PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AKTIVITAS JARINGAN PADA

Download Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548- 964X ... Penerapan SNMP untuk monitoring perangkat IoT kurang efekti...

0 downloads 508 Views 1MB Size
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 768-775

e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Monitoring Aktivitas Jaringan pada Mikrokomputer Raspberry Pi Frondy Fernanda Ferdianto1, Widhi Yahya2, Ratih Kartika Dewi3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Perkembangan perangkat Internet of Things(IoT) yang pesat ditandai dengan integrasi perangkat IoT pada berbagai bidang kehidupan. Jumlah perangkat yang terhubung juga semakin meningkat, hal ini membuat proses manajemen perangkat IoT menjadi tantangan yang muncul. Untuk itu dibutuhkan sistem monitoring jaringan untuk memantau aktivitas jaringan yang lebih efektif. Penerapan SNMP untuk monitoring perangkat IoT kurang efektif karena paket yang dikirim terlalu besar dan tidak semua komponen pada protokol SNMP dipakai untuk monitoring. Pada penelitian ini sistem monitoring yang dikembangkan menggunakan protokol UDP yang mengirim data berukuran kecil dan tidak membebani kinerja perangkat. Pemilihan struktur data dan database yang digunakan juga dirancang agar sistem monitoring berjalan efektif. Perangkat yang dipilih untuk menjadi bagian dari sistem monitoring ini adalah jenis mikrokomputer Raspberry Pi, perangkat ini dipilih karena memiliki integrasi yang baik dengan berbagai sensor sehingga pengembangan lebih lanjut dari sistem monitoring dapat dilanjutkan. Sistem dapat mengamati resource perangkat dan aktivitas jaringan kemudian hasil monitoring jaringan ditampilkan dalam bentuk grafik pada aplikasi web. Hasil penelitian ini menghasilkan sistem monitoring jaringan yang efektif, resource yang digunakan pada perangkat yang menjalankan sistem terhitung kecil. Dalam satu kali transaksi monitoring, paket data yang dikirim dan diterima sebesar 309 bytes, jauh lebih kecil dibandingkan dengan sistem monitoring yang menggunakan SNMP. Kata kunci: monitoring, resource, Raspberry Pi, Internet of Things Abstract The Internet of Things(IoT) development have been improved very well, the integration of device in various field become the prove. The IoT device number of use also increase, from this fact, IoT devices management become the challenge to solve. The solution of this challenge is network monitoring system that run effectively. The system must handle the constraint of IoT device power and computational performance too. The implementation of monitoring using SNMP is not effective, because the size of paket for transmission is big and not all component of SNMP protocol being used. The monitoring system that being developed use UDP protocol because of its simplicity and light-weight to IoT devices. The selection of data structure and database also give contribution to effectiveness of this system. The IoT devices that used for the development is Raspberry Pi, this device has been selected because of the good integration with the other sensors, so it will make the development of this system in future become possible. This system monitors the device resource and network activity, then the result will be displayed on a graph, so the user can get the information of the result. The network monitoring system that being developed is effective, because the use of device’s resource is small. In one transaction, the data paket size which transmitted is 309 bytes, this is smaller than SNMP-based monitoring system. Keywords: monitoring, resource, Raspberry Pi, Internet of Things objek mati memiliki kemampuan untuk menerima dan mengirimkan sebuah data melalui koneksi jaringan dengan keterlibatan pengguna yang minimal (Rose, 2015). Dalam segala aspek, perangkat IoT ini sudah banyak diimplementasikan, misalnya pada bidang

1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia teknologi informasi pada saat ini sudah semakin mengarah pada pengembangan perangkat Internet of Things (IoT). IoT adalah sebuah konsep dimana suatu Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

768

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

pertanian, lingkungan sampai pada bidang transportasi. Komponen pada IoT terdiri dari 3 macam, yaitu constrained device (sensor dan actuator), gateway dan cloud service. Constrained device adalah komponen yang dikembangkan untuk tugas tertentu dan memiliki batasan terhadap daya dan komputasi, contohnya adalah sensor pada mikrokontroller. Komponen berikutnya adalah gateway, komponen ini berperan sebagai pengumpul data dari sensor untuk kemudian diolah. Lalu yang berikutnya adalah komponen cloud , pada IoT, komponen ini memilik peran untuk penyimpanan data dalam jumlah besar dan dapat terhubung dengan banyak gateway (Eclipse, 2016). Sampai saat ini penelitian dan pengembangan topik tentang IoT terus dilakukan hingga diperkirakan akan mencapai 28 miliar perangkat IoT yang saling terhubung di tahun 2020 (Pundir, 2015). Perangkat yang paling banyak terhubung adalah sensor ataupun constrained devices, karena sensor menjadi perangkat yang memiliki tugas sebagai perangkat sensing. Namun dalam IoT tidak hanya berbicara tentang sensing, tetapi juga cara melakukan kontrol sistem. Dalam arsitektur IoT komponen gateway memegang peranan penting dalam proses pengumpulan data dan kontrol terhadap data yang dikumpulkan. Apabila dalam satu sistem gateway mengalami masalah, tentu data yang ada pada sensor tidak bisa sampai ke cloud. Dalam mengatasi tantangan ini, dibutuhkan proses manajemen perangkat untuk membuat sistem yang ada dapat diamati dan dijaga ketersediannya, yaitu dengan menggunakan sistem monitoring jaringan. Sistem monitoring jaringan adalah sistem yang digunakan untuk memantau aktivitas jaringan, sehingga bila terjadi gangguan pada perangkat, maka bisa segera diketahui permasalahan pada jaringan. Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki (Prasetyo, 2013). Dalam perkembangan penelitian IoT, terdapat berbagai macam protokol jaringan yang dapat diterapkan, protokol yang umum digunakan dalam monitoring jaringan adalah protokol SNMP. Namun dengan menerapkan protokol SNMP secara keseluruhan untuk monitoring perangkat IoT membuat hal ini menjadi tidak efektif. SNMP akan menemui berbagai macam keterbatasan. Ukuran memori Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

769

dan kinerja CPU yang diperlukan sangat besar saat menerapkan protokol SNMP untuk monitoring perangkat IoT (Jacquout, et al., 2010). Untuk itu diperlukan suatu cara untuk melakukan monitoring jaringan secara lebih efektif. Protokol yang digunakan untuk monitoring jaringan pada perangkat IoT dapat dikembangkan dengan cara modifikasi pada Management Information Base (MIB), pengembangan agent dan pengembangan manager (Hui-Ping, 2015). Metode lain juga dapat menggabungkan SNMP dengan protokol lain seperti MQTT atau COAP, sistem yang dikembangkan melakukan modifikasi pada bagian agent sebagai pengirim data (Savic,2016). Berdasarkan paparan diatas, maka dilakukan pengembangan sistem monitoring jaringan pada mikrokomputer Raspberry Pi. Sistem monitoring yang dikembangkan menggunakan protokol UDP sebagai protokol transport. Sistem akan melakukan proses pengambilan data yang hanya dibutuhkan saja sehingga tidak membebani kinerja komputasi. Pengembangan suatu sistem monitoring jaringan pada mikrokomputer Raspberry Pi menjadi pilihan pada penelitian ini, karena untuk pengembangan di waktu mendatang akan lebih mudah karena kemampuan Raspberry Pi yang sangat baik dalam berintegrasi dengan berbagai sensor dan perangkat tambahan lain (Zhao, 2015). Sistem monitoring juga digunakan secara efisien karena data yang ditransmisikan disesuaikan dengan batasan monitoring device yang diamati. Data hasil monitoring diterima oleh sistem dan ditampilkan menjadi informasi . Manfaat yang didapatkan dari skripsi ini adalah sistem yang dikembangkan bisa menjadi alat monitoring jaringan yang efektif dan menampilkan data hasil monitoring jaringan secara informatif. Selain itu skripsi ini juga dapat bermanfaat dalam penelitian di bidang IoT, khususnya dalam mengembangkan metode monitoring untuk perangkat IoT. 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN Untuk menunjang pengembangan sistem monitoring jaringan yang dibuat oleh penulis maka dibutuhkan teori-teori penunjang penelitian hal itu antara lain adalah: monitoring jaringan, Raspberry Pi, library psutil, JSON, Twisted dan juga microweb framework yang memakai bahasa Python yaitu Flask.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

2.1 Monitoring Jaringan Manajemen Jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontol dan merencanakan suatu jaringan komputer dan sistem. Monitoring jaringan merupakan bagian dari manajemen jaringan. Konsep dasar manajemen jaringan adalah adanya Manager atau perangkat yang melakukan monitoring dan agen sebagai perangkat yang dimonitor(Pradikta,2013). 2.2 Raspberry Pi Raspberry Pi adalah sebuah SBC (Single Board Computer) komputer yang seukuran kartu atm yang dikembang oleh Raspberry Pi Foundation di Inggris. Produk ini diberi nama Raspberry Pi oleh pembuatnya yaitu, Eben Upton. Dengan maksud untuk memicu pengajaran ilmu komputer dasar disekolahsekolah. Raspberry Pi menggunakan system on a chip (SoC) dari Broadcom BCM2853, juga sudah termasuk prosesor ARMv10, kecepatan prosesor 700MHz – 1GHz dan 4 GPU, Raspberry Pi Model B ini memiliki RAM sebesar 512 MB, dan untuk menyimpan data layaknya komputer, laptop menggunakan Hardisk sebagai media penyimpanannya, tetapi Raspberry Pi ini hanya menggunakan kartu memori yang biasa digunakan untuk penyimpanan data di handphone baik berbasis symbian, android. 2.3 SQLite SQLite adalah database engine yang telah digunakan untuk berbagai macam aplikasi mulai dari komersial atau pribadi. SQLite bersifat open source dan ditulis dalam bahasa pemrogaman C oleh D. Richard Hipp. Dibandingkan dengan database engine yang lain seperti SQL Server, Oracle dan lain sebagainya SQLite adalah termasuk database yang ringan. (Bhosale,2015). 2.4 Psutil Psutil adalah library pada bahasa pemrograman python yang digunakan untuk mengambil data dari proses yang sedang berjalan pada komputer. Data yang sedang berjalan bisa berupa CPU, disk, memory, network, sensor dan hal yang lainnya. 2.5 JSON JSON (JavaScript Object Notation) adalah sebuah bentuk format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemrograman tertentu dan digunakan untuk pertukaran data antar suatu Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

770

platform, yang menjadi kelebihan dari JSON dari pada format data lainnya adalah mudah dibaca oleh manusia karena tersusun berpasang. 2.6 Twisted Twisted adalah framework yang mendukung event-based programming. Eventbased programming adalah pendekatan pemrograman yang menjalankan suatu event dengan adanya trigger dari event lainnya secara bersamaan. Proses yang dihasilkan nantinya akan berjalan secara efisien dan ringan. Pendekatan ini memastikan bahwa suatu event yang berjalan akan mengembalikan nilai. (Paykin,2016). 2.6.1 Flask Flask adalah web microframework yang berbasis Python. Flask memiliki fungsi-fungsi cocok diimplementasikan untuk program yang terbatas secara energy dan memory. Meskipun termasuk dalam kategori framework yang ringan, flask memiliki fungsi yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan. Flask juga memiliki integrasi yang baik dengan database melalui SQLAlchemy. Hal ini akan menoptimalkan aplikasi yang juga menggukan database sebagai tempat penyimpanan data. 3. PERANCANGAN Sistem monitoring yang dikembangkan terdiri dari 2 peran yaitu Agent dan Manager. Agent adalah program yang berjalan pada perangkat yang diamati, sedangkan manager berjalan pada perangkat yang mengamati. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1, Agent dapat mengambil data hasil monitoring, menerima perintah dari Manager dan mengirim hasil monitoring kepada Manager. Manager dapat melakukan pengiriman perintah untuk mendapatkan hasil data monitoring, menerima daftar perangkat yang terhubung, dan menerima hasil monitoring dari agen dan menyimpan ke dalam database.

Gambar 1 Arsitektur Sistem Monitoring Jaringan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Database pada sistem berfungsi untuk menyimpan data hasil monitoring. Untuk itu dibuat 4 macam tabel untuk menyimpan data, Tabel yang pertama adakah tabel yang menyimpan data host yang terhubung pada jaringan, Tabel ini berfungsi untuk proses autentifikasi. Tabel yang kedua adalah tabel yang menyimpan perintah monitoring. Tabel ini berfungsi sebagai dasar dari Manager untuk mengirimkan bagian mana saja yang akan diihat beserta durasi dan interval. Tabel yang ketiga adalah tabel yang menyimpan data dengan kategori resource. Sedangkan tabel yang keempat adalah tabel yang menyimpan data dengan kategori network. Untuk menampilkan data hasil monitoring dibutuhkan suatu aplikasi web. Perancangan aplikasi web digunakan sebagai interface sistem monitoring ini. Oleh karena itu aplikasi web harus mampu untuk menerima dan memasukkan data ke dalam database. Aplikasi web memiliki fitur – fitur sebagai berikut : 1. Sistem mampu menampilkan daftar Agent yang sedang aktif atau tidak. 2. Sistem mampu menghapus Agent yang tidak ingin dilakukan monitoring.

771

Data yang akan dikirim akan diubah dulu ke dalam suatu bentuk struktur data yaitu berupa tuple dan diubah ke dalam format JSON dikirim melalui protokol UDP. Program Manager akan menerima dan mengubah format JSON menjadi bentuk tuple kembali. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 3.

Gambar 3 Diagram Model Perancangan Pengiriman Perintah dari Manager ke Agent

Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat Gambar 4, pada diagram ini yang menjadi input adalah perintah monitor yang disimpan dalam database. Setelah itu program manager melakukan request perintah dari database, melakukan set status perintah sudah dikirim dan menghasilkan output JSON perintah monitoring.

3. Sistem mampu menerima masukan dari user untuk membuat perintah monitoring. 4. Sistem mampu menyimpan data perintah monitoring ke dalam database. 5. Sistem mampu menampilkan informasi monitoring dalam bentuk grafik. 6. Sistem mampu melakukan filter terhadap informasi berdasarkan host, tipe monitoring, dan komponen yang ingin diamati.

Gambar 2 Alur Pengiriman dan Penerimaan data dari Agent ke Manager Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 4 Diagram Model Penerimaan Monitoring Agent

Pada Gambar 4 dapat dilihat pada diagram ini bahwa yang menjadi input adalah JSON perintah monitoring yang diterima dari Manager. Setelah itu program Agent mengubah perintah menjadi format tuple untuk diolah dan mengambil resource yang sesuai dengan perintah, resource yang dapat diambil berupa resource dari perangkat atau aktivitas jaringan pada perangkat yang diamati setelah itu agent menghasilkan output JSON hasil monitoring untuk dikirimkan kepada manager melalui protokol UDP.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

4. IMPLEMENTASI Implementasi pada Agent menggunakan Bahasa pemrograman Python dengan framework Twisted. Proses pengambilan data pada agent menggunakan library psutil. Tabel 1 Tabel Komponen Resource Jenis Data Resource

Nama Komponen pada library psutil

CPU Usage

psutil.cpu_percent

Memory Used

psutil.virtual_memory().used

Memory Available

psutil.virtual_memory().available

Swap

psutil.virtual_lmemory().free

772

dalam implementasi menggunakan SQLite, SQLite dipilih karena bersifat light-weight. Hasil dari monitoring ditampilkan dalam aplikasi web, dalam sistem ini aplikasi web dikembangkan menggunakan framework Flask. Aplikasi web dari sistem monitoring jaringan ini memiliki beberapa fitur yang digunakan untuk menunjang tampilan hasil monitoring. Hasil implementasi dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.

Gambar 2. Halaman Utama Sistem Monitoring Jaringan

Dari Tabel 1 data yang diambil adalah kategori resource, data yang diambil berupa cpu usage, memory used, memory available dan swap.

Dari Gambar 5 dapat dilihat tampilan halaman utama dari aplikasi web sistem monitoring. Penjelasan dari tampilan halaman utama adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Tabel Komponen Network

Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan daftar perangkat yang terhubung.

Jenis Data Network

Nama Komponen pada library psutil

Byte Sent

psutil.net_io_counters().bytes_sent

Byte Receive

psutil.net_io_counters().bytes_recv

Paket Sent

psutil.net_io_counters().pakets_sent

Paket Receive

psutil.net_io_counters().pakets_recv

Dari Tabel 2 data yang diambil adalah kategori network, data yang diambil berupa byte sent, byte receive, paket sent, dan paket receive. Komponen yang diambil tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam suatu tuple lalu diubah ke dalam format JSON untuk menjadi menjadi nilai kembalian suatu method. Agent juga menerima Implementasi pada Manager juga dengan menggunakan Bahasa pemograman Python dan Framework Twisted. Manager memilki fungsi untuk menerima perangkat yang terhubung, menerima hasil monitoring dan menyimpan ke dalam database. Database yang digunakan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Nomor 2 adalah bagian yang menampilkan status perangkat yang terhubung. Nomor 3 adalah tombol untuk melakukan monitor pada perangkat yang dipilih. Nomor 4 adalah tombol untuk melakukan hapus perangkat Nomor 5 adalah tombol untuk melakukan monitor pada semua perangkat yang ada pada daftar.

Gambar 3 Halaman Add Monitor

Dari Gambar 6 dapat dilihat tampilan halaman add monitor dari aplikasi web sistem monitoring. Penjelasan dari tampilan halaman add monitor adalah sebagai berikut :

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan perangkat yang dipilih untuk dilakukan monitoring Nomor 2 adalah bagian untuk memilih kategori komponen yang akan dilakukan monitoring Nomor 3 adalah bagian untuk menentukan interval pengiriman data hasil monitoring Nomor 4 adalah pilihan untuk mengisi waktu mulai dari monitoring

773

perangkat terhubung ke Manager, proses kedua adalah besar paket data untuk pengiriman perintah monitoring dan proses ketiga adalah besar paket hasil monitoring. Hasil pengujian didapatkan melalui proses capture dari aplikasi Wireshark.

Besar Data Transaksi 10000

Nomor 5 adalah pilihan untuk mengisi waktu berhe nti dari monitoring

0 Proses 1

Proses 2

Proses 3 Transaksi

Sistem Monitoring Jaringan yang dikembangkan Sistem Monitoring Jaringan dengan SNMP

Gambar 8. Hasil Pengujian Besar Data Transaksi

Gambar 4 Halaman Hasil Monitoring

Dari Gambar 7 dapat dilihat tampilan halaman hasil monitoring dari aplikasi web sistem monitoring. Penjelasan dari tampilan halaman hasil monitor adalah sebagai berikut : Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan pilihan perangkat untuk menampilkan filter hasil berdasarkan perangkat Nomor 2 adalah bagian yang menampilkan pilihan kategori untuk menampilkan filter hasil berdasarkan kategori data hasil monitoring

Dari Gambar 8 dapat terlihat hasil pengujian besar paket data. Total paket yang ada dalam satu transaksi pada Sistem Monitoring Jaringan yang dikembangkan adalah sebesar 309 bytes. Sedangkan total paket yang ada dalam satu transaksi pada Sistem Monitoring Jaringan menggunakan protokol SNMP adalah sebesar 4981 bytes. Pengujian kehandalan sistem dilakukan untuk mengetahui bagaiamana kemampuan sistem monitoring ketika menerima banyak permintaan dari agent. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan variasi pada permintaan yang masuk dari Agent yang terhubung.

CPU Usage

5. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian besar paket data, pengujian kehadandalan sistem dan pengujian fungsionalitas aplikasi web. Pengujian besar paket data dilakukan untuk mengetahui berapa besar paket data yang dikirimkan dalam satu transaksi, hal ini akan dibandingkan dengan besar paket data yang dikirimkan dalam satu kali transaksi oleh protokol SNMP. Satu transaksi data yang dimaksud terdiri dari 3 proses, proses pertama, yaitu besar paket ketika pertama kali Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

CPU Usage(%)

Nomor 3 adalah bagian untuk menampilkan hasil monitoring berupa grafik. 10 0 20

40

80 160 320 640 1280 2560

Permintaan Agent CPU Usage

Gambar 9. Hasil Pengujian CPU Usage

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa CPU Usage meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan Agent. Hal ini terjadi karena request data mempengaruhi kinerja dari sistem monitoring jaringan.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Memory Used

Memory Used 6,2 6 5,8 5,6

untuk ditampilkan menjadi informasi bagi pengguna. Tabel 3 Pengujian fungsional aplikasi web No

20 40 80 160 320 640 12802560

Permintaan Agent Memory Used

Gambar 10. Hasil Pengujian Memory Used

Dari Gambar 10 dapat dilihat komponen memory used memiliki pergerakan naik dipengaruhi oleh jumlah request. Namun jumlah penggunaan memori cenderung stabil, yaitu berada di angka 5,8 – 6 MB.

200000 0

Permintaan Agent Byte Traffic

Gambar 11. Hasil Pengujian Byte Traffic

Dari Gambar 11 dapat dilihat komponen byte traffic bergerak dipengaruhi oleh request Agent. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak permintaan dari Agent maka byte traffic akan semakin tinggi. Kemudian pengujian terakhir adalah pengujian fungsionalitas web, Pengujian fungsionalitas pada aplikasi web dilakukan supaya kita dapat mengetahui apakah fitur – fitur yang ada dapat melaksakan fungsi yang diharapkan. Dari hasil pengujian fungsionalitas pada aplikasi web yang ada pada Tabel 3, setiap fungsi yang diharapkan dapat berfungsi dengan benar, output yang dikeluarkan juga sesuai dengan permintaan yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem monitoring jaringan mampu menampilkan data hasil monitoring mengolahnya menjadi grafik Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Deskripsi

Masukan

Keluaran yang diaharapkan

1

Pengujian menampilkan list Table host pada Sistem menampilkan device database list device

2

Pengujian status device

3

Pengujian menghapus device

Tekan tombol Sistem menghapus delete host host dari database

4

Pengujian memilih device

Tekan tombol Sistem menampilkan monitor form add monitor dengan nama host sesuai yang dipilih

5

Pengujian penyimpanan Tekan tombol Sistem menyimpan perintah monitoring submit perintah ke database dan muncul tulisan Add Success

6

Pengujian filter berdasarkan Memilih host Sistem menampilkan host yang dipilih pada host grafik berdasarkan address dan host tekan tombol filter

7

Pengujian filter berdasarkan Memilih Sistem menampilkan kategori komponen yang komponen pada grafik berdasarkan dimonitoring monitoring komponen kategori category

Byte Traffic Byte Traffic

774

menampilkan Table host pada Sistem menampilan database status device (up atau down)

6. KESIMPULAN Sistem monitoring jaringan yang dikembangkan pada mikrokomputer Raspberry Pi mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalui program Agent yang berjalan, data yang dihimpun berupa resource dan network dari perangkat. Mekanisme pengiriman ke pusat data dilakukan melalui protokol UDP, data yang dikirim diubah ke dalam format JSON, lalu pada Manager, format JSON tersebut diubah menjadi tuple dan disimpan ke dalam database. Hasil monitoring ditampilkan dalam bentuk grafik pada Aplikasi Web Sistem Monitoring Jaringan, sehingga pengguna bisa mengetahui informasi lebih jelas. Sistem monitoring jaringan yang dikembangkan juga sangat efektif karena paket yang dikirim dalam satu transaksi sangat kecil yaitu sebesar 309 bytes jika dibandingkan dengan protokol SNMP yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Bhosale, S., Patil, T. & Patil, P., 2015. SQLite: Light Database System. International Journal of Computer Science and Mobile Computing, 4(4), pp. 882 - 885. Flask, 2017. Flask(A Python Microframework). [Online]

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

775

Available at: http://www.flask.pocoo.org [Diakses 2 June 2017].

Nopember Surabaya: Laporan Tugas Akhir.

Hanane, L., 2015. Internet of Things and Network Management : LNMP, SNMP, COMAN protocols. IPv6 Forum.

SQLite, 2017. SQlite Home Page. [Online] Available at: http://sqlite.org [Diakses 15 March 2017].

Hui-Ping, H., Shi-De, X. & Xiang-Yin, M., 2015. Applying SNMP Technology to Manage the Sensors in Internet of Things. The Open Cybernetics & Systemic Journal, Volume 9, pp. 1019 - 1024.

Valentin, S., 2012. Design and Development of a UDP-Based Connection-Oriented MultiStream One-to-Many Communication Protocol. Journal of Telecommunication and information Technology.

Jacquout, A. et al., 2010. A New Management Method. IEEE IFIP Annual Mediterranean Ad Hoc Networking Worshop.

Zhao, C. W., 2015. Exploring IoT Application Using Raspberry Pi. International Journal of Computer Network and Applications, 2(1).

JSON, 2017. Inroducing JSON. [Online] Available at: http://www.json.org [Diakses 28 Maret 2017]. Karren, R., 2015. he Internet of Things : An Overview Understanding the Issues and Challenge of a More Connected World, Geneva, Switzerland: Internet Society. McKellar, J. & Fettig, A., 2013. Twisted Network Programming Essentials. Second Edition penyunt. Highway North, Sebastopol: O’Reilly Media, Inc. Mihajlo, S., 2016. Bridging the Snmp Gap: Simple Network Monitoring The Internet Of Things. FACTA UNIVERSITATIS Series: Electronics and Energetics, Volume 29. Paykin, J., Krishnaswami, N. R. & Zdancewic, S., 2016. The Essence of Event-Driven Programming. Leibniz, Leibniz International Proceedings in Informatics. Prasetyo, I., 2013. ilmukomputer.com. [Online] Available at: http://ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2013/05/imammonitor_jarkom.pdf [Diakses 25 Maret 2017]. Pundir, Y., 2015. Internet of Things(IoT): Challenges and Future Direction, s.l.: s.n. Python, 2017. psutil 5.2.2:Python Package Index.[Online] Available at: http://pypi.python.org/pypi/psutil [Diakses 23 May 2017]. Romadhani, A. H., 2013. Sistem Peringatan Dini pada Operasional Jaringan Berbasis Network Monitoring, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya