PENGEMBANGAN SPEKTROFOTOMETER SINAR TAMPAK

Download mengembangkan spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis) menggunakan lampu light emitting diode sebagai sumber sinar, lapisan optik digital ...

1 downloads 474 Views 1MB Size
PENGEMBANGAN SPEKTROFOTOMETER SINAR TAMPAK (KUANTIVIS) BERBASIS KOMPONEN ELEKTRONIK UMUM DAN UJI KINERJANYA

WULAN SUCI PAMUNGKAS

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Spektrofotometer Sinar Tampak (KuantiVis) Berbasis Komponen Elektronik Umum dan Uji Kinerjanya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014 Wulan Suci Pamungkas NIM G44100066

ABSTRAK WULAN SUCI PAMUNGKAS. Pengembangan Spektrofotometer Sinar Tampak (KuantiVis) Berbasis Komponen Elektronik Umum dan Uji Kinerjanya. Dibimbing oleh RUDI HERYANTO dan ETI ROHAETI. Spektrofotometer dapat dikembangkan dengan mengganti komponen utama dengan komponen elektronik yang mudah diperoleh. Penelitian ini bertujuan mengembangkan spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis) menggunakan lampu light emitting diode sebagai sumber sinar, lapisan optik digital versatile disks sebagai kisi, dan web camera sensor charge-couple device sebagai detektor. Kinerja KuantiVis diujikan dengan parameter linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, dan akurasi menggunakan standar kromium. Hasil percobaan menunjukkan bahwa KuantiVis yang optimum dibuat dengan dimensi sebesar 33 × 16 × 5 cm serta jarak web camera ke sumber sinar 25 cm. Uji kinerja KuantiVis menghasilkan data linearitas dengan R2 sebesar 0.9973, batas deteksi 0.1231 ppm, batas kuantitasi 0.4102 ppm, dan perolehan kembali 103.19%. Kinerja tersebut tidak berbeda jauh dengan kinerja yang dihasilkan pada Spectronic 20D+ dan spektrofotometer Genesys. KuantiVis diaplikasikan untuk menentukan kadar boraks dalam sampel mi basah dan menghasilkan kadar boraks sebesar 28.60 μg/gram sampel. Berdasarkan uji F dan t, hasil pengukuran tersebut tidak berbeda nyata dengan hasil pengukuran Spectronic 20D+ dan spektrofotometer Genesys. Kata kunci: boraks, charge-couple device, digital versatile disks, light emitting diode, spektrofotometer sinar tampak

ABSTRACT WULAN SUCI PAMUNGKAS. Development of Visible Spectrophotometer (KuantiVis) using Based on Common Electronic Components and Its Performance. Supervised by RUDI HERYANTO and ETI ROHAETI. Spectrophotometer can be developed by replacing the main components with electronic components that are easy to find. This study aims to develop visible spectrophotometer (KuantiVis) device using light emitting diode lamp as light source, optical layer of digital versatile disks as grating, and web camera with charge-couple device sensor as detector. KuantiVis was tested for its performance based on linearity, limit of detection, limit of quantitation, and accuracy parameters using a standard of chromium. The optimum result showed that KuantiVis was made with dimensions of 33 × 16 × 5 cm and distance between web camera and source of light was 25 cm. The result showed that linearity of data based on R2 value was 0.9973, limit of detection was 0.1231 ppm, limit of quantitation was 0.4102 ppm, and recovery was 103.19%. The performance was not much different from the performance of Spectronic 20D+ and Genesys spectrophotometer. The KuantiVis was applied for determining borax concentration in wet noodles sample. Concentration of borax in sample was 28.60 μg/gram samples. The result of F test and t test showed that the data was not significantly different with that of Spectronic 20D+ and Genesys spectrophotometer. Key word: borax, charge-couple device, digital versatile disks, light emitting diode, visible spectrophotometer

PENGEMBANGAN SPEKTROFOTOMETER SINAR TAMPAK (KUANTIVIS) BERBASIS KOMPONEN ELEKTRONIK UMUM DAN UJI KINERJANYA

WULAN SUCI PAMUNGKAS

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Judul Skripsi : Pengembangan Spektrofotometer Sinar Tampak (KuantiVis) Berbasis Komponen Elektronik Umum dan Uji Kinerjanya Nama : Wulan Suci Pamungkas NIM : G44100066

Disetujui oleh

Rudi Heryanto, SSi, MSi Pembimbing I

Dr Eti Rohaeti, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul Pengembangan Spektrofotometer Sinar Tampak (KuantiVis) Berbasis Komponen Elektronik Umum dan Uji Kinerjanya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rudi Heryanto, SSi, MSi dan Ibu Dr Eti Rohaeti, MS selaku pembimbing. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Eman, Pak Caca, Pak Dede, dan Bu Nunung selaku laboran di laboratorium kimia IPB atas bantuannya dalam teknis pelaksanaan penelitian. Terima kasih juga kepada kedua orang tua, Mulyati, Warren, Ihsan, Mega, Evi, Ami, Ati, Imam, Muhana, Yusuf, Lita, dan Adani atas doa, dukungan, dan bantuannya baik teknis maupun akademis selama penelitian berlangsung. Semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat.

