PENGARUH VARIABEL FAKTOR SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP

Download pemalsuan itu terdapat pada produk makanan olahan, katering dan restoran. .... Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Indomie", Jurnal...

0 downloads 546 Views 424KB Size
PENGARUH VARIABEL FAKTOR SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN DALAM KEMASAN BERLABEL HALAL (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta) NUR TANT1 KHANIFAH Fak. Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstract: This study aimed to explain the influence of social factors variables, personal, and psychological on purchasing decisions in packaging labeled halal food at boarding school Al Munawwir Krapyak students Bantul Yogyakarta. This research was survey method with descriptive approach analysis.The population of this research was all of students Al Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta. Sampel taken as many as 100 students with a sampling technique accindental. Tecnique of data collection by questionnaire. The analysis tool used is multiple linear regression with F test, test the coefficient of determination and T test. In this study, the independent variable used variable social factors (XI), personal factors (X2), and psychological factors (X3). While the dependent variable was the purchase decision (Y). The results of this study indicated that the variable social factors (XI), personal factors (X2), and psychological factors (X3) simultaneously significant effect on purchasing decisions packaged foods labeled halal. Based on partial regression analysis results could be seen that the variable social factors ( XI) did not significantly influence the purchasing decisions of food in packaging labeled halal. Meanwhile, variable personal factors (X2) and psychological factors (X3) significant positive effect on purchasing decisions packaged food labeled halal. Key words: social, personal, psychological, purchasing decisions, halal label

A. PENDAHULUAN Masyarakat saat ini mengkonsumsi suatu produk tidak begitu memperhatikan kehalalannya. Mereka hanya berpikiran bahwa produk yang secara langsung diproduksi dari bahan baku yang tidak halal adalah haram. Padahal untuk memproduksi suatu produk tidak hanya berdasarkan bahan baku saja tapi juga mulai dari tata cara produksi, bahan-bahan tambahan ataupun unsur-unsur lainnya yang menyertai produksi produk tersebut juga harus halal. Masyarakat muslim adalah pihak yang dirugikan apabila suatu produk tidak halal atau diragukan

kehalalannya. Karena dalam ajaran agama Islam tidak diperkenankan bagi umat muslim untuk mengkonsumsi produk- produk yang tidak jelas kehalalannya. Perkembangan teknologi pangan, selain berdampak positif bagi manusia, juga terdapat pula dampak negatifnya. Salah satu dampak negatifnya adalah semakin kompleksnya proses pengolahan dan distribusi bahan pangan, sehingga berpotensi akan terjadinya penggunaan atau pencampuran bahan haram. Hal ini mempersulit penentuan halal dan haramnya suatu produk pangan oleh kalangan awam karena perlu pengetahuan yang memadai untuk mengetahui apakah produk yang diproduksi halal atau tidak. Cara paling aman, masyarakat muslim cukumelakukannya. Kasus di Batam, banyak ditemukan pemalsuan label halal Majelis Ulama Indonesia (MUI). Banyak oknum tidak bertanggungjawab memalsukan label halal MUI dengan cara menscanning label halal dari perusahaan lain. Umumnya pemalsuan itu terdapat pada produk makanan olahan, katering dan restoran. Sejauh ini pihak MUI sudah menemukan puluhan kasus pemalsuan label halal MUI sejak setahun lalu. Kebanyakan kasus berasal dari wilayah kabupaten Karimun. MUI menghimbau masyarakat muslim untuk aktif mencari tahu kebenaran label halal MUI tersebut. Cara terbaik yaitu membuka website www.halal-muikepri.com. Selain membuka website, ada cara lain untuk mengetahui keaslian label halal MUI yang sering dipajang di beberapa hotel dan restoran. Jika ragu dengan label halal MUI, masyarakat disarankan meminta pihak perusahaan menunjukkan sertifikat halal MUI yang asli. Kalau perusahaannya tidak dapat menunjukkan, berarti diragukan.Karena sertifikat asli itu tidak dapat digandakan dan ada chip-nya.1 Cara untuk mengetahui bagaimana informasi tentang produk dapat diperoleh melalui beberapa sumber, salah satunya melalui kemasan dalam makanan.Dalam sebuah kemasan terdapat informasi mengenai bentuk fisik produk, label dan sisipan detail informasi keamanan untuk produk makanan atau obat yang berbahaya atau tidak. Kemasan dilakukan semenarik mungkin atau 4

Nurul Laila, ''Analisis Faktor Psikografis Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada produk Daging Sapi Olahan dalam Kemasan Berlabel Halal di Hypermart Malang Town Square)",

sedemikian rupa untuk meningkatkan memperoleh laba.2 Kemasan yang menarik akan memberikan nilai lebih pada konsumen yang sedang membedakan beberapa produk yang bentum rtumnab dan mutunya hampir sama. Perbedaan tersebut akan terlihat dari label yang ada dalam kemasan produk. Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan

yang

jelas atau berupa kata-kata tentang barang tersebut atau penjualnya.3 Dalam label konsumenapat menemukan informasi mengenai nama atau merek produk, bahanbaku yang digunakan, tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kadaluwarsa, isi produk, keterangan legalitas (keterangan halal). Label halal adalah jaminan yang diberikan oleh suatu lembaga yang berwenang yaitu LPPOM MUI untuk memastikan bahwa suatu produk makanan itu sudah lolos pengujian kehalalan.4 Label halal bagi konsumen muslim dapatdigunakan untuk memastikan produk mana saja yang boleh merekakonsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal padakemasannya. Dari sisi konsumen mempunyai persepsi yang berbeda dala memutuskan pembelian suatu produk.Sebagian mungkin tidak pedulikeputusan pembelian produk.Seperti yang dikatakan Kotler bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial, pribadi, dan psikologis.2 Penelitian tentang keputusan pembelian makanan dan label halal telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Urfana dan Sembiring3 pada tahun 2012, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel quota sampling dan teknik analisis data regresi linear berganda, mendapatkan kesimpulan bahwa variabel kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji pada konsumen KFC Walikota Medan. Hasil uji juga menunjukan secara parsial variabel pribadi dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

2 3

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, him. 214. Millatina Urfana dan Beby Karina Fawzeea Sembiring, "Analisis Pengaruh Dudayaan, Sosial, Pribadi dan Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Makanan Cepat Saji -a Konsumen Kentucky Fried Chicken (KFC) Walikota Medan" "Jurnal Fakultas Ekonomi versitas Sumatera Utara, (2012), him. 9.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Haltana4 menggunakan uji korelasi spearmen dan uji c hi square, menyatakan bahwa secara simultan dan parsial variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian produk. Mielorn menggunakan teknik sampel accindental samping dan metode analisis datarsi

regresi

linear

berganda. Penelitian itu memperlihatkan bahwa psikografis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian baik jasa secara

simultan

maupun

parsial. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, dari segi objeknnya Penulis mengambil objek masyarakat muslim yaitu santri Pondok PesantrenIA

Al Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta. Dari segi variabel,

menggunakan tiga variabel independen yaitu faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Variabel dependen yaitu keputusan pembelian suatu makanan dalam kemasan berlabel halal. Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accindental sampling, dan metode analisisnya yaitu regresi linear berganda. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yangn penduduknya mayoritas beragama Islam. Dalam lingkup yang lebih kecil yaitu santri pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta dapat dijadikan sebagai contoh kecil komunitas Islam dan mewakili konsumen produk yang berlabel halal. Santri Al Munawwir merupakan santri berpendidikan tinggi yang meliputi pelajar, mahasiswa/mahasiswi,dan pegawai negeri/swasta yang masih mengabdi di pesantren. Santri dari segi sosial berada pada lingkungan yang religius. Selain itu dari ajaran agama Islam, sehingga dapat memilih dan membedakan mana makanan yang halal dan haram. Karena itulah peneliti yakin dengan mengambil sampel santri dapat mewakili masyarakat muslim, khususnya daerah Krapyak. Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai bagaimana pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu, maka penulis melakukan penelitian dengan dengan judul "Pengaruh Faktor Sosial, Pribadi, dan Psikologis Terhadap 4

Novel Haltana, "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam .gambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Indomie", Jurnal (2009), him. 9.

Keputusan Pembelian Makanan Dalam Kemasan Berlabel Halal (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta)".

B. Perilaku Konsumen Menurut Engel, Blackwell dan Miniard pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan langsung yangdilakukan oleh konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku konsumen adalah : studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,pembelian makanan di Pasar Modern.Selain itu penelitian yang dilakukan Intan5 dengan menggunakan variabel aktivitas, minat, dan opini.Teknik sampel yang digunakan adalah accindental samping dan metode analisis data menggunakan regresi linear berganda. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa faktor psikografis ;qiod berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara simultan unm maupun parsial. Kemudian hasil penelitian dilakukan oleh Haltana6 dengan menggunakan uji korelasi spearmen dan uji chi square, menyatakan bahwa secara simultan dan parsial variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh positif signifikan

terhadap

keputusan

pembelian

produk

Mie

Instan

Merek

Indomie.Penelitian lain juga dilakukan oleh Laila7 dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dan teknik analisis data regresi linear berganda, mendapatkan kesimpulan bahwa faktor psikografis secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Ada dua bentuk konsep berpikir konsumen yang ada dalam dunia sikap hemat ilmu ekonomi. Konsep yang pertama adalah utility, ada dalam ilmu

6

Novel Haltana, "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam pegambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Indomie", Jurnal (2009), hlm. 9. 5 Nurul Laila, "Analisis Faktor Psikografis terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada >produk Daging Sapi Olahan dalam Kemasan Berlabel Halal di Hypermart Malang Town Square)",

ekonomi konvensional. Konsep utility diartikan sebagai konsep kepuasan konsumen mslsb dalam konsumsi barang dan jasa. Konsep yang kedua adalah maslahah, ada mslsb dalam ilmu ekonomi Islam. Konsep maslahah diartikan sebagai konsep pemetaan perilaku konsumen berdasarkan asas kebutuhan dan prioritas. Sikap hemat, membatasi diri pada barang yang halal, dan prioritas terhadap pemenuhan kebutuhan pokok tidak ditemukan pada konsep utility, melainkan hanya U pada konsep maslahah9 Dalam Islam, ketentuan konsumsi mengenai makanan dikendalikan oleh lima prinsip dasar:10 1. Prinsip Keadilan Syarat ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari rizki secara halal dan tidak dilarang hukum. Dalam soal makanan danminuman, yang terlarang adalah darah, daging binatang yang telah matisendiri, daging babi, daging binatang yang ketika disembelih diserukan nama selain Allah. Berdasarkan Firman Allah dalam Al Qur'an: untuk memuaskan kebutuhan dankeinginan mereka.8 Berdasarkan definisi di atas, perilaku konsumen diartikan sebagaikegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam n mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa untuk n memuasakan kebutuhan dan keinginannya.Dalam Islam perilaku seorang konsumen harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah SWT. Setiap pergerakan dirinya, yang berbentuk belanja sehari-hari, tidak lain adalah manifestasi zikir dirinya atas n nama Allah. Dengan demikian, lebih memilih jalan yang dibatasi Allah dengan tidak memilih barang yang haram, tidak kikir, dan tidak tamak supaya hidupnya selamat baik di dunia maupun di akhirat.9

2. Prinsip Kebersihan

8

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas Jilid i, ^Sgyakarta: Penerbit Erlangga, 2009), hlm. 166. 9 Muhammad Mutlih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, ctte;arta: PT RajaGrafindo Persada. 2006Y hlm 4

Syarat yang kedua ini tercantum dalam kitab suci Al Qur'an maupun Sunnah tentang makanan yaitu harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera.Karena itu, tidak semua yang diperkenankan boleh dimakan dan diminum dalam semua keadaan.Dari semua yang diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih dan bermanfaat.

3.

Prinsip Kesederhanaan

Prinsip ini mengatur perilaku manusia mengenai makanan dan minuman adalah sikap tidak berlebih-lebihan, yang berarti janganlah makan secara berlebih.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Dalam penelitian ini ini penulis menggunakan faktor sosial, pribadi, dan psikologis.

1. Faktor Sosial Setiap manusia dalam kehidupan sehari-harinya selalu bersosialisasi atau berhubungan dengan orang lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung.Lingkungan sekitar dimana seseorang bersosialisasi dengan keluarga, orang-orang terdekat, teman, dan masyarakat, dapat memberikan pengaruh terhadap kepribadian mental dan perilakunya. Seseorang yang tinggal di lingkungan baik, dalam dirinya tertanam sifat-sifat yang baik pula. Sebaliknya, individu yang tinggal di lingkungan yang burukakan cenderung memiliki perilaku yang buruk pula.10 Dengan mentaati perintah Islam tidak ada bahaya maupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang disediakan Tuhan karena kemurahan hati-Nya.Selama maksudnya adalah untuk kelangsungan hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan tujuan menunaikan perintah Tuhan dengan keimanan yang 10

M. Imam Pamungkas, Akhlaq Muslim Modern (Bandung: Marja, 2012), hlm. 29.

kuat dalam tuntutan-Nya, dan perbuatan adil sesuai dengan itu, yang menjamin persesuaian bagi semua perintah-Nya. Prinsip Moralitas. Bukan hanya mengenai makanan dan minuman langsung tetapi dengan tujuan terakhirnya, yakni untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual. Seseorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepada-Nya setelah makan. Dengan demikian ia akan merasakan kehadiran Ilahi pada waktu memenuhi keinginan-keinginan fisiknya.

2. Faktor Pribadi Keputusan seorang pembeli juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu kepribadian dan konsep diri. Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.Yang dimaksudkan dengan kepribadian {personality) adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian).11 Sedangkan Konsep diri adalah persepsi atau perasaan seseorang terhadap dirinya. Konsep diri seseorang menggambarkan bagaimana sikap orang tersebut terhadap dirinya. Konsep diri sangat terkait dengan karakter atau sifat-sifat dari kepribadian seseorang.12 Seorang konsumen yang sudah mempunyai persepsi yang baik terhadap suatu produk, maka dia akan lebih memprioritaskan produk tersebut. Pada dasarnya semua manusia itu adalah baik. Pengalaman- pengalaman yang didapat individu dari lingkungan sosial dapat merubah cara pandang mereka dan akan membentuk kepribadian mereka pula. Tetapi pada seseorang yang mempunyai konsep diri yang baik maka tidak akan mudah dipengaruhi oleh 11

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas Jilid 1, rakarta: Penerbit Erlangga, 2009J, hlm. 174. 12 Ujang Suwarman, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Kedua, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 201 H. hlm. 62.

lingkungan sosial yang sifatnya negatif. Konsep diri yang baik disini yang dimaksud adalah iman dan taqwa seseorang. Apabila pada diri manusia terdapat dua hal ini, maka dapat dikatakan bahwa dia mempunyai pondasi yang akan membawa mereka menuju keselamatan dunia dan akhirat. 3. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama; motivasi, persepsi, pengetahuan, serta sikap, dan keyakinan: a. Motivasi Motivasi adalah proses timbulnya dorongan sehingga konsumen tergerak untuk membeli suatu produk. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. b. Persepsi Persepsi (perception) adalah proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.13 Persepsi konsumen terhadap suatu produk akan menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli. Jika persepsi tersebut tinggi maka konsumen akan tertarik dan mengevaluasi masukan-masukan informasi yang mereka dapat mengenai barang tersebut untuk kemudian membelinya. Seseorang yang sudah mempunyai persepsi baik terhadap produk yang berlabel halal, maka ia akan memprioritaskan untuk membeli produk tersebut meskipun produk lainnya lebih mahal. c. Pengetahuan

13

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas jilid 1, ;yakarta: Penerbit Erlangga, 2009), hlm. 181.

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut, dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.14 Pengetahuan konsumen terbagi dalam tiga macam, yaitu: 1)

Pengetahuan tentang seluk beluk dari barang yang akan dibelinya.

2)

Pengetahuan pembelian: bagaimana pengaturan konsumendalam

membeli suatu barang, perhatian akan harga akan sangat diperhatikan. 3)

Pengetahuan pemakaian: konsumen harus mengerti tentang

kegunaan, kelebihan, dan akibat dari barang yang akan dipakainya.33Kemampuan akal manusia untuk mengetahui berbagai realitas ^nfib

dan mendapatkan ilmu

pengetahuan itu terbatas. d. Sikap dan keyakinan Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (keyakinan) dan perilaku.Keyakinan konsumen adalah pengetahuan mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya. Sikap seorang konsumen terhadap agama yang dianutnya akan memiliki tingkat keyakinan yang sangat tinggi.15 Produk yang dilengkapi dengan pengakuan dari lembaga resmi yang memberikan ijin bahwa produknya merupakan produk yang legal dan terjamin, akan

meningkatkan

kepercayaan

konsumen,

sehingga

konsumen

akan

memprioritaskan untuk memilih produk tersebut. Konsumen muslim akan memilih dan mengkonsumsi makanan halal. Mereka bukan saja harus mengkonsumsi makanan yang aman secara fisik, tetapi juga makanan yang aman secara

14 Ujang 15

ibid,

Suwarman, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran,

keyakinan, yaitu makanan halal.Produk makanan yang berlabel halal menunjukan bahwa makanan tersebut benar-benar halal untuk dikonsumsi. D. Pengaruh Variabel Faktor Sosial, Pribadi, dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Makanan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial, pribadi, dan psikologis secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian makanan berlabel halal. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor ekternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, pengetahuan, dan kepribadian.16 Dalam penelitian ini, vanabel yang digunakan adalah variabel faktor sosial, pribadi, dan psikologis. Dilihat dari keputusan pembelian yang dilakukan oleh responden, menunjukan bahwa santri melakukan keputusan untuk membeli makanan yang bernaiair Mereka menjadikan makanan berlabel halal sebagai pemenuhan kebutuhan mereka terhadap makanan. Mereka mencari informasi terlebih dahulu tentang makanan yang berlabel halal dan menjadikan label halal tersebut sebagai bahan pertimbangan pada saat mereka akan membeli. Mereka merasa membeli makanan berlabel halal merupakan pilihan yang tepat. Berdasarkan hasil uji parsial, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen didapatkan pembahasan sebagai berikut:

16

314

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, hlm

E. SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial nilai thitUng variabel sosial adalah 1,660 dan nilai Wi adalah 1,984, maka thitung < ttabei (1,660 < 1,984) dengan tingkat signifikansi 0,100 > 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan dalam kemasan berlabel halal. Hasil penelitian tersebut bertentangan (tidak sesuai) dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Haltana17 yang menyatakan bahwa secara parsial variabel faktor sosial berpengaruh positit signifikan terhadap keputusan pembelian produk Mie Instan Merek Indomie. Setiap manusia dalam kehidupan sehariharinya selalu bersosialisasi atau berhubungan dengan orang lain. Baik secaramenerus dapat mempengaruhi perilaku pembeliannnya. Faktor sosial terdiri atas kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status sosial. Hasil penelitian ini faktor sosial yang meliputi kelompok acuan seperti guru-guru di sekolah (ustadz/ustadzah), teman dekat, dan keluarga ternyata tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian makanan dalam kemasan berlabel halal. Dengan demikian hasil penelitian menolak hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa faktor sosial berpengaruh positif signifikan. Hal ini dikarenakan keputusan pembelian terhadap makanan berlabel halal tergantung dari pribadi dan psikologis masing-masing santri, faktor sosial disekitarnya tidak mempengaruhi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ternyata tidak sesuai (bertentangan) dengan teori dan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa variabel faktor sosial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan dalam kemasan berlabel halal.

17

jhlm. 9.

Novel Haltana, "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam - - - -

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial nilai thitung variabel pribadi adalah 5,675 dan nilai ttabei adalah 1,984, maka thitung>ttabei (5,675 > 1,984) dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.Hal ini berarti bahwa variabel pribadi berpengarun pusiui 31511111^11 —r keputusan pembelian makanan berlabel halal. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sya'rawi18 yang mendapatkan kesimpulan bahwa faktor-faktor pribadi secara simultan dan parsial berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian makanan di Pasar Modern.Kepribadian dapat menjadi variabel

yang

sangat

berguna

dalam

menganalisis

pilihan

merek

konsumen.Gagasannya adalah bahwa merek juga memiliki kepribadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek yang memiliki kepribadian yang cocok dengan kepribadian dirinya. Keputusan seorang pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu kepribadian dan konsep diri.Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Seseorang yang sudah mempunyai prinsip dalam hidupnya untuk mengkomsumsi segala sesuatu yang halal maka dia akan memilih mengkonsumsi makanan yang halal. Seperti santri yang sudah mempunyai kepribadian dan konsep diri yang sesuai dengan dirinya sebagai umat muslim, maka dia akan memilih makanan yang halal. Hal ini berarti bahwa santri Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak makanan yang berlabel halal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, teori, dan penelitian sebelumnya yang mendukung, dapat disimpulkan bahwa koefisien pribadi secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian makanan dalam kemasan berlabel halal.

Huda Sya'rawi, ""Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Pribadi Ibu Rumah Tangga dalam u P tusan Pembelian Makanan di Pasar Modern (Studi pada Ibu Rumah Tangga di Komplek A^mahan Mandiri Lestari Banjarmasin)", Jurnal Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial nilai hitung variabel psikologis adalah 2,780 dan nilai Wi adalah 1,984, maka thitung > ttabei (2,780 > 1,984) dengan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel pribadi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian makanan berlabel halal. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Urfana dan Sembiring10 yang menunjukan bahwa secara parsial variabel psikologis berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap.Semakin tinggi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap seseorang terhadap suatu peroduk, maka semakin tinggi keputusan pembelian.

BIBLIOGRAFI

Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, Surakarta: Media Insani Publishing. Abdullah Thamrin, Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Rajawali Press, 2013 Al Maraghi, Ahmad Mushthafa, Terjemah Tafsir Al Maraghi, Semarang Penerbit Toha Semarang, 1987 Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama, Jakarta Kencana Prenada Media Grup, 2005 Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSi Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009 Irawan dkk., Pemasaran: Prinsip dan Kasus, Edisi Kedua, Yogyakarta BPFE Yogyakarta, 2001 Kotler Philip, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabehs Jilid 1, Yogyakarta: Penerbit Erlangga, 2009 Kotler, Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Jakarta: Erlangla' 2001 Laksana, Fajar, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis, Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008 Mannan, Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Edisi Terjemah»1' Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1997

Muflih, Muhammad, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu EkonWn Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006 Mujib, Abdul dan Yusuf Mudzakir, Nuansa Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: Raja Grafmdo Persada, 2001 Pamungkas, M. Imam, Akhlaq Muslim Modern, Bandung: Marja, 2012 Qardhawi, M. Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2007 Setyono, Joko, Manajemen Pemasaran (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Biruni Press, 2008 Singarimbun, Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1987 Sugiarto, Teknik Sampling, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2001 Suryani, Tatik, Perilaku Konsumen: Impikasi Pada Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012 Suwarman, Ujang, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Edisi Kedua, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011 Swastha, Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE, 2013 Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002 Widyarini, Penyusunan Kuesioner Untuk Riset Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: PT Ekonisia, 2013 Wahyono, Teguh, 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17, Jakarta: PT Elex Komputindo, 2009