PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA FISIKA

Download ABSTRAK: Media berperan sebagai alat untuk menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Adanya media dapat menggambarkan dan menyajikan ...

1 downloads 752 Views 871KB Size
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA FISIKA BERBASIS MULTIMEDIA FLASH CS5 POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONGAN Wahyuni Ainun Fakhriyah (1), Muhardjito, Sentot Kusairi Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang 65145 ∙ Telp. (0341) 551-312 (1) [email protected] ABSTRAK: Media berperan sebagai alat untuk menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Adanya media dapat menggambarkan dan menyajikan fenomena fisika yang menyerupai keadaan sebenarnya sehingga dapat membantu siswa memahami konsep. Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall yang telah dimodifikasi. Langkah-langkah pengembangan terdiri atas tiga bagian pokok yaitu studi lapangan, uji coba, dan pengujian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket terhadap ahli media, ahli materi, dan audien. Untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa dilakukan dengan membandingkan hasil pretes dan postes. Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif. Instrumen tes terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan media pembelajaran menurut ahli media sebesar 80,28% dan menurut ahli materi 88,62%, kelayakan media pembelajaran dari tahap uji coba terbatas sebesar 85,21%, dan dari tahap uji coba lebih luas sebesar 85.5%. Hasil pretes pada kelas yang menggunakan media adalah 28,83% dan hasil postes adalah 71,64%. pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria layak dan secara keseluruhan dinyatakan baik serta dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Kata Kunci: media, animasi, konsep

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian suatu pesan. Komunikasi dapat terjadi jika komponenkomponennya terpenuhi. Komponen proses komunikasi terdiri atas pesan, sumber pesan, media perantara, dan penerima pesan (Yanto, 2011:1). Proses komunikasi pada pembelajaran juga memiliki komponen. Analogi komponen pada proses pembelajaran yaitu isi ajaran dalam kurikulum sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran sebagai media perantara, dan siswa sebagai penerima pesan. Saat ini guru sudah memanfaatkan media komputer sebagai alat bantu mengajar (Ucar dan Trundle, 2011). Media komputer ini digunakan sebagai media penyampaian pembelajaran kepada siswa secara langsung atau digunakan sebagai alat bantu penilaian. Sebagai media penyampaian, komputer dapat memberikan visualisasi interaktif suatu 1

2

fenomena atau gejala fisika yang dapat meningkatkan motivasi siwa dalam belajar. Visualisasi pada komputer ini juga memberikan kesempatan setiap siswa belajar secara dinamis, interaktif dan perorangan (Retno,2010). Kenyataan di lapangan menggambarkan pemanfaatan komputer sebagai alat bantu mengajar kurang optimal. Hal ini bisa dilihat berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pengembang. Guru sebenarnya sudah menggunakan komputer sebagai media pembelajaran tetapi masih sebatas tampilan tulisan. Penyebabnya, yaitu guru mengalami kesulitan dalam membuat media animasi. Selain itu, pemanfaatan yang kurang optimal ini juga dikarenakan guru mengalami kendala untuk mendapatkan media pembelajaran komputer yang tepat. Padahal, pemanfaatan media komputer yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami materi. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Winongan, siswa merasa kesulitan untuk memahami konsep materi optika geometri. Optika geometri terdiri atas materi cahaya dan alat-alat optik yang menyajikan fenomena tak kasat mata. Materi optika geometri merupakan materi yang kompleks, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mempelajarinya. Akan tetapi, waktu yang tersedia dianggap tidak mencukupi oleh guru, sehingga guru berusaha memampatkan materi yang diberikan pada setiap pertemuan. Akibatnya, siswa yang mencapai angka ketuntasan pada materi optika geometri hanya berkisar 41,51 % dalam satu kelas. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan produk media pembelajaran pembelajaran IPA Fisika berbasis multimedia Flash CS 5 pokok bahasan optika geometri untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winongan.

METODE Desain penelitian ini memanfaatkan modifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (Sukmadinata, 2012: 169). (a) studi pendahuluan terdiri atas studi kepustakaan, survai lapangan, (b) pengembangan model/produk terdiri atas draft model, uji coba terbatas, uji coba lebih luas serta model final hipotesis, (c) validitas mode/produk terdiri dari eksperimen pre test, treatment, posttest dan model teruji (Sukmadinata, 2010:190).

3

Studi pendahuluan berisi tentang kegiatan (1) telaah kurikulum dan identifikasi SK dan KD, (2) analisis kebutuhan guru, (3) penyusunan draft produk. Pada tahap pengembangan produk, meliputi tahap-tahap yaitu (1) uji coba terbatas, (2) uji coba lebih luas. Pada tahap pengujian, meliputi pretes, perlakuan, dan postes. Lebih lengkapnya disajikan dalam Gambar 1 berikut.

Studi Pendahuluan

Pengembangan

Pengujian

Uji coba terbatas Studi kepustakaan

Penyusunan draft produk

Survei lapangan

Uji coba lebih luas

Pretes Pengujian Pos tes

Gambar 1 Alur Penelitian Pengembangan

Uji kelayakan produk pada penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu uji validitas, uji coba terbatas, dan uji coba lebih luas. Uji validitas bertujuan untuk menilai kelayakan media. Uji coba terbatas dan uji coba lebih luas bertujuan untuk menilai kelayakan media pada audien atau pengguna. Subjek coba pada uji validitas terdiri dari 4 validator yaitu 2 orang validator ahli media dan 2 orang validator ahli materi. Validator ahli media pertama dan validator ahli materi pertama adalah dosen Universitas Negeri Malang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Ahli materi kedua adalah guru mata pelajaran fisika, sedangkan ahli media kedua adalah guru TIK di SMP Negeri 1 Winongan. Keduanya telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan program studi pendidikan fisika. Subjek coba pada uji coba terbatas adalah siswa SMP Negeri 1 Winongan kelas IX sebanyak 12 siswa terdiri dari 4 siswa berkemampuan tinggi, 4 siswa berkemampuan sedang, dan 4 siswa berkemampuan rendah. Subjek uji kelompok lebih luas adalah siswa kelas VIII B.

4

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Kisi-kisi angket dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Subjek Uji Coba Subjek Uji Coba Aspek yang Dinilai Desain dan pengaturan warna background, pengaturan letak tombol,kesesuaian 1. Ahli media objek gambar, kejelasan animasi, tampilan animasi, kemudahan bahasa, pemilihan jenis dan ukuran font, pemilihan warna teks, kecocokan materi untuk multimedia, kemenarikan multimedia. Kesuaian materi dengan KI dan KD, kesesuaian materi dengan konsep fisika, 2. Ahli materi keruntutan materi, kejelasan materi yang disajikan, penggunaan bahasa yang mudah dipahami, sistematika penulisan, kesesuaian soal dengan materi, kesesuaian gambar dan animasi dengan materi. Ketertarikan untuk menggunakan media, kemudahan untuk mempelajari materi 3. Pengguna dan pendapat apabila media ini diterapkan dalam pembelajaran

Dari tiap butir angket, para subjek uji coba memberikan penilaian. Penilaian tersebut dilakukan cukup dengan memberi tanda centang (√) pada tempat yang sudah tersedia. Angket yang digunakan disusun menggunakan skala likert. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis nilai rata-rata. Setelah diadakan uji coba, tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan melakukan pretes terlebih dahulu sebelum media digunakan dalam proses pembelajaran, kemudian pada akhir pembelajaran dilakukan postes untuk mengetahui perolehan nilai akhir siswa dalam pembelajaran. Soal yang digunakan untuk pretes terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah menempuh materi optika geometri untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Rata-rata sekor pretes dan postes yang menunjukkan pemahaman konsep dianalisis untuk menentukan gain atau peningkatannya dengan rumus Hake (Hariyati, 2013:111) sebagai berikut. 𝑔 =

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN Produk pengembangan media pembelajaran ini dikemas dalam bentuk CD dengan format file .exe sehingga memungkinkan program dapat digunakan pada komputer tanpa menginstal software yang digunakan untuk membuat program. Pada

5

awal penelitian dilakukan analisis kebutuhan kepada 109 siswa kelas VIII SMPN 1 Winongan. Data yang diperoleh disajikan dalam grafik sebagai berikut.

Penyajian mata pelajaran fisika dalam media pembelajaran multimedia

Persentase penguasaan konsep fisika 60 50 40 30

55

20 10 0

11

20

34

75%-100%

80

50%-75%

60

25%-50%

40

0-25%

20

sangat setuju setuju

63

kurang setuju

32 6

8

0

tidak setuju

(a) (b) Gambar 2 (a) Persentase Penguasaan Konsep Fisika (b) Respon terhadap Penyajian Fisika dalam Media Pembelajaran Multimedia

Berdasarkan hasil analisis angket kebutuhan siswa, maka dibuat media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami konsep. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data untuk mengembangkan media. Langkah selanjutnya yaitu mengkaji materi optika geometri. Hasil kajian digunakan untuk membuat draft media. Pada awal penyusunan dilakukan identifikasi program. Program yang dikembangkan yaitu media pembelajaran berbasis multimedia. Produk mengunggulkan gambar, animasi, dan video sederhana. Sasaran pengguna adalah siswa kelas VIII dengan materi optika geometri. Format program yang digunakan adalah .exe yang dapat dijalankan minimal pada OS Windows XP, Windows 7, dan Windows 8. Setelah dilakukan identifikasi program, dilakukan pembuatan story board media. Pada story board ditampilkan halaman media, isi materi, dan kode pemrograman. Salah satu story board media ditampilkan pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Salah Satu Tampilan Story Board Media

6

Media pembelajaran yang dihasilkan merupakan media berbasis multimedia yang memadukan animasi dan gambar statis serta video. Media ini memuat menu home, pendahuluan, peta konsep, materi, flash back, evaluasi, tebak-kata, profil, dan bantuan. Menu-menu ini selalu tampil di layar di seluruh scene, sehingga pengguna dapat memilih menu atau materi sesuai dengan keinginan. Tampilan media dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4a. Tampilan Intro

Gambar 4c. Tampilan Menu Pendahuluan

Gambar 4b. Tampilan Menu Welcome

Gambar 4d. Tampilan Menu Peta Konsep

Gambar 4e. Tampilan Menu Sifat Cahaya

Gambar 4f. Tampilan Menu Flash back

Gambar 4g. Tampilan Menu Tebak Kata

Gambar 4h. Tampilan Menu Evaluasi

7

Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi produk media terhadap ahli media dan ahli materi. Hasil analisis media disajikan dalam Gambar 5 berikut.

100

100

80

80

60

60

40

79.17 %

81.25 %

80.21 %

40

20

20

0

0

Validator 1

Validator 2

Rata-rata

89.58 %

87.65 %

Validator 1 Validator 2

(a)

88.62 %

Rata-Rata

(b)

Gambar 5 (a) Grafik Perhitungan Hasil Validasi Media (b) Grafik Perhitungan Hasil Validasi Materi

Pada tahap validasi juga diperoleh data kualitatif berupa saran dan komentar dari ahli media dan ahli materi. Data kualitatif ahli media dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan data kualitatif ahli materi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Analisis Data Kualitatif Hasil Validasi Ahli Media Ahli Media Kritik Validator 1 Pengaturan tata letak tombol perlu diperbaiki Icon/gambar tombol untuk fungsi yang sama perlu disamakan Animasi cermin cekung terlalu cepat perlu diperbaiki Validator 2

Pada dasarnya media pembelajaran yang dibuat sudah layak untuk digunakan sebagai media berbasis multimedia. Namun demikian harus lebih diperbaiki untuk pengisian suara/narasi dari media tersebut. Tombol next/back harap diperjelas untuk mempermudah usernya dalam mengoperasikan media berbasis multimedia

Saran Perbaiki tata letak tombol Perbaiki dan samakan gambar tombol yang memiliki fungsi yang sama Perlambat jalannya animasi cermin cekung Memberikan narasi pada media pembelajaran. Perlu ditambahkan narasi, gunakan tombol next/back yang sudah umum.

8 Tabel 3. Analisis Data Kualitatif Kelayakan Materi Ahli Media Kritik Validator 1 Apa contoh gejala cahaya merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari.

Validator 2

Simbol atau lambang besaran ada yang tidak sesuai. Animasi jangan terlalu cepat. Petunjuk untuk operasional (menklik tombol) sebaiknya tidak perlu ditulis, cukup disediakan kontrol-kontrol/panel-panelnya saja.

Saran Memberikan contoh gejala cahaya merambat lurus dalam kehidupan sehari. Sesuaikan simbol atau lambang besaran. Perlambat jalannya animasi. Perbaiki kalimat yang ada, dan gunakan icon tombol yang biasa dikenal siswa.

Setelah produk direvisi ulang sesuai saran dan komentar para validator, kemudian produk diujicobakan secara terbatas pada siswa. Berdasarkan teknis analisis data yang sama, hasil persentase keseluruhan pada uji coba terbatas sebesar 85,53% . Hasil analisis angket pada uji coba terbatas dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

100.0 75.0 50.0

84.8 %

87.8 %

Desain Media

Animasi

82.8 %

86.3 %

25.0 0.0 Penjelasan Materi Ketertarikan Media

Gambar 6. Grafik Perhitungan Hasil Validasi Media

Hasil validitas butir soal telah diperoleh 32 butir soal yang valid dari 34 butir soal dengan nilai rtab(76;0.05) adalah 0,2227. Rerata validitas butir soal sebesar 0,3571 berarti bahwa butir soal yang dibuat adalah valid. Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas sebesar 0,723 sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat reliabilitas butir soal tinggi karena berada dalam kriteria reliabilitas 0,600< r11 ≤ 0,800. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat soal dengan kriteria mudah sebanyak 6 butir, kriteria sedang sebanyak 19 butir, dan kriteria sukar sebanyak 7 butir. Rerata daya beda sebesar 0,4003 berarti bahwa butir soal yang dibuat adalah cukup baik. Perolehan persentase rata-rata hasil pretes sebesar 28,83%, sedangkan perolehan rata-rata hasil postes sebesar 71,64%. Persentase kenaikan atau gain sebesar 41,78%. Dari hasil pretes dan postes dihitung nilai gain ternomalisasi dan dihasilkan

9

nilai 0,6015 termasuk pada kriteria sedang. Nilai gain ternormalisasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep pada kelas pengujian. Hasil analisis data pretes dan postes dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

22.925

25 20 15

pretes 9.225

10

postes

5 0 Gambar 7. Grafik Perhitungan Hasil Pretes dan Postes

KESIMPULAN DAN SARAN Kajian Produk yang Telah Direvisi Produk yang telah direvisi menjadi produk jadi berupa media pembelajar-an yang dikemas dalam bentuk CD pembelajaran pokok bahasan optika geometri. File dalam CD pembelajaran ini disimpan dalam format .exe, sehingga program media dapat dijalankan tanpa harus memiliki software Flash Player. Pengoperasian media pembelajaran optika geometri dibuat mudah sehingga pengguna tidak merasa kesulitan dalam menggunakannya. Penggunaan media yang mudah ini menunjukkan salah satu prinsip pembuatan media komputer yaitu user friendly. Selain itu, pengoperasian dapat dilakukan secara berurutan melalui tombol next (

) dan back (

) ataupun secara acak melalui tombol pilihan sub menu materi yang

ditampilkan. Pengoperasian semacam ini akan melibatkan pemikiran siswa secara internal dan mengikuti prinsip pengembangan media CAI yang dikemukakan oleh Arsyad (2013:159) yaitu unsur keluasan dalam interaktivitas. Berdasarkan hasil uji coba, desain dan tampilan media tergolong kriteria layak. Kelayakan ini berarti bahwa desain dan tampilan media menarik secara keseluruhan. Desain dan tampilan ini juga merupakan salah satu keunggulan media, sehingga hasil nilai rata-rata media mendapatkan nilai yang tinggi yaitu 80,28% dari ahli media. Menurut Wena (Yanto, 2011: 15), salah satu keuntungan dari media pembelajaran komputer adalah dapat membangkitkan motivasi siswa. Desain dan tampilan media

10

yang menarik ini, merupakan salah satu faktor yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Revisi produk dilakukan dengan tujuan agar media lebih menarik dan materi yang disampaikan lebih jelas. Perubahan yang bisa diamati adalah perubahan icon tombol next dan back. Penulisan simbol-simbol pada materi juga telah diganti sehingga tidak akan menimbulkan pengertian ganda. Beberapa kalimat yang ada juga telah dihapus agar kalimat pada media lebih efektif. Revisi yang dilakukan merujuk pada prinsip pengembangan media yang dinyatakan oleh Arsyad (2013:96) terutama mengenai cara penulisan teks pada media. Produk media memiliki kelebihan yaitu urutan tampilan dapat dikendalikan oleh pengguna tanpa harus runtut, tetapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, media dapat menjelaskan gejala fisika yang tak tampak mata menjadi lebih mudah dipahami melalui animasi sederhana, produk media pembelajaran termasuk media audio-visual yang memuat gambar dan backsound musik, media pembelajaran ini dilengkapi dengan video percobaan yang dapat memberikan gambaran pada siswa tentang percobaan terkait materi, dan media ini menyajikan latihan soal dalam bentuk permainan tebak kata yang lebih disenangi oleh siswa. Selain kelebihan di atas, produk ini juga memiliki kekurangan yaitu animasi pada media perlu dikembangkan lagi agar gambar pada animasi tidak terlalu kaku, dan pengguna juga dapat mengendalikan jalannya animasi. Kekurangan lainnya yaitu pada tebak kata, pertanyaan pada tebak kata masih belum bisa muncul secara acak, sehingga pengguna akan disajikan pertanyaan dengan urutan yang sama setiap kali memilih menu ini. Selain itu, pada komponen penjelasan materi media mendapatkan nilai rata-rata rendah. Hal ini disebabkan tidak terdapat narasi sebagai pendukung penjelasan materi. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan terkait kelemahan produk. Pengembangan lebih lanjut diperlukan agar dihasilkan media yang lebih baik dan bisa mendukung berlangsungnya proses pembelajaran.

Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Lebih Lanjut Berdasarkan hasil validasi dan hasil uji coba terhadap audien, produk media pembelajaran memiliki kriteria layak. Pada saat digunakan dalam pembelajaran fisika, produk media pembelajaran ini memberikan dampak positif untuk meningkatkan

11

pemahaman konsep siswa. Peningkatan pemahaman konsep pada kelas pengujian memiliki kriteria sedang. Produk media pembelajaran ini dapat langsung digunakan sebagai pendukung berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Pemanfaatan produk media yaitu dengan menggunakan produk sebagai bahan ajar oleh guru ketika menyajikan materi optika geometri dalam kelas. Produk media pembelajaran dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar mandiri di rumah. Selain itu, produk media pembelajaran ini juga dapat digunakan sebagai e-learning dengan mengunggah ke halaman web. Produk media pembelajaran dapat disebarkan kepada guru fisika dan siswa yang berkenan atau membutuhkan. Diseminasi juga dapat dilakukan dengan mengunggah produk media ke blog ataupun web. Saran untuk pengembangan lebih lanjut adalah agar dikembangkan produk yang serupa atau memperbaiki produk yang telah ada. Perbaikan perlu dilakukan berdasarkan kekurangan-kekurangan produk yang ada, sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Penelitian dalam bentuk eksperimen juga diperlukan untuk mengetahui perbandingan peningkatan pemahaman konsep pada kelas ekperimen yang menggunakan media dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media.

DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hariyati, Rina., Iwan Junaedi, dan Budi Waluya. 2013. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Strategioptimize Menggunakan Thinktalk Write untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis. Unnes Journal of Mathematics Education Research (UJMER), 2 (2), (Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer), diakses 13 Desember 2013. Retno, Anggraeni Dian dan Rudy Kustijono. 2010. Pengembangan Media Animasi Fisika pada Materi Cahaya dengan Aplikasi Flash berbasis Android.Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 3 (1), (Online), (http://fisikaunesa.net/ojs/index.php/JPFA/article/viewFile/48/45,html), diakses 15 Agustus 2013. Sudjana, Nana. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sukmadinata, S.N. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ucar, Sedat dan Kathy Cabe Trundle. 2011. Conducting Guided Inquiry in Science Classes Using Authentic, Archived, Web-Based Data. Computers & Education 57, (Online), (http://www.elsevier.com/locate/compedu), diakses 15 September 2012. Yanto. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Visual Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Cahaya Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang.