadap keterampilan metakognitif, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif sains biologi pada siswa SMP swasta di kota Kupang. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Gassner, L. 2009. Developing Metacognitive Awareness: Modified Model of a PBL-Tutorial. Thesis.Malmo University. Goh, K & Rachel Ong. Tanpa Tahun. A Problem-Based Thinking Programme. (Online), (http://www.myrp.sg/ced/research/papers/pbl_thinking_programme.pd f), diakses tanggal 5 Pebruari 2011. Gurses, A. et.al 2007. An Investigation Into the Effectiveness of Problem-Based Learning in a Physical Chemistry Laboratory Course. Research in Science & Technological Education, 25(1), 99113. Hmelo-Silverm, Cindy E. 2004. Problem-Based Learning: What and How Do Students Learn? Educational Psychology Review, Vol. 16 (3): 235-266 Izzaty, R.E. 2006. Problem Based Learning dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi.Paradigma. Vol. 1 (01): 77 – 83 Karmana, I. W. 2010. Pengaruh Strategi PBL dan Integrasinya dengan STAD terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah, Kemampuan Berpikir Kritis, Kesadaran Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Biologi pada Siswa SMA Negeri 4 Mataram. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Lie, A. 2002. Cooperative Learning:Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Liliasari.2003. Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Melalui Model Pembelajaran Kapita Selekta Kimia Sekolah Lanjutan. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi III Tahun VIII, hal: 174 -181. Maasawet, E. T. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Snowballing dan Numbered Heads Together (NHT) pada Sekolah Multietnis terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil Belajar Kognitif Sains Biologi dan Sikap Sosial Siswa SMP Samarinda. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang.
Miranda, Y. 2008. Pembelajaran metakognitif dalam strategi kooperatif think-pair-share dan Jigsaw serta pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Negeri Kalimantan Tengah. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Muhfahroyin.2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Integrasi STAD dengan TPS dan Kemampuan Akademik terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Keterampilan Proses Siswa SMA Di Kota Metro. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Nasution.2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara Sanjaya, W. 2008. Startegi Pembelajaran Standar Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Oleh Narulta Yusron. Bandung: Penerbit Nusa Media. Sidi, I.D. 2001. Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sungur, S. and Ceren, T. 2006. Effect of Problem Based Learning and Traditional Instruction on SelfRegulated Learning. The Journal of Educational Research. Vol. 99 No. 5: 307-317. Susilo, H. 2005. Pembelajaran Kooperatif Jigsrnv II sebagai Strategi Pemberdayaan berpikir dalam Pembelajaran IP A Biologi. .Makalah disajikan dalam rangka Pelatihan Pemberdayaan Berpikir pada Pembelajaran IPA Biologi dalam rangka RUKK VA di Malang, 25 Juli 2005. Suyanik. 2010. Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dengan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Strategi ARIAS terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM Malang. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Takwin, B. 1997. Sekilas tentang Berpikir Kritis,(Online).(http://www.staff.ui.ac.id/internal/.../ material/metodedanindikansberpikirkritis.doc),diaks es tanggal 2 oktober 2010. Tilaar, A.R. 2009. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Tan, O.S. 2004. Cognition, Metacognition, and Problem Based Learning. In Tan, OOn Seng (Ed). Enhancing Thinking through Problem Based Learning Approaches. Singapure: Thomson. Tan, O.S. 2003. Problem Based Learning Innovation. Using Problem to Power Learning in the 21st Century. Singapure: Cengage Learning Asia Pte. Ltd. Tiwari, A., et.al. 1999. Enhancing Students’ Critical Thinking Through Problem-Based Learning. In J. Marsh (Ed.) Implementing Problem Based Learning Project: Proceedings of the First Asia Pacific Conference on Problem Based Learning (pp.75-86). Hong Kong: The University Grants Committee of Hong Kong, Teaching Development Project.
Musyrifah, Pengaruh Penerapan Peta Konsep Berbasis IT Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi 15 (Online),(http://teaching.polyu.edu.hk/datafiles/ R93.pdf), diakses tanggal 5 Pebruari 2011. Trilling, B and P. Hood, 1999. Learning, Technology, and Education Reform in the Knowledge Age or " We 're Wired, Webbed, and Windowed, Now What?Educational Technology.May-June. 5 – 18. Warouw, Z. W. M. 2009. Pengaruh pembelajaran metakognitif dengan strategi cooperative script, dan reciprocal teaching pada kemampuan akademik berbeda terhadap kemampuan dan keterampilan metakognitif, berpikir kritis, hasil belajar biologi
siswa, serta retensinya di SMP Negeri Manado.Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Weissinger, P.A. 2004. Critical Thinking, Metacognition, and Problem Based Learning. In Tan Oon Seng (ed). Enhancing Thinking through Problem Based Learning Approaches. Singapure: Thomson. Yuan, H., et.al. 2008. Promoting Critical Thinking Skills Through Problem-Based Learning. Journal of social Science and humanities. Vol. 2(2): 85 – 100.