EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918
70
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK KELAS VIII DI SMP N 1 CILEDUG Megan Antropa Legendari, Hendri Raharjo Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jalan perjuangan Bypass Sunyaragi ABSTRACT As an educator , a teacher must be able to implement and create a conducive learning atmosphere and fun during the learning process takes place so that students can be motivated to learn the spirit . This study aims to : ( 1 ) Develop non-print instructional materials in the form of audio- visual based teaching materials for students of class VIII SMP Negeri 1 Ciledug , ( 2 ) To determine the students' response to mathematics learning through audio- visual -based teaching materials. The method used in the development of mathematics teaching materials are the kind of research and development ADDIE models . Some stages will be carried out in the research and development are: ( 1 ) analysis , ( 2 ) design , ( 3 ) development , ( 4 ) implementation , and ( 5 ) evaluation . This research resulted in a product such as the development of audio- visual -based teaching materials that have been validated by experts in their field . Furthermore, the results of product testing , to see the effectiveness test which concluded that based on the calculation of Two Independent Sample Test results obtained value Z_hitung > Z_tabel ( -3.917 > -1.96 ) and Asym . Sig ( 2 - tailed ) of 0.000 < 0.05 , thus it can be concluded there is a difference in learning outcomes between the experimental class and the class of the N - gain control , this can be seen in the experimental class rank 50.65 and control class rank of 30 , 35 , thus it can be concluded that the experimental class learning outcomes better than the control class . Keywords: Development of Teaching Materials, Audio-visual. PENDAHULUAN Keberhasilan seorang guru dalam
dalam situasi edukatif untuk mencapai
pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk
tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi
mengetahui
diperlukan
timbal balik antara guru-siswa merupakan
suatu persiapan yang matang. Sebelum guru
ciri dan syarat utama bagi berlangsungnya
mengajar (tahap persiapan) seorang guru
proses belajar mengajar.
tujuan
tersebut
diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan,
proses
komunikasi,
alat-alat
pesan/informasi dapat diserap dan dihayati
peraga/praktikum yang akan digunakan,
orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan
mempersiapkan untuk
mempersiapkan
Melalui
pertanyaan
memancing
mempelajari kelemahan
siswa
keadaan dan
mempelajari
kelebihan
pelaksanaannya
ini
arahan
dalam proses komunikasi perlu digunakan
aktif
belajar,
sarana yang membantu proses komunikasi
mengerti
yang disebut media. Dalam proses belajar
siswa,
pengetahuan
kesemuanya
dan
siswa, awal
akan didalam
serta
mengajar, media yang digunakan untuk
siswa,
memperlancar komunikasi belajar mengajar
terurai perangkat
pembelajaran.
disebut media pembelajaran. Pembelajaran
berbasis
komputer
sangat efektif dan menjadi alternatif yang
Proses belajar mengajar merupakan
penting dalam pendidikan. Banyak pengajar
kegiatan interaksi antara guru-siswa dan
mulai tertarik untuk melibatkan komputer
komunikasi timbal balik yang berlangsung
sebagai sarana belajar. Komputer sebagai
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918
71
salah satu produk teknologi mutakhir yang
menarik siswa itu sendiri dan materinya
serba bisa dapat digunakan sebagai media
kurang lengkap.
pembelajaran untuk mengajarkan materi-
Dengan pemanfaatan perkembangan
materi matematika, terutama materi-materi
teknologi
matematika yang memerlukan penjelasan
mengembangkan bahan ajar berbasis audio
grafik dan gambar sekaligus, dimana hal itu
visual yang didesain semenarik mungkin,
dimungkinkan dengan menggunakan media
bahan ajar ini bisa dipelajari oleh siswa
komputer sebagai media pandang dengar
dimana saja, kapan saja dan tidak ada
atau
Program-program
batasan waktu untuk dipelajari. Sehingga
komputer dengan segala kelebihannya dapat
akan tercipta proses belajar mengajar yang
digunakan
untuk
efektif dan efisien, serta menyenangkan.
menciptakan suatu pembelajaran yang baik
Pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
dan dirancang semenarik mungkin.
belajar matematika siswa.
audio
visual. oleh
National (1969)
seorang
guru
Education
mengungkapkan
Association
bahwa
saat
ini,
peneliti
mencoba
KAJIAN TEORI
media
Kata
media
merupakan
bentuk
pembelajaran adalah sarana komunikasi
jamak dari medium yang secara harfiah
dalam
pandang
tengah, pengantar, atau perantara. Dalam
dengar, termasuk teknologi perangkat keras
bahasa Arab media adalah perantara atau
(Baskoro, 2008 : 1). Bentuk cetak disini bisa
pengantar
berupa bahan ajar, bahan ajar merupakan
(Arsyad, 2003 : 3).
bentuk
cetak
maupun
salah satu media yang dapat dimanfaatkan
pesan
dari
Association
pengirim
for
pesan.
