PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN ... penelitian ini adalah lansia yang mengalami ... pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyer...

23 downloads 685 Views 242KB Size
PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW “PUSPAKARMA” MATARAM Ni Made Sumartywati, Sukardin, Febriati Astuti Star Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK Jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dan angka ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Salah satu penyakit yang sering diderita oleh lansia adalah osteoarthritis dimana salah satu gejala utama pada penyakit osteoarthritis adalah adanya gangguan rasa nyeri. Lebih dari 85% lansia usia >65 tahun terkena osteoartritis. Di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram terdapat 62 lansia atau 87.3% mengalami osteoartritis dari total keseluruhan lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan penelitian “One Group Pre Test-Post Test with control group desaign”. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengalami osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan Jumlah sampel 54 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dengan skala nyeri bourbanis. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dengan rumus T-test berpasangan untuk menentukan pengaruh perlakuan dengan taraf sigifikan 5%. Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai T hitung 5.0397 dan nilai T Tabel 2.006 jadi didapatkan T Hiting > T Tabel (5.0397 > 2.006). dengan interpretasi demikian maka ada pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh signifikan dilakukanya senam ergonomis dengan penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram. Jadi diharapkan agar lansia melakukan senam ergonomis untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pada penderita osteoartritis. Kata Kunci : Lansia, Nyeri Osteoartritis, Senam Ergonomis

pada tahun 2012 (Depkes, 2012 ; BPS,

PENDAHULUAN Peningkatan

jumlah

lansia

merupakan suatu indikator keberhasilan proses pembangunan yaitu meningkatnya usia harapan hidup. Meningkatnya usia harapan

hidup

menyebabkan

jumlah

penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa

2012). Badan Pusat Statistik NTB Tahun 2012 menyebutkan bahwa jumlah lansia yang berusia di atas 60 tahun yang ada di NTB sebanyak 236.051 jiwa, sedangkan 73.000 lansia untuk wilayah kota mataram (BPS NTB 2012). Pengaruh

proses

menimbulkan

berbagai

secara

mental

fisik,

penuaan

masalah maupun

baik sosial

ekonomi. Secara umum kondisi fisik

reproduksi (Wratsongko, 2006). Senam

seseorang yang telah memasuki usia lanjut

ergonomis ini bermanfaat bagi penderita

akan

Dengan

osteoartritis karena senam ergonomis ini

semakin bertambahnya usia, lansia akan

memicu sekresi hormon endorpin yang

mengalami

dapat mengurangi nyeri pada penderita

mengalami

penurunan.

penurunan

fungsi

organ

sehingga rentan terkena berbagai macam

osteoartritis.

penyakit. Salah satu perubahan fisik yang dialami

lansia

menurunnya

maka perlu dilakukan penelitian untuk

persendian

mengetahui pengaruh senam ergonomis

contohnya pada lansia dengan penyakit

terhadap penurunan skala nyeri pada

degeneratif yaitu osteoartritis (Hutapea,

lansia dengan osteoartritis di PSTW

2005). Berdasarkan studi pendahuluan di

“Puspakarma”

Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma”

uraian latar belakang di atas, maka

Mataram di tahun 2014, jumlah lansia

rumusan masalah dalam penelitian ini

yang ada sebanyak 71 lansia, 62 (87,3%)

adalah “Apakah ada pengaruh Senam

orang

Ergonomis Terhadap Penurunan Skala

elastisitas dan

lansia

adalah

Berdasarkan latarbelakang diatas,

fleksibilitas

diantaranya

menderita

osteoartritis.

Mataram.

Berdasarkan

Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoartritis

Terapi latihan merupakan salah satu

Di PSTW “Puspakarma” Mataram?.

bentuk penatalaksanaan non farmakologi

Tujuan Penelitian

dengan tujuan untuk mempertahankan

1. Mengidentifikasi skala nyeri pada

posisi sendi yang optimal, mengurangi

lansia dengan osteoartritis sebelum

edema, merangsang reflex fleksi ekstensi

diberikan senam ergonomis.

dan persiapan untuk latihan aktif apabila

2. Mengidentifikasi

penurunan

skala

fase akut terlewati. Terapi latihan yang

nyeri pada lansia dengan osteoartritis

dimaksud

setelah diberikan senam ergonomis.

adalah

Senam

Ergonomis.

(Cyntia Yaputri , 2005). Gerakan-gerakan

3. Menganalisa

pengaruh

senam

senam ergonomis merupakan gerakan

ergonomis terhadap penurunan skala

yang

nyeri pada lansia dengan osteoartritis

sesuai

dengan

kaidah-kaidah

penciptaan tubuh dan gerakan ini diilhami

di

dari gerakan sholat. Senam ergonomis

“puspakarma” Mataram.

merupakan senam yang dapat langsung membuka,

membersihkan,

dan

mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti

sistem

kardiovaskuler,

kemih,

panti

sosial

tresna

werdha

Werdha “Puspakarma” Mataram sebanyak

METODE PENELITIAN

54 orang dengan intensitas nyeri sedang.

Populasi, Sampel dan Sampling

Desain penelitian yang digunakan

Instrumen Instrumen yang digunakan adalah

dalam penelitian ini adalah penelitian Quasi

Eksperimen

dengan

rancangan

penelitian “One Group Pre Test-Post Test with

control

group

Yaitu

desaign”

mengungkapkan hubungan sebab akibat

lembar observasi yang digunakan berupa checklist yang sesuai dengan indikator dari skala nyeri Bourbanis. Analisa Data Analisis

dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi

lagi

setelah

intervensi

yang

digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data eksperimen untuk mengetahui pengaruh

terapi

tertawa

terhadap

perubahan tekanan darah pada lansia

(Nursalam, 2003) Bentuk eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menerapkan

data

Senam

peneliti

Ergonomis

yang

hipertensi

di

PSTW

“Puspakarma”

Mataram dengan menggunakan uji t-test pada taraf signifikan 0,05(5%).

terdiri dari 1 gerakan pembuka dan 5 gerakan fundamental yaitu gerakan lapang

HASIL PENELITIAN

dada, tunduk syukur, duduk perkasa,

Karateristik

duduk pembakaran, berbaring pasrah.

sebelum diberikan senam ergonomis (pre

Populasi & Sampel

test).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua

lansia

yang

mengalami

Osteoartritis di PSTW “Puspakarma”

No 1 2 3

Mataram sebanyak 62 orang (tahun 2014) yang

merupakan

data

hasil

studi

pendahuluan di PSTW “Puspakarma” Mataram.

Tingkat

Perlakuan Jumlah

Presentas e

Jumlah

Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Total

9 18 0 27

33,33 66,66 0 100%

11 16 0 27

Karateristik

Tingkat

Nyeri

Kontrol Presentase 40,74 59,25 0 100%

responden

setelah diberikan senam ergonomis (post test).

sampling purposive sampling, sehingga

Osteoartritis

responden

Klasifikasi Tingkat Nyeri

Penelitian ini menggunakan tehnik

sampelnya

Nyeri

adalah di

lansia

Panti

mengalami

Sosial

Tresna

No 1 2 3

Perlakuan

Klasifikasi Tingkat Nyeri

Jumlah

Presentas e

Jumlah

Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Total

23 4 0 27

85,18 14,81 0 100%

12 15 0 27

Kontrol Presentase 44,44 55,55 0 100%

Analisa pengaruh senam ergonomis

menunjukkan

terhadap penurunan skala nyeri pada

mendeskripsikannya, dapat mengikuti

lansia

perintah dengan baik.

dengan

osteoartritis

dengan

Nyeri

menggunakan hitung manual t-test. Hasil

analisa

menunjukan

lokasi

nilai

nyeri,

merupakan

dapat

kondisi

fisik berupa perasaan yang tidak

signifikansi pengaruh = 0,025 dengan

menyenangkan,

mengunakan uji dua sisi dengan tingkat

subyektif,

signifikansi ɑ = 5% (0,05 > 0,025)

berbeda pada setiap orang dalam hal

didapatkan nilai t tabel 2,006. Hasil uji

skala dan tingkatannya. Nyeri adalah

manual didapatkan t hitung 5,0397 artinya

pengalaman sensori dan emosional

t

yang tidak menyenangkan akibat dari

hitung

lebih

besar

dari

t

tabel

bersifat

karena

sangat

perasaan

(5,0397>2,006) yang berarti Ho ditolak

kerusakan

dan

maupun potensial (Smeltzer, 2001).

Ha

pengaruh

diterima, senam

yang

berarti

ergonomis

ada

terhadap

jaringan

nyeri

yang

aktual

Berdasarkan tabel 1.1 juga

penurunan skala nyeri pada lansia dengan

terlihat

osteoartritis.

responden mengalami nyeri sedang.

Pembahasan

Hal ini dikuatkan oleh pendapat Potter

1. Identifikasi

tingkat

nyeri

sebelum

pemberian senam ergonomis.

bahwa

hampir

seluruh

& Perry (2005) dalam Fundamental Keperawatan, dimana kemungkinan

Hasil penelitian menunjukkan

berhubungan dengan tipe nyeri yang

bahwa tingkat nyeri pada kelompok

terjadi pada daerah sendi tersebut,

kontrol(pre test) dan pada kelompok

yang termasuk nyeri kronis bila klien

perlakuan sebelum diberikan senam

sudah

ergonomis paling banyak responden

sebelumnya dan berlangsung selama

mengalami

kategori

lebih dari 6 bulan. Adanya pengalaman

tingkat nyeri sedang dan paling sedikit

nyeri sebelumnya memengaruhi sistem

dengan kategori nyeri berat.

kognitif-evaluatif klien yang kemudian

nyeri

Pada observasi,

dengan

saat

melakukan

responden

menunjukkan

pernah

merasakan

membantu

nyeri

seseorang

menginterpretasikan kualitas

tingkat nyeri sedang dengan skala 4-6.

melakukan suatu tindakan pada saat

Dimana

nyeri

seperti

secara

mendesis,

obyektif

menyeringai,

tersebut

sehingga

dan

kriteria nyeri yang sesuai dengan

kriteria-kriteria

nyeri

intensitas

berikutnya.

dapat

Faktor-faktor

responden

psikologis dan kognitif berinteraksi

dapat

dengan faktor neurofisiologis dalam

mempersepsikan

nyeri,

diantaranya

senam

ergonomis.

Dimana

rata-rata

adalah pengalaman masa lalu dengan

penurunan tingkat nyeri pada lansia yang

nyeri, usia, budaya, ansietas, makna

melakukan senam egronomis lebih besar

nyeri dan gaya koping dan jenis

dari pada lansia yang tidak melakukan

kelamin

timbul

senam egronomis.

merupakan tanda peringatan bahwa

Menurut

.

Nyeri

yang

Wratsongko

(2006),

terjadi kerusakan jaringan, sehingga

senam ergonomis merupakan senam yang

nyeri merupakan mekanisme fisiologis

dapat langsung membuka, membersihkan,

yang bertujuan untuk melindungi diri

dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem

dan harus menjadi pertimbangan utama

tubuh

keperawatan saat mengkaji nyeri.

kemih,

2. Identifikasi tingkat nyeri setelah

(osteoartritis dan low back pain). Senam

pemberian senam ergonomis.

seperti

sistem

reproduksi,

kardiovaskuler,

persendian

tulang

ergonomis ini bermanfaat bagi penderita osteoartritis, karena senam ergonomis ini

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa

tingkat

nyeri

pada

kelompok kontrol (post test) dan

memicu sekresi hormon endorpin yang dapat

mengurangi

rasa

nyeri

pada

penderita osteoartritis.

pada kelompok perlakuan setelah

Senam

ergonomis

diberikan senam ergonomis paling

aktivitas

banyak dengan kategori tingkat

dilakukan bagi penderita osteoartritis.

nyeri ringan dan paling sedikit

Karena gerakan pada senam ergonomis ini

dengan kategori nyeri berat, pada

cukup

kelompok kontrol paling banyak

memberatkan

dengan

penderita osteoartritis (Sagiran, 2012).

kategori

tingkat

nyeri

sedang dan paling sedikit dengan kategori nyeri berat. Hal ini menunjukkan bahwa

atau

olahraga

merupakan

efektif,

efisien

atau

yang

dan

dapat

tidak

melelahkan

bagi

3. Analisa pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartriti

senam ergonomis merupakan aktivitas atau

Hasil

analisa

olahraga yang dapat dilakukan untuk

menunjukan

menurunkan tingkat nyeri bagi penderita

pengaruh = 0,025 dengan mengunakan

osteoartitis, terdapat perbedaan penurunan

uji dua sisi dengan tingkat signifikansi

tingkat nyeri setelah melakukan senam

ɑ = 5% (0,05 > 0,025) didapatkan nilai

ergonomis pada lansia dengan osteoartritis,

t

dari pada lansia yang tidak melakukan

didapatkan t hitung 5,0397 artinya t

tabel

nilai

data

2,006. Hasil

signifikansi

uji

manual

hitung

lebih

besar

dari

t

tabel

senam

ergonomis

ini

merupakan

(5,0397>2,006) yang berarti Ho ditolak

gerakan yang umum dilakukan sehari-

dan Ha diterima ada pengaruh senam

hari oleh setiap orang karena dasar dari

ergonomis terhadap penurunan skala

senam ergonomis ini adalah setiap

nyeri pada lansia dengan osteoarthritis.

orang pasti mampu melakukannya

Hal ini dapat di jelaskan

walaupun dilakukan oleh orang yang

bahwa senam ergonomis merupakan

baru pertama kali melakukan gerakan

latihan fisik atau salah cara untuk

senam

menurunkan tingkat nyeri pada lansia

menimbulkan efek samping, baik pada

dengan osteoartritis. semakin sering

saat melakukan gerakan atau pada saat

lansia melakukan senam ergonomis,

setelah melakukan gerakan senam

maka akan semakin besar mengurangi

ergonomis ini (Wratsongko, 2006).

ini,

tingkat nyeri.

oleh

namun

tidak

akan

Senam ergonomis ini juga

Nyeri sendi yang dialami

bermanfaat

lansia

sendi

yang

mengalami

mempertahankan

yang

optimal,

posisi

mengurangi

osteoartritis menyebabkan kesalahan

edema,dan merangsang reflek fleksi

dalam

dan

pembentukan

jaringan

ikat

sendi, degenerasi, dan hipertrofi tulang atau

pertumbuhan

tulang

berlebih

dalam bentuk taji atau tonjolan tulang.

ekstensi

bagi

orang

yang

menderita osteoartritis (Sagiran, 2012). Kesimpulan 1. Skala nyeri sebelum pemberian senam

Bagian-bagian tonjolan-tonjolan tulang

ergonomis

ini atau kartilago yang remuk masuk

osteoartritis, pada kelompok perlakuan

ke

dan

paling banyak dengan kategori tingkat

menyebabkan nyeri. Kartilago artikuler

nyeri sedang (18 responden/66,66%),

akan terus memburuk, ujung tulang

pada kelompok kontrol tingkat nyeri

akan saling bergesekan satu sama lain

paling banyak dengan kategori sedang

sehingga menyebabkan rasa sakit dan

(16 responden/59,25%)(lampiran 8).

membengkak menjadi gejala yang

2. Skala nyeri setelah pemberian senam

dalam

cairan

sinovial

pada

ergonomis

(Reeves, 1999).

osteoartritis, pada kelompok perlakuan pada

lansia

dengan

lebih banyak dialami oleh pasien

Gerakan

pada

lansia

dengan

senam

paling banyak dengan kategori tingkat

ergonomis tidak seperti yoga atau

nyeri ringan (23 responden/85,18%),

gerakan fitness lainnya yang lebih

pada kelompok kontrol paling banyak

rumit dan lebih melelahkan. Gerakan

dengan kategori tingkat nyeri sedang (15 responde/55,55%)(lampiran 8). 3. Terdapat pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis dengan nilai signifikansi pengaruh = 0,025 dengan mengunakan

uji

dua

sisi

dengan

tingkat signifikansi ɑ = 5% (0,05 : 2 =

Hidayat, A.A. 2005. Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: EGC Jatnika dan saptoningsih, 2009. Meraup Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka.Hal 1-26. Jane Scrivner, 2007. Water Detox Total Healty & Beauty in 8 Easy Steps, PT Gramedia Pustaka Utama. Jayani,

0,025) didapatkan nilai t tabel 2,006. Hasil uji statistik paired t didapatkan t hitung 5,0397. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharni. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktikum. Jakarta: Rineka Cipta Brunner dan Sudarth, 2002 Essentials of Oral Histology And Embryology: A Clinical Aproach. 3 ed. By Mosby, Inc. Hal 177-183. Darmawan, 2008 Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Cet.1. Jakarta: Agro Media Pustaka.Hal 7178. Davis,

2000 Reccurent AphthousStomatitis. Departement of Oral Medicine, Pathology, Oncology, University of Michigan, School of Dentistry, Ann Arbor, Michigan USA

Hasan, M. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia Hidayat,A.A, Uliyah, M. 2004. Buku saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

2013.Pemanfaatan Kompres Ekstrak Lidah Buaya Pada Pasien Phlebitis Untuk Mengurangi Biaya Perawatan Di Rumah Sakit. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum. Jombang

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar . Jakarta: EGC Mansjoer, Arif, dkk, 2000. Kapita selekta kedokteran, Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: media Aesculapius Margono. 2004. Metodologi Penelitian untuk Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Oktara,2013.http://nandagokilz1.wordpres s.com/2013/02/07/klasifikasidan-morfologi-tanaman-lidahbuaya-aloe-vera-l.html Potter

& Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan

Konsep proses dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC Price,

Silvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis proses-proses pengkajian. Jakarta: EGC

Prasetyo, SN. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha ilmu Sandra

Santoso,

M, Nettina. 2001. Pedoman Praktik keperawatan. Jakarta: EGC 2008 Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Cet.1. Jakarta: Agro Media Pustaka.Hal 71-78.

Smeltzer, S dan Bare, B. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Jakarta: EGC Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Simanjuntak, 1996. Botani Lidah Buaya, Bogor. 5 – 7. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Tamsuri,

Anas. 2006. Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC