PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP

Download berjudul “Pengaruh Penyuluhan Imunisasi terhadap Peningkatan. Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi sebelum U...

1 downloads 583 Views 426KB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh: AGNES WIDYANI PALUPI NIM S540209101

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

Disusun oleh : AGNES WIDYANI PALUPI

Telah disetujui Tim Pembimbing Pada Tanggal : 22 Pebruari 2010

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja,dr,PAK,MARS

Dr. Nunuk Suryani,MPd

NIP. 19460405 197603 1 001

NIP. 19661108 199003 2 001

Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, Mkes NIP. 19480313 197610 1 001 commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

Oleh: Agnes Widyani Palupi NIM S540209101

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal :

Jabatan Ketua :

23 Pebruari 2011

Nama

Tanda Tangan

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,MM,M.Kes,PAK NIP. 19480313 197610 1 001

Sekretaris :

........................

Ir. Ruben Dharmawan,dr.,Ph.D NIP. 19511120198601 1 001

........................

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja,dr,PAK,MARS NIP. 19460405 197603 1 001

........................

2. Dr. Nunuk Suryani,MPd NIP. 19661108 199003 2 001

........................

Mengetahui Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana UNS

Magister Kedokteran keluarga

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,MM,M.Kes,PAK commit to user NIP. 19570820 198503 1 001 NIP. 19480313 197610 1 001

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Nama

: Agnes Widyani Palupi

NIM

: S540209101

Menyatakan

dengan

”PENGARUH PENINGKATAN

sesungguhnya

PENYULUHAN

bahwa

IMUNISASI

PENGETAHUAN

DAN

tesis

berjudul

TERHADAP SIKAP

IBU

TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN” adalah betul-betul karya sendiri. Halhal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta,

Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

Agnes Widyani Palupi

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR Puji syukur hanya milik Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang berjudul

“Pengaruh

Penyuluhan

Imunisasi

terhadap

Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi sebelum Usia 1 Tahun”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyelesaikan karya tulis ini, di antaranya kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr, Sp.KJ (K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ketua minat pendidikan profesi kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, P. Murdani K., dr, MHPEd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Pembimbing tesis yang telah membimbing penulis dengan tulus, sehingga sangat memperlancar proses penulisan tesis ini. Dengan segala hormat saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang telah diberikan kepada saya, agar saya bisa lulus sesuai waktu yang tersedia. 6. Semua dosen saya di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, terima kasih atas bekal ilmu yang telah diberikan, semoga menjadi bagian dan amal baiknya yang senantiasa Tuhan membalas-Nya. 7. Ibu-ibu balita yang hadir dalam posyandu dan telah bersedia menjadi subyek penelitian dalam penelitian tesis ini. 8. Seluruh keluarga, kerabat dan rekan penulis yang telah memberikan banyak dukungan doa, serta material dan spiritual selama proses studi sampai terselesainya tesis ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak mendukung hingga terselesaikannya penulisan tesis ini. Semoga segala amal kebaikan semua pihak yang telah diberikan pada penulis mendapatkan imbalan yang sesuai dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.

Surakarta,

Januari 2011

Penulis

commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ............................................................

iii

PERNYATAAN..............................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................

v

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL...........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

xi

ABSTRAK ......................................................................................................

xii

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................

1

B. Perumusan Masalah ..................................................................

3

C. Tujuan Penelitian .......................................................................

4

D. Manfaat Penelitian .....................................................................

5

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka .......................................................................

7

1. Konsep Pengetahuan .............................................................

7

2. Konsep Sikap ........................................................................

11

3. Konsep Ibu ............................................................................

18

4. Konsep Imunisasi Dasar Lengkap..........................................

20

5. Penyuluhan Imunisasi ...........................................................

24

B. Penelitian yang relevan ..............................................................

28

C. Kerangka Konseptual .................................................................

30

D. Hipotesis ....................................................................................

31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...........................................................................

32

B. Lokasi Penelitian ......................................................................

32

C. Populasi, dan Sampel Penelitian .............................................. commit to user D. Instrumen Penelitian ................................................................

32

vii

34

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

E. Kerangka Penelitian .................................................................

35

F. Pengumpulan Data ...................................................................

36

G. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................

36

H. Definisi Operasional Variabel ...................................................

36

I. Tes Validitas dan Reabilitas ......................................................

37

J. Analisis Data Penelitian ...........................................................

39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas .....................................................

40

B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................

43

C. Hasil Analisis ............................................................................

53

D. Pembahasan ..............................................................................

57

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................

62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................

64

B. Implikasi ..................................................................................

65

C. Saran .........................................................................................

66

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

67

LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user

viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengetahuan Ibu .............................

41

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap Ibu .......................................

42

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Ibu .......................

43

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Ibu ..................................

43

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur ........................

46

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pendidikan .................................

47

Tabel 4.7 Distribusi Responden pernah mendapat informasi tentang Imunisasi Dasar Lengkap ............................................................

47

Tabel 4.8 Distribusi Sumber Informasi yang didapat responden .................

48

Tabel 4.9 Distribusi jumlah anak yang dimiliki responden ..........................

48

Tabel 4.10 Distribusi Responden dengan balitanya mendapat imunisasi dasar lengkap tepat waktu ...........................................................

49

Tabel 4.11 Distribusi responden merasa kuatir balita panas setelah mendapat imunisasi DPT ...........................................................

49

Tabel 4.12 Distribusi responden dengan balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap saat usia 1 tahun

.................................

50

Tabel 4.13 Distribusi responden yang memiliki KMS ................................

51

Tabel 4.14 Distribusi responden rutin menimbangkan balitanya ke Posyandu/Puskesmas .................................................................

51

Tabel 4.15 Distribusi responden yang diingatkan bila telah waktunya balita di imunisasi

...............................................................................

52

Tabel 4.16 Nilai Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap bagi responden yang ditreatment maupun kontrol .............................

52

Tabel 4.17 Nilai Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap bagi responden yang ditreatment maupun kontrol .............................

53

Tabel 4.18 Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terhadap Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap ..............................................

54

Tabel 4.19 Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terhadap Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap ........................................................... commit to user

ix

55

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ...................................

30

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Penelitian ......................................................

35

Gambar 4.1 Perbedaan Perubahan Skor Pengetahuan Kelompok Kontrol dan Kelompok Treatment ........................................................

55

Gambar 4.2 Perbedaan Perubahan Skor Sikap Kelompok Kontrol dan Kelompok Treatment ..............................................................

commit to user

x

56

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance ....................................................................

69

Lampiran 2. Halaman Pemberitahuan ............................................................

70

Lampiran 3. Halaman Inform Consent ...........................................................

71

Lampiran 4. Kisi-Kisi Kuesioner : Pengetahuan Ibu tentang imunisasi Dasar lengkap ...........................................................................

72

Lampiran 5. Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap .

73

Lampiran 6. Kunci Jawaban Kuisioner : Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap ..........................................................................

77

Lampiran 7. Kisi-Kisi Kuesioner : Sikap Ibu tentang imunisasi Dasar lengkap ......................................................................................

78

Lampiran 8. Kuesioner Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap.............

79

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner...........................

81

Lampiran 10. Data Hasil Penelitian ...............................................................

89

Lampiran 11. Hasil Uji Statistik ....................................................................

93

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian .................................................................