Bogor, September 2014 Wulan Suci Pamungkas

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN METODE Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan KuantiVis Kalibrasi Spektrofotometer Cara Pengukuran dan Penentuan Absorbans Uji Kinerja KuantiVis Penentuan Kadar Boraks HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan KuantiVis Kalibrasi KuantiVis Uji Kinerja KuantiVis Penentuan Kadar Boraks SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

vii vii vii 1 2 2 2 2 3 3 3 4 5 5 6 7 8 9 9 10 10 12 22

DAFTAR TABEL 1 Data hasil uji kinerja 2 Kadar boraks dalam sampel 3 Uji F dan t pada SK 95%

8 9 9

DAFTAR GAMBAR 1 Skema pembuatan spektrofotometer 2 Spektrum hasil kalibrasi

2 7

DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Diagram alir penelitian Kalibrasi KuantiVis Diagram KuantiVis Spektrum lampu LED Spektrum hasil pengaturan jarak lampu ke web camera Data dan hasil linearitas pada panjang gelombang 543 nm Data dan hasil batas deteksi dan batas kuantitasi Data perolehan kembali dari larutan kromium 1 ppm Data dan hasil penentuan kadar boraks pada makanan

12 13 14 15 15 16 17 18 19

1

PENDAHULUAN Spektrofotometer merupakan instrumen yang umum digunakan untuk menganalisis bahan kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Spektrofotometer, khususnya spektrofotometer sinar tampak memiliki 4 komponen utama, yaitu sumber sinar, sel absorpsi, monokromator, dan detektor (Day dan Underwood 2002). Berbagai spektrofotometer komersial telah tersedia secara luas, tetapi dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak peneliti telah mencoba mengembangkan spektrofotometer dengan komponen umum. Albert et al. (2012) mengembangkan spektrofotometer dengan menggunakan lampu light emitting diode (LED) sebagai sumber sinar. Lampu LED merupakan salah satu jenis lampu yang umum digunakan dalam penerangan dan mudah diperoleh. Kelebihan lampu LED ialah ukurannya kecil sehingga dapat diaplikasikan dengan praktis, tidak memproduksi sinar ultraviolet (UV) dan inframerah (IR), serta daya tahan lampu lebih lama. Wakabayashi dan Hamada (2006) juga mengembangkan spektrofotometer menggunakan digital versatile disks (DVD) sebagai monokromator dengan resolusi yang tinggi, karena memiliki kisi pada lapisan optiknya. Detektor yang umum digunakan dalam spektrofotometer komersial ialah tabung fotopengganda (PMT). Banyak peneliti telah mengembangkan spektrofotometer dengan komponen alternatif berupa sensor charge-couple device (CCD). Sensor CCD ini banyak diaplikasikan pada kamera sehingga peneliti memanfaatkan kamera sebagai detektor, baik kamera web camera (Yulianto 2011), digital single lens reflex (DSLR) (Vanderveen et al. 2013), maupun kamera digital (Quagliano dan Marks 2013). Kelebihan web camera dibandingkan dengan kamera digital maupun DSLR adalah alatnya lebih sederhana, tidak membutuhkan tempat penyimpanan data, serta data hasil perekaman dapat langsung dipindahkan ke komputer. Selain CCD, kamera memiliki sensor lain seperti complementary metal oxide semiconductor (CMOS), tetapi sensor CCD memiliki resolusi yang tinggi dan dapat mengatasi ketersediaan cahaya yang lemah dibandingkan dengan CMOS (Usman 2004). Hal ini membuat sensor CCD baik digunakan sebagai detektor, seperti pada alat spektrofotometer emisi atom-plasma gandeng induktif, spektrofotometer serapan atom, maupun spektrofotometer sinar tampak (Seney et al. 2005; Yulianto 2011). Penelitian ini bertujuan membangun perangkat alternatif spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis) menggunakan lampu LED sebagai sumber sinar, lapisan optik DVD sebagai kisi, dan web camera sensor CCD sebagai detektor. Proses perancangannya mengacu pada Public Laboratory (2011) yang menyediakan sistem akuisisi data dalam bentuk web-base software, yaitu Spectral Workbench. Untuk menunjukkan kebaikan dari KuantiVis yang telah dibuat, dilakukan uji kinerja seperti linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, dan akurasi menggunakan larutan standar logam kromium. Sebagai aplikasi, KuantiVis digunakan untuk menentukan kadar boraks pada mi basah sebagai pengawet makanan yang berbahaya.

2

METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah K2Cr2O7, larutan1,5-difenilkarbazida (DPC) 0.25% b/v, asam fosfat, asam sulfat, boraks, kurkumin 0.125% b/v, etanol, NaOH 10% b/v, dan asam asetat. Alat-alat yang digunakan meliputi kotak bahan akrilik, web camera sensor CCD, lampu LED, piranti lunak Spectral Workbench, kepingan DVD, lampu compact fluorescent light (CFL), sentrifuga, Spectronic 20D+, spektrofotometer Genesys, dan seperangkat alat kaca.

Metode Penelitian Penelitian ini diawali dengan membuat spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis), lalu menguji kinerjanya, mengaplikasikannya dalam penentuan kadar boraks pada mi basah, serta membandingkan hasilnya dengan Spectronic 20D+ dan spektrofotometer Genesys (Lampiran 1). Pembuatan KuantiVis mengacu pada Public Laboratory (2011). KuantiVis diujikan dengan menentukan konsentrasi larutan standar kromium hingga diperoleh nilai linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, dan persentase perolehan kembali. Hasil Pengukuran menggunakan KuantiVis selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan Spectronic 20D+ dan spektrofotometer Genesys.

