PENGARUH TEORI BELAJAR VAN HIELE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD Ayu Sita Lasmita, Margiati, Nurhadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari penerapan teori belajar Van Hiele terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelasV Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas V A yang berjumlah 28 orang dan kelas V B yang berjumlah 30 orang. Hasil analisis data, diperoleh rata–rata post-test pada kelas ekperimen diperoleh sebesar 72,79 sedangkan kelas kontrol sebesar 59,50. Hasil perhitungan effect size data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh sebesar 0,85 diklasifikasikan dalam kategori tinggi, yang berarti bahwa penerapan teori belajar Van Hiele memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar peserta didik pada pada pembelajaran Matematika di kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota. Kata kunci: Teori Belajar, Teori Van Hiele, Hasil Belajar Abstract: This research aims to analyze how big the effect of the application of the Van Hiele theory of learning on learning outcomes of students fifth grade math Elementary School 12 Pontianak. The research method used is a quasiexperiment with the design of the research is Nonequivalent Control Group Design. The sample was student class 28 in total VA and VB classes totaling 30 people. The results of the analysis of the data, obtained by the average post-test in the experimental classes obtained at 72.79 while the control class is 59.50. The results of the calculation of effect size data from the experimental study of students and grade class gained control of 0.85 is classified in the high category, which means that the application of the Van Hiele theory of learning high impact on learning outcomes of students in the learning of Mathematics in the Elementary School fifth grade 12 Foreign Pontianak. Keywords: Learning Theory, Theory of Van Hiele, Learning Result
P
endidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 yang mengartikan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha 1
membimbing anak untuk memperoleh pengetahuan. Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo dalam Faturrahman, 2012:3). Pandang tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Berarti pendidikan adalah pengajaran yang umumnya diselenggarakan di sekolah sebagai pendidikan formal. Sekolah Dasar termasuk pendidikan formal yang didalamnya terdapat salah satu mata pelajaran yang sangat penting dikuasai dengan baik oleh peserta didik yaitu matematika. Matematika yang merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Alam semesta itu bagaikan sebuah buku raksasa yang hanya bisa dibaca jika orang mengerti bahasanya, akrab dengan lambang dan huruf yang dipakai di dalamnya, dan bahasa alam semesta itu tidak lain adalah Matematika (Galileo Galilei dalam Sriyanto: 3). Berarti matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Tujuan, materi, proses dan penilaian pembelajaran matematika dikelas selalu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman. Dengan demikian metode, model, pendekatan, strategi pembelajaran dan teori belajar matematika yang digunakan guru di kelas akan ikut menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pelajaran matematika. Pelajaran matematika merupakan pelajaran untuk berfikir logis dan kritis, dan belajar mengemukakan gagasan untuk dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah. Hal ini penting supaya ketika peserta didik dihadapkan pada permasalahan kehidupan sehari-hari ia akan mampu mengkomunikasikan pemikiran matematis mereka untuk menyelesaikan masalah baik persoalan matematika itu sendiri maupun persoalan bidang keilmuan lainnya. Matematika yang diajarkan disekolah seharusnya diarahkan pada tujuan pembelajaran matematika. Ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali, dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri dan trigonometri (Paling dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 252). Dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, matematika dibagi atas beberapa sub pokok materi, diantaranya sub pokok materi geometri dan pengukuran. Peranan geometri dalam pelajaran matematika sangat kuat, bukan saja geometri hanya membina proses berpikir akan tetapi juga sangat mempengaruhi materi pelajaran lain dalam matematika. Namun pelajaran geometri termasuk pelajaran matematika yang sulit dan kurang disenangi oleh peserta didik. Berdasarkan dari wawancara peneliti dengan guru wali kelas V sekaligus sebagai guru matematika menyatakan bahwa guru mengajar dengan metode ceramah dan tanya jawab, peserta didik hanya cukup mendengarkan dan guru selingi sambil bertanya. Dalam pembelajaran matematika guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran (pembelajaran terpusat pada guru) yang
2
menurutnya bahwa materi sifat-sifat bangun datar hanya cukup untuk di jelaskan saja sehingga peserta didik hanya diam dan mendengarkan. Dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar guru tidak pernah menerapkan teori belajar Van Hiele, sehingga guru kurang memperhatikan tahap pemahaman peserta didik. Sehingga peserta didik masih kurang memahami tentang pelajaran geometri khususnya materi sifat-sifat bangun datar karena peserta didik sulit mengingat sifat-sifat bangun datar dan masih bingung dalam membedakan macam-macam bangun datar seperti macam-macam segitiga dan macam-macam trapesium. Kesulitan belajar peserta didik yang tidak terlepas dari proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik, bahwa masih banyak peserta didik yang tidak mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu nilai 65 pada mata pelajaran matematika. Sehubungan dengan itu, ada sesuatu yang perlu dibenahi dalam praktek pembelajaran matematika, terutama dalam pembelajaran materi sifat-sifat bangun datar. Untuk menyelesaikan masalah dalam materi sifat-sifat bangun datar, maka peserta didik harus terlebih dahulu memahami konsep-konsep geometri sehingga mudah dipahami dan tidak terjadi kesalahan. Agar konsep-konsep geometri dapat dipahami peserta didik secara benar maka dapat dimanfaatkan teori belajar Van Hiele yaitu mengenai tahap-tahap pemahaman peserta didik dalam geometri. Strategi pembelajaran matematika yang digunakan haruslah sesuai dengan perkembangan intelektual atau perkembangan tingkat berpikir anak, sehingga diharapkan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar lebih efektif dan lebih hidup (Karso,2007: 1.11). Menerapkan teori belajar Van Hiele dapat menjadi salah satu tindakan yang tepat dilakukan guru untuk mengajarkan materi sifat-sifat bangun datar, karena teori belajar Van Hiele menekankan pada tahap pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap berpikir peserta didik, tidak sebaliknya peserta didik yang menyesuaikan diri dengan tahap pembelajaran guru. Sehingga materi dalam pembelajaran matematika dapat dipahami peserta didik dengan baik serta peserta didik dapat mempelajari matematika berdasarkan urutan tingkat kesukarannya dimulai dari tingkat yang paling mudah sampai dengan tingkat yang paling rumit dan kompleks yang pada akhirnya peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai tujuan yang diinginkan. Teori belajar Van Hiele berasal dari seorang guru matematika bangsa Belanda yang mengadakan penelitian mengenai pembelajaran Geomteri (Karso, 2007: 1.20). Van Hiele mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya ditulis dalam disertasinya pada tahun 1954. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri (Nyimas Aisyah, 2008: 4.2). Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori berkaitan dengan pembelajaran geometri. Teori yang dikemukakan Van Hiele adalah tiga unsur yang utama dalam pembelajaran geometri adalah waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya (Nyimas Aisyah, 2008: 4.4). Dengan penelitian yang dilakukan, Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami 3
geometri. Menurut Van Hiele (dalam Nyimas Aisyah, 2008: 4.2) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi dan keakuratan. Ditetapkan fase-fase pembelajaran geometri yang dapat menunjukkan kemajuan belajar peserta didik dan peran guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Van Hiele (dalam Nyimas Aisyah, 2008: 4.10) “Fase-fase pembelajaran tersebut adalah 1) Fase Informasi, 2) Fase Orientasi, 3) Fase Penjelasan, 4) Fase Orientasi Bebas, dan 5) Fase Integrasi. Fase-fase inilah yang harus dilalui peserta didik dalam pembelajaran sehingga tahap pemahaman peserta didik tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian berkenaan dengan pembelajaran matematika di sekolah dasar dengan menerapkan teori belajar Van Hiele. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana pada kelas kontrol menerapkan metode ekspositori dan kelas eksperimen menerapkan teori belajar Van Hiele. Sehingga dapat dilihat seberapa besar pengaruh dari pengaruh teori belajar Van Hiele pada pembelajaran matematika terhadap hasil belajar peserta didik kelas V. Teori belajar Van Hiele diharapkan agar guru dapat memahami tahap berpikir peserta didik sehingga berpengaruh pada hasil belajar peserta didik yang lebih baik lagi. Hal inilah yang mendasari penelitian yang berjudul pengaruh teori belajar Van Hiele pada pembelajaran matematika terhadap hasil belajar peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Tabel 1 Rancangan Penelitian Nonequivalent Control Group Design O1 X O2 (eksperimen) O1 X O2 (kontrol) (Emzir, 2012: 102) Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VA yang berjumlah 28 orang terdiri atas 18 peserta didik perempuan serta 10 orang peserta didik lakilaki dan kelas VB yang berjumlah 30 orang yang terdiri atas 21 peserta didik perempuan dan 9 peserta didik laki-laki. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, sebagai berikut. Tahap persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain : 1) Melakukan pra riset yaitu melakukan observasi dan wawancara dengan guru matematika. 2) Menyiapkan instrument penelitian yang berupa soal pre-test dan post-test. 3) Melakukan validasi terhadap instrument penilaian tersebut. 4) Melakukan revisi terhadap instrument penilaian. 5) Mengujicobakan soal tes untuk diuji realibilitasnya. 6) Menganalisis tingkat kesukaran daya beda setiap butir soal yang
4
telah diuji cobakan. 7) Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya soal dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Tahap Pelaksanaan : 1) Memberikan pre-test pada peserta didik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika di kelas dengan menerapkan teori belajar Van Hiele pada kelas eksperimen dan menerapkan metode ekspositori pada kelas kontrol. 3) Memberikan post-test pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Tahap Akhir 1) Melakukan penskoran terhadap hasil tes baik pre-test maupun post-test. 2) Menghitung rata-rata hasil tes. 3) Menghitung standar deviasi. 4) Menguji normalitas data. 5) Data yang diperoleh dalam penelitian ini berkontribusi normal, dan dilanjutkan dengan uji homogenitas varian. 6) Menghitung perbedaan menggunakan rumus t-test. 7) Menghitung besarnya pengaruh pembelajaran dengan rumus effect size. 8)Membuat kesimpulan. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer. Sumber data penelitian diperoleh langsung dari nilai hasil belajar peserta didik di kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota, yaitu sebagai berikut data berupa 1) nilai hasil pre-test peserta didik kelas VA dan VB. 2) data berupa nilai hasil post-test peserta didik kelas VA dan VB. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengukuran berupa pemberian tes sesudah diberikan pembelajaran matematika menggunakan teori belajar Van Hiele di kelas eksperimen dan pembelajaran matematika menerapkan metode ekspositori di kelas kontrol. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang dibuat dalam bentuk essay yang divalidasi oleh dosen matematika PGSD FKIP UNTAN dan guru matematika di Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba soal di kelas V Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara di peroleh reliabilitas tes sebesar 0,88 maka reliabilitas tes tergolong tinggi. Hasil belajar peserta didik (pre-test dan post-test) dianalisis dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1) Menghitung skor dari setiap jawaban peserta didik sesuai dengan pedoman penskoran. 2) Menguji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat rumus F =
=∑
(
)
. 3) Menguji homogenitas variansinya dengan
. 4) Kedua kelas variansinya homogen, dilanjutkan dengan
menggunakan rumus t =
(
)
(
)
. 5) Untuk mengetahui
pengaruh dari pembelajaran dengan menggunakan teori belajar Van Hiele maka digunakan rumus effect size. ES = HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelas dari Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota yaitu kelas VA yang berjumlah 28 orang dan kelas VB berjumlah 30 orang. Agar peneliti dapat mengetahui homogenitas atau tidaknya kedua kelas tersebut, maka diberikan pre-test berupa tes berbentuk essay berjumlah 8 soal pada setiap 5
peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata hasil pre-test kelas VA diperoleh sebesar 47,18 sedangkan rata-rata hasil pre-test kelas VB diperoleh sebesar 45,43. Setelah dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t maka dapat diketahui bahwa peserta didik di kelas VA maupun VB memiliki kemampuan belajar matematika yang relatif sama. Hasil analisis data pre-test disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2 Deskripsi Hasil Analisis Pre-test Keterangan VA VB Rata-rata Nilai 47,18 45,43 Standar Deviasi 24,51 21,42 Varians 600,89 458,69 7,4373 3,3716 hitung 7,815 7,815 tabel Setelah mengetahui bahwa kelas VA dan VB homogen, maka berdasarkan hasil pengundian yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas VA sedangkan yang menjadi kelas kontrol adalah VB. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada pembelajaran Matematika antara peserta didik yang menerapkan teori belajar Van Hiele di kelas eksperimen dengan peserta didik yang menerapkan metode ekspositori di kelas kontrol, maka kedua kelas tersebut diberikan post-test berbentuk essay sebanyak 10 soal. Setelah dilakukan perhitungan rata-rata hasil belajar kelas kontrol diperoleh sebesar 59,50 dan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen diperoleh sebesar 72,79. Hasil analisis data post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut ini. Tabel 3 Deskripsi Hasil Analisis Post-test Keterangan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Rata-rata Nilai 59,50 72,79 Nilai Tertinggi 89,5 100 Nilai Terendah 33 30 Standar Deviasi 15,62 17,99 Varians 244,14 323,62 3,3422 3,8134 hitung 7,815 7,815 tabel Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelas eksperimen peserta didik yang memperoleh skor tertinggi 100 dan skor terendah 30. Sedangkan pada kelas kontrol peserta didik yang memperoleh skor tertinggi 89,5 dan nilai terendah 33 dari kedua kelas. Dari hasil pengujian normalitas dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan taraf signifikan (α) = 5%, kedua kelas dapat dinyatakan berdistribusi normal, kelas eksperimen diperoleh hitung (3,8134) < tabel (7,815), dan untuk kelas kontrol diperoleh hitung (3,3422) < tabel (7,815). Selanjutnya hasil dari pengujian homogenitas kedua kelas, dapat diketahui bahwa 6
Fhitung (1,33) < Ftabel (1,89), sehingga kedua kelompok tersebut dinyatakan varians homogen. Untuk mengetahui perbedaan data hasil nilai post-test antara peserta didik di kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka dengan melakukan pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test pooled varian diperoleh thitung (3,014) >t tabel (2,004). Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan ratarata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang menerapkan teori belajar Van Hiele dengan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol yang menerapkan metode ekspositori. Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh penerapan teori belajar Van Hiele pada pembelajaran matematika terhadap hasil belajar peserta di kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota, maka digunakan rumus Effect Size. x −x ES = S 72,79 − 59,50 = 15,62 = 0,85 Keterangan: x = Nilai rata-rata kelompok percobaan x = Nilai rata-rata kelompok pembanding S = Simpangan baku kelompok pembanding Berdasarkan dari perhitungan Effect Size yang diperoleh sebesar 0,85 dapat diklasifikasikan dalam kategori tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan teori belajar Van Hiele memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika di kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota.
Pembahasan Penelitian ini melibatkan dua kelas dari Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota yaitu kelas VA yang berjumlah 28 orang dan kelas VB berjumlah 30 orang. Kedua kelas ini diajar oleh guru matematika yang berbeda. Sebelum memberikan perlakuan, terlebih dahulu peneliti memberikan soal pre-test berupa tes berjumlah 8 soal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik kedua kelas tersebut homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan homogenitas hasil nilai pre-test, kedua kelas ini dalam kondisi homogen. Artinya, peserta didik di kelas VA maupun VB memiliki kemampuan belajar matematika yang relatif sama. Setelah mengetahui bahwa kelas VA dan V B homogen, peneliti bersama guru matematika, melakukan pengundian untuk kelas eksperimen maupun kontrol. Dari hasil pengundian, diperoleh kelas eksperimen adalah kelas VA sedangkan kelas kontrol adalah VB. Kedua kelas ini diajar oleh guru yang sama yaitu peneliti sendiri. Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen maupun kontrol sama yaitu materi pembelajaran mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Proses pembelajaran dilaksanakan berbeda yaitu kelas eksperimen menerapkan teori belajar Van Hiele sedangkan kelas kontrol dengan metode ekspositori. Pelaksanaan penelitian ini menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran 7
matematika masing-masing kelas. Pemberian perlakuan pada kedua kelas dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selanjutnya pemberian post-test berupa tes berbentuk essay berjumlah 10 soal pada setiap peserta didik di kelas eksperimen maupun kontrol. Post-test bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika peserta didik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar peserta didik sebelum melakukan pembelajaran dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Van Hiele. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik diberikan soal pre-test yang berjumlah 8 soal berbentuk essay. Berdasarkan analisis data pre-test dan post-test diperoleh rata-rata pre-test sebesar 47,18 dan rata-rata post-test adalah 72,79.Dari hasil rata-rata pre-test dan post-test tersebut, terlihat bahwa hasil rata-rata post-test lebih besar dibandingkan hasil rata-rata pre-test, sedangkan hasil perhitungan standar deviasi pada pre-test sebesar 24,51 dan pada post-test sebesar 17,99. Berdasarkan uji normalitas pre-test, diperoleh hasil X² hitung sebesar 7,4373 dan X² tabel ( =5% dan dk=3) sebesar 7,815, ternyataX² hitung
No 1 2
Tabel. 4 Analisis Hasil Perolehan Nilai Peserta Didik Keterangan Skor Rata-rata Standar deviasi Normalitas Pre-test 47,18 24,51 7,4373 Post-test 72,79 17,99 3,8134 Selisih 25,61 6,52 3,6239
Hasil belajar peserta didik pada post-test lebih besar dibandingkan dengan hasil yang diperoleh ketika dilakukan pre-test, hal tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata skor pre-test sebesar 47,18 dan skor rata-rata post-test sebesar 72,79 selisih antara skor pre-test dan post-test yaitu sebesar 25,61. Skor standar deviasi pada pre-test sebesar 24,51 dan skor post-test sebesar 17,99 selisih antara standar deviasi pre-test dan post-test sebesar 6,52. Setelah dihitung skor rata-rata dan standar deviasi kemudian dilakukan perhitungan normalitas data, skor normalitas data pada pre-test sebesar 7,4373 dan skor post-test sebesar 3,8134 dan selisih hasil antara pre-test dan post-test sebesar 3,6239. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat 8
pengaruh teori belajar Van Hiele pada pembelajaran matematika tehadap hasil belajar peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota. Hal ini dapat ditunjukan pada perhitungan effect size sebesar 0,85 dengan kategori tinggi. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Berikut ini akan di paparkan secara rinci hasil pada penelitian ini :1) Rata-rata skor hasil belajar peserta didik kelas VB Sekolah dasar Negeri 12 Pontianak Kota (kelas kontrol) yang menerapkan metode ekspositori adalah 59,50 dengan standar deviasi 15,62. 2) Rata-rata skor hasil belajar peserta didik kelas VA Sekolah dasar Negeri 12 Pontianak Kota (kelas eksperimen) yang menerapkan teori belajar Van Hiele adalah 72,79 dengan standar deviasi 17,99. 3) Dari hasil post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan skor rata-rata post-test peserta didik 13,29 dan berdasarkan uji hipotesis (uji-t) menggunakan t-tes polled varian diperoleh thitung data post-test sebesar 3,014 dan ttabel (α = 5%dan dk =56) sebesar 2,004, sehingga thitung > ttabel (3,014 > 2,004) berarti Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan teori belajar Van Hiele (kelas eksperimen) dan peserta didik yang diajar dengan menerapkan metode ekspositori (kelas kontrol). 4) Pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Van Hiele memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika dengan effect size 0,85 (kriteria tinggi) Saran Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran, adapun saransaran tersebut adaalah sebagai berikut : 1) Penerapan teori belajar Van Hiele membawa pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk itu, disarankan kepada guru matematika untuk menerapkan teori belajar Van Hiele pada pembelajaran geometri. 2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai teori belajar Van Hiele disarankan untuk melaksanakan dengan waktu 3x35 menit dan menerapkan metode-metode pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran geometri serta menggunakan media pembelajaran, sehingga pembelajaran matematikan bisa terlaksana dengan efektif dan efisien.. DAFTAR RUJUKAN Burhan Nurgiyantoro. 2004. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Faturrahman, dkk. (2012). PengantarPendidikan. Jakarta: PrestasiPustaka Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
9
Leo Sutrisno, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nyimas Aisyah, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia Cerdas. Sugiyono.(2010). Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
10