97

commit to user

xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Agnes Widyani Palupi, S540209101,2011. Pengaruh Penyuluhan Imunisasi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi sebelum usia 1 tahun. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Setelah dilakukan evaluasi data pencapaian diketahui bahwa masih banyak wilayah atau desa dengan cakupan imunisasi dibawah standart, bahkan ada yang terlampau jauh kesenjangannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui usaha promotif, antara lain lebih mengaktifkan penyuluhan dan sosialisasi pentingnya pelaksanaan imunisasi bagi bayi dan anak sekolah serta ibu usia subur maupun ibu hamil, sehingga pengetahuan masyarakat tentang manfaat imunisasi mendorong mereka jadi lebih perduli dan mau melaksanakan imunisasi dengan tanpa merasa ragu-ragu lagi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan Imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Desain penelitian adalah true experimental desaign, dengan pendekatan PosttestOnly control group yaitu eksperimen pada 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang di kenakan tindakan dan kelompok kontrol yang tidak di kenakan tindakan. Besar sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple Random Sampling dengan menggunakan perhitungan statistik estimasi proporsi suatu populasi terhadap 60 orang ibu yang punya balita. Data dikumpulkan melalui kuesioner tentang pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis dilakukan dengan uji Two independent sample t-test dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17. Hasil analisis data pada pengetahuan diperoleh nilai t = 5,387 dengan probabilitas 0,000; pada sikap diperoleh nilai t = 11,495 dengan probabilitas 0,000 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Dan ada pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menjadi lebih baik.

Kata Kunci : Penyuluhan, Pengetahuan dan Sikap commit to user

xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Agnes Widyani Palupi, S540209101, 2011. The Impact of Immunization Illumination for Mother’s Knowledge and Attitude Increase about Complete Basic Immunization for 1 Year Old Baby. Thesis . Master Degree Program. Sebelas Maret Surakarta University.

Since 1977, immunization program has been developed. It was done during prevention of some disease that preventable by immunization (PD31), i.e. tuberculosis, diphtheria, pertusis, measles, polio, tetanus, and hepatitis B. After data was evaluated, result known that there are still many areas with under target immunization, even there is too extreme slack. One of efforts done is promotion program; such activates illumination about importance of immunization for babies and school-children and also childbearing age and pregnant mother, so public knowledge about immunization will motivate them to care and follow immunization without any worried. Purpose of this study is to know the impact of immunization illumination for mother’s knowledge and attitude increase about complete basic immunization for 1 year old baby. It was a comparative study with posttest-only approach and control group experimental design, which is experiment among 2 groups, treated group and untreated group as controller. Sample size was determined by cluster random sampling using proportion estimation statistical of population 60 toddler’s mother. Data was collected using questionnaire about mother’s knowledge and attitude about complete basic immunization. It was firstly tested by validity and reliability test before. Analysis used was Two Independent Sample t-test by SPSS for Windows program version 17. The result of knowledge achieved t-value = 5.387 with probability 0.000, whereas attitude achieved t-value = 11.495 with probability 0.000. According to analysis result, it is concluded that there is impact of immunization illumination for mother’s knowledge increase about complete basic immunization. Beside that, there is also impact of immunization illumination for mother’s attitude about complete basic immunization to become better.

Keywords : Promotion, Knowledge and Attitude

commit to user

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BABI PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan

Nasional yang berkesinambungan berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu wilayah ke wilayah lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif. Sebagai acuan, pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep ”Paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu. (Depkes RI, 2005). Dan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, ”Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit menular adalah commit to user upaya pengebalan (imunisasi).

perpustakaan.uns.ac.id

2 digilib.uns.ac.id

Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Karena secara umum tujuan dari PD3I adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). (Depkes RI, 2005) Untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan program imunisasi , hal yang dilakukan adalah pemantauan pada pelaksanaan, keadaan sosial ekonomi, sosio-demografi, penggunaan pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial masyarakat melalui kegiatan Posyandu, PKK dan kegiatan lain yang lebih banyak melibatkan kaum ibu kerkumpul. Pemerintah telah menetapkan target nasional untuk imunisasi yang harus dicapai adalah cakupan DPT minimal sebesar 90% dan cakupan imunisasi dasar lengkap untuk bayi sebelum berumur satu tahun sebesar 80%. Serta mempertahankan cakupan yang sudah dicapai tiap kabupaten dan tingkat kecamatan melalui program imunisasi yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Pemantauan keberhasilan program imunisasi dilakukan melalui standart UCI (Universal Child Immunization) desa, yaitu suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi sebelum umur satu tahun. (Depkes RI, 2006) Pada kenyataannya menunjukkan bahwa meskipun standart pencapaian cakupan Imunisasi melalui UCI telah ditentukan, setelah dilakukan evaluasi data commit to user

3 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pencapaian diketahui bahwa masih banyak wilayah atau desa dengan cakupan imunisasi atau UCI dibawah standart, bahkan ada yang terlampau jauh kesenjangannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui usaha promotif, antara lain lebih mengaktifkan penyuluhan dan sosialisasi pentingnya pelaksanaan imunisasi bagi bayi dan anak sekolah serta ibu usia subur maupun ibu hamil, dengan demikian diharapkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat imunisasi mendorong mereka jadi lebih perduli dan mau melaksanakan imunisasi dengan tanpa merasa ragu-ragu lagi, sehingga kesenjangan antara target dan pencapaian tidak terlalu besar, meskipun masih ada faktor lain yang berpengaruh. Karena tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita dalam melakukan imunisasi pada anaknya, banyak berperan dalam pelaksanaan imunisasi secara lengkap. Puskesmas Wilangan secara umum telah mencapai standart UCI, namun bila ditinjau dari segi pencapaian tingkat desa ternyata dari 6 desa masih ada dua desa yang target pencapaiannya masih dibawah 80% yaitu desa Mancon dan desa Ngudikan. Dengan dasar seperti tersebut diatas maka penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi ”Pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk”.

B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

commit to user

4 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1. Adakah pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap pengetahuan ibu tentang Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk ? 2. Adakah pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk.

2. Tujuan Khusus a.

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada anak usia 1 tahun di Desa Mancon di Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk

b.

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada anak usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. commit to user

5 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya Ilmu Kedokteran Keluarga, serta memberikan informasi tentang penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. 2. Manfaat Praktis. a. Bagi Masyarakat Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat terutama mengenai imunisasi dasar lengkap bagi bayi usia 1 tahun b. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan informasi bagi petugas Kesehatan mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi usia 1 tahun dan memberikan wawasan bagi instansi penyelenggara program Imunisasi. c. Bagi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan kepustakaan untuk memperkaya pustaka yang sudah ada sehingga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik berikutnya dalam proses pendidikan di profesi pendidikan commit to user

6 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

kesehatan. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan. d. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang metodologi penelitian beserta aplikasinya dalam penelitian sehingga dapat digunakan dalam memantau keberhasilan suatu pekerjaan/program.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B A B II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya menurut Soekanto, 2003: 8 dalam (Mubarak, dkk, 2007 : 28) yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstition), dan penerangan yang keliru (misinformafion).Menurut Wahit,dalam Mubarak,dkk pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pemah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003 : 121). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk tingkat ini adalah mengingat commit(recall) to userseluruh bahan yang dipelajari atau

perpustakaan.uns.ac.id

8 digilib.uns.ac.id

yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyarankan dan sebagainya. b. Paham (Comprehension) Paham diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap obyek atau materi dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi realita (sebenarnya). d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari kata kerja, seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada kemampuan meningkatkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. commit to user

9 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Sebagai contoh dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003 : 122-124). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi (Mubarak, dkk,. 2007 : 30). a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhimya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. b. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara fidak langsung.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

10 digilib.uns.ac.id

c. Umur Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keetnpat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhimya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhimya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. f. Kebudayaan Lingkungan sekitar, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan commit to user

11 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap pribadi atau sikap seseorang ,menurut Saifuddin A., dalam (Mubarak, dkk,. 2007 : 30). g. Informasi Informasi merupakan salah satu unsur komunikasi karena komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses penyampaian informasi dari "komunikator" (sender) kepada "komunikan" (receiver) (Notoatmodjo, 2005 : 96). Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, dkk,. 2007 : 30).

2. Konsep Sikap a. Pengertian Sikap Sikap adalah derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu obyek psikologis (Edwards, 2003:5). Menurut Lapierre dalam Azwar, sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (Lapierre dalam Azwar, 2003:5). Bagi Petty dan Cacioppo, sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu (Petty dan Cacioppo dalam Azwar, 2005:6). Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2005 : 52). commit to user

12 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b.

Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain, menurut Alport

yang dikutip Notoatmodjo (2005 : 53),

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu obyek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) c.

Tingkatan Sikap

Notoatmodjo (2003:126), mengemukakan tingkatan sikap sebagai berikut : 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek. 2. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggungjawab (responsible) Bertanggungjawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. d. Ciri-ciri Sikap Bagi Dayakisni, sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen (Dayakisni, 2003) yaitu :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

13 digilib.uns.ac.id

1. Komponen Kognitif Komponen kognitif adalah komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut. 2. Komponen Afektif Komponen afektif adalah sikap yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau system nilai yang dimiliki. 3. Komponen Kuratif Komponen kuratif adalah merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Menurut Azwar (2008), sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadiankejadian. Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut : 1. Sikap itu dipelajari (learn ability) Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologis. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwahal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok atau memperoleh suatu nilai yang sifatnya perorangan. 2. Memiliki kestabilan (stability) commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

14 digilib.uns.ac.id

Sikap bermula dari dipelajar, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil, melalui pengalaman. 3. Personal societal significance Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. 4. Berisi kognisi dan afeksi Komponen kognisi sikap adalah berisi informasi yang aktual. 5. Approach-avoidance directionality Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) ataupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) terhadap objek tersebut. Formulasi menurut Thrustone mengatakan bahwa sikap adalah derajad afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis (Azwar, 2008 : 5). e. Faktor Pembentuk Sikap Berbagai faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu (Azwar, 2008 : 31). 1. Pengalaman pribadi Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus. Tanggapan akan menjadi dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

15 digilib.uns.ac.id

Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif ataukah sikap negatif akan tergantung pada berbagai faktor lain. Akan tetapi Middlebrook (1974) seperti yang dikutip Azwar, 2008 mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan sesuatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. 2. Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. 3. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting bagi kita, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak-tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang commit to user

16 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, isteri atau suami dan lain-lain. Pada umumnya individu cenderung mempunyai sikap

konformis dengan sikap orang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 4. Media massa Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesanpesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 5. Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat commit to user

17 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya oarang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya, atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau dari agama seringkali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap. 6. Faktor emosi dalam diri individu Tidak semua bentuk sikap ditentukan situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi penyaluran frustasi atau pengalihan pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara penanyaan langsung (direct questioning) maupun observasi tingkah laku. Metode pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat

memberikan

penafsiran

terhadap

sikap

manusia

adalah

pengukuran melalui skala sikap (attitude scale) (Azwar, 2008 : 87). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

18 digilib.uns.ac.id

Dilihat dari bentuknya, skala sikap tidak lain daripada kumpulan pernyataan-pernyataan sikap (attitude statements). Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang diukur. Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada objek sikap. Karena sikap bukan dibawa sejak lahir, namun dapat dibentuk dari adanya interaksi sosial. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan sebagai individu maupun anggota kelompok sosial yang saling mempengaruhi. Interaksi sosial ini meliputi hubungan individu dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan biologis yang ada disekitarnya. Hal ini didukung penelitian Murdjati (2008) yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap. Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang imunisasi, maka semakin baik sikap mereka. Dan semakin baik sikap responden, semakin baik partisipasinya dalam pelaksanaan imunisasi. Sebaliknya semakin kurang/negatif sikap responden, semakin rendah tingkat partisipasinya.

3. Konsep Ibu a.

Pengertian Ibu adalah sebutan untuk perempuan yang telah melahirkan, sebutan

untuk seorang perempuan yang sudah bersuami, panggilan yang lazim kepada seorang perempuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994 : 362) commit to user

19 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b.

Peranan Ibu

i.

Sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya. Pelindung sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga, ibu berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. (Efendy, 1998 : 34) ii. Menurut Nye dan Gecas (1976) dalam Friedman (1998 : 307) telah mengidentifikasi delapan peranan dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu : a. Peran sebagai provider b. Peran sebagai pengatur rumah tangga c. Peran perawatan anak d. Peran sosialisasi anak e. Peran rekreasi f. Peran persaudaraan (Kindship) (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal) g. Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan) h. Peran seksual (Friedman, 1998 : 307) iii. Peran ibu dalam sehat dan sakit, peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan tentang kesehatan utama, pendidik, konselor dan pemberi asuhan dalam keluarga (Litman dalam Friedman, 1998 : 307).

commit to user

20 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

c.

Pola Asuh Ibu

i.

Asih, adalah memberi kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

ii. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi anak-anak yang baik fisik, mental, sosial dan spiritual. iii. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. (Efendi, 1998 : 36).

4.

Konsep Imunisasi Dasar Lengkap Imunisasi

adalah

suatu

cara

untuk

menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Pengertian dari imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Kelengkapan imunisasi dasar terutama ditujukan pada bayi usia 1 tahun. Jika kekebalan seseorang terhadap penyakit tertentu diperoleh karena pernah menderita penyakit spesifik atau telah mendapatkan suntikan vaksin/pemberian vaksin spesifik maka ia dapat disebut telah mendapatkan imunisasi. Secara umum tujuan dari imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi commit to user

21 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

(PD3I). Sesuai kesepakatan Internasional (Global Commitment) yang ikut disepakati Pemerintah Indonesia, maka program imunisasi adalah : a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010. b. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) pada tahun 2008. c. Eradikasi Polio pada tahun 2008 d. Tercapainya Reduksi campak (REKAM) pada tahun 2006. (Depkes RI, 2005) Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi rutin/program yang diberikan pada bayi usia di bawah 1 tahun yang meliputi : 1. Hepatitis B dini, 1 kali (usia 0-7 hari) 2. BCG, 1 kali (usia 1 bulan) 3. DPT-HB, 3 kali (usia 2 s.d. 4 bulan) 4. Polio, 4 kali (usia 1 s.d 4 bulan) 5. Campak, 1 kali (usia 9 bulan) Pemberian imunisasi tersebut bisa di Posyandu, rumah Sakit, Rumah Bersalin maupun Dokter/Bidan praktek.

commit to user

22 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Manfaat dan jenis vaksin adalah : 1.

Hepatitis B

Manfaat : untuk mencegah penyakit infeksi yang disebabkan virus hepatitis B yang meyerang hati, bersifat akut/menahun dapat berlanjut menjadi kanker hati terutama jika menyerang pada waktu bayi. Susunan :

merupakan virus mati/inaktif, yaitu mikroorganisme hidup yang

dimatikan dengan cara pemanasan atau kimiawi (misalnya formalin) Cara Pemberian : diberikan dengan cara disuntikkan pada lengan atau paha bayi Jadwal Pemberian : waktu yang tepat imunisasi Hepatitis B dini adalah saat bayi berusia 0 s.d. 7 hari. Sedangkan imunisasi Hepatitis B lanjutan diberikan bersamaan dengan pemberian vaksinasi DPT atau biasa disebut DPT/HB Combo. 2.

BCG

Manfaat : untuk mencegah TBC atau Tuberculosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa dimana pada anak timbul gejala sering batuk pilek dan lesu karena nafsu makan berkurang sehingga berat badan terus turun yang berakibat bertumbuhan badan terhambat. Bila tidak segera dicegah dan diobati berakibat gangguan pada kelenjar, paru-paru, tulang dan otak (radang otak). Susunan : merupakan organisme (bakteri) hidup yang dilemahkan. Cara Pemberian : pemberian dengan cara penyuntikan pada lengan atas. Jadwal Pemberian : waktu yang tepat adalah saat bayi berusia 1 bulan

commit to user

23 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3.

D P T (Difteri Pertusis Tetanus)

Manfaat : untuk mencegah penyakit Difteri yang disebabkan oleh kuman Corynaebacterium Dipteriae, dimana anak batuk pilek disertai panas dan sakit waktu menelan makanan sehingga nafsu makan turun, serta terdapat selaput putih pada mulut. Kematian terjadi karena saluran nafas tertutup atau karena kelemahan jantung. Penyakit Pertusis (Batuk Rejan) disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis, dengan gejala batuk pilek disertai panas dan batuk bertambah hebat sampai muntah pada malam hari yang bisa berakibat radang paru-paru dan radang otak. Penyakit Tetanus disebabkan oleh kuman kan Clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang sistem syaraf pusat. Pada bayi yang baru lahir bisa terjadi karena infeksi akibat pemotongan tali pusat yang tidak steril. Gejala awalnya bayi dapat menetek dengan baik mendadak tidak mau menetek, mulut sulit dibuka disertai tubuh kejang, bila tidak dilakukan perawatan di Rumah Sakit akan menimbulkan kematian. (Dinkes Prop.Jatim, 2003) Susunan : merupakan bakteri mati/inaktif, yaitu mikroorganisme hidup yang dimatikan dengan cara pemanasan atau kimiawi (misalnya formalin). Cara pemberian : pemberian dengan cara penyuntikan pada paha bayi Jadwal pemberian : diberikan sebanyak 3 kali dengan rentang waktu 4 minggu, dimulai saat bayi berusia 2 bulan. Biasanya timbul reaksi ringan berupa panas pada bayi setelah pemberian imunisasi ini dan segera sembuh setelah minum obat penurun panas.

commit to user

24 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4.

Polio

Manfaat : untuk mencegah penyakit akibat virus polio. Dengan gejala awal batuk, pilek, demam diserta diare ringan yang selanjutnya terjadi kelumpuhan pada salah satu atau kedua tungkai/tangan. Susunan : merupakan virus mati/inaktif, yaitu mikroorganisme hidup yang dimatikan dengan cara pemanasan atau kimiawi (misalnya formalin) Cara Pemberian : imunisasi polio diberikan dengan cara diteteskan pada mulut bayi sebanyak 2 tetes dan tunggu sekitar 15 menit bayi baru boleh minum atau makan agar vaksin melekat pada usus. Jadwal Pemberian : pemberian sebanyak 4 kali dengan rentang waktu 4 minggu setelah bayi berusia 1 bulan. 5.

Campak

Manfaat : mencegah penyakit akibat virus morbili, dengan gejala batuk, pilek, demam dan mata merah disertai adanya cairan kuning kental, selanjutnya timbul bercak merah pada tubuh. Kematian bisa terjadi karena kurang gizi sehingga daya tahan tubuh rendah dan terjadinya komplikasi radang paru-paru dan radang otak. Susunan : merupakan organisme (virus) hidup yang dilemahkan. Cara Pemberian : pemberian dengan cara penyuntikan pada paha bayi. Jadwal Pemberian : waktu yang tepat adalah saat bayi telah berusia 9 bulan sebanyak satu kali saja.

commit to user

25 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

5.

Penyuluhan Imunisasi

Penyuluhan Imunisasi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan Imunisasi. Penyuluhan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar penyuluhan dapat mencapai sasaran yaitu :

a.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

b.

Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

c.

26 digilib.uns.ac.id

Adat Istiadat

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d.

Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

e.

Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan antara lain :

a. Metode Ceramah

Suatu cara dalam menerangkan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang imunisasi.

b. Metode Diskusi Kelompok

Pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

27 digilib.uns.ac.id

c. Metode Curah Pendapat

Suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

d. Metode Panel

Pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

e. Metode Bermain peran

Memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi

Suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium

Serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang commit to user berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

28 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

h. Metode Seminar

Suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

Suatu penyuluhan yang bertujuan mengubah perilaku hidup masyarakat tidak mudah dilakukan. Mengubah perilaku memerlukan kesadaran, dan memerlukan proses panjang. Oleh karena itu, tenaga penyuluh di lapangan tidak boleh bosan apalagi putus asa melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluhan kesehatan, dalam hal ini tentang imunisasi, berdampak akan menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat, sehingga mereka akan berperan-serta dalam proses pembangunan kesehatan, terutama dukungan terhadap pelaksanaan program imunisasi.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN Keberhasilan program Imunisasi terutama kelengkapan Imunisasi Dasar pada bayi usia 1 tahun, tak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi, tetapi ada beberapa faktor lain yang turut berperan. Menurut Murdjati (2003) pada tesisnya berjudul “Faktor Keluarga Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Usia Satu Tahun/Balita”, menyebutkan bahwa ada beberapa faktor turut mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 1 tahun. Faktor tersebut antara lain adalah : a. Faktor Keluarga b. Faktor Pelayanan Imunisasi, dan c. Faktor Sosial Ekonomi

commit to user

29 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut di atas menunjukan bahwa semakin baik kondisi keluarga, pelayanan Imunisasi dan sosial ekonomi, maka akan semakin lengkap imunisasi dasarnya sehingga semakin tinggi atau baik cakupan imunisasinya di wilayah tersebut.

commit to user

30 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : - Pendidikan - Pekerjaan - Umur - Minat - Pengalaman - Kebudayaan - informasi

Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar

Penyuluhan Imunisasi Faktor yang mempengaruhi sikap : a. Pengalaman pribadi b. Kebudayaan c. Pengaruh orang lain yang dianggap penting d. Media massa e. Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama f. Faktor emosi dalam diri individu

Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar

Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak usia 1 tahun

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar : - Faktor keluarga - Faktor pelayanan imunisasi - faktor sosial ekonomi

Keterangan : : diteliti : tidak diteliti

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Konseptual Penelitian commit to user

31 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

D. HIPOTESIS

1. Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun. 2. Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan Posttest-Only control group experimental yaitu eksperimen pada 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang dikenakan tindakan dan kelompok kontrol yang tidak dikenakan tindakan. (T.Widodo,2009)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. Target sasaran bayi di Desa Mancon sebanyak 60 bayi. Pemilihan lokasi penelitian pada desa tersebut karena selama 7 bulan berturut-turut ditahun 2009 tidak memenuhi pencapaian standart UCI (Universal Child Immunization) desa. Waktu penelitian bulan Pebruari sampai dengan Mei 2010.

C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita sebanyak 60 orang yang berada di wilayah Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. Subyek penelitian adalah sebagian dari populasi dengan kriteria inklusi : -

Keluarga yang memiliki bayi berusia 1 tahun

-

Usia Ibu bayi antara 20 – 35 tahun

-

Ibu bayi bisa baca tulis

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 33

-

Mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS)

-

Bayi telah pernah mendapat imunisasi

-

Mempergunakan fasilitas imunisasi di Posyandu/Puskesmas

Kriteria eksklusi : -

Bayi yang diasuh oleh kakek – neneknya

-

Usia Ibu bayi < 20 tahun atau > 35 tahun

-

Ibu tidak bisa baca tulis atau tidak pernah sekolah Besar sampel penelitian ditentukan dengan teknik Simple Random

Sampling dengan menggunakan perhitungan statistik estimasi proporsi suatu populasi (Notoatmodjo, 2005). N n = 1 + N d2 Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sample d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan Sesuai dengan rumus tersebut didapatkan besar sampel : N n

= 1 .+

N

0,052 60

n

= 1 .+ 60

n

0,0025

= 52 responden commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 34

Kemudian pada sampel tersebut dilakukan pemilihan responden dengan teknik Simple Random Sampling, sehingga didapat pembagian

26 orang

kelompok treatment dan 26 orang kelompok kontrol.

D. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar pertanyaan berupa kuesioner. Lembar kuesioner tersebut diberikan pada kelompok treatment maupun kelompok kontrol, pada kelompok treatment sebelumnya sudah diberi beberapa kali penyuluhan atau pengetahuan tentang Imunisasi Dasar. Kuesioner terdiri atas beberapa kelompok pertanyaan meliputi : 1. Identitas Responden 2. Kuesioner pengetahuan dan sikap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 35

E. Kerangka Penelitian

Populasi sebanyak 60 orang Ibu dari bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kec Wilangan

Memenuhi kriteria inklusi

Simple Random Sampling Sampel : 52 orang

Pengukuran variabel

Kelompok treatment Sebanyak 26 orang

Kelompok control Sebanyak 26 orang

Analisis data

Kesimpulan

Gambar 3.1 : Bagan Kerangka Penelitian commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 36

F. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisikan pernyataan dan pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data ini langsung diperoleh dari hasil penelitian dengan pengisian kuesioner meliputi data pengetahuan dan data sikap. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, Puskesmas Wilangan, dan Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. Data sekunder berupa data dasar dan data cakupan imunisasi.

G. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

:

· Penyuluhan tentang imunisasi dasar

2. Variabel terikat

:

· Pengetahuan Ibu bayi tentang imunisasi dasar. · Sikap Ibu bayi tentang imunisasi dasar.

H. Definisi Operasional Variabel 1. Pengetahuan Ibu tentang imunisasi dasar lengkap adalah hasil tahu Ibu tentang apa saja jenis imunisasi serta manfaatnya bagi bayi usia 1 tahun yang dinilai menggunakan kuesioner dengan skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah dengan skala data nominal. 2. Sikap tentang kelengkapan imunisasi dasar adalah respon psikologis Ibu commit to user tindakan dengan indikator sikap sebagai bentuk kecenderungan melakukan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 37

terhadap alasan mau membawa atau menolak anaknya untuk diberi imunisasi secara lengkap sampai usia 1 tahun dengan alat ukur kuesioner pernyataan positif : Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu = 3, Tidak setuju = 2, Sangat Tidak Setuju :1, Pernyataan negatif : Sangat Setuju : 1, Setuju = 2, Ragu

=

3, Tidak setuju = 4, Sangat Tidak Setuju : 5 dinyatakan dalam skala data nominal. 3. Penyuluhan tentang Imunisasi Dasar Lengkap adalah pengetahuan tentang imunisasi dasar yang sebaiknya sudah diberikan pada balita secara lengkap sebelum usia 1 tahun, yang meliputi jenis vaksin, manfaat dan kandungannya

I. Tes Validitas dan Reliabilitas Sebelum digunakan, kuesioner dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan dalam penelitian. 1. Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2008). Item-item yang mempunyai korelasi signifikan berarti betul-betul mengukur apa yang seharusnya terukur dikategorikan item valid, dan item-item yang mempunyai korelasi tidak signifikan berarti item yang tidak mengukur apa yang seharusnya terukur dikategorikan item tidak valid (gugur). (T.Widodo,2009). Uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS dilakukan terhadap kuesioner pengetahuan dan sikap.commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 38

Rumus untuk menghitung validitas digunakan Pearson Product Moment. å xy rxy (åx2) (åy2 )

Keterangan : rxy

: Pearson Product Moment

X

: ada X1, X2, dan seterusnya sebanyak soal di kuesioner

Y

: skor total

Sebuah item pertanyaan dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5 %.

2. Reliabilitas Reliabilitas hasil pengukuran adalah menguji hasil pengukurannya, dibatasi seberapa keajegan atau kekonstanan hasil pengukuran suatu variabel. Teknik yang digunakan adalah Teknik Kuder-Richardson Approach, teknik ini digunakan untuk instrument yang bentuknya alternative salah atau benar. Formulanya : ∑ pq

n KR 20

=

(1– n-1

) SD

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 39

Keterangan : n

= banyak item

p

= proporsi responden yang menjawab item benar

q

= proporsi responden yang menjawab item salah

∑ pq

= jumlah p x q tiap item

SD

= Standart Deviasi

Rentang koefisien KR20 berkisar antara 0.00 – 1.00, disimpulkan dari sangat kurang reliabel sampai dengan sangat reliabel, hasil pengukuran yang termasuk reliabel bila berkisar lebih dari atau sama dengan 0,7. (T.Widodo,2009)

J. Analisis Data Penelitian Analisis dilakukan dengan uji Two independent sample t test (Nursalam, 2003 : 128). Analisis menggunakan program SPSS ( Statistifical Package for the social Science) for windows versi 17.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan terhadap semua item-item soal untuk mengetahui apakah item-item soal tersebut benar-benar merepresentasikan atau mampu digunakan untuk mengukur nilai dari variabel yang terkait dengan item soal tersebut. Item yang tidak valid berarti item tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur atau merepresentasikan variabel terkait dengan tepat sehingga item tersebut di buang. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara tiaptiap item dengan nilai variabel yang tidak lain adalah total dari nilai-nilai semua item. Suatu item dikatakan valid apabila korelasinya dengan nilai total atau variabel yang diukurnya signifikan pada taraf ketelitian (α) tertentu yang digunakan peneliti. Pengujian validitas dengan program SPSS metode korelasi Spearman menghasilkan output yang menampilkan angka korelasi, nilai signifikansi dan jumlah data. Kesimpulan dapat diambil dengan mudah berdasarkan nilai signifikansi. Dengan taraf ketelitian α = 0,05 apabila signifikansi suatu item kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi item tersebut dengan variabel yang diukur signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa item tersebut valid. Sedangkan apabila signifikansi suatu item lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasinya dengan variabel yang diukur tidak signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa item tersebut tidak valid. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 41

Dalam penelitian ini terdapat variabel pengetahuan dan sikap ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar, yang melibatkan sebanyak 30 orang responden untuk diuji validitas dan reabilitasnya. Pada hasil uji validitas didapat angka signifikansi sebesar 0,361 berdasar pada Tabel Harga Kritis dari r dengan N sejumlah 30 orang responden dan besaran interval kepercayaan adalah 95%, sehingga didapat angka signifikansi sejumlah 0,361, yang artinya apabila angka korelasi lebih besar dari 0,361 maka variabel tersebut dikategorikan valid. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengetahuan Variabel

Item

Korelasi

Signifikansi

Kategori

Pengetahuan Ibu tentang kelengkapan Imunisasi Dasar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

0,890 0,805 0,722 0,789 0,633 0,836 0,638 0,805 0,866 0,680 0,789 0,621 0,789 0,613 0,722 0,722 0,722 0,714 0,680 0,744

0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 42

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap Variabel

Item

Korelasi

Signifikansi

Kategori

Sikap Ibu tentang kelengkapan Imunisasi Dasar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

0,807 0,984 0,964 0,865 0,984 0,769 0,984 0,984 0,950 0,964 0,984 0,984 0,984 0,865 0,865

0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sebagaimana terlihat pada tabel di atas bahwa pada variabel pengetahuan dan sikap ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar tidak terdapat item yang tidak valid sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas ulang terhadap kedua variabel tersebut di atas. Uji reliabilitas dilakukan terhadap variabel penelitian yang diukur dengan item-item soal yang valid tersebut akan memberikan hasil yang sama apabila diterapkan terhadap responden yang lain. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut memberikan hasil yang sama ketika digunakan untuk penelitian yang berulang-ulang. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai koefisien Cronbach’s Alpha yang dihitung dengan program SPSS. Secara umum commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 43

suatu variabel dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Cronbach’s Alpha-nya lebih besar dari 0,7. Berikut adalah nilai koefisien Cronbach’s Alpha dari variabel pengetahuan dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar.

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Ibu Variabel Pengetahuan Ibu tentang kelengkapan Imunisasi Dasar

Koefisien Cronbach’s Alpha

Kategori

0,956

Reliabel

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Ibu Variabel

Koefisien Cronbach’s Alpha

Kategori

Sikap Ibu tentang kelengkapan Imunisasi Dasar

0,981

Reliabel

Sebagaimana terlihat pada tabel di atas, variabel tersebut mempunyai koefisien Cronbach’s Alpha diatas 0,7. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut adalah reliabel.

B. Deskripsi hasil Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari balita sebanyak 60 orang commit to user yang berada di wilayah Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 44

dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian pada sampel tersebut dilakukan pemilihan responden dengan teknik Simple Random Sampling, sehingga didapat pembagian

26 orang kelompok treatment dan 26 orang

kelompok kontrol.

1. Gambaran Umum Kecamatan Wilangan Kecamatan Wilangan merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang terletak disebelah barat Kota Nganjuk dengan jarak 12 Km. Dengan luas tanah 1.946,8 HA, yang terdiri dari : - Luas sawah

: 1.174 HA

- Luas tanah kering

:

157 HA

- Luas tanah umum

:

615 HA

Batas-batas wilayah yang ada adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara Kabupaten Madiun b. Sebelah Timur Kecamatan Bagor c. Sebelah Selatan Kecamatan Sawahan d. Sebelah Barat Kecamatan Saradan Secara administrasi terbagi menjadi 6 desa yang meliputi 18 dukuhan. Desa – desa tersebut antara lain : 1. Desa Wilangan 2. Desa Sudimoroharjo 3. Desa Mancon 4. Desa Ngudikan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 45

5. Desa Ngadipuro 6. Desa Sukoharjo Dengan jumlah penduduk 27.532 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 6.469 KK. (BPS, 2009). Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan Wilangan Tahun 2009 meliputi : - Puskesmas Induk

: 1 buah

- Puskesmas Pembantu

: 2 buah

- Polindes

: 3 buah

- Posyandu

: 29 buah

Puskesmas Induk merupakan puskesmas perawatan sejak tahun 2000. Sarana transportasi sebagian desa dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat pada musim kemarau, sedang pada musim penghujan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua. Profil Desa Mancon memiliki batas wilayah sebagai berikut : Letak

Desa/Kelurahan

Kecamatan

Sebelah Utara

Ds. Bendungan

Saradan, Kab.Madiun

Sebelah Selatan

Hutan/Ds. Ngadipuro

Wilangan

Sebelah Barat

Hutan/Ds. Wilangan

Wilangan

Sebelah Timur

Ds.Ngudikan/Bagorkulon

Wilangan/Bagor

Lahan berupa dataran yang banyak ditumbuhi hutan dan pemanfaatan lahan kebanyakan untuk persawahan dancommit ladang.to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 46

Jarak ke ibukota kecamatan terdekat adalah 2,5 Km, sedangkan jarak ke ibukota kabupaten terdekat adalah 12 Km. Jumlah penduduk Ds. Mancon sebanyak 5.499 orang, dengan mata pencaharian rata – rata sebagai petani. Tingkat pendidikan mereka kebanyakan telah tamat SMP/sederajat. Jumlah posyandu yang ada sebanyak 4 buah, antara lain ada di dusun : Awar-awar, Mancon, Manggarejo dan Jajar. Dilaksanakan oleh seorang Bidan desa dengan dibantu 2 orang bidan praktek. Jadwal posyandu masing-masing diatur dan dilaksanakan pada tiap hari rabu secara bergantian. Dengan jumlah balita yang hadir sekitar 25 sampai dengan 30 orang.

2. Karakteristik responden a. Umur Responden Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur (th)

Kelompok

Kelompok

Jumlah

%

treatment

control

20 – 25

15

9

24

46,2

26 – 30

5

12

17

32,7

31 – 35

6

5

11

21,2

Jumlah

26

26

52

100

Dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia to user antara 20 – 25 tahun sebanyak 24 commit orang atau sekitar 46,2 %.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 47

b. Pendidikan Responden Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tingkat

Kelompok treatment

Kelompok control

Jumlah

%

SD

3

9

12

23,1

SMP

14

10

24

46,2

SMA

8

7

15

28,8

PT

1

0

1

1,9

Jumlah

26

26

52

100

Pendidikan

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pendidikkan terakhir responden terbanyak adalah SMP atau yang sederajat, yaitu sebesar 24 orang atau 46,2 %.

c. Responden Pernah Mendapat informasi tentang Imunisasi Dasar Lengkap Tabel 4.7 Distribusi Responden Pernah Mendapat informasi tentang Imunisasi Dasar Lengkap Responden Pernah Mendapat Kelompok informasi tentang Imunisasi treatment Dasar Lengkap Pernah 26

Kelompok

Jumlah

%

26

52

100

control

Tidak Pernah

0

0

0

0

Jumlah

26

26

52

100

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 48

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum responden yang merupakan ibu dari balita sebagai sasaran imunisasi, telah mendapatkan informasi tentang Imunisasi Dasar Lengkap.

d. Sumber Informasi yang didapat responden Tabel 4.8 Distribusi Sumber Informasi yang didapat Responden Sumber Informasi

Kelompok

Kelompok

Jumlah

%

treatment

control

Petugas Kesehatan

21

23

44

84,6

Buku/majalah/Koran

2

2

4

7,7

Leaflet/poster

0

0

0

0

TV/Radio/Internet

3

1

4

7,7

Spanduk

0

0

0

0

Jumlah

26

26

52

100

e. Jumlah anak Responden Tabel 4.9 Distribusi Jumlah Anak Responden Jumlah Anak

Kelompok treatment

Kelompok control

Jumlah

%

1

18

13

31

59,6

2

8

9

17

32,7

3

0

4

4

7,7

Jumlah

26

26

52

100

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 49

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan responden masih memiliki 1 orang anak yaitu sebanyak 31 responden atau sebesar 59,6%.

f. Responden dengan balitanya mendapat imunisasi dasar lengkap tepat waktu Tabel 4.10 Distribusi Responden dengan balitanya mendapat imunisasi dasar lengkap tepat waktu Responden dengan balitanya mendapat imunisasi dasar lengkap tepat waktu Ya

Kelompok

Kelompok

treatment

control

25

Tidak Jumlah

Jumlah

%

26

51

98,1

1

0

1

1,9

26

26

52

100

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar balita responden telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap tepat waktu, yaitu sebanyak 51 responden atau sebesar 98,1%.

g. Responden merasa kuatir balita panas setelah mendapat imunisasi DPT Tabel 4.11 Distribusi Responden merasa kuatir balita panas setelah mendapat imunisasi DPT Responden merasa kuatir balita Kelompok panas setelah mendapat treatment imunisasi DPT Ya 13 Tidak Jumlah

Kelompok

13 26 commit to user

Jumlah

%

11

24

46,2

15

28

53,8

26

52

100

control

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 50

Sesuai hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan responden tidak merasa kuatir saat balitanya panas setelah diberi imunisasi DPT, yaitu sebanyak 28 responden atau sebesar 53,8%.

h. Responden dengan balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap saat usia 1 tahun Tabel 4.12 Distribusi responden dengan balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap saat usia 1 tahun Responden dengan balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap saat usia 1 tahun Ya

Kelompok

Kelompok

treatment

control

26

Tidak Jumlah

Jumlah

%

25

51

98,1

0

1

1

1,9

26

26

52

100

Secara umum balita responden telah mendapat imunisasi dasar lengkap pada usia 1 tahun yang ditunjukkan pada tabel di atas yaitu sebanyak 51 responden atau sebasar 98,1%.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 51

i. Responden yang memiliki KMS Tabel 4.13 Distribusi responden yang memiliki KMS Responden yang memiliki KMS

Kelompok

Kelompok

treatment

control

Ya

26

Tidak Jumlah

Jumlah

%

26

52

100

0

0

0

0

26

26

52

100

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa responden semuanya memiliki KMS untuk balitanya.

j. Responden yang rutin menimbangkan balitanya ke Posyandu/Puskesmas Tabel 4.14 Distribusi Responden rutin menimbangkan balitanya ke Posyandu/Puskesmas Responden rutin menimbangkan balitanya ke Posyandu/Puskesmas Ya

Kelompok

Kelompok

treatment

control

26

Tidak Jumlah

Jumlah

%

26

52

100

0

0

0

0

26

26

52

100

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa responden semuanya rutin menimbangkan balitanya ke Posyandu/Puskesmas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 52

k. Ada yang mengingatkan Responden bila telah waktunya balita diimunisasi Tabel 4.15 Distribusi Responden yang diingatkan bila telah waktunya balita diimunisasi Responden yang diingatkan bila telah waktunya balita diimunisasi Ya

Kelompok

Kelompok

treatment

control

25

Tidak Jumlah

Jumlah

%

22

47

90,4

1

4

5

9,6

26

26

52

100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 47 responden atau sebesar 90,4% ada yang mengingatkan bila telah waktunya balita diimunisasi.

3. Deskripsi Data Penelitian a. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Untuk jumlah pengetahuan ibu antara kelompok control dan kelompok treatment dibuat tabulasi sebagai berikut : Tabel 4.16 Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap Bagi Responden yang di treatment maupun control NO

Status

Jumlah Jumlah Total Nilai Nilai Benar

1

Kelompok control

280

520

2

Kelompok treatment

435

520

commit to user

%

280 × 100 = 53.8 520 435 × 100 = 83.7 520

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 53

b. Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner untuk mengetahui sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Untuk jumlah sikap ibu antara kelompok kontrol dan kelompok treatment dibuat tabulasi sebagai berikut : Tabel 4.17 Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap Bagi Responden yang di treatment maupun kontrol No

Status

Jumlah Nilai

Jumlah Total Nilai Benar

1

Kelompok kontrol

1418

1950

2

Kelompok treatment

1607

1950

%

1418 × 100 = 72.7 1950 1607 × 100 = 82.4 1950

C. Hasil Analisis Data

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini berbentuk kuesioner. Kuesioner diberikan pada kelompok treatment maupun kelompok kontrol, pada kelompok treatment sebelumnya sudah diberi beberapa kali penyuluhan atau pengetahuan tentang Imunisasi Dasar. Analisis dilakukan dengan uji Two independent sample t test (Nursalam, 2003 : 128). Analisis menggunakan program SPSS ( Statistifical Package for the social Science) Versi 17. Hasil analisa data adalah sebagai berikut :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 54

1. Pengetahuan Tabel. 4.18 Pengaruh Penyuluhan imunisasi terhadap pengetahuan ibu tentang Imunisasi Dasar

Status perlakuan

N

Mean

SD

t

Nilai p

Treatment

26

16,73

1,485

5,387

.000

Control

26

10,69

5,595

Dari table di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata post-test pengetahuan kelompok Treatment sebesar 16.73 sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan nilai rata-rata sebesar 10.69 dan untuk nilai t sebesar 5.387 dengan signifikansi 0,000 < a = 0,05. Yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan responden yang mendapatkan Penyuluhan imunisasi dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 55

Gambar 4.1 Perbedaan Perubahan Skor Pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok Treatment

2. Sikap Tabel .4.19 Pengaruh Penyuluhan imunisasi terhadap Sikap ibu tentang Imunisasi Dasar

Status perlakuan

N

Mean

SD

Treatment

26

61.81

1,386

Control

26

54,54 4,768 commit to user

t

Nilai p

7,464

.000

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 56

Dari tabel di atas menunjukan bahwa nilai rata rata

Sikap pada

kelompok Treatment sebesar 61,81 sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan nilai rata rata sebesar 54,54 dan

untuk nilai t test sebesar 7,464 dengan

signifikansi 0,000 < a = 0,05. Yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara sikap ibu tentang Imunisasi Dasar yang mendapat penyuluhan dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan .

Gambar 4.2 Perbedaan skor sikap antara kelompok kontrol dan kelompok Treatment

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 57

D. Pembahasan

1. Karakteristik Responden Hasil analisis data pada penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20 – 25 tahun yaitu sebanyak 24 orang (46,2%). Latipun (2003) berpendapat bahwa umur itu mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin dewasa usia maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berpikir dan menerima informasi lebih baik jika dibandingkan dengan usia yang masih muda atau belum dewasa. Pada usia tersebut memudahkan seseorang menerima ilmu atau pengetahuan dengan lebih baik. Apalagi ditunjang dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar responden mempunyai pendidikan sampai tingkat SMP atau sederajat yaitu sebanyak 24 orang (46,2%). Menurut Soekanto (2002), salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang terhadap individu, kelompok atau masyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tesis Murdjati yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan ibu lulusan SMP/SMA meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar sebesar 1,4 kali dibanding tingkat pendidikan SD/tidak sekolah. Maka bagi peneliti tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar lulusan SMP atau sederajat, berpengaruh pula pada peningkatan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi mereka.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 58

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa pada kebanyakan responden baru memiliki 1 orang anak yaitu sebanyak 31 orang (59,6%). Sebenarnya menurut hasil penelitian Murdjati menyebutkan bahwa jumlah anak lebih besar dari 2 anak tidak mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar dibanding dengan yang mempunyai anak kurang dari atau sama dengan 2 anak. Sehingga menurut peneliti banyaknya anak tidak mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar. Tapi menurut peneliti hal ini masih perlu dibuktikan dengan penelitian yang lebih mendalam. 2. Pengaruh penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Hasil analisis data sesuai Tabel 4.18 didapatkan nilai rata-rata pengetahuan kelompok treatment sebesar 16,73 sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan nilai rata-rata sebesar 10.69 dan untuk nilai t sebesar 5.387 dengan signifikansi 0,000 < a = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan responden yang mendapatkan Penyuluhan imunisasi dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan, atau dapat juga dikatakan bahwa penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Begitu juga pada Tabel 4.19 pada hasil analisis pengaruh penyuluhan terhadap sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menunjukkan bahwa nilai ratarata

Sikap pada kelompok Treatment sebesar 61,81 sedangkan yang tidak

mendapatkan perlakuan nilai rata rata yang diperoleh sebesar 54,54 dan untuk nilai t test sebesar 7,464 dengan signifikansi 0,000 < a = 0,05. Yang berarti ada commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 59

perbedaan yang signifikan antara sikap

ibu tentang Imunisasi Dasar yang

mendapat penyuluhan dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan, atau dapat juga dikatakan bahwa penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menjadi lebih baik. Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek, individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya memperoleh pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap obyek yang bersangkutan. Hal ini dapat diartikan bahwa sikap yang positif maupun sikap negatif terbentuk dari komponen pengetahuan. Semakin

banyak pengetahuan

yang didapat akan semakin positif sikap yang terbentuk (Walgito, 2003). Newcomb dalam Soekidjo Notoatmodjo (2007) berpendapat bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan Ibu tentang imunisasi dasar lengkap adalah hasil tahu Ibu tentang apa saja jenis imunisasi serta manfaatnya bagi bayi usia 1 tahun. Hal ini penting karena diharapkan para ibu tidak hanya sekedar datang menimbangkan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 60

bayinya dan mau memberikan bayinya untuk diimunisasi, tapi juga mengetahui manfaat apa saja yang didapat bila anak diberi imunisasi dasar lengkap. Menurut Irmayati (2007) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah karena kekurangan informasi. Pemberian informasi melalui pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan pengetahuan, selanjutnya akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya seseorang akan melakukan praktek sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, meskipun memerlukan waktu yang lama. Sebelum seseorang mengadopsi praktek, ia harus terlebih dahulu tahu apa arti dan manfaat praktek tersebut bagi dirinya dan orang lain, dalam hal ini bayi yang mendapat imunisasi. Setelah seseorang mengetahui, selanjutnya akan menilai atau bersikap. Secara teori perubahan praktek atau mengadopsi praktek baru itu mengikuti proses perubahan : pengetahuan, sikap dan praktek. Pengalaman dan penelitian juga membuktikan bahwa praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan. Azwar (2008) mengatakan bahwa sikap mempengaruhi praktek lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya terbatas yang berarti bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya. Hal ini terlihat pada praktek yang dilakukan oleh para ibu bayi dengan rutin menimbangkan bayinya di puskesmas atau posyandu yang hasilnya sebesar 100%. Praktek tersebut didasari oleh adanya pengetahuan yang diperoleh ibu bayi melalui pemberian informasi mengenai imunisasi dasar lengkap dari petugas commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 61

kesehatan (sebesar 84,6%), meskipun pemberian informasi tersebut diberikan secara berkala atau tidak secara rutin, selain itu informasi juga bisa didapat dari buku/majalah/koran (sebesar 7,7%) maupun bisa melalui TV/radio/internet (sebesar 7,7%). Oleh

sebab

itu,

sebagai

tenaga

kesehatan

khususnya

dokter

keluarga/praktisi kesehatan, yang berhubungan langsung dengan ibu bayi maupun balitanya yang ada di masyarakat harus memberikan informasi yang cukup khususnya tentang imunisasi dasar lengkap, baik jenis dan manfaatnya maupun kemungkinan reaksi yang ditimbulkan pada tubuh bayi. Diharapkan dengan adanya informasi yang cukup jelas maka ibu bayi bisa tahu pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap dan bersikap positif mendukung program imunisasi, sehingga ke depannya hasil yang dicapai pada program imunisasi tersebut bisa meningkatkan angka cakupan imunisasi menjadi lebih tinggi, sekaligus bisa mencegah timbulnya Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Pada hasil penelitian di atas ternyata juga menunjukkan bahwa bayi responden

pada

kelompok

treatment

maupun

kelompok

kontrol

telah

mendapatkan imunisasi dasar lengkap tepat waktu (sebanyak 98,1%). Apabila di cross-ceck dengan hasil nilai rendah yang didapat pada kelompok kontrol ternyata responden sebenarnya kurang mengerti manfaat secara menyeluruh pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Sehingga kesimpulan peneliti adalah para ibu bayi mau datang menimbangkan bayinya secara rutin, bahkan merelakan bayinya mendapatkan imunisasi dasar lengkap tepat waktu, bukan karena pengetahuan yang mereka dapat tapi karena kebanyakan ibu bayi mau melakukannya, sebagai commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 62

ajang berkumpul para ibu terlebih ada rangsangan pemberian makanan tambahan untuk anak mereka, meskipun disisi lain ada kekuatiran responden saat bayinya diberi imunisasi DPT timbul panas pada tubuh bayi (sebesar 46,2%). Hal ini mungkin bisa jadi perhatian bagi peneliti berikutnya, untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi perihal motivasi ibu bayi mau membawa anaknya ke Posyandu/Puskesmas secara rutin untuk di timbang maupun diberi imunisasi dasar secara lengkap.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini sebenarnya masih banyak keterbatasannya, antara lain faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku ibu sehubungan dengan peran sertanya mau membawa anaknya untuk diberi imunisasi dasar lengkap, faktor tersebut sangat banyak yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap, faktor sosial ekonomi, faktor keluarga, faktor pelayanan imunisasi dan faktor emosi. Tetapi pada penelitian ini peneliti hanya membahas tentang pengaruh pemberian penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Keterbatasan variabel penelitian atau adanya variabel perancu yang tidak dapat dikendalikan selama penelitian ini memungkinkan untuk peneliti lainnya agar dapat melakukan penelitian yang lebih kompleks dengan ruang lingkup yang lebih luas. Dengan demikian bisa lebih menunjang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 63

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yaitu kuesioner yang dipakai belum tentu memenuhi standart baku kuesioner tentang pengetahuan dan sikap walaupun kuesioner sudah dilakukan uji coba melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. Target sasaran bayi di Desa Mancon sebanyak 54 bayi, dengan respondennya adalah para ibu bayi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan hasil analisis data maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi sebelum usia 1 tahun. Yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan responden yang mendapatkan penyuluhan imunisasi dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan atau dapat juga dikatakan bahwa penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap. 2. Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imiunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun. Yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara sikap responden yang mendapatkan penyuluhan imunisasi dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan atau dapat dikatakan bahwa penyuluhan tentang imunisasi dasar commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 65

lengkap berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menjadi lebih baik dan positif.

B. Implikasi

1. Hasil penelitian ini memberikan bukti ilmiah tentang pentingnya pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan program imunisasi melalui penyuluhan tentang manfaat dari kelengkapan imunisasi dasar. Hal ini mengandung pesan bahwa program tersebut diharapkan berhasil tidak hanya melalui pembuatan suatu kebijakan program, tetapi perlu peningkatan pengetahuan maupun sikap ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar, misalnya dengan melakukan penyuluhan secara rutin oleh dokter keluarga atau praktisi kesehatan lainnya kepada ibu, keluarga dan masyarakat. 2. Perlu penggunaan pendekatan holistik kedokteran keluarga/praktisi kesehatan yaitu mengubah sikap seseorang secara personal, dengan melalui pendekatan orang per-orang akan lebih berhasil meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap program tersebut. Pada akhirnya diharapkan ada peningkatan hasil cakupan imunisasi melalui program peningkatan imunisasi. 3.

Dalam ilmu kedokteran keluarga, hasil penelitian ini dapat digunakan dalam materi kedokteran keluarga terutama pentingnya penyuluhan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap ibu menjadi lebih baik tentang program imunisasi melalui pemberian imunisasi dasar secara lengkap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 66

C. Saran

1. Bagi Institusi Kesehatan (Pemerintah/Swasta) Diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi pada ibu usia subur (WUS), ibu hamil dan ibu bayi tentang pentingnya pemberian imunisasi secara lengkap terutama bagi bayi sebelum usia 1 tahun. 2. Bagi Profesi Bidan Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemberi pelayanan kebidanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna pelayanan kebidanan, khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi begitu dia lahir. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat dapat mengakses atau menambah wawasan tentang pentingnya imunisasi dan manfaatnya melalui buku-buku, tenaga kesehatan maupun dari pengalaman orang lain yang dapat meningkatkan atau menambah pengetahuan tentang manfaat pemberian imunisasi sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit yang bisa mengakibatkan kecacatan bahkan kematian. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan penelitian selanjutnya tentang

imunisasi,

misalnya

meneliti

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan dan sikap ibu bayi dalam peran sertanya mau memberikan imunisasi dasar secara lengkap pada bayinya. commit to user