Pembuatan KuantiVis (Public Laboratory 2011) Lampu LED dihubungkan dengan sumber tenaga baterai. Lapisan optik DVD dipotong 2 × 2 cm dan ditempelkan di depan lensa web camera. Web camera dimasukkan ke dalam kotak hitam yang diberi lubang pada bagian lensa. Komponen spektrofotometer seperti lampu LED, DVD, dan web camera HD disusun di dalam kotak hitam (Gambar 1). Lampu LED putih digunakan sebagai sumber sinar, lapisan optik DVD sebagai kisi difraksi, web camera sensor CCD sebagai detektor dan menghubungkan kabel USB yang berfungsi sebagai interface dari web camera ke PC. Jarak sumber sinar ke web camera ditentukan dengan variasi jarak 15, 20, 25, dan 30 cm.

a b

c

d

e

Gambar 1 Skema pembuatan spektrofotometer

Keterangan: a: web camera b: lapisan optik DVD c: kuvet d: celah e: lampu LED

3

Kalibrasi Spektrofotometer (Public Laboratory 2011) KuantiVis yang telah dirangkai selanjutnya dikalibrasi panjang gelombangnya dengan cara mengganti lampu LED dengan lampu CFL. Tanpa menggunakan sampel, spektrum cahaya yang terbentuk kemudian diubah dalam bentuk spektrum garis dengan cara memilih capture spectra pada Spectral Workbench. Kemudian spektrum disimpan dan diproses dengan memilih menu calibrate flourecent atau CFL, lalu dipilih spektrum yang memiliki intensitas tertinggi pada warna indigo dan hijau (Lampiran 2). Cara Pengukuran dan Penentuan Absorbans (Public Laboratory 2011) KuantiVis dihubungkan dengan piranti lunak Spectral Workbench. Larutan dimasukkan ke dalam kuvet, selanjutnya diletakkan di dalam KuantiVis. Larutan diukur hingga diperoleh spektrum warna dan garis. Spektrum tersebut dikalibrasi dengan spektrum CFL hingga diperoleh spektrum garis yang memiliki nilai intensitas pada panjang gelombang tertentu. Data intensitas dan panjang gelombang pada spektrum garis dapat diubah dalam format xls. Selanjutnya, intensitas yang diperoleh diubah menjadi data absorbans menggunakan persamaan sebagai berikut: log

t

Keterangan: A = absorbans I0 = intensitas blangko It = intensitas larutan yang diuji

Uji Kinerja KuantiVis (ASTM 1996 dan Harmita 2004) Linearitas Linearitas diuji dengan membuat kurva kalibrasi menggunakan larutan standar K2Cr2O7 dengan 5 konsentrasi berbeda yaitu, 0.7, 0.9, 1.1, 1.3, dan 1.5 ppm. Larutan masing-masing sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian berturut-turut ditambahkan 0.4 mL DPC 0.25%, dikocok, ditambahkan 1 mL asam fosfat-air (1:1), dikocok kembali dan didiamkan selama 15 menit. Serapan diukur menggunakan KuantiVis. Data diolah dalam Spectral Workbench sebagai web-based software menghasilkan spektrum-spektrum dalam bentuk kurva hubungan intensitas dengan panjang gelombang. Spektrum yang diperoleh dibatasi pada panjang gelombang sinar tampak, yaitu sekitar 400-700 nm. Selanjutnya dipilih panjang gelombang yang berhubungan linear dengan intensitas untuk setiap larutan standar. Intensitas yang diperoleh dari setiap panjang gelombang selanjutnya diubah menjadi absorbans. Kurva kalibrasi dibuat dengan menghubungkan data konsentrasi (sumbu x) dan absorbans (sumbu y). Pengukuran dilakukan sebanyak 6 kali. Linearitas juga diukur menggunakan spektrofotometer Genesys dan Spectronic 20D+.

4

Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) LOD dan LOQ instrumen ditentukan dengan mengukur serapan blangko sebanyak 10 kali dan dihitung persamaan garis regresi linear dari kurva kalibrasi. Nilai LOD dan LOQ dapat diperoleh melalui persamaan dengan SB sebagai simpangan baku dari data blangko dan Sl sebagai rerata kemiringan (nilai b) dari persamaan regresi linear y = a ± bx. B l Keterangan: Q = LOD atau LOQ k = 3 untuk LOD dan 10 untuk LOQ SB = simpangan baku blangko Sl = rerata kemiringan kurva standar Akurasi (%Perolehan Kembali) Akurasi dinyatakan dalam persentase perolehan kembali dengan cara membuat 10 larutan kromium 1 ppm. Analisis dilakukan hingga diperoleh nilai absorbansnya. Konsentrasi larutan diperoleh dari persamaan regresi linear. Nilai perolehan kembali diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: nilai ang diperoleh 100 erolehan em ali nilai ang se enarn a

Penentuan Kadar Boraks (Azas 2013) Pembuatan Deret Standar Larutan induk boraks 200 ppm diencerkan menjadi 70 ppm dalam labu ukur 50 mL. Sebanyak 0.5 mL larutan boraks dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambahkan 0.5 mL larutan NaOH 10% b/v kemudian dipanaskan di atas penangas air hingga larutan kering. Pemanasan dilanjutkan dengan oven pada suhu 100 ± 5 °C selama 5 menit, didinginkan. Kemudian ditambahkan 1.5 mL larutan kurkumin 0.125% b/v dipanaskan sambil diaduk selama 5 menit, lalu didinginkan. Kemudian ditambahkan 1.5 mL larutan asam sulfat-asetat (1:1) sambil diaduk hingga tidak ada warna kuning, didiamkan selama 15 menit. Ditambahkan sedikit etanol kemudian disaring dengan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL, diencerkan dengan etanol sampai tanda batas. Konsentrasi standar yang diperoleh diencerkan hingga menjadi 0.04, 0.08, 0.12, 0.16, dan 0.20 ppm. Penetapan Kadar Boraks pada Mi Basah Sebanyak 5 gram sampel mi basah ditambahkan dengan 20 mL akuades, dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi. Alat dihidupkan selama 2 menit dengan kecepatan 300 rpm. Supernatannya diambil kemudian disaring. Supernatan dipipet sebanyak 0.5 mL kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 0.5 mL larutan NaOH 10% b/v. Larutan dipanaskan di atas penangas air sampai kering, kemudian pemanasan dilanjutkan dengan oven pada suhu 100 ± 5 °C selama 5 menit, didinginkan. Kemudian ditambahkan 1.5 mL larutan kurkumin 0.125% b/v dipanaskan sambil diaduk selama 5 menit, lalu

5

didinginkan kembali. Kemudian ditambahkan 1.5 mL larutan asam sulfat-asetat (1:1) sambil diaduk sampai tidak ada warna kuning, didiamkan selama 15 menit. Ditambahkan sedikit etanol kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL, diencerkan dengan etanol sampai tanda batas. Hasil saringan dikumpulkan untuk diamati serapannya pada panjang gelombang maksimum.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan KuantiVis KuantiVis dirangkai dengan komponen lampu LED sebagai sumber sinar dan sumber tenaganya dalam bentuk baterai, lapisan optik DVD sebagai kisi, dan web camera sensor CCD sebagai detektor (Lampiran 3). LED cocok digunakan dalam pembuatan KuantiVis karena tidak memancarkan sinar UV dan IR. Menurut Albert et al. (2012), LED memancarkan cahaya pada panjang gelombang 420660 nm sehingga absorbans dapat terukur pada kisaran panjang gelombang tersebut. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan menggunakan piranti lunak Ocean Optic Spectrasuite, LED menghasilkan intensitas yang tinggi pada kisaran 400700 nm (Lampiran 4). Sumber daya yang digunakan berupa baterai karena baterai mudah diperoleh dan ukurannya kecil sehingga mudah diletakkan di dalam spektrofotometer. Kualitas baterai mempengaruhi nilai intensitas yang diperoleh. Baterai yang dipilih sebaiknya memiliki daya yang stabil dan tahan lama. Baterai dapat dikatakan stabil apabila spektrum yang dihasilkan tidak mudah berubah secara signifikan. Kelemahan dalam penggunaan baterai yaitu baterai harus diganti secara berkala. Baterai diganti apabila intensitas yang dihasilkan sangat rendah dan tidak stabil. Hal ini dapat terlihat dengan intensitas spektrum kurang dari 50% saat kompartemen kosong dan terus menurun dalam waktu singkat. DVD berpotensi digunakan sebagai monokromator dengan resolusi yang tinggi. DVD memiliki jarak tiap track record pada lingkaran sebesar 0.74 μm dan kisi sebesar 1350 garis/mm. Jarak ini lebih kecil dibandingkan dengan compact disk (CD) yang memiliki jarak 1.6 μm dengan kisi hanya 625 garis/mm (Wakabayashi & Hamada 2006). Semakin kecil jarak tiap track record dan semakin banyak jumlah garisnya maka spektrum warna yang dihasilkan akan lebih rapat dan kontinu. DVD yang digunakan merupakan kepingan yang transparan (lensa optik) sehingga penggunaannya dapat langsung ditempelkan di depan lensa web camera. Sistem yang ingin dibuat yaitu sinar yang datang dapat langsung ditransmisikan dan ditangkap oleh sensor CCD. Lapisan optik DVD dipotong dengan ukuran 2 × 2 cm menyesuaikan luas lensa kamera, selanjutnya diletakkan di depan lensa web camera. Lapisan optik DVD ini memiliki kisi yang dapat menampilkan warna jika dikenai cahaya yang datang pada sudut 45° terhadap lensa optik DVD. Oleh karena itu, web camera diposisikan pada sudut 45° agar web camera dapat menangkap warna yang dihasilkan. Web camera dimasukkan ke dalam kotak terlebih dahulu untuk mempermudah pengaturan sudut difraksi, hal ini dikarenakan bentuk web camera lonjong sehingga sulit mengatur sudutnya. DVD yang tidak transparan dapat

6

digunakan namun perlu diatur kembali sudutnya agar cahaya yg mengenai DVD dapat ditangkap oleh web camera. Alat pendeteksi yang digunakan pada KuantiVis adalah web camera karena memiliki sensor penangkap cahaya. Sensor yang digunakan dalam pengembangan alat ini ialah CCD. CCD terdiri atas jutaan fotodioda (piksel) yang sensitif terhadap cahaya. Piksel akan menghasilkan muatan yang jumlahnya sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima piksel (Magnan 2003). Ketika melewati amplifier, muatan tersebut akan diproses hingga diperoleh spektrum warna dalam bentuk sinyal Red-Green-Blue (RGB) sehingga warna yang dihasilkan akan bergantung pada komposisi 3 warna, yaitu merah, hijau, dan biru. Web camera yang digunakan memiliki resolusi 1280 × 720 piksel. Semakin banyak piksel maka semakin besar resolusi dan semakin halus gambarnya. Jarak web camera dengan sumber sinar diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan spektrum garis dengan intensitas yang baik. Intensitas baik apabila spektrum yang diperoleh berada pada intensitas 75100% saat kompartemen kosong. Apabila intensitas cahaya yang diperoleh melebihi 100%, maka intensitas tidak terbaca sehingga perubahan intensitas tidak dapat diamati jika terjadi sedikit penurunan intensitas. Apabila intensitas cahaya yang diperoleh kurang dari 75% dikhawatirkan ketika alat mengamati sampel yang pekat maka intensitas yang diperoleh akan sangat kecil bahkan tidak teramati. Berdasarkan hasil penelitian, jarak 25 cm merupakan jarak yang menghasilkan intensitas optimum (Lampiran 5). Komponen KuantiVis dirangkai dalam sebuah wadah berbentuk persegi panjang dengan ukuran 33 × 16 × 5 cm. Wadah yang digunakan berbahan dasar akrilik. Bahan akrilik dipilih karena tidak mudah pecah, ukuran dapat disesuaikan, dan air tidak mudah masuk ke dalam kotak sehingga komponen di dalamnya tidak basah dan rusak. Wadah yang dibuat harus berwarna gelap, hal ini dilakukan agar tidak ada radiasi selain sumber sinar yang dapat mengganggu hasil pengukuran. Setelah semua komponen terpasang, KuantiVis dihubungkan dengan web-base software pada Public Laboratory yaitu Spectral Workbench. Web-base software tersebut menghasilkan data berupa warna serta nilai intensitas pada panjang gelombang tertentu. Nilai intensitas ini diperoleh dari rerata nilai RGB yang selanjutnya dapat diubah menjadi data absorbans. Web-base software ini dapat diakses secara online, gratis, serta dapat menjadi alternatif dari penggunaan piranti lunak yang memiliki hak cipta. Kelebihan KuantiVis ialah komponen yang digunakan mudah diperoleh, harga yang terjangkau, mudah dipindahkan, sistem akuisisi data dapat diakses secara gratis, serta sumber sinar dan sumber tenaganya sudah terpasang di dalam alat. Kekurangan KuantiVis ialah sumber tenaga lampu kurang stabil sehingga mengganggu hasil penelitian.

Kalibrasi KuantiVis Kalibrasi alat dilakukan dengan cara mengganti lampu LED yang digunakan pada KuantiVis dengan lampu CFL. Lampu CFL mengandung gas inert dan uap merkuri yang memiliki spektrum khas pada panjang gelombang 436 dan 546 nm. Web-base software memiliki fasilitas kalibrasi dengan cara memilih intensitas

7

tertinggi pada warna indigo dan hijau. Berdasarkan hasil penelitian, panjang gelombang pada warna indigo dan hijau ialah 436 dan 546 nm. Hal ini menandakan bahwa alat telah terkalibrasi. Semua analisis akan dikalibrasi dengan menggunakan spektrum yang tertera pada Gambar 1.

436 nm

546 nm

Gambar 2 Spektrum hasil kalibrasi Uji Kinerja KuantiVis Uji kinerja dilakukan dengan parameter linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, dan persentase perolehan kembali menggunakan larutan K2Cr2O7. Kromium heksavalen pada K2Cr2O7 akan membentuk kompleks berwarna violet setelah penambahan DPC dalam suasana asam. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan banyaknya kromium heksavalen yang dianalisis. Linearitas dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan linear antara konsentrasi analit dengan respons analit dalam sampel yang dinyatakan sebagai koefisien determinasi (R2). Respons yang linear ini sangat diperlukan dalam sistem spektrofotometer sinar tampak. Linearitas dilakukan dengan membuat suatu deret standar yang dilakukan sebanyak 6 kali. Masing-masing ulangan dibuat kurva kalibrasi sehingga diperoleh 6 persamaan regresi linear (Lampiran 6). Regresi linear berupa y = a ± bx dengan nilai a dinyatakan sebagai pengaruh matriks sedangkan nilai b sebagai kemiringan atau sensitivitas suatu metode. Semakin besar nilai a maka semakin besar pengaruh matriks terhadap pengukuran, dan semakin besar nilai b maka semakin besar pula sensitivitas metode tersebut (Chan et al. 2004). Berdasarkan hasil penelitian, KuantiVis menghasilkan rerata R2 sebesar 0.9973. Linearitas ini dapat dikatakan baik karena nilai R2 ≥ 0.9970 (Chan 2004). Batas deteksi dan kuantitasi KuantiVis diperoleh dari persamaan regresi linear dan pengukuran blangko sebanyak 10 kali. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh batas deteksi sebesar 0.1231 ppm dan batas kuantitasi sebesar 0.4102 ppm pada pengukuran larutan kromium. Hal tersebut menyatakan bahwa konsentrasi kromium terkecil yang dapat dideteksi memberikan respon yang signifikan pada 0.1231 ppm dan kuantitas terkecil sebesar 0.4102 ppm. Jika dibandingkan dengan Spectronic 20D+ dan Genesys, batas deteksi dan kuantitasi yang diperoleh dari alat spektrofotometer sinar tampak memiliki nilai yang lebih besar (Lampiran 7). Hal ini dapat disebabkan oleh derau yang dihasilkan KuantiVis.

8

Uji akurasi dinyatakan dalam persentase perolehan kembali. Parameter ini dilakukan dengan cara membuat 10 larutan kromium 1 ppm. Hal ini dilakukan untuk melihat kedekatan hasil yang diperoleh dengan kadar analit yang sebenarnya. Rentang kesalahan yang diijinkan pada konsentrasi analit 1 ppm yaitu 80110% (AOAC 2012). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata persentase perolehan kembali sebesar 103.19% (Lampiran 8), nilai ini sesuai dengan rentang yang diperbolehkan. Data hasil uji kinerja dapat dilihat pada Tabel 1. Parameter uji kinerja R2 LOD (ppm) LOQ (ppm) % perolehan kembali

Tabel 1 Data hasil uji kinerja Spectronic Spektrofotometer KuantiVis 20D+ Genesys 0.9973 0.9978 0.9993 0.1231 0.0024 0.0044 0.4102 0.0080 0.0147 103.19

102.14

100.91

Nilai keberterimaan ≥ 0.9970 80-110%

Penentuan Kadar Boraks Penentuan kadar boraks dilakukan untuk mengetahui bahwa alat spektrofotometer yang telah dibuat dapat diaplikasikan khususnya dalam penentuan kadar boraks pada sampel mi basah. Penentuan kadar boraks dilakukan dengan menentukan panjang gelombang maksimum dari larutan yang sudah dipreparasi. Preparasi dilakukan dengan menambahkan pereaksi kurkumin dalam asam kuat. Larutan boraks tidak berwarna dan tidak memiliki gugus kromofor, penambahan asam kuat diharapkan dapat membuat boraks terurai menjadi asam borat yang selanjutnya akan bereaksi dengan kurkumin membentuk kompleks warna rosa. Kompleks warna yang terbentuk ini selanjutnya dianalisis menggunakan KuantiVis pada panjang gelombang 546 nm sesuai dengan panjang gelombang yang diperoleh dari hasil pemayaran. Penambahan NaOH dilakukan sebagai pengikat unsur boron. Pemanasan dilakukan untuk menghilangkan air, hal ini dilakukan karena kompleks yang terbentuk mudah terhidrolisis. Konsentrasi kurkumin yang digunakan ialah 0.125% b/v. Konsentrasi ini dipilih karena kurkumin dapat larut sempurna dalam asam asetat tanpa proses penyaringan pada kisaran 0.10-0.15% (Sa’adah 2006). Kestabilan kompleks warna hanya dapat dipertahankan dalam waktu 2 jam, sehingga pengukuran tidak boleh lebih dari 2 jam setelah kompleks terbentuk. Pengukuran dilakukan menggunakan KuantiVis, Spectronic 20D+, dan spektrofotometer Genesys. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum 546 nm (Lampiran 9). Konsentrasi sampel diperoleh dari kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi dibuat dari larutan standar boraks dengan 5 macam konsentrasi yaitu 0.04, 0.08, 0.12, 0.16, dan 0.20 ppm dan diperoleh nilai R2 sebesar 0.9636 bila serapan diukur menggunakan KuantiVis. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, kadar boraks dalam sampel yang diperoleh disajikan pada Tabel 2.

9

Ulangan 1 2 3 4 5 Rerata

Tabel 2 Kadar boraks dalam sampel Kadar boraks (μg/mg) Spectronic Spektrofotometer KuantiVis 20D+ Genesys 23.93 29.51 29.18 32.17 29.65 29.77 32.77 29.51 29.67 27.60 29.65 29.09 26.52 29.51 29.77 28.60 29.57 29.50

Kadar boraks yang telah diidentifikasi menggunakan KuantiVis dan spektrofotometer komersial selanjutnya akan dibandingkan dengan melakukan uji F dan uji t. Uji F dilakukan untuk membandingkan keragaman dari hasil yang diperoleh dari dua alat yang berbeda sedangkan uji t dilakukan untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi dari hasil yang diperoleh. Uji F maupun uji t menghasilkan nilai Fhitung < Ftabel dan thitung < ttabel, hal ini menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata (Tabel 3) Tabel 3 Uji F dan t pada SK 95% F hitung F tabel KuantiVis-Spectronic 20D+ 0.000001 5.05 KuantiVis-spektrofotometer Genesys 0.0004 5.05

t hitung t tabel 0.58 2.31 0.61 2.31

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pengembangan spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis) dapat dibuat dengan menggunakan komponen umum yang sederhana. Komponen umum yang digunakan, yaitu lampu LED sebagai sumber sinar, lensa optik pada DVD sebagai kisi, dan web camera sensor CCD sebagai detektor. KuantiVis yang optimum dibuat dengan dimensi sebesar 33 × 16 × 5 cm serta jarak web camera ke sumber sinar 25 cm. Uji kinerja dilakukan menggunakan standar kromium menghasilkan data linearitas dengan R2 0.9973, batas deteksi 0.1231 ppm, batas kuantitasi 0.4102 ppm, dan perolehan kembali 103.19%. Data tersebut menunjukkan hasil yang cukup baik karena memenuhi standar. Aplikasikan dalam penentuan kadar boraks pada sampel mi basah menghasilkan kadar boraks sebesar 28.60 μg/gram sampel. Uji F dan t pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata dengan hasil yang diperoleh pada Spectronic 20D+ dan spekrofotometer Genesys.

10

Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan alat spektrofotometer serta mencari sumber tenaga lampu yang lebih stabil dan tahan lama. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut dalam pengukuran uji kinerja agar diperoleh hasil yang lebih baik seperti meminimalisir derau yang ada. Perlu dilakukan aplikasi lain untuk menguji alat yang telah dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA Albert DR, Todt MA, Davis HF. 2012. A low-cost quantitative absorption spectrophotometer. J. Chem. Educ. 89: 1432–1435. [AOAC]. 2012. Official Methods of Analysis. Washington (US): AOAC International. [ASTM]. 1996. Standard Test Methods for Chromium in Water. Washington (US): ASTM. Azas QS. 2013. Analisis kadar boraks pada kurma yang beredar di pasar Tanah Abang dengan menggunakan spektrofotometer uv-vis [skripsi]. Jakarta (ID): UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Chan CC, Lam H, Lee YC, Zhang X. 2004. Analytical Method Validation and Instrument Performance Verification. New Jersey (US): J Wiley. Day RA, Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Ke-4. Iis Sopyan Penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Quantitative Analysis 4th Ed. Harmita. 2004. Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan cara perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.1(3): 117-135. Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Saptorahardjo, penerjemah. Jakarta (ID): UI Press. Terjemahan dari: Basic Concept of Analytical Chemistry. Magnan P. 2003. Detection of visible photons in CCD and CMOS: a comparative view. Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A. 504: 199– 212. [Public Laboratory]. 2011. Video spectrometer. [internet]. (diperbaharui 2012 Okt 16 [diunduh 2011 Okt 28]). Tersedia pada: http://publiclaboratory.org/wiki/video-spectrometer. Quagliano JM dan Marks CA. 2013. Demystifying spectroscopy with secondary students: designing and using a custom-built spectrometer. J Chem Educ. 90(10):1409–1410. a’adah L. 2006. Identifikasi oraks dan asam orat pada e erapa jenis mie ang diperoleh dari pasar Depok [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Jakarta. Seney CS et al. 2005. Development of a multiple-elemen flame emission spectrometer using ccd detection. J Chem Educ.82(12):1826–1829. Valcarcel M. 2000. Principle of Analitycal Chemistry. Heidelberg (DE): Springer.

11

Vanderveen JR, Martin B, Ooms KJ. 2013. Developing tools for undergraduate spectroscopy: an inexpensive visible light spectrometer. J Chem Educ. 90(7):894–899. Wakabayashi F, Hamada K. 2006. A dvd spectroscope: a simple, high-resolution classroom spectroscope J Chem Educ. 83(1):56–58. Yulianto A. 2011. Rancang bangun spektrometer menggunakan prisma dan webcam [skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

12

Lampiran 1 Diagram alir penelitian Tahap 1 Pembuatan KuantiVis Wadah komponen spektrofotometer disusun Spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis)

Spectronic 20D+ dan spektrofotometer Genesys

penentuan kadar boraks

uji kinerja Data linearitas, LOD, LOQ, dan %perolehan kembali

Data kadar boraks

Tahap 2 Penentuan Kadar Boraks Mi basah ditambahkan 20 mL air dihaluskan

Sampel halus disentrifugasi t = 2 menit, v = 300 rpm endapan

Supernatan diambil 0.5 mL ditambahkan 0.5 mL NaOH 10% b/v dipanaskan dengan penangas air dipanaskan dengan oven T = 100 ± 5 °C, t = 5 menit Supernatan kering ditambah 1.5 mL kurkumin 0.125% b/v dipanaskan lalu didinginkan ditambah 1.5 mL asam asetat-asam sultfat (1:1) diamkan lalu ditambah etanol hingga 25 mL Larutan berwarna dianalisis dengan KuantiVis, Spectronic 20D+, dan spektrofotometer Genesys Kadar boraks

13

Lampiran 2 Kalibrasi KuantiVis

14

Lampiran 3 Diagram KuantiVis

Lensa kamera Web Camera Penutup kompartemen DVD

Kuvet Celah

Baterai

LED Power

15

Lampiran 4 Spektrum lampu LED 70000 60000

Intensitas

50000 40000 30000 20000 10000 0 -10000

200

300

400

500

600

700

800

Panjang Gelombang

Lampiran 5 Spektrum hasil pengaturan jarak lampu ke web camera

15 cm

20 cm

25 cm

30 cm

900

16

Lampiran 6 Data dan hasil linearitas pada panjang gelombang 543 nm

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Ulangan 4

Ulangan 5

Ulangan 1 2 3 4 5 6 Rerata

Ulangan 1 2 3 4 5 6 Rerata

0.7 0.1869 0.1855 0.2120 0.2004 0.1996 0.1980

0.7 0.5376 0.5317 0.5317 0.5287 0.5346 0.5346

KuantiVis [Cr] (ppm) 0.9 1.1 1.3 0.2579 0.3257 0.4060 0.2632 0.3528 0.4330 0.2765 0.3680 0.4440 0.2692 0.3617 0.4453 0.2617 0.3443 0.4399 0.2847 0.3704 0.4631

Ulangan 6

1.5 0.4879 0.4865 0.5206 0.5245 0.5153 0.5549

Intersep (a) -0.0797 -0.0803 -0.0674 -0.0932 -0.0932 -0.1165 -0.0884

Slope (b) 0.3751 0.3859 0.3923 0.4121 0.4048 0.4461 0.4027

R2 0.9983 0.9936 0.9980 0.9984 0.9956 0.9997 0.9973

Spectronic 20D+ [Cr] (ppm) Intersep Slope R2 (a) (b) 0.9 1.1 1.3 1.5 0.6819 0.8239 0.9431 1.0757 0.0769 0.6687 0.9988 0.6737 0.8182 0.9508 1.0655 0.0683 0.6724 0.9980 0.6778 0.8297 0.9666 1.0757 0.0590 0.6885 0.9964 0.6819 0.8297 0.9586 1.0757 0.0611 0.6853 0.9968 0.6819 0.8125 0.9508 1.0757 0.0680 0.6755 0.9993 0.6696 0.8125 0.9586 1.0655 0.0652 0.6754 0.9976 0.0664 0.6776 0.9978

17

Ulangan

0.7 0.4920 0.4970 0.4940 0.4930 0.4900 0.4920

1 2 3 4 5 6 Rerata

Spektrofotometer Genesys [Cr] (ppm) 0.9 1.1 1.3 1.5 0.6280 0.7700 0.8930 1.0320 0.6360 0.7820 0.9050 1.0340 0.6310 0.7720 0.9140 1.0370 0.6310 0.7600 0.9090 1.0340 0.6160 0.7570 0.9030 1.0180 0.6250 0.7600 0.9060 1.0320

Intersep (a) 0.0232 0.0321 0.0166 0.0174 0.0181 0.0145 0.0203

Slope (b) 0.6725 0.6715 0.6845 0.6800 0.6715 0.6805 0.6768

R2 0.9996 0.9990 0.9994 0.9995 0.9987 0.9996 0.9993

Lampiran 7 Data dan hasil batas deteksi dan batas kuantitasi KuantiVis Ulangan

Rerata RGB 187 176 168 172 171 176 177 174 167 163

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SB Rerata slope (Sl) LOD LOQ Contoh perhitungan: I

erata 257 log

L L

I 100 3 l B l

Spektrofotometer Genesys

%I

A

%T

A

A

72.76 68.48 65.37 66.93 66.54 68.48 68.87 67.70 64.98 63.42

0.1381 0.1644 0.1846 0.1744 0.1769 0.1644 0.1620 0.1694 0.1872 0.1977 0.0165

130.60 130.40 130.40 130.60 130.40 130.20 130.20 130.40 130.60 130.20

-0.1159 -0.1153 -0.1153 -0.1159 -0.1153 -0.1146 -0.1146 -0.1153 -0.1159 -0.1146 0.0005

0.063 0.062 0.062 0.062 0.065 0.063 0.064 0.063 0.064 0.063 0.0010

0.4027

0.6776

0.6768

0.1231 0.4102

0.0024 0.0080

0.0044 0.0147

100

187 100 257

72.76 100

0.1381

3 0.0165 0.4027

0.1231

log

B

10

B

Spectronic 20D+

0.0165 0.4027

0.4102

72.76

18

Lampiran 8 Data perolehan kembali dari larutan kromium 1 ppm Rerata It (%)a Absorban RGB 95 36.97 0.3507 91 35.41 0.3693 92 35.80 0.3646 92 35.80 0.3646 91 35.41 0.3693 90 35.02 0.3741 89 34.63 0.3790 89 34.63 0.3790 91 35.41 0.3693 90 35.02 0.3741 Rerata a Intensitas blangko (I0) = 82.88%

%T

A

0.180 0.182 0.178 0.180 0.180 0.182 0.178 0.180 0.180 0.180 Rerata

0.7447 0.7399 0.7496 0.7447 0.7447 0.7399 0.7496 0.7447 0.7447 0.7447

KuantiVis Konsentrasi yang diperoleh dari regresi linear (ppm) 0.9763 1.0317 1.0176 1.0176 1.0317 1.0459 1.0603 1.0603 1.0317 1.0459

Spectronic 20D+ Konsentrasi yang diperoleh dari regresi linear (ppm) 1.0214 1.0142 1.0288 1.0214 1.0214 1.0142 1.0288 1.0214 1.0214 1.0214

%perolehan kembali 97.63 103.17 101.76 101.76 103.17 104.59 106.03 106.03 103.17 104.59 103.19

%perolehan kembali 102.14 101.42 102.88 102.14 102.14 101.42 102.88 102.14 102.14 102.14 102.14

19

A 0.694 0.692 0.698 0.692 0.695 0.694 0.698 0.696 0.698 0.698 Rerata

Spektrofotometer Genesys Konsentrasi yang diperoleh %perolehan dari regresi linear (ppm) kembali 1.0069 100.69 1.0039 100.39 1.0129 101.29 1.0039 100.39 1.0084 100.84 1.0069 100.69 1.0129 101.29 1.0099 100.99 1.0129 101.29 1.0129 101.29 100.91

Contoh perhitungan: 82.88 log log t 36.97

0.3507

erolehan em ali

nilai ang diperoleh 100 nilai ang se enarn a

erolehan em ali

0.9763 ppm 100 1.0000 ppm

97.63

Lampiran 9 Data dan hasil penentuan kadar boraks pada makanan

Blangko dan standard

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Ulangan 4

Ulangan 5

Absorban

20

1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0

λ maks 546 nm

500

520

540 560 Panjang Gelombang (nm)

580

600

Panjang gelombang maksimum larutan boraks KuantiVis Konsentrasi (ppm)

Rerata RGB

%I

Blangko 0.04 0.08 0.12 0.16 0.20 Sampel Ulangan 1 Sampel Ulangan 2 Sampel Ulangan 3 Sampel Ulangan 4 Sampel Ulangan 5 Rerata

142 135 103 100 80 66 94 79 78 87 89

55.25 52.53 40.08 38.91 31.13 25.68 36.58 30.74 30.35 33.85 34.63

Konsentrasi Absorban sampel (ppm) 0.0000 0.0220 0.1395 0.1523 0.2492 0.3327 0.1792 0.1200 0.2547 0.1613 0.2602 0.1644 0.2128 0.1384 0.2029 0.1330 0.1434

Kadar boraks μg/gram

23.93 32.17 32.77 27.60 26.52 28.60

21

Konsentrasi (ppm) 0.04 0.08 0.12 0.16 0.20 Sampel Ulangan 1 Sampel Ulangan 2 Sampel Ulangan 3 Sampel Ulangan 4 Sampel Ulangan 5 Rerata

Spectronic 20D+ Konsentrasi %T A sampel (ppm) 66.8 0.1752 44.0 0.3565 29.6 0.5287 20.2 0.6946 13.6 0.8665 29.4 0.5317 0.1480 29.2 0.5346 0.1487 29.4 0.5317 0.1480 29.2 0.5346 0.1487 29.4 0.5317 0.1480 0.1483

Spektrofotometer Genesys Konsentrasi Konsentrasi (ppm) A sampel (ppm) 0.04 0.165 0.08 0.332 0.12 0.494 0.16 0.654 0.20 0.830 Sampel Ulangan 1 0.4840 0.1464 Sampel Ulangan 2 0.4960 0.1493 Sampel Ulangan 3 0.4940 0.1488 Sampel Ulangan 4 0.4820 0.1459 Sampel Ulangan 5 0.4960 0.1493 Rerata 0.1479

adar sampel adar sampel

29.51 29.65 29.51 29.65 29.51 29.57

Kadar boraks μg/gram

Contoh perhitungan: KuantiVis Persamaan garis 0.1792

Kadar boraks μg/gram

1.8283 - 0.0403 1.8283 0.0403 0.1200 ppm

konsentrasi sampel ppm o ot sampel 0.1200 ppm 20 mL 50 23.93 μg/gram 5.0154 gram

29.18 29.77 29.67 29.09 29.77 29.50

22

RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Tangerang pada tanggal 13 Maret 1993. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Kasman dan Suyati. Penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tigaraksa pada tahun 2010 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa Kimia (IMASIKA) periode tahun 2011/2012 dan mengikuti kepanitiaan di IMASIKA maupun Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA. Pada bulan Juli-Agustus 2013 penulis mengikuti kegiatan Praktik Lapangan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), Jakarta Timur dengan judul Verifikasi Metode Analisis Kadar Linkomisin HCl Kapsul Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Selama menjadi mahasiswa penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Asas-Asas Kimia Analitik dan praktikum Analisis Instrumental untuk mahasiswa kimia.