Education
Technology
and
dalam proses pembelajaran baik itu bahan
Communication
(AECT)
ajar cetak maupun non cetak.
mendefinisikan media yaitu segala bentuk
Berdasarkan studi pendahuluan di
yang dipergunakan untuk suatu proses
SMP N 1 Ciledug, wawancara dengan guru
penyaluran informasi. Sedangkan National
bidang studi matematika pada tanggal 1
Education Association (NEA) mendefinisikan
April
media
2014,
yaitu
Ibu
Waryuni,
S.Pd.
sebagai
benda
yang
dapat
mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca
menganggap matematika sebagai materi
atau dibicarakan beserta instrumen yang
yang sangat sulit bagi mereka. Sehingga
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
belajar
matematika masih tergolong rendah, salah
efektifitas program instruktional. (Asnawir,
satunya pada materi bangun ruang kubus
2002 : 11).
dan balok. Ketika proses pembelajaran
mengajar,
Pembelajaran
dapat
mempengaruhi
dapat
diartikan
berlangsung, menggunakan bantuan berupa
sebagai proses kerjasama antara guru dan
media microsoft powerpoint, sebagian siswa
siswa dalam memanfaatkan segala potensi
masih belum bisa memahami materi yang
dan sumber yang ada baik potensi yang
tercantum dalam slide dengan alasan kurang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918
72
yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun
berhasil dikumpulkan dan berhasil dari
potensi yang ada diluar diri siswa seperti
berbagai sumber belajar yang dibuat secara
lingkungan, sarana dan sumber sebagai
sistematis. Sedangkan menurut Sofan dan
upaya
Lif ( 2010 : 159) mengatakan bahwa bahan
untuk
mencapai
tujuan
belajar
tertentu. (Sanjaya, 2009 : 26). Multimedia
ajar adalah segala bentuk bahan yang
adalah
media
yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur
menggabungkan dua unsur atau lebih media
dalam
melaksanakan
yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto,
mengajar dikelas.
audio, dan animasi secara terintegrasi.
Manfaat Bahan Ajar
(Istiyanto.com/pengertian-dan-manfaat-
kategori,
yaitu
multimedia adalah
dua, yaitu :
terbagi
multimedia
menjadi
dua
1)
Manfaat Bagi Guru
linier
dan
a)
Diperoleh
interaktif. Multimedia
suatu
multimedia
yang
interaktif
b)
adalah
Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
c)
Memperkaya
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
referensi.
pengguna sehingga pengguna dapat memilih dikehendaki
selanjutnya.
(Hamdani,
untuk 2011
d)
191).
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan
karena
dikembangkan
menggunakan
berbagai
Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
proses :
sesuai
kebutuhan belajar peserta didik.
dengan
yang
yang
tidak
multimedia yang dilengkapi dengan alat
apa
ajar
tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
yang dapat dioperasikan oleh pengguna. multimedia
bahan
linier
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun Adapun
belajar
Manfaat bahan ajar terbagi menjadi
multimedia-pembelajaran/) Multimedia
kegiatan
ajar. e)
Membangun komunikasi pembelajaran
yang melibatkan seseorang dalam upaya
yang efektif antara guru dengan peserta
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
didik karena peserta didik akan merasa
nilai-nilai
lebih percaya kepada gurunya.
positif
dengan
memanfaatkan
berbagai sumber untuk belajar. (Susilawan,
f)
2011 : 1).
Menambah
angka
kredit
jika
dikumpulkan menjadi buku diterbitkan.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara
(Sofan, 2010 : 159) 2)
Manfaat Bagi Peserta Didik
sistematis yang digunakan untuk membantu
Menurut Sofan dan Ali (2010 : 160)
guru atau instruktur dalam melaksanakan
bahan ajar sangat banyak manfaatnya
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta
bagi peserta didik oleh karena itu harus
lingkungan
disusun
memungkinkan
atau siswa
suasana untuk
yang belajar.
(Hamdani, 2011 : 120). Menurut Andi Prastowo ( 2011 : 28) bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang
secara
bagus,
manfaatnya
seperti dibawah ini : a)
Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918 b)
Kesempatan
untuk
mandiri
belajar
dan
ketergantungan
secara
mengurangi
terhadap
METODOLOGI PENELITIAN
kehadiran
guru. c)
73
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013-2014
Mendapatkan
kemudahan
dalam
yang beralamat di Jalan Merdeka Utara No.
mempelajari setiap kompetensi yang
130 Kec. Ciledug Kab. Cirebon dan yang
harus dikuasainya. (Sofan, 2010 : 160)
menjadi sasarannya yaitu siswa kelas VIII.
Asnawir dan Utsman (2002 : 57)
Metode penelitian yang digunakan
mengemukakan, media visual dua dimensi
adalah metode penelitian dan pengembangan
merupakan media yang bersifat elektronik
(Research and Development / R&D). Menurut
yang
dari
Sugiyono, Research and Development adalah
perangkat keras (hardware) dan perangkat
metode penelitian yang digunakan untuk
lunak (software). Penggunaan media ini
menghasilkan produk tertentu, dan menguji
memerlukan aliran listrik untuk dapat
keefektifan produk tersebut. Model ADDIE
menggerakkan pemakainya. Ada beberapa
adalah salah satu model desain sistem
jenis media visual dua dimensi ini, antara
pembelajaran
lain 1) Overhead Proyektor, 2) Slide, dan 3)
tahapan-tahapan
Film Strip.
pembelajaran yang sederhana dan mudah
diproyeksikan
dan
terdiri
Asnawir dan Utsman (2002 : 79), media
audio
berkaitan
dengan
yang dasar
memperlihatkan desain
sistem
dipelajari. Model ADDIE terdiri dari lima
indera
fase atau tahap utama, yaitu (A)nalysis,
pendengar, dimana pesan yang disampaikan
(D)esain, (D)evelopment, (I)mplementation,
dituangkan dalam lambang-lambang auditif,
dan (E)valuation. Kelima tahap dalam model
baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa
ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan
lisan) maupun non verbal. Lebih lanjut
sistematik.
Asnawir menjelaskan media yang dapat
pembelajaran ADDIE dengan komponen-
dikelompokkan dalam media audio, antara
komponennya dapat digambarkan dalam
lain : 1) radio, 2) pita rekam magnetic, dan 3)
diagram gambar dibawah ini (Pribadi, 2009 :
laboratorium bahasa.
125).
Model
desain
system
Asnawir dan Utsman (2002 : 93),
Populasi dalam penelitian ini adalah
media audio visual adalah media audio visual
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
gerak yaitu dapat berupa 1) film bersuara
Ciledug yang terdiri dari 9 kelas. Teknik
atau gambar hidup atau 2) Televisi. Dua
pengambilan sampel yang digunakan dalam
media audio visual tersebut merupakan alat
penelitian ini yaitu cluster random sampling.
audio visual lengkap, sedangkan slide yang
Dari teknik tersebut sampel yang terpilih
ditambahkan suara bukan alat audio visual
adalah kelas VIII I sebagai kelas eksperimen
lengkap, karena suara dan rupa berada
dan kelas VIII G sebagai kelas kontrol.
terpisah, oleh karena itu slide termasuk media visual saja atau media visual plus suara.
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918 HASIL DAN PEMBAHASA
siswa
Analysis
keterampilan seperti apa yang telah dimiliki
Kegiatan
dalam
dimiliki,
pengetahuan
dan
awal
oleh siswa, melakukan telaah tentang bahan
pengembangan yaitu dengan menganalisis
ajar apa yang kira-kira dapat memotivasi
masalah-masalah atau menganalisis kinerja
siswa
dan kebutuhan yang ada di SMP N 1 Ciledug
meningkat, dan masalah-masalah lainnya.
tentang
digunakan.
Peneliti memilih untuk mengembangkan
Ditempat penelitian, penggunaan bahan ajar
bahan ajar berbasis audio visual dalam hal
non cetak berupa media microsoft powerpoint
ini
masih sangat jarang digunakan. Bilapun
powerpoint
digunakan bahan ajar non cetak tersebut
camtasia
masih
sebuah video.
bahan
kurang
ajar
langkah
yang
74
yang
memotivasi
siswa untuk
sehingga
desainnya
belajar karena media yang kurang kreatif,
Desain
kurang
Dalam
kondusif,
efektif
dan
efisien.
hasil
berbentuk
yang studio
belajarnyapun
microsoft
diaplikasikan sehingga
pembuata
dengan
terbentuklah
desain
meliputi
Sehingga hasil belajarpun masih kurang dari
pendahuluan, petunjuk, pengantar, materi,
yang
peneliti
referensi dan profil. Contoh desain yang
menelusuri masalah yang ada dan memenuhi
digunakan dapat dilihat melalui gambar di
segala apa yang dibutuhkan. Seperti peneliti
bawah ini
diinginkan.
Untuk
itu,
harus mengetahui bagaimana karakteristik .
Development
berkenan menilai media tersebut adalah
Sebagai pengembangan bahan ajar
Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII
peneliti memilih dua orang ahli materi dan
SMPN 1 Ciledug yaitu Ibu Wahyuni S.Pd.
dua orang ahli media untuk menilai media
sebagai ahli materi I dan dosen IAIN Syekh
yang telah dibuat. Adapun keempat ahli yang
Nurjati Cirebon yaitu Bapak Saluky M.Kom.
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918
75
sebagai ahli materi II. Sedangkan untuk ahli
mengikuti kedua test tersebut. Selain itu
media adalah dosen IAIN Syekh Nurjati
juga disesuaikan jumlah siswa eksperimen
Cirebon yaitu Bapak Saluky M.Kom. sebagai
dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk
ahli media I dan Guru Mata Pelajaran
mencari nilai N-Gain. Dari data hasil pretest
Komputer SMPN 1 Ciledug yaitu Bapak
dan posttest kelas eksperimen dan kelas
Saeroji S.Pd. sebagai ahli media II.
kontrol, peneliti menyetarakan menjadi 40
Implementation
siswa kelas eksperimen dan 40 siswa kelas
Kegiatan pada tahap ini yaitu dengan
kontrol.
mengimplementasikan media yang telah
Setelah dilakukan penerapan bahan
diberikan kepada kelas eksperimen. Pada
ajar yang kemudian didapatkan suatu data
tahap ini, pengujian keefektifan bahan ajar
hasil belajar matematika siswa. Berikut ini
berbasis audio visual dengan menggunakan
merupakan hasil perolehan hasil belajar
nilai
antara
hasil
pretest-postest
antara
kelas
siswa
yang
menggunakan
eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan
pengembangan bahan ajar dengan kelas yang
hasil pretest-postest berdasarkan siswa yang
konvensional. Grafik 1
Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan N-Gain 70,00
64,55
60,00 50,00 40,00
32,80
30,00 20,00 10,00
0,48
0,00 Pretest
Post-test
N-gain
Rataan Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa nilai rata-rata pretes sebesar 32,80 dan ratarata postes sebesar 64,55. Sehingga mengalami peningkatan sebesar 0,48.
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918
76
Grafik 2 Hasil Belajar Kelas Kontrol dan N-gain 60,00 48,50
50,00 40,00
31,50
30,00 20,00 10,00
0,27
0,00 Pretest
Post-test
N-gain
Rataan Berdasarkan
atas
Data hasil belajar yang diperoleh kemdian
pretes
dianalisis secara statistik parametrik, hasil
sebesar 31,50 dan rata-rata postes sebesar
uji normalitas dapat dilihat melalui tabel di
48,50, Sehingga mengalami peningkatan
bawah ini.
diketahui
bahwa
grafik
nilai
2
di
rata-rata
sebesar 0,27. Tabel 1 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Data
Statistic Kelas .134 Eksperimen Kelas Kontrol .264 a. Lilliefors Significance Correction Ngain
Df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
40
.067
.919
40
.007
40
.000
.872
40
.000
Berdasarkan tabel di atas pada data
Tabel 3 Test Statisticsa
N-gain kelas eksperimen dan N-gain kelas
N-gain
kontrol, dengan tingkat kepercayaan α = 0,05 diperoleh nilai signifikansi (Sig.) baik pada uji Shapiro Wilk (Sig. 0,007 dan 0,0000) dan Kolmogorov-Smirnov kesemuanya
<
(0,067 0,05,
dan
artinya
0,000) data
berdistribusi secara tidak normal sehingga tes yang digunakan adalah Nonparametric Tests Two Independents Samples. Sedangkan dari perhitungan homogenitas diketahui bahwa nilai Sig. di atas 0,05 (0,840 > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi homogen
Sig.
Mann-Whitney U
394.000
Wilcoxon W
1214.000
Z
-3.917
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Grouping Variable: Data
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918
Berdasar data di atas diperoleh nilai
prosentase
sebesar
90%
(Baik)
77
untuk
Zhitung > Ztabel (-3,917 > -1,96) dan Asym. Sig
kualitas isi dan tujuan dan 84% (Cukup)
(2-tailed) sebesar 0,000 < 0.05, dengan
untuk kualitas pembelajaran. Sedangkan
demikian
dapat
dari segi ahli media diperoleh prosentase
perbedaan
hasil
disimpulkan belajar
terdapat
antara
kelas
sebesar
80%
(Cukup)
rekayasa
hal ini dapat di lihat pada rank kelas
(Cukup) untuk kualitas desain pembelajaran
eksperimen 50,65 dan rank kelas kontrol
dan
sebesar
dapat
komunikasi
visual.
belajar
kelas
keseluruhan
hasil
daripada
kelas
menunjukkan
disimpulkan eksperimen
dengan
bahwa lebih
demikian
hasil baik
81,5%
lunak
kualitas
eksperimen dan kelas kontrol pada N-gain,
30,35,
perangkat
untuk
(Cukup)
dan
untuk
85,7% kualitas
Sehingga
secara
dari
ahli
materi
prosentase
87%
dengan
kontrol.
kriteria Baik sedangkan hasil dari ahli media
Evaluation
juga menunjukkan prosentase 82,4% dengan
Langkah terakhir dari pengembangan ini
kriteria Cukup.
adalah
Evaluation. Sebenarnya evaluasi
Berdasarkan hasil validasi dari ahli
telah dilakukan pada tahap ketiga yaitu
media dan materi pembelajaran tersebut,
berupa evaluasi ahli untuk mengetahui
bahwa bahan ajar berbasis audio visual
kualitas media, pada tahap ini diperoleh
sudah layak digunakan meskipun ada sedikit
besarnya respon siswa terhadap media yang
revisi, komentar dan saran dari dosen
dikembangkan.
pembimbing, ahli media dan ahli materi
PEMBAHASAN
pembelajaran.
Hasil
penelitian
yang
telah
Tahap uji coba dilakukan secara 2
dilakukan, akhirnya peneliti mendapatkan
kali yaitu uji coba terbatas pada tahap
hasil dari perumusan masalah yang telah
implementasi dan uji coba luas pada tahap
dirumuskan
ajar
development. Dari uji coba terbatas diketahui
berbasis audio visual yang telah divalidasi
kelemahan dan kekurangan bahan ajar
oleh dua ahli media dan dua ahli materi
berbasis audio visual yang dibuat, maka
pembelajaran. Ahli media yang melakukan
peneliti melakukan revisi yang kedua setelah
penilaian bahan ajar berbasis audio visual ini
melakukan uji coba terbatas. Pada uji coba
adalah dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon
ke-2 yaitu uji coba luas didapat beberapa
Bapak Saluky, M.Kom. sebagai ahli media I
hasil untuk melihat efektif atau tidaknya
dan guru mata pelajaran komputer kelas VIII
bahan ajar berbasis audio visual tersebut.
sebelumnya.
Bahan
SMP N 1 Ciledug itu sendiri yaitu Bapak Saeroji,
S.Pd.
sebagai
ahli
media
II.
Pada pengujian keefektifan produk menggunakan Uji
perhitungan Two
dari
Independent
hasil
Berdasarkan hasil validasi terhadap media
analisis
Samples
yang diperoleh dari dua ahli media dan dua
diperoleh nilai Zhitung > Ztabel (-3,917 > -1,96)
ahli materi, dari segi ahli materi diperoleh
dan Asym. Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0.05,
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918 dengan
demikian
dapat
disimpulkan
kelas
eksperimen
78
untuk
terdapat perbedaan hasil belajar antara
mengetahui respon siswa terhadap
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada N-
media yang sedang dikembangkan.
gain, hal ini dapat di lihat pada rank kelas
Tahap yang terakhir dari model
eksperimen 50,65 dan rank kelas kontrol
ADDIE
sebesar
dapat
tahap ini dilakukan analisis data
disimpulkan bahwa hasil belajar kelas
dari hasil tes belajar siswa dan hasil
eksperimen
angket yang telah disebarkan.
30,35,
dengan
lebih
demikian
baik
daripada
kelas
kontrol.
2.
KESIMPULAN 1.
yaitu
Uji
Evaluation.
keefektifan
menggunakan
Pengembangan
perhitungan
dari
hasil analisis Uji Two Independent
menggunakan model ADDIE yang
Sample diperoleh nilai Zhitung > Ztabel
terdiri dari lima tahapan yaitu
(-3,917 > -1,96) dan Asym. Sig (2-
Analysis,
tailed) sebesar 0,000 < 0.05, dengan
Design,
Implementation, tahap
ajar
produk
ini
Pada
bahan
Pada
Development,
dan Evaluation.
Analysis
demikian
dapat
disimpulkan
dilakukan
terdapat perbedaan hasil belajar
analisis silabus. Pada tahap design
antara kelas eksperimen dan kelas
dibuat
akan
kontrol pada N-gain, hal ini dapat di
mengumpulkan
lihat pada rank kelas eksperimen
program
dibangun semua
dan
bahan
yang
yang
dibutuhkan
50,65
dan
rank
kelas
kontrol
serta menyiapkan software yang
sebesar 30,35, dengan demikian
hendak digunakan yaitu microsoft
dapat disimpulkan bahwa hasil
powerpoint
belajar kelas eksperimen lebih baik
yang
diaplikasikan
dengan camtasia studi sehingga terbentuklah sebuah video. Tahap
daripada kelas kontrol. 3.
Rata-rata respon siswa terhadap
development
diawali
dengan
media yang dibuat mendapatkan
membangun
media
hendak
skor sebesar 80% dengan criteria
dengan
Cukup untuk kualitas Rekayasa
desain yang telah dibuat. Setelah
perangkat lunak, 85,7% dengan
itu, dilakukan evaluasi terhadap
kriteria Baik untuk kualitas Desain
media yang sedang dikembangkan
Pembelajaran dan 81,5% dengan
oleh ahli media dan ahli materi.
kriteria
Tahap Implementation yaitu dengan
Komunikasi
mengimplementasikan media yang
secara keseluruhan hasil dari ahli
telah dibuat. Pada tahap ini juga
materi
dilakukan tes berupa pretest dan
87%
posttest kepada kelas eksperimen
sedangkan hasil dari ahli media
dan
juga
dikembangkan
kontrol.
sesuai
Selain
itu
juga
dilakukan penyebaran angket pada
82,4%
Cukup
untuk
Visual.
menunjukkan dengan
Sehingga prosentase
kriteria
menunjukkan dengan
kualitas
Baik
prosentase
kriteria
Cukup.
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 ISSN 2086 – 3918
79
Berdasarkan hasil validasi dari ahli
DAFTAR PUSTAKA
media dan materi pembelajaran
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. XIII. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arsyad, Azhar. (2003). Media Pembelajaran. Cet. IV. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Asnawir, H., & Usman, M.B. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers. Baskoro, E.P. (2008). Media Pembelajaran. Cirebon : ABW Print Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : Diva press. Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Cet. I. Jakarta : PT. Dian Rakyat. Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
tersebut, bahwa bahan ajar berbasis audio visual sudah layak digunakan meskipun
ada
sedikit
revisi,
komentar dan saran dari dosen pembimbing, ahli media dan ahli materi pembelajaran SARAN 1. Saran Pemanfaatan Penulis menyarankan agar bahan ajar berbasis audio visual yang telah dikembangkan ini perlu diujicobakan dalam
kegiatan
pembelajaran
matematika materi bangun ruang kubus dan balok kelas VIII untuk mengetahui sejauh mana kelebihan dan kekurangan bahan ajar berbasis audio visual tersebut. Pada proses pembelajaran, bahan ajar berbasis audio visual dapat digunakan acuan guru sekaligus dapat dipakai oleh siswa
sebagai
tambahan
sumber
belajar 2. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Audio Visual Lebih Lanjut Bahan ajar berbasis audio visual materi bangun ruang kubus dan balok
dapat
digunakan
dan
dikembangkan lebih lanjut dalam proses
pembelajaran
yang
melibatkan guru dan siswa. Guru diharap lebih kreatif dalam membuat video tentang materi bangun ruang kubus dan balok, sedangkan siswa lebih aktif dalam belajar untuk mempengaruhi pengalaman belajar.
Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Sofan, Amri., & Lif, K.A. (2010). Kontruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Susilawan, Rudi. (2011). Media